ANALISIS PENILAIAN RISIKO KREDIT DENGAN INTERNAL RATING BASED APPROACH (STUDI KASUS PT. INDONESIA EXIMBANK)
Oleh WIDYA PRATOMO H24061879
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RINGKASAN WidyaPratomo. H24061879. Analisis Penilaian Risiko Kredit dengan Internal Rating Based Approach (Studi Kasus PT. Indonesia Eximbank). Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto. Krisis moneter yang terjadi belakangan ini telah mempengaruhi kelangsungan usaha di berbagai sektor industri, termasuk perbankan.Penyaluran kredit merupakan aset yang mendominasi dalam susunan neraca perbankan. Hal ini berpengaruh langsung terhadap pendapatan laba perusahaan dan juga besarnya potensi kerugian kredit. Semakin besar persentase total kredit yang diberikan terhadap total aset maka akan semakin besar pula kemungkinan terjadinya kredit macet (non performing loan).Sejalan dengan hal tersebut, bank mulai membangun internal model untuk mengelola risiko kredit dengan harapan pemenuhan modal minimum yang harus disediakan menjadi lebih kecil apabila dibandingkan dengan standard model. Indonesia Eximbankjugatelahmengembangkan model internal rating based approach untuk mengelola risiko kredit yang mereka hadapi. Melalui model internal ini, pihak bank dapat mengelola risiko dimulai dari pemantauan calon debitur, pemeringkatan debitur, hingga pemantauan berkala setelah pemberian kredit.Dengan model internal ini, risiko kredit diharapkan menjadi lebih kecil sehingga pemenuhan modal minimum menjadi lebih kecil pula. Tujuan penelitian ini adalah menghitung berapa besar risiko kredit yang dihadapi Indonesia Eximbank dengan penilaian internal, dan bagaimana Indonesia Eximbank menerapkan sistem manajemen risiko. Metode yang digunakan adalah Internal Rating Based Approach. Sedangkan alat pengolahan data menggunakanMicrosoft Excel 2007 dan program komputerVisual Basic. Berdasarkan penelitian, faktor yang mempengaruhi risiko kredit Indonesia Eximbank yaitu faktor kebijakan pemberian kredit sertafaktor dari debitur. Dari hasil perhitungan, makadiperoleh Expected Loss total sebesar Rp 21,14milyar, sedangkan nilai Unexpected Loss total sebesar Rp 232,48milyar. Untuk itu, Economic Capital atau modal yang harus dicadangkan untuk menutupi potensi kerugian maksimum akibat risiko kredit pada bulan Desember 2009 sebesar Rp 211,34milyar. Tindakan pengelolaan dan pengendalian (mitigasi) risiko yang dilakukan oleh pihak Indonesia Eximbank adalah melakukan pemantauan secara rutin, pemantauan atas Early Warning Signal terhadap debitur, pemantauan migrasi rating internal terhadapdebitur, penilaian agunan nasabah secara periodik, restrukturisasi atas fasilitas debitur.
ANALISIS PENILAIAN RISIKO KREDIT DENGAN INTERNAL RATING BASED APPROACH (STUDI KASUS PT. INDONESIA EXIMBANK)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh WIDYA PRATOMO H24061879
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul Skripsi : Analisis Penilaian Risiko Kredit dengan Internal Rating Based Approach (Studi kasus PT. Indonesia Eximbank) Nama
: Widya Pratomo
NIM
: H24061879
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, MSc ) NIP : 19491201978031002 Mengetahui : Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Widya Pratomo dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Agustus1988 dari pasangan Sugito dan Tukirah. Penulis merupakan anak pertama dari tigabersaudara. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN)Jatimurni I Bekasi, lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 259 Jakarta Timur, dan kemudian lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)113 Jakarta pada 2006. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Manajemen. Pada masa perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurusSharia Economic Student Club (SES-C) sebagai staf divisi Media Ekonomi Syariah pada pada tahun 2007, dan selain itu penulis aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM) sebagai staf Departemen Budaya, Olahraga dan Seni (BOS) pada periode 2008-2009. Penulis juga bergabung dengan kepanitiaan beberapa acara dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM) seperti Sportakuler 2008, 2009, serta Pujangga 2008. Pada tahun 2009 penulis juga sempat magang pada Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES).
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas curahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang berjudul “Analisis Penilaian Risiko Kredit dengan Internal Rating Based Approach ( studi kasus PT. Indonesia Eximbank)” bertujuan untuk mengetahuibesar risiko kredit yang dihadapi serta menganalisis sistem manajemen risiko kredit yang dilakukan PT. Indonesia Eximbank. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan pembelajaran yang berguna bagi semua pihak.
Bogor, Juli 2010
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesarbesarnya kepada: 1. Dr.
Ir.
Abdul
KoharIrwantoMsc,
sebagaidosenpembimbing
telahbanyakmeluangkanwaktunyauntukmemberikanbimbingan,
yang saran,
motivasidanpengarahankepadapenulis. 2. IbuFarida RatnaDewi SE, MM danBapakR.DikkyIndrawan SP, MM selakudosenpenguji
yang
telahmemberikanmasukan
yang
berhargakepadapenulis. 3. SeluruhStafPengajar, Staf
Tata Usaha, StafPerpustakaandankaryawan/i
DepartemenManajemen, FEM IPB. 4. Kedua orang tua, mas Deni, Nindya, Tri danseluruhkeluarga yang telahmemberikandukungan, semangatdando’anyasehinggapenulisdapatmenyelesaikan
program
Sarjanaini. 5. Pihak PT. Indonesia Eximbank yang telahmembantupenulisdalam proses pengumpulan data, sertasegalabimbingannyadalampenyusunanskripsiini. 6. Teman-temanJ.co (Emma, Gilang, Bryan, Mojo, Ikbaldan Ferry) yang telahbanyakmembantudanmemberikandukungansertado’anya. 7. Teman-temansatubimbingan (Hari, Yunita, Lisa, Lisma, Ega, Lintang, Nenny, Rofiq) ataskerjasamadandukungansertado’anya. 8. Teman-temansatukontrakan (Habib, Budi, Awet, Wahyu, Adrian, Fandi) yang telahbanyakmembantudanmemberikansemangat, sertado’anya. 9. Teman-temanseperjuanganTeguh, Rauf, Adit, Jihan, Ojan, Toni, Ilham, Afif yang telahmemberikantawacandaselamamasaperkuliahan. 10. Rekan-rekanManajemen
43
yang
telahmemberikankenanganindahdankebersamaanselamamasaperkuliahan. 11. SyamsulBachriatassegalabantuannyadalampembuatan
program
komputerVisualBasic. 12. Semuapihak
yang
tidakdapatdisebutkansatupersatu
telahmembantupenulisdalammenyelesaikanskripsiini. vii
yang
Tidak ada manusia yang sempurna. Penulis menyadari bahwa
masih
banyak terdapat kekurangan pada skripsi ini, maka kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan bagi orang lain.
Bogor, Juli 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI Hal RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ vii DAFTARISI .................................................................................................... ix DAFTARTABEL ........................................................................................... xi DAFTARGAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang ......................................................................................... 1 Rumusan Masalah .................................................................................... 4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4 Batasan Penelitian .................................................................................... 5
II.TINJAUANPUSTAKA ..................................................................................... 6 2.1 2.2
Risiko........................................................................................................ 6 Kredit ........................................................................................................ 6 2.2.1. Unsur-Unsur Kredit ............................................................................. 6 2.2.2. Jenis-Jenis Kredit ................................................................................. 7 2.2.3. Kolektibilitas Kredit............................................................................. 8 2.2.4. Prinsip-Prinsip Perkreditan .................................................................. 8 2.3 Manajemen Risiko .................................................................................. 10 2.3.1. Siklus Manajemen Risiko .................................................................. 10 2.3.2. COSO Framework ............................................................................. 12 2.4 Manajemen Risiko Kredit ...................................................................... 14 2.5 Bank ........................................................................................................ 19 2.6 Metode Rating Kredit Internal ............................................................... 20 2.6.1. ProbabilityofDefault .......................................................................... 22 2.6.2. LossGivenDefault ............................................................................... 22 2.6.3. ExposureatDefault ............................................................................. 22 2.6.4. Maturity.............................................................................................. 22 2.6.5. Syarat-syarat menerapkan IRBA ...................................................... 23 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 24 III.METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 25 3.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 25 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 26 3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 26 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 27 3.4.1 Analisis Deskriptif .............................................................................. 27 ix
3.4.2 Metode Internal Rating Based Approach ........................................... 27 3.4.2.1 Expected Loss ............................................................................. 28 3.4.2.2 UnexpectedLoss .......................................................................... 28 3.4.2.3 EconomicCapital ........................................................................ 28 3.4.3 Program Komputer Visual Basic ........................................................ 29 IV. HASIL DANPEMBAHASAN ..................................................................... 30 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 30 4.2. Kegiatan Indonesia Eximbank............................................................... 32 4.3. Rating Kredit Internal PT.IEB ................................................................ 33 4.3.1 Komponen Internal Risk Rating System ............................................. 33 4.3.2 Corporate Rating ................................................................................ 36 4.4. Perkembangan Indonesia Eximbank ...................................................... 39 4.5. Faktor yang mempengaruhi risiko kredit PT.IEB ................................. 40 4.5.1 Kebijakan pemberian kredit ................................................................ 40 4.5.2 Faktor Debitur ..................................................................................... 41 4.6. Penentuan Risiko Kredit Indonesia Eximbank ....................................... 42 4.6.1 Pemeringkatan Debitur ....................................................................... 42 4.6.2 Penghitungan EL,UL dan EC ............................................................. 43 4.7. Tindakan Mitigasi Risiko Kredit ............................................................ 45 4.7.1 Pemantauan Secara Rutin ................................................................... 45 4.7.2 Pemantauan atas Early Warning Signal ............................................. 45 4.7.3 Pemantauan Migrasi Rating Internal Terhadap Debitur ..................... 46 4.7.4 Penilaian Agunan Debitur Secara Periodik ........................................ 46 4.7.5 Restrukturisasi .................................................................................... 47 4.8. Implikasi Manajerial ............................................................................... 47 KESIMPULAN ............................................................................................ 49 SARAN .......................................................................................................... 49 DAFTARPUSTAKA .................................................................................... 50 LAMPIRAN .................................................................................................. 51
x
DAFTAR TABEL
No
Hal 1. Perbandingan Jumlah Kredit Terhadap Aset Perbankan ............................. 3 2. Mapping Rating Kredit Internal ................................................................ 34 3. Rasio Keuangan ........................................................................................ 37
xi
DAFTAR GAMBAR
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Hal Siklus Manajemen Risiko ........................................................................... 10 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................... 26 Diagram Alir Program KomputerVisual Basic........................................... 29 TampilanVisual Basicnilaieksposurterbesar ................................................ 43 TampilanVisual Basicnilaieksposurterkecil ................................................ 44 TampilanVisual Basichasilperhitungan total ............................................... 44
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No
Hal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Alur Pikir Penelitian.................................................................................. 52 Diagram Sebab Akibat .............................................................................. 53 Daftar Istilah.............................................................................................. 54 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................ 55 Data Debitur .............................................................................................. 56 Laporan Keuangan PT. IEB ...................................................................... 61 Perhitungan Manual .................................................................................. 73
xiii
1
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Situasi
lingkungan
eksternal
dan
internal
perbankan
mengalami
perkembangan pesat yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan sehingga meningkatkan kebutuhan praktek tata kelola bank yang sehat
(good corporate governance) dan penerapan manajemen risiko yang
meliputi pengawasan aktifpengurus bank, kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, sistem informasi, dan pengendalian risiko, serta sistem pengendalian intern. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan bank. Bagi perbankan, penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan shareholder value, memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai kemungkinan kerugian bank di masa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi, digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja bank, digunakan untuk menilai risiko yang melekat pada instrumen atau kegiatan usaha bank yang relatif kompleks serta menciptakan infrastruktur manajemen risiko yang kokoh dalam rangka meningkatkan daya saing bank. Bagi otoritas pengawasan bank, penerapan manajemen risiko akan mempermudah penilaian terhadap kemungkinan kerugian yang dihadapi bank yang dapat mempengaruhi permodalan bank dan sebagai salah satu dasar penilaian dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan bank. Esensi dari penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali
(manageable) pada batas atau limit yang dapat diterima serta
menguntungkan bank. Namun demikian mengingat perbedaan kondisi pasar dan struktur, ukuran serta kompleksitas usaha bank, maka tidak terdapat satu sistem manajemen risiko yang universal untuk seluruh bank sehingga setiap bank harus membangun sistem manajemen risiko sesuai dengan fungsi dan organisasi manajemen risiko pada bank.
2
Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan
(anticipated) maupun yang tidak diperkirakan
(unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Untuk dapat menerapkan proses manajemen risiko, maka pada tahap awal bank harus
secara tepat mengidentifikasi risiko dengan cara mengenal dan
memahami seluruh risiko yang sudah ada (inherent risk) maupun yang mungkin timbul dari suatu bisnis baru bank, termasuk risiko yang bersumber dari perusahaan terkait dan afiliasi lainnya. Setelah dilakukan identifikasi risiko secara akurat, selanjutnya secara berturut-turut bank perlu melakukan pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Pengukuran
risiko
tersebut
dimaksudkan
agar
bank
mampu
mengkalkulasieksposur risiko yang melekat pada kegiatan usahanya sehingga bank dapat memperkirakan dampaknya terhadap permodalan yang seharusnya dipelihara dalam rangka mendukung kegiatan usaha dimaksud. Sementara itu, dalam rangka melaksanakan pemantauan risiko, bank harus melakukan evaluasi terhadap eksposur risiko, terutama yang bersifat material dan
atau yang
berdampak pada permodalan bank. Hasil pemantauan yang mencakup evaluasi terhadap eksposur risiko tersebut dilaporkan secara tepat waktu, akurat dan informatif yang akan digunakan oleh pihak pengambilan keputusan dalam suatu bank, termasuk tindak lanjut yang diperlukan. Selanjutnya berdasarkan hasil pemantauan tersebut, bank melakukan pengendalian risiko antara lain dengan cara penambahan modal, lindung nilai, dan teknik mitigasi risiko lainnya.(PBI No 5/8/2003) Krisis ekonomi global yang terjadi belakangan ini telah mempengaruhi kelangsungan usaha di berbagai sektor industri, termasuk perbankan.Penyaluran kredit merupakan aset yang mendominasi dalam susunan neraca perbankan. Hal ini berpengaruh langsung terhadap pendapatan laba perusahaan dan juga besarnya potensi kerugian kredit. Semakin besar persentase total kredit yang diberikan terhadap total aset maka akan semakin besar pula kemungkinan terjadinya kredit macet (non performing loan).
3
Tabel 1. Perbandingan Jumlah Kredit Terhadap Aset Perbankan (milyar rupiah)
Kredit Aset Kredit/Aset
2005
2006
2007
2008
2009
695.649
792.298
1.002.013
1.307.688
1.437.930
1.469.827
1.693.850
1.986.501
2.310.557
2.534.106
47.33%
46.77%
50.44%
56.59%
56.74%
Sumber: Statistik Perbankan IndonesiaDesember 2009, Bank Indonesia.
Pada Tabel 1tampak bahwa selama 5 (lima) tahun terakhir terjadi peningkatan persentase total kredit terhadap aset perbankan. Pada tahun 2005, perbandingan jumlah penyaluran kredit terhadap aset yang dimiliki bank umum adalah sebesar 47.33%. Persentasenya mengalami kenaikan hingga pada akhir tahun 2009 menjadi sebesar 56.74%. Beberapa tahun terakhir, terjadi perkembangan dalam hal prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, peningkatan fungsi manajemen risiko dimaksudkan agar aktivitas usaha yang dilakukan oleh bank tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan atau yang dapat mengganggu kelangsungan usaha. Sejalan dengan hal tersebut, bank mulai membangun internal model untuk mengelola risiko kredit dengan harapan pemenuhan modal minimum yang harus disediakan menjadi lebih kecil apabila dibandingkan dengan standard model. Indonesia Eximbank juga telah mengembangkan model internal rating based approach untuk mengelola risiko kredit yang mereka hadapi. Melalui model internal ini, pihak bank dapat mengelola risiko dimulai dari pemantauan calon debitur, pemeringkatan debitur, hingga pemantauan berkala setelah pemberian kredit.Dengan model internal ini, risiko kredit diharapkan menjadi lebih kecil sehingga pemenuhan modal minimum menjadi lebih kecil pula.
