Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 198~211 198
PENERAPAN PROTOKOL ROUTING OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) PADA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK UNTUK MEMINIMALISIR DOWNTIME INTERNET 1
2
Nurdin Syidiq , Phitsa Mauliana , Nanang Hunaifi
3
1
Universitas BSI e-mail:
[email protected] 2
AMIK BSI Bandung e-mail:
[email protected] 3
AMIK BSI Bandung e-mail:
[email protected] Abstrak Based on the research done by the writer in the PT. Simaya Jejaring Mandiri downtime internet service providers internet often occurs in one PT. Simaya Jejaring Mandiri company that moves across the internet service providers (ISP) cause of downtime in the PT. Simaya Jejaring Mandiri has caused when of downtime in the mainstream and there will be changes in routing a table, that change should be routing table manually which can take a long time, it could cause downtime on the internet at the time which long enough. We can take the act of changing the routing table make a manual and automatic is, with the routing ospf. The routing OSPF can help the administrator of deep tissue repair and maintain the routing inter-museum communication network that can be linked with good despite a performance or damage in one of the main line ( backbone). Keywords : Downtime Internet, OSPF, Routing Table, Backbone.
1. Pendahuluan MAN (Metropolitan Area Network) merupakan jaringan LAN (Local Area Network) satu dengan LAN (Local Area Network) lain yang dipisahkan oleh daerah lokasi yang cukup jauh dan bisa saling berkomunikasi menggunakan protokol routing. Contoh implementasi MAN (Metropolitan Area Network) adalah hubungan antara POP satu dengan POP lain. POP ( Point of Presence ) adalah lokasi titik akses dari keseluruhan internet, untuk menyalurkan data internet ke setiap pelanggan dengan berbeda daerah lokasi yang cukup jauh. Dapat di katakan MAN (Metropolitan Area Network) perkembangan dari LAN (Local Area Network) (Muallifah, 2013). Protokol routing (routing protocol) tidak lain merupakan rule yang memberitahu cara device-device dalam jaringan bertukar informasi. Protokol routing digunakan untuk merawat table routing pada router-router.
Beberapa protokol routing diantaranya RIP (Routing Information Protokol), OSPF (Open Shortest Path First), dan IGRP (Interior Gateway Routing Protokol) (Rafiudin, 2009). Salah satu metode routing adalah OSPF (Open Shortest Path First) merupakan protokol routing link state yang di gunakan untuk menghubungkan router-router yang berada dalam satu AS (Autonomous System), sehingga protokol routing ini termasuk juga IGP (Interior Gateway Protokol). Autonomous system itu sendiri dimana merupakan kumpulan router-router yang berada di bawah kendali administrasi dan strategi routing yang sama (Towidjojo, 2013). Pada umumnya OSPF di terapkan pada jaringan skala besar karena memiliki kemampuan untuk mencapai kondisi convergence yang sangat cepat, baik pada saat jaringan pertama dihidupkan maupun bila terjadi perubahan jaringan. Dan mampu meminimalisir terjadinya downtime internet
Diterima 10 Januari 2016; Revisi 12 Februari 2016; Disetujui 15 Maret 2016
ISBN: 978-602-61242-0-3
ketika ada permasalahan yang terjadi pada protocol routing (Towidjojo, 2013). Menurut (Setyawan, 2011), Downtime disebabkan karena masalah-masalah di jaringan internet seperti uncompatible, crash, hang, penurunan performance perangkat, kerusakan perangkat dan kurangnya support layanan teknis. Downtime internet adalah saat ketika jalur utama (Backbone) mengalami permasalahan yang disebabkan, penurunan performance perangkat atau kerusakan pada perangkat. yang menyebabkan internet ke pelanggan terputus, sehingga bisa menghambat kinerja atau aktifitas pelanggan. Downtime internet ini sering terjadi pada provider jasa internet salah satunya PT. Simaya Jejaring Mandiri perusahaan yang bergerak di bidang jasa internet atau ISP (Internet Service