Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Determinan Atas Profit Distribution Management Terhadap Para Nasabahnya Pada Bank Syariah di Indonesia Muhammad Rizaludin, Dodik Siswantoro Akuntansi-Ekstensi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
[email protected]
Abstrak Skripsi ini bertujuan untuk meneliti hubungan dan pengaruh dari faktor internal sebagai variabel independennya, pada bank syariah di Indonesia terhadap profit distribution management (PDM) yang dikelola manajemen. Variabel independennya antara lain proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), Efektivitas financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS). Pengambilan data untuk sampel dengan menggunakan laporan keuangan publikasi untuk periode tahun 20092012. Dimana dari hasil olah data, didapatkan bahwa proporsi dana pihak ketiga (PDPK) dan Efektivitas financing to deposit ratio (EFDR) memengaruhi profit distribution management (PDM) dengan tingkat signifikan 10%, dengan masing-masing nilai 0,089 dan 0,068 serta biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dengan tingkat signifikan 1%, dengan nilai 0,000 dan ukuran bank syariah (UBS) memengaruhi profit distribution management (PDM) dengan tingkat signifikan 5%, dengan nilai dan 0,046.
Analysis of The Influence of Determinant Variables on Profit Distrbution Management to Customers in Islamic Bank in Indonesia This paper aims to examine the relationship and the influence of internal factors as independent variables, the Islamic banks in Indonesia to profit distribution management (PDM) management maintained. Independent variables such as the proportion of islamic loan assets to total assets (PDPK), operating expenses to operating income (BOPO), Effectiveness of financing to deposit ratio (EFDR) and the size of Islamic banks (UBS). Retrieval of data for the sample using published financial statements for the period 2009-2012. Where the results of data processing, it was found that the proportion of islamic loan assets to total assets (PDPK) and effectiveness of financing to deposit ratio (EFDR) affect profit distribution management (PDM) with a significant level of 10%, with respectively 0,089 and 0,068 and the value of cost to income ratio (BOPO) with a significant level of 1%, with respective value of 0,000 and the size of Islamic banks (UBS) affect profit distribution management (PDM) with a significant level of 5%, with respective values of 0,046. Keywords : cost to income ratio; effectiveness financing to deposit ratio; profit distribution management; the proportion of islamic loan assets to total assets; the size of Islamic banks.
Pendahuluan Dalam menghadapi badai krisis global (1998, 2008, dan krisis eropa 2011) industri perbankan syariah di Indonesia memiliki daya tahan yang kokoh serta menunjukkan prestasi performa yang baik. Fungsi keuangan perbankan syariah terus berjalan dengan baik dengan Finance to Deposit Ratio atau FDR di atas 100 %. Pembiayaan produktif (modal kerja dan investasi) terus meningkat melebihi 70% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah. Menurut data statistik Bank Indonesia per Desember 2012, kini sudah ada 1 Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2
11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Bank Syariah dalam bentuk Unit Usaha Syariah (UUS), dan 156 Bank Pembiayaan Rakyat syariah (BPRS), dengan jaringan kantor meningkat dari 2.101 kantor di tahun sebelumnya menjadi 2.663 di tahun 2012. Kemudian aset perbankan syariah saat ini sudah mencapai Rp195 Triliun, sementara Dana Pihak Ketiga atau DPK Rp147 Triliun. Menurut Bank Indonesia Profit distribution (PD) adalah suatu pendistribusi atas keuntungan yang diperoleh oleh bank syariah kepada para nasabah berdasarkan proporsi atau rasio yang disepakati setiap periodenya, baik oleh pihak bank syariah ataupun oleh para nasabahnya. Profit distribution diatur berdasarkan produk yang menjadi pilihan nasabah terhadap bank syariah, serta persetujuan nisbah (tingkat bagi hasil)-nya. Proporsi dana pihak ketiga adalah proporsi atas dana yang diperoleh oleh bank syariah dalam yang dihimpun oleh bank syariah tersebut, dimana dana tersebut merupakan dana uang masuk ke bank syariah, yang berasal dari nasabah selain pemodal maupun peminjam. Menurut Farook (2012) bahwa bank syariah dengan proporsi dana pihak ketiga yang lebih kecil daripada dana pemegang saham cenderung tidak mengelola profit distribution management dengan baik yang mengacu pada suku bunga. Ukuran bank syariah sebagai salah satu kekuatan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, dimana salah satu indikatornya adalah dengan total aset yang dimiliki oleh bank syariah itu sendiri. Menurut Boyd dan Runkle (1993) dalam Yoke Teng (2012), ukuran bank sering dikaitkan dengan konsep economic of scale. Teori ekonomi menjelaskan bahwa jika industri mengalami economic of scale, institusi bisa lebih efisien untuk menghasilkan biaya yang lebih rendah. Diharapkan ekonomi skala atau ukuran bank berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank. Financing to Deposit Ratio (FDR) menurut Bank Indonesia adalah Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR digunakan untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank umum. Menurut Suryani (2011) bahwa “Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)”. Kemudian likuiditas yang rendah menggambarkan kurang baiknya posisi likuiditas suatu bank. Sehingga bisa dikatakan financing to deposit ratio bisa berpengaruh negatif atas profit distribution management. Menurut (Purwanto, 2011) ini menandakan jika dilihat dari sisi lain FDR yang tinggi dapat juga dikatakan bahwa perbankan syariah mengalami likuiditas yang sangat ketat. Likuiditas yang sangat ketat akan menimbulkan risiko likuiditas yang tinggi. Risiko likuiditas yang Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
