IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM DI KECAMATAN CIGUDEG, KABUPATEN BOGOR Oleh ; Dwi Prasetiyo Putra1 , Edy Mulyadi2 , Janthy. T. Hidayat3 Abstrak Kawasan wisata di Kabupaten Bogor seringkali identik dengan kawasan puncak yang sudah maju perkembangannya. Perwilayahan pariwisata di Kabupaten Bogor berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor 2005-2025 menjadi tiga (3) zona wisata yaitu : 1.) Zona Wisata Puncak ( Bogor Tengah), 2.) Bogor Barat dan 3.) Bogor Timur. Wilayah pengembangan Bogor Barat dengan Kecamatan Cigudeg sebagai pusat pengembangan memiliki objek wisata alam yang potensial meliputi: 1) Goa Gudawang, 2) Curug Grahong, 3) Batu Tapak, 4) Setu Sinyuru, 5) Setu Cigudeg, dan 6) Sumur Tujuh. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sedang digalakkan oleh pemerintah, diharapkan sekitar pariwisata ini dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor 2005-2025 Kecamatan Cigudeg adalah kawasan pertanian, perkebunan, peternakan dan pariwisata, oleh karena itu Kecamatan Cigudeg dipilih menjadi lokasi studi yang perlu dilakukan identifikasi potensi dan kendala pengembangan obyek wisata alam. Tujuan studi adalah 1). Mengidentifikasi potensi pengembangan obyek wisata alam yang dapat dikembangkan pada obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, 2). Mengidentifikasi kendala pengembangan obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, 3). Menyusun arahan pengembangan obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan meliputi metode pengumpulan data melalui penyebaran kuestioner responden wisatawan dan masyarakat serta metode analisis data dilakukan melaui tabulasi kuestioner, metode skoring dan deskriptif. Hasil analisis diperoleh bahwa potensi obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg yaitu 1. Keindahan alam yang indah, 2. Kondisi lahan parkir yang sudah memadai, 3. Sudah tersedianya tempat retribusi, 4. Alternatif akses jalan menuju kawasan wisata. Kendala obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg yaitu 1. Masih sedikitnya jumlah wisatawan, 2. Kurangnya informasi wisata, 3. Masih belum tersedinya sarana dan prasarana pariwisata, 4. Masih rusaknya jaringan jalan, 5. Masih minimnya angkutan umum yang menuju lokasi wisata dan minimnya ketersediaan jumlah bengkel dan SPBU menuju lokasi wisata. Arahan pengembangan obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg ditujukan untuk pengembangan daya tarik obyek wisata dan transportasi menuju lokasi wisata. Kata Kunci : Potensi, Kendala, Pengembangan, Obyek Wisata Alam 1.
Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sedang digalakan oleh pemerintah, karena pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indoesia khususnya sebagai penghasil
devisa negara (Direktorat Wisata Alam dan Jasa Lingkungan, (2001). Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang berpotensi pada sektor pariwisata yang kemungkinan besar bisa dikembangkan.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unpak
1
Kebijakan pengembangan kawasan pariwisata RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 bahwa Kecamatan Cigudeg diperuntukan untuk kawasan perkebunan, pertanian, peternakan dan pariwisata. Saat ini Kecamatan Cigudeg memiliki obyek wisata alam yang potensial yaitu : 1. Goa Gudawang, 2. Setu Sinyuru, 3. Setu Cigudeg, 4. Sumur Tujuh, 5. Curug Grahong dan 6. Batu Tapak. Mengingat obyek wisata alam ini masih belum dikelola dengan baik maka diperlukannya identifikasi potensi dan kendala pengembangan wisata alam di Kecamatan Cigudeg untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Bogor. 2.
Rumusan Masalah
1. Apa potensi pariwisata yang dapat dikembangkan pada obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor ? 2. Apa kendala pariwisata yang mempengaruhi pengembangan obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg ? 3.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam studi ini adalah : 1. Mengidentifikasi potensi pengembangan obyek wisata alam yang dapat dikembangkan pada obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. 2. Mengidentifikasi kendala pengembangan obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. 3. Menyusun arahan pengembangan obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. 4.
