ANALISIS PERSEPSI PENGIKLAN TERHADAP LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA BOGOR
Oleh DHITA SWADITRA H24104089
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ANALISIS PERSEPSI PENGIKLAN TERHADAP LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir Untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh DHITA SWADITRA H24104089
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS PERSEPSI PENGIKLAN TERHADAP LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir Untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh DHITA SWADITRA H24104089
Menyetujui,
Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS Dosen Pembimbing Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Kepala Departemen
Tanggal Ujian : 24 Juli 2008
Tanggal Lulus :
RINGKASAN Dhita Swaditra. H24104089. Analisis Persepsi Pengiklan terhadap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor. Di bawah bimbingan W. H. Limbong. Perubahan status RRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik membawa RRI kepada persaingan industri penyiaran baik dengan radio-radio komersial maupun media massa lainnya. Persaingan tersebut dalam hal menarik pendengar dan pengiklan. Untuk menyelaraskan statusnya, LPP RRI Bogor pun berusaha merubah imagenya sebagai radio yang kaku menjadi lebih fleksibel dalam mengkonsep acara yang akan ditawarkan. Walaupun demikian, Image LPP RRI sebagai corong pemerintah masih melekat sehingga dianggap kurang marketable. Penelitian ini bertujuan (1) Memformulasikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian pengiklan, (2) Mendeskripsikan atribut-atribut yang dianggap penting oleh pengiklan, dan (3) Mengidentifikasi persepsi dan sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh LPP RRI Bogor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi LPP RRI Bogor sebagai bahan pertimbangan dalam membuat suatu perencanaan dan alternatif strategi promosi yang tepat dalam menarik pengiklan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengiklan, yaitu perusahaan dan biro iklan yang telah beriklan di LPP RRI Bogor maupun di radio swasta Kota Bogor. Data sekunder diperoleh dari literatur yang sesuai dengan topik penelitian seperti, buku pada perpustakaan, internet, dan Dinas Informasi, Kepariwisataaan dan Kebudayaan Kota Bogor. Data yang diperoleh diolah secara statistik deskriptif dengan bantuan komputer menggunakan software SPSS 13.0 for windows dan Microsoft Exel. Analisis faktor dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian pengiklan. Dan Model Multiatribut Fishbein untuk mengetahui persepsi dan sikap pengiklan. Hasil analisis faktor terbentuk empat faktor yang mempengaruhi pengiklan dalam keputusan pembelian jasa radio sebagai media iklan. Faktor pertama adalah faktor citra yang disusun oleh enam atribut yaitu rating radio, image radio dan segmen radio, prestise, sasaran wilayah produk, dan positioning produk. Faktor kedua adalah faktor produk dan pelayanan yang terdiri dari atribut format acara, penyiar radio, fleksibilitas kontrak dan layanan administrasi. Faktor ketiga yaitu daya tarik radio yang dicerminkan dengan atribut profil pendengar, jumlah pendengar, dan promosi yang dilakukan radio. Serta faktor keempat yaitu faktor pengiklan yang terdiri dari pengetahuan pengiklan dan anggaran dana yang dimiliki pengiklan. Dari keempat faktor tersebut, Faktor yang memungkinkan pengiklan memilih LPP RRI Bogor sebagai media promosinya adalah faktor citra. Hal ini disebabkan oleh dua atribut yang menyusun citra LPP RRI Bogor dinilai sudah sesuai dengan citra produk pengiklan. Sedangkan faktor yang memungkinkan pengiklan tidak memilih LPP RRI Bogor sebagai media promosinya adalah faktor produk dan pelayanan. Faktor tersebut menjadi kelemahan LPP RRI Bogor karena dua atribut yang menyusunnya dinilai kurang memenuhi syarat oleh pengiklan.
Atribut-atribut radio yang diperhatikan pengiklan dalam pemilihan radio sebagai media iklan adalah profil pendengar radio, promosi yang dilakukan radio, brand radio, jangkauan radio, rating, dan format acara yang ditawarkan radio. Hal ini berarti keenam atribut ini harus diprioritaskan pengelolaannya oleh LPP RRI Bogor. Dari atribut-atribut tersebut yang dinilai paling penting oleh pengiklan adalah profil pendengar radio yang akan dipilih menjadi media promosinya. Hal ini disebabkan kesesuaian citra radio dengan citra produk pengiklan dapat dilihat dari profil pendengar sehingga pengiklan dapat membidik sasaran dengan tepat. Persepsi pengiklan terhadap atribut yang dimiliki LPP RRI Bogor pada umumnya baik. Dari enam atribut yang dinilai penting oleh pengiklan, empat diantaranya sudah dapat dipenuhi oleh LPP RRI Bogor, yaitu profil pendengar radio, brand radio, jangkauan radio, dan rating radio. Pengiklan sangat percaya bahwa LPP RRI memiliki jangkauan yang luas. Hal ini terbukti dari siarannya yang dapat didengar di Bogor, Puncak dan Depok. Namun, masih ada dua atribut yang diragukan oleh pengiklan yaitu format acara yang ditawarkan dan penyiar LPP RRI Bogor. Dua atribut ini menjadi perhatian bagi pengiklan sehingga LPP RRI Bogor perlu memperbaiki kualitasnya. Berdasarkan hasil analisis Model Multiatribut Fishbein, keseluruhan atribut pada umumnya dinilai baik oleh pengiklan. Dengan demikian, sikap pengiklan terhadap LPP RRI Bogor adalah baik. Hal ini menandakan bahwa pengiklan masih mempunyai kemungkinan untuk beriklan di LPP RRI Bogor.
RIWAYAT HIDUP Dhita Swaditra. Dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 Agustus 1986. Penulis adalah anak kedua dari pasangan Bapak Cepi Jaya dan Ibu Ike Kustilawati. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Semeru IV pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Bogor dan SMA Negeri 5 Bogor. Pada tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan baik di dalam maupun luar kampus IPB. Bukan hanya kegiatan yang mendukung perkuliahan, tetapi juga kegiatan peduli terhadap pelestarian seni dan budaya Indonesia. Di dalam kampus penulis pernah menjadi Treasuri Korporat periode 2005-2006 dan Dewan Komisaris periode 2006-2007 Centre of M@nagement (COM@) FEM IPB, Kepala Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) periode 2006-2007 dan Dewan Kehormatan periode 20072008 UKM Lises Gentra Kaheman serta turut berpartisipasi di berbagai kepanitiaan Dies Natalis FEM dan Dies Natalis IPB. Sedangkan di luar Kampus penulis aktif dalam organisasi kepemudaan Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) cabang Bogor dan Barisan Putra Sunda (BARA SUNDA) Jawa Barat.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat sehat jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan contoh teladan agar tidak tersesat dalam menjalani hidup. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain : 1. Prof. Dr. Ir. W. H Limbong, MS selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar memberikan bimbingan dan arahan sampai skripsi ini dapat selesai. 2. Keluarga tercinta, mama, papa, aa yang telah memberikan dorongan moril dan materil yang mungkin sampai kapanpun takkan terbalaskan. 3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc dan Wita Juwita Ermawati S.TP, MM sebagai dosen penguji serta seluruh dosen dan staf Departemen Manajemen atas ilmunya yang tak ternilai. 4. Ibu Dra. Dwi Hernuningsih, M.Si selaku Kepala LPP RRI Bogor yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian serta Ibu Ratu Tasarifah, Teh Fitri, Mbak Meta, Pa Mulyadi dan seluruh staf Layanan dan Usaha LPP RRI Bogor yang telah memberikan pengarahan kepada penulis. 5. Ceu Henny atas saran-saran dan bantuan yang diberikan kepada penulis. 6. Febiana Resi Sapta yang senantiasa mengajarkan banyak hal, memberikan semangat, nasihat, serta doa yang tulus. 7. Santi Rijayanti, sahabat yang selalu ada disaat senang dan sulit. 8. Ade Yusriyanti dan Betty Amalia yang sekian lama senasib sepenanggungan semenjak di asrama serta Oktaviani Nila Permata Sari dan Erna Ikhtiarini yang telah menjadi bagian dari inspirasi penulis dalam menjalani kehidupan dunia. 9. Kurnia Dewi, Rika, Lysti, Edoth, Acil, Mba intan, Yossi, Kiki, Ika, Gigis, Dedeh, Mboq, Pepen, Indah yang selalu direpotkan oleh penulis. 10. Teman-teman seperjuangan saat menjalani bimbingan skripsi: Ama, Sonti, Fitri, Yeni, Riqoh, Didik, Perdana.
iv
11. Teman-teman Manajemen 41 yang telah mengukir kenangan indah selama empat tahun bersama. 12. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 39, 40, 42, dan 43. 13. Dulur-dulur di Lises Gentra Kaheman IPB dan DAMAS Bogor 14. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis berharap karya ilmiah ini akan dapat memberikan banyak manfaat para pembacanya.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman
RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
iii
KATA PENGANTAR...............................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR.................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
x
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang.................................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 1.5. Batasan Masalah Penelitian................................................................
1 4 5 6 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendekatan Teori................................................................................ 2.1.1. Konsumen dan Perilaku Konsumen ....................................... 2.1.2. Model Keputusan Konsumen................................................. 2.1.3. Jasa ........................................................................................ 2.1.4. Radio ...................................................................................... 2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Radio sebagai Media Iklan ........ 2.1.6. Persepsi .................................................................................. 2.1.7. Sikap Konsumen .................................................................... 2.1.8. Fungsi Sikap........................................................................... 2.1.9. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................... 2.1.10. Analisis Faktor ....................................................................... 2.1.11. Model Multiatribut Fishbein .................................................. 2.2. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 2.3. Kerangka Pemikiran...........................................................................
7 7 7 9 9 10 11 12 12 13 14 15 17 18
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Lokasi Penelitian .............................................................. 3.2. Penentuan Data dan Sumber Data...................................................... 3.3. Metode Pemilihan Sampel ................................................................. 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 3.5. Pengolahan dan Analisis Data............................................................ 3.5.1. Pengujian Kuesioner .............................................................. 3.5.2. Analisis Faktor ....................................................................... 3.5.3. Model Multiatribut Fishbein .................................................
20 20 20 21 21 21 22 23
vi
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Radio Siaran ........................................................ 4.2. Sejarah LPP RRI Bogor .................................................................... 4.3. Peran dan Fungsi Radio Republik Indonesia sebagai Radio Publik . 4.4. Visi dan Misi LPP RRI Bogor .......................................................... 4.5. Struktur LPP RRI Bogor ................................................................... 4.6. Bidang Usaha dan Kegiatan LPP RRI Bogor ................................... 4.7. Karakteristik Sampel Konsumen .......................................................
24 25 27 27 28 31 34
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Jasa Radio ........ 5.2. Persepsi dan Sikap Pengiklan ............................................................ 5.2.1. Komponen Kepentingan ....................................................... 5.2.2. Komponen Kepercayaan ....................................................... 5.2.3. Sikap Pengiklan ..................................................................... 5.3 Implikasi Manajerial .........................................................................
37 43 44 46 48 57
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ....................................................................................... 6.2. Saran ..................................................................................................
61 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
63
LAMPIRAN ..............................................................................................
65
vii
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1. Radio swasta (FM) di kota Bogor yang terdaftar dalam PRSSNI ........ 2. Daftar radio swasta (FM) tahun 2008 ................................................... 3. Profil stasiun programa 1 dan programa 2 LPP RRI Bogor ................. 4. Karakteristik sampel konsumen ........................................................... 5. Pengujian KMO and Bartlett’s Test ...................................................... 6. Rangkuman hasil pengujian Anti Image Matrices ................................ 7. Hasil rotasi dengan metode varimax .................................................... 8. Ringkasan hasil analisis faktor ............................................................. 9. Kategori tingkat kepentingan ............................................................... 10. Tingkat kepentingan pengiklan terhadap atribut radio ........................ 11. Kategori tingkat kepercayaan ............................................................... 12. Tingkat kepercayaan pengiklan terhadap atribut LPP RRI Bogor ....... 13. Kategori sikap setiap atribut ............................................................... 14. Kategori sikap seluruh atribut .............................................................. 15. Sikap pengiklan terhadap atribut LPP RRI Bogor ...............................
viii
2 3 34 35 37 38 40 41 44 45 46 47 48 49 50
DAFTAR GAMBAR No.
1. 2. 3. 4. 5.
Halaman
Spesifikasi siaran programa 2 LPP RRI Bogor..................................... Model keputusan konsumen.................................................................. Kerangka pemikiran konseptual............................................................ Komposisi responden ............................................................................ Hasil ekstraksi dengan Scree Plot ........................................................
ix
4 8 19 21 39
DAFTAR LAMPIRAN No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Halaman
Kuesioner penelitian ............................................................................. Hasil uji validitas dan reliabilitas.......................................................... Pengujian analisis faktor ...................................................................... Anti image matrices ............................................................................. Hasil analisis faktor .............................................................................. Total variance explained ...................................................................... Program siaran Pro 2 FM RRI Bogor tahun 2008 ............................... Struktur LPP RRI Bogor ......................................................................
x
66 68 69 70 73 76 77 80
63
DAFTAR PUSTAKA Amir, M.T. 2005. Dinamika Pemasaran : Jelajahi dan Rasakan!. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Bisnis Indonesia. 2002. Iklan Radio Diprediksi Naik 7%. http://dirgantara. idxc.org/dirga12/1203j.shtml. [09 Februari 2008] Engel, Blakcwell, Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Edisi keenam. Binarupa Aksara, Jakarta. Icha, Idel, Izha. 2008. Media Iklan Radio. http://www.blogger.com/feeds/ 2924398458038034325/posts/default. [09 Februari 2008] Junaidi, M. 2006. Analisis dan Evaluasi Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Franchise (Waralaba) (Studi Kasus Alfamart Wilayah Jabotabek). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium Jilid 1 (Terjemahan). PT. Prenhalindo, Jakarta. Lovelock. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Indeks kelompok Gramedia, Jakarta. [LPP RRI Bogor] Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor. 2007. Sejarah, Visi dan Misi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor. Bogor: LPP RRI Bogor. [LPP RRI Bogor] Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor. 2008. Siaran Programa 2 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor. Bogor: LPP RRI Bogor. Jasfar, Farida. 2005. Manajemen Jasa. Ghalia Indonesia, Bogor. Nasution, Amnast. 2003. Potret Perkembangan & Potensi Iklan Radio Di Sumatera Utara. www.PPPI.com. [24 Januari 2008] PRSSNI Jabar. 2008. Data Radio Anggota PRSSNI Jabar. www.prssnijabar.com. [09 Februari 2008] Rahmi, M. 2008. Belanja Iklan Naik 17% di 2007. http://mindingkikie.blogspot. com/2008/01/belanja-iklan-naik-17-di-2007-koran.html. [09 Februari 2008] Santoso, S. 2005. Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivariat. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
64
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. 2006. Analisis Faktor. www.youngstatistician.com. [04 Maret 2008] Sembiring, A. 2006. Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Makanan di Restoran Bakmi Japos Bogor. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta. Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia, Jakarta.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendekatan Teoritis 2.1.1. Konsumen dan Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu dan sering disebut sebagai “pemakai akhir” atau “konsumen akhir”. Jenis kedua adalah konsumen organisasi, yang meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya. Semua jenis organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya (Sumarwan, 2003). Menurut Sumarwan (2003), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. Schiffman dalam Sumarwan (2003) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Sedangkan Engel, et al (1994) menjelaskan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. 2.1.2. Model Keputusan Konsumen Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu (1) kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya, (2) faktor perbedaan individu konsumen, (3) faktor lingkungan kosumen. Proses keputusan konsumen akan terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan kepuasan konsumen. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen akan memberikan pengetahuan kepada
8
pemasar bagaimana menyususn strategi dan komunikasi pemasaran yang lebih baik (Sumarwan, 2003).
STRATEGI PEMASARAN Perusahaan Pemerintah Organisasi Nirlaba Partai Politik
PERBEDAAN INDIVIDU
1. Kebutuhan dan Motivasi 2. Kepribadian 3. Pengolahan Informasi dan Persepsi 4. Proses Belajar 5. Pengetahuan 6. Sikap
PROSES KEPUTUSAN Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian dan kepuasan
FAKTOR LINGKUNGAN
1. Budaya 2. Karakteristik Sosial Ekonomi 3. Keluarga dan Rumah Tangga 4. Kelompok Acuan 5. Situasi Konsumen
IMPLIKASI Strategi Pemasaran Kebijakan Publik Pendidikan Konsumen
Gambar 2. Model keputusan konsumen (Sumarwan, 2003)
9
2.1.3. Jasa Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut (Lovelock, 2005). Menurut Jasfar (2005), sektor jasa dapat dikelompokkan ke dalam lima bidang jasa sebagai berikut : 1. Jasa di bidang bisnis (business services), seperti konsultasi jasa keuangan dan perbankan. 2. Jasa di bidang perdagangan (distribution services), seperti jasa-jasa perdagangan eceran, grosir, jasa-jasa pemeliharaan, dan perbaikan. 3. Jasa di bidang infrastruktur (infrastucture services), seperti jasa-jasa komunikasi dan transportasi. 4. Jasa untuk kepentingan sosial dan pribadi (social and personal services), seperti rumah sakit, restoran, dan salon kecantikan. 5. Jasa administrasi pemerintah (government services), seperti jasa-jasa pendidikan dan pemerintahan (militer, polisi, pengadilan). 2.1.4. Radio Radio adalah alat untuk menyampaikan pernyataan umum (information) yang auditif melalui gelombang elektromagnetis/gelombang listrik frekuensi tinggi dan bekerja atas dasar prinsip getaran udara. Pada Ensiklopedia Indonesia radio didefinisikan sebagai nama untuk lapangan teknik arus listrik lemah yang memperhatikan transmisi (penyiaran) berita-berita dan lain-lain dengan tidak menggunakan kawat penghantar yakni tanpa menggunakan hubungan yang menghantarkan listrik atau stasiun pemancar dan stasiun penerima.4
4
Icha, Idel, Izha. 2008. Media Iklan Radio. blogger.com. [09 Februari 2008]
10
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Radio sebagai Media Iklan Sebagai media penyampai pesan, ada beberapa kelebihan yang dipunyai radio. Kelebihan radio menurut Otto Klepner dalam Icha, et. al (2008) : a. Radio is personal medium Ketika khalayak pendengar mendengarkan suatu siaran radio seseorang seolah-olah sedang berbicara secara pribadi dengan mereka. b. Radio is broadly selective Pemasang iklan dapat menjangkau pasar-pasar yang diincarnya. Ia dapat menjangkau kelompok-kelompok tertentu, seperti ibu-ibu rumah tangga, kaum pria, wanita, remaja dan sebagainya dengan cara memilih program-program tertentu dan menyeleksi waktunya atau dengan memilih format stasiun radio tertentu. Radio juga mampu menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencil dan terpencar. c. Radio is flexible Radio bersifat luwes, jadwal siaran iklan bisa diatur oleh para pemasang iklan. Waktu-waktu siaran dapat dibeli oleh para pemasang iklan untuk jangka waktu tertentu. d. Radio cepat dalam penyampaian pesannya dan mudah dimengerti tanpa menuntut kemampuan membaca pendengarnya. e. Merupakan media intrusive Khalayak pendengar radio secara otomatis akan terexpose iklan yang disiarkan pada waktu mendengarkan radio. Iklan dapat hadir ditengah-tengah siaran tanpa mengakibatkan orang beralih ke siaran lainnya. Sifat intrusif ini menyebabkan radio memiliki efektivitas untuk memutuskan atau menyela perhatian konsumen dan menciptakan minat. Oleh karena itu radio cocok digunakan untuk mengiklankan produk baru, terutama produk-produk yang tidak menjadi prioritas bagi calon konsumen (seperti komputer pribadi atau jasa keuangan). f. Biaya produksi sangat rendah Pengiklan tidak memerlukan biaya yang besar untuk pembuatan naskah iklan atau jingle iklan.