Provider), Downtime internet di PT. Simaya Jejaring Mandiri yang disebabkan ketika terjadi downtime di jalur utama maka akan terjadi perubahan pada routing table, sehingga harus dilakukan perubahan routing table secara manual yang bisa memakan waktu cukup lama, sehingga dapat menyebabkan downtime internet pada waktu yang cukup lama, jika terjadi maka dapat menyebabkan pelanggan tidak bisa menggunakan akses internet. Jika terjadi dalam waktu lama maka pelanggan dapat berhenti berlangganan akses internet di PT. Simaya Jejaring Mandiri. Untuk meminimalisir downtime internet pada jaringan MAN (Metropolitan Area Network) di PT. Simaya Jejaring Mandiri, maka dapat diambil tindakan dengan merubah mekanisme routing table yang tadinya bersifat manual jadi bersifat otomatis, dengan penerapan routing OSPF. 2. Metode Penelitian Analisa penelitian dalam penelitian ini meliputi: Analisa Kebutuhan Pada tahap analisa kebutuhan, penulis menganalisa kebutuhan yang diperlukan dalam penerapan protokol routing OSPF, untuk membangun sistem tersebut. Diperlukan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), untuk menunjang sistem tersebut dapat berjalan. Desain Pada tahap desain, penulis menggambarkan perubahan desain jaringan baru dan sistem routing OSPF pada jaringan MAN (Metropolitan Area Network) di PT. Simaya Jejaring Mandiri . Testing
Pada tahap testing dilakukan uji coba terhadap penerapan routing protocol OSPF, penemuan jalur terpendek (Shortest First Path), routing table, untuk memastikan apabila ada perubahan pada jalur jaringan table routing. Testing ini menggunakan software network simulator Packet Tracer. Implementasi Setelah proses testing selesai maka tahap selanjutnya adalah menerapkan penggunaan Protokol Routing OSPF pada jaringan MAN (Metropolitan Area Network) untuk meminimalisir downtime internet di PT. Simaya Jejaring Mandiri. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ini meliputi: Observasi Pada tahap observasi penulis melakukan pengamatan secara langsung di perusahaan yang diteliti yaitu PT. Simaya Jejaring Mandiri serta mencatat segala kendala yang terjadi di perusahaan yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini. Wawancara Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan berbagai pihak yang berkaitan dan terlibat langsung dengan sistem yang akan dibangun guna memperoleh data yang tepat dan akurat, dalam hal ini pada divisi yang berperan penting dalam sistem jaringan NOC (Network Operations Center) di PT. Simaya Jejaring Mandiri. Studi Pustaka Pada tahap studi pustaka penulis mencari sumber referensi dari buku dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini. 3. Pembahasan 3.1. Router OSPF OSPF merupakan sebuah routing protokol yang hanya dapat bekerja dalam jaringan dimana masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka, yaitu routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, setiap orang dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan dimanapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF menggunakan routing protokol linkstate, yang memiliki titik berat pada kinerja processor, kebutuhan memori dan konsumsi bandwith (Villasica, 2014). Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur setiap komputer untuk saling bertukar informasi melalui media jaringan, sedangkan routing adalah proses
KNiST, 30 Maret 2016 199
ISBN: 978-602-61242-0-3
memindahkan informasi dari pengirim ke penerima melalui jaringan (Amilia, 2014). 3.2. Skema Jaringan Berikut gambar skema jaringan yang digunakan untuk penerapan routing OSPF :
Gambar 2 Skema Keamanan Jaringan
Gambar 1. Skema Jaringan Keamanan Jaringan Keamanan jaringan dari BTS (Base Transceiver Station) ke pelanggan menggunakan dua lapis keamanan yaitu menggunakan Security Profile dan Add Mac. Dalam system Security Profile PT.Simaya Jejaring Mandiri sudah menggunakan WPA2PSK. Berikut ini skema keamanan PT. Simaya Jejaring Mandiri:
3.3 Rancangan Aplikasi Agar sistem OSPF berjalan dengan baik, pada tahap rancangan aplikasi, penulis melakukan konfigurasi di masing-masing router core untuk setiap masing-masing BTS (Base Transceiver Station). Untuk penjelasan sistem konfigurasi di ambil salah satu contoh seperti yang terdapat pada Gambar 3 Konfigurasi IP address Router NOC, untuk point satu, perintah configure terminal merupakan perintah untuk masuk global konfigurasi, untuk point dua, perintah interface fa 0/0 merupakan perintah untuk masuk ke mode konfigurasi interface FastEthernet atau serial , untuk point tiga, perintah ip address 10.14.200.2 255.255.255.0 adalah konfigurasi ip address dan subnetmask pada interface, untuk point empat, dengan perintah clock rate 2000000 adalah perintah konfigurasi clock rate berlaku untuk serial interface. Untuk penjelasan konfigurasi OSPF routing di ambil salah satu contoh seperti yang terdapat pada Gambar IV.4 Konfigurasi Routing OSPF di Router NOC (Network Operation Center), untuk point satu, perintah ip route ospf merupakan perintah untuk masuk ke konfigurasi OSPF, untuk point dua, perintah untuk mengaktifkan network dan wildcard di area 0, dan untuk point tiga, perintah untuk mengaktifkan network dan wildcard di area 1. Tahap Konfigurasi OSPF pada router-router yang terdapat di jaringan MAN (Metropolitan Area Network ) PT. Simaya Jejaring Mandiri. Langkah pertama Konfigurasi Router NOC , setting ip address di interface router NOC
KNiST, 30 Maret 2016 200
ISBN: 978-602-61242-0-3
Gambar 3. Konfigurasi IP address Router NOC Langkah ke dua Konfigurasi Router NOC setting routing OSPF:
Gambar 6 Konfigurasi OSPF di Router Dahlia Langkah ke lima konfigurasi Router Mara, setting ip address per-interface:
Gambar 4. Konfigurasi Routing OSPF di Router NOC Langkah ke tiga Konfigurasi Router Dahlia , setting ip address per-interface:
Gambar 7 Konfigurasi IP address Router Mara Langkah ke enam konfigurasi Router Mara, Setting routing OSPF:
Gambar 5. Konfigurasi IP address Router Dahlia Langkah ke empat Konfigurasi Router Dahlia , setting routing OSPF :
Gambar 8 Konfigurasi OSPF di Router Mara Langkah ke tujuh konfigurasi Router Venus, setting ip address per-interface:
KNiST, 30 Maret 2016 201
ISBN: 978-602-61242-0-3
Gambar 12. Konfigurasi OSPF di Router Binamarga Gambar 9. Konfigurasi IP address Router Venus
Langkah ke sebelas konfigurasi Router Cibatu, setting ip address per-interface:
Langkah ke delapan konfigurasi Router Venus, setting routing OSPF:
Gambar 10. Konfigurasi OSPF di Router Venus
Langkah ke sembilan konfigurasi Router Binamarga, setting ip address per-interface:
Gambar 11. Konfigurasi IP address router Binamarga Langkah ke sepuluh konfigurasi Router Binamarga, setting routing OSPF:
Gambar 13. Konfigurasi IP address di Router Cibatu
Langkah ke dua belas konfigurasi Router Cibatu, setting routing OSPF :
Gambar 14. Konfigurasi OSPF di Router Cibatu Hasil konfigurasi system routing OSPF Routing protocols OSPF di router NOC:
KNiST, 30 Maret 2016 202
ISBN: 978-602-61242-0-3
Gambar 15. Routing Protocols OSPF NOC Pada gambar 15, menunjukan informasi protokol routing, untuk penjelasan gambar diatas ditandai dengan angka. Untuk point pertama pada gambar di atas menunjukan router id pada router NOC telah terpilih, router id ini di miliki oleh setiap router yang berfungsi untuk id saat dilakukan pengiriman hello packet, router id di pilih sesuai dengan ip yang paling tertinggi di interface yang aktif, dan bisa juga di setting sesuai yang kita inginkan dengan cara mengkonfigurasi ip loopback atau langsung ketik router_id ip tujuan. Point dua dan tiga, menunjukan router NOC telah berhasil menginformasikan memiliki hubungan koneksi dengan dua buah router yaitu Router Dahlia dan Router Mara. Maksud pada gambar diatas memperlihatkan status interface IP secara global maupun khusus dari IP protokol routing yang telah dikonfigurasi dan sedang berjalan.
