Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
ISSN 0852 -2626
ANALISIS PRODUKSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Ramlan Pomolango *, Ch.L. Kaunang ** dan F. H. Elly ** * Program Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Manado ** Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi, Manado
ABSTRAK pengambilan cuplikan/pengubinan limbah pertanian. Potensi bahan kering tertinggi adalah jerami padi sawah kemudian diikuti jerami padi ladang, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang hijau dan kacang tanah. Kesimpulannya, produksi bahan kering jerami padi sawah, jerami jagung dan jerami kacang tanah paling banyak dihasilkan di Kecamatan Sangkub. Produksi bahan kering padi ladang, ubi kayu dan ubi jalar paling banyak dihasilkan di Kecamatan Bolang Itang Timur, serta jerami kacang hijau paling banyak di Kecamatan Bolang Itang Barat. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan untuk introduksi teknologi berkaitan dengan pengawetan limbah tanaman pangan. Kata Kunci: Limbah, tanaman pangan, ternak sapi, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Ternak sapi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat diandalkan petani, karena dapat memberikan nilai tambah dalam sistem usahataninya sehingga dapat menunjang kebutuhan petani dan keluarganya. Kenyataannya, petani di daerah ini mengembangkan ternak sapi dengan memanfaatkan limbah pertanian. Permasalahannya berapa produksi limbah pertanian yang dihasilkan dalam menunjang pengembangan ternak sapi belum diketahui. Berdasarkan pemasalahan tersebut maka telah dilakukan penelitian dengan tujuan menganalisis produksi limbah tanaman pangan. Materi penelitian ini adalah lahan tanaman pangan, jenis limbah tanaman pangan, dan ternak sapi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan sumber data adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yaitu analisis proksimat (di Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado) dan analisis deskriptif. Limbah pertanian merupakan bahan pakan lokal sumber serat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan peternakan di daerah ini. Potensi bahan pakan dihitung berdasarkan produksi bahan pakan dikalikan dengan luas panen dan dinyatakan dalam bahan kering (BK). Produksi sampel pakan diperoleh dari
ABSTRACT PRODUCTION ANALYSIS OF FOOD CROP WASTE PRODUCT AS CATTLE FEED IN NORTH BOLAANGMONGONDOW REGENCY. Cattle can be used as the main economical source giving added value in farm of the farmers to support their family needs in North Bolaang Mongondow regency. Farmers utilized food crop waste product for cattle feed maintenance. The problem was that the food crop waste product potential was unknown to support cattle development
** Korespondensi (corresponding Author) Email:
[email protected] 302
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
in the farm of the farmers. The objective of this study was to analyze food crop waste product potential. Materials in this study were involving food crop area, type of food crop waste product, and cattle. Research method was applied by survey method involving primer and secondary data. Data were analyzed by proximate analysis conducted by Research Institution and Industrial Standardization, Manado and descriptive analysis. Agricultural waste product was local feedstuff as crude fiber source that can be used for cattle feed. The potential feedstuff was calculated on the basis of feedstuff production multiplied by crop cultivation area size and expressed in dry matter (DM). The highest potential of DM was the wet rice paddy straw, followed by dry rice paddy straw, corn straw, sweet potato leaves, cassava leaves, green bean straw, and peanut straw. This study concluded that dry matter productions of wet rice paddy straw, corn straw and peanut straw were highly produced in Sanggkub district. Dry matter productions of dry rice paddy straw, cassava leaves, and sweet potato leaves were highly produced in East Bolaang Itang district, while dry matter production of green bean straw was highly produced in West Bolaang Itang district. Based on this research it can be suggested to introduce the technology related to the preservation of food crop waste product in North Bolaang Mongondow regency.
ISSN 0852 -2626
Pengembangan
ternak
sapi
menjadi
perhatian pemerintah karena mempunyai potensi dilihat dari sumberdaya ternak. Ternak sapi di daerah ini merupakan ternak unggulan yang dikembangkan dengan
tujuan
pendapatan Bolaang
untuk
masyarakat.
