PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PERBANDINGAN ROUTING PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) SINGLE AREA DAN MULTIPLE AREA PADA JARINGAN WIRED
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
DISUSUN OLEH :
Agustinus Dinda Medhita Prasetyanto 125314030
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
COMPARATIVE ANALYSIS OF ROUTING PROTOCOL OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) SINGLE AND MULTIPLE AREA IN WIRED NETWORK
A THESIS
Presented as Partial Fullfillment of Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Department
By :
Agustinus Dinda Medhita Prasetyanto 125314030
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya". Matius 21:22
“Saya mendengar dan saya lupa. Saya melihat dan saya ingat. Saya lakukan dan saya paham”. Confucius
“Pelajarilah semua hal yang Anda bisa, kapan pun, dan dari siapa pun. Pasti akan tiba waktunya Anda memetik buah dari apa yang Anda kerjakan”. Sarah Caldwell
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Jaringan kabel adalah jaringan yang menggunakan kabel sebagai medianya untuk menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya agar bisa saling bertukar informasi atau terhubung dengan internet. Pada penelitian ini penulis membandingkan routing Protokol OSPF Single Area dan OSPF Multiple Area Pada Jaringan Wired, untuk menguji protocol tersebut penulis menggunakan simulator Opnet 14.5. Parameter yang digunakan adalah Tabel routing, Overhead Routing, Paket Drop, dan Delay. Hasil pengujian dengan parameter tabel routing, menunjukan OSPF multiple area lebih unggul di bandingkan dengan single area, hal ini disebabkan karena router pada multiple area hanya memiliki informasi tabel routing pada areanya saja (menggunakan konsep area 1, 2, dan 3). Sedangkan single area tabel routingnya banyak karena dari router 1 sampai 20 memiliki semua tabel routing yang sama, yang memuat seluruh informasi IP address dari router lain. Pada pengujian pemutusan link (Link Failover) dengan parameter overhead routing dan delay, OSPF multiple area lebih unggul di bandingkan dengan single area, hal ini disebabkan karena pemutusan di lakukan dalam area internal, maka tabel routing yang berubah hanya pada area 2 dan ABRnya saja. Oleh sebab itu multiple lebih cepat dalam menentukan jalur lain ketika jalur tersebut diputus. Untuk single area lebih lama karena dalam area tersebut terdapat 20 router maka proses pengumpulannya akan memakan waktu lama. Pada pengujian pemutusan link ABR (Link Failover ABR) dengan parameter overhead routing dan delay, OSPF single area lebih unggul di bandingkan dengan multiple area. oleh sebab itu jika link tersebut diputus, maka single area akan cepat dalam menentukan jalur lain ketika jalur diputus. Untuk multiple area lebih lama karena link yang diputus merupakan link dari router utama yang menghubungkan 3 area. Untuk pengujian dengan parameter paket drop aplikasi UDP dan TCP baik single area dan multiple area paket yang di drop sama, hal ini dikarenakan paket yang di drop berada pada link yang di putus.
Kata kunci: Jaringan Kabel, OSPF Single Area, OSPF Multiple Area, Tabel Routing, Overhead Routing, Paket Drop, dan Delay
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Wired network is a network that use a cable as media to connect between one computer and the others so it could exchange informations or connects to the Internet. In this research, the writer comparing two routing protocols on wired network, they are ospf single area and ospf multiple area, to verify those protocols, the writer use opnet simulator version 14.5. the parameters which is used are table routing, overhead routing, packet drop and delay time. The result of the test with table routing parameter show that multiple area ospf is better than single area ospf, because routers on multiple area has an information of routing table on its area (use area concept 1, 2 and 3 ). While single area ospf has many routing table, because from router 1 to 20 has the same routing tabele, which is contains ip address from other routers. The next test is link failover with overhead routing and delay as parameter, once again multiple area ospf is better than single area ospf, it was caused by the severance on the internal area; then, area two and abr are the only one that changed. Therefore, the multiple area ospf is faster than single area ospf in terms finding the new route when the routes are disconnected. single area opsf needs more time to collecting information because that area contains 20 routers. On link failover abr test with overhead routing and delay as parameter, single area ospf is better than multiple area ospf. Single area ospf could find new route when the routes are disconnected. Multiple area ospf needs more time to find new route because the disconnected-links are from the main route that contains 3 areas. On packet drop application udp and tcp test, both single area and multiple area ospf have the same packet drop in the same area, because the dropped-packets are in the disconnected-links.
Keywords : Wired Network, OSPF Single Area, OSPF Multiple Area, Routing Table, Overhead Routing, Packet Drop, and Delay
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Perbandingan Routing Protokol Open Shorstest Path First (OSPF) Single Area Dan Multiple Area Pada Jaringan Wired”. Tugas akhir ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana komputer program studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan laporan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya, antara lain kepada : 1.
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan pertolongan dan kekuatan dalam proses pembuatan tugas akhir.
2.
Orang tua, P. Giri Wuryanto dan M.G Sundari, serta Adik Dewa dan Heny, serta seluruh keluarga yang tanpa lelah memberikan banyak sekali semangat, motivasi, doa dan dukungan berupa material dan non-material.
3.
Bapak Agung Hernawan, M.Kom. selaku dosen pembimbing tugas akhir, atas kesabarannya dan nasehat dalam membimbing penulis, meluangkan waktunya, memberi dukungan, motivasi, serta saran yang sangat membantu penulis.
4.
Bapak Sudi Mungkasi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
5.
Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
6.
Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas bimbingan dan nasehat yang diberikan kepada penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN JUDUL (INGGRIS) ........................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3.
Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4.
Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.5.
Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.6.
Metode Penelitian ..................................................................................... 3
1.7.
Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 6 2.1.
Jaringan Kabel (Wired Network) .............................................................. 6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.
Internet Protocol Version 4 (Ipv4) ........................................................... 6 2.2.1.
Pengalamatan Ipv4 ........................................................................ 6
2.3.
Routing Protocol....................................................................................... 8
2.4.
Open Shortest Path First (OSPF) ............................................................ 12 2.4.1.
Ada 5 tipe paket yang digunakan OSPF, yaitu :.......................... 13
2.4.2.
Cara kerja OSPF .......................................................................... 16
2.4.3.
Type LSA (Link State Advertisement) Pada OSPF .................... 20
2.4.4.
OSPF Single Area........................................................................ 21
2.4.5.
OSPF Multiple Area .................................................................... 22
2.4.6.
Type Area Dalam OSPF .............................................................. 25
2.5.
Transmission Control Protocol dan User Datagram Protocol ................ 27
2.6.
Tabel Routing ......................................................................................... 29
2.7.
Overhead Routing................................................................................... 30
2.8.
Paket Drop .............................................................................................. 30
2.9.
Delay....................................................................................................... 30
2.10. Opnet 14.5 .............................................................................................. 30 BAB III PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN ......................................... 32 3.1.
Parameter Simulasi ................................................................................. 32
3.2.
Rancangan Topologi Jaringan ................................................................ 33 3.2.1.
Single Area .................................................................................. 33
3.2.2.
Multiple Area............................................................................... 33
3.3.
Skenario Simulasi ................................................................................... 34
3.4.
Parameter Kinerja ................................................................................... 34 3.4.1.
Tabel Routing .............................................................................. 34
3.4.2.
Overhead Routing........................................................................ 34
3.4.3.
Paket Drop ................................................................................... 34
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.4. 3.5.
Delay............................................................................................ 34
Spesifikasi Hardware dan Software PC Untuk Simulator ...................... 35
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ............................................................ 36 4.1.
Hasil Simulasi ......................................................................................... 36 4.1.1.
Parameter Tabel Routing ............................................................. 36
4.1.2.
Parameter Overhead Routing ...................................................... 38
4.1.3.
Parameter Paket Drop dan Delay Pada UDP ............................... 55
4.1.4.
Parameter Paket Drop Pada TCP................................................. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 69 5.1.
Kesimpulan ............................................................................................. 69
5.2.
Saran ....................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71 LAMPIRAN .......................................................................................................... 72 A.
Tabel Routing ............................................................................................ 72
B.
Traffik Sent Per Router Single Area vs Multiple Area ............................. 89
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Routing Protokol Di Jaringan Kabel ................................................... 9 Gambar 2.2 Format Paket OSPF ........................................................................... 12 Gambar 2.3 Format Header Hello Packet ............................................................. 14 Gambar 2.4 Format Header Database Description Packet .................................... 15 Gambar 2.5 Contoh Topologi OSPF Single Area ................................................. 22 Gambar 2.6 Contoh Topologi OSPF Multiple Area ............................................. 22 Gambar 3.1 Topologi Jaringan OSPF Single Area ............................................... 33 Gambar 3.2 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area............................................ 33 Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Jumlah Tabel Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area ........................................................................................................ 37 Gambar 4.2 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 ........................................................................................................................ 38 Gambar 4.3 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 ..................................................................................................................... 38 Gambar 4.4 Grafik perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2............................................... 40 Gambar 4.5 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 ...................................................................................................................... 41 Gambar 4.6 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 8 ke 13 ....................................................................................................... 41 Gambar 4.7 Grafik perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13............................................. 43 Gambar 4.8 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 17 ................................................................................................................. 44 Gambar 4.9 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 12 ke 17 ..................................................................................................... 45 Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 17........................................... 46 Gambar 4.11 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 13 ................................................................................................................. 48 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.12 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 12 ke 13 ..................................................................................................... 48 Gambar 4.13 Grafik Overhead Routing Perbandingan OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 13........................................... 50 Gambar 4.14 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 16 ke 17 ................................................................................................................. 51 Gambar 4.15 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 16 ke 17 ..................................................................................................... 51 Gambar 4.16 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 16 ke 17 ..................................................................................................... 53 Gambar 4.17 Grafik Perbandingan Overhead Routing UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 ....................................... 56 Gambar 4.18 rafik Perbandingan Paket Drop UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2............................................... 57 Gambar 4.19 Grafik Perbandingan Delay UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 ............................................................. 58 Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Overhead Routing UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 ..................................... 60 Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Paket Drop UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13............................................. 61 Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Delay UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 ........................................................... 62 Gambar 4.23 Grafik Perbandingan Overhead Routing TCP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 ....................................... 64 Gambar 4.24 Grafik Perbandingan Paket Drop TCP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2............................................... 65 Gambar 4.25 Grafik Perbandingan Overhead Routing TCP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 ..................................... 66 Gambar 4.26 Grafik Perbandingan Paket Drop TCP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13............................................. 68
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Parameter-Parameter Jaringan .............................................................. 32 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Jumlah Tabel Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area ........................................................................................................ 36 Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 ............................................................. 39 Tabel 4.3 Hasil Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 ........................................................... 42 Tabel 4.4 Hasil Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 17 ......................................................... 46 Tabel 4.5 Hasil Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 13 ......................................................... 49 Tabel 4.6 Hasil Perbandingan Overhead routing OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 16 ke 17 ......................................................... 53 Tabel 4.7 Hasil Perbandingan Overhead Routing UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2............................................... 55 Tabel 4.8 Hasil Perbandingan Paket Drop UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 ............................................................. 57 Tabel 4.9 Hasil Perbandingan Delay UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 ...................................................................... 58 Tabel 4.10 Hasil Perbandingan Overhead Routing UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13............................................. 59 Tabel 4.11 Hasil Perbandingan Paket Drop UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 ........................................................... 61 Tabel 4.12 Hasil Perbandingan Delay UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 .................................................................... 62 Tabel 4.13 Hasil Perbandingan Overhead Routing TCP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2............................................... 63 Tabel 4.14 Hasil Perbandingan Paket Drop TCP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 ............................................................. 65
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.15 Hasil Perbandingan Overhead Routing TCP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13............................................. 66 Tabel 4.16 Hasil Perbandingan Paket Drop TCP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 ........................................................... 67
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perkembangan teknologi di era globalisasi yang modern ini sudah melesat tinggi, entah siapapun dan dimanapun mereka berada, mereka tak bisa lepas dari teknologi bernama internet. Manfaat internet bagi masyarakat memang cukup banyak dan sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari, Internet juga digunakan dalam bidang perbankan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pengiriman data melalui jaringan internet memerlukan rute untuk mencapai tujuannya. Agar sebuah router dapat mengirimkan data ketujuannya, maka dibutuhkan routing protokol. Secara garis besar routing protokol dibagi menjadi 2, yaitu Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol. Interior Routing Protokol dapat diimplementasikan melalui Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), dan lainlain. Sedangkan untuk Exterior Routing Protocol dapat diimplementasikan melalui Exterior Gateway Protocol (EGP) dan Border Gateway Protocol (BGP). Pada routing protokol OSPF menggunakan konsep area, yaitu single area dan multiple area. Ketika sebuah jaringan semakin membesar dan membesar terus, routing protokol OSPF tidak efektif lagi jika dijalankan dengan hanya menggunakan satu area saja. Seperti telah di ketahui, OSPF merupakan routing protokol berjenis Link State. Maksudnya, routing protokol ini akan mengumpulkan data dari statusstatus setiap link yang ada dalam jaringan OSPF tersebut. Apabila jaringan OSPF tersebut terdiri dari ratusan bahkan ribuan link di dalamnya, tentu proses pengumpulannya saja akan memakan waktu lama dan resource processor yang banyak. Setelah itu, proses penentuan jalur terbaik yang dilakukan OSPF juga menjadi sangat lambat. Sebagai contoh, setiap kali router menerima informasi baru tentang topologi, seperti penambahan, penghapusan, atau modifikasi link, router harus mengulang algoritma SPF, 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
membuat SPF tree baru, dan update routing table. Algoritma SPF yaitu waktu yang dibutuhkan untuk perhitungan tergantung pada ukuran area. Begitu banyak router dalam suatu area membuat LSDB lebih luas dan meningkatkan beban CPU. Berdasarkan keterbatasan itulah OSPF menciptakan multi area, tujuannya adalah membagi jaringan yang besar itu ke dalam area yang lebih kecil. Oleh sebab itu penulis ingin melakukan penelitian pada routing protocol (OSPF) Single Area dan Multiple Area untuk mengetahui perbandingkan tabel routing, overhead routing, serta paket drop dan delay pada aplikasi UDP dan TCP.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang didapat adalah, apa kelebihan dan kekurangan routing protokol Open Shortest Path First (OSPF) pada Single Area dan Multiple Area dan bagaimana dampak dari paket yang dikirimkan melalui aplikasi UDP atau TCP pada routing protokol Open Shortest Path First (OSPF) Single Area dan Multiple Area ?
