UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN
ANALISIS PERBANDINGAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA BANK KONVENSIONAL & PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT. BANK BNI (Persero) Tbk Cab. Medan DRAFT SKRIPSI
OLEH
ABDUL WAHAB 060521157 DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan 2009
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................
1
A. Latar Belakang .................................................................
1
B. Perumusan Masalah .........................................................
8
C. Kerangka Konseptual ......................................................
8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................
9
1. Tujuan Penelitian ......................................................
9
2. Manfaat Penelitian ...................................................
9
E. Metodologi Penelitian ...................................................... 10 1. Batasan Operasional ................................................... 10 2. Jenis Data................................................................... 10 3. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................... 11 4. Teknik Pengumpulan Data ........................................
11
5. Metode Analisis Data ................................................. 12 BAB II
URAIAN TEORITIS .......................................................... 14 A. Penelitian Terdahulu ....................................................... 14 B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan Murabahah ............... 15 C. Prosedur Kredit Konvensional dan Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah ....................................... 18 D. Jenis-jenis Kredit Pada Bank Konvensional dan Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah ................... 25 E. Pengembalian Kredit Konvensional dan Pembiayaan Murabahah ................................................. 32 F. Analisis Perbandingan Kredit dan Pembiayaan Murabahah49
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................ 53 A. Sejarah PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Kanwil I Medan ............................................................ 62 B. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kanwil I Medan ......................................... C. Analisis Prosedur Pemberian Kredit Konvensional Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk. Medan ................. 68 D. Perhitungan Angsuran Bunga Kredit PT. Bank BNI Konvensional ......................................... 75 E. Sejarah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Syariah ............................................................ 79 F. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Cab. Syariah Medan .............................. 83 G. Analisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Medan ................. 86 H. Perhitungan Angsuran Margin Bank BNI Syariah ........ 96 I. Perjanjian Kredit dan Akad Murabahah Pada Bank BNI (Persero) Tbk ...................................... 97
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.................................... 99 A. Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit dan Murabahah.................................................. 99 B. Analisis dan Pembahasan jenis-jenis kredit dan bunga serta margin BNI Konvensional dan BNI Syariah .................................................................. 102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 108 A. Kesimpulan ................................................................... 108 B. Saran............................................................................. 109
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
ABSTRAK
Abdul Wahab (2009), “ Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional dan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk. Cab. Medan”. Ketua Departemen Manajemen : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si ; Dosen Pembimbing : Dr. Khaira Amalia F. SE, MBA, Ak ; Dosen Penguji I : Dra. Nisrul Irawati, MBA ; Dosen Penguji II : Syafrizal Helmi, SE, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemberian kredit konvensional dan pembiayaan murabahah pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk. Cabang Medan. Metode analisis data yang digunakan adalah Metode Deskriptif, yakni data yang diperoleh melalui penelitian pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk. Data hasil penelitian tersebut disusun, dikelompokkan, kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai fakta yang berlaku di lapangan. Kemudian metode deduktif yakni melalui metode penelitian yang bertitik tolak pada prinsip-prinsip umum yang bersifat teoritis dan kebenarannya telah diterima secara umum, lalu membandingkannya dengan fakta yang berlaku sehingga dapat diperoleh gambaran yang baik antara kedua titik tolak tersebut. Selanjutnya metode kualitatif yakni menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan pengambilan keputusan mengenai hasil analisis yang diteliti. Mengolah data, mengecek data dan tabulasi, membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angkaangka yang tersedia kemudian menguraikan dan menafsirkan. Mengumpulkan data dengan aneka macam cara, seperti melalui observasi (pengamatan) pada PT. Bank BNI (Persero), wawancara kepada petugas Bank, intisari dokumen, rekaman kaset, cd, soft copy/hard copy dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis perbandingan prosedur pemberian kredit konvensional dan pembiayaan murabahah pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam prosedur pemberian kredit antara kredit konvensional dan pembiayaan murabahah. Didalam akad murabahah atau perjanjian kredit terdapat perbedaan yang signifikan, didalam perjanjian kredit BNI Konvensional pihak bank memberikan uang kepada nasabahnya sedangkan didalam akad murabahah BNI pihak bank memberikan barang kepada nasabahnya dan bukan uang. Kata Kunci : Kredit, Murabahah
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Atas Berkah dan Rahmat Allah SWT penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Departemen Manajemen S1 Ekstensi Konsentrasi Keuangan di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Tidak lupa sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang memerlukan. Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasannya. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari pertolongan ALLAH SWT dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, Sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., sebagai Ketua Departemen Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., sebagai Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu DR. Khaira Amalia Fachruddin, SE, MBA, Ak. Sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, sebagai Dosen Penguji I yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si, sebagai Dosen Penguji II yang juga telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Habibi, selaku Kepala Seksi Pemasaran PT. Bank BNI (Persero) Tbk Kantor Sentra Kredit Kecil (SKC) Medan yang telah banyak membantu penulis dalam riset dan pengumpulan data. 8. Bapak Ichwan Razoki Lubis, selaku petugas pemimpin
PT. Bank BNI
Syariah Kantor Cabang Medan yang telah banyak membantu penulis dalam riset dan pengumpulan data. 9. Seluruh pihak PT. Bank BNI (Persero) Tbk, baik konvensional maupun syariah yang telah membantu penulis. 10. Kepada kedua orang tua ku Ayahanda Abdul Kasirin Muhammad Kamsir Bin Ahmad Kamsir dan Ibunda Siti Fatimah Br Lubis Binti Muhammad Yunan Lubis yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil. 11. Kepada saudara ku Siti Aisyah Muhammad Kamsir yang telah memberikan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
dukungan baik moril maupun materil. 12. Kepada teman dekatku Fuji Astuti Br Napitupulu, A.M.Pd yang telah memberikan dukungan moril 13. Teman-teman stambuk 2006 Manajemen Ekstensi FE USU 14. Seluruh pegawai FE USU yang telah memberikan dukungan dan bantuan Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu dengan tulus hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan,
Agustus 2009 Penulis
Abdul Wahab
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Perkembangan Kantor Cabang & Kantor Cabang Syariah PT. Bank BNI diseluruh Indonesia, tahun 2000-2009 ................. 7 Tabel 2.1 Perhitungan Cicilan Kredit .....................................................
39
Tabel 2.2 Angsuran Kredit ...................................................................... 42 Tabel 2.3 Angsuran Pembiayaan ............................................................. 45 Tabel 2.4 Angsuran Pembiayaan .............................................................. 46 Tabel 2.5 Rumus Angsuran ..................................................................... 46 Tabel 2.6 Angsuran Ke 5 ......................................................................... 47 Tabel 3.1 Perubahan Status Hukum Bank BNI ......................................... 55 Tabel 3.2 Perbedaan Prosedur Pemberian Kredit dan Murabahah ............ 74 Tabel 3.3 Angsuran Kredit BNI Sistem Flat ............................................. 75 Tabel 3.4 Angsuran Kredit BNI Sistem Efektif ........................................ 76 Tabel 3.5 Angsuran Kredit BNI Sistem Anuitas ....................................... 78 Tabel 3.6 Perhitungan Pembiayaan Murabahah BNI Syariah.................... 96 Tabel 3.7 Perhitungan Bunga dan Margin pada Bank Konvensional Dan Syariah .............................................................................. 96 Tabel 3.8 Perbedaan Kredit Konvensional & Pembiayaan Murabahah .... 96 Tabel 3.6 Perhitungan Pembiayaan Murabahah BNI Syariah.................... 96 Tabel 4.1 Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit dan Murabahah Serta Akad dan Perjanjian Kredit pada BNI (Persero) Tbk .......................................................... 100 Tabel 4.2 Perhitungan Pembiayaan Murabahah BNI Syariah .................. 104 Tabel 4.3 Perhitungan Bunga dan Margin Pada Bank Konvensional dan Syariah ..................................... 107
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual................................................................ 9 Gambar 2.1 Prosedur Pemberian Kredit ...................................................... 21 Gambar 2.2 Skema Proses Pembiayaan ....................................................... 25 Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Secara Umum ........................................... 30 Gambar 2.4 Skema Murabahah ................................................................... 32 Gambar 3.1 Proses Pengumpulan Data ........................................................ 88 Gambar 3.2 Langkah Proses Pembiayaan .................................................... 95
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan utama lembaga perbankan, baik bank konvensional ataupun bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit atau pembiayaan kepada masyarakat yang memerlukan dana, baik untuk investasi, modal kerja maupun konsumsi. Salah satu sumber pendapatan bank, baik bank konvensional ataupun bank syariah adalah dari penyaluran kredit atau pembiayaan, dimana keuntungan tersebut berupa selisih antara bunga, bagi hasil atau margin dari sumber-sumber dana dengan bunga, bagi hasil atau margin yang diterima dari alokasi dana tertentu. Kredit atau pembiayaan yang diberikan atau yang dicairkan oleh bank memperoleh jasa dari debitur sebagai keuntungan bank. Pihak yang menerima kredit atau pembiayaan diharapkan memperoleh nilai tambah serta dapat mengembangkan usaha agar lebih maju, dan yang paling diperhatikan oleh masyarakat ketika mau mengambil kredit atau pembiayaan adalah berupa bunga yang tinggi atau bagi hasil yang tidak berimbang atau juga margin yang terlalu tinggi. Analisis prosedur pemberian kredit pada bank konvensional dan pembiayaan murabahah bank syariah memerlukan suatu standar analisis yang meliputi penilaian atas keseluruhan dari aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian kelayakannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa calon debitur layak atau tidak layak untuk dibiayai. (Djohan, 2000 ; 109). Lembaga keuangan perbankan, baik bank konvensional ataupun bank syariah menjadi Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
alternatif sumber kredit atau pembiayaan yang tepat, karena bank konvensional ataupun bank syariah adalah sebuah lembaga keuangan perbankan yang menyalurkan produk kredit atau pembiayaan berupa kredit konsumsi, modal kerja dan juga investasi. Jenis-jenis kredit pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk, baik konvensional maupun syariah yakni kredit konsumsi, investasi dan juga modal kerja, sedangkan pada BNI syariah menamakannya pembiayaan murabahah konsumsi, investasi dan pembiayaan modal kerja dengan pola keuntungan bagi hasil atau margin. BNI merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, memiliki 978 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan lima cabang luar negeri (Singapura, Hong Kong, Tokyo, New York dan London), serta kantor perwakilan di beberapa negara, seperti di Timur Tengah. BNI Wilayah 01 juga menargetkan kredit yang disalurkan tumbuh 30 %. Sebagian besar kredit yang di salurkan masuk dalam kategori UMKM dan tahun 2008 BNI juga akan meningkatkan porsi pembiayaan kepada sektor tersebut. Pada tahun 2008, kredit yang disalurkan sebesar Rp 3,6 triliun atau tumbuh 14,9 %. Sedangkan tahun 2009 diharapkan tumbuh 30 %. meskipun kondisi perekonomian global dan nasional tahun 2009 diperkirakan belum mendukung, namun BNI yakin bahwa target kredit tersebut dapat dicapai. Terlebih sektor UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) masih menjadi fokus pembiayaan PT. Bank BNI (Persero) Tbk
Wilayah 01 Medan
(Sumut dan NAD) Sampai bulan Mei 2009 Bank BNI Wilayah 01 Medan memiliki 64 outlet, dua kantor cabang syariah dan satu kantor layanan syariah, 138 ATM, tiga sentra kredit kecil, satu sentra kredit menengah dan satu sentra kredit konsumer. Dengan adanya penambahan jaringan kantor dan ATM serta Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
memaksimalkan pelayanan berbasis standar BNI, maka target itu diyakini akan tercapai. BNI juga akan meluncurkan tabungan bisnis pada bulan Juni 2009. Dalam upaya peningkatan kinerja, PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah kembali memperluas jaringan layanan dengan membuka Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) di Binjai Sumatera Utara. Pada tahun 2009 BNI Syariah dan pihak managemen berkonsentrasi memperluas pangsa pasar. Perluasan yang bertujuan mendekatkan BNI Syariah dengan nasabah, dilakukan melalui pembukaan kantor cabang dan cabang pembantu syariah di kota-kota yang dinilai potensial, bagi pengembangan bisnis syariah. Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) di Binjai merupakan KCPS ke 27 dari rencana pembukaan 30 KCPS tahun 2006-2007. Harapannya, outlet baru ini dapat meningkatkan kinerja BNI Syariah di daerah Medan, yang sudah menunjukkan kinerja baik. Ini terbukti pada semester I 2007, BNI Syariah Cabang Medan berhasil menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp. 42,972 miliar, dan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 67,960 miliar. Sedangkan tingkat Financing to Deposit Ratio (FDR), melampaui angka 100 persen yaitu 158 persen. Selain membuka outlet baru, PT. BNI Syariah Cab. Medan juga mengoptimalkan jaringan outlet yang sudah ada, dengan melakukan relokasi outlet ke tempat yang lebih strategis dan prospektif. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil riset pada Bank BNI Syariah dan BNI Konvensional (Sentra Kredit Kecil BNI) Medan, bahwa perkembangan jumlah kredit dan pembiayaan mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada bulan Mei 2008 penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), BNI menyalurkan KUR di Medan Sumatera Utara sebesar Rp 66,05 miliar dari total penyaluran KUR BNI sebesar Rp 720 miliar. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Nilai akan terus bertambah seiring dengan penyaluran KUR yang dilakukan oleh sentra kredit kecil (SKC) dan kantor cabang BNI di Medan Sumatera Utara Penyaluran kredit usaha rakyat merupakan bentuk keseriusan BNI dalam memberdayakan usaha kecil sekaligus untuk meningkatkan porsi kredit segmen usaha kecil dan menengah. Produk BNI kredit usaha rakyat (KUR) merupakan produk kredit yeng didesain untuk membantu para wira swasta
yang ingin
mengembangkan usahanya. Produk ini memiliki persyaratan yang ringan, seperti agunan, umur usaha dan perijinan usaha. Dalam penyaluran kredit usaha kecil dan menengah, BNI telah didukung dengan jaringan yang tersebar di seluruh pelosok, yaitu 51 sentra kredit kecil (SKC), 112 unit kredit kecil (UKC), 20 sentra kredit menengah (SKM), 63 kantor cabang stand alone, 54 cabang syariah dan didukung 752 kantor layanan. BNI mengalokasikan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp. 104,3 miliar kepada 703 wirausahawan di Sumatera Utara. Sementara secara total di Indonesia Bank BNI mengalokasi Rp 1,02 triliun kepada 7.852 usahawan. Pada bulan Juni 2008, total kredit usaha rakyat BNI yang disalurkan di Sumatera Utara sudah Rp 104,3 miliar kepada 703 usahawan, dari total kredit usaha rakyat BNI di seluruh Indonesia yang sebesar Rp 1,01 triliun kepada 7.852 usahawan. Penyaluran kredit usaha rakyat merupakan keseriusan BNI membantu memberdayakan usaha kecil sekaligus meningkatkan porsi kredit segmen usaha kecil dan menengah. BNI menyalurkan kredit usaha rakyat dengan tiga pola yaitu disalurkan langsung kepada debitur, melalui koperasi, melalui perusahaan inti untuk usaha plasma / binaan. PT. BNI Syariah Cabang Medan berhasil menghimpun DPK senilai Rp Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
41,155 miliar, dan menyalurkan dana sebesar Rp 99,361 miliar, serta tingkat FDR mencapai 241 persen. Tingginya FDR yang di atas 100 persen, menunjukkan fungsi intermediasi berjalan dengan baik. Seluruh dana masyarakat yang berhasil dihimpun, bahkan ditambah dana dari daerah lain dikembalikan ke masyarakat setempat melalui pembiayaan di sektor riil untuk menggerakkan perekonomian daerah. Jaringan outlet BNI Syariah tersebut di luar jaringan syariah channelling outlet (SCO) yang dibuka sejak 21 April 2006. Saat ini, BNI Syariah sudah menerapkan SCO di 128 Cabang BNI konvensional. Ini terbukti, perluasan pangsa pasar melalui KCPS telah berhasil memberikan kontribusi berupa peningkatan dana pihak ketiga sebesar Rp 10,432 miliar. Pada semester I 2007, BNI Syariah membukukan aset sebesar Rp 1,36 triliun atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2006 sebesar Rp 1,25 triliun. Laba bersih yang dibukukan mencapai Rp 7,038 miliar. Dana pihak ketiga meningkat dari Rp 874 miliar menjadi Rp 943,5 miliar dan pembiayaan juga meningkat dari Rp 825,9 miliar menjadi Rp 980,8 miliar. Tingkat FDR mencapai 103,9 persen dengan rata-rata bulanan di atas 100 persen. Tingkat rasio pembiayaan menunjukkan komitmen BNI Syariah dalam menjalankan fungsi intermediasi untuk ikut mendorong perekonomian nasional. Jumlah kredit yang disalurkan untuk kredit konsumsi Pada PT BNI (Persero) Tbk Kanwil I Medan Sumatera Utara melampui target sampai Mei 2008. Kredit konsumsi yang disalurkan PT Bank BNI Wilayah I Medan yang membawahi Sumatera Utara - Nanggroe Aceh Darussalam telah mencapai Rp 404 miliar. Pencapaian target tersebut telah melampaui target tahun 2008 sebesar Rp 306 miliar. Kredit konsumsi yang sudah disalurkan hingga Mei 2008 mencapai Rp Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
404 miliar. Realisasi kredit konsumsi tersebut sudah melampaui target sepanjang tahun yang ditetapkan BNI, yakni sebesar Rp 306 miliar. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 321 miliar di antaranya disalurkan di Sumut, sisanya di NAD. Kredit konsumsi disalurkan melalui tiga produk BNI yakni BNI Griya dan Griya Multiguna yang merupakan pembiayaan untuk sektor properti, BNI Fleksi (kredit tanpa agunan-KTA) dan BNI Oto yang merupakan pembiayaan untuk bidang otomotif. Kredit BNI Griya dan Griya Multiguna mendominasi penyaluran kredit konsumsi BNI Wilayah I Medan, yakni mencapai Rp 355 miliar, yakni Rp 285 miliar di antaranya di Sumut, disusul pembiayaan produk kredit tanpa agunan (KTA) yang dinamakan BNI Fleksi serta pembiayaan untuk sektor otomotif (BNI Oto) sebesar Rp 4,25 miliar. Kredit BNI Griya dan Griya Multiguna merupakan produk unggulan yang dimiliki BNI sehingga tidak heran jika nilai penyaluran kredit ini menjadi yang paling besar. Hal ini juga didukung oleh pola kerjasama antara BNI dengan developer serta agen properti. Pada bulan Mei 2008, total kredit yang sudah di salurkan mencapai Rp 3,5 triliun yang didominasi kredit untuk retail dan mikro yakni sebesar Rp 2,1 triliun (Rp 404 miliar di antaranya kredit konsumsi), dan Rp 1,4 triliun merupakan kredit menengah. Sementara target 2008 sebesar Rp 4,5 triliun. BNI optimis target tersebut berhasil tercapai dengan menekan penyaluran kredit menengah. Khusus selama Juni 2008, BNI WIlayah I Medan menargetkan kucuran kredit menengah, meningkat sebesar Rp 200 miliar, sehingga menjadi Rp 1,6 triliun. Untuk saat ini, pasar yang ada masih cukup besar dan sampai Juni 2008, BNI mentargetkan mampu mencapai Rp 1,6 triliun. Maka, BNI optimis target total penyaluran kredit sebesar Rp 4,5 triliun tahun 2008 akan tercapai. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
PT Bank BNI (Persero) Tbk Medan merupakan salah satu bank konvensional yang membuka unit usaha syariah (dual banking system). BNI konvensional memberikan fasilitas kredit yakni kredit konsumtif, modal kerja, investasi dan lain-lain. BNI Syariah Cabang Medan memberikan pelayanan pembiayaan murabahah, yang berupa pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan konsumtif. BNI kantor wilayah dan cabang medan, baik cabang syariah maupun sentra kredit kecil memberikan kredit dan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit dan mempunyai beberapa sistem, prosedur pemberian dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur.
Tabel 1.1 Perkembangan Kantor Cabang & Kantor Cabang Syariah PT. Bank BNI diseluruh Indonesia, tahun 2000-2009 No
Tahun
Kantor Cabang Bank BNI Konvensional
Jlh 1 2 3 4 5 6 7 8 9
19462000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
10 2009 Jumlah
Kenaikan Jlh
150 168 180 190 201 210 216 216
Kantor Cabang Pembantu Bank BNI Konvensional
Kenaikan Jlh
450 12 % 7.14 % 5.55 % 5.47 % 4.47 % 2.85 %
37.48 %
589 622 652 676 -
Kantor Cabang Bank BNI Syariah
Kenaikan
5 30.88 % 5.60 % 4.82 % 3.68 %
676 44.98 %
10 12 14 16 24 24
Kantor Cabang Pembantu Bank BNI Syariah Jlh
Kenaikan
100 % 20 % 16.66 % 14.28 % 50 %
200.94 %
15 30
100 %
30
100%
Sumber : PT. Bank BNI (Persero) Tbk 2009 Berdasarkan tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa terjadi peningkatan perkembangan kantor cabang dan kantor cabang pembantu PT. Bank BNI Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
(Persero) Tbk. Terlihat bahwa BNI Syariah lebih berkembang pesat dibandingkan dengan BNI Konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa animo masyarakat semakin meningkat dalam hal memperoleh kredit dan pembiayaan pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk. Karena itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai tingkat perbandingan perkembangan kantor cabang dan kantor cabang pembantu dan juga prosedur pemberian kredit dan pembiayaan.