Mongondow
menunjukkan
ternak
meningkatkan Data
BPS
Utara
(2015)
sapi
potong
meningkat sebesar 6,93 % selang waktu tahun 2014 ke tahun 2015. Tetapi kenyataannya populasi ternak sapi di Bolaang
Mongondow
dianggap
rendah
bila
Utara
masih
dibandingkan
dengan daerah lain di Sulawesi Utara (BPS Sulawesi Utara, 2015). Populasi ternak sapi sulit dicapai karena rendahnya produktivitas
ternak
tersebut
(Noferdiman dan Afzalani, 2013). Ternak sapi dapat diandalkan petani di daerah ini, karena dapat memberikan nilai tambah dalam sistem usahataninya sehingga dapat menunjang kebutuhan petani dan keluarganya (Elly and Salendu, 2013). Permasalahannya apakah pakan cukup tersedia untuk
Keywords: Waste product, food crop, cattle, North Bolaang Mongondow regency.
memenuhi kebutuhan ternak sapi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Menurut Prawiradiputra (2011), pakan
PENDAHULUAN
adalah salah satu faktor penentu baik
Bolaang Mongondow Utara salah
buruknya
satu Kabupaten di Sulawesi Utara yang mengembangkan
ternak
pertumbuhan
ternak
sapi.
Menurut beberapa peneliti bahwa pakan
sapi.
bagi ternak sapi merupakan salah satu 303
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
ISSN 0852 -2626
masalah yang sering dihadapi oleh petani
pangan, dan ternak sapi yang ada di
(Alfian et al. 2012, Nugraha et al. 2013,
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Rusdiana
2013,
Lahan adalah luas lahan yang ditanami
Rahmansyah et al. 2013, Susanti et al,
tanaman pangan. Jenis limbah tanaman
2013, Salendu and Elly, 2013). Petani
pangan adalah dalam bentuk jerami padi
dalam hal ini menurut Alfian et al (2012)
sawah, jagung, padi ladang, kacang hijau,
mempunyai masalah keterbatasan lahan
kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar.
untuk menanam hijauan pakan.
Ternak sapi adalah populasi ternak sapi
and
Adawiyah,
Kenyataannya,
petani
di
setiap kecamatan. Metode penelitian
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
adalah metode survey dengan sumber
mengembangkan ternak
data
sapi dengan
adalah data
primer
memanfaatkan limbah pertanian. Limbah
sekunder.
Data
pertanian sangat menunjang kebutuhan
cuplikan
limbah
pakan di daerah ini. Pengembangan
Sedangkan data sekunder adalah data
industri sapi potong mempunyai prospek
berdasarkan
yang sangat baik dengan memanfaatkan
Statistik Bolaang Mongondow Utara
sumberdaya lahan maupun sumberdaya
(2015) dan Laporan Dinas Pertanian
pakan
Peternakan (2016). Analisis data yaitu
(limbah
pertanian
dan
perkebunan).
primer
dan data
adalah
tanaman
publikasi
data
pangan.
Badan
Pusat
analisis proksimat (di Balai Riset dan
Permasalahannya berapa produksi
Standardisasi
limbah pertanian yang dihasilkan dalam
Industri
Manado)
dan
analisis deskriptif.
menunjang pengembangan ternak sapi di Bolaang diketahui.
Mongondow Berdasarkan
Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
belum
pemikiran
Kabupaten Bolaang Mongondow
tersebut maka telah dilakukan penelitian
Utara merupakan salah satu dari 15
dengan tujuan menganalisis produksi
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
limbah tanaman pangan di Bolaang
Utara yang berada di ujung Utara Pulau
Mongondow Utara.
Sulawesi. Kabupaten ini secara geografis terletak antara 0030’ - 100’ Lintang Utara
MATERI DAN METODE PENELITIAN
dan 1230 - 1240 Bujur Timur. Luas wilayah 185.686 Ha (1.856,86 km2) atau
Materi penelitian ini adalah lahan
sekitar 12,3% dari luas Sulawesi Utara
tanaman pangan, jenis limbah tanaman
dengan panjang pantai 174 km. Populasi 304
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
ISSN 0852 -2626
ternak sapi tahun 2014 sebanyak 13738
dikalikan
ekor meningkat menjadi 14690 ekor pada
dinyatakan dalam bahan kering (BK).
tahun 2015. Peningkatan ini tentunya
Produksi sampel pakan diperoleh dari
diikuti dengan meningkatnya kebutuhan
pengambilan
pakan bagi ternak sapi.
limbah pertanian. Samadi et al (2010)
Hasil
penelitian
menunjukkan
dengan
luas
panen
dan
cuplikan/pengubinan
mengemukakan
bahwa
bahwa konsumsi pakan bagi ternak sapi
pemanfaatan
di
product) yang sering dianggap sebagai
Kabupaten
adalah
Bolaang
limbah
disebabkan
pertanian.
