ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN HANEDA DECORATIONS PERIODE 2006-2008
Oleh MIRASTI PRAVITASARI H24054092
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ABSTRAK Mirasti Pravitasari. H24054092. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Haneda Decorations Periode 2006-2008. Di bawah bimbingan Widigdo Sukarman. Pertunbuhan industri properti di Indonesia menyebabkan sarana-sarana penunjang bagi bisnis ini sangat diperlukan, salah satunya adalah desain interior dan eksterior sehingga memunculkankan pesaing-pesaing dalam industri bidang interior dan eksterior. Persaingan yang ketat dalam bisnis desain interior dan eksterior membuat perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif untuk meraih laba dan menguasai pasar. Untuk dapat meraih laba dan menguasai pasar, perusahaan harus berada dalam kondisi yang sehat. Kondisi perusahaan yang sehat salah satunya bisa diketahui dari kinerja keuangannya yang baik. Tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan, yang terdiri atas neraca dan laporan rugi laba. Penilaian kinerja keuangan Haneda Decorations dapat diketahui dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan secara periodik untuk dapat diketahui perkembangannya dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan selama tiga tahun terakhir dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Mei-Juli 2009. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang bersumber dari pihak perusahaan seperti laporan keuangan perusahaan dan wawancara. Sedangkan data sekunder bersumber dari literatur. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan analisis rasio keuangan, analisis trend, analisis persentase per komponen dan analisis Du Pont. Dari hasil analisis rasio keuangan dapat diketahui bahwa tingkat likuiditas dan aktivitas perusahaan berada dalam kondisi yang kurang baik sedangkan tingkat solvabilitas dan profitabilitas perusahaan berada dalam kondisi yang cukup baik. Berdasarkan hasil analisis trend terhadap laporan rugi/laba perusahaan diketahui bahwa terjadi peningkatan laba bersih perusahaan selama tiga tahun terakhir sedangkan dari hasil analisis trend terhadap neraca perusahaan dapat diketahui bahwa komponen total aktiva dan total ekuitas mengalami penurunan. Berdasarkan hasil analisis persentase per komponen terhadap laporan rugi/laba perusahaan diketahui bahwa komponen harga pokok penjualan merupakan pemilik proporsi terbesar terhadap penjualan bersih sedangkan berdasarkan hasil analisis persentase per komponen terhadap neraca menunjukkan bahwa komponen aktiva lancar memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva tetap dan ekuitas memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan komponen kewajiban. Berdasarkan hasil analisis Du Pont diketahui bahwa nilai ROE meningkat, yaitu 0,0046 pada tahun 2006, 0,0075 pada tahun 2007 dan 0,0228 di tahun 2008 . Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu tingkat perputaran persediaan yang tidak efisien dan biaya operasional yang tinggi. Sedangkan faktor eksternalnya adalah nilai tukar rupiah.
ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN HANEDA DECORATIONS PERIODE 2006-2008
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh MIRASTI PRAVITASARI H24054092
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul Skripsi : Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Haneda Decorations Periode 2006-2008 Nama
: Mirasti Pravitasari
NIM
: H24054092
Menyetujui Pembimbing I,
Pembimbing II,
(Dr. Ir. Abdul Kohar I., M.Sc) NIP: 19491210 197803 1 002
(Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA) NIP: -
Mengetahui: Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP: 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 4 Juli 1987. Penulis merupakan anak pertama dan terakhir dari pasangan Marah Muludin dan Ami Samiartina. Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Tadika Puri Bogor pada tahun 1996. kemudian menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di Sekolah Dasar Regina Pacis Bogor pada tahun 1999, lalu melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Regina Pacis Bogor. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Regina Pacis Bogor dan masuk dalam program IPA. Tahun 2005 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Tingkat Persiapan Bersama. Tahun 2006 penulis diterima dalam program mayor Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan mengambil program minor Pengembangan Usaha Agribisnis. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam beragam kepanitian yang diadakan oleh Departemen Manajemen maupun Fakultas Ekonomi dan Manajemen, seperti Trademark pada tahun 2007, kegiatan orientasi mahasiswa tingkat fakultas dan departemen tahun 2007. Penulis juga pernah mengikuti seminar dan pelatihan “Be Good in Journalistic” pada tahun 2008. Kemudian pada bulan Juli 2008 penulis melaksanakan kegiatan magang di Shared Service Center PT. Astra Internasional, Tbk Bogor.
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Haneda Decorations Periode 2006-2008. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Segenap Direksi dan karyawan Haneda Decorations Jakarta, terutama Bapak Fong Hendra selaku direktur utama Haneda Decorations, Bapak Eddie selaku kepala personalia dan Mas Irwan selaku staf accounting yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini. 2. Mamaku tercinta atas curahan kasih sayang, dukungan, motivasi, masukan, inspirasi hidup dan doa yang tulus kepada penulis. 3. Keluarga besar Eyang R. Samadi atas segala doa, semangat, dukungan dan curahan kasih sayang. 4. Bapak Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan. 5. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc dan Bapak Ir. Budi Purwanto, ME, yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi dosen penguji dan member banyak masukan terhadap skripsi penulis. 6. Ibu Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM selaku dosen yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi. Ibu Beatrice Mantoroadi, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen FEM IPB. Mas Iwan, selaku petugas perpustakaan yang selalu membantu penulis dalam mencari bukubuku yang dibutuhkan penulis selama penulisan skripsi ini.
7. Para sahabatku di Manajemen 42 Eno, Ayu dan Eva. It’s so nice to have friends that always be there for you and thank’s for being those persons. 8. Irna, teman seperjuangan yang telah tiada lelah memberikan masukan, motivasi serta semangat kepada penulis. 9. Izul, Desty, Silvi, Ira Utami, Budi, Iswi, Tia, Gigih, Widhi, Fandy dan seluruh teman-teman Manajemen 42 lainnya yang telah menjadi tempat untuk berbagi cerita, suka dan duka selama masa-masa kuliah dan pengerjaan skripsi dan yang selalu memberikan bantuan, semangat, rasa kekeluargaan dan kenangan yang indah kepada penulis. Adhis, Putri dan Risty, teman B27. Terima kasih atas persahabatan yang indah di awal menapaki masa kuliah. You’re the best friend ever. 10. Semua pihak yang yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kesempurnaannya tercapai. Semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien.
Bogor, Februari 2010
Penulis
DAFTAR ISI halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................... iv DAFTAR ISI ....................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................ viii DAFTAR TABEL .............................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... x I. PENDAHULUAN........................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 2 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 3 1.5. Batasan Penelitian ...................................................................... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5 2.1. Kinerja Keuangan...................................................................... 5 2.2. Laporan Keuangan .................................................................... 5 2.3. Neraca ....................................................................................... 6 2.4. Laporan Rugi Laba.................................................................... 7 2.5. Analisis Laporan Keuangan ...................................................... 8 2.5.1 Analisis Rasio Keuangan ................................................. 8 2.5.2 Analisis Tren.................................................................. 12 2.5.3 Analisis Persentase Per Komponen ............................... 12 2.5.4 Analisis Du Pont ............................................................ 13 2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan ................................................................................ 15 2.7. Penelitian Terdahulu................................................................ 15 III.METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 17 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian............................................... 3.2. Metode Penelitian.................................................................... 3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 3.2.2 Jenis dan Sumber Data .................................................. 3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 3.3.1 Analisis Rasio Keuangan .............................................. 3.3.2 Analisis Tren ................................................................. 3.3.3 Analisis Persentase Per Komponen............................... 3.3.4 Analisis Du Pont ........................................................... 3.3.5 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan .........................................................
17 19 19 19 19 19 22 23 23 23
IV. PEMBAHASAN........................................................................... 24 4.1. Gambaran Umum Perusahaan................................................. 24 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan .......................................... 24 4.1.2 Visi, Misi serta Logo Perusahaan.................................. 25 4.1.3 Produk-Produk dan Keunggulan Pemakaian Produk Haneda ............................................................. 26 4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan .................................... 27 4.2. Analisis Rasio Keuangan ........................................................ 30 4.4.1 Rasio Likuiditas ............................................................ 30 a. Rasio Lancar .............................................................. 31 b. Rasio Cepat................................................................ 31 c. Rasio Kas ................................................................... 31 4.4.2 Rasio Aktivitas .............................................................. 32 a. Rasio Perputaran Piutang............................................ 33 b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap.................................. 33 c. Rasio Perputaran Persediaan ..................................... 33 4.4.3 Rasio Solvabilitas.......................................................... 33 a. Rasio Hutang ............................................................. 34 b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas ................................. 35 4.4.4 Rasio Profitabilitas ........................................................ 35 a. Rasio Marjin Laba Kotor ........................................... 36 b. Rasio Marjin Laba bersih .......................................... 37 4.3. Analisis Tren ........................................................................... 37 4.4. Analisis Persentase Per Komponen......................................... 39 4.5. Analisis Du Pont ..................................................................... 40 4.6. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan.................................................................... 42 4.7. Implikasi Manajerial................................................................ 43 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 46 1. Kesimpulan ...................................................................................... 46 2. Saran................................................................................................. 47 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 48 LAMPIRAN........................................................................................ 49
DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Bagan Analisis Sistem Du Pont ....................................................... 14 2. Kerangka Pemikiran Penelitian........................................................ 18 3. Logo Haneda Decorations................................................................ 25 4. Produk Haneda yang Terbuat dari Kayu.......................................... 26 5. Produk Tangga Minimalis Haneda................................................... 26 6. Perkembangan Nilai Rasio Likuiditas Haneda Decorations Tahun 2006-2008 ........................................................ 30 7. Perkembangan Nilai Rasio Aktivitas Haneda Decorations Tahun 2006-2008 ........................................................ 32 8. Perkembangan Nilai Rasio Solvabilitas Haneda Decorations Tahun 2006-2008 ........................................................ 34 9. Perkembangan Nilai Rasio Profitabilitas Haneda Decorations Tahun 2006-2008 ........................................................ 36 10. Perkembangan Nilai ROE dan ROI Haneda Decorations Tahun 2006-2008 ........................................................ 41 11. Perkembangan Nilai Komponen ROE Haneda Tahun 2006-2008 ............................................................................ 41
DAFTAR TABEL No. halaman 1. Analisis Horisontal Rugi/Laba HanedaTahun 2006-2008 .............. 37 2. Analisis Horisontal Neraca HanedaTahun 2006-2008.................... 38 3. Analisis Vertikal Rugi/Laba Haneda Tahun 2006-2008................. 39 4. Analisis Vertikal Neraca Haneda Tahun 2006-2008 ...................... 40 5. Hasil Rekapitulasi Penelitian .......................................................... 42 6. Kurs Nilai Tengah Tukar Rupiah Rata-Rata Terhadap Dollar Amerika................................................................................ 43
DAFTAR LAMPIRAN No. halaman 1. Struktur Organisasi Perusahaan........................................................ 50 2. Analisis Horisontal Neraca HanedaTahun 2006-2008 ..................... 51 3. Analisis Vertikal Neraca HanedaTahun 2006-2008......................... 52 4. Analisis Horisontal Laba/Rugi Haneda Tahun 2006-2008 .............. 53 5. Analisis Vertikal Laba/Rugi Haneda Tahun 2006-2008 .................. 54 6. Neraca Haneda Tahun 2006-2008.................................................... 55 7. Laporan Rugi/Laba Haneda Tahun 2006-2008 ................................ 56
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan pembangunan properti di Indonesia, baik dalam bentuk rumah tinggal, rumah toko, pusat perbelanjaan, apartemen maupun gedung perkantoran membuat sarana-sarana penunjang bisnis properti sangat diperlukan, seperti sarana desain interior dan eksterior properti. Jasa penyedia sarana desain interior dan eksterior merupakan salah satu pendukung bisnis properti untuk memperindah tata ruang properti yang telah
dibangun
agar
semakin
nyaman
untuk
digunakan.
