ANALISIS KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT X DI BEKASI PERIODE TAHUN 2004 – 2012
Reziana Noviarty 210000311 Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Manajemen dan Bisnis 2014
ABSTRACT
The objectives of this research is to understand the financial performance of a health care services in hospital X in Bekasi during 2004 – 2012. In this study we compare Hospital X with Mayapada Hospital in Tangerang. The study analyze comparative balance sheet, comparative income statement and ratio analysis .This study uses secondary data obtained from hospital financial reports and stock exchange website. Based on inventory turn over analysis, it showed that Hospital X outperformed Mayapada Hospital. However according to the liquidity ratio analysis, it showed that Mayapada Hospital outperformed Hospital X. Based on profitability ratio analysis, it showed that gross margin between these two hospitals were almost the same, but the EBIT of Hospital X is better 1112% above Mayapada Hospital. This reseach suggested for additional benchmark to compare with industry performance.
Keywords
: Financial Statement Analysis, Health Care Industry
Bibliography : ( 5 sources) (1997 – 2012)
1
Pendahuluan Setiap lapisan masyarakat mengharapkan layanan kesehatan yang baik, berkualitas dan berkesinambungan. Baik artinya ketika masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan dilayani dengan baik dan segala keluhan tentang penyakitnya dapat diatasi (sembuh). Berkualitas artinya layanan kesehatan yang diberikan mempunyai kualitas yang menunjuk pada tingkat standar yang sudah ditetapkan. Sedangkan berkesinambungan artinya semua jenis layanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan serta keberadaannya di masyarakat setiap saat ada. Kesehatan adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi setiap kehidupan manusia dalam melakukan aktivitas sehari hari, demikian juga dalam kehidupan organisasi perusahaan. Karyawan yang sehat merupakan salah satu aset perusahaan, mereka adalah kunci keberhasilan perusahaan. Karyawan yang sehat dan penuh dedikasi berpeluang untuk meraih prestasi dan selanjutnya akan meningkatkan kinerja, otomatis produktivitas perusahaan pun akan meningkat. Mengetahui kinerja suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang penting, banyak informasi tentang perusahaan yang bisa didapat dalam waktu tertentu, antara lain dapat diketahui kemampuan perusahaan tersebut, hasil pencapaian dan lain lain. Kinerja juga merupakan cermin kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Kinerja keuangan adalah suatu keadaan yang menggambarkan situasi keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan hasil yang telah dicapai dengan melakukan semua kebijakan perusahaan dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam suatu periode tertentu. Pada dasarnya kinerja keuangan diperlukan sebagai alat untuk mengukur financial health (kesehatan keuangan) perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai media pengukuran subyektif yang menggambarkan efektifitas penggunaan aset oleh sebuat perusahaan dalam menjalankan bisnis utamanya dan meningkatkan pendapatan (Setiowati, 2009). Mengetahui kinerja keuangan perusahaan bisnis layanan kesehatan seperti pada Rumah Sakit X (selanjutnya disebut RSX) juga penting dilakukan, sebagai salah satu cara memberi semangat kepada karyawan dalam mencapai tujuan RS. Jika kinerja keuangan semakin baik artinya produktivitas semakin meningkat maka diharapkan kepercayaan masyarakat selaku konsumen RSX juga semakin meningkat dan akhirnya akan berbuah peningkatan kesejahteraan seluruh karyawan. 2
Dalam satu siklus kehidupannya hampir setiap manusia membutuhkan layanan kesehatan. Setiap individu tidak mengetahui kapan dan bagaimana jenis layanan yang dibutuhkan, namun setiap individu dapat mengantisipasi kerugian finansial yang akan timbul jika suatu ketika membutuhkan layanan kesehatan yang biayanya semakin lama semakin mahal. Caranya dengan mengalihkan kepada pihak ketiga yaitu asuransi kesehatan. Asuransi
