1
2
Analisis Peran Litbang dan Statistik BAPPEDA dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Simalungun Ludin Purba & Robert Tua Siregar ABSTRAK Pembangunan di bidang penelitian dan pengembangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh sebab itu orientasinya tidak dapat dipisahkan dari lingkunganlingkungan strategis yang berpengaruh terhadap pembangunan tersebut. Perubahan-perubahan lingkungan strategis sebagaimana diungkapkan pada bab terdahulu menghendaki adanya penyesuaian, reorientasi dan strategi pembangunan di segala bidang, diantaranya adalah pembangunan di bidang penelitian dan pengembangan. Disebutkan oleh Suharsial Arikunto (1998, hal 10), bahwa kualitas penelitian sebagai kegiatan ilmiah mengandung tiga persyaratan yang menjadi faktor penentu kualitas kegiatan ilmiah tersebut, yakni dilakukan bertujuan, terencana dan sistimatis. Tiga prasyarat tersebut mengandung pengertian kegiatan penelitian dianggap memiliki kualitas yang disyaratkan apabila disusun dengan kaidah ilmiah atau akademik, problem sloving dan didukung oleh sistim manajemen serta sumber daya yang diperlukan melalui pengorganisasian penelitian yang komprehensif. Untuk memperoleh strategi di tingkat compaste ataupun lembaga pemerintah yang lebih detail dengan tanpa memperhitungkan pesaing digunakan parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal yang dihadapi melalui model matrik Internal Eksternal. Model ini dapat mengidentifikasikan 9 strategi yang dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu Growth Strategy menurut Retrenchment Strategy. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumbernya melalui instrument penelitian berupa daftar pertanyaan (questioner) yang dipakai saat melakukan survei atau wawancara. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui arsip-arsip atau dokumen yang terkait dengan tugas-tugas Bidang Penelitian dan Statistik Bappeda Kabupaten Simalungun.
pembangunan daerah perlu mendapat perhatian lebih khusus. Salah satu segi penting dalam proses perencanaan pembangunan adalah terselenggaranya perubahan-perubahan dalam keadaan stabil dan dinamis. Untuk dapat mengembangkan perubahan yang lebih baik seringkali dipergunakan cara yang berencana. Penyusunan rencana pembangunan di Kabupaten Simalungun ini dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada tahun-tahun sebelumnya dengan mencermati hasil-hasil yang telah dicapai, penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang Perencanaan Pembangunan
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara institusional, Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) dibentuk dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Simalungun No. 8 Tahun 2001 dalam rangka untuk meningkatkan keserasian pembangunan di Daerah dan diperlukan pula adanya keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah. Pembangunan berkesinambungan merupakan salah satu Strategi Pembangunan yang dalam implementasinya mencakup salah satu unsur di antaranya unsur Sumber Daya Manusia (man power). Oleh karena itu 3
Daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai 10 fungsi. Penelitian dan pengembangan akan memainkan peran yang lebih baik sebagai landasan dan ujung tombak pembangunan untuk menghasilkan riset yang memiliki jangkauan lebih luas dan menjadi prioritas daerah yang tinggi untuk menunjang pencapaian tujuan pembangunan daerah. Menghadapi tugas-tugas yang semakin berat, yaitu memberikan dukungan untuk memenuhi kebutuhan daerah yang secara kuantitas dan kualitas meningkat serta menghadapi pengaruh eksternal dan internal maka struktur organisasi dan kelembagaan Bidang litbang pada Bappeda Kabupaten Simalungun perlu secara keempat-empatnya. Oleh karena itu ditetapkan faktorfaktor yang, mempunyai relevansi tinggi untuk meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan pada Bappeda Kabupaten Simalungun, sebagai berikut;
peningkatan peran Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA Dalam Perencanaan pembangunan Kabupaten Simalungun. 2. Untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menganalisis faktor – faktor yang mendukung peningkatan peran Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA Dalam Perencanaan pembangunan Kabupaten Simalungun. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu: a. Untuk menambah wawasan tentang bagaimana peran Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA Dalam Perencanaan pembangunan Kabupaten Simalungun. b. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi jenjang S2 pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota Program Pascasarjana Universitas Simalungun Pematangsiantar. 2. Tujuan praktis Sebagai informasi penting dalam perbaikan kebijakan agar peran Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA lebih optimal kinerjanya Dalam Perencanaan pembangunan Kabupaten Simalungun. 3. Kegunaan bagi institusi (BAPPEDA) Kabupaten Simalungun a. Memberi gambaran ilmu pengetahuan
1.2. Rumusan Masalah Dengan demikian dapatlah dirumuskan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana peran Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA Dalam Perencanaan pembangunan Kabupaten Simalungun?. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian 1. Untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menganalisis faktor – faktor yang menghambat 4
secara empiris tentang penelaahan prestasi kerja Bidang Penelitian dan Statistik sehingga dapat bermanfaat bagi masukan peningkatan kualitas Produk-produk dokumen perencanaan BAPPEDA Kabupaten Simalungun. b. Menjadi informasi yang dapat dipakai pimpinan BAPPEDA Simalungun termasuk bagi Pemerintah Kabupaten Simalungun dalam meningkatkan Prestasi kerja aparaturnya pada masa mendatang. c. Menjadi informasi yang dapat dipakai pimpinan BAPPEDA Simalungun termasuk bagi Pemerintah Kabupaten Simalungun dalam meyusun program pengembangan Bidang Penelitian dan Statistik pada masa mendatang.
segala bidang, diantaranya adalah pembangunan di bidang penelitian dan pengembangan. Syarat-syarat perencanaan yang baik adalah sebagai berikut: 1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan selama ini. 2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguhsungguh memahami tujuan Organisasi 3. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti 4. Rencana bersifat sederhana 5. Rencana Harus Luwes. 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian dan Pengembangan. Disebutkan oleh Suharsial Arikunto (1998, hal 10), bahwa kualitas penelitian sebagai kegiatan ilmiah mengandung tiga persyaratan yang menjadi faktor penentu kualitas kegiatan ilmiah tersebut, yakni dilakukan bertujuan, terencana dan sistimatis. Tiga prasyarat tersebut mengandung pengertian kegiatan penelitian dianggap memiliki kualitas yang disyaratkan apabila disusun dengan kaidah ilmiah atau akademik, problem sloving dan didukung oleh sistim manajemen serta sumber daya yang diperlukan melalui pengorganisasian penelitian yang komprehensif. Untuk memperoleh strategi di tingkat compaste ataupun lembaga pemerintah yang lebih detail dengan tanpa memperhitungkan pesaing digunakan parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan teori Pembangunan di bidang penelitian dan pengembangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh sebab itu orientasinya tidak dapat dipisahkan dari lingkunganlingkungan strategis yang berpengaruh terhadap pembangunan tersebut. Perubahanperubahan lingkungan strategis sebagaimana diungkapkan pada bab terdahulu menghendaki adanya penyesuaian, reorientasi dan strategi pembangunan di 5
yang dihadapi melalui model matrik Internal Eksternal. Model ini dapat mengidentifikasikan 9 strategi yang dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu Growth Strategy menurut Retrenchment Strategy.
sumbernya melalui instrument penelitian berupa daftar pertanyaan (questioner) yang dipakai saat melakukan survei atau wawancara. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui arsip-arsip atau dokumen yang terkait dengan tugas-tugas Bidang Penelitian dan Statistik Bappeda Kabupaten Simalungun. Subyek penelitian ini adalah aparatur Bidang Penelitian dan Statistik Bappeda dalam Perencanaan Pembungunan Daerah di Kabupaten Simalungun. Adapun BAPPEDA Kabupaten Simalungun secara herarki tidak terkait dalam penelitian ini karena dengan adanya penataan Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang baru. Obyek Penelitian dilakukan pada Bidang Penelitian dan Statistik Bappeda Kabupaten Simalungun.
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitiannya digolongkan dalam tipe eksploratif, yang yang bertujuan menemukan sebab terjadinya sesuatu, bersifat terbuka masih mencari-cari dan belum mempunyai hipotesis. Sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan pada bab 1, dimana tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menganalisis faktor – faktor yang menghambat peningkatan peran Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA Dalam Perencanaan pembangunan Kabupaten Simalungun. 2. Untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menganalisis faktor – faktor yang mendukung peningkatan peran Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA Dalam Perencanaan pembangunan Kabupaten Simalungun.
3.3. Populasi Sampel dan Unit Analisis Pengertian sampel yang dimaksud adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sutrisno Hadi, 1993 : 75). Menurut Arikunto (1998 : 109), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai sampel (contoh). Selanjutnya Arikunto (1998:112) mengatakan bahwa “...apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua. Jika dikaitkan dengan jumlah pegawai
3.2. Sumber Data, Subyek dan Obyek Penelitian Sumber data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari 6
Bappeda Kabupaten Simalungun yang berjumlah 47 orang, dan jumlah Kepala Bidang/Bagian/seksi Program pada SKPD sebanyak 37 0rang, maka sesuai dengan pendapat Arikunto tersebut, sampel yang diambil sebanyak 84 orang sesuai dengan jumlah populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel total terdiri dari keseluruhan jumlah pegawai BAPPEDA Kabupaten Simalungun yaitu sebanyak 47 orang dan 37 orang Kepala Bidang/Bagian/seksi Program SKPD ikut menjadi responden dalam penelitian ini.
konstruk dengan cara arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk (Moh Nasir, 1999). Definisi operasional merupakan suatu yang memperjelas suatu konsep sedemikian rupa sehingga konsep tersebut dapat diukur untuk keperluan pengukuran di lapangan.
3.4. Metode Pengumpulan Data Mengumpulkan data dengan menggunakan penelitian secara langsung terhadap obyek yang diteliti dan di ambil dari hasil pengamatan gejala yang ada dan dapat menunjang penelitian ini. Instrumen pengumpulan data berupa Daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis yang langsung sudah disediakan pilihan jawabannya dalam bentuk pertanyaan yang tertutup dan terbuka, sudah disiapkan dulu kemudian dibagikan pada responden.
3.6. Teknik Analisis Teknik Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Analisa kualitatif Adalah analisa dengan menggunakan kata-kata dan kalimat untuk menjelaskan sesuatu hal, bukan dengan perhitungan angka matematis yang bersifat bilangan. b. Analisa Kuantitatif Adalah analisa yang digunakan terhadap data yang, diperoleh dari wawancara dan daftar pertanyaan yang pembahasannya digunakan teknik statistik deskriftif degan metode Tabulasi Data, karena datanya sudah dikuantifikasi berwujud angka-angka.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah salah satu unsur yang sangat membantu antara komunikasi antar peneliti, yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau
Tahap Analisis Tahap analisis pada penelitian ini dilakukan setelah kompilasi data setelah lengkap, angket yang dirancang dibagi kepada responden, lalu dilakukan tabulasi data lapangan (primer) dan tahapan selanjutnya menentukan kualitas Peran Bidang Penelitian dan Statistik Bappeda Dalam 7
Perencanaan Pembangunan Kabupaten Simalungunlungun dengan menggunakan skala likert ( Umar 1996:42)
baik. 4. Menjadi Kabupaten Simalungun yang berlandaskan Habonaron do Bona, yaitu Kabupaten dengan masyarakatnya menempatkan kebenaran di seluruh norma kehidupannya serta mampu menerapkan perilaku yang sesuai dengan adat istiadat, nilai-nilai, dan falsafah hidup yang dijunjung di Simalungun serta agama yang dianut oleh masing-masing pemeluknya. Sedangkan Misi Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan lembagalembaga pemerintah yang menerapkan prinsip-prinsip budaya "good govemance"and "clean goverment' sebagai wujud tanggung jawab aparatur negara kepada masyarakat didukung oleh peraturan daerah. 2. Meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan publik. 3. Mendorong terciptanya peningkatan kualitas hidup sumber daya manusia (SDM) melalui pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam hal pendidikan yang bermutu efektif dan efisien, kesehatan, perumahan dan tersedianya lapangan kerja. Mengikutsertakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan dalam
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. VISI DAN MISI KABUPATEN SIMALUNGUN Visi Kabupaten Simalungun adalah " Kabupaten Simalungun yang makmur, mandiri dan sejahtera berlandaskan Habonaron do Bona ".Adapun makna dari visi tersebut di atas adalah sebagai berikut 1. Menjadi Kabupaten yang makmur, yaitu Kabupaten yang mampu mengolah dan mengelola semua sumber daya yang dimiliki oleh daerah seoptimal mungkin dengan cara-cara yang efektif dan efisien demi kemakmuran masyarakatnya. 2. Menjadi Kabupaten yang mandiri, yaitu Kabupaten yang berkemampuan untuk melaksanakan pembangunan secara berkelanjutan dengan mengembangkan nilai, ide dan pemikiran-pemikiran yang berwawasan jauh ke depan berdasarkan potensi sumber daya dan prakarsa yang dimiliki daerah. 3. Menjadi Kabupaten yang sejahtera, yaitu Kabupaten dengan masyarakatnya yang mampu memenuhi kebutuhan material dan spiritual serta memiliki standar kualitas hidup yang 8
4.
5.
6.
7.
proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan yang didukung oleh peraturan daerah. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan lembaga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan usaha ekonomi pertanian untuk menjamin ketahanan ekonomi rakyat. Mendorong terciptanya iklim yang kondusif untuk memacu pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor agribisnis yang didukung pemberdayaan petani, pariwisata dan industri.dll. Melakukan pengembangan daerah terisolir sebagai upaya pemerataan pembangunan. Menjamin adanya penegakan hukum untuk menciptakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Mewujudkan, masyarakat yang berbudaya dan religius berlandaskan falsafah Habonaron do Bona.
Daerah Kabupaten Simalungun yang Makmur Perekonomian, Adil, Nyaman, Taqwa, Aman dan Berbudaya” (MANTAB). Berdasarkan pada visi Kabupaten Simalungun tersebut, maka visi Bappeda ditetapkan sebagai berikut: “Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah Yang Berkualitas Menuju Kabupaten Simalungun MANTAB 2015” Pernyataan visi tersebut mengandung makna bahwa Bappeda sebagai lembaga teknis di Kabupaten Simalungun harus dapat melahirkan perencanaan pembangunan yang berkualitas dilaksanakan secara tepat waktu dan tepat sasaran serta dapat mengakomodir semua kebutuhan pembangunan Kabupaten Simalungun dalam lima tahun kedepannya. 4.3. Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten Simalungun memiliki luas total sebesar 4.386.60 Km2 atau sekitar 6,12% dari Luas Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Simalungun sebanyak 817.720 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 26 orang per km2. Sebagian besar wilayah Kabupaten Simalungun merupakan dataran tinggi (67 %) dengan ketinggian 200-1400 m, sedangkan yang lainnya adalah merupakan dataran rendah (33 %), terletak pada posisi 02 0 36 0 03 0 180 Lintang Utara dan 98 0 32 0 - 990 35 0 Bujur Timur. Keadaan iklim Kabupaten Simalungun pada umumnya bertemperatur sedang dengan
4.2. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan BAPPEDA. Visi Bappeda Kabupaten Simalungun dirumuskan dengan memperhatikan visi kepala daerah yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Simalungun Tahun 2011-2015, yaitu: “Terwujudnya Masyarakat dan 9
suhu rata-rata 25,40C, suhu udara tertinggi pertahun adalah 29,7 0C dan terendah 20,4 0 C. curah hujan dalam satu tahun rata-rata terdapat 16 hari per bulan. Kelembaban udara rata-rata perbulan 86,0% dengan kelembaban tertinggi yaitu 89% dengan penguapan rata-rata 3,03 mm/had. Kabupaten Simalungun berbatasan dengan 7 Kabupaten tetangga yaitu: Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedage dan Deli Serdang Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir Sebelah Timur berbatasan dengan Kabpaten Batubara dan Asahan Ditengah Kota Pematangsiantar.
c.
d.
e.
f.
4.4. Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Simalungun Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Simalungun, susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut: a. Kepala Bappeda b. Sekretariat, membawahi: 1) Sub Bagian Tata Usaha dan Umum 2) Sub Bagian Keuangan 3) Sub Bagian Penyusunan Program
Bidang Sumber Daya Alam dan Ekonomi, membawahi: 1) Sub Bidang Sumber Daya Alam 2) Sub Bidang Ekonomi dan Penanaman Modal Bidang Sosial Budaya dan Sumber Daya Manusia, membawahi: 1) Sub Bidang Sosial Budaya 2) Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Pemerintahan Bidang Fisik, Sarana dan Prasarana, membawahi: 1) Sub Bidang Fisik 2) Sub Bidang Sarana dan Prasarana Bidang Penelitian dan Statistik, membawahi: 1) Sub Bidang Data dan Penelitian 2) Sub Bidang Statistik dan Monitoring
4.5. Hasil penelitian dan pembahasan Pada Bab I telah dirumuskan tujuan penelitian ini, yaitu : 1) Untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menganalisis faktor- faktor yang menghambat peningkatan peran Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA Dalam Perencanaan pembangunan Kabupaten Simalungun, dan 2) Untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menganalisis faktor-faktor yang mendukung peningkatan peran Bidang Penelitian dan Statistik BAPPEDA
10
Anoraga, Pandji dan Sudantoko, Djoko, 2002, Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta
Dalam Perencanaan pembangunan Kabupaten Simalungun. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN 1. Aparatur melaksanakan tugas pokok dan fungsi secara statistik masih cukup optimal. 2. Pada bappeda kab. Simalungun belum ada aparatur fungsional perencanaan/peneliti dan ahli statistik 5.2.
Brata,
Aloysius. G, 2003, Distribusi Spasial UKM di Masa Krisis Ekonomi. Jurnal Ekonomi Rakyat, Vol.II No.8 Nopember 2003.
Berry, et al, 2001, Small and Medium Enterprise Dynamics in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economics Studies 37 (3): 363-384.
SARAN 1. Aparatur perlu mengikuti pendidikan formal dalam bidang perencanaan dan statistik 2. Aparatur perlu mengikuti diklat jabatan fungsional dalam bidang perencanaan dan statistik secara berjenjang 3. Menyediakan anggaran yang memadai guna merangsang aparatur untuk mengikuti pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi. 4. Menempatkan aparatur yang sudah mengikuti pendidikan formal dan diklat sesuai keahliannya
Badan Otonom Economica FEUI, 2011, Esai Pemikiran, Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Badan
Pusat Statistika, 2009, Sumatera Utara Dalam Angka, Penerbit BPS Provinsi Sumatera Utara, Medan
-----------------------------, 2010, Sumatera Utara Dalam Angka, Penerbit BPS Sumatera Utara, Medan -----------------------------, 2012, Sumatera Utara Dalam Angka, Penerbit BPS Sumatera Utara, Medan -----------------------------, 2009, Pematangsiantar Dalam Angka, Penerbit BPS Kota Pematangsiantar, Pematangsiantar -----------------------------, 2011, Pematangsiantar Dalam Angka, Penerbit BPS Kota Pematangsiantar, Pematangsiantar
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincoln, 1999, Pengantar Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi Daerah, BPFE, Yogyakarta.
-----------------------------, Pematangsiantar
11
2012, Dalam
Angka, Penerbit BPS Kota Pematangsiantar, Pematangsiantar
Sukirno, Sadono, 2007, Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, Penerbit Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Hadisaroso, 1994, Konsep Dasar Pengembangan Wilayah di Indonesia, Prisma No.8 Agustus, Jakarta Indah Sari, Ade, 2000, Peran Industri Kecil Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dan Penyerapan Tenaga Kerja Untuk Mendorong Pengembangan Wilayah Di Kota Medan (Studi Kasus: Konveksi Pakaian), Tesis PPS – USU, Medan. Irfan, Muhammad, 2000, Usaha Kecil Dan Menengah, Bahan Penataran Pengusaha Kecil. Jayadinata, Johara T, 1992, Tataguna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah, ITB, Bandung. Kuncoro, Mudrajad, 2010, Ekonomika Pembangunan: Masalah, Kebijakan, dan Politik, Penerbit Erlangga: Jakarta Lumban
Gaol, Jonner, 1999, Analisis Industri Kecil Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Dan Pengaruh Terhadap Pengembangan Wilayah di Kotamadya Medan (Studi Kasus: Kecamatan Medan Kota), Tesis PPSUSU, Medan
Richardson, Harry W, 2001, Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional, Edisi Revisi 2001, LPFE UI, Jakarta
12
13