Semakin
meningkatnya bisnis properti menuntut para pengusaha dalam bidang desain interior dan eksterior untuk meningkatkan kualitas produknya untuk memenangkan persaingan yang timbul akibatnya munculnya pesaing dalam industri desain interior dan eksterior. Situasi persaingan yang cukup ketat pada bisnis desain interior dan eksterior membuat bisnis ini harus memiliki keunggulan kompetitif dalam bersaing meraih laba dan menguasai pasar. Begitu juga yang harus dilakukan oleh Haneda Decorations untuk dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan usaha. Seperti telah diketahui bahwa keinginan setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya, memproduksi produknya dengan biaya seminimum mungkin dan mencapai tingkat penjualan yang maksimum. Selain itu, perusahaan juga harus berusaha untuk tetap berada dalam kondisi yang sehat untuk dapat meraih laba dan menguasai pasar yang berarti perusahaan menunjukkan perkembangan yang baik dan mengalami peningkatan pada kondisi keuangannya. Untuk mencapai kondisi
tersebut
maka
Haneda
Decorations
dituntut
untuk
selalu
meningkatkan kinerja keuangannya. Tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan, yang terdiri atas neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan modal. Laporan-laporan keuangan lainnya yang bersifat membantu dalam memberikan penjelasan lebih lanjut juga dapat mendukung penilaian kinerja
keuangan seperti laporan arus kas, laporan perubahan modal kerja, laporan biaya produksi, dan lain-lain. Penilaian kinerja Haneda Decorations adalah salah satu upaya untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengelola keuangannya. Untuk menilai baik atau tidaknya kinerja keuangan sebuah perusahaan diperlukan suatu indikator sebagai tolak ukur dalam memperbandingkan kondisi keuangan perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya. Melalui laporan keuangan perusahaan, kita dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan tersebut. Hal ini penting untuk diketahui baik dari pihak internal maupun eksternal perusahaan agar perusahaan dapat tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lain pada saat ini dan pada masa yang akan datang. 1.2. Perumusan Masalah Kinerja keberhasilan
keuangan dari
Haneda
manajemen
Decorations perusahaan
dapat dalam
menggambarkan mengelola
dan
mengendalikan dana yang masuk maupun dana yang keluar dari perusahaan. Kinerja keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sehat, sebaliknya kinerja keuangan yang buruk akan mencerminkan kondisi keuangan yang tidak sehat. Penilaian kinerja keuangan Haneda Decorations dapat diketahui dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan secara periodik untuk dapat diketahui perkembangannya dari tahun ke tahun. Dengan demikian laporan keuangan perusahaan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Laporan keuangan tidak dapat memberikan informasi apapun sebelum dianalisis dan diinterpretasikan terlebih dahulu. Setelah laporan keungan dianalisis
dan
diinterpretasikan,
laporan
keuangan
tersebut
dapat
memberikan informasi sebagai bahan pertimbagan dalam pengambilan keputusan yang mungkin dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan baik di dalam maupun di luar perusahaan. Alat analisis yang dapat digunakan
diantaranya adalah analisis rasio (likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas), analisis trend, analisis persentase per komponen, analisis Du Pont dan lainnya. Dengan memperhatikan bahwa kinerja keuangan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan maka penulis tertarik untuk membahas topik ini. Objek pembahasan topik ini adalah Haneda Decorations yang merupakan salah satu perusahaan perusahaan yang memiliki beragam produk di bidang interior dan eksterior. Berdasarkan uraian di atas, maka pokok permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan selama tiga tahun terakhir (20062008) berdasarkan analisis rasio (likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas) , analisis trend, analisis persentase per komponen dan analisis Du Pont? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan perusahaan selama tiga tahun terakhir? 1.3. Tujuan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Menganalisis laporan keuangan perusahaan selama tiga tahun terakhir dengan menggunakan metode analisis trend, analisis persentase per komponen,
analisis
rasio
(likuiditas,
aktivitas,
solvabilitas
dan
profitabilitas) dan analisis Du Pont 2. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan perusahaan selama tiga tahun terakhir 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada berbagai pihak yang berkepentingan sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan dalam rangka pengambilan keputusan untuk penyusunan strategi keuangan. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat membuka wawasan bagi para pembacanya dan dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya.
1.5. Batasan Penelitian Pembahasan yang dilakukan mencakup aspek-aspek manajemen piutang perusahaan, yang dibatasi oleh: 1. Laporan keuangan yang dianalisis terfokus pada laporan rugi laba dan neraca yang dimiliki oleh perusahaan 2. Alat analisis yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan tersebut adalah analisis rasio, analisis tren, analisis persentase per komponen dan anlisis Du Pont 3. Periode analisis dimulai tahun 2006-2008 dengan alasan ketersediaan data untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus dibandingkan dengan kinerja keuangan periode masa lalu, anggaran neraca rugi laba dan rata-rata kinerja keuangan perusahaan sejenis. (Prawironegoro, 2006) Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005), penilaian kinerja perusahaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan hasil penilaian kinerja tersebut ukuran keberhasilan perusahaan dapat diketahui sehingga hasil penilaian tersebut dapat digunakan sebagai pedoman bagi usaha perbaikan maupun peningkatan kinerja perusahaan selanjutnya. 2.2. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002). Sedangkan menurut Sugiyarso dan Winarni (2005), laporan keuangan merupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukkan semua kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan. Kegunaan laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari (2005) adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. 2. Untuk memprediksi harga saham, arus kas dan alat pengambilan keputusan masa depan. Dengan denikian, laporan keuangan bukan saja sebuah cacatan historis perusahaan tetapi juga memiliki kekuatan untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang.
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba dan laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu,
sedangkan
perhitungan
(laporan) rugi
laba
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan pengunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan (Munawir, 2002) 2.3. Neraca Neraca menurut Munawir (2002) adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan menurut Darsono dan Ashari (2005), neraca adalah ringkasan informasi dari kelompok aktiva, kewajiban dan modal. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya di waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kelender. Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu aktiva, hutang dan modal. Aktiva merupakan semua hal yang menjadi hak milik perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Aktiva dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain. Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lancar meliputi kas dan bank, piutang dagang, persediaan, investasi dan aktiva lain yang dapat direalisir dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang akan digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dala rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak
dapat
disusutkan
dan
yang
disusutkan.
