ANALISIS PERBANDINGAN MORFEM BAHASA MELAYU SUB DIALEK BINTAN PESISIR (DESA KELONG-DESA NUMBING)
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
AGUSTIN DEWI PRAMITA NIM 100388201123
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
ABSTRAK Agustin dewi pramita, 2015. Analisis Perbandingan Morfem Bahasa Melayu Sub Dialek Kecamatan Bintan Pesisir(Desa Kelong- Desa Numbing), Skripsi. Tanjungpinang: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Drs. H. Abdul Malik. M. Pd. Pembimbing II: Siti Habiba, Lc., M. Ag. Kata kunci: Bentuk Morfem Bebas dan Morfem Terikat Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahka, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat, sebenarnya manusia dapat juga menggunakan alat komunikasi lain selain bahasa. Namun, tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna, dibandingkan dengan alat komunikasi yang lain. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti merumuskan permasalahan menjadi satu yaitu: (1) Bentuk Morfem Bahasa Melayu Dialek Bintan Pesisir (Desa Kelong-Desa Numbing), (2) Jenis kata apa sajakah yang terdapat dalam morfem bebas dan morfem terikat Bahasa Melayu Dialek Bintan Pesisir (Desa Kelong-Desa Numbing). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis Bentuk Morfem yang ada dalam Bahasa Melayu Dialek Bintan Pesisir (Desa Kelong-Desa Numbing). Objek penelitian ini adalah Bahasa Melayu yang digunakan masyarakat Bintan pesisir (Desa Kelong-Desa Numbing). Subjek penelitian adalah masyarakat Bintan Pesisir (Desa Kelong-Desa Numbing) yang berusia 50 keatas. Metode penetian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dan interview bebas. Hasil penelitian morfem bebas dan morfem terikat dialek Melayu Bintan pesisir (Desa Kelong-Desa Numbing). Morfem bebas berupa kata dasar dan morfem terikat yaitu prefiks dan infiks, jenis kata yang terdapat dalam morfem bebas dan morfem terikat yaitu kata sifat, kiata kerja, kata benda, dan kata keterangan.
ABSTRACT
Agustin dewipramita , 2015. Comparative Analysis of Sub Morfem Malay dialect Bintan District of Coastal ( village Village Kelong- numbing ) , Thesis . Tanjungpinang : Program Indonesian Language and Literature Studies , Faculty of teacher and Education , University of Maritime Raja Ali Haji . Supervisor I : Drs . H. Abdul Malik . M. Pd . Supervisor II : SitiHabiba, Lc., M. Ag Keywords : Shape Morpheme Morpheme Free and Bound Language is a system , meaning that the language was formed by a number of components which are fixed and can be patterned in kaidahkan , the primary function of language is a means of communication or interaction tools that have manusia.Dalam only in social life , in fact humans can also use other means of communication other than language . However , it seems that language is a communication tool that is best, most perfect , as compared with other means of communication . Based on these problems , we propose the problem into one that is: ( 1 ) Form Morfem Malay dialect Bintan Coastal ( Village Kelong - Village numbing ) , ( 2 ) Type the word what are contained in a free morpheme and morpheme Malay dialect Bintan Coastal ( Kelong village - village numbing ) . The purpose of this study was to analyze Form morpheme is in Malay dialect Bintan Coastal ( village Village Kelong - numbing ) . The object of this study is the Malay used Bintan coastal communities ( village Village Kelong - numbing ) . Subjects were Bintan Coastal community ( village Village Kelong - numbing ) aged 50 keatas.Metode this research using descriptive method using data collection techniques such as observation and interview are free . Results of research and morpheme free morpheme Malay dialect Bintan coast ( the village of Desa Kelong - numbing ) .Morfem free basic form of the word and the morpheme is the prefix and infix , kind words contained in the free morpheme and morpheme is an adjective , verb, objects, and adverbs 1. Pendahuluan Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang berfungsi sebagai sarana komunikasi, bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia,