Metode Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor
meliputi 6 (enam) buah objek wisata alam. Penelitian ini menggunakan metode penentuan sampel survai dengan jumlah 60 sampel untuk wisatawan dan 60 sampel untuk sampel masyarakat dan di sampel tersebut akan disebarkan di enam lokasi wisata alam dengan jumlah 10 kuestioner untuk masyarakat dan 10 kuestioner untuk wisatawan. Metode analisis menggunakan metode tabulasi kuestioner, metode skoring dan metode deskriptif. Rumus yang digunakan untuk menetukan sampel (Sugiarto (2007)
𝑛=
𝑁 1 + 𝑁 (𝑒)2
Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolelir yaitu (13%) kemudian dikuadratkan. Perhitungan statistik ini bisa diterapkan baik untuk populasi yang diketahui jumlahnya atau yang belum.
Keterangan : P = Jumlah Jawaban Responden R = Jumlah Responden Perhitungan jawaban responden wisatawan dan masyarakat untuk menentukan jumlah jawaban yang tertinggi menggunakan rumus statistik sederhana. Data mengenai potensi dan kendala obyek daya tarik wisata alam di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor dianalisis dengan menggunakan pedoman analisis daerah operasi obyek daya wisata alam Direktorat Jendral PHKA (Perlindungan Hutan Konservasi Alam) tahun 2003 yang telah dimodifikasi sesuai dengan nilai/skor
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unpak
2
yang telah ditentukan untuk masingmasing kriteria.
S=NXB Keterangan : S = Skor/Nilai Suatu Kriteria N = Jumlah Nilai Unsur -Unsur Pada Kriteria B = Bobot Nilai 5.
Hasil Pembahasan
1. Potensi potensi daya tarik wisata alam di Kecamatan Cigudeg. Daya tarik merupakan faktor yang membuat orang berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang mempunyai daya tarik tersebut. Berdasarkan hasil analisis potensi obyek daya tarik wisata alam di Kecamatan Cigudeg dilihat dari hasil penilaian potensi daya tarik wisata bahwa lokasi wisata alam Goa Gudawang memiliki nilai tertinggi yaitu 713 (peringkat I), dibandingkan dengan lokasi wisata alam Setu Cigudeg yang memiliki nilai 566 (peringkat II), namun lokasi wisata alam Curug Grahong memiliki nilai potensi yang kecil yaitu berjumlah 290 (peringkat III). Hasil penelitian terhadap potensi sarana dan prasarana wisata alam di Kecamatan Cigudeg bahwa obyek wisata alam Goa Gudawang memiliki nilai tertinggi yaitu dengan jumlah 400, karena lokasi wisata alam Goa Gudawang sudah memiliki sarana dan prasarana pariwisata terlengkap dibanding dengan lokasi wisata alam Setu Cigudeg mempunyai nilai 300, dikarenakan lokasi wisata ini berdekatan dengan pusat ibu kota Kecamatan Cigudeg sehingga sarana dan prasarana di lokasi wisata Setu Cigudeg sudah memadai, sedangkan lokasi wisata alam Batu Tapak hanya mempunyai nilai 50, dikarenakan lokasi wisata ini hanya menyediakan
papan informasi saja. Untuk lokasi wisata alam Setu Sinyuru dan Sumur Tujuh yang ketersediaan sarana dan prasarana wisatanya masih belum tersedia. Potensi yang terkait dengan sarana dan prasarana transportasi menuju wisata alam di Kecamatan Cigudeg adalah banyaknya alternatif akses jalan menuju obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg. Akses jalan yang dapat dilalui dari arah Kota Bogor, Jasinga dan Tangerang. Akses jalan yang sejalur dan banyaknya akses jalan yang masuk ke kawasan wisata alam di Kecamatan Cigudeg. Dilihat dari segi potensi kebijakan pemerintah mengenai kawasan pariwisata di Kecamatan Cigudeg di dukung dengan adanya kebijakan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 dan RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. Sedangkan dari segi potensi wisatawan, mengatakan sebanyak 40% jumlah kunjungan ke lokasi wisata sebanyak dua kali, lama kunjungan wisatawan di lokasi wisata alam 73% selama satu hari dan 55% wisatawan berkunjung pada hari Minggu. Untuk potensi dari segi masyarakat di sekitar lokasi wisata alam Kecamatan Cigudeg mengatakan 97% masyarakat setempat setuju dengan adanya pengembangan kawasan wisata alam di Kecamatan Cigudeg dan masayarakat di sekitar lokasi wisata alam sangat senang dengan kedatangan wisatawan dan 98% wisatawan yang berkunjung sesuai dengan adat istiadat setempat. 2. Kendala obyek dan daya tarik wisata alam di Kecamatan Cigudeg.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unpak
3
Kendala pada obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg adalah kurangnya pemanfaatan obyek daya tarik wisata yang ada di sekitar lokasi wisata alam di Kecamatan Cigudeg, selain itu kebersihan lingkungan di sekitar lokasi wisata masih belum terawat dengan baik sehingga mengganggu tingkat kenyamanan pada wisatawan yang berkunjung. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat dan wisatawan dalam menjaga lingkungan di sekitar lokasi obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg.
