ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI NON PERTANIAN DI JALAN LINGKAR SRAGEN TAHUN 1994-2010
PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi
di ajukan Oleh
GALANG MUKTI ARDIYANTO NIM : E100120009
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2015
1
e?oures
orue{ryry IDFI I E*1eC
'ofrJnpro"1a1BueA EISZ tor"W \eetre{BmS
'e,{uqssnrss uuewreEeqos
usp
wqeunEppdsp
afuqn3Eunses ue8uap 1erq edss 1uI ueqeduled rrurlrtueq
'rm qprurF er(m{ umlsp e$rc 1uq uamEEueled sef" lnqtfln Eua( un4nq usln1un1 {nfueq srurr€K lrsp SWn Ess{qsndred rre:psql1eu
edtre1 rpequd
ercss
E
m8:iuuueur {n1un rrrurefueur
uup ulpsrog
't
qdrcuodprrnued ruEeqas edes utneu uu{umpucuetu dsfe1 uumlss a(es uep
E[i Aqrueu npsd eduul SWn uuerylsndra4 upedel srurepu{e uuEurpedel
{nlun tdaegfas {npeq urulpp afrum4ldrueueur epes lmrysnqr+srpuem '(amqo4np) utry uep$ued {n}usq urepp elola8uau 'nepernro3r qlp8uoruTuulurpern uelqgu8usm ouednni(uets {pq uu{roqrueru
-7,
'uunqepEuad nnrp neEuequrs8ued ruep 'udes rIBTurU e,ftn1 uesrpruad se1e
Snfi
uueqelsndro4 epuAeq qpdor seqeg {sq ueryoqtnel4tr : Trgun rnftqer{uaruer(es errnqeg
AIAZ-n1iluruIsJ us8erg re{Eurf uog\1 ryefus141 u?ruslJod
ue1ef r(I
uurlsT urasEnEEued uerlBqnJod
uelepduem
uul
'I
ue8ueg
uuusrad Inpnf
"srFuv Fdrqs gu6oeg
sluof se}ln{ec
660102100t !I E*I?O
hIIN
o1ue,(tpry p{nw
er(es'rm qeirreq
"tII?N
p ur8uaepwgoq Euu
umroJJrtrsuqaurqulFttrsrg
HYIruII YAUVX ISYIITSNd hIYYIYANUTd TYUNS
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI NON PERTANIAN DI JALAN LINGKAR SRAGEN TAHUN 1994-2010 Analysis Of Agricultural Land Use Changes To Be Non Agricultural Sragen District In Ring Road 1994-2010 by Galang Mukti Ardiyanto¹, Kuswaji² dan Suharjo3 ¹MahasiswaFakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta ²,3Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102 e-mail :
[email protected] ABSTRACT The research was done a long the ringroad of Sragen district, the purpose of the research are (1) to analize a landuse change from agriculture to non agriculture in the periode 1994 until 2010 associated with the issue of food security, especially in rice production, (2) to analize the impact of the pattern of landuse change and NJOP, and(3) to analize the susceptibility of landuse change to spatial plan of Sragen distric. The Method used in research is interpretation of Quickbird 2010. Several data can be interpreted from The method used in this study is the interpretation of Quickbird image recording in 2010 for intercepting the data density of settlements, the density of vegetation coverage, industrial areas, commercial areas and major road networks are used to determine the level of comfort is based on interpretation of satellite images. The data are important to evaluate the degre of land use change. The Purposive sampling is used in research. Changes in land use to onset of development of the city. Where a thriving city of government policy. The results of the analysis using the overlay method on the whole the results obtained. From the results of the first analysis that is obtained, change of use of agricultural land into non-agricultural around Ring Road Sragen in the period 1994 - 2010 which is around Ring Road Sragen with a total area of 135.493 ha changes. Of the selling points of the Earth can be determined object sale value of his land tax is seen from the table object sale value tax classification of the earth belongs to the Ministry of Finance so that the result is as follows; very high class Rp 702.00,00 - Rp 916,000.00, high grade IDR 464,000.00 - 702,000.00 USD, the class is Rp 243,000.00 - 464,000.00 USD and very low grade USD 14000.00 - Rp 243,000.00. Suitability extensive agricultural land use change into non-farm with plans spatial patterns Spatial Sragen is 65.51 ha and mismatches change of use of agricultural land into non-agricultural spatial pattern of the total area of 147.63 ha is around Ring Road Sragen. Keywords : Citra Quickbird, NJOP, RTRW.
4
ABSTRAK Penelitian yang dilakukan di sekitar jalan lingkar sragen, Kabupaten Sragen ini bertujuan untuk (1) mengetahui bentuk, luas dan pemanfaatan perubahan penggunaan lahan pertanian yang terjadi dalam kurun waktu tahun 1994 sampai dengan tahun 2010 dikaitkan dengan isu ketahanan pangan khususnya produksi beras, (2) mengkaji dampak yang terjadi akibat perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian tahun 1994 sampai dengan tahun 2010 terhadap pola perubahan penggunaan lahan dan pola nilai jual lahan (NJOP), dan (3) mengetahui kesesuaian antara pola ruang di Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sragen dengan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian yang ada di sekitar Jalan Lingkar Sragen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah interpretasi citra Quickbird perekaman tahun 2010 untuk menyadap data kepadatan permukiman, kerapatan liputan vegetasi, kawasan industri, kawasan perdagangan dan jaringan jalan utama yang dipakai untuk mengetahui tingkat kenyamanan berdasarkan interpretasi citra satelit. Metode yang digunakan dalam penentuan titik sampel adalah purposive sampling. Perubahan penggunaan lahan menjadi faktor pemicu perkembangan suatu kota. Dimana sebuah kota berkembang dari kebijakan pemerintah daerah. Hasil analisa menggunakan metode overlay pada seluruh hasil yang didapatkan. Dari hasil analisi yg pertama didapatkan, Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian di sekitar Jalan Lingkar Sragen pada kurun waktu 1994 – 2010 yang berada di sekitar Jalan Lingkar Sragen dengan total luas perubahan sebesar 135,493 Ha. Dari nilai jual bumi tersebut dapat ditentukan nilai jual objek pajak bumi nya yang dilihat dari tabel klasifikasi nilai jual objek pajak bumi milik Menteri Keuangan sehingga hasil nya sebagai berikut ; kelas sangat tinggi Rp 702.00,00 – Rp 916.000,00, kelas tinggi Rp 464.000,00 – Rp 702.000,00, kelas sedang Rp 243.000,00 – Rp 464.000,00 dan kelas sangat rendah Rp 14.000,00 – Rp 243.000,00. Luas kesesuaian perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian dengan rencana pola tata ruang RTRW Kabupaten Sragen adalah 65,51 ha dan luas ketidaksesuaian perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi nonpertanian dengan pola tata ruang 147,63 ha dari total luas yang ada di sekitar Jalan Lingkar Sragen. Kata kunci : Citra Quickbird, NJOP, RTRW. PENDAHULUAN Perkembangan suatu kota adalah
aktivitas perkotaan. Modal besar untuk
hal yang tidak bisa dihindari. Suatu
berjalannya aktivitas di suatu kota
Kota berkembang dipengaruhi oleh
adalah tersedianya lahan. Ketersediaan
pertumbuhan ekonomi dan penduduk
lahan untuk aktivitas kota yang terbatas
yang yang menyebabkan meningkatnya
menyebabkan
terjadinya
kompetisi 5
antar aktivitas untuk memperoleh lahan,
keunikan dan karakteristik tersendiri.