kesehatan adalah sebuah produk asuransi yang memberi jaminan finansial
kepada pemegang polis asuransi kesehatan pada saat nasabahnya membutuhkan layanan kesehatan karena sakit atau mengalami kecelakaan. Biaya yang dijamin mencakup biaya rawat jalan, rawat inap, biaya dokter, biaya obat-obatan, biaya biaya tindakan, biaya kamar, biaya biaya penunjang medis dan lain lain, dan besarnya disesuaikan dengan kesepakatan pihak asuransi dengan nasabah/perusahaan yang tertera pada perjanjian dalam polis asuransi kesehatan. Perusahaan asuransi biasanya bekerjasama dengan rumah sakit, sebagai provider. Salah satu provider adalah rumah sakit X di Bekasi. Kerja sama yang harmonis antara RS dengan perusahaan asuransi diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat serta menghasilkan reputasi yang baik bagi RSX yang menyebabkan jumlah nasabah perusahaan asuransi meningkat sekaligus menaikkan premi. Dalam wawancara dengan beberapa personil RSX penulis menemukan fenomena bahwa terjadi peningkatan kinerja keuangan RSX setelah adanya kerjasama dengan perusahaan penjamin kesehatan atau asuransi, sehingga hal ini mendorong penulis untuk melihat lebih jauh kinerja keuangan RSX dengan membandingkan dengan kinerja keuangan rumah sakit lainnya, dalam hal ini penulis membandingkan dengan Mayapada Hospital (selanjutnya disebut MH) yang berlokasi di Tangerang. Dengan demikian kerja sama rumah sakit dengan perusahaan asuransi diharapkan dapat memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan tentu saja peningkatan keuntungan rumah sakit tersebut. Karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana kinerja keuangan RSX periode tahun 2004 – 2012. Tinjauan Pustaka Kinerja keuangan sebuah perusahaan dapat diketahui dari informasi yang berasal dari manajemen keuangan, karena itu dibutuhkan informasi yang akurat agar dapat dimanfaatkan terutama dalam menentukan langkah langkah yang diambil, memanfaatkan sumber daya yang ada dan selanjutnya mengambil keputusan dalam menentukan rencana perusahaan ke depan. Kinerja keuangan perusahaan dapat berpengaruh terhadap penilaian dan rencana bagi 3
investor. Investor dapat menggunakan untuk melihat kemungkinan kemungkinan yang bisa mereka lakukan, apakah akan tetap mempertahankan investasi atau mencari alternatif lain. Laporan Keuangan adalah laporan yang merupakan ringkasan informasi keuangan perusahaan yang disesuaikan dengan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dimana fungsi laporan keuangan ini untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan sehingga dapat memberikan informasi keuangan kepada para pengguna yaitu para stake holders, stock holders, share holders (termasuk pemilik saham inti) (Gitman & Zutter, 2012). Menurut White et al (1997) laporan keuangan yang utama dapat dibedakan menjadi 4 jenis laporan, dimana keempat laporan keuangan tersebut ditambahkan dengan catatan kaki (footnotes) dan data tambahan yang saling terkait satu dengan yang lain,yaitu : 1. Balance sheet ( statement of financial position), yaitu merupakan laporan utama jumlah aset (sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan), kewajiban dan ekuitas (kontribusi modal pemilik dan sumber-sumber modal internal lainnya) dan hubungan antar mereka pada titik waktu tertentu. 2. Income statement (statement of earnings), yaitu laporan laba/rugi yang menggambarkan kinerja perusahaan sebagai hasil dari kegiatan operasional dalam satu periode tertentu. Laporan laba/rugi memberi penjelasan mengenai pendapatan perusahaan, kewajiban dan ekuitas perusahaan. 