Berdasarkan
latar
belakang
Perbandingan Prosedur Pemberian
tersebut,
perlu
diteliti
:
”Analisis
Kredit Pada Bank Konvensional &
Pembiayaan Murabahah Pada PT. BNI (Persero) Tbk Medan)”
B. PERUMUSAN MASALAH Dari Latar Belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah perbedaan-perbedaan prosedur pemberian kredit bank konvensional dan pembiayaan murabahah pada bank syariah ”
C. KERANGKA KONSEPTUAL Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan tujuan dan kegunaannya yakni, kredit konsumtif, kredit modal kerja (kredit perdagangan), dan kredit investasi. Begitu juga dengan pembiayaan murabahah, berdasarkan tujuan dan kegunaannya yakni pembiayaan murabahah konsumsi, murabahah investasi dan pembiayaan modal kerja. Baik bank konvensional maupun bank syariah mempunyai prinsip yang berbeda dalam Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
segi prosedur pemberian kredit dan pembiayaan murabahah. Studi kelayakan yang diterapkan pada bank konvensional lebih berat dibandingkan dengan bank syariah, karena bank konvensional lebih mengedepankan aspek jaminan yang lengkap, sedangkan di bank syariah hanya pada aspek karakter dari nasabah itu sendiri, artinya bank syariah percaya bahwa nasabah itu bermaksud baik selama melakukan kredit atau pembiayaan dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas maka diperoleh kerangka konseptual sebagai berikut :
Bank Konvensional Prosedur Pemberian Kredit (Kredit Konvensional) 1. Kredit Konsumsi 2. Kredit Investasi 3. Kredit Modal Kerja
≠
Bank Syariah Prosedur Pemberian Pembiayaan (Pembiayaan Murabahah) 1. Murabahah Konsumsi 2. Murabahah Investasi 3. Murabahah Modal Kerja
Sumber : Karim 2006 : 21 (dimodifikasi) Gambar. 1.1. Kerangka Konseptual
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaanperbedaan pemberian kredit bank konvensional dan prosedur pembiayaan murabahah pada bank syariah 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Memberikan tambahan informasi mengenai perbandingan pemberian Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
kredit bank konvensional dan syariah
b. Bagi Penulis Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah diperoleh dibangku kuliah dan menambah wawasan bagi penulis dalam bidang perbankan / kredit khususnya mengenai prosedur pemberian kredit dalam bentuk konvensional dan syariah. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pedoman dan menjadi sumbangan
pemikiran
atau
referensi
bagi
pihak-pihak
yang
berkepentingan terutama bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai perbandingan kredit konvensional dan syariah.
E. METODE PENELITIAN 1. Batasan Operasional Penelitian ini hanya terbatas untuk meneliti perbedaan atas prosedur pemberian kredit konvensional dan prosedur pembiayaan murabahah. Batasan operasional penelitian ini, hanya membatasi penelitian tersebut dengan meneliti produk penyaluran dana kredit konvensional (kredit konsumsi, investasi dan modal kerja). Produk penyaluran dana pembiayaan murabahah (murabahah konsumsi, murabahah investasi dan murabahah modal kerja). 2. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini, menggunakan data primer dan data Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
pendukung
a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara dilingkungan perusahaan yang diteliti, khususnya pada bahagian Kredit dan Pembiayaan PT. Bank BNI dan PT. Bank BNI Syariah, yakni data, perkembangan kredit dan pembiayaan, jumlah kantor cabang konvensional dan syariah dimedan dan diseluruh Indonesia, metode perhitungan kredit dan murabahah, tabel angsuran kredit, data perbandingan kredit konvensional dengan syariah, Sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, prosedur pemberian kredit dan murabahah, data produk-produk penyaluran dana
(kredit/pembiayaan),
jenis-jenis
kredit/pembiayaan
serta
data
perbandingan bunga dan margin kredit/pembiayaan b. Data Pendukung Data Sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung yang diberikan oleh pihak lain maupun perusahaan. Data pendukung yang digunakan berupa literatur ilmiah lainnya seperti buku (perpustakaan), majalah, surat kabar, website media internet (media cetak dan elektronik ). 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dengan Studi Kasus pada PT. Bank BNI dan PT.Bank BNI Syariah yang berlokasi di Jalan Pemuda No. 12 Medan dan Jalan Kapten Maulana Lubis No. 12 Medan yang dimulai dari bulan Februari 2009 hingga selesai. 4. Teknik Pengumpulan Data Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Sugiono (2006 : 129) menyatakan pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya melalui dokumen. Mengumpulkan data dengan teknik wawancara dan studi dokumentasi atau dari sumber primer dan sekunder yaitu : a. Wawancara Melakukan wawancara secara langsung kepada pegawai yang berwenang memberikan informasi di PT.Bank BNI 46 (Persero) Wilayah I Medan dan PT. Bank BNI Syariah Cab. Medan b. Studi Dokumentasi Mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan data atau dokumen tentang kredit dan pembiayaan murabahah oleh PT. Bank BNI 46 (Persero) Wil I Medan dan PT. Bank BNI Syariah Cab. Medan 5. Metode Analisis Data a. Metode Deskriptif Data disusun, dikelompokkan, kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai fakta yang berlaku di lapangan b. Metode Deduktif Metode yang bertitik tolak pada prinsip-prinsip umum yang bersifat teoritis
dan
kebenarannya
telah
diterima
secara
umum,
lalu
membandingkannya dengan fakta yang berlaku sehingga dapat diperoleh gambaran yang baik antara kedua titik tolak tersebut Data- data yang berhubungan dengan permasalahan diatas akan dianalisis dengan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
menggunakan metode-metode sebagai berikut :
a. Metode Kualitatif 1. Menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan
pengambilan
keputusan mengenai hasil analisis yang diteliti. Mengolah data, mengecek data dan tabulasi, membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia kemudian menguraikan dan menafsirkan (Hasan, 2004 ) 2. Mengumpulkan dengan aneka macam cara, seperti melalui observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman, cd, soft copy dan lain-lain. Mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan / verifikasi (Miles & Huberman, 1992). 3. Mengadakan pengkajian terhadap buku-buku dan menggali informasi dari para pakar atau praktisi untuk memperoleh gambaran tentang permasalahan yang akan diteliti, merumuskan problematika penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian setelah lebih dahulu mengkaji lagi sumber-sumber yang relevan untuk memperoleh ketajaman problematika (Arikunto, 1995) 4. Melukiskan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, dan sebagainya yang merupakan obyek penelitian. Menurutkan, menganalisis, mengklasifikasi, memperbandingkan metode yang berpangkal dari peristiwa penelitian yang dituju. (Ginting, 2005).
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu Sinurat (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Manajemen Kredit Pada PT. Bank Permata, Tbk. Cab. Palang Merah Medan”. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara menganalisis manajemen kredit, kususnya dalam hal pemberian kredit kepada debitur yang diterapkan oleh PT. Bank Permata, Tbk. Cab. Palang Merah Medan selama periode 2002 sampai dengan tahun 2006. Terdapat perkembangan yang signifikan dalam pemberian kredit dari tahun 2002-2006 pada Bank Permata (terjadi kenaikan laba perbankan dalam produk penyaluran dana atau kredit). Menggunakan metode deskriptif dalam menganalisis Manajemen Kredit pada PT. Bank Permata, Tbk. Cab. Palang Merah Medan. Ulfa (2006) melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Studi Kelayakan Kredit Pada Bank Konvensional Dengan Pembiayaan Pada Bank Syariah” (Studi Kasus Pada PT.BNI Dan PT.BNI Syariah cabang Medan). Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui perbandingan studi kelayakan kredit pada bank BNI sebagai bank konvensional dan pembiayaan pada bank BNI Syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif dan empiris (penelitian lapangan) sekaligus dilakukan studi komparatif dengan menggunakan studi kepustakaan dan wawancara sebagai model Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
pengumpulan datanya. Studi kelayakan yang diterapkan pada bank konvensional lebih berat dibandingkan dengan bank syariah, karena bank konvensional lebih mengedepankan aspek jaminan yang lengkap, sedangkan dibank syariah hanya pada aspek karakter dari nasabah itu sendiri, artinya bank syariah percaya bahwa nasabah itu bermaksud baik selama melakukan kredit atau pembiayaan dalam jangka waktu tertentu. Menggunakan metode deskriptif dalam menganalisis perbandingan studi kelayakan kredit dengan pembiayaan. Sari (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pembiayaan Pada PT. BNI (Persero), Tbk. Cab. Syariah Medan”. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis penyebab naik atau turunnya jumlah pembiayaan yang disalurkan dan jumlah nasabah yang memperoleh pembiayaan. Jumlah nasabah yang memperoleh pembiayaan murabahah lebih besar dari jenis pembiayaan yang lain. Hasil dari penelitian ini dapat mengetahui penyebab jumlah nasabah yang masuk kualitas aktiva produktif. Secara persentase pembiayaan murabahah lebih besar kualitas aktiva produktifnya dari pembiayaan yang lain. Kualitas aktiva produktif mengalami perbaikan yang signifikan, karena posisi kolektibilitas lancar semakin naik, begitu juga dalam perhatian khusus, mengalami penurunan (pertanda baik), posisi kolektibilitas kurang lancar pun menurun, kemudian posisi kolektibilitas diragukan dan macet juga semakin menurun dari tahun 2005-2006. Metode yang digunakan ialah metode analisis deskriptif, berdasarkan data dan perkembangan kredit yang disalurkan dan jumlah nasabah yang memperoleh pembiayaan pada masing-masing pembiayaan serta perkembangan kualitas aktiva produktif KAP untuk tahun 2002 sampai dengan 2006 Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan Murabahah 1. Kredit berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti kepercayaan. (Veithzal, Andria, dan Ferry, 2007 : 438-439). Kredit diberikan atas dasar kepercayaan, artinya prestasi yang diberikan dan diyakini akan dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syarat yang telah disepakati bersama. Dalam arti yang lebih luas pengertian kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji dan pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Sesuai dengan isi Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang tertulis didalam pasal 1 ayat 11 ” Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga”. Unsur dalam kredit tersebut adalah terdapat dua pihak, yaitu kreditur (Bank) dan debitur (Nasabah) dan merupakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dan didalam perkreditan harus terdapat kepercayaan, persetujuan, penyerahan barang, jasa, atau uang, terdapat unsur waktu, unsur resiko, dan unsur keuntungan (bunga). Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan pihak bank (Kasmir, 2003 : 101). Tujuan dan fungsi kredit itu sendiri adalah mencari keuntungan, membantu nasabah yang kekurangan dana, membantu pemerintah. Dan secara luas fungsi kredit tersebut
yaitu untuk meningkatkan daya guna uang, untuk
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, untuk meningkatkan daya guna barang, meningkatkan peredaran barang, sebagai alat stabilitas ekonomi, untuk meningkatkan
kegairahan
berusaha,
untuk
meningkatkan
pemerataan
pendapatan, untuk meningkatkan hubungan internal. 2. Pembiayaan Murabahah adalah produk penyaluran dana pada bank syariah yang prinsip penyalurannya adalah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian, yaitu kepercayaan dari kreditur (Bank Syariah) bahwa debiturnya (Nasabah Bank Syariah) akan mengembalikan pinjaman beserta margin keuntungannya sesuai dengan akad perjanjian kedua belah pihak. Tegasnya, kreditur percaya bahwa pembiayaan sistem murabahah itu tidak akan macet. Dengan kata lain pembiayaan sistem murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tembahan keuntungan atau margin yang disepakati antara bank dan nasabah. Didalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang termaktub didalam pasal 1 ayat 12 yaitu “Pembiayaan berdasarkan prinsif syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut. Setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”. Didalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang termaktub didalam pasal 1 ayat 25 yaitu Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1. Transakasi bagi hasil dalam bentuk mudharobah dan musyarokah. 2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijaroh atau sewa beli dalam bentuk ijaroh muntahiya bittamlik. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
3. Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna. 4. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang, qordhul hasan. 5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijaroh untuk transaksi multijasa. Dalam pembiayaan sistem murabahah penjual (bank) harus memberitahu harga produk yang dia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan atau margin sebagai tambahannya. (UU No. 21 Tahun 2008)
C. Prosedur Kredit Pada Bank Konvensional dan Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah 1. Prosedur kredit pada bank konvensional Penjelasan prosedur perkreditan pada bank konvensional meliputi ketentuan dan syarat atau yang harus dilakukan sejak nasabah mengajukan permohonan kredit sampai kredit tersebut dilunaskan oleh nasabah dan untuk jenis kredit tertentu yang mempunyai kekhususan dalam ketentuan dan prosedurnya. Tujuan utama prosedur kredit ini adalah : a. Memberikan ketegasan atau tugas-tugas dari seorang account officer sehingga akan lebih memperjelas wewenang dan tanggung jawab para account officer b. Agar flow of document dapat diikuti dan ketahui dengan jelas c. Memperlancar arus pekerjaan Langkah-langkah yang akan dijelaskan selanjutnya harus benar-benar diketahui dan diikuti oleh para account officer. Prosedur ini berlaku, baik untuk permohonan kredit baru, perpanjangan maupun tambahan yang berlaku secara umum untuk setiap jenis kredit baik untuk jenis kredit modal kerja, investasi, dan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
konsumsi. Urutan langkah-langkah yang lazim dalam prosedur perkreditan, yakni meliputi persiapan kredit, penilaian kredit, keputusan atas permohonan kredit, pengawasan kredit, serta pelunasan kredit. (Rivai &Veithzal, 2006 ; 189) Beberapa jenis kredit tertentu memiliki kekhususan dalam ketentuan dan prosedurnya. Untuk memperoleh pinjaman dari bank, pemohon harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan bank tersebut. Semua permohonan kredit harus diajukan secara tertulis kepada bank tanpa melihat berapa jumlah kredit yang diminta dan hal ini berlaku, baik untuk permohonan baru, permohonan tambahan kredit, permohonan untuk perpanjangan masa berlaku kredit maupun perubahan syarat kredit itu sendiri. Permohonan kredit itu sendiri merupakan syarat yang penting dalam memberikan kredit dan hal tersebut harus diperhatikan benar-benar oleh account officer. Untuk
mempercepat
dan
mempermudah
bagi
bank
dalam
mempertimbangkan permohonan nasabah, surat permohonan kredit hendaknya disertakan dengan informasi yang lengkap seperti informasi mengenai keuangan, jaminan, jumlah kredit yang dibutuhkan, tujuan, jangka waktu, dan sebagainya. Informasi umum dan data kuantitatif yang sekurang-kurangnya harus diberikan calon nasabah ketika mengajukan permohonan kredit adalah mengenai nama dan alamat jelas si pemohon, nama para pemilik, atau pemegang saham dari perusahaan, susunan pengurus perusahaan sebelum menjadi nasabah bank, bidang usaha, hubungan dengan bank yang bersangkutan maupun dengan bank lain, hubungan dengan perusahaan lain yang merupakan satu kelompok atau satu group sehingga dengan data sementara tersebut bank dapat mengenal dan berkomunikasi dengan calon nasabah. Selain itu perlu pula diperoleh informasi data keuangan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
calon nasabah yang meliputi data proyeksi yang menggambarkan rencana usaha yang dilakukan. Data proyeksi tersebut umumnya dikenal ”cash budget ”. Data keuangan lainnya meliputi realisasi keuangan yang dicapai pada periode yang lalu yang disusun dalam bentuk analisis sumber dana maupun penanamannya dimasa yang lalu. Data keuangan dimaksud umumnya sebagai data ”historis”. Informasi mengenai jaminan yang akan diserahkan meliputi jumlah atau dan jenis jaminan seperti aktiva tetap, aktiva tidak tetap, yang terdiri atas persediaan barang maupun piutangnya. Informasi mengenai jumlah kredit yang diperlukan calon nasabah dikaitkan dengan pembiayaan modal sendiri, sedangkan jangka waktu kredit dikaitkan dengan pendapatan dan angsuran pelunasan kredit. Pemohon kredit diharuskan mengisi borang yang telah disediakan bank, yang disebut surat permohonan kredit. Adapun prosedur kredit untuk bank konvensional tersebut dapat dirincikan sbb : 1). Permohonan kredit, Jenis, jumlah dan jangka waktu kredit yang diminta 2). Tujuan penggunaan kredit dan jenis kredit, penyidikan, analisis kredit. 3). Rincian penggunaan kredit 4). Sumber dana penggunaan kredit 5). Rencana pelunasan kredit 6). Susunan pengurus / struktur organisasi, seluruh aspek-aspek kredit 7). Hubungan pengurus / perusahaan dengan perusahaan lain 8). Jenis fasilitas yang diterima dari bank 9). Hubungan pemasaran dengan bank 10). Hubungan nasabah dengan giro Jumlah / plafond kredit atau pinjaman 12). Pengalaman perusahaan dibidang usaha sesuai dengan pemohon kredit Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
13). Referensi / rekomendasi, permodalan, tenaga kerja, ikhtisar neraca 2 tahun terakhir, rencana kerja, dan nilai jaminan yang disediakan (Rivai & Veithzal, 2006 ; 192) T o l a k
Permohonan Kredit
Layak diteruskan
Tidak
Pengumpulan Data Usaha & Peninjauan Jaminan
Analisa Kredit
Data Kurang
Layak diteruskan
Tidak
Penyelesaian Proposal Kredit
Data Kurang
Disetujui
Tidak
Pengumpulan data lengkap Data Kurang
Ada Masalah Hukum
Tidak Dapat diselesaikan Membahayakan Bank
Pengikatan Kredit & Pengikatan Jaminan
Administrasi Kredit
P e r m o h o n a n K r e d i t
Pencairan Dana atau Pemberian Fasilitas
Gbr 2.1 : Prosedur Pemberian Kredit Sumber : Jusuf (2003) ; 15
2. Prosedur Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Proses pemberian pembiayaan murabahah meliputi : 1. Surat Permohonan Pembiayaan Dalam surat permohonan ini berisikan jenis pembiayaan yang diminta nasabah, untuk beberapa lama, berapa limit/plafond yang diminta, serta sumber pelunasan pembiayaan. Disamping itu surat diatas dilampiri dengan dokumen pendukung, antara lain : identitas pemohon, legalitas (akta pendirian/perubahan, surat keputusan menteri, perizinan-perizinan), bukti kepemilikan agunan (jika diperlukan) 2. Proses Evaluasi Dalam menilai suatu permohonan, bank syariah tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian serta aspek lainnya, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil analisis yang cermat dan akurat. Proses penilaian dimaksud meliputi : 1. Didasarkan pada surat permohonan yang lengkap Dengan kata lain, permohonan yang tidak didukung data dan dokumen yang lengkap tidak dapat diproses. Biasanya cepat lambatnya pemrosesan suatu permohonan pembiayaan, terutama ditentukan pada tahap ini. Jika dipaksakan (baik oleh nasabah maupun pimpinan bank), hasil akhirnya sangat riskan, yang kemungkinan besar menimbulkan kerugian dipihak bank dan nasabah yang bersangkutan (Muhammad, 2005 ; 45) 2. Proses penilaian 1). Kantor Pusat/Kantor Wilayah (1). Permohonan dari kantor cabang (2). Unit penilai dikantor pusat / wilayah melakukan review atas permohonan nasabah yang telah dilakukan penilaian oleh kantor Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
cabang (3). Komite Pembiayaan (Kantor Pusat /Wilayah) (4). Keputusan (5). Unit Penilai (Kantor Pusat/Wilayah) meneruskan keputusan kantor pusat / wilayah kekantor cabang yang bersangkutan. (6). Keputusan diterima Kantor Cabang, dengan macam keputusan : a. Ditolak Bila
permohonan
Kanpus/Kanwil
nasabah
tersebut
ditolak,
diteruskan
maka
keputusan
kepemohon
yang
bersangkutan. b. Diterima a). Persetujuan Kanpus / Kanwil diteruskan kepemohonan b). Penandatanganan akad c). Pengamanan Pembiayaan : Misalnya penutupan asuransi dan pengikatan agunan (jika perlu) d). Realisasi e). Pemantauan f). Pelunasan /Perpanjangan 2). Kantor Cabang (1). Pembuatan nota / memo penilaian oleh unit penilai kantor cabang (2). Proses pengambilan keputusan oleh komite pembiayaan (3). Keputusan : a. Ditolak Oleh unit penilai, keputusan ini diteruskan kenasabah pemohon Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
b. Disetujui a). Oleh unit penilai, keputusan ini dibuatkan surat persetujuan yang memuat persyaratan serta klausula lainnya. b). Penandatanganan akad pembiayaan c). Pengamanan Pembiayaan e). Pemantauan f). Pelunasan / Perpanjangan / tambahan plafond/ dan lainnya 3. Format Memo / Nota Penilaian Meliputi antara lain : 1) Informasi Umum : Perusahaan, Status Hukum, Pemegang Saham 2) Aspek Legalitas : SIUP, TDP, SITU, HO 3) Aspek
Manajemen
:
Struktur
organisasi,
reputasi
perusahaan,
independensi, integritas, management policies/practices & control, umur & tingkat kesehatan, gaya manajemen, tipe manajemen, dll. 4) Aspek Pemasaran : Produk, pemasaran dan kompetisi 5) Aspek Sosial Ekonomi : Manfaat perusahaan, dampak lain 6) Aspek Tenaga Kerja : Dapatkah menyerap / mengurangi pengangguran disekitar lingkungan perusahaan. 7) Aspek Teknis : Lokasi usaha, Bangunan, mesin, teknologi, lay out, fasilitas alat-alat perusahaan. 8) Aspek Keuangan : Sifat laporan keuangan, kewajaran laporan keuangan, analisa rasio, tingkat pertumbuhan, analisa sumber dan penggunaan dana, proyeksi aliran kas, perhitungan modal kerja, investasi, konsumsi 9) Aspek Komersil : Peminat produk, bahan mentah, proses. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
10) Aspek Jaminan / Agunan : Status kepemilikan, status hukum, nilai taksasi. 11) Analisa Resiko : resiko-resiko yang mungkin terjadi serta penanggulangan 12) Pertimbangan, kesimpulan, saran, keputusan.