11
g. Radio bukan media musiman Radio tidak terganggu oleh perubahan cuaca, artinya dalam cuaca panas, dingin, kemarau, hujan radio tetap dapat dinikmati. Berbeda dengan surat kabar, jika musim hujan akan mengalami penurunan penjualan karena orang malas keluar rumah. Meskipun memiliki kelebihan jika digunakan sebagai media penyampai iklan, radio juga memiliki kelemahan sebagai media periklanan, adapun kelemahan yang dimiliki radio adalah : a. Lack of pictures, artinya pengiklan tidak dapat mendemonstrasikan produknya di radio. Ini menyebabkan masalah bagi pengiklan produk tertentu seperti peralatan olah raga b. Radio hanya menyiarkan iklan sekilas atau sekelebat saja, khalayak tidak memiliki kesempatan dan waktu untuk mencatat spesifikasi produk, alamat tempat penjualan produk dan sebagainya. Oleh karenanya pengulangan dalam iklan radio menjadi sangat penting c. Radio bersifat terbagi. Dalam suatu daerah mungkin memiliki 20 sampai dengan 30 stasiun radio yang menyebabkan pengiklan mengalami overlaping atau tumpang tindih dalam menjangkau pasarnya. 2.1.6. Persepsi Persepsi
adalah
proses
bagaimana
seorang
individu
memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler, 2002). Bagaimana seorang konsumen melihat realitas di luar dirinya atau sekelilingnya disebut sebagai persepsi konsumen. Konsumen sering kali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut. Memahami persepsi konsumen sangat penting bagi para pemasar dan produsen. Dua orang konsumen yang menerima dan memperhatikan suatu stimulus yang sama mungkin akan mengartikan stimulus itu berbeda. Bagaimana seorang memahami stimulus akan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan, dan kebutuhan yang sifatnya sangat individual (Sumarwan, 2003).
12
2.1.7. Sikap Konsumen Sikap
(attitudes)
konsumen
adalah
faktor
penting
yang
akan
mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior). Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2003) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Kepercayaan, sikap dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk. Sedangkan kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya dan manfaatnya. 2.1.8. Fungsi Sikap Daniel Katz dalam Sumarwan (2003) mengemukakan empat fungsi dari sikap, yaitu : (a) fungsi utilitarian, (b) fungsi mempertahankan ego, (c) fungsi ekspresi nilai, (d) fungsi pengetahuan. Keempat fungsi sikap tersebut bisa digunakan oleh pemasar sebagai metoda untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk, jasa atau merek. Pemasar yang menggunakan pendekatan fungsi sikap dalam mengubah sikap konsumen disebut sebagai pendekatan “mengubah fungsi motivasi dasar dari konsumen”. a) Fungsi Utilitarian (The Utilitarian Function) Seseorang menyatakan sikapnya terhadap suatu objek atau produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk (rewards) tersebut atau menghindari risiko dari produk (punishment). Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapatkan penguatan positif (positive reinforcement) atau menghindari risiko, karena itu sikap berperan seperti operant conditioning. Manfaat produk bagi konsumenlah yang menyebabkan seseorang menyukai produk tersebut. b) Fungsi Mempertahankan Ego (The Ego-Defensive Function) Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang (citra diri-self image) dari keraguan yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi untuk meningkatkan rasa aman dari ancaman yang datang dan menghilangkan keraguan yang ada dalam diri konsumen. Sikap akan menimbulkan
13
kepercayaan diri yang lebih baik untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar. c) Fungsi Ekspresi Nilai (The Value-Expressive Function) Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup dan identitas sosial dari seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari seorang konsumen. d) Fungsi Pengetahuan (The Knowledge Function) Keingintahuan adalah salah satu karakter konsumen yang penting. Seringkali konsumen perlu tahu produk terlebih dahulu sebelum ia menyukai kemudian membeli produk tersebut. Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali mendorong seseorang untuk menyukai produk tersebut. Karena itu sikap positif terhadap suatu produk seringkali mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk. 2.1.9. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003). Menurut Arikunto dalam Umar (2003), langkah-langkah menguji validitas sebagai berikut : 1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. 2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. 4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi product moment. Jika sudah dilakukan perhitungan ternyata r-hitung lebih besar daripada r-tabel maka kuesioner dinyatakan valid. Adapun rumusnya sebagai berikut :
r=
N ( ∑ XY ) − ( ∑ X ∑ Y )
{( N ∑ X ) − ( ∑ X ) }{( N ∑ Y ) − ( ∑ Y ) } 2
2
2
................................. (1)
2
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali (Umar, 2003). Uji realibilitas ini dapat diuji dengan teknik Alpha Cronbach dengan rumus :
14
2 ⎡ K ⎤ ⎡ ∑σ b ⎤ r11 = ⎢ − 1 ⎢ ⎥ σ t2 ⎥⎦ ⎣ K − 1 ⎥⎦ ⎢⎣
.......................................... (2)
r11 = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan 2 ∑ σ b = Jumlah ragam butir
σ t2
= Ragam total Dan rumus ragam yang digunakan adalah : ∑ x 2 (∑ x) 2 ) n σ2 = n
σ2 n x
.......................................... (3)
= Ragam = Jumlah Contoh = Nilai skor yang dipilih
2.1.10. Analisis Faktor
Analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antar sejumlah peubah-peubah yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal. Analisis faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah.5 Adapun tujuan dari analisis faktor menurut Santoso (2005) antara lain: a. Data summarization, yakni mengindentifikasikan adanya hubungan antar peubah dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar peubah (dalam pengertian SPPS adalah kolom), analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis.
b. Data reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat sebuah peubah set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah peubah tertentu. Proses dalam analisis faktor sebagai berikut (Santoso, 2005) : 1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis 5
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. 2006. Analisis Faktor. www.youngstatistician.com [04 Maret 2008]
15
2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan menggunakan metode Bartlett Test of Sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy)
3. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. 4. Melakukan proses Factor Rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. 5. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. 6. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. 2.1.11. Model Sikap Multiatribut Fishbein
Pengukuran sikap yang paling popular digunakan oleh para peneliti konsumen adalah model Multiatribut Sikap dari Fishbein, yang terdiri atas tiga model: the attitude-toward – object model, the attitude-toward-behavior-model, dan the theory-of-reasoned-action model. Model sikap multiatribut menjelaskan
bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut dengan multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut (Sumarwan, 2003). Model ini digambarkan oleh formula berikut. n
Ao = ∑ bi ei
…………..……………... (4)
i=1 Ao bi ei N
= Sikap terhadap suatu objek = Kekuatan kepercayaan bahwa objek tersebut memiliki atribut I = Evaluasi terhadap atribut I = Jumlah atribut yang dimiliki objek Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen
terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut
16
yang dimiliki oleh objek tersebut. Model ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap berbagai merek dari suatu produk. Komponen (ei) mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan atribut tersebut. Sedangkan (bi) mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek tersebut. Model Fishbein mengemukakan tiga konsep utama, yaitu : 1) Atribut (salient belief) Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering disebut sebagai attribute-object beliefs. 2) Kepercayaan (Belief) Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya, langkah ini digambarkan oleh (bi) yang mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek tersebut. Kepercayaan tersebut sering disebut sebagai object-attribute linkages, yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atributnya yang relevan. 3) Evaluasi Atribut Evaluasi
adalah
evaluasi
baik
atau
buruknya
suatu
atribut,
yaitu
menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Komponen (ei) mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. (ei) mengukur seberapa senang persepsi konsumen terhadap atribut dan suatu produk atau merek.
17
2.2. Tinjauan Hasil-hasil Penelitian
Junaidi (2006) mengadakan penelitian tentang perilaku pembelian franchise (waralaba) dengan studi kasus Alfamart wilayah Jabotabek. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey, sedangkan pengambilan sampel responden dengan convenience. Analisis yang dilakukan menggunakan Analisis Faktor untuk memformulasikan faktor-faktor yang mempengaruhi franchisee dalam proses keputusan pembelian franchise Alfamart dan menggunakan Model Multiatribut Fishbein untuk mendeskripsikan atribut-atribut yang diangap penting oleh franchisee pada franchise yang ditawarkan. Kemudian dilakukan evaluasi sikap franchise Alfamart terhadap atribut franchise Alfamart dengan Important Performance Matrix.
Hasil analisis faktor menunjukkan variabel-variabel yang mempengaruhi proses keputusan pembelian franchise Alfamart dapat diringkas menjadi enam faktor utama, yaitu faktor pendorong/pengaruh utama, faktor sistem dan informasi franchise, faktor analisis keuangan franchise, faktor citra perusahaan, faktor citra
produk, dan faktor motivasi. Atribut terpenting yang dipertimbangkan franchisee dari hasil Multiatribut Fishbein yaitu sistem manajemen franchise, lamanya pengembalian modal, dan pelayanan toko. Sedangkan atribut pemasok adalah atribut dengan tingkat kepentingan paling rendah. Atribut yang paling baik tingkat keyakinannya adalah atribut reputasi merek (brand). Sedangkan yang kurang tingkat keyakinannya adalah lamanya pengembalian modal. Dalam analisis lanjutan evaluasi atribut terdapat atribut-atribut yang masuk kategori prioritas utama untuk dievaluasi oleh pihak manajemen, yaitu atribut lamanya pengembalian modal dan sistem manajemen franchise. Sembiring (2006) yang melakukan analisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian makanan di Restoran Bakmi Japos Bogor didapatkan karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian konsumen, dan atribut yang mempengaruhi pembelian. Metode pemilihan sampel menggunakan metode incidental. Pengolahan data dilakukan dengan program komputer yang berupa software SPSS dan Excel. Dalam menganalisis data dibantu dengan analisis
deskriptif dan Model Multiatribut Fishbein. Dari penelitian tersebut, motivasi terbesar konsumen berkunjung ke Restoran karena sedang lapar dan mengetahui
18
dari papan nama restoran dengan fokus perhatian terbesar keragaman makanan. Dari analisis sikap Multiatribut Fishbein diperoleh atribut yang dianggap paling penting adalah atribut kebersihan peralatan makanan dan kedua atribut rasa produk. Sedangkan atribut yang memiliki tingkat kepuasan paling tinggi adalah atribut keramahan pelayan dan kedua diberikan untuk atribut kebersihan peralatan makanan. 2.3. Kerangka Pemikiran
Semenjak tidak berada dibawah Departemen Penerangan dan statusnya berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP), Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor kini memiliki dua layanan jasa yaitu jasa acara siaran dan jasa ruang siaran iklan. Dengan demikian RRI memasuki dunia persaingan industri penyiaran dalam menarik pengiklan. Sebagai media iklan, RRI perlu mengetahui bagaimana perilaku pengiklan sebagai calon konsumennya. Pengetahuan tersebut meliputi faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan sikap kosumen terhadap atribut-atribut dari radio berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kepercayaan konsumen. Proses pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis. Untuk mengetahui lebih jelas faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian jasa media iklan dilakukan analisis faktor. Dari sejumlah atribut yang mempengaruhi sikap konsumen akan direduksi sehingga menghasilkan beberapa faktor. Penilaian konsumen terhadap atribut-atribut radio berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kepercayaan dilakukan dengan analisis Fishbein. Atributatribut tersebut adalah profil pendengar, jumlah pendengar, jangkauan radio, rating radio, brand stasiun radio, harga jual spot, format acara, fleksibilitas kontrak, penyiar radio, layanan administrasi yang diberikan, dan promosi yang dilakuakan radio. Model Multiatribut Fishbein secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut (Sumarwan, 2003). Hasil kedua analisis tersebut akan terangkai menjadi persepsi dan sikap pengiklan terhadap
19
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor yang akan direkomendasikan untuk perbaikan strategi LPP RRI Bogor.
Perubahan Status RRI Menjadi Lembaga Penyiaran Publik
Memasuki Persaingan Industri Penyiaran
Studi Perilaku Pengiklan
Identifikasi Atribut Radio
Identifikasi Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepercayaan
Model Multiatribut Fishbein
Analisis Faktor
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Pengiklan
Persepsi dan Sikap terhadap Atribut LPP RRI Bogor
Rekomendasi Strategi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor Gambar 3. Kerangka pemikiran konseptual
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Pada kehidupan dunia modern saat ini, jenis media komunikasi yang dapat digunakan untuk melakukan promosi dengan iklan semakin banyak. Salah satu yang masih bertahan adalah radio. Radio siaran merupakan media komunikasi massa dengar yang menyampaikan pesannya dalam bentuk suara melalui program-program siaran yang dibuat secara teratur. Melalui radio kebutuhan akan informasi dan hiburan dapat terpenuhi. Ada posisi radio yang tidak bisa digantikan oleh televisi, sehingga radio masih digemari oleh konsumen. Konsumen bisa mendengarkan radio sambil bekerja, mengemudi, dan melakukan kegiatan lainnya. Radio siaran seperti juga media lainnya, hidup dan berkembang dari aktifitas periklanan. Iklan tersebut diperoleh dari pengguna jasa periklanan seperti biro iklan, produsen, distributor serta perusahaan dan pelaku usaha yang memerlukan jasa promosi. Pemakai jasa promosi ini tidak mudah bahkan terkadang tidak dapat menentukan pilihan media mana yang harus digunakan. Maka untuk bisa dikenal dunia usaha radio siaran berinisiatif untuk juga mempromosikan diri. Karenanya, walau merupakan media promosi, radio harus juga mempromosikan diri (Nasution, 2003). Menurut salah seorang pengurus PRSSNI, Ari R.Maricar, jumlah iklan radio akan naik 7% karena makin besarnya minat para pengiklan lokal. Perkiraan itu sangat berdasar, sesuai dengan potensi yang relatif besar dari pengiklan lokal untuk berpromosi di radio.1 Sejalan dengan itu, Maika Randini, Business Development Manager AGB Nielsen Indonesia mengatakan tingkat penetrasi masyarakat pada suatu media menjadi pertimbangan utama pengiklan dalam memilih wadah untuk mempromosikan produknya. Dari sembilan kota yang dijadikan sampel, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Denpasar, tingkat penetrasi masyarakat terbesar terlihat pada televisi, 92% dari seluruh penduduk berusia di atas sepuluh tahun di kotakota tersebut. Sementara pada media cetak, yakni koran, majalah, dan tabloid, 1
Bisnis Indonesia. 2002. Iklan Radio Diprediksi Naik 7%. dirgantara.idxc.org. [09 Februari 2008]
2
penetrasi masyarakat di sana hanya 20–30% karena rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Penetrasi radio masih lebih baik karena mencapai 48%.2 Walaupun demikian, keberadaan posisi tawar radio di mata pengiklan pada umumnya masih rendah. Setelah televisi swasta bermunculan, porsi iklan radio mulai berkurang, padahal jumlah radio terus meningkat. Konsekuensi dari perkembangan tersebut menuntut radio siaran mengembangkan dan meningkatkan kinerja secara profesional untuk disesuaikan dengan dinamika publik yang dilayani dalam sajian hiburan, pendidikan, terutama informasi. Dalam beberapa dekade, perkembangan radio swasta di Kota Bogor mengalami pasang surut. Bahkan ada yang sampai gulung tikar karena tidak mampu menghadapi persaingan. Namun demikian, masih lebih banyak stasiun radio swasta yang dapat bertahan dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Persaingan itu bukan hanya dalam mendapatkan pendengar atau konsumen yang setia tetapi juga dalam memperoleh pengiklan untuk menutupi biaya operasionalnya. Sampai saat ini, radio swasta di Kota Bogor yang terdaftar dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) adalah 5 (lima) stasiun radio FM dan 2 (dua) stasiun radio AM. Namun, setelah dikonfirmasi kepada Dinas Informasi, Kepariwisataan, dan Kebudayaan Kota Bogor, hanya 4 (empat) stasiun radio yang masih aktif pada tahun 2008. Daftar radio FM tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Radio di kota Bogor yang terdaftar dalam PRSSNI tahun 2008 No. 1.
Nama Radio Radio Ika Lesmana (Lesmana FM) 2. Radio Kancah Irama Suara Indonesia (KISI FM) 3. Radio Suara Antara Mas (Plaza FM) 4. Radio Citra Mega Swara (Megaswara FM) 5. Radio Swara Irama Kusuma Sena (Radio Elpas) Sumber : PRSSNI Jabar, 20083
2 3
Frekuensi Alamat 100,1 FM Jalan Sukamulya 15 BOGOR 16142 93,4 FM Jalan Puter 1 BOGOR 16161 94,1 FM Jalan Renawijaya 8 BOGOR 16143 100,8 FM Jalan Suryakencana 228-230 BOGOR 16126 103,6 FM Jalan Cipaku Raya BOGOR 16133
Rahmi, M. 2008. Belanja Iklan Naik 17% di 2007. mindingkikie.blogspot.com. [09 Februari 2008] PRSSNI Jabar. 2008. Data Radio Anggota PRSSNI Jabar. www.prssnijabar.com [09 Februari 2008]
3
Tabel 2. Daftar radio swasta (FM) kota Bogor Tahun 2008 No. 1.
Nama Radio Frekuensi Radio Ika Lesmana 100,1 FM (Lesmana FM) 2. Radio Kancah Irama Suara 93,4 FM Indonesia (KISI FM) 3. Radio Citra Mega Swara 100,8 FM (Megaswara FM) 4. Radio Swara Irama Kusuma 103,6 FM Sena (Radio Elpas) Sumber : Disinparbud Kota Bogor, 2008
Alamat Jalan Sukamulya 15 BOGOR 16142 Jalan Puter 1 BOGOR 16161 Jalan Suryakencana 228-230 BOGOR 16126 Jalan Cipaku Raya BOGOR 16133
Sejak dilikuidasinya Departemen Penerangan pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh presiden KH. Abdurrahman Wahid, status Radio Republik Indonesia Regional II Bogor berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) dengan nama Radio Republik Indonesia Cabang Pratama Bogor yang sebelumnya merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Penerangan. Setelah adanya Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Radio Rapublik Indonesia (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 29, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia No. 4486) status Radio Republik Indonesia Regional II Bogor berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dengan nama LPP RRI Bogor (LPP RRI Bogor, 2007). Hal ini menjadikan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral, dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Dengan demikian, jasa siaran yang diberikan oleh RRI kini bukan hanya jasa acara siaran tetapi juga jasa ruang siaran iklan. Kondisi tersebut mengakibatkan LPP RRI Bogor turut memasuki dunia persaingan. Sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk menarik pengiklan secara efektif dan efisien. Jumlah radio yang semakin banyak, makin sempitnya pasar yang digarap dan kondisi yang berubah cepat, tidak akan cukup diatasi dan ditaklukkan dengan kerja keras dan insting. Untuk meminimalkan kesalahan dalam
mengambil
keputusan,
perlu
informasi-informasi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu diperlukan penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Pengiklan terhadap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia”.