4
1.2.Rumusan Masalah Kondisi ekonomi dunia yang sedang mengalami krisis ekonomi global sangat berpengaruh terhadap risiko yang dihadapi perusahaan saat ini. Banyak ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Untuk itu, dibutuhkan sistem manajemen risiko yang baik agar perusahaan bisa meminimalisir risiko yang dihadapi guna mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini antara lain : 1. Berapa besar risiko kredit yang dihadapi Indonesia Eximbank dengan penilaian internal? 2. Bagaimana Indonesia Eximbank menerapkan sistem manajemen risiko? 1.3. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisisbesar risiko kredit yang dihadapi Indonesia Eximbank. 2. Menganalisis tindakan pengelolaan atau manajemen risiko kredit yang dilakukan oleh Indonesia Eximbank. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang penulis telah dapatkan selama kuliah. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini berguna sebagai masukan bagi perusahaan untuk mengendalikan risiko yang mungkin dihadapi guna meminimalisir kerugian yang akan terjadi serta mencapai tujuan yang diharapkan perusahaan. 3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dapat berkontribusi dalam memajukan pendidikan diIndonesia terutama bagi kalangan akademisi dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
5
1.5.Batasan Penelitian Penelitian ini hanya akan membahas risiko kredit, sedangkan risiko yang lain tidak dibahas dalam penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah advanced IRB atau semua komponen risiko besarnya ditentukan sendiri oleh bank menurut ketentuan yang berlaku.Data dan informasi yang diperoleh adalah berdasarkan sudut pandang pihak bank dan tidak memperhitungkan suku bunga dan aspek makroekonomi serta tidak memperhatikan rating bank pemberi L/C.Ruang lingkup penelitian dapat dilihat pada lampiran nomor 2.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Risiko Risiko adalah suatu keadaan tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang merugikan. Djohanputro (2006) mendefinisikan risiko sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Risiko merupakan ukuran kuantitas atau ukuran empiris yang dapat mengukur kemungkinan nilai suatu kejadian. 2.2. Kredit Kata kredit berasal dari bahasa Latin credare yang berarti percaya. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh suatu bank/lembaga keuangan kepada seseorang atau badan usaha yaitu berlandaskan kepercayaan. Dalam kegiatan usaha, kredit bisa juga berarti suatu kegiatan yang memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan, dan nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara kreditur dan debitur. Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 2.2.1. Unsur-unsur kredit Dalam pengertian kredit di atas, terkandung unsur-unsur kredit itu sendiri antara lain : 1. Waktu, yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya. 2. Kepercayaan, yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur kepada debitur,
bahwa
setelah
jangka
waktu
tertentu
debitur
akan
mengembalikannya sesuai kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. 3. Penyerahan, yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan nilai ekonomi kepada debitur yang harus dikembalikan setelah jatuh tempo.
7
4. Risiko, yang menyatakan adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara saat memberikan kredit dan waktu pelunasannya. 5. Persetujuan atau perjanjian, yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian. 2.2.2. Jenis-jenis kredit Berdasarkan tujuan kredit, yaitu : Kredit konsumer Yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Kredit ini tidak digunakan sebagai modal kerja untuk memperoleh laba tetapi lebih kepada pemuasan kebutuhan konsumen seperti membeli mobil atau membeli rumah. Kredit produktif Yaitu kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membiayai kebutuhan atas suatu usaha yang menghasilkan keuntungan atau laba separti aktivitas produksi, perdagangan dan investasi. Berdasarkan penggunaannya, yaitu : Kredit modal kerja Yaitu kredit yang diberikan oleh pihak bank untuk menambah modal kerja debitur. Pada prinsipnya, kredit ini akan habis dalam satu siklus usaha dimulai dari perolehan uang dari bank, digunakan membeli bahan baku, diproses menjadi barang jadi lalu dijual, kemudian memperoleh uang kas kembali. Kredit investasi Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk digunakan untuk melakukan investasi dengan membeli barang-barang modal. Berdasarkan jangka waktu, yaitu : Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu sampai dengan tiga tahun. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.
8
2.2.3. Kolektibilitas kredit Kolektibilitas kredit debitur adalah penggolongan kualitas pinjaman debitur berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Jenis kolektibilitas pinjaman berdasarkan kriteria kualitas pinjaman debitur, sesuai dengan peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut : Lancar Dalam Perhatian Khusus (DPK) Kurang Lancar (KL) Diragukan Macet Menurut Bank Indonesia, suatu pinjaman dapat dikategorikan ke dalam kelompok pinjaman bermasalah apabila kolektibilitas pinjaman tersebut adalah kurang lancar, diragukan dan macet. 2.2.4. Prinsip-Prinsip Perkreditan Prinsip perkreditan ini disebut pula konsep 5C (Character, capacity, capital ,collateral dan condition of economic). Pada dasarnya konsep 5C ini dapat memberikan informasi mengenai itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) debitur untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Prinsip perkreditan tersebut adalah sebagai berikut (Siamat, 2005) : 1.
Character Penilaian character debitur merupakan masalah yang berkaitan dengan
watak dan perilaku seseorang baik secara individual maupun dalam komunitas atau lingkungan usahanya. Pejabat analisis dalam melakukan penilaian karakter debitur perlu memperhatikan terutama sifat-sifat sebagai berikut : kejujuran, ketulusan, kecerdasan, kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, temperamental. Informasi lain yang juga patut untuk diketahui adalah apakah calon debitur tersebut masuk dalamdaftar hitam atau tidak. Pada prinsipnya penilaian karakter debitur ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana niat baik dan kemauan debitur untuk melunasi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian kredit.
9
2.
Capacity Capicityberkaitan dengan kemampuan peminjam mengelola usahanya
secara sehat untuk kemudian memperoleh laba sesuai yang diperkirakan. Penilaian kemampuan tersebut perlu untuk mengetahui sejauh mana hasil usaha debitur dapat membayar semua kewajibannya (ability to pay) tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit. Selanjutnya untuk mengukur capacity debitur harus dilakukan penelitian terhadap kemampuannya di bidang manajemen, bidang keuangan, pemasaran, dan kemampuan di bidang teknis. Dengan demikian penilaian kemampuan ini pada dasarnya berkaitan dengan kemampuan debitur mengelola usahanya sehingga dapat berkembang dengan memanfaatkan kredit bank. 3.
Capital Penilaian modal dilakukan untuk melihat apakah debitur memiliki modal
yang memadai untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahannya. Semakin besar jumlah modal yang ditanamkan oleh debitur kedalam usaha yang akan dibiayai dengan dana bank semakin menunjukan keseriusan debitur untuk menjalankan usahanya tersebut. 4.
Collateral Penilaian barang jaminan (collateral) yang diserahkan debitur sebagai
jaminan atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauhmana nilai barang jaminan atau agunan tersebut dapat menutupi risiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur. Fungsi jaminan disini adalah sebagai alat pengaman terhadap kemungkinan tidak mampunya debitur melunasi kewajibannya. 5.
Condition of economy Prinsip C terakhir adalah kondisi ekonomi yaitu berkaitan dengan keadaan
perekonomian suatu saat yang secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha debitur. Begitu pula peraturan-peraturan dan kebijakan pemerintah yang mungkin akan berdampak pada perekonomian secara regional, nasional dan internasional terutama yang berhubungan dengan sektor usaha debitur.
10
2.3. Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah proses yang menyeluruh dan kontinu dalam meminimalisasi risiko sebuah produk untuk mengoptimalkan keseimbangan manfaat dan risikonya. Risk management (manajemen risiko) pada dasarnya adalah proses menyeluruh yang dilengkapi dengan alat, teknik, dan sains (ilmu) yang diperlukan untuk mengenali, mengukur, dan mengelola risiko secara lebih transparan. Manajemen risiko kredit yang efektif merupakan tantangan yang dihadapi seluruh lembaga keuangan, yang menjadi faktor kritis kesuksesan bagi lembaga keuangan tersebut dalam menghadapi eksposur kredit yang signifikan. Banyak para ahli keuangan menyatakan bahwa risiko kredit merupakan risiko yang paling mendominasi, oleh sebab itu perlu langkah-langkah konkret untuk me-manage risiko tersebut. Sejalan dengan prinsip tersebut, sesuai dengan ketentuan BI yang tertuang di dalam PBI nomor 5/8/PBI/2003 mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum menjelaskan bahwa manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yangdigunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, danmengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank. 2.3.1. Siklus Manajemen Risiko Menurut Djohanputro (2006), siklus manajemen risiko terdiri dari lima tahap sesuai dengan Gambar 1. Evaluasi pihak berkepentingan
Pengawasan dan pengendalian risiko
Model pengelolaan risiko
Identifikasi risiko
Pengukuran risiko
Pemetaan risiko
Gambar 1.Siklus manajemen risiko (Djohanputro,2006)
11
Siklus manajemen risiko menurut Djohanputro (2006) terdiri dari 5 tahap, yaitu: Tahap 1. Identifikasi Risiko Tahap ini mengidentifikasi apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Langkah pertama dan utama adalah dengan melakukan analisis pihak berkepentingan (stakeholders) yang berkaitan dengan risiko tersebut. Tahap 2. Pengukuran Risiko Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor, yaitu kuantitas risiko dan kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa banyak nilai, atau eksposur, yang rentan terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko muncul. Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi, semakin tinggi pula risikonya. Tahap 3. Pemetaan Risiko Pemetaan risiko bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingannya bagi perusahaan, dengan memilih-milih risiko yang mampu memberi kontribusi positif dan risiko yang merusak nilai perusahaan bila dikelola. Perlu prioritas juga karena tidak semua risiko memiliki dampak pada tujuan perusahaan. Tahap 4. Model Pengelolaan Risiko Model pengelolaan risiko yang dapat diterapkan perusahaan berupa pengelolaan risiko secara konvensional, penetapan modal risiko, dan struktur organisasi pengelolaan. Tahap 5. Monitor dan Pengendalian Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana. Hal itu dikarenakan karena risiko itu sendiri berkembang, monitor dan pengendalian bertujuan untuk memantau perkembangan terhadap kecenderungan-kecenderungan berubahnya profil risiko.
12
2.3.2. COSO Framework The
Committee
of
Sponsoring
Organizations
of
the
Treadway
Commission’s (COSO) didirikan pada tahun 1985. Misi utama dari COSO adalah memperbaiki atau meningkatkan kualitas laporan keuangan entitas melalui etika bisnis, pengendalian internal yang efektif, dan corporate governance. Untuk menindaklanjuti rekomendasi dari komisi treadway, COSO mengembangkan studi mengenai sebuah model untuk mengevaluasi pengendalian internal. Pada tahun 1992, menyelesaikan studi tersebut dengan memperkenalkan sebuah “kerangka kerja pengendalian internal” yang akhirnya menjadi sebuah pedoman bagi para eksekutif, dewan direksi, regulator, penyusun standar, organisasi profesi , dan lainnya sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk mengukur efektifitas pengendalian internal mereka.
Definisi COSO menekankan pengendalian internal sebagai suatu “proses” yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari aktivitas bisnis entitas yang berkelanjutan (on going business activities). Untuk tujuan pelaporan manajemen kepada publik, pengendalian internal terkait penjagaan aset dari pengambilan, penggunaan, atau penghilangan yang tidak terotorisasi adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya dari sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan atau jaminan yang wajar berkaitan dengan pencegahan atau deteksi dini terhadap pengambilan, penggunaan, atau penghilangan yang tidak terotorisasi terhadap asset entitas sehingga dapat memberikan pengaruh atau efek yang material terhadap laporan keuangan. COSO juga menyatakan konsep keyakinan yang wajar (reasonable assurance) terkait pengendalian internal bahwa adanya pengendalian internal yang baik tidak serta merta memberikan jaminan penuh kepada entitas bisa mencapai tujuannya namun sebatas keyakinan yang wajar. Selain itu terdapat keterbatasan yang melekat terhadap pengendalian internal bahwa tidak semua jenis pengendalian dapat diimplementasikan karena pertimbangan biaya dan manfaat (cost and benefit) sehingga dapat mengakibatkan pengendalian internal kurang efektif seperti yang diharapkan.
13
Pihak yang terlibat Dokumen COSO menyatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat terkait
pengendalian internal adalah dewan komisaris, manajemen, dan pihak-pihak lainnya yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Serta menyatakan bahwa tanggung jawab atas penetapan, penjagaan, dan pengawasan sistem pengendalian internal adalah tanggung jawab manajemen.
Tujuan Pengendalian Internal bagi Organisasi COSO mengasumsikan bahwa entitas telah menetapkan sendiri tujuan dari
aktivitas operasinya. Namun COSO mengidentifikasikan tiga tujuan utama dari entitas, antara lain : Efektivitas dan efisiensi operasi Keandalan laporan keuangan Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Komponen COSO mengidentifikasi Sistem Pengendalian Internal yang efektif meliputi lima komponen yang saling berhubungan untuk mendukung pencapaian tujuan entitas, yaitu : (a) Penilaian Risiko (Risk Assessment) Terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko. Identifikasi risiko meliputi pengujian terhadap faktor-faktor eksternal seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi. Faktor internal diantaranya kompetensi karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karakteristik pengelolaan sistim informasi. Sedangkan Analisis Risiko meliputi mengestimasi signifikansi risiko, menilai kemungkinan terjadinya risiko, dan bagaimana mengelola risiko. (b) Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Merupakan fondasi dari komponen lainnya dan meliputi beberapa faktor diantaranya : Integritas dan Etika Komitmen untuk meningkatkan kompetensi Dewan komisaris dan komite audit Filosofi manajemen dan jenis operasi Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
14
COSO menyediakan pedoman untuk mengevaluasi tiap faktor tersebut diatas. Misal, filosofi manajemen dan jenis operasi dapat dinilai dengan cara menguji sifat dari penerimaan risiko bisnis, frekuensi interaksi dari tiap subordinat, dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan. (c) Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Terdiri
dari
kebijakan
dan
prosedur
yang menjamin
karyawan
melaksanakan arahan manajemen. Aktivitas Pengendalian meliputi review terhadap sistim pengendalian, pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistim informasi. Pengendalian terhadap sistem informasi meliputi dua cara : General controls, mencakup kontrol terhadap akses, perangkat lunak, dan system development. Application controls, mencakup pencegahan dan deteksi transaksi yang tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin completeness, accuracy, authorization and validity dari proses transaksi (d) Informasi dan komunikasi COSO menyatakan perlunya untuk mengakses informasi dari dalam dan luar, mengembangkan strategi yang potensial dan sistem terintegrasi, serta perlunya data yang berkualitas. Sedangkan diskusi mengenai komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan pengendalian internal, dan mengumpulkan informasi pesaing. (e) Pengawasan (Monitoring) Karena pengendalian internal harus dilakukan sepanjang waktu, maka COSO menyatakan perlunya manajemen untuk terus melakukan pengawasan terhadap keseluruhan Sistem Pengendalian Internal melalui aktivitas yang berkelanjutan dan melalui evaluasi yang ditujukan terhadap aktivitas atau area yang khusus. 2.4.Manajemen Risiko Kredit Menurut Djohanputro (2006), risiko kredit adalah risiko bahwa debitur secara kredit tidak dapat membayar hutang dan memenuhi kewajiban seperti yang telah tertuang dalam kesepakatan. Manajemen risiko kredit adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengklasifikasi risiko serta mengambil langkah-langkah pengelolaan risiko
15
kredit yang dapat diterima (acceptable), sehingga Bank dapat memiliki komposisi portofolio dengan risk dan return yang seimbang. Jenis risiko dalam pemberian kredit: 1. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabahmemenuhi kewajibannya secara penuh sesuai perjanjian, baik karena tidak mampu atau pun tidak mempunyai niat baik atau karena sebab-sebab lain, sehingga Bank mengalami kerugian. Sehubungan dengan hal tersebut mitigasi risiko kredit mencakup namun tidak terbatas pada: Menjaga agar credit exposure setiap nasabah (counterparty) berada dalam batas yang ditetapkan kepada nasabah tersebut sesuai perhitungan customer limit. Memproses setiap proposal kredit sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Melakukan monitoring dan review terhadap debitur secara berkala serta tanggap deteksi dini atas kredit yang mengarah kepada kredit bermasalah. Melakukan Credit Risk Management yang independen dengan kewenangan yang jelas dan bertanggung jawab. 2. Risiko Pasar Risiko pasar adalah potensi kerugian baik yang dapat terjadi segera, maupun yang dapat terjadi secara bertahap, karena adanya pergerakan variable pasar (adverse movement) dari instrumen keuangan (interest rate, exchange rate) produk, atau transaksi yang tercatat dalam portofolio bank (baik transaksi tunai maupun transaksi off balance sheet – OBS). Sehubungan dengan hal tersebut mitigasi risiko pasar mencakup namun tidak terbatas pada: Melakukan marking-to-market dengan menilai posisi terhadap pasar. Melakukan pengukuran risiko pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
16
Menerapkan strategi pengelolaan Market Risk secara efektif dengan memisahkan
fungsi-fungsi
pembuat
keputusan,
pelaksana
dan
pemantau. 3. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko terjadinya kelebihan atau kekurangan likuiditas sehingga menimbulkan kerugian atau ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajiban kepada nasabah atau counterparty dalam mata uang yang diperjanjikan tepat pada waktunya. Sehubungan dengan hal tersebut untuk mengurangi Liquidity Risk dalam rangka manajemen risiko, bank harus melakukan pengelolaan likuiditas secara baik. 4. Risiko Operasional Risiko kerugian yang timbul karena terjadinya penyimpangan maupun kegagalan dalam proses internal pemberian kredit, manusia dan sistem yang mendukung proses tersebut, termasuk penyimpangan yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal dalam pemberian kredit. Sehubungan
dengan
hal
tersebut
mitigasi
risiko
operasional
mencakup namun tidak terbatas pada : Memastikan bahwa risiko bank atas proses bisnis, aktivitas atau operasional, produk dan pelayanan, termasuk risiko sebagai akibat keterikatan secara hukum dengan pihak di luar Bank, teridentifikasi, terukur dan terkendali, untuk menghindarkan Bank dari kerugian. Mengembangkan dan menyempurnakan sistem pengendalian dan pengawasan risiko operasional. 5. Risiko Hukum Risiko Hukumadalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan
peraturan
perundang-undanganan
yang
mendukung,
atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Sehubungan dengan hal tersebut mitigasi risiko legal mencakup namun tidak terbatas pada :
17
Penggunaan
dokumen
perjanjian
yang
sesuai
ketentuan
dan
mempunyai kekuatan hukum. Bekerjasama
dengan
pihak
lain
untuk
menyakinkan
legal
enforceability (kekuatan hukum) dari transaksi yang terjadi di dalam dan di luar negeri. Memutakhirkan kebijakan dan peraturan. Melakukan administrasi dokumen secara tertib . 6. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan proses pemberian kredit. Untuk mitigasi risiko reputasi dalam proses pemberian kredit, Bank harus menjaga nama baik dengan melakukan Good Corporate Governance, antara lain dengan melaksanakan : Pemberian kredit secara profesional, berdasarkan prinsip kehatihatian serta best practices. Melakukan pemenuhan kewajiban-kewajiban (lender’s liabilities) kepada debitur secara bertanggungjawab . 7. Risiko Strategik Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan karena penetapan dan pelaksanaan strategi bank atau pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal. Pengelolaan risiko strategik antara lain dilakukan dengan cara : Mengelola agar keputusan yang bersifat strategi memperhatikan kondisi internal dan eksternal bank secara komprehensif . 8. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan terkait pemberian kredit disebabkan karena bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan antara lain melalui : Penerapan sistem pengendalian intern secara konsisten.