Permohonan Pembiayaan
Pengumpulan Data & Investigasi
Analisis Pembiayaan
Komite Persetujuan
Pengumpulan Data Tambahan
Pengikatan
Pencairan
Monitoring
Sumber : Zulkifli (2003) Gbr. 2.2. : Skema Proses Pembiayaan
D. Jenis-jenis Kredit Pada Bank Konvensional dan Jenis Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
1. Jenis-jenis Kredit Pada Bank Konvensional Penjelasan tentang jenis-jenis kredit dapat dilihat dari tujuannya, jangka waktunya, jaminannya, orangnya (yang menerima dan memberi kredit), dan tempat kediamanannya. (Veithzal, Andria dan Ferry, 2007 : 441). Beragam jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Dalam praktiknya kredit yang diberikan oleh bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain : (Kasmir, 2004 : 76-77) a. Dilihat dari segi kegunaan 1). Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek baru atau untuk keperluan rehabilitasi. 2). Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. b. Dilihat dari segi tujuan kredit 1). Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. 2). Kredit Konsumtif Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
3). Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktifitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. c. Dilihat dari segi jangka waktu. 1). Kredit Jangka Pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. 2). Kredit Jangka Menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. 3). Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang jangka waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. d. Dilihat dari segi jaminan 1). Kredit Dengan Jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan sicalon debitur. 2). Kredit Tanpa Jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik sicalon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain. e. Dilihat dari segi sektor usaha Kredit Pertanian, Kredit Peternakan, Kredit Industri, Kredit Pertambangan, Kredit Pendidikan, Kredit Profesi, Kredit Perumahan, dan sektor-sektor lainnya. 2. Jenis-Jenis Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Pembiayaan Murabahah yaitu pembiayaan kepada nasabah dengan prinsip jual - beli antara bank dengan nasabah, sebesar harga perolehan (harga barang yang diperjual belikan) ditambah dengan keuntungan (yang dalam konteks syariah dikenal sebagai margin) yang disepakati bersama dan pembayaran oleh nasabah dilakukan secara tangguh artinya dengan dibayar secara sekaligus atau dicicil/angsuran. Jenis-jenis Pembiayaan Murabahah adalah sebagai berikut : a. Pembiayaan Murabahah Konsumsi Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang, seperti makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal, maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar dan pengobatan. Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa barang, seperti makanan dan minuman, pakaian/ perhiasan, bangunan rumah, kendaraan, dan sebagainya, maupun berupa jasa seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan, dan sebagainya. Pada umumnya, bank konvensional membatasi pemberian kredit untuk pemenuhan barang tertentu yang dapat disertai dengan bukti kepemilikan yang sah, seperti rumah dan kendaraan bermotor, yang kemudian menjadi barang jaminan utama (main collateral). Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan jasa, bank meminta jaminan berupa barang lain yang dapat diikat sebagai collateral. Sumber pembayaran kembali atas pembiayaan tersebut berasal dari sumber pendapatan lain, dan bukan dari eksploitasi barang yang dibiayai dari fasilitas ini. Bank syariah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dengan menggunakan skema: 1. Al bai’ bitsaman ajil (salah satu bentuk murabahah) atau jual-beli dengan angsuran. 2. Al-ijarah, almuntahia bittamlik atau sewa beli. 3. Al musyarakah mutanaqhishah atau descreasing participation, di mana secara bertahap bank menurunkan jumlah partisipasinya. 4. Ar Rahn untuk memenuhi kebutuhan jasa. b. Pembiayaan Murabahah Investasi Pembiayaan investasi diberikan kepada para nasabah untuk keperluan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru. Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah : 1). Untuk pengadaan barang-barang modal 2). Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah 3). Berjangka waktu menengah dan panjang Pada umumnya, pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya cukup lama. Oleh karena itu, perlu disusun proyeksi arus kas (projected cash flow) yang mencakup semua komponen biaya dan pendapatan sehinga akan dapat diketahui berapa dana yang tersedia setelah semua kewajiban terpenuhi. Kemudian, barulah disusun jadwal amortisasi yang merupakan angsuran (pembayaran kembali) pembiayaan. Penyusunan proyeksi arus kas ini harus disertai pula dengan perkiraan keadaan-keadaan pada masa yang akan datang, mengingat pembiayaan investasi memerlukan waktu yang cukup panjang. Untuk memperkirakannya perlu diadakan perhitungan dan penyusunan proyeksi neraca dan rugi laba (projected balance sheet and projected income statement) selama jangka waktu pembiayaan. Dari perkiraan itu akan diketahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (earning power) dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya (solvency). (Antonio, 2001 ; 167)
Pembiayaan
Konsumtif
Produktif
Modal Kerja
Investasi
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Sumber : Antonio, 2001 ; 161 Gbr. 2.3 : Skema Pembiayaan Secara Umum
c. Pembiayaan Murabahah Modal Kerja Pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berrdasarkan prinsif-prinsif syariah. Jangka waktu pembiayaan murabahah modal kerja maksimum 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Perpanjangan fasilitas pembiayaan murabahah modal kerja dilakukan atas dasar hasil analisis terhadap debitur dari fasilitas pembiayaan secara keseluruhan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisa pemberian pembiayaan antara lain : 1. Jenis Usaha 2. Skala Usaha 3. Tingkat kesulitan usaha yang dijalankan 4. Karakter transaksi dalam sektor usaha yang akan dibiayai Dalam hal pemberian modal kerja, bank juga harus mempunyai daya analisis yang kuat tentang sumber pembayaran kembali, yakni sumber pendapatan proyek yang akan dibiayai. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengklasifikasikan proyek menjadi : 1. Proyek dengan kontrak 2. Proyek tanpa kontrak Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk pembiayaan syariah, jenis pembiayaan modal kerja (PMK) dapat dibagi menjadi lima macam, yakni : Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
(Karim, 2006 ; 235) 1. Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah 2. Pembiayaan Modal Kerja Istishna’ 3. Pembiayaan Modal Kerja Salam 4. Pembiayaan Modal Kerja Murabahah 5. Pembiayaan Modal Kerja Ijarah 1. Negosiasi
2. Akad Murabahah BANK
6. Bayar
NASABAH
5. terima barang dan dokumen
Supplier Penjual 3. Beli
4. Kirim
Sumber : Wibowo dan Widodo, 2005 : 44 Gbr 2.4 : Skema Murabahah E. Pengembalian Kredit Konvensional dan Pembiayaan Murabahah 1. Bunga Kredit Pada Bank Konvensional Teknik perhitungan bunga kredit pada nasabah praktiknya ada beberapa cara yang lazim digunakan, tergantung pada jenis kredit yang diminta nasabah atau jenis kredit yang ditawarkan oleh bank. Setiap teknik perhitungan suku bunga kredit yang manapun yang akan digunakan berbeda satu sama lainnya sehingga untuk kepentingan perencanaan kredit, perlu diperhitungkan dan dipahami secara Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
baik. Dengan demikian perencanaan kredit yang disusun akan lebih realistis dan dapat digunakan sebagai pedoman kerja. Teknik perhitungan suku bunga kredit bank tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Single Interest ; Perhitungan bunga kredit dengan cara ini didasarkan pada saldo debet dari rekening satu periode keperiode tertentu dan dikalikan dengan suku bunga kreditnya. Rumusannya adalah sebagai berikut : P I=Mx=
P x
100
360
MPW I= K I = MW x p / k Catatan : I = Interest M = Modal P = Persentase W = Waktu K = Konstanta (360 atau 365 hari dalam 1 tahun) Dengan cara ini, apabila terjadi tunggakan bunga pada periode tertentu, bunga tidak diperhitungkan karena bunga hanya akan dibebankan hanya pada utang pokok saja b. Ad on Basis ; menghitung bunga dengan cara ini, pada tahap awal bunga dihitung terlebih dahulu lalu ditambahkan dengan pokok pinjaman dan hasil perhitungannya dibagi sesuai dengan jangka waktu kredit. Rumusannya adalah sebagai berikut : M + i (M x n) Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
A= n Catatan : A = Angsuran M = Modal I = Tingkat Suku Bunga Kredit n = Jangka Waktu Kredit Dengan cara ini, tiap periode pertahun akan diperoleh jumlah angsuran kredit (utang pokok + bunga ) yang sama hingga pinjaman nasabah lunas, meskipun jumlah saldo debetnya dari waktu kewaktu menurun. Cara ini lazim juga disebut dengan flat rate (karena bunganya diperhitungkan pada awal kredit diperoleh). Bunga Flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu pada pokok hutang awal. Biasanya diterapkan untuk kredit barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa agunan (KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama. Misalnya besarnya angsuran adalah satu juta rupiah dengan komposisi porsi pokok 750 ribu dan bunga 250 ribu. Maka, sejak angsuran pertama hingga terakhir porsinya akan tetap sama. Yang banyak digunakan oleh bank atau perusahaan leasing ketika nasabah meminta kredit untuk pembelian kendaraan bermotor. c. Compound Interest ; perhitungan bunga dengan cara ini prinsifnya sama dengan single interest, yaitu yang didasarkan pada saldo debet selama jangka waktu tertentu. Bila pada periode tertentu terjadi tunggakan bunga, tunggakan bunga tersebut juga dibebankan bunga lagi (bunga berbunga). Rumusnya adalah sebagai berikut : Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Hn = K (1 + i)n SnP = (1 + i)n 1 K = Hn (1 + 1) n 1 AnP = (1 + 1) n Hn (1 + i) n =
Hn atau SnP = x
K
K
Catatan : Hn = Jumlah Pokok Pinjaman + Bunga K = Jumlah Pokok Pinjaman N = Periode Pinjaman SnO = Nilai akhir dari satuan modal yang diperbungakan dengan P % selama n Periode AnO = Nilai kontan dari satuan modal kerja pada n periode dengan compount interest p % (persentase) d. Single Disconto ; perhitungan bunga dengan cara ini kebalikan dari perhitungan bunga tunggal dimuka. Dengan perhitungan cara ini, bunga dibayar dimuka dan langsung mengurangi jumlah saldo pinjaman yang seharusnya diterima nasabah. Pada akhir masa pinjaman, nasabah membayar utang pokok kepada bank secara penuh sesuai nilai nominal pinjaman. Rumusnya adalah sebagai berikut : P D=A x
T=A
W x
100
360
P
W x
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
100
360
T = A (1-N) Catatan : D : Diskonto A : Nilai Nominal P : Persentase W : Waktu T : Nilai Tunai N : Masa/Waktu/Periode i : Tingkat persentase suku bunga kredit yang berlaku untuk jangka waktu tertentu Karena bunga diterima dimuka secara efektif, suku bunga diskonto harus lebih besar dari suku bunga kredit tunggal. e. Rente ; melalui perhitungan dengan cara ini, jumlah besarnya angsuran dan bunga yang harus dibayar nasabah pada setiap periode jumlahnya sama. Cara ini hampir serupa dengan add on basis tetapi bunga adalah bunga majemuk. Perhitungan bunga cara ini sesuai dengan kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kenderaan bermotor (KKB), dan kredit investasi lainnya. Cara perhitungan ini ditujukan untuk kredit yang sekali tarik (aflopend). Rumusnya adalah sebagai berikut : 1 – (R + i) n R = An i i R = An x 1 – (1 + i) n Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Catatan : R = Besarnya angsuran dan bunga yang harus dibayar setiap tahun An = Besarnya pinjaman i = Suku Bunga n = Jangka Waktu f.
Bunga Fixed Versus Floating. Suku bunga fixed artinya suku bunga itu bersifat tetap selama periode tertentu atau bahkan selama masa kredit, sedangkan suku bunga floating, artinya bunga dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar. Jadi jika membandingkan maka flat >< efektif dan fixed >< floating. Biasanya terdapat kombinasi, yaitu flat-fixed, artinya bunganya pakai sistem flat dan bersifat tetap selama masa kredit; dan effective-floating, yaitu menggunakan sistem bunga efektif dan besaran bunga bisa berubah tergantung kondisi pasar finansial. Perhitungan suku bunga diatas didasarkan pada perhitungan suku bunga kredit yang tetap tarifnya, hingga kredit tersebut dilunasi oleh nasabah. Akan tetapi, bila kondisi moneter dan perekonomian tidak stabil (berfluktuasi) sehingga suku bunga kredit didasarkan pada SIBOR atau LIBOR ditambah dengan persentase tertentu sebagai margin bank. Dengan demikian suku bunga kredit akan berubah dari waktu-kewaktu sesuai dengan perkembangan pasar keuangan dan bank akan tetap mendapatkan margin yang sama, meskipun SIBOR atau LIBOR berubah. Secara bisnis cara ini dirasakan cukup adil, baik dari sisi bank maupun dari sisi nasabah, terutama bank akan memperoleh laba yang relatif tetap
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Contoh perhitungan kredit metode flat rate dan sliding rate : Tuan Abdul Wahab mendapat persetujuan kredit investasi senilai Rp. 12.000.000,- untuk jangka waktu 6 bulan. Bunga yang dibebankan sebesar 15 % pa. Pinjaman Pokok
Rp. 12.000.000,Cicilan Pokok = = = Rp. 2.000.000,Bulan Selama Pinjam 6 Metode Flat Rate : Rp. 12.000.000,- x 15 % Bunga = = Rp. 150.000,12 Total cicilan perbulan dengan metode flat rate adalah : Rp. 2.000.000,- + Rp. 150.000,- = Rp. 2.150.000,Metode Sliding Rate :
Cicilan Bunga Bulan Pertama Rp. 12.000.000,- x 15 % Bunga =
= Rp. 150.000,-
12 Total cicilan bulan pertama adalah : Rp. 2.000.000,- + Rp. 150.000,- = Rp. 2.150.000,Cicilan Bunga Bulan Kedua : Karena bulan pertama sudah membayar Rp. 2. 000.000,- maka pokok pinjaman menjadi sisa Rp. 10.000.000,-
Rp. 10.000.000,- x 15 % Bunga =
= Rp. 125.000,-
12 Total cicilan bulan kedua adalah : Rp. 2.000.000,- + Rp. 125.000,- = Rp. 2.125.000,Cicilan Bunga Bulan Ketiga
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Rp. 8.000.000,- x 15 % Bunga =
= Rp. 100.000,-
12 Total cicilan bulan ketiga hádala : Rp. 2.000.000,- + Rp. 100.000,- = Rp. 2.100.000,Dan seterusnya sampai bulan keenam
Tabel 2.1. Perhitungan Cicilan Kredit Bln
Sisa Pinjaman
Cicilan Pokok
0 1 2
12.000.000 10.000.000 8.000.000
0 2.000.000
3
6.000.000
4
4.000.000
5 6
Flat Rate Total Bunga Cicilan 0 150.000
2.000.000
150.000
2.150.000
150.000 125.000
2.000.000
150.000
2.150.000
100.000
2.100.000
2.000.000
150.000
2.150.000
75.000
2.075000
2.000.000
2.000.000
150.000
2.150.000
50.000
2.050.000
0
2.000.000
150.000 900.000
2.150.000 12.900.000
25.000
2.025.000
525.000
12.525.000
Total
2.150.000
Sliding Rate Total Bunga Cicilan
Flat Rate
2.150.000 2.125.000
Sliding Rate
Jadi terdapat perbedaan yang cukup besar, untuk perhitungan dengan metode flat rate dan sliding rate. Selisih tersebut adalah 12.900.000 dan 12.525.000 g. Bunga Efektif (Sliding Rate) adalah kebalikan dari sistem bunga flat, yaitu porsi bunga dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski besaran angsuran per bulannya tetap sama. Sistem bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau kredit investasi. Sumber dana yang digunakan bank dalam menyalurkan kredit kepada nasabah tidak selalu dana rupiah, tetapi mungkin saja bank akan memperoleh dana valas. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Penggunaan dana valas dalam penyaluran kredit rupiah mengandung resiko yang besar sebagai akibat perubahan kurs yang tidak diduga sebelumnya. Ketika kredit disalurkan, kurs menunjukkan US $ 1 = Rp. 10.000 dan suatu ketika dalam perjalanan bisa saja terjadi perubahan kurs menjadi US $ 1= Rp. 11.000. dengan demikian, kewajiban nasabah ketika kredit telah jatuh tempo akan meningkat dari perhitungan semula ketika pertama kali nasabah mendapatkan pinjaman dari bank, dimana ketika tiba saatnya nasabah harus mengembalikan pinjaman yang harus dibayar oleh nasabah, tingkat suku bunga (sesuai kesepakatan semula) ditambah karena adanya perubahan kurs sehingga suku bunga kredit yang rill akan jauh lebih besar dari biaya dana itu sendiri. Rumusan ini dapat melindungi bank dari adanya kenaikan kurs valuta asing dengan kurs yang lebih tinggi. Inilah resiko kredit yang dibiayai dengan dana valas. Rumusan tingkat suku bunga tersebut dapat digambarkan berikut ini. NT Rp. MTA (n) EIR =
x 1 + TB. MTA (n)
-1
NT. Rp. MTA Catatan : EI = Effective Interest Rate NT Rp. MTA = Nilai tukar antara rupiah dengan mata uang asing yang aka diperbandingkan NT Rp. MTA (n) = Perkiraan nilai tukar antara rupiah dengan mata uang asing yang akan diperbandingkan setelah n hari TB. MTA (n) = Tingkat suku bunga mata uang asing yang
bersangkutan
selama n hari Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
TR. Rp (n) = Tingkat suku bunga rupiah selama n hari Berikut ini dikemukakan beberapa contoh perhitungan bunga kredit. Dalam praktik perbankan, ada beberapa cara yang lazim digunakan dalam perhitungan bunga
kredit
kepada
para nasabahnya.