4
1.2. Perumusan Masalah Penelitian Perubahan status RRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik membawa RRI kepada persaingan industri penyiaran baik dengan radio-radio komersial maupun media massa lainnya. Untuk menyelaraskan statusnya, LPP RRI Bogor pun berusaha merubah imagenya sebagai radio yang kaku menjadi lebih fleksibel dalam mengkonsep acara yang akan ditawarkan. Konsep tersebut diterapkan pada salah satu stasiun LPP RRI Bogor yaitu Programa 2 yang lebih dikenal dengan Pro 2 FM. Format stasiun dan sasaran khalayak Pro 2 FM hampir sama dengan radio swasta di kota Bogor, yaitu memberikan acara hiburan dan informasi yang ditujukan kepada pendengar berusia 12-45 tahun dan status sosial menengah keatas. Penyiar Pro 2 FM pun sebagian besar mahasiswa sehingga Pro 2 FM memerlukan dana tambahan untuk membayar tenaga honorer tersebut. Dana tersebut salah satunya diperoleh dari iklan. Jenis iklan yang diproduksi oleh LPP RRI Bogor adalah iklan adlibs, spot iklan, time signal, kuis, talk show, sponsor program, dan siaran langsung. Untuk memfasilitasi iklan tersebut, LPP RRI Bogor pun memberi ruang siaran iklan dalam spesifikasi siaran Pro 2 FM. Dengan demikian, spesifikasi siaran Pro 2 FM meliputi berita, kebudayaan, pendidikan, iklan, dan hiburan yang mendapat persentase paling besar untuk dapat menarik minat pengiklan. Gambar spesifikasi siaran dapat dilihat sebagai berikut : Spesifikasi Siaran Programa 2 LPP RRI
30%
Berita Kebudayaan Pendidikan
45%
Iklan 5%
Hiburan
5% 15%
Gambar 1. Spesifikasi siaran programa 2 LPP RRI (LPP RRI Bogor, 2008)
5
Walaupun kini konsep acara LPP RRI Bogor sudah semakin variatif dengan sasaran pendengar yang spesifik. Namun, sampai saat ini LPP RRI Bogor masih belum mampu menjaring pengiklan yang cukup banyak. Beberapa perusahaan masih ragu akan perubahan LPP RRI Bogor. Biro iklan yang ditunjuk oleh perusahaan pun lebih memilih radio swasta. Image LPP RRI sebagai corong pemerintah masih melekat sehingga dianggap kurang marketable. Padahal, LPP RRI Bogor sudah melakukan upaya seperti penawaran kerjasama untuk suatu event dan promosi di stasiun sendiri. LPP RRI Bogor juga menetapkan biaya yang terjangkau untuk pembuatan dan penyiaran iklan. Setelah dilakukan survei, tarif iklan LPP RRI Bogor hanya 20-30% dari tarif iklan di radio swasta. Selain itu, LPP RRI Bogor memiliki jangkauan yang luas dibandingkan dengan radio lainnya. Maka dari itu, LPP RRI Bogor berkepentingan untuk mengetahui faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi para pengiklan dalam keputusan pemilihan media iklan dan bagaimana persepsi mereka tentang LPP RRI Bogor saat ini. Sehingga LPP RRI Bogor dapat mengetahui sikap konsumen terhadap produk jasanya kemudian merumuskan strategi untuk mempengaruhi sikap konsumen tersebut. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keputusan pembelian pengiklan? 2. Atribut-atribut apa saja yang dianggap penting oleh pengiklan? 3. Bagaimana persepsi pengiklan terhadap atribut yang dimiliki oleh LPP RRI Bogor? 4. Bagaimana sikap pengiklan terhadap atribut yang ditawarkan oleh LPP RRI Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Memformulasikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian pengiklan 2. Mendeskripsikan atribut-atribut yang diangap penting oleh pengiklan 3. Mengidentifikasi persepsi dan sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh LPP RRI Bogor
6
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak seperti : (1) Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor, dan (2) Masyarakat. 1. Bagi LPP RRI Bogor Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat suatu perencanaan dan alternatif strategi promosi yang tepat dalam menarik pengiklan dengan menggunakan penelitian ini sebagai bahan masukan dan evaluasi. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan pengayaan wacana mengenai aplikasi ilmu manajemen, terutama berkaitan
dengan
bidang
studi
manajemen
pemasaran,
khususnya
berhubungan dengan perilaku konsumen. 1.5. Batasan Masalah Penelitian Penelitian ini fokus pada Stasiun Programa 2 LPP RRI Bogor karena memiliki karakteristik yang sama dengan radio swasta Kota Bogor.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Pada kehidupan dunia modern saat ini, jenis media komunikasi yang dapat digunakan untuk melakukan promosi dengan iklan semakin banyak. Salah satu yang masih bertahan adalah radio. Radio siaran merupakan media komunikasi massa dengar yang menyampaikan pesannya dalam bentuk suara melalui program-program siaran yang dibuat secara teratur. Melalui radio kebutuhan akan informasi dan hiburan dapat terpenuhi. Ada posisi radio yang tidak bisa digantikan oleh televisi, sehingga radio masih digemari oleh konsumen. Konsumen bisa mendengarkan radio sambil bekerja, mengemudi, dan melakukan kegiatan lainnya. Radio siaran seperti juga media lainnya, hidup dan berkembang dari aktifitas periklanan. Iklan tersebut diperoleh dari pengguna jasa periklanan seperti biro iklan, produsen, distributor serta perusahaan dan pelaku usaha yang memerlukan jasa promosi. Pemakai jasa promosi ini tidak mudah bahkan terkadang tidak dapat menentukan pilihan media mana yang harus digunakan. Maka untuk bisa dikenal dunia usaha radio siaran berinisiatif untuk juga mempromosikan diri. Karenanya, walau merupakan media promosi, radio harus juga mempromosikan diri (Nasution, 2003). Menurut salah seorang pengurus PRSSNI, Ari R.Maricar, jumlah iklan radio akan naik 7% karena makin besarnya minat para pengiklan lokal. Perkiraan itu sangat berdasar, sesuai dengan potensi yang relatif besar dari pengiklan lokal untuk berpromosi di radio.1 Sejalan dengan itu, Maika Randini, Business Development Manager AGB Nielsen Indonesia mengatakan tingkat penetrasi masyarakat pada suatu media menjadi pertimbangan utama pengiklan dalam memilih wadah untuk mempromosikan produknya. Dari sembilan kota yang dijadikan sampel, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Denpasar, tingkat penetrasi masyarakat terbesar terlihat pada televisi, 92% dari seluruh penduduk berusia di atas sepuluh tahun di kotakota tersebut. Sementara pada media cetak, yakni koran, majalah, dan tabloid, 1
Bisnis Indonesia. 2002. Iklan Radio Diprediksi Naik 7%. dirgantara.idxc.org. [09 Februari 2008]
2
penetrasi masyarakat di sana hanya 20–30% karena rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Penetrasi radio masih lebih baik karena mencapai 48%.2 Walaupun demikian, keberadaan posisi tawar radio di mata pengiklan pada umumnya masih rendah. Setelah televisi swasta bermunculan, porsi iklan radio mulai berkurang, padahal jumlah radio terus meningkat. Konsekuensi dari perkembangan tersebut menuntut radio siaran mengembangkan dan meningkatkan kinerja secara profesional untuk disesuaikan dengan dinamika publik yang dilayani dalam sajian hiburan, pendidikan, terutama informasi. Dalam beberapa dekade, perkembangan radio swasta di Kota Bogor mengalami pasang surut. Bahkan ada yang sampai gulung tikar karena tidak mampu menghadapi persaingan. Namun demikian, masih lebih banyak stasiun radio swasta yang dapat bertahan dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Persaingan itu bukan hanya dalam mendapatkan pendengar atau konsumen yang setia tetapi juga dalam memperoleh pengiklan untuk menutupi biaya operasionalnya. Sampai saat ini, radio swasta di Kota Bogor yang terdaftar dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) adalah 5 (lima) stasiun radio FM dan 2 (dua) stasiun radio AM. Namun, setelah dikonfirmasi kepada Dinas Informasi, Kepariwisataan, dan Kebudayaan Kota Bogor, hanya 4 (empat) stasiun radio yang masih aktif pada tahun 2008. Daftar radio FM tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Radio di kota Bogor yang terdaftar dalam PRSSNI tahun 2008 No. 1.
Nama Radio Radio Ika Lesmana (Lesmana FM) 2. Radio Kancah Irama Suara Indonesia (KISI FM) 3. Radio Suara Antara Mas (Plaza FM) 4. Radio Citra Mega Swara (Megaswara FM) 5. Radio Swara Irama Kusuma Sena (Radio Elpas) Sumber : PRSSNI Jabar, 20083
2 3
Frekuensi Alamat 100,1 FM Jalan Sukamulya 15 BOGOR 16142 93,4 FM Jalan Puter 1 BOGOR 16161 94,1 FM Jalan Renawijaya 8 BOGOR 16143 100,8 FM Jalan Suryakencana 228-230 BOGOR 16126 103,6 FM Jalan Cipaku Raya BOGOR 16133
Rahmi, M. 2008. Belanja Iklan Naik 17% di 2007. mindingkikie.blogspot.com. [09 Februari 2008] PRSSNI Jabar. 2008. Data Radio Anggota PRSSNI Jabar. www.prssnijabar.com [09 Februari 2008]
3
Tabel 2. Daftar radio swasta (FM) kota Bogor Tahun 2008 No. 1.
Nama Radio Frekuensi Radio Ika Lesmana 100,1 FM (Lesmana FM) 2. Radio Kancah Irama Suara 93,4 FM Indonesia (KISI FM) 3. Radio Citra Mega Swara 100,8 FM (Megaswara FM) 4. Radio Swara Irama Kusuma 103,6 FM Sena (Radio Elpas) Sumber : Disinparbud Kota Bogor, 2008
Alamat Jalan Sukamulya 15 BOGOR 16142 Jalan Puter 1 BOGOR 16161 Jalan Suryakencana 228-230 BOGOR 16126 Jalan Cipaku Raya BOGOR 16133
Sejak dilikuidasinya Departemen Penerangan pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh presiden KH. Abdurrahman Wahid, status Radio Republik Indonesia Regional II Bogor berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) dengan nama Radio Republik Indonesia Cabang Pratama Bogor yang sebelumnya merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Penerangan. Setelah adanya Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Radio Rapublik Indonesia (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 29, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia No. 4486) status Radio Republik Indonesia Regional II Bogor berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dengan nama LPP RRI Bogor (LPP RRI Bogor, 2007). Hal ini menjadikan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral, dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Dengan demikian, jasa siaran yang diberikan oleh RRI kini bukan hanya jasa acara siaran tetapi juga jasa ruang siaran iklan. Kondisi tersebut mengakibatkan LPP RRI Bogor turut memasuki dunia persaingan. Sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk menarik pengiklan secara efektif dan efisien. Jumlah radio yang semakin banyak, makin sempitnya pasar yang digarap dan kondisi yang berubah cepat, tidak akan cukup diatasi dan ditaklukkan dengan kerja keras dan insting. Untuk meminimalkan kesalahan dalam
mengambil
keputusan,
perlu
informasi-informasi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu diperlukan penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Pengiklan terhadap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia”.
4
1.2. Perumusan Masalah Penelitian Perubahan status RRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik membawa RRI kepada persaingan industri penyiaran baik dengan radio-radio komersial maupun media massa lainnya. Untuk menyelaraskan statusnya, LPP RRI Bogor pun berusaha merubah imagenya sebagai radio yang kaku menjadi lebih fleksibel dalam mengkonsep acara yang akan ditawarkan. Konsep tersebut diterapkan pada salah satu stasiun LPP RRI Bogor yaitu Programa 2 yang lebih dikenal dengan Pro 2 FM. Format stasiun dan sasaran khalayak Pro 2 FM hampir sama dengan radio swasta di kota Bogor, yaitu memberikan acara hiburan dan informasi yang ditujukan kepada pendengar berusia 12-45 tahun dan status sosial menengah keatas. Penyiar Pro 2 FM pun sebagian besar mahasiswa sehingga Pro 2 FM memerlukan dana tambahan untuk membayar tenaga honorer tersebut. Dana tersebut salah satunya diperoleh dari iklan. Jenis iklan yang diproduksi oleh LPP RRI Bogor adalah iklan adlibs, spot iklan, time signal, kuis, talk show, sponsor program, dan siaran langsung. Untuk memfasilitasi iklan tersebut, LPP RRI Bogor pun memberi ruang siaran iklan dalam spesifikasi siaran Pro 2 FM. Dengan demikian, spesifikasi siaran Pro 2 FM meliputi berita, kebudayaan, pendidikan, iklan, dan hiburan yang mendapat persentase paling besar untuk dapat menarik minat pengiklan. Gambar spesifikasi siaran dapat dilihat sebagai berikut : Spesifikasi Siaran Programa 2 LPP RRI
30%
Berita Kebudayaan Pendidikan
45%
Iklan 5%
Hiburan
5% 15%
Gambar 1. Spesifikasi siaran programa 2 LPP RRI (LPP RRI Bogor, 2008)
5
Walaupun kini konsep acara LPP RRI Bogor sudah semakin variatif dengan sasaran pendengar yang spesifik. Namun, sampai saat ini LPP RRI Bogor masih belum mampu menjaring pengiklan yang cukup banyak. Beberapa perusahaan masih ragu akan perubahan LPP RRI Bogor. Biro iklan yang ditunjuk oleh perusahaan pun lebih memilih radio swasta. Image LPP RRI sebagai corong pemerintah masih melekat sehingga dianggap kurang marketable. Padahal, LPP RRI Bogor sudah melakukan upaya seperti penawaran kerjasama untuk suatu event dan promosi di stasiun sendiri. LPP RRI Bogor juga menetapkan biaya yang terjangkau untuk pembuatan dan penyiaran iklan. Setelah dilakukan survei, tarif iklan LPP RRI Bogor hanya 20-30% dari tarif iklan di radio swasta. Selain itu, LPP RRI Bogor memiliki jangkauan yang luas dibandingkan dengan radio lainnya. Maka dari itu, LPP RRI Bogor berkepentingan untuk mengetahui faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi para pengiklan dalam keputusan pemilihan media iklan dan bagaimana persepsi mereka tentang LPP RRI Bogor saat ini. Sehingga LPP RRI Bogor dapat mengetahui sikap konsumen terhadap produk jasanya kemudian merumuskan strategi untuk mempengaruhi sikap konsumen tersebut. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keputusan pembelian pengiklan? 2. Atribut-atribut apa saja yang dianggap penting oleh pengiklan? 3. Bagaimana persepsi pengiklan terhadap atribut yang dimiliki oleh LPP RRI Bogor? 4. Bagaimana sikap pengiklan terhadap atribut yang ditawarkan oleh LPP RRI Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Memformulasikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian pengiklan 2. Mendeskripsikan atribut-atribut yang diangap penting oleh pengiklan 3. Mengidentifikasi persepsi dan sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh LPP RRI Bogor
6
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak seperti : (1) Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor, dan (2) Masyarakat. 1. Bagi LPP RRI Bogor Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat suatu perencanaan dan alternatif strategi promosi yang tepat dalam menarik pengiklan dengan menggunakan penelitian ini sebagai bahan masukan dan evaluasi. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan pengayaan wacana mengenai aplikasi ilmu manajemen, terutama berkaitan
dengan
bidang
studi
manajemen
pemasaran,
khususnya
berhubungan dengan perilaku konsumen. 1.5. Batasan Masalah Penelitian Penelitian ini fokus pada Stasiun Programa 2 LPP RRI Bogor karena memiliki karakteristik yang sama dengan radio swasta Kota Bogor.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor, Jalan Pangrango 34 Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa RRI telah memasuki persaingan dalam industri penyiaran sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui persepsi pengiklan. 3.2. Penentuan Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengiklan, yaitu perusahaan dan biro iklan yang telah beriklan di LPP RRI Bogor maupun di radio swasta Kota Bogor. Data sekunder diperoleh dari literatur yang sesuai dengan topik penelitian seperti, buku pada perpustakaan, internet, Dinas Informasi, Kepariwisataaan dan Kebudayaan Kota Bogor, dan data internal LPP RRI Bogor. 3.3. Metode Pemilihan Sampel Dalam melakukan penarikan unit sampel dan responden pada penelitian ini menggunakan teknik judgment sampling, yang termasuk dalam teknik non probability sampling. Sampel yang dipilih adalah perusahaan dan atau biro iklan yang sudah maupun belum beriklan di LPP RRI Bogor. Populasi yang digunakan adalah jumlah pengiklan di LPP RRI Bogor tahun 2007 yaitu sebanyak 38 perusahaan, dan jumlah pengiklan di radio-radio swasta Kota Bogor tahun 2007 yaitu sebanyak 60 perusahaan (termasuk biro iklan). Sehingga jumlah populasi (N) sebanyak 98 perusahaan. Untuk menentukan jumlah unit analisis (n) yang akan dijadikan sampel digunakan rumus Slovin dengan batas toleransi kesalahan (e) 10% : n =
N 1 + N e2
=
98 = 49,5 = 50 perusahaan 1 + 98 (0,1)2
Syarat minimal untuk sampel dalam analisis faktor adalah 1:3 dengan jumlah atribut yang akan dianalisis. Atribut yang dianalisis pada penelitian ini sebanyak 18 atribut sehingga sampel yang digunakan sebanyak 60 perusahaan.
21
Dari 60 perusahaan yang menjadi unit sampel, responden yang menjawab pertanyaan adalah pemilik perusahaan, manajer promosi, manajer pemasaran, manajer keseluruhan, supervisor serta bagian hubungan masyarakat pada instansi pemerintahan selaku pengambil keputusan dengan komposisi sebagai berikut : Komposisi Responden Supervisor Manajer Pemasaran
7%
8% 22%
30%
Manajer Promosi Manajer Keseluruhan
10% 23%
Hubungan Masyarakat Pemilik
Gambar 4. Komposisi responden 3.4. Metode Pengumpulan Data Data diperoleh melalui metode wawancara terstruktur dan langsung. Wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data dan informasi dari pengiklan. Sedangkan wawancara langsung dilakukan dengan pihak LPP RRI Bogor untuk mencari data mengenai gambaran umum Radio Republik Indonesia serta perkembangannya dan konsultasi tentang atribut yang akan dianalisis. Data dalam kuesioner terdiri dari tiga bagian, yaitu data identifikasi unit sampel, data untuk faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, dan data yang berhubungan dengan persepsi pengiklan terhadap LPP RRI Bogor. 3.5. Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Pengujian Kuesioner Sebelum data diolah, sebagai langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas dan reliabilitas kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada 30 responden untuk uji coba dan hasilnya dapat dipakai untuk menyempurnakan kuesioner selanjutnya yang disebarkan kepada 60 responden yang sebenarnya. Data yang diperoleh
diolah
secara
statistik
deskriptif
dengan
bantuan
komputer
menggunakan software SPSS 13.0 for windows dan Microsoft Exel. Pada kuesioner ini terdapat dua jenis alat analisis yaitu alat analisis yang mengukur
22
tingkat kepentingan dan alat analisis yang mengukur tingkat keyakinan. Kedua jenis alat analisis ini digunakan untuk menganalisis persepsi dan sikap pengiklan terhadap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor sedangkan untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam pemilihan radio sebagai media iklan, digunakan alat analisis yang mengukur tingkat kepentingan. Korelasi product moment pearson menyatakan “valid” untuk 17 atribut pada tingkat kepentingan. Hanya 1 atribut yang dinyatakan tidak valid yaitu faktor teman (kenalan). Sedangkan pada tingkat kepercayaan/keyakinan seluruh atribut dinyatakan valid. Atribut-atribut tersebut mempunyai nilai yang bervariasi untuk setiap pertanyaan berdasarkan penilaian skala. Nilai korelasi yang didapat lebih besar daripada nilai r-tabel pada selang kepercayaan 95% yaitu sebesar 0,361 maka atribut pertanyaan tersebut sahih (valid). Perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap seluruh atribut pada tingkat keyakinan dan tingkat kepentingan. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik alpha cronbach menghasilkan nilai korelasi di atas 0,5 yaitu 0,811 untuk tingkat kepentingan dan 0,905 untuk tingkat kepercayaan sehingga kuesioner tersebut telah teruji keandalannya (reliable). Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2. Kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya kemudian disebarkan kembali dengan tidak mengikutsertakan atribut yang telah direduksi. 3.5.2. Analisis Faktor Analisis
faktor
dilakukan
untuk
mengidentifikasi
faktor
yang
mempengaruhi perilaku pembelian pengiklan. Atribut-atribut yang dianalisis adalah profil pendengar radio (X1), pengetahuan pengiklan tentang radio (X2), jumlah pendengar (X3), jangkauan radio (X4), harga jual spot iklan (X5), format acara (X6), fleksibilitas kontrak (X7), penyiar radio (X8), layanan administrasi (X9), rating radio (X10), promosi yang dilakukan radio (X11), anggaran dana yang dimiliki pengiklan (X12), faktor prestise (X13), image radio (X14), kecocokan produk dengan segmen radio (X15), sasaran wilayah produk (X16), dan positioning produk (X17). Atribut ini diperoleh dari pertimbangan pemikiran penulis yang dikonsultasikan dengan bagian Layanan dan Usaha LPP RRI Bogor.
23
Pada penelitian ini digunakan penilaian skala Likert (1,2,3,4,5) karena skala tersebut dianggap dapat mewakili pilihan konsumen. Analisis faktor dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama pada analisis faktor adalah menilai mana saja atribut yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian terhadap atribut. Pengujian dilakukan dengan melihat KMO and Bartlett’s Test dan Anti Image Matrices. Apabila angka KMO and Bartlett’s Test sudah di atas 0,5 dan signifikansi di bawah 0,05 maka atribut dan sampel yang ada sudah bisa dianalisis lebih lanjut. Sedangkan uji Anti Image Matrices dilakukan dengan memperhatikan angka MSA (Measure of Sampling Adequacy) yang berkisar antara 0 sampai 1, dengan kriteria : 1. MSA = 1, atribut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh atribut yang lain. 2. MSA > 0,5, atribut masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3. MSA < 0,5, atribut tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari atribut lainnya. Tahap berikutnya dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan atribut yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi pada penelitian ini adalah Principal Component Analysis. 3.5.3. Model Multiatribut Fishbein Pengukuran persepsi dan sikap pengiklan terhadap LPP RRI Bogor dilakukan dengan menggunakan Model Sikap Multiatribut Fishbein. Analisis ini dilakukan dengan menilai tingkat kepentingan dan tingkat kepercayaan dari setiap atribut. Atribut yang akan dinilai tingkat kepentingan dan tingkat kepercayaannya adalah profil pendengar, pengetahuan tentang radio (brand), jumlah pendengar, jangkauan radio, harga spot iklan, konsep acara, fleksibilitas kontrak, penyiar radio, layanan administrasi, rating, dan kegiatan promosi. Atribut-atribut tersebut dinilai dengan menggunakan skala Likert (5,4,3,2,1) mulai dari sangat penting sampai sangat tidak penting untuk tingkat kepentingan dan sangat setuju sampai sangat tidak setuju untuk tingkat kepercayaan.