18
Prinsip-prinsip dasar penerapan manajemen risiko kredit, yaitu : a) Transparansi Pelaksanaan kebijakan perkreditan harus dilaksanakan secara transparan, dimana seluruh potensi risiko yang ada pada suatu aktivitas, khususnya transaksi kredit harus dipaparkan secara terbuka. Risiko yang tersembunyi atau disembunyikan diyakini akan menjadi sumber permasalahan terbesar dan tidak akan dapat dikelola dengan baik. b) Pengukuran yang akurat Pelaksanaan
kebijakan
perkreditan
harus
dilakukan
berdasarkan
metodologi pengukuran yang akurat.Prinsip ini mewakili sisi sains dari konsep manajemen risiko. c) Informasi Berkualitas dan Tepat Waktu Pelaksanaan kebijakan perkreditan harus didukung oleh keberadaan informasi yang berkualitas dan tepat waktu. Keberadaan informasi yang berkualitas dan tepat waktu akan turut menentukan akurasi pengukuran dan kualitas keputusan yang diambil. Sebaliknya tidak dipenuhinya prinsip ini bisa membawa manajemen pada suatu keputusan yang berisiko fatal. d) Diversifikasi dan Limitasi Konsentrasi risiko adalah sesuatu yang berbahaya bagi bank.Oleh sebab itu salah satu pilar utama yang harus ada dalam manajemen risiko adalah prinsip diversifikasi dan limitasi.Konsentrasi risiko dapat muncul setiap saat seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan bank, maka pelaksanaan prinsip diversifikasi dimaksud harus didukung oleh pola pemantauan yang konstan dan konsisten. e) Independensi Pelaksanaan kebijakan perkreditan harus dilakukan dengan merujuk pada prinsip independensi. Prinsip independensi ini harus tergambar jelas pada visi perusahaan. Organisasi manajemen risiko harus di tata
dengan
menjamin independensi dalam hubungan antara masing-masing unit di dalam organisasi perkreditan.
19
f) Pola Keputusan yang Disiplin Kualitas keputusan atas risiko yang dihadapi tetap saja tergantung pada bagaimana manajemen memutuskan cara terbaik untuk menggunakan konsep, metodologi, alat, teknik yang tersedia. Oleh sebab itu proses pengambilan keputusan di dalam kebijakan perkreditan harus dilakukan dengan mengacu pada satu pola baku yang diikuti dengan disiplin yang tinggi. g) Kebijakan Strategi manajemen risiko harus dirumuskan dalam satu kebijakan, manual dan prosedur yang jelas.Hal tersebut untuk memberikan kejelasan mengenai manajemen risiko, baik untuk pihak internal maupun untuk pihak eksternal bank. 2.5. Bank Berbeda dengan usaha lain, bank senantiasa berkaitan dengan uang sehingga
kegiatannya
banyak
diatur
pemerintah
dalam
perundang-
undangan.Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan tempat penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara dalam lalu lintas pembayaran.Dalam menyalurkan kredit, bank dituntut tidak hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya tapi juga harus memperhatikan pembangunan di sektor riil yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
20
a) Penghimpun dana untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu: Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan CallMoney (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam) b) Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan risiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti dan memenuhi persyaratan. Salah satu penyebab dari beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan usahanya adalah karena banyak kredit yang bermasalah atau macet. c) Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap. d) Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. 2.6.Metode Rating Kredit Internal Beberapa tahun terakhir, bank berusaha mengaplikasikan cara melakukan pemeringkatan dari lembaga pemeringkat eksternal. Oleh sebab inti bisnis sebuah bank adalah tidak menyediakan penilaian atas creditworthiness perusahaan namun meminjamkan uang, maka hal tersebut mendorong para analis kredit untuk
21
menggunakan proses sama seperti yang digunakan lembaga pemeringkat yang selama ini telah teruji dan valid. Rating kredit internal secara umum merupakan proses penilaian kualitatif yang membutuhkan waktu untuk mengidentifikasi kualitas kredit suatu perusahaan. Biasanya menggunakan huruf (contoh: BBB atau Baa) atau angka (contoh: 1, 2, 3, ...). Menurut Ong (2002), terdapat tiga hal yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan rating kredit internal, yaitu: a) Bank harus memiliki rating kredit internal yang terdiri dari banyak kategori untuk membedakan tingkat risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda dan harus terdapat definisi yang jelas mengenai pembatasan terhadap kategori-kategori tersebut, apakah termasuk kategori yang memenuhi syarat (passing grade) dan kategori tidak memenuhi syarat (non passing grade). Selama dekade terakhir bank-bank berusaha merancang kembali rating kredit internal dengan meningkatkan jumlah kategori dan berusaha mengurangi konsentrasi kredit pada satu atau dua kategori. b) Dikotomi antara rating kredit internal dan rating kredit eksternal. Lembaga pemeringkat eksternal memiliki informasi yang penting seperti kualitas manajemen, kondisi pasar, struktur modal, dan laporan keuangan perusahaan yang diperingkat. Rating kredit internal yang dikembangkan bank tidak memiliki akses yang detail seperti yang dimiliki lembaga pemeringkat. c) Memetakan rating kredit internal dengan rating kredit eksternal. Dalam menentukan kemungkinan kegagalan (probability of default) adalah sangat baik dengan cara memetakan (mapping) rating kredit internal dari bank dengan skala dari lembaga pemeringkat karena perusahaan tersebut menyediakan informasi kegagalan kredit (default) sejarah kegagalan obligasi yang diterbitkan. Metode rating kredit internal memiliki komponen-komponen bobot risiko diantaranya adalah probability of default, loss given default, exposure at default, dan maturity. Penjelasan mengenai masing-masing komponen seperti tercantum di bawah ini beserta syarat menerapkan internal rating menurut Basel II.
22
2.6.1.Probability of default (PD) Probability of default yaitu berapa peluang debitur menjadi default atau mengukur peluang default (kegagalan membayar) dari nasabah atau selama periode tertentu (1 tahun).Untuk eksposur bank dan perusahaan, PD adalah nilai terbesar antara 0,03% atau PD satu tahun untuk suatu peringkat internal debitur dalam suatu eksposur. 2.6.2.Loss Given Default (LGD) Loss given default yaitu berapa kerugian apabila terjadi default atau mengukur persentase kerugian apabila terjadi default setelah dikurangi recovery rate.LGD harus diukur sebagai kerugian akibat gagal bayar sebagai persentase dari EAD. Bank harus mengestimasi LGD untuk setiap fasilitas yang bertujuan untuk merefleksikan
memburuknya ekonomi, apabila dimungkinkan untuk
mencerminkan risiko yang relevan.
LGD tidak boleh kurang dari default-
weighted average loss rate given default jangka panjang yang dihitung berdasarkan rata-rata kerugian ekonomis seluruh eksposur yang default dalam sumber data untuk jenis fasilitas tersebut. 2.6.3.Exposure at Default (EAD) Exposure at default yaitu berapa nilai eksposur yang akan mengalami default.Persyaratan minimum tambahan untuk estimasi internal EAD berdasarkan advanced approach, difokuskan pada estimasi EAD untuk pos off balance sheet (tidak termasuk derivatif). Bank yang menggunakan advanced approach harus menerapkan prosedur estimasi EAD untuk pos
off balance sheet. Prosedur
tersebut harus menyatakan dengan jelas estimasi EAD yang akan digunakan untuk setiap jenis fasilitas. Estimasi EAD oleh bank harus mencerminkan kemungkinan adanya tambahan penarikan dana oleh debitur sampai dengan dan setelah dinyatakan default. Jika estimasi EAD untuk setiap jenis fasilitas berbeda maka pendefinisian fasilitas tersebut harus jelas dan tidak bermakna ganda.Bank yang menggunakan advanced approach harus menetapkan estimasi EAD untuk setiap fasilitas. 2.6.4.Maturity Maturity yaitu mengukur berapa sisa jatuh tempo ekonomis dari eksposur. Bank yang menggunakan advanced IRBA dipersyaratkan untuk mengukur jangka
23
waktu efektif untuk tiap fasilitas. Namun, pengawas dapat mengecualikan fasilitas untuk debitur perusahaan kecil domestik tertentu dari penyesuaian jangka waktu yang eksplisit bila penjualan yang dilaporkan (misalnya turnover) dan juga total aset untuk grup terkonsolidasi, dimana perusahaan merupakan bagiannya, sebesar kurang dari 500 juta. Grup terkonsolidasi harus merupakan perusahaan domestik berlokasi di negara dimana pengecualian tersebut diterapkan. Jika hal tersebut diterapkan maka pengawas harus menerapkan pengecualian tersebut untuk semua bank IRB yang menggunakan advanced approach yang berada di negara tersebut, dan tidak menerapkannya secara bankby-bank basis. Jika pengecualian ini diterapkan maka semua eksposur untuk perusahaan domestik kecil yang memenuhi syarat akan diasumsikan untuk memiliki rata-rata jangka waktu 2,5tahun, sebagaimana pada foundation IRBA. Pada semua kasus, M tidak dapat lebih lama dari 5 tahun. 2.6.5.Syarat-syarat menerapkan IRBA Agar memenuhi syarat untuk menerapkan IRBA, bank harus menunjukkan kepada pengawas bahwa bank telah memenuhi persyaratan minimum pada awal penerapan dan secara berkesinambungan. Persyaratan tersebut merupakan target yang harus dipenuhi oleh sistem pemeringkatan risiko bank. Penekanannya adalah pada kemampuan bank untuk memeringkat dan mengkuantifikasikasi risiko secara konsisten, dapat diandalkan dan secara tepat. Prinsip menyeluruh/komprehensif dari persyaratan tersebut menunjukkan bahwa pemeringkatan, dan proses serta sistem estimasi risiko menghasilkan penilaian yang berarti atas peminjam dan karakteristik transaksi; pemisahan yang berarti atas risiko; dan estimasi risiko secara kuantitatif, konsisten dan akurat. Lebih lanjut, proses dan sistem estimasi risiko harus konsisten dengan penggunaannya secara internal. Komite menyadari bahwa perbedaan pangsa pasar,
metodologi
pemeringkatan,
produk
perbankan
dan
aplikasinya
mensyaratkan bank dan pengawas untuk menyesuaikan prosedur operasional mereka. Komite tidak bermaksud untuk menetapkan bentuk maupun rincian operasional dari praktek dan kebijakan manajemen risiko bank. Masing-masing pengawas akan mengembangkan prosedur
review
yang mendetail untuk
24
memastikan bahwa sistem dan pengendalian bank mencukupi sebagai dasar IRBA. Secara umum, seluruh bank yang menggunakan IRB harus menghasilkan estimasi PD sendiri dan harus memenuhi keseluruhan persyaratan untuk desain sistem pemeringkatan, operasional, pengendalian,corporate governance, dan juga memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk estimasi dan validasi pengukuran PD. Bank yang berharap untuk menggunakan LGD dan EAD estimasi sendiri, juga harus memenuhi persyaratan minimum tambahan untuk faktor-faktor risiko tersebut. Agar memenuhi syarat penerapan IRBA, bank harus menunjukkan kepada pengawasnya bahwa bank memenuhi persyaratan minimum IRB dalam dokumen ini pada awal penggunaan serta secara berkelanjutan. Praktek manajemen risiko kredit bank secara keseluruhan, juga harus konsisten dengan prinsip kehati-hatian yang diterbitkan oleh Komite dan pengawas nasional. Jika terdapat kondisi dimana bank tidak memenuhi seluruh persyaratan minimum, maka bank harus menyusun suatu rencana untuk kembali memenuhi persyaratan tersebut dengan segera dan harus disetujui oleh pengawas, atau bank harus menunjukkan bahwa dampak dari ketidakpatuhan tersebut tidak material dalam kaitannya dengan risiko bank. 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ernawati Nandifah (2008) pada Analisis Manajemen Risiko Kredit Umum Pedesaan dengan Bantuan Simulasi Program Komputer (studi kasus BRI Unit Ciampea, Bogor), faktor dominan yang berpengaruh dalam risiko kredit yaitu kualitas sumber daya manusia, karakter debitur, dan laju perekonomian debitur. Pengelolaan dan pengendalian risiko kredit yang dilakukan BRI unit Ciampea adalah penerapan prinsip 5C, penetapan kolektibilitas debitur, pembentukan
PPAP,
IPTW,
pembinaan
dan
penagihan
intensif,
rescheduling,reconditioning, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan kerjasama dengan perusahaan asuransi.
25
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Fungsi dari Bank dalam menerima dan menyalurkan kredit memiliki beragam risiko.pihak Bank harus melakukan analisis kelayakan sebelum pembelian kredit kepada nasabah dengan memperhitungkan risiko apa yang akan muncul. Hal ini bertujuan agar penyaluran kredit bermasalah jumlahnya sedikit atau mengurangi tingkat Non Performing Loan (NPL). Risiko kredit yang dihadapi perusahaan biasanya meliputi risiko gagal bayar, risiko eksposur, dan risiko recovery. Ukuran risiko gagal bayar adalah probabilitasterjadinya gagal bayar pada periode tertentu. Risiko eksposur merupakan risiko yang melekat pada besarnya kredit yang menghadapi risiko gagal bayar. Risiko recovery berkaitan dengan terjadinya gagal bayar dari konsumen. Manajemen risiko kredit meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, serta penerapan strategi pengelolaan dan pengendalian risiko yang timbul dalam penyaluran kredit. Proses identifikasi bertujuan untuk menemukan faktorfaktoryang mempengaruhi risiko kredit pada Indonesia EximBank. Proses pengukuran menggunakan metode Internal Rating Based Approach. Pada tahap terakhir dari manajemen risiko kredit adalah proses pengelolaan dan pengendalian risiko kredit. Proses ini bertujuan untuk meminimalisirkerugian yang mungkin terjadi dan untuk menjaga tingkat kesehatan bank. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada gambar 2.
26
Gambar 2.Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Indonesia Eximbank yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Kav 52-53 SCBD Jakarta Selatan.Waktu Penelitian dimulai dari bulan Februari 2010 sampai dengan April2010. 3.3. Metode Pengumpulan Data Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. a.
Data Primer Data primer diperoleh melalui pengamatan, pencatatan, pengumpulan data
dan wawancara langsung dengan manajer risiko yang terkait dengan bidang penelitian. b.
Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui data historis PT. Indonesia Exim Bank,
laporan penelitian dan publikasi elektronik. Jenis data sekunder adalah data yang telah melalui pengolahan lebih lanjut dan telah dipublikasikan serta dari berbagai literatur.
27
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. 3.4.2.Metode Internal Rating Based Approach Dalam pendekatan ini bank diperkenankan menggunakan model internal mereka dalam menghitung kebutuhan modal. Pendekatan ini diyakini memiliki akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan standardised approach dan menghasilkan perhitungan permodalan yang lebih sesuai dengan profil risiko bank. Asumsi utama dalam pendekatan ini adalah bank pada dasarnya lebih mengetahui karakter dan kondisi debitur mereka dibandingkan lembaga pemeringkat. Melalui pendekatan ini, bank dimungkinkan untuk menerapkan diferensiasi yang lebih tepat untuk masing-masing kategori aset mereka. Beberapa komponen yang menjadi parameter utama dalam pendekatan IRB adalah: Probability of Default (PD),Loss Given Default (LGD), Exposure at Default (EAD), Maturity (M). Terdapat dua pendekatan dalam IRB yaitu: -
Foundation IRB – bank menghitung–probability of default yang terkait
dengan masing-masing debitur dan pengawas menyediakan input lainnya seperti loss given default dan exposure at default. -
Advanced IRB – selain menggunakan probability of default, bank
menambahkan input lainnya seperti exposure at default, loss given default dan jangka waktu. Persyaratan untuk penggunaan pendekatan ini lebih ketat dibandingkan dengan foundation IRB. Pada penelitian ini, pendekatan IRB yang digunakan adalah advanced IRB. Semua komponen bobot risiko seperti PD, LGD, EAD, M ditentukan sendiri besarnya oleh bank menurut kriteria pembobotan yang berlaku menurut pedoman Basel II. Langkah selanjutnya adalah menghitung expected loss, unexpected loss, hingga Economic Capital.