Masing-masing
teknik
tersebut
menghasilkan perhitungan bunga yang berbeda satu sama lain. Beberapa tata cara perhitungan bunga kredit antara lain sebagai berikut :
1. Tarif bunga efektif (Effective Rate) Pada sistem ini bank menggunakan bunga tahunan (tahunan atau bulanan) yang dikenakan pada sisa pokok utang (saldo efektif). Cicilan bulanan tetap besarnya dan terdiri dari cicilan pokok utang (principal repayment) dan cicilan bunga. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat contoh soal dibawah ini. Contoh Soal : Pada tanggal 1 Januari 2009 Tuan Abdul Wahab meminjam uang di Bank BNI sebesar Rp. 10.000.000,00 untuk jangka waktu 2 tahun dengan asumsi bunga efektif pertahun = 12 % (1 % / Bulan). Angsuran perbulan yang harus dibayar oleh Tuan Abdul Wahab adalah sebagai berikut : (1 + i)n Anuitas = i x M (1 + i)n - 1 A
: Besarnya anuitas
M
: Pinjaman
i
: Suku Bunga
n
: Banyaknya anuitas (1 + 1 %)24
Anuitas / Bulan = 1 % x 10.000.000.00 x
= Rp. 470.734.72
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
(1 + 1 %)24 - 1 Pada kasus ini Tuan Abdul Wahab menerima seluruh uang yang dipinjamnya pada tanggal 1 Januari 2009 mulai membayar cicilan utang pertamanya pada akhir bulan Januari 2009. serta dapat dilihat pada tabel dibawah ini angsuran utang yang dibayar Tuan Abdul Wahab kepada bank BNI setiap bulannya dan besarnya bunga kredit yang menurun dari posisi awal pembayaran angsuran utang sampai angsuran pada bulan berikutnya. Hal ini disebabkan oleh sisa pokok utang (outstanding principal ) yang mengecil. Tabel 2.2 Angsuran Kredit (Dalam Rp) Anuitas Bulan Sisa Kredit Kredit Bunga (1 % / Angsuran ke Bln) Kredit 1 10.000.000 100.000 370.734 9.629.265 2 9.629.265 96.292 374.442 9.254.823 3 9.254.823 92.548 378.186 8.876.636 4 8.876.636 88.766 381.968 8.494.668 5 8.494.668 84.946 385.788 8.108.880 6 8.108.880 81.088 389.645 7.719.234 7 7.719.234 77.192 393.542 7.325.692 8 7.325.692 73.256 397.477 6.928.214 9 6.928.214 69.282 401.452 6.526.761 10 6.526.761 65.267 405.467 6.121.294 11 6.121.294 61.212 409.521 5.711.772 12 5.711.772 57.117 413.616 5.298.155 Dan seterusnya sampai 24 bulan (hingga total bulan ke 24) yakni : 24 466.073 4.660 466.073 0.00 Total 1.297.633 10.000.000 Sumber : Rivai & Veithzal, 2006 : 134
2. Margin Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Margin adalah keuntungan yang didapat oleh bank dari akad jual beli diantaranya murobahah, salam, dan istisna, dengan kesepakatan tertentu. Atau sejumlah uang yang merupakan keuntungan yang menjadi hak bank atas transaksi Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
pembiayaan murabahah. Sedangkan harga jual adalah harga beli ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati dalam akad pembiayaan Murabahah dan tidak dapat berubah selama masa akad. Setelah memperoleh referensi margin keuntungan, bank melakukan penetapan harga jual. Harga jual adalah penjumlahan harga beli/harga pokok/harga perolehan bank dan margin keuntungan. Referensi Margin Keuntungan
+
Harga Beli (Harga Pokok Bank)
=
Harga Jual
Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli / pokok dan angsuran margin keuntungan. Pengakuan angsuran dapat dihitung dengan menggunakan empat metode, yaitu : a. Metode Margin Keuntungan Menurun (Sliding) b. Metode Margin Keuntungan Rata-rata c. Metode Margin Keuntungan Flat d. Metode Margin Keuntungan Annuitas 1). Metode Margin Keuntungan Menurun (Sliding) Margin keuntungan menurun adalah perhitungan margin keuntungan yang semakin menurun sesuai dengan menurunnya harga pokok sebagai akibat adanya cicilan/angsuran harga pokok dan jumlah angsuran (harga pokokn dan margin keuntungan) yang dibayar nasabah setiap bulan semakin menurun. Harga Beli
Margin
Harga Jual
Margin menurun karena adanya angsuran harga beli 2). Margin Keuntungan Rata-rata Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Margin keuntungan rata-rata adalah margin keuntungan menurun yang perhitungan secara tetap dan jumlah angsuran (harga pokok dan margin keuntungan ) dibayar nasabah tetap setiap bulan. (Karim, 2006 ; 282) Harga Beli
Margin
Harga Jual
Margin menurun telah diperhitungakan secara tetap. 3) Margin Keuntungan Flat Margin keuntungan flat adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun baki debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok. Harga Beli
Margin
Harga Jual
4). Margin Keuntungan Annuitas Margin keuntungan annuitas adalah adalah margin keutungan yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang semakin menurun.
Harga Beli
Margin
Harga Jual
Margin keuntungan = f (plafond) hanya bisa dihitung apabila ada komponenkomponen seperti, jenis perhitungan margin keuntungan, plafond pembiayaan sesuai jenis, jangka waktu pembiayaan, tingkat margin keuntungan pembiayaan, Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
pola tagihan atau jatuh tempo tagihan (baik harga pokok maupun margin keuntungan). Tanggal jatuh tempo tagihan merupakan tanggal yang tidak termasuk dalam perhitungan hari margin keuntungan. a. Contoh Perhitungan Margin Keuntungan 1). Margin Keuntungan Menurun a). Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,b). Jangka waktu pembiayaan 1 tahun c). Tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16 % Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : a). Angsuran harga pokok perbulan, APPB = (PLFN / 12) = Rp. 8.333.333.33 b). Pencairan 05-03-2009 sejumlah Rp. 100.000.000,Tabel. 2.3 Angsuran Pembiayaan No 1 2 3 12
Tanggal 05-04-2009 05-05-2009 05-06-2009 05-04-2010
Pokok APPB APPB APPB APPB
Margin Keuntungan ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12 ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12 ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12 ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12
Jadi untuk menghitung angsuran kedua maka : APPB = Pokok Rp. 8.333.333.33 ((PLFN-((No-1)*APPB))*MRJ) / 12 = Margin Keuntungan = ((100.000.000-((2-1)*8.333.333.33))*0.16 / 12 = Rp. 1.222.222.22 Angsuran (2) Angsuran Harga Pokok
= Rp. 8.333.333.33
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Angsuran Margin Keuntungan
= Rp. 1.222.222.22 Rp. 9.555.555.55
Angsuran (5) APPB = Pokok Rp. 8.333.333.33 ((100.000.000-((2-1)*8.333.333.33))*0.16 / 12 = Rp. 888.888.88 Angsuran Harga Pokok
= Rp. 8.333.333.33
Angsuran Margin Keuntungan
= Rp. 888.888.88 Rp. 9.222.222.21
2). Margin Keuntungan Rata-rata a). Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,b). Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun c). Tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16 % Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : a). Pencairan 05-03-2009 sejumlah Rp. 100.000.000,b). APPB = PLFN / 12 (1Tahun – 12 Bulan) c). Margin Keuntungan = JWK + 1 ) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12) Tabel. 2.4 Angsuran Pembiayaan No 1 2 3 12
Tanggal 05-04-2009 05-05-2009 05-06-2009 05-04-2010
Pokok APPB APPB APPB APPB
Margin Keuntungan ((JWK + 1) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12) ((JWK + 1) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12) ((JWK + 1) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12) ((JWK + 1) / (2*JWK))*PLFN*(MRJ / 12)
Tabel 2.5 Rumus Angsuran Angsuran (i)
= Harga Pokok (i) + Margin Keuntungan (i) untuk i = 1 s/d JWK
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Angsuran Harga Pokok (i) = APPB = 100.000.000 / 12 = Rp. 8.333.333.33 Angsuran Margin ((JWK + 1) / (2*JWK))* = Rp. 720.000.00 Keuntungan (i) = PLFN*(MRJ / 12)((12 + 1) / (2*12))*100.000.000*(0.16/12) Total = Rp. 9.053.333.33 3). Margin Keuntungan Angsuran Flat a). Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,b). Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun c). Tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16 % d). k = Angsuran ke 1,2,3,...,... dan seterusnya Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : a). Pencairan 05-03-2009 sejumlah Rp. 100.000.000,b). APPB (k) = Harga Pokok (k) = PLFN / JWK c). APMB (k) = Margin Keuntungan (k) (PLFN/JWK)*(MRJ/12) Tabel. 2.6 Angsuran Ke 5 Angsuran Harga Pokok (5) = (100.000.000 / 12) = Rp. 8.333.333.33 Angsuran Margin Keuntungan 5 = (100.000.000/12)(0.16/12) = Rp. 444.444.44 Total Rp. 8.777.777.77 4). Margin Keuntungan Anuitas a). Nasabah dengan plafond, PLFN = Rp. 100.000.000,b). Jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun c). Tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16 % d). k = Angsuran ke 1,2,3,...,... dan seterusnya Maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut : Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
a). Pencairan 05-03-2009 sejumlah Rp. 100.000.000,Tabel 2.7 Angsuran Pembiayaan No 1 2 3 12
Tanggal 05-04-2009 05-05-2009 05-06-2009 05-04-2010
Pokok APPB (No) APPB (2) APPB (3) APPB (12)
Margin Keuntungan AMPB (No) AMPB (No) AMPB (3) AMPB (12)
Dimana angsuran (k) = (1 + MRJ / 12))(k-1) APPB (k) = Harga Pokok (k) =
x PLFNx (MRJ/12) (1 + MRJ / 12))(JWK)-1
(1 + MRJ / 12))(k-1) AMPB (k) = Margin Keuntungan (k) =
-1xHargaPokok(k) (1 + MRJ / 12))
(JWK)-1
Misalnya kita ingin mengetahui angsuran (3) ketiga : Angsuran Harga Pokok 3. Ketentuan Pembiayaan Murabahah Rukun Murabahah a. Penjual b. Pembeli c. Obyek/barang d. Harga e. Ijab qabul Syarat Murabahah a. Pembeli harus mengetahui harga pembelian barang yang akan dibeli Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
b. Jumlah keuntungan penjual harus diketahui oleh pembeli c. Barang yang dibeli harus jelas kriteria, jumlah, ukuran, dan sifat-sifatnya d. Barang yang dijual sudah dimiliki oleh penjual e. Penjual & pembeli harus saling ridho f. Penjual & pembeli mempunyai mempunyai kekuasaan & cakap hukum dalam transakai jual beli g. Sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama h. Harga jual tidak boleh berubah sejak aqad sampai dengan pembayaran i.
Jika jual beli dilakukan dengan pembayaran tempo, dan saat jatuh tempo si pembeli tidak dapat melunasinya, maka harga jualnya tidak boleh ditambah.
Objek Barang : a. Mengenai jenis, misalnya berupa mobil, pesawat b. Mengenai tipe, misalnya mobil kijang, rumah tipe RSS, dan lain-lain c. Mengenai kualitas d. Mengenai kuantitas (Berapa jumlah unit atau berat dan lain-lain) Harga : a. Harus mengetahui dan diketahui oleh kedua belah atau semua pihak b. Bisa dibayarkan pada waktu akad, secara cicilan, atau ditangguhkan pada waktu tertentu pada masa yang akan datang. Tujuan margin keuntungan : a. Untuk menarik nasabah atau investor sebanyak mungkin karena baik penentuan
keuntungan,
besarnya
persentase,
pembayaran
jumlah
pembayaran dan eksistensinya berbeda. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
b. Untuk menjalankan syariat islam dengan baik dalam hal memperoleh keuntungan (margin). F. Analisis Perbandingan Kredit dan Pembiayaan Murabahah Perbandingan kredit Bank konvensional dengan Bank syariah yang umum banyak berkembang di masyarakat (Sudarsono, 2005 : 42). Pertama perlu di bahas tentang persamaannya, yakni ada persamaan dalam hal sisi teknis penerimaan uang, persamaan dalam hal mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan maupun dalam hal syarat-syarat umum untuk mendapat kredit dan pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal persamaan ini semua hal yang terjadi pada Bank Syariah itu sama persis dengan yang terjadi pada Bank Konvensional, nyaris tidak ada perbedaan. Selanjutnya, mengenai perbedaannya, antara lain meliputi aspek akad, legalitas, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Yang pertama tentang akad dan legalitas. Akad dan legalitas ini merupakan kunci utama yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional. Dalam hal ini bergantung dari aqadnya. Perbedaannya untuk aqad-aqad yang berlangsung pada bank syariah ini hanya aqad yang halal, seperti bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa. Tidak ada unsur riba’ dalam bank syariah ini. Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam bank syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya ditempatkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris. DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap tahunnya. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Perbandingan yang lebih dominan antara kredit pada Bank Konvensional dan pembiayaan sistem murabahah pada bank syariah adalah bahwa pada kredit Bank Konvensional memakai sistem dan prinsip bunga atau riba serta memungut bunga dalam persen, sedangkan pada pembiayaan sistem murabahah pada Bank Syari’ah mengenakan expected of profit (perkiraan keuntungan / margin) dalam jumlah uang. Dalam memberikan fasilitas kredit / murabahah ini, Bank konvensional dan Syari’ah mengadakan perjanjian terlebih dahulu dengan calon nasabah, yaitu perjanjian kredit atau pembiayaan. Perjanjian kredit atau pembiayaan tersebut merupakan suatu persetujuan antara pihak bank dan nasabah. Dengan adanya perjanjian ini, maka timbul suatu hak dan kewajiban yang merupakan tanggung jawab dari masing-masing pihak. Adapun proses pelaksanaan pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut : 1. Bank dan Nasabah mengadakan negosiasi dan persyaratan untuk pelaksanaan kredit atau pembiayaan murabahah. 2. Setelah adanya negosiasi dan sesuai dengan persayaratan nasabah, maka selanjutnya bank dan nasabah mengadakan perjanjian kredit atau akad jual beli sesuai dengan permintaan nasabah, sehingga terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. 3. Setelah mengadakan perjanjian kredit atau akad jual beli bank membeli barang kepada penjual barang (supplier) sesuai dengan permintaan nasabah. 4. Sesuai permintaan nasabah, kemudian penjual barang (supplier) mengirim barang ke nasabah. 5. Nasabah terima barang dan dokumen sebagai bukti bahwa barang permintaan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
nasabah sudah diterima. 6. Setelah barang terkirim, maka nasabah melakukan pembayaran ke bank sesuai dengan akad atau perjanjian yang telah ditentukan. Proses pelaksanaan pembiayaan Murabahah di Perbankan Syari’ah melalui tahap-tahap yang telah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam. Kesesuaian dengan prinsip-prinsip Islam dapat dilihat dari : 1. Didalam perjanjian pembiayaan Murabahah ini tidak terdapat riba, tetapi menggunakan mark-up atau margin keuntungan yang ditetapkan dimuka kontrak berdasarkan kesepakatan bersama, yang nilainya tidak boleh berubah atau bertambah sampai pelunasan (Q.S. Al-Luqman : 34) 2. Melakukan pembelian terhadap berang-barang yang halal 3. Adanya jaminan kebendaan atas hutang (Q.S Al-Baqarah : 282). 4. Jika terjadi masalah dengan nasabah dilakukan dengan cara musyawarah dan pendekatan dengan cara persuasif, hal ini sesuai dengan konsep Islam yang mementingkan perdamaian dalam menyelesaikan masalah. Jika terjadi wanprestasi maka pihak bank telah mempunyai langkahlangkah antisipatif untuk mengatasinya, yaitu : 1. Melakukan pemantauan terhadap nasabah sejak pembiayaan diberikan. 2. Dengan pendekatan secara kekeluargaan terhadap nasabah. 3. Mengamankan obyek yang dibiayai dan jaminannya untuk menjamin kepentingan keamanan bank. 4. Sebagai upaya terakhir, diserahkan kepada Badan Abritase Muamalat Indonesia untuk diselesaikan. Bank konvensional menamakan produk penyaluran dana atau lending Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
yakni dengan nama Kredit. Sedangkan pada bank syariah kredit tersebut dinamakan pembiayaan. Kredit konvesional ini dapat disamakan seperti pembiayaan murabahah. Perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan yang jelas dalam kedua pembiayaan ini, baik dalam penentuan bunga atau marginnya dan juga sistem perlakuan akuntansi yang diterapkan. Jadi untuk mengetahui adanya perbedaan antara kredit konvensional dan pembiayaan murabahah, dalam penentuan keuntungan maupun perlakuan akuntansinya ketika mengakui pendapatan dari hasil usaha perbankan.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BAGIAN I : MASA PERSIAPAN Berdirinya PT. Bank BNI (Persero) Tbk, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada sidang Dewan Menteri Republik Indonesia tanggal 19 September 1945, diputuskan untuk mendirikan sebuah Bank Milik Negara yang berfungsi sebagai Bank Sirkulasi. Untuk itu pemerintah memberikan surat kuasa kepada Bapak R.M. Margono Djojohadikoesoemo (Alm) untuk mendirikan suatu Bank Umum yang berfungsi sebagai Bank Sirkulasi dan surat kuasa tersebut ditandatangani oleh Presiden Soekarno pada tanggal 16 September 1945. Sebagai langkah pertama, didirikan Yayasan Pusat Bank Indonesia, berdasarkan akte notaris R.M. Soerojo No. 14 tanggal 09 Oktober 1945. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Walaupun menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan, pada tanggal 5 juli 1946, dengan modal awal sebesar Rp. 10.000.000.00 (Sepuluh Juta Rupiah) dan dengan peraturan pemerintah pengganti undang-undang No. 02 tahun 1946 berhasil didirikan bank sirkulasi atau Bank Sentral milik Negara Republik Indonesia dengan nama Bank Negara Indonesia. Yayasan Pusat Bank Indonesia yang merupakan embrio kelahiran bank ini kemudian dilebur kedalamnya. Dengan dikeluarkannya Penetapan Presiden No. 17 tahun 1965 tentang integrasi bank-bank pemerintah sejak tanggal 17 Agustus 1965, Bank Negara Indonesia berubah menjadi Bank Negara Indonesia Unit III. Dalam tahun 1967 dikeluarkan UU No. 14 tentang pokok-pokok perbankan yang menetapkan kembalinya Bank-bank pemerintah kepada fungsinya semula seperti sebelum adanya integrasi. Selanjutnya dengan UU No. 17 tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit III ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946 yang berfungsi sebagai Bank Umum Milik Negara dengan usaha dan tugas pokok yang diarahkan kepada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan mengutamakan sektor industri. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 19 tahun 1992 Bank Negara Indonesia 1946, berubah lagi namanya menjadi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) BAGIAN II : MASA PERJUANGAN (Tahun 1946-1949) Kantor cabang pertama kali didirikan dikota garut jawa barat dengan pemimpin cabang pertama kali Bapak Mashudi (Mantan Ketua Kwarnas PRAMUKA), dengan daerah operasi, Priangan sampai Banten. Peranan Bank Negara Indonesia Cabang Garut sangat membantu perjuangan bangsa indonesia, karena BNI sebagai pengumpul dana untuk melawan belanda. Pada tanggal 15 Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
September 1948 didirikan kantor cabang kedua dikota Kutaraja (Nangroe Aceh Darussalam saat ini) didaerah Aceh, peranan kantor cabang Kutaraja tidak kalah penting dibandingkan cabang Garut, karena pada saat agresi ke I tanggal 21 Juli 1947 dan agresi ke II tanggal 19 Desember 1948, dengan didudukinya pusat pemerintahan Republik Indonesia diYogyakarta, semua aktifitas negara dan operasi BNI diseluruh Indonesia ditutup, kecuali Kutaraja tetap masih melakukan kegiatan operasional, sehubungan dengan itu cabang Kutaraja ditugaskan untuk mencetak dan mengedarkan uang ORIDA
BAGIAN III : MASA PERUBAHAN STATUS Sebagai realisasi keputusan KMB dimana posisi Pemerintah Republik Indonesia menjadi semakin lemah, pemerintah Belanda menunjuk De Javasche Bank sebagai Bank Sentral. Sehingga fungsi Bank Negara Indonesia dalam pemerintahan RIS dianggap tidak ada. Dengan UU No. 24 tahun 1951, De Javasche bank dinasionalisasi dan dengan UU No 11 tahun 1953 dirubah menjadi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Sampai dengan tahun 1954 kedudukan BNI masih belum jelas karena adanya perbedaan pendapat antara pemerintahan RIS dan Pemerintahan RI, karena secara yuridis BNI merupakan Bank Milik Pemerintah Republik Indonesia. Penegasan status BNI sebagai bank umum secara yuridis baru ditetapkan pada tanggal 04 Februari 1955 yaitu berdasarkan UU Darurat No. 02 tahun 1955, kemudian pada tahun 1961 UU Darurat tersebut dijadikan UU, dengan adanya undang-undang ini tugas dan lapangan usaha BNI berubah menjadi bank umum dengan tugas-tugas antara lain :
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Membantu memajukan kemakmuran rakyat dan pembangunan perekonomian nasional dalam lapangan perdagangan pada umumnya dan perdagangan impor dan ekspor pada khususnya. Tabel 3.1. Perubahan Status Hukum Bank BNI No
Nama Resmi (Legal Name)
Sumber Hukum
1
Bank Negara Indonesia
P.P. Pengganti UU No.2 Thn 1996
2
Bank Negara Indonesia
UU Darurat No. 2 Thn 1955
3
Bank Negara Indonesia Unit III
Penetapan Presiden No. 17 Thn 1965
4
Bank Negara Indonesia 1946
UU No. 17 Thn 1968
5
PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
PP. No. 19 Thn 1992
6
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kep. MenKeh No. C28290HT.01.04.th.96
BAGIAN IV : MASA DEMOKRASI TERPIMPIN DAN EKONOMI TERPIMPIN (Thn 1959-1965) Peranan BNI dalam masa itu tidak berubah, bahkan bertambah sejalan dengan berkembangnya perekonomian pemerintah. Organisasi BNI semakin membengkak karena disamping bertambahnya kantor cabang, yang tahun 1960 hanya 29 cabang bertambah menjadi 274 pada tahun 1965, begitu pula jumlah pegawai tahun 1960 berjumlah 1.805 pegawai menjadi 5.897 pegawai pada tahun 1965. Pada tahun 1960 kantor cabang Tokyo dibuka dan tahun 1963 dibuka kantor cabang Hongkong, pada dekade ini BNI sudah mempelopori penggunaan komputer dalam industri perbankan dan pada tahun 1962 dan tahun 1963 BNI telah tercatat mempelopori perdagangan uang dan modal dengan mengeluarkan obligasi BNI. Dilain pihak perkembangan BNI pada dekade ini dalam kondisi yang sangat sulit, hal ini tidak terlepas dari kondisi politik yang terjadi saat itu, dimana dominasi Partai Komunis Indonesia (PKI) cukup besar dalam Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
pemerintahan, sehingga BNI tidak terlepas dari kondisi itu. Sejalan dengan berakhirnya dominasi PKI, dengan kerja keras dan ketekunan para pegawai BNI dapat terhindar dari ujian yang berat tersebut. Pada tahun 1965 berdasarkan penetapan presiden No. 8, No. 13 dan No. 17/1965/Juncto Surat Keputusan Menteri Urusan Bank Sentral. No. Kep / 665/UBS/65 tanggal 30 Juli 1965 diadakan pengintegrasian bank-bank pemerintah menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI) 1. Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I 2. Bank Koperasi Tani dan Nelayan menjadi Bank Negara Indonesia Unit II 3. Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III 4. Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV 5. Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V Sedangkan Bank Dagang Negara dan Bank Pembangunan Indonesia tetap menggunakan nama sebelumnya. BAGIAN V : MASA ORDE BARU (Tahun 1966-1983) Setelah melewati masa ujian dan tragedi nasional yaitu pemberontakan G 30 S PKI, pemerintah mulai menata kembali perekonomiannya termasuk sektor perbankan. Sesuai dengan UU No. 17 tahun 1968 Bank Negara Indonesia statusnya kembali menjadi bank umum dan berubah dengan nama Bank Negara Indonesia 1946, dengan tugas utama pembiayaan dalam sektor industri. Pada periode ini direksi melakukan konsolidasi disegala bidang baik konsolidasi dalam sektor organisasi maupun dalam aktifitas usahanya. Tahun 1971 dibuka Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
perwakilan di New York dan London hal ini sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan perkembangan para nasabah yang memerlukan pelayanan international trade. Pada dekade ini para direksi mempunyai wawasan yang jauh kedepan, dimana pada tahun 1974 BNI mulai berani menerima para pegawai baru dengan standart Strata – 1 dan dididik kembali yang bekerja sama dengan Lembaga Manajemen Universitas Indonesia dengan program pengelola kredit nasabah (PKN) selama 1 tahun. Pada saat itu kebijaksanaan ini merupakan terobosan dan banyak disangsikan keberhasilannya oleh bank-bank pesaing lainnya, namun kenyataannya program tersebut merupakan pondasi yang sangat mendukung keberhasilan BNI sampai saat ini. Karena mendidik sumber daya manusia tidak dapat dilakukan dengan jangka pendek. Kebijaksanaan ini berlangsung sampai dengan angkatan ke XXII yaitu tahun 1982, sehingga pembinaan SDM BNI sudah dimulai jauh sebelum adanya himbauan pemerintah untuk peningkatan kwalitas SDM. BAGIAN VI : MASA DEREGULASI (Tahun 1983-1992) Dengan landasan kebijakan yang sudah dilakukan pada masa orde baru, direksi telah mengundang konsultan terkenal dari Amerika yaitu Bozz Allen and Hamilton untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh. Pada saat itu oleh konsultan pada Bank BNI diperkenalkan yang namanya ”Budaya Kerja”. Selain itu konsultan juga melakukan perubahahan logo, dengan bahtera berlayar dan penggantian nama panggilan menjadi ”Bank BNI”. Sebagai dampak positif atas kebijaksanaan yang sudah dilaksanakan selama ini terlihat posisi bank BNI selalu menjadi leader dibandingkan dengan bank-bank pesaing lainnya, posisi aset terus meningkat, posisi keuntungan yang diperoleh terus meningkat, maka pada tanggal Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
6 agustus 1996 sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C28290HT.01.04.th96 terjadi lagi perubahan nama PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Dengan landasan kebijakan yang sudah dilakukan pada masa pasca orde baru yaitu dengan melakukan penerimaan tenaga-tenaga sarjana yang kemudian dididik sesuai dengan kebutuhan, banyak tenaga-tenaga muda yang dikirim keluar negeri untuk mengambil Strata-2 dengan berbagai konsentrasi, tujuan pengiriman tenaga-tenaga muda ini untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang terus berkembang, sehingga dalam menghadapi deregulasi BNI sudah siap, khususnya dari SDM, karena selama ini sudah diantisipasi kondisi-kondisi ini akan terjadi. Disamping itu direksi BNI telah mengundang konsultan terkenal dari Amerika yaitu Boozz Allen and Hamilton untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh, hasil temuan konsultan tersebut dirumuskan dalam 5 bidang yaitu : 1. Bidang Perencanaan dan Strategis 2. Bidang Organisasi 3. Bidang Tenaga Kerja (SDM) 4. Bidang Sistem Informasi 5. Bidang Teknologi Sebagai tindak lanjut temuan konsultan tersebut direksi mengambil kebijaksanaan yang cukup kontroversial yang dikenal dengan restrukturisasi. Kebijaksanaan ini dilakukan dengan melakukan pembagian segmentasi pasar menjadi 3 yaitu :
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
1. Whole Sale dikelola oleh kantor besar 2. Middle Market dikelola oleh kantor wilayah 3. Retail Market dikelola oleh kantor cabang Dibidang pelayanan adanya pembagian Front Office maupun Back Office. Bidang Otomasi dilakukannya otomasi dibeberapa cabang yang dapat dilakukan secara on line. Diperkenalkannya budaya kerja baru yang berpedoman pada 5 pilar. Budaya kerja perubahan logo, dengan bahtera layar, dengan penggantian call name Bank BNI. Dampak kebijaksanaan ini banyak pegawai yang dirumahkan yang dikenal dengan Golden Shakehand.
BAGIAN VII : MASA PASCA DEREGULASI (Tahun 1992-Sekarang) Sebagai dampak positif kebijaksanaan yang sudah dilaksanakan oleh bank BNI selama ini terlihat posisi Bank BNI selalu menjadi Leader dibandingkan dengan bank-bank pesaing lainnya, posisi aset terus meningkat, posisi keuntungan yang diperoleh terus meningkat dan pada posisi nomor satu diantara perbankan di Indonesia. Sebagai penilaian prestasi yang cukup menggembirakan tersebut Bank BNI diizinkan untuk melakukan Go Public, hal ini karena kondisi Bank BNI paling sehat dibandingkan dengan bank-bank lainnya. Penilaian lain yang sangat menggembirakan hasil dan dari penjualan saham tersebut digunakan untuk penambahan modal sendiri, untuk meningkatkan kemampuan bank agar dapat mengembangkan diri. Sejalan dengan perubahan dalam perencanaan dan strategi bank BNI, setiap lima tahun menyusun perencanaan jangka panjang yang dikenal dengan Corporate Plan, untuk tahun 1995-2000 memasuki Corporate Plan III. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Dalam Corporate Plan ke III ini Bank BNI ingin meningkatkan share activity retail mencapai 50 % dari total aktifitasnya. Disamping itu meningkatkan pendapatan bank yang semula didominasi dari pendapatan bunga secara bertahap peranan pendapatan bunga akan diturunkan, dilain pihak pendapatan diluar sektor bunga (Fee Based Income) akan ditingkatkan peranannya. Krisis moneter dan ekonomi sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah mengakibatkan
perbankan
Indonesia
yang
didominasi
oleh
bank-bank
konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya UU No. 10 tahun 1998, tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah diindonesia. UU tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. Pada awal tahun 2004, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan agenda membahas rencana pembentukan unit syariah. Langkah awal yang dilakukan dengan membuat anggaran dasar tentang bank syariah. Pada bulan maret Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur BI telah memberikan izin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsif syariah kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior BI telah menyetujui nama PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Syariah. Pada tanggal 29 April 2004 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cab. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Syariah. Kelahiran PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cab. Syariah merupakan usaha para pemegang saham dan manajemen PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang memandang pentingnya kehadiran Bank Syariah dilingkungan PT. Bank BNI (Persero) Tbk. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cab. Syariah hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dan nilai-nilai rohani yang melandasi operasi. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cabang Syariah.
A.1. Visi dan Misi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kanwil 01 Medan Pernyataan Visi : “Menjadi bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitip kepada segmen pasar korporasi, komersial, dan konsumer”. i.
Visi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kanwil 01 Medan : “Menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul, terkemuka, dan terdepan dalam layanan dan kinerja”. 2. Misi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kanwil 01 Medan : a. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama (the bank choice). Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
b. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor. c. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggan untuk berkarya dan berprestasi d. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial e. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik B. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kanwil 01 Medan Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi. Didalam pelaksanaan tugasnya, pegawai harus memahami bagaimana struktur organisasi tempat ia bekerja, sebab dengan pemahaman tersebut merupakan dasar bagi strategi pelaksanaan tugasnya. Struktur organisasi adalah kerangka dasar yang mempersatukan fungsi-fungsi suatu perusahaan yang mengakibatkan timbulnya hubungan-hubungan antara personil yang melaksanakan fungsi atau tugas masingmasing. Tujuan dari struktur organisasi perusahaan adalah untuk lebih mudah dalam pembentukan dan penetapan orang-orang dari suatu perusahaan. Pada dasarnya, kantor wilayah adalah perpanjangan kantor besar dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan atas cabang-cabang yang berada didalam wilayahnya. Oleh karena itu, kantor wilayah menjalankan, meneruskan dan mengawasi serta memberikan bimbingan kepada cabang-cabang. Struktur organisasi yang dipergunakan oleh Bank BNI yaitu struktur garis dan staf. Adapun gambar dan struktur organisasi pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kanwil 01 Medan adalah sebagai berikut : Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
B.1. Bidang-Bidang / Bahagian Kerja B.1.1. Tugas dan Tanggung Jawab Pemimpin Wilayah Pemimpin Wilayah bertanggung jawab atas kinerja usaha dan operasional lingkungan kerjanya yang sudah ditetapkan oleh kantor pusat, pelaksanaan warkat,
pembinaan
personalia,
dan
ketertiban
diwilayahnya.
Dalam
menyelenggarakan fungsi dan tugasnya, dibantu oleh wakil-wakil pemimpin wilayah. Pada wakil terdiri dari 2 bidang yaitu wakil pemimpin bidang pemasaran dan wakil pemimpin bidang pembinaan cabang. Adapun bagian dari struktur organisasi yang diselia langsung oleh pemimpin wilayah yaitu : a. Kelompok Penunjang Operasional Bagian ini membantu pemimpin wilayah dalam pelaksanaan operasional wilayah beserta cabang-cabang dan pengaturan manajemen terutama dalam pengaturan pegawai dan logistik. Kelompok ini membawahi bagian-bagian yaitu : b. Pengelola Teknologi 1). Mengelola pelaksanaan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. 2). Mengelola informasi internal dan eksternal wilayah b. Pengelola Sumber Daya Manusia 1). Mengelola pelaksanaan kebijaksanaan dan perencanaan kepegawaian diwilayah dan cabang 2). Mengkoordinasikan program pendidikan dan pelatihan pegawai diwilayah dan cabang. c. Pengelola Properti dan Material 1). Mengelola kebutuhan logistik wilayah dan cabang Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
2). Memproses usul pengadaan / pembelian tanah, bangunan dan gedung untuk wilayah dan cabang 3). Mengelola dokumentasi properti 4). Mengelola lelang 5). Mengelola kearsipan d. Pengelolaan Pengendalian Keuangan 1). Mengelola kebijaksanaan pengendalian keuangan wilayah dan cabang. e. Pengelolaan Strategi 1). Mengelola perencanaan strategis wilayah 2). Mengelola kebijaksanaan organisasi Bank BNI f. Pengelolaan Hukum dan Penyeliaan Khusus 1). Mengelola pelaksanaan kebijaksanaan hukum 2). Mengelola pelaksanaan kebijaksanaan Litsus, kasus pegawai dan pengamanan 3). Mengelola pelaksanaan kebijaksanaan budaya 2. Kelompok Penunjang Bisnis Bagian ini membantu pemimpin wilayah dalam merencanakan rencana kerja wilayah jangka pendek dan jangka panjang dan memonitor cabang dilingkungan wilayah kerjanya. Kelompok ini membawahi bagian yaitu : a. Pengelola Jasa Keuangan Membantu Divisi Sindisi Jasa dan Keuangan mengelola kebijaksanaan, sistem dan prosedur pelayanan jasa keuangan, serta kredit sindikasi. b. Pengelola Treasury 1). Mengelola pelaksanaan transaksi pasar uang dan valuta asing Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
2). Mengendalikan kebijaksanaan dibidang likuiditas 3). Mengelola kebijaksanaan Asset Liability Management c. Pengelola Hubungan Lembaga 1). Membantu dalam mengelola nasabah BUMN, Multi Nasional, Lembaga Keuangan dan perusahaan anak mengenai kebijaksanaan, prosedur dan peraturan pemerintah 2). Mengelola hubungan dengan BKKBN dan PT. Pos Indonesia dalam rangka pengembangan Takesra dan Kukesra d. Pengelolaan Jasa Dalam Negeri dan Luar Negeri 1). Membantu mengelola kebijaksanaan, peraturan, prosedur produk dan jasa dalam negeri dan luar negeri 2). Membantu mengelola pelayanan transaksi dalam negeri dan luar negeri e. Pengelola Perkreditan 1). Mengelola sistem prosedur dan kewenangan perkreditan. 2). Mengelola masalah yang berkaitan dengan kredit likuiditas bank indonesia, kredit program dan jasa profesi f. Bagian Kontrol Intern Bagian ini merupakan perpanjangan tangan pemimpin wilayah dalam menyelia bagian-bagian lain yang ada diwilayah. Dengan ini pemimpin wilayah dapat mengetahui apakah semua bagian yang ada dikantor wilayah sudah menjalankan fungsi masing-masing unit sesuai dengan prosedur yang dituangkan dalam buku pedoman kerja g. Bagian Analisis Nasabah Membantu pemimpin wilayah dalam mengelola aktivitas pengumpulan data, Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
informasi perkembangan pasar, analisis prospek produk dan jasa Bank BNI dan lainya yang berhubungan dengan nasabah h. Bagian Umum Tugas bagian umum mengurusi segala urusan yang berhubungan dengan masalah logistik, administrasi personalia unit dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kegiatan umum kantor wilayah i. Unit Pemrosesan Bersama. Bekerjasama dengan pemimpin wilayah dalam pengelolaan kredit ritel yang ada dicabang dibawah pengawasannya B.1.2. Tugas dan Tanggung Jawab Wakil Pemimpin Bidang Pemasaran Tugas utamanya yaitu menyusun dan mengembangkan pemasaran. Dalam melaksanakan tugasnya ia dibantu langsung oleh kelompok pemasaran bisnis didalam pengelolaan perkreditan khusunya realisasi pemberian kredit dan pengawasannya serta menjaga hubungan dengan nasabah. Bagian-bagian yang berada didalam pengelolaannya yaitu : 4. Pengelolaan Administrasi Kredit Bertugas dalam pengadministrasian, pendokumentasian kredit, memastikan bahwa prosedur seperti pengikatan jaminan, pembuatan perjanjian kredit yang benar sesuai dengan ketentuan dan memantau pengelolaan administrasi kredit serta memberikan jalan keluar bila mengalami kesulitan terutama dari segi hukum 2. Pengelolaan Pemasaran Bisnis Memproses permohonan kredit, baik kredit baru maupun tambahan atau perpanjangan serta menyusun, mengembangkan, dan menjaga hubungan baik Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
dengan nasabah 3. Pengelola Kredit Khusus Membantu penyelesaian kredit bermasalah baik mencari jalan keluar penyelesaiannya dan memonitor perkembangan kredit tersebut 4. Pengelola Analisis Nasabah Membantu didalam mengelola aktifitas pengumpulan data, informasi perkembangan pasar, analisis prospek produk dan jasa bank BNI dan lainnya yang berhubungan dengan nasabah. B.1.3. Tugas dan Tanggung Jawab Wakil Pemimpin Bidang Pembinaa Cabang Tugas utamanya yaitu memberikan pengarahan, mengendalikan dan mengawasi manajemen cabang serta bertanggung jawab atas kegiatan usa sehingga cabang sesuai dengan apa yang telah diterapkan oleh cantor wilayah. Bagian-bagian yang berada dibawah pengawasannya yaitu : 1. Pengelola Cabang Bagian ini secara langsung membantu wakil pembinaan cabang dalam memonitor dan melaksanakan tugas-tugas dari pada wakil pembinaan cabang dalam mensuvervisi kantor cabang dibawah tanggung jawabnya. 2. Kantor Cabang adapun tugas-tugasnya langsung dibawah pengawasan wakil pembinaan cabang yaitu : 15. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap laba Bank BNI secara keseluruhan 16. Mampu memberikan mutu pelayanan yang unggul kepada nasabahnya. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
17. Mampu meningkatkan kualitas usaha dan bisnisnya disegmen pasar pengusaha kecil dan menengah didaerahnya 3. Unit Pemrosesan Bersama Bekerja sama dengan wakil pembinaan cabang dalam pengelolaan kredit ritel yang ada dicabang dibawah pengawasannya
C. Analisis Prosedur Pemberian Kredit Konvensional Pada PT. Bank BNI (Persero)
Tbk. Medan
Secara umum prosedur pemberian kredit oleh PT. Bank BNI (Persero) Tbk (BNI Konvensional) adalah sebagai berikut : 1. Pengajuan berkas-berkas dari nasabah ke bank BNI Dalam hal ini pemohon kredit bank BNI mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal, kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan oleh bank a. Pengajuan proposal kredit BNI hendaknya berisi : 1). Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta termasuk pengalamannya dalam mengerjakan berbagai usaha selama ini. 2). Maksud dan Tujuan Kredit Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya 3). Besarnya kredit dan jangka waktu. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat dilihat dari cashflow serta laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) 3 tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak bank BNI tetap berpedoman terhadap hasil analisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak diberikan kepada si pemohon. 4). Cara pemohon mengembalikan kredit, maksudnya dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya, apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya. 5). Jaminan kredit. Merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit, baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit harus diteliti secara baik oleh pihak BNI jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya. Jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu b. Melampirkan dokumen-dokumen yang meliputi foto kopi : 1). Akte notaris. Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT. (Perseroan Terbatas) atau Yayasan. 2). Tanda daftar perusahaan (TDP) Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh departemen perindustrian dan perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali 3). NPWP (nomor pokok wajib pajak) Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Nomor pokok wajib pajak, dimana sekarang ini setiap pemberian kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia adalah NPWPnya 4). Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir 5). Bukti diri dari pimpinan perusahaan. 6). Foto kopi sertifikat jaminan c. Penilaian yang dapat dilakukan BNI untuk sementara adalah dari neraca dan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasiorasio sebagai berikut : 1). Current Ratio 2). Acid Test Ratio 3). Inventory Turn Over 4). Sales To Receivable Ratio 5). Profit Margin Ratio 6). Return on Net Worth 7). Working Capital 2. Penyelidikan oleh BNI terhadap berkas pinjaman nasabah Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar, termasuk menyelidiki keabsahan berkas. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau belum cukup, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebu, maka sebaiknya permohonan dibatalkan saja. 3. Wawancara awal (I) oleh petugas BNI Merupakan penyidikan kepada calon debitur dengan langsung berhadapan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
dengan calon debitur. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang diinginkan oleh pihak bank. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat sebaik mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Disini, BNI memberikan kesempatan kepada debitur untuk berbicara lebih banyak, sehingga BNI memperoleh informasi yang lebih banyak pula. 4. On The Spot (Peninjauan kelokasi) oleh petugas BNI Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saat hendak melakukan on the spot pihak BNI tidak memberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yang dilihat oleh BNI saat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 5. Wawancara II (Kedua) oleh petugas BNI Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat dilakukan on the spot dilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran. 6. Keputusan kredit BNI Keputusan kredit dalam hal ini adalah untuk menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasi. keputusan kredit yang akan diumumkan pihak BNI mencakup : a. Jumlah uang yang diterima Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
b. Jangka waktu kredit c. Biaya-biaya yang harus dibayar d. Waktu pencairan kredit Keputusan kredit merupakan keputusan tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak maka dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. 7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah BNI menandatangani akad kredit BNI, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau penyertaan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan : a. Antara pihak bank BNI dengan debitur secara langsung b. dengan melalui notaris 8. Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan akad kredit BNI dan suratsurat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan dibank BNI 9. Penyaluran/penarikan dana BNI Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening BNI sebagai realisasi dari pemberian kredit BNI dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu : a. Sekaligus (diberikan pada saat penandatanganan perjanjian kredit BNI, secara sekaligus, sesuai dengan nilai nominal kredit yang tertuang didalam perjanjian kredit BNI) b. Secara bertahap (tahap pertama diberikan pada saat penandatanganan perjanjian kredit dan tahap selanjutnya diberikan oleh bank melalui Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
rekening atau langsung kepada nasabah sesuai dengan kondisi dan peraturan yang berlaku di BNI) 10. Persyaratan Umum Pengajuan Kredit BNI
1. Warga negara Indonesia (WNI) atau orang asing keturunan 2. Berusia antara 21 s/d 50 tahun atau sudah menikah 3. Telah menjadi penduduk setempat minimal 3 tahun 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau anak cabang dari Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 2 tahun 6. Belum mendapatkan fasilitas kredit dari BUMN pembina atau Bank lainnya. 7. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) 8. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) 9. Fotokopi ijazah pendidikan terakhir 10. Fotokopi Akta kelahiran (tanda kenal lahir) 11. Fotokopi SKEP gaji, SK Pensiun, dan atau ASKES (jika ada) 12. Fotokopi agunan yang digunakan (mis : sertifikat tanah, dengan disertai asli PBB-nya, dan atau BPKB kendaraan) 13. Foto Kopi Buku/Surat Nikah 14. Asli rekening listrik bulan terakhir 15. Asli surat keterangan usaha dari kelurahan 16. Denah : (a) tempat usaha; (b) tempat tinggal; (c) lokasi agunan 17. Mengisi formulir pengajuan pinjaman (dapat diambil di kantor LPPM)
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
11. Biaya – biaya 1. Biaya administrasi Rp 50.000,- per masing-masing calon mitra binaan 2. biaya materai (Rp 6.000,-) Tabel.3.2 Perbedaan Prosedur Pemberian Kredit dan Murabahah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13
14
Kredit
Murabahah
Lebih menekankan pada aspek jaminan (collateral) Yang diberikan kepada nasabah uang Keuntungan melalui pendapatan dari bunga kredit Tujuan kredit tidak ditentukan halal haramnya Acuan Akuntansi PSAK 31 Landasan Hukum ; Hukum Positif
Lebih menekankan pada aspek pribadi (character) Yang diberikan kepada nasabah barang / uang Keuntungan melalui pendapatan dari margin yang disepakati Tujuan murabahah harus mengarah kearah yang halal Acuan Akuntansi PSAK 59 Landasan Hukum ; Syariah dan Hukum Positif Pengawasan ; Dewan Syariah Nasional / Dewan Pengawas Syariah / Komisaris Laporan Keuangan ; Cash Basis
Pengawasan ; Komisaris Laporan Keuangan ; Accrual Basis Uang sebagai objeknya (Bank hanya menyerahkan uang) Bunga dapat berubah secara sepihak Tidak dikaitkan dengan sektor riel (sektor moneter dan riel terpisah) Bunga ; haram Bila terjadi kemacetan dalam masa kredit (kolektibiltas) bunga akan semakin bertambah. Bunga berbunga Perjanjian kredit dapat berubah secara sepihak