Pada gambar 16, di atas menunjukan router NOC telah berhasil melakukan proses pertukaran informasi routing, untuk penjelasan pada gambar diatas ditandai dengan angka, untuk point pertama dan dua, menunjukan proses pembentukan Adjacency router, dan telah selesai melakukan proses pertukaran informasi routing. Yang di maksud dengan Adjacency adalah pertukaran informasi routing dengan router terdekat atau router tetangga. Dalam proses Adjacency router ada yang disebut dengan DR (Designated Router) dan BDR (Backup Designated Router), DR (Designated Router) adalah sebagai jalur utama dalam proses Adjacency router, dan BDR (Backup Designated Router) adalah sebagai jalur backup dalam proses Adjecency. Kesimpulan pada gambar diatas di router NOC telah berhasil melakukan proses pertukaran informasi routing dan telah siap untuk proses pengiriman data antar router. System Routing table di router NOC:
informasi ip OSPF neighbor router NOC.
Gambar 16 Neighbor OSPF Router NOC
Gambar 17. Table Routing OSPF Router NOC Pada gambar 17, terlihat informasi update routing table di router NOC, untuk penjelasan pada gambar diatas ditandai dengan angka. Untuk point satu, terdapat simbol huruf c menunjukan semua router berhasil connected. Point dua, simbol O (proses routing update), simbol IA (inter area). Point tiga menunjukan proses update table routing per-network, dan ketika ada perubahan akan secara otomatis terupdate. Kesimpulan pada gambar diatas, router yang telah di authentikasi oleh router lain dan telah mampu memperoleh rute dari router lainnya, selain itu juga digunakan untuk mengetahui konfigurasi IP yang dilakukan baik secara global maupun secara khusus.
KNiST, 30 Maret 2016 203
ISBN: 978-602-61242-0-3
Informasi area border-router :
Gambar 18. Area Border-Router OSPF di router NOC Pada gambar 18 terlihat bahwa proses penguhubungan antar area di router NOC telah sukses terhubung dengan router lainya, area 1 sebagai jalur utama (Backbone) router NOC yang terhubung. untuk penjelasan pada gambar diatas ditandai dengan angka, Point pertama, menunjukan bahwa router NOC berhasil terhubung dengan router lainya menggunakan jalur utama yang aktif. Dapat disimpulkan dari gambar di atas, bahwa border router dapat menyimpan dan menjaga informasi setiap area yang terkoneksi denganya.