3
tinggi ini sangat berbahaya jika perbankan syariah tidak bisa mengelolanya dengan baik. Likuiditas yang kecil dapat mengganggu kebutuhan operasional sehari-hari sebuah bank sedangkan likuiditas yang besar akan menurunkan efisiensi dan pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas bank tersebut. Cost to Income Ratio (CIR) atau lebih dikenal dalam industri perbankan disebut BOPO. Menurut Suyono (2005) dalam Nusantara (2009) dimana BOPO menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap ROA. Sehingga dari penelitian terkait dengan profit distribution management yang dilakukan oleh Farook (2012), dimana variabel dependen Depositors Profit Distribution Management (DEP-PDM), Dalam penelitian ini bank syariah melakukan PDM yang mengacu pada suku bunga, dengan empat pendekatan, yaitu asset spread, deposit spread, equity spread dan combined spread dan variabel independennya adalah Muslim Population Percentage, Market familiarity with Islamic banking, Financial Development index, Market concentration, GDP Growth Rate, Islamic Loan Assets to Total Assets Ratio, Reliance on Depositors’ funding, Existence of discretionary reserves, Age of Islamic Bank serta variabel kontrolnya adalah Country dummy, Year dummy, Bank specific effects. Berdasarkan penelitian diatas, penulis tertarik untuk meneliti Analisis variabel yang dapat menentukan Profit Distribution Management pada Bank Syariah di Indonesia, dengan variabel dependen Profit Distribution Management dengan pendekatan asset spread, yang berdasarkan pernyataan Farook (2012) dalam penelitiannya bahwa “Islamic banks in Bahrain, Indonesia, Pakistan and Saudi Arabia have consistently higher average profit distribution management (based on asset spreads)”, dengan variabel independennya adalah efektivitas Financing to Deposit Ratio (FDR), Cost to income Ratio (CIR/BOPO), proporsi dana pihak ketiga (PDPK) dan ukuran bank syariah. Dengan menggunakan laporan keuangan bank syariah dari tahun 2009 sampai tahun 2012, Dimulai tahun 2009 adalah pasca terbitnya UU No.21 tahun 2008, punya dampak signifikan terhadap PDM, karena pemerintah menerbitkan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Penerbitan UU No. 21 tahun 2008 tersebut akan berdampak pada perkembangan bank syariah di Indonesia, serta di tahun 2011 terkait dengan krisis keuangan yang melanda benua Eropa, apakah memengaruhi perbankan syariah di Indonesia, sehingga memengaruhi tingkat PDM.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
4
Teori 2.1
Teori yang Mendasari Penulisan
2.1.1
Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktek bisnis
perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract” Watts (1992). 2.1.2
Agency theory Dalam Perspektif Syariah: Sebuah tinjauan Menurut Triyuwono (1997) dalam Elifianto(n.d) bahwa berarti nilai kemutlakan yang
muncul dalam interaksi antara orang memberikan amanah dan orang yang diberi amanah adalah sebagai suatu yang ditentukan Allah, karena antara orang yang satu dengan orang yang lainnya saling membutuhkan. Dimana kedua belih pihak yang dalam hal membentuk suatu kontrak kerjasama dimana didalamya masing-masing mempunyai tanggung jawab atas amanah tersebut. 2.1.3
Bank Syariah Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah,
disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan Al-Quran dan Al-Hadits. 2.1.4
Teori Profit Distribution Management (PDM) Profit distribution management merupakan aktivitas yang dilakukan manajer dalam
mengelola pendistribusian laba untuk memenuhi kewajiban bagi hasil bank syariah kepada nasabahnya. Menurut Antonio (2001) dan Muchtasib (n.d) sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Sundararajan (2005) dalam Farook (2012) menemukan bahwa beberapa bank dalam sampel penelitiannya melakukan profit distribution management yang diproksikan mengacu pada suku bunga. Farook (2012), dalam sampel penelitiannya juga menemukan bahwa Indonesia cenderung melakukan profit distribution management yang lebih tinggi dari Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
5
beberapa bank lainnya. Untuk menghitung profit distribution management diproksikan mengacu pada suku bunga ini, dapat digunakan Asset Spread. Asset Spread dapat dirumuskan sebagai berikut Farook (2012): Asset spread = |(ROA - average ROIAH)|................................................................(2.1) 2.1.5
Varibel determinan PDM