dan
(Gustia, A. 2006)
pada kurun waktu tertentu akan
terjadi perubahan penggunaan
lahan
Pertumbuhan
aktivitas
kota
dari suatu aktivitas menjadi aktivitas
disebabkan oleh pertumbuhan secara
lain yang lebih produktif.
alami maupun migrasi berimplikasi
Bentuk
penggunaan lahan suatu wilayah terkait
pada
dengan pertumbuhan penduduk dan
penduduk atas lahan kota, karena
aktivitasnya. (Ajeng Rita. 2012)
kebutuhan lahan untuk tempat tinggal
Gejala perubahan
semakin
besarnya
tekanan
pemanfaatan
mereka dan lahan untuk fasilitas-
lahan merupakan gejala alamiah dalam
fasilitas lain sebagai pendukungnya
suatu
Bentuk
yang semakin meningkat. Pertumbuhan
perubahan ini tidak terjadi di setiap
kota akan menjadi persoalan besar bagi
lokasi secara seragam, karena setiap
perencana,
lahan memiliki tingkat kesesuaiaan
penduduk sendiri. Bagi para perencana
lokasi
dan
perubahan
dan
kota.
potensi
yang
berbeda.
pengelola
pengmangku
kota maupun
kebijakan
kota
Pengalokasian guna lahan di perkotaan
dinamika pertumbuhan penduduk yang
akan mengarah ke lokasi yang dapat
cepat
memberikan
tertinggi,
penggunaan lahan kota yang terbatas
sehingga lahan– lahan yang memiliki
tetapi selalu berubah mendatangkan
tingkat kesesuaian lokasi dan potensi
pekerjaan tersendiri. Ketersediaan peta -
yang lebih besar akan lebih berpeluang
peta
mengalami
perencanaan
keuntungan
proses
perubahan
dan
aktual
tuntutan
sebagai dan
pengaturan
basis
bagi
pengelolaan
pemanfaatan lahan. Daerah perkotaan
kotamerupakan suatu hal yang sangat
mempunyai kondisi penggunaan lahan
urgen. Peta aktual penggunaan lahan
dinamis, sehingga perlu terus dipantau
merupakan salah satu jenis peta yang
perkembangannya, karena seringkali
sangat
pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
peruntukannya dan
tidak
memenuhi
penting
Perubahan
untuk
keperluan
penggunaan
lahan
syarat. Pada umumnya gejala ini terjadi
merupakan peralihan dari penggunaan
di jalan–jalan utama atau kawasan–
lahan tertentu
kawasan
lahan lainnya. Proses penggunaan lahan
tertentu
yang
memiliki
menjadi penggunaan
6
yang dilakukan manusia dari waktu ke waktu
terus
perubahan
mutlak diperlukan untuk memperbesar
perkembangan
mobilitas dan distribusi perekonomian.
peradaban dan kebutuhan manusia.
Perencanaan matang disertai dengan
Semakin tinggi kebutuhan manusia
perkembangan tata kota kewilayahan
akan
yang baik akan memberikan kontribusi
seiring
mengalami
Pemecahan konsentrasi arus sangat
dengan
semakin
tinggi
terhadap
kebutuhan lahan. (Astriana. 2002) Kabupaten
Sragen
positif dalam memberikan pemecahan
merupakan
terhadap
masalah
yang
ada.
salah satu daerah yang berada di
Pembangunan jalan lingkar merupakan
wilayah Provinsi Jawa Tengah dan
salah
terletak di antara dua Provinsi besar,
menyediakan
yaitu
dan
memperbesar dan memperluas akses
Kabupaten
mobilitas dan distribusi keekonomian.
Provinsi
Provinsi
Jawa
Jawa
Tengah
Timur.
Sragen menjadikannya sebagai salah
satu
solusi
tepat
dalam
infrastruktur
untuk
(Analisi Peneliti,2014)
satu daerah yang secara geografis
Wilayah yang digunakan dalam
terletak pada posisi strategis. Trend
pembangunan jalan lingkar merupakan
positif dalam perkembangan di wilayah
daerah yang agraris terdiri dari sawah
Kabupaten
produktif.