menunjukan bahwa interface FastEthernet0/0 telah UP di area 1, untuk point dua, proses pemilihan router id dan type network telah berhasil dilakukan. Point tiga, menunjukan DR (Designated Router ), jalur utama dalam penukaran informasi routing, Point empat, menunjukan BDR (Backup Designated Router ), jalur backup dalam penukaran informasi routing, point lima, hasil waktu pengiriman hello paket antar adjacency router, point enam, menunjukan bahwa router NOC mendapatkan informasi routing dari router BTS (Base Transceiver Station) Dahlia. Dapat disimpulkan pada gambar diatas adalah interface yang ada di router mara telah mengirimkan hello paket ke router lain sehingga dapat menampilkan statistic semua interface router mulai dari Serial. informasi interface serial0/0/1 di router MARA :
informasi interface FastEthernet0/0 di router NOC : Gambar 20 informasi interface serial0/0/1 di router MARA
Gambar 19. Show IP OSPF Interface Router NOC Pada gambar 19 terlihat interface FastEthernet0/0 telah berhasil terkonfigurasi sebagai bagian dari Backbone di sistem OSPF, untuk penjelasan pada gambar diatas ditandai dengan angka, untuk point pertama,
Pada gambar 20 terlihat informasi interface serial0/0/1 telah berhasil terkonfigurasi sebagai bagian dari Backbone di sistem OSPF. Untuk penjelasan pada gambar diatas ditandai dengan angka, point pertama, menunjukan bahwa interface serial0/0/1 telah up, untuk penjelasan pada gambar diatas ditandai dengan angka untuk point dua, proses pemilihan router id dan type network telah berhasil dilakukan. Point tiga, menunjukan hasil waktu pengiriman hello paket antar router tetangganya. Point empat, menunjukan bahwa router mara mendapatkan informasi routing dari router BTS (Base Transceiver Station) Venus. Dapat disimpulkan pada gambar diatas bahwa interface yang ada di router Mara sebagai pengirim hello paket ke router lain sehingga dapat menampilkan statistic semua interface router mulai dari serial.
KNiST, 30 Maret 2016 204
ISBN: 978-602-61242-0-3
3.4 Pengujian Jaringan Pada bagian ini dibahas tahap-tahap proses konfigurasi system routing OSPF dan sistem kerja OSPF yang langsung diimplementasikan pada simulator network. Dalam tahap pengujian, dilakukan pengujian dengan menggunakan ping dan tracert, terhadap koneksi dari pelanggan ke setiap router BTS (Base Transceiver Station), pengujian tersebut menggunakan system routing OSPF. Sistem kerja OSPF dikategorikan sebagai Link-state yaitu dalam pengiriman sebuah paket ke network tujuan router akan memilih jalur mana yang terbaik diantara beberapa jalur yang dia miliki untuk melewatkan sebuah paket sampai ke tujuan. Dalam tahapan sistem OSPF bekerja ada 5 tipe diantaranya: Hello Packet. LSR (Link State Request ). LSU (Links State Update) . DBD (Database Description). LSAck (Link State Acknoeledgmen).
Gambar 22. Pengetesan Ping ke Gateway dan BTS Cibatu Untuk salah satu pengetesan di ambil dari komputer client a kearah router BTS (Base Transceiver Station) Venus dan BTS Mara terlihat normal.
Pengujian Ping dan tracert dari router pelanggan ke setiap-setiap router BTS (Base Transceiver Station). Topologi jaringan dengan system routing OSPF :
Gambar 23. Pengetesan Ping ke router BTS Venus dan Mara. Untuk salah satu pengetesan di ambil dari komputer client a, ping kearah router BTS (Base Transceiver Station) Binamarga dan BTS (Base Transceiver Station) Dahlia terlihat normal.
Gambar 21. Topologi Jaringan dengan Sistem Routing OSPF Untuk salah satu pengetesan di ambil dari komputer client a, dengan menggunakan ping kearah gateway dan ke router BTS (Base Transceiver Station) Cibatu terlihat untuk ping normal :
Gambar 24. Pengetesan Ping ke router BTS Binamarga dan Dahlia. Pengetesan ketiga ping dari komputer client a kearah router NOC terlihat normal.
KNiST, 30 Maret 2016 205
ISBN: 978-602-61242-0-3
Gambar 25. Pengetesan Ping ke router NOC Kemudian tahap ke empat, tracert jalur dari komputer client a kearah router BTS (Base Transceiver Station) Cibatu, untuk tracing route melewati 2 hops, dengan tahapan melewati router yang berada di posisi pelanggan, kemudian ke router atau ip tujuan BTS (Base Transceiver Station) Cibatu, trace complete.