2.1.5.1 Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) Menurut Farook (2012) Proporsi dana pihak ketiga adalah proporsi atas dana yang diperoleh oleh bank syariah dalam yang dihimpun oleh bank syariah tersebut, dimana dana tersebut merupakan dana uang masuk ke bank syariah, yang berasal dari nasabah selain pemodal maupun peminjam. Menurut Rinaldy (2008) Kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bank, baik itu penghimpunan dalam skala kecil ataupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. PDPK diukur melalui prosentase dana deposan terhadap total aset. PDPK dirumuskan sebagai berikut (Farook, 2012): PDPK =
Dana Pihak Ketiga Total Aset
........................................................(2.2)
2.1.5.2 Cost to Income Ratio (BOPO) Rasio BOPO merupakan rasio yang menunjukkan besaran perbandingan antara beban atau biaya operasional terhadap pendapatan operasional suatu perusahaan pada periode tertentu (Riyadi, 2004). BOPO telah menjadi salah satu rasio yang perubahan nilainya sangat diperhatikan terutama bagi sektor perbankan mengingat salah satu kriteria penentuan tingkat kesehatan bank oleh Bank Indonesia adalah besaran rasio ini. Penelitian Athanasoglou (2008) dalam Srairi (2009), dimana dikatakan bahwa mengindikasikan hubungan negatif antara efisiensi operasional diukur dengan rasio overhead atau rasio biaya terhadap pendapatan dan keuntungan bank. Efektivitas bank adalah dalam menggunakan biaya overhead termasuk gaji dan biaya manfaat dan biaya hunian serta lainnya beban usaha dalam menghasilkan Total Beban Operasional X...........................................(2.3) 100 % pendapatan. BOPO = Total Pendapatan Operasional 2.1.5.3 Efetivitas Financing to Deposit Ratio (EFDR) Total Beban Operasional Semakin sebuah X 100 % bank maka semakin efektif BOPO = besar nilai Financing to Deposit Ratio Total Pendapatan Operasional pula bank tersebut dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Namun, jika FDR > 100% maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank. FDR yang menunjukkan angka yang rendah maka bank dalam kondisi dana yang menganggur atau kelebihan likuiditas yang akan menyebabkan opportunity lost dalam memperoleh laba lebih besar. Menurut Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
6
(Purwanto, 2011) ini menandakan jika dilihat dari sisi lain FDR yang tinggi dapat juga dikatakan bahwa perbankan syariah mengalami likuiditas yang sangat ketat. Likuiditas yang sangat ketat akan menimbulkan risiko likuiditas yang tinggi. Risiko likuiditas yang tinggi ini sangat berbahaya jika perbankan syariah tidak bisa mengelolanya dengan baik. Sebab, pemicu utama kebangkrutan sebuah bank, baik besar atau kecil, bukanlah karena kerugian yang dideritanya, melainkan lebih kepada ketidakmampuan bank tersebut memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Sehingga dalam penghitungan efektifitas penggunaan dana pihak ketiga dengan menggunakan rasio FDR dirumuskan sama dengan LDR pada bank konvensional adalah: 2.1.5.4 Ukuran Bank Syariah Menurut Boyd dan Runkle (1993), ukuran bank sering dikaitkan dengan konsep economic of scale. Teori ekonomi menjelaskan bahwa jika suatu industri yang mengalami economic of scale, institusi bisa lebih efisien untuk menghasilkan biaya yang lebih rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hall dan Weiss (1967) dalam Wasilah (2010) yang menyimpulkan bahwa ukuran bank memiliki kecenderungan kuat dalam menghasilkan profit yang tinggi. Dimana dalam pengururan ukuran bank syariah ini dengan menggunakan logaritma natural terhadap total aset bank syariah, maka ukuran perusahaan diukur melalui total asset yang yang diproksikan dengan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan (Ln Total Asset). 2.2
Pengembangan Hipotesis •
Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) Menurut Farook (2012) Proporsi dana pihak ketiga adalah proporsi atas dana yang diperoleh oleh bank syariah dalam yang dihimpun oleh bank syariah tersebut, dimana dana tersebut merupakan dana uang masuk ke bank syariah, yang berasal dari nasabah selain pemodal maupun peminjam, dan dalam penelitiannya proporsi dana pihak ketiga mempunyai hubungan dan pengaruh positif terhadap PDM, sehingga Terdapat kemungkinan bahwa bank syariah lebih nyaman melakukan PDM jika terdapat cadangan tersebut (Farook, (2012). Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah PDHK mempunyai hubungan dan pengaruh positif terhadap profit distribution management yang dikelola oleh bank syariah. H1: proporsi Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh positif terhadap
profit
distribution management bank syariah.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
7
•
Cost to Income Ratio (BOPO) Menurut Riyadi (2004) rasio BOPO merupakan rasio yang menunjukkan besaran perbandingan antara beban atau biaya operasional terhadap pendapatan operasional suatu perusahaan pada periode tertentu. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Srairi (2009), Nusantara (2009) dan Pratiwi (2012) dimana BOPO mempunyai hubungan dan pengaruh negatif terhadap Profitabilitas bank. Dengan uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa semakin rendahnya tingkat rasio dari BOPO tersebut, maka semakin bagus dan baik bank-bank syariah beroperasi yang akan meningkatkan profit yang mereka peroleh, sehingga tingkat rasio BOPO berkebalik dengan tingkat PDM. H2: BOPO memiliki negarif terhadap profit distribution management bank syariah.