Barang sebagai objeknya (Bank menyerahkan barang / uang) Margin yang telah disepakati tidak dapat berubah Sektor moneter dan riel terkait kuat, sehingga mendorong percepatan arus barang dan produksi Murabahah ; halal Bila terjadi kemacetan nasabah dikenai denda untuk mendidik, yang mana denda itu akan dimasukkan pada pos qordh hasan (dana sosial) dan margin serta harga jual tidak berubah Akad Murabahah tidak dapat berubah
Sumber : PT. Bank BNI Syariah Cabang Medan
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
D. Perhitungan Angsuran Bunga Kredit PT. Bank BNI Konvensional 1. Sistem Flat Rate Jumlah Pinjaman : 15,000,000 ( lima belas juta) Suku Bunga : 8% Jangka Waktu : 36 bulan Tabel 3.3. Angsuran Kredit BNI Sistem Flat Bulan Tgl. Angsuran Angsuran 1 15-06-2009 516,667 2 15-07-2009 516,667 3 15-08-2009 516,667 4 15-09-2009 516,667 5 15-10-2009 516,667 6 15-11-2009 516,667 7 15-12-2009 516,667 8 15-01-2010 516,667 9 15-02-2010 516,667 10 15-03-2010 516,667 11 15-04-2010 516,667 12 15-05-2010 516,667 13 15-06-2010 516,667 14 15-07-2010 516,667 15 15-08-2010 516,667 16 15-09-2010 516,667 17 15-10-2010 516,667 18 15-11-2010 516,667 19 15-12-2010 516,667 20 15-01-2011 516,667 21 15-02-2011 516,667 22 15-03-2011 516,667 23 15-04-2011 516,667 24 15-05-2011 516,667 25 15-06-2011 516,667 26 15-07-2011 516,667 27 15-08-2011 516,667 28 15-09-2011 516,667 29 15-10-2011 516,667 30 15-11-2011 516,667 31 15-12-2011 516,667
Pokok 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667
Bunga Saldo Akhir 100,000 14,583,333 100,000 14,166,666 100,000 13,749,999 100,000 13,333,332 100,000 12,916,665 100,000 12,499,998 100,000 12,083,331 100,000 11,666,664 100,000 11,249,997 100,000 10,833,330 100,000 10,416,663 100,000 9,999,996 100,000 9,583,329 100,000 9,166,662 100,000 8,749,995 100,000 8,333,328 100,000 7,916,661 100,000 7,499,994 100,000 7,083,327 100,000 6,666,660 100,000 6,249,993 100,000 5,833,326 100,000 5,416,659 100,000 4,999,992 100,000 4,583,325 100,000 4,166,658 100,000 3,749,991 100,000 3,333,324 100,000 2,916,657 100,000 2,499,990 100,000 2,083,323
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
32 33 34 35 36
15-01-2012 516,667 15-02-2012 516,667 15-03-2012 516,667 15-04-2012 516,667 15-05-2012 516,667 Jumlah 18,600,012
416,667 416,667 416,667 416,667 416,655 15,000,000
100,000 100,000 100,000 100,000 100,012 3,600,012
1,666,656 1,249,989 833,322 416,655 0
2. Sistem Efektif Jumlah Pinjaman : 15,000,000 ( lima belas juta) Suku Bunga : 8% Jangka Waktu : 36 bulan
Tabel 3.4 Angsuran Kredit BNI Sistem Efektif Bulan Tgl. Angsuran Angsuran 1 15-06-2009 516,667 2 15-07-2009 513,889 3 15-08-2009 511,111 4 15-09-2009 508,334 5 15-10-2009 505,556 6 15-11-2009 502,778 7 15-12-2009 500,000 8 15-01-2010 497,223 9 15-02-2010 494,445 10 15-03-2010 491,667 11 15-04-2010 488,889 12 15-05-2010 486,111 13 15-06-2010 483,334 14 15-07-2010 480,556 15 15-08-2010 477,778 16 15-09-2010 475,000 17 15-10-2010 472,223 18 15-11-2010 469,445 19 15-12-2010 466,667 20 15-01-2011 463,889 21 15-02-2011 461,111 22 15-03-2011 458,334 23 15-04-2011 455,556
Pokok 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667
Bunga Saldo Akhir 100,000 14,583,333 97,222 14,166,666 94,444 13,749,999 91,667 13,333,332 88,889 12,916,665 86,111 12,499,998 83,333 12,083,331 80,556 11,666,664 77,778 11,249,997 75,000 10,833,330 72,222 10,416,663 69,444 9,999,996 66,667 9,583,329 63,889 9,166,662 61,111 8,749,995 58,333 8,333,328 55,556 7,916,661 52,778 7,499,994 50,000 7,083,327 47,222 6,666,660 44,444 6,249,993 41,667 5,833,326 38,889 5,416,659
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
15-05-2011 452,778 15-06-2011 450,000 15-07-2011 447,223 15-08-2011 444,445 15-09-2011 441,667 15-10-2011 438,889 15-11-2011 436,111 15-12-2011 433,334 15-01-2012 430,556 15-02-2012 427,778 15-03-2012 425,000 15-04-2012 422,222 15-05-2012 419,445 Jumlah 16,850,011
416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,667 416,655 15,000,000
36,111 33,333 30,556 27,778 25,000 22,222 19,444 16,667 13,889 11,111 8,333 5,555 2,790 1,850,011
4,999,992 4,583,325 4,166,658 3,749,991 3,333,324 2,916,657 2,499,990 2,083,323 1,666,656 1,249,989 833,322 416,655 0
3. Sistem Anuitas Jumlah Pinjaman : 15,000,000 ( lima belas juta) Suku Bunga : 8% Jangka Waktu : 36 bulan Tabel 3.5. Angsuran Kredit BNI Sistem Anuitas Bulan Tgl. Angsuran Angsuran 1 15-06-2009 470,045 2 15-07-2009 470,045 3 15-08-2009 470,045 4 15-09-2009 470,045 5 15-10-2009 470,045 6 15-11-2009 470,045 7 15-12-2009 470,045 8 15-01-2010 470,045 9 15-02-2010 470,045 10 15-03-2010 470,045 11 15-04-2010 470,045 12 15-05-2010 470,045 13 15-06-2010 470,045 14 15-07-2010 470,045 15 15-08-2010 470,045
Pokok 370,045 372,512 374,995 377,495 380,012 382,545 385,096 387,663 390,247 392,849 395,468 398,105 400,759 403,430 406,120
Bunga 100,000 97,533 95,050 92,550 90,033 87,500 84,949 82,382 79,798 77,196 74,577 71,940 69,286 66,615 63,925
Saldo Akhir 14,629,955 14,257,443 13,882,448 13,504,953 13,124,941 12,742,396 12,357,300 11,969,637 11,579,390 11,186,541 10,791,073 10,392,968 9,992,209 9,588,779 9,182,659
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
15-09-2010 470,045 408,827 61,218 8,773,832 15-10-2010 470,045 411,553 58,492 8,362,279 15-11-2010 470,045 414,296 55,749 7,947,983 15-12-2010 470,045 417,058 52,987 7,530,925 15-01-2011 470,045 419,839 50,206 7,111,086 15-02-2011 470,045 422,638 47,407 6,688,448 15-03-2011 470,045 425,455 44,590 6,262,993 15-04-2011 470,045 428,292 41,753 5,834,701 15-05-2011 470,045 431,147 38,898 5,403,554 15-06-2011 470,045 434,021 36,024 4,969,533 15-07-2011 470,045 436,915 33,130 4,532,618 15-08-2011 470,045 439,828 30,217 4,092,790 15-09-2011 470,045 442,760 27,285 3,650,030 15-10-2011 470,045 445,711 24,334 3,204,319 15-11-2011 470,045 448,683 21,362 2,755,636 15-12-2011 470,045 451,674 18,371 2,303,962 15-01-2012 470,045 454,685 15,360 1,849,277 15-02-2012 470,045 457,716 12,329 1,391,561 15-03-2012 470,045 460,768 9,277 930,793 15-04-2012 470,045 463,840 6,205 466,953 15-05-2012 470,045 466,953 3,092 0 Jumlah 16,921,620 15,000,000 1,921,620 E. Sejarah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Syariah Sejarah awal mula kegiatan Bank Syariah yang pertama sekali dilakukan adalah di Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940 an. Kemudian di Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. Bank ini beroperasi dipedesaan Mesir dan masih berskala kecil. Di Uni Emirat Arab, baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank. Kemudian di Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwait Finance House yang beroperasi tanpa bunga. Selanjutnya di Mesir pada tahun 1978 berdiri Bank Syariah yang diberi nama Faisal Islamic Bank. Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relatif baru, yaitu pada awal tahun 1990 an, meskipun masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat miskin terbesar didunia. Prakarsa untuk mendirikan bank syariah di Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Namun diskusi tentang bank syariah sebagai basis ekonomi islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980. Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia (PT. BMI) yang akte
pendiriannya
ditandatangani
tanggal
1
November
1991.
Dalam
perkembangan selanjutnya kehadiran bank syariah di Indonesia khususnya cukup menggembirakan. Disamping BMI, sampai juni 2009 juga telah hadir bank syariah milik pemerintah seperti bank syariah sebagai cabang dari bank konvensional yang sudah ada, seperti bank BNI unit usaha syariah yang didirikan sejak tanggal 29 April 2000 yang sampai saat ini telah mempunyai 10 buah cabang yakni, Yogyakarta, Jepara, Banjarmasin, Jakarta Timur, Padang, Pekalongan, Malang, Jakarta Selatan, Bandung, Makasar. PT. Bank BNI Syariah Cabang Medan terletak dijalan Kapten Maulana Lubis No. 12 Medan. Layanan ini diperuntukan untuk individu yang membutuhkan layanan perbankan yang lebih personal dalam suasana yang nyaman. Dari awal beroperasi hingga kini, BNI Syariah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Asset meningkat dari Rp. 160 Milyar di Tahun 2001 menjadi 460 Milyar di Tahun 2002. Seiring dengan itu kinerja usaha juga mengalami peningkatan dengan pencapaian laba sebesar Rp. 7,2 Milyar dibanding tahun 2001 yang masih rugi sebesar 3,1 Milyar. Dana pihak ketiga meningkat sebesar 88% dari tahun 2001 menjadi Rp. 205 Milyar. Pembiayaan juga meningkat 163% menjadi 292,9 Milyar. Data di atas menunjukkan bahwa perbankan syariah memiliki prospek yang baik dan akan terus berkembang di masa yang akan datang. Pada akhir tahun Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
2003 dana pihak ketiga meningkat 97.56% menjadi Rp 405 milyar, pembiayaan meningkat sebesar 67.57% menjadi Rp490milyar sedangkan laba mencapai peningkatan sebesar 281.39% menjadi Rp.27.46 milyar. Pada tahun 2004 BNI Syariah mendapatkan penghargaan The Most Profitable Islamic Bank untuk yang kedua kalinya, penghargaan ini berdasarkan penilaian oleh Karim Business Consulting bekerja sama dengan Majalah Manajemen dan PPM. PT. BNI (Persero) Tbk dan PT. BNI Syariah Cab Syariah merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, memiliki 972 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia baik konvensional maupun syariah dan 5 cabang diluar negeri. Serta outlet yang khusus meyalurkan kredit/pembiayaan, yaitu 50 Sentra Kredit Kecil (SKC), 19 Sentra Kredit Menengah (SKM), 12 Sentra Kredit Konsumen (SKK) dan 54 cabang Syariah. Sampai saat ini BNI melayani sekitar 9 juta nasabah simpanan, lebih dari 100.000 nasabah kredit konsumen, 741 nasabah kredit korporasi, 51.642 nasabah kredit menengah & kecil dan 1,3 juta pemegang kartu kredit. Sampai saat ini BNI memiliki 2.350 ATM ditambah 6.900 ATM LINK dan 10.500 ATM Bersama, serta fasilitas phone banking 24 jam BNI Call di 021-5789 9999 atau 68888 (via ponsel), serta SMS Banking dan BNI Internet Banking www.bni.co.id untuk kebutuhan transaksi perbankan dengan puluhan fitur. Untuk transaksi internasional BNI Card dapat digunakan untuk belanja di merchant Master Card dan bertransaksi di ATM berlogo Maestro & Cirrus di seluruh dunia. Saham BNI tercatat di Bursa Efek Indonesia Jakarta dengan kode BBNI. Adapun visi bank syariah adalah menjadi bank syariah yang kokoh, terpercaya, dan bersahabat di Indonesia, agar dapat memberikan manfaat ekonomi yang terbaik sesuai kaidah sehingga Insya Allah akan membawa berkah. Misi yang diembannya adalah Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
secara istiqomah melaksanakan kaidah untuk memberikan manfaat secara berkesinambungan dengan layanan yang didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki sikap dan perilaku islami dan teknologi informasi yang up to date dengan segmen-segmen pasar yang belum terlayani oleh bank BNI syariah secara optimal. Alasan pendirian bank BNI syariah adalah : 1. Internal a. Pendapatan Bank BNI dari sektor perkreditan saat ini mengalami penurunan oleh karena banyaknya pinjaman yang bermasalah yang diakibatkan kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan b. Salah satu penyebabnya adalah tingginya tingkat bunga yang berlaku yang tidak mungkin lagi dipikul oleh para pengusaha c. Produk perbankan konvensional berupa kredit dan dana mempunyai resiko yang cukup tinggi, yang dapat berakibat menimbulkan kondisi negative spread. d. Untuk mengatasi persoalan diatas, maka diperlukan jenis usaha perbankan yang dapat meminimalisir pengaruh krisis ekonomi terutama pengaruh sektor moneter dan kebijakan bank konvensional, yaitu perbankan dengan sistem syariah. e.
Pengaruh sektor moneter dan kebijakan bank konvensional, yaitu perbankan dengan sistem syariah.
f.
Jaringan BNI yang luas, sehingga mampu memahami karakter nasabah dibidang lingkungan bisnis yang memungkinkan didirikannya bank sistem
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
syariah 2. Eksternal a.
Pendirian bank syariah saat ini mendapat respon yang baik dari Bank Indonesia, dengan dikeluarkannya UU No. 10 Tanggal 10 November Tahun 1998 serta akan dikeluarkannya ketentuan dan perangkat hukum bank syariah yang akan lebih mendorong bank-bank konvensional untuk masuk kebank syariah
b. Menurut MUI (Majelis Ulama Indonesia) bahwa lebih dari 30 % masyarakat muslim berpendapat bahwa bunga bank konvensional merupakan riba dan mereka lebih baik menyimpan dananya dibawah bantal dalam aset lain. c. 90% dari 25 juta jiwa penduduk Indonesia beragama Islam dan bagian terbesar dari ekonomi Indonesia terdiri dari kalangan menengah kebawah yang mayoritas umat Islam, sehingga merupakan potensi pasar yang besar bagi bank BNI untuk beroperasinya bank syariah Pegawai bank BNI syariah statusnya masih tetap sebagai pegawai bank BNI sehingga gaji dan jalur karirnya masih sama dengan bank BNI konvensional dan juga sebaliknya. Juga unit usaha syariah (UUS) juga bukan merupakan anak perusahaan yang terpisah dari bank BNI namun berada setingkat dibawah Direktur Ritel, dengan struktur organisasi yang terdiri dari satu yaitu, kelompok perbankan
syariah yang membawahi pengelola penunjang bisnis, pengelola
Treasury Investment dan pengelola umum. Unit yang langsung dibawah pemimpin unit usaha syariah adalah staff khusus (bersifat sementara), pengelola penyeliaan cabang dan bagian umum. Bank berdasarkan prinsif syariah juga dapat Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsif operasional lain yang lazim dilakukan oleh bank syariah. Hal ini dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsif syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional. Istilah bank syariah dapat diterjemahkan menjadi lebih dari satu pengertian, terutama apabila dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari. Kegiatan operasional bank syariah lebih terarah, maka Bank Indonesia memberikan pedoman dan prinsif-prinsif tersebut dituangkan dalam UU No 10 Tahun 1998 dan SK Dir BI No. 32/34/Kep/Dir 12 Mei 1999 Tentang bank berdasarkan prinsif syariah F. Struktur Organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Syariah Medan Struktur organisasi bank syariah adalah suatu kelompok struktur organisasi perbankan yang menerapkan prinsif syariat islam, juga suatu kelompok yang logis dari kegiatan-kegiatan perbankan yang mengedepankan kemurnian syariah, dan tidak menerima segala bentuk produk pendanaan, penyaluran, maupun jasa kedalam hal-hal yang haram, menurut hasil yang ingin dicapai serta menunjukkan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab atas suatu tindakan. Struktur organisasi PT. Bank BNI Cabang Syariah Medan adalah struktur organisasi garis lurus yang sesuai dengan laju dengan laju perkembangan PT. BNI syariah Medan. Tugas, wewenang dan tanggung jawab serta posisi dalam organisasi bank syariah harus dirumuskan dengan jelas, sehingga tanggung jawab untuk hasil akhirnya dapat diukur dengan benar, baik, mudah dan bersih. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi mekanisme dan sistem yang dipergunakan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
perusahaan tersebut. Semakin baik, teratur dan lengkap struktur organisasi dalam perusahaan tersebut berarti perusahaan tersebut semakin baik. Dari struktur organisasi dapat terlihat bagaimana perusahaan tersebut menjalankan sistem kerja dalam perusahaannya, bagaimana dengan pendelegasian wewenang, apakah sudah terlaksana dengan baik atau sebaliknya. Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari staf, pegawai, dan karyawan PT. Bank BNI Syariah Cab. Medan F.1. Bidang-Bidang / Bahagian Kerja F.1.1. Tugas dan Tanggung Jawab Pemimpin Cabang Syariah a. Melaksanakan penghimpunan dana/pembiayaan, mengawasi kinerja pegawai dilingkungan cantor cabang, membimbing kegiatan pelayanan nasabah, pengguna teknologi informasi, adminitrasi pembiayaan, mengendalikan semua aktifitas, memantau kegiatan operasional cabang agar tetap sesuai syariah dan meminta pendapat Dewan Pengawas Syariah. b. Memimpin kegiatan kelompok pemutus dana pembiayaan sesuai dengan ketentuan
yang
berlaku,
membimbing
dan
memonitor
upaya-upaya
penyelesaian pembiayaan kurang lancar, memberikan saran dan pertimbangan kepada direksi. F.1.2. Tugas dan Tanggung Jawab Wakil Pemimpin Cabang Syariah Memberikan saran-saran atau pertimbangan lepada pemimpin cabang, membantu pemimpin cabang dalam mengevaluasi kegiatan cantor cabang, sebagai anggota komite pemutus pembiayaan cantor cabang syariah sesuai dengan wewenang, mengawasi penggunaan seluruh harta benda bank yang berada dilingkungan cantor cabang, memeriksa kebenaran lampiran neraca Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
dan saldo rekening F.1.3. Tugas Penyelia / Bahagian Pemasaran Mengawasi dan mengatur seluruh tugas operasional pada bahagian pemasaran, membuat rencana verja, anggaran tahunan program pemasaran, melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengaturan seluruh kegiatan operasional pelaksanaan dana, analisis pembiayaan, dan penagihan pembiayaan, memeriksa data calon nasabah dan meminta konfirmasi ke bank lain, memeriksa analisa permohonan pembiayaan, menyusun jadwal kunjungan nasabah, meninjau proyek yang dibiayai. F.1.4. Tugas Bahagian / Penyelia Pelayanan Nasabah Memeriksa
kebenaran
pembukuan
penerimaan
/
penarikan
tabungan/deposito/giro dan memeriksa kecocokannya dengan yang tertulis pada slip / kas bon kredit / debet sesuai dengan ketentuan yang berlaku, meneliti dan memeriksa pembayaran simpanan giro dengan cek/bilyet giro, pencairan deposito, pembayaran bagi hasil deposito/tabungan, pembayaran bonus, pembebanan denda dan transfer, kemudian mensahkannya apabila proses yang dilakukan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan lainlain. F.1.5. Tugas Bahagian / Penyelia Operasional Mengawasi seluruh kegiatan operasional, memberikan pembinaan, masukan, pengawasan,
pengaturan
seluruh
kegiatan
operacional,
melaksanakan
transfer/inkaso/kliring/pajak, membuat dan memeriksa akad pembiayaan dan memeriksa keabsahannya. Memelihara data nasabah yang memperoleh pembiayaan termasuk data instansi. Membuat daftar aktiva tetap dan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
inventaris, mempersiapkan penggajian, upah, cuti, pinjaman dan lain-lain. F.1.5. Tugas Kontrol Intern Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan operasional, memberikan pertimbangan kepada pemimpin cabang tentang tindakan yang perlu diambil, membantu pemimpin cabang dalam hal pengawasan rutin atas transaksi harian kantor cabang syariah
G. Analisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Syariah Cab. Medan Sistem Branch Credit Management (BCM) yang digunakan oleh PT. Bank BNI (Persero) Tbk dalam memproses kredit (atau dalam unit usaha syariah BNI dikenal dengan pembiayaan) ritel yang terdiri dari : 1. Analsisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah BNI adalah suatu proses penilaian kelayakan pembiayaan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dalam pemberian pembiayaan. Analisis pembiayaan merupakan inti dari sistem manajemen pembiayaan yang dijadikan dasar dalam mengelola resiko, menentukan struktur fasilitas pembiayaan dan sebagai sarana pengambilan keputusan yang sehat. Analisis pembiayaan dalam rangka mengambil keputusan kredit yang sehat secara efektif dan efisien yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu : a). Pengumpulan data nasabah BNI adalah bagian yang sangat penting karena merupakan awal dari pengelolaan resiko yang akan menentukan hasil akhir analisa pembiayaan murabahah. Data diperoleh dari nasabah, pihak ketiga, buku
referensi,
kebijakan pemerintah,
dan
sebagainya.
Sebelum
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
melaksanakan pengumpulan data yang dibutuhkan dari nasabah sebaiknya pejabat pembiayaan BNI memahami bisnis dari debitur tersebut, karena dari memahami bisnis tersebut akan ada gambaran untuk menyeleksi dan menetapkan data yang dibutuhkan nantinya. Kelemahan yang umum dijumpai, selama ini antara lain : (1). Permohonan kredit dari nasabah BNI biasanya tidak lengkap (2). Surat-surat permintaan tambahan data yang memakan waktu cukup lama (3). Data tidak diteliti secara cermat oleh petugas BNI atau dicek kualitasnya (4). Masih ada pengelola nasabah yang belum menggambarkan keadaan nasabah secara obyektif Pengumpulan data sebaiknya dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut : (1). Rencanakan lebih dahulu data yang diperlukan, sumber-sumber serta cara memperolehnya. (2). Data harus dikumpulkan secara aktif dan langsung dari sumbernya (3). Data yang dikumpulkan harus dijaga kualitasnya (4). Carilah data yang diperlukan jangan hanya puas dengan data yang diberikan oleh nasabah : Berikut ini adalah proses pengumpulan data pembiayaan murabahah BNI :
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
PERSIAPAN
Menghubungi nasabah
Bertemu dengan nasabah untuk
untuk mengumpulkan
memeriksa/ mengumpulkan data
data yang dibutuhkan
dikantor nasabah atau dikantor bank
sebelum bertemu
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data
Mengadakan kunjungan
dari pihak ketiga
dari kepustakaan dan
setempat ketempat usaha
melalui keunjungan
dari penerbit-penerbit
nasabah
setempat
Bila Bila Lengkap
Bila Tidak Langkap Mengadakan
Sumber : PT. Bank BNI Syariah Cab. Medan
pengujian
Gbr 3.1 : Proses Pengumpulan Data
b). Verifikasi bertujuan untuk meneliti dan menentukan kebenaran, kewajaran, dan ketetapan data melalui pemeriksaan setempat, memeriksa pembukuan perusahaan, meminta informasi kepada Bank Indonesia dan bank lainnya khususnya bank yang berada dalam 1 (satu) kota. Hal ini pejabat pembiayaan dituntut untuk melakukan pendekatan dan komunikasi yang baik serta wawasan yang luas. Verifikasi pada pihak ketiga dan debitur bertujuan untuk menjamin dan meyakini kebenaran dan keakuratan data atau informasi yang telah dikumpulkan. Informasi diperoleh pihak bank melalui bank lain yang mempunyai hubungan dengan debitur atau calon debitur, pembeli dan pemasok atau penjual, kantor atau pabrik, toko, tempat usaha, nasabah, atau lokasi jaminan dan sebagainya. Pihak bank dapat mengetahui Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
apakah data yang diberikan oleh debitur adalah data yang akurat atau benar. c). Analsisis Laporan Keuangan nasabah BNI yang telah diverifikasi kebenaran dan
kewajarannya
harus
dianalisis
untuk
mengetahui
keadaan,
perkembangan dan potensi keuangan nasabah yang meliputi : (1). Analisis Rasio (2). Analisis Rekonsiliasi modal dan harta tetap (3). Analisis penyertaan pengadaan kas (4). Analisis aspek lainnya ; aspek umum, manajemen, pemasaran, teknis, produksi dan pembelian (5). Analisis resiko : Pada tahap ini pejabat pembiayaan diharapkan memiliki keterampilan dalam melakukan analisis dan memahami maksud serta tujuan analisis serta telah mengidentifikasi resiko yang mungkin
timbul
dikemudian
hari
dan
juga
peka
terhadap
perkembangan ekonomi dan moneter. d).
Analisis proyeksi keuangan dengan menyusun proyeksi arus kas dalam skenario wajar. Pada proyeksi arus kas dapat diketahui : (1). Kemampuan nasabah melunasi / mengembalikan kredit/pembiayaan (2). Jumlah kredit, jangka waktu, rencana angsuran, jaminan yang diperlukan, ketentuan dan persyaratan kredit lainnya. (3). Jenis struktur fasilitas yang diperlukan. Struktur fasilitas ini pejabat pembiayaan harus mencantumkan hal-hal sebagai berikut : (a). Maksimum pembiayaan murabahah, keperluan pembiayaan (b). Jangka waktu, margin murabahah (c). Biaya administrasi, jenis pembiayaan, bentuk pembiayaan
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
(d). Tempat penarikan dan penyetoran pembiayaan (e). Jaminan pembiayaan murabahah, asuransi jaminan dan lain-lain. Langkah-langkah proses analisis tersebut dituangkan dalam perangkat aplikasi pembiayaan (PAP), dimana PAP tersebut dibuat dan pergunakan untuk setiap permohonan
fasilitas
pembiayaan,
baik
permohonan
baru,
tambahan,
perpanjangan, maupun penyelamatan pembiayaan 2. Persetujuan pembiayaan adalah merupakan sarana pengendalian resiko, saran dan pengendalian proses manajemen pembiayaan, cermin kemampuan pengelola pembiayaan, hasil akhirnya memperlihatkan kualitas pembiayaan secara keseluruhan. Persetujuan pembiayaan diberikan oleh kelompok pemutus pembiayaan (KPP) BNI Syariah, dituangkan dalam surat keputusan pembiayaan (SKP) yang kemudian didudukkan dalam perjanjian akad pembiayaan (akad murabahah). Persetujuan untuk menempatkan dana dan modal bank pada aktiva yang beresiko. Pada persetujuan pembiayaan ini harus mencerminkan suatu pernyataan bahwa nasabah yang disetujui fasilitas pembiayaannya adalah nasabah yang layak meliputi kriteria sebagai berikut : a. Kelayakan Pembiayaan b. Telah sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur pemberian pembiayaan c. Tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan limit pembiayaan d. Telah dipertimbangkan mengenai keamanan pembiayaannya e. Telah diputus sesuai dengan kewenangan yang memutus. 3. Pemantauan nasabah adalah rangkaian aktivitas untuk memantau dan mengikuti sejauh mana perkembangan usaha nasabah dan perkembangan pembiayaan sejak diberikan sampai lunas. Tujuan pemantauan nasabah adalah usaha untuk Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
mengambil tindakan perbaikan sedini mungkin dan berkesinambungan oleh pejabat pembiayaan, apabila terjadi hal-hal yang tidak dinginkan/gejala memburuk. Pemantauan pembiayaan meliputi : 1). Pemantauan terhadap proses pemberian dan perjalanan kredit dan pemantauan dokumentasi kredit. Hal ini terdapat sistem dokumentasi nasabah dengan struktur file sebagai berikut : (a). File Nasabah (b). Dokumentasi Nasabah (File Referensi) 2). Pemantauan perkembangan usaha nasabah, meliputi : (a). Pemantauan hasil prestasi (first way out) meliputi penggunaan kredit, riwayat pembiayaan dan hasil prestasi keuangan (b). Pemantauan barang jaminan (second way out) meliputi nilai jaminan, dan kesempurnaan jaminan. Metode yang digunakan didalam melakukan pemantauan dapat secara langsung dan administrasi (tidak langsung) 4.
Penyelamatan pembiayaan
adalah usaha bank mencegah kemungkinan
timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu kredit yang tidak lancar melalui pengelolaan hubungan dengan nasabah. Tujuan penyelamatan pembiayaan adalah memperkecil kemungkinan kerugian yang lebih besar, menetapkan langkahlangkah penyelamatan pembiayaan. Proses analisis penyelamatan pembiayaan meliputi : a. Mengidentifikasi masalah agar dapat memfokuskan permasalahan sehingga memungkinkan
meneliti gejala
secara
jelas
dan
menentukan
letak
permasalahan b. Melakukan diagnosa permasalahan untuk menentukan seberapa jauh kerugian Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
yang terjadi c. Analisis masalah yang dilakukan secara tetap akan menghasilkan strategi yang dapat memperkecil kerugian d. Menilai nasabah dalam penyelamatan dilakukan dengan menilai dan menganalisa tiga pilar kelayakan nasabah, yaitu : 1). Menilai pilar kemampuan membayar kembali yang meliputi penilaian variabel hasil prestasi (lingkungan dan aktifitas usaha) dan variabel likuiditas (sumber dana, penggunaan dana) 2). Menilai pilar jaminan yang meliputi penilaian terhadap variabel penguasaan (kesempurnaan pengikatan, mudah tidaknya pencairan jaminan) dan variabel pada saat penjualan 3).
Menilai pilar kredibilitas manajemen yang meliputi penilaian terhadap variabel integritas (kejujuran nasabah dan kerjasama nasabah) dan variabel kecakapan (kemampuan manajemen). Penilaian tersebut dilakukan dengan cara call kepada kunjungan nasabah, pengecekan kepada kredit lain dan melakukan kunjungan setempat dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang cukup dan tepat untuk menetapkan strategi penyelamatan
4).
Pengendalian pembiayaan adalah untuk mengevaluasi aspek-aspek yang berkaitan dengan proses pembiayaan. Tujuan pokok pengendalian pembiayaan (audit pembiayaan) adalah untuk mengukur tingkat yang dicapai suatu unit dalam memenui suatu tujuan pembiayaan pada tingkat proses maupun sub proses.
Pengendalian pembiayaan ini dilakukan oleh : (a). Satuan Pengawas Intern (SPI) Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
pengendalian pembiayaan yang dilakukan oleh SPI adalah mengukur tingkat pencapaian suatu unit dalam memenuhi tujuan pembiayaan baik tingkat proses maupun sub proses yang terdiri dari : (1). Mengevaluasi apakah tujuan pembiayaan telah tercapai (2). Menyampaikan pendapat yang independen kepada direksi mengenai kualitas manajemen pembiayaan (3). Manganalisa masalah yang potensial dalam proses pembiayaan (b). Divisi Pengendalian Resiko PAR pengendalian pembiayaan yang dilakukan oleh divisi pengendalian resiko adalah
bertujuan
pemantauan
secara
keseluruhan
sehingga
membantu
pengendalian kualitas manajemen pembiayaan yang berguna untuk manajemen sebagai : (1). Umpan balik bagi direksi mengenai perkembangan pembiayaan (2). Bagi pemimpin cabang agar dapat mengetahui perkembangan pemberian pembiayaan sehingga gejala permasalahan yang timbul dapat terdeteksi secara dini. 5. Pengelolaan dan Prosedur Pembiayaan adalah langkah-langkah kerja atau urutan dalam metodologi yang diperlukan untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan
kebijakan
pembiayaan
harus
dilakukan.
Kebijaksanaan
pembiayaan merupakan suatu ketentuan atau peraturan yang disusun dan ditetapkan oleh PT. Bank BNI Syariah untuk memberikan petunjuk kepada pejabat pembiayaan dalam melaksanakan aktifitas pembiayaan. Proses pengelolaan kebijaksanaan pembiayaan dan prosedur pembiayaan merupakan pedoman bagaimana suatu kebijakan dan prosedur dibuat, didistribusikan dan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
dilaksanakan. Berikut ini Gambar Garis Besar Prosedur Pemberian Pembiayaan :
LANGKAH-LANGKAH
Pengumpulan Data
Verifikasi Data
Analisis Laporan keuangan dan aspek aspek perusahaan lainnya
Penilaian Resiko
Analisis Proyeksi Keuangan
KEGIATAN 1. Menyusun rencana pengumpulan data, antara lain jenis data yang diperlukan, sumber dan cara memperolehnya, dll 2. Melaksanakan pengumpulan data 3. Menseleksi data yang perlu dan tidak perlu 1. Melakukan pemeriksaan setempat (pemeriksaan fisik / on the spot) 2. Meminta informasi bank kepada BI/Bank lain /Lembaga Pembiayaan lainnya 3. Checking kepada pembeli, pemasok, pesaing maupun pihak ketiga lainnya 1. Analisis rasio 2. Analisis pernyataan Laba/Rugi dan Neraca 3. Analisis rekonsiliasi modal dan harta tetap 4. Analisis pernyataan pengadaan kas 5. Analisis aspek-aspek preusan lainnya, seperti aspek umum dan manajemen, hubungan dengan bank dan atau lembaga pembiayaan, teknis dan produksi, pemasaran, keuangan, proyeksi keuangan, resiko dan eveluasi jaminan kredit 1. Identifikasi Resiko 2. Penilaian resiko umum dan khusus serta pengaruhnya terhadap kredit yang diberikan 3. Penilaian resiko sebagai dasar asumsi proyeksi arus kas 1. Menyusun asumsi-asumsi, menyesuaikan / merubah asumsi dengan mempertimbangkan resiko tertentu 2. Proyeksi arus kas dengan skenario
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
3. 1.
Analisis proyeksi arus kas tersebut untuk menentukan jumlah dan kapan terjadinya keuangan / surplus kas untuk menentukan jenis kredit, jaminan dan syarat-syarat kredit
1.
Menetapkan jenis kredit yang akan diberikan Menetapkan jaminan yang diperlukan dan kemungkinan pengikatan serta penutupan asuransinya. Menetapkan syarat-syarat kredit.
Evaluasi Kebutuhan Keuangan
Struktur Fasilitas Kredit
wajar Proyeksi Laba/Rugi dan Neraca
2.
3. Sumber : PT. Bank BNI Syariah Cab. Medan Gambar 3.2. Langkah Proses Pembiayaan
H. Perhitungan Angsuran Margin Bank Syariah Tabel 3.6 Perhitungan Pembiayaan Murabahah BNI Syariah Perhitungan Angsuran Murabahah PT BNI Syariah Kebutuhan Investasi
Rp. 12,000,000.00
Modal Sendiri
Rp. 4,000,000.00
Pembiayaan Bank
Rp. 8,000,000.00
Jangka Waktu Ekspektasi Margin Harga Beli Bank
3 Tahun 10.50% Effective p.a Rp. 8,000,000.00
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Margin Bank Harga Jual Bank
Rp. 2,520,000.00 Rp. 10,520,000.00
Angsuran Per Bulan
Rp. 292,222,22 Tetap / fix
Sumber : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cab Syariah Tabel 3.7 Perhitungan bunga dan margin pada Bank Konvensional dan Syariah Bank Konvensional Kredit Sepeda Motor
Bank Syariah Pembiayaan Sepeda Motor
Bunga 12 % Tahun Ke I (4 Thn Margin 12 % p.a. (equivalent rate) berikutnya bisa berubah (fluktuasi) & (persen margin, tetap sampai akhir tidak mengikat) kontrak) Jangka Waktu 5 Tahun (60 Bln)
Jangka Waktu 5 Tahun (60 Bln)
Harga Sepeda Motor Rp. 12.000.000,-
Harga S. Motor Rp. 12.000.000,-
Bunga Bank : 12 % x 12 Jt / 12 Bln = Margin Bank : 12 % x 5 tahun = 60 Rp. 120.000,- / Bln utk thn ke I % x 12 Jt = 7.2 Jt Pokok Pinjaman = 12 Jt / 60 Bln = Rp. Harga Jual Bank : Rp 19.2 Jt / 60 200.000,- / Bln untuk thn pertama Bln = Rp. 320.000,Angsuran / Bln thn ke I = Rp. 320.000,-
Angsuran / Bln : Rp. 320.000,-
Angsuran tidak tetap, karena suku bunga setiap tahunnya akan mengalami perubahan. Jadi bunga dan angsuran tiap bulannya akan mengalami naik dan turun sesuai dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral
Angsuran tetap sampai akhir pembiayaan (selama 5 thn), walaupun tingkat suku bunga BI tidak stabil, pembiayaan murabahah tetap pada porsi yang sudah disepakati bersama.
Sumber : PT. Bank BNI Syariah (data diolah) Tabel.3.8 Perbedaan Kredit Konvensional dan Pembiayaan Murabahah No 1
Kredit Konvensional ( Bunga )
Pembiayaan Murabahah (Margin)
Bunga sebagai Objek / Komoditi, Barang sebagai objek, Bank serahkan Bank serahkan uang barang
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
2
Bunga dapat sepihak
berubah
secara Margin yang telah disepakati tidak dapat berubah
3
Sektor moneter dan rill terkait kuat, Tidak dikaitkan dengan sektor rill sehingga mendorong percepatan arus (sektor moneter dan rill terpisah) barang dan produksi
4
Bunga itu riba dan riba itu haram
5
Bila terjadi macet, bunga jalan Margin dan harga jual tidak berubah terus (bunga berbunga)
Margin / keuntungan Jual beli itu halal
Sumber : PT. Bank BNI Syariah Cabang Medan
I. Perjanjian Kredit dan Akad Murabahah Pada Bank BNI (Persero) Tbk. Perjanjian kredit dan akad murabahah pada bank BNI konvensional berbeda dengan BNI Syariah. Analisis kredit dan pembiayaan BNI setiap aplikasi pada umumnya sama (baik BNI Konvensional dan Syariah), hanya ada penekanan khusus pada hal-hal yang bersinggungan dengan aspek syariah. Penerapan asas prudential banking pada ekspansi pembiayaan BNI tetap jadi perhatian. Didalam BNI Syariah aspek karakter sangat penting dalam pemberian kredit, lain halnya dengan BNI Konvensional yang lebih menekankan aspek jaminan. BNI Syariah tidak mengenal pembiayaan untuk minuman keras, perjudian, prostitusi, pornografi, paganistik, peramalan, dan usaha yang haram lainnya. Pembiayaan didalam BNI Syariah harus halal, dalam arti bersih dari riba, tanpa spekulasi, transparan, keuntungan wajar dan adil, jujur dan benar. Lain halnya dengan BNI Konvensional yang dapat memberikan kredit pada semua aspek kegiatan dan usaha tanpa batas tertentu dan tidak memandang halal atau haram dari usaha tesebut. Didalam perjanjian kredit pada bank BNI Konvensional memakai sistem Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
bunga dalam memperoleh keuntungan sedangkan pada bank BNI Syariah memakai sistem bagi hasil atau margin dalam memperoleh keuntungan yang ditetapkan didalam akad murabahah.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit dan Murabahah Penelitian ini telah melakukan perbandingan dalam menganalisa prosedur pemberian kredit dan murabahah pada bank BNI.