route melewati 3 hops, dengan tahapan melewati router yang berada di posisi pelanggan, router BTS (Base Transceiver Station) Cibatu, dan terakhir ke ip tujuan BTS (Base Transceiver Station) Binamarga trace complete. Kemudaian tracert jalur dari komputer pelanggan kearah router Binamarga, untuk tracing route melewati 3 hops, dengan tahapan melewati router yang berada di posisi pelanggan, router BTS (Base Transceiver Station) Cibatu dan terakhir ke ip tujuan BTS (Base Transceiver Station) Binamarga trace complete. Tracert jalur dari komputer pelanggan kearah router Mara, untuk tracing route melewati 4 hops, dengan tahapan melewati router yang berada di posisi pelanggan, router BTS (Base Transceiver Station) Cibatu, router BTS (Base Transceiver Station) Venus, dan terakhir ke ip tujuan BTS (Base Transceiver Station) Binamarga trace complete. . Tracing route dari client a, ke router BTS Dahlia dan NOC.
Gambar 26. Tracert to router BTS Cibatu Tracing route dari client a, ke BTS (Base Transceiver Station) Venus, Binamarga dan Mara.
Gambar 27 Tracert to router BTS Venus, Binamarga, dan Mara. Pada pengetesan tracert jalur dari komputer pelanggan kearah router BTS (Base Transceiver Station) Venus, untuk tracing
Gambar 28. Tracert to router BTS Dahlia dan NOC Pengetesan tracert jalur dari komputer client a kearah router BTS (Base Transceiver Station) Dahlia, untuk tracing route melewati 4 hops, dengan tahapan melewati router yang berada
KNiST, 30 Maret 2016 206
ISBN: 978-602-61242-0-3
di posisi client a, router BTS (Base Transceiver Station) Cibatu, kemudian ke router BTS (Base Transceiver Station) Binamarga ,dan terakhir ke ip tujuan BTS (Base Transceiver Station) Dahlia trace complete. Kemudian tarcert jalur dari komputer pelanggan kearah router NOC router dimana internet di koneksikan lewat router tersebut, untuk tracing route melewati 5 hops, dengan tahapan melewati router yang berada di posisi client a, router BTS (Base Transceiver Station) Cibatu, router BTS (Base Transceiver Station) Venus dan terakhir router NOC trace complete. Pengujian sistem kerja OSPF. Hello packet bekerja di sistem OSPF :
Router Priority : Used in DR atau BDR election . DR (Designated Router): Router ID of the DR, if any BDR (Backup Designated Router): Router ID of the BDR, if any List of Neighbors: lists the OSPF Router ID of the neighboring router(s) Cara router mengirim Hello Packet ke setiap Adjacency router :
Gambar 30. Proses router mengirim Hello Packet ke Adjacency router
Gambar 29. PDU format Hello Packet Router NOC
Dari gambar diatas menjelaskan, masingmasing router mengirim paket hello kesemua interface yang aktif, untuk mencari adanya hubungan Adjacency atau bukan. Bahwa packet hello itu mempuyai sebuah nama yang disebut Router ID (RID). Router ID (RID) ini merupakan sebuah IP seperti yang terlihat gambar diatas. Link State Request (LSR)
Dari gambar di atas , dalam pengiriman hello packet dari router satu dengan yang lainya melalui dua tahapan yaitu header packet dan OSPF message (Hello Packet) . dan untuk dua tahapan tersebut terdapat point-point diantaranya: Header Packet Router ID: IP dari router yang ngirim paket Area ID: area atau wilayah darimana paket itu berasal OSPF Message (Hello Packet) Network Mask : Subnet mask associated with the sending interface Hello Interval : number of seconds between the sending router’s hellos
Gambar 31. Proses kerja LSR (Link State Request). Pada gambar di atas terlihat, router Dahlia mengirimkan LSR (Link State Request) paket kepada router NOC. Dahlia mengirimkan paket request karena database yang dimiliki Router Dahlia tidak lengkap. Untuk
KNiST, 30 Maret 2016 207
ISBN: 978-602-61242-0-3
mengetahui Router tersebut databasenya tidak lengkap diketahui setelah terjadinya pertukaran DBD (Database Description) maka akan mengirimkan secara otomatis LSR (Link State Request) kepada router NOC, dan router NOC akan mengirimkan LSU (Link State Update ) kepada router Dahlia. LSU (Link State Update) .