•
Efektivitas Financing to Deposit Ratio (EFDR) Efektivitas Financing to Deposit Ratio (EFDR) menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam mengelola pembiayaan yang bersumber dari dana deposan. EFDR dapat diukur dengan rasio FDR (Financing to Deposit Ratio). Tingkat bagi hasil (profit distribution) yang akan diterima deposan akan sangat bergantung pada jumlah dana yang disalurkan (tercermin dalam FDR), karena makin produktif dana yang dititipkan disalurkan dalam pembiayaan maka ada kemungkinan bagi hasil yang diterima lebih besar. Namun mempertahankan likuiditas yang tinggi akan memperlancar customer relationship tetapi tingkat bagi hasil akan menurun karena banyaknya dana yang menganggur. Di lain pihak likuiditas yang rendah menggambarkan kurang baiknya posisi likuiditas suatu bank. Berkurangnya tingkat PDM karena bank telah mampu mengelola dana nasabahnya dengan tingkat PD yang sudah tinggi. H3: Efektifitas FDR pengaruh negarif terhadap profit distribution management bank syariah.
•
Ukuran Bank Syariah (UBS) Menurut Boyd dan Runkle (1993), ukuran bank sering dikaitkan dengan konsep economic of scale. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hall dan Weiss (1967) dalam Wasilah (2010) yang menyimpulkan bahwa ukuran bank memiliki kecenderungan kuat dalam menghasilkan profit yang tinggi. Deposan pada umumnya menyimpan dananya di bank dengan motif profit maximitation. penelitian Kok Yoke Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
8
Teng (2012) dimana ukuran bank syariah di Malaysia mempunyai hubungan dan pengaruh positif terhadap profitabilitas bank syariah. H4: Ukuran bank syariah memiliki pengaruh positif terhadap profit distribution management bank syariah.
Metode Penelitian 3.1
Spesifikasi Model penelitian Model dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mereplikasi
jurnal penelitian yang dilakukan oleh Farook (2012), dimana model yang direplikasi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Farook (2012) itu sendiri dalam penelitiannya profit distibution management, dimana PDM itu adalah sebagai variabel dependennya untuk setiap bank syariah yang diteliti pada setiap negara. Kemudian variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), efektivitas dari penyaluran Finance to Deposit Ratio (FDR), Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDHK) dan ukuran dari bank syariah. Periode yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengambilan data dari laporan keuangan bank syariah itu dari tahun 20092012, dengan metode purposive sampling, untuk tujuan melihat bagaimana bank-bank syariah di Indonesia, dalam hal pengelolaan profit distribution management, dikelola secara baik, dan juga pengaruh variabel-variabel yang tersebut terhadap profit distribution management. Dalam
menganalisis
untuk
setiap
variabel-variabel
independen
terhadap
variabel
dependennya dengan pendekatan dari hasil regresi ordinary least square (OLS). Dimana datadata laporan keuangan bank syariah yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website masing-masing dari bank syariah dan website Bank Indonesia. Sehingga, model yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan persamaan regresi linear adalah sebagai berikut: PDMi, t = β0 + β1PDHKi,t – β2BOPOi,t – β3EFDRi,t..........................................................(3.1) + β4UBSi,t + ε Keterangan : β0
= konstanta
β1- β4
= koefisien regresi masing-masing variabel
PDHKi,t
= Proporsi Dana Pihak Ketiga Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
9
BOPOi,t
= Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
EFDRi,t
= Efektivitas atas Financing to Debt Ratio (FDR)
UBSi,t
= Ukuran Bank Syariah
ε
= Error
3.3
Operasional Variabel
3.3.1
Variabel Dependen Berdasarkan penelitian yang dilakukan Farook (2012), dalam sampel penelitiannya
juga menemukan bahwa Indonesia cenderung melakukan profit distribution management yang lebih tinggi dari beberapa bank lainnya. Untuk menghitung profit distribution management diproksikan mengacu pada suku bunga ini, dapat digunakan Asset Spread. Asset Spread dapat dirumuskan sebagai berikut Farook (2012): Asset spread = |(ROA - average ROIAH)| .......................................................(3.2) Asset spread adalah absolute spread antara Return On Asset (ROA) dan average Return On Investment Account Holder (ROIAH) yang merupakan rata-rata return bagi hasil bagi nasabah atau deposannya. Average ROIAH dapat dihitung dengan menggunakan total pendapatan yang harus dibagi dibagi dengan saldo rata-rata instrumen bagi hasil deposan, dimana kedua bagian tersebut dapat dilihat pada Laporan Distribusi Bagi Hasil.