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Radio Siaran Siaran radio di Indonesia dimulai ketika Radio Republik Indonesia secara resmi didirikan
pada tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang
sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio pada saat itu menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI. Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran/keyakinan partai atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada broadcaster RRI pada era Reformasi untuk menjadikan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral, dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan government owned radio ke arah Public Service Broadcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000 (PRSSNI Pusat, 2005). Setelah berdirinya RRI sebagai perintis siaran radio di Indonesia akhirnya mulai bermunculan radio swasta yang juga memiliki fungsi yang sama dengan RRI, hanya saja dalam prakteknya radio swasta bersifat profit oriented. Tetapi mengingat tidak mudah prasyarat untuk melanjutkan pengelolaan radio siaran swasta secara legal, dan begitu besar tuntutan fungsi peran radio siaran sebagai alat pendidik, penerangan, hiburan yang harus dijalankan dan akan terasa berat jika dipikul sendiri-sendiri, maka beberapa tokoh pengelola radio siaran swasta di kota-kota besar mengambil inisiatif membentuk wadah organisasi lokal-regional, untuk memfasilitasi dan memperjuangkan kepentingan anggotanya, seperti berkoordinasi
dengan
Pemerintah,
mengurus
persyaratan
perizinan
dan
penyesuaian ketentuan lainnya, sehingga lahirlah asosiasi seperti Persatuan Radio Siaran Jakarta (PRSJ), Persatuan Broadcaster Bandung (PBB), Persatuan Radio Siaran Jawa Tengah (PRSJT), dan asosiasi sejenis di kota-kota besar lainnya.
25
Menyadari bahwa pengembangan profesionalisme penyelenggaraan radio siaran swasta semakin kompleks dan pembinaan melalui asosiasi tingkat lokalregional secara individual menjadi tidak efektif, oleh sebab itu mulai dipikirkan terbentuknya organisasi bersifat nasional. Maka atas prakarsa tokoh-tokoh Persatuan Radio Siaran Jakarta didukung tokoh-tokoh asosiasi atau tokoh radio siaran
swasta
berbagai
daerah,
digagas,
dipersiapkan
sampai
berhasil
diselenggarakan Kongres pertama Radio Siaran Swasta se-Indonesia yang melahirkan organisasi “Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesia” disingkat PRSSNI di Balai Sidang Senayan Jakarta, pada tanggal 16-17 Desember 1974, dihadiri 227 orang peserta, mewakili 173 stasiun radio siaran swasta dari 34 kota di 12 provinsi saat itu. Pada Munas ke IV PRSSNI di Bandung tahun 1983, kata “Niaga” diganti “Nasional” sehingga menjadi Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia tetap disingkat PRSSNI. Saat ini sebagai industri penyiaran, baik RRI maupun radio swasta memiliki kesempatan yang sama dengan media penyiaran lainnya mengapresiasikan semua kekuatan untuk memberikan yang terbaik bagi publik. Selain itu dengan program siaran yang beragam dan ditawarkan oleh setiap radio, maka radio telah menjadi bagian dari sarana hiburan maupun informasi yang melekat pada masyarakat. Hal ini bahkan melebihi siaran televisi yang mungkin belum dapat dijangkau oleh seluruh wilayah dan masyarakat Indonesia mengingat peralatan yang dibutuhkan untuk mendengarkan siaran radio jauh lebih praktis serta murah dibandingkan siaran televisi. 4.2. Sejarah LPP RRI Bogor Pembentukan Radio Republik Indonesia Bogor pada mulanya berasal dari Radio Daerah Bogor (RDB) yang dikelola oleh AURI LANUD Atang Sanjaya Bogor. Radio Daerah Bogor resmi menjadi Radio Republik Indonesia Regional II Bogor pada tanggal 11 September 1966, dengan Kepala Stasiun yang pertama adalah Bapak Nurdin Mahmud. Sejak saat itu, Radio Republik Indonesia Regional II Bogor menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Penerangan, status tersebut berjalan sampai tahun 2000. Kemudian pada tahun 2000 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2000 dan dilikuidasinya Departemen Penerangan pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh presiden
26
KH. Abdurrahman Wahid, status Radio Republik Indonesia Regional II Bogor berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) dengan nama Radio Republik Indonesia Cabang Pratama Bogor. Pada tahun 2005, dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Radio Rapublik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4486) status Radio Republik Indonesia Regional II Bogor berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik dengan nama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor. Disertai dengan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat No:B/1924.1/M.PAN/7/2006 tanggal 31 Juli 2006. Perubahan status ini ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 November 2006 oleh Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia. Hingga saat ini telah enam belas kali pergantian pimpinan di tubuh Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor terhitung sejak tahun 1966. Sebagai radio publik, kini Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor mempunyai motto “Independen, Netral, dan Mandiri” serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan jasa siaran di bidang informasi, hiburan, dan pendidikan serta usaha terkait lainnya yang dilakukan dengan standar mutu yang tinggi. Dalam menunjang program siaran khususnya dalam paket hiburan, Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor terus berusaha mengikuti perkembangan blantika musik yang ada dengan terus mencari tahu apa yang disukai oleh para pendengar. Mulai lagu daerah sampai lagu barat yang disukai kalangan remaja. Dengan perbedaan yang ada tersebut, Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor melakukan segmentasi-segmentasi khalayak yang menjadi target audience melalui dua programa siaran yang dimilikinya, yaitu Programa 1 yang dikenal dengan nama PRO 1 FM dan Programa 2 yang dikenal dengan nama PRO 2 FM.
27
4.3. Peran dan Fungsi Radio Republik Indonesia sebagai Radio Publik a. Independen Dalam pelaksanaan operasional, independen diartikan bahwa siarannya tidak ada pihak manapun yang boleh mencampuri atau mempengaruhi kebijakan Radio Republik Indonesia baik kebijakan produk pemberitaan maupun kebijakan produk siaran lainnya. b. Netral Netral artinya tidak berpihak, istilah universal dari sikap netral adalah impartial dan balanced. Dari sisi programming impartiality berarti Radio Republik Indonesia dalam menyelenggarakan siarannya tidak berpihak atau memihak. Dengan netralitas ini, Radio Republik Indonesia harus mampu melayani dengan tidak membeda-bedakan khalayak pendengar. Program siaran harus mencerminkan ragam kepentingan, kepercayaan, aspirasi sosial, budaya, dan politik masyarakat. 4.4. Visi dan Misi LPP RRI Bogor Visi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor adalah menjadi radio publik milik bangsa, acuan informasi terpercaya dan hiburan yang sehat, pemberdaya masyarakat, perekat budaya bangsa, sejahtera dan unggul secara nasional, bertaraf internasional. Sedangkan Misi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor adalah sebagai berikut : 1. Memberikan layanan informasi yang terpercaya bagi masyarakat guna memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh akses informasi melalui proses kerja standar jurnalisme profesional yang bersandar pada prinsip akurat dan berimbang serta berorientasi pada keharmonisan dan kedamaian. 2. Menjadi wahana kontrol sosial melalui program siaran yang memberikan ruang yang cukup bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, kritik terhadap suprastruktur politik guna mendorong terciptanya penyelenggaraan negara yang baik. 3. Menjadikan program siaran pendidikan sebagai perdaya masyarakat dan mendorong proses demokratisasi yang bertumpu pada hak masyarakat untuk
28
mengemukakan pendapat dengan tetap berpegang pada kaidah hukum dan prinsip masyarakat madani yang berkeadaban. 4. Menjadikan program siaran kebudayaan sebagai perekat sosial dan keberagaman budaya Indonesia guna memajukan kebudayaan nasional dengan menumbuh kembangkan unsur budaya lokal, di tengah arus budaya global. 5. Menjadikan program siaran hiburan, wahana hiburan yang sehat bagi keluarga Indonesia dan mampu mendorong kreatifitas masyarakat. 6. Menyelenggarakan
siaran-siaran yang
melayani
kebutuhan
kelompok
minoritas dalam masyarakat. 7. Menyelenggarakan program siaran yang mendorong pemahaman persepsi tentang gender sesuai nilai budaya bangsa. 8. Memanfaatkan dan tanggap terhadap perkembangan teknologi media penyiaran
yang
efektif,
efisien
serta
mengoperasionalkannya
secara
profesional guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia serta menjamin kenyamanan dan kemudahan masyarakat mendengarkan siaran RRI. 9. Menyelenggarakan siaran internasional bagi masyarakat Indonesia di luar negeri dan memberikan informasi tentang Indonesia ke dunia internasional. 10. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan kegiatan penyiaran sesuai kebutuhan masyarakat secara profesional guna mendapat pendapatan lembaga untuk menunjang pelaksanaan operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. 4.5. Struktur LPP RRI Bogor Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggungjawab penuh terhadap seluruh aktifitas LPP RRI Bogor. Sebagai stasiun penyiaran tipe C, LPP RRI Bogor menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Penyiapan rencana program dan anggaran stasiun penyiaran tipe C b. Pelaksanaan tata usaha c. Pelaksanaan kegiatan di bidang siaran d. Pelaksanaan kegiatan di bidang pemberitaan e. Pelaksanaan kegiatan di bidang sumberdaya teknologi f. Pelaksanaan kegiatan di bidang layanan dan usaha
29
Stasiun penyiaran tipe C terdiri atas Subbagian Tata Usaha, Seksi Siaran, Seksi Pemberitaan, Seksi Sumber Daya Teknologi, Seksi Layanan dan Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional dengan struktur organisasi yang dapat dilihat pada Gambar 4. 1. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan tata usaha, yaitu menyelenggarakan fungsi koordinasi penyusunan rencana, program dan anggaran stasiun penyiaran; pelaksanaan urusan sumberdaya manusia; pelaksanaan urusan keuangan; dan pelaksanaan urusan umum. Subbadian tata usaha terdiri dari : a. Urusan Sumberdaya Manusia, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi urusan sumberdaya manusia, keprotokolan dan kehumasan, serta tata persuratan. b. Urusan Keuangan, mempunyai tugas pengelolaan pembendaharaan, akuntansi dan verifikasi serta laporan keuangan. c. Urusan Umum, mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan rencana, program dan anggaran, serta pengelolaan perlengkapan, rumah tangga, keamanan dan kearsipan. 2. Seksi Siaran Seksi Siaran mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang programa siaran, yaitu menyelenggarakan fungsi pelaksanaan perencanaan dan evaluasi programa serta pelaksanaan pengelolaan Programa I dan Programa II. Seksi Siaran terdiri dari : a. Subseksi Perencanaan dan Evaluasi Programa, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan program acara, anggaran biaya siaran, pemolaan, lalu lintas (traffic) dan evaluasi di bidang programa siaran. b. Subseksi Programa I, mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan penyelenggaraan siaran berita/informasi, produksi siaran pendidikan, produksi siaran budaya, produksi siaran hiburan dan produksi siaran iklan pada programa I.
30
c. Subseksi Programa II, mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan penyelenggaraan siaran berita/informasi, produksi siaran pendidikan, produksi siaran budaya, produksi siaran hiburan dan produksi siaran iklan pada programa II. 3. Seksi Pemberitaan Seksi Pemberitaan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang pemberitaan. Seksi Pemberitaan menyelenggarakan fungsi pelaksanaan produksi berita, ulasan, dan dokumentasi; pelaksanaan liputan dan olahraga; dan pelaksanaan produksi pengembangan berita. Seksi Pemberitaan terdiri dari: a. Subseksi Produksi Berita, Ulasan, dan Dokumentasi, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi produksi liputan berita, ulasan, siaran langsung, redaksional, dan dokumentasi untuk programa stasiun penyiaran tipe C dan kontribusi pada pusat pemberitaan. b. Subseksi Liputan dan Olahraga, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi produksi liputan peristiwa olahraga, produksi berita olahraga, dan melakukan siaran langsung olahraga untuk programa stasiun penyiaran tipe C dan kontribusi pada pusat pemberitaan. c. Subseksi Pengembangan Berita, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi produksi pengembangan berita dan masalah aktual untuk programa stasiun penyiaran tipe C dan kontribusi pada pusat pemberitaan. 4. Seksi Sumberdaya Teknologi Seksi Sumberdaya Teknologi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang sumberdaya teknologi yang mencakup pelaksanaan di bidang teknik studio dan multimedia, teknik transmisi, dan sarana prasarana penyiaran. Seksi Sumberdaya Teknologi terdiri dari : a. Subseksi Teknik Studio dan Transmisi, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di bidang teknik studio dan multimedia.
31
b. Subseksi Teknik Transmisi, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di bidang teknik transmisi. c. Subseksi Sarana Prasarana Penyiaran, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di bidang sarana prasarana penyiaran. 5. Seksi Layanan dan Usaha Seksi Layanan dan Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang layanan dan usaha, yang mencakup layanan publik, pengembangan usaha, dan pencitraan. Seksi Layanan dan Usaha terdiri dari : a. Subseksi Layanan Publik, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan layanan kemitraan, data, dan informasi. b. Subseksi Pengembangan Usaha, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pengembangan usaha siaran radio dan usaha non siaran radio. c. Subseksi Pencitraan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan promosi, operasional standarisasi identitas korporat, hubungan luar dan media. 6. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan fungsional dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang dikoordinasikan oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala satuan di lingkungan masingmasing. Kelompok Jabatan Fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Stasiun Penyiaran. 4.6. Bidang Usaha dan Kegiatan LPP RRI Bogor Radio Republik Indonesia Bogor sebagai Lembaga Penyiaran Publik memiliki bidang usaha dan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Adapun bidang usaha yang dikelola oleh Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor yaitu jasa siaran dan non-siaran.
32
(1) Jasa Siaran Jasa Siaran adalah segala bentuk penyampaian unsur kata, musik/lagu maupun bunyi-bunyian yang dikemas dalam program siaran sebagai output dari totalitas kegiatan penyiaran LPP-RRI. Jasa siaran ini dibagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu : a. Jasa Acara Siaran Yang dimaksud jasa acara siaran adalah pelayanan untuk menyampaikan gagasan/ide/pengenalan
sesuatu
produk/kebijakan
yang
menurut
sumbernya perlu disampaikan kepada masyarakat melalui siaran radio. Seluruh penyampaian gagasan/ide/pengenalan tersebut berpegang teguh pada etika dan estetika penyiaran radio umumnya dan Lembaga Penyiaran Publik pada khususnya. Bentuk penyampaiannya tidak boleh bersifat memaksa, dan tidak bertentangan dengan unsur SARA, serta kebijakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Jasa Ruang Siaran Iklan Jasa ruang siaran iklan adalah penyediaan space/ruang yang dapat dimanfaatkan oleh stakeholder didalam penyiaran iklan. Iklan pada media radio dibagi dalam dua kategori, yaitu : 1. Siaran Iklan Niaga Siaran iklan niaga adalah siaran yang memperkenalkan suatu produk yang bersifat komersial baik berupa barang maupun jasa kepada khalayak sasaran, dengan tujuan mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk tersebut yang disajikan dalam bentuk spot, jingle, slide audio, maupun adlib, advertorial dan sejenisnya, yang dikenakan biaya penyiaran maupun produksinya, sesuai dengan standar tarif yang telah ditentukan. 2. Siaran Iklan Layanan Masyarakat Siaran iklan masyarakat adalah siaran yang bersifat imbauan atau penyampaian informasi suatu kebijakan demi kepentingan masyarakat. Dalam pelaksanaannya iklan layanan masyarakat dibagi dua jenis : 1. Iklan Layanan Masyarakat Umum, berupa penyampaian imbauan atau informasi mengenai suatu keadaan atau kebijakan
33
pemerintah kepada masyarakat luas. Iklan layanan masyarakat jenis ini tidak dikenakan biaya penyiaran. Contoh : berita duka, berita kehilangan/bencana, imbauan pemerintah. 2. Iklan Layanan Masyarakat Khusus, berupa penyampaian imbauan atau informasi yang bersifat khusus dengan lebih mengedepankan kepentingan individu/institusi/golongan dengan atau tanpa kesertaan promosi produk sponsor. Iklan layanan masyarakat
khusus
dikenakan
biaya
penyiaran
ataupun
produksinya dengan menggunakan tarif khusus. Contoh : pengumuman lelang, iklan kampanye pemilu, pengumuman yang disisipkan dengan promosi produk. (2) Jasa Non Siaran Jasa non siaran adalah kegiatan pelayanan penyewaan aset-aset yang dimiliki LPP-RRI yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Aset meliputi barang inventaris maupun lahan dan gedung serta jasa teknis. Adapun aset yang tidak boleh disewakan adalah hal-hal yang bersifat berhubungan langsung dengan perangkat peralatan pemancar LPP-RRI, seperti unit TX (pemancar) dan OB Van (mobil siaran luar) kecuali OB Van yang tidak dipergunakan lagi untuk operasional. Selain itu, LPP RRI Bogor juga mengadakan kursus olah vokal dan Bahasa Inggris serta pelatihan Karate Tradisional dan Yoga yang dapat diikuti oleh seluruh pendengar.
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik
Indonesia Bogor juga seringkali mengadakan program off air. Special event merupakan salah satu program off air yang dilakukan sebagai salah satu strategi promosi dan untuk menjaga hubungan baik dengan sponsorship. Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Bogor melakukan segmentasi-segmentasi khalayak yang menjadi target audience melalui dua programa siaran yang dimilikinya, yaitu Programa 1 dan Programa 2.
34
Tabel 3. Profil stasiun programa 1 dan programa 2 LPP RRI Bogor Profil
Programa 1
Programa 2
Nama Stasiun
PRO 1 FM Bogor
PRO 2 FM Bogor
Frekuensi
93,75 Mhz dan AM 1242
106,8 Mhz
Prononima Persona
Sahabat RRI
Raka Rai
Segmentasi
Umum
17-30 tahun (Mahasiswa, Eksekutif, dan Profesional Muda)
Geografis
On Air Time
Bogor, Depok, Cianjur, Depok, Bogor, Sukabumi
Puncak
05.00 – 24.00 WIB
05.00 – 24.00 WIB
Sumber : LPP RRI Bogor, 2008 4.7. Karakteristik Sampel Konsumen Karakteristik umum unit sampel dapat dibedakan berdasarkan kategori produk perusahaan, peranan radio, sumber informasi tentang radio, dan anggaran dana iklan untuk radio. Unit Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang pernah ataupun belum pernah beriklan di LPP RRI Bogor tetapi sudah beriklan di Radio swasta di Kota Bogor. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel adalah 60 perusahaan. Perusahaan yang beriklan di radio sebagian besar adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang bisnis seperti konsultasi jasa keuangan dan perbankan sebanyak 27%, bidang perdagangan sebanyak 12%, bidang infrastruktur sebanyak 8%, bidang kepentingan sosial dan pribadi sebanyak 37%, dan bidang jasa administrasi pemerintah sebanyak 8% serta perusahaan yang menawarkan barang sebesar 8%. Perusahaan-perusahaan tersebut lebih memilih radio sebagai media penunjang untuk mempromosikan barang dan jasanya. Porsi sebagai media penunjang sebesar 72% sedangkan sebagai media utama hanya 28%.
35
Tabel 4. Karakteristik sampel konsumen Jumlah
Persentase
(Unit)
(%)
1. Bisnis
16
27
2. Perdagangan
7
12
3. Infrastruktur
5
8
4. Sosial dan Pribadi
22
37
5. Administrasi Pemerintah
5
8
6. Barang
5
8
Total
60
100
a. Media Utama
17
28
b. Media Penunjang
43
72
Total
60
100
Anggaran
a. 0-25%
27
24
Dana
b. 26-50%
19
32
c. 51-75%
14
44
d. 76-100%
0
0
60
100
1. Televisi
0
0
2. Radio
21
26
3. Media Cetak
20
24
4. Sponsor Kegiatan
28
34
5. Internet
13
16
6. Lainnya
0
0
82
100
Karakteristik Sampel Konsumen Kategori Produk
Peranan Radio
Total Sumber Informasi
Total
36
Anggaran dana pengiklan sebagian besar dialokasikan untuk media cetak oleh perusahaan lokal dan televisi oleh perusahaan nasional. Sebanyak 44% perusahaan hanya menganggarkan 0-25% dari dana promosinya untuk radio. Sedangkan perusahaan yang mengalokasikan dananya sebesar 51-75% untuk berpromosi di radio hanya 24% dan sisanya sebanyak 32% mengalokasikan dananya sekitar 26-50%. Hal ini menandakan bahwa radio harus lebih mempromosikan diri kembali agar tetap mendapat porsi yang besar dari pengiklan. Agar kegiatan promosi berjalan efektif, maka sebaiknya radio melakukan promosi dengan menjadi sponsor atau media partner suatu kegiatan, karena hal tersebut mendapat perhatian yang besar dari pengiklan. Berdasarkan penelitian, informasi yang diperoleh pengiklan tentang radio bersumber dari radio itu sendiri sebesar 26%, media cetak 24%, sponsor kegiatan 34%, dan dari internet sebesar 16%. Adapun gambaran umum responden secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Jasa Radio Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam pemilihan jasa radio menggunakan analisis faktor. Atribut-atribut yang dianalisis adalah profil pendengar radio (X1), pengetahuan pengiklan tentang radio (X2), jumlah pendengar (X3), jangkauan radio (X4), harga jual spot iklan (X5), format acara (X6), fleksibilitas kontrak (X7), penyiar radio (X8), layanan administrasi (X9), rating radio (X10), promosi yang dilakukan radio (X11), anggaran dana yang dimiliki pengiklan (X12), faktor prestise (X13), brand radio (X14), kecocokan produk dengan segmen radio (X15), sasaran wilayah produk (X16), dan positioning produk (X17). Tahap pertama pada analisis faktor adalah menilai mana saja atribut yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Penilaian ini dilakukan dengan memasukkan semua atribut yang ada kemudian pada atributatribut tersebut dikenakan sejumlah pengujian. Logika pengujian adalah jika sebuah
atribut
memang
mempunyai
kecenderungan
mengelompok
dan
membentuk sebuah faktor, atribut tersebut akan mempunyai korelasi yang tinggi dengan atribut lain. Sebaliknya, atribut dengan korelasi yang lemah dengan atribut lain cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu. Pengujian dilakukan dengan melihat KMO and Bartlett’s Test dan Anti Image Matrices. Tabel 5. Pengujian KMO and Bartlett’s Test No.