1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja protokol Open Shortest Path First (OSPF) Single Area dan Multiple Area khususnya untuk mengetahui tabel routing, overhead routing, paket drop, dan delay.
1.4.
Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Penelitian hanya dilakukan pada protokol Open Shortest Path First (OSPF) Single Area dan Multiple Area 2. Tidak melakukan penelitian OSPF load balancing 3. Penelitian yang dilakukan menggunakan simulator Opnet 14.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
4. Parameter yang di ukur adalah tabel routing, overhead routing, paket drop, dan delay. 5. Penelitian dilakukan pada jaringan wired
1.5.
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pertimbangan dalam menentukan routing protocol yang lebih baik untuk membuat hubungan komunikasi pada jaringan wired.
1.6.
Metode Penelitian Metodologi
dan
langkah-langkah
yang
digunakan
dalam
pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1.
Studi literatur Mengumpulkan berbagai macam referensi dan mempelajari teori yang mendukung penulisan tugas akhir seperti : a. Teori jaringan kabel (wired network) b. Teori ipv4 c. Teori routing protocol d. Teori Open Shortest Path First (OSPF) e. Teori TCP dan UDP f. Teori tabel routing g. Teori overhead routing h. Teori paket drop i. Teori delay. j. Teori simulator Opnet 14.5
2.
Perancangan atau skenario Pada tahap ini dilaksanakan perancangan sistem yang akan dibuat berdasarkan studi literatur. Perancangan sistem meliputi skenario perancangan topologi jaringan dan implementasi topologi jaringan pada Opnet 14.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
3.
Pemilihan hardware dan software Pada tahap ini dilakukan pemilihan hardware dan software yang dibutuhkan untuk membangun jaringan komputer sesuai skenario topologi jaringan yang dibuat dan sekaligus untuk pengujian.
4.
Pembangunan simulasi dan pengumpulan data Simulasi jaringan wired pada tugas akhir ini menggunakan Opnet 14.5. Proses simulasi ini akan menghasilkan data yang akan ditampilkan dalam bentuk diagram.
5.
Analisis data simulasi Pada tahap ini penulis menganalisa hasil yang di peroleh dari output pengambilan data dari tahap-tahap pengujian berupa failover dan failover ABR, sehingga dapat di tarik kesimpulan dari hasil penelitian yang di dapat.
1.7.
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan judul/masalah di tugas akhir. BAB III PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN Bab ini berisi perencanaan simulasi jaringan. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi pelaksanaan simulasi dan hasil analisis data simulasi jaringan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi beberapa kesimpulan yang didapat dan saran-saran berdasarkan hasil analisis data simulasi jaringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
DAFTAR PUSTAKA Pada bagian ini akan di paparkan tentang sumber-sumber literatur yang di gunakan dalam penulisan tugas akhir ini. LAMPIRAN Pada bagian ini berisi tentang keseluruhan konfigurasi pada tiap perangkat yang terlibat dalam protokol OSPF single area dan multiple area.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.
Jaringan Kabel (Wired Network) Jaringan kabel adalah jaringan yang menggunakan kabel sebagai medianya untuk menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya agar bisa saling bertukar informasi/data atau terhubung dengan internet. Dalam penggunaannya, kabel jaringan komputer terdiri dari kabel coaxial, kabel twisted pair, dan kebel fiber optik yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, topologi jaringan, protokol dan ukuran jaringan komputer tertentu. Pada jaringan wired, kestabilan koneksi jaringan menjadi suatu keunggulan tersendiri yang tidak dapat dijumpai pada jaringan lain, yakni jaringan nirkabel (wireless). Hal ini disebabkan pada jaringan wired tidak adanya interferensi atau gangguan penurunan jaringan
2.2.
Internet Protocol Version 4 (Ipv4) IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protocol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit sehingga nilainya berkisar antara 0 hingga 255.
2.2.1. Pengalamatan Ipv4 Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni
:
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
1. Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255. 2. Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut: 1. Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. 2. Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber. Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. 3. Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
2.3.
Routing Protocol Routing Protocol maksudnya adalah protocol untuk merouting. Routing protocol digunakan oleh router-router untuk memelihara / mengupdate isi routing table. Semua routing protokol bertujuan mencari rute tersingkat
untuk
mencapai
tujuan. Dan
masing-masing
protokol
mempunyai cara dan metodenya sendiri-sendiri. Terdapat 2 bentuk routing, yaitu :
Direct Routing (direct delivery) : paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.
Indirect Routing (indirect delivery) : paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju. Jenis-Jenis Routing :
a. Routing Statis Routing statis terjadi jika Admin secara manual menambahkan route-route di routing table dari setiap router. Routing statis memiliki kentungan-keuntungan berikut:
Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan routeng dinamis)
Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Routing statis memiliki kerugian-kerugian berikut:
Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.
Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrasi harus menambahkan sebuah route kesemua router secara manual.
Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri.
b. Routing Default Routing default digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual menambahkan router ke sebuah network tujuan yang remote yang tidak ada di routing table, ke router hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yg hanya memiliki satu jalur keluar.
c. Routing Dinamis Routing dinamis
adalah ketika routing protocol digunakan untuk
menemukan network dan melakukan update routing table pada router. Dan ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, tapi ia akan membedakan Anda dalam hal proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan Secara garis besar, routing protokol dibagi menjadi Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol.
Gambar 2.1 Routing Protokol Di Jaringan Kabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Pada Exterior Protocol, Autonomous System (AS) merupakan sebuah network dengan systempolicy yang pegang dalam satu pusat kendali. Internet terdiri dari ribuan AS yang saling terhubung. Untuk bisa saling berhubungan antara AS, maka tiap-tiap AS menggunakan exterior protocol untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi routing yang dipertukarkan
bernama
reachability
information
(informasi
keterjangkauan). Tidak banyak router yang menjalankan routing protokol ini. Hanya router utama dari sebuah AS yang menjalankannya. Dan untuk terhubung ke internet setaip AS harus mempunyai nomor sendiri. Protokol yang mengimplementasikan exterior adalah Border Gateway Protocol (BGP) Pada Interior Routing Protocol, Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam. Dan interior routing protocol digunakan dalam sebuah network yang dinamakan autonomus systems (AS). AS dapat diartikan sebagai sebuah network (bisa besar atau pun kecil) yang berada dalam satu kendali teknik. AS bisa terdiri dari beberapa sub network yang masingmasingnya mempunyai gateway untuk saling berhubungan. Interior routing protocol mempunyai beberapa macam implementasi protokol, yaitu : Routing Information Protocol (RIP), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP), Open Shortest Path First (OSPF) dan sebagainya. Pada protokol kelas Interior Gateway Protocols (IGPs) dinamic routing di bagi menjadi 2, yaitu distance vector routing dan link state routing.
Distance Vector Routing Router yang menggunakan jarak dan arah sebagai acuan routing dinamakan distance vector routing. Pada distance vector routing protocol digunakan algoritma Bellman-Ford dalam kalkulasi untuk pemilihan jalur. Informasi atau update table pada distance vector dilakukan secara berkala oleh router, berbeda dengan link-state yang melakukan update table setiap ada perubahan pada topologi jaringan, sehingga pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
distance vector membutuhkan proses komputasi yang lebih sederhana. Contoh routing protocol yang menggunakan distance vector adalah RIPv1, RIPv2, dan IGRP. Seperti namanya, maka pada distance vector menggunakan jarak dan arah untuk melakukan routing. Jarak yang dimaksud adalah hop count atau jumlah router yang dilalui, dan untuk arah yang dimaksud adalah alamat next hop atau interface keluar yang digunakan oleh router.