Pembangunan
berimplikasi
pada
Sragen
menimbulkan
permasalahan
tersendiri
diimbangi
dengan
komponen
penggunaan lahan dari sektor pertanian
yang
memadai.
menjadi non pertanian. Efek perubahan
infrastruktur Pertumbuhan
arus
jika
ekonomi
tidak
ini
dan
juga
perubahan
berdampak
pada
mobilitas penduduk akan tersendat
disekitarnya.
dengan keberadaan infrastruktur yang
diikuti juga perkembangan di sektor
ada. Arus mobilisasi semakin besar,
industri, jasa, perdagangan, transportasi,
tetapi
ekonomi, dan sebagainya. Faktor inilah
daya
dampaknya
tampung arus
akses
akan
tetap,
tersendat
menjadikan
sehingga menimbulkan masalah yang
ketersediaan
dapat
penyelesaian
memicu
pertumbuhan. Sragen, 2014).
trend
(Bappeda
negatif Kabupaten
Adanya
wilayah
Jalan
lingkar
permasalahan yang
dilematis
masalah.
Lingkar
perekonomian,
jalan
Sragen
dan dalam
Keberadaan dari
transportasi,
sisi dan 7
perdagangan
dinilai
menguntungkan
dengan
sangat
dan alih fungsi lahan dari agraris
semakin
menjdai non agraris. (Suwardi, A. H.
lancarnya akses distribusi. Akan tetapi dilihat
dari
sisi
pertanian
akan
1994) Perubahan
penggunaan
lahan
merugikan karena berdampak pada
pertanian menjadi non pertanian untuk
semakin sempitnya lahan produktif dan
pembangunan jalan lingkar Sragen akan
berimplikasi
semakin
berdampak pada pemilik lahan. Dengan
berkurangnya hasil produksi beras.
adanya perubahan penggunaan lahan
(Dini. 2003)
secara otomatis merubah pola hidup
pada
Kebijakan pengaturan penggunaan
atau mata pencaharian mereka sebagai
lahan dengan mempertimbangkan aspek
petani. Perubahan ini berimplikasi pada
mobilitas,
arus
semakin meningkat atau menurunnya
ekonomi,
perdagangan,
transportasi,
iklim
pertanian,
penghasilan
atau
pendapatan
dari
keamanan, efektifitas, efisiensi dan
pemilik lahan dan masyarakat sekitar.
trend positif yang akan muncul dapat
Jumlah
memberikan
policy serta acuan yang
bertambah mengakibatkan kebutuhan
jelas untuk
menjawab pertumbuhan
akan papan meningkat. Permukiman
atau
perkembangan
semakin
yang padat masih menjadi tanda betapa
Kabupaten Sragen secara menyeluruh.
persoalan lahan dan papan merupakan
Pertimbangan perencanaan tata kota
persoalan sebagian besar bangsa kita.
kewilayahan
akan
Permasalahan tersebut juga terjadi di
mendukung proses tersebut. Kebijakan
sekitar Jalan Lingkar Sragen. Sawah
yang ada saat ini dinilai kurang
pertanian yang ada di sekitar jalan
memberikan kejelasan akan dampak
lingkar
dan
terhadap
setengah teknis dan dijadikan sebagai
pelanggaran yang tidak sesuai dengan
sawah lestari, namun dengan adanya
peraturan yang ada. Kebijakan kurang
pembangunan
tersosialisasi dengan baik, sehingga
kebutuhan akan lahan permukiman
banyak
belum
yang semakin meningkat menjadikan
mengetahui dengan adanya aturan yang
sawah lestari tersebut berubah menjadi
berkaitan dengan sistem penggunaan
lahan permukiman.
sanksi
yang
masyarakat
baik
tegas
yang
ada
yang
di
yang
yang
penduduk
merupakan
jalan
sawah
lingkar
irigasi
dan
8
Fokus kajian dalam penelitian ini yaitu perubahan
penggunaan lahan
dampak yang terjadi akibat perubahan penggunaan
lahan
terhadap
pola
yang disebabkan adanya pembangunan
perubahan penggunaan lahan dan pola
Jalan Lingkar Sragen untuk memenuhi
nilai jual lahan (NJOP), (3) Mengetahui
kebutuhan
kesesuaian
hidup
masyarakat
baik
antara
pola Ruang
di
berupa perdagangan, permukiman, jasa,
Rencana
dan industri. Perubahan
penggunaan
Kabupaten Sragen dengan perubahan
lahan yang dimaksud adalah terjadinya
penggunaan lahan pertanian menjadi
perubahan
peningkatan
non pertanian yang ada di sekitar Jalan
penggunaan lahan dari penggunaan
Lingkar Sragen. (analisis peneliti, 2014)
lahan pertanian menjadi non pertanian
Dijelaskan melalui bobot yang
atau
Tata
ruang
pada
Wilayah
yang berlangsung dari tahun 1994
melekat
atribut
parameter
hingga tahun 2010.
sehingga pendekatan yang digunakan
Perubahan RTRW dari tahun 1994
juga disebut pendekatan kuantitatif
sampai 2010 tidak begitu signifikan
berjenjang tertimbang. Semakin besar
dan cenderung sedikit perubahannya.
bobot yang melekat pada parameter,
Berdasarkan uraian diatas maka
maka
dimaknai
parameter
tersebut
penulis dalam penelitian ini mengambil
memiliki peranan lebih berpengaruh
judul “Analisis Perubahan Penggunan
dalam analisis yang dilakukan. Teknik
Lahan Pertanian menjadi Non Pertanian
pengolahan
di Sekitar Jalan Lingkar Sragen”.
analisa tumpang susun, pengharkatan,
data
dilakukan
dengan
dan survei lapangan. Tumpang susun (overlay intersect) digunakan untuk
METODE PENELITIAN Tujuan utamanya adalah untuk (1) Mengetahui
bentuk,
pemanfaatan
perubahan
luas
dan
penggunaan
memperoleh lahan
peta
yang
akan
Cek
mengujikecocokan
1994
citra
tahun
2010
menjadi
lapangan
yang terjadi dalam kurun waktu tahun dengan
pemetaan dasar
pemilihan sampel di lapangan.
lahan pertanian di sekitar jalan lingkar
sampai
satuan
dengan
bertujuan
hasil
interpretasi
kondisi
senyatanya
dikaitkan dengan isu ketahanan pangan
dilapangan
terkait
sesuai
tidaknya
khususnya produksi beras, (2) Mengkaji
penilaian terhadap parameter-parameter 9
analisa prioritas penataan ruang terbuka
peta
hijau untuk permukiman. Pemberian
negatif.