tidak
hijauan
baik
Mongondow Hal
tersedianya kuantitas
ini
produk
diversifikasi samping
(by-
limbah (waste) dari limbah pertanian
pakan
menjadi
maupun
pakan
dapat
perkembangan
kualitasnya. Kecukupan pakan hijauan
mendorong
agribisnis
ternak
ruminansia.
dalam arti kuantitas dan kualitas menurut
Limbah tanaman pangan sebagai
beberapa peneliti merupakan kebutuhan
materi penelitian ini adalah jerami padi
utama
pengembangbiakan
sawah, jerami jagung, jerami padi ladang,
sekaligus peningkatan populasi ternak
jerami kacang hijau, jerami kacang tanah,
sapi (Yamin et al. 2010, Rusdiana and
jerami ubi kayu dan jerami ubi jalar.
Adawiyah, 2013, Gunawan et al. 2013).
Jenis tanaman pangan yang diteliti lebih
dalam
Hasil
penelitian
menunjukkan
banyak
dibanding
hasil
penelitian
bahwa untuk memenuhi kebutuhan pakan
Kushartono dan Iriani (2004). Limbah
maka
tanaman
petani
memberikan
limbah
pangan
yang
dianalisis
pertanian untuk konsumsi ternak sapi.
Kushartono dan Iriani (2004) adalah
Pemanfaatan limbah pertanian sebagai
jerami padi, jerami jagung, jerami kacang
pakan alternatif menurut Samadi et al
kedele, jerami kacang tanah dan pucuk
(2010) adalah salah satu solusi untuk
tebu. de Lima (2012) menyatakan bahwa
menanggulangi kekurangan pakan ternak
hasil limbah pertanian atau limbah pakan
ruminansia.
berserat
Limbah
pertanian
(jerami)
adalah
komponen
merupakan
penting untuk menyediakan pakan ternak
bahan pakan lokal sumber serat yang
ruminansia. Berdasarkan hasil penelitian
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
di
peternakan sapi di Bolaang Mongondow
Utara, masing-masing limbah tanaman
Utara. Potensi bahan pakan dihitung
pangan diperoleh rata-rata produksi segar
berdasarkan
dan produksi bahan kering seperti terlihat
produksi
bahan
pakan 305
Kabupaten
Bolaang
Mongondow
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
ISSN 0852 -2626
Pada Tabel 1 Tabel 1. Rata-rata Produksi Segar dan Produksi Bahan Kering Jerami Tanaman Pangan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Jerami (Produksi Ton/Tahun) Padi Sawah - Luas Panen(Ha) - Segar 1) - Bahan Kering Jagung - Luas Panen(Ha) - Segar2) - Bahan Kering*) Padi Ladang - Luas Panen(Ha) - Segar3) - Bahan Kering*) Kacang Hijau - Luas Panen(Ha) - Segar4) - Bahan Kering*) Kacang Tanah - Luas Panen(Ha) - Segar5) - Bahan Kering*) Daun Ubi Kayu - Luas Panen(Ha) - Segar6) - Bahan Kering*) Pucuk Ubi Jalar - Luas Panen(Ha) - Segar7) - Bahan Kering*)
Kecamatan Bolang Itang Timur
Bolang Itang Barat
Kaidipang
Pinogaluman
Total
Sangkub
Bintauna
5597,00 22338,00 6653,71
2011,00 8044,00 2390,68
319,00 1276,00 379,23
1517,00 6068,00 1803,41
2477,00 9908,00 2944,66
2180,00 8720,00 2591,16
14101,00 56354,00 16762.85
1310,00 5502,00 1372,75
447,00 1877,00 468,41
237,00 995,40 248,35
361,00 1516,20 378,29
246,00 1033,20 257,78
575,00 2415,00 602,54
3176,00 13338,80 3328,12
778,00 4761,36 2248,31
337,00 2062,44 973,88
1972,00 12068,64 5698,81
1198,00 7331,76 3462,06
1108,00 6780,96 3201,97
230,00 1407,60 664,69
5623,00 34412,76 16249,72
0,00 0,00 0,00
1,00 2,00 1,25
4,00 8,00 5,00
19,00 38,00 23,76
5,00 10,00 6,25
0,00 0,00 0,00
29,00 58,00 36,26
6,00 39,12 9,05
4,00 26,08 6,03
1,00 6,52 1,50
12,00 78,24 1,81
16,00 104,32 24,13
0,00 0,00 0,00
39,00 254,28 42.52
3,00 43,41 11,28
1,00 14,47 3,76
12,00 173,64 45,11
10,00 144,70 37,6
1,00 14,47 3,76
4,00 57,88 15,04
31,00 448,57 116,55
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
9,00 86,67 11,43
7,00 67,41 8,89
1,00 9,63 1,27
2,00 19,26 2,54
19,00 182,97 24,13
Keterangan : *) = Luas lahan masing-masing tanaman pangan kali hasil analisis Bahan Kering 1),3),4),5),6) dan 7) = hasil ubinan/m2 (kg) (pengubinan dengan 1x1m2 ) 2) = hasil ubinan/m2 (kg) (pengubinan dengan 3x3m2 )
Data pada Tabel 1 menunjukkan
data Tabel 1, paling banyak dihasilkan di
bahwa luas panen padi sawah berkaitan
Kecamatan
erat dengan produksi segar dan bahan
Ton/Tahun. Sedangkan bahan kering
kering yang dihasilkan setiap kecamatan.