Average ROIAH =
Total Pendapatan yang harus dibagi
.............................................(3.3)
saldo rata-rata instrumen bagi hasil
3.2.2 Variabel Independen Dimana telah dijelas pada bab II, pada bagian sub bab variabel determinan PDM, terkait dengan variabel independen dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independennya adalah sebagai berikut: 1) Proporsi Dana Pihak Ketiga PDPK =
Dana Pihak Ketiga ..........................................(3.4) Total Aset 2) Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO =
Total Beban Operasional ..............(3.5) Total Pendapatan Operasional X 100 %
3) Efektivitas Financing to Deposit Ratio (EFDR) Total Pembiayaan . FDR = Total Dana Pihak Ketiga 4) Ukuran Bank Syariah
X 100 %
...............(3.6)
Ukuran Bank Syariah = Ln (Total Aset Bank Syariah) ...............................................(3.7) Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
10
3.4
Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, terkait dengan profit distribution management, untuk
menganalisis data yang dikumpulkan dari sampel yang ditentukan sebelumnya, maka dilakukannya uji statistik deskriptif berkaitan data-data yang diolah dengan program, dimana didalamnya adalah deskripsi suatu ringkasan atas seperangkat data untuk kemudian disajikan dalam bentuk yang dapat dipahami (mulyono, 2003), kemudian selanjutnya adalah dilakukannya uji asumsi klasik, Untuk mendapatkan parameter-parameter estimasi dari model dinamis yang dipakai, dalam penelitian ini digunakan metode penaksiran OLS (Ordinary Least Square) dan uji hipotesis dengan analisis multiple regresion (regresi linear berganda). Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (yang mendekati kebenaran) maka penelitian ini menggunakan derajat/tingkat keyakinan 95% (α=5%). Namun demikian, penulis tetap memerhitungkan dan mempertimbangkan hasil
Analisis dan Pembahasan 4.1
Statistik Dekriptif Dimana total data yang diperoleh, yang kemudian diolah dengan bantuan software
Eviews dan SPPS dan Microsoft Office adalah dengan sampel total 93 data, tidak semua bank syariah memberikan laporan keuangan publikasinya baik melalui website resmi bank-bank tersebut maupun melalui website Bank Indonesia. Kemudian, dilakukan screening data, sehingga adanya data outlier dengan total 26 data, jadi data yang diolah untuk penelitian ini adalah sebanyak 67 data. Untuk baris minimum, diinformasikan bahwa PDM (assets spread) mempunyai nilai minimum 0,000598, dimana nilai tersebut adalah pada UUS bank BTN pada periode tahun 2010, kemudian PDM mempunyai nilai maksimum 0,086204, dimana nilai tersebut adalah pada UUS HSBC pada periode tahun 2011. Kemudian untuk PDPK, mempunyai nilai minimum 0,185135, dimana nilai tersebut ada pada UUS HSBC pada periode tahun 2012, sedangkan untuk nilai maksimum 0,905670 ada pada UUS CIMB-Niaga pada periode tahun 2009. Untuk BOPO, dimana nilai minimumnya adalah 0,107434 ada pada UUS Sinarmas pada periode tahun 2012 dan nilai maksimum 0,951247 ada pada UUS BTN pada periode tahun 2010. Untuk EFDR, dimana nilai minimumnya adalah 0,007054, nilai tersebut ada pada UUS OCBC-NISP pada periode tahun 2010 dan nilai maksimum untuk EFDR adalah Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
11
3,858707, nilai tersebut ada pada UUS BPD-NTB, pada periode 2009. Kemudian untuk UBS atau ukuran bank syariah, dimana nilai minimumnya 11,20909, dimana nilai tersebut ada pada UUS BPD-NTB tahun 2010 dan nilai maksimumnya adalah 17,80873, dimana nilai tersebut ada pada BUS-BSM ditahun 2012. 4.2
Uji Asumsi Klasik
4.2.1
Uji Multikolinieritas Dari hasil uji multikolinieritas, tidak ada variabel independen yang mempunyai
korelasi lebih dari 0,8 dan juga nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cuttoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, dimana variabel independen tidak ada yang mempunyai nilai tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10. 4.2.2
Uji Autokorelasi Nilai Durbin-Watson sebesar 1,784, nilai akan dibandingkan dengan nilai tabel,
dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 67, dan jumlah variabel indepeden 4 (k = 4). Maka nilai Durbin-Watson yang didapat dari tabel adalah 1,69877 (du), dan 4 – du, dimana 4 – 1,69877 = 2.30123. Sehingga du < d < 4 – du, bernilai 1,69877 < 1,784 < 2,30123. Oleh karena DW lebih besar dari du dan kurang 4 – du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya autokorelasi positif ataupu negatif. 4.2.3
Uji Heteroskedastisitas Baik dari hasil uji heteroskedastisitas dengan Residual Graph dan hasil uji
heteroskedastisitas Scatterplot, tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas. Kemudian juga dalam penelitian ini juga dilakukan uji Glejser. Dimana meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas atau terjadi apabila ada variabel dependen dengan level kurang dari 5%. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas, dimana seluruh variabel independen tidak mempunyai tingkat signifikan kurang dari 5%, dimana PDPK dengan tingkat signifikansi 0,232, BOPO 0,778, EFDR 0,927 dan UBS 0,929. jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 4.2.4
Uji Normalitas
Dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan: a) Analisis Grafik Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
12
