ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh MAWERDA WAHYUNI NIM 120388201099
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
ABSTRAK Mawerda Wahyuni. 2016. Analisis Morfem Bebas dan Morfem Terikat Bahasa Melayu Dialek Resun Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga. Tanjungpinang: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Pembimbing I: Drs. Suhardi, M.Pd., Pembimbing II: Dian Lestari,M.A.
Kata Kunci: Morfem Bebas dan Morfem Terikat, Dialek Melayu
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui dan menganalisis morfem bebas yang terdapat dalam tutran masyarakat dalam bahasa Melayu dialek Resun Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga. (2) untuk mengetahui dan menganalisis morfem terikat yang terdapat dalam tuturan masyarakat dalam bahasa Melayu dialek Resun Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga. Objek dalam penelitian ini adalah tuturan masyarakat dalam bahasa Melayu Dialek Resun Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Resun yang berumur antara 50 hingga 80 tahun yang berjumlah 12 orang sebagai informan. Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan diperoleh 72 morfem. Dari 72 morfem tersebut terdapat 36 morfem bebas berupa bentuk dasar, dan 36 morfem terikat yang berupa afiks. Adapun jenis-jenis afiks atau imbuhan yang dikemukakan Arifin dan Junaiyah peneliti hanya menemukan 3 jenis imbuhan atau afiks yaitu prefiks berjumlah 30 morfem, infiks berjumlah 3 morfem, dan sufiks berjumlah 3 morfem. Sedangkan untuk konfiks dan simulfiks dalam tuturan masyarakatnya tidak ditemukan. Kesimpulan penelitian ini terdapat morfem bebas yang berupa bentuk dasar berjumlah 36 morfem, dan morfem terikat berjumlah 36 morfem. Adapun morfem terikat berupa prefiks meliputi: bә-, tә-, di-, kә-, mә, dan sә. Morfem terikat berupa infiks meliputi: -ә[r]-, dan –әl-. Morfem terikat berupa sufiks meliputi: -kan, dan –nyә.
ABSTRACT Mawerda Wahyuni. 2016. Analysis Free Morpheme and Morpheme Bound Malay Dialect Resun Northern of Lingga, Lingga District. Tanjungpinang: Department of Education Indonesian Language and Literature, Faculty of Teacher Training and Education, Raja Ali Haji Maritime University, Supervisor I: Drs. Suhardi,M.Pd., Supervisor II: Dian Lestari,M.A. Keywords: Free morpheme and bound morpheme, Malay Dialect Research purposes is: (1) to know and analyze a free morpheme contained in a public speech in Malay dialect Resun District of North Lingga, Lingga District. (2) to know and analyze the bound morpheme contained in a public speech in Malay dialect Resun District of North Lingga, Lingga District. The object of this research is a public speech in Malay dialect Resun District of North Lingga, Lingga District. The subjects were Resun people aged between 50 to 80 years amounting to 12 people as informants. The results obtained in the field of data collection 72 morpheme. 72 morpheme is present, 36 morpheme free form base, and 36 morpheme bound in the form of affixes. As affix or affixes proposed Arifin and Junaiyah researchers found only three types affix or affixes which amounted to prefix totaling 30 morpheme prefix, Infix totaling 3 morpheme, and suffixes totaling 3 morpheme. As for the speech konfiks and simulfix in society can not be found. In conclusion, there is a free morpheme which form the basic shape of the 36 morpheme, and morpheme bound a total of 36 morpheme. The morpheme form of prefixes include: bә-, tә-, di-, kә-, mә-, and sә- . Morpheme form of affixes include: -ә[r]-, and -әl-. Morpheme form of suffixes include: -kan, and -nyә.