yang dihasilkan kecamatan Bolangtang
Produksi bahan kering padi sawah sesuai
Timur adalah paling sedikit (379,23 306
Sangkub
yaitu
6653,71
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
Ton/Tahun). Faktor yang mempengaruhi
ISSN 0852 -2626
Produksi bahan kering kacang
rendahnya produksi jerami padi sawah di
hijau
Bolang Itang Timur adalah luas panen
Kecamatan Bolang Itang Barat yaitu
tanaman
kecamatan
24,13 Ton/Tahun. Sedangkan kecamatan
Bolangtang Timur adalah paling kecil
Pinogaluman tidak menghasilkan kacang
dibanding dengan kecamatan lainnya di
hijau. Produksi bahan kering kacang
Bolaang Mongondow Utara.
tanah
padi
sawah
di
paling
banyak
paling
dihasilkan
banyak
dihasilkan
di
Produksi bahan kering jagung
Kecamatan
Sangkub
paling banyak dihasilkan di Kecamatan
Ton/Tahun.
Sedangkan
Sangkub
Pinogaluman tidak menghasilkan kacang
yaitu
1372,75
Ton/Tahun,
sedang yang paling sedikit dihasilkan di
yaitu
di
9,05
kecamatan
tanah.
Kecamatan Bolang Itang Timur yaitu
Produksi bahan kering ubi kayu
248,35 Ton/Tahun. Selanjutnya hasil
paling banyak dihasilkan di Kecamatan
penelitian menunjukkan bahwa pada
Bolang
Tahun 2016 kecamatan Sangkub tidak
Ton/Tahun.
menghasilkan produksi bahan kering
Bintauna dan Kaidipang masing-masing
untuk tanaman kacang hijau. Hal ini
menghasilkan bahan kering ubi kayu
disebabkan karena kecamatan Sangkub
sebanyak
lebih
pengembangan
bahan kering ubi jalar paling banyak
tanaman jagung. Padahal kacang hijau
dihasilkan di Kecamatan Bolang Itang
merupakan salah satu bahan pakan yang
Timur
dapat diandalkan karena bahan keringnya
Sedangkan
sesuai hasil analisis adalah paling tinggi
Bintauna tidak menghasilkan kacang
(62.52%) dibanding tanaman pangan
hijau.
memperhatikan
lainnya. Produksi
Itang
Timur Sedangkan
3,76
yaitu
11,43
kecamatan
kering
padi
45,11
kecamatan
Ton/Tahun.
Berdasarkan bahan
yaitu
Produksi
Ton/Tahun. Sangkub
hasil
dan
penelitian
menunjukkan bahwa bahan kering padi
ladang paling banyak dihasilkan di
sawah
yang
dihasilkan
Kecamatan Bolang Itang Timur yaitu
Bolaang Mongondow Utara sebanyak
5698,81 Ton/Tahun. Sedangkan bahan
167662,85 Ton/Tahun. Menurut Nababan
kering padi ladang yang dihasilkan
(2012), penggunaan jerami padi sebagai
kecamatan Pinogaluman adalah paling
pakan ternak sapi tergolong potensial
sedikit (664,69 Ton/Tahun).
karena
hampir
wilayah Indonesia. 307
terdapat
Kabupaten
di
seluruh
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
Bahan
kering
jagung
yang
ISSN 0852 -2626
dimaksud
baik
kelompok
rumput,
dihasilkan sebanyak 3328,12 Ton/Tahun.
leguminosa, hijauan lain dan limbah
Jerami jagung merupakan sisa dari
pertanian.
tanaman jagung setelah buahnya dipanen.