1) Dimana dalam gambar histogram dan plot hasil normalitas, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram dan plot memberikan pola distribusi secara normal. Grafik plot, dimana data menyebar disekitar garis lurus diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, walaupun tidak terlalu rapat atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Analisis Statistik Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihal hasil uji normalitas residual dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dimana dengan melihat, jika probabilitas K-S < 5%, maka tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas, dimana nilai K-S dengan tingkat signifikan 0,265, dimana nilai tersebut lebih besar dari 5% atau 0.05 < 0,265, data tersebut terdistribusi secara normal. 4.3
Analisis Regresi dan Uji Hipotesis
4.3.1
Analisis Regresi Berdasarkan data terkait
dengan koefisien determinasi, dimana didalamnya
diinformasikan bahwa nilai R2 adalah 0,575 atau lebih tepat dengan menggunakan adjusted R2, dengan nilai 0,548. Dari informasi tersebut terlihat nilai 54,8% variabel independen pada penelitian ini, yaitu proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS) dapat menjelaskan dan memengaruhi variabel dependen yaitu profit distribution management (PDM), dan sisanya sebesarnya 45,2% dipengaruhi oleh faktor lain, selain diluar model. Kemudian Standard Error of the Estimate (SEE) sebesar 0,012382, dimana makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi dalam penelitian ini semakin tepat dalam memprediksi bagaimana variabel independen memengaruhi variabel dependen dalam penelitian. Kemudian berdasarkan data terkait dengan uji signifikansi simultan (uji statistik F), dimana peneliti memeroleh informasi bahwa dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 21,012 dengan tingkat probabilitas 0,000. adanya informasi tersebut, terutama tingkat probabilitas 0,000, yang jauh lebih kecil dari tingkat keyakian 5% atau 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini, dimana variabel dependennya profit distribution management (PDM) dapat dipengaruhi secara simultan oleh variabel-variabel independennya proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS). Lalu terkait dengan uji signifikan parameter individual (uji statistik t). Dimana dalam Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
13
pengujian untuk uji statistik t, derajat/tingkat keyakinan 95% (α = 5%). Namun demikian, penulis tetap memerhitungkan dan mempertimbangkan hasil regresi yang termasuk dalam derajat/tingkat keyakinan 90% (α = 10%). Dimana diinformasikan data mengenai empat variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi, dimana dua variabel indepeden, yaitu proporsi dana pihak ketiga (PDPK) dan efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) mempunyai tingkat signifikansi pada tingkat keyakinan 90% atau siginifikan 10% dan dua variabel lainnya biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mempunyai tingkat tingkat keyakinan 99% atau signifikan 1% dan ukuran bank syariah (UBS) mempunyai tingkat tingkat keyakinan 95% atau signifikan 5%. Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa profit distribution management (PDM) dipengaruhi oleh proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS), dengan persamaan matematika sebagai berikut: PDM (assets spread) = 0,075 + 0,004 PDPK – 0,059 BOPO – 0,002 EFDR + 0,001 UBS 4.3.2
Uji Hipotesis
• H1: proporsi Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh positif terhadap profit distribution management bank syariah. • H2: BOPO memiliki pengaruh negarif terhadap profit distribution management bank syariah. • H3: Efektifitas FDR memiliki hubungan dan pengaruh negarif terhadap profit distribution management bank syariah. • H4: Ukuran bank syariah memiliki pengaruh positif terhadap
profit distribution
management bank syariah. 4.4
Analisis Per Tahun
4.4.1
Analisis Untuk Tahun 2009 Berdasarkan olah data, maka dapat disimpulkan bahwa profit distribution management
(PDM) dipengaruhi oleh proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS), dengan persamaan matematika sebagai berikut: PDM (assets spread) = 0,069 + 0,022* PDPK – 0,077*** BOPO + 0,0087** EFDR – 0,0017 UBS Berdasarkan tabel olah data terkait dengan koefisien determinasi, dimana didalamnya diinformasikan bahwa nilai R2 adalah 0,704 atau lebih tepat dengan menggunakan adjusted Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
14
R2, dengan nilai 0,572. Dari informasi tersebut terlihat nilai 57,2% variabel independen pada penelitian ini, yaitu proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS) dapat menjelaskan dan memengaruhi variabel dependen yaitu profit distribution management (PDM), dan sisanya sebesarnya 42,8% dipengaruhi oleh faktor lain, selain diluar model. Kemudian Standard Error of the Estimate (SEE) sebesar 0,0124. 4.4.2
Analisis Untuk Tahun 2010 Berdasarkan olah data, maka dapat disimpulkan bahwa profit distribution management
(PDM) dipengaruhi oleh proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS), dengan persamaan matematika sebagai berikut: PDM (assets spread) = 0,0345 – 0,0327** PDPK – 0,069*** BOPO + 0,0087 EFDR + 0,0035** UBS Berdasarkan olah data terkait
dengan koefisien determinasi, dimana didalamnya
diinformasikan bahwa nilai R2 adalah 0,895 atau lebih tepat dengan menggunakan adjusted R2, dengan nilai 0,843. Dari informasi tersebut terlihat nilai 84,3% variabel independen pada penelitian ini, yaitu proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS) dapat menjelaskan dan memengaruhi variabel dependen yaitu profit distribution management (PDM), dan sisanya sebesarnya 15,7% dipengaruhi oleh faktor lain, selain diluar model. Kemudian Standard Error of the Estimate (SEE) sebesar 0,0066. Kemudian berdasarkan olah data terkait dengan uji signifikansi simultan (uji statistik F), dimana peneliti memeroleh informasi bahwa dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 17,099 dengan tingkat probabilitas 0,00055. adanya informasi tersebut, terutama tingkat probabilitas 0,00055, yang jauh lebih kecil dari tingkat keyakian 5% atau 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini, dimana variabel dependennya profit distribution management (PDM) dapat dipengaruhi secara simultan oleh variabel-variabel independennya proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS). 4.4.3
Analisis Untuk Tahun 2011 Berdasarkan olah data, maka dapat disimpulkan bahwa profit distribution management
(PDM) dipengaruhi oleh proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
15
pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS), dengan persamaan matematika sebagai berikut: PDM (assets spread) = 0,1187 + 0,0756** PDPK – 0,0283* BOPO – 0,0277** EFDR + 0,000289 UBS Berdasarkan olah data terkait
dengan koefisien determinasi, dimana didalamnya
diinformasikan bahwa nilai R2 adalah 0,618 atau lebih tepat dengan menggunakan adjusted R2, dengan nilai 0,516. Dari informasi tersebut terlihat nilai 51,6% variabel independen pada penelitian ini, yaitu proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS) dapat menjelaskan dan memengaruhi variabel dependen yaitu profit distribution management (PDM), dan sisanya sebesarnya 48,4% dipengaruhi oleh faktor lain, selain diluar model. Kemudian Standard Error of the Estimate (SEE) sebesar 0,0134. Kemudian berdasarkan olah data terkait dengan uji signifikansi simultan (uji statistik F), dimana peneliti memeroleh informasi bahwa dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 6,062 dengan tingkat probabilitas 0,00415. adanya informasi tersebut, terutama tingkat probabilitas 0,00415, yang jauh lebih kecil dari tingkat keyakian 5% atau 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini, dimana variabel dependennya profit distribution management (PDM) dapat dipengaruhi secara simultan oleh variabelvariabel independennya proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS). 4.4.4
Analisis Untuk Tahun 2012 Berdasarkan olah data, maka dapat disimpulkan bahwa profit distribution management
(PDM) dipengaruhi oleh proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS), dengan persamaan matematika sebagai berikut: PDM (assets spread) = 0,0745 + 0,0033* PDPK – 0,087*** BOPO – 0,01118** EFDR + 0,000943 UBS Berdasarkan olah data terkait
dengan koefisien determinasi, dimana didalamnya
diinformasikan bahwa nilai R2 adalah 0,717 atau lebih tepat dengan menggunakan adjusted R2, dengan nilai 0,642. Dari informasi tersebut terlihat nilai 64,2% variabel independen pada penelitian ini, yaitu proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
16
bank syariah (UBS) dapat menjelaskan dan memengaruhi variabel dependen yaitu profit distribution management (PDM), dan sisanya sebesarnya 35,8% dipengaruhi oleh faktor lain, selain diluar model. Kemudian Standard Error of the Estimate (SEE) sebesar 0,0103. Kemudian berdasarkan olah data terkait dengan uji signifikansi simultan (uji statistik F), dimana peneliti memeroleh informasi bahwa dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 9,511 dengan tingkat probabilitas 0,00049. adanya informasi tersebut, terutama tingkat probabilitas 0,00049, yang jauh lebih kecil dari tingkat keyakian 5% atau 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini, dimana variabel dependennya profit distribution management (PDM) dapat dipengaruhi secara simultan oleh variabelvariabel independennya proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS).
Kesimpulan dan Saran 5.1
Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dari penelitian ini, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Biaya Opersional atas Pendapatan Operasional (BOPO), Efektivitas Financing to Deposit Ratio (EFDR) dan Ukuran Bank Syariah (UBS) mempunyai pengaruh yang berbeda untuk masing-masing variabel terhadap Profit Distribution Management (PDM) secara umum. 2. Pengaruh variabel PDPK, BOPO, EFDR dan UBS terhadap PDM (Assets Spread), diuraikan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil analisis OLS Regression yang dilakukan diketahui bahwa variabel PDPK berpengaruh positif secara signifikan dengan level 10% terhadap variabel PDM secara umum dengan individual variabel. b. Berdasarkan hasil analisis OLS Regression yang dilakukan diketahui bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif secara signifikan dengan level 1% terhadap variabel PDM secara umum dengan individual variabel.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
17
c. Berdasarkan hasil analisis OLS Regression yang dilakukan diketahui bahwa variabel EFDR berpengaruh negatif secara signifikan dengan level 10% terhadap variabel PDM secara umum dengan individual variabel. d. Berdasarkan hasil analisis OLS Regression yang dilakukan diketahui bahwa variabel UBS berpengaruh positif secara signifikan dengan level 5% terhadap variabel PDM secara umum dengan individual variabel. e. Berdasarkan hasil analisis regresi secara umum juga bahwa bank-bank syariah melakukan kegiatan PDM atau mengelola PDM mereka, dimana PDM itu sendiri sebagai bentuk tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban bagi hasil bank syariah kepada nasabah atau deposannya. 3. Kemudian dalam pengaruh secara simultan antara variabel-variabel independen terahadap variabel dependennya dinyatakan dengan R2 atau lebih tepat hasilnya dengan adjusted R2. Bahwa nilai R2 adalah 0,575 atau lebih tepat dengan menggunakan adjusted R2, dengan nilai 0,548. Dari informasi tersebut terlihat nilai 54,8% variabel independen pada penelitian ini, yaitu proporsi dana pihak ketiga (PDPK), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), efektivitas Financing to deposit ratio (EFDR) dan ukuran bank syariah (UBS) dapat menjelaskan dan memengaruhi variabel dependen yaitu profit distribution management (PDM), dan sisanya sebesarnya 45,2% dipengaruhi oleh faktor lain, selain diluar model. 4. Jika dilihat secara parsial per tahun, tidak semua variabel independen, yaitu Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Biaya Opersional atas Pendapatan Operasional (BOPO), Efektivitas Financing to Deposit Ratio (EFDR) dan Ukuran Bank Syariah (UBS) mempunyai pengaruh signifikan dan sama dengan hasil uji hipotesis secara umum dan keseluruhan, yang mana setiap variabel indepeden berbeda untuk masing-masing variabel untuk dapat berpengaruh terhadap Profit Distribution Management (PDM). 5.2
Saran untuk Perbankan Syariah di Indonesia secara umum Dari penelitian yang dilakukan dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal
sebagai berikut: 1. Bagi Internal Manajemen Bank • Melakukan pengawasan secara berkala terhadap tingkat profitabiltas bank itu sendiri sebagai elemen penting dalam kegiatan operasionalnya yang bisa memengaruhi tingkat profit distribution management yang mereka kelola.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
18
• Menjaga keseimbangan antara tingkat pendanaan yang dilakukan oleh bank syariah dengan tingat dana pihak ketiga yang kelola, sehingga tidak adanya dana yang menganggur tetapi juga tidak mempertahankan tingkat likuiditas yang tinggi. • Menjaga stabilitas sumber daya manusia untuk pihak internal bank syariah yang harus dilakukan oleh manajemennya sendiri, terutama untuk sektor pendanaan. Dimana dalam sektor ini, sebagai salah satu titik penting yang harus benar-benar dikontrol. Dimaksudkan agar dana-dana yang dimiliki bank syariah disalurkan secara efektif untuk kegiatan operasional dan kegiatan sektor produktif. Perbankan Syariah di Indonesia, memengang teguh prinsip kehatia-hatian dalam hal penyaluran dana ke sektor-sektor produktif atau untuk kegiatan pendanaan lainnya. • Dalam mempublikasi laporan keuangan, harus diikutsertakannya rasio keuangan, sehingga para pembaca tidak hanya membaca laporan keuangan semata, tetapi bisa melihat juga kinerja keuangan dari bank syariah yang ada dan pihak bank syariah berkewajiban mempublikasikan laporan keuangan mereka, tidak hanya untuk beberapa tahun, tapi tahun sebelumnya juga harus dipublikasikan. 2.
Bagi Pemerintah • Menetapkan suatu regulasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam hal tranparasi laporan distribusi bagi hasil yang berkaitan dengan pengelolaan PDM itu sendiri. • Memberikan suatu edukasi dan sosialisasi terkait dengan perihal bank syariah yang lebih intens, sehingga dengan tujuan untuk memeroleh dana pihak ketiga yang lebih besar dan juga dengan catatan bank syariah tersebut efektif dalam hal kegiatan pendanaan tersebut. • Mengontrol terkait dengan laporan keuangan publikasi untuk setiap bank syariah dan kelengkapannya untuk suatu regulasi.
5.3
Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut Untuk kepentingan penelitian lebih lanjut mengenai Perbank Syariah di Indonesia,
terutama
Profit
Distribution
Management
yang
dikelola
bank
syariah,
penulis
merekomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Sampel yang diambil untuk penelitian berikutnya bisa menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh semua bank syariah yang terdaftar dalam list Bank Indonesia tersebut baik melalui website masing-masing bank atau website Bank Indonesia. 2. Tidak hanya menggunakan rasio dan variabel dari sisi internal bank syariah itu sendiri tetapi juga dari sisi eksternal bank syariah. Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
19
3. Menambahkan periode penelitian untuk penelitian ini dan juga faktor-faktor internal maupun eksternal dari bank syariah di Indonesia.
DAFTAR REFERENSI Ajija, Shochrul R.; Sari, Dyah W.; Setianto, Rahmat H dan Primanti, Martha R. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Alper, A dan Anbar, A. (2011). Bank Specific and Macroeconomic Determinants of Commercial Bank Profitability: Empirical Evidence fromTurkey, Business and Economics Research Journal. Volume 2. Number 2. 2011. Pp. 139-152. Andriyanti, Ani dan Wasilah. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Muamalat Indonesia. Antonio, M. Syafi’i (1999). Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Yogyakarta: BI dan Tazkia Institute. Antonio, Muhammad Syafi’i. (2001). Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Ascarya. (2007). Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. Athanasoglou, P.; Brissimis, S. and Delis, M. (2008). Bank-Specific, Industry-Specific and Macroeconomic Determinants of Bank Profitability, Journal of International Financial Markets, Institutions and Money, 18 (2), pp. 121-136. http://www.journals.elsevier.com/journal-of-international-financial-markets-institutions-and-money. Publikasi online 14 