Gambar 32. Database OSPF update link state. LSU (Link State Update), untuk sistem kerja seperti gambar proses kerja LSR. Tetapi LSU banyak paket yang berisi LSA (link state advertisement). LSA (link state advertisement). Merupakan penyusunan LSDB (Link State Database). LSA Type satu ADV router merupakan router yang berada dalam satu area. LSA Type dua Net link state merupakan router yang terhubung langsung dengan router tetangga. LSA Type 3 Sumary Net Link State hubungan antar router-router lainya
router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya yang disebut FULL. Bisa terlihat di gambar neighbor, neighbor ID 10.14.201.1, telah Full mengirimkan paket database ke address 10.14.202.2, dan neighbor ID 10.14.206.2, telah Full mengirimkan paket databse ke address 10.14.206.2. Link State Acknoeledgmen (LSAck) Beberapa LSA dapat di akui dalam sebuah paket single link-state acknowledgement. Paket ini dikirim sebagai jawaban dari paket update link state serta memverifikasi bahwa paket update telah diterima dengan sukses. LSAck akan dikirim sebagai multicast. Jika router dalam keadaan DR atau BDR maka pengakukan dikirim ke alamat multicast router OSPF dari 10.14.206.2, sedangkan bila router dalam keadaan tidak DR atau BDR pengakuan akan dikirim kesemua alamat multicast router DR dari 10.14.206.2 Pengujian Best Path OSPF Dalam sistem OSPF menggunakan algoritma best first search yaitu pencarian alur terbaik .
DBD (Database Description)
Gambar 34. Best Path system OSPF Gambar 33. DBD (Database Description Packet). DBD (Database Description Packet) Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description, maka
Pada Gambar 34, Best Path system OSPF di atas, untuk menentukan jalur terbaik di sistem OSPF bisa dilakukan secara otomatis atau di konfigurasi sesuai keinginan kita (Manual). Seperti gambar diatas untuk alur jaringan di setting secara manual dengan cara merubah Cost defaultnya. Jika acuan yang diambil
KNiST, 30 Maret 2016 208
ISBN: 978-602-61242-0-3
pada jaringan di atas adalah komputer client a, maka untuk mencapai network 10.14.206.1/24 router NOC, memiliki 3 Path di setting secara manual, kalau di setting otomatis bisa sampai 5 Path bahkan lebih, dari komputer client a sampai ke router NOC. Untuk pengetesan best path di ambil dari komputer client a. Jalur pertama best path sistem OSPF :
Gambar 36. Jalur kedua Best Path system OSPF
Gambar 35, Jalur pertama Best Path system OSPF Pada Gambar IV.39 Jalur pertama Best Path system OSPF di atas, untuk jalur pertama di ambil contoh dari komputer client a ditandai dengan tanda panah, melewati router client a interface FastEthernet0/1 cost=1, router BTS Cibatu interface interface FastEthernet0/0 cost=1, BTS Venus interface serial0/0/1 cost=64, router BTS Mara interface serial0/0/1 cost=390, dan router BTS NOC interface serial3/0 cost=64 berarti total cost=520, maka untuk jalur pertama membutuhkan 520 cost untuk mencapai router NOC.
Pada Gambar 36 Jalur kedua Best Path system OSPF di atas, untuk jalur kedua di ambil contoh dari komputer client a ditandai dengan tanda panah, melewati router pelanggan interface FastEthernet0/1 cost=1, router BTS Cibatu interface FastEthernet0/1 cost=1, BTS Binamarga interface serial0/0/0 cost=64, router BTS Dahlia interface serial0/0/0 cost=390, router NOC interface FastEthernet0/2 =64, router NOC interface FastEthernet0/2 =64 berarti total cost =584, maka untuk jalur kedua membutuhkan 584 cost, dan 6 Hops untuk mencapai router NOC, untuk rute ini adalah rute yang paling jauh, harusnya rute ini tidak masuk opsi ke dua jika konfigurasi best path secara otomatis, biasanya sebagai rute opsi terakhir ketika rute lain terputus . Jalur ketiga best path sistem OSPF.