pakan tersebut selain meningkatkan daya
Jerami ini dapat dikonsumsi ternak sapi
dukung penyediaan pakan, pada akhirnya
baik dalam bentuk segar maupun dalam
dapat meningkatkan pendapatan petani.
bentuk kering. Jerami jagung menurut
Tetapi,
Nababan (2012), mempunyai kadar serat
mengemukakan bahwa kendala utama
kasar tinggi yakni 33,58 persen tetapi
dalam
masih dapat dicerna oleh ternak sapi.
adalah belum melembaga pemakaian
Bahan kering padi ladang yang dihasilkan
sebanyak
Adanya
keanekaragaman
Muslim dan Nurasa (2008)
system
integrasi
padi-ternak
jerami padi dan jagung.
16249,72
Menurut Alfian et al (2012),
Ton/Tahun. Bahan kering kacang hijau
ketersediaan
yang
ditunjang juga oleh ketersediaan dan
dihasilkan
sebanyak
36,28
bahan
ternak
Ton/Tahun. Bahan kering kacang tanah
produksi
yang
42,52
limbah dan hasil ikutannya. Selanjutnya
Ton/Tahun. Bahan kering ubi kayu yang
Alfian et al (2012) menyatakan bahwa
dihasilkan sebanyak 116,55 Ton/Tahun.
produksi
Sedangkan bahan kering ubi jalar yang
dipengaruhi oleh keadaan iklim juga
dihasilkan sebanyak 24,13 Ton/Tahun.
dipengaruhi oleh luas panen usahatani,
dihasilkan
Berdasarkan
sebanyak
hasil
penelitian
tanaman
pakan
hasil
pertanian
berupa
pertanian
selain
tenaga kerja dan banyaknya ternak yang
produksi tanaman pangan yang tersedia
dipelihara
serta
menunjukkan bahwa limbah tanaman
usahataninya.
juga
letak
wilayah
pangan memiliki potensi sebagai pakan bagi ternak sapi. Potensi ini berdampak
KESIMPULAN DAN SARAN
positif bagi petani dan sangat menunjang pengembangan
peternakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
sapi.
disimpulkan
bahwa
produksi
bahan
Kushartono dan Iriani (2004) menyatakan
kering jerami padi sawah, jerami jagung
bahwa
dan jerami kacang tanah paling banyak
dengan
semakin
banyak
keanekagaraman pakan yang diketahui
dihasilkan
petani diharapkan dapat meningkatkan
Produksi bahan kering padi ladang, ubi
daya
dukung
ruminansia.
di
Kecamatan
penyediaan
pakan
kayu dan ubi
Keanekaragaman
pakan
dihasilkan di Kecamatan Bolang Itang 308
jalar
paling
Sangkup.
banyak
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
Timur, serta jerami kacang hijau paling
ISSN 0852 -2626
Dinas Pertanian Peternakan Kehutanan
banyak di Kecamatan Bolang Itang Barat.
dan
Berdasarkan hasil penelitian maka
Perikanan
Mongondow
Bolaang
Utara.
disarankan untuk introduksi teknologi
Laporan.
berkaitan dengan pengawetan limbah
Mongondow Utara, Boroko.
tanaman pangan.
Kabupaten
2016.
Elly, F.H. and A.H.S. Salendu, 2013. Environmentally sustainable
DAFTAR PUSTAKA Alfian,
Y.,
F.I.
Hermansyah.,
Barat
Pertanian Kecamatan
Semin
Hermanto, 2013.
Kabupaten
laut
Tenggara
Bolaang Mongondow Utara Dalam
Barat.
Buletin
Peternakan. Vol 37 (3):157-164.
Statistik
Kushartono, B dan N. Iriani. 2004.
Kabupaten Bolaang Mongondow.
Inventarisasi
de Lima, D. 2012. Produksi Limbah
Keanekaragaman
Pakan Hijauan Guna Mendukung
Pertanian dan Limbah Peternakan
Huamual
teknologi
bumi sejuta sapi (BSS) di Nusa
BPS Bolaang Mongondow Utara. 2015.
Kecamatan
pada
laut guna mendukung program
Statistik Sulawesi Utara, Manado.
Pemanfaatannya
(pijar)
limbah pertanian jagung-rumput
Utara Dalam Angka. Badan Pusat
serta
Optimalisasi
pengolahan pakan ternak berbasis
BPS Sulawesi Utara. 2015. Sulawesi
Pusat
Bolaang
integrasi sapi, jagung dan rumput
Husbandry, Vol. 1 (1) :33-42.
Bapan
of
Gunawan, E.R., D. Suhendra and D.