Pengujian
KMO and Bartlett’s Test
Signifikansi
1.
Pertama
0,589
0,000
2.
Kedua (Tanpa X4)
0.663
0,000
3.
Ketiga (Tanpa X4 dan X5)
0,697
0,000
Pada pengujian yang dilakukan terhadap seluruh atribut angka KMO and Bartlett’s Test adalah 0,589 dengan signifikansi 0,000 (Tabel 5). Oleh karena angka tersebut sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh dibawah 0,05 maka atribut dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisis lebih lanjut. Namun angka
38
MSA (Measure of Sampling Adequacy) pada Anti Image Matrices masih terlihat tidak memenuhi batas 0,5 pada beberapa atribut, yaitu MSA X2 (0,430), X4 (0,241), dan X5 (0,476). Karena X4 memiliki MSA terkecil maka atribut tersebut dikeluarkan dan dilakukan pengujian ulang. Hasil pengujian Anti Image Matrices dirangkum dalam Tabel 6. Sedangkan hasil pengujian KMO and Bartlett’s Test dan Anti Image Matrices secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Tabel 6. Rangkuman hasil pengujian Anti Image Matrices No.
Angka MSA
Atribut Pengujian 1
Pengujian 2
Pengujian 3
1.
X1
0,636
0,667
0,627
2.
X2
0,430
0,617
0,615
3.
X3
0,676
0,727
0,711
4.
X4
0,241
-
-
5.
X5
0,476
0,466
-
6.
X6
0,513
0,586
0,622
7.
X7
0,669
0,644
0,736
8.
X8
0,668
0,701
0,682
9.
X9
0,613
0,585
0,601
10.
X10
0,631
0,759
0,780
11.
X11
0,588
0,705
0,736
12.
X12
0,615
0,724
0,720
13.
X13
0,580
0,799
0,765
14.
X14
0,737
0,749
0,734
15.
X15
0,656
0,693
0,708
16.
X16
0,559
0,540
0,623
17.
X17
0,591
0,601
0,746
Setelah pengujian ulang dilakukan dengan tidak menyertakan atribut jangkauan radio (X4), angka KMO and Bartlett’s Test adalah 0,663 dengan signifikansi 0,000. Proses penghilangan atribut dengan MSA di bawah 0,5 telah meningkatkan angka MSA total dari sebelumnya. Namun masih ada atribut yang
39
memiliki MSA dibawah 0,5 yaitu X5 (0,466) sehingga harus dilakukan pengujian ulang kembali dengan menghilangkan X5. Setelah X5 dikeluarkan maka angka KMO and Bartlett’s Test meningkat menjadi 0,697 dengan signifikansi 0,000 serta seluruh atribut telah memiliki angka MSA di atas 0,5. Dengan demikian proses analisis faktor dapat dilanjutkan dengan 15 atribut. Tahap berikutnya dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan atribut yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi pada penelitian ini adalah Principal Component Analysis. Setelah diekstraksi terbentuk 4 (empat) faktor yang mempengaruhi pengiklan dalam keputusan pembelian jasa radio. Hal ini terlihat pada angka eigenvalue pada Total Variance Explained (Lampiran 6) yang menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varian dari atribut-atribut yang dianalisis. Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil, dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Terbentuknya empat faktor juga dapat dijelaskan dari grafik Scree Plot. Scree Plot
6
5
Eigenvalue
4
3
2
1
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Component Number
Gambar 5. Hasil ekstrasi dengan Scree Plot
14
15
40
Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, Scree Plot menampakkan hal tersebut dengan grafik. Terlihat bahwa dari faktor satu ke faktor dua, arah garis menurun dengan cukup tajam. Kemudian dari faktor dua ke tiga sampai faktor empat garis masih menurun. Demikian pula dari faktor empat ke faktor lima, namun kini dengan slope yang lebih kecil. Faktor 5 juga sudah berada di bawah angka 1 pada sumbu Y (eigenvalues). Hal ini menunjukkan bahwa empat faktor adalah paling bagus untuk meringkas 15 atribut yang dianalisis. Setelah diketahui bahwa empat faktor adalah jumlah yang paling optimal, tabel Component Matrix (Lampiran 5) menunjukkan distribusi 15 atribut pada empat faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel adalah faktor loadings yang menunjukkan besar korelasi antara suatu atribut dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3 atau faktor 4. Proses penentuan atribut mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melihat perbandingan besar korelasi pada setiap baris. Oleh karena masih ada atribut yang belum jelas akan dimasukkan ke dalam faktor 1, 2, 3, atau 4, perlu dilakukan proses rotasi agar semakin jelas pendistribusiannya. Tabel 7. Hasil rotasi dengan metode varimax Rotated Component Matrix
a
Component 1 x1 x2 x3 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17
2 ,203 ,499 ,127 ,181 -,038 ,137 -,042 ,611 ,217 -,018 ,830 ,799 ,887 ,776 ,769
3 ,051 -,043 ,263 ,765 ,704 ,653 ,802 ,216 ,468 ,237 ,150 ,161 ,035 ,057 -,139
4 ,807 ,241 ,853 ,231 ,327 ,435 -,034 ,210 ,623 ,067 ,024 ,190 ,065 ,297 ,128
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 6 iterations.
,120 ,518 ,107 -,164 ,348 ,359 ,190 ,501 ,002 ,744 ,070 ,150 ,025 -,391 ,054
41
Hasil rotasi pada Tabel 7 menunjukkan bahwa profil pendengar (X1) memiliki korelasi yang tinggi dengan faktor 3 yaitu sebesar 0,807 sehingga X1 termasuk dalam faktor 3. Sedangkan pengetahuan pengiklan (X2) memiliki nilai korelasi terbesar dengan faktor 4 yaitu 0,518 sehingga X2 termasuk dalam faktor 4. Begitu seterusnya untuk setiap atribut sehingga dihasilkan empat faktor dengan atribut pencirinya seperti terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Ringkasan hasil analisis faktor No.
Faktor
1.
Citra
2.
Produk dan
Eigen value 5,625
2,795
Pelayanan Radio 3.
Daya Tarik
1,236
Radio 4.
Pengiklan
1,019
Atribut Penciri
Loading Faktor
Rating Radio (X10)
0,611
Prestise (X13)
0,830
Brand Radio (X14)
0,799
Segmen Radio (X15)
0,887
Sasaran Wilayah Produk (X16)
0,766
Positioning Produk (X17)
0,769
Format Acara (X6)
0,765
Fleksibilitas Kontrak (X7)
0,704
Penyiar Radio (X8)
0,653
Layanan Administrasi (X9)
0,802
Profil Pendengar (X1)
0,807
Jumlah Pendengar (X3)
0,853
Promosi yang dilakukan radio (X11)
0,623
Pengetahuan Pengiklan (X2)
0,518
Anggaran Dana Pengiklan (X12)
0,744
Pada Tabel 8 terlihat bahwa Rating Radio (X10), Faktor Prestise (X13), Brand Radio (X14), Segmen Radio (X15), Sasaran Wilayah Produk (X16) dan Positioning Produk (X17) termasuk faktor 1 yang dinamakan Faktor Citra Radio dan Citra Produk. Format Acara (X6), Fleksibilitas Kontrak (X7), Penyiar Radio (X8), dan Layanan Administrasi (X9) termasuk faktor 2 yang dinamakan faktor Produk dan Pelayanan Radio. Profil Pendengar (X1), Jumlah Pendengar (X3), Promosi yang dilakukan radio (X11) termasuk faktor 3 yang dinamakan Daya
42
tarik Radio, sedangkan Pengetahuan Pengiklan (X2) dan Anggaran Dana Pengiklan (X12) termasuk faktor 4 yang dinamakan Faktor Eksternal. Hasil analisis faktor dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Faktor Citra Faktor pertama adalah faktor citra. Faktor ini merupakan faktor yang paling penting dipertimbangkan pengiklan dalam memilih suatu radio sebagai media iklan. Hal ini terlihat dari angka eigenvalue paling tinggi yaitu sebesar 5,625 yang merupakan eigenvalue terbesar dari atribut lainnya. Atribut yang menyusun faktor ini adalah rating radio, brand radio dan segmen radio, prestise, sasaran wilayah produk, dan positioning produk. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar pengiklan memilih radio yang memiliki citra yang sesuai dengan citra produknya. Berdasarkan nilai loading factor dapat dilihat bahwa keenam atribut tersebut memiliki nilai loading yang cukup besar yaitu diatas 0,5 sehingga memiliki korelasi yang kuat antara atribut dengan faktor. Arah korelasi menunjukkan arah yang positif, artinya semakin sesuai citra radio dengan citra produk maka semakin tertarik pengiklan untuk mempromosikan produknya di radio tersebut. 2. Faktor Produk dan Pelayanan Radio Produk dan pelayanan merupakan faktor kedua terpenting. Faktor ini memiliki nilai eigenvalue sebesar 2,795. Atribut yang menyusun faktor ini terdiri dari format acara dan penyiar radio yang mencerminkan produk serta fleksibilitas kontrak dan layanan administrasi yang mencerminkan pelayanan. Berdasarkan nilai loading factor dapat dilihat bahwa keempat atribut tersebut memiliki nilai loading yang cukup besar sehingga memiliki korelasi yang kuat antara atribut dengan faktor. Arah korelasi menunjukkan arah yang positif, artinya apabila acara yang ditawarkan semakin menarik, penyiar semakin handal, kontrak kerjasama semakin fleksibel, dan layanan administrasi yang diberikan semakin memuaskan maka pengiklan pun tidak akan ragu memilih radio tersebut sebagai media promosinya. 3. Faktor Daya Tarik Radio Faktor yang ketiga dinamakan daya tarik radio yang digambarkan oleh profil pendengar, jumlah pendengar, dan promosi yang dilakukan oleh radio.
43
Faktor tersebut memiliki eigenvalue sebesar 1,236. Dari profil pendengar pengiklan dapat mengetahui bagaimana sebenarnya karakteristik pendengar di suatu radio dan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan sasaran produknya. Jumlah pendengar juga menjadi daya tarik bagi pengiklan untuk memperkirakan berapa pangsa pasar yang dapat diraih dari promosi melalui radio. Sedangkan promosi yang dilakukan menjadi daya tarik tersendiri untuk radio tentang bagaimana suatu radio memperkenalkan dirinya kepada pengiklan dan pendengar. Berdasarkan nilai loading factor dapat dilihat bahwa atribut-atribut yang menyusunnya memiliki nilai loading yang cukup besar sehingga memiliki korelasi yang kuat antara atribut dengan faktor. Arah korelasi menunjukkan arah yang positif sehingga semakin spesifik profil pendengar, semakin banyak jumlah pendengar serta semakin menarik promosi yang dilakukan pengiklan maka pengiklan akan semakin tertarik untuk beriklan. 4. Faktor Pengiklan Pengetahuan pengiklan tentang radio dan anggaran dana merupakan faktor yang dipertimbangkan dari sisi pengiklan. Sehingga faktor ini dinamakan faktor pengiklan. Faktor ini sangat sedikit dipengaruhi oleh radio. Pengetahuan pengiklan dapat dipengaruhi oleh promosi yang dilakukan radio dan dari sumber lain sedangkan anggaran dana yang dimiliki pengiklan tidak dapat dipengaruhi oleh radio. Faktor pengiklan memiliki eigenvalue 1,019 yang merupakan eigenvalue terkecil dari ketiga faktor lainnya. Berdasarkan nilai loading factor dapat dilihat bahwa kedua atribut tersebut memiliki nilai loading yang cukup besar sehingga memiliki korelasi yang kuat antara atribut dengan faktor. Arah korelasi menunjukkan arah yang positif sehingga semakin besar pengetahuan pengiklan dan semakin tinggi anggaran dana yang dimilikinya maka semakin memungkinkan pengiklan untuk memilih radio sebagai media promosinya. 5.2. Persepsi dan Sikap Pengiklan Pengukuran persepsi dan sikap pengiklan terhadap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor dilakukan dengan menggunakan Model Sikap Multiatribut Fishbein. Model sikap multiatribut
44
menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Maka dari itu pengukuran persepsi dan sikap memerlukan penilaian terhadap komponen kepentingan (ei) dan komponen kepercayaan (bi) atas atribut. Masing-masing atribut dievaluasi dan dinilai kepercayaannya oleh pengiklan. Selanjutnya diperoleh skor yang mencerminkan persepsi dari pengiklan terhadap LPP RRI Bogor. Selain itu, diketahui pula sikap pengiklan dari masing-masing atribut. 5.2.1. Komponen Kepentingan Komponen kepentingan menunjukkan seberapa penting atribut-atribut dari suatu radio di mata pengiklan. Tingkat kepentingan seluruh pengiklan dihitung secara rataan dari semua nilai yang diberikan masing-masing pengiklan terhadap setiap atribut. Untuk mengetahui kategori tingkat kepentingan pengiklan terhadap atribut radio ditetapkan skala interval yang perhitungan rentang skala sebagai berikut : Rentang Skala =
Nilai ei tertinggi yang mungkin muncul – nilai terendah Skala interval
Rentang Skala =
5-1 5
= 0,80
Tabel 9. Kategori tingkat kepentingan Skala Interval
Kategori
Kepentingan Atribut
Tingkat Kepentingan
4,20 < ei ≤ 5,00
Sangat Penting
3,40 < ei ≤ 4,20
Penting
2,60 < ei ≤ 3,40
Cukup
1,80 < ei ≤ 2,60
Tidak Penting
1,00 ≤ ei ≤ 1,80
Sangat Tidak Penting
Dengan demikian dihasilkan kategori tingkat kepentingan atribut radio yang dinilai mulai dari sangat penting sampai sangat tidak penting bagi pengiklan. Kategori tingkat kepentingan dapat dilihat pada Tabel 9. Setelah dilakukan penelitian terhadap 60 perusahaan maka didapatkan hasil penilaian pengiklan
45
tentang kepentingan suatu atribut radio dalam keputusan pembelian jasa media iklan. Penilaian tersebut dirangkum dalam Tabel 10. Tabel 10. Tingkat kepentingan pengiklan terhadap atribut radio No.
Atribut
Nilai
Kategori Tingkat
Kepentingan
Kepentingan
1.
Profil Pendengar dari Radio
4,57
Sangat Penting
2.
Promosi yang dilakukan radio
4,50
Sangat Penting
3.
Brand Radio
4,47
Sangat Penting
4.
Jangkauan Radio
4,43
Sangat Penting
5.
Rating Radio
4,33
Sangat Penting
6.
Format Acara
4,30
Sangat Penting
7.
Harga Jual Spot Iklan
4,20
Penting
8.
Penyiar Radio
4,18
Penting
9.
Jumlah Pendengar
3,95
Penting
10.
Fleksibilitas Kontrak Kerjasama
3,80
Penting
11.
Layanan Administrasi
3,78
Penting
Berdasarkan Tabel 10, atribut yang dianggap sangat penting oleh para pengiklan adalah profil pendengar radio, promosi yang dilakukan radio, brand radio, jangkauan radio, rating,dan format acara yang ditawarkan radio. Keenam atribut tersebut berada pada skala interval 4,20 < ei ≤ 5,00. Hal ini berarti keenam atribut ini harus diprioritaskan kualitasnya oleh LPP RRI Bogor. Dari atributatribut tersebut yang dinilai paling penting oleh pengiklan adalah profil pendengar radio yang akan dipilih menjadi media promosinya. Hal ini terlihat dari nilai kepentingan yang diberikan sebesar 4,57, yaitu nilai tertinggi dari semua atribut. Profil pendengar yang diperhatikan adalah yang sesuai dengan sasaran produk pengiklan. Atribut harga jual spot iklan, penyiar radio, jumlah pendengar, fleksibilitas kontrak, dan layanan administrasi juga dinilai penting oleh pengiklan. Kelima atribut tersebut termasuk pada skala interval 3,40 < ei ≤ 4,20. Layanan administrasi memiliki nilai terendah dari atribut lainnya, yaitu sebesar 3,78. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun layanan administrasi yang diberikan radio
46
kepada
pengiklan
ketika
bertransaksi
dinilai
penting,
namun
menjadi
pertimbangan terakhir bagi pengiklan. Walaupun demikian, sebaiknya LPP RRI Bogor tetap mempertahankan kualitas layanan administrasi agar dapat menjadi kekuatan bagi LPP RRI Bogor. 5.2.2. Komponen Kepercayaan Komponen kepercayaan menunjukkan tingkat kepercayaan pengiklan terhadap atribut-atribut dari suatu radio di mata pengiklan. Tingkat kepercayaan seluruh pengiklan dihitung secara rataan dari semua nilai yang diberikan masingmasing pengiklan terhadap setiap atribut. Untuk mengetahui kategori tingkat kepercayaan pengiklan terhadap atribut radio ditetapkan skala interval yang perhitungannya sama seperti tingkat kepentingan. Kategori tingkat kepercayaan dinilai mulai dari sangat percaya sampai sangat tidak percaya (Tabel 11). Tabel 11. Kategori tingkat kepercayaan Skala Interval
Kategori
Kepercayaan Atribut
Tingkat Kepercayaan
4,20 < bi ≤ 5,00
Sangat Percaya
3,40 < bi ≤ 4,20
Percaya
2,60 < bi ≤ 3,40
Ragu-ragu
1,80 < bi ≤ 2,60
Tidak Percaya
1,00 ≤ bi ≤ 1,80
Sangat Tidak Percaya
Setelah dilakukan penelitian terhadap 60 perusahaan maka didapatkan hasil penilaian pengiklan tentang kepercayaan pengiklan terhadap suatu atribut Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor. Tingkat kepercayaan mencerminkan bagaimana persepsi pengiklan terhadap atribut radio yang akan membentuk sikap dalam hal keputusan pemilihan suatu radio sebagai media promosinya. Persepsi terbentuk dari pengolahan dan pemahaman seseorang terhadap informasi yang diterimanya. Dengan melihat penilaian pengiklan tentang tingkat kepercayaannya terhadap atribut-atribut dari LPP RRI Bogor maka dapat diketahui sejauh mana pengetahuan pengiklan terhadap LPP RRI Bogor sehingga membentuk persepsi dan sikap terhadap LPP RRI Bogor. Penilaian tersebut dirangkum dalam Tabel 12.
47
Tabel 12. Tingkat kepercayaan pengiklan terhadap atribut LPP RRI Bogor No.
Atribut
Nilai
Kategori Tingkat
Kepercayaan
Kepercayaan
1.
Jangkauan Radio luas
4,57
Sangat Percaya
2.
Pendengar RRI spesifik
4,10
Percaya
3.
Jumlah Pendengar banyak
4,08
Percaya
4.
Kontrak Kerjasama Fleksibel
3,93
Percaya
5.
Memiliki Brand pada Top of
3,87
Percaya
Mind 6.
Layanan Administrasi memuaskan
3,83
Percaya
7.
Harga Jual Spot Iklan murah
3,77
Percaya
8.
Rating Radio tinggi
3,70
Percaya
9.
Promosi yang dilakukan radio
3,47
Percaya
menarik 10.
Format Acara menarik
3,32
Ragu-ragu
11.