28
3.4.2.1.Expected loss Expected Loss (EL) merupakan kerugian akibat gagal bayar (default) yang harus dapat ditutupi oleh provisi yang telah dicadangkan. Menghitung expected loss didapat dengan rumus : EL = PD×LGD×EAD …………………………………………………...(1) Dimana, PD
= Probability of default debitur (%),
LGD = loss given default debitur (45%), sesuai basel II EAD = Exposure at default, menggunakan eksposur saldo kredit masing-masing nasabah. 3.4.2.2.Unexpected loss Unexpected Loss (UL), merupakan kerugian akibat gagal bayar konsumen yang harus dapat dikendalikan meskipun tidak diharapkan sebelumnya. Unexpected Loss adalah nilai kumulatif kemungkinan gagal (cumulative probability of default) yang diasumsikan mencapai tingkat keyakinan tertentu. Menghitung unexpected loss didapat dengan rumus : UL
= σ×LGD×EAD………………………………………………….(2)
Dimana, σ
= √p(1-p)
p
= probability of default (PD)
LGD = loss given default debitur (45%), sesuai basel II EAD = exposure at default, menggunakan eksposur saldo kredit masing-masing nasabah. 3.4.2.3.Economic Capital Economic Capital (EC), adalah modal yang harus dimiliki perusahaan untuk menutupi kerugian maksimum yang disebabkan oleh gagal bayar debitur pada portofolio kredit. Economic Capital dalam pengukuran risiko kredit diperoleh dari selisih UL dan EL. EC = UL – EL...........................................................................................(3)
29
3.4.3.Program Komputer Visual Basic Microsoft Visual Basicadalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis grafis (GUI – Graphical User Interface). Bahasa pemrograman yaitu perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Data dan hasil yang telah didapatkan kemudian dipresentasikan dengan menggunakan Visual Basic. Visual basic ini berbasis obyek (Object Oriented Programming = OOP) dan bersifat event driven programming. Artinya dapat disisipkan kode program pada event yang dimiliki suatu obyek. Program akan memberikan reaksi sesuai kode-kode program yang dibuat untuk suatu event pada objek tertentu. Adapun diagram alir program komputer VisualBasic dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Diagram alir program komputer Visual Basic
30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) atau BEI yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 37 tahun 1999 merupakan embrio sebuah lembaga keuangan yang berdaulat, dengan nama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 tahun 2007, Presiden Republik
Indonesia
sudah
menegaskan
pengembangan
ekspor
melalui
pembentukan LPEI tersebut. Pembentukan
LPEI
dinaungi
sebuah
undang-undang.
Pemerintah
memprakarsai Rancangan Undang Undang (RUU) LPEI dan Menteri Keuangan telah menyerahkan RUU itu kepada Presiden pada tanggal 25 April 2007. Selanjutnya, RUU tersebut disampaikan Presiden kepada DPR melalui Surat Presiden tanggal 11 Juni 2007. DPR kemudian memberikan persetujuan pada tanggal 25 September 2007 untuk memprioritaskan pembahasan RUU LPEI di tahun 2007. Pada tanggal 21 Nopember 2007, DPR membentuk Panitia Khusus Pembahas RUU LPEI, kemudian diikuti pembentukan Tim Panitia Kerja (Panja) RUU LPEI. Selesai pembahasan di tingkat Panja, tahap berikutnya adalah pembahasan di Tim Perumus (Timus), dilanjutkan pembahasan di Tim Sinkronisasi (Timsin) dan berakhir pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 16 Desember 2008 yang menyetujui UU tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi LPEI, BEI melakukan pengembangan unit bisnisnya meliputi tresuri, pembiayaan yang bersifat corporate risk, pembiayaan yang bersifat bank risk, serta Islamic Banking. Setelah lahirnya LPEI, dimungkinkan adanya pemberian fasilitas yang lebih lengkap dan dibutuhkan eksportir Indonesia, seperti Buyer’s Credit, Asuransi Political Risk, penjaminan untuk proyek di luar negeri, dan lain-lain. LPEI karena sifat sovereign-nya juga sangat dimungkinkan untuk memperoleh fasilitas pendanaan berjangka waktu panjang, dengan plafon yang besar, dan suku bunga yang lebih kompetitif, dari lembaga-lembaga resmi antar negara, lembaga internasional, dan
31
lain-lain. LPEI juga diperbolehkan memperoleh dana melalui penerbitan suratsurat berharga dan hibah. Fungsi memberikan asuransi oleh LPEI tidak serta merta membuat lembaga ini menjadi perusahaan asuransi. Tapi, secara spesifik, LPEI bisa memberikan jasa asuransi dalam empat bentuk. Pertama, asuransi atas risiko kegagalan ekspor. Kedua, asuransi atas risiko kegagalan bayar. Ketiga, asuransi atas investasi yang dilakukan perusahaan Indonesia di luar negeri. Keempat, asuransi atas risiko politik di suatu negara. Modal awal LPEI paling sedikit Rp 4 triliun yang berasal dari ekuitas BEI. Status dana itu menjadi kekayaan negara yang dipisahkan. Dengan disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia pada tanggal 12 Januari 2009 maka pada tanggal 1 September 2009 Menteri Keuangan meresmikan operasionalisasi Indonesia Eximbank.Dan sebagai tindak lanjut dari UndangUndang tersebut, maka seluruh aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban hukum PT. Bank Ekspor Indonesia beralih kepada LPEI. Kantor LPEI berlokasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta – 12190. Sampai saat ini, LPEI memiliki tiga kantor pemasaran yaitu di Surabaya, Medan, dan Makassar. LPEI juga tidak memiliki kantor cabang.Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada lampiran nomor 4.Visi PT Indonesia Eximbank adalah menjadi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang terpercaya dan mampu mendorong peningkatan kinerja ekspor nasional melalui penyediaan pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang terencana dan berkesinambungan.sedangkan misinya adalah membantu meningkatkan dan mengembangkan produk ekspor nasional menjadi unggul dan berdaya saing tinggi melalui pemberian pembiayaan, penjaminan di dalam dan di luar negeri serta penyediaan asuransi ekspor serta jasa konsultasi bagi eksportir dan juga turut mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah yang berorientasi ekspor.
32
4.2. Kegiatan Indonesia Eximbank Pembentukan Indonesia Eximbank bertujuan untuk menunjang kebijakan pemerintah mendorong program ekspor nasional. Fungsi Indonesia Eximbank adalah untuk mendukung program ekspor nasional melalui pembiayaan ekspor nasional. Tugas-tugas Indonesia Eximbank antara lain memberi bantuan dalam rangka ekspor, dalam bentuk pembiayaan, dalam rangka menghasilkan barang dan jasa dan atau usaha lain yang menunjang ekspor, menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang dikategorikan tidak dapat dibiayai oleh perbankan tetapi mempunyai prospek (non-bankable but feasible) untuk peningkatan ekspor nasional, danmembantu mengatasi hambatan yang dihadapi oleh Bank atau Lembaga Keuangan dalam penyediaan pembiayaan, penjaminan, dan asuransi bagi eksportir yang secara komersial cukup potensial dan atau penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Wewenang Indonesia Eximbank (IEB) antara lain menetapkan skema pembiayaan ekspor nasional, melakukan restrukturisasi pembiayaan ekspor nasional, melakukan reasuransi terhadap asuransi yang dilaksanakan, dan melakukan penyertaan modal dengan persetujuan menteri. Modal awal IEB ditetapkan paling sedikit empat triliun rupiah yang merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan dan terbagi atas saham. Apabila modal IEB menjadi berkurang dari empat triliun rupiah, maka pemerintah menutup kekurangan tersebut dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berdasarkan mekanisme yang berlaku. Sumber dana IEB berasal dari penerbitan surat berharga, pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan atau jangka panjang yang bersumber dari pemerintah asing, lembaga multilateral, bank atau lembaga keuangan baik dari dalam maupun luar negeri, pemerintah, hibah, dan penempatan dana oleh Bank Indonesia. Indonesia Eximbank memberikan pembiayaan modal kerja atau investasi baik secara konvensional maupun syariah kepada badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbentuk badan hukum termasuk perorangan dan berdomisili di dalam atau luar wilayah Negara republik Indonesia. Selain pembiayaan, IEB juga memberikan penjaminan bagi eksportir Indonesia atas pembayaran yang diterima dari pembeli barang dan atau jasa di luar negeri,
33
penjaminan bagi importir barang dan jasa Indonesia di luar negeri atas pembayaran yang telah diberikan atau akan diberikan kepada eksportir Indonesia untuk pembiayaan kontrak ekspor atas penjualan barang dan atau jasa atau pemenuhan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh suatu perusahaan Indonesia, penjaminan bagi bank yang menjadi mitra penyediaan pembiayaan transaksi ekspor yang telah diberikan kepada eksportir Indonesia, dan penjaminan dalam rangka tender terkait dengan pelaksanaan proyek yang seluruhnya atau sebagian merupakan kegiatan yang menunjang ekspor. IEB juga memberikan asuransi atas risiko kegagalan ekspor, asuransi atas risiko kegagalan bayar, asuransi atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia di luar negeri, dan atauasuransi atas risiko politik di suatu negara yang menjadi tujuan ekspor. 4.3. Rating Kredit Internal PT. IEB Internal Risk Rating System (IRRS) adalah opini tentang kualitas kredit seorang nasabah atau perusahaan melalui penilaian atas beberapa indikator risiko yang dapat menggambarkan tingkat kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban keuangannya kepada Bank yang dikembangkan oleh internal Bank sendiri. Sistem tersebut merupakan salah satu aplikasi alat bantu penerapan manajemen risiko kredit khususnya pada proses “credit assessment” atas calon debitur atau debitur PT. IEB yang dapat menghasilkan suatu peringkat kredit (rating) yang mengkombinasikan penilaian atas aspek keuangan dan aspek bisnis. PT. IEB memiliki tujuan utama dalam penerapan Internal Risk Rating System (IRRS) seperti yang tercantum dalam Manual, yakni sebagai berikut: Pertama, memungkinkan staf bank menganalisis kreditur dan fasilitas pinjaman secara obyektif dengan menggunakan proses rating yang cermat dan konsisten; Kedua, merupakan langkah awal untuk menuju ke transparasi pemberian kredit; Ketiga, mengkuantifikasikan jumlah risiko kredit baik untuk setiap debitur maupun secara portofolio; Keempat, memperlihatkan trade-offs antara risk dan return secara lebih jelas dan rinci sehingga memperbaiki proses pengambilan keputusan, dan Kelima, mengintegrasikan risiko kredit untuk semua unit bisnis. 4.3.1. Komponen Internal Risk Rating System (IRRS) IRRS tersusun atas komponen-komponen sebagai berikut:
34
a) Struktur IRRS IRRS terdiri atas Corporate Rating, Bank Rating, dan Project Finance Rating.Corporate dan Bank Rating menggunakan pendekatan yang memisahkan antara Obligor dan Facility Rating.Obligor Rating merupakan peringkat risiko kredit nasabah yang merupakan gambaran kemampuan nasabah untuk melaksanakan kewajibannya.Sedangkan Facility Rating merupakan peringkat risiko kredit untuk setiap kewajiban yang dibebankan pada nasabah, yaitu kewajiban pembayaran yang tergantung pada tenor fasilitas, tujuan penggunaan kredit, dan struktur fasilitas dengan mempertimbangkan jaminan yang diberikan nasabah. Tabel 2.Mapping Rating Kredit Internal Credit Rating
Credit Score
Outlook
AAA+ AAA AAAAA+ AA AAA+ A ABBB+ BBB BBBBB+ BB BBB+ B BCCC+ CCC CCCD
100.00 95.45 90.91 86.36 81.82 77.27 72.73 68.18 63.64 59.09 54.55 50.00 45.45 40.91 36.36 31.82 27.27 22.73 18.18 13.64 9.09 4.55
Outstanding Outstanding Outstanding Strong Strong Strong Good Good Good Average Average Average Acceptable Acceptable High Risk High Risk Watch List Watch List Special Mention Special Mention Substandard Doubtful
Sumber: Manual Internal Risk Rating System (IRRS) PT. IEB
Untuk debitur yang berhak mendapatkan kredit adalah yang memiliki rating minimal BBB- atau score 50.00 dengan outlook average. Bagi debitur yang memiliki rating dibawah itu belum disetujui untuk memperoleh kredit.
35
b) Segmentasi Aset Kredit Rating dikategorikan ke dalam tiga (3) jenis eksposur sebagai berikut: Bank Eksposurkepada bank adalah seluruh fasilitas penyediaan dana, baik berupa pembiayaan kembali maupun penempatan dana pada bank lainnya atau lembaga keuangan lainnya yang berada di bawah regulasi yang dapat dipersamakan dengan regulasi perbankan. Korporasi / UMKM -
Korporasi Eksposur kepada perusahaan korporasi yang tidak termasuk dalam
kategori kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sesuai kriteria yang berlaku dan nilai pembiayaan / nilai kredit yang diberikan baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing adalah lebih besar dari nilai pembiayaan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). -
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Eksposur yang diberikan kepada perusahaan dengan kriteria sebagai berikut :
Termasuk dalam kriteria kelompok usaha kecil dan menengah sesuai ketentuan yang berlaku.
Nilai pembiayaan / nilai kredit dapat diberikan dalam mata uang rupiah maupun USD dengan
total
plafond keseluruhan maksimal
Rp.
50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).
Penggunaan kredit hanya terbatas pada pembiayaan usaha produktif baik dalam bentuk kredit investasi maupun kredit modal kerja.
Proporsi pemberian kredit untuk UMKM sebesar 6% dan untuk korporat sebesar 94%. Project Finance Project Finance (PF) merupakan salah satu sub-class dari corporate asset
class yang dikenal dengan specialised lending (SL), dengan karakteristik sebagai berikut:
Eksposur pada umumnya sebuah entity (special purpose entity-SPE) yang dibuat khusus untuk membiayai atau menjalankan physical assets.
36
Borrowing entity memiliki assets atau aktivitas yang sedikit atau tidak material, dan maka dari itu kapasitas untuk membayar kembali kecil atau tidak bebas, terbatas hanya pada pendapatan yang dihasilkan dari assets yang dibiayai.
Perjanjian specialized lending (SL) memberikan bank tingkat kontrol yang substansial terhadap assets atau pendapatan yang dihasilkan.
Sumber utama pembayaran adalah pendapatan yang dihasilkan dari assets.
c) Kriteria dan Variabel serta Bobot Kriteria dan variabel serta bobot yang digunakan dalam penyusunan rating bersifat kuantitatif dan kualitatif yang diukur dengan menggunakan skala konversi tertentu. Sehubungan dengan karakteristik usaha Bank yang menyediakan pembiayaan ekspor, dimana secara umum adalah bersifat perusahaan eksportir, maka penilaian rating untuk perusahaan skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diperlakukan sama dengan kriteria yang digunakan untuk kriteria perusahaan korporasi. Setiap variabel dalam penilaian rating memiliki bobot yang berbeda. Penetapan bobot untuk variabel pada setiap kategori aset lebih lanjut ditetapkan oleh Komite Manajemen Risiko. d) Score Score adalah representasi dari nilai suatu kriteria tertentu yang dikonversikan kedalam angka. Semakin besar score suatu kriteria berarti semakin baik kondisi obyek rating untuk kriteria tersebut, semakin tinggi kemampuan dalam memenuhi kewajibannya kepada bank, atau dengan kata lain semakin besar angka score suatu kriteria berarti semakin kecil risiko kredit yang akan dihadapi bank tersebut. 4.3.2. Corporate Rating Corporate rating membutuhkan adanya Neraca dan Laporan laba rugi obligor untuk periode tiga tahun terakhir. Penjelasan masing-masing variabel adalah sebagai berikut: Analisis Keuangan Analisis keuangan terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
37
-
Aspek Kuantitatif Aspek kuantitatif menganalisis rasio-rasio utama yang dihasilkan dari 3
(tiga) tahun laporan keuangan. Rasio-rasio utama tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3. Rasio Keuangan No 1.1.1.1
1.1.1.2
1.1.2.1
1.1.2.2
1.1.3.1 1.1.3.2
1.1.4.1
1.1.5.1
-
Rasio Utama Formula Coverage Ratios EBIT interest Net Operating Profit (NOP) / coverage (Interest Expense + (Capitalized Interest) + Interest Expense-new) EBITDA interest (NOP + All Depreciation And Amortisation Expenses) / coverage (Interest Expense + (Capitalized Interest) + Interest Expense-new) Cash Flow Adequacy Funds from COPAT / (STD Bank + STD Bank-new + New Debt operations/ total Unallocated + CPLTD Bank Leases + CPLTD Bank debt Leases-new + LTD Bank Leases-new + LTD Banks + LTD Leases + Due To Affiliates) Free operating (COPAT + Changes In Trade Payables, Accrued cash flow/ total Expenses, Tax Payables, Dividend Payables, Due To debt Affiliates, Sundry CL - Changes In Trade Receivables, Other Receivables, Finished Goods, Work In Process, Raw Materials, Miscellaneous Inv Sundry CA - Changes In Land, Buildings, Machinery & Equipment, Construction In Progress) / Total Debt Profitability Measures Return on NOP / (Average Of Total Debt + Common Stock) capital Operating (Net Sales - Cost Of Goods Sold - Sales, General & Adm income/ sales Expenses) / Net Sales Capital Structure Long-term debt/ (LTD Bank Leases-new + LTD Banks + LTD Leases) / capitalization (LTD Bank Leases-new + LTD Banks + LTD Leases + Minority Interest + Common Stock + Preferred Stock + Treasury Stock + FX Translation + Capital Surplus + RE + Current Earnings) Asset Protection Total debt/ Total Debt / (Total Debt + Minority Interest + Common capitalization Stock + Preferred Stock + Treasury Stock + FX Translation + Capital Surplus + Retained Earnings + Current Earnings) Sumber: Manual Internal Risk Rating System (IRRS) PT. IEB
Aspek Kualitatif Tujuan dari analisis aspek kualitatif adalah untuk meyakinkan apakah
rasio-rasio yang dihasilkan dari Laporan Keuangan perusahaan benar-benar mencerminkan kondisi perusahaan tersebut.