3. Statement of cash flow atau Laporan arus kas, yaitu laporan penerimaan dan pengeluaran kas pada saat tertentu, yang dapat diklasifikasikan untuk operasional, investasi dan pendanaan. Laporan ini juga memberikan informasi tambahan tentang investasi non cash dan aktivitas pendanaan. Data arus kas juga membantu menjelaskan perubahan neraca secara berturut-turut dan melengkapi informasi laporan laba rugi. 4. Statement of stockholder’s equity, yaitu laporan mengenai jumlah dan sumber perubahan ekuitas dari transaksi modal dengan komponen-komponen saham preferen, saham biasa, tambahan modal disetor, laba ditahan, saham treasury, rencana penyesuaian kepemilikan saham karyawan. Salah satu alat yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah dengan analisis rasio. Kelebihan utama rasio dapat digunakan untuk membandingkan hubungan antara risiko dan keuntungan pada berbagai perusahaan dengan ukuran yang berbeda . Rasio juga dapat menggambarkan profil perusahaan , dari segi
karakteristik
ekonomi dan strategi kompetitif yang merupakan operasi yang berbeda/ unik , serta keuangan dan karakteristik investasi pada perusahaan tersebut (White et al, 1997). 4
Menurut White et al (1997) ada 4 analisis rasio yang digunakan untuk mengukur aspek yang berbeda terhadap hubungan risiko dan keuntungan, yaitu : 1. Analisis aktivitas, yaitu analisis yang mengevaluasi pendapatan dan hasil produksi yang dihasilkan dari asset perusahaan. Rasio rasio yang termasuk dalam analisis aktivitas yaitu : Inventory Turnover dan Fixed Asset Turn Over 2. Analisis likuiditas, yaitu analisis yang memberi gambaran seberapa cepat perusahaan mengembalikan kewajiban jangka pendeknya (misal pembayaran gaji pegawai). Ada 2 rasio yang termasuk rasio liquiditas, yaitu : Current ratio dan Quick ratio. 3. Analisis solvabilitas, yaitu analisis mengenai struktur modal perusahaan, analisis ini penting untuk mengevaluasi risiko jangka panjang dan prospek keuntungan. Yang termasuk rasio ini adalah Debt to Total Capital atau Debt to Equity. 4. Analisis profitabilitas, yaitu analisis yang menggambarkan keperdulian ekuitas investor terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, mempertahankan dan meningkatkan keuntungan. Rasio rasio yang termasuk dalam analisis aktivitas yaitu : (a) Return on Sales, termasuk beberapa rasio yaitu : Gross Margin, Operating Margin, Margin Before Interest and Tax, Pretax Margin, Contribution Margin (b) Return on Investment, termasuk beberapa rasio yaitu : Return on Asset, Return on Total Capital, Return on Equity dan Return on Common Equity
Pembahasan Objek penelitian adalah kinerja keuangan RSX tahun 2004 sampai dengan tahun 2012. Sedangkan subjek penelitian ini adalah Rumah Sakit X yang berada di daerah Bekasi. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data internal Rumah Sakit X. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan kuantitatif karena data ini didapat melalui laporan yang ada pada database Rumah Sakit X. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara : yaitu dengan mewawancarai beberapa personil Rumah Sakit X antara lain bagian pemasaran, akuntansi, kepala Koperasi RSX dan Direktur Perencanaan Rumah Sakit X. 2. Dokumentasi : yaitu dari laporan internal bagian penjualan Rumah Sakit X mulai bulan Januari 2004 sampai dengan bulan Desember 2012.
5
RSX merupakan Rumah Sakit Umum tipe C, dengan luas bangunan 13.500 m2. Jumlah tempat tidur sebanyak 124 buah, jumlah karyawan 550 orang dengan fasilitas layanan rawat inap, layanan rawat jalan/poliklinik, layanan penunjang medik dan lain lain. Mayapada Hospital adalah sebuah rumah sakit swasta yang berlokasi di daerah Tangerang. Jumlah tempat tidur sebanyak 140 buah, didukung oleh 564 orang karyawan. Sejak tanggal 6 April 2011 perusahaan yang menaungi Mayapada Hospital tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kerjasama RSX dengan perusahaan asuransi dimulai pada tanggal 1 Januari 2006 dengan 5 perusahaan. Pada tahun berikutnya meningkat menjadi 15 perusahaan, hingga saat ini sudah ada 43 perusahaan asuransi yang bekerjasama.