Link State Routing Link-state routing protocol dibangun dengan algoritma Edsger Dijkstra’s atau kadang disebut algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini menjumlahkan total cost yang dibutuhkan pada masingmasing jalur dari alamat asal ke alamat tujuan. Link state membangun suatu topologi jaringan, dimana masing-masing router yang terhubung menggunakan gambaran topologi tersebut untuk menentukan jalur atau rute untuk menjangkau jaringan yang ingin dicapai. Router dengan link state akan mengirimkan kondisi dari linknya ke router-router lain yang berada dalam routing domain yang sama. Informasi atau kondisi link yang disebarkan adalah kondisi link pada router yang terhubung langsung suatu jaringan dan kondisi link pada router yang saling terhubung. Router dengan link-state routing protocols menggunakan Hello protocol untuk mengetahui link-link yang terhubung dengan router tetangga atau router yang terhubung langsung. Pada link-state routing protocol ada beberapa kelebihan bila dibandingkan
dengan
distance-vector
routing
protocol,
seperti
membangun peta topologi jaringan, sehingga masing-masing router dapat menentukan sendiri jalur yang pendek untuk mencapai jaringan yang lain. Konvergensi jaringan terjadi dengan cepat, karena ketika router menerima paket LSP langsung disebar ke router tetangganya yang lain dalam jaringan. Update atau pembaharuan informasi dilakukan saat terjadi perubahan pada link secara langsung. Desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
secara hirarki, dimana link-state routing protocols menggunakan konsep area, sehingga routing lebih baik. Namun link state juga memiliki kekurangan, dimana routing protocol ini membutuhkan kinerja CPU, memory, dan bandwith yang lebih besar.
2.4.
Open Shortest Path First (OSPF) OSPF merupakan routing protokol berjenis Link State. Maksudnya, routing protokol ini akan mengumpulkan data dari status-status setiap link yang ada dalam jaringan OSPF tersebut. Protokol routing link state digunakan untuk menghubungkan router-router yang berada dalam satu Autonomous System (AS) sehingga protokol routing ini termasuk juga kategori Interior Gateway Protocol (IGP). Autonomous System itu sendiri merupakan kumpulan
router-router yang berada dibawah kendali
administator dan strategi routing yang sama. Umumnya OSPF diterapkan pada jaringan skala besar karena memiliki kemampuan untuk mencapai kondisi convergence yang sangat cepat, baik pada saat jaringan pertama dihidupkan maupun bila terjadi perubahan jaringan. Untuk dapat menangani jaringan yang berskala besar, maka OSPF menggunakan konsep area dalam implementasinya. Pengimplementasian OSPF dikenal dengan dua cara, yaitu Single Area OSPF dan Multi Area OSPF. beberapa literatur menyarankan untuk menggunakan Multi Area OSPF bila jumlah router dalam jaringan OSPF sudah mencapai 50 router. Format Paket OSPF dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.2 Format Paket OSPF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Keterangan : 1. Version Number (8 bit), merupakan nomor versi OSPF 2. Type (8 bit), merupakan jenis paket OSPF 3. Packet Length (16 bit), merupakan ukuran pesan OSPF termasuk header OSPF 4. Router ID (32 bit), merupakan router ID dari sumber paket. 5. Area ID (32 bit), merupakan area pada paket ini 6. Checksum (16 bit), field untuk mendeteksi error pada header IP 7. AuTyp e (16 bit), merupakan skema otentikasi yang akan digunakan untuk paket. 8. Authentication (32 bit), digunakan oleh skema otentikasi.
2.4.1. Ada 5 tipe paket yang digunakan OSPF, yaitu : 1.
Hello Packet Hello
Packet
digunakan
untuk
menemukan
serta
membentuk suatu hubungan tetangga antara router OSPF. Untuk
membentuk
hubungan
ini
router
OSPF
akan
mengirimkan paket berukuran kecil secara berkala ke jaringan. Paket inilah yang disebut dengan Hello packet. Paket ini juga mengadpertensikan router mana saja yang akan menjadi tetangganya.
Pada
jaringan
multi-access
Hello
Packet
digunakan untuk memilih Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Format Header Hello Packet
Gambar 2.3 Format Header Hello Packet Keterangan : 1. Network mask, merupakan network mask yang terkait dengan interface ini. 2. Hello Interval, merupakan jumlah detik setiap router melakukan paket hello. Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik (sekali dalam media NBMA). 3. Options,
merupakan
kemampuan
opsional
yang
didukung oleh router 4. Rtr Pri, merupakan prioritas router, digunakan pada saat pemilihan DR dan BDR 5. Router Dead Interval, merupakan jumlah detik sebelum menyatakan router down. Secara default dead interval adalah 4 kali hello interval. 6. Designated Router, merupakan router yang ditunjuk sebagai ketua dalam jaringan ini berdasarkan priority. DR berfungsi untuk membroadcast pesan LSA pada jaringan multiakses 7. Backup Designated Router, merupakan router yang ditunjuk sebagai wakil ketua dalam jaringan ini. BDR berfungsi untuk menggantikan tugas dari DR jika terjadi masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
8. Neighbor, merupakan ID router setiap tetangga.
2.
Database Description (DBD) DBD Packet digunakan untuk kepentingan sinkronisasi Link State Database. DBD Packet berisi ringkasan Link State Database. DBD Packet berisi ringkasan Link State Database dan akan dikirimkan ke router lain. Router yang menerima DBD Packet tersebut akan membandingkan dengan Link State Database yang dimilikinya untuk kemudian disinkronkan. DBD Packet dikirimkan secara unicast dengan mengggunakan IP Address dari router yang akan dituju.
Format Header Database description packet
Gambar 2.4 Format Header Database Description Packet Keterangan : 1. Options,
merupakan
kemampuan
opsional
yang
didukung oleh router. 2. I, (Bit awal), merupakan yang pertama dalam serangkaian paket DBD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
3. M, merupakan yang terakhir dalam serangkaian paket DBD. Paket terakhir memiliki nilai 0, sementara semua paket sebelumnya memiliki nilai 1. 4. MS, merupakan Master dan Slave. 5. DD sequence number, Digunakan untuk urutan koleksi paket DBD 6. LSA
Header,
bidang
ini
berisi
header
LSA
menggambarkan database router lokal. 3.
Link-State Request (LSR) Digunakan untuk menarik informasi dari router lain.
4.
Link-State Update (LSU) LSU mengimplementasikan flooding dari LSAs yang berisi routing dan informasi metric. LSU dikirim sebagai tanggapan dari LSR.
5.
Link-State Acknowledgement (LSAck) LSAck digunakan untuk mengkonfirmasi paket LSU yang diterima oleh router.
2.4.2. Cara kerja OSPF Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya: 1. Membentuk Adjacency Router. Adjacency router berarti router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet. 2. Memilih DR dan BDR (jika diperlukan) Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan. Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan. 3. Mengumpulkan State-state dalam Jaringan Setelah terbentuk hubungan antar router-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. sedangkan pada jaringan Point-to-Point, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour. Setelah membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam
paket
Database
Description, maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut. 4. Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan. Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data. 5. Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.
Untuk menyebarkan informasi Link State ke seluruh router dalam jaringan, OSPF memiliki sebuah sistem khusus untuk itu. Sistem ini sering disebut dengan istilah Link State Advertisement (LSA). Dalam menyebarkan informasi ini, sistem LSA menggunakan paket-paket khusus yang membawa informasi berupa status-status link yang ada dalam sebuah router. Paket ini kemudian dapat tersebar ke seluruh jaringan OSPF. Semua informasi link yang ada dalam router
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
dikumpulkan oleh proses OSPF, kemudian dibungkus dengan paket LSA ini dan kemudian dikirimkan ke seluruh jaringan OSPF. Setelah informasi sampai ke router lain, maka router tersebut juga akan menyebarkan LSA miliknya ke router pengirim dan ke router lain. Pertukaran paket LSA ini tidak terjadi hanya pada saat awal terbentuknya sebuah jaringan OSPF, melainkan terus menerus jika ada perubahan link status dalam sebuah jaringan OSPF. Namun, LSA yang disebarkan kali pertama tentu berbeda dengan yang disebarkan berikutnya. Karena LSA yang pertama merupakan informasi yang terlengkap seputar status dari link-link dalam jaringan, sedangkan LSA berikutnya hanyalah merupakan update dari perubahan status yang terjadi. Paket-paket LSA juga dibagi menjadi beberapa jenis. Pembagian ini dibuat berdasarkan informasi yang terkandung di dalamnya dan untuk siapa LSA ini ditujukan. Untuk membedakan jenis-jenisnya ini, OSPF membagi paket LSA nya menjadi tujuh tipe. Masing-masing tipe memiliki kegunaannya masing-masing dalam membawa informasi Link State.
2.4.3. Type LSA (Link State Advertisement) Pada OSPF 1. LSA Type 1 (Router) : Berisi daftar neighbor dan nilai costnya dari suatu router. Dibanjiri ke semua router dalam area tersebut. 2. LSA Type 2 (Network) : berisi network-network yang dibawa oleh router OSPF tersebut. 3. LSA Type 3 (Summary) : berisi sumarisasi rute-rute network. Biasanya ini terdapat pada ABR (Area Boundary Router) atau router yang menghubungkan 2 area atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
4. LSA Type 4 (ASBR-Summary) : berisi sumarisasi rute-rute external diluar OSPF (misalnya RIP, IGRP, dan lain-lain). 5. LSA Type 5 (AS-External) : berisi rute-rute external (LSA tipe 5 dan 4 biasanya ada di ASBR), atau Router OSPF yang menghubungkan OSPF dengan Routing Protocol Lain. 6. LSA Type 6 (Multicast) : adalah ekstensi OSPF untuk dukungan multicast MOSPF, perangkat Cisco tidak mendukung LSA type 6 ini. 7. LSA Type 7 (NSSA-External) : NSSA area akan mentranslate LSA type 7 ini menjadi LSA type 5 untuk menyebarkan route dari ASBR didalam NSSA area ke backbone area. 2.4.4. OSPF Single Area OSPF single area adalah ospf yang topologinya di kelompokan menjadi satu area saja. Single area ini digunakan untuk topologi dengan jumlah router sedikit. Ketika sebuah jaringan semakin membesar dan membesar terus, routing protokol OSPF tidak efektif lagi jika dijalankan dengan hanya menggunakan satu area saja. Seperti telah di ketahui, OSPF merupakan routing protokol berjenis Link State. Maksudnya, routing protokol ini akan mengumpulkan data dari status-status setiap link yang ada dalam jaringan OSPF tersebut. Jika jaringan OSPF tersebut terdiri dari ratusan
bahkan
ribuan
link
di
dalamnya,
tentu
proses
pengumpulannya saja akan memakan waktu lama dan resource processor yang banyak. Setelah itu, proses penentuan jalur terbaik yang dilakukan OSPF juga menjadi sangat lambat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Dibawah ini merupakan topologi OSPF Single Area
Gambar 2.5 Contoh Topologi OSPF Single Area
2.4.5. OSPF Multiple Area OSPF multiple area adalah ospf yang topologinya di kelompokan menjadi beberapa area, seperti area 1, area 2, dan seterusnya. Dengan menggunakan konsep area/hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak
menyebar ke
sana
ke mari
dengan
sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan ruterute terbaik menuju ke sebuah lokasi. Multiple area biasanya digunakan jika jumlah router dalam jaringan OSPF sudah mencapai 50 router. Dibawah ini merupakan topologi OSPF Multiple Area
Gambar 2.6 Contoh Topologi OSPF Multiple Area
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Dengan adanya sistem area-area ini, OSPF membedakan lagi tipe-tipe router yang berada di dalam jaringannya. Tipe-tipe router ini dikategorikan berdasarkan letak dan perannya dalam jaringan OSPF yang terdiri dari lebih dari satu area. Di mana letak sebuah router dalam jaringan OSPF juga sangat berpengaruh terhadap fungsinya. Jadi dengan demikian, selain menunjukkan lokasi di mana router tersebut berada, nama-nama tipe router ini juga akan menunjukkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa tipe router OSPF berdasarkan letaknya dan juga sekaligus fungsinya:
1. Internal Router, adalah router-router yang berada dalam satu area yang sama. Router-router dalam area yang sama akan menanggap router lain yang ada dalam area tersebut adalah internal router. Internal router tidak memiliki koneksi-koneksi dengan area lain, sehingga fungsinya hanya memberikan dan menerima informasi dari dan ke dalam area tersebut. Tugas internal router adalah memaintain database topologi dan routing table yang akurat untuk setiap subnet yang ada dalam areanya. Router jenis ini melakukan flooding LSA informasi yang dimilikinya ini hanya kepada router lain yang dianggapnya sebagai internal router. 2. Backbone Router. Setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area. Backbone area biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau sering disebut dengan istilah Area 0. Router-router yang sepenuhnya berada di dalam Area 0 ini dinamai dengan istilah backbone router. Backbone router memiliki semua informasi topologi dan routing yang ada dalam jaringan OSPF tersebut. 3. Area Border Router (ABR), adalah router yang bertindak sebagai penghubung atau perbatasan. Yang dihubungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
oleh router jenis ini adalah area-area yang ada dalam jaringan OSPF. Namun karena adanya konsep backbone area dalam OSPF, maka tugas ABR hanyalah melakukan penyatuan antara Area 0 dengan area-area lainnya. Jadi di dalam sebuah router ABR terdapat koneksi ke dua area berbeda, satu koneksi ke area 0 dan satu lagi ke area lain. Router ABR menyimpan dan menjaga informasi setiap area yang
terkoneksi
dengannya.