Berdasarkan hasil analisis mengenai kendala obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg, lokasi wisata alam Sumur Tujuh memiliki nilai tertinggi yaitu 945 (peringkat I), sedangakan lokasi obyek wisata alam Setu Sinyuru memiliki nilai 930 ( peringkat II), namun lokasi wisata alam Batu Tapak hanya memiliki nilai 810 (peringkat III).
Tabel 1. Rekapitulasi Potensi Obyek Wisata alam Di Kecamatan Cigudeg No.
ODTWA
Sarana dan Sarana dan Informasi Daya Prasarana Prasarana dan Promosi Tarik Pariwisata Transportasi Wisata
1. Goa Gudawang
168
400
115
30
2. Setu Cigudeg
126
300
110
30
3. Setu Sinyuru
144
0
40
30
4. Batu Tapak
162
50
35
24
5. Sumur Tujuh
144
0
50
30
Curug Grahong
144
90
35
21
6.
Kebijakan Pemerintah
Wisatawan
Masyarakat
1. 97% masyarakat di sekitar ODTWA RIPPDA 1. Jumlah Kunjungan Kecamatan Cigudeg setuju dengan Provinsi Tahun Wisatawan 40% adanya pengembangan kawasan 2005 sebanyak dua kali. wisata alam.
RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025
2. Lama kunjungan wisatawan 73% selama satu hari.
Jumlah Peringkat
713
I
566
II
214
2. Masyarakat setempat sangat senang dengan kedatangan wisatawan dan wisatawan yangberkunjung 98% 3. Pada Hari sesuai dengan adat istiadat masyarakat kunjungan wisatawan setempat. 55% berkunjung pada Hari Minggu
271 224 290
III
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2015
Peringkat I
Keterangan :
Peringkat II Peringkat III
Dilihat dari segi kendala sarana dan prasarana penunjang pariwisata alam di Kecamatan Cigudeg masih minimnya atau belum tersedianya sarana dan prasrana penunjang pariwisata seperti sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana air bersih, tempat penginapan, tempat makan, toilet umum dan lain sebagainya. Selain itu dari segi kendala transportasi menuju lokasi wisata alam di Kecamatan Cigudeg pada umumnya kondisi jaringan jalan yang masih rusak dan angkutan umum yang masih belum memadai serta jarak lokasi permukiman jauh
menuju lokasi wisata. Kendala mengenai pusat informasi dan promosi wisata alam di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor adalah masih kurangnya informasi yang dilakukan oleh pihak terkait yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor, sehingga masyarakat belum mengetahui lokasi wisata alam di Kecamatan Cigudeg serta masih belum tersedianya ketersediaan kantor pos dan telepon serta belum tersedianya travel agent yang melayani wisata alam di Kecamatan Cigudeg.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unpak
4
Masalah pengembangan pariwisata di Kabupaten Bogor khususnya pengembangan wisata Bogor bagian barat terkendala dengan aksessiblitas regional sebagai faktor utama dalam pengembangan wisata alam di Bogor bagian barat sebagai alternatif wisata guna mengurangi tekanan terhadap
permintaan wisata alam Bogor bagian tengah (puncak). Masih minimnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata alam Kecamatan Cigudeg dan masih kurangnya pusat informasi wisata alam.
Tabel 2. Rekapitulasi Kendala Obyek Wisata alam di Kecamatan Cigudeg
No. ODTWA
1.
2.
Goa Gudawang Setu Cigudeg
Setu Sinyuru Batu 4. Tapak Sumur 5. Tujuh Curug 6. Grahong 3.
Daya Tarik
Sarana dan Sarana dan Informasi Prasarana Prasarana dan Promosi Pariwisata Transportasi Wisata 250
Kurang terawatnya lokasi wisata alam di Kecamatan Cigudeg dan masih kurangnya pemanfaatan obyek wisata pendukung yang adadisekitar lokasi wisata alam di Kecamatan Cigudeg serta berdasasrkan hasil tabulasi kuestioner 58% tidak ada kesenian daerah yang ditampilkan pada lokasi wisata.