peranan bahasa dalam kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan fungsi tersebut bahasa merupakan produk budaya manusia yang sangat tinggi nilainya. Bahasa dan manusia adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan bahasa untuk menjalankan komunikasi, sehingga terpenuhilah kewajiban moral manusia sebagai mahluk sosial. Menurut Chaer
(2006: 1) bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi,
bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa sebagai sebuah sistem maka bahasa terbentuk oleh pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Misalnya dalam hal morfem, baik morfem bebas maupun morfem terikat jika penggunaannya tidak sesuai dengan kesepakatan penutur maka pesan yang akan disampaikan tidak sesuai dengan kesepakatan penutur maka pesan yang akan disampaikan tidak sesuai dengan yang diharapkan. 2. Metode Penelitian Metode
adalah
suatu
cara
untuk
mengambil,
menganalisis,
dan
mengidentifikasi variabel (Arikunto 2010: 192). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data lunak yang berwujud morfem, ungkapan dan bahasa yang merupakan perbandingan morfem ke dalam bahasa Melayu Desa Kelong dan Desa Numbing. Metode dalam sebuah penelitian merupakan cara untuk mencapai tujuan. Metode penelitian yang digunakan terhadap Analisis Perbandingan Morfem Bahasa Melayu Bintan Pesisir (Desa Kelong-Desa Numbing) dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode deskriptif berarti penelitian ini benar-benar berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi tentang morfem bahasa Melayu Desa Kelong dan Desa Numbing dalam perbandingannya. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan, peneliti memperoleh 60 morfem yang terdiri atas 55 morfem bebas dan 5 morfem terikat bahasa Melayu Subdialek Melayu Bintan Pesisir Desa Kelong-Desa Numbing) yang peneliti analisis berdasarkan teori yang telah peneliti pilih. 4.Simpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa morfem bebas dan morfem terikat Subdialek Melayu Bintan Pesisir (Desa Kelong-Desa Numbing). Morfem terikat terdapat tujuh morfem yang terdiri atas empat prefiks, dua infiks, satu konfiks. Adapun empat prefiks tersebut yaitu /bə-/, /tə-/, /mə-/, /sə-/. Dua infiks yaitu /-əm/ dan /-əl/. Morfem bebas dan morfem terikat yang terdiri atas kata kerja, kata sifat, kata keterangan, dan kata benda dapat dijabarkan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suatu Pendekatan Praktek,
Chaer, A. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Chaer, A. 2007. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Collins, 2005. Bahasa Melayu Bahasa Dunia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Djajasudarman, T. Fatimah. 2006. Metode Linguistik. Bandung: PT Repika Aditama. Finoza, Lamudin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Diksi Insan Mulia. Febriani, Laoli. 2011. “Afiksasi Dalam Bahasa Nias”. (http:// repository. Usu.id. 125856789/57653). Zufika, Harlina. 2013. “Analisis Morfem Bebas dan Morfem Terikat Sub Dialek Melayu Pancur Kabupaten Lingga”. Skripsi sarjana FKIP UMRAH, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan). Febriani, Dian. 2012. “Analisis Reduplikasi dalam Bahasa Melayu Kelurahan Alai Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Skripsi sarjana FKIP UMRAH, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan). Hendri, Samsul. 2009. Kamus Cakap Melayu Dapok Singkep: Perpustakaan Nasional Republik indonesia. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia. Juliarto. 2012. “Analisis Afiksasi Bahasa Melayu Kepulauan Riau Dialek Pian Tengah Kecamatan Bungaran Barat Kabupaten Natuna. Skripsi sarjana FKIP UMRAH, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan). Collins, 2005. Bahasa Melayu Bahasa Dunia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Masinambow, E.K. M. Dan Haenen Paul. 2002. Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah: Jakarta. Yayasan Obar Indonesia.
Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta. PT. Bumi Aksara. Parera, Jos Daniel. 2007. Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ramlan, M. 1997. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabate. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengantar Pragmatik.Bandung: Bumi Aksara.