Tugasnya
juga
adalah
menyebarkan informasi tersebut ke masing-masing areanya. Namun, penyebaran informasi ini dilakukan dengan menggunakan
LSA
khusus
yang
isinya
adalah
summarization dari setiap segment IP yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan adanya summary update ini, maka proses pertukaran informasi routing ini tidak terlalu memakan banyak resource processing dari router dan juga tidak memakan banyak bandwidth hanya untuk update ini. 4. Autonomus System Boundary Router (ASBR), adalah Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan, dan dikonfigurasi menggunakan policy yang sama, dalam dunia jaringan komunikasi data sering disebut dengan istilah Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu
AS,
router-router
di
dalamnya
dapat
bebas
berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya, routing protocol yang digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama pada semua router di dalamnya. Jika menggunakan
OSPF,
menggunakan OSPF.
maka
semuanya
tentu
juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
2.4.6. Type Area Dalam OSPF Setelah membagi-bagi jaringan menjadi bersistem area dan membagi router-router di dalamnya menjadi beberapa jenis berdasarkan posisinya dalam sebuah area, OSPF masih membagi lagi jenis-jenis area yang ada di dalamnya. Jenis-jenis area OSPF ini menunjukkan di mana area tersebut berada dan bagaimana karakteristik area tersebut dalam jaringan. Berikut ini adalah jenisjenis area dalam OSPF: 1. Backbone Area, adalah area tempat bertemunya seluruh areaarea lain yang ada dalam jaringan OSPF. Area ini sering ditandai dengan angka 0 atau disebut Area 0. Area ini dapat dilewati oleh semua tipe LSA kecuali LSA tipe 7 yang sudah pasti akan ditransfer menjadi LSA tipe 5 oleh ABR. 2. Standar Area, merupakan area-area lain selain area 0 dan tanpa disertai dengan konfigurasi apapun. Maksudnya area ini tidak dimodifikasi macam-macam. Semua router yang ada dalam area ini akan mengetahui informasi Link State yang sama karena mereka semua akan saling membentuk adjacent dan saling bertukar informasi secara langsung. Dengan demikian, semua router yang ada dalam area ini akan memiliki topology database yang sama, namun routing table-nya mungkin saja berbeda. 3. Stub Area, Stub dalam arti harafiahnya adalah ujung atau sisi paling akhir. Istilah ini memang digunakan dalam jaringan OSPF untuk menjuluki sebuah area atau lebih yang letaknya berada paling ujung dan tidak ada cabang-cabangnya lagi. Stub area merupakan area tanpa jalan lain lagi untuk dapat menuju ke jaringan dengan segmen lain. Area jenis ini memiliki karakteristik tidak menerima LSA tipe 4 dan 5. Artinya adalah area jenis ini tidak menerima paket LSA yang berasal dari area lain yang dihantarkan oleh router ABR dan tidak menerima paket LSA yang berasal dari routing protokol lain yang keluar dari router ASBR (LSA tipe 4 dan 5). Jadi dengan kata lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
router ini hanya menerima informasi dari router-router lain yang berada dalam satu area, tidak ada informasi routing baru di router. Namun, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana area jenis ini dapat berkomunikasi dengan dunia luar kalau tidak ada informasi routing yang dapat diterimanya dari dunia luar. Jawabannya adalah dengan menggunakan default route yang akan bertugas menerima dan meneruskan semua informasi yang ingin keluar dari area tersebut. Dengan default route, maka seluruh traffic tidak akan dibuang ke mana-mana kecuali ke segmen jaringan di mana IP default route tersebut berada. 4. Totally Stub Area, area jenis ini adalah stub area yang lebih diperketat lagi perbatasannya. Totally stub area tidak akan pernah menerima informasi routing apapun dari jaringan di luar jaringan mereka. Area ini akan memblokir LSA tipe 3, 4, dan 5 sehingga tidak ada informasi yang dapat masuk ke area ini. Area jenis ini juga sama dengan stub area, yaitu mengandalkan default route untuk dapat menjangkau dunia luar. 5. Not So Stubby Area (NSSA), Stub tetapi tidak terlalu stub, itu adalah arti harafiahnya dari area jenis ini. Maksudnya adalah sebuah stub area yang masih memiliki kemampuan spesial, tidak seperti stub area biasa. Kemampuan spesial ini adalah router ini masih tetap mendapatkan informasi routing namun tidak semuanya. Informasi routing yang didapat oleh area jenis ini adalah hanya external route yang diterimanya bukan dari backbone area. Maksudnya adalah router ini masih dapat menerima informasi yang berasal dari segmen jaringan lain di bawahnya yang tidak terkoneksi ke backbone area. Misalnya Anda memiliki sebuah area yang terdiri dari tiga buah router. Salah
satu router terkoneksi dengan backbone area dan
koneksinya hanya berjumlah satu buah saja. Area ini sudah dapat disebut sebagai stub area. Namun nyatanya, area ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
memiliki satu segmen jaringan lain yang menjalankan routing protokol RIP misalnya. Jika Anda masih mengonfigurasi area ini sebagai Stub area, maka area ini tidak menerima informasi routing yang berasal dari jaringan RIP. Namun konfigurasilah dengan NSSA, maka area ini bisa mengenali segmen jaringan yang dilayani RIP.
2.5.
Transmission Control Protocol dan User Datagram Protocol Transmission Control Protocol (TCP) adalah salah satu jenis protokol yang memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar data didalam suatu network (jaringan). TCP merupakan suatu protokol yang berada di lapisan transport (baik itu dalam tujuh lapis model referensi OSI atau model DARPA) yang berorientasi sambungan (connection-oriented) dan dapat diandalkan (reliable). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan keandalan data seperti World Wide web, File Transfer Protocol dan lain-lain. Karakteristik dari TCP antara lain yaitu : 1. Reliable berarti data ditransfer ke tujuannya dalam suatu urutan seperti ketika dikirim. 2. Berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan menggunakan proses terminasi koneksi TCP (TCP connection termination). 3. Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang mendukung full-duplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim. Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari data yang masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
4. Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat “macet” jaringan internetwork IP, TCP mengimplementasikan layanan flow control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak dapat disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima, yang mengindikasikan jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak penerima. 5. Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model) 6. Mengirimkan paket secara “one-to-one“: hal ini karena memang TCP harus membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. TCP tidak menyediakan layanan pengiriman data secara one-to-many.
User Datagram Protocol (UDP) adalah salah satu protokol lapisan transport TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. UDP di pakai pada aplikasi Video Streaming, Voice over Internet Protocol (VoIP), dan lain-lain Karakteristik dari UDP antara lain, yaitu : 1. Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar informasi. 2. Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka masing-masing,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan. 3. UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. HeaderUDP berisi field
Source
Process
Identification
dan
Destination
Process
Identification. 4. UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.
2.6.
Tabel Routing Tabel routing adalah tabel yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. Jika jaringan tujuan, terhubung langsung (directly connected) di router, Router sudah langsung mengetahui port yang harus digunakan untuk meneruskan paket. Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan router, Router harus mempelajari rute terbaik yang akan digunakan untuk meneruskan paket. Tabel Routing pada umumnya berisi tentang :
Alamat Tujuan
Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Dalam OSPF, tabel routing nya dapat di pengaruhi oleh : a. Link b. Jumlah node/router
2.7.
Overhead Routing Overhead routing adalah suatu informasi yang dikirimkan oleh satu router ke router lainnya, informasi yang didalamnya dapat berisi paket routing.
2.8.
Paket Drop Paket drop adalah kegagalan transmisi paket data mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, di antaranya yaitu: a. Terjadinya overload trafik didalam jaringan b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan c. Error yang terjadi pada media fisik d. Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer.
2.9.
Delay Delay yang dimaksud adalah end to end delay. End to end delay adalah waktu yang dibutuhkan paket dalam jaringan dari saat paket dikirim sampai diterima oleh tujuannya.
2.10. Opnet 14.5 Opnet adalah tools simulasi jaringan yang menyediakan Jaringan Virtual Lingkungan dengan model yang seluruh jaringan, termasuk routernya, switch, protokol, server, dan aplikasi individu. Dengan bekerja di Lingkungan Virtual Network, IT manajer, jaringan dan perencana sistem, dan staf operasi dapat dengan mudah mengatasi masalah sulit dan mendiagnosa lebih efektif, mevalidasi perubahan sebelum mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
merancang jaringan sesungguhnya, dan rencana untuk masa depan termasuk skenario pertumbuhan dan kegagalan. OPNET Modeler adalah sebuah network simulator yang di rancang oleh OPNET Technologies Inc. OPNET Modeler mengakselerasikan R&D network, mengurangi time to market dan meningkatkan kualitas produk. Dengan menggunakan simulasi, network designers dapat mengurangi biaya penelitian dan memastikan kualitas produk yang optimal. Teknologi terbaru OPNET Modeler menyediakan sebuah lingkungan untuk mendesain protocol dan teknologi terbaru OPNET Modeler menyediakan sebuah lingkungan untuk mendesain protocol dan teknologi juga menguji dan mendemonstrasikan dengan scenario yang realistic sebelum diproduksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN 3.1.
Parameter Simulasi Pada penelitian ini sudah ditentukan parameter-parameter jaringan. Parameter-parameter jaringan ini bersifat konstan dan akan dipakai terus pada setiap pengujian yang dilakukan. Parameter-parameter simulasi jaringan yang dimaksud adalah :
Tabel 3.1 Parameter-Parameter Jaringan Parameters
Value
Routing Protocol
OSPF Single Area, OSPF Multiple Area
Network type
Campus
Scale
10 Km x 10 Km
IP Address Family
IPv4
Router
Cisco 4000
Jumlah Router
20 Router
Simulation Time
40 minutes
Ip Address Area 0
192.168.1.0-192.168.17.0 /24
Ip Address Area 1
172.20.1.0-172.20.5.0 / 24
Ip Address Area 2
172.16.1.0-172.16.11.0 / 24
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
3.2.
Rancangan Topologi Jaringan Bentuk topologi pada jaringan ini bersifat tetap, baik single area maupun multiple area. 3.2.1. Single Area
Gambar 3.1 Topologi Jaringan OSPF Single Area 3.2.2. Multiple Area
Gambar 3.2 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
3.3.
Skenario Simulasi Dalam tugas akhir ini akan dilakukan pengujian terhadap tabel routing, overhead routing, paket drop, dan delay routing protokol Open Shortest Path First (OSPF) single area dan multiple area. Untuk overhead routing, paket drop, dan delay skenario yang dipakai ada 2, yaitu : 1. Failover, yaitu pengujian dilakukan saat salah satu Link diputus. 2. Failover ABR, yaitu pengujian dilakukan saat salah satu Link ABR (area border router) diputus.
3.4.
Parameter Kinerja Empat parameter yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah : 3.4.1. Tabel Routing Tabel routing adalah tabel yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi.
3.4.2. Overhead Routing Overhead routing adalah suatu informasi yang dikirimkan oleh satu router ke router lainnya (biaya).
3.4.3. Paket Drop Paket drop adalah kegagalan transmisi paket data mencapai tujuannya. = 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 − 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
3.4.4. Delay Delay yang dimaksud adalah end to end delay. End to end delay adalah waktu yang dibutuhkan paket dalam jaringan dari saat paket dikirim sampai diterima oleh tujuannya. = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 − 𝑤𝑎𝑘𝑢 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
3.5.
Spesifikasi Hardware dan Software PC Untuk Simulator Spesifikasi hardwarenya adalah : Processor intel i5 Ram 4 GB Harddisk 500 GB
Spesifikasi softwarenya adalah : Operating System (OS) Windows Opnet 14.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Untuk melakukan perbandingan routing protocol open shortest path first single area dan multiple area pada jaringan wired ini maka akan dilakukan seperti pada tahap skenario perencanaan simulasi jaringan pada bab III. Hasil pada simulasi dapat di temukan pada file program Opnet 14.5.
4.1.
Hasil Simulasi Berikut ditampilkan hasil simulasi dari routing protokol Open Shortest Path First (OSPF) single area dan multiple area dengan performance metrics yang sudah ditentukan.
4.1.1. Parameter Tabel Routing Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Jumlah Tabel Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area
Router 1 2 3 ABR 4 5 6 7 8 ABR 9 ABR 10 ABR 11 12 ABR 13 14 15 16 ABR 17 18 19 20
Tabel Routing Multiple Area 13 13 16 7 7 13 13 33 23 23 13 29 19 19 19 29 19 19 19 19
36
Tabel Routing Single Area 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Tabel Routing
Perbandingan Tabel Routing OSPF Single Area dan Multiple Area 33 33 33 33 33 33 33 3333 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 35 29 29 30 23 23 25 19 19 19 19 19 19 19 20 16 13 13 13 15 13 13 7 7 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ABR ABR ABR ABR ABR ABR Router Multiple Area
Single Area
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Jumlah Tabel Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Pada gambar 4.1 dapat kita lihat bahwa tabel routing single area lebih banyak daripada multiple area, hal ini di karenakan setiap router dari router 1 sampai 20 memiliki semua tabel yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain. Sedangkan pada multiple area, tabel routing yang lebih banyak hanya pada router ABRnya saja, hal ini di karenakan router ABR mempunyai tugas untuk menyatukan dua atau tiga area yang berbeda. Untuk router yang bukan ABR pada multiple area, tabel routingnya sedikit, hal ini di karenakan router tersebut hanya memiliki informasi tabel routing pada areanya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
4.1.2. Parameter Overhead Routing 1. Skenario 1. Failover (Memutus 1 Link : Link 1 ke 2 putus detik ke 300)
Single Area
Gambar 4.2 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
Multiple Area
Gambar 4.3 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Dari gambar 4.2 dan 4.3 dapat kita lihat persamaan antara single area dan multiple area. Traffic yang di lalui dimulai dari router 20 menuju router 1, tetapi pada detik 300 link dari router 1 ke 2 diputus, hal ini menyebabkan router tersebut akan mencari jalur lain untuk sampai ke tujuannya. Dapat kita lihat OSPF Single Area memilih traffic dari router 20, router 19, router 18, router 17, router 12, router 11, router 6, kemudian router 1. Begitu juga dengan OSPF Multiple Area memilih traffic dari 20, router 19, router 18, router 17, router 12, router 11, router 6, kemudian router 1. Terdapat persamaan antara keduanya, hal ini disebabkan karena jalur yang di lalui single area dan multiple area mempunyai total cost terkecil, dan untuk multiple area router yang di lalui termasuk efisien karena langsung menuju ketujuannya.
Hasil Traffik pemutusan Link 1 ke 2 Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
bits
Multiple Area
Single Area
288
288
8,129.33
8,323
312
336
2,016.00
2,048.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Zoom bits
Gambar 4.4 Grafik perbandingan Overhead routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 Dari hasil Tabel 4.2 dan Gambar 4.4 grafik pemutusan link router 1 ke router 2 detik ke 300, dapat di lihat bahwa pada detik 288 untuk multiple area naik sampai pada 8,129.33 bits, sedangkan untuk single area naik melebihi multiple area yaitu 8,323 bits. Ketika sudah menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari router 20, baik ospf single area dan multiple area terdapat perbedaan dalam hal waktu. Untuk single area yaitu pada detik ke 336 dan 2,048.00 bits sudah stabil, Sedangkan ospf multiple area yaitu pada detik 312 dan 2,016.00 bits. Maka yang di lihat adalah jumlah bits terkecil (seberapa jauh OSPF tersebut turun sampai pada bits terendah). Jika nilai overhead rendah, maka protocol tersebut memiliki kinerja yang baik dalam hal pengiriman paket. Ospf multiple area cepat menemukan jalur lain karena pada scenario ini jalur yang di putus merupakan area internal dari area 2 dan bukan link ABR, jadi flooding nya hanya terjadi pada area 2 saja (9 router), sedangkan Ospf single area lebih lambat karena flooding ke seluruh router yang ada (20 router).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
2. Skenario 2. Failover ABR (Memutus 1 Link ABR : Link 8 ke 13 putus detik ke 500)
Single Area
Gambar 4.5 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13
Multiple Area
Gambar 4.6 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 8 ke 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Dari gambar 4.5 dan 4.6 dapat kita lihat persamaan antara single area dan multiple area. Traffic yang di lalui dimulai dari router 20 menuju router 1, tetapi pada detik 500 link dari router 8 ke 13 diputus, hal ini menyebabkan router tersebut akan mencari jalur lain untuk sampai ke tujuannya. Dapat kita lihat OSPF Single Area memilih traffic dari router 20, router 19, router 18, router 17, router 12, router 7, router 2, kemudian router 1. Begitu juga dengan OSPF Multiple Area memilih traffic dari router 20, router 19, router 18, router 17, router 12, router 7, router 2, kemudian router 1. Terdapat persamaan antara keduanya, hal ini disebabkan karena jalur yang di lalui single area dan multiple area mempunyai total cost terkecil, dan untuk multiple area router yang di lalui termasuk efisien karena langsung menuju ketujuannya.
Hasil Traffik pemutusan Link 8 ke 13 (detik 500) Tabel 4.3 Hasil Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
bits
Multiple Area
Single Area
480
480
15,022.67
5,245
528
504
2,225.33
2,192.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Zoom bits
Gambar 4.7 Grafik perbandingan Overhead routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 Dari hasil Tabel 4.3 dan Gambar 4.7 grafik pemutusan link router 8 ke router 13 detik ke 500, dapat di lihat bahwa pada detik 480 untuk single area naik sampai pada 5,245 bits, sedangkan untuk multiple area naik melebihi single yaitu 15,022.67 bits. Disini dapat kita lihat multiple area bitsnya jauh lebih tinggi dari single area saat pemutusan link router 8 ke router 13, hal ini di sebabkan karena link yang di putus merupakan link router ABR. Router ABR sangat penting dalam multiple area karena router ABRlah yang mempunyai informasi tabel routing dari area lain, dan untuk router yang bukan ABR hanya mempunyai informasi tabel routing untuk router yang berada pada areanya saja. Ketika sudah menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari router 20, baik ospf single area dan multiple area terdapat perbedaan waktu. Untuk single area yaitu pada detik ke 504 dan 2,192.00 bits sudah stabil, Sedangkan ospf multiple area yaitu pada detik 528 dan 2,225.33 bits. Maka yang di lihat adalah jumlah bits terkecil (seberapa jauh OSPF tersebut turun sampai pada bits terendah). Ospf single area lebih cepat menemukan jalur lain karena setiap router mempunyai tabel routing masing-masing, oleh sebab itu jika terjadi pemutusan link, router lain akan langsung memilih jalur lain dengan cost
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
terkecil, sedangkan ospf multiple area sedikit lebih lambat karena link router yang di putus merupakan Link ABR yang menghubungkan 3 area tersebut, sehingga router tersebut akan sedikit lebih lambat menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari router 20. Karena di multiple area, router ABR lah yang mempunyai informasi tabel routing dari area lain, dan untuk router yang bukan ABR hanya mempunyai informasi tabel routing untuk router yang berada pada areanya saja.
3. Skenario 3. Failover ABR (Memutus 2 Link ABR : Link 8 ke 13 putus detik ke 500 dan Link 12 ke 17 putus detik ke 1000)
Single Area
Gambar 4.8 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Multiple Area
Gambar 4.9 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 12 ke 17 Dari gambar 4.8 dan 4.9 dapat kita lihat persamaan antara single area dan multiple area. Traffic yang di lalui dimulai dari router 20 menuju router 1. Pada detik 500 tadi link dari router 8 ke 13 diputus dan kemudian pada detik 1000 link dari router 12 ke 17 diputus, hal ini menyebabkan router tersebut akan mencari jalur lain untuk sampai ke tujuannya. Dapat kita lihat OSPF Single Area memilih traffic dari router 20, router 19, router 14, router 13, router 12, router 7, router 2, kemudian router 1. Begitu juga dengan OSPF Multiple Area memilih traffic dari router 20, router 19, router 14, router 13, router 12, router 7, router 2, kemudian router 1. Terdapat persamaan antara keduanya, hal ini disebabkan karena jalur yang di lalui single area dan multiple area mempunyai total cost terkecil, dan untuk multiple area router yang di lalui termasuk efisien karena langsung menuju ketujuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Hasil Traffik pemutusan Link 8 ke 13 (detik 500) dan Link 12 ke 17 (detik 1000) Tabel 4.4 Hasil Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 17 Multiple Area
Single Area
984
984
9,629.33
7,548
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
1,056
1,032
Bits
2,160
2,096
Waktu Putus (sec) Bits
bits
Zoom bits
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Overhead routing OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Dari hasil Tabel 4.4 dan Gambar 4.10 grafik pemutusan link router 12 ke router 17 detik ke 1000, dapat di lihat bahwa pada detik 984 untuk single area naik sampai pada 7,548 bits, sedangkan untuk multiple area naik melebihi single yaitu 9,629.33 bits. Ketika sudah menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari router 20, baik ospf single area dan multiple area terdapat perbedaan waktu. Untuk single area yaitu pada detik ke 1,032 dan 2,096 bits sudah stabil, Sedangkan ospf multiple area yaitu pada detik 1,056 dan 2,160 bits. Maka yang di lihat adalah jumlah bits terkecil (seberapa jauh OSPF tersebut turun sampai pada bits terendah) Ospf single area lebih cepat menemukan jalur lain karena setiap router mempunyai tabel routing masing-masing, oleh sebab itu jika terjadi pemutusan link, router lain akan langsung memilih jalur lain dengan cost terkecil, sedangkan ospf multiple area sedikit lebih lambat karena link router yang di putus merupakan Link ABR yang menghubungkan 2 area tersebut, sehingga router tersebut akan sedikit lebih lambat menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari router 20. Karena di multiple area, router ABR lah yang mempunyai informasi tabel routing dari area lain, dan untuk router yang bukan ABR hanya mempunyai informasi tabel routing untuk router yang berada pada areanya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
4. Skenario 4. Failover ABR (Memutus 3 Link ABR : Link 8 ke 13 putus detik ke 500, Link 12 ke 17 putus detik ke 1000, dan Link 12 ke 13 putus detik ke 1500)
Single Area
Gambar 4.11 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 13 Multiple Area
Gambar 4.12 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 12 ke 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Dari gambar 4.11 dan 4.12 dapat kita lihat persamaan antara single area dan multiple area. Traffic yang di lalui dimulai dari router 20 menuju router 1. Pada detik 500 tadi link dari router 8 ke 13 diputus, pada detik 1000 link dari router 12 ke 17 diputus, dan kemudian pada detik 1500 link dari router 12 ke 13 diputus, hal ini menyebabkan router tersebut akan mencari jalur lain untuk sampai ke tujuannya. Dapat kita lihat OSPF Single Area memilih traffic dari router 20, router 19, router 18, router 17, router 16, router 11, router 6, kemudian router 1. Begitu juga dengan OSPF Multiple Area memilih traffic dari router 20, router 19, router 18, router 17, router 16, router 11, router 6, kemudian router 1. Terdapat persamaan antara keduanya, hal ini disebabkan karena jalur yang di lalui single area dan multiple area mempunyai total cost terkecil, dan untuk multiple area router yang di lalui termasuk efisien karena langsung menuju ketujuannya.
Hasil Traffik pemutusan Link 8 ke 13 (detik 500), Link 12 ke 17 (detik 1000), dan 12 ke 13 (detik 1500) Tabel 4.5 Hasil Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 13
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
7,277.33
7,200
1,536
1,512
2,000.00
2,064.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Zoom bits
Gambar 4.13 Grafik Overhead routing Perbandingan OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 12 ke 13 Dari hasil Tabel 4.5 dan Gambar 4.13 grafik pemutusan link router 12 ke router 13 detik ke 1500, dapat di lihat bahwa pada detik 1,488 untuk single area naik sampai pada 7,200 bits, sedangkan untuk multiple area naik melebihi single yaitu 7,277.33 bits. Ketika sudah menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari router 20, ospf single area lebih unggul yaitu pada detik ke 1,512 dan 2,064.00 bits sudah stabil, sedangkan ospf multiple area sedikit lebih lambat yaitu pada detik 1,536 dan 2,000.00 bits. Ospf single area lebih cepat menemukan jalur lain karena setiap router mempunyai tabel routing masing-masing, oleh sebab itu jika terjadi pemutusan link, router lain akan langsung memilih jalur lain dengan cost terkecil, sedangkan ospf multiple area sedikit lebih lambat karena link router yang di putus merupakan Link ABR yang menghubungkan 2 area tersebut, sehingga router tersebut akan sedikit lebih lambat menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari router 20. Karena di multiple area, router ABRlah yang mempunyai informasi tabel routing dari area lain, dan untuk router yang bukan ABR hanya mempunyai informasi tabel routing untuk router yang berada pada areanya saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
5. Skenario 5. Failover ABR (Memutus 4 Link ABR : Link 8 ke 13 putus detik ke 500, Link 12 ke 17 putus detik ke 1000, Link 12 ke 13 putus detik ke 1500, dan Link 16 ke 17 = putus detik ke 2000)
Single Area
Gambar 4.14 Topologi Jaringan OSPF Single Area Saat Pemutusan Link Router 16 ke 17
Multiple Area
Gambar 4.15 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 16 ke 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Dari gambar 4.14 dan 4.15 dapat kita lihat perbedaan antara single area dan multiple area. Traffic yang di lalui dimulai dari router 20 menuju router 1. Pada detik 500 tadi link dari router 8 ke 13 diputus, pada detik 1000 link dari router 12 ke 17 diputus, pada detik 1500 link dari router 12 ke 13 diputus, dan kemudian pada detik 2000 link dari router 16 ke 17 diputus, hal ini menyebabkan router tersebut akan mencari jalur lain untuk sampai ke tujuannya. Dapat kita lihat OSPF Single Area memilih traffic dari router 20, router 19, router 14, router 9, router 4, router 3, router 2, kemudian router 1. Sedangkan router OSPF Multiple Area memilih traffic dari router 20, router 19, router 14, router 9, router 8, router 7, router 2, kemudian router 1. Terdapat perbedaan antara keduanya, hal ini disebabkan karena single area menghitung total jumlah cost terkecil untuk sampai ke tujuannya yaitu router 1, sedangkan multiple area memperhitungkan efisiensi untuk mencapai tujuannya setelah itu baru memperhitungkan total costnya. Multiple area tidak memilih jalur seperti single area karena di multiple area router- router tersebut di kelompok kan berdasarkan 3 area. Dari router 20 (masuk dalam area 0) menuju router 1 (masuk dalam area 2), maka langsung di tuju ke area 2, multiple area tidak akan melalui area 1 karena tidak efisien, walaupun melalui area 1 total costnya lebih kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Hasil Traffik pemutusan Link 8 ke 13 (detik 500), Link 12 ke 17 (detik 1000), 12 ke 13 (detik 1500), dan 16 ke 17 (detik 2000) Tabel 4.6 Hasil Perbandingan Overhead Routing OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 16 ke 17
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
7,634.67
6,403
2,040
2,016
1,968.00
1,952.00
bits
Zoom bits
Gambar 4.16 Topologi Jaringan OSPF Multiple Area Saat Pemutusan Link ABR Router 16 ke 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Dari hasil Tabel 4.6 dan Gambar 4.16 grafik pemutusan link router 16 ke router 17 detik ke 2000, dapat di lihat bahwa pada detik 1,992 untuk single area naik sampai pada 6,403 bits, sedangkan untuk multiple area naik melebihi single yaitu 7,634.67 bits. Ketika sudah menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari router 20, ospf single area lebih unggul yaitu pada detik ke 2,016 dan 1,952.00 bits sudah stabil, sedangkan ospf multiple area sedikit lebih lambat yaitu pada detik 2,040 dan 1,968.00 bits. Ospf single area lebih cepat menemukan jalur lain karena setiap router mempunyai tabel routing masing-masing, oleh sebab itu jika terjadi pemutusan link, router lain akan langsung memilih jalur lain dengan cost terkecil, sedangkan ospf multiple area sedikit lebih lambat karena link router yang di putus merupakan Link ABR yang menghubungkan 2 area tersebut, sehingga router tersebut akan sedikit lebih lambat menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari router 20. Karena di multiple area, router ABR lah yang mempunyai informasi tabel routing dari area lain, dan untuk router yang bukan ABR hanya mempunyai informasi tabel routing untuk router yang berada pada areanya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
4.1.3. Parameter Paket Drop dan Delay Pada UDP A. UDP (Video Streaming) OSPF Single Area Dan Multiple Area 1. Skenario 1. Failover (Memutus 1 Link : Link 1 ke 2 putus detik ke 300) a. Traffic Received UDP (Video Streaming) Tabel 4.7 Hasil Perbandingan Traffic Received UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
bytes
Multiple Area
Single Area
288
288
925,920
928,800
312
336
1,036,800
1,036,800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Zoom bytes
Gambar 4.17 Grafik Perbandingan Traffic Received UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 Dari hasil Tabel 4.7 dan Gambar 4.17 dapat kita lihat Traffic Received Video Streaming OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 1 ke 2 pada detik 300. Ketika sudah menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari Server ke client, terlihat single area lebih lama daripada multiple area. Untuk multiple area yaitu pada detik ke 312 dan 1,036,800 bits sudah stabil dan melakukan pengiriman data, Sedangkan ospf single area yaitu pada detik 336 dan 1,036,800 bits baru stabil dan melakukan pengiriman data. Ospf multiple area cepat menemukan jalur lain karena pada scenario ini jalur yang di putus merupakan area internal dari area 2 dan bukan link ABR, jadi flooding nya hanya terjadi pada area 2 saja (9 router), sedangkan Ospf single area lebih lambat karena dia flooding ke seluruh router yang ada (20 router).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
b. Paket Drop UDP (Video Streaming) Tabel 4.8 Hasil Perbandingan Paket Drop UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 Single Area
Waktu Putus (sec)
288
288
Paket Drop
81
81
Packet
Multiple Area
Gambar 4.18 Grafik Perbandingan Paket Drop UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
Dari hasil Tabel 4.8 dan Gambar 4.18 dapat kita lihat Paket Drop Video Streaming OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 1 ke 2 pada detik 300. Terlihat baik single area maupun multiple area paket yang di drop sama yaitu 81, hal ini disebabkan karena link yang di putus merupakan link yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
c. Delay UDP (Video Streaming) Tabel 4.9 Hasil Perbandingan Delay UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
Delay Awal Simulasi Sec
Delay Akhir Simulasi
Single Area
0.004146
0.004235
96
96
0.004252
0.004262
2,376
2,376
Sec
Sec
Multiple Area
Gambar 4.19 Grafik Perbandingan Delay UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
Dari hasil Tabel 4.9 dan Gambar 4.19 dapat kita lihat Delay Video Streaming OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 1 ke 2 pada detik 300. Terlihat delay single area lebih lama daripada multiple area. Pada saat terjadi pemutusan di Link 1 ke 2 otomatis paket yang berada di link tersebut akan di drop, sedangkan paket yang berada di link-link lain yang menjadi jalurnya akan di delay untuk beberapa saat sampai router menemukan jalur lain untuk meneruskan paketnya. Ospf multiple area cepat menemukan jalur lain karena pada scenario ini jalur yang di putus merupakan area internal dari area 2 dan bukan link ABR, jadi flooding nya hanya terjadi pada area 2 saja (9 router),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
sedangkan Ospf single area lebih lambat karena dia flooding ke seluruh router yang ada (20 router).