Penyiar Radio handal
3,25
Ragu-ragu
Berdasarkan hasil perhitungan, pengiklan sangat setuju jika LPP RRI dinyatakan memiliki jangkauan yang luas. Hal ini terlihat dari nilai kepercayaannya yang paling tinggi yaitu 4,57 yang berada pada skala interval 4,20 < bi ≤ 5,00 dengan kategori sangat percaya. Dengan kata lain, pengiklan telah mempersepsikan dengan baik tentang jangkauan LPP RRI Bogor. Atribut yang berada pada skala interval 3,40 < bi ≤ 4,20 adalah pendengar radio, jumlah pendengar, kontrak kerjasama, brand radio, layanan administrasi, harga jual spot iklan, rating radio, dan promosi yang dilakukan LPP RRI Bogor. Hal ini menunjukkan pendengar LPP RRI Bogor dipersepsikan telah tersegmen secara spesifik oleh pengiklan dengan jumlah pendengar yang banyak. Demikian pula dengan keenam atribut lainnya yang sudah dipercaya oleh pengiklan. Atributatribut tersebut merupakan kekuatan yang dimiliki oleh LPP RRI Bogor. Atribut format acara dan penyiar LPP RRI Bogor mendapat nilai terendah dari atribut lainnya. Format acara yang ditawarkan LPP RRI Bogor mendapat nilai 3,32 sedangkan penyiar radio memiliki nilai 3,25. Keduanya termasuk dalam
48
skala interval 2,60 < bi ≤ 3,40. Sebagian pengiklan mempersepsikan LPP RRI Bogor belum memiliki penyiar yang handal seperti di radio-radio swasta kota Bogor. Sama halnya dengan format acara yang ditawarkan LPP RRI Bogor yang memiliki peringkat kedua terendah. Hal ini mungkin berkaitan dengan citra LPP RRI Bogor yang masih dianggap corong pemerintah. 5.2.3. Sikap Pengiklan Sikap Pengiklan terhadap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor dapat diketahui dengan Model Sikap Multiatribut Fishbein, yaitu perkalian antara komponen kepentingan dengan komponen kepercayaan. Sikap dinilai dengan skala interval mulai dari sangat baik sampai sangat tidak baik. Adapun perhitungan kategori sikap untuk setiap atribut sebagai berikut. Rentang Skala =
Nilai Ao tertinggi – nilai Ao terendah Skala interval
Rentang Skala =
(5 x 5) - 1 5
=
4,8
Nilai komponen kepentingan tertinggi adalah 5, demikian juga nilai komponen kepercayaan tertinggi. Sehingga nilai sikap (Ao) tertinggi yang mungkin muncul adalah 25 (5 x 5). Sedangkan nilai terendah adalah 1 karena nilai komponen kepentingan dan kepercayaan yang terendah adalah 1. Tabel 13. Kategori sikap setiap atribut Skala Interval Sikap
Kategori Sikap
20,2 < Ao ≤ 25,0
Sangat Baik
15,4 < Ao ≤ 20,2
Baik
10,6 < Ao ≤ 15,4
Cukup
4,8 < Ao ≤ 10,6
Tidak Baik
1,0 < Ao ≤ 5,8
Sangat Tidak Baik
Adapun perhitungan kategori sikap untuk keseluruhan atribut yang menjadi nilai sikap bagi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia sebagai berikut.
49
Rentang Skala = Rentang Skala =
Total nilai Ao tertinggi – Total nilai Ao terendah Skala interval 5 x 5 x 11 - 1 5
= 52,8
Nilai komponen kepentingan tertinggi adalah 5, demikian juga nilai komponen kepercayaan tertinggi. Jumlah atribut yang dinilai adalah 11 atribut. Sehingga nilai sikap (Ao) tertinggi yang mungkin muncul adalah 275 (5 x 5 x 11). Sedangkan nilai terendah adalah 11 karena nilai komponen kepentingan dan kepercayaan yang terendah adalah 1. Tabel 14. Kategori sikap seluruh atribut Skala Interval Sikap
Kategori Sikap
222,20 < Ao ≤ 275,00
Sangat Baik
169,40 < Ao ≤ 222,20
Baik
116,60 < Ao ≤ 169,40
Cukup
63,80 < Ao ≤ 116,60
Tidak Baik
11,00 < Ao ≤ 63,80
Sangat Tidak Baik
Setelah dilakukan penelitian terhadap 60 perusahaan maka didapatkan hasil penilaian sikap pengiklan terhadap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor yang ditampilkan pada Tabel 15. Berdasarkan hasil perhitungan, atribut jangkauan radio memiliki nilai sikap paling tinggi yaitu 20,25 yang termasuk kategori sangat baik. Hal ini disebabkan oleh nilai kepentingannya yang tinggi dan termasuk kategori sangat penting serta diiringi oleh nilai kepercayaannya yang mendapat nilai tertinggi dari atribut lainnya. Atribut profil pendengar dari radio, promosi yang dilakukan, brand radio, rating radio, harga jual spot iklan, dan jumlah pendengar berada pada skala interval 15,4 < Ao ≤ 20,2 yang memiliki kategori baik. Atribut format acara, penyiar radio, fleksibilitas kontrak kerjasama, dan layanan administrasi hanya dinilai cukup oleh pengiklan. Format acara dan penyiar radio merupakan atribut yang dinilai penting, namun LPP RRI Bogor belum dipercaya oleh pengiklan telah memiliki format acara yang menarik dan penyiar yang handal. Sehingga sikap pengiklan terhadap dua atribut tersebut
50
hanya cukup. Sedangkan atribut kontrak kerjasama dan layanan administrasi telah mendapat nilai kepercayaan yang tinggi dari pengiklan, namun tingkat kepentingannya berada pada peringkat terakhir yang dipertimbangkan oleh pengiklan. Sehingga dua atribut tersebut pun hanya dinilai cukup. Secara keseluruhan, sikap pengiklan terhadap LPP RRI Bogor memiliki nilai 177,14 yang termasuk pada skala interval 169,40 < Ao ≤ 222,20 sehingga mendapatkan kategori baik. Hal ini menandakan bahwa pengiklan masih mempunyai kemungkinan untuk beriklan di LPP RRI Bogor. Tabel 15. Sikap pengiklan terhadap atribut LPP RRI Bogor No. 1.
Atribut
Nilai
Nilai
Kepentingan Kepercayaan
Nilai Sikap
Kategori Sikap
Profil Pendengar dari
4,57
4,10
18,74
Baik
4,50
3,47
15,62
Baik
4,47
3,87
17,30
Baik
4,43
4,57
20,25
Sangat Baik
Radio 2.
Promosi yang dilakukan radio
3.
Brand Radio
4.
Jangkauan Radio
5.
Rating Radio
4,33
3,70
16,02
Baik
6.
Format Acara
4,30
3,32
14,28
Cukup
7.
Harga Jual Spot
4,20
3,77
15,83
Baik
4,18
3,25
13,59
Cukup
3,95
4,08
16,12
Baik
3,80
3,93
14,93
Cukup
3,78
3,83
14,48
Cukup
Iklan 8.
Penyiar Radio
9.
Jumlah Pendengar
10.
Fleksibilitas Kontrak Kerjasama
11.
Layanan Administrasi
Total
177,14 Baik
51
Dalam penelitian ini dapat diketahui seberapa penting atribut yang dimiliki suatu radio dan bagaimana persepsi pengiklan terhadap atribut-atribut yang dimiliki LPP RRI Bogor. Berikut akan dianalisis atribut-atribut LPP RRI Bogor yang sudah dinilai oleh pengiklan. 1. Profil Pendengar Profil pendengar merupakan karakteristik dari setiap pendengar suatu radio. Suatu radio menciptakan berbagai acara yang berbeda untuk menarik perhatian pendengar yang berbeda-beda dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Profil pendengar juga mencerminkan positioning radio. Hal inilah yang dijadikan pertimbangan oleh pengiklan dalam memilih suatu radio sebagai media promosinya. Radio yang memiliki pendengar sesuai dengan sasaran produknya akan diprioritaskan sebagai media yang tepat untuk beriklan. Oleh karena itu, atribut ini merupakan atribut yang paling penting bagi pengiklan dalam memutuskan pembelian jasa radio. Hal ini terlihat dari nilai kepentingan yang diberikan pengiklan, yaitu 4,57 sehingga masuk pada interval 4,20 < ei ≤ 5,00. Atribut profil pendengar dinilai sangat penting bagi perusahaan jasa untuk kepentingan sosial dan pribadi (social and personal services), seperti sekolah dan salon kecantikan. Atribut ini juga sangat penting bagi perusahaan jasa di bidang bisnis (business services), seperti konsultasi jasa keuangan dan perbankan. Hal ini dikarenakan konsumen perusahaan tersebut hanya pada segmen tertentu dengan karateristik yang sangat spesifik. Sehingga radio yang memiliki sasaran pendengar sesuai dengan sasaran konsumennya akan dipilih sebagai media iklannya. Pendengar LPP RRI Bogor sendiri dinilai sudah memenuhi kriteria bagi pengiklan dan dipercaya sebagai segmen yang tepat bagi produk-produk pengiklan. Sasaran pendengar Pro 2 FM RRI berusia 17 sampai 30 tahun yaitu kalangan mahasiswa, eksekutif, dan profesional muda. Sasaran tersebut juga merupakan konsumen bagi produk-produk pengiklan seperti restoran, telekomunikasi, factory outlet, perbankan, dan sebagainya. LPP RRI Bogor dinilai sudah mampu menjaring pendengar tersebut sehingga pengiklan
52
memberikan nilai kepercayaan 4,10 yang termasuk pada interval 3,40 < bi ≤ 4,20 dengan kategori percaya. LPP RRI Bogor harus mempertahankan atribut ini agar pengiklan semakin tertarik untuk berpromosi. 2. Promosi yang dilakukan Promosi merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh radio. Karena selain sebagai media promosi radio juga harus mempromosikan diri untuk menarik perhatian pendengar maupun pengiklan. Kegiatan promosi harus direncanakan dengan matang agar berjalan secara efektif dan efisien. Promosi yang dilakukan radio mendapat perhatian yang sangat penting bagi pengiklan. Nilai kepentingan yang diberikan pengiklan adalah 4,50 yang termasuk pada skala interval 4,20 < ei ≤ 5,00. Promosi yang dilakukan radio sangat diperhatikan oleh perusahaan jasa di bidang bisnis (business services), seperti konsultasi jasa periklanan atau biro iklan. Biro iklan merupakan perusahaan yang dipercaya untuk memilih media promosi yang tepat termasuk radio. Penilaian biro iklan terhadap suatu radio salah satunya bersumber dari kegiatan promosi radio itu sendiri. Melalui kegiatan promosi pengiklan dapat mengetahui profil sebuah radio. Sehingga biro iklan akan dengan mudah memilih radio. LPP RRI Bogor telah melakukan berbagai kegiatan promosi seperti roadshow, sponsorship, pemilihan bintang radio, dan lain sebagainya. Promosi yang dilakukan LPP RRI Bogor mendapat nilai kepercayaan 3,47 yang termasuk pada skala 3,40 < bi ≤ 4,20 dengan kategori percaya. Walaupun demikian, nilai tersebut mendekati kategori skala ragu-ragu sehingga atribut ini berada pada peringkat ketiga terbawah dari atribut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa pengiklan masih menilai promosi yang dilakukan LPP RRI Bogor kurang menarik. Selain itu, pengiklan belum mengetahui secara keseluruhan tentang perubahan image LPP RRI Bogor sehingga pengiklan ragu untuk memasangkan iklannya di LPP RRI Bogor. 3. Brand Radio Brand Radio mencerminkan citra yang dimiliki suatu radio. Penilaian brand radio pada penelitian ini dilihat dari tingkat kesadaran. Kesadaran pendengar terhadap merek radio menandakan kemungkinan pendengar
53
menyukai dan sering mendengarkan radio tersebut. Dengan demikian peluang suatu iklan didengarkan oleh banyak pendengar semakin tinggi. Brand radio merupakan atribut terpenting ketiga dengan nilai 4,47 yang termasuk pada skala interval 4,20 < ei ≤ 5,00. Tingkat kesadaran pendengar terhadap brand LPP RRI Bogor diakui pengiklan sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh eksistensi LPP RRI dengan komitmen yang unggul dan profesional mengemban misi sebagai radio publik milik bangsa. Sehingga pengiklan memberikan nilai kepercayaan sebesar 3,87 yang berada pada skala interval 3,40 < bi ≤ 4,20, artinya pengiklan percaya bahwa masyarakat Bogor sudah sangat mengenal baik LPP RRI Bogor. 4. Jangkauan Radio Jangkauan radio mencerminkan seberapa luas wilayah yang dijangkau oleh suatu stasiun. Dengan mengetahui jangkauan radio pengiklan dapat mengetahui seberapa banyak pendengar yang bisa diraih. Atribut ini juga dianggap penting oleh pengiklan, terlihat pada nilai kepentingan yang diberikan untuk atribut ini yaitu 4,43 yang berada pada skala interval 4,20 < ei ≤ 5,00. Pengiklan yang menilai sangat penting atribut jangkauan radio adalah perusahaan jasa di bidang perdagangan (distribution services), seperti jasa-jasa perdagangan eceran, grosir, jasa-jasa pemeliharaan, dan perbaikan serta perusahaan jasa di bidang infrastruktur (infrastucture services), seperti jasajasa komunikasi dan transportasi. Hal ini tentu saja untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas. Atribut ini juga dinilai sangat penting oleh perusahaan jasa untuk kepentingan sosial dan pribadi (social and personal services) seperti rumah sakit dan jasa administrasi pemerintah (government services), seperti jasa-jasa pendidikan dan pemerintahan (militer, polisi, pengadilan) karena sosialisasi pemerintah perlu disampaikan ke seluruh lapisan masyarakat. Pro 2 FM RRI mengudara di Bogor, Puncak, serta Depok. Hal ini menunjukkan LPP RRI Bogor memiliki jangkauan yang luas sehingga memungkinkan produk pengiklan diketahui oleh masyarakat. Hal ini diakui oleh pengiklan dengan memberikan nilai kepercayaan sebesar 4,57 yang
54
berada pada skala interval 4,20 < bi ≤ 5,00 dan merupakan nilai tertinggi dari atribut lainnya. 5. Rating Radio Rating menunjukkan sejauh mana suatu radio disukai oleh pendengar. Pengiklan mempertimbangkan hal ini karena dengan mengetahui rating radio pengiklan dapat mengetahui sejauh mana iklan mereka diperhatikan oleh pendengar. Rating juga menjadi salah satu penilaian yang sangat penting bagi perusahaan jasa periklananan. Sehingga atribut ini mendapatkan nilai kepentingan 4,33 yang termasuk pada skala interval 4,20 < ei ≤ 5,00 dengan kategori sangat penting. Rating LPP RRI Bogor mendapatkan nilai kepercayaan 3,70 yang berada pada skala interval 3,40 < bi ≤ 4,20, artinya pengiklan percaya bahwa LPP RRI memiliki rating yang tinggi. Namun masih ada beberapa pengiklan yang berpersepsi bahwa LPP RRI Bogor memiliki rating yang rendah di mata pengiklan sehingga mereka kurang tertarik untuk beriklan di LPP RRI Bogor. Hal ini disebabkan oleh tingkat persaingan yang tinggi dengan radio-radio swasta di Kota Bogor. 6. Format Acara Format acara merupakan salah satu daya tarik dari suatu radio. Radio harus menciptakan suatu acara yang kreatif dan sesuai dengan dinamika publik untuk tetap menarik perhatian pengiklan dan pendengar. Pengiklan sendiri menilai format acara sebagai salah satu atribut yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam memilih suatu radio sebagai media promosinya. Hal ini terlihat dari nilai kepentingan yang dimiliki atribut ini yaitu sebesar 4,30 dan berada pada skala interval 4,20 < ei ≤ 5,00. Materi acara yang disajikan LPP RRI Bogor sangat beragam, mulai dari musik, entertainment, sampai informasi.
Namun LPP RRI Bogor dinilai
belum mampu menciptakan suatu format acara yang menarik. Hal ini terlihat dari nilai kepercayaan yang diberikan pengiklan yaitu 3,32 yang berada pada skala interval 2,60 < bi ≤ 3,40. Nilai tersebut mengakibatkan format acara LPP RRI Bogor berada pada peringkat kedua terendah dari atribut lainnya.
55
7. Harga Jual Spot Iklan Dalam melakukan promosi, pengiklan juga memperhatikan anggaran dana yang dimilikinya. Hal ini berkaitan dengan harga jual spot
iklan yang
ditawarkan oleh radio. Semakin murah tarif iklan, pengiklan pun akan semakin sering beriklan di radio tersebut. Namun tetap diiringi dengan kualitas yang baik. Atribut harga jual spot iklan tidak dianalisis dalam analisis faktor karena memiliki nilai MSA di bawah 0,5 yaitu 0,466. Namun nilai tersebut masih dapat diperhitungkan karena perbedaannya tidak terlalu jauh sehingga perlu diketahui bagaimana sikap pengiklan terhadap atribut ini. Atribut harga jual spot iklan memiliki nilai kepentingan 4,20 yang termasuk skala interval 3,40 < ei ≤ 4,20. Dengan demikian atribut ini memang dinilai penting oleh pengiklan. Atribut ini memiliki nilai kepercayaan 3,77 yang berada pada skala interval 3,40 < bi ≤ 4,20, artinya LPP RRI Bogor merupakan salah satu radio yang dipercaya memiliki tarif iklan yang murah. Statusnya sebagai Lembaga Penyiaran Publik menjadikan LPP RRI tidak profit oriented dalam hal pemberian jasa ruang siaran iklan. Tarif iklan yang ditetapkan oleh LPP RRI Bogor hanya 20% - 30% dari tarif iklan radio swasta. Hal ini sangat menguntungkan bagi pengiklan, karena dengan tarif yang murah pengiklan dapat sesering mungkin memutar iklannya. 8. Penyiar Radio Penyiar Radio merupakan salah satu daya tarik yang dimiliki oleh suatu radio. Kehandalan penyiar merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh pengiklan. Kehandalan dapat ditunjukkan dengan bahasa yang digunakan penyiar dalam menyampaikan pesan dan membawakan acara. Mutu vokal serta sense of humor penyiar juga dapat mempengaruhi penilaian terhadap penyiar. Atribut penyiar radio memdapatkan nilai kepentingan sebesar 4,18 yang berada pada skala interval 3,40 < ei ≤ 4,20. Hal ini menunjukkan penyiar radio menjadi salah satu atribut yang penting untuk dipertimbangkan. Penyiar radio dapat berpengaruh pada penilaian produk pengiklan jika iklan yang dipilih berupa adlips.
56
Pro 2 FM telah memiliki penyiar yang sebagian besar mahasiswa dengan karakter dan ciri khas yang berbeda. Hal ini diselaraskan dengan perubahan LPP RRI Bogor yang mengikuti perkembangan zaman dengan sasaran pendengar yang lebih spesifik. Sebagai radio publik, LPP RRI Bogor juga memberikan kesempatan kepada remaja dan mahasiswa yang ingin belajar sebagai penyiar. Namun hal tersebut dinilai tidak profesional oleh pengiklan sehingga LPP RRI Bogor masih dinilai belum memiliki penyiar yang handal dan mampu menarik perhatian pendengar ataupun pengiklan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kepercayaan yang diberikan pengiklan yaitu 3,25 yang termasuk pada skala interval 2,60 < bi ≤ 3,40. Dengan demikian, LPP RRI Bogor perlu untuk menyeleksi kembali penyiarnya. 9. Jumlah Pendengar Jumlah pendengar adalah atribut penting untuk diperhatikan. Hal ini terlihat dari nilai kepentingannya sebesar 3,95 yang termasuk skala interval 3,40 < ei ≤ 4,20 dengan kategori penting. Data jumlah pendengar dapat mempermudah pengiklan dalam menghitung efisiensi dan efektifitas menggunakan radio sebagai sarana promosi. Dengan mengetahui jumlah pendengar suatu radio pengiklan dapat memprediksi berapa calon konsumen yang akan diraihnya. Namun pada penelitian ini, tingkat kepentingannya masih terendah ketiga dari semua atribut. Hal ini menunjukkan pengiklan tidak terlalu memperhitungkan atribut ini. Hanya perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan (distribution services), seperti jasa-jasa perdagangan eceran, dan grosir yang menilai atribut ini sangat penting. LPP RRI Bogor dipercaya memiliki jumlah pendengar yang banyak. Hal ini terlihat dari nilai kepercayaan yang diberikan untuk atribut ini, yaitu sebesar 4,08 yang berada pada skala interval
3,40 < bi ≤ 4,20. Dengan
jangkauan yang luas maka memungkinkan LPP RRI memiliki jumlah pendengar yang lebih banyak, namun hal ini kurang dipertimbangkan oleh pengiklan. 10. Fleksibilitas Kontrak Kerjasama Kontrak merupakan hal mutlak ada dalam setiap transaksi atau kerjasama. Kontrak kerjasama yang fleksibel dapat diartikan pengiklan masih dapat
57
bernegosiasi dalam setiap transaksi yang sudah disepakati. Atribut ini mendapat nilai kepentingan 3,80 yang termasuk pada skala interval 3,40 < ei ≤ 4,20.