harkat diberikan setelah cek lapangan
aksesibilitas
positif
dan
1. Skoring (Pengharkatan)
sesuai kondisi di lapangan. Pengkelasan
Proses pengharkatan merupakan
kelas kenyamanan ditentukan skor total
penentuan dari tingkat harga yang
dari pengharkatan. Penggunaan sistem
akan
informasi geografi dilakukan untuk
menentukan NJOP dalam suatu
pemasukan, pengolahan dan penyajian
daerah.
data. Analisa data secara keruangan
mengacu
untuk mengetahui kekhasan sebaran
Meyliana, 1996. Parameter yang
variabel penelitian. Analisa prioritas
digunakan tercantum dalam tabel
penataan ruang terbuka hijau daerah
dibawah ini :
permukiman
dengan
a. Penggunaan Lahan, bentuk
mendasarkan pada hasil analisa tingkat
penggunaan lahan dibagi 6
kenyamanan daerah permukimandan
kelas didasarkan pada harga
pertimbangan ketersediaan lahan yang
potensial
ada. (M.Ali.R 2013)
tercermin dari fungsi lahan
dilakukan
digunakan
Nilai
untuk
pengharkatan
pada
penelitian
lahan
yang
lebih
tersebut secara ekonomis atau
Penentuan Klasifikasi NJOP
potensial
Pengolahan data dalam tugas aplikasi SIG dilakukan menggunakan software, yang meliputi proses :
kegiatan
tertentu. b. Aksesibilitas Lahan Positif, semakin
1. Buffering untuk aksesibilitas lahan
untuk
obyek
dekat dengan
jarak
suatu
aksesibilitas
positif dan negatif. Proses buffer
lahan positif, nilai jual bumi
digunakan untuk memberi jarak
makin tinggi.
pada
sebuah
tingkatan
objek
tertentu.
Data
dengan yang
Tabel 1.6 Klasifikasi Aksesibilitas Lahan Positif
digunakan dalam proses buffer ini adalah data jalan, utilitas, makam
c. Aksesibilitas Lahan Negatif,
dan sungai. Data yang telah di
semakin
buffer digunakan untuk membuat
obyek
dekat dengan
jarak
suatu
aksesibilitas 10
lahan negatif, maka makin
Dimana :
rendah nilai jual buminya.
NHL = Harga Lahan
d. Kelengkapan Utilitas Umum, diukur
dari
jumlah
utilitas
PL = Penggunaan lahan ALP = Aksesibilitas Lahan Positif
umum yang tersedia. Semakin
HKU = Harkat Kelengkapan Utilitas
banyak dan lengkap jumlah
HL = Harkat Lereng
utilitas umum yang tersedia,
HKPL
maka nilai jual lahannya akan
Lingkungan
=
semakin tinggi.
Harkat
Kondisi
Perencanaan
AN = Aksesibilitas Lahan
e. Kondisi fisik lahan, semakin
Negatif
datar relief suatu lahan, maka nilai jualnya akan semakin tinggi karena daerah tersebut banyak
diminati
oleh
=
=
masyarakat untuk beraktivitas dan
minim
− ℎ
kekhawatiran
=
bencana yang akan terjadi.
30 − 10 4 20 =5 4
f. Kondisi lingkungan, daerah
2. Proses overlay sumber-sumber peta
yang direncanakan untuk pusat
tematik untuk penafsiran harga lahan
pembangunan
per satuan luas Kecamatan
dan
pemerintahan,
nilai
jualnya
semakin mahal.
harga lahan. Skor dari masing-masing dimasukan
pada
formula
proses
untuk
peta yang tampak berdiri sendiri dengan luasan yang kecil sehingga digabung dengan obyek terdekat. 4. Penyesuaian hasil penafsiran harga
dibawah ini : Penghitungan
harkat
lahan
dilakukan
dengan rumus : =3∗
Eliminate,
mengurangi bagian-bagian obyek pada
Nilai atau bobot untuk penentu
tersebut
3. Proses
lahan per satuan luas Kecamatan dengan
klasifikasi
estimasi
harga
lahan. (Meyliana, 1996) +2∗
+
−
+
+
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Perubahan
penggunaan
lahan
pertanian menjadi non pertanian setelah adanya pembangunan jalan lingkar akan mempunyai daya tarik yang lebih kuat dibandingkan
dengan
daerah
yang
mempunyai nilai aksesibilitas fisikal yang
rendah
maupun
terhadap
penduduk
fungsi-fungsi
kekotaan.
Akibatnya daerah beraksesibilitas tinggi tersebut
mengalami
fisikal
yang
perkembangan
lebih
intens
bila
dibandingkan dengan daerah yang lain. Lahan pertanian yang ada di sekitar jalan lingkar perlu dipertahankan untuk kepentingan eksternalitas sendiri yaitu
suatu kebijakan dalam mengembangkan suatu kawasan tertentu. Pembangunan jalan lingkar tersebut terletak di 3 kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Desa Jetak, Sidoharjo (Kecamatan Sidoharjo), Desa Sine, Karangtengah,
Tangkil,
Ngolorg,
Sragen Kulon, Sragen Wetan, Sragen Tengah (Kecamatan Sragen),dan Desa Bandung,
Kebonromo,
Pilangsari,
Bener (Kecamatan Ngrampal). Dilihat dari sektor transportasi, komunikasi, perdagangan dan jasa, Kabupaten
Sragen
mempertahankan lahan pertanian subur.
Kabupaten
Lahan
strategis yaitu terletak di antara Kota
pertanian
subur
merupakan
yang
merupakan
mempunyai
tempat bernaungnya para petani dan
Surakarta
dan
buruh tani untuk mencari nafkah.
Provinsi
Jawa
Jumlah orang yang bermatapencaharian
memungkinkan terjadinya pertukaran
tersebut
jumlahnya,
barang dan jasa untuk menunjang
mengurangi
kegiatan dengan Kabupaten Sragen
semakin
sehingga pengangguran
turun
untuk akibat
sedikitnya
sebagai
simpul
Perbatasan
letak
Timur.