38
Analisis Bisnis Analisis Bisnis terdiri dari Management Quality & Structure dan Industry & Peer Group. - Management Quality & Structure Penilaian ini membutuhkan pertimbangan subyektif dan pengetahuan mendalam mengenai perusahaan yang dinilai oleh analis risiko. Secara umum, manajemen dinilai untuk perannya dalam menentukan sukses operasi perusahaan. Opini atas kualitas manajemen dapat diperoleh melalui wawancara baik itu wawancara dengan manajemen sendiri atau pihak lain seperti bankir, supplier, customer, dan lain-lain.Kualitas dan struktur manajemen yang dinilai terdiri dari pengalaman, kompetensi, reputasi, struktur tenaga kerja, reputasi grup, dan hubungan dengan pihak bank. - Industry & Peer Group Analisis Industry & Peer Group terdiri dari dua kategori yaitu Industry Outlook dan Company Position.Kedua kategori tersebut penting di dalam analisis rating agar analis risiko memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap perusahaan dan jenis usahanya.Company position dinilai dari market strength, market share, buyer concentration, dan supplier concentration. 4.4.Perkembangan Indonesia Eximbank Pada akhir tahun 2008, Indonesia Eximbank memperoleh pendapatan sebesar Rp 581,67 milyar dengan laba sebesar Rp 241,65 milyar. Pada tahun berikutnya, yaitu pada tahun 2009 jumlah pendapatan Indonesia Eximbank meningkat menjadi Rp 611,84 milyar dengan laba sebesar Rp 127,50 milyar. sebelum diaudit oleh akuntan publik.Laporan keuangan PT. Indonesia Eximbank dapat dilihat pada lampiran 6. Jumlah debitur Indonesia Eximbank pada bulan Desember 2009 sebanyak 77 debitur dengan platfond kredit antara Rp 1 milyar sampai Rp 600 milyar. Debitur terbanyak dengan jumlah 6 dari bidang pengangkutan umum laut. Sementara konsentrasi risiko debitur terbanyak menurut rating yaitu rating Adengan jumlah 15 debitur. Semua debitur pada bulan Desember 2009 termasuk ke dalam korporat. Di dalam data debitur pada bulan Desember 2009, terlihat ada
39
beberapa debitur yang memiliki rating di bawah BBB-, hal ini dikarenakan adanya migrasi rating debitur dari tahun pertama pemberian kredit. 4.5.Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Kredit Indonesia Eximbank Indonesia Eximbank dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi bantuan kredit ekspor tidak terlepas dari adanya risiko kredit. Risiko kredit ini muncul akibat adanya ketidakpastian debitur dalam mengembalikan pinjaman secara penuh dan tepat waktu. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi risiko kredit Indonesia Eximbank terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal bank antara lainkebijakan bank dalam memberikan besar kredit, suku bunga kredit dan jangka waktu kredit. Suku bunga kredit pada Indonesia Eximbank bersifat fluktuatif tergantung dari sumber dananya.Pada umumnya suku bunga kredit dilakukan repricing setiap tiga bulan.Keputusan tingkat bunga ditetapkan dalam rapat asset-liability committee(ALCO). ALCO adalah suatu komite tersendiri yang tugasnya melakukan pengelolaan aktiva dan pasiva suatu bank berskala besar dengan jaringan kantor cabang yang tersebar dan melewati batas negara. Untuk jangka waktu kredit pada Indonesia Eximbank dibagi menurut penggunaan yaitu jenis kredit modal kerja ekspor dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun dan kredit investasi dengan jangka waktu antara 1-7 tahun. Berdasarkan jangka waktu pembiayaan, dibedakan kredit jangka pendek dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun, kredit jangka menengah antara 1-3 tahun, dan kredit jangka panjang dengan jangka waktu lebih dari 3 tahun.Sedangkan faktor eksternal bank antara lain adalah regulasi pemerintah, kondisi ekonomi dan politik, debitur atau nasabah(prospek usaha, kemampuan membayar, dan kondisi keuangan nasabah). Dari faktor-faktor di atas, faktor yang dirasakan paling mempengaruhi risiko kredit Indonesia Eximbank adalahkebijakan pemberian kredit dari perusahaan seperti suku bunga kredit dan jangka waktu kredit serta faktor dari debitur itu sendiri. 4.5.1. Kebijakan pemberian kredit Pejabat bank seringkali kurang disiplin dalam menerapkan prosedur perkreditan sesuai dengan pedoman dan tata cara pemberian kredit dalam suatu
40
bank. Pihak bank seringkali tidak mewajibkan calon debitur membuat studi kelayakan dan menyampaikan laporan keuangan yang lengkap.Dalam hal penentuan suku bunga kredit, pihak bank harus memperhatikan beberapa pertimbangan, antara lain, jangka waktu kredit, jaminan kredit, reputasi perusahaan, hubungan baik dan jaminan pihak ketiga.Tingkat suku bunga kredit yang dikenakan berbeda antara debitur yang satu dengan debitur lainnya. Jangka waktu jatuh tempo kredit yang lebih panjang cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi pula, yaitu ketidakpastian terhadap pelunasan kredit yang terdiri dari pembayaran bunga dan pokok.Oleh karena jangka waktu jatuh tempo ini merupakan refleksi terhadap tinggi rendahnya risiko yang dihadapi oleh bank, semakin panjang jangka waktu kredit semakin tinggi pula ketidakpastian pembayaran dan semakin besar pula terjadinya risiko default. Pada umumnya, semakin panjang jangka waktu kredit akan semakin tinggi pula tingkat bunga kredit yang dibebankan bank kepada debitur. Jaminan merupakan alat pengamanan terhadap kemungkinan tidak mampunya
debitur
melunasi
kredit
yang
diperolehnya
sesuai
dengan
perjanjian.Fungsi jaminan disini adalah memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan pembayaran dengan barang jaminan tersebut. Penentuan tingkat suku bunga sangat ditentukan oleh sifat jaminan yang diserahkan oleh nasabah.nilai barang jaminan yang proporsional dengan kredit yang diberikan seperti mudah dicairkan atau nilainya tidak mengalami penurunan akan memberikan risiko yang relatif rendah bagi bank sehingga tingkat bunga yang dibebankan kepada nasabah relatif lebih rendah. Penentuan tingkat bunga dipengaruhi pula oleh kondisi perusahaan nasabah.reputasi perusahaan biasanya dilihat dari peringkatnya (credit rating). Semakin tinggi ratingnya, maka semakin rendah risikonya, semakin rendah pula tingkat bunga yang diberikan oleh bank. Demikian pula sebaliknya, perusahaan dengan rating rendah akan memiliki risiko yang lebih tinggi sehinnga pihak bank menetapkan tingkat bunga yang tinggi. Bank yang telah lama memiliki hubungan baik dengan nasabah, dimana selama hubungan tersebut, historical records nasabah yang bersangkutan cukup baik
dan
memberikan
keuntungan
bagi
bank,
umumnya
bank
akan
41
menggolongkan sebagai prime costumers dan oleh karena itu akan dikenakan tingkat bunga kredit relatif rendah dibandingkan dengan nasabah biasa. Adanya jaminan yang diberikan oleh pihak ketiga, baik oleh bank lain atau perusahaan yang cukup kredibel, misalnya berupa bank garansi atau corporateguarantee,akan mengurangi risiko kredit. Jaminan tersebut akan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan pihak bank terhadap nasabah yang bersangkutan, yang akan mempengaruhi keputusan penentuan tingkat bunga kredit. 4.5.2.Faktor Debitur Faktor debitur yang mempengaruhi diantaranya adalah prospek usaha debitur, kemampuan membayar, dan kondisi keuangan debitur. Usaha masingmasing debitur yang berbeda memiliki prospek usaha yang berbeda pula. Adakalanya bidang usaha tertentu mengalami perkembangan sehingga kualitas pengembalian kredit tetap terjaga, tapi di sisi lain ada usaha yang memiliki prospek usaha menurun, sehingga dapat mempengaruhi kualitas pengembalian kredit. Kemampuan membayar para debitur tergantung dari masing-masing usaha yang dijalankan. Apabila usaha yang dijalankan memiliki prospek yang cerah maka kemampuan membayar debitur jauh lebih besar dibandingkan yang berprospek usaha kurang baik. Kegiatan usaha debitur rentan terhadap terjadinya penurunan kegiatan ekonomi dan dalam waktu yang sama tingkat suku bunga mengalami kenaikan yang tinggi. Penurunan kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh adanya kebijakan penyejukan ekonomi atau akibat kebijakan pengetatan uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang menyebabkan tingkat bunga naik dan pada gilirannya debitur tidak mampu lagi membayar cicilan pokok dan bunga kredit.Kegagalan usaha debitur dapat terjadi karena sifat usaha debitur sensitif terhadap pengaruh eksternal seperti perubahan harga di pasar, adanya perubahan pola konsumen, dan pengaruh perekonomian nasional. Faktor selanjutnya adalah kondisi keuangan nasabah, hal ini dapat dilihat secara periodik triwulanan apakah ada satu atau lain hal yang menyebabkan terjadinya tunggakan pembayaran pokok dan bunga atau debitur tidak dapat membayar angsuran kredit.Hal ini dapat dilihat pada laporan keuangan nasabah
42
seperti neraca, laporan laba rugi dan lain-lain.Penilaian terhadap kemampuan membayar debitur meliputi ketepatan pembayaran pokok dan bunga, ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur
serta kelengkapan dokumentasi
kredit. Selain itu, dapat juga dilihat laporan keuangan bulanan dari debituryang sekurang-kurangnya meliputi neraca, laporan laba rugi, komitmen dan kontijensi, rincian kualitas aktiva produktif, penyisihan penghapusan aktiva produktif dan perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum. 4.6. Penentuan Risiko Kredit Indonesia Eximbank Risiko kredit yang terjadi di Indonesia Eximbank adalah risiko eksposur, yaitu risiko yang melekat pada besarnya kredit. Dalam analisis ini digunakan metode Internal Rating Based Approach, yaitu metode pemeringkat internal yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut. Metode ini mengukur risiko kredit yang dihadapi pada bulan Desember 2009, sehingga data yang digunakan adalah data debitur pada bulan Desember 2009. Perhitungan manual menggunakan Microsoft Excel 2007, dan juga dibantu oleh program komputer Visual Basic. Dengan program ini penghitungan menjadi lebih mudah dan cepat. Data-data yang ada diinput dan langsung terproses secara otomatis sehingga lebih efisien. 4.6.1. Pemeringkatan Debitur Nilai eksposur diperoleh dari kredit outstanding debitur. Dari 77 debitur yang terangkum pada bulan Desember 2009 terdapat 77 eksposur. Total nilai Eksposur keseluruhan di bulan Desember 2009 adalah Rp 9.264,33 milyar. Setiap eksposur memiliki probability of default berdasarkan peringkat masing-masing. Semakin bagus peringkatnya maka semakin bagus kemampuan debitur dalam membayar angsuran. Penentuan peringkat ini sendiri dilakukan oleh bank dengan melakukan penilaian terhadap debitur melalui laporan keuangannya. Masing-masing peringkat memiliki probability of default sebagai berikut : Rating AAA, maka probability of default : 0,00% Rating AA , maka probability of default : 0,01% Rating A
, maka probability of default : 0,05%
Rating BBB ,maka probability of default : 0,37%
43
Rating BB
,maka probability of default : 1,45%
Rating B
,maka probability of default : 6,59%
Rating CCC , maka probability of default : 34,14% Meskipun dalam penentuan rating IRRS mempertimbangkan rating modifier yang dalam hal ini ditanyakan dengan tanda + atau – seperti contoh A-, tetapi dalam perhitungan PD rating modifier diabaikan. Setelah itu ditentukan loss given default atau persentase kerugian apabila terjadi default sebesar 45% sesuai basel II untuk masing-masing debitur. 4.6.2. Penghitungan Expected Loss, Unexpected Loss, dan Economic Capital Expected loss (EL) merupakan potensi kerugian yang dapat diperkirakan selama kurun waktu tertentu. Unexpected loss (UL) merupakan sejumlah kerugian yang tidak diperkirakan terjadi atau kerugian maksimum pada tingkat keyakinan tertentu. Economic capital (EC) merupakan modal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menutup kerugian maksimum yang ditimbulkan oleh gagal bayar debitur dalam mengembalikan kredit. Penghitungan EC ini diperoleh dari selisih unexpected loss dan expected loss, dan diperlukan sebagai ukuran risiko yang harus ditangggung oleh Indonesia Eximbank dari kerugian yang tak terduga akibat debitur gagal bayar.
Gambar 4.Tampilan visual basic nilai eksposur terbesar. Nilai eksposur terbesar yaitu Rp 675,8 milyar. Dengan rating A- maka debitur ini memiliki nilai EL sebesar Rp. 152, 05 juta dan nilai UL sebesar Rp.
44
6,798 milyar. Modal yang harus disediakan untuk menutupi kerugian maksimum akibat debitur gagal bayar atau economic capital sebesar Rp. 6,646 milyar.
Gambar 5. Tampilan visual basic nilai eksposur terkecil Nilai eksposur terkecil yaitu Rp. 1,885 milyar. Dengan rating A-, maka debitur ini ini memiliki nilai EL sebesar Rp. 424.256 dan nilai UL sebesar Rp. 18,97 juta. Modal yang harus disediakan untuk menutupi kerugian maksimum akibat debitur gagal bayar atau economic capital sebesar Rp. 18,55 juta.
Gambar 6.Tampilan visual basic hasil perhitungan total Dari hasil perhitungan, maka diperoleh EL total sebesar Rp 21,14 milyar, sedangkan nilai UL total sebesar Rp232,48 milyar. Selisih dari UL dan EL atau
45
biasa disebut EC sebesar Rp 211,34 milyar. Untuk itu, EC atau modal yang harus dicadangkan untuk menutupi potensi kerugian maksimum akibat risiko kredit pada bulan Desember 2009 sebesar Rp 211,34 milyar. EC tersebut dapat diperoleh bank dari modal yang sengaja disisakan untuk mencegah kerugian yang terjadi atau dapat diperoleh dari pendapatan kegiatan perkreditan untuk mengantisipasi kerugian dari risiko kredit yang tidak terduga akibat gagal bayar debitur.Pada perhitungan di atas, terlihat nilai EC atau selisih dari UL dan EL sangat besar, hal ini disebabkan karena dalam perhitungan PD rating modifier diabaikan. Apabila dalam penghitungan memperhatikan rating modifier, maka akan didapatkan nilai EC yang lebih kecil dari nilai EC yang ada saat ini. 4.7. Tindakan Mitigasi Risiko Kredit Indonesia Eximbank Untuk meminimalisir risiko kredit, diperlukan adanya tindakan mitigasi atau tindakan pengelolaan dan pengendalian risiko kredit. Adapun tindakan mitigasi risiko yang dilakukan oleh pihak Indonesia Eximbank adalah melakukan pemantauan secara rutin, pemantauan atas Early Warning Signal terhadap debitur, pemantauan migrasi rating internal terhadap debitur, penilaian agunan nasabah secara periodik, dan restrukturisasi atas fasilitas debitur. 4.7.1. Pemantauan Secara Rutin Setelah pemberian kredit, pihak bank harus terus melakukan pemantauan kepada debitur secara rutin atas kelangsungan usaha debitur. Hal ini dapat dilakukan melalui telepon secara berkala atau periodik, kunjungan nasabah, analisa laporan keuangan tahunan atas fasilitas nasabah dan lain-lain. Pemantauan ini harus dilakukan agar pihak bank mengetahui informasi terkini dari para debitur sehingga dapat menghindari terjadinya risiko kredit yang ditimbulkan oleh debitur. Jadi pihak bank tidak hanya melakukan analisis kepada calon debitur sebelum memberikan kredit, tetapi harus juga melakukan pemantauan secara rutin setelah pemberian kredit agar tidak terjadi risiko kredit akibat debitur gagal bayar. 4.7.2. Pemantauan atas Early Warning Signal Pihak bank juga harus melakukan pemantauan atau deteksiatas adanya tanda-tanda awal bahaya dari debitur yang diperkirakan dapat menyebabkan
46
kemungkinan terjadinya kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Halini bisa disebabkan usaha yang dilakukan debitur sedang mengalami penurunan sehingga pendapatan juga menurun dan berdampak langsung pada kemampuan debitur membayar angsuran kredit. Manfaat deteksi terhadap tanda-tanda awal bagi pihak bank antara lain dapat mengantisipasi terjadinya kredit bermasalah, meningkatkan efisiensi, proses monitoring kredit, serta mempermudah untuk penetapan rencana perbaikan tindak lanjut. 4.7.3. Pemantauan Migrasi Rating Internal Terhadap Debitur Dalam pelaksanaannya, pihak bank telah memberikan peringkat atau rating kepada tiap debitur berdasarkan kemampuannya dalam membayar angsuran kredit. Akan tetapi, rating tersebut dapat bermigrasi menjadi lebih baik ataupun lebih buruk tergantung dari kelangsungan usaha masing-masing debitur. Apabila usaha yang dijalankan berkembang maka rating bisa meningkat begitu pula sebaliknya bila usaha yang dijalankan mengalami penurunan maka rating bisa menurun pula. Pihak bank harus melakukan pemantauan atas migrasi rating internal ini secara rutin agar tidak ada kesalahan yang mendasar dalam menentukan probability of default masing-masing debitur, karena penentuan probability of default berdasarkan kepada rating tiap debitur. 4.7.4. Penilaian Agunan Debitur Secara Periodik Pada saat mengajukan kredit, debitur harus memberikan agunan atau jaminan kepada pihak bank berupa aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan lainlain. Nilai aktiva tetap dari waktu ke waktu dapat berubah dengan cepat tergantung dari kondisi maupun letaknya. Oleh karena itu, pihak bank harus melakukan penilaian agunan debitur secara rutin agar pihak bank dapat mengetahui nilai terkini dari agunan yang diserahkan oleh debitur. Dengan adanya penilaian ini maka pihak bank dapat mengetahui apakah agunan yang diserahkan nilainya masih sesuai dengan pinjaman yang diberikan atau sudah mengalami penurunan nilai. Sehingga pihak bank dapat memproses tindakan selanjutnya setelah mengetahui nilai terkini dari agunan tersebut.