Hasil dari perbandingan
tersebut selanjutnya akan dianalisis dan dibahas guna mengetahui perbandingan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
prosedur pemberian kredit dan pembiayaan murabahah pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Medan. Analisis perbandingan prosedur pemberian kredit dan murabahah pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk
Medan dengan cara
membandingkan dengan suatu tolak ukur yang ditetapkan oleh bank sentral, dewan pengawas syariah, majelis ulama indonesia, bank konvensional dan bank syariah serta lembaga terkait lainnya, berupa perbandingan kredit konvensional dan murabahah. Dari hasil perbandingan tersebut maka nantinya akan diperoleh gambaran perbandingan kredit dan murabahah yang berada dalam batas yang ditetapkan oleh bank sentral, dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional, bank konvensional, majelis ulama indonesia, bank syariah dan lembaga terkait lainnya. Hasil perbandingan prosedur pemberian kredit antara kredit konvensional dan murabahah bank syariah pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Medan dengan tolak ukur yang ditetapkan oleh BNI dan akan disajikan dalam analisis dan pembahasan yang akan dirangkum dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit dan Murabahah Serta Akad dan Perjanjian Kredit pada BNI (Persero) Tbk No BNI Konvensional 1 Perjanjian kredit BNI konvensional tidak dibatasi oleh halal dan haram (bebas berkontrak dalam hal apa saja) 2 Perjanjian Kredit bank BNI Konvensional memakai prinsip bunga yang dituangkan dalam perjanjian kredit 3 BNI Konvensional tidak diawasi
BNI Syariah Akad Murabahah BNI Syariah harus dibatasi oleh hal-hal yang halal dan baik (tidak bebas berkontrak) harus sesuai syariat islam Akad Murabahah memakai prinsip bagi hasil atau margin yang dituangkan dalam akad murabahah BNI Syariah BNI Syariah diawasi oleh Dewan
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
dengan Dewan Pengawas Syariah, hanya komite pemutus kredit dan bahagian analisis kredit serta pimpinan cabang yang mengetahuinya 4
5
6
7
Selama perjanjian kredit berlangsung dan belum selesai (selama berkontrak) bunga dapat berubah secara sepihak (naik turun) Perjanjian kredit BNI tertuang jumlah kredit, keuntungan bunga, jangka waktu dan cara pembayaran, jaminan, asuransi dll Didalam perjanjian kredit BNI Konvensional pihak bank memberikan uang kepada nasabahnya Penandatanganan Perjanjian Kredit oleh BNI Konvensional yakni pihak pertama dan pihak kedua. Pihak pertama oleh bank BNI (penandatanganan dilakukan oleh pimpinan cabang ) dan pihak kedua oleh nasabah
Pengawas Syariah dalam memutuskan akad murabahah, agar sesuai dengan prinsip syariah dan tidak keluar dari tuntunan syariah, dan juga diketahui oleh komite pemutus kredit dan pimpinan cabang Selama berkontrak didalam akad murabahah margin tidak dapat berubah karena sudah sepakat didalam akad murabahah Akad murabahah BNI tertuang jumlah pembiayaan, keuntungan margin, jangka waktu, cara pembayaran, asuransi syariah, uang muka dll didalam akad murabahah BNI pihak bank memberikan barang kepada nasabahnya dan bukan uang Penandatanganan Akad Murabahah oleh BNI Syariah yaitu pihak pertama BNI Syariah (pimpinan cabang dan serta diketahui oleh Dewan Pengawas Syariah) dan pihak kedua oleh nasabah
Perjanjian / Akad kredit pada bank konvensional tidak dibatasi masalah halal atau haram, dan para nasabah bebas berkontrak kredit untuk keperluan apa saja sedangkan Perjanjian Akad pembiayaan murabahah harus benar dan jelas kemana arah kredit ditujukan dan harus menjurus kearah yang halal dan tidak menyimpang dari syariat Islam, seperti untuk pembiayaan grosir rokok, kafe dangdut, bisnis bola sodok, bisnis kolam renang umum, bisnis diskotik, bisnis hiburan malam dan bisnis-bisnis yang dilarang didalam agama dan syariat Islam. Didalam bank BNI konvensional memakai sistem keuntungan bunga maka terdapat unsur riba, bunga berbunga, sedangkan didalam bank BNI syariah tidak terdapat unsur riba dan tidak memakai bunga. Dari sistem keuntungan yang Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
diterapkan oleh BNI maka dari pendapatan bunga itulah yang ditentang dalam ajaran syariat Islam, sedangkan
sistem keuntungan yang diambil dari bank
syariah yakni dari pendapatan bagi hasil dan margin. Di dalam struktur organisasi bank konvensional tidak ada Dewan Pengawas Syariah, sedangkan dilingkungan BNI syariah harus terdapat Dewan Pengawas Syariah didalam struktur organisasinya, karena untuk mengawasi jalannya operasional bank untuk selalu murni dalam syariah dan tidak menyimpang dari aturan norma-norma yang berlaku didalam tuntunan umat islam. Bank BNI Konvensional menamakan produk penyaluran dana dengan istilah kredit ; kredit investasi, konsumsi dan modal kerja, Bank BNI Syariah menamakan produk penyaluran dana dengan istilah pembiayaan ; pembiayaan murabahah investasi, konsumsi dan modal kerja.
B. Analisis dan pembahasan jenis-jenis kredit dan bunga serta margin BNI Konvensional dan BNI syariah 1. Dilihat dari segi keperluan atau kegunaan kredit, baik dibank konvensional maupun bank syariah dibagi menjadi 2 yaitu kredit/pembiayaan investasi dan kredit/pembiayaan modal kerja sedangkan kalau ditinjau dari tujuannya yaitu kredit/pembiayaan produktif, konsumtif, dan kredit/pembiayaan perdagangan. 2. Untuk kredit/pembiayaan investasi ini mempunyai jangka waktu menengah dan panjang, contohnya kredit/pembiayaan untuk pembelian/pengadaan barang-barang modal seperti pembelian mesin-mesin, bangunan, tanah untuk pabrik, pembelian alat-alat produksi baru, perbaikan alat-alat produksi dan lain-lain. 3. Untuk kredit/pembiayaan konsumtif mempunyai jangka waktu menengah dan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
juga panjang, contohnya untuk kredit pembelian kendaraan pribadi, kredit perumahan (untuk dipakai sendiri), kredit untuk pembayaran sewa / kontrak rumah, dan pembelian alat-alat rumah tangga. 4. Kredit/pembiayaan modal kerja, jangka waktunya pendek (lebih kurang 1 tahun) karena dipergunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 5. Penerapan bunga kredit didalam manajemen bank BNI terdapat tiga bentuk jenis bunga kredit, yakni sistem Flat Rate, Effective Rate, dan Anuitas. Untuk sistem flat diketahui jumlah plafon kredit Rp. 15.000.000,- bunga 8 % dan jangka waktu 36 bulan, maka hasil atau jumlah pokok kreditnya Rp. 15.000.000,- selama 3 tahun atau 36 bulan, selanjutnya untuk total angsuran selama 3 tahun atau 36 bulan Rp. 18.600.012 (angsuran perbulan 516.667 x 36 bulan) jumlah 516.667 yakni pokok kredit 416.655 + bunga 100.012/bln dan total bunga dalam 3 tahun menjadi 3.600.012 6. Untuk penerapan bunga efektif diketahui ada perbedaan antara biaya angsuran dan bunga kredit pada setiap bulannya, kecuali pokok kredit yang berjumlah tetap dari awal bulan hingga habis masa kredit yakni 416.667 / bln. Untuk angsuran pokok dan bunga kredit akan menurun jumlahnya setiap bulan pada sistem efektif ini. Untuk total angsuran kredit selama 36 bulan atau 3 tahun yakni 16.850.011 (lebih rendah dari sistem flat) sementara total pokok kredit masih tetap sama, sedangkan total bunga kredit 1.850.011 lebih rendah juga dari sistem flat tersebut. 7. Pada penerapan sistem bunga anuitas BNI, angsuran kreditnya tetap dari awal kontrak hingga berakhir yakni 470.045 x 36 bln = 16,921,620, sementara Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
pokok kreditnya berfluktuasi dan semakin menurun dari bulan kebulan hingga akhir kredit, hingga total pokok kreditnya 15.000.000, sedangkan untuk bunga kreditnya juga mengalami hal yang sama yakni berfluktuasi dan semakin menurun dari bulan kebulan hingga akhir kredit yakni berjumlah 1,921,620 selama 36 bulan atau 3 tahun. 8. Baik kredit investasi, kredit konsumsi maupun kredit modal kerja akan disesuaikan bunganya oleh pihak BNI melalui kesepakatan antara nasabah kredit dan pihak BNI yang dituangkan dalam perjanjian kredit, begitu juga dengan bank BNI Syariah, untuk menentukan keuntungan dari hasil pembiayaan atau kredit dituangkan dalam akad murabahah serta kesepakatan antara kedua belah pihak. 9. Bank BNI Konvensional memberikan kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi dengan cara meminjamkan atau memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan nasabah untuk mendanai seluruh kebutuhan yang diperlukannya, sedangkan Bank BNI Syariah memberikan pembiayaan murabahah investasi, murabahah konsumsi dan modal kerja tidak dengan memberikan uang kepada nasabah melainkan barang atau objeknya dengan sistem
jual beli barang atas barang yang diinginkan nasabah sesuai
spesifikasi. 10. Sistem perhitungan kredit pada Bank BNI Konvensional, berbeda dengan Bank BNI Syariah, kalau BNI Konvensional menerapkan sistem bunga, baik bunga flat, efektif, anuitas sedangkan Bank BNI Syariah menerapkan prinsif margin (keuntungan yang disepakati antara Bank dengan Nasabah, akibat dari transaksi jual-beli murabahah, baik murabahah investasi, konsumsi dan modal Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
kerja). Berikut ini disajikan tabel angsuran murabahah Tabel 4.2 Perhitungan Pembiayaan Murabahah BNI Syariah Perhitungan Angsuran Murabahah PT BNI Syariah Kebutuhan Investasi
Rp. 12,000,000.00
Modal Sendiri
Rp. 4,000,000.00
Pembiayaan Bank
Rp. 8,000,000.00
Jangka Waktu Ekspektasi Margin
3 Tahun 10.50% Effective p.a
Harga Beli Bank
Rp. 8,000,000.00
Margin Bank
Rp. 2,520,000.00
Harga Jual Bank Angsuran Per Bulan
Rp. 10,520,000.00 Rp. 292,222,22 Tetap / fix
Sumber : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cab Syariah
11. Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa kebutuhan investasi nasabah sebesar Rp. 12,000,000.00, maka dengan sistem murabahah BNI nasabah harus menyediakan modal 4.000.000.00, maka pihak bank BNI membiayai 8.000.000.00 dengan jangka waktu 3 tahun dengan margin kesepakatan 10.50 % / tahun (31.5 % selama 3 tahun) pembiayaan bank atau harga beli bank 8.000.000 x 31.5 % = 2.520.000.00, jadi harga jual bank yaitu HJ = HB + M Harga Beli + Margin = Harga Jual (8.000.000.00 + 2.520.000.00 = 10.520.000.00) kemudian angsuran perbulan HJ / JW (Harga Jual dibagi Jangka Waktu) = 10.520.000.00 / 36 Bulan = 292.222.22 / Bulan (tetap selama 3 tahun atau 36 bulan) 12. Pada Bank BNI Konvensional bunga sebagai Objek / Komoditi, pihak Bank BNI menyerahkan uang kepada para nasabahnya, sedangkan pada BNI Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Syariah barang sebagai objek, Bank BNI serahkan barang. Didalam BNI konvensional bunga dapat berubah secara sepihak sedangkan Margin dan harga jual tidak berubah. Bank BNI konvensional tidak mengkaitkan dengan sektor rill (sektor moneter dan rill terpisah) sedangkan dalam BNI Syariah Sektor moneter dan rill terkait kuat, sehingga mendorong percepatan arus barang dan produksi. Bunga itu riba dan riba itu haram sedangkan Margin / keuntungan Jual beli itu halal. Bila terjadi macet, bunga jalan terus (bunga berbunga) sedangkan Margin yang telah disepakati tidak dapat berubah terdapat perbandingan yang sangat signifikan, walaupun tidak begitu banyak perbedaan yang ditinjau dari hasil penelitian, tetapi sangat bermanfaat besar bagi para peneliti selanjutnya untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang perbandingan antara bank konvensional dan bank syariah. 13. Pada Bank BNI Konvensional acuan akuntansi kredit mengacu pada PSAK 31 sedangkan acuan akuntansi murabahah mengacu pada PSAK 59. Landasan Hukum BNI Syariah yakni Hukum Positif dan juga lebih menekankan pada aspek pribadi (character). Pengawasan didalam Bank BNI Konvensional yakni Dewan Komisaris sedangkan pengawasan pada BNI Syariah yakni Dewan Syariah Nasional / Dewan Pengawas Syariah / Komisaris. Sistem laporan keuangan Laporan Keuangan ; Accrual Basis Laporan Keuangan ; Cash Basis Lebih menekankan pada aspek jaminan (collateral) Landasan Hukum ; Syariah dan Hukum Positif 14. Pada tabel 4.3 dibawah ini, pada kolom bank konvensional terlihat total angsuran kredit perbulannya sama seperti bank syariah yakni Rp. 320.000,tetapi hanya untuk ditahun pertama, sementara untuk tahun berikutnya, kedua Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
sampai kelima akan berubah sesuai dengan tingkat suku bunga BI, artinya jika bunga bank naik dari 12 % menjadi 13 % maka akan berubahlah angsuran pokok yang dibayarkan sesuai ketentuan tabel 3.1 yang telah ditetapkan oleh pihak bank. Pada tabel 3.1 juga terlihat angsuran kredit perbulannya sama pada kolom bank syariah yakni Rp. 320.000,- dan akan tetap / Fix sampai akhir pembiayaan yakni Rp. 320.000,- / bln selama 5 tahun, artinya tidak akan pernah berubah walaupun tingkat suku bunga bank naik turun. (sudah ketentuan hukum perbankan syariah dalam pembiayaan murabahah, baik murabahah konsumsi, investasi maupun modal kerja). Dan dalam pembiayaan murabahah ini nasabah tidak mendapat uang tetapi barang / objek murabahah. Pihak bank syariah memberikan barang bukan uang.
Tabel 4.3 Perhitungan bunga dan margin pada Bank Konvensional dan Syariah Bank Konvensional Kredit Sepeda Motor
Bank Syariah Pembiayaan Sepeda Motor
Bunga 12 % Tahun Ke I (4 Thn Margin 12 % p.a. (equivalent rate) berikutnya bisa berubah (fluktuasi) & (persen margin, tetap sampai akhir tidak mengikat) kontrak) Jangka Waktu 5 Tahun (60 Bln)
Jangka Waktu 5 Tahun (60 Bln)
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Harga Sepeda Motor Rp. 12.000.000,-
Harga S. Motor Rp. 12.000.000,-
Bunga Bank : 12 % x 12 Jt / 12 Bln = Margin Bank : 12 % x 5 tahun = 60 Rp. 120.000,- / Bln utk thn ke I % x 12 Jt = 7.2 Jt Pokok Pinjaman = 12 Jt / 60 Bln = Rp. Harga Jual Bank : Rp 19.2 Jt / 60 200.000,- / Bln untuk thn pertama Bln = Rp. 320.000,Angsuran / Bln thn ke I = Rp. 320.000,-
Angsuran / Bln : Rp. 320.000,-
Angsuran tidak tetap, karena suku bunga setiap tahunnya akan mengalami perubahan. Jadi bunga dan angsuran tiap bulannya akan mengalami naik dan turun sesuai dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral
Angsuran tetap sampai akhir pembiayaan (selama 5 thn), walaupun tingkat suku bunga BI tidak stabil, pembiayaan murabahah tetap pada porsi yang sudah disepakati bersama.
Sumber : PT. Bank BNI Syariah (data diolah)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah membahas teori dan menganalisa hasil penelitian pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kanwil 01 Medan dan PT. Bank BNI Syariah Cabang Medan, maka pada bab ini akan dibuat beberapa kesimpulan dan saran, Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
kiranya bermanfaat bagi pihak perusahaan untuk masa yang akan datang . A. Kesimpulan 1. Prosedur pemberian kredit dan pembiayaan murabahah PT BNI tidak jauh berbeda antara kredit konvensional dan pembiayaan murabahah bank syariah, hanya paling dominan pada aspek akad, jaminan dan karakter nasabah. 2. Perhitungan Margin keuntungan dari pembiayaan murabahah ditetapkan diawal akad dan tidak berubah persentase margin keuntungannya sampai berakhirnya akad murabahah Perhitungan Bunga kredit didalam peraturan Bank BNI terbagi tiga yakni flat rate, effectif rate, fix and floating hingga dapat terjadi ketidak pastian dari tingkat suku bunga 3. Kantor cabang BNI Syariah terus mengalami peningkatan dan menggambarkan prospek yang cerah dari tahun ketahun ditambah lagi dengan bertambahnya nasabah BNI Syariah baik agama islam maupun non muslim, begitu juga dengan BNI Konvensional, juga mengalami kenaikan dalam sektor perkreditannya. 4.
Tujuan kredit yang diperlukan nasabah dibank syariah tidak boleh bertujuan untuk hal-hal yang melanggar syariah islam (atau hal-hal yang haram), dan nasabah yang meminjam di bank konvensioal tidak ditetapkan halal haramnya (bebas berkontrak dalam segala objek)
B. Saran 1. Disarankan kepada PT Bank BNI (Konvensional dan Syariah) untuk dapat Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
mensosialisasikan prosedur pemberian kredit dan pembiayaan dalam berbagai sektor kepada khalayak ramai (masyarakat luas) agar masyarakat tahu dan memahami cara-cara memperoleh kredit atau pembiayaan. 2. Disarankan kepada PT. Bank BNI (baik Konvensional dan Syariah) harus mengenalkan
seluruh
produk
syariah
maupun
konvensional
dan
menjelaskan perbedaan antara bank syariah dan konvensional kepada nasabah maupun masyarakat, baik lisan maupun tulisan (lewat media) 4. Disarankan kepada pegawai bahagian Analisis Kredit / Pembiayaan dan penyelia pemasaran PT BNI (Persero) Tbk untuk dapat lebih kreatif lagi dalam menyalurkan kredit kedalam beberapa sektor, agar masyarakat yang belum mengenal produk kredit BNI akan dapat memahami prosedur pemberian kredit BNI 5. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperkaya lagi khasanah isi dari analisis perbandingan pemberian kredit konvensional dan murabahah bank syariah
DAFTAR PUSTAKA Agustianto. 2002. Percikan Pemikiran Ekonomi Islam. Cetakan Pertama. FKEBI dan Citapustaka Media, Bandung Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Astiko dan Sunardi. 1996. Pengantar Manajemen Perkreditan. Ed. 1 Cet ke 1. Andi, Yogyakarta Inna. 2007. Analisis Pembiayaan Pada PT. BNI (Persero), Tbk. Cab. Syariah Medan, Skripsi, USU, Medan (Tidak dipublikasikan) Jusuf, Jopie. 1998. Analisis Kredit Untuk Account Officer. Cetakan Ke 4. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Jusuf, Jopie. 2003. Kiat Jitu Memperoleh Kredit Bank. Elex Media Komputindo, Jakarta. Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Ed. 3. Cet. 3. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Kasmir . 2004. Manajemen Perbankan. Ed. 1. Cet ke 5. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Kasmir. 2003. Dasar-dasar Perbankan. Ed.1. Cet ke 2. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta. Muhammad. 2005. Manajemen Dana Bank Syariah. Edisi I. Cet. Ke 2. Ekonisia. Yogyakarta. Nur Ahmad Fadhil Lubis dan Azhari Akmal Tarigan. 2002. Etika Bisnis Dalam Islam. Cetakan ke 2. Hijri Pustaka Utama, Jakarta. Richardus Eko Indrajit. 2002. Konsep & Aplikasi e-business. Andi Offset, Yogyakarta. Roland. 2007. Analisis Manajemen Kredit Pada PT. Bank Permata, Tbk. Cab. Palang Merah Medan, Skripsi, USU, Medan (Tidak dipublikasikan) Saeed, Abdullah. 2004. Bank Islam dan Bunga. Cetakan Ke 2. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Saeed, Abdullah. 2004. Menyoal Bank Syariah. Cetakan I. Paramadina, Jakarta. Sofyan, Iban. 2005. Manajemen Resiko. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Sudarsono, Heri. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah “deskripsi dan ilustrasi”. Cetakan Ke 3. Ekonisia, Yogyakarta. Sugiono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Bandung.
Ke 10. CV Alfabeto,
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.
Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan “Konseptual Problem & Studi Kasus”. Edisi Pertama. Ghalia Indonesia, Bogor Teguh Pudjo Mulyono. 1996. Bank Budgeting “Profit Planning & Control”. Ed.1. Cet Ke 1. BPFE, Yogyakarta. Tricahyono, Bambang. 1983. Manajemen Perkreditan. Ed. 1Cet ke 1. Ananda, Yogyakarta Ulfa. 2006. Perbandingan Studi Kelayakan Kredit Pada Bank Konvensional Dengan Pembiayaan Pada Bank Syariah. (Studi Kasus Pada PT. Bank BNI Medan), Skripsi, USU, Medan (Tidak dipublikasikan) (UU No 10 Thn 1998 dan UU No 21 Thn 2008). Veithzal, Andria, dan Ferry N. Idroes. 2007. Bank and Financial Institution Management. Edisi Pertama. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Wibowo, Edy dan Untung Hendy Widodo. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah. Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia, Bogor. http://usaha-umkm.blog.com http://lerning.wordpress.com www.infoperbankan.com diakses tanggal 15 Desember 2008 Pukul 20.00 Wib www.bni.go.id diakses tanggal 5 Desember 2008 Pukul 19.30. Wib www.bi.go.id diakses tanggal 3 Desember 2008 Pukul 19.30. Wib
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan, 2009.