2. Skenario 2. Failover (Memutus 1 Link ABR : Link 8 ke 13 putus detik ke 500) a. Traffic Received UDP (Video Streaming) Tabel 4.10 Hasil Perbandingan Traffic Received UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
bytes
Multiple Area
Single Area
480
480
950,400
950,400
528
504
1,036,800
1,036,800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Zoom bytes
Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Traffic Received UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 Dari hasil Tabel 4.10 dan Gambar 4.20 dapat kita lihat Traffic Received Video Streaming OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 8 ke 13 pada detik 500. Ketika sudah menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari Server ke client, terlihat multiple area lebih lama daripada single area. Untuk single area yaitu pada detik ke 504 dan 1,036,800 bits sudah stabil dan melakukan pengiriman data, Sedangkan ospf multiple area yaitu pada detik 528 dan 1,036,800 bits baru stabil dan melakukan pengiriman data. Ospf single area lebih cepat menemukan jalur lain karena setiap router mempunyai tabel routing masing-masing, oleh sebab itu jika terjadi pemutusan link, router lain akan langsung memilih jalur lain dengan cost terkecil, sedangkan ospf multiple area sedikit lebih lambat karena link router yang di putus merupakan Link ABR yang menghubungkan 2 area tersebut, sehingga router tersebut akan sedikit lebih lambat menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari Server ke client. Karena di multiple area, router ABR lah yang mempunyai informasi tabel routing dari area lain, dan untuk router yang bukan ABR hanya mempunyai informasi tabel routing untuk router yang berada pada areanya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
b. Paket Drop UDP (Video Streaming) Tabel 4.11 Hasil Perbandingan Paket Drop UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 Single Area
Waktu Putus (sec)
480
480
Paket Drop
64
64
Packet
Multiple Area
Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Paket Drop UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 Dari hasil Tabel 4.11 dan Gambar 4.21 dapat kita lihat Paket Drop Video Streaming OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 8 ke 13 pada detik 500. Terlihat baik single area maupun multiple area paket yang di drop sama, hal ini disebabkan karena link yang di putus merupakan link yang sama. Tetapi pada pemutusan sebelumnya (link router 1 ke 2), paket yang di drop lebih besar yaitu 81, sedangkan pada pemutusan ini (link 8 ke 13) paket yang di drop sedikit yaitu hanya 64. Hal ini disebabkan karena cost kabel (link) yang berbeda. Untuk pemutusan link router 1 ke 2 costnya 5, otomatis paket yang berada di link tersebut banyak di drop, dan paket yang keluar sedikit hal ini disebabkan karena costnya kecil. Sedangkan untuk pemutusan link router ABR 8 ke 13 costnya 7, otomatis paket yang berada di link tersebut sedikit di drop, dan paket yang keluar banyak hal ini disebabkan karena costnya besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
c. Delay UDP (Video Streaming) Tabel 4.12 Hasil Perbandingan Delay UDP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13
Delay Awal Simulasi Sec
Delay Akhir Simulasi
Single Area
96
96
0.004235
0.004146
2,376
2,376
0.004263
0.004252
Sec
Sec
Multiple Area
Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Delay UDP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13 Dari hasil Tabel 4.12 dan Gambar 4.22 dapat kita lihat Delay Video Streaming OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 8 ke 13 pada detik 500. Terlihat delay multiple area lebih lama daripada single area. Pada saat terjadi pemutusan di Link 8 ke 13 otomatis paket yang berada di link tersebut akan di drop, sedangkan paket yang berada di link-link lain yang menjadi jalurnya akan di delay untuk beberapa saat sampai router menemukan jalur lain untuk meneruskan paketnya. Ospf single area lebih cepat menemukan jalur lain karena setiap router mempunyai tabel routing masing-masing, oleh sebab itu jika terjadi pemutusan link, router lain akan langsung memilih jalur lain dengan cost
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
terkecil, sedangkan ospf multiple area sedikit lebih lambat karena link router yang di putus merupakan Link ABR yang menghubungkan 3 area tersebut, sehingga router tersebut akan sedikit lebih lambat menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari Server ke client.
4.1.4. Parameter Paket Drop Pada TCP A. TCP (File Transfer Protocol/FTP) OSPF Single Area Dan Multiple Area 1. Skenario 1. Failover (Memutus 1 Link : Link 1 ke 2 putus detik ke 300) a. Traffic Received TCP (File Transfer Protocol/FTP) Tabel 4.13 Hasil Perbandingan Traffic Received TCP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
bytes
Multiple Area
Single Area
288
288
3,942,729
3,910,678
312
336
4,092,690
4,092,690
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Zoom bytes
Gambar 4.23 Grafik Perbandingan Traffic Received TCP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2 Dari hasil Tabel 4.13 dan Gambar 4.23 dapat kita lihat Traffic Received File Transfer Protocol OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 1 ke 2 pada detik 300. Ketika sudah menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari Server ke client, terlihat single area lebih lama daripada multiple area. Untuk multiple area yaitu pada detik ke 312 dan 4,092,690 bits sudah stabil dan melakukan pengiriman data, Sedangkan ospf single area yaitu pada detik 336 dan 4,092,690 bits baru stabil dan melakukan pengiriman data. Ospf multiple area cepat menemukan jalur lain karena pada scenario ini jalur yang di putus merupakan area internal dari area 2 dan bukan link ABR, jadi flooding nya hanya terjadi pada area 2 saja (9 router), sedangkan Ospf single area lebih lambat karena dia flooding ke seluruh router yang ada (20 router).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
b. Paket Drop TCP (File Transfer Protocol/FTP) Tabel 4.14 Hasil Perbandingan Paket Drop TCP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
Waktu Putus (sec)
Single Area
288
288
1
1
Packet
Paket Drop
Multiple Area
Gambar 4.24 Grafik Perbandingan Paket Drop TCP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 1 ke 2
Dari hasil Tabel 4.14 dan Gambar 4.24 dapat kita lihat paket drop File Transfer Protocol (FTP) OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 1 ke 2 pada detik 300. Terlihat baik single area maupun multiple area paket yang di drop sama yaitu hanya 1, hal ini disebabkan karena link yang di putus merupakan link yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
2. Skenario 2. Failover (Memutus 1 Link ABR : Link 8 ke 13 putus detik ke 500) a. Traffic Received TCP (File Transfer Protocol/FTP) Tabel 4.15 Hasil Perbandingan Overhead routing TCP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
480
480
4,355,610
4,370,610
528
504
4,422,807
4,422,807
bytes
Zoom bytes
Gambar 4.25 Grafik Perbandingan Traffic Received TCP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Dari hasil Tabel 4.15 dan Gambar 4.25 dapat kita lihat Traffic Received File Transfer Protocol OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 8 ke 13 pada detik 500. Ketika sudah menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari Server ke client, terlihat multiple area lebih lama daripada single area. Untuk single area yaitu pada detik ke 504 dan 4,422,807 bits sudah stabil dan melakukan pengiriman data, Sedangkan ospf multiple area yaitu pada detik 507 dan 4,422,807 bits baru stabil dan melakukan pengiriman data. Ospf single area lebih cepat menemukan jalur lain karena setiap router mempunyai tabel routing masing-masing, oleh sebab itu jika terjadi pemutusan link, router lain akan langsung memilih jalur lain dengan cost terkecil, sedangkan ospf multiple area sedikit lebih lambat karena link router yang di putus merupakan Link ABR yang menghubungkan 2 area tersebut, sehingga router tersebut akan sedikit lebih lambat menemukan jalur lain untuk meneruskan paket dari Server ke client. Karena di multiple area, router ABR lah yang mempunyai informasi tabel routing dari area lain, dan untuk router yang bukan ABR hanya mempunyai informasi tabel routing untuk router yang berada pada areanya saja.
b. Paket Drop TCP (File Transfer Protocol/FTP) Tabel 4.16 Hasil Perbandingan Paket Drop TCP OSPF Single Area dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13
Waktu Putus (sec) Paket Drop
Multiple Area
Single Area
480
480
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Packet
68
Gambar 4.26 Grafik Perbandingan Paket Drop TCP OSPF Single Area Dan Multiple Area Saat Pemutusan Link Router 8 ke 13
Dari hasil Tabel 4.16 dan Gambar 4.26 dapat kita lihat Paket Drop File Transfer Protocol (FTP) OSPF single area dan multiple area pemutusan Link 8 ke 13 pada detik 500. Terlihat baik single area maupun multiple area paket yang di drop sama, hal ini disebabkan karena link yang di putus merupakan link yang sama. Pada pemutusan sebelumnya (link 1 ke 2), paket yang di drop sebesar yaitu 1, sedangkan pada pemutusan ini (link 8 ke 13) paket yang di drop juga 1. Hal ini disebabkan karena pada TCP, cara kerjanya adalah dari sisi client/Receiver
akan
mengirimkan
acknowledgment
(ACK)
yang
fungsinya untuk memberi tahu Server/Sender bahwa data yang di kirim sudah diterima oleh client/Receiver, jika Server belum menerima ACK dari client, maka paket berikutnya tidak akan di kirim. Misalnya dalam kasus ini, paket yang di kirim dari server \sec cuma 1, tetapi server tidak menerima balasan ACK dari client, otomatis paket yang di drop cuma 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan Dari hasil simulasi dan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Pada pengujian dengan parameter tabel routing, OSPF multiple area lebih unggul di bandingkan dengan single area, hal ini disebabkan karena router pada multiple area hanya memiliki informasi tabel routing pada areanya saja (menggunakan konsep area 1, 2, dan 3) makanya tabel routingnya seedikit. Sedangkan single area tabel routingnya banyak karena dari router 1 sampai 20 memiliki semua tabel routing yang sama, yang memuat seluruh informasi IP address dari router lain. 2. Pada pengujian pemutusan link (Link Failover) dengan parameter overhead routing dan delay, OSPF multiple area lebih unggul di bandingkan dengan single area walaupun selisihnya angkanya hanya sedikit, hal ini disebabkan karena pemutusan di lakukan dalam area internal, misalnya dalam simulasi di atas link dari router 1 ke router 2 (masuk dalam area 2) diputus, maka tabel routing yang berubah hanya pada area 2 dan ABRnya saja, area 0 dan 1 tidak terpengaruh. Oleh sebab itu multiple lebih cepat dalam menentukan jalur lain ketika jalur tersebut diputus. Untuk single area lebih lama karena dalam area tersebut terdapat 20 router maka proses pengumpulannya akan memakan waktu lama setelah itu proses penentuan jalur terbaik juga menjadi sangat lambat. 3. Pada pengujian pemutusan link ABR (Link Failover ABR) dengan parameter overhead routing dan delay, OSPF single area lebih unggul di bandingkan dengan multiple area walaupun selisihnya angkanya hanya sedikit, hal ini disebabkan karena dalam single area tidak memakai konsep area 1 atau 2 (router 1 sampai 20 di anggap 1 area internal), oleh sebab itu jika link tersebut diputus, maka single area akan cepat dalam menentukan jalur lain ketika jalur diputus. Untuk multiple area lebih lama karena link
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
yang diputus merupakan link dari router utama yang menghubungkan 3 area. 4. Untuk pengujian dengan parameter paket drop aplikasi UDP dan TCP baik single area dan multiple area paket yang di drop sama, hal ini dikarenakan paket yang di drop berada pada link yang di putus.
5.2.