Atribut
ini
juga
kurang
terlalu
diperhatikan
karena
tingkat
kepentingannya merupakan terendah kedua dari atribut lainnya. LPP RRI Bogor memiliki nilai kepercayaan 3,93 untuk atribut ini. Nilai tersebut berada pada skala interval 3,40 < bi ≤ 4,20. Dalam hal ini LPP RRI Bogor dipercaya memiliki sifat yang fleksibel dalam kontrak kerjasamanya dengan para pengiklan. 11. Layanan Administrasi Dalam setiap perusahaan jasa, pelayanan merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pelayanan yang memuaskan akan membuat konsumen kembali lagi untuk membeli jasa tersebut. Demikian pula halnya dengan jasa media iklan. Suatu radio harus memperhatikan pelayanan jasanya termasuk layanan administrasi. Layanan Administrasi dinilai penting oleh pengiklan. Hal ini terlihat dari nilai kepentingannya yaitu 3,78 yang berada pada skala interval 3,40 < ei ≤ 4,20. Walaupun demikian, tingkat kepentingan atribut ini mendapat peringkat terakhir dari atribut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengiklan masih bisa menerima kekurangan radio dalam hal pelayanan. LPP RRI Bogor memiliki layanan administrasi yang baik dan memuaskan. Mulai dari persiapan kontrak kerjasama sampai pembuatan materi iklan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kepercayaan yang didapatkan untuk atribut ini yaitu 3,83 yang juga berada pada skala interval 3,40 < bi ≤ 4,20. Walaupun kurang dipertimbangkan oleh pengiklan namun lebih baik LPP RRI Bogor tetap mempertahankan predikat ini. Pelayanan yang baik dapat menjadi nilai tambah dan mengakibatkan pengiklan ingin bekerjasama kembali dengan LPP RRI Bogor. 5.3. Implikasi Manajerial Penelitian analisis persepsi pengiklan terhadap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia dapat dijadikan input yang berguna untuk LPP RRI Bogor. Hasil penelitian dapat berimplikasi pada strategi LPP RRI dalam menarik pengiklan. Dengan mengetahui sikap pengiklan dari setiap atribut yang telah
58
dibahas sebelumnya, LPP RRI Bogor dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Strategi ini dibahas berdasarkan faktor yang mempengaruhi pengiklan dalam pembelian jasa radio sebagai media iklan sebagai berikut : 1. Faktor Citra Atribut yang menyusun faktor ini adalah Rating Radio, Brand Radio dan Segmen Radio, Prestise, Sasaran Wilayah Produk, dan Positioning Produk. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar pengiklan memilih radio yang memiliki citra yang sesuai dengan citra produknya. Berdasarkan nilai sikap dalam analisis Model Mutiatribut Fishbein, dua atribut LPP RRI Bogor yang menyusun citra radio yaitu rating radio, dan brand radio telah dinilai baik oleh pengiklan. LPP RRI Bogor dinilai telah memiliki rating yang cukup tinggi serta berada pada top of mind dari tingkat kesadaran para pendengar. Dengan demikian, LPP RRI Bogor telah berhasil membentuk citra yang sesuai dengan citra produk pengiklan dan memungkinkan pengiklan untuk berpromosi. Hal tersebut menjadikan faktor ini sebagai kekuatan yang dimiliki oleh LPP RRI Bogor. 2. Faktor Produk dan Pelayanan Atribut yang menyusun faktor ini terdiri dari Format Acara dan Penyiar Radio yang mencerminkan produk serta Fleksibilitas Kontrak dan Layanan Administrasi yang mencerminkan Pelayanan. Hasil analisis sikap pengiklan menunjukkan bahwa atribut-atribut yang menyusun faktor produk dan pelayanan dapat menjadi kelemahan bagi LPP RRI Bogor. Hal ini dikarenakan format acara, penyiar radio, fleksibilitas kontrak kerjasama, dan layanan administrasi masih dinilai cukup oleh pengiklan. Persepsi pengiklan terhadap kontrak kerjasama dan layanan administrasi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Namun pengiklan masih memiliki persepsi bahwa LPP RRI Bogor belum mampu membuat format acara yang menarik dan belum memiliki penyiar yang handal. Sehingga faktor ini perlu diperbaiki karena dapat menjadi kelemahan LPP RRI Bogor. Dari hasil wawancara langsung dengan pengiklan, konsep acara yang ditawarkan oleh LPP RRI Bogor masih kaku dan kurang marketable. Taktik yang dapat dilakukan LPP RRI Bogor antara lain:
59
1. Membuat suatu parodi radio yang dikemas secara unik dan mengangkat tema yang bersangkutan dengan sasaran pendengar. 2. Menyimpan ruang iklan yang cukup banyak untuk acara yang diminati. Ada dua kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang penyiar, yaitu kemampuan vokal dan kemampuan personal. Kemampuan vokal yaitu memiliki kualitas vokal yang bagus, bulat dan tidak pecah, memiliki artikulasi yang jelas, dapat berekspresi melalui suara, dapat memainkan intonasi suara, dapat mengatur kecepatan bicara, dan cukup memiliki kemampuan verbal. Sedangkan kemampuan personal yaitu memiliki spontanitas yang baik, memiliki kepekaan terhadap situasi, mampu menjaga emosi, percaya diri saat berbicara, memiliki rasa ingin tahu, dapat berkonsentrasi, memiliki sense of humor. Program edukasi LPP RRI Bogor yang memberikan kesempatan kepada pemuda-pemudi yang memiliki talenta untuk menjadi penyiar membawa LPP RRI Bogor dinilai belum memiliki penyiar yang handal dan tidak profesional. Untuk menutupi kekurangan tersebut sebaiknya LPP RRI Bogor melakukan hal-hal berikut : 1. Menyeleksi penyiar dengan melihat kemampuan berbahasa, wawasan yang dimiliki, mutu vokal, dan sense of humor yang tinggi. 2. Menyeleksi penyiar melalui wawancara mendengarkan rekaman calon penyiar. 3. Menghadirkan penyiar tamu dari kalangan selebriti, tokoh muda berprestasi, atau organisasi tertentu. 3. Faktor Daya Tarik Radio Faktor ini digambarkan oleh profil pendengar, jumlah pendengar, dan promosi yang dilakukan oleh radio. Berdasarkan nilai sikap yang diberikan oleh pengiklan, profil pendengar LPP RRI Bogor dinilai telah spesifik dengan jumlah
pendengar
yang
banyak.
LPP
RRI
Bogor
juga
mampu
mengkomunikasikannya kepada pengiklan melalui promosi. Promosi merupakan semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. Walaupun nilai sikap pengiklan terhadap promosi yang
60
dilakukan LPP RRI Bogor adalah baik. Namun masih ada beberapa pengiklan yang menilai promosi yang dilakukan LPP RRI Bogor kurang menarik sehingga pengiklan ragu untuk memasangkan iklannya di LPP RRI Bogor. Strategi yang dapat dilakukan adalah : 1. Mensponsori acara yang yang diminati oleh sasaran pendengar dan disponsori juga oleh sasaran pengiklan. 2. Memasang iklan di media cetak, karena berdasarkan penelitian sebagian besar pengiklan mencari informasi dari media cetak. 3. Menerapkan strategi Word of Mouth dengan menjelaskan tentang profil LPP RRI yang baru. 4. Selalu mengupdate website LPP RRI karena merupakan sumber informasi bagi pengiklan. 4. Faktor Pengiklan Pengetahuan pengiklan tentang radio dan anggaran dana merupakan faktor yang dipertimbangkan dari sisi pengiklan. Jika dilihat dari faktor pengiklan, LPP RRI Bogor berpeluang besar untuk dapat dipilih oleh pengiklan. Tarif rendah yang ditawarkan memungkinkan LPP RRI Bogor dapat menjaring pengiklan dari berbagai skala usaha, baik yang memiliki dana besar ataupun kecil. Sehingga faktor ini menjadi kekuatan yang dimiliki oleh LPP RRI Bogor.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil analisis faktor terbentuk empat faktor yang mempengaruhi pengiklan dalam keputusan pembelian jasa radio sebagai media iklan, yaitu (a) Faktor Citra yang disusun oleh enam atribut yaitu rating radio, image radio dan segmen radio, prestise, sasaran wilayah produk, dan positioning produk; (b) Faktor Produk dan Pelayanan yang terdiri dari atribut format acara, penyiar radio, fleksibilitas kontrak dan layanan administrasi; (c) Faktor Daya Tarik Radio yang dicerminkan dengan atribut profil pendengar, jumlah pendengar, dan promosi yang dilakukan radio; (d) Faktor Pengiklan yang terdiri dari pengetahuan pengiklan dan anggaran dana yang dimiliki pengiklan. 2. Faktor yang memungkinkan pengiklan memilih LPP RRI Bogor sebagai media promosinya adalah factor citra. Hal ini disebabkan oleh dua atribut yang menyusun citra LPP RRI Bogor dinilai sudah sesuai dengan citra produk pengiklan. Sedangkan faktor yang memungkinkan pengiklan tidak memilih LPP RRI Bogor sebagai media promosinya adalah faktor produk dan pelayanan. Faktor tersebut menjadi kelemahan LPP RRI Bogor karena atributatribut yang menyusunnya dinilai kurang memenuhi syarat oleh pengiklan. 3. Atribut-atribut radio yang diperhatikan pengiklan dalam pemilihan radio sebagai media iklan adalah profil pendengar radio, promosi yang dilakukan radio, brand radio, jangkauan radio, rating, dan format acara yang ditawarkan radio. 4. Persepsi pengiklan terhadap atribut yang dimiliki LPP RRI Bogor pada umumnya baik, kecuali format acara yang ditawarkan dan penyiar LPP RRI Bogor yang dinilai belum handal dalam membawakan acara. Artinya, perubahan image LPP RRI Bogor masih belum diketahui ataupun belum dipercaya sepenuhnya oleh beberapa pengiklan. 5. Berdasarkan analisis Model Multiatribut Fishbein, sikap pengiklan terhadap LPP RRI Bogor adalah baik. Hal ini menunjukkan bahwa LPP RRI masih dipercaya oleh pengiklan sebagai radio yang dapat dipilih untuk berpromosi.
62
6.2. Saran 1. LPP RRI Bogor sebaiknya memprioritaskan atribut yang dinilai sangat penting oleh pengiklan agar memenuhi kriteria radio yang diinginkan pengiklan. 2. Membuat format acara yang lebih variatif dan tidak kaku serta disesuaikan dengan sasaran pendengar dan pengiklan. 3. Melatih penyiar agar lebih mempunyai nilai jual di mata pengiklan dengan tetap mempertahankan program edukasi. 4. Mempublikasikan perubahan image LPP RRI Bogor agar lebih dikenal oleh masyarakat ataupun pengiklan. 5. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan atribut yang belum tercantum pada penelitian ini yang didasarkan pada kualitas jasa dan dibedakan antara perusahaan yang sudah dengan yang belum beriklan di LPP RRI Bogor.
Lampiran 8. Struktur LPP RRI Bogor Dewan Direksi
Statsiun RRI Tipe C
Sub Bagian Tata Usaha
Urusan SDM
Urusan Keuangan
Urusan Umum
Seksi Siaran
Seksi Pemberitaan
Seksi Sumber Daya Teknologi
Seksi Layanan & Usaha
Subseksi Perencanaan & Evaluasi Programa
Subseksi Berita, Ulasan & Komunikasi
Subseksi Teknik Studio & Multimedia
Subseksi Layanan Publik
Subseksi Programa I
Subseksi Liputan & Olahraga
Subseksi Teknik Transmisi
Subseksi Pengembangan Usaha
Subseksi Programa II
Subseksi Pengembangan Berita
Subseksi Prasarana Penyiaran
Subseksi Pencitraan 80
Kelompok Jabatan Fungsional
Lampiran 6. Total Variance Explained Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Total 5,625 2,795 1,236 1,019 ,868 ,810 ,703 ,498 ,394 ,326 ,295 ,152 ,121 ,084 ,074
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 37,500 37,500 5,625 37,500 37,500 4,090 27,267 27,267 18,633 56,134 2,795 18,633 56,134 2,617 17,450 44,717 8,238 64,371 1,236 8,238 64,371 2,371 15,806 60,523 6,792 71,164 1,019 6,792 71,164 1,596 10,641 71,164 5,790 76,953 5,399 82,353 4,689 87,042 3,321 90,362 2,627 92,989 2,170 95,160 1,968 97,128 1,016 98,143 ,804 98,947 ,559 99,506 ,494 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
76
Lampiran 4. Anti Image Matrices Anti-image Matrices Anti-image Covarian x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 Anti-image Correlatiox1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17
x1 .327 -.096 -.117 .064 .027 -.007 -.064 .089 -.047 -.064 -.029 -.115 .048 .037 .041 -.065 -.018 .636a -.355 -.426 .198 .085 -.022 -.231 .395 -.131 -.237 -.118 -.261 .213 .157 .183 -.337 -.069
x2 -.096 .223 -.060 -.157 .053 .061 .025 -.078 .023 .099 .088 .060 -.102 -.068 -.100 .066 .031 -.355 .430a -.264 -.584 .199 .250 .110 -.420 .079 .443 .428 .165 -.547 -.349 -.549 .419 .145
x3 -.117 -.060 .230 .087 -.038 -.078 .059 -.063 .071 -.045 -.064 -.009 .054 -.001 .061 -.013 -.019 -.426 -.264 .676a .318 -.140 -.315 .254 -.334 .238 -.200 -.310 -.025 .286 -.006 .326 -.079 -.088
x4 .064 -.157 .087 .325 -.040 -.098 .004 .055 .006 -.124 -.127 -.105 .154 .048 .055 -.020 -.065 .198 -.584 .318 .241a -.125 -.333 .014 .248 .018 -.458 -.514 -.242 .681 .206 .250 -.103 -.253
x5 .027 .053 -.038 -.040 .315 -.058 .128 .000 -.131 .062 -.029 -.029 -.025 -.068 -.055 .087 -.140 .085 .199 -.140 -.125 .476a -.201 .471 -.001 -.375 .232 -.120 -.066 -.111 -.292 -.254 .464 -.552
x6 -.007 .061 -.078 -.098 -.058 .265 -.111 -.039 -.044 .049 .076 .062 -.108 .052 -.032 -.050 .115 -.022 .250 -.315 -.333 -.201 .513a -.446 -.195 -.137 .203 .340 .156 -.529 .244 -.162 -.287 .494
x7 -.064 .025 .059 .004 .128 -.111 .235 -.045 -.039 -.004 -.059 -.104 .004 -.035 -.001 .052 -.065 -.231 .110 .254 .014 .471 -.446 .669a -.234 -.130 -.018 -.282 -.279 .021 -.173 -.007 .322 -.295
x8 .089 -.078 -.063 .055 .000 -.039 -.045 .154 -.103 -.050 -.080 -.044 .034 .061 -.008 .005 -.047 .395 -.420 -.334 .248 -.001 -.195 -.234 .668a -.423 -.272 -.471 -.146 .217 .380 -.055 .040 -.265
x9 -.047 .023 .071 .006 -.131 -.044 -.039 -.103 .388 .002 .052 -.020 .031 -.077 .047 -.024 .085 -.131 .079 .238 .018 -.375 -.137 -.130 -.423 .613a .006 .194 -.041 .124 -.300 .195 -.115 .301
x10 -.064 .099 -.045 -.124 .062 .049 -.004 -.050 .002 .224 .036 .027 -.098 -.068 -.088 .074 -.020 -.237 .443 -.200 -.458 .232 .203 -.018 -.272 .006 .631a .174 .074 -.525 -.348 -.481 .468 -.094
x11 -.029 .088 -.064 -.127 -.029 .076 -.059 -.080 .052 .036 .189 .110 -.048 -.072 .005 -.028 .078 -.118 .428 -.310 -.514 -.120 .340 -.282 -.471 .194 .174 .588a .331 -.281 -.402 .029 -.190 .398
x12 -.115 .060 -.009 -.105 -.029 .062 -.104 -.044 -.020 .027 .110 .587 -.034 -.064 -.017 .028 .023 -.261 .165 -.025 -.242 -.066 .156 -.279 -.146 -.041 .074 .331 .615a -.112 -.204 -.056 .109 .067
x13 .048 -.102 .054 .154 -.025 -.108 .004 .034 .031 -.098 -.048 -.034 .156 -.005 .048 -.021 -.066 .213 -.547 .286 .681 -.111 -.529 .021 .217 .124 -.525 -.281 -.112 .580a -.033 .310 -.158 -.370
x14 .037 -.068 -.001 .048 -.068 .052 -.035 .061 -.077 -.068 -.072 -.064 -.005 .170 -.008 -.051 .022 .157 -.349 -.006 .206 -.292 .244 -.173 .380 -.300 -.348 -.402 -.204 -.033 .737a -.051 -.367 .116
x15 .041 -.100 .061 .055 -.055 -.032 -.001 -.008 .047 -.088 .005 -.017 .048 -.008 .150 -.084 .017 .183 -.549 .326 .250 -.254 -.162 -.007 -.055 .195 -.481 .029 -.056 .310 -.051 .656a -.648 .097
x16 -.065 .066 -.013 -.020 .087 -.050 .052 .005 -.024 .074 -.028 .028 -.021 -.051 -.084 .113 -.076 -.337 .419 -.079 -.103 .464 -.287 .322 .040 -.115 .468 -.190 .109 -.158 -.367 -.648 .559a -.495
x17 -.018 .031 -.019 -.065 -.140 .115 -.065 -.047 .085 -.020 .078 .023 -.066 .022 .017 -.076 .206 -.069 .145 -.088 -.253 -.552 .494 -.295 -.265 .301 -.094 .398 .067 -.370 .116 .097 -.495 .591a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
70
Lampiran 4 (Lanjutan 1). Anti Image Matrices Anti-image Matrices Anti-image Covarian x1 x2 x3 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 Anti-image Correlati x1 x2 x3 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17
x1 .341 -.102 -.155 .037 .015 -.068 .086 -.050 -.052 -.006 -.103 .035 .030 .033 -.064 -.005 .667a -.301 -.526 .112 .047 -.239 .364 -.137 -.168 -.020 -.225 .110 .121 .141 -.325 -.020
x2 -.102 .338 -.030 .051 .023 .041 -.082 .040 .075 .054 .014 -.079 -.071 -.119 .087 -.001 -.301 .617a -.101 .156 .072 .145 -.350 .111 .242 .183 .031 -.252 -.288 -.512 .444 -.003
x3 -.155 -.030 .255 -.030 -.064 .064 -.092 .077 -.017 -.046 .022 .027 -.016 .054 -.008 -.002 -.526 -.101 .727a -.107 -.234 .263 -.450 .245 -.064 -.180 .056 .100 -.077 .268 -.049 -.008
x5 .037 .051 -.030 .320 -.080 .131 .007 -.132 .060 -.062 -.045 -.011 -.065 -.053 .087 -.161 .112 .156 -.107 .466a -.260 .477 .032 -.376 .198 -.217 -.100 -.034 -.274 -.232 .457 -.608
x6 .015 .023 -.064 -.080 .298 -.124 -.027 -.047 .017 .058 .036 -.129 .078 -.019 -.063 .115 .047 .072 -.234 -.260 .586a -.468 -.124 -.139 .060 .209 .083 -.438 .339 -.086 -.343 .449
x7 -.068 .041 .064 .131 -.124 .235 -.048 -.039 -.003 -.079 -.109 .004 -.037 -.002 .053 -.068 -.239 .145 .263 .477 -.468 .644a -.246 -.131 -.013 -.321 -.284 .016 -.180 -.010 .325 -.301
x8 .086 -.082 -.092 .007 -.027 -.048 .164 -.111 -.040 -.085 -.029 .015 .059 -.020 .009 -.041 .364 -.350 -.450 .032 -.124 -.246 .701a -.441 -.184 -.414 -.091 .068 .347 -.125 .068 -.216