Aktiva
lain-lain
menggambarkan pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva tetap dan juga tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar. (Sugiyarso dan Winarni, 2005)
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar atau hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang lancar atau hutang jangka pendek merupakan kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo dan penghasilan diterima di muka. Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Hutang jangka panjang ini meliputi hutang obligasi, hutang hipotik dan pinjaman jangka panjang lainnya. (Munawir, 2002) Modal atau ekuitas adalah hak pemilik atas perusahaan. Hak pemilik akan dibayarkan hanya melalui kas atau dividen likuidasi akhir. Komponen ekuitas pemilik ini meliputi modal saham baik saham biasa maupun preferen, cadangan, laba ditahan dan laba tahun berjalan (Darsono dan Ashari, 2005). 2.4. Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, seperti bulanan atau tahunan (Darsono dan Ashari, 2005). Sedangkan menurut Munawir (2002), laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan rugi laba memberikan gambaran tentang kinerja operasional perusahaan. Komponen penyusun laporan rugi laba adalah pendapatan atau penjualan (dari usaha utama), harga pokok penjualan, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum, pendapatan luar usaha dan biaya luar usaha. (Darsono dan Ashari, 2005)
Menurut Munawir (2005), prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan perusahaan dalam membuat laporan rugi laba adalah sebagai berikut: 1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dan jasa) diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi. 3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok. 4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. 2.5. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Tujuan dari setiap metode analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. (Munawir, 2002) Analisis laporan keuangan terdiri dari analisis rasio, analisis trend, analisis persentase per komponen dan analisis Du Pont. Dimana keempat analisis tersebut digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan. 2.5.1 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio menurut Sundjaja dan Barlian (2003) adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Menurut Munawir (2002), analisis rasio menggambarkan suatu hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan menggunakan alat analisis berupa rasio, akan
memberi gambaran tentang baik buruknya perusahaan. Aspek-aspek yang dinilai dalam analisis rasio adalah: 1. Rasio Likuiditas Rasio ini didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya yang sudah jatuh tempo (Munawir, 2002). Rasio likuiditas terdiri dari: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar digunakan untuk melihat hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar menurut nilai-nilai rupiahnya. (Simamora, 1999) Rasio yang rendah dapat berarti bahwa perusahaan tidak dapat melunasi hutang jangka pendeknya dalam kondisi darurat. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Menurut Munawir (2002), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan. Hal ini disebabkan persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. c. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas. (Munawir, 2002) 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam
melaksanakan
aktivitas
sehari-hari
atau
kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas terdiri atas:
a. Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover) Rasio ini menunjukkan seberapa sering perusahaan menagih piutangnya dari penjualan dalam satu periode tertentu. b. Rata-Rata Periode Tagih (Average Collection Period) Rasio ini menunjukkan jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menagih piutang. c. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over) Rasio
ini
menunjukkan
sejauh
mana
tingkat
efektivitas
penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan dan memperoleh laba. d. Rasio Perputaran Aktiva tetap (Fixed Asset Turn Over) Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan penjualan. e. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. f. Rata-Rata Umur Persediaan (Average Age of Inventory) Rasio ini mengukur umur rata-rata penyimpanan persediaan barang dagang. 3. Rasio Solvabilitas Menurut Munawir (2002), rasio ini merupakan rasio untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perushaan dibiayai dari hutang. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat dinilai beberapa hal, diantaranya posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap dan mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal. Rasio solvabilitas terdiri dari: a. Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio hutang diukur dengan perbandingan antara total kewajiban dengan total hutang.
b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan kemampuan kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. c. Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan. d. Rasio Ekuitas terhadap Aktiva Tetap (Equity to Fixed Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan besarnya proporsi modal sendiri yang digunakan untuk mendanai aktiva perusahaan tetap. 4. Rasio Profitabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) dalam periode tertentu. Profitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau modal yang dimiliki perusahaan dalam periode yang sama (Munawir, 2002). Rasio profitabilitas terdiri atas: a. Rasio Marjin Laba Kotor atau Gross Profit Margin Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh dan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. b. Rasio Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin Ratio Net Profit Margin adalah rasio untuk menghitung seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. c. Rasio Marjin Laba Operasi atau Operating Profit Margin Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara laba operasi dan tingkat penjualan bersih perusahaan d. Tingkat Pengembalian atas Aktiva atau Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset
tertentu. ROA juga sering disebut dengan ROI (Return on Investment) e. Tingkat Pengembalian Ekuitas atau Return on Equity (ROE) ROE adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal yang disetor. 2.5.2 Analisis Tren Analisis tren atau analisis horisontal adalah analisis yang digunakan untuk melihat perkembangan usaha perusahaan dari tahun ke tahun. Caranya adalah dengan melihat kecenderungan pergerakan pos-pos dalam laporan keuangan jika dibandingkan dengan pos yang sama pada tahun dasar. Menurut Munawir (2002), analisis trend adalah analisis yang membandingkan pos-pos laporan keuangan untuk beberapa periode akuntansi
dengan
menggunakan
tahun
dasar.
Analisis
trend
mempelajari pergerakan pos-pos tertentu dari suatu laporan keuangan selama beberapa tahun atau periode akuntansi berturut-turut. Dari analisis ini akan terlihat pos-pos yang mempunyai kecenderungan arah yang meningkat, menurun atau tetap. Untuk dapat menghitung tren yang dinyatakan dengan persentase dibutuhkan satu tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar. Tahun dasar ini diperlukan sebgai dasar perhitungan yang akan dibuat dalam bentuk persentase. 2.5.3 Analisis Persentase Persentase Per Komponen Analisis persentase per komponen adalah analisis proporsi pospos laporan keuangan terhadap suatu nilai dalam laporan yang umum, yaitu laporan laba rugi dan neraca keuangan. Analisis persentase per komponen melengkapi analisis rasio karena analisis persentase per komponen memberikan gambaran perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam hubungannya dengan total aktiva arau total hutang atau total penjualan (Munawir, 2002).
2.5.4 Analisis Du Pont Menurut Barlian dan Sundjaja (2003), analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas. Sistem Du Pont digunakan oleh para manajer untuk melihat secara terstruktur laporan keuangan dan menilai kondisi keuangan perusahaan. Dalam analisis Du Pont terdapat hubungan antar rasio secara keseluruhan yang menggabungkan data-data dari neraca dan laporan rugi laba. Apabila rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba penjualan maka akan dihasilkan tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI). Analisis terstruktur sistem Du Pont dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Analisis Sistem Du Pont
2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Menurut Elisa dalam Saputra (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor dari pos-pos pada laporan keuangan yang menyusun laporan keuangan seperti profitabilitas, aktivitas, likuiditas dan solvabilitas. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi kinerja keuangan. Besar kecilnya komponenkomponen yang terdapat dalam laporan neraca, laporan laba rugi untuk jangka waktu periode tertentu akan memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan yang berfluktuasi yang tercermin dari kinerjanya. Kondisi ini juga tidak terlepas dari bidang-bidang operasional perusahaan, seperti bidang pemasaran, personalia, keuangan yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Faktor eksternal perusahaan didapat dari hasil wawancara dan sumber pustaka dari perusahaan. Faktor eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan diantaranya adalah faktor ekonomi, sosial dan budaya. Faktor eksternal tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. 2.7. Penelitian Terdahulu Penelitian Budiman (2006) yang berjudul Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Cikampek Periode 2001-2006 bertujuan untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, mempelajari penilaian kinerja perusahaan berdasarkan SK. Menteri BUMN serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan
perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis
trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio dan analisis Du Pont. Hasil dari penelitiannya berdasarkan analisis trend, persentase per komponen, analisis rasio dan analisis Du Pont menunjukkan kecenderungan yang menurun akibat adanya pembangunan proyek Pupuk Kujang 1B serta peningkatan biaya produksi dan operasi perusahaan sedangkan penilaian kinerja perusahaan berdasarkan SK. Menteri BUMN menunjukkan bahwa tingkat kesehatan PT. Pupuk Kujang (Persero) sehat dengan nilai AAA. Faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya profit perusahaan diantaranya
adalah tingginya biaya produksi perusahaan dan rendahnya tingkat perputaran aktiva perusahaan. Penelitian Saputra (2006) yang berjudul Kinerja Keuangan PT Jasa Marga (Persero) Periode 2001-2005 dan Dampak Kebijakan Tarif Tol Tahun 2003 menggunakan metode penelitian analisis trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio dan analisis Du Pont. Berdasarkan keempat analisis tersebut secara umum PT Jasa Marga (Persero) menunjukkan kinerja keuangan yang membaik terutama setelah adanya kebijakan tarif tol. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi adalah beban usaha, pos luar biasa dan beban bunga sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah inflasi, pembebasan tanah, volume lalu lintas, jaringan jalan dan jalan tol di Indonesia, faktor huru-hara dan kebijakan pemerintah.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan selama kurun waktu tertentu. Perkembangan kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai kondisi keuangan perusahaan. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan perusahaan dilakukan beberapa analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Analisis yang digunakan adalah: 1. Analisis rasio, terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas rasio hutang dan rasio profitabilitas. 2. Analisis tren dan presentase per-komponen, yaitu untuk melihat kondisi keuangan Haneda Decorations. 3. Analisis Du Pont, yaitu untuk mengetahui tingkat profitabilitas dari setiap aktiva yang dimiliki perusahaan serta mengetahui tingkat pengembalian ekuitas pemilik perusahaan. Hasil dari ketiga analisis tersebut menjadi dasar untuk mendeskripsikan kinerja keuangan Haneda Decorations dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja keuangan tersebut.
Kebijakan Keuangan Haneda Decorations
Pelaksanaan Kebijakan Haneda Decorations
Neraca
Rasio Keuangan
Trend (Vertikal)
Rugi/Laba
Persentase Per Komponen
Du Pont
ROE Rasio Likuiditas
Rasio Aktivitas
Rasio Solvabilita
Rasio Profitabilitas
Perkembangan Kinerja Keuangan Haneda Decorations
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
3.2. Metode Penelitian 3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Haneda Decorations yang berlokasi di Jl. R.S Fatmawati No. 30 F Cilandak, Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Juli 2009. 3.2.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan dari tahun 2006-2008 serta wawancara langsung dengan pihak Haneda Decorations. Adapun data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang dikumpulkan dari literatur-literatur dan studi pustaka. 3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data kuantitatif yang diperoleh diolah secara manual dan secara komputerisasi dengan menggunakan analisis rasio, analisis horizontal analisis vertikal dan analisis Du Pont dengan Microsoft Excel 2003. Data yang diolah disajikan dalam bentuk grafik dan tabel agar mudah dibaca. Selanjutnya data tersebut diuraikan secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk uraian deskriptif. Pendekatan yang dilakukan dalam pengolahan hasil dan analisis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah pendekatan akuntansi dan statistik. 3.3.1 Analisis Rasio Keuangan Tiap analisis rasio keuangan mencerminkan aspek tertentu. Aspek-aspek yang dinilai dalam analisis rasio adalah: 1. Rasio Likuiditas Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Rasio likuiditas terdiri dari: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar nilai rasio maka semakin likuid perusahaan tersebut.
Rasio Lancar
Aktiva Lancar Hutang Lancar ................................................ (1)
b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan pasiva lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan. Rasio Cepat
Aktiva Lancar - Persediaan Hutang Lancar ............................. (2)
d. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas. Rasio Kas 2.
