ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR DAN POTENSI PENJUALAN PRODUK BARU KLAUD’S, JAKARTA
TRIANA MEILANY
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Analisis Pengembangan Pasar dan Potensi Penjualan Produk Baru Klaud’s, Jakarta adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016
Triana Meilany NIM H24144101
ABSTRAK TRIANA MEILANY. Analisis Pengembangan Pasar dan Potensi Penjualan Produk Baru Klaud’s, Jakarta. Dibimbing oleh H MUSA HUBEIS. Istilah produk baru dapat memiliki makna berbeda bagi masing-masing orang. Produk baru dapat mencakup produk yang benar-benar baru diperkenalkan kepada dunia, produk yang diposisikan kembali, atau pengurangan biaya produk (Vence 2007). Dalam hal ini, Klaud’s memposisikan kembali produk kembang tahu modern di Indonesia dengan pengembangan pasar. Pasar produk ini memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia karena bisnis di bidang pangan semakin bertambah, sehingga semakin banyak calon pelanggan yang akan dituju. Tujuan penelitian menganalisis pengembangan pasar, menghitung potensi pasar dan penjualan, serta meramalkan keuntungan penjualan kembang tahu Klaud’s, Jakarta. Metode penarikan contoh dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan teknik convenience sampling. Rumus Slovin digunakan untuk menentukan 100 responden. Metode analisis yang digunakan adalah Model ATAR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Klaud’s berhasil mengembangkan pasar kembang tahu modern di Indonesia dengan nilai potensi pasar 48%. Proyeksi unit terjual dan laba perusahaan pada periode mendatang menunjukkan peningkatan, maka Klaud’s akan terus berdiri dan menjalankan usahanya. Kata kunci: Pengembangan pasar, potensi penjualan, produk baru
ABSTRACT TRIANA MEILANY. Market Development and Sales Potential of New Product Analysis in Klaud’s, Jakarta. Supervised by H MUSA HUBEIS. The term of new product can has different meanings for each person. New product may include products that really new introduced to the world, repositioning product, or a reduction in product cost (Vence 2007). In this case, Klaud's reposition soya beancurd in Indonesia trough market development. This product market has potential to be developed in Indonesia because businesses in the food sector is increasing. The research objective are analysis market development, calculating market potential and sales, as well as forecast profits of soya beancurd in Klaud's, Jakarta. Sampling method in this research is the nonprobability sampling with simple convenience sampling technique. Slovin formula is used to determine 100 respondents. The analysis method used ATAR Model. The results of this research showed that Klaud's has been success developed modern beancurd products in Indonesia, with 48% of market potential value. Forecasting of unit sales and profit in the coming period showed an enhancement, then Klaud's going to continue it business. Keywords: Market development, new products, sales potential
ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR DAN POTENSI PENJUALAN PRODUK BARU KLAUD’S, JAKARTA
TRIANA MEILANY
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini ialah pemasaran, dengan judul Analisis Pengembangan Pasar dan Potensi Penjualan Produk Baru Klaud’s, Jakarta. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS Dipl Ing DEA selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan masukan dalam penulisan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada orang tua, teman dan keluarga atas segala doa dan dukungannya selama ini, juga kepada keluarga besar Klaud’s Kuningan City, Jakarta yang telah membantu selama pengumpulan data dan penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman Program Sarjana Alih Jenis Manajemen angkatan 12 dan teman satu bimbingan atas bantuan dan kerjasamanya selama ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2016 Triana Meilany
DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Produk dan Produk Baru Repositioning Produk Pengembangan Pasar Potensi Penjualan Penelitian Terdahulu METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Metode dan Penarikan Contoh Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Model ATAR HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Pengembangan Pasar kembang Tahu Modern Karakteristik Responden Model ATAR Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
ix xi xii xii xii 1 1 2 3 3 3 3 3 4 5 6 6 8 8 9 9 9 10 10 12 14 14 14 15 19 22 23 25 27 41
DAFTAR TABEL 1. Proyeksi pertumbuhan rataan per tahun pasar makanan dalam kemasan dan minuman ringan 2013-2017 2. Rentang skala Alpha Cronbach 3. Bobot nilai Model ATAR 4. Akumulasi jawaban responden – dimensi awareness 5. Akumulasi jawaban responden – dimensi trial 6. Akumulasi jawaban responden – dimensi availability 7. Akumulasi jawaban responden – dimensi repeat 8. Persentase dimensi ATAR 9. Data harga, omzet, unit terjual, dan margin bersih
1 11 12 20 20 21 21 22 23
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Penjualan kembang tahu Januari – Juni 2016 Kerangka pemikiran penelitian Persentase responden berdasarkan usia Persentase responden berdasarkan tempat tinggal Persentase responden berdasarkan pendidikan Persentase responden berdasarkan pekerjaan Persentase responden berdasarkan pendapatan Persentase responden berdasarkan lifestyle budget Persentase responden berdasarkan sumber informasi
2 8 16 16 17 17 18 18 19
DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner penelitian 2. Laporan penjualan Klaud’s Agustus 2015 – Juli 2016 3. Varian rasa kembang tahu Klaud’s 4. Outlet Klaud’s Kuningan City, Jakarta 5. Klaud’s pada perayaan kemerdekaan Singapura, Jakarta 6. Hasil uji validitas 7. Hasil uji reliabilitas
31 34 35 36 37 38 39
PENDAHULUAN Latar Belakang Klaud’s merupakan perusahaan pertama yang memperkenalkan produk kembang tahu modern di Indonesia. Kembang tahu bukan merupakan produk baru di negara lain, seperti Singapura dan Cina. Di Cina, makanan ini sudah lama dikenal sebagai kudapan tradisional masyarakat setempat. Di Singapura, kembang tahu dimodifikasi dengan tampilan dan cita rasa lebih modern. Penjualan kembang tahu di Singapura sangat tinggi, karena masyarakatnya telah teredukasi dengan gaya hidup sehat dan mengonsumsi makanan sehat. Istilah produk baru dapat memiliki makna berbeda bagi masing-masing orang. Produk baru dapat mencakup produk yang benar-benar baru diperkenalkan kepada dunia, produk yang diposisikan kembali, atau pengurangan biaya produk (Vence 2007). Dalam hal ini, Klaud’s memposisikan kembali produk di Indonesia dengan pengembangan pasar. Pasar produk ini memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia karena bisnis di bidang pangan semakin bertambah, sehingga semakin banyak calon pelanggan yang akan dituju. Kementrian perindustrian mengungkap, industri makanan dan minuman (mamin) nasional memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri mamin nasional. Pada triwulan I tahun 2015, pertumbuhan industri mamin nasional mencapai 8,16% atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri non migas dengan 5,21%. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,71%. Tabel 1 menunjukkan proyeksi laju pertumbuhan majemuk tahunan beberapa jenis makanan dan minuman 2013-2017. Tabel 1 Proyeksi pertumbuhan rataan per tahun pasar makanan dalam kemasan dan minuman ringan 2013-2017 Jenis Produk Pertumbuhan per Tahun (%) Canned/preserved food 16,7 Frozen processed food 16,6 Ice cream 18 Noodles 13,5 Ready to drink coffee 18,8 Fruit/vegetable juice 15,5 Sports and energy drink 14,8 Ready to drink tea 13,7 Sumber: Euromonitor diolah (2016) Tabel 1 menunjukkan bahwa proyeksi pertumbuhan rataan per tahun pasar makanan dalam kemasan dan minuman ringan selama 2013-2017 akan berada di atas 10%. Secara keseluruhan, makanan kemasan selama periode tersebut akan tumbuh rataan 12,6% per tahun, maka kembang tahu modern memiliki potensi besar untuk dipasarkan di Indonesia.
2 Klaud’s Singapore Soya Delight merupakan merek dagang di bawah PT Providensia Inti Makmur yang bersaing pada industri makanan dan minuman. Produk utama yang ditawarkan berupa kembang tahu modern. Kacang kedelai yang menjadi bahan utamanya diimpor langsung dari Singapura, namun merek Klaud's merupakan merek lokal asli. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan menjadi alasan utama kemunculan produk Klaud’s di pasaran. Gerai Klaud’s terletak di beberapa mall di Indonesia, seperti Kuningan City, Emporium Mall, Puri Indah Mall, Grand Lucky SCBD, Plaza Ambarrukmo, dan Ciputra World. Sebagai perusahaan yang mengadapdatasi produk baru, Klaud’s perlu mengetahui potensi pasarnya, sehingga dapat memperkirakan tingkat penjualan pada periode mendatang. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat membantu perusahaan mengetahui respon pasar dan mengevaluasi penjualan berdasarkan analisis ATAR (Awareness, Trial, Availability dan Repeat). Perusahaan juga dapat memutuskan tingkat produksi secara lebih efektif dan efisien dengan informasi yang tersedia. Dalam penelitian ini, data yang disajikan hanya data pada Klaud’s Kuningan City, Jakarta. Secara khusus, Gambar 1 menunjukkan data penjualan kembang tahu Klaud’s periode Januari – Juni 2016. 2852
3000
Jumlah Penjualan
2500
2213
2146
2134
Jan
Feb
Mar
2496
2436
Apr
Mei
2000 1500 1000 500 0 Jun
Periode Gambar 1 Penjualan kembang tahu Januari – Juni 2016 (Sumber: Laporan penjualan Klaud’s 2016) Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa trend penjualan kembang tahu meningkat selama enam bulan pertama tahun 2016, maka Klaud’s memiliki potensi penjualan tinggi pada periode selanjutnya. Untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar dan penjualan kembang tahu Klaud’s di Indonesia dilakukan penelitian berjudul “ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR DAN POTENSI PENJUALAN PRODUK BARU KLAUD’S, JAKARTA”.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian berikut: 1. Bagaimana pengembangan pasar kembang tahu Klaud’s di Indonesia?
3 2. Berapa potensi penjualan kembang tahu Klaud’s pada periode mendatang? 3. Berapa proyeksi keuntungan kembang tahu Klaud’s pada periode mendatang?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan penelitian adalah: 1. Menganalisis pengembangan pasar kembang tahu Klaud’s di Indonesia 2. Menganalisis potensi penjualan kembang tahu Klaud’s pada periode mendatang 3. Menganalisis proyeksi keuntungan kembang tahu Klaud’s pada periode mendatang
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan. Manfaat yang diperoleh adalah: 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengukur potensi pasar, penjualan dan laba kembang tahu pada periode mendatang. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan belajar dan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada analisis pengembangan pasar dan potensi penjualan kembang tahu modern yang dilakukan Klaud’s Kuningan City, Jakarta.
TINJAUAN PUSTAKA Produk dan Produk Baru Menurut Buchory dan Saladin (2010), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke satu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi, sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Dalam hal ini memberikan batasan produk dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. Produk dapat berupa suatu benda (object), rasa (service), kegiatan (acting), orang (person), tempat (place), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih di mata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.
4 Menurut Lamb, et.al (2001), sebuah produk dikatakan baru bagi dunia, bagi pasar, bagi produsen atau penjual maupun beberapa kombinasi dari kategori tersebut, yaitu: 1. Baru bagi dunia produk, dan dapat disebut sebagai inovasi yang terhenti (Discontinue Innovation). Produk ini menciptakan pasar secara keseluruhan. Telepon, televisi, komputer dan mesin faksimili adalah contoh umum dari produk yang baru dari dunia. 2. Lini produk baru, produk-produk ini adalah produk yang belum pernah ditawarkan oleh perusahaan sebelumnya, disediakan untuk memasuki pasar yang sudah terbentuk. 3. Tambahan lini produk yang telah ada, kategori ini meliputi produk baru yang merupakan tambahan dari lini produk yang telah ada sebelumnya. 4. Peningkatan atau perbaikan produk yang telah ada, pada katagori ini produk yang dibuat sebelumnya telah ada. Produk yang diciptakan adalah perbaikan dari produk yang diciptakan sebelum produk baru ini. 5. Memposisikan kembali produk, produk berikut ini merupakan produk yang sudah ada yang ditujukan pada pasar yang baru atau segmen baru. 6. Produk dengan harga lebih murah, kategori produk ini mengacu pada produkproduk yang memiliki kinerja serupa dengan merek yang bersaing dengan harga lebih rendah. Pada penelitian ini, Klaud’s termasuk ke dalam perusahaan yang memposisikan kembali produk kembang tahu modern yang sudah terkenal di Singapura. Produk diposisikan sebagai makanan sehat dan dapat dinikmati oleh anak-anak sampai lansia.
Repositioning Produk Repositioning dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memposisikan kembali suatu merek atau produk yang telah tertanam di mata masyarakat. Repositioning bertujuan untuk mengukuhkan suatu produk tersebut agar tetap bertahan. Repositioning bukan hanya dilakukan pada product brand, tetapi juga bisa dilakukan pada misi suatu lembaga atau perusahaan. Repositioning biasanya disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, dari sisi eksternal, yang terjadi karena adanya perubahan lingkungan makro dimana lembaga atau perusahaan tersebut hidup atau adanya perubahan yang terjadi karena permintaan pasar terhadap suatu merek atau produk tertentu. Kedua, karena adanya perubahan dari sisi internal lembaga atau perusahaan, misalnya adanya keinginan dari karyawan untuk melakukan yang lebih baik dari sebelumnya (Prayudi dan Juanita 2005). Menurut Kartajaya (2004), beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan repositioning adalah: 1. Reaksi atas posisi baru pesaing Repositioning dilakukan saat positioning menjadi tidak unik dan tidak menunjukkan “kenapa“ harus memilih merek tertentu dibanding pesaing. 2. Menggapai pasar baru Sebuah merek seringkali telah memiliki pasar yang bagus, tetapi pasar yang bagus tersebut justru sering memancing masuknya pesaing – pesaing baru yang menyerang pemain yang sudah ada. Atau bisa saja sebuah merek merasa pasar
5 yang selama ini dilayani sulit berkembang. Untuk itu, perlu menyasar segmen baru yang dapat dilakukan dengan repositioning. 3. Menangkap trend baru Pasar tidak ada yang statis, selalu ada trend – trend baru yang muncul. Perkembangan ini merubah preferensi dan perilaku konsumen. Hal ini memaksa perusahaan memikirkan kembali positioning merek atau produk. 4. Mengubah value offering Repositioning dilakukan bila sebuah merek mencoba menawarkan value yang berbeda. Value menunjukkan perbandingan antara apa yang didapatkan konsumen (total get) dengan apa yang diberikan (total give). Dengan perubahan value yang ditawarkan kepada konsumen, sebuah merek harus melakukan repositioning, karena yang ditawarkan sudah berbeda. Berdasarkan pendapat Kartajaya (2004), Klaud’s melakukan repositioning dengan alasan menanggapi pasar baru dan menangkap trend baru. Indonesia merupakan pasar potensial bagi Klaud’s karena masyarakatnya sangat konsumtif. Gaya hidup sehat yang mulai menjadi trend membuat perusahaan tertarik melakukan pengembangan pasar di Indonesia.
Pengembangan Pasar Perusahaan dapat menggunakan metode formal untuk mengidentifikasi peluang pasar. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah Market Expansion Grid. Merupakan alat perencanaan portofolio untuk mengidentifikasi kesempatan pertumbuhan perusahaan melalui penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan diversifikasi (Kotler dan Keller 2009). 1. Penetrasi pasar (Market Penetration) Upaya meningkatkan penjualan produk yang sudah dimiliki perusahaan dalam pasarnya yang sekarang, antara lain melalui bauran pemasaran yang lebih agresif. Perusahaan dapat berusaha memperbesar tingkat penggunaan pelanggan atau menarik pelanggan pesaing atau pelanggan baru yang belum mengunakan produk. 2. Pengembangan pasar (Market Development) Upaya meningkatkan penjualan produk yang sekarang dalam pasar yang baru. Pengembangan pasar dapat melibatkan upaya mencari pengguna baru suatu produk. 3. Pengembangan produk (Product Development) Upaya menawarkan produk baru atau produk yang ditingkatkan bagi pasar sekarang. Perusahaan perlu mengetahui kebutuhan pelanggan yang sekarang. Perusahaan dapat melihat adanya cara menambah atau memodifikasi tampilan produk (product feature), mengadakan beberapa tingkat kualitas, atau memperbanyak jenis atau ukuran untuk lebih memenuhi kebutuhan pelanggan baru. 4. Diversifikasi (Diversification) Bergerak ke lini bisnis yang sama sekali berbeda, yang mencakup produk, pasar, atau bahkan tingkatan dalam sistem produksi, pemasaran yang sama sekali tidak dikenal sebelumnya. Cara ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan
6 perubahan yang terjadi pada pasarnya sekarang, atau perubahan yang lebih mendasar dalam lingkungan tak terkendali. Upaya Klaud’s termasuk ke dalam kategori pengembangan pasar dimana perusahaan ingin memperkenalkan produk ke pasar baru, yaitu masyarakat Indonesia.
Potensi Penjualan Potensi penjualan dapat diukur dengan metode peramalan. Peramalan merupakan suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil (Mulyono 2002). Kesalahan atau error merupakan selisih antara apa yang terjadi dengan hasil perkiraan. Peramalan tidak memberikan jawaban yang pasti tentang apa yang akan terjadi, tetapi berusaha mencari sedekat mungkin dengan yang akan terjadi. Peran peramalan penjualan jangka panjang dibutuhkan oleh perusahaan dalam keputusan pengembangan produk baru, mengurangi jumlah produk yang dihasilkan atau dipasarkan, pengurangan modal, pembukuan daerah pemasaran baru, pengambilalihan perusahaan lain, pengembangan saluran distribusi baru dan keputusan-keputusan strategis lainnya. Untuk jangka pendek, peramalan penjualan digunakan untuk melakukan jadwal produksi, perencanaan kebutuhan bahan, rekrutmen tenaga kerja, prediksi arus kas dan tingkat dimana komposisi biaya dan pendapatan yang dipilih dapat mempertahankan likuiditas dan efisiensi operasi (Sugiarto dan Harijono, 2000).
Penelitian Terdahulu Penelitian Sakti (2015), berjudul “Pengembangan Pasar Produk Sormeal sebagai Pangan Fungsional dan Komoditi Diversifikasi Karbohidrat”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh 64% responden potensial yang memiliki permasalahan terhadap sereal kesehatan. Permasalahan utama diantaranya rasa yang tidak enak dan hambar serta ragu akan adanya BTP (Bahan Tambahan Pangan). Produk Sormeal menawarkan solusi terhadap permasalahan tersebut. Hasil pengujian solusi menunjukkan bahwa 98% responden menyatakan produk Sormeal sesuai dengan segmen pelanggan dan saluran penjualan yang diminati, yakni di pasar swalayan dan apotek. Penelitian Handoko (2016), berjudul “Pengembangan Pasar Sasumuzi Sagon Sukun Multi Gizi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat permasalahan responden yaitu kualitas keamanan camilan, kualitas kandungan gizi, dan perilaku konsumsi anak. Berdasarkan uji masalah menghasilkan model bisnis baru dengan menghilangkan proposisi nilai bahan baku lokal dan kandungan prebiotik. Kemudian ditambahkan proposisi nilai kemasan menarik dan rasa sesuai selera anak. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Sasumuzi dapat menjadi solusi terhadap permasalahan. Segmen pelanggan adalah anak sekolah dasar usia 6-12 tahun. Saluran penjualan yang diminati adalah kantin sekolah. Penelitian Ginting (2013), berjudul “Analisis Peramalan Penjualan Televisi Di PT Interyasa Homindo Cabang Bogor”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
7 peramalan CTV Polytron 21 inch dan CTV Sharp 21 inch metode peramalan yang paling yakni metode ARIMA (1.0.1). Sedangkan untuk CTV Polytron LG 21 inch dan CTV Samsung 21 inch metode peramalan yang cocok adalah metode pemulusan eksponensial tunggal. Dari metode tersebut menunjukkan adanya kenaikan penjualan untuk CTV LG 21 inch sebesar 3.49% dari periode sebelumnya. Sedangkan untuk ketiga (3) jenis TV yang lain diramalkan pula terjadi kenaikan, akan tetapi tingkat kenaikannya tidak setinggi CTV LG 21 inch. Hasil tersebut dapat dijadikan strategi perencanaan penetapan target penjualan. Penelitian Prayudi dan Juanita (2005), berjudul “Strategic Corporate Communication dalam Proses Repositioning dan Rebranding”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga tahapan utama dalam proses repositioning dan rebranding yang mencakup faktor latar belakang, proses, dan hasil dari repositioning dan rebranding. Proses repositioning dan rebranding yang dijalankan diharapkan akan meningkatkan daya saing perusahaan karena memiliki posisi yang jelas dalam persaingan di lingkungan bisnis dengan brand yang diharapkan akan memberikan sebuah pengetahuan dan pengalaman yang baru bagi public internal dan eksternal perusahaan. Penelitian Andrianto dkk (2013), berjudul “Pendekatan In Process Innovation Strategy Melalui Analisis Faktor Pembelian Dan Potensi Pasar Pangan Alternatif Pada Target Pasar Remaja”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi pangan alternatif saat ini diprediksi mampu mengambil pangsa pasar 8,6 persen untuk makanan pokok, dan 11,5 persen untuk makanan selingan. Artinya, potensi pasar beras analog produksi F-Technopark akan lebih besar bila diposisikan sebagai makanan selingan (kuliner). Oleh karena itu, pengembangan invensi pasar harus didorong dengan penelitian berikutnya terkait dengan bauran produk yang mampu menggeser pola konsumsi pangan atau diversifikasi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama ingin melihat respon pasar terhadap produk yang ditawarkan. Penelitian bersifat ramalan atau sesuatu yang belum pasti. Sedangkan perbedaannya terletak pada alat analisis yang digunakan, dalam hal ini peneliti menggunakan Model ATAR. Peramalan penjualan pada penelitian terdahulu lebih sering menggunakan time series. Menurut Hanke (2003), metode peramalan time series adalah metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Peneliti menggunakan Model ATAR karena analisis ini tergolong sederhana secara perhitungan, namun sangat bermanfaat bagi perusaahan dalam menentukan keputusan strategis produk. Dikatakan sederhana karena tidak membutuhkan banyak rumus untuk mendapatkan hasil akhir peramalan penjualan, hanya mengalikan persentase dari masing-masing dimensi Awareness, Trial, Availability dan Repeat. Hasil model ATAR meliputi peramalan potensi pasar, potensi penjualan dan keuntungan selama setahun ke depan.
8 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan masyarakat middle class income, membaiknya proyeksi perekonomian yang disertai peningkatan daya beli masyarakat dan pesatnya gerai ritel modern menjadi pengendali permintaan industri makanan dan minuman. Kesempatan atau peluang suatu perusahaan di dalam memutuskan untuk menciptakan produk baru didasarkan pada adanya kesenjangan antara kepuasan pelanggan dengan harapan pelanggan terhadap suatu produk (Indriani 2006). Keberadaan industri makanan dan minuman tidak terlepas dari aktivitas konsumsi manusia yang tiada henti. Kondisi tersebut dapat dilihat sekilas dalam keseharian masyarakat Indonesia, penjual makanan dimana-mana tetap laris, produk makanan pun semakin banyak, beragam, serta terbungkus rapi dan memikat pembeli. Nilai pasar makanan terus bertambah sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya daya beli masyarakat, terutama makanan praktis atau siap saji. Klaud’s sebagai salah satu perusahaan yang menjual makanan siap saji, terus berusaha melakukan pengembangan pasar untuk mendapatkan pangsa pasar tinggi. Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat untuk melihat seberapa besar potensi penjualan dari produk yang dihasilkan. Potensi penjualan dapat diukur dengan Model ATAR (Awareness, Trial, Availability dan Repeat). Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Klaud’s
Pengembangan pasar dan potensi penjualan
Respon pasar terhadap produk
Awareness
Trial
Potensi pasar
Availability
Potensi Penjualan
Repeat
Potensi Keuntungan
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian
9 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Klaud’s Singapore Soya Delight yang berlokasi di Kuningan City Lt. LG-120, Kav. 18, Jl. Prof. DR. Satrio, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Jakarta 12940. Kegiatan pengumpulan data dan penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Juli 2016.
Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Menurut Supranto (2011), data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa hasil wawancara, observasi dan survei. Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, seperti artikel dari media cetak, internet serta laporan penelitian terdahulu. Data primer diperoleh dari observasi atau pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, manajer operasional, dan karyawan di bagian kasir untuk mengetahui jumlah penjualan produk dalam periode tertentu. Data primer juga didapatkan melalui kuesioner penelitian yang dibagikan kepada pengunjung Kuningan City. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari studi literatur berupa informasi dari internet, jurnal, skripsi dan buku-buku yang terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Metode dan Penarikan Contoh Metode yang digunakan untuk penarikan contoh dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan teknik convenience sampling. Dinyatakan convenience karena teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono 2001). Margono (2004), menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan contoh tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi. Jumlah contoh ditentukan dengan rumus Slovin, dengan tingkat kritis 10 persen untuk mengurangi kesalahan yang dapat ditolerir, untuk menentukan ukuran minimal contoh yang dibutuhkan dari suatu populasi (Usman, 2007). Rumus Slovin dalam Umar (2003) adalah: 𝑁
𝑛 = (1+𝑁𝑒 2 ).......................................................................................................... (1)
10 Keterangan: n = Jumlah contoh N = Jumlah populasi e = Taraf nyata (batas toleransi kesalahan) 10% Jumlah contoh yang digunakan didasarkan pendekatan jumlah pengunjung per bulan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kuningan City, diperoleh informasi bahwa rataan jumlah pengunjung per bulan 1.140.000 orang. Perhitungannya sebagai berikut: 1.140.000
n = (1+1.140.000(0,1)2 ) = 99,99 = 100 (Pembulatan)
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan software (Statistical Package for Social Science) versi 23 for Windows dan Microsoft Excel. Uji validitas dan reliabilitas untuk menguji keandalan kuesioner, sedangkan Model ATAR digunakan untuk mengukur respon konsumen terhadap produk, sehingga dapat diperkirakan potensi pasar, penjualan dan laba yang akan dicapai. Korelasi Pearson product moment digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan antara karakteristik responden dengan produk dilihat dari koefisien korelasinya.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Untuk mengukur respon pasar diperlukan indikator yang akan dipakai sebagai alat ukur keberhasilan pengembangan produk baru. Indikator tersebut harus diuji lebih dahulu validitas dan reliabilitasnya (Rangkuti 2009). Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) data pada setiap pertanyaan dengan skor total. Dalam pengujian validitas dilakukan perhitungan korelasi masing-masing pernyataan dengan skor total menurut rumus berikut: 𝑟=
𝑛(∑𝑋𝑌)−(∑𝑋∑𝑌)
.............................................................................(2)
√[𝑛∑𝑥 2 −(∑𝑋 2 )]√[𝑛∑𝑌 2 −(∑𝑌 2 )]
Keterangan : r = Koefisien reliabiltas yang dicari n = Jumlah responden X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor total
11 Hasil Uji Validitas Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 responden dan dilanjutkan menjadi 100 responden. Responden merupakan pengunjung Kuningan City Mall baik yang sudah maupun yang belum mencoba produk. Berdasarkan perhitungan uji validitas dengan metode product moment pearson, seluruh nilai korelasi atau r-hitung setiap pernyataan lebih besar dari nilai r-tabel (r > 0,349) artinya semua pernyataan dianggap valid (Rangkuti 2009). Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 6. Uji Reliabilitas Menurut Umar (2000), reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Jika kuesioner telah terbukti valid, maka reliabilitas kuesioner tersebut diuji keandalannya. Teknik yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach dengan rumus berikut : 𝑘
r = 𝑘−1 [1 − δi2 =
∑𝛿𝑖 2 𝛿2
]................................................................................................(3)
∑xi2 − (∑xi2 ) N
]..................................................................................................(4)
Keterangan : r = Koefisien reliabilitas yang dicari = Jumlah pertanyaan k 𝛿𝑖 2 = Ragam butir pertanyaan 2 𝛿 = Ragam skor tes ∑xi = Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n N = Jumlah responden Reliabilitas suatu kuesioner dapat dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nugroho 2005). Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala Alpha 0-1, seperti dimuat pada Tabel 2. Tabel 2 Rentang skala Alpha Cronbach Alpha Tingkat Reabilitas 0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 1,00 Sumber : Umar (2000)
Kurang reliabel Agak reliabel Cukup reliabel Reliabel Sangat reliabel
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa tingkat reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach, yaitu kurang reliabel, agak reliabel, cukup reliabel, reliabel dan sangat reliabel. Dapat dilihat bahwa tingkat reliabel berada pada rentang nilai > 0,60. Artinya adalah jika nilai uji reliabilitas mencapai angka Alpha Cronbach > 0,60 maka kuesioner dikatakan reliabel dan layak untuk dibagikan kepada pengunjung.
12 Hasil Uji Reliabilitas Hasil dari pengujian 17 butir pertanyaan yang merupakan gabungan antara empat dimensi Model ATAR menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan pada kuesioner tersebut valid karena kisaran r-hitung > r-tabel (0,349) dengan menggunakan α=5%. Berdasarkan uji reliabilitas, pertanyaan dapat dikatakan reliabel apabila diperoleh nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 dan mendekati satu (Nugroho 2005). Hasil uji validitas dan reliabilitas ke 17 butir pertanyaan pada kuesioner yang dibuat sudah valid dan layak untuk disebar kepada responden. Hasil uji reliabilitas pada pertanyaan Model ATAR dapat dilihat pada Lampiran 7.
Model ATAR Respon pasar diukur menggunakan Model ATAR yang meliputi dimensi Awareness, Trial, Availability dan Repeat (Crawford dan Benedetto 2011). Model ATAR dievaluasi dengan analisis tabulasi dan perhitungan rataan terbobot berikut: 1. Analisis Tabulasi Sederhana Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase dengan rumus: P=
𝑓𝑖 Σ𝑓𝑖
x 100%......................................................................................................(5)
Keterangan : P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu 𝑓𝑖 = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu Σ𝑓𝑖 = Banyaknya jumlah responden 2. Skor Rataan Setiap jawaban responden diberikan pembobotan dengan menggunakan skala Likert. Bobot nilai yang digunakan dalam Model ATAR dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk menghitung skor ratan digunakan rumus:
x=
∑ 𝑓𝑖.𝑤𝑖 Σ𝑓𝑖
...............................................................................................................(6)
Keterangan : x = Rataan berbobot fi = Frekuensi wi = Bobot Tabel 3 Bobot nilai Model ATAR Kriteria Jawaban Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup Setuju Sangat setuju Sumber: Rangkuti (2009)
Bobot Nilai 1 2 3 4 5
13 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa bobot nilai ATAR terdiri atas Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Cukup, Setuju dan Sangat Setuju. Setelah menghitung skor rataan, langkah selanjutnya menghitung potensi pasar (MS) dengan rumus berikut: MS = AW × T × AV × R.......................................................................................(7) Keterangan: AW = Persentase orang yang menyadari keberadaan produk T = Persentase orang yang membeli produk AV = Persentase orang yang mampu menemukan produk R = Persentase orang yang memutuskan membeli kembali produk Setelah menghitung potensi pasar, langkah selanjutnya menghitung potensi unit produk yang terjual dengan rumus berikut: Units sold = Buying units × AW × T × AV × [1 + (R × NR)]..............................(8) Keterangan: Buying units AW T AV R NR
= Total penjualan dalam setahun terakhir = Persentase orang yang menyadari keberadaan produk = Persentase orang yang membeli produk = Persentase orang yang mampu menemukan produk = Persentase orang yang memutuskan membeli kembali produk = Jumlah pembelian tambahan dalam setahun terakhir
Setelah menghitung potensi unit produk yang terjual, langkah selanjutnya menghitung keuntungan perusahaan dari hasil penjualan produk dengan rumus berikut: Profits = Buying units × AW × T × AV × [1 + (R × NR)] × (Revenue per unit – Costs per unit)........................................................................................................(9) Keterangan: Buying units AW T AV R NR Rev. per unit Costs per unit
= Total penjualan dalam setahun terakhir = Persentase orang yang menyadari keberadaan produk = Persentase orang yang membeli produk = Persentase orang yang mampu menemukan produk = Persentase orang yang memutuskan membeli kembali produk = Jumlah pembelian tambahan dalam setahun terakhirMarket Share = Keuntungan per unit produk = Biaya per unit produk
14
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Klaud’s merupakan merek dagang di bawah PT Providensia Inti Makmur yang didirikan pada bulan Maret 2013. Usaha ini dikelola oleh tim mitra yang terdiri dari orang-orang dengan latar belakang dan pengalaman dalam desain, pemasaran dan industri Food and Beverage (F & B). Produk utama Klaud’s berupa kembang tahu modern dengan cita rasa dan kualitas premium dimana bahan baku produk diimpor langsung dari Singapura. Klaud’s bekerja sama dengan perusahaan kembang tahu modern di Singapura untuk mempertahankan mutu dan ketersediaan bahan baku. Produk ini telah dikembangkan di Singapura sejak tahun 2010 dan menjadi Negara pertama yang memperkenalkan kembang tahu modern kepada dunia. Di Singapura, produk ini mendapat sambutan sangat baik oleh masyarakat. Klaud’s menilai hal serupa juga dapat terjadi di Indonesia sehingga memutuskan untuk mengadaptasi produk. Kembang tahu modern berbeda dengan kembang tahu tradisional yang dikenal masyarakat pada umumnya. Selain memiliki tekstur yang lebih lembut, kembang tahu ini memiliki banyak variasi rasa, dan disajikan dalam keadaan dingin tanpa kuah jahe. Produk ini terbuat dari kacang kedelai organik berkualitas tinggi tanpa bahan pengawet dan rendah kalori. Konsep dan Logo Perusahaan Perusahaan tidak hanya menjual produk, tetapi juga mengembangkan merek dagang dengan menciptakan identitas baru dalam bentuk merek baru, logo, maskot, dan elemen desain lainnya. Melalui konsep tersebut, perusahaan ingin membentuk citra yang menggambarkan Klaud’s sebagai produk yang bersahabat, trendi, dan menarik bagi anak muda maupun orang tua, tanpa melupakan nilai produk. Nama “Klaud’s” diambil dari istilah Bahasa Inggris “Cloud” yang berarti awan. Klaud’s dalam hal ini mengibaratkan produknya sebagai makanan yang memiliki tekstur lembut selembut awan. Visi Perusahaan Visi Klaud’s adalah menjadi pelopor dan pemimpin pasar untuk produk olahan kedelai dengan membidik pasar konsumen di Indonesia yang menyukai produk makanan segar, baru dan mampu memberikan kepuasan produk.
Pengembangan Pasar Kembang Tahu Modern Pengembangan pasar mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen produknya dengan permintaan pasar. Adanya pengembangan pasar akan mendorong perusahaan meningkatkan perolehan laba atau paling tidak membuat laba menjadi stabil. Pengembangan pasar kembang tahu modern di Indonesia dilakukan oleh Klaud’s pada tahun 2013. Sedangkan, Singapura merupakan Negara pertama yang mengembangkan produk ini. Di Singapura banyak kudapan favorit yang dapat dijadikan alternatif ide bisnis seperti, cake and cookies, bubble drink dan masih banyak lagi.
15 Berdasarkan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang cenderung menyukai dessert atau makanan manis, para pendiri Klaud’s memutuskan memilih kembang tahu untuk dikembangkan di Indonesia. Di samping itu, secara langsung perusahaan ingin mengedukasi masyarakat bahwa produk ini memiliki banyak manfaat baik bagi kesehatan. Klaud’s membawa langsung kembang tahu dari Singapura ke Indonesia. Produk tersebut dibagikan secara cuma-cuma kepada keluarga dan teman-teman di lingkungan sekitar. Sembilan dari sepuluh orang menyatakan respon positif terhadap produk, sedangkan sisanya cenderung mempertanyakan apakah produk ini dapat diterima di Indonesia. Pasar sasaran Klaud’s adalah semua orang mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan lansia yang menyukai makanan sehat. Produk ini ditempatkan sebagai dessert yang lezat, menyehatkan dan lebih lembut dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran. Produk ditawarkan dalam sembilan varian rasa yang dikemas dalam mangkuk plastik dan dijual dengan harga Rp15.000/unit. Biaya pemasaran yang digunakan 30 persen dari total biaya investasi. Pesan yang terkandung dalam iklan menitikberatkan pada unsur manfaat kesehatan setelah mengonsumsi produk. Klaud’s dalam penjualan jangka panjang akan menambah cabang dan memulai diversifikasi produk untuk memperoleh keuntungan maksimal. Klaud’s pertama kali memperkenalkan produknya secara komersial di Kuningan City Mall pada tahun 2013. Dalam acara tersebut, Klaud’s mengundang beberapa food blogger dan rekan-rekan seprofesi untuk meramaikan acara. Target pasar di outlet ini sebagian besar berasal dari karyawan kantor di sekitar Kuningan, Jakarta. Secara keseluruhan biaya pemasaran yang dikeluarkan perusahaan berada sekitar 100-150 juta yang dipergunakan untuk bazar, website, brosur, dan iklan. Selang enam bulan setelah peluncuran produk di Kuningan City Mall, Klaud’s membuka outlet ke-duanya di Puri Indah Mall. Hal tersebut mengindikasikan produk diterima dengan baik di Indonesia. Penjualan produk selama setahun pertama terus meningkat secara nyata dan berimplikasi pada pembukaan outlet-outlet baru di kota-kota besar di Indonesia, seperti Bandung dan Surabaya. Dalam setahun terakhir penjualan produk relatif stabil, namun tidak meningkat secara nyata. Secara keseluruhan, selama tiga tahun kemunculannya di Indonesia, kembang tahu modern masih diminati masyarakat, maka perusahaan tetap mendapat laba positif.
Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat dari jenis kelamin, usia, tempat tinggal, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah pendapatan per bulan, anggaran yang dikeluarkan untuk rekreasi per bulan, dan sumber informasi tentang produk. 1. Jenis Kelamin Hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan memiliki persentase lebih tinggi (59%) dibandingkan responden laki-laki (41%). Tingginya persentase tersebut disebabkan oleh pola konsumsi perempuan yang cenderung menyukai kudapan atau makanan manis. Selain itu, penyebaran dengan teknik acak sederhana menunjukkan responden perempuan lebih banyak dipilih dengan indikator paling sering ditemui.
16 2. Usia
Gambar 3 Persentase responden berdasarkan usia Hasil penyebaran kuesioner (Gambar 3) menunjukkan usia responden yang berkisar 21-25 tahun menjadi rentang yang memiliki persentase tertinggi (40%). Tingginya persentase usia tersebut terkait dengan aktivitas dan profesi responden. Sebagian besar responden pada usia 21-25 berprofesi sebagai karyawan swasta dan memiliki kecenderungan untuk mengahabiskan waktu istirahat di dalam mall. Sedangkan persentase terendah (6%) berada pada rentang usia 21-15 tahun. Responden pada rentang usia tersebut jarang ditemui di dalam mall, maka memiliki persentase terendah. 3. Tempat Tinggal
Gambar 4 Persentase responden berdasarkan tempat tinggal Hasil penyebaran kuesioner (Gambar 4) menunjukkan bahwa sebagian besar responden berdomisili di Jakarta, khususnya Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Hal tersebut berkaitan dengan lokasi Kuningan City Mall yang terletak di wilayah Jakarta selatan. Wilayah ini merupakan area perkantoran yang digunakan untuk
17 kegiatan bisnis dan lifestyle, maka pengunjung mall didominasi oleh warga setempat. 4. Pendidikan
Gambar 5 Persentase responden berdasarkan pendidikan Hasil penyebaran kuesioner berdasarkan pendidikan (Gambar 5) menunjukkan pendidikan Strata 1 memiliki persentase nilai paling tinggi (43%). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, hampir sebagian besar pengunjung Kuningan City Mall yang menjadi responden berpendidikan S1, dikarenakan aktivitas di perkantoran dan mall didominasi oleh level pendidikan ini. Sedangkan persentase terendah (6%) adalah responden berpendidikan SD/SMP dan pascasarjana. Responden SD/SMP masih dalam pengawasan orang tua, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dan rumah. 5. Pekerjaan
Gambar 6 Persentase responden berdasarkan pekerjaan Hasil penyebaran kuesioner berdasarkan pekerjaan (Gambar 6) menunjukkan 49% responden bekerja sebagai karyawan swasta di kantor dan mall sekitar
18 Kuningan. Kuningan merupakan wilayah pusat kegiatan yang dipenuhi dengan perkantoran, mall, cafe, restaurant, dan tempat hiburan lainnya. Hal tersebut menarik minat pengunjung dari kalangan pegawai kantoran. Sedangkan responden dengan persentase terendah (3%) berasal dari kalangan TNI/POLRI. Profesi ini membeli produk hanya untuk keperluan rapat anggota TNI/POLRI di tempat dinas. 6. Pendapatan
Gambar 7 Persentase responden berdasarkan pendapatan Hasil penyebaran kuesioner berdasarkan pendapatan (Gambar 7) menunjukkan nilai pendapatan dengan rentang Rp3.100.000 – 3.500.000 memiliki persentase tertinggi (39%). Nominal pendapatan erat kaitannya dengan jenis pekerjaan yang dijalani responden. Dalam hal ini, pendapatan yang berada pada persentase rentang tertinggi didominasi oleh pegawai swasta. Sedangkan persentase terendah (6%) adalah responden dengan pendapatan ≤ Rp1.000.000. 7. Lifestyle Budget
Gambar 8 Persentase responden berdasarkan lifestyle budget
19 Hasil penyebaran kuesioner berdasarkan Lifestyle Budget (Gambar 8) menunjukkan persentase tertinggi berada pada rentang Rp500.000 – 1.000.000 dan Rp250.000 – 500.000. Artinya, sebagian besar responden memiliki anggaran gaya hidup antara 250 ribu sampai dengan 1 juta rupiah. Anggaran tersebut berkaitan dengan pendapatan dan pekerjaan responden. Semakin tinggi pendapatan responden, semakin besar pula anggaran yang bersedia dikeluarkan untuk gaya hidup seperti jalan-jalan, makan di luar, piknik dan aktivitas hiburan lainnya. 8. Sumber Informasi
Gambar 9 Persentase responden berdasarkan sumber informasi Hasil penyebaran kuesioner berdasarkan sumber informasi (Gambar 9) menunjukkan 50% responden mendapatkan informasi produk dari sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga dan rekan seprofesi). Sedangkan presentasi terendah (12%) bersumber dari pengalaman (penanganan, pemeriksaan dan pemakaian produk). Dapat disimpulkan bahwa produk Klaud’s selalu direkomendasikan oleh siapapun yang pernah mencobanya dan berhasil menarik perhatian pengunjung melalui strategi pemasaran yang dijalankannya.
Model ATAR Analisis Model ATAR dapat dihitung melalui dimensi Awareness, Trial, Availability dan Repeat. Responden yang memenuhi dimensi ATAR adalah responden yang menjawab “setuju” dan “sangat setuju” pada setiap butir pertanyaan kuesioner. Jawaban responden dijumlahkan kemudian dibagi dengan total pertanyaan untuk mendapatkan hasil dalam bentuk persentase. Hasil persentase dari masing-masing dimensi dikalikan untuk mendapatkan nilai potensi pasar. Selanjutnya, menghitung potensi penjualan dengan memasukkan nilai asumsi jumlah produk yang bersedia dibeli ulang oleh konsumen. Terakhir, menghitung potensi laba dengan memasukkan nilai margin atau selisih antara biaya dengan harga produk. Sebelum menghitung potensi pasar, penjualan dan laba dengan model ATAR, langkah yang harus dilakukan adalah menghitung jawaban
20 responden yang memenuhi dimensi ATAR. Akumulasi jawaban responden tersebut dapat dilihat pada tabel 4, 5, 6 dan 7. Tabel 4 Akumulasi jawaban responden – dimensi awareness Frekuensi Pertanyaan Setuju Sangat Setuju Awareness 1 70 15 Awareness 2 65 20 Awareness 3 61 29 Awareness 4 62 21 Awareness 5 63 23 Total 321 108 Sumber: Data primer diolah (2016)
Frekuensi Akumulatif 85 85 90 83 86 429
Tabel 4 menunjukkan dimensi Awareness memiliki perolehan skor tertinggi dengan total 429. Alpha yang digunakan sebesar 5 persen. Berdasarkan uji validitas diketahui tingkat signifikansi 0,785 > 0,05. Hal ini berarti bahwa responden menyadari eksistensi produk di Kuningan City Mall. Suatu produk dapat dikenal luas oleh masyarakat bergantung dari eksistensi merek tersebut di pasaran. Merek suatu produk haruslah dikomunikasikan dengan tepat agar bisa masuk ke dalam benak konsumen sehingga eksistensi merek dapat terbentuk (Herdana 2015). Hasil penelitian ini menunjukkan merek atau produk Klaud’s sudah dikenal oleh sebagian besar pengunjung Kuningan City Mall. Interior outlet yang penuh warna dan didukung dengan letak strategis merupakan alasan Klaud’s dengan mudah dikenali oleh pengunjung. Klaud’s memainkan perhatian pengunjung dengan keunikan visual pada logo, gambar produk, pencahayaan, dan atribut visual lainnya. Tabel 5 Akumulasi jawaban responden – dimensi trial Frekuensi Pertanyaan Setuju Sangat Setuju Trial 1 64 21 Trial 2 63 29 Trial 3 48 45 Trial 4 49 40 Total 224 135 Sumber: Data primer diolah (2016)
Frekuensi Akumulatif 85 92 93 89 359
Tabel 5 menunjukkan dimensi Trial memiliki perolehan skor total 359. Alpha yang digunakan sebesar 5 persen. Berdasarkan uji validitas diketahui tingkat signifikansi 0,859 > 0,05. Hal ini berarti bahwa responden bersedia membeli produk kembang tahu Klaud’s. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk, seperti produk, harga, promosi dan distribusi atau yang dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah proses penggabungan dalam strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing perusahaan yang terstandarisasi dengan produk, harga yang rendah, promosi dan saluran distribusi (Hariadi dan Martoatmojo 2013). Hasil penelitian ini
21 menunjukkan alasan utama responden tertarik membeli produk karena keunikan yang ditawarkan dari tampilan dan rasa. Harga yang relatif terjangkau juga merupakan pertimbangan responden dalam pembelian produk Klaud’s. Adanya bazar dan diskon menjadikan produk seringkali dipesan dalam jumlah besar oleh perusahaan maupun keluarga. Tabel 6 Akumulasi jawaban responden – dimensi availability Frekuensi Pertanyaan Setuju Sangat Setuju Availability 1 44 22 Availability 2 64 13 Availability 3 51 18 Availability 4 54 31 Total 213 84 Sumber: Data primer diolah (2016)
Frekuensi Akumulatif 66 77 69 85 297
Tabel 6 menunjukkan dimensi Availability memiliki perolehan skor terendah dengan total 297. Alpha yang digunakan sebesar 5 persen. Berdasarkan uji validitas diketahui tingkat signifikansi 0,895 > 0,05. Hal ini berarti bahwa produk belum sepenuhnya dapat dicapai dengan mudah oleh konsumen. Distribusi merupakan sebuah komponen dari bauran pemasaran yang fokus kepada pengambilan keputusan dan aktivitas yang mempengaruhi sebuah produk dapat tersedia untuk konsumen. Ketersediaan barang akan menentukan kapan dan dimana konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian sebuah produk (Saragih 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk Klaud’s belum banyak tersedia di pasaran. Klaud’s hanya menjual produk di outlet-outlet resmi di dalam mall-mall besar. Berdasarkan hasil wawancara, responden individu lebih sering membeli produk secara langsung, hanya saat berada di dalam mall karena produk tidak bisa didapatkan di minimarket atau toko retail sejenis. Tabel 7 Akumulasi jawaban responden – dimensi repeat Frekuensi Pertanyaan Setuju Sangat Setuju Repeat 1 64 26 Repeat 2 55 35 Repeat 3 41 31 Repeat 4 62 21 Total 222 113 Sumber: Data primer diolah (2016)
Frekuensi Akumulatif 90 90 72 83 335
Tabel 7 menunjukkan dimensi Repeat memiliki perolehan skor total 335. Alpha yang digunakan sebesar 5 persen. Berdasarkan uji validitas diketahui tingkat signifikansi 0,859 > 0,05. Hal ini berarti bahwa responden bersedia melakukan pembelian ulang produk kembang tahu Klaud’s. Tanpa adanya pelanggan yang melakukan pembelian ulang (repurchase), sebuah perusahaan tidak akan bisa menjaga keberlangsungannya. Disamping itu, dibutuhkan biaya yang lebih besar untuk mencari pelanggan baru, sehingga akan lebih efektif dan lebih mudah apabila perusahaan mempertahankan pelanggan yang
22 sudah ada (Putri 2016). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden bersedia melakukan pembelian ulang produk, bahkan sebagian telah melakukannya. Berdasarkan hasil wawancara, para repeater membeli ulang produk karena sudah menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Responden lainnya menyatakan produk cocok disajikan sebagai hidangan penutup di pesta keluarga. Setelah mengetahui jumlah pertanyaan yang memperoleh jawaban “setuju” dan “sangat setuju” dari masing-masing dimensi, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai potensi pasar. Nilai total frekuensi akumulatif pada setiap dimensi diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk persentase. Nilai pembagi frekuensi akumulatif setiap dimensi berbeda sesuai banyaknya jumlah pertanyaan pada dimensi tersebut. Dimensi Awareness memiliki jumlah pertanyaan lebih banyak (500) dari tiga dimensi lainnya (400). Hasil persentase masing-masing dimensi disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Persentase dimensi ATAR Dimensi
Jumlah Pertanyaan
Awareness 5 Trial 4 Availability 4 Repeat 4 Sumber: Data primer diolah (2016)
Pembagi 500 400 400 400
Total Frekuensi Akumulatif 429 359 297 335
% 86 90 74 84
Tabel 8 menunjukkan dimensi yang memiliki skor tertinggi hingga terendah secara berturut-turut adalah Awareness, Trial, Repeat dan Availability. Awareness memiliki skor tertinggi karena populasi penelitian ini merupakan pengunjung Kuningan City Mall yang secara otomatis pernah melintasi area sekitar outlet atau paling tidak pernah mendengar informasi produk. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, ketersediaan produk masih terbatas sehingga memiliki skor Availability kecil. Produk hanya dijual di outlet resmi dan tidak tersedia di semua mall di Jakarta. Nilai persentase pada Tabel 5 selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus 7, sehingga: MS
= AW × T × AV × R = 86% × 90% × 74% × 84% = 48% = 14.024 unit
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui Klaud’s saat ini diprediksi mampu mengambil potensi pasar 48 persen untuk makanan berjenis dessert. Apabila dikonversi ke dalam unit, hasilnya menjadi 14.024 unit yang didapat dari persentase MS dikalikan dengan penjualan rataan selama setahun terakhir, yaitu 29.216 unit. Informasi mengenai penjualan produk dapat dilihat pada Tabel 6.
23 Tabel 9 Data harga, omzet, unit terjual dan margin bersih Keterangan Harga produk (Rp) Rataan omzet per hari (Rp) Rataan omzet per bulan (Rp) Rataan omzet per tahun (Rp) Rataan Margin bersih per hari (Rp) Rataan Margin bersih per bulan (Rp) Rataan Margin bersih per tahun (Rp) Rataan unit terjual per hari (unit) Rataan unit terjual per bulan (unit) Rataan unit terjual per tahun (unit) Sumber: Data primer diolah (2016)
Jumlah 15.000 1.200.649 36.519.750 438.237.750 360.195 10.955.925 131.471.100 80 2.435 29.216
Setelah menghitung potensi pasar, langkah selanjutnya menghitung potensi unit produk terjual, yaitu: Units sold
= Buying units × AW × T × AV × 1 + (R × NR) = 29.216 × 86% × 90% × 74% × [1 + (84% × 1)] = 30.790 unit
Hasil perhitungan unit terjual (Unit Sold) menunjukkan bahwa prediksi produk terjual selama setahun ke depan mengalami peningkatan dari 29.216 unit (aktual) menjadi 30.790 (ramalan). Nilai NR diasumsikan sebagai jumlah unit yang dibeli oleh Repeater (konsumen yang melakukan pembelian ulang) dalam satu tahun terakhir. Setelah menghitung potensi unit produk yang terjual, langkah selanjutnya menghitung keuntungan perusahaan dari hasil penjualan produk selama setahun ke depan, sehingga: Profits = Buying units × AW × T × AV × [1 + (R × NR)] × Margin = 29.216 × 86% × 90% × 74% × [1 + (84% × 1)] × Rp4.500 = Rp138.554.553 Hasil perhitungan laba (Profits) menunjukkan bahwa perusahaan tetap mendapat keuntungan selama setahun ke depan dengan asumsi keadaan pasar stabil. Nilai margin didapat dari pengurangan antara harga produk per unit dikurangi biaya produk per unit, sehingga: Margin
= (Price per unit – Costs per unit) = Rp15.000 – 10.500 = Rp4.500
Berdasarkaan perhitungan margin dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengambil keuntungan 30% dari setiap unit produk. Hasil wawancara dengan manajer produksi mengungkapkan bahwa margin 30% mengikuti standar yang berlaku pada usaha yang bergerak di bidang Food and Beverages.
24 Implikasi Manajerial Implikasi manajerial yang dapat dilakukan berdasarkan penelitian ini adalah meningkatkan kegiatan pengelolaan pengetahuan konsumen yang dapat dilakukan dengan memperluas distribusi produk ke seluruh area di Indonesia pada umumnya dan Jakarta pada khususnya. Selain itu, meningkatkan kesuksesan produk baru secara berkesinambungan dengan memperhatikan peran promosi di dalamnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menambah daya tarik promosi, memperluas jangkauan promosi dan meningkatkan frekuensi promosi yang ada. Diperlukan dukungan dari manajemen puncak agar semua upaya yang dijalankan berhasil dengan sukses. Beberapa kelompok dapat dibentuk untuk memberikan fasilitas pengembangan produk baru. Hal ini termasuk komite dan departemen produk baru, tim gabungan, tim intrapreneurs dan perancangan paralel. Keunggulan produk baru merupakan hal mutlak yang harus dipertahankan oleh Klaud’s. Keunikan produk berbeda dari perusahaan lain, kekinian dan tingkat efisiensi produk merupakan kunci kesuksesan produk baru dalam peningkatan pangsa pasar. Tingkat kesuksesan produk baru yang memuaskan dilihat dari tingginya minat beli konsumen, prioritas pembelian konsumen dan pembelian ulang oleh konsumen. Beberapa aspek yang mempengaruhi tingkat kesuksesan produk baru perlu diperhatikan oleh perusahaan, khususnya volume penjualan, pertumbuhan pelanggan, dan nilai penjualan. Model ATAR dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam menentukan volume penjualan, pertumbuhan pelanggan, dan nilai penjualan. Hasil perhitungan Model ATAR membantu perusahaan memutuskan apakah perlu melakukan modifikasi terhadap produk yang dipasarkan selama ini dengan melihat nilai potensi pasar, potensi unit terjual dan laba pada periode mendatang.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Klaud’s dapat dikatakan berhasil mengembangkan pasar kembang tahu modern
di Indonesia. Penjualan produk selama setahun pertama terus meningkat secara nyata dan berimplikasi pada pembukaan outlet-outlet baru di kota-kota besar di Indonesia, seperti Bandung dan Surabaya. Dalam setahun terakhir penjualan produk relatif stabil, namun tidak meningkat secara nyata. Secara keseluruhan, selama tiga tahun kemunculannya di Indonesia, kembang tahu modern masih diminati masyarakat, maka perusahaan tetap mendapat laba positif. 2. Perhitungan Model ATAR didasari atas jawaban “setuju” dan “sangat setuju” pada setiap dimensinya. Dimensi yang mendapat skor tertinggi hingga terendah adalah Awareness, Trial, Repeat dan Availability. Nilai potensi pasar dari perhitungan ATAR menghasilkan angka 48%, maka Klaud’s memiliki potensi pasar tinggi untuk kategori makanan berjenis dessert di Indonesia. Tingginya nilai potensi pasar berbanding lurus dengan perhitungan potensi penjualan untuk satu tahun ke depan. Prediksi unit terjual mengalami peningkatan dari 29.216 unit menjadi 30.790 unit.
25 3. Peningkatan penjualan berimplikasi pada laba perusahaan yang diprediksikan
meningkat (perhitungan laba meningkat Rp7.083.453 dalam setahun ke depan), maka Klaud’s masih akan berdiri dan menjalankan usahanya.
Saran 1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu produk agar mampu meraih pangsa pasar lebih besar, sehingga digunakan strategi terkait dengan memperbaiki standar bahan baku dan pengolahan produk, sehingga cita rasa yang dihasilkan tetap konsisten sesuai harapan konsumen. 2. Mengingat skor Availability relatif kecil, maka Klaud’s sebaiknya memperluas penjualan dengan cara menambah outlet atau menjual melalui perusahaan retail terkemuka. Metode lain yang dapat digunakan adalah menciptakan aplikasi berbasis online yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja untuk memudahkan konsumen melakukan pemesanan produk. 3. Peramalan keuntungan dalam setahun ke depan tidak meningkat secara nyata, maka diperlukan upaya lain seperti diversifikasi produk, selain menambah laba, juga sekaligus menjadi ajang edukasi masyarakat tentang makanan olahan kedelai yang bermanfaat baik bagi kesehatan.
26
27
DAFTAR PUSTAKA Andrianto MS, Slamet B, Dikky I. Pendekatan In Process Innovation Strategy Melalui Analisis Faktor Pembelian Dan Potensi Pasar Pangan Alternatif Pada Target Pasar Remaja. Bogor (ID): Jurnal Konferensi Nasional “Inovasi dan Technopreneurship”, IPB International Convention Center, Bogor, 18-19 Februari 2013. Buchory AH, Saladin D. 2010. Manajemen Pemasaran: Edisi Pertama. Bandung (ID): Linda Karya. Crawford M, Benedetto AD. New Products Management, Tenth Edition. New York (ID): McGraw-Hill. Euromonitor. 2016. Proyeksi pertumbuhan rataan per tahun pasar makanan dalam kemasan dan minuman ringan 2013-2017 2015 [Internet]. [diakses pada 2016 Feb 29]. Tersedia pada: http://www.euromonitor.com/consumer-trends-andlifestyles. Ginting RN. 2013. Analisis Peramalan Penjualan Televisi Di PT Interyasa Homindo Cabang Bogor [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Handoko BP. 2016. Pengembangan Pasar Sasumuzi Sagon Sukun Multi Gizi [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Hanke JE. 2003. Peramalan Bisnis (Terjemahan). Jakarta (ID): Prenhallindo. Hariadi D, Martoatmodjo S. 2013. Pengaruh Produk, Harga, Promosi Dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision. Surabaya (ID): Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 67-87. Herdana A. 2015. Analisis Pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awareness) Pada Produk Asuransi Jiwa Prudential Life Assurance (Studi Pada Pru Passion Agency Jakarta). Manado (ID): Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol. 3, No.1, 2015:1-18. Indriani F. 2006. Strategi Mengenai Orientasi Inovasi, Pengembangan Produk dan Efektivitas Promosi Sebagai Sebuah Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja Produk. Semarang (ID): Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Vol. 3, No. 2, Juli 2006. Kemenprin. 2016. Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman [Internet]. [diunduh pada 2016 Feb 28]. Tersedia pada: http://www.kemenperin.go.id /data-inquiry. Kartajaya H. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama Klaud’s Singapore Soya Delight. 2016. Laporan Penjualan Kembang Tahu Agustus 2015 – Juli 2016. Jakarta (ID): Klaud’s. Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran (Terjemahan Jilid 1). Jakarta (ID). Erlangga. Lamb CW, Hair JF, McDanisel C. 2001. Pemasaran (Terjemahan Jilid 1). Jakarta (ID): Salemba Empat. Margono S. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta (ID): Rineka Cipta. Mulyono S. 2000. Peramalan Bisnis dan Ekonometrika. Yogyakarta (ID). BPFE. Nugroho B. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta (ID): CV ANDI OFFSET.
28 Prayudi, Juanita J. 2005. Strategic Corporate Communication dalam Proses Repositioning dan Rebranding. Yogyakarta (ID): Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 2, Nomor 2, Desember 2005: 159-176. Putri LH. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pembelian Ulang Konsumen Terhadap Produk Naget Delicy. Surabaya (ID): Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis Volume 1, Nomor 2, Juni 2016: 162 – 170.
Rangkuti F. 2009. Mengukur Efektivitas Program Promosi & Analisis Kasus Menggunakan SPSS. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Sakti FB. 2015. Pengembangan Pasar Produk Sormeal sebagai Pangan Fungsional dan Komoditi Diversifikasi Karbohidrat [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Saragih CVB. 2013. Pengaruh Kualitas Produk, Ketersediaan Produk Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Produk Lulur Mandi Sumber Ayu Di Jakarta. Jakarta (ID): Jurnal MIX, Volume III, No. 2, Juni 2013 231-246. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung (ID): Alfabeta. Sugiarto, Harijono. 2000. Peramalan Bisnis. Jakarta (ID). PT. Gramedia Pustaka Utama Supranto. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta (ID): Asdi Mahasatya. Umar H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. Usman H. 2007. Pengantar Statistik. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Vence DL. 2007. “Just a Variation on a Theme”. Marketing News PP.18–20.
29
LAMPIRAN
30
31 Lampiran 1 Kuesioner penelitian
No: Tanggal:
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGEMBANGAN PRODUK BARU DALAM No : MEMPREDIKSI PANGSA PASAR KLAUD’S KUNINGAN, Tanggal : JAKARTA Kuesioner ini diberikan sebagai bahan penelitian dalam penyusunan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh Nama / NRP : TRIANA MEILANY / H24144101 Departemen/ Fakultas : Manajemen / Ekonomi dan Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor
Oleh karena itu, peneliti memohon kesediaan saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama saudara/i. Beri tanda silang (√) pada pilihan yang sesuai jawaban Anda Screening No Pertanyaan 1 Apakan Anda pernah mendengar merek Klaud’s? 2 Apakah Anda berkeinginan untuk membeli produk Klaud’s? 3 Apakah produk Klaud’s mudah untuk didapatkan? 4 Apakah anda tertarik untuk membeli produk Klaud’s secara
Ya
Tidak
berulang? Bagian I : Profil Responden Beri tanda silang (X) pada pilihan yang sesuai dengan jawaban Anda 1. Nama
:
2. Usia (tahun)
: a. 12 – 15 tahun b. 16 – 20 tahun c. 21 – 25 tahun
d. 26 – 30 tahun e. > 30 tahun, sebutkan ……
3. Jenis Kelamin
: a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Tempat Tinggal
: a. Bogor Kabupaten b. Bogor Kota c. Jakarta Timur d. Jakarta Barat e. Jakarta Selatan
f. Jakarta Pusat g. Jakarta Utara h. Tanggerang i. Bekasi j. Depok
5. Pendidikan Terakhir : a. SD/SMP b. SMA/SMK c. Diploma
d. S1 e. Pascasarjana
32 Lanjutan Lampiran 1 6. Pekerjaan
: a. Tidak Bekerja b. Pelajar/Mahasiswa c. Wiraswasta d. TNI/POLRI
7. Pendapatan (Rp/bulan) : a. ≤ 1.000.000 b. 1.100.000 – 3.000.000 c. 3.100.000 – 5.000.000
e. PNS f. Pegawai Swasta g. Ibu Rumah Tangga h. Lainnya, sebutkan....
d. 5.100.000 -9.000.000 e. > 9.000.000
8. Berapa anggaran Anda untuk rekreasi setiap bulannya (Rp/bln)? (lifestyle budget : jalan - jalan, makan diluar dan nonton film di bioskop) a. < 250 ribu e. 2 – 3 jt b. 250 – 500 ribu f. 3 – 4 jt c. 500 – 1 jt g. 4 – 5 jt d. 1 – 2 jt h. > 5 jt, sebutkan …… 9. Darimana Anda mengetahui informasi tentang Klaud’s? a. sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan) b. sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web, penyalur, kemasan dan tampilan) c sumber publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian internet) d sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan dan pemakaian produk)
Bagian II: Pendapat Responden Terhadap Produk Klaud’s Kunngan, Jakarta
Berikan penilaian kesetujuan anda terhadap setiap pertanyaan yang ada dibawah ini dengan cara memberi tanda (√) pada kotak yang sesuai dengan sikap anda. Pernyataan di bawah ini difokuskan pada produk kembang tahu Klaud’s. Keterangan: TINGKAT KEPENTINGAN DAN KESETUJUAN Kriteria Jawaban Rentang Skor Sangat Tidak Setuju (STS) 1 TidakSetuju (TS) 2 Cukup Setuju (CS) 3 Setuju (S) 4 Sangat Setuju (SS) 5 MODEL ATAR AWARENESS NO PERTANYAAN Merek Klaud’s menarik perhatian saya sebagai 1 pengunjung Kuningan City Mall Produk Klaud’s menarik perhatian saya untuk 2 membelinya
1 2 3 4 5
33 Lanjutan Lampiran 1 AWARENESS PERTANYAAN Klaud’s diingat oleh saya sebagai salah satu produk 3 makanan ringan (pudding kembang tahu) Klaud’s adalah merek yang diingat saat saya diminta 4 untuk menyebutkan produk kembang tahu modern Klaud’s merupakan satu-satunya produsen kembang 5 tahu modern yang saya ketahui TRIAL NO PERTANYAAN 6 Saya berkeinginan membeli kembang tahu Klaud’s Keunikan dan inovasi produk Klaud’s membuat saya 7 ingin mencoba Tekstur lembut dan rasa lezat dari produk Klaud’s 8 membuat saya ingin mencoba Varian rasa produk Klaud’s membuat saya ingin 9 mencoba AVAILABILITY NO PERTANYAAN 10 Gerai Klaud’s mudah untuk ditemukan Produk Klaud’s mudah untuk didapatkan baik melalui 11 pembelian langsung maupun pemesanan secara online Promosi Klaud’s memudahkan konsumen untuk 12 mendapatkan produk Produk Klaud’s selalu tersedia di gerai dengan pilihan 13 varian rasa lengkap REPEAT NO PERTANYAAN Saya bersedia membeli kembali kembang tahu Klaud’s 14 setelah mencobanya 15 Saya sudah membeli produk lebih dari dua kali Kembang tahu Klaud’s menimbulkan efek “ketagihan”, 16 sehingga saya ingin membelinya sesering mungkin 17 Saya bersedia menjadi pelanggan setia Klaud’s NO
1 2 3
4 5
1 2
3
4 5
1 2
3
4 5
1 2
3
4 5
34 Lampiran 2 Laporan penjualan Klaud’s Agustus 2015 – Juli 2016 No
Bulan
Tahun
Unit Terjual
Nilai Penjualan (Rp)
1
Agustus
2015
2610
39,147,000
2
September
2015
2722
40,833,000
3
Oktober
2015
2744
41,166,000
4
November
2015
2298
34,473,000
5
Desember
2015
2146
32,190,000
6
Januari
2016
2213
33,192,000
7
Februari
2016
2146
32,196,000
8
Maret
2016
2134
32,010,000
9
April
2016
2496
37,443,000
10
Mei
2016
2436
36,546,000
11
Juni
2016
2852
42,786,000
12
Juli
2016
2417
36,255,000
29,216
438,237,000
Total
35 Lampiran 3 Varian rasa kembang tahu Klaud’s Lampiran 3 Varian Rasa Kembang Tahu Klaud’s
36 Lampiran 4 Outlet Klaud’s Kuningan City, Jakarta
37 Lampiran 5 Klaud’s pada perayaan kemerdekaan Singapura, Jakarta
38 Lampiran 6 Hasil uji validitas Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
r-korelasi 0,816 0,775 0,799 0,842 0,692 0,882 0,839 0,829 0,886 0,938 0,894 0,850 0,897 0,836 0,846 0,846 0,911
r-tabel
Hasil
0,3494
Valid
39
Lampiran 7 Hasil uji reliabilitas Case Processing Summary N Cases
Valid
% 100
100.0
0
.0
100
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .945
17
40
41
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Palembang pada tanggal 21 Mei 1992. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Bestari Effendy dan Ibu Miaty Susanti. Penulis memulai pendidikan di SDN Kopo 1, Cisarua, Bogor pada tahun 1998–2004, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Yayasan pendidikan Cisarua, Bogor pada tahun 2004–2007. Selanjutnya, penulis melanjutkan sekolah di SMKN 3 Bogor dari tahun 2007–2010. Penulis diterima sebagai mahasiswi Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2010 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB pada program keahlian Komunikasi. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Garuda Indonesia Tbk pada tahun 2013 dan memperoleh gelar Ahli Madya atau Amd pada tahun 2013. Penulis melanjutkan Studi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen di IPB pada tahun 2014.