x9 -.050 .040 .077 -.132 -.047 -.039 -.111 .388 .005 .075 -.019 .051 -.081 .049 -.024 .092 -.137 .111 .245 -.376 -.139 -.131 -.441 .585a .016 .237 -.038 .152 -.310 .197 -.113 .316
x10 -.052 .075 -.017 .060 .017 -.003 -.040 .005 .284 -.022 -.018 -.094 -.065 -.091 .086 -.061 -.168 .242 -.064 .198 .060 -.013 -.184 .016 .759a -.081 -.043 -.327 -.292 -.425 .477 -.244
x11 -.006 .054 -.046 -.062 .058 -.079 -.085 .075 -.022 .256 .099 .030 -.075 .038 -.049 .077 -.020 .183 -.180 -.217 .209 -.321 -.414 .237 -.081 .705a .248 .110 -.353 .190 -.285 .323
x12 -.103 .014 .022 -.045 .036 -.109 -.029 -.019 -.018 .099 .623 .032 -.054 .002 .023 .002 -.225 .031 .056 -.100 .083 -.284 -.091 -.038 -.043 .248 .724a .074 -.162 .005 .088 .006
x13 .035 -.079 .027 -.011 -.129 .004 .015 .051 -.094 .030 .032 .292 -.055 .043 -.022 -.071 .110 -.252 .100 -.034 -.438 .016 .068 .152 -.327 .110 .074 .799a -.242 .197 -.121 -.280
x14 .030 -.071 -.016 -.065 .078 -.037 .059 -.081 -.065 -.075 -.054 -.055 .177 -.018 -.051 .035 .121 -.288 -.077 -.274 .339 -.180 .347 -.310 -.292 -.353 -.162 -.242 .749a -.108 -.356 .177
x15 .033 -.119 .054 -.053 -.019 -.002 -.020 .049 -.091 .038 .002 .043 -.018 .160 -.087 .032 .141 -.512 .268 -.232 -.086 -.010 -.125 .197 -.425 .190 .005 .197 -.108 .693a -.647 .171
x16 -.064 .087 -.008 .087 -.063 .053 .009 -.024 .086 -.049 .023 -.022 -.051 -.087 .114 -.086 -.325 .444 -.049 .457 -.343 .325 .068 -.113 .477 -.285 .088 -.121 -.356 -.647 .540a -.542
x17 -.005 -.001 -.002 -.161 .115 -.068 -.041 .092 -.061 .077 .002 -.071 .035 .032 -.086 .220 -.020 -.003 -.008 -.608 .449 -.301 -.216 .316 -.244 .323 .006 -.280 .177 .171 -.542 .601a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
71
Lampiran 4 (Lanjutan 2). Anti Image Matrices Anti-image Matrices Anti-image Covarian x1 x2 x3 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 Anti-image Correlatiox1 x2 x3 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17
x1 ,345 -,112 -,155 ,026 -,108 ,086 -,041 -,062 ,002 -,100 ,036 ,041 ,042 -,095 ,021 ,627a -,324 -,521 ,080 -,335 ,363 -,103 -,195 ,005 -,216 ,114 ,159 ,173 -,426 ,062
x2 x3 -,112 -,155 ,347 -,026 -,026 ,258 ,039 -,078 ,026 ,101 -,086 -,092 ,073 ,076 ,070 -,012 ,069 -,055 ,022 ,019 -,079 ,027 -,067 -,025 -,120 ,053 ,095 -8,2E-005 ,041 -,028 -,324 -,521 ,615a -,086 -,086 ,711a ,118 -,272 ,082 ,359 -,360 -,449 ,185 ,223 ,218 -,044 ,225 -,209 ,048 ,046 -,250 ,097 -,258 -,112 -,495 ,252 ,424 ,000 ,117 -,092
x6 ,026 ,039 -,078 ,319 -,126 -,027 -,100 ,036 ,047 ,026 -,141 ,071 -,036 -,056 ,127 ,080 ,118 -,272 ,622a -,406 -,120 -,264 ,118 ,162 ,059 -,463 ,288 -,156 -,261 ,380
x7 -,108 ,026 ,101 -,126 ,304 -,066 ,022 -,037 -,072 -,118 ,011 -,014 ,027 ,029 -,005 -,335 ,082 ,359 -,406 ,736a -,297 ,060 -,125 -,253 -,271 ,037 -,058 ,117 ,138 -,016
x8 ,086 -,086 -,092 -,027 -,066 ,164 -,126 -,043 -,088 -,028 ,015 ,066 -,020 ,009 -,059 ,363 -,360 -,449 -,120 -,297 ,682a -,463 -,194 -,417 -,088 ,070 ,370 -,121 ,060 -,248
x9 -,041 ,073 ,076 -,100 ,022 -,126 ,452 ,037 ,060 -,044 ,055 -,137 ,034 ,018 ,047 -,103 ,185 ,223 -,264 ,060 -,463 ,601a ,100 ,171 -,082 ,151 -,464 ,122 ,071 ,119
x10 -,062 ,070 -,012 ,036 -,037 -,043 ,037 ,295 -,011 -,010 -,096 -,060 -,089 ,091 -,051 -,195 ,218 -,044 ,118 -,125 -,194 ,100 ,780a -,040 -,023 -,327 -,252 -,398 ,443 -,159
x11 ,002 ,069 -,055 ,047 -,072 -,088 ,060 -,011 ,269 ,096 ,030 -,100 ,031 -,042 ,075 ,005 ,225 -,209 ,162 -,253 -,417 ,171 -,040 ,736a ,233 ,106 -,440 ,147 -,214 ,246
x12 -,100 ,022 ,019 ,026 -,118 -,028 -,044 -,010 ,096 ,629 ,031 -,069 -,006 ,045 -,032 -,216 ,048 ,046 ,059 -,271 -,088 -,082 -,023 ,233 ,720a ,071 -,198 -,019 ,151 -,069
x13 ,036 -,079 ,027 -,141 ,011 ,015 ,055 -,096 ,030 ,031 ,292 -,062 ,043 -,024 -,121 ,114 -,250 ,097 -,463 ,037 ,070 ,151 -,327 ,106 ,071 ,765a -,262 ,195 -,119 -,379
x14 ,041 -,067 -,025 ,071 -,014 ,066 -,137 -,060 -,100 -,069 -,062 ,192 -,033 -,045 ,003 ,159 -,258 -,112 ,288 -,058 ,370 -,464 -,252 -,440 -,198 -,262 ,734a -,183 -,269 ,013
x15 x16 ,042 -,095 -,120 ,095 ,053 -8,2E-005 -,036 -,056 ,027 ,029 -,020 ,009 ,034 ,018 -,089 ,091 ,031 -,042 -,006 ,045 ,043 -,024 -,033 -,045 ,169 -,098 -,098 ,144 ,010 -,084 ,173 -,426 -,495 ,424 ,252 ,000 -,156 -,261 ,117 ,138 -,121 ,060 ,122 ,071 -,398 ,443 ,147 -,214 -,019 ,151 ,195 -,119 -,183 -,269 ,708a -,625 -,625 ,623a ,039 -,374
x17 ,021 ,041 -,028 ,127 -,005 -,059 ,047 -,051 ,075 -,032 -,121 ,003 ,010 -,084 ,349 ,062 ,117 -,092 ,380 -,016 -,248 ,119 -,159 ,246 -,069 -,379 ,013 ,039 -,374 ,746a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
72
66
Lampiran 1. Kuesioner penelitian sebelum diuji KUESIONER Kuesioner ini digunakan sebagai salah satu alat pengumpulan data dalam rangka penyusunan skripsi oleh Dhita Swaditra (NRP : H24104089) Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saya mengharapkan kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh agar tercapai hasil yang akurat. Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian Bagaimana pendapat Anda mengenai seberapa penting faktor-faktor berikut mempengaruhi pertimbangan Anda dalam pembelian jasa radio sebagai media iklan (Beri tanda silang (X) pada skor yang Anda pilih)
Atribut Radio Profil Pendengar dari radio Pengetahuan Anda tentang radio Faktor teman/kenalan Jumlah pendengar Jangkauan radio Harga jual spot iklan Format acara yang ditawarkan radio Fleksibilitas dalam kontrak kerjasama Faktor penyiar radio Layanan administrasi yang diberikan Rating radio Promosi yang dilakukan radio Anggaran dana yang dimiliki Faktor prestise Brand Radio Kecocokan produk dengan segmen radio Sasaran Wilayah Produk Positioning Produk
Sangat Penting
Penting
Cukup
Tidak Penting
(5)
(4)
(3)
(2)
Sangat Tidak Penting (1)
67
Lampiran 1 (Lanjutan). Kuesioner penelitian sebelum diuji B. Pengukuran Persepsi Tingkat Kepercayaan (Seberapa besar keyakinan Anda terhadap Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bogor) (Beri tanda silang (X) pada skor yang Anda pilih)
Atribut Radio
Sangat Setuju (5)
Setuju
Raguragu
Tidak Setuju
(4)
(3)
(2)
Sangat Tidak Setuju (1)
Pendengar RRI spesifik Jumlah pendengar banyak Jangkauan radio luas Harga jual spot iklan murah Format acara yang ditawarkan radio menarik Kontrak kerjasama fleksibel Layanan administrasi yang diberikan memuaskan Rating radio tinggi Promosi yang dilakukan radio menarik Memiliki penyiar yang handal Memiliki brand pada Top of Mind BIODATA RESPONDEN 1. Nama : 2. Jabatan : 3. Nama Perusahaan : 4. Kategori Produk Perusahaan : 5. Media iklan yang digunakan (Jawaban boleh lebih dari satu) : a. Televisi b. Radio c. Media Cetak d. Internet e. Lainnya ……………… 6. Peranan Radio sebagai media iklan : a. Media utama b. Media penunjang
7. Sumber Informasi tentang stasiun radio: a. Televisi b. Radio c. Media Cetak d. Sponsor kegiatan e. Internet f. Lainnya ............... 8. Persentase Anggaran Iklan berdasarkan Media : a. Televisi = ……% b. Radio = ……% c. Media Cetak = ……% d. Internet = ……% e. Lainnya …………… = ……%
68
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas dan Reliabilitas tingkat kepentingan Item-Total Statistics
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 y
Scale Mean if Item Deleted 144.40 145.07 145.47 144.27 144.50 144.70 144.67 145.13 144.93 145.37 144.77 144.43 144.73 144.73 144.43 144.73 144.37 144.47 74.43
Scale Variance if Item Deleted 138.869 138.133 144.257 137.857 135.362 140.976 136.920 136.671 134.892 137.206 133.082 135.840 137.237 136.892 134.323 136.133 140.240 138.878 36.254
Corrected Item-Total Correlation .432 .379 -.019 .517 .510 .350 .454 .531 .601 .503 .649 .602 .501 .480 .710 .429 .375 .438 1.000
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .720 .720 .740 .718 .713 .724 .717 .715 .711 .717 .707 .713 .717 .716 .709 .716 .723 .720 .811
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .764 .748 .759 .755 .737 .765 .750 .744 .746 .740 .743 .905
2. Validitas dan Reliabilitas Tingkat Kepercayaan Item-Total Statistics
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 y
Scale Mean if Item Deleted 81.33 81.23 80.80 81.47 81.53 81.33 81.57 81.40 81.57 81.67 81.40 42.63
Scale Variance if Item Deleted 171.126 163.289 169.959 166.533 157.361 172.644 164.323 161.007 162.047 158.713 160.938 44.999
Corrected Item-Total Correlation .378 .736 .652 .583 .819 .413 .698 .796 .769 .802 .839 1.000
69
Lampiran 3. Pengujian Analisis Faktor 1. Pengujian awal (seluruh atribut) KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.589 684.186 136 .000
2. Pengujian kedua (tanpa X4) KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.663 629.117 120 .000
3. Pengujian ketiga (tanpa X4 dan X5) KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,697 572,476 105 ,000
70
71
72
73
Lampiran 5. Hasil Analisis Faktor
Communalities x1 x2 x3 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17
Initial 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Extraction ,710 ,577 ,824 ,699 ,725 ,763 ,682 ,716 ,655 ,614 ,717 ,724 ,793 ,846 ,629
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
1 x1 x2 x3 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17
,602 ,585 ,661 ,536 ,535 ,693 ,353 ,756 ,671 ,316 ,676 ,763 ,674 ,616 ,555
Component 2 3 ,133 -,318 -,168 ,352 ,327 -,366 ,380 -,261 ,649 ,094 ,528 ,062 ,579 ,156 -,093 ,360 ,310 -,325 ,376 ,577 -,444 ,124 -,353 ,097 -,557 ,072 -,517 -,413 -,563 ,055
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 4 components extracted.
4 -,478 -,289 -,381 ,447 ,093 ,024 ,444 -,076 -,046 -,200 ,219 ,083 ,151 ,168 -,035
74
Lampiran 5 (Lanjutan 1). Hasil Analisis Faktor Rotated Component Matrix a Component 1 x1 x2 x3 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17
2
,203 ,499 ,127 ,181 -,038 ,137 -,042 ,611 ,217 -,018 ,830 ,799 ,887 ,776 ,769
3
,051 -,043 ,263 ,765 ,704 ,653 ,802 ,216 ,468 ,237 ,150 ,161 ,035 ,057 -,139
4
,807 ,241 ,853 ,231 ,327 ,435 -,034 ,210 ,623 ,067 ,024 ,190 ,065 ,297 ,128
,120 ,518 ,107 -,164 ,348 ,359 ,190 ,501 ,002 ,744 ,070 ,150 ,025 -,391 ,054
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 6 iterations.
Component Transformation Matrix Component 1 2 3 4
1
2
3
4
,699 -,679 ,098 ,202
,437 ,636 -,022 ,636
,504 ,256 -,542 -,621
,257 ,263 ,834 -,411
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
75
Lampiran 5 (Lanjutan 2). Hasil Analisis Faktor
Component Plot in Rotated Space
1.0
x9
x6
Component 2
x7 x8
x11
0.5
x3 0.0
x12 x10 x14 x13 x15 x1 x2 x16 x17
-0.5
-1.0 -1.0
-0.5
0.0
0.5
Componen t1
1.0 1.0
0.5
0.0
-0.5
pone Com
-1.0
nt 3
76
77
Lampiran 7. Program Siaran Pro 2 FM RRI Bogor Tahun 2008
NO
RENCANA KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN
1
CAHAYA PAGI
Siraman rohani Islam yang diselenggarakan setiap pagi hari pukul 05.1506.00 WIB oleh Ustadz Pro2.
2
LAYANAN PUBLIK
Diselenggarakan setiap hari Senin s/d Jum’at pukul 10.00-11.00 WIB.
3
FOODNISTA
Diselenggarakan setiap hari Sabtu & Minggu pagi pukul 10.00-11.00 WIB.
WAWANCARA ARTIS
Wawancara artis label yang diselenggarakan setiap hari pukul 12.00-13.00 WIB
4
5
6
7
PRO2 SPORT
BOGOR RADIO SCHOOL OPUS Obrolan Seputar Kampus
8
CURHAT
9
BUDI PEKERTI
KETERANGAN Cahaya Pagi memberikan kesempatan bagi pendengar Pro2 FM untuk mendengarkan siraman rohani Islam sesudah sholat subuh, dirancang dengan menghadirkan satu orang nara sumber untuk membahas permasalahan atau topik. Menampung acara dialog inter aktif hasil kerjasama LU dengan client. Informasi seputar makanan favourit, resep terbaru, tempat makanan keren. Program ini bias menyiarkan langsung atau rekaman tentang profil suatu tempat makanan. Promo artis dalam negri dalam bentuk wawancara yang interaktif seputar album terbaru, diseling dengan quiz dan doorprice. Materi lokal dari konida dan sekolah-sekolah favorit, selebihnya dari Koran, majalah dan internet.
Informasi dunia olah raga baik lokal, nasional maupun internasional, disiarkan setiap hari pukul 15.00 s/d 16.00 WIB Disiarkan setiap senin sore Bekerja sama dengan sekolahpukul 16.00-17.00 WIB
sekolah favorit di bogor.
Diselenggarakan setiap hari Selasa & Kamis sore pukul 16.00-17.00 WIB oleh BEM se Bogor secara bergantian. Diselenggarakan setiap hari Rabu sore pukul 16.00-17.00 WIB oleh Ibu Crisanthy Diselenggarakan setiap hari Jum’at sore pukul 16.00-17.00 WIB
Selasa– materi disiplin ilmu Kamis– materi isu lokal, nasional, internasional Obrolan santai dengan nara sumber yang berkaitan dengan psychology remaja. Obrolan ringan dengan nara sumber yang berkaitan dengan kehidupan yang penuh etika.
78
Lampiran 7 (Lanjutan 1). Program Siaran Pro 2 FM RRI Bogor Tahun 2008
NO
10
11
RENCANA KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN Diselenggarakan setiap hari Sabtu sore pukul 16.00-17.00 WIB, oleh SS tokoh-tokoh yang sukses (Succes Story) dalam kariernya, diisi secara bergantian. Diselenggarakan setiap hari Minggu sore pukul WIB, oleh APRESIASI SENI 16.00-17.00 tokoh-tokoh budayawan DAN BUDAYA bogor dan sekitarnya, diisi secara bergantian.
12
SPEAK UP
Diselenggarakan setiap hari Senin malam pukul 20.00-21.00 WIB
13
YANG MUDA YANG PEDULI
Diselenggarakan setiap hari Selasa malam pukul 20.00-21.00 WIB
14
ENSIKLOPEDIA PRO2
15
ANDA & FASHION
16
MOVIE WEEKLY
17
PRO2 ON THE ROAD
18
MUSIC 4 US
Diselenggarakan hari Rabu malam 20.00-21.00 WIB Diselenggarakan hari Kamis malam 20.00-21.00 WIB
setiap pukul
KETERANGAN Obrolan yang fun banget seputar pengalaman sukses dar tokoh lokal maupun nasional yang bias dijadikan contoh buat raka rai dalam menggapai cita-cita. Bekerjasama dengan disparbud, sanggar seni di Bogor serta tokoh muda buayawan Bogor.
Menampilkan 2 s/d 3 orang raka rai yang diundang ke studio untuk siaran bareng membahas banyak hal yang actual, album terbaru dari artis lokal dll. Mengupas profil tokoh-tokoh muda Bogor yang mau berbuat sesuatu terhadap lingkungan sekitar Info seputar pengetahuan ilmiah popular
setiap Mengupas trend fashion saat pukul ini
Mengupas film box office Diselenggarakan setiap yang akan beredar maupun hari Jum’at malam pukul yang sudah beredar di 20.00-21.00 WIB Indonesia. Menggunakan mobil OB Van Diselenggarakan setiap & Kijang APV, lokasi hari Sabtu malam pukul ditentukan oleh seksi layanan 20.00-22.00 WIB usaha. Diselenggarakan setiap Mewadahi apresiasi seni dari hari Minggu malam pukul penyanyi maupun group band 20.00-22.00 WIB lokal dari sejabodetabek.
79
Lampiran 7 (Lanjutan 2). Program Siaran Pro 2 FM RRI Bogor Tahun 2008
NO
RENCANA
WAKTU
KEGIATAN
PELAKSANAAN
CLASSIC ROCK
Diselenggarakan setiap hari Senin malam pukul 21.00-24.00 WIB
20
SHARE & CARE
Diselenggarakan setiap hari Selasa malam pukul 21.00-24.00 WIB
21
PESONA ASIA
Diselenggarakan setiap hari Rabu malam pukul 21.00-24.00 WIB
22
GITA BARU (New Sound)
23
REST’N RELAX
19
Diselenggarakan hari Kamis malam 21.00-22.00 WIB Diselenggarakan hari Kamis malam 22.00-24.00 WIB
setiap pukul setiap pukul
24
PITCHED BLACK
Diselenggarakan setiap hari Jum,at malam pukul 21.00-24.00 WIB
25
OTTO PRO
Diselenggarakan setiap hari Sabtu malam pukul 22.00-24.00 WIB
26
27
KETERANGAN Mengetengahkan lagu-lagu rock era 70 – 80 sampai 2000 an akhir, berikut info-info seputar band atau group rock dari dalam negri maupun mancanegara. Membahas permasalahan raka rai yang telah dikirim lewat sms, email maupun surat. Mengetengahkan lagu dan musik dari seluruh penjuru asia, membahas info dan topik seputar fashion, kebudayaan dan film serta musik yang sedang trend di asia. Mengetengahkan lagu-lagu terbaru, baik Indonesia maupun mancanegara. Info ringan dengan sajian lagulagu easy listening. Mengetengahkan lagu-lagu RnB, Hip Hop, Urban Soul dan membahas topik seputar kehidupan bintang-bintang negro. Membahas perkembangan ottomotif lokal dan nasional.
Lagu-lagu bergenre jazz Diselenggarakan setiap sekaligus info-info terbaru hari Minggu malam pukul JAZZED UOT tentang artis jazz lokal, 22.00-24.00 WIB nasional maupun internasional. Acara yang setiap hari Diselenggarakan setiap menyajikan info menarik BOGOR hari pukul 06.00-10.00 (infotainment, news dan tips MORNING CALL WIB etc)