Kas Surat Berharga Hutang Lancar .......................................... (3)
Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas. Rasio aktivitas terdiri atas: a. Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover) Rasio ini menunjukkan seberapa sering perusahaan menagih piutangnya dari penjualan dalam satu periode tertentu. Perputaran Piutang
Penjualan Piutang .............................................. (4)
b. Rata-Rata Periode Tagih (Average Collection Period) Rasio ini menunjukkan jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menagih piutang. Rata-Rata Periode Tagih
Piutang Penjualan Tahunan / 360 .............. (5)
c. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over) Rasio
ini
menunjukkan
sejauh
mana
tingkat
efektivitas
penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan dan memperoleh laba.
Rasio Perputaran Total Aktiva
Penjualan Total Aktiva ........................ (6)
d. Rasio Perputaran Aktiva tetap (Fixed Asset Turn Over) Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan penjualan. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Penjualan Aktiva Tetap ....................... (7)
e. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio Perputaran Persediaan
Harga Pokok Penjualan Persediaan ......... (8)
f. Rata-Rata Umur Persediaan (Average Age of Inventory) Rasio ini mengukur umur rata-rata penyimpanan persediaan barang dagang. Rasio Perputaran Persediaan
360 Perputaran Persediaan ........... (9)
3. Rasio Solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya. Rasio solvabilitas terdiri dari: a. Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio hutang diukur dengan perbandingan antara total kewajiban dengan total hutang. Rasio Hutang
Total Hutang Total Aktiva ..................................................(10)
b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan kemampuan kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. DER =
Total Kewajiban Total Ekuitas ..........................................................(11)
4. Rasio Profitabilitas Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas terdiri atas: a. Rasio Marjin Laba Kotor atau Gross Profit Margin Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh dan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Rasio Marjin Laba Kotor =
Laba Kotor Penjualan ..................................(12)
b. Rasio Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin Ratio Net Profit Margin adalah rasio untuk menghitung seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio Marjin Laba Bersih =
Laba Bersih Penjualan ................................(13)
3.3.2 Analisis Tren Analisis tren atau analisis horisontal adalah analisis yang digunakan untuk melihat perkembangan usaha perusahaan dari tahun ke tahun dengan cara melihat kecenderungan pergerakan pos-pos dalam laporan keuangan jika dibandingkan dengan pos yang sama pada tahun dasar. Secara matematis analisis tren ini dirumuskan sebagai berikut: Rxt
Pxt 100% Pxo ......................................................................(14)
Dimana: Rxt = nilai persentase dari tahun ke-t Pxt = pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis Pxo = pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar
3.3.3 Analisis Persentase Persentase Per Komponen Analisis persentase per komponen adalah analisis proporsi pospos laporan keuangan terhadap suatu nilai dalam laporan yang umum, yaitu laporan laba rugi dan neraca keuangan. Secara matematis analisis vertikal ini dirumuskan sebagai berikut: Ryi
Pyi Pyo
100%
.......................................................................(15)
Dimana: Ryi = nilai persentase pos yang akan dibandingkan Pyi = pos x dalam laporan keuangan tahun ke-i Pyo = pos dasar sebagai pembanding
3.3.4 Analisis Du Pont Analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas. Dalam analisis Du Pont terdapat hubungan antar rasio secara keseluruhan yang menggabungkan data-data dari neraca dan laporan rugi laba. Apabila rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba penjualan maka akan dihasilkan tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: ROA = (marjin laba bersih) x (perputaran total aktiva) ...................(16) ROE didapat dari pembagian ROA dengan satu dikurang rasio hutang terhadap total aktiva. Secara matematis ROE dapat dirumuskan sebagai berikut: ROE = ROA / (1 – rasio hutang terhadap total aktiva) ....................(17) 3.3.5 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Hasil dari analisis laporan keuangan yang menggunakan anlisis rasio, analisis trend, analisis persentase per komponen dan analisis Du Pont diinterpretasikan secara kualitatif sehingga diperoleh informasi mengenai faktor-faktor internal dan eksternal keuangan yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Haneda Decorations didirikan oleh Fong Hendra berdasarkan akta no. 278 tanggal 27 Januari 1986 yang dibuat di hadapan notaris Winanto Wiryomartani di Jakarta dan telah disahkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Pada awal berdirinya, Haneda Decorations hanya menjual 10 jenis produk, seperti kasa nyamuk, mini blind, mico blind, venetian blind, vertical blind, folding door, nuvo door, pintu teralis, movable partition dan awning. Seiring berkembangnya waktu, saat ini Haneda menjual lebih dari 20 jenis produk. Sejak awal berdirinya Haneda Decorations berlokasi di Jl. R.S. Fatmawati no.30F Cilandak, Jakarta Selatan dan showroomnya berlokasi di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan sedangkan untuk tempat untuk merakit dan membuat produk berada di kawasan Pondok Cabe. Produk-produk yang dibuat oleh Haneda Decorations memiliki segemen menengah ke atas. Hal ini terlihat dari harganya yang agak sedikit mahal namun Haneda memiliki layanan purna jual yang cepat. Beberapa proyek besar yang pernah dikerjakan oleh Haneda Decorations antara lain: - Plaza Medan Fair
- Four Seasons Hotel
- Bank Bumi Daya
- Grand Hotel Indonesia
- Sucofindo
- Showroom Suzuki
- Alia Hotel
- GKBI
- Pacific Place
- Borobudur Hotel
- Gedung 77
- Hilton (Sultan) Hotel
- Sampoerna
Strategic
Square - Sari Pan Pacific Hotel
- Grand Hyatt Hotel - Kedutaan Besar Swiss - Tee Box Café
- News Café
- Yogya Supermarket
- Restoran Texas Fried Chicken 4.1.2 Visi, Misi, Motto dan Logo Perusahaan Visi Haneda Decorations adalah menciptakan suasana yang indah dan pantas. Misi Haneda Decorations adalah: Memberi produk prima atau high quality yang berhubungan dengan interior/eksterior yang tepat guna dengan harga terjangkau Mengembangkan produk dengan disiplin tinggi dan tanggung jawab Memberi garansi serta layanan purna jual yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan Haneda Motto Haneda Decorations adalah ”Market Kami untuk Kepuasan Pelanggan”. Berikut adalah logo perusahaan Haneda Decorations:
Gambar 3. Logo Haneda Decorations 4.1.3 Produk-Produk dan Keunggulan Pemakaian Produk Haneda Produk-produk yang dijual oleh Haneda Decorations ada sebanyak 27 jenis, diantaranya: Awning Ibiza dan Siesta Payung Parasol Skylight System
Art Glass Stair Minimalism Stainless Steel Fabricator
Roller Blinds
Alumunium Fabricator
Wooden Blinds
Movable Partition
Vienna Blinds
Magnetic Insect Screen
Verical Blinds
Folding Door
Venetian Blinds
Pintu Teralis
Shower Screen
Washroom Hygiene
Bahan baku produk-produk yang dijual Haneda diimpor dari Cina dan kemudian dirakit oleh para pekerja Haneda kecuali produkproduk yang memakai kayu sebagai bahan bakunya. Bahan baku kayu tersebut didapat dari dalam negeri dan dikerjakan sendiri oleh Haneda.
Gambar 4. Produk Haneda yang Terbuat dari Kayu
Gambar 5. Produk Tangga Minimalis Haneda
Keunggulan pemakaian produk-produk Haneda Decorations adalah: Memberi kesempurnaan dan suasana ruangan yang asri serta nyaman untuk dilihat mata Produk berkualitas dan bergaransi Menyediakan pilihan dari beragam produk dengan harga pantas dan kepuasan yang prima 4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan Haneda Decorations memiliki karyawan sebanyak 43 orang yang terdiri dari direktur, General Manager, sekretaris, manajer personalia, manajer pemasaran, manajer operasi, administrasi penjualan, teknisi, bagian produksi, bagian pembukuan dan bagian pajak. Dari 43 orang karyawan Haneda 7 orang diantaranya merupakan karyawan kontrak. Tujuh orang karyawan kontrak ini merupakan karyawan yang khusus memproduksi wooden blinds. Deskripsi pekerjaan dari jabatan-jabatan di Haneda Decorations adalah sebagai berikut: 1. Direktur, bertugas untuk: Memimpin jalannya perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan Menyusun perencanaan bisnis jangka menengah serta menyusun kebijakan perusahaan dan anggaran perusahaan Menetapkan
dan
menyetujui
kebijakan
operasional
dan
administrasi perusahaan Mewakili dan menjamin kerjasama dengan mitra kerja 2. General Manager, bertugas untuk: Mengoordinasikan
pelaksanaan
tugas
staf
sesuai
dengan
pekerjaannya masing-masing membantu direktur untuk membuat rencana kerja dan anggaran tahunan
3. Manajer Personalia, bertugas untuk: Mengevaluasi
dan
menetapkan
program
pengembangan
kebijaksanaan pegawai dan organisasi Menetapkan prosedur dan peraturan dalam usaha memperlancar administrasi kepegawaian Bekerja sama dengan manajer bagian lainnya dalam mengadakan seleksi calon karyawan Memberikan rekomendasi terhadap perubahan gaji karyawan, analisis pekerjaan dan survey pasar tentang penilaian prestasi serta menyiapkan daftar gaji bulanan beserta tunjangan lainnya 4. Manajer Pemasaran, bertugas untuk: Mengembangkan
rencana
pemasaran
yang
tepat
untuk
meningkatkan jumlah produk yang terjual Mengadakan analisis dan riset pasar dalam menentukan peramalan dan budget perusahaan Merencanakan strategi dan kebijakan pemasaran Mengadakan pengawasan terhadap strategi-strategi pemasaran yang dijalankan Sebagai wakil perusahaan dalam menghubungi pembeli atau calon pembeli 5. Manajer Operasi, bertugas untuk: Bertanggung jawab atas kelancaran operasi dan pengadaan barang Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja dalam bidang produksi Melakukan pembelian barang yang jumlah persediaannya sudah mencapai batas minimum Melakukan pemeriksaan dan penawaran harga terhadap barangbarang yang dibawa oleh penyalur 6. Administrasi penjualan, bertugas untuk: Memberikan informasi atas semua produk yang diproduksi atau dijual oleh perusahaan kepada pelanggan
Memeriksa barang hasil produksi yang akan dikirimkan kepada pelanggan Mengatur pengiriman dan pemasangan barang ke konsumen Melaporkan jumlah persediaan tiap minggu 7. Teknisi, bertugas untuk: Melakukan pemasangan ke tempat pelanggan Memberikan informasi kepada konsumen berkaitan dengan produk yang telah dipesan atau dipasang 8. Bagian produksi, bertugas untuk: Melaksanakan proses produksi atas produk yang dipesan Mencatat semua produk yang akan diproduksi maupun setelah selesai diproduksi Meneliti kembali hasil produksi dengan sebaik-baiknya sebelum produk tersebut dikirim ke administrasi penjualan Melaporkan hasil yang telah diselesaikan ke bagian administrasi penjualan 9. Manajer keuangan, bertugas untuk: Menyusun dan meninjau kebijakan perusahaan di bidang keuangan Mengelola keuangan atau anggaran perusahaan dan menyusun arus kas secara periodik Bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran perusahaan dan mengontrol pelaksanaan anggaran penerimaan dan pengeluaran Menyusun laporan keuangan secara periodik 10. Bagian akuntansi bertugas untuk:
Menyusun pedoman dan prosedur penyusunan laporan keuangan dan sistem akuntansi perusahaan
Menyusun laporan keuangan tepat pada waktunya
Mengadakan evaluasi dan analisis terhadap realisasi anggaran perusahaan
11. Bagian pajak, bertugas untuk: Membuat laporan pajak sesuai dengan prosedur pajak, baik untuk laporan bulaan, triwulan maupun tahunan Menghitung dan menyetorkan pajak yang harus dibayar oleh perusahaan 4.2. Analisis Rasio Keuangan Haneda Decorations 4.2.1 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya yang sudah maupun akan jatuh tempo. Nilai rasio likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat pada aktiva lancar dan hutang lancar. Pengukuran tingkat likuiditas pada Haneda Decorations dinilai dengan menggunakan rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas. Gambar 6 menunjukkan perkembangan nilai rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas periode tahun 2006-2008.