Tabel 1 Jumlah Pendapatan Pasien Jaminan, Umum, dan Total Pendapatan, Beban beban dan Keuntungan RSX Periode Tahun 2004-2012 (Dalam Juta )
Thn
J.P.P
J.P.P
P Total
Beban
Keuntun
Jaminan
Umum
2004
0
11.979
11.979
10.766
1.212
2005
0
22.608
22.608
18.500
4.108
2006
425
28.643
29.655
24.563
5.092
2007
1.958
39.387
42.364
33.759
8.605
2008
11.658
48.138
60.263
44.236
16.027
2009
20.248
54.873
76.512
57.697
18.815
2010
24.791
62.974
89.845
68.803
21.041
2011
27.967
68.577
98.413
81.413
17.000
2012
37.357
85.308
12.266
100.878
21.786
gan
Sumber : Laporan Bagian Keuangan RSX Keterangan : J.P.P adalah Jumlah Pendapatan Pasien P adalah Pendapatan
Hasil Olah Data Kerjasama RSX Dengan Perusahaan Asuransi Dalam Hal Jumlah Pendapatan 1. Jumlah pendapatan pasien jaminan selalu naik (kecuali tahun 2008), kenaikan yang signifikan
terjadi
pada
tahun
2010,
Rp24.791.963.356,-. 6
dari
Rp
2.024.861.268,-
menjadi
2. Pada tahun 2012 jumlah pendapatan pasien jaminan mencapai jumlah tertinggi yaitu Rp 37.357.061.291 artinya jumlah tersebut 30,45% dari jumlah pendapatan total (sebanyak Rp 122.665.172.973,-).
Tabel 2 Jumlah Pasien Jaminan, Umum, dan Total Pasien RSX Periode Tahun 2004-2012 Tahun
J.P. Jaminan J.P.Umum Total Pasien
J Asuransi
2004
0
29.804
29.804
0
2005
0
54.411
54.411
0
2006
980
65.654
66.634
5
2007
3.602
72.568
76.170
14
2008
14.386
80.356
94.742
24
2009
22.047
88.486
110.533
35
2010
28.148
94.712
122.860
45
2011
31.917
93.540
125.457
44
2012
35.963
99.460
135.423
43
Sumber : Laporan Bagian Keuangan RSX Keterangan : J.P adalah Jumlah Pasien J adalah Jumlah
140000 120000 100000 80000
Jumlah Pasien Umum
60000
Jumlah Pasien Jaminan
40000 20000 2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
0
Gambar 1 Grafik Perbandingan Jumlah Pasien Jaminan dan Pasien Umum RSX Periode Tahun 2004-2012. Sumber : Laporan Bagian Keuangan RSX
7
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Jumlah Pasien Umum Jumlah Pasien Jaminan
Gambar 2 Grafik Perbandingan Jumlah Pasien Jaminan dan Pasien Umum RSX Periode Tahun 2004-2012 (dalam persen). Sumber : Laporan Bagian Keuangan RSX Jumlah pasien asuransi selalu naik seiring dengan semakin banyaknya
perusahaan
asuransi yang bekerjasama dengan RSX (mulai bekerjasama pada tahun 2006). Jumlah pasien asuransi tahun 2012 sebanyak 35.963 orang, dibandingkan dengan total pasien sebanyak 135.423 orang, (35.963/135.423) x 100% = 26,5%
Peneliti menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan alat analisis rasio sebagaimana terdapat dalam tabel 3.
8
Tabel 3 Perbandingan Berdasarkan Rasio rasio Keuangan
Alat Analisis
Hasil Analisis RSX 2011 2012
MH 2011
2012
Activity Ratio 1. Inventory Turn Over 2. Fixed Asset Turn Over
13,3 1,14
12,7 1,26
6,01
10,4
1,9
1,6
Liquidity Ratio Current Ratio
59,2%
57,0% 402,5%
212,4%
143,3%
157,%
33,05%
89%
a. Gross Margin
46,04%
45,9%
47%
46,5%
b. Operating Margin
21,8%
21,3%
12,17%
c.Margin Before I&Tax
15,15%
15,8% 3,5%
Long Term Debt//Solvency Ratio Total Debt to Equity Ratio Profitability Ratio 1.Return on Sales
d.Pretax Margin
14,9%
15,8%
4,9%
2,9%
2,28%
9,3% 3,2% 3%
2. Return on Investment Return on Assets
0,7%
0,5%
Sumber : Hasil Hitung Penulis Atas Laporan Bagian Keuangan RSX dan Laporan Keuangan MH tahun 2011 melalui www.idx.co.id Hasil Perbandingan Kinerja Keuangan RSX-MH Dengan Analisis Rasio 1. Activity Ratio : a. Inventory Turn Over (ITO) RSX menurun dari 13,3x menjadi 12,7x setahun. Artinya inventory yang tersedia (seperti farmasi/alkes/bhp) akan terjual kurang dari sebulan, lebih lama dibanding tahun 2011 dari 27,4 hari menjadi 28,7 hari), diimbangi dengan kenaikan Fixed Asset Turn Over RSX dari 1,14 menjadi 1,26 dimana penjualan dan aset naik, hal yang positif. b. Fixed Asset Turn Over RSX tahun 2011 adalah 1,14 artinya tingkat perputaran aset perusahaan 1,14 x per tahun, meningkat pada tahun 2012 menjadi 1,26 x. 2. Liquidity Ratio : pada tahun 2011 nilai current ratio RSX 59,2%, artinya setiap kewajiban lancar sebesar Rp 1,00,- dijamin oleh aktiva lancar RSX sebesar Rp 9
0,60,-. Pada tahun 2012 angka menurun menjadi 57%, lebih rendah dari MH yaitu 402,5% dan 253,6%. 3. Long Term Debt/Solvency Ratio : Total Debt to Equity Ratio RSX tahun 2011 143,3%, artinya setiap Rp 1,00,- dijamin dengan modal sendiri sebanyak Rp 1, 43 sedangkan MH sebesar 33,05%, dan pada tahun 2012 TDER RSX naik menjadi 157.5%. Sedangkan TDER MH naik signifikan menjadi 65,09%. 4. Profitability Ratio, ada 5 analisis rasio yang peneliti hitung, yaitu : a. Gross Margin, setiap penjualan sebesar Rp 1,- menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,47,- pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 menurun menjadi Rp 0,46,-. b. Operating
Margin, setiap
penjualan Rp 1,- menghasilkan laba operasional
sebesar Rp 0,035,- pada tahun 2011 dan naik menjadi Rp 0,042,- pada tahun 2012. c. Margin Before Interest &Tax, yaitu margin yang menunjukkan bahwa keuntungan sebelum bunga dan pajak didapat sebanyak Rp 0,035,- setiap Rp 1,- penjualan pada tahun 2011 dan naik menjadi Rp 0,042,- pada tahun 2012 pada MH. d. Pretax Margin, setiap penjualan Rp 1,- keuntungan sebelum pajak adalah Rp 0,028 pada tahun 2011 dan Rp 0,030,- pada tahun 2012 (membaik). e. Return on Aset, pada RSX 4,9%, menurun tahun 2012, karena total aset naik jadi hal yang positif, MH lebih rendah yaitu 0,7% dan turun menjadi 0,5%.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan Comparative Balance Sheet dan Income Statement. 1. Aset Lancar RSX besarnya sekitar 25% dari total aset, mencerminkan volume aktivitas operasional RSX lebih tinggi dibanding MH yang rasio aset lancarnya 4,5% dari total asetnya. Artinya pemberdayaan fixed asset RSX untuk aktivitas operasionalnya lebih baik daripada MH. Pada RSX penurunan tahun 2012 diimbangi dengan naiknya piutang jaminan perusahaan, mengindikasikan pergeseran pasien pribadi yang membayar tunai beralih ke pasien dengan jaminan perusahaan/asuransi. 2. Aset Tetap RSX 75% dari total aset, sementara MH 96%. Untuk RSX, rasio aset tetapnya lebih sehat dari MH, pada MH hampir semua asetnya tertanam di aset tetap. 3. Dari sisi Liabilitas, MH lebih baik dari RSX. Kewajiban lancar RSX 43% dari total asetnya berbanding 5% pada MH dan naik cukup signifikan pada tahun 2012. Kewajiban jangka panjang hampir setara; 15% banding 20%. Di satu sisi aktivitas operasional RSX sangat tinggi dan banyak bergantung pada kewajiban lancarnya, 10