Jalur kedua best path sistem OSPF :
Gambar 37. Jalur ketiga Best Path system OSPF Pada Gambar IV.41 Jalur ketiga Best Path system OSPF di atas, untuk jalur ketiga, di KNiST, 30 Maret 2016 209
ISBN: 978-602-61242-0-3
ambil contoh dari komputer client a ditandai dengan tanda panah, melewati router pelanggan router NOC interface FastEthernet0/0 =1, router BTS Cibatu interface FastEthernet0/1=1, BTS Binamarga interface serial0/0/0 cost=64, router BTS Mara interface serial0/0/0 cost=1562, dan router BTS NOC interface serial0/3 cost=64, berarti total cost =1692, maka untuk jalur ketiga membutuhkan 1692 Cost, dan 5 Hops untuk mencapai router NOC. Pengujian Sistem simulator network:
OSPF
Gambar 39. pengujian Jalur pertama dengan ping dan tracert. Pengujian jalur kedua dengan di putusnya jalur pertama:
menggunakan
Pengujian jalur pertama:
Gambar 38. Pengujian jalur pertama Best Path system OSPF Pengujian jalur pertama menggunakan ping dan tracert.
Gambar 40. Pengujian jalur kedua Best Path system OSPF. Pengujian jalur kedua menggunakan ping dan tracert:
Gambar 41. Pengujian Jalur kedua dengan ping dan tracert
Pengujian jalur ketiga putusnya jalur kedua:
dengan
di
KNiST, 30 Maret 2016 210
ISBN: 978-602-61242-0-3 terhubung dengan baik, meskipun ada penurunan performance atau kerusakan di salah satu jalur utama (Backbone). Penggunaan protokol routing dinamik OSPF memudahkan mekanisme perpindahan dari routing yang satu ke routing yang lain, jika terjadi downtime di salah satu jalur utama (Backbone). Penggunaan protokol routing dinamik OSPF memudahkan mekanisme perbaikan routing table secara otomatis, ketika ada perubahan dalam routing table. Penggunaan protokol routing dinamik OSPF memudahkan pencarian best path , dalam pengiriman paket data. Dengan menggunakan sistem routing OSPF dapat meminimalisir downtime internet di sisi pelanggan PT. Simaya Jejaring Mandiri.
Gambar 42. Pengujiam jalur ketiga Best Best Path system OSPF. Pengujian jalur ketiga putusnya jalur kedua:
dengan
di
Gambar 43. Pengujian Jalur ketiga dengan ping dan tracert . 4. Simpulan Kesimpulan
yang
didapat
dari
hasil
Referensi Muallifah, Choirul. (2013). Networking and security. Diambil dari http://injs.org. Rafiudin, Rahmat.(2009). Membangun Firewall and Trafic Filtering Berbasic Cisco. Yogyakarata: Penerbit C.V ANDI OFFSET. Setyawan, FX Ferry Hendra. (2011). Analisis Perancangan Dan Simulasi VLAN (Virtual Local Area Network). Yogyakarta. Sofana, Iwan. (2008). Membangun Jaringan Komputer. Bandung: Informatika.
implementasi dan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Penggunaan protokol routing dinamik OSPF telah berhasil di implementasikan dan dapat membantu tugas administrator jaringan, dalam menjaga tabel routing agar komunikasi antar jaringan tetap dapat
Towidjojo, Rendra. (2013). Konsep & Implementasi Routing Dengan Router Mikrotik 200% Connected. Bandung : Penerbit Jasakom. Wijaya,
Chandra. 2011. Simulasi Pemanfaatan Dynamic Routing Protocol OSPF pada Router di jaringan komputer. UNPAR
KNiST, 30 Maret 2016 211