Gambar 6. Perkembangan Nilai Rasio Likuiditas Haneda Decorations Tahun 2006-2008 Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa selama tiga tahun periode pengamatan rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas mengalami kecenderungan yang menurun. Hal ini menunjukkan perkembangan yang kurang baik karena mencerminkan jumlah hutang lancar yang semakin meningkat.
a. Rasio Lancar Rasio lancar bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam
melunasi
kewajiban
jangka
pendeknya.
Berdasarkan hasil analisis rata-rata rasio lancar Haneda adalah sebesar 1,07. Angka ini berarti setiap 1 rupiah hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar 1,07 rupiah. Apabila dilihat dari standar nilai rasio yang berkisar antara 1,5 sampai 2, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya kurang baik dan nilai dari rasio ini juga menurun setiap tahunnya akibat hutang lancar yang semakin meningkat. b. Rasio Cepat Rasio perusahaan
cepat dalam
digunakan memenuhi
untuk
melihat
kewajibannya
kemampuan
dengan
tidak
memperhitungkan persediaan. Dalam rasio ini persediaan tidak diperhitungkan karena persediaan dianggap sebagai aktiva yang paling tidak lancar untuk dicairkan menjadi uang. Nilai rata-rata rasio cepat Haneda Decorations selama tiga tahun terakhir adalah sebesar 0,32 yang berarti setiap 1 rupiah hutang lancar dijamin oleh 0,32 rupiah aktiva lancar tanpa memasukkan persediaan. Nilai rata-rata rasio ini berada jauh di bawah standar rasio yang seharusnya, yaitu 1. Hal ini disebabkan oleh jumlah persediaan yang sangat besar. Jumlah persediaan yang besar ini dikarenakan pembelian bahan baku yang sifatnya harus dipesan dahulu ke importir dengan minimum order yang besar. c. Rasio Kas Rasio kas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya apabila ditagih, dengan uang kas dan efek yang mudah dijual. Rasio ini secara langsung melihat kondisi kas dan efek likuid yang ada dalam perusahaan sebagai jaminan hutang lancarnya. Nilai rata-rata rasio kas Haneda Decorations selama tahun 2006-2008 adalah sebesar 0,04 yang berarti setiap 1 rupiah hutang
lancar dijamin oleh 0,04 aktiva lancar dalam bentuk uang tunai dan efek
likuid.
Rasio
kas
Haneda
Decorations
memiliki
kecenderungan yang menurun selama tiga tahun terakhir ini akibat jumlah hutang lancar yang semakin meningkat. 4.2.2 Rasio Aktivitas Analisis rasio aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan semua sumberdaya yang dimiliki untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Pengukuran tingkat aktivitas perusahaan dilakukan dengan menilai rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva tetap dan rasio perputaran persediaan. Gambar 7 menunjukkan perkembangan nilai rasio aktivitas Haneda selama tahun 2006-2008.
Gambar 7. Perkembangan Nilai Rasio Aktivitas Haneda Decorations Tahun 2006-2008 Berdasarkan Gambar 7, terlihat bahwa rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva tetap dan rasio perpuatran persediaan menunjukkan kecenderungan yang berfluktuatif selama tiga tahun pengamatan. Adanya kesenjangan diantara rasio perputaran piutang dan rasio perputaran aktiva tetap menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa memanfaatkan aktiva tetap yang dimilikinya untuk meningkatkan penjualan.
a. Rasio Perputaran Piutang Rasio perputaran piutang menunjukkan berapa waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan penagihan terhadap piutangnya dalam suatu periode atau juga waktu atau hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Secara keseluruhan rata-rata dari rasio perputaran piutang Haneda tahun 2006-2008 adalah sebesar 14,51 kali atau 25 hari. Hal ini berarti dalam satu periode perusahaan mampu melakukan kegiatan penagihan piutang sebanyak kurang lebih 15 kali atau jangka waktu penagihan piutang tersebut adalah 25 hari. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6, nilai rasio ini mengalami peningkatan di tahun terakhir. Hal ini mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam melakukan penagihan piutang dari para pelanggannya. b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Rasio
ini
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari penggunaan aktiva tetapnya. Nilai rasio yang semakin besar menunjukkan semakin efisiennya pemanfaatan aktiva tetap. Nilai rata-rata rasio perputaran aktiva tetap Haneda selama tiga tahun terakhir ini adalah sebesar 2,57 yang berarti dalam satu kali periode produksi aktiva tetap yang digunakan adalah sebesar 2,57 kali. Nilai ini menunjukkan kurangnya efisiensi yang dilakukan perusahaan dalam pengoperasian aktiva tetapnya untuk melakukan penjualan. c. Rasio Perputaran Persediaan Rasio perputaran persediaan mengukur tingkat efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini mencerminkan besarnya nilai penjualan yang dilakukan perusahaan untuk setiap persediaan. Nilai rata-rata rasio perputaran persediaan Haneda adalah sebesar 1,45 kali atau 248 hari. Hal ini berarti perusahaan
membutuhkan 248 hari untuk mengubah persediaan menjadi penjualan. Di sini terlihat bahwa perusahaan tidak efektif dalam mengelola persediaannya karena perusahaan memiliki terlalu banyak persediaan dimana sekitar separuh atau 50% diantaranya merupakan persediaan yang mati dan tidak berputar. Hal ini mencerminkan ketidakmampuan perusahaan dalam memprediksi permintaan. 4.4.3 Rasio Solvabilitas Analisis
rasio
solvabilitas
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya baik jangka pendek dan jangka panjang. Kondisi keuangan jangka pendek yang baik belum tentu menjamin kondisi keuangan jangka panjang yang baik pula. Penilaian rasio solvabilitas Haneda Decorations dilakukan dengan mengukur rasio hutang dan rasio hutang terhadap ekuitas. Gambar 8 menunjukkan perkembangan nilai rasio solvabilitas Haneda selama tahun 2006-2008.
Rasio Solvabilitas 1,20 1,00 Nilai
0,80
0,62
0,70
0,51
0,60 0,40 0,20
0,26
0,28
0,30
0,00 2006
2007
Rasio Hutang terhadap Ekuitas Rasio Hutang
2008
Tahun
Gambar 8. Perkembangan Nilai Rasio Solvabilitas Haneda Decorations Tahun 2006-2008 Gambar 8 menunjukkan bahwa selama tiga tahun periode pengamatan, nilai solvabilitas yang dimiliki oleh perusahaan cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan meningkat setiap tahunnya.
a. Rasio Hutang Rasio hutang menunjukkan besarnya aktiva yang dibiayai dengan menggunakan pinjaman. Selama tiga tahun terakhir, nilai rata-rata dari rasio ini adalah sebesar 0,28 yang berarti bahwa jumlah aktiva yang dibiayai perusahaan adalah sebesar 28 persen dan sisanya sebesar 72 persen dibiayai dari modal sendiri. Kondisi ini menunjukkan risiko yang ditanggung oleh perusahaan relatif tidak terlalu besar. Nilai rasio hutang Haneda selama tahun 2006-2008 cenderung
menunjukkan
tren
yang
meningkat
meskipun
kenaikannya tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan perusahaan yang semakin besar untuk membiayai aktivanya sehingga mereka harus menambah kredit bank. b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Rasio hutang terhadap ekuitas mengukur seberapa besar modal sendiri yang dapat menjamin hutang perusahaan. Rata-rata rasio hutang terhadap ekuitas Haneda selama tiga tahun terakhir adalah 0,61 yang berarti perusahaan mampu menjamin hutang Rp 61,- dengan modal Rp 100,- sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan mampu menjamin kewajibannya dengan modal sendiri. Seperti yang terlihat pada Gambar 8, perkembangan rasio ini memiliki kecenderungan yang meningkat. Peningkatan ini terjadi karena perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai aktivanya yang cukup besar. Perkembangan nilai rasio yang cenderung
meningkat
ini
dapat
mengurangi
kemampuan
solvabilitas perusahaan dalam menjamin semua hutangnya dengan modal sendiri. 4.4.4 Rasio Profitabilitas Analisis rasio profitabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas yang baik akan dapat meningkatkan posisi
keuangan
perusahaan
dan meminimalisir
kemungkinan terjadinya kebangkrutan. Penilaian rasio profitabilitas perusahaan dilakukan dengan menggunakan rasio marjin laba kotor dan rasio marjin laba bersih. Perkembangan nilai rasio profitabilitas Haneda Decorations tersaji dalam Gambar 9.