1. Pendahuluan Bagi masyarakat Indonesia, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi dalam kehidupan, bangsa, dan negara Indonesia. Keanekaragaman bahasa yang kita miliki menyebabkan bahasa Indonesia menjadi bahasa yang kaya akan kosa kata. Bahasa Melayu di Kepulauan Riau bermacam-macam dialeknya. Masyarakatnya pun juga menggunakan bahasa masing-masing di tempat yang mereka tinggal. Salah satu masyarakat yang menggunakan bahasa Melayu Lingga Utara adalah di Desa Resun. Bahasa Melayu di Kabupaten Lingga khususnya Desa Resun juga mempunyai unsur kebahasaan pada morfem baik morfem bebas maupun morfem terikat. Banyak terdapat morfem bebas ataupun morfem terikat dalam berbahasa sehari-hari masyarakat tersebut. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yang bersifat deskriptif.Dalam metode deskriptif data yang dikumpulkan bukan angkaangka, tetapi berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Data yang dikumpulkan mungkin berupa dari naskah, wawancara, catatan, videotape, dan sebagainya (Djajasudarma, 2010:16). Menurut Djajasudarma (2010:10-11), “Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di dalam masyarakat bahasa. Pendekatan kualitatif yang melibatkan data lisan di dalam bahasa melibatkan apa yang disebut informasi (penutur asli bahasa yang diteliti). 3. Hasil Penelitian Berdasarkan dari tuturan masyarakat yang diperoleh peneliti dari lapangan, maka didapatlah hasil penelitian berupa morfem bebas dan morfem terikat yang berjumlah 72 morfem. Adapun morfem bebas berjumlah 36 morfem dan morfem terikat berjumlah 36 morfem. Morfem terikat berupa prefiks (awalan) berjumlah 30 morfem, infiks (sisipan) berjumlah 3 morfem, dan sufiks (akhiran) berjumlah 3 morfem. Morfem bebas seperti pada contoh bentuk {paakal} (“terpaksa”). Morfem terikat meliputi (1) Prefiks; a. Prefiks {bә-} atau {bә[r]}, contoh: bentuk {bәlitε} (“memarahi”); b. Prefiks {tә-}, contoh: bentuk {tәbiat} (“terlampau”); c. Prefiks {di-}, contoh: bentuk {dipaηkoη} (“dipukul”); d. Prefiks {kә-}, contoh: bentuk {kәmanә} (“kemana”); e. Prefiks {mә-}, contoh: bentuk {mә[r]iňih} (“sembarang bicara”); f. Prefiks {sә-}, contoh: bentuk {sәcebis} (“sedikit’). (2) Infiks; a. Infiks {-ә[r]-}, contoh: bentuk {ηә[r]uto?} (“marah’); b. Infiks {әl}, contoh: bentuk {ηәleta} (“geletar”). (3) Sufiks; a. Sufiks {-kan}, contoh: bentuk {nә[r]ekkan} (“tarikkan”); b. Sufiks {-nyә}, contoh: bentuk {tәmpatnyә} (“tempatnya”).
4. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya dapat disimpulkan bahwa morfem bebas dan morfem terikat dalam Bahasa Melayu Dialek Resun Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga terdapat morfem bebas berupa bentuk dasar berjumlah 36 morfem. Morfem terikat berupa prefiks berjumlah 30 morfem yang meliputi: prefiks {bә-} atau {bә[r]-} berjumlah 17 morfem, prefiks {tә-} berjumlah 2 morfem, prefiks {di-} berjumlah 4 morfem, prefiks {kә-} berjumlah 2 morfem, prefiks {mә-} berjumlah 2 morfem, dan prefiks {sә-} berjumlah 3 morfem. Infiks berjumlah 3 morfem yang meliputi: infiks {-ә[r]-} berjumlah 2 morfem, dan infiks {-әl-} berjumlah 1 morfem. Sufiks berjumlah 3 morfem yang meliputi: sufiks {-kan} berjumlah 2 morfem, dan sufiks {-nyә} berjumlah 1 morfem. Dari hasil penelitian, peneliti mempunyai beberapa saran untuk penelitian bahasa dan sastra ke depannya, yaitu : 1.
2.
3.
Bagi Mahasiswa atau pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian serupa, hal ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya. Bagi para penutur Bahasa Melayu Kepulauan Riau, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah pengetahuan tentang bahasa daerah yang mereka miliki. Dapat melestarikan dan membina pertumbuhan Bahasa Melayu Dialek Resun Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Arifin, Zainal dan Junaiyah. 2009. Morfologi Bentuk, Makna dan Fungsi. Jakarta: PT Grasindo Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta Collins, James T. 2011. Bahasa Melayu Bahasa Dunia: Sejarah Singkat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Djajasudarma, T. Fatimah. 2010. Metode Linguistik. Bandung: PT Repika Aditama Febriani, Dian. 2012. Analisis Reduplikasi Bahasa Melayu Kelurahan Alai Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Karimun Kepulauan Riau. UMRAH Finoza, Lamudin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia Harlina, Zufika. 2013. Analisis Morfem Bebas dan Morfem Terikat Sub Dialek Melayu Pancur Kabupaten Lingga. UMRAH Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers Masnon. 2014. Analisis Bentuk dan Makna Morfem Sub-Dialek Bahasa Melayu Masyarakat Sekanah Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga. UMRAH Muslich, Mansur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara Ramlan, M. 2009. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karyono Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa