ANALISIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PEMANDIAN ALAM KARANG ANYAR, KECAMATAN GUNUNG MALIGAS, KABUPATEN SIMALUNGUN, PROVINSI SUMATERA UTARA ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT OF ATTRACTIONS NATURE BATHS KARANG ANYAR, GUNUNG MALIGAS SUBDISTRICT, SIMALUNGUN DISTRICT, NORTH SUMATERA PROVINCE
Novitasari Pardedea*, Muhdib,Kansih Sri Hartinic Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri Dharma Ujung No.1 Kampus USU Medan 20155(*Penulis korespondensi, Email:
[email protected] ) bStaff Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155 bStaff Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155
aProgram
ABSTRACT
Forest use is done by direct benefits (tangible) and indirect benefits (intangible). Indirect benefits (intangible) such as forest benefits in the form of immaterial or utilization of environmental services like nature which refers to the ecological principle can be used as an alternative to support long-term development of the country. One of the benefits that can be gained is the development of natural forest areas for ecotourism. This study aims to: (1) analyzing the potential attraction to attraction Nature Baths Karang Anyar; (2) to analyze the problems of nature tourism development strategy in the region SWOT attractions Nature Baths Karang Anyar. Sampling was done by purposive sampling techniques for the respondents and random techniques to the public. Objects and appeal that has been obtained and analyzed in accordance with the criteria in the Guidelines scoring Regional Operations Analysis Objects and Attractiveness Director General of Nature Protection and Nature Conservation in 2003 in accordance with a predetermined value for each criterion. Nature Baths Karang Anyar has potential natural attractions should be developed with a percentage of 73,88%. In the SWOT analysis, are in quadrant I, which indicates that this is a tourist area in a favorable situation. Keywords: Karang Anyar Nature Baths, Ecotourisme, development analisys, Gunung Maligas. PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanfaatan hutan dilakukan berdasarkan manfaat secara langsung dalam bentuk material (tangible) semata, seperti bambu, kayu, minyak, getah dan sebagainya. Padahal manfaat intangible seperti manfaat hutan dalam bentuk immaterial atau pemanfaatan jasa lingkungan seperti wisata alam yang mengacu pada prinsip ekologi dapat dijadikan alternatif untuk mendukung pembangunan negara jangka panjang. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh adalah pengembangan kawasan hutan untuk ekowisata alam. Dasar hukum pengembangan ekowisata alam yang sesuai dengan prinsip kelestarian adalah UU. No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hutan dan Ekosistemnya serta UU. No 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, di mana kegiatan pemanfaatan kawasan hutan tersebut diarahkan bukan pada kegiatanPeneli eksploitasi melainkan lebih kepada pengembangan pemenuhan jasa wisata alam. Potensi wisata alam di kawasan hutan dengan daya tariknya yang tinggi merupakan potensi yang bernilai jual tinggi sebagai obyek wisata, sehingga pariwisata alam di kawasan hutan layak untuk dikembangkan (Anonim, 2003). Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-Hasil migas yang kini banyak dikembangkan Obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar tidak akan tumbuh dan berkembang tanpa adanya peran aktif dari segenap komponen. Walau obyek wisatanya bagus, infrastruktur memadai, serta promosi besar-besaran, tak akan berarti banyak jika kesadaran masyarakat terhadap wisata masih rendah. Apalagi jika sumber daya manusia pengelola pariwisata dan pemerintah masih berorientasi kepentingan pribadi dan sesaat.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis potensi obyek wisata Pemandian Alam terhadap obyek wisata Karang Anyar. 2. Menganalisis permasalahan dan strategi pengembangan SWOT wisata alam di kawasan obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menimbulkan partisipasi yang aktif dari masyarakat dalam pengembangan obyek Wisata Pemandian Alam Karang Anyar terletak di Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. 2. Manfaat Bagi Pemerintah Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar kajian penerapan kebijakan dan peran institusi dalam pengembangan obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar. Penelitian ini diharapkan mendapat kebijakan dan peran aktif dari pemerintah. 3. Manfaat Bagi Akademis Hasil kajian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi guna penelitian tentang pengembangan obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar serta pengembangannya dimasa yang akan datang. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015.Lokasi kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran kuesioner, peta wilayah administrasi lokasi penelitian, laporan-laporan berbagai pustaka penunjang sbai sumber data sekunder untuk membantu melengkapi pengamatan langsung di lapangan. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan dengan melaluii wawancara/kuisioner dan observasi langsung. Adapun data yang diambil melalui observasi langsung meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, tempat tinggal, tujuan kunjungan, motivasi kunjungan. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi atau lembaga terkait yang relevan dengan penelitian ini meliputi: a. Keadaan geografis wilayah penelitian. b. Data sarana dan prasarana lokasi penelitian. c. Potensi wisata d. Aksesibilitas wisata e. Jumlah populasi daerah asal pengunjung Metode Pengambilan Data 1. Pengambilan Sampel Responden dalam penelitian ini adalah orangorang yang dianggap mengetahui dengan baik tentang proses pengembangan ekowisata tersebut. Pihak yang dimaksud tersebut adalah pengelola obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar, aparat desa, masyarakat, dan pengunjung. Dalam hal ini, pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling. Sementara pemilihan masyarakat dilakukan dengan cara random. Jumlah Sampel Masyarakat. Data jumlah masyarakat di Pemandian Alam Karang Anyar diperoleh jumlah masyarakat sebesar 2692
orang berdasarkan rumus Slovin yaitu (Kusmadi dan Sugiarto, 2000) sebagai berikut :
𝑛=
N 1 + N(𝑒)2
Keterangan: n = jumlah sampel yang dibutuhkan N = ukuran populasinya e = batas kesalahan yang diperkenalkan 0,1 Teknik Analisis Data 1. Analisis Potensi Obyek Obyek dan daya tarik yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria S=NxB Keterangan : S = skor/nilai suatu kriteria N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = bobot nilai Kriteria daya tarik diberi 6 karena daya tarik merupakan faktor utama alasan seseorang melakukan perjalanan wisata. Aksesibilitas diberi bobot 5 karena merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata. Untuk akomodasi serta sarana dan prasarana diberi bobot 3 karena hanya bersifat sebagai penunjang dalam kegiatan wisata. Hasil pengolahan data tersebut kemudian diuraikan secara deskriptif.Kriteria penilaian obyek dan daya tarik wisata alam (Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003) .
Tabel 1. Kriteria penilaian daya tarik (bobot 6). No 1.
2.
Unsur/Sub Unsur Keunikan sumber daya alam: a. Gua b. Flora c. Fauna d. Adat istiadat/kebudayaan e. Sungai Banyaknya sumberdaya alam yang menonjol: a. Batuan
Nilai Ada 5 30
Ada 4 25
Ada 3 20
Ada 2 15
Ada 1 10
Ada 5
Ada 4
Ada 3
Ada 2
Ada 1
b. Flora 30 25 c. Fauna d. Air e. Gejala alam 3. Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan: ≥5 Ada a. Menikmati keindahan alam 4 b. Melihat flora dan fauna 30 25 c. Trekking d. Penelitian/pendidikan e. Berkemah f. Kegiatan olahraga 4. Kebersihan lokasi objek wisata, Ada Ada tidak ada pengaruh dari: 6 5 a. Industri 30 25 b. Jalan ramai c. Pemukiman penduduk d. Sampah e. Vandalisme (coret-coret) f. Pencemar lainnya 5. Keamanan kawasan: ≥5 Ada a. Tidak ada arus berbahaya 4 b. Tidak ada perambahan dan penebangan liar 30 25 c. Tidak ada pencurian d. Tidak ada penyakit berbahaya seperti malaria e. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu f. Tidak ada tanah longsor 6. Kenyamanan: ≥5 Ada a. Udara yang bersih dan sejuk 4 b. Bebas dari bau yang mengganggu 30 25 c. Bebas dari kebisingan d. Tidak ada lalu lintas yang mengganggu e. Pelayanan terhadap pengunjung yang baik f. Tersedianya sarana dan prasarana Ket :*Skor total maksimum penilaian daya tarik = bobot daya tarik x nilai unsur = 1080 Tabel 2. Kriteria penilaian aksesibilitas (bobot 5). No Unsur/Sub Unsur 1. Kondisi jalan Baik 30 2. Jarak <5 km 30 3. Tipe jalan Jalan Aspal >3 m
20
15
10
Ada 3 20
Ada 2 15
Ada 1 10
Ada 3-4 20
Ada 1-2 15
Tidak Ada 10
Ada 3 20
Ada 2 15
Ada 1 10
Ada 3 20
Ada 2 15
Ada 1 10
Nilai Cukup 25 5-10 km 25 Jalan aspal lebar <3 m
Sedang 20 10-15 km 20 Jalan batu/ makadam
30 25 20 Waktu tempuh dari pusat 1-3 jam 2-3 jam 3-4 jam kota 30 25 20 Ket :*Skor total maksimum penilaian aksesibilitas = bobot aksesibilitas x nilai unsur aksesibilitas = 600. 4.
Tabel 3. Kriteria penilaian akomodasi (bobot 3). No Unsur/Sub Unsur Nilai 1. Jumlah akomodasi ≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 30 25 20 15 2. Jumlah kamar >100 75-100 30-75 <30 30 25 20 15 Ket :*Skor total maksimum penilaian akomodasi = bobot akomodasi x nilai unsur akomodasi = 180.
Buruk 15 >15 km 10 Jalan tanah 15 ≥5 jam 15
Tidak ada 10 Tidak ada 10
Tabel 4. Kriteria penilaian sarana dan prasarana penunjang (radius 15 km dari objek, bobot 3). No Unsur/Sub Unsur Jumlah ≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 1.
Tidak Ada 10
Prasarana: kantor pos, jaringan telepon, puskesmas, 50 40 30 20 jaringan listrik, jaringan air minum 2. Sarana penunjang: rumah makan, pusat 50 40 30 20 10 perbelanjaan/pasar, bank, toko cinderamata, transportasi. Ket :*Skor total maksimum penilaian sarana dan prasarana penunjang = bobot sarana dan prasarana x nilai unsur sarana dan prasarana = 300. Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatukriteria apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum yaitu 5. Hasil penilaian tersebut adalah sebagai berikut : Nilai indekskelayakan suatu obyek wisata = A 100 % 𝐵 Keterangan : A: Skor kriteria B: Skor Total kriteria Karsudi dkk (2010) menyatakan setelah dilakukanperbandingan, maka akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan ekowisata adalah sebagai berikut: - Tingkat kelayakan > 66,6% : layak dikembangkan - Tingkat kelayakan 33,3% - 66,6% : belum layak dikembangkan - Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak layak dikembangkan Penentuan empat macam strategi pengembangan berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal dengan model sebagai berikut 1. Strategi S – O, dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar besarnya.
Tabel 7. Format Matriks SWOT Internal Eksternal
Strenghts Susunan Daftar Kekuatan Strategi SO
Oppurtunities Susunan Daftar Peluang
Threats Susunan Daftar Ancaman
Analisis Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT Teknik penarikan sampel terhadap pengelola tempat wisata, aparat desa, dan pengunjung dilakukan dengan metode purposive sampling (sampel bertujuan). Sampel purposive adalah sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Hasil kuisioner kemudian dianalisis dengan memberikan bobot dan rating terhadap masing-masing kriteria. Bobot diberi nilai mulai dari 1 (sangat penting) sampai dengan 0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis ini harus berjumlah 1. Kemudian untuk menghitung rating, untuk masing-masing faktor (peluang dan kekuatan) diberi skala mulai dari 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat baik) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap organisasi. Sementara untuk rating ancaman dan kelemahan diberi nilai -4 sampai dengan -1. Bentuk skoring dan pembobotan faktor internal dan eksternal (Rangkuti, 2006). 2. 3. 4.
Strategi S – T, dibuat dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk mengatasi segala ancaman yang ada. Strategi W – O, dibuat dengan memanfaatkan peluang dan meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi W – T, dibuat untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari Ancaman (Rangkuti, 2006).
Weakness Susunan Daftar Kelemahan Strategi WO
Menggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Strategi ST Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT Memperkecil kelemahan untuk menghindari ancaman
HASIL DAN PEMBAHASAN Daya Tarik Daya tarik merupakan faktor yang membuat orang berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang mempunyai daya tarik tersebut. Pengkajian komponen daya tarik ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai dengan daya tarik dan sumberdaya
yang tersedia. Menurut PHKA (2003) daya tarik merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya pengunjung. Unsur-unsur yang dinilai pada kriteria daya tarik ini yaitu keunikan, kepekaan, variasi kegiatan, jenis sumberdaya yang menonjol, kebersihan obyek, keamanan, dan kenyamanan. Hasil penilaian terhadap daya tarik obyek wisata Pemandian Alam dapat dilihat pada Tabel 8 .
Tabel 8. Hasil Penilaian terhadap komponen daya tarik di kawasan
Pemandian Alam Karang Anyar.
Unsur/Sub Unsur
Uraian
Bobot
Nilai
Keunikan sumber daya Alam Banyaknya sumber daya alam yang menonjol
Sungai.
6
10
Skor Total (ST) 60
Flora (mahoni, cempedak hutan, jati, kopihutan, bacam, rambutan, daung, bambu, preh,batang salak,coklat, aren, praja, kasakiah, pakel, jambu air, kraypayung dan jambu kelutuk),Fauna (monyet ekor panjang,burung kacer,burung trocuk, burung kutilang, burung gelatik, burung gagak, burung madu, burung alap-alap, burung bangau, burung balam, burung walet), dan Air. Melihat flora dan fauna, penelitian/pendidikan, kegiatan olahraga. Tidak adanya Industri, jalan ramai,pemukiman penduduk, dan pencemar lainnya. Tidak ada arus sungai yangberbahaya,tidak ada pencurian, tidak ada penyakit berbahaya seperti malaria, tidak ada kepercayaan yang mengganggu. Udara yang bersih dan sejuk, bebas dari bau yang mengganggu, bebasdari kebisingan, tidak ada lalu lintas yang mengganggu, dan pelayananterhadap pengunjung yang baik.
6
20
120
6
20
120
6
20
120
6
25
150
6
30
180
115
750
Kegiatan wisata alam yang dapat dinikmati Kebersihan lokasi objek Wisata Keamanan kawasan Kenyamanan
Skor Total Daya Tarik (ST) Hasil kali antara bobot dengan nilai. Berdasarkan Tabel 8. hasil penilaian terhadap komponen daya tarik di kawasan Pemandian Alam Karang Anyar, dapat diketahui bahwa unsur/sub unsur yakni kebersihan lokasi, keamanan kawasan, dan kenyamanan memiliki skor total tertinggi yakni 180 sedangkan untuk unsur/sub unsur seperti banyaknya sumber daya alam yang menonjol dan kegiatan wisata alam yang dapat dinikmati memiliki skor terendah yakni 60.
Gambar 2. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Obyek wisata Kawasan Pemandian Alam ini merupakan lokasi obyek wisata yang cukup nyaman dengan adanya pondok, udara yang bersih dan segar, jauh dari kebisingan jalan ramai, tidak ada lalu lintas yang mengganggu kenyamanan lokasi obyek wisata. Sehingga membuat wisatawan yang pertama kali mengunjunginya
akan tertarik untuk kembali lagi datang berkunjung melakukan kegiatan wisata. Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan faktor yang mempermudah pengunjung untuk bepergian dari tempat tinggal pengujung ke lokasi obyek wisata yang akan dikunjunginya. Faktor tersebut sangat penting guna mendorong peningkatan potensi obyek wisata yang akan dikunjungi wisatawan. Berikut adalah gambar aksesibilitas obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar.
Gambar 3. Kondisi jalan obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar.
Penilaian untuk aksesibilitas menuju kawasan Pemandian Alam Karang Anyar dapat dilihat pada Tabel 9.
Gambar 4. Angkutan umum yang digunakan di daerah Karang Anyar. Tabel 9. Hasil Penilaian terhadap komponen aksesibilitas di kawasan Pemandian Alam Karang Anyar. Unsur/Sub Unsur Uraian Bobot Nilai Skor Total (ST) Kondisi jalan Jarak dari kota Tipe jalan
Cukup
5
25
125
5-10 km
5
25
125
Jalan Aspal Lebar >3 m 1-3 jam
5
30
150
5
30 110
150 550
Waktu tempuh dari kota Skor Total Aksesibilitas Ket : (ST) = Hasil kali antara bobot dengan nilai
Berdasarkan Tabel 9. hasil penilaian terhadap komponen aksesibilitas di kawasan Pemandian Alam Karang Anyar, dapat diketahui aksesibilitas menuju ke obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar sudah tergolong cukup dimana kendaraan pribadi atau umum dapat melalui jalan ini dan tidak mengalami kemacetan. Kondisi yang cukup ini mendukung aksesibilitas adalah kondisi jalan yang tergolong cukup dan waktu tempuh dari Desa Karang Anyar kurang dari 5 km, dengan tipe jalan aspal yang lebarnya lebih 3 meter.
tidak terdapat akomodasi dalam lokasi wisata, pengunjung dapat mencari akomodasi yang ada tidak jauh dari lokasi wisata. Berikut adalah gambar dari penginapan yang terdapat pada obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar.
Gambar 6. Penginapan obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar. Penilaian untuk akomodasi di sekitar Pemandian Alam Karang Anyardapat dilihat pada Tabel 10 .
Gambar 5. Kondisi jalan menuju obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar. Akomodasi Akomodasi merupakan salah satu faktor yang membuat pengunjung tertarik untuk melakukan suatu kunjungan wisata. Ketersediaan akomodasi dalam lokasi wisata sangat membantu pengunjung ketika pengunjung ingin menginap di lokasi yang dikunjungi. Namun apabila
Tabel 10. Hasil Penilaian Terhadap Komponen Akomodasi di kawasan Pemandian Alam Karang Anyar. Unsur/Sub Unsur Bobot Nilai Skor Total (ST) Jumlah akomodasi
3
15
45
Jumlah kamar Skor Total Akomodasi
3
15 30
45 90
Ket : (ST) Hasil kali antara bobot dengan nilai.
Sarana dan Prasarana Penunjang Peranan sarana dan prasarana penunjang adalah untuk memudahkan pengunjung dalam menikmati potensi dan daya tarik wisata alam. Sarana dan prasarana penunjang yang terdapat di sekitar kawasan wisata juga berpengaruh terhadap pengembangan suatu obyek wisata. Berikut adalah gambar salah satu dari sarana dan prasarana yang terdapat pada obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar.
Gambar 8. Rumah makan dekat obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar. Hasil penilaian terhadap sarana dan prasarana penunjang di kawasan obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar dapat dilihat pada tabel 1.
Gambar 7. Musholla dekat obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar. Tabel 11. Hasil penilaian terhadap komponen sarana dan prasarana penunjang di kawasan Pemandian Alam Karang Anyar. Unsur/ SubUnsur Bobot Nilai Skor Total (ST) Sarana penunjang : Kantor pos, jaringan telepon, puskesmas, jaringan listrik, 3 40 120 jaringan air minum. Prasarana: rumah makan, pusat perbelanjaan/pasar, bank, toko cendramata, 3 50 150 transportasi. Skor Total Aksesibilitas 90 270 Ket : (ST) Hasil kali antara bobot dengan nilai. Dari penelitian yang dilakukan, transportasi yang melewati kawasan obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar ini, yaitu sepeda motor, mobil pribadi, dan angkutan kota/kendaraan umum. Jaringn telepon dan jaringan listrik sudah menjangkau ke seluruh desa ini dan sudah dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di desa ini. Dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Desa Karang Anyar masih tergolong dalam keadaan baik. Berikut adalah gambar sarana yang terdapat pada Desa Karang Anyar.
Gambar 9. Jaringan Listrik. Hasil Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Penilaian keseluruhan terhadap komponenkomponen wisata alam di kawasan Pemandian Alam Karang Anyar dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil penilaian obyek dan daya tarik kawasan Pemandian Alam Karang Anyar. No Kriteria Bobot Nilai Skor Skor Indeks Ket (B) (N) (S) max (Sm) (%) (I) 1 Daya tarik 6 115 690 1080 63,88 Belum Layak 2 Aksesibilitas 5 110 550 600 91,67 Layak 3 Akomodasi 3 30 90 180 50 Belum Layak 4 Sarana dan 3 90 270 300 90 Layak Prasarana Penunjang Tingkat Kelayakan Ket : (B) (N) (S) (Sm) (I)
Sesuai kriteria penilaian dai Dirjen PHKA tahun 2003 Hasil penilaian terhadap objek dan daya tarik wisata Perkalian antara bobot dengan nilai Skor tertinggi untuk setiap kriteria Indeks kelayakan: perbandingan skor dengan skor tertinggi dalam %
73,88
Dari hasil perhitungan pada Tabel 12. hasill penilaian obyek dan daya tarik kawasan Pemandian Alam Karang Anyar, dapat diketahui bahwa Pemandian Alam Karang Anyar layak dikembangkan sebagai salah satu obyek daerah tujuan wisata dengan indeks kelayakan sebesar 73,88%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kawasan obyek wisata ini berpeluang untuk dijadikan sebagai sasaran tujuan wisata alam dan memiliki indeks kelayakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengembangan obyek wisata
Taman Eden 100 di Kabupaten Toba Samosir karena memiliki indeks persentase 76,36%. Pada obyek wisata Taman Eden 100, daya tarik obyek wisata ini masih layak untuk dikembangkan sedangkan pada Pemandian Alam Karang Anyar, daya tarik dari obyek wisata ini belum layak untuk dikembangkan, ini disesababkan karena daya tarik pada Pemandian Alam Karang Anyar ini hanya air saja. Perbedaan hasil penilaian obyek dan daya tarik kawasan pemandian alam Karang Anyar, diantara kedua obyek wisata yang dapat dilihat pada Tabel 13a dan Tabel 13b .
Tabel 13a. Hasil penilaian obyek dan daya tarik kawasan Pemandian Alam Karang Anyar. No Kriteria Bobot Nilai Skor Skor (B) (N) (S) max (Sm) 1 2 3 4
Daya tarik Aksesibilitas Akomodasi Sarana dan Prasarana Penunjang
6 5 3 3
115 110 30 90
690 550 90 270
1080 600 180 300
Tingkat Kelayakan Tabel 13b. Hasil penilaian obyek dan daya tarik kawasan Taman Eden 100. No Kriteria Bobot Nilai Skor (B) (N) (S) 1 Daya tarik 6 140,20 841,20 2 Aksesibilitas 5 117,79 588,95 3 Akomodasi 3 20 60 4 Sarana dan 3 100 300 Prasarana Penunjang Tingkat Kelayakan Strategi Pengembangan Pemandian Alam Karang Anyar Strategi pengembangan lokasi wisata Pemandian Alam Karang Anyar diperoleh dengan menggunakan Analisis SWOT. Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi hubungan sumberdaya ekowisata dengan sumberdaya yang lain. Oleh karena itu kekuatan
Indeks (%) (I)
Ket
63,88 91,67 50 90
BelumLayak Layak BelumLayak Layak
73,88
Skor max (Sm) 1080 600 180 300
Indeks (%) (I) 77,89 94,23 33,33 300
Ket Layak Layak BelumLayak Layak
76,36
dan kelemahan sumberdaya tersebut perlu ditegaskan sejak awal. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Pada Tabel 14 disajikan faktor-faktor internal yaitu kekuatan dan juga kelemahan serta faktor eksternal yaitu peluang yang ada dan ancaman yang menjadi faktor penghambat pengembangan obyek wisata Pemandian Alam Karang Anyar. Tabel 14. Faktor internal dan eksternal obyek wisata kawasan Pemandian Alam Karang Anyar. No Kekuatan (strength) No Kelemahan (weakness) 1 Air Pemandian Alam Karang Anyar 1 Pemasaran wisata belum optimal. sangat bersih dan jernih. 2 Pengelolaan kurang optimal. 2 Kaya akan jenis flora. 3 Kurangnya dukungan pemerintah dan masyarakat. 3 Transportasi yang memadai. 4 Pengunjung tidak dapat menikmati panorama alam 4 Sarana dan prasarana penunjang. yang indah. 5 Daya tarik kawasan diminati oleh 5 Tidak ada lokasi untuk berkemah. wisatawan dari semua umur. 6 Tingkat kebersihan kawasan objek 6 Biaya tiket yang terjangkau. wisata belum maksimal. 7 Lokasi mudah dijangkau. No Peluang (opportunity) No Ancaman (threat)
1 2
Menjadi lokasi konservasi jenis-jenis flora. Berpeluang untuk dikembangkan sebagai wisatakeluarga. Dapat menciptakan lapanganpekerjaan.
3
Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui posisi kawasan Pemandian Alam Karang Anyar pada kuadran analisis SWOT dengan perhitungan bobot dan rating
1 2
Adanya obyek wisata lain yang lebih menarik. Berkurangnya minat wisatawan.
untuk kriteria faktor internal dan eksternal. Berikut akan dijelaskan pada Tabel 15. faktor internal dan eksternal obyek wisata kawasan Pemandian Alam Karang Anyar, mengenai skoring dan pembobotan yang dilakukan terhadap faktor internal.
Tabel 15. Bobot Dan Rating Faktor Internal No Kekuatan (strength) 1 Air pemandian alam Karang Anyar sangat bersih danjernih. 2 Kaya akan jenis flora. 3 Transportasi yang memadai. 4 Sarana dan prasarana penunjang. 5 Daya tarik kawasan diminati oleh wisatawan darisemua umur. 6 Biaya tiket yang terjangkau. 7 Lokasi mudah dijangkau.
No 1 2 3 4 5 6
Total Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness) Pemasaran wisata yang belum optimal. Pengelolaan kurang optimal. Kurangnya dukungan pemerintah dan masyarakat. Pengunjung tidak dapat menikmati panorama alam. Tidak ada lokasi untuk berkemah. Tingkat kebersihan kawasan objek wisata belummaksimal.
Total Kelemahan (weakness) S + W = 3,13 + (-2,09) = 1,04 Dari hasil pembobotan yang dilakukan pada Tabel 15. bobot dan rating faktor internal, dapat diketahui bahwa kekuatan yang memiliki nilai penting pada point ketiga dimana Pemandian Alam Karang Anyar kaya akan jenis flora. Faktor kekayaan inilah yang membuat Pemandian Alam Karang Anyar memiliki daya tarik tersendiri sebagai objek wisata alam.
Bobot 0,25 0,13 0,19 0,19 0,06 0,19
Rating +4 +2 +3 +3 +1 +3
Skor 1 0,26 0,57 0,57 0,16 0,57
Bobot 0,22 0,11 0,33
Rating -2 -1 -3
3,13 Skor -0.44 -0,11 -0,99
022 0,11
-2 -1
-0.44 -0,11 -2,09
Berdasarkan Tabel 15. Bobot dan rating faktor internal diatas dapat diketahui posisi kawasan Pemandian Alam Karang Anyar berada pada titik berapa pada sumbu X dengan cara menjumlahkan antara total kekuatan dengan total kelemahan. Kekuatan memiliki nilai sebesar 3,13 dan kelemahan memiliki nilai sebesar -2,09, maka didapat sebesar 1,04.Perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 16 .
Tabel 16. Bobot dan Rating Faktor Eksternal. No Peluang (opportunity) 1 Menjadi lokasi konservasi jenis-jenis flora. 2 Berpeluang untuk dikembangkan sebagai wisata keluarga. 3 Dapat menciptakan lapangan kerja.
Bobot 0,3 0,16 0,5
Rating +2 +1 +3
Skor 0,6 0,16 1,5
Total Peluang (opportunity) Ancaman (threat) Adanya obyek wisata lain yang lebih menarik. Berkurangnya minat wisatawan.
Bobot 0,3 0,6
Rating -1 -2
2,26 Skor -0,3 -1.2
No 1 2
Total Ancaman (threat) O + W = 2,26 + (-1.5) = -0,8
-1.5
Berdasarkan Tabel 16. Bobot dan Rating Faktor Eksternal, diatas dapat diketahui bahwa ketiga kriteria yang diperoleh tersebut masing-masing memiliki peluang yang besar sebagai salah satu faktor pengembangan Pemandian Alam Karang Anyar. Jika dibandingkan dengan penelitian Ginting (2013) dengan judul penelitian ”Penilaian dan Pengembangan Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di Taman WisataAlam (TWA) Sibolangit” maka dapat diperoleh posisi TWA Sibolangit berada pada titik berapa di sumbu Y dengan menghitung jumlah antara peluang dan juga ancaman TWA Sibolangit. Peluang yang memiliki nilai 3,8 dijumlahkan dengan ancaman yang memiliki nilai sebesar -3,2, maka didapat nilainya sebesar 0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa TWA Sibolangit berada pada titik positif pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwaTWA Sibolangit memang memiliki ancaman dari luar terkait dengan pengembangannya. Namun, melihat peluang yang ada tidak menutup kemungkinan ancaman itu akan terselesaikan apabila peluang yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya oleh pihak TWA Sibolangit. Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan maka dapat diketahui bahwa nilai X adalah 0,5 dan nilai Y adalah 0,48. Dengan demikian, dapat
ditentukan kawasan Pemandian Alam Karang Anyar berada pada posisi I pada kuadran analisis SWOT. Gambar 10 menyajikan posisi Pemandian Alam Karang Anyar pada kuadran analisis SWOT. Hal ini menunjukkan bahwa Pemandian Alam Karang Anyar berada pada situasi yang menguntungkan dimana Pemandian Alam Karang Anyarmemiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Jika dibandingkan dengan penelitian Ginting (2013) dengan judul penelitian ”Penilaian dan Pengembangan Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di Taman WisataAlam (TWA) Sibolangit” kawasan obyek wisata ini juga berada pada kuandran I analisis SWOT. Tetapi penelitian tersebut memiliki tingkat posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pemandian Alam Karang Anyar. Tingkat posisi obyek dan daya tarik wisata alam di TWA Sibolangit pada sumbu X adalah 1,0.4 dan sumbu Y adalah 0,8. Posisi ini juga adalah posisi yang dapat dijadikan sebagai upaya dalam pengembangan wisata alam TWA Sibolangit.
Y 0.8 0,8 1,04
X
Gambar 10. Posisi PemandianPemandian Alam Karang Anyarpada kuadran analisis SWOT Pendekatan Kualitatif Matriks Analisis SWOT Pengelolaan yang tepat dan optimal dalam upaya pengembangan ekowisata di Pemandian Alam Karang Anyar akan lebih menarik minat wisatawan yang akan berkunjung nantinya..Perumusan strategi tersebut dibuat
dalam sebuah matrik analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Perumusan Strategi Dalam Analisis SWOT Faktor Eksternal Kekuatan (Strength) 1. Air Pemandian Alam Karang Anyar sangat bersih dan jernih. 2. Kaya akan jenis flora. 3. Transportasi yang memadai. 4. Sarana dan prasarana penunjang. 5. Daya tarik kawasan diminati oleh wisatawan semua umur 6. Biaya tiket yang terjangkau. 7. Lokasi mudah dijangkau.
Kelemahan (Weakness) 1. Pemasaran objek wisata yang belum optimal 2. Pengelolaan kurang optimal. 3. Kurangnya dukungan pemerintah dan masyarakat.. 4. Pengunjung tidak dapat menikmati panorama alam. 5. Tidak ada lokasi untuk berkemah. 6. Tingkat kebersihan kawasan objek
wisata belum maksimal. Faktor Internal
Peluang (oppurtunity) 1. Menjadi lokasi konservasi jenis-jenis flora. 2. Berpeluang untuk dikembangkan sebagai objek wisata keluarga. 3. Dapat menciptakan lapangan kerja.
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ancaman (Threat) 1. Adanya obyek wisata lain yang lebih menarik. 2. Berkurangnya minat wisatawan.
1. 2.
3.
4.
Strategi SO Menyusun strategi operasional objek wisata dengan tetap menonjolkan unsur pendidikan, konservasi serta peningakatan ekonomi bagi masyarakat setempat. Menyediakan areal camping ground Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan objek wisata. Dijadikan sebagai lokasi wisata sambil belajar bagi para pelajar Meningkatkan pemasaran wisata Memelihara mutu dan daya tarik wisata. Membuat atraksi wisata yang lebih menarik agat tidak tersaingi dengan tempat wisata lain disekitar lokasi wisata seperi adanya wahan keluarga, flying fox,dll. Strategi ST Penataan kembali objek wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Mempertahankan potensi wisata yang ada seperti udara yang sejuk dan lokasi yang nyaman menjadi icon khas lokasi wisata. Menarik perhatian pemerintah dengan menatanya menjadi lebih baik agar memudahkan untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah Mengoptimalkan potensi alam dan keunikan obyek wisata untuk menghadapi persaingan antar obyek wisata
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemandian Alam Karang Anyar memiliki potensi wisata alam yang layak dikembangkan dengan persentasi 73,88%. Kawasan Pemandian Alam Karang Anyar memiliki daya tarik, aksesibilitas, akomodasi serta sarana dan prasarana penunjang yang mendukung sehingga layak untuk dikembangkan. 2. Setelah dianalisi kawasan Pemandian Alam Karang Anyar masih banyak kekurangan sebagai salah satu obyek wisata yang ada di Sumatera Utara dan yang terkhusus di Kabupaten Simalungun, ini terlihat dari bagian daya tarik yang sangat minim.
1. 2.
3.
4.
5.
Strategi WO Membuat promosi mengenai objek wisata Pemandian Alam Karang Anyar di media cetak. Bekerjasama dengan pemerintah dan masyaratkat odalam pengembangan objek wisata Pemandian Alam Karang Anyar . Memperbaiki sarana dan prasarana yang ada agar bisa dijadikan sebagai sarana pendidikan konservasi bagi pelajar. Pengelolaan di optimalkan agar meningkatkan kepuasan pengunjung objek wisata Pemandian Alam Karang Anyar. Melibatkan wisatawan dalam pelestarian kawasan objek wisata.
Strategi WT 1. Memfokuskan pengembangan objek wisata Pemandian Alam Karang Anyar dalam hal wisata alam yang lebih menarik. 2. Melibatkan wisatawan alam pelestarian wisata alam. 3. Mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam memperbaiki sarana dan prasarana. 4. Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana di kawasan objek wisata Pemandian Alam Karang Anyar.
Saran Diharapkan dilakukannya kerjasama antara pengelola, dan berbagai stakeholder baik dari pemerintah, swasta, dan dengan masyarakat sekitar kawasan objek wisata agar mendukung rencana pengembangan lokasi obyek wisata seperti perbaikan sarana dan prasarana obyek wisata serta adanya promosi obyek wisata. Selain itu dilakukan pembenahan lokasi agar lebih bersih, memperbaiki sistem pengelolaan obyek wisata dan dilakukannya penambahan fasilitas dari obyek wisata tersebut agar lebih menarik lagi bagi wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Rencana Pengembangan Pariwisata Alam Nasional Di Kawasan Hutan. Direktorat Wisata Alam Dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam. Bogor. Astriani, N. 2008.Penerapan Konsep Ekowisata Pada Taman Nasional Gede-Pangrango. Jakarta. Damanik, J dan H. F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada. Penerbit Andi. Yogyakarta. Ginting, Irena. 2013. Penilaian dan Pengembangan Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam di Taman Wisata Alam Sibolangit. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan. Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning: An Integrated and sustainable Approach. Van Nostrand Reinhold. New York, Inc. Fandeli,
C
dan Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Unit KSDA Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
Fandeli, C. 2002 . Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. Hadi, S.P. 2005. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hendarto,
Kresno A. 2008. Ekowisata: Sebuah Diferensiasi Produk Pariwisata di Indonesia Pasca Tragedi Bali. Bali.
Karsudi, R. Soekmadi, H. Kartodiharjo. 2010. Strategi Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. JMHT Vol.XVI, (3): 148-154. Kecamatan Gunung Maligas. 2014. Profil Desa Karang Anyar. Pematang Siantar. Kusmadi dan E. Sugiarto. 2000. Metode Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Latupapua, Y, Th. 2008. Studi Potensi Kawasan dan
Pengembangan Ekowisata di Tual Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Ichsan Gorontalo. Volume 3. No 1 Februari-April. 1360-1375. Mukaryanti, dan Saraswati, A. 2005. Pengembangan Ekowisata Sebagai Pendekatan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berkelanjutan. Jurnal Teknik Lingkungan P3TL-BPPT.6.(2). Hal 391-396. Muttaqin, T, Ris Hadi Purwanto, dan Siti Nurul Rifiqo. 2011. Kajian Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata di Cagar Alam Pulau Sempu Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Volume 6, No. 2, Maret 2011 : 152-161. Nandi. 2005. Memaksimalkan Wisata Alam. Jurnal Manajemen Resort and Leisure. Vol.1, No.1. Perum Perhutani Unit III. Jawa Barat. Pendit, N. S. 2002. Ilmu Pariwisata. Pradny Paramita. Jakarta. Pemerintah Kabupaten Simalungun. 2014. Profil Desa Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas. Pematang Siantar. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA). 2003. Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADOODTWA). Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. Pitana, I. G.D. 1999. Pelangi Pariwisata Bali. Bali Post. Denpasar. Praniwi, F. 2010. Kajian Potensi Daya Tarik Wisata Pantai Wediombo Untuk Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Gunung kidul, Skripsi. Perpustakaan Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta. Rangkuti, F. 2006. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT GramediaPustaka Utama. Jakarta. Sari, N. 2008. Peluang Pengembangan Usaha Ekowisata Kawasan Wisata Alam Sangkima di Taman Nasional Kutai (The Opportunity of Enhancing Ecoturism Businesses in Sangkima Ecoturism Area, Kutai Nasional Park). Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Volume 5 No 3, Desember 2008 : 153-164.
Saleh, W. 2000. Pengelolaan Perusahaan Bidang Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Satria, D. 2009. Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal Dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan. Journal Of Indonesian Applied Economics.Vol. 3 No. 1, 37-47. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Malang. Soekadijo.
2000. Anatomi Pariwisata. GramediaPustaka Utama. Jakarta.
PT
Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia. Buku 1 Edisi 7. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. World Tourism Organization. 2002. The World Ecotourism Summit-Final Report. World Tourism Organization and The United Nations Environment Programme. Spain. Yusdyarti. 2008. Analisis Potensi Pengembangan Obyek Wisata Kabupaten OganKomering Ulu. Sumatera Selatan.