Gambar 9. Perkembangan Nilai Rasio Profitabilitas Haneda Decorations Tahun 2006-2008 Berdasarkan Gambar 9, terlihat bahwa terdapat kesenjangan yang cukup jauh antara rasio marjin laba kotor dan rasio marjin laba bersih. Kesenjangan ini disebabkan oleh besarnya beban operasional yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dapat mengganggu perolehan laba bersih perusahaan yang akan menjadi semakin sedikit. a. Rasio Marjin Laba Kotor Rasio marjin laba kotor merupakan rasio yang menunjukkan proporsi laba kotor terhadap penjualan atau dengan kata lain rasio ini memberikan informasi mengenai berapa banyak laba kotor yang dapat diperoleh perusahaan dari setiap penjualan yang dilakukan. Nilai rata-rata dari rasio ini adalah sebesar 0,42 yang berarti bahwa setiap Rp 100,- penjualan yang dilakukan, perusahaan akan memperoleh laba kotor sebanyak Rp 42,-. Pada Gambar 9 terlihat bahwa perkembangan rasio ini selama tiga tahun terakhir (20062008) menunjukkan perkembangan yang cenderung meningkat. Hal ini terjadi akibat turunnya marjin keuntungan produk.
Turunnya marjin keuntungan produk ini terjadi karena perusahaan harus memberi diskon sampai 40 persen dari marjin keuntungannya untuk persediaan produk yang sudah mati dan tidak berputar untuk mempercepat perputaran persediaan. b. Rasio Marjin Laba Bersih Rasio marjin laba bersih menunjukkan tingkat laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan. Nilai rata-rata rasio ini adalah sebesar 0,0044 yang berarti setiap Rp 100,penjualan yang dilakukan perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,44,-. Rasio marjin laba bersih yang sangat kecil ini terjadi akibat besarnya beban operasional yang ditanggung oleh perusahaan meskipun rasio ini menunjukkan perkembangan yang cenderung meningkat. 4.3. Analisis Tren Laporan Keuangan Haneda Decorations Analisis tren yang dilakukan terhadap laporan keuangan Haneda Decorations
dengan
tahun
dasar
2006
digunakan
untuk
melihat
perkembangan kondisi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Tabel 1. Analisis Tren Rugi/Laba Haneda Tahun 2006-2008 (persentase) Komponen
Tahun 2006
2007
2008
Penjualan bersih
100
92,69
97,77
Harga pokok penjualan
100
92,68
96,14
Beban operasional
100
92,70
96,65
Laba bersih setelah pajak
100
139,51
377,75
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations (diolah) Penjualan Haneda Decorations selama tahun 2007-2008 cenderung mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun dasar 2006. Pendapatan perusahaan berkurang sebesar 7,31 persen pada tahun 2007 dan berkurang sebesar 2,23 persen pada tahun 2008. Hal ini menunjukkan Haneda sempat mengalami penurunan penjualan pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 penjualan kembali meningkat namun tidak sebesar penjulan pada tahun 2006.
Penurunan penjualan juga diikuti dengan penurunan beban operasional perusahaan. Beban operasional perusahaan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 7,3 persen dan beban operasional perusahaan pada tahun 2008 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 3,95 persen. Laba bersih perusahaan selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2008 sebesar 377,75 persen. Tabel 2. Analisis Tren Neraca Haneda
Tahun 2006-2008 (persentase) Komponen
Tahun 2006
2007
2008
Aktiva lancar
100
87,74
87,52
Aktiva tetap
100
100,69
91,04
Total aktiva
100
93,31
89,04
Total kewajiban
100
101,97
102,69
Total ekuitas
100
84,63
75,46
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations (diolah) Berdasarkan Tabel 2 di atas kondisi aktiva perusahaan menunjukkan tren yang cenderung berfluktuasi. Hal ini terlihat dari pos aktiva lancar perusahaan yang semakin menurun dan hutang pada tahun 2007 dan 2008 bila dibandingkan dengan tahun dasar 2006 sedangkan pos aktiva tetap mengalami peningkatan pada tahun 2007 dan mengalami penurunan pada tahun 2008. Akibat dari penurunan ini, total aktiva perusahaan pada tahun 2007 berkurang sebesar 6,69 persen dan pada tahun 2008 berkurang sebesar 10,96 persen bila dibandingkan dengan tahun dasar 2006. Kewajiban perusahaan selama tahun 2006-2008 cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan total kewajiban pada tahun 2007 adalah sebesar 1,97 persen dan pada tahun 2008 adalah sebesar 2,69 persen. Peningkatan kewajiban ini terjadi berkaitan dengan hutang bank jangka pendek perusahaan. Sedangkan untuk pos ekuitas perusahaan mengalami penurunan setiap tahunnya. Penurunan ekuitas yang setiap tahun terjadi dapat membahayakan perusahaan. Kewajiban yang meningkat setiap tahunnya
akan meningkatkan kewajiban perusahaan untuk membayar bunga kepada bank sehingga dampaknya bisa menurunkan laba yang diperoleh perusahaan. 4.4. Analisis Persentase Per Komponen Laporan Keuangan Haneda Decorations Analisis ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang bagaimana perubahan yang terjadi pada tiap-tiap pos pada laporan rugi/laba maupun pada laporan neraca. Hasil dari analisis persentase per komponen terhadap laporan rugi/laba dapat dilihat pada Tabel 3 sedangkan hasil dari analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Persentase Per Komponen Rugi/Laba Haneda Tahun 2006-2008 (persentase) Komponen Penjualan bersih
Tahun 2006
2007
2008
100
100
100
Harga pokok penjualan
58,21
58,20
57,24
Laba kotor
41,79
41,80
42,76
Beban operasional
40,55
40,55
40,08
Laba operasional
1,25
1,25
2,68
Laba usaha
1,25
1,25
2,68
Laba bersih setelah pajak
0,21
0,31
0,80
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations (diolah) Berdasarkan tabel di atas, proporsi terbesar terhadap penjualan bersih adalah harga pokok penjualan. Proporsi terbesar terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 58,21 persen. Harga pokok penjualan memiliki proporsi terbesar terhadap penjualan bersih karena harga beli bahan baku untuk produk Haneda relatif lebih mahal karena hampir seluruh bahan bakunya diimpor dari luar negeri. Beban operasional memiliki proporsi terbesar kedua setelah harga pokok penjualan. Beban operasional terdiri dari beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Beban penjualan antara lain terdiri atas biaya ekspedisi, biaya angkut, biaya iklan dan reklame sedangkan beban umum dan administrasi antara lain terdiri atas beban gaji, beban penyusutan.
Laba bersih yang diterima oleh perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan selama periode tiga tahun pengamatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2008 yang disebabkan oleh turunnya harga pokok penjualan dan beban operasional perusahaan. Tabel 4. Analisis Persentase Per Komponen Neraca Haneda Tahun 2006-2008 (persentase) Komponen
Tahun 2006
2007
2008
Aktiva lancar
57,01
53,61
56,04
Aktiva tetap
42,99
46,39
43,96
Total aktiva
100
100
100
Total kewajiban
33,86
38,15
41,06
Ekuitas
66,14
61,85
58,94
100
100
100
Total kewajiban dan ekuitas
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations (diolah) Berdasarkan analisis vertikal yang dilakukan terhadap neraca terlihat bahwa aktiva yang memiliki kontribusi terbesar terhadap total aktiva adalah aktiva lancar. Sedangkan komponen yang memberi kontribusi terbesar terhadap aktiva adalah komponen persediaan yang kecenderungannya turun. Hal ini berarti perusahaan harus mengalokasikan dana sebesar 46,38 persen, 43,85 persen dan 45,85 persen tiap tahun dari tahun 2006 sampai tahun 2008 untuk membiayai persediaan. Sumber pembiayaan perusahaan berasal dari modal sendiri karena komponen ekuitas memiliki kontribusi terbesar terhadap total kewajiban dan ekuitas meskipun hal ini cenderung menunjukkan penurunan dan komponen kewajiban semakin meningkat tiap tahunnya. 4.5. Analisis Du Pont Analisis Du Pont menunjukkan bagaimana rasio aktivitas dan marjin laba berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki oleh perusahaan serta tingkat penegembalian ekuitas (ROE) yang dihasilkan. ROE digunakan untuk menganalisis cara meningkatkan prestasi perusahaan dan melihat efektivitas pengelolaan sumberdaya untuk memaksimumkan tingkat pengembalian yang diharapkan bagi para pemegang saham. Nilai-
nilai
dari
perkembangan
ROE
dan
komponen-komponen
yang
mempengaruhinya dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.
0,0250 0,0228
Nilai
0,0200
ROE
0,0150 0,0100
ROI
0,0075 0,0050
0,0046 0,0023
0,0024
0,0026
0,0000 2006
2007
2008
Tahun
Gambar 10. Perkembangan Nilai ROE dan ROI Haneda Decorations Tahun 2006-2008
Gambar 11. Perkembangan Nilai Komponen ROE Haneda Decorations Tahun 2006-2008 Berdasarkan hasil analisis Du Pont, nilai ROE Haneda Decorations selama tiga tahun terakhir mengalami tren yang cenderung meningkat. Pada tahun 2006 nilai ROE perusahaan sebesar 0,0046 yang kemudian meningkat pada tahun 2007 sebesar 0,0228. Angka ROE yang rendah meskipun cenderung meningkat tiap tahunnya menunjukkan
lemahnya
manajemen
perusahaan
dalam
pengelolaan
sumberdayanya untuk mengoptimalkan keuntungan. Perusahaan harus
mengevaluasi
kembali
kebijakan
operasionalnya
agar
pengelolaan
sumberdayanya dapat dikelola dengan efisien sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh pun menjadi maksimal. Pada tahun 2008, nilai ROE perusahaan meningkat secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya laba bersih yang diperoleh perusahaan dan meningkatnya rasio perputaran aktiva sebagai akibat dari kebijakan perusahaan yang mengadakan obral bagi barang persediaan yang sudah mati dan tidak berputar sampai 40 persen dari marjin keuntungan produk. Nilai ROE rata-rata selama tiga tahun terakhir adalah sebesar 0,012 yang dapat diartikan bahwa setiap Rp 100,- modal yang ditanamakan dalam perusahaan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1,2,-. Tabel 5. Hasil Rekapitulasi Penelitian 2006
Tahun 2007
2008
Rasio Likuiditas 1. Rasio Lancar 2. Rasio Cepat 3. Rasio Posisi Kas
1,29 0,36 0,06
0,97 0,30 0,02
0,96 0,31 0,03
1,07 0,32 0,04
Rasio Aktivitas 1. Rasio Perputaran Piutang 2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap 3. Rasio Perputaran Persediaan
14,61 2,57 1,39
13,96 2,37 1,46
14,97 2,36 1,52
14,51 2,54 1,45
0,26 0,51
0,28 0,62
0,30 0,70
0,28 0,61
0,4179 0,0125
0,4180 0,0125
0,4276 0,0268
0,4212 0,0172
0,0023 0,0046
0,0024 0,0075
0,0026 0,0228
0,0024 0,0116
Uraian
Rasio Solvabilitas 1. Rasio Hutang 2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Rasio Profitabilitas 1. Rasio Marjin Laba Kotor 2. Rasio Marjin Laba bersih Analisis Du Pont 1. ROA 2. ROE
Rataan
4.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Faktor internal perusahaan, terdiri dari: a. Perputaran persediaan yang tidak efisien Ketidakefisienan ini dicerminkan dari besarnya umur persediaan yang dibutuhkan untuk mengubah persediaan menjadi penjualan. Selain itu sekitar 50 persen dari persediaan yang dimiliki oleh Haneda merupakan
persediaan yang sudah mati dan tidak berputar lagi. Perputaran persediaan yang tidak efisien ini mengakibatkan tingginya biaya yang digunakan untuk membiayai persediaan yang berjumlah terlalu banyak sehingga dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. b. Biaya Operasional Perusahaan Biaya operasional perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. Dari kedua biaya ini, biaya administrasi dan umumlah yang memiliki jumlah terbesar. Biaya operasional yang dimiliki oleh Haneda Decorations sangat tinggi, yaitu mencapai 40 persen dari total penjualan yang dilakukan sehingga laba yang diperoleh perusahaan menjadi kecil. 2. Faktor eksternal perusahaan, yaitu niali tukar rupiah. Hal ini berpengaruh karena hampir seluruh bahan baku yang digunakan oleh Haneda harus diimpor dari Cina sehingga jika nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing semakin rendah maka akan meningkatkan biaya untuk mengimpor bahan baku tersebut dan akan berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan. Namun faktor eksternal merupakan faktor yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan sehingga perusahaan harus memiliki cara untuk menyiasati jika hal ini terjadi. Tabel 6. Kurs Nilai Tengah Tukar Rupiah Rata-Rata Terhadap Dollar Amerika Tahun 2006 2007 2008
Rupiah per 1 US$ 9.152 9.153 9.686
Sumber: Daffagha 4.7. Implikasi Manajerial Berdasarkan data laporan keuangan Haneda Decorations dapat diketahui bahwa Haneda memiliki masalah dengan persediaan. Persediaan yang dimiliki oleh Haneda sangat besar dimana sekitar 50 persen dari total persediaan yang ada merupakan persediaan yang mati dan tidak berputar. Hal ini mencerminkan bahwa Haneda tidak efisien dalam mengelola aset yang dimilikinya. Aset yang terlalu banyak dan tidak berputar akan menyebabkan
perusahaan harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk memelihara asetaset tersebut sehingga hal ini dapat menurunkan laba yang diperoleh perusahaan. Haneda memiliki kecenderungan ekuitas yang semakin menurun dan kewajiban yang semakin meningkat. Jika hal ini terus menerus terjadi maka bunga dari kewajiban Haneda akan semakin meningkat dan akibatnya kewajiban membayar bunga akan lebih besar. Alternatif untuk memperkecil risiko menurunnya ekuitas dan meningkatnya kewajiban adalah dengan memaksimalkan aset, terutama persediaan, yang dimiliki oleh perusahaan. Biaya operasional yang cukup tinggi, yaitu mencapai 40 persen dari total penjualan bersih menyebabkan laba bersih yang diterima oleh perusahaan menjadi sangat kecil. Apabila hal ini terus menerus dibiarkan maka laba yang diterima perusahaan tidak akan meningkat lebih jauh sehingga untuk mengantisipasinya perusahaan harus memotong biaya-biaya operasional yang tidak diperlukan. Kebijakan
perusahaan
untuk
mengadakan
pemotongan
marjin
keuntungan produk sampai 40 persen bertujuan untuk mempercepat perputaran persediaan yang menumpuk di dalam gudang. Dengan kata lain keuntungan yang diperoleh Haneda Decorations berasal dari kebijakan pemotongan marjin keuntungan produk-produk yang mati dan tidak berputar. Kebijakan seperti dikenal dengan nama cut loss. Cut loss adalah sebuah kebijakan untuk mengurangi keuntungan yang didapat supaya pada masa selanjutnya perusahaan tidak mengalami kerugian. Dari segi produksi dan operasi, seluruh produk-produk Haneda kecuali produk-produk yang terbuat dari kayu, memakai bahan baku yang harus diimpor dari luar negeri sehingga mengakibatkan biaya untuk melakukan pemesanan dan pengiriman barang menjadi mahal. Hal ini harus diantisipasi perusahaan dengan mencari tingkat Economic Order Quantity atau jumlah pemesanan paling ekonomis dan Reorder Point atau titik pemesanan kembali barang-barang yang dibeli sehingga perusahaan dapat menghemat biaya pemesanan dan pengiriman.
Dari sisi pemasaran, perusahaan tidak bisa memprediksi permintaan produk yang sedang digemari oleh pasar sehingga produk-produk yang sudah jadi tidak sesuai dengan permintaan pasar. Selain itu penjualan perusahaan yang menurun menuntut perusahaan untuk melakukan inovasi dalam produkproduknya. Perusahaan harus mencari tahu produk-produk seperti apa yang lebih diinginkan oleh konsumen, baik dari segi harga dan ketahanan produk itu sendiri. Jika perusahaan bisa memenuhi keinginan konsumen maka penjualan akan meningkat dan keuntungan yang dihasilkan pun meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Perkembangan kinerja keuangan perusahaan dari hasil analisis rasio yang
dilakukan
terhadap
laporan
keuangan
Haneda
Decorations
memperlihatkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan berada pada posisi yang kurang baik dengan kecenderungan yang menurun setiap tahunnya, tingkat aktivitas perusahaan yang kurang baik karena tingkat perputaran persediaan yang tidak efisien, tingkat solvabilitas perusahaan yang baik karena jaminan modal sendiri terhadap total hutang masih mencukupi dan profitabilitasnya relatif kecil namun cenderung meningkat mencerminkan perusahaan mulai efisien dalam mengelola sumberdaya perusahaan. Hasil analisis trend pada laporan laba rugi menunjukkan peningkatan pada komponen laba bersih yang disebabkan oleh menurunnya biaya operasional perusahaan sedangkan berdasarkan hasil analisis persentase per komponen menunjukkan bahwa komponen harga pokok penjualan merupakan pengurang terbesar terhadap total penjualan sehingga mengakibatkan menurunnya marjin laba bersih yang diterima oleh perusahaan. Analisis trend terhadap neraca menunjukkan bahwa komponen aktiva dan ekuitas menunjukkan
trend
yang
menurun
sedangkan
komponen
kewajiban
menunjukkan trend yang semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisis persentase per komponen terhadap neraca menunjukkan bahwa komponen aktiva lancar memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva tetapnya sedangkan untuk komponen pasiva, ekuitas memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan komponen kewajibannya. Berdasarkan hasil analisis Du Pont diketahui bahwa tingkat perkembangan kinerja perusahaan cenderung meningkat. Hal ini terlihat dari tingkat pengembalian atas ekuitas atau ROE yang meskipun kecil namun cenderung meningkat. Peningkatan disebabkan oleh naiknya laba bersih perusahaan selama tiga tahun terakhir. Laba bersih yang meningkat selama tiga tahun terakhir disebabkan oleh kebijakan perusahaan untuk memotong marjin keuntungan penjualan produk untuk mempercepat perputaran persediaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan terbagi menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan yang mempengaruhi kinerja keuangannya adalah perputaran tingkat persediaan yang tidak efisien dan biaya opersional perusahaan yang tinggi. Sedangkan faktor eksternal perusahaan yang mempengaruhi kinerja keuangan adalah nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat maka penulis dapat memberi saran terhadap pihak Haneda, yaitu: 1. Angka ROE hasil analisis Du Pont yang rendah meskipun cenderung meningkat
menunjukkan
lemahnya
manajemen
perusahaan
dalam
pengelolaan sumberdayanya untuk mengoptimalkan keuntungan. Sebaiknya perusahaan
mengevaluasi
kembali
kebijakan
operasionalnya
agar
pengelolaan sumberdayanya dapat dikelola dengan efisien sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh pun menjadi maksimal. 2. Peningkatan marjin laba bersih perusahaan dapat dilakukan dengan meminimalisasi biaya-biaya produksi dan biaya-biaya operasional, yaitu dengan menekan biaya-biaya administrasi, biaya umum atau biaya ekspedisi bahan baku, misalnya seperti memperhatikan tingkat Economic Order Quantity dan Reorder Point dari setiap pembelian bahan baku yang diimpor dari luar negeri sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak besar dan perusahaan juga tidak menumpuk persediaan di dalam gudang karena persediaan yang terlalu banyak mengakibatkan biaya pemeliharaan persediaan yang besar. 3. Perusahaan juga harus lebih sering meriset pasar agar kemampuan perusahaan tidak keliru dalam memprediksi permintaan sehingga perusahaan tidak menumpuk persediaan seperti yang terjadi saat ini.