47
4.7.5.Restrukturisasi Restrukturisasi adalah penataan kembali hutang suatu perusahaan yang telah jatuh tempo,sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan tersebut dalam periode waktu yang telah disepakati antara debitur dan kreditur. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan debitur untuk memenuhi kewajibannya terhadap kreditur.Restrukturisasi yang biasa dilakukan antara lain Rescheduling dan Reconditioning. Rescheduling adalah penjadwalan ulang kepada debitur apabila telah terindikasi penurunan kolektibilitas kreditnya. Biasanya rescheduling diberikan kepada usaha yang kelangsungan usahanya mengalami penurunan akibat faktorfaktor eksternal dan usaha tersebut masih dinggap layak dan berpeluang untuk bertahan di masa depan. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan debitur dalam membayar kewajibannya. Kegiatan ini dapat berupa perpanjangan jangka waktu angsuran dan jangka waktu kredit. Perpanjangan ini bisa membuat debitur memiliki waktu lebih lama dalam mengembalikan pinjaman dan semakin kecilnya besar angsuran yang harus dibayar. Kegiatan ini membutuhkan adanya analisa ulang dari pihak bank untuk mengetahui kemampuan riil debitur dalam mengembalikan kredit. Reconditioning adalah perubahan persyaratan yang telah disetujui oleh kedua pihak yaitu pihak bank dengan pihak debitur. Kegiatan ini dapat berupa penundaan pembayaran bunga, penurunan suku bunga, hingga pembebasan bunga. Penundaan pembayaran bunga disini adalah menunda membayar bunga sampai debitur mampu membayar, sedangkan pinjaman pokok tetap dibayar seperti biasa tanpa ada penundaan. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meringankan beban debitur yang telah terindikasi kolektibilitasnya menurun. 4.8. Implikasi Manajerial Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi manajerial yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan pada Indonesia Eximbank antara lain pada tahap perencanaan antara lain menetapkan kebijakan untuk membatasi besarnya kredit yang diterima oleh satu debitur atau satu grup debitur. Dalam dunia perbankan mengenal batas maksimum pemberian kredit yang bertujuan
48
untuk membatasi pemberian kredit yang berlebihan kepada satu debitur atau satu grup debitur.Selain itu, pihak bank juga harus menetapkan kebijakan mengenai diversifikasi
pinjaman.Diversifikasi
dapat
dikaitkan
dengan
pembatasan
pemberian kredit di atas.Diversifikasi dapat berupa sebaran kredit berdasarkan ukuran perusahaan, jenis industri, dan sektor-sektor industri.Dalam hal pemberian kredit, pihak bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian dan pemberian kredit yang sehat serta senantiasa berusaha meminimalisir potensi risiko yang terjadi. Pada tahap pengorganisasian pihak bank harus membentuk sistem manajemen risiko yang handal dalam menganalisa calon debitur hingga pemantauan setelah kredit diberikan.Tujuan utama dari analisa kredit adalah untuk memberikan gambaran bahwa kredit tersebut layak diberikan dengan cara melakukan analisa secara menyeluruh terhadap semua risiko yang mungkin timbul dalam kaitannya dengan pemberian kredit tersebut. Pada tahap pengendalian pihak bank harus melakukan pemeringkatan secara periodik agar migrasi rating debitur terpantau.Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui rating terkini dari para debitur agar tidak ada kesalahan mendasar dalam penentuan probability of default masing-masing debitur.Selain itu, sebaiknya dalam perhitungan PD memperhatikan rating modifier agar nilai Economic Capital tidak terlalu besar.Tindakan pengendalian selanjutnya adalah melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penggunaan kredit oleh debitur, apakah benar-benar dipergunakan untuk kegiatan yang produktif atau tidak, sehingga kredit yang diterima oleh debitur dapat menghasilkan nilai.
49
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Faktor yang paling mempengaruhi risiko kredit Indonesia Eximbank yaitu faktor kebijakan internal pemberian kredit danfaktor dari debitur. 2. Dari hasil perhitungan, maka diperoleh EL total sebesar Rp 21,14 milyar, sedangkan nilai ULtotal sebesar Rp 232,48 milyar. Untuk itu, EC atau modal yang harus dicadangkan untuk menutupi potensi kerugian maksimum akibat risiko kredit pada bulan Desember 2009 sebesar Rp 211,34 milyar. 3. Tindakan pengelolaan dan pengendalian (mitigasi) risiko yang dilakukan oleh pihak Indonesia Eximbank adalah melakukan pemantauan secara rutin, pemantauan atas Early Warning Signal terhadap debitur, pemantauan migrasi rating internal terhadap debitur, penilaian agunan nasabah secara periodik, restrukturisasiatas fasilitas debitur. Saran 1. Indonesia Eximbank sebaiknya melakukan pengelolaan dengan lebih baik terhadap
faktor-faktor
yang mempengaruhi
risiko
kredit
seperti
melakukan pembinaan, pemantauan dan pengawasan secara rutin. 2. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan memperhatikan aspek makroekonomi seperti nilai tukar rupiah, suku bunga, dan rating bank pemberi L/C.
50
DAFTAR PUSTAKA
Djohanputro,B. 2006. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Cetakan Kedua. PPM, Jakarta. Manual dan Prosedur Manajemen Risiko. PT. Bank IEB. Manual Internal Risk Rating System (IRRS). PT. Bank IEB. Nandifah, E. 2008. Analisis Manajemen Risiko Kredit Umum Pedesaan dengan Bantuan Simulasi Program Komputer (studi kasus BRI Unit Ciampea, Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ong, M.K. Credit Ratings: Methodologies, Rationale, and Default Risk. USA: Risk Books, 2002. Republik Indonesia. 2003. Peraturan Bank Indonesia No.5/8/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Jakarta. Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta. Siamat,D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Kelima. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia, Mei, 2008.
51
Kebijakan BI Peraturan pemerintah Kebijakan perbankan internasional
Pengumpulan data : - StudiLiteratur - Pengamatan - Wawancara
Existing problem: Meningkatnyapenyalu rankredit Tingginyarisikokredit Diperlukanpeningkata nkualitassistemMRK
Faktor berpengaruh yang tidak bisa dikendalikan: Kebijakan Menkeu Kebijakan Pemerintah Kondisi ekonomi dan politik
Lampiran 1.Alur pikir penelitian
Lingkungan:
Faktor berpengaruh yang dapat dikendalikan: Proses pemberian kredit Besar nilai kredit
Outcome Data AtauInformasi : - Data identitasdebitu r - Data kredit outstanding debitur - Rating debitur - Laporankeuan gan
Input
Proses: IdentifikasiRis iko Pengukurande nganInternal Rating Based Approach Program KomputerVisu al Basic
Parameter control: PBI No 5/8/2003 Kebijakan IEB Basel II NPL ≤ 5%
Output
Hasil yang diharapkan: Besarrisikokre dit (EL,UL,EC) Tindakanmitig asirisiko
Strategi tindakan MRK Implikasi manajerial
Kualitaskredi t
Minimum kerugian
Feedback
52
5C
KondisiPer tumbEkNas Tingkat penyaluran kredit
+
+ +
Tkt. Pertumb. Kredit
-
+ +
+ Rating L/C
Jangkawakt ukredit
KualPenerima Kredit (Debitur)
SukuBunga Kredit
-
-
-
Probab.Gag al Bayar
+
Tkt. keberhasilande bitur
Tkt. KualPengemb. Kredit
Tkt.Pengemb .KreditMacet
Tingkat RisikoKredit
+
KualitasAsetK redit (Tk.Pengke bank)
+ +
+ Perlunyapeningk. Kual.Sistem MRK
53
Minimalisasi Kerugian
Lampiran 2. Diagram SebabAkibat
- - - - - - - - BatasanPenelitian
54
Lampiran 3.DaftarIstilah
Debitur
:
Nasabah perorangan atau perusahaan/badan tidak termasuk bank atau kantor perwakilan Bank Asing, yang memperoleh satu atau lebih fasilitas penyediaan dana (kredit).
Expected loss
:
Sejumlah kerugian yang dapat diperkirakan.
Eksposur
:
Proporsi kerugian karena debitur default, tercermin dari nilai tunggakan angsuran pokok kredit dari setiap debitur.
Exposure at Default (EAD)
:
Nilaieksposur yang akanmengalamidefault.
Loss Given Default (LGD)
:
Berapapeluangkerugianapabilaterjadidefault.
Unexpected loss
:
Sejumlah
kerugian
yang
tidak
diharapkan
terjadipada tingkat keyakinan tertentu. Maturity (M)
:
sisajatuh tempo ekonomisdarieksposur.
Non Performing Loan
:
Konsumen dengan status menunggak atau kredit macet.
Probability of default (PD)
:
Peluangdefault (kegagalanmembayar) daridebiturselamaperiodetertentu (1 tahun).
Performing Loan
:
Konsumen
dengan
status
lancar
angsuran penuh dan tepat waktu).
(membayar
Lampiran 4.Struktur Organisasi Indonesia Eximbank 55
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
14
PD
σ=√p(1-p)
LGD
EAD
EL
UL
EC
A-
0.0005
0.022355
0.45
675,800,000,000
152,055,000.00
6,798,406,087.24
6,646,351,087.24
BBB+
0.0037
0.060715
0.45
428,947,801,993.00
714,198,090.32
11,719,602,661.83
11,005,404,571.51
AA+
0.0001
0.009999
0.45
427,533,538,657
19,239,009.24
1,923,804,726.51
1,904,565,717.27
A-
0.0005
0.022355
0.45
410,000,000,000
92,250,000.00
4,124,513,903.18
4,032,263,903.18
A-
0.0005
0.022355
0.45
400,000,000,000
90,000,000.00
4,023,916,003.10
3,933,916,003.10
A-
0.0005
0.022355
0.45
352,312,500,000
79,270,312.50
3,544,189,767.10
3,464,919,454.60
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
345,000,000,000
574,425,000.00
9,426,002,183.82
8,851,577,183.82
A-
0.0005
0.022355
0.45
343,750,000,000
77,343,750.00
3,458,052,815.16
3,380,709,065.16
BB+
0.0145
0.119540
0.45
326,344,299,574
2,129,396,554.72
17,555,001,069.13
15,425,604,514.41
AA-
0.0001
0.009999
0.45
258,362,500,000
11,626,312.50
1,162,573,116.98
1,150,946,804.48
BBB+
0.0037
0.060715
0.45
250,000,000,000
416,250,000.00
6,830,436,365.09
6,414,186,365.09
BBB
0.0037
0.060715
0.45
232,952,259,257
387,865,511.66
6,364,662,331.83
5,976,796,820.17
BBB
0.0037
0.060715
0.45
230,000,000,000
382,950,000.00
6,284,001,455.88
5,901,051,455.88
BB+
0.0145
0.119540
0.45
216,760,039,393
1,414,359,257.04
11,660,147,666.92
10,245,788,409.88
56
13
Rating
Lampiran 5. Data debitur
1
NamaDebitur SINARMAS AGRO RES TECH, Tbk., PT. KARYA TEKHNIK UTAMA, PT. PERTAMINA (PERSERO), PT. KAHATEX, PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE, PT. INTIBENUA PERKASATAMA, PT. TRIPANCA GROUP, PT. BERLIAN LAJU TANKER, PT. PAL INDONESIA (PERSERO), PT. SAWIT MAS SEJAHTERA, PT. PTPN IX (PERSERO), PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE, PT. STEEL PIPE INDUSTRY, PT. SAPTAINDRA SEJATI, PT.
PT. Indonesia Eximbank 31-12-09
No
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
PTPN XII (PERSERO), PT. GURITA LINTAS SAMUDERA, PT. PTPN V (PERSERO), PT. BARA JAYA UTAMA, PT. DJAMBI WARAS, PT. BUMI SARIMAS INDONESIA, PT. NIPRESS Tbk, PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO), PT. KARYA TEKHNIK MULTIFINANCE, PT. CENTRAL PROTEINAPRIMA, PT. AKR CORPORINDO, PT. MEDIA KARYA SENTOSA, PT. KELOLA MINA LAUT, PT. RICKY PUTRA GLOBALINDO, PT. ADHI KARYA (PERSERO), PT.
AA
0.0001
0.009999
0.45
202,500,000,000
9,112,500.00
911,204,436.36
902,091,936.36
BB+
0.0145
0.119540
0.45
181,394,683,097
1,183,600,307.21
9,757,743,156.11
8,574,142,848.90
AA
0.0001
0.009999
0.45
180,000,000,000
8,100,000.00
809,959,498.99
801,859,498.99
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
176,040,000,000
293,106,600.00
4,809,720,070.84
4,516,613,470.84
A-
0.0005
0.022355
0.45
169,110,000,000
38,049,750.00
1,701,211,088.21
1,663,161,338.21
BB
0.0145
0.119540
0.45
165,961,000,000
1,082,895,525.00
8,927,520,830.72
7,844,625,305.72
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
162,740,459,692
270,962,865.39
4,446,353,415.80
4,175,390,550.42
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
157,031,250,000
261,457,031.25
4,290,367,841.82
4,028,910,810.57
BBB+
0.0037
0.060715
0.45
140,812,783,700
234,453,284.86
3,847,251,033.81
3,612,797,748.95
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
137,197,762,879
228,434,275.19
3,748,482,355.11
3,520,048,079.92
A-
0.0005
0.022355
0.45
131,644,672,102
29,620,051.22
1,324,317,756.99
1,294,697,705.76
BB-
0.0145
0.119540
0.45
125,184,315,139
816,827,656.28
6,734,025,349.83
5,917,197,693.55
BB+
0.0145
0.119540
0.45
122,487,629,879
799,231,784.96
6,588,962,872.30
5,789,731,087.34
BB+
0.0145
0.119540
0.45
104,839,214,998
684,075,877.86
5,639,603,736.85
4,955,527,858.99
A-
0.0005
0.022355
0.45
100,000,000,000
22,500,000.00
1,005,979,000.77
983,479,000.77
Lanjutan lampiran 5.
15
31 32 33
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
MASPION, PT. TRI BAKTI SARIMAS, PT. FAIRCO BUMI LESTARI, PT. DELTA MERLIN SANDANG TEXTILE, PT. ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRIES, PT. MULTISTRADA ARAH SARANA, PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO), PT. PHONIX MAS PERSADA, PT. ARAPUTRA FORTUNA PERKASA, PT. SAMUDERA INDONESIA, PT. OPTIMA SINERGI COMVESTAMA, PT. EFFENDI TEXTINDO, PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO), PT. TRIAS SENTOSA, PT.
A-
0.0005
0.022355
0.45
100,000,000,000
22,500,000.00
1,005,979,000.77
983,479,000.77
BBB+
0.0037
0.060715
0.45
98,647,500,000
164,248,087.50
2,695,221,885.30
2,530,973,797.80
BBB
0.0037
0.060715
0.45
98,000,000,000
163,170,000.00
2,677,531,055.11
2,514,361,055.11
BB+
0.0145
0.119540
0.45
97,029,472,431
633,117,307.61
5,219,495,160.44
4,586,377,852.83
BB+
0.0145
0.119540
0.45
90,000,000,000
587,250,000.00
4,841,359,564.99
4,254,109,564.99
BBB
0.0037
0.060715
0.45
89,252,500,000
148,605,412.50
2,438,534,086.70
2,289,928,674.20
BBB+
0.0037
0.060715
0.45
83,333,546,376
138,750,354.72
2,276,817,942.39
2,138,067,587.68
B
0.0659
0.248107
0.45
80,025,317,619
2,373,150,793.99
8,934,686,397.97
6,561,535,603.98
BBB
0.0037
0.060715
0.45
78,518,714,281
130,733,659.28
2,145,268,325.46
2,014,534,666.18
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
75,000,000,000
124,875,000.00
2,049,130,909.53
1,924,255,909.53
BBB
0.0037
0.060715
0.45
70,462,500,000
117,320,062.50
1,925,158,489.50
1,807,838,427.00
BB-
0.0145
0.119540
0.45
70,342,367,262
458,983,946.38
3,783,918,806.31
3,324,934,859.92
A+
0.0005
0.022355
0.45
65,765,000,000
14,797,125.00
661,582,089.86
646,784,964.86
BBB+
0.0037
0.060715
0.45
63,416,250,000
105,588,056.25
1,732,642,640.55
1,627,054,584.30
Lanjutan lampiran 5.
30
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
55 56
A-
0.0005
0.022355
0.45
59,650,000,000
13,421,250.00
600,066,473.96
586,645,223.96
A-
0.0005
0.022355
0.45
56,370,000,000
12,683,250.00
567,070,362.74
554,387,112.74
BB-
0.0145
0.119540
0.45
53,028,247,016
346,009,311.78
2,852,542,343.39
2,506,533,031.61
BB
0.0145
0.119540
0.45
52,580,570,437
343,088,222.10
2,828,460,529.09
2,485,372,306.98
AA
0.0001
0.009999
0.45
50,000,000,008
2,250,000.00
224,988,749.75
222,738,749.75
BBB+
0.0037
0.060715
0.45
50,000,000,000
83,250,000.00
1,366,087,273.02
1,282,837,273.02
A-
0.0005
0.022355
0.45
50,000,000,000
11,250,000.00
502,989,500.39
491,739,500.39
BBB
0.0037
0.060715
0.45
49,500,000,000
82,417,500.00
1,352,426,400.29
1,270,008,900.29
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
48,466,504,411
80,696,729.84
1,324,189,496.87
1,243,492,767.03
BB+
0.0145
0.119540
0.45
47,500,000,000
309,937,500.00
2,555,161,992.63
2,245,224,492.63
BB+
0.0145
0.119540
0.45
46,975,000,000
306,511,875.00
2,526,920,728.50
2,220,408,853.50
BBB+
0.0037
0.060715
0.45
46,196,681,524
76,917,474.74
1,262,173,973.71
1,185,256,498.97
BBB
0.0037
0.060715
0.45
41,920,000,000
69,796,800.00
1,145,327,569.70
1,075,530,769.70
Lanjutan lampiran 5.