Saran Terdapat beberapa saran dari penulis agar penelitian selanjutnya dapat memperhatikan hal-hal di bawah ini : 1. Penelitian OSPF selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan router cisco/mikrotik yang real 2. Penelitian OSPF selanjutnya dapat menambahkan router yang lebih banyak lagi. 3. Penelitian OSPF selanjutnya pada Topologi Multiple Area menggunakan sedikit router ABR 4. Penelitian OSPF selanjutnya dapat menggunakan OSPF load balancing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA [1] http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/ip/open-shortest-path-firstospf/7039-1.html [2] http://www.examcollection.com/certification-training/ccnp-describe-ospfpacket-types.html [3] Hubert Pun. Convergence Behavior of RIP and OSPF Network Protocols. B.A.Sc., University of British Columbia, 1998 [4] Vishal Nigam Md, Samil Farouqui and Gunjan Gandhi. Enhanced Comparative Study of Networking Routing Protocols. International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering. Volume 4, Issue 2, February 2014 [5] P. R. Gundalwar*, Dr. V. N. Chavan. Area Configuration and Link Failure Effect in IP Networks using OSPF Protocol. International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 3, Issue 4, April 2013 2 ISSN 2250-3153 [6] Network Simulation using OPNET. Material for this Laboratory has been adapted from the book Network Simulation Experiments Manual, by Prof E Aboelela, Morgan Kaufmann 2003 [7] Simulating Computer Networks with Opnet [8] Mehboob Nazim Shehzad (01085), Najam-Ul-Sahar (1253). Simulation of OSPF Routing Protocol Using OPNET Module (A Routing Protocol Based on the Link-State Algorithm). Dept. of Computer science and Technology. Iqra University Islamabad
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
A. Tabel Routing a. Single Area 1. Router 1
2. Router 2
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
3. Router 3
4. Router 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
5. Router 5
6. Router 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
7. Router 7
8. Router 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
9. Router 9
10. Router 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
11. Router 11
12. Router 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
13. Router 13
14. Router 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
15. Router 15
16. Router 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
17. Router 17
18. Router 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
19. Router 19
20. Router 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
b. Multiple Area 1. Router 1
2. Router 2
3. Router 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
4. Router 4
5. Router 5
6. Router 6
7. Router 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
8. Router 8
9. Router 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
10. Router 10
11. Router 11
12. Router 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
13. Router 13
14. Router 14
15. Router 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
16. Router 16
17. Router 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
18. Router 18
19. Router 19
20. Router 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
B. Traffik Sent Per Router Single Area vs Multiple Area a. Skenario 1. Memutus 1 Link : Link 2 ke 7 putus detik ke 300 1. Router 1
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
288
288
Bits
416
264
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
Bits
64
64
2. Router 2
Multiple Area
Single Area
288
288
477.333333333
298.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
Bits
64
64
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
3. Router 3
Multiple Area
Single Area
288
288
333.333333333
418.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
288
288
285.333333333
450.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
Bits
96
96
Waktu Putus (sec) Bits
4. Router 4
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
5. Router 5
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
288
288
bits
172
232
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
bits
80
80
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
288
288
bits
720
373.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
bits
96
96
6. Router 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
7. Router 7
Multiple Area
Single Area
288
288
778.666666667
496
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
Bits
96
96
Waktu Putus (sec) bits
8. Router 8
Waktu Putus (sec) bits
Multiple Area
Single Area
288
288
417.333333333
589.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
Bits
144
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
9. Router 9
Multiple Area
Single Area
288
288
366.666666667
602.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
Bits
144
128
Multiple Area
Single Area
288
288
257.333333333
405.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
Bits
112
96
Waktu Putus (sec) Bits
10. Router 10
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
11. Router 11
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
288
288
Bits
736
432
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
288
288
645.333333333
544
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
Bits
128
160
12. Router 12
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
13. Router 13
Multiple Area
Single Area
288
288
409.333333333
544
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
Bits
144
160
Multiple Area
Single Area
288
288
473.333333333
632
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
312
Bits
128
128
Waktu Putus (sec) Bits
14. Router 14
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
15. Router 15
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
288
288
Bits
284
416
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
288
288
Bits
256
274.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
Bits
64
64
16. Router 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
17. Router 17
Multiple Area
Single Area
288
288
293.333333333
386.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
288
288
306.666666667
373.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
Bits
112
96
Waktu Putus (sec) Bits
18. Router 18
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
19. Router 19
Multiple Area
Single Area
288
288
329.333333333
357.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
288
288
Bits
172
232
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
336
336
Bits
64
64
Waktu Putus (sec) Bits
20. Router 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
b. Skenario 2. Memutus 1 Link (ABR) : Link 8 ke 13 putus detik ke 500
1. Router 1
Multiple Area
Single Area
504
504
521.333333333
165.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
504
504
742.666666667
272
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
128
96
Waktu Putus (sec) Bits
2. Router 2
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
3. Router 3
Multiple Area
Single Area
504
504
589.333333333
249.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
96
112
Multiple Area
Single Area
504
504
738.666666667
264
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
96
128
Waktu Putus (sec) Bits
4. Router 4
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
5. Router 5
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
504
504
Bits
448
174.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
64
64
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
504
504
Bits
756
297.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
112
96
6. Router 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
7. Router 7
Multiple Area
Single Area
504
504
1,040
340
528
528
194.666666667
192
Multiple Area
Single Area
504
504
542.666666667
257.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
128
96
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
8. Router 8
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
9. Router 9
Multiple Area
Single Area
504
504
1,076
364
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
128
128
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
504
504
Bits
736
242.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
144
128
Waktu Putus (sec) Bits
10. Router 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
11. Router 11
Multiple Area
Single Area
504
504
765.333333333
249.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
112
112
Multiple Area
Single Area
504
504
1,072
354.666666667
528
528
158.666666667
144
Waktu Putus (sec) Bits
12. Router 12
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
13. Router 13
Multiple Area
Single Area
504
504
801.333333333
289.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
504
504
1,173.33333333
362.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
144
160
Waktu Putus (sec) Bits
14. Router 14
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
15. Router 15
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
504
504
Bits
792
242.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
504
504
Bits
412
165.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
80
80
16.
Router 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
17. Router 17
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
504
504
Bits
796
281.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
504
504
Bits
796
265.333333333
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
96
96
18. Router 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
19. Router 19
Multiple Area
Single Area
504
504
762.666666667
264
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
96
96
Multiple Area
Single Area
504
504
461.333333333
144
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec)
528
528
Bits
64
80
Waktu Putus (sec) Bits
20. Router 20
Waktu Putus (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
c. Skenario 3. Memutus 2 Link (ABR) : Link 8 ke 13 putus detik ke 500 dan Link 12 ke 17 putus detik ke 1000
1. Router 1
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
984
984
329.333333333
224
1,032
1,008
80
85.3333333333
Multiple Area
Single Area
984
984
482.666666667
425.333333333
1,032
1,032
112
96
2. Router 2
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
3. Router 3
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
984
984
257.333333333
409.333333333
1,032
1,032
112
112
Multiple Area
Single Area
984
984
354.666666667
350.666666667
1,032
1,032
112
128
4. Router 4
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
5. Router 5
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
984
984
238.666666667
225.333333333
1,032
1,032
64
80
Multiple Area
Single Area
984
984
498.666666667
410.666666667
1,032
1,032
112
96
6. Router 6
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
7. Router 7
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
984
984
bits
620
477.333333333
1,032
1,008
160
149.333333333
Multiple Area
Single Area
984
984
277.333333333
448
1,032
1,008
144
96
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
8. Router 8
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
9. Router 9
Multiple Area
Single Area
984
984
718.666666667
552
1,032
1,032
144
128
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
984
984
bits
472
336
1,032
1,032
112
112
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
10. Router 10
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
11. Router 11
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
984
984
bits
448
390.666666667
1,032
1,008
112
110.666666667
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
984
984
bits
528
481.333333333
1,032
1,008
96
126.666666667
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
12. Router 12
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
13. Router 13
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
984
984
bits
640
388
1,032
1,008
96
126.666666667
Multiple Area
Single Area
Waktu Putus (sec)
984
984
bits
916
560
1,032
1,032
128
128
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
14. Router 14
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
15. Router 15
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
984
984
630.666666667
376
1,032
1,032
96
96
Multiple Area
Single Area
984
984
293.333333333
232
1,032
1,008
64
80
16. Router 16
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
17. Router 17
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
984
984
414.666666667
314.666666667
1,032
1,008
64
80
Multiple Area
Single Area
984
984
685.333333333
405.333333333
1,032
1,008
96
96
18. Router 18
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
19. Router 19
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
984
984
626.666666667
381.333333333
1,032
1,008
112
117.333333333
Multiple Area
Single Area
984
984
365.333333333
381.333333333
1,032
1,008
64
64
20. Router 20
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
d. Skenario 4. Memutus 3 Link (ABR) : Link 8 ke 13 putus detik ke 500, Link 12 ke 17 putus detik ke 1000, dan Link 12 ke 13 putus detik ke 1500
1. Router 1
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
201.333333333
266.666666667
1,536
1,512
64
64
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
298.666666667
402.666666667
1,536
1,512
96
112
2. Router 2
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
3. Router 3
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
305.333333333
413.333333333
1,536
1,512
128
128
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
381.333333333
370.666666667
1,536
1,512
96
96
4. Router 4
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
5. Router 5
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
222.666666667
269.333333333
1,536
1,512
80
64
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
314.666666667
400
1,536
1,536
96
96
6. Router 6
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
7. Router 7
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
382.666666667
504
1,536
1,536
144
144
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
301.333333333
373.333333333
1,512
1,512
132
112
8. Router 8
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
9. Router 9
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
608
533.333333333
1,536
1,512
144
144
10. Router 10
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
448
386.666666667
1,512
1,512
129.333333333
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
11. Router 11
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
290.666666667
357.333333333
1,536
1,512
96
112
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
188
261.333333333
1,536
1,512
80
80
12. Router 12
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
13. Router 13
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
344
261.333333333
1,512
1,512
80
80
14. Router 14
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
698.666666667
578.666666667
1,512
1,512
160
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
15. Router 15
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
496
373.333333333
1,512
1,512
96
96
16. Router 16
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
248
224
1,512
1,512
82.6666666667
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
17. Router 17
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
269.333333333
224
1,512
1,512
96
80
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
512
389.333333333
1,512
1,512
96
96
18. Router 18
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
19. Router 19
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
481.333333333
386.666666667
1,512
1,512
96
96
Multiple Area
Single Area
1,488
1,488
285.333333333
224
1,512
1,512
64
64
20. Router 20
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
e. Skenario 5. Memutus 4 Link (ABR) : Link 8 ke 13 putus detik ke 500, Link 12 ke 17 putus detik ke 1000, Link 12 ke 13 putus detik ke 1500, dan Link 16 ke 17 putus detik ke 2000
1. Router 1
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
178.666666667
250.666666667
2,040
2,016
80
80
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
229.333333333
384
2,040
2,016
112
96
2. Router 2
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
3. Router 3
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
394.666666667
338.666666667
2,040
2,016
112
96
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
570.666666667
368
2,040
2,016
128
96
4. Router 4
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
5. Router 5
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
325.333333333
237.333333333
2,040
2,016
80
64
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
245.333333333
354.666666667
2,016
2,016
117.333333333
112
6. Router 6
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
7. Router 7
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
349.333333333
442.666666667
2,016
2,016
181.333333333
176
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
357.333333333
341.333333333
2,040
2,016
112
128
8. Router 8
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
9. Router 9
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
768
472
2,040
2,040
144
128
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
533.333333333
325.333333333
2,040
2,016
112
112
10. Router 10
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
11. Router 11
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
250.666666667
370.666666667
2,040
2,016
112
96
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
157.333333333
224
2,016
2,016
85.3333333333
64
12. Router 12
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
13. Router 13
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
317.333333333
214.666666667
2,016
2,016
98.6666666667
64
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
806.666666667
500
2,016
2,016
221.333333333
144
14. Router 14
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
15. Router 15
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
537.333333333
357.333333333
2,016
2,016
145.333333333
96
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
69.3333333333
136
2,040
2,016
32
32
16. Router 16
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
17. Router 17
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
125.333333333
120
2,040
2,016
32
32
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
573.333333333
386.666666667
2,040
2,016
96
96
18. Router 18
Waktu Putus (sec) bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
19. Router 19
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) bits
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
528
354.666666667
2,040
2,016
96
128
Multiple Area
Single Area
1,992
1,992
317.333333333
224
2,040
2,016
64
64
20. Router 20
Waktu Putus (sec) Bits
Waktu Menemukan Jalur Lain (sec) Bits