dibandingkan MH dimana kewajiban lancarnya 4% dari total aset. Rasio kewajiban lancar RSX terhadap total asetnya tahun 2011 terhadap 2012 berkurang dari 43,5% menjadi 42,9%. Ada kenaikan di pos pinjaman jangka pendek, diimbangi dengan penurunan pada kewajiban lain-lain. Kewajiban jangka panjang RSX meningkat dari 15,4% menjadi 18,2% tahun 2012. Perubahan itu terutama dari kenaikan rasio pinjaman jangka panjang dari 13,7% menjadi 15,7%. 4. Beban langsung RSX dan MH hampir setara, sekitar 54% dan 53%. Perbedaan yang signifikan terjadi pada beban operasional, yaitu 24% pada RSX dan 43% pada MH. Besarnya beban operasional MH akibat tingginya fixed asset yang dimiliki, sehingga persentase laba menjadi kecil, 3,5% pada MH berbanding 15% pada RSX. 5. Persentase keuntungan RSX lebih tinggi dibandingkan MH baik tahun 2011 maupun tahun 2012.. 6. Rasio beban dan pendapatan RSX tahun 2012 terhadap tahun 2011 menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan.
Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio Aktivitas. ITO RSX menurun dari 13,3x menjadi 12,7x setahun. Artinya inventory yang tersedia (seperti farmasi/alkes/bhp) akan terjual kurang dari sebulan, lebih lama dibanding tahun 2011. Dari 27,4 hari (365/13,3) menjadi 28,7 hari (365/12,7), namun diimbangi dengan kenaikan FATO RSX dari 1,14 menjadi 1,26 dimana penjualan dan aset naik, hal yang positif, namun dibawah MH. 2. Rasio Likuiditas Rasio lancar RSX kurang dari 60% kewajiban lancarnya. Sementara pada MH rasio lancarnya turun dari 4x lipat menjadi 2,5x lipat. Aset lancar RSX besarnya sekitar 25% dari total aset, mencerminkan volume aktivitas operasional RSX lebih tinggi dibanding MH yang rasio aset lancarnya 4,5% dari total asetnya. Dengan kata lain, Pemberdayaan fixed asset RSX untuk aktivitas operasionalnya lebih baik daripada MH. Pada RSX penurunan kas tahun 2012 diimbangi dengan naiknya piutang
jaminan perusahaan dari tahun 2011,
mengindikasikan pergeseran pasien pribadi beralih ke pasien dengan jaminan perusahaan/asuransi. Aset Tetap RSX 75% dari total aset, sementara MH 96%. Untuk RSX, rasio aset tetapnya lebih sehat dari MH, dimana pada MH hampir semua asetnya 11
tertanam di aset tetap. 3. Rasio Liabilitas Dari sisi liabilitas, MH lebih baik dari RSX, kewajiban lancar RSX 43% dari total asetnya berbanding 4% pada MH. Sementara kewajiban jangka panjangnya hampir setara; 15% RSX banding 20% MH. Di satu sisi aktivitas operasional RSX sangat tinggi dan banyak bergantung pada kewajiban lancarnya, Rasio kewajiban lancar RSX tahun 2012 berkurang dari 43,5% menjadi 42,9%. Ada kenaikan pada pinjaman jangka pendek, diimbangi penurunan di kewajiban lain-lain. Kewajiban jangka panjang RSX meningkat dari 15,4% menjadi 18,2% tahun 2012. Perubahan itu terutama dari kenaikan rasio pinjaman jangka panjang dari 13,7% menjadi 15,7%. Rasio Kewajiban RSX terhadap modalnya tergolong tinggi, yakni 1,57x terhadap modalnya, meningkat dari tahun sebelumnya 1,43x. 4. Rasio Profitabilitas Beban langsung RSX dan MH hampir setara, yaitu 54% dan 53%, cenderung naik pada RSX diikuti dengan turunnya gross margin. Beban operasional RSX 24% dan MH 43%, sehingga operating margin RSX jauh diatas MH. Begitu pula margin before interest&tax dan pretax margin, RSX berada diatas MH. Rasio beban dan pendapatan RSX tahun 2012 terhadap tahun 2011 menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Return on Asset RSX turun dari 4,9 menjadi 2,9. Ini bisa diartikan inefisiensi. Ini terjadi karena pengakuan gedung baru Woman Wings menjadi fixed asset RSX pada tahun 2012, sementara kenaikan penjualan hanya sedikit. Pada MH juga terjadi penurunan ROA, inefiensi meningkat mungkin juga karena alasan yang sama, meningkatnya aset menaikkan rasio DER sekaligus menurunkan kualitas ROA-nya.
Saran
1. Meningkatkan Inventory Turn Over. 2. Memanfaatkan peluang dengan menambah pinjaman untuk tujuan investasi/ekspansi RSX.
12
DAFTAR PUSTAKA
Budhiarsa, D A (2009). Kinerja Kantor Pertanahan Dalam Pelayanan Sertifikasi Tanah, jurnal. Gitman & L J Zutter (2012). Principles of Managerial Finance, 13th ed, Essex : Pearson Education Limited.
Setiowati A P (2009). Analisis Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Peserta Proper Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007, skripsi.
White et al (1997). Financial Statements, New York.
Laporan Keuangan Mayapada Hospital (database online). www.idx.co.id/SRAJ,http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx, (dikutip tanggal 15 Desember 2013 pukul 15.30).
13
Lampiran
Tabel Perbandingan Neraca RSX Dengan Mayapada Hospital Periode Tahun
2011 dan
Tahun 2012 ( Dalam % Terhadap Total Aset ).
Comparative Balance Sheet
RSX 2011
MH 2012
2011
2012
Jumlah aset lancar
25,8% 24,5%
4,5%
3,5%
Jumlah aset tidak lancar
74,2% 75,5% 95,5%
96,5%
100%
100%
JUMLAH ASET
100%
100%
LIABILITAS Jumlah k jk pendek
43,5% 42,9% 4,9%
20%
Total k jk panjang
15,4% 18,2% 20,0%
27,1%
Jumlah K total
58,9% 61,2% 24,8%
47,1%
Sumber : Hasil Hitung Penulis Atas Laporan Bagian Keuangan RSX dan Laporan Keuangan MH tahun 2011 melalui www.idx.co.id
Tabel 4 Perbandingan Laba (Rugi) RSX Dengan Mayapada Hospital Periode Tahun 2011 dan Tahun 2012 (Dalam Juta). b. Comparative Income Statement 2011 RSX Rp juta Pendapatan Bersih
%ThdpT.Pe ndapatan
98.480
100%
AJSR/MH Rp juta
%ThdpT.P endapatan
167.481
100.0%
Beban Langsung
(53.143)
53.96%
(88.273)
52.7%
Laba kotor
45.337
46.04%
79.208
47.3%
Beban operasional
(23.896)
24.26%
(73.332)
43.8%
Laba operasional
21.440
21.8%
5.876
3.5%
Beban lain-lain
(6.522)
Laba sebelum pajak & bunga
14.918
6.6% 15.15%
-
5.876
3.5%
Sumber : Hasil Hitung Penulis Atas Laporan Bagian Keuangan RSX dan Laporan Keuangan MH tahun 2011 melalui www.idx.co.id 14
Comparative Income Statement 2012 RSX Rp juta Pendapatan Bersih 122.665
%Thdp T.Pndptn 100%
AJSR/MH Rp juta 194.501 (104.021)
%Thdp T.Pndptn 100%
Beban langsung
(66.311)
54,05%
53,57%
Laba kotor
56.353
45,9%
90.480
47%
Beban operasional
(30.220)
24,6%
(72.316)
37%
Laba operasional
26.133
21,3%
18.169
4,2%
Beban lain lain
(6.758)
5,5%
(11.855)
6%
Laba sebelum bunga & pajak
19.374
15,8%
6.308
3%
Sumber : Hasil Hitung Penulis Atas Laporan Bagian Keuangan RSX dan Laporan Keuangan MH tahun 2012 melalui www.idx.co.id/SRAJ
15