44
KARYA CIPTA BUANA SENTOSA, PT. TIRTA SARI SURYA, PT. KEMILAU BINTANG TIMUR, PT. FALAK JAYA FURNITAMA, PT. PTPN III (PERSERO), PT. JAYA AGRA WATTIE, PT. PTPN VII (PERSERO), PT. VICTORY CEMERLANG INDONESIA, PT. DALLE ENERGY BATAM, PT. FAIRCO AGUNG KENCANA, PT. TIRTA MAHAKAM RESOURCES, Tbk., PT. BEKASI FAJAR INDUSTRIAL ESTATE, PT. PERDANA KARYA PERKASA, PT.
58 59 60 61 62 63 64
65 66 67 68 69 70
KARYA BINA BERSAMA, PT. KIRANA SAPTA, PT. CITRA KENCANA INDUSTRI, PT. DAYA SAKTI UNGGUL CORP., Tbk., PT. PTPN VIII (PERSERO), PT. ACE OLDFIELDS, PT. DONG JOE INDONESIA, PT. CAKRA PETROKINDO UTAMA, PT. PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL Tbk., PT. BUMI NIAGA PRATAMA, PT. ADITAMARAYA FARMINDO, PT. LOMBOK MANDIRI INVESTAMA, PT. BUMI ALAM LESTARINDO INDAH, PT. PTPN XIII (PERSERO), PT.
1,890,715,362.22
BB+
0.0145
0.119540
0.45
40,000,000,000
261,000,000.00
2,151,715,362.22
A-
0.0005
0.022355
0.45
37,580,000,000
8,455,500.00
378,046,908.49
369,591,408.49
BB-
0.0145
0.119540
0.45
34,751,250,000
226,751,906.25
1,869,369,962.03
1,642,618,055.78
B-
0.0659
0.248107
0.45
29,779,992,062
883,125,664.60
3,324,883,898.30
2,441,758,233.71
AA-
0.0001
0.009999
0.45
23,878,957,336
1,074,553.08
107,449,935.11
106,375,382.03
A
0.0005
0.022355
0.45
17,850,500,000
4,016,362.50
179,572,281.53
175,555,919.03
BB-
0.0145
0.119540
0.45
17,596,524,401
114,817,321.72
946,567,796.88
831,750,475.16
BBB
0.0037
0.060715
0.45
17,145,875,000
28,547,881.88
468,455,232.44
439,907,350.57
BB+
0.0145
0.119540
0.45
11,639,626,248
75,948,561.27
626,129,065.21
550,180,503.94
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
10,398,997,676
17,314,331.13
284,118,767.55
266,804,436.42
A
0.0005
0.022355
0.45
10,000,000,000
2,250,000.00
100,597,900.08
98,347,900.08
BB+
0.0145
0.119540
0.45
9,844,033,125
64,232,316.14
529,538,932.53
465,306,616.39
A-
0.0005
0.022355
0.45
8,200,000,000
1,845,000.00
82,490,278.06
80,645,278.06
A
0.0005
0.022355
0.45
7,999,984,000
1,799,996.40
80,478,159.11
78,678,162.71
Lanjutan lampiran 5.
57
71 72 73 74 75 76 77
DUTA GRAHA INDAH, PT. MULTI STRUCTURE, PT. SAMUDERA MINA PERSADA, PT. DWI PERKASA JAYA, PT. ROSE INDAH, CV. NUSANTARA TURBIN & PROPULSI, PT. BIOFARMA (PERSERO), PT.
A
0.0005
0.022355
0.45
6,000,000,000
1,350,000.00
60,358,740.05
59,008,740.05
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
4,600,000,000
7,659,000.00
125,680,029.12
118,021,029.12
BBB-
0.0037
0.060715
0.45
2,989,500,000
4,977,517.50
81,678,358.05
76,700,840.55
BBB
0.0037
0.060715
0.45
2,800,000,000
4,662,000.00
76,500,887.29
71,838,887.29
BBB
0.0037
0.060715
0.45
2,700,800,000
4,496,832.00
73,790,570.14
69,293,738.14
A-
0.0005
0.022355
0.45
1,885,583,170
424,256.21
18,968,570.73
18,544,314.52
AA+
0.0001
0.009999
0.45
-
-
-
-
9,264,328,504,743
21,139,725,027.08 232,480,135,982.13
211,340,410,955
61
Lampiran 6. Laporan Keuangan PT. Indonesia Eximbank NERACA 31Desember 2009,31Agustus 2009 dan 31Desember 2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecuali dinyatakanlain)
31Desember/ Catatan/December 31, Notes 2009
BALANCE SHEETS December31,2009, August31, 2009 andDecember31, 2008 With comparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
31Agustus/ August31, 2009
31Desember/31Desember/ December 31,December 31, 2008 2007
ASET KAS
ASSETS 2a
GIROPADABANK INDONESIA GIROPADABANK Penyisihankerugian
2a,2c,3 2a,2c,2i,4
210
273
464
230
1.659
-
123.404
191.120
76.693 (767)
383.255 (3.833)
40.794 (408)
CURRENTACCOUNTS 28.063 WITHBANKS (281) Allowanceforpossiblelosses
75.926
379.422
40.386
27.782
PENEMPATANPADABANK INDONESIA DANBANK 2d,2i,5 Penyisihankerugian
EFEK-EFEK (Diskonto)/premium yangbelum diamortisasi Penyisihankerugian
2e,2i,6
2.478.589 (24.786)
46.218 (462)
640.546 (6.405)
2.453.803
45.756
634.141
1.134.793
1.331.950 (3.386) (9.724)
2f,2i,7a 7b
PEMBIAYAANDAN PIUTANG Kredityangdiberikan Pihak ketiga Pihakyang mempunyai hubunganistimewa Jumlahkredityangdiberikan Penyisihankerugian
Pembiayaan/piutangsyariah Pihak ketiga Penyisihankerugian
963.000
(20.562) (2.044) 2.390.394
9.306 (3.079) 969.227
2.577.275
SECURITIES Unamortized 12.197 (discount)/premium (6.346) Allowanceforpossiblelosses
2.583.126
1.786 (18)
39.536 (395)
DERIVATIVES 28 RECEIVABLE (1) Allowanceforpossiblelosses
5.792
1.768
39.141
27
1.439
2h,2i,8e
2.413.000
5.851 (59)
9.090.687
2b,2g,2i,8,33
CURRENTACCOUNTS WITHBANKINDONESIA
PLACEMENTSWITHBANK INDONESIA AND 1.146.185 BANKS (11.392) Allowanceforpossiblelosses
1.318.840 TAGIHAN DERIVATIF Penyisihankerugian
CASH
9.430.947
9.488.224
6.386.954 948
FINANCINGAND RECEIVABLES Loans Thirdparties
1.864
1.990
Relatedparties
9.092.126 (546.027)
9.432.811 (510.936)
9.490.214 (273.684)
6.387.902 TotalLoans (129.850) Allowanceforpossiblelosses
8.546.099
8.921.875
9.216.530
6.258.052
186.996 (1.870)
143.407 (1.434)
86.875 (869)
Shariafinancing/receivables Thirdparties - Allowanceforpossiblelosses
185.126
141.973
86.006
-
8.731.225
9.063.848
9.302.536
6.258.052
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancial statements.
AnnualReport 2009 IndonesiaEximbank• 61
62
NERACA(lanjutan) 31Desember 2009,31Agustus 2009 dan 31Desember 2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecuali dinyatakanlain)
31Desember/ Catatan/December 31, Notes 2009 TAGIHANAKSEPTASI Penyisihankerugian
ASET PAJAKTANGGUHAN BERSIH
ASET TETAP Hargaperolehan Akumulasipenyusutan
ASET LAIN-LAIN - BERSIH JUMLAH ASET
2j,2i,9
2w,14c
2k,10
2I,11
BALANCE SHEETS (continued) December31,2009, August31, 2009 andDecember31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
31Agustus/ August31, 2009
31Desember/31Desember/ December 31,December 31, 2008 2007
244.116 (2.441)
-
5.019 (429)
ACCEPTANCES 46.969 RECEIVABLE (470) Allowanceforpossiblelosses
241.675
-
4.590
46.499
21.536
36.674
3.511
2.475
20.156 (13.346)
19.158 (12.571)
16.726 (11.509)
14.375 (9.459)
6.810
6.587
5.217
4.916
114.960
92.019
68.640
43.017
12.972.436
12.016.741
11.191.257
10.292.037
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
DEFERREDTAX ASSETS-NET PREMISES AND EQUIPMENT Cost Accumulateddepreciation
OTHERASSETS-NET TOTAL ASSETS
Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancial statements.
AnnualReport 2009 IndonesiaEximbank• 62
63
NERACA(lanjutan) 31Desember 2009,31Agustus 2009 dan 31Desember 2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecuali dinyatakanlain)
31Desember/ Catatan/December 31, Notes 2009
BALANCE SHEETS (continued) December31,2009, August31, 2009 andDecember31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
31Agustus/ August31, 2009
31Desember/31Desember/ December 31,December 31, 2008 2007
KEWAJIBANDANEKUITAS KEWAJIBAN KEWAJIBANSEGERA SIMPANANDARINASABAH Giro Pihak ketiga
LIABILITIESAND STOCKHOLDER’SEQUITY 2m
KEWAJIBANAKSEPTASI HUTANGPAJAK
EFEK-EFEK HUTANG YANGDITERBITKAN Bebanemisiobligasiyang belum diamortisasi
EFEK YANG DIJUALDENGAN JANJIDIBELIKEMBALI KEWAJIBANDERIVATIF PINJAMANYANGDITERIMA
4.963
6.100
LIABILITIES CURRENTLIABILITIES DEPOSITS FROM CUSTOMERS Demanddeposits Thirdparties
-
-
26.613
33.943
-
-
416
-
Wadiahdemanddeposits Thirdparties Timedeposits
-
-
8.000 907.801
4.500 415.904
-
-
915.801
420.404
-
-
942.830
454.347
Totaldeposits from customers
-
332.160
697.450
778.930
DEPOSITS FROM BANKS
2j,9
244.116
-
5.019
46.969
ACCEPTANCESPAYABLE
2w,14a
42.516
45.132
12.315
25.488
TAXESPAYABLES
3.176.635
3.400.916
700.000
1.323.755
2b,33
Jumlahsimpanandarinasabah SIMPANANDARIBANK
3.085
2n,12
Giro wadiah Pihak ketiga Depositoberjangka Pihakyang mempunyai hubunganistimewa Pihak ketiga
5.837
2o,13
2p,15
(7.478)
(8.501)
(1.756)
(2.889)
3.169.157
3.392.415
698.244
1.320.866
Relatedparties Thirdparties
DEBT SECURITIES ISSUED Unamortized bondsissuancecost
SECURITIESSOLD UNDER REPURCHASE AGREEMENTS
2q
-
-
383.243
-
2f,7c
-
354
17.420
55
4.948.707
3.615.913
3.952.480
3.397.629
FUND BORROWINGS ESTIMATEDLOSSES ON COMMITMENTS ANDCONTINGENCIES
16
DERIVATIVESPAYABLE
ESTIMASIKERUGIAN KOMITMEN DANKONTINJENSI
2i,17
44.281
41.401
27.202
17.498
KEWAJIBANLAIN-LAIN
2u,18
161.076
242.532
164.854
78.071
OTHERLIABILITIES
8.615.690
7.672.992
6.906.020
6.125.953
TOTAL LIABILITIES
JUMLAH KEWAJIBAN
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancial statements.
AnnualReport 2009 IndonesiaEximbank• 63
64
NERACA(lanjutan) 31Desember 2009,31Agustus 2009 dan 31Desember 2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecuali dinyatakanlain)
31Desember/ Catatan/December 31, Notes 2009
BALANCE SHEETS (continued) December31,2009, August31, 2009 andDecember31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
31Agustus/ August31, 2009
31Desember/31Desember/ December 31,December 31, 2008 2007
EKUITAS Kontribusimodalpemerintah Modalsaham dengannominal Rp1.000.000persaham Modaldasarditempatkandan disetorpenuh-3.000.000saham Saldolaba Telahditentukanpenggunaannya: Cadanganumum Cadangantujuan
Belum ditentukanpenggunaannya JUMLAHEKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DANEKUITAS
19
4.321.586 -
-
-
-
-
3.000.000
3.000.000
3.000.000
-
1.088.094 140.470
888.590 132.157
741.733 126.590
EQUITY Governmentcontributed capital Capitalstock - Rp1,000,000 parvalueper share Authorized,issuedandfully paid-3,000,000shares Retainedearnings Appropriated: Generalreserve Specific reserve
-
1.228.564
1.020.747
868.323
35.160
115.185
264.490
297.761
Unappropriated
4.356.746
4.343.749
4.285.237
4.166.084
TOTAL STOCKHOLDER’S EQUITY
12.972.436
12.016.741
11.191.257
10.292.037
TOTAL LIABILITIESAND STOCKHOLDER’SEQUITY
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancial statements.
AnnualReport 2009 IndonesiaEximbank• 64
LEMBAGAPEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (DAHULU PTBANK EKSPOR INDONESIA(PERSERO)) LAPORAN LABARUGI PeriodeEmpat BulanYangBerakhir PadaTanggal 31Desember 2009,PeriodeDelapanBulanYangBerakhir PadaTanggal 31Agustus 2009danTahunYangBerakhir PadaTanggal31Desember2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecualidinyatakanlain)
Catatan/ Notes PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatanbungadan bagi hasil Bunga Provisidankomisi Bagihasilsecarasyariah
EmpatBulan/ FourMonths 2009
2b,2r,21,33 2s 2t,21
Jumlahpendapatanbungadan bagi hasil
Bebanbungadan bebanbonus syariah Bebanbunga Bebanprovisi dankomisi Bebanbonus Syariah
2b,2r,22,33 2s 2t,22
Jumlahbebanbungadan bebanbonus syariah PENDAPATAN BUNGA DAN BAGIHASIL-BERSIH PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Keuntungantransaksimata uangasing-bersih Provisidankomisiselain darikredit Lain-lain
2v 2s
JUMLAHPENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA PENYISIHAN (PEMBALIKAN) KERUGIANASETPRODUKTIF DAN NON-PRODUKTIF
2i,23
PENYISIHAN KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI
2i,17b
DelapanBulan/ EightMonths 2009
LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (FORMERLY PTBANK EKSPOR INDONESIA (PERSERO)) STATEMENTS OFINCOME Four MonthsPeriodEndedDecember31,2009, Eight MonthsPeriodEndedAugust 31, 2009 andYear EndedDecember 31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
SatuTahun(TidakDiaudit)/ OneYear(Unaudited) 2009*)
SatuTahun/ OneYear 2008
SatuTahun/ OneYear 2007
318.892 14.419 9.413
720.668 34.446 16.541
1.039.560 48.865 25.954
992.792 35.364 14.829
898.384 26.340 -
342.724
771.655
1.114.379
1.042.985
924.724
(158.170) (15.352) -
(312.314) (16.692) (8)
(470.484) (32.044) (8)
(447.707) (13.608) (1)
(430.714) (7.061) -
(173.522)
(329.014)
(502.536)
(461.316)
(437.775)
169.202
442.641
611.843
581.669
486.949
11.004
INCOMEAND EXPENSES FROMOPERATIONS interest incomeandincome fromprofit sharing Interest Fees andcommissions Profit sharingfromsharia Total interest incomeandincome fromprofit sharing
Interestexpenseand Shariabonus expense Interestexpense Fees andcommissions expense Shariabonus expense Total interest expenseand shariabonus expense INTERESTINCOMEANDINCOME FROMPROFITSHARING -NET OTHER OPERATING INCOME Gainonforeignexchange transactions -net Non-loanrelatedfees and commissions Others
57.019
68.023
18.055
10.760
4.141 587
7.391 461
8.754 1.270
4.893 421
14.128
61.747
75.875
28.079
16.074
TOTALOTHER OPERATINGINCOME
(82.197)
(242.883)
(325.080)
(126.013)
11.864
PROVISION (REVERSAL)POSSIBLE FOR LOSSESON EARNING AND NON-EARNING ASSETS
(4.510)
(15.876)
(20.386)
(7.915)
3.250 (126)
*)Disajikansemata-matahanyauntuk tujuanperbandingan.
PROVISION FOR POSSIBLE LOSSESON COMMITMENTSAND CONTINGENCIES
*)Presentedsolely forthecomparativepurposesonly. Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancialstatements.
65
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
(5.724)
LEMBAGAPEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (DAHULU PTBANK EKSPOR INDONESIA(PERSERO)) LAPORAN LABARUGI (lanjutan) PeriodeEmpat BulanYangBerakhir PadaTanggal 31Desember 2009,PeriodeDelapanBulanYangBerakhir PadaTanggal 31Agustus 2009danTahunYangBerakhir PadaTanggal31Desember2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecualidinyatakanlain)
Catatan/ Notes BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Umumdanadministrasi Gajidantunjangan Lain-lain
EmpatBulan/ FourMonths 2009
24 2u,25,26
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
LABAOPERASIONAL PENDAPATAN (BEBAN)BUKAN OPERASIONAL-BERSIH
2w,14b 2w,14b
LABABERSIH LABABERSIH PERSAHAM DASAR (NILAIPENUH)
2aa,27
SatuTahun(TidakDiaudit)/ OneYear(Unaudited) 2009*)
SatuTahun/ OneYear 2008
SatuTahun/ OneYear 2007
(24.400) (21.386) (537)
(41.082) (59.681) (3.008)
(65.482) (81.067) (3.545)
(57.584) (65.098) (3.304)
(45.670) (54.508) (4.084)
OTHER OPERATING EXPENSES General andadministrative Salaries andbenefits Others
(46.323)
(103.771)
(150.094)
(125.986)
(104.262)
TOTALOTHER OPERATINGEXPENSES
50.300
141.858
192.158
349.834
404.901
1.780
1.778
1.308
705
NON-OPERATING INCOME(EXPENSE)-NET
50.298
143.638
193.936
351.142
405.606
INCOMEBEFORE INCOMETAX
(15.138)
(84.458) 33.163
(84.458) 18.025
(110.529) 1.035
(129.718) 2.510
(15.138)
(51.295)
(66.433)
(109.494)
(127.208)
35.160
92.343
127.503
241.648
278.398
NETINCOME
92.799
BASIC EARNINGSPER SHARE(FULLAMOUNT)
(2)
LABASEBELUMPAJAK PENGHASILAN Pendapatan(beban)pajak penghasilan: Kini Tangguhan
DelapanBulan/ EightMonths 2009
LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (FORMERLY PTBANK EKSPOR INDONESIA (PERSERO)) STATEMENTS OFINCOME (continued) Four MonthsPeriodEndedDecember31,2009, Eight MonthsPeriodEndedAugust 31, 2009 andYear EndedDecember 31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
-
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
-
80.549
*)Presentedsolely forthecomparativepurposesonly. Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancialstatements.
Incometax(expense) benefit: Current Deferred
66
*)Disajikansemata-matahanyauntuk tujuanperbandingan.
30.781
INCOMEFROMOPERATIONS
LEMBAGAPEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (DAHULU PTBANK EKSPOR INDONESIA(PERSERO)) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PeriodeEmpat BulanYangBerakhir PadaTanggal 31Desember 2009,PeriodeDelapanBulanYangBerakhir PadaTanggal 31Agustus 2009danTahunYangBerakhir PadaTanggal31Desember2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecualidinyatakanlain)
LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (FORMERLY PTBANK EKSPOR INDONESIA (PERSERO)) STATEMENTS OFCHANGES IN STOCKHOLDER’S EQUITY Four MonthsPeriodEndedDecember31,2009, Eight MonthsPeriodEndedAugust 31, 2009 andYear EndedDecember 31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated) Saldolaba/Retainedearnings
Telahditentukanpenggunaannya/Appropriated
Catatan/ Notes Saldo31Desember2006 Lababersihtahun2007 (satutahun) Pembagianlababersih: Devidenkas Programkemitraandan programbinalingkungan Pembentukancadangan umumdancadangantujuan
Lababersihtahun2008 (satutahun)
Saldo31Desember2008
Cadangan umum/ General reserve
Belumditentukan penggunaannya/ Unappropriated
Cadangantujuan/ Specificreserve
Jumlahekuitas/ Total equity
3.000.000
609.484
121.665
262.413
3.993.562
-
-
-
278.398
278.398
-
-
-
(98.489)
BalanceasofDecember31,2006
Net incomefor2007 (oneyear)
20
Saldo31Desember2007
Pembagianlababersih: Devidenkas Programkemitraandan programbinalingkungan Pembentukancadangan umumdancadangantujuan
Modal dasar, ditempatkan dandisetorpenuh/ Authorized, issuedandfully paidcapital
-
-
-
(7.387)
-
132.249
4.925
(137.174)
(98.489) (7.387) -
3.000.000
741.733
126.590
297.761
4.166.084
-
-
-
241.648
241.648
-
-
-
(111.359)
(111.359)
-
-
-
(11.136)
(11.136)
-
146.857
5.567
(152.424)
3.000.000
888.590
132.157
20
264.490
4.285.237
Distributionof net income: Cashdividend Partnershipandenvironmental development program Appropriationforgeneral and specific reserves BalanceasofDecember31,2007
Net incomefor2008 (oneyear) Distributionof net income: Cashdividend Partnershipandenvironmental development program Appropriationforgeneral and specific reserves BalanceasofDecember31,2008
67
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancialstatements.
LEMBAGAPEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (DAHULU PTBANK EKSPOR INDONESIA(PERSERO)) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (lanjutan) PeriodeEmpat BulanYangBerakhir PadaTanggal 31Desember 2009,PeriodeDelapanBulanYangBerakhir PadaTanggal 31Agustus 2009danTahunYangBerakhir PadaTanggal31Desember2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecualidinyatakanlain)
LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (FORMERLY PTBANK EKSPOR INDONESIA (PERSERO)) STATEMENTS OFCHANGES IN STOCKHOLDER’S EQUITY (continued) Four MonthsPeriodEndedDecember31,2009, Eight MonthsPeriodEndedAugust 31, 2009and Year EndedDecember 31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated) Saldolaba/Retainedearnings
Telahditentukanpenggunaannya/Appropriated
Catatan/ Notes Saldo31Desember2008 Lababersihdelapanbulan Pembagianlababersih: Devidenkas Programkemitraandan programbinalingkungan Pembentukancadangan umumdancadangantujuan
Cadangan umum/ General reserve
Belumditentukan penggunaannya/ Unappropriated
Cadangantujuan/ Specificreserve
Jumlahekuitas/ Total equity
3.000.000
888.590
132.157
264.490
4.285.237
-
-
-
92.343
92.343
BalanceasofDecember31,2008 Net incomeeight months Distributionof net income: Cashdividend Partnershipandenvironmental development program Appropriationforgeneral and specific reserves
20 -
-
Saldo31Agustus2009
Pembagianlababersih: Devidenkas Programkemitraandan programbinalingkungan
Modal dasar, ditempatkan dandisetorpenuh/ Authorized, issuedandfully paidcapital
-
(24.165) -
(9.666) (207.817)
(24.165) (9.666)
-
199.504
8.313
3.000.000
1.088.094
140.470
115.185
-
-
-
-
(18.469)
(18.469)
-
-
-
(3.694)
(3.694)
4.343.749
20
(140.470)
Distributionof net income: Cashdividend Partnershipandenvironmental development program
Modaltambahan
1.321.586
(93.022)
-
Saldo1September2009
4.321.586
-
-
-
4.321.586
BalanceasofSeptember1, 2009
Lababersihempat bulan
-
-
-
35.160
35.160
Net incomefourmonths
4.321.586
-
-
35.160
4.356.746
Saldo31Desember2009
(1.088.094)
BalanceasofAugust31, 2009
Additional capital
BalanceasofDecember31,200
9
68
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancialstatements.
LEMBAGAPEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (DAHULU PTBANK EKSPOR INDONESIA(PERSERO)) LAPORANARUS KAS PeriodeEmpat BulanYangBerakhir PadaTanggal 31Desember 2009,PeriodeDelapanBulanYangBerakhir Pada Tanggal31Agustus2009danTahunYangBerakhir Pada Tanggal31Desember 2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecuali dinyatakanlain)
EmpatBulan/ FourMonths
DelapanBulan/ EightMonths
SatuTahun (tidakdiaudit)/ One Year (unaudited)
2009
2009
2009*)
Catatan/ Notes ARUSKASDARIAKTIVITAS OPERASI Penerimaanbunga, provisi dan komisisertapendapatan bagihasilsyariah Pendapatanoperasional Iainnya-bersih Pembayaranpajak penghasilan badan BebanoperasionalIainnyabersih Pembayaranbunga,bonus syariah danpembiayaan Iainnya Pendapatanbukanoperasional -bersih Pembayarandanaprogram kemitraandanprogrambina lingkungan
LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (FORMERLY PTBANK EKSPOR INDONESIA (PERSERO)) STATEMENTS OFCASH FLOWS Four MonthsPeriodEnded December31,2009, Eight MonthsPeriodEndedAugust 31, 2009 andYear EndedDecember 31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
20
Arus kasdarioperasisebelum perubahanasetdan kewajibanoperasi
2008
SatuTahun/ One Year 2007
318.012
811.831
12.268
61.748
74.016
(35.668)
(53.872)
(89.540)
(140.282)
(115.918)
(59.547)
(113.609)
(173.156)
(107.400)
(109.333)
(112.868)
(317.981)
(430.849)
(451.249)
(428.333)
(2)
1.780
1.778
1.308
-
(9.666)
(9.666)
(11.136)
122.195
380.231
1.129.843
SatuTahun/ One Year
502.426
1.032.551
941.353
29.211
8.422
353.003
705 (7.387)
289.509
Perubahandalamaset dan kewajibanoperasi
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
Otheroperatingincome-net Paymentsofcorporate income tax Otheroperatingexpenses -net Interest, shariabonusand other financingchargespaid Non-operatingincome-net Payments forpartnershipand environmentaldevelopment program Cash flows from operations before changes inoperating assets andliabilities Changesinoperatingassets andliabilities (Increase)decrease
*)Presentedsolely forthecomparativepurposesonly.
Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancialstatements.
69
*)Disajikansemata-matahanyauntuk tujuanperbandingan.
CASH FLOWS FROM OPERATINGACTIVITIES Interests, fees and commissionsreceived includingshariaprofit sharing
LEMBAGAPEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (DAHULU PTBANK EKSPOR INDONESIA(PERSERO)) LAPORANARUS KAS (lanjutan) PeriodeEmpat BulanYangBerakhir PadaTanggal 31Desember 2009,PeriodeDelapanBulanYangBerakhir Pada Tanggal31Agustus2009danTahunYangBerakhir Pada Tanggal31Desember 2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecuali dinyatakanlain)
LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (FORMERLY PTBANK EKSPOR INDONESIA (PERSERO)) STATEMENTS OFCASH FLOWS (continued) Four MonthsPeriodEnded December31,2009, Eight MonthsPeriodEndedAugust 31, 2009 andYear EndedDecember 31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
EmpatBulan/ FourMonths
DelapanBulan/ EightMonths
SatuTahun (tidakdiaudit)/ One Year (unaudited)
2009
2009
2009*)
Catatan/ Notes (Kenaikan)penurunanaset operasi: Kredityangdiberikandan pembiayaan/piutangsyariah Asetlain-lain Tagihanderivatif Tagihanakseptasi Penempatanpada Bank Indonesiadanbank Kenaikan(penurunan) kewajiban operasi: Kewajibanakseptasi Kewajiban segera Kewajibanderivatif Hutangpajak Kewajibanlain-lain Simpanandari bank Simpanannasabah: Giro Depositoberjangka Kasbersihdigunakanuntuk aktivitasoperasi
297.097 19.932 (4.065) (244.116)
869 (33.686) 37.751 5.020
297.966 (13.754) 33.686 (239.096)
(2.432.371)
594.329
(1.838.042)
244.116 2.753 (353) (2.286) (164.273) (332.160)
SatuTahun/ One Year
SatuTahun/ One Year
2008
2007
(3.189.187) 283 (39.508) 41.950 505.638
(450.354) (244) (28) (377.155)
(5.019) (1.879) (17.067) 2.231 268.861 (365.290)
239.097 874 (17.420) (55) 104.588 (697.450)
(41.950) (1.137) 17.365 576 76.715 (81.480)
5.943 55 (2.446) (6.415) 718.930
-
(27.029) (915.802)
(27.029) (915.802)
(6.915) 495.398
27.679 (347.157)
(2.493.531)
(76.480)
(2.570.011)
(1.869.249)
*)Disajikansemata-matahanyauntuk tujuanperbandingan.
(141.683)
inoperatingassets: Loansandshariafinancing receivables Otherassets Derivatives receivable Acceptances receivable Placements withBank Indonesia andbanks Increase(decrease)in operatingliabilities: Acceptances payable Currentliabilities Derivatives payable Taxes payable Otherliabilities Deposits from banks Deposits from customers: Demanddeposits Timedeposits Netcashusedin operating activities
*)Presentedsolely forthecomparativepurposesonly.
70
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancialstatements.
LEMBAGAPEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (DAHULU PTBANK EKSPOR INDONESIA(PERSERO)) LAPORANARUS KAS (lanjutan) PeriodeEmpat BulanYangBerakhir PadaTanggal 31Desember 2009,PeriodeDelapanBulanYangBerakhir Pada Tanggal31Agustus2009danTahunYangBerakhir Pada Tanggal31Desember 2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecuali dinyatakanlain)
EmpatBulan/ FourMonths
DelapanBulan/ EightMonths
SatuTahun (tidakdiaudit)/ One Year (unaudited)
2009
2009
2009*)
Catatan/ Notes ARUSKASDARIAKTIVITAS INVESTASI Hasilpenerimaanefek-efek yang dimilikihinggajatuhtempo, yang telahjatuhtempo Perolehanaset tetap Pembelianefek-efek yangdimiliki hinggajatuhtempo Hasilpenerimaanpenjualan asettetap
LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (FORMERLY PTBANK EKSPOR INDONESIA (PERSERO)) STATEMENTS OFCASH FLOWS (continued) Four MonthsPeriodEnded December31,2009, Eight MonthsPeriodEndedAugust 31, 2009 andYear EndedDecember 31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
10
Kasbersihdiperolehdari (digunakanuntuk)untuk aktivitas investasi ARUSKASDARIAKTIVITAS PENDANAAN Penerimaanpinjamanyang diterima efekhutang yangditerbitkan Penerimaanefekyangdijual denganjanjidibelikembali Pembayaranpinjamanyang diterima
SatuTahun/ One Year 2008
SatuTahun/ One Year 2007
1.081.050 (998)
240.000 (2.639)
1.321.050 (3.637)
1.906.275 (2.544)
136.704 (2.050)
-
(1.690.000)
(1.690.000)
(292.000)
(1.289.955)
-
5
5
1.080.052
(1.452.634)
(372.582)
-
-
1.611.731
(1.155.301)
CASH FLOWS FROM INVESTINGACTIVITIES Proceeds from maturedheldto-maturity securities andequipment Purchaseof held-tomaturity securities Proceeds fromsaleof premisesandequipment Acquisitions of premises Netcashprovidedby (usedin)investing activities CASH FLOWS FROM FINANCINGACTIVITIES
-
3.351.600
3.351.600
2.961.683 3.436.903
-
2.500.000
2.500.000
-
-
(383.243)
(383.243)
(3.688.167)
(2.355.373)
1.332.794
*)Disajikansemata-matahanyauntuk tujuanperbandingan.
383.030 (2.406.832)
Proceeds from borrowings PenerimaanefekProceeds from debt 14.783 securities issued Proceeds fromsecurities sold underrepurchaseagreements (2.228.654)
Paymentsof fundborrowings
*)Presentedsolely forthecomparativepurposesonly.
71
Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancialstatements.
LEMBAGAPEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (DAHULU PTBANK EKSPOR INDONESIA(PERSERO)) LAPORANARUS KAS (lanjutan) PeriodeEmpat BulanYangBerakhir PadaTanggal 31Desember 2009,PeriodeDelapanBulanYangBerakhir Pada Tanggal31Agustus2009danTahunYangBerakhir Pada Tanggal31Desember 2008 DenganAngkaPerbandinganUntukTahun2007 (DisajikandalamjutaanRupiah, kecuali dinyatakanlain)
EmpatBulan/ FourMonths
DelapanBulan/ EightMonths
SatuTahun (tidakdiaudit)/ One Year (unaudited)
2009
2009
2009*)
Catatan/ Notes Pembayaranefek-efek yang tempo Pembayarandeviden Pembayaranemisiefek-efek hutangyangditerbitkan
LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (FORMERLY PTBANK EKSPOR INDONESIA (PERSERO)) STATEMENTS OFCASH FLOWS (continued) Four MonthsPeriodEnded December31,2009, Eight MonthsPeriodEndedAugust 31, 2009 andYear EndedDecember 31, 2008 WithComparativeFiguresFor 2007 (ExpressedinmillionsRupiah, unlessotherwisestated)
(224.281) (24.165)
2008
SatuTahun/ One Year 2007
20
(224.281) -
15
-
(8.045)
(8.045)
-
-
1.108.513
1.747.980
2.856.493
202.767
1.124.543
Kasbersihdiperolehdari aktivitaspendanaan
(24.165)
SatuTahun/ One Year
(623.755) (111.359)
(98.489)
Payments formatured jatuh securities issued Paymentsof dividends Payments forissuancecost ofdebt securities issued Netcashprovidedby financingactivities
(PENURUNAN) KENAIKAN BERSIHKASDAN SETARA KAS
(304.966)
218.866
(86.100)
(54.751)
KASDAN SETARAKAS AW AL PERIODE
383.528
164.662
164.662
219.413
391.854
CASH ANDCASHEQUIVALENTS ATBEGINNINGOFPERIOD
KASDAN SETARAKAS AKHIR PERIODE
78.562
383.528
78.562
164.662
219.413
CASH ANDCASHEQUIVALENTS AT END OFPERIOD
Kas dan setarakas akhirperiodeterdiridari: Kas
(172.441)
210
273
210
464
230
Giropada Bank Indonesia
3
1.659
-
1.659
123.404
191.120
Giropadabank
4
76.693
383.255
76.693
40.794
28.063
78.562
383.528
78.562
164.662
219.413
Jumlahkasdansetarakas
NETINCREASE (DECREASE)IN CASH ANDCASH EQUIVALENTS
Cashandcashequivalents at endofperiodconsistof: Cash Currentaccountswith Bank Indonesia Currentaccountswith banks Total cashand cashequivalents
72
*)Disajikansemata-matahanyauntuk tujuanperbandingan. Catatanataslaporankeuanganterlampirmerupakanbagianyang tidakterpisahkandarilaporankeuangansecarakeseluruhan.
*)Presentedsolely forthecomparativepurposesonly. Theaccompanyingnotesformanintegralpartofthesefinancialstatements.
73
Lampiran 7.Perhitungan manual Keterangan : EL= Expected Loss, (Rp) UL= Unexpected Loss, (Rp) EC = Economic Capital, (Rp) PD= Probability of default, (%) LGD= Loss Given default, (%) EAD = Exposure at Default, (Rp) p = Probability of default, (%) 1. EL = PD*LGD*EAD = 0,0005*0,45*Rp. 675,8milyar = Rp. 152.055.000 2. UL = σ*LGD*EAD Dimana σ = √p(1-p) =√0,0005(1-0,0005) = 0,022355 = 0,022355*0,45* Rp. 675,8milyar = Rp. 6.798.406.087,24 3. EC = UL-EL = Rp. 6.798.406.087,24–Rp. 152.055.000 = Rp. 6.646.351.087,24