Kering
Gunung Kidul. Tropical Animal
Angka.
Subdistrict
Vol. 115 (2) : 335-341.
Daerah
Lahan
cattle
Journal of Scientific Research.
Tampung Ternak Ruminansia pada di
local
and
Mongondow Regency. European
Suprayogi. 2012. Analisis Daya
Kemarau
friendly
development model ini Dumoga
E.
Hardayanto., Utoyo dan W.P.S.
Musim
Bolaang
Sumber
di
Pakan
Ruminansia.
Prosiding Temu Teknis Nasional
Belakang
Tenaga
dan Tanivel Kabupaten Seram
Pusat
Bagian Barat. Jurnal Agroforestri.
Fungsional Penelitian
Pertanian. dan
Pengembangan Peternakan. p:66-
Vol 7 (1): 1-7.
71. 309
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
Muslim,
C
dan
T.
Nurasa.
2008.
hijauan Pakan Ternak di Indonesia.
Kebijakan Pengembangan Ternak
Balai Penelitian Ternak, Bogor.
sapi Potong di Wilayah Sentra Produksi
Berbasis
ISSN 0852 -2626
Rahmansyah, M., A. Sugiharto., A. Kanti
Tanaman
dan I.M. Sudiana. 2013. Kesiagaan
Pangan (SIPT) di Indonesia. Jurnal
Pakan pada Ternak Sapi Skala
SOCA, 8 (3): 250-255.
Kecil sebagai Strategi Adopsi
Nababan, W.S. 2012. Analisa Potensi
Terhadap Perubahan Iklim melalui
Limbah Tanaman Pangan sebagai
Pemanfaatan Biodiversitas Flora
Pakan Ternak Sapi di Kecamatan
Lokal. Buletin Peternakan Vol. 37
Dolok Masihul Kabupaten Serdang
(2) : 95-106.
Bedagai. Skripsi. Program Studi Peternakan
Fakultas
Universitas
Rusdiana, S dan C.R. Adawiyah. 2013.
Pertanian,
Analisis Ekonomi dan Prospek
Utara,
Usaha Tanaman dan Ternak Sapi
Sumatera
Medan.
di Lahan Perkebunan Kelapa.
Nugraha, B.D., E. Handayanta dan E.T. Rahayu.
2013.
Daya
Salendu, A.H.S. and F.H. Elly, 2013.
Capacity)
Agroecosystem of coconut-cattle
Ternak Ruminansia pada Musim
and carrying capacity analysis in
Penghujan di Daerah Pertanian
Lolayan Subdistrict of Bolaang
Lahan Kering Kecamatan Semin
Mongondow Regency. European
Kabupaten
Journal of Social Science. Vol. 40.
Tampung
Analisis
SEPA, Vol. 10 (1) :118-131.
(Carrying
Gunung
Kidul.
Tropical Animal Husbandry, Vol 2
(4) : 549-555.
(1) : 34-40.
Samadi., Y. Usman dan M. Delima.
Noferdiman, A.Y and Afzahani, 2013.
2010.
Kajian
Potensi
Limbah
Konversi sampah organic menjadi
Pertanian sebagai Pakan Ternak
silase
dengan
Ruminansia di Kabupaten Aceh
penggunaan teknologi fermentasi
Besar. Jurnal Agripet Vol. 10 (2).
dan
:45-53.
pakan
komplit
suplementasi
probiotik
terhadap pertumbuhan sapi bali.
Susanti,
A.E., A. Prabowo dan J.
Jurnal Penelitian Univ. Jam Seri
Karman. 2013. Identifikasi dan
Sains. Vol. 15 (2): 51-56.
Pemecahan Masalah Penyediaan
Prawiradiputra, B. 2011. Pasang Surut Penelitian
dan
Pakan Sapi Dalam Mendukung
Pengembangan
Usaha 310
Peternakan
Rakyat
di
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 302-311 (Juli 2016)
Sumatera Seminar
Selatan.
Prosiding.
Nasional
Peternakan
Berkelanjutan. Inovasi Agribisnis Peternakan Pangan.
Untuk
Ketahanan
Fakultas
Peternakan
Universitas Padjadjaran, Bandung. p:127-132. Yamin, M., Muhakha dan A. Abrar, 2010. Kelayakan system integrasi sapi dengan perkebunan kelapa sawit Selatan.
di
provinsi Jurnal
Sumatera
Pembangunan
Manusia, Vol. 10 (1): 1-19.
311
ISSN 0852 -2626