ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PROSES PENDAPATAN PASCA BAYAR PT. XYZ MELALUI STANDARD OPERATING PROCEDURE KEUANGAN Ranita Wijaya Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Program Studi Akuntansi Tubagus Muhamad Yusuf Khudri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Program Studi Akuntansi ABSTRAK: Laporan magang ini membahas aktivitas pengendalian yang telah diterapkan oleh PT. XYZ dalam proses pendapatan pasca bayar. Aktivitas pengendalian dianalisis melalui Standard Operating Procedure (SOP) keuangan PT. XYZ. SOP keuangan telah diperbaharui oleh KAP RSM AAJ melalui penugasan pemutakhiran SOP. Analisis aktivitas pengendalian ini dilakukan pada setiap sub proses pada proses pendapatan pasca bayar. Pelaksanaan operasional keuangan dijalankan sesuai dengan pengendalian internal yang memadai seperti yang didokumentasikan pada SOP. Hasil laporan magang menyimpulkan bahwa proses pendapatan pasca bayar PT. XYZ telah menerapkan bentuk pengendalian berupa verifikasi, rekonsiliasi, otorisasi, tinjauan manajemen puncak, fungsional langsung, pengolahan informasi dan pemisahan tugas. Kata kunci: Aktivitas pengendalian, pendapatan pasca bayar; pengendalian internal; proses pendapatan; standard operating procedure
ABSTRACT: This internship report discusses about control activities implemented by PT. XYZ in postpaid revenue process. These control activities are analyzed through PT. XYZ financial standard operating procedure (SOP). Financial SOP have been updated by KAP RSM AAJ. Control activities are analyzed in every sub process of postpaid revenue. Financial operations are implemented in accordance with adequate internal control that have been documented in SOP. The result of this internship report concludes that postpaid revenue process have implemented verification, reconciliation, authorization, top level review, direct functional, information processing, and segregation of duties. Keywords: Control activities, internal control; postpaid revenue; revenue process; standard operating procedure
I. PENDAHULUAN Penulis melaksanakan magang di KAP RSM AAJ Associates dan ditempatkan pada divisi white yang menangani risk and internal audit. Selama kegiatan magang berlangsung, diperoleh kesempatan untuk terlibat dalam penugasan terkait evaluasi serta pemutakhiran proses bisnis dan Standard Operational Procedure (SOP) keuangan PT. XYZ. Pemutakhiran SOP ini dilakukan karena PT. XYZ mengalami perubahan struktur organisasi, seperti yang ditetapkan pada keputusan direksi perseroan tanggal 22 Juni 2012. Laporan magang ini berisi laporan kegiatan yang dilakukan selama program magang. Selain itu laporan juga membahas mengenai analisis aktivitas pengendalian internal pada PT. XYZ, khususnya pada proses 1 Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2 pendapatan pasca bayar. Pengendalian internal dianalisis menggunakan aliran proses yang tergambar dalam Standard Operating Procedures (SOP) PT. XYZ. Adapun proses pendapatan pasca bayar PT. XYZ terdiri dari serangkaian sub-proses, yaitu meliputi pasang baru dan penjualan device, pencatatan Call Data Record (CDR), rating billing dan invoicing, penerimaan piutang, penyesuaian piutang, write off serta month end.
II. TINJAUAN TEORITIS Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan tindakan penting untuk membantu manajemen mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian adalah tindakan yang dilakukan oleh manajemen, dewan direksi (board) dan pihak lainnya untuk meningkatkan manajemen risiko dan mencapai tujuan dan sasaran perusahaan (IIA, 2001). Bragg (2006) mendefinisikan pengendalian sebagai aktivitas pada proses bisnis untuk mencegah atau menemukan gangguan pada proses. Sedangkan Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission’s (COSO) pada tahun 2011 mendefinisikan pengendalian internal sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh dewan direksi (board), manajemen dan pihak lainnya untuk memberikan keyakinan memadai terhadap pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan melalui kegiatan operasional perusahaan yang efektif dan efisien, pelaporan keuangan yang handal dan kepatuhan terhadap hukum serta peraturan. Perusahaan memerlukan pengendalian internal untuk memberikan jaminan memadai terhadap pencapaian tujuan operasional, pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap peraturan. Pengendalian internal membantu manajemen dan dewan direksi (board) dalam menentukan apakah arah, kebijakan, prosedur dan tindakan yang telah dirancang sudah berjalan dan berfungsi dengan baik. Struktur pengendalian internal perusahaan harus memenuhi beberapa tujuan pengendalian internal untuk mencegah, mendeteksi dan memperbaiki kesalahan, kelalaian, kecurangan dan penyimpangan dalam mengelola siklus bisnis perusahaan.
Kerangka Kerja Pengendalian Internal COSO Pada tahun 1992, COSO memperkenalkan kerangka kerja pengendalian internal yang dikenal dengan nama Internal Control-Integrated Framework. Kerangka kerja COSO menjadi dasar prosedur dan kebijakan pengendalian internal. COSO menggunakan model tiga dimensi untuk menggambarkan sistem pengendalian internal dalam perusahaan. Model dimensional COSO menggambarkan lima komponen pengendalian internal, yaitu: Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
3
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian dibagi menjadi dua, yaitu pengendalian keras (hard) dan pengendalian lunak (soft). Pengendalian keras meliputi struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, kebijakan sumber daya manusia. Sedangkan pengendalian lunak meliputi etika, komitmen terhadap kompetensi dan gaya operasi manajemen. 2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) Penilaian risiko meliputi proses identifikasi dan analisis oleh manajemen terkait dengan risiko yang relevan dengan pencapaian tujuan perusahaan. Identifikasi risiko dilakukan dengan menguji faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan. Analisis risiko meliputi proses penilaian terkait pentingnya risiko, kemungkinan terjadi dan cara mengelola risiko. 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Aktivitas pengendalian terdiri dari kebijakan, praktik dan prosedur untuk memastikan tercapainya tujuan manajemen dan terlaksananya pengelolaan risiko. Bentuk-bentuk aktivitas pengendalian internal yang direkomendasikan oleh COSO, yaitu: a. Tinjauan dari Manajemen Puncak (Top Level Review) Setiap tingkatan manajemen harus meninjau kinerja yang telah dilakukan dan membandingkan hasilnya dengan acuan yang telah ada, seperti anggaran dan perhitungan statistik. Manajemen puncak juga meninjau untuk memastikan aktivitas yang dilakukan bawahan telah dilakukan dengan lengkap dan benar sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan. b. Fungsional Langsung atau Manajemen Aktivitas (Direct Functional or Activity Management) Setiap tingkatan manajemen dan fungsional harus meninjau laporan operasional dari sistem pengendalian dan melakukan tindakan perbaikan secara tepat. Aktivitas pengendalian disini berupa proses tindak lanjut yang dilakukan manajemen atas permasalahan yang dilaporkan dan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. c. Pengolahan Informasi (Information Processing) Sistem teknologi informasi secara internal memeriksa dan melaporkan pengecualian yang berhubungan dengan pengendalian internal. Atas pengecualian tersebut, dilakukan tindakan perbaikan, baik secara otomatis oleh sistem, oleh personil operasional maupun oleh manajemen. Informasi yang terdapat pada dokumen maupun data pada komputer diolah, disimpan dan dicatat secara memadai.
Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
4
d. Pengendalian Fisik (Physical Control) Salah satu bentuk pengendalian fisik dapat berupa perhitungan fisik persediaan, perlengkapan dan aset lainnya secara periodik. Pengendalian dapat berupa pembatasan akses terhadap aset fisik dan diperlukan otorisasi untuk penggunaan aset yang dimiliki perusahaan. e. Indikator Kinerja (Performance Indicators) Aktivitas pengendalian terhadap operasional dan keuangan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan serangkaian data operasional maupun data keuangan. Manajemen juga dapat menganalisis indikator-indikator tersebut dan melihat adanya kecenderungan yang tidak biasa dan dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan. Kemudian dilakukan analisis, pemeriksaan dan dilakukannya tindakan perbaikan. f. Pemisahan Tugas (Segregation of Duties) Romney, et al (2009) mengemukakan bahwa pemisahan tugas terkait akuntansi membedakan fungsi otorisasi, fungsi pencatatan dan fungsi pelaksana (custody). Pemisahan fungsi otorisasi dengan fungsi pencatatan dapat mencegah pekerja memalsukan catatan untuk menutupi transaksi yang tidak diotorisasi. Pemisahan fungsi pencatatan dengan fungsi pelaksana dapat mencegah pekerja memalsukan catatan untuk menutupi pencurian terhadap aset yang menjadi tanggungjawabnya. Sedangkan pemisahan fungsi pelaksana dengan fungsi otorisasi dapat mencegah terjadinya otorisasi terhadap transaksi yang tidak akurat atau tidak nyata terjadi. 4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi dan komunikasi mendukung komponen pengendalian lainnya. Tanggungjawab terhadap pengendalian dikomunikasikan kepada pekerja. Selain itu tersedia pula berbagai informasi yang dapat membantu pekerja melaksanakan tugasnya maupun manajemen dalam mengambil keputusan. 5. Pengawasan (Monitoring) Proses pengawasan dilakukan untuk menjamin komponen pengendalian internal telah berjalan dengan efektif. Ketika dalam pengawasan ditemukan kekurangan pada komponen pengendalian internal, maka manajemen dapat segera melakukan evaluasi dan perbaikan yang diperlukan. Aktivitas pengendalian internal harus diterapkan pada seluruh unit operasional dan memenuhi tiga tujuan pengendalian internal, yaitu efektivitas operasional, kehandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
5
Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Pendapatan Romney, et al (2009) mendefinisikan siklus pendapatan sebagai serangkaian aktivitas bisnis dan informasi yang berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan serta pengumpulan kas atas penjualan tersebut. Salah satu fungsi dasar sistem informasi akuntansi pada siklus pendapatan adalah menyediakan pengendalian untuk memastikan kehandalan data dan keamanan aset perusahaan. Siklus pendapatan dibagi menjadi empat aktivitas bisnis mendasar, yang meliputi pencatatan pesanan pembelian, pengiriman, penagihan dan pengumpulan kas.
Pengendalian Dasar pada Pesanan, Kredit, Pengiriman dan Penagihan Pesanan pembelian dari pelanggan akan diproses menjadi pesanan penjualan, yang akan menjadi dokumen dasar untuk persetujuan kredit, pengiriman dan penagihan. Pengendalian pada proses ini bertujuan untuk memastikan pesanan pembelian pelanggan telah akurat diproses menjadi pesanan penjualan dan pesanan tersebut sesuai dengan kebijakan pemberian kredit perusahaan. Bragg (2006) mengemukakan beberapa pengendalian dasar yang dapat diterapkan pada pesanan, kredit, pengiriman dan penagihan penjualan, yaitu: 1. Melakukan verifikasi terhadap pembeli dan harga pesanan 2. Membandingkan pesanan penjualan dengan pesanan pembelian 3. Meninjau kredit dan faktur penjualan 4. Adanya persetujuan pada pesanan penjualan 5. Membandingkan jumlah pesanan dengan jumlah yang dikirimkan 6. Pemisahan tugas untuk fungsi penagihan dan penerimaan kas Bragg (2006) mengemukakan bahwa beberapa kebijakan pada pesanan, kredit, pengiriman dan penagihan dapat mendukung pelaksanaan pengendalian. Kebijakan terkait pesanan dimaksudkan untuk menghindari pesanan palsu dan memastikan pesanan akurat. Kebijakan terkait pemberian kredit dimaksud untuk menyediakan struktur kredit pelanggan. Kebijakan terkait pengiriman dimaksudkan untuk menghindari pengiriman barang yang tidak diotorisasi oleh departemen kredit. Sedangkan kebijakan pada penagihan terkait dengan pembuatan faktur dan praktik pengakuan pendapatan terhadap penagihan. Kebijakan ini dapat berupa kebijakan perusahaan terkait dengan keberadaan pelanggan baru, harga produk, potongan harga, kredit pelanggan, pengiriman pesanan dan pembuatan faktur.
Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
6
III. PROFIL PERUSAHAAN Profil KAP RSM AAJ Associates KAP RSM AAJ merupakan salah satu kantor akuntan publik di Indonesia yang telah berdiri sejak 1985. KAP RSM AAJ merupakan anggota dari RSM Internasional. KAP RSM AAJ menjadi perusahaan penyedia jasa praktik akuntansi dan audit terbesar kelima di Indonesia. KAP RSM AAJ memiliki visi untuk menjadi mitra yang tepat bagi para pemangku kepentingan. Visi ini dicapai dengan misi KAP RSM AAJ untuk memberikan jasa profesional berkelas dunia. KAP RSM AAJ menyediakan beberapa bidang jasa dalam praktik akuntansi dan audit. Bidang jasa yang ditawarkan meliputi: audit and assurance, risk and internal audit, IFRS, Tax and Corporate Services dan Transaction Support and Capital Market. KAP RSM AAJ dipimpin oleh Board of Partners, yang merupakan struktur tertinggi dalam Board of Management. Board of Partners dipimpin oleh Chief Executive Partner (CEP). Board of Partners memiliki peran dan tanggungjawab untuk membangun tujuan umum, sasaran dan strategi perusahaan, mengarahkan sumber daya untuk pencapaian tujuan perusahaan, serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana dan program perusahaan. KAP RSM AAJ memiliki delapan divisi, yang terdiri dari divisi Blue, Green, Red, Tosca, White, Orange, Purple dan Brown. Divisi tersebut menjadi unit operasional KAP RSM AAJ yang menawarkan sebuah jasa tertentu.
Profil PT. XYZ PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi selular dengan teknologi GSM dan 3G. PT. XYZ berdiri sejak tahun 1995 dan telah menjadi pelopor berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia. Visi PT. XYZ adalah “To be the best and leading mobile lifestyle and solutions provider in the region”. Sedangkan misi PT. XYZ adalah “To deliver mobile lifestyle services and solutions in an excellent way that exceeds customers’ expectations, and create value for all stakeholders and the economic development of the nation”. Produk PT. XYZ terdiri dari produk paska bayar (Kartu A) dan prabayar (Kartu B dan Kartu C). Berbagai layanan dan produk ditawarkan untuk memfasilitasi gaya dan kualitas hidup pelanggan. Beberapa layanan yang ditawarkan PT. XYZ meliputi: a. Layanan dasar, meliputi Short Message Service (SMS), Multimedia Messaging Service (MMS), General Packet Radio Service (GPRS), Call Forwading dan Video Call. Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
7 b. Layanan content dan musik digital, meliputi Langit Musik, mobile content dan nada sambung. c. Layanan mobile banking, merupakan layanan yang memungkinkan pelanggan melakukan berbagai transaksi perbankan melalui ponsel. d. Layanan mobile advertising, merupakan layanan untuk melakukan promosi dan mengiklankan produk milik pelanggan.
IV. PEMBAHASAN Proses Pengembangan SOP PT. XYZ Dokumentasi yang baik pada proses bisnis dan SOP diperlukan untuk mendukung kegiatan operasional dan pengendalian internal. Siklus pengembangan SOP PT. XYZ terdiri dari empat pendekatan utama, yaitu: 1. Riset dan Analisis: SOP yang ada saat ini ditinjau kembali, kemudian dilakukan walkthrough atas SOP tersebut. Pada tahap ini pula, dilakukan pemetaan dan analisis pengendalian internal yang diterapkan oleh PT. XYZ. 2. Penyusunan dan Pengkomunikasian: Dilakukan identifikasi terhadap kelemahan desain pengendalian internal yang terdapat pada SOP PT. XYZ. Kemudian dilakukan perbaikan terhadap prosedur pengendalian internal pada setiap siklus keuangan PT. XYZ. SOP yang telah dikembangkan kemudian dikomunikasikan kepada manajemen dan BPO terkait. 3. Pemeriksaan Implementasi Prosedur: Dilakukan tinjauan kembali untuk mengetahui efektivitas
dari
penerapan
pengendalian
internal
yang
telah
dirancang
dan
diimplementasikan. 4. Pelaporan dan Perbaikan: Hasil tinjauan terhadap penerapan pengendalian internal kemudian dilaporkan kepada manajemen. Hasil tinjauan yang dilaporkan ini akan digunakan oleh manajemen untuk melakukan proses perbaikan selanjutnya. RSM AAJ menggunakan tiga tahapan dalam melaksanakan penugasannya, yang terdiri dari: 1. Inisiasi Proyek RSM AAJ melakukan perencanaan dan memperoleh pemahaman awal mengenai PT. XYZ. Selain itu dibentuk pula tim pelaksana dari RSM AAJ yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proyek penugasan PT. XYZ. Pada tahap ini pula, dilakukan mobilisasi tim RSM AAJ dan brainstorming. Sedangkan PT. XYZ berperan untuk membentuk tim counterpart yang bertugas membantu tim RSM AAJ selama pelaksanaan proyek. Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
8 2. Pekerjaan Lapangan Masing-masing anggota tim RSM AAJ bertanggungjawab terhadap proses dan sub proses SOP yang berbeda-beda. Pada tahap pekerjaan lapangan ini, setiap anggota tim diharuskan memahami proses pada SOP keuangan yang menjadi tanggungjawabnya. Kemudian dilakukan walkthrough atas proses bisnis tersebut kepada BPO terkait. Hasil walkthrough dan setiap perubahan aktivitas bisnis didokumentasikan. Kemudian berdasarkan informasi dan konfirmasi yang diterima melalui walkthrough, SOP keuangan diperbaharui dan disesuaikan dengan proses bisnis yang terjadi saat ini. SOP keuangan yang telah diperbaharui kemudian ditinjau kembali oleh manajer senior di tim RSM AAJ. 3. Pelaporan Pada tahap pelaporan, dilakukan analisis lanjutan atas SOP keuangan yang telah disusun dan dibahas bersama pihak counterpart. Pihak counterpart dapat memberikan masukan dan tanggapan atas usulan perubahan SOP keuangan. Selanjutnya dilakukan proses finalisasi SOP keuangan dengan meminta tandatangan BPO sebagai bukti persetujuan atas perubahan aktivitas pada SOP keuangan terkait. SOP yang telah ditandatangani oleh seluruh BPO terkait kemudian diserahkan kepada pihak counterpart.
Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Pasang Baru dan Penjualan Device SOP keuangan sub proses pasang baru dan penjualan device mencakup pasang baru Kartu A, kartu ganti, features dan penjualan device. Pasang baru Kartu A merupakan proses penjualan kartu perdana dari produk Kartu A, termasuk penambahan dan migrasi kontak. Sedangkan penjualan device merupakan transaksi penjualan secara bundling, yang terdiri dari perangkat komunikasi bersama satu atau lebih layanan pelanggan. Proses pasang baru diawali dengan penjualan kartu perdana Kartu A, baik melalui pameran maupun melalui walk-in. Pelanggan yang membeli kartu perdana Kartu A, harus mengisi identitas pelanggan pada Formulir Berlangganan Kartu A (FBKA). Kemudian staf layanan pelanggan akan melakukan verifikasi terhadap data pelanggan dan permintaan layanan. Transaksi penjualan dan pembayaran dicatat dalam sistem paradise. Aktivitas dilanjutkan dengan melakukan aktivasi Kartu A, kartu ganti maupun features. Staf kasir kemudian membuat laporan harian atas seluruh transaksi, yang terdiri dari laporan harian kasir serta laporan penjualan. Bagian Finance and Administration menerima dan memeriksa kesesuaian laporan dengan uang tunai dan menyetorkannya ke rekening bank PT. XYZ. Bagian Cash Management Area / Regional akan menerima laporan dan melakukan rekonsiliasi. Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
9 Sedangkan proses penjualan device diawali dengan penerimaan pesanan pembelian pelanggan individu melalui formulir aplikasi berlangganan, sedangkan pelanggan perusahaan melalui berita acara kesepakatan (BAK) atau perjanjian kerjasama (PKS). Staf departemen Operational Support akan menyiapkan device, mencatat transaksi pada sistem paradise dan membuat berita acara serah terima (BAST). Departemen Strategic Account Management (SAM) menyerahkan kwitansi dan device kepada pelanggan serta BAST untuk ditandatangani oleh pelanggan. Berdasarkan formulir aplikasi berlangganan, BAK, PKS dan BAST, data pelanggan dimasukkan ke dalam sistem OCS dan HLR melalui COOKIES. BAST kemudian dicatat pada laporan penjualan. Aktivitas pengendalian telah diterapkan dengan baik pada proses pasang baru dan penjualan device. Fungsi pelaksana dilakukan oleh departemen Shop Metro / Branch, departemen Direct Sales dan departemen SAM. Sedangkan fungsi pencatatan dilakukan oleh departemen Treasury Area, departemen Finance Regional dan departemen Operational Support. Dalam satu departemen, pemisahan tugas juga diterapkan. Staf melakukan aktivitas terkait dengan fungsi pelaksana dan pencatatan, sedangkan fungsi otorisasi dilakukan oleh kepala bagian dan kepala departemen. Aktivitas pengendalian berupa tinjauan dari manajemen puncak dan fungsional langsung juga telah diterapkan. Kinerja staf ditinjau oleh kepala bagian, dan kinerja kepala bagian ditinjau oleh kepala departemen. Apabila terjadi ketidaksesuaian, dilakukan tindakan perbaikan baik oleh staf maupun kepala bagian. Aktivitas pengendalian terkait pengolahan informasi telah dilakukan. Pelanggan mengisi data dan informasi pada formulir berlangganan. Kasir juga membuat laporan harian yang berisi informasi penjualan harian dan pembayaran pelanggan. Setiap transaksi penjualan dicatat pada sistem. Departemen terkait yang memerlukan data penjualan dan pembayaran dapat mengunduh data pada sistem tersebut. Informasi yang menjadi input akan diolah, diproses dan dilaporkan kepada kepala departemen bersangkutan maupun departemen lainnya.
Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Pencatatan Call Data Record SOP keuangan sub proses pencatatan call data record (CDR) mencakup pencatatan CDR untuk layanan prabayar maupun pasca bayar yang ditawarkan PT. XYZ kepada pelanggan. Berdasarkan SOP keuangan PT. XYZ, CDR adalah catatan komputer yang dihasilkan oleh pusat telepon dan berisi rincian panggilan yang melewatinya. Proses
Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
10 pencatatan CDR sebagian besar dilakukan secara otomatis oleh aplikasi, maka perlu adanya aktivitas pengendalian oleh manusia untuk memastikan sistem telah berjalan dengan baik. Proses pencatatan diawali dengan penerimaan permintaan layanan pelanggan secara otomatis pada sistem HLR. Kemudian kartu SIM pelanggan akan diidentifikasi beserta jenis layanan yang diminta. Jenis layanan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu circuit switch dan packet switch. Circuit switch adalah koneksi berupa sirkuit yang menggunakan sistem MSC dan MSS, yang meliputi suara, SMS, RBT, langit musik, SMS banking dan SMS content. Sedangkan packet switch adalah layanan berupa paket data, yang meliputi GPRS, MMS dan internet. Permintaan pelanggan secara otomatis diteruskan ke sistem SMSC maupun GGSN. Kemudian sistem SMSC dan GGSN mengirimkan informasi pengaktifan ke sistem layanan terkait. Selanjutnya, sistem I-Charming pada departemen RCM secara otomatis melakukan routing dan membentuk CDR. Aktivitas pengendalian pada proses pencatatan CDR berupa pemisahan tugas. Fungsi dan tugas dipisahkan berdasarkan jenis layanan. Setiap departemen terkait dengan teknologi informasi mengelola satu atau lebih sistem aplikasi yang berbeda. Kinerja sistem diawasi oleh staf untuk memastikan proses berjalan dengan baik. Namun, peran manajemen puncak, seperti kepala bagian maupun kepala departemen kurang terlihat pada SOP. Aktivitas pengendalian berupa fungsional langsung, terkait dengan tindak lanjut atas permasalahan yang timbul, sebagian besar dilakukan oleh sistem secara otomatis. Begitu pula terkait dengan pengolahan informasi yang dilakukan secara otomatis oleh sistem. Aktivitas Pengendalian fisik telah dilakukan berupa pembatasan akses terhadap sistem. Satu departemen bertanggungjawab pada satu atau lebih sistem.
Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Rating, Billing dan Invoicing SOP keuangan sub proses rating, billing dan invoicing (RBI) mencakup proses rating terhadap data CDR dan pembentukkan billing dan invoicing. Data CDR yang telah dihasilkan pada proses pencatatan CDR akan diunggah ke dalam sistem OCS. Kemudian departemen RCM melakukan proses rating data CDR dan pembentukan data billing secara otomatis. Berdasarkan dokumen hasil validasi billing, departemen BCM mengirimkan notifikasi bahwa data billing telah dapat diakses kepada departemen terkait lainnya. Data billing akan diunggah ke sistem IFS dan GL module dan dilanjutkan dengan posting jurnal terkait billing pada GL module. Aktivitas pengendalian dasar telah dilakukan pada proses RBI. Departemen Rating and Charging Management (RCM) bertanggungjawab terhadap rating data CDR pada OCS Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
11 yang menjadi dasar pembuatan data billing oleh departemen Billing and Customer Management (BCM). Data billing divalidasi oleh departemen Billing Assurance. Departemen Financial System Operation and Maintenance (FSOM) mengunggah data billing ke sistem IFS dan GL module. Permasalahan pada proses unggah ditindaklanjuti oleh departemen ERP Management. Perubahan setting pada pada IFS harus mendapatkan persetujuan dari departemen Revenue, Expense and Reporting Cycle. Sedangkan departemen Postpaid and Other Revenue Accounting bertanggungjawab terhadap proses posting jurnal pada GL module. Kinerja staf akan ditinjau kembali oleh kepala bagian maupun kepala departemen. Aktivitas pengendalian berupa fungsional langsung juga telah diterapkan. Ketidaksesuaian data maupun laporan yang dihasilkan akan dikonfirmasi kepada staf maupun departemen lainnya yang terkait untuk dilakukan tindakan perbaikan. Aktivitas pengendalian terkait pengolahan informasi telah dilakukan. Informasi berupa data CDR diperoleh melalui sistem dan akan diproses oleh departemen BCM untuk menghasilkan data billing. Data billing ini diunggah ke dalam sistem IFS dan GL Module untuk proses penagihan. Data operasional yang terdapat pada data CDR menjadi dasar pembentukkan data billing yang merupakan data keuangan.
Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Penerimaan Piutang Kartu A SOP keuangan sub proses penerimaan piutang Kartu A merupakan SOP lanjutan dari SOP keuangan sub proses rating, billing dan invoicing. Proses penerimaan piutang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu penerimaan melalui bank host to host (H2H), penerimaan melalui bank non H2H, dan penerimaan melalui kasir atau call center. Proses penerimaan merupakan proses terkait rekonsiliasi antara data piutang dengan data pembayaran pelanggan. Pada penerimaan melalui bank H2H, file laporan piutang direkonsiliasi dengan log pembayaran dan data collection H2H berupa laporan CTS. Pada penerimaan melalui bank H2H, file laporan piutang dari sistem OCS direkonsiliasi dengan log pembayaran dari sistem P-gate. Sedangkan penerimaan melalui kasir atau call center, laporan piutang dari sistem OCS direkonsiliasi dengan laporan perincian piutang dari sistem COOKIES. Laporan rekonsiliasi yang dihasilkan akan diproses lebih lanjut pada proses month end. Aktivitas pengendalian pada proses penerimaan piutang telah diterapkan dengan baik. Setiap dokumen yang diterima ditinjau terlebih dahulu untuk memastikan kesesuaiannya. Pemisahan tugas juga diterapkan dalam proses menerima piutang. Pihak yang mengelola data tagihan dilakukan oleh departemen BCM, penerimaan piutang dilakukan melalui bank Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
12 maupun kasir, dan rekonsiliasi untuk memastikan kesesuaian data penerimaan piutang dilakukan oleh departemen Fraud and Monitoring Assurance (FMCA) dan departemen Cash Collection Control. Peninjauan kembali oleh manajemen puncak serta fungsional langsung juga diterapkan dalam SOP penerimaan piutang. Aktivitas pengolahan informasi diawali dengan menerima data pembayaran atas piutang pelanggan dan mengunduh data terkait billing pada sistem. Informasi pembayaran dan data tagihan akan direkonsiliasi dan dilaporkan pada laporan rekonsiliasi untuk dilanjutkan pada proses month end.
Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Penyesuaian Piutang Kartu A SOP keuangan sub proses penyesuaian piutang Kartu A mencakup proses penyesuaian piutang kartu A baik yang bersifat individu maupun masal. Penyesuaian piutang Kartu A meliputi proses penyesuaian terkait dengan adjustment, cancel payment, refund, dan termination. Penyesuaian piutang dilakukan berdasarkan pengaduan yang disampaikan pelanggan kepada layanan pelanggan (customer service) di area, toko atau cabang PT. XYZ. Nota dinas permintaan eksekusi dari area diterima oleh staf FMCA. Permintaan eksekusi yang diajukan diverifikasi kewajarannya, dengan membandingkan rincian data pada nota dinas dari regional dengan log OCS dari departemen BCM. Apabila usulan disetujui, dibuat nota dinas eksekusi penyesuaian piutang sebagai dasar pelaksanaan eksekusi di sistem OCS. Setelah piutang disesuaikan, dibuat laporan penutup yang akan diproses lebih lanjut pada proses month end. Terlihat adanya pemisahan tugas yang jelas pada proses penyesuaian piutang. Departemen FMCA bertanggungjawab terhadap otorisasi eksekusi penyesuaian piutang dan pembuatan laporan penutup. Sedangkan pelaksana eksekusi penyesuaian piutang dilakukan oleh departemen BCM. Permintaan eksekusi juga diperoleh dari kantor regional yang akan ditinjau kembali kewajaran dan kelayakan eksekusi oleh departemen FMCA. Pengendalian berupa aktivitas peninjauan dari manajemen puncak dan fungsional langsung juga telah dilakukan. Kepala bagian meninjau kembali hasil kinerja staf maupun dokumen yang disiapkan. Terkait dengan pengolahan informasi, penyesuaian piutang diawali dari informasi pengaduan pelanggan yang akan diproses oleh kantor area. Kantor area kemudian menyampaikan permintaan eksekusi ke kantor pusat melalui nota dinas. Setiap aktivitas yang dilakukan terkait dengan penyesuaian piutang didokumentasi secara memadai melalui pembuatan berita acara eksekusi penyesuaian piutang dan laporan penutup. Sedangkan aktivitas terkait dengan pengendalian fisik, telah diterapkan melalui pembatasan akses terhadap data billing. Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
13 Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Write off SOP keuangan sub proses write off mencakup proses penyisihan piutang dan penghapusan piutang Kartu A. Proses penyisihan diawali dengan menentukan piutang yang memiliki kemungkinan write off. Berdasarkan data tersebut, setiap bulan dibuat laporan aging dan saldo piutang kartu A. Berdasarkan laporan ini, dilakukan perhitungan penyisihan piutang. Kemudian dibuat kertas kerja penyisihan piutang dan memo jurnal entry. Jurnal penyisihan piutang dimasukkan ke sistem GL Module. Berdasarkan prosedur penyisihan piutang pada SOP keuangan PT. XYZ, terlihat adanya pemisahan tugas yang jelas antar departemen yang terlibat dalam proses ini. Departemen FMCA berwenang menentukan pelanggan yang berpotensi dilakukan write off, namun proses write off dan penentuan nominal penyisihan dilakukan oleh departemen Postpaid and Other Revenue Accounting. Hal ini dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam proses penyisihan piutang Kartu A. Selain itu terdapat pula aktivitas pengendalian berupa peninjauan dari manajemen puncak. Aktivitas
pengendalian
berupa
fungsional
langsung juga telah diterapkan. Ketidaksesuaian pada laporan aging dan printscreen jurnal akan dikonfirmasikan kepada staf untuk diperbaiki dan dibuat kembali. Sedangkan aktivitas terkait pengolahan informasi, data piutang diperoleh melalui sistem dan akan ditentukan piutang yang berpotensi untuk dilakukan write off. Data ini menjadi dasar pembuatan laporan aging yang akan digunakan untuk perhitungan penyesuaian dan pembuatan jurnal. Sedangkan proses penghapusan piutang diawali dengan menentukan tunggakan yang tergolong akan dihapuskan berdasarkan umur piutang. Lalu dibuat nota dinas data pengajuan write off yang berisi rekapitulasi pengajuan write off yang dikirimkan ke kantor regional untuk ditindaklanjuti. Staf FMCA menerima nota dinas usulan penghapusan piutang beserta daftar usulan dari kantor regional. Kemudian berdasarkan daftar usulan tersebut, kepala bagian membuat draft keputusan direksi (KD) terkait dengan penghapusan piutang. Draft yang telah ditandatangani akan disahkan menjadi keputusan direksi perihal penghapusan piutang pelanggan Kartu A. Kemudian, dibuat nota dinas permintaan eksekusi penghapusan piutang dan mengirimkannya kepada departemen BCM beserta KD yang terkait dan daftar pelanggan yang akan dihapusbukukan. Departemen BCM menjalankan perintah untuk melakukan penghapusan piutang di sistem OCS. Departemen FMCA kemudian membuat berita acara rekonsiliasi data write off yang berisi ringkasan piutang yang berhasil dieksekusi. Selanjutnya dilakukan posting jurnal penghapusan piutang pada GL module. Pembagian tugas sebagai bentuk pengendalian dilaksanakan pada proses penghapusan piutang Kartu A. Departemen FMCA bertanggungjawab menentukan usulan piutang yang Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
14 akan dihapusbukukan. Departemen BCM melakukan eksekusi piutang berdasarkan nota dinas yang telah disetujui oleh dewan direksi. Sedangkan departemen Postpaid and Other Revenue Accounting melakukan posting jurnal pada sistem GL module. Setiap aktivitas dan dokumen yang dibuat oleh staf ditinjau kembali keakuratan dan kelengkapannya oleh kepala bagian dan kepala departemen bersangkutan. Ketidaksesuaian data pada dokumen, diinformasikan kepada staf maupun departemen lainnya untuk dianalisis dan diperbaiki. Terkait dengan aktivitas pengendalian berupa pengolahan informasi, data piutang diperoleh melalui AR Module. Kemudian dibuat nota dinas yang dikirimkan ke regional. Regional akan mengirimkan informasi daftar usulan piutang yang akan dihapus. Aliran informasi terjadi antara kantor regional dan kantor pusat. Daftar usulan yang diserahkan oleh kantor regional mendukung proses penghapusan piutang yang dilakukan oleh kantor pusat.
Aktivitas Pengendalian pada Sub Proses Month End SOP keuangan sub proses month end mencakup proses penutupan di akhir bulan terkait dengan pendapatan pasca bayar. Proses month end merupakan lanjutan dari proses penerimaan piutang, penyesuaian piutang dan write off. Departemen FSOM menerima laporan rekonsiliasi, berita acara dan dokumen lainnya dari departemen FMCA. Data rekonsiliasi diunggah ke dalam sistem IFS dan GL module. Atas rekonsiliasi dan penyesuaian piutang, staf Departemen Postpaid and Other Revenue Accounting akan membuat kertas kerja rekonsiliasi, membuat jurnal koreksi dan mencetak printscreen jurnal koreksi. Kertas kerja rekonsiliasi dan printscreen jurnal ditinjau kembali dan ditangatangani oleh kepala departemen. Selanjutnya kepala departemen akan melakukan posting jurnal terkait. Departemen Postpaid and Other Revenue Accounting juga melakukan pengujian saldo piutang pada GL module dan memeriksa kesesuaian data pada rekening koran dengan data saldo pada GL module. Kemudian dibuat dokumen penutup, yang terdiri dari laporan penyisihan piutang, laporan allowance, laporan mutasi piutang dan rekonsiliasi bank sebagai dokumen pendukung proses penutupan. Dokumen penutup ini kemudian ditandatangani oelh kepala departemen dan diserahkan kepada departemen Financial Reporting sebagai dasar proses pelaporan penutupan, yang pelaksanaanya dilanjutkan pada SOP reporting sub proses month end closing. Aktivitas pengendalian berupa pemisahan tugas dilakukan dalam proses month end. Rekonsiliasi dilakukan oleh departemen FMCA dan Cash Collection Control. Data rekonsiliasi diunggah ke dalam sistem IFS dan GL module oleh departemen FSOM. Departemen Revenue Expense and Reporting Cycle berwenang memberikan persetujuan atas Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
15 perubahan
setting
pada
IFS.
Departemen
ERP
Management
bertanggungjawab
menindaklanjuti ketidaksesuaian yang atas hasil unggah pada GL module. Sedangkan pembuatan jurnal atas transaksi penerimaan, penyesuaian dan rekonsiliasi dilakukan oleh departemen Postpaid and Other Revenue Accounting. Setiap dokumen yang dibuat oleh staf akan ditinjau kembali oleh kepala bagian atau kepala departemen sebelum diberikan persetujuan. Begitu pula dengan dokumen yang diserahkan oleh satu departemen ke departemen lainnya. Aktivitas fungsional langsung telah diterapkan. Aktivitas terkait dengan pengolahan informasi telah dilakukan. Aliran informasi terjadi tidak hanya antar departemen, tetapi juga antara kantor pusat dan regional.
Analisis Aktivitas Pengendalian Proses Pendapatan Pasca Bayar PT.XYZ Untuk menjaga keseragamam pelaksanaan prosedur dan proses operasional keuangan, diperlukan adanya dokumentasi Standard Operating Procedure (SOP) keuangan. Dengan SOP, pelaksanaan operasional keuangan dapat dijalankan sesuai dengan pengendalian internal yang memadai. Aktivitas pengendalian diterapkan melalui kebijakan dan prosedur yang terdapat pada SOP. Aktivitas pengendalian yang diterapkan dapat berupa tindakan pencegahan, pendeteksian maupun perbaikan. Beberapa bentuk aktivitas yang terdapat pada SOP keuangan proses pendapatan pasca bayar adalah sebagai berikut: 1. Verifikasi Pada setiap SOP sub proses pendapatan pasca bayar, aktivitas pengendalian berupa verifikasi sudah diterapkan, baik oleh staf, kepala bagian maupun kepala departemen. Verifikasi dilakukan pada tahap sebagai berikut: a. Verifikasi permintaan pembelian pelanggan dan data pelanggan pada formulir berlangganan, BAK,dan PKS. Verifikasi juga dilakukan terhadap riwayat transaksi pembeli terkait dengan adanya tunggakan. b. Kepala bagian dan kepala departemen melakukan verifikasi atas laporan transaksi, laporan rekonsiliasi, laporan penutup, BAST, Berita acara penanganan, berita acara validasi, kertas kerja, data billing, nota dinas, dan laporan lainnya yang dibuat oleh staf maupun oleh departemen lain. c. Membandingkan kesesuaian data sebelum proses dengan data setelah proses dilakukan, seperti pada proses penarikan, pemindahan, rating, unggah, dan eksekusi. d. Memverifikasi data yang diterima dari departemen lainnya sebelum ditindaklanjuti.
Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
16 2. Rekonsiliasi Rekonsiliasi pada proses pendapatan pasca bayar dilakukan pada proses penerimaan piutang, penyesuaian piutang, write off dan month end. Proses rekonsiliasi dilakukan terhadap data berikut, yaitu: a. Rekonsiliasi penerimaan kas pada laporan harian kasir dengan rekening koran. b. Rekonsiliasi penerimaan piutang antara laporan CTS dengan laporan piutang perusahaan dan bank H2H dengan data pada sistem OCS. c. Rekonsiliasi penerimaan piutang non H2H antara data pada sistem OCS dengan data pada P-gate. 3. Otorisasi dan persetujuan Otorisasi pada proses pendapatan pasca bayar dilakukan oleh manajemen puncak, seperti kepala bagian dan kepala departemen. Otorisasi oleh tingkatan manajemen puncak seperti kepala divisi, kepala grup maupun direktur dilakukan pada kondisi tertentu, misalnya transaksi dengan nilai nominal yang sangat besar dan melewati batas otorisasi kepala departemen. Otorisasi diberikan setelah manajemen melakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap suatu transaksi. Otorisasi pada proses pendapatan pasca bayar dilakukan terkait aktivitas sebagai berikut: a. Melakukan validasi atas formulir aplikasi berlangganan pelanggan, BAK dan PKS terkait penjualan device. b. Kepala departemen menandatangani laporan transaksi, laporan rekonsiliasi, Laporan penjualan, laporan penutup, BAST, berita acara penanganan CDR, hasil validasi, nota dinas, keputusan direksi dan laporan lainnya sebagai bukti persetujuan dan pengesahan transaksi. c. Menyetujui usulan permintaan eksekusi, usulan penghapusan piutang, dan printscreen jurnal. 4. Tinjauan manajemen puncak Kinerja staf dan dokumen yang dibuat ditinjau kembali oleh kepala bagian. Kinerja dan dokumen yang telah ditinjau oleh kepala bagian diverifikasi kembali oleh kepala departemen. Dengan adanya tingkatan proses peninjauan ini, risiko kesalahan pada kinerja dan dokumen yang dihasilkan dapat diminimalisir. Setiap dokumen yang diserahkan oleh suatu departemen ke departemen lainnya, selalu ditinjau kembali kelengkapan dan keakuratannya sebelum ditindaklanjuti oleh departemen bersangkutan. Tinjauan juga dilakukan terhadap operasional sistem untuk memastikan sistem berjalan dengan baik.
Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
17 5. Fungsional langsung dan aktivitas manajemen Ketidaksesuaian yang terjadi setelah dilakukan proses peninjauan, segera ditindaklanjuti. Ketidaksesuaian dikonfirmasi, penyebab ketidaksesuaian dianalisis dan diperbaiki. Ketidaksesuaian yang tidak dapat diperbaiki akan diinformasikan dan didokumentasikan pada berita acara dan dijadikan sebagai referensi pembelajaran untuk masa mendatang, sehingga tidak terjadi lagi kesalahan yang sama. Contohnya adalah pembuatan berita acara data reject CDR ketika data reject pada proses RBI tidak dapat diperbaiki lagi. 6. Pemisahan tugas Aktivitas pengendalian berupa pemisahan tugas telah dilakukan pada seluruh SOP sub proses pendapatan pasca bayar. Pemisahan tugas tidak hanya dilakukan antar departemen, tetapi juga pada dilakukan secara internal departemen bersangkutan. Fungsi pelaksana, fungsi pencatatan dan fungsi otorisasi dilakukan oleh departemen yang berbeda. Setiap departemen, khususnya pada bagian teknologi informasi, bertugas mengelola satu atau lebih sistem aplikasi berbeda. Pada satu departemen, pemisahan tugas terjadi antara staf, kepala bagian dan kepala departemen. 7. Pengolahan informasi Informasi yang terkait dengan pendapatan pasca bayar telah dikelola dengan baik. Informasi didokumentasikan pada formulir berlangganan, BAK, PKS, laporan, berita acara dan dokumen lainnya yang dihasilkan pada proses pendapatan pasca bayar. Informasi diunggah ke dalam sistem dan dapat diunduh oleh departemen lain yang berwenang melalui sistem tersebut. Aliran informasi juga terjadi tidak hanya pada satu departemen, antar departemen, tetapi juga antara kantor pusat dan kantor area atau regional. Dengan diterapkannya aktivitas pengendalian tersebut, tujuan pengendalian internal dapat dicapai. Seluruh transaksi diotorisasi secara memadai dan dicatat dengan akurat. Pengendalian internal pada proses pendapatan pasca bayar PT. XYZ sudah memadai. Aktivitas pengendalian yang diterapkan pada SOP keuangan dapat mengatasi risiko-risiko yang dihadapi perusahaan. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dianalisis terkait aktivitas pengendalian proses pendapatan pasca bayar, yaitu: 1. PT. XYZ tidak menerapkan pembatasan akses terkait dengan data dan informasi pada SOP keuangan PT. XYZ. Staf dapat mengakses data pelanggan maupun data piutang pelanggan. 2. PT. XYZ tidak menerapkan aktivitas pengendalian terhadap fisik dokumen pada SOP keuangan proses pendapatan pasca bayar. Berdasarkan SOP keuangan, dokumenUniversitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
18 dokumen yang dibuat tidak dijelaskan akan disimpan dalam bentuk apa dan bagaimana penanganannya. Pada SOP keuangan proses pendapatan pasca bayar, hanya menjelaskan aliran dokumen yang keluar ke departemen lain. Namun, SOP keuangan ini tidak menjelaskan bentuk penyimpanan dokumen yang tidak dikirimkan ke departemen lainnya atau dokumen yang seharusnya diarsipkan. SOP keuangan ini juga tidak menjelaskan prosedur pemusnahan dokumen yang tidak diperlukan lagi. 3. SOP keuangan PT. XYZ tidak menetapkan pengaturan atas waktu terhadap suatu transaksi. SOP keuangan tidak menjelaskan batas waktu suatu transaksi harus selesai dilakukan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu transaksi. 4. Aktivitas peninjauan oleh manajemen puncak yang terlalu panjang dapat menyebabkan proses pendapatan pasca bayar menjadi tidak efisien karena proses menjadi cenderung lama. 5. Pada SOP pendapatan pasca bayar, terdapat aktivitas yang saling bertentangan dan diletakkan pada satu simbol proses yang sama. Aktivitas tersebut meliputi tindakan review dan persetujuan, memeriksa dan melakukan validasi serta memeriksa dan menyetujui. Tindakan memeriksa tidak selalu diikuti dengan tindakan persetujuan. Apabila tidak sesuai, maka tindakan validasi dan persetujuan tersebut tidak dapat dilakukan. Karenanya, sebaiknya kedua aktivitas tersebut dipisahkan simbol prosesnya.
V. KESIMPULAN SOP keuangan proses pendapatan pasca bayar, mengatur pelaksanaan aktivitas keuangan yang dilakukan oleh PT. XYZ terkait dengan pendapatan melalui layanan pasca bayar Kartu A. Bentuk – bentuk aktivitas pengendalian telah diterapkan pada proses pendapatan pasca bayar. Aktivitas pengendalian berupa verifikasi, rekonsiliasi, otorisasi, tinjauan manajemen puncak, fungsional langsung, pengolahan informasi dan pemisahan tugas telah dilakukan pada seluruh SOP proses pendapatan pasca bayar. Melalui penerapan aktivitas pengendalian ini, PT. XYZ dapat mencapai tujuan dari pengendalian internal, yaitu kelengkapan (completeness), keakuratan (accuracy) dan kevalidan (validity). Namun, terdapat beberapa kelemahan dalam pengendalian yang diterapkan pada SOP keuangan PT.XYZ, yaitu terkait akses data dan informasi, pengendalian terhadap fisik dokumen dan pengaturan waktu. Selain itu, bentuk aktivitas peninjauan yang terlalu panjang dapat menurunkan efisiensi proses.
Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
19 VI. SARAN Saran untuk PT. XYZ Berdasarkan pengalaman yang diperoleh penulis selama melaksanakan pekerjaan lapangan di PT. XYZ, terdapat beberapa saran yang dapat penulis berikan, yaitu: a. Sebaiknya PT. XYZ menambah bentuk aktivitas pengendalian yang diperlukan seperti yang direkomendasikan oleh COSO pada SOP proses pendapatan pasca bayar. SOP keuangan proses pendapatan pasca bayar juga sebaiknya dilengkapi dengan aktivitas pengendalian terkait pembatasan akses oleh staf, penanganan fisik dokumen, dan pengaturan waktu. b. Sebaiknya SOP keuangan dikomunikasikan dan dikirimkan kepada setiap BPO. c. Sebaiknya pihak counterpart menginformasikan maksud dan tujuan pelaksanaan penugasan KAP terlebih dahulu kepada BPO. d. Sebaiknya BPO lebih konsisten dalam menyampaikan informasi. e. Sebaiknya pihak klien menyediakan fasilitas print dan fotokopi kepada pihak auditor untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari kinerja auditor.
Saran untuk KAP RSM AAJ Berdasarkan pengalaman magang selama 3 bulan di KAP RSM AAJ, beberapa saran yang dapat penulis berikan yaitu: a. Sebaiknya KAP RSM AAJ khususnya divisi White mengadakan pelatihan yang berbentuk praktikal, tidak hanya yang berbentuk teoritikal kepada mahasiswa yang melaksanakan program magang. b. Sebaiknya peserta magang diberikan fasilitas pendukung yang memadai. c. Sebaiknya KAP RSM AAJ menambah ketersediaan mesin print dan fotokopi, untuk mendukung kinerja auditor lebih efektif dan efisien.
DAFTAR REFERENSI Bragg, M. Steven. (2006). Accounting Control Best Practice. New Jersey: John Wiley & Sons. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. (2011). Internal Control- Integrated Framework - Draft for Information Only. Http://www.rsm.aajassociates.com (4 Oktober 2012) Moeller, Robert. (2009). Brink’s Modern Internal Audit: A Common Body of Knowledge. New Jersey: John Wiley & Sons. Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013
20 PT. XYZ. (2011). PT. XYZ 2011 Annual Report. PT. XYZ. (2011). Standard Operating Procedures (SOP) Keuangan Proses Revenue Romney, et al .(2009). Accounting Information System (11th edition). New Jersey: Pearson Prentice Hall. RSM AAJ Associates. (2012). Employee Handbook Version 12.01. RSM AAJ Associates. (2012). Proposal Teknis Jasa Konsultasi Pembuatan dan Dokumentasi Proses Bisnis dan SOP Keuangan PT. XYZ. Sawyer, Lawrence B., et al. (2003). Sawyer’s Internal Audit. Florida: The Institute of Internal Auditors. Website PT. XYZ. (27 September 2012)
Universitas Indonesia
Analisis pengendalian..., Ranita Wijaya, FE UI, 2013