DAFTAR PUSTAKA Barlian, I dan R.S. Sundjaja. 2003. Manajemen Keuangan Satu. Yayasan Astra Honda Motor, Jakarta. Brigham, E.F. dan J.F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku II. Edisi 8. Erlangga, Jakarta. Budiman, H. 2006. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Cikampek Periode 2001-2005. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi, Yogyakarta. Daffagha. 2009. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar. http://yuroop.com. [7 Februari 2010) Keown, et al. 2002. Manajemen Keuangan: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Munawir, H.S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta. Prawironegoro, D. 2006. Manajemen Keuangan. Diadit Media, Jakarta Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta. Saputra, W.P. 2006. Kinerja Keuangan PT Jasa Marga (Persero) Periode 20012005 dan Dampak Kebijakan Tarif Tol Tahun 2003. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Sartono, A. 1997. Manajemen Keuangan. BPFE, Yogyakarta. Simamora. 1999. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta. Sjahrial, D. 2006. Pengantar Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media, Jakarta. Sugiyarso, G. dan F. Winarni. 2005. Manajemen Keuangan Pemahaman Laporan Keuangan Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal serta Penegukuran Kinerja Keuangan. Media Pressindo, Yogyakarta. Warsini, S. 2003. Draft Buku Teks Manajemen Keuangan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Perusahaan
Lampiran 2. Analisa Horisontal Laporan Neraca Haneda Tahun 2006-2008 (persentase) Komponen Aktiva Aktiva Lancar Kas besar Bank BCA Bank Permata Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Biaya dibayar di muka Pajak dibayar di muka Asuransi dibayar di muka Uang Muka Pajak masukan Total aktiva lancar Aktiva Tidak Lancar Jumlah aktiva tetap Total Aktiva Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Kewajiban Lancar Hutang usaha Hutang pajak Hutang lain-lain Hutang bank jangka pendek Total Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Hutang bank jangka panjang Total Kewajiban Ekuitas Modal ditempatkan Saldo laba Total Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas
2006
Tahun 2007
2008
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
15,91 51,70 15,91 97,05 32,68 88,23 81,67 92,49 39,89 75,79 96,82 87,74
7,43 124,63 7,43 95,41 19,77 88,01 65,33 88,09 13,30 56,14 91,04 87,52
100 100
100,69 93,31
91,04 89,04
100 100 100 100 100
88,73 92,74 154,61 102,24 101,97
75,52 88,32 237,86 102,91 102,69
100
101,97
102,69
100 100 100 100
85,47 36,93 84,63 90,51
76,31 26,47 75,46 84,68
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations (diolah)
Lampiran 3. Analisis Vertikal Neraca Haneda Tahun 2006-2008 (persentase) Komponen Aktiva Aktiva Lancar Kas besar Bank BCA Bank Permata Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Biaya dibayar di muka Pajak dibayar di muka Asuransi dibayar di muka Uang Muka Pajak masukan Total aktiva lancar Aktiva Tidak Lancar Jumlah aktiva tetap Total Aktiva Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Kewajiban Lancar Hutang usaha Hutang pajak Hutang lain-lain Hutang bank jangka pendek Total Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Hutang bank jangka panjang Total Kewajiban Ekuitas Modal ditempatkan Saldo laba Total Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas
2006
Tahun 2007
2008
0,38 0,52 0,55 7,57 0,22 46,38 0,50 0,29 0,20 0,13 0,27 57,01
0,06 0,29 0,25 7,87 0,08 43,85 0,44 0,29 0,09 0,11 0,28 53,61
0,03 0,73 0,22 8,11 0,05 45,85 0,37 0,29 0,03 0,08 0,28 56,04
42,99 100
46,39 100
43,96 100
1,95 0,16 0,36 31,39 33,86
1,92 0,16 0,61 35,46 38,15
1,74 0,16 1,01 38,15 41,06
33,86
38,15
41,06
65,01 1,13 66,14 100
61,39 0,46 61,85 100
58,58 0,35 58,94 100
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations (diolah)
Lampiran 4. Analisis Horisontal Laporan Rugi/Laba Haneda Tahun 2006-2008 (persentase) Komponen
Tahun 2006
2007
2008
Pendapatan bersih
100
92,69
97,77
Harga pokok penjualan
100
92,68
96,14
Laba kotor
100
92,70
100,03
Beban operasional
100
92,70
96,65
Laba operasional
100
92,56
209,87
Pendapatan lain-lain
100
141,97
65,47
Beban lain-lain
100
106,70
161,26
Laba Bersih Sebelum Pajak
100
102,30
187,16
Beban Pajak
100
91,46
131,61
Laba bersih Setelah Pajak
100
139,51
377,75
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations (diolah)
Lampiran 5. Analisis Vertikal laporan Rugi/Laba Haneda (persentase) Komponen Pendapatan bersih Harga pokok penjualan Laba kotor Beban operasional Laba operasional Pendapatan lain-lain Beban lain-lain Laba Bersih Sebelum Pajak Beban Pajak Laba bersih Setelah Pajak
Tahun 2006
2007
2008
100
100
100
58,21
58,20
57,24
41,79
41,80
42,76
40,55
40,55
70,03
1,25
1,25
2,68
0,39
0,59
0,26
-0,72
-0,83
-1,19
0,91
1,01
1,75
-0,71
-0,70
-0,95
0,21
0,31
0,80
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations (diolah)
Lampiran 6. Neraca Haneda Tahun 2006-2008 Komponen
Tahun 2006
2007
2008
-1.427.725.590,98
-1.517.995.437,52
-1.507.950.590,25
481.285.875,59
467.073.063,76
459.185.753,00
13.773.061,29
4.500.462,15
2.723.000,00
2.950.044.194,34
2.602.752.081,53
2.596.442.232,93
Biaya dibayar di muka
31.875.251,29
26.031.487,50
20.825.190,00
Pajak dibayar di muka
18.556.198,26
17.163.495,30
16.346.186,00
Asuransi dibayar di muka
12.744.513,29
5.083.356,00
1.694.452,00
8.550.000,00
6.480.000,00
4.800.000,00
17.303.685,00
16.753.685,00
15.753.685,00
2.106.407.188,09
1.627.842.193,72
1.609.819.908,68
Jumlah aktiva tetap
2.734.448.460,48
2.753.414.672,17
2.489.433.260,48
Total Aktiva
4.840.855.648,57
4.381.256.865,89
4.099.253.169,16
Hutang usaha
94.560.250,00
83.905.443,24
71.408.887,86
Hutang pajak
7.604.504,00
7.052.432,10
6.716.602,00
17.349.400,00
26.824.108,88
41.267.859,82
1.519.614.080,86
1.553.698.942,84
1.563.814.326,05
1.639.128.234,86
1.671.480.927,06
1.683.207.675,73
-
-
-
1.639.128.234,86
1.671.480.927,06
1.683.207.675,73
3.146.950.309,02
2.689.545.172,43
2.401.544.501,27
54.777.104,69
20.230.766,40
14.500.992,16
Total Ekuitas
3.201.727.413,71
2.709.775.938,83
2.416.045.493,43
Total Kewajiban dan
4.840.855.648,57
4.381.256.865,89
4.099.253.169,16
Aktiva Aktiva Lancar Kas dan bank Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan
Uang Muka Pajak masukan Total aktiva lancar Aktiva Tidak Lancar
Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Kewajiban Lancar
Hutang lain-lain Hutang bank jangka pendek Total Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Hutang bank jangka panjang Total Kewajiban Ekuitas Modal ditempatkan Saldo laba
Ekuitas
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations
Lampiran 7. Laporan Rugi/Laba Haneda Tahun 2006-2008 Komponen
Tahun 2006
2007
2008
Pendapatan bersih
7.033.094.090,10
6.518.832.816,00
6.876.038.170,42
Harga pokok penjualan
4.093.733.979,62
3.794.055.678,49
3.935.744.530,99
Laba kotor
2.939.360.110,48
2.724.777.137,51
2.940.293.639,43
Beban operasional
2.851.619.988,21
2.643.562.472,12
2.756.151.269,74
Laba operasional
87.740.122,27
81.214.665,39
184.142.369,69
Pendapatan lain-lain
27.152.290,00
38.548.246,00
17.776.130,00
Beban lain-lain
50.641.195,11
54.032.145,00
81.666.055,00
Laba Bersih Sebelum Pajak
64.251.217,16
65.730.766,39
120.252.444,69
Beban Pajak
49.750.225,00
45.500.000,00
65.475.340,00
Laba bersih Setelah Pajak
14.500.992,16
20.230.766,39
54.777.104,69
Sumber: Laporan Keuangan Haneda Decorations