5
54
350
0
87
690
150
90
605
145
60
670
185
90
575
140
81
Kebijakan Pemerintah
Wisatawan
Masih mimnya jumlah wisatawan yang a. Kualitas sumber daya manusi masih rendah berkunjung ke lokasi wisata alam di RIPPDA Kecamatan Cigudeg dan masih Provinsi b. Sarana dan prasarana penunjang pariwisata masih kurangnya pusat informasi wisata alam Tahun 2005 kurang lengkap dan belum digunakan secara optimal serta aksessibilitas menuju lokasi wisata masih kurang sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui lokasi wisata mendukung. alam di Kecamatan Cigudeg. selain itu Masalah pengembangan pariwisata di Kabupaten masih kurangnya sarana dan prasarana RTRW Bogor khususnya pengembangan wisata Bogor penunjang wisata mempengaruhi Kabupaten bagian barat terkendala dengan aksessiblitas regional tingkat kenyamanan wisatawan di lokasi Bogor sebagai faktor utama dalam pengembangan wisata wisata serta jauhnya jarak lokasi wisata Tahun 2005- alam di Bogor bagian barat sebagai alternatif wisata dengan permukiman masyarakat 2025 guna mengurangi tekanan terhadap permintaan wisata disekitar lokasi wisata alam di alam Bogor bagian tengah (puncak). Kecamatan Cigudeg.
Masyarakat
Jumlah Peringkat
309 Belum ada pengaruh terhadap sosial budaya masayarakat dengan wisatawan serta sedikitnya pengaruh perekonomian masyarakat setempat dengan adanya lokasi wisata alam di Kecamatan Cigudeg.
437
930
II
810
III
945
I
796
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2015
Keterangan
Peringkat I Peringkat II Peringkat III
Selain itu masih kurangnya sarana dan kenyamanan wisatawan di lokasi wisata serta jauhnya jarak lokasi wisata dengan permukiman masyarakat disekitar lokasi wisata alam di Kecamatan Cigudeg. Belum ada pengaruh terhadap sosial budaya masayarakat dengan wisatawan serta sedikitnya pengaruh perekonomian masyarakat setempat dengan adanya lokasi wisata alam di Kecamatan Cigudeg. 3. Arahan pengembangan wisata alam di Kecamatan Cigudeg. Pada dasarnya perencanaan pariwisata dimaksudkan untuk dapat meningkatkan keuntungan ekonomi, namun di dalam perencanaan ini harus diupayakan agar tidak menyebabkan
terjadinya perubahan sosial dan kerusakan lingkungan. Potensi dan kendala obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg merupakan suatu dasar untuk mengembangkan kawasan wisata alam di Kecamatan Cigudeg. Dengan melihat kondisi saat ini untuk menambah daya tarik wisata alam di Kecamatan Cigudeg perlu dilakukan kegiatankegiatan antara lain : 1. Wisata Pertualangan 2. Kemah Konservasi 3. Pendidikan dan Pelatihan 4. Informasi dan Promosi Wisata 5. Pembuatan Souvenir 6. Pengadaan Penginapan 7. Kebutuhan sarana dan Prasarana Pariwisata
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unpak
5
4. Arahan pengembangan sarana dan prasarana transportasi menuju wisata alam di Kecamatan Cigudeg. Arah kebijakan (RIPPDA) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 yaitu Pengembangan kawasan wisata dan penyediaan sarana prasarana penunjang pariwisata diprioritaskan di daerah yang belum berkembang. Sedangkan untuk kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 yaitu pengembangan kawasan pariwisata baru terutama wilayah Bogor bagian Barat yang sesuai dengan potensi sumber daya alam dengan kelengkapan sarana dan prasarana serta pengembangan sistem transportasi terutama di wiilayah Bogor bagian barat baik dalam bentuk peningkatan terhadap sistem transportasi yang ada maupun pengembangan baru atau tambahan. Tujuan arah kebijakan pembangunan sarana dan prasarana transportasi adalah: (1) merehabilitasi dan memelihara sarana dan prasarana transportasi yang ada agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya; (2) memenuhi ketentuan keselamatan operasi pelayanan transportasi yang berlaku baik nasional maupun
internasional; (3) menciptakan iklim usaha di bidang jasa pelayanan transportasi yang adil dan terbuka sehingga badan usaha milik negara (BUMN), Swasta maupun Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota, terdorong untuk ikut berperanserta dalam penyediaan pelayanan jasa transportasi; (4) meyediakan pelayanan jasa transportasi minimal khususnya untuk daerah-daerah terpencil. Adanya rencana jalur transportasi darat tersebut, sehingga pengembangan pariwisata alam di Kecamatan Cigudeg berupa aksessibilitas dan transportasi darat diarahkan menjadi satu jalur pariwisata. Arahan pengembangan jalur wisata alam ini dapat ditempuh melalui 3 (tiga) arah yaitu: a. Arah Kota Bogor b. Arah Jasinga c. Arah Tangerang
Gambar 1. Peta Jalur Wisata Arah Bogor
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unpak
6
Gambar 2. Peta Jalur Wisata Arah Tangerang
Gambar 3. Peta Jalur Wisata Arah Jasinga
6.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil penilaian potensi obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg
menunjukan obyek wisata alam Goa Gudawang memiliki nilai yang tertinggi yaitu 713 (Peringkat 1) kemudian obyek wisata alam setu Cigudeg yang memiliki nilai 566 (Peringkat 2) dan obyek wisata alam Curug Grahong hanya memiliki nilai
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unpak
7
290 (Peringkat 3). Nilai tersebut didapatkan dari nilai aspek obyek daya tarik wisata, sarana dan prasarana pariwisata, sarana dan prasarana transportasi, pusat informasi dan promosi, kebijakan pemerintah, wisatawan dan masyarakat yang dapat mnentukan prioritas untuk dikembangkan. 2. Kendala obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg yaitu masih sedikitnya jumlah pengunjung, masih minimnya sarana dan prasarana pariwisata, ketersediaan angkutan umum yang masih minim dan rusaknya jaringan jalan menuju lokasi wisata alam di Kecamatan Cigudeg. Selain itu berdasarkan hasil penilaian kendala obyek wisata alam di Kecamatan Cigudeg yaitu obyek wisata alam Sumur Tujuh yangmemiliki nilai 945 (Peringkat 1) kemudian obyek wisata alam Setu Sinyuru yang memiliki nilai 930 (Peringkat 2) dan obyek wisata alam Batu Tapak yang hanya memiliki nilai 810 (Peringkat 3). Penilaian ini didapatkan dari nilai aspek obyek daya tarik wisata, sarana dan prasarana pariwisata, sarana dan prasarana transportasi, pusat informasi dan promosi, kebijakan pemerintah, wisatawan dan masyarakat yang merupakan suatu kendala yang harus di perioritaskan dalam pengembangan Kawasan Wisata Alam di Kecamatan Cigudeg. 3. Berdasarkan arahan kebijakan mengenai pengembangan pariwisata yaitu kebijakan RIPPDA Provinsi Jawa Barat tahun 2005 adalah pengembangan kawasan wisata dan penyediaan sarana prasarana penunjang pariwisata diprioritaskan di daerah yang relatif belum berkembang dan arahan kebijakan RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005-2025 adalah pengembangan kawasan pariwisata terutama di wilayah bagian Barat sesuai dengan potensi sumber daya alam yang ada serta didukung dengan kelengkapan infrastruktur dan pengembangan
sistem transportasi diarahkan untuk dapat mendorong perkembangan pusat - pusat terutama kawasan di bagian Barat, baik dalam bentuk peningkatan terhadap sistem transportasi yang ada maupun pengembangan baru atau tambahan. 7.
Daftar Pustaka
1]
Akil, Sjarifuddin, 2005, Implementasi Kebijakan Sektoral Dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Dari Perspektif Penataan Ruang, Direktur Jenderal Pariwisata, Jakarta. Afini, 2009 Pengembangan Cluster Wisata Alam Kabupaten Bogor Menggunakan Sistem Informasi Geografis, (Tugas Akhir), Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor, 2009, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kecamatan Cigudeg, Bogor. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor, 20052025 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor, Bogor. Badan Perencanaan Provinsi Daerah Jawa Barat, 2005 Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Provinsi Jawa Barat, Bandung. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011, Kecamatan Cigudeg Dalam Angka, Bogor. Direktorat Wisata Alam dan Jasa Lingkungan, 2001, Pengembangan Pariwisata, Jalarta. Harni, 2006, Arahan Pengembangan Obyek Wisata Pantai Di Kabupaten Soppeng, Malang : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional. [PHKA] Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2003 (a). Pedoman Analisis Daerah Operasi
2]
3]
4]
5]
6]
7]
8]
9]
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unpak
8
Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA). Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. 10] Kanisius. Sugiarto, 2003, Teknik Sampling, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 11] Suyitno, 2001, Komponen Pembentuk Wisata, Jakarta 12] Umar, 1998, Pengentar Metode Penelitian, Jakarta : Gramedia.
PENULIS 1.
2.
3.
Dwi Prasetiyo Putra, ST., Alumni (2015) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak Dr. Ir. Janthy T. Hidayat, M.Si., Staf Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak. Edy Mulyadi, Ir., MT. Staf Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unpak
9