Provinsi.
Kabupaten
tersebut perlu dipertahankan.
dijadikan
sebagai
kota
sendiri
diorientasikan
pada
pemanfaatan lahan yang mempunyai nilai lokasi yang strategis. Akan tetapi dalam
perkembangannya
diperlukan
Hal
penghubung
lapangan pekerjaan di kota, lahan
Untuk kepentingan perkembangan
dengan
Sragen
ini
antar dapat
pendorong
perkembangan kota perbatasan diantara 2 Provinsi dan pusat pertumbuhan bagi kota-kota yang ada di sekitarnya, Semenjak adanya jalan lingkar tersebut
mulai
bermunculan
lahan
12
pertanian yang beralih fungsi menjadi
dirubah penggunaannya untuk jalan
lahan non pertanian khususnya di
lingkar dapat menambah hasil pertanian
sepanjang
Jalan
khusunya produksi padi. Kabupaten
Perubahan
terjadi
Lingkar
Sragen. arus
Sragen termasuk dalam kabupaten yang
perkembangan jalan lingkar sragen
berada di Provinsi Jawa Tengah untuk
yang
kemajuannya.
menjadi salah satu lumbung padi,
Perubahan penggunaan lahan pertanian
sehingga dikhawatirkan dengan adanya
menjadi non pertanian di sekitar Jalan
perubahan lahan pertanian menjadi non
Lingkar
pertanian
semakin
mengikuti
pesat
Sragen
dapat
dilihat
menggunakan analisis peta sebagai data pendukung.
Analisis
peta
tahun 1994 (RBI) dan peta penggunaan lahan tahun 2010 (Citra QuickBird). Klasifikasi penggunaan lahan dibagi menjadi 2, yaitu lahan pertanian dan lahan non Pertanianpermukiman untuk peta penggunaan lahan tahun 1994 dan peta penggunaan lahan 2010. Perubahan
Ketahanan
pada
pangan
merupakan
salah satu program utama di Indonesia. Tujuan
dalam
penelitian
ini
menganalisis ketahanan pangan daerah yang diakibatkan adanya perubahan penggunaan lahan di Jalan Lingkar Sragen. Ketahanan pangan disini lebih difokuskan pada perubahan produksi padi
yang
ada
di
Jalan
Lingkar
lahan
Kabupaten Sragen. Sehingga hal ini
pertanian menjadi lahan non pertanian
berkaitan dengan adanya perubahan
dari
mengalami
penggunaan lahan pertanian menjadi
peningkatan yang termasuk perubahan
non pertanian yang telah terjadi di Jalan
lahan normal. Dalam kurun waktu 14
Lingkar Sragen.
tahun
penggunaan
berdampak
ketahanan pangan di Kabupaten Sragen.
ini
menggunakan peta penggunaan lahan
akan
1994-2010
tahun tersebut di antara jalan lingkar sragen
mengalami
135.493
ha
perubahan penggunaan lahan pertaniaan menjadi non pertanian.
luas
tersebut
melakukan
analisis
perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian, perlu diketahui jumlah produktifitas padi dari lahan
Dengan luas lahan pertanian yang cukup
Dalam
apabila
tidak
pertanian yang berubah penggunaannya di daerah tersebut. Hal ini dimaksudkan 13
untuk
mengetahui
adanya
tingkat
berdasarkan karakteristik lahan, yang
penurunan jumlah produktifitas padi
dinyatakan
akibat perubahan penggunaan lahan di
maupun kelas; tingkatan harga lahan.
sekitar Jalan Lingkar Sragen dalam
Estimasi harga lahan di sekitar jalan
kurun waktu tertentu. Pembangunan
lingkar
Jalan
yang harus
menggunakan data spasial yang berasal
mengorbankan lahan pertanian dengan
dari instansi yang ada di Kabupaten
luas perubahan yang telah dicantumkan
Sragen.
Lingkar
Sragen
pada tabel 3.3, seharusnya dengan luas lahan
pertanian
tersebut
yang
apabila
cukup
tidak
luas
dirubah
penggunaannya untuk jalan lingkar dapat
menambah
hasil
pertanian
khusunya produksi padi. Kabupaten Sragen termasuk dalam kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah untuk menjadi salah satu lumbung padi, sehingga dikhawatirkan dengan adanya perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian
akan
berdampak
pada
ketahanan pangan di Kabupaten Sragen. Estimasi
harga
lahan
untuk
perhitungan nilai jual obyek pajak merupakan pemodelan
penelitian spasial
dengan
berupa Sistem
Informasi Geografi, yaitu Pemetaan Estimasi Harga Lahan di sekitar jalan lingkar Kabupatyen Sragen. Estimasi harga lahan merupakan perkiraan atau penafsiran
harga
suatu
lahan
dalam
nominal
Kabupaten
Harga
lahan
uang
Sragen
ditentukan
berdasarkan empat parameter, yaitu penggunaan lahan, aksesibiltas lahan positif, aksesibilitas lahan negatif, dan kelengkapan utilitas umum. Parameter lain
sebagai
kemiringan
pendukung
lereng
dan
adalah
identifikasi
daerah terencana dan tidak terencana. Parameter penentu harga lahan tersebut merupakan parameter yang bersumber dari Meyliana, tahun 1996. Masingmasing parameter mempunyai harkat berbeda
yang
menjelaskan
besar
pengaruh tiap parameter terhadap harga lahan pada suatu wilayah. Harkat total estimasi harga lahan dapat dihitung setelah semua parameter diberi harkat kemudian dimasukkan kedalam rumus. Setelah ditentukan interval nya, diperoleh empat kelas estimasi harga lahan yaitu sangat tinggi ( 26 – 30), tinggi (21 – 25), sedang (15 14
– 20), dan rendah (10 – 14). Estimasi
Kesesuaian
penggunaan
nilai harga lahan diperoleh dari data
dengan
titik
dengan
diatas dapat menunjukkan salah satu
mengkelaskannya menjadi kelas diatas.
kasus penggunaan lahan di perkotaan
Dari estimasi harga lahan diperoleh
pada
nilai jual bumi untuk masing – masing
ketidaksesuaian
kelas yaitu untuk kelas sangat tinggi Rp
masyarakat
701.501,00 – Rp 930.000,00, kelas
dengan rencana tata ruang daerah
tinggi Rp 473.001,00 – Rp 701.500,00,
setempat
kelas sedang Rp 244.501,00 – Rp
perubahan penggunaan lahan biasanya
473.000,00
Rp
tidak mengetahui tujuan dan fungsi
16.000,00 – Rp 244.500,00. Dari nilai
suatu peruntukan lahan dan rencana
jual bumi tersebut dapat ditentukan nilai
yang
jual objek pajak bumi nya yang dilihat
kebijakan. Selain itu, ketidaksesuaian
dari tabel klasifikasi nilai jual objek
terjadi
pajak bumi milik Menteri Keuangan
penggunaan lahan yang mana pemilik
sehingga hasil nya sebagai berikut ;
lahan berhak penuh dalam pemanfaatan
kelas sangat tinggi Rp 702.00,00 – Rp
lahan miliknya sedangkan pembuat
916.000,00, kelas tinggi Rp 464.000,00
kebijakan tidak mempunyai peraturan
– Rp 702.000,00, kelas sedang Rp
daerah yang melarang dengan tegas
243.000,00 – Rp 464.000,00 dan kelas
para pelaku perubahan penggunaan
sangat rendah Rp 14.000,00 – Rp
lahan dalam upaya merubah fungsi
243.000,00. Sedangkan untuk nilai
suatu lahan.
harga
lahan
dan
BPN
kelas
rendah
pajak ditentukan sebesar 10% dari nilai jual bumi sehingga diperoleh kelas nilai pajak sangat tinggi Rp 70.200,00 – Rp 91.600,00, kelas nilai pajak tinggi Rp 46.400,00 – Rp 70.200,00, kelas nilai pajak sedang Rp 24.300,00 – Rp 46.400,00 dan nilai kelas pajak rendah Rp 1.400,00 – Rp 24.300,00.
RTRW
lahan
umumnya
adalah
oleh
cara
kebutuhan pembangunan
pemerintah.
ditetapkan
karena
Sragen
terjadinya
antara
maupun
Analisis dengan
Kabupaten
oleh
pembuat
desakan
peta
kebutuhan
yang
overlay
Pelaku
dilakukan
antara
peta
perubahan penggunaan lahan pertanian tahun 1994-2010 dengan peta RTRW Kabupaten Sragen. Hasil yang didapat menunjukkan
bahwa
di
daerah
penelitian terjadi ketidaksesuaian antara
15
penggunaan lahan tahun 1994-2010
pertanian
terhadap rencana yang telah ditetapkan
terletak di 3 Desa yaitu Sragen
dalam RTRW Kabupaten Sragen.
Kulon, Sragen Wetan dan Sragen
Ketidaksesuaian penggunaan lahan yang dimaksud adalah ketidaksesuaian bentuk penggunaan lahan yang terjadi dengan
peruntukan
lahan
berdasar
RTRW Kabupaten Sragen misalnya pada lahan yang direncanakan sebagai lahan
sawah
lapangan
pada
kenyataan
digunakan
sebagai
pemukiman.
pertanian
Tengah. 2. Dari nilai jual bumi tersebut dapat ditentukan nilai jual objek pajak bumi nya yang dilihat dari tabel klasifikasi nilai jual objek pajak bumi milik Menteri Keuangan sehingga hasil nya sebagai berikut ; kelas sangat tinggi Rp 702.00,00 – Rp 916.000,00, kelas tinggi Rp 464.000,00 – Rp 702.000,00,
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Perubahan
di
menjadi
penggunaan
kelas sedang Rp 243.000,00 – Rp
lahan
pertanian menjadi non pertanian di sekitar Jalan Lingkar Sragen
464.000,00 dan kelas rendah Rp 14.000,00 – Rp 243.000,00. 3. Luas
kesesuaian
perubahan
pada kurun waktu 1994 – 2010
penggunaan
yang berada di sekitar Jalan
menjadi non pertanian dengan
Lingkar Sragen dengan total luas
rencana pola tata ruang RTRW
perubahan sebesar 135,493 ha
Kabupaten Sragen adalah 65,51
(1.35.493 m²). Jenis dan luas
ha
perubahan
ketidaksesuaian
penggunaan
lahan
(65.510
pertanian yang terbesar yaitu pada
penggunaan
penggunaan lahan permukiman.
menjadi
Perubahan
pola
penggunaan
lahan
lahan
tata
m²)
pertanian
dan
luas
perubahan lahan
pertanian
nonpertanian ruang
dengan
147,63
ha
pertanian menjadi non pertanian
(147.630 m²) dari total luas yang
tertinggi terletak di Desa Jetak
ada di sekitar Jalan Lingkar
dengan perubahan 44 ha dan
Sragen.
perubahan
lahan
terkecil
dan
bahkan tidak ada perubahan lahan 16
Berdasarkan pada hasil penelitian
pihak. Selain itu diperlukan adanya
dan pembahasan yang telah diuraikan
aturan mengenai batasan luas minimum
serta
kesimpulan yang dapat ditarik
yang dikenakan pada lahan yang tidak
dari penelitian mengenai perubahan
sesuai dengan peruntukan kawasan
penggunaan lahan pertanian menjadi
dalam RTRW.
non
pertanian
di
Jalan
Lingkar
Kabupaten Sragen tahun 1994 sampai dengan tahun 2010, maka dapat disusun beberapa
implikasi
kebijaksanaan:
Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian di Jalan Lingkar Sragen
hendaknya
dapat
dengan
memperhatikan
fungsi
suatu
koordinasi
dikurangi peruntukan
kawasan. antara
Perlunya pemerintah,
pengembang dan masyarakat dalam melakukan ijin perubahan penggunaan lahan serta perlunya payung hukum yang kuat. Perlunya penggantian lahan pertanian yang telah maupun akan dilakukan perubahan penggunaan lahan sehingga
akan
ketersediaan ketahanan
mempertahankan
produksi pangan
padi lokal
dan tidak
terganggu.
Ali, R. 2013. Analisa prioritas Penataan Ruang
Terbuka
Hijau
Daerah
Permukiman Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografi Di Kecamatan Kotagede.
Surakarta: Fakultas
Geografi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta. BAPPEDA Kabupaten Sragen 2014 Fitriani. Ajeng Rita. 2012. Perubahan Penggunaan
Lahan
Pertanian
Menjadi Non Pertanian Di Sekitar Jalan Lingkar Klaten. Geografi.
Fakultas
Universitas
Gadjah
Mada. Gustia, A. 2006. Dinamika Penggunaan Lahan Di Sepanjang Jalan Lingkar Utara
Kabupaten
Sleman
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Kebijakan yang perlu dilakukan dalam
DAFTAR PUSTAKA
revisi RTRW yaitu perlu
dikembangkan suatu kawasan khusus untuk konservasi lahan pertanian dan
Fakultas
Geografi
Universitas
Gadjah Mada. Harjani,
Astriana.
2002.
Identifikasi
Faktor-faktor Penyebab Perubahan
mendatangkan keuntungan untuk semua
17
Penggunaan Lahan Permukiman
Menjadi Lahan Terbangun di
Menjadi Komersial di Kawasan
Kabupaten
Kemang Jakarta selatan. Tugas Akhir Fakultas
Teknik.
Semarang:
Universitas Diponegoro.
Universitas Gadjah Mada. A.
H.
1994.
Dinamika
Penggunaan Lahan Di Sepanjang
Slide Presentasi Aplikasi SIG
Kanan-Kiri
Jalan
Lingkar
Untuk Penentuan NJOP, Like
Yogyakarta
Selatan.
Skripsi.
Indrawati. 2011. Yogyakarta :
Yogyakarta: Fakultas Geografi
Fakultas
Universitas Gadjah Mada.
Geografi,
Universitas
Gadjah Mada. Purbani,
Yogyakarta: Fakultas Geografi.
Suwardi,
Meyliana, 1996.Parameter NJOP dalam
Karawang.
Dini.
2003.
Yunus, H. Si. 2000. Struktur Tata Ruang Perubahan
Penggunaan Lahan Persawahan
Kota.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
18
PETA PENGGUNAAN LAHAN 1994 DAERAH PENELITIAN DI JALAN LINGKAR KABUPATEN SRAGEN 502000
505000mT
508000
9186000
9186000
499000
Gesi Gesi
Sukodono Sukodono
Sambungmacan Sambungmacan
Ò
Ngrampal
Ngrampal
Gondang Ò
9183000mU
9183000
Tanon Tanon
Ò Ò
Sidoharjo
Sragen
Sidoharjo
Gondang
Ò
9180000
9180000
Sragen Ò
Ò
Ò
Ò
Ò Ò
Ò
Ò
Ò Gondang
Ò
9177000
9177000
Ò
400000
500000
Kedawung Kedawung
Daerah Penelitian
200000
300000
400000
500000
Gondang
Masaran
499000 mT Legenda Ò
Balai Desa Sungai Jalan Kabupaten Jalan Nasional Jalan Propinsi Batas Kecamatan
\\\ Jalan Kereta Api
Jalan Lingkar Kabupaten Sragen
Penggunaan Lahan 2010 Non Pertanian Pertanian
502000
U
¸
505000
1:65.000 0 0,3 0,6
1,2
1,8
2,4 Km
508000
Sumber : Data Shapefile Kabupaten Sragen Tahun 2008 Peta RBI Kabupaten Sragen
Proyeksi : Universal Transverse Mercator Datum : WGS 1984 Zona : 49 M Di Desain Oleh : Galang Mukti Ardiyanto E 100120099
9174000
300000
9080000 9150000 9220000 9290000
9174000 mU
Masaran
200000
Karangmalang
9150000 9220000 9290000
Karangmalang
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
PETA PENGGUNAAN LAHAN 2010 DAERAH PENELITIAN DI JALAN LINGKAR KABUPATEN SRAGEN 502000
505000mT
508000
9186000
9186000
499000
Gesi Gesi
Sukodono Sukodono
Sambungmacan Sambungmacan
Ò
Ngrampal
Ngrampal
Gondang Ò
9183000mU
9183000
Tanon Tanon
Ò Ò
Sidoharjo
Sragen
Sidoharjo
Gondang
Ò
9180000
9180000
Sragen Ò
Ò
Ò
Ò
Ò Ò
Ò
Ò
Ò Gondang
Ò
9177000
9177000
Ò
400000
500000
Kedawung Kedawung
Daerah Penelitian
200000
300000
400000
500000
Gondang
Masaran
499000 mT Legenda Ò
Balai Desa Sungai Jalan Kabupaten Jalan Nasional Jalan Propinsi Batas Kecamatan
\\\ Jalan Kereta Api
Jalan Lingkar Kabupaten Sragen
Penggunaan Lahan 2010 Non Pertanian Pertanian
502000
U
¸
505000
1:65.000 0 0,3 0,6
1,2
1,8
2,4 Km
508000
Sumber : Data Shapefile Kabupaten Sragen Tahun 2008 Citra Quickbird Kabupaten Sragen Tahun 2012
Proyeksi : Universal Transverse Mercator Datum : WGS 1984 Zona : 49 M Di Desain Oleh : Galang Mukti Ardiyanto E 100120099
9174000
300000
9080000 9150000 9220000 9290000
9174000 mU
Masaran
200000
Karangmalang
9150000 9220000 9290000
Karangmalang
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
PETA PERUBAHAN LAHAN SEBAGIAN WILAYAH DI JALAN LINGKAR TAHUN 1994-2010 KABUPATEN SRAGEN 502000
505000 mT
508000 9186000
9186000
499000
Gesi Sukodono
Sambungmacan
9183000 mU
Tanon
9183000
Kebonromo Bandung
Ngrampal
Tangkil
Karangtengah
Sragen
Pilangsari
Nglorog
Bener
9180000
9180000
Sidoharjo
Sragen Wetan
Sragen Tengah
Sidoharjo
Sine
Sragen Kulon
400000
500000
9150000 9220000 9290000
Karangmalang
Masaran
300000
9080000 9150000 9220000 9290000
9177000
200000
Daerah Penelitian
300000
400000
500000
Kedawung
9174000
9174000
mU
200000
9177000
Gondang
Jetak
Masaran
499000 mT Legenda
502000
U
¸
1:65.000
Sungai 0 0,325 0,65 1,3 1,95 2,6 Jalan Kabupaten Km Jalan Nasional Jalan Propinsi Proyeksi : Universal Transverse Mercator Batas Kecamatan Datum : WGS 1984 Jalan Lingkar Kabupaten Sragen Zona : 49 M
Perubahan Lahan Tahun 1994-2010 Di Desain Oleh : Galang Mukti Ardiyanto Perubahan Lahan E 100120099
505000
508000
Sumber : Data Digital Shapefile Kabupaten Sragen Tahun 2008 Peta Penggunaan Lahan Tahun 2010 Peta Rupa Bumi Indonesia Kabupaten Sragen Tahun 1994
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
PETA ESTIMASI NILAI HARGA LAHAN SEBAGIAN WILAYAH DI JALAN LINGKAR KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014 502000
505000mT
508000 9186000
9186000
499000
Gesi Sukodono
Sambungmacan
9183000 mU
Tanon
Bandung Tangkil
Ngrampal
Karangtengah
Pilangsari
Nglorog
Sragen
Bener
9180000
Sidoharjo
Gondang Sragen Wetan
9180000
9183000
Kebonromo
Sragen Tengah
Sidoharjo
Sine
Sragen Kulon
Karangmalang
Masaran
400000
500000
600000
500000
600000
Daerah Penelitian
499000 mT Legenda
Estimasi Nilai Harga Lahan Sedang Tinggi Sangat Tinngi
400000
Kedawung
Masaran
Rendah
300000
9174000
9174000mU
200000
502000
U
¸
505000
1:65.000 00,325 0,65
1,3
1,95
2,6 Km
508000
Sumber : Data Digital Shapefile Kabupaten Sragen Tahun 2008 Peta Aksesbilitas Negatif,Peta Aksesbilitas Positif, Peta Penggunaan Lahan,Peta Kemiringan Lereng,Peta Kelengkapan Utilitas dan Peta Perencanaan Lingkungan Tahun 2014 Peta Rupa Bumi Indonesia Kabupaten Sragen Tahun 1994
Proyeksi : Universal Transverse Mercator Datum : WGS 1984 Zona : 49 M Di Desain Oleh : Galang Mukti Ardiyanto E 100120099
9177000
300000
9150000 9220000 9290000
200000
9080000 9150000 9220000 9290000
9177000
Jetak
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
PETA ESTIMASI NILAI JUAL OBYEK PAJAK SEBAGIAN WILAYAH DI JALAN LINGKAR KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014 502000
505000mT
508000 9186000
9186000
499000
Gesi Sukodono
Sambungmacan
9183000 mU
Tanon
Bandung Tangkil
Ngrampal
Karangtengah
Pilangsari
Nglorog
Sragen
Bener
9180000
Sidoharjo
Gondang Sragen Wetan
9180000
9183000
Kebonromo
Sragen Tengah
Sidoharjo
Sine
Sragen Kulon
9177000
9177000
Jetak
500000
600000
500000
600000
9174000 mU
Daerah Penelitian
200000
300000
400000
Kedawung
Masaran
499000 mT
502000
U
Legenda
Nilai Jual Obyek Pajak Rendah
Rp.14.000,00 - Rp.243.000,00
Sedang
Rp.243.000,00 - Rp.464.000,00
Tinggi
Rp.464.000,00 - Rp.702.000,00
Sangat Tinggi
Rp.702.000,00 - Rp.916.000,00
¸
505000
1:65.000 00,325 0,65
1,3
1,95
2,6 Km
508000
Sumber : Data Digital Shapefile Kabupaten Sragen Tahun 2008 Data NJOP Kabupaten Sragen Tahun 2013 Peraturan Mentri KeuanganNo 150/PMK.03/2010 Peta Rupa Bumi Indonesia Kabupaten Sragen Tahun 1994
Proyeksi : Universal Transverse Mercator Datum : WGS 1984 Zona : 49 M Di Desain Oleh : Galang Mukti Ardiyanto E 100120099
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
9174000
400000
9080000 9150000 9220000 9290000
Karangmalang
Masaran
300000
9150000 9220000 9290000
200000
502000
505000mT
508000
9186000
9186000
499000
Gesi Sukodono
Sambungmacan
Tanon
Bandung
Ngrampal
Tangkil
Karangtengah
Sragen
9183000 mU
9183000
Kebonromo
Pilangsari
Nglorog
Bener
9180000
9180000
Sidoharjo
Sragen Wetan
Sragen Tengah
Sidoharjo
Sine
Sragen Kulon
Gondang
9177000 Kedawung Masaran
499000 mT
502000
U
Legenda
¸
1:65.000
Sungai Jalan Kabupaten 0 0,325 0,65 1,3 1,95 2,6 Km Jalan Nasional Jalan Propinsi Batas Kecamatan Proyeksi : Universal Transverse Mercator Jalan Lingkar Kabupaten Sragen Datum : WGS 1984 Kesesuaian dengan RTRW Zona : 49 M Sesuai Tidak Sesuai
Di Desain Oleh : Galang Mukti Ardiyanto E 100120099
505000
400000
500000
600000
500000
600000
9080000 9150000 9220000 9290000
Masaran
9080000 9150000 9220000 9290000
300000
Karangmalang
Daerah Penelitian
300000
400000
508000
Sumber : Data Digital Shapefile Kabupaten Sragen Tahun 2008 Peta Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1994-2010 Peta RTRW Kabupaten Sragen Tahun 2010-2030
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
9174000
9177000
Jetak
9174000 mU
n
PETA KESESUAIAN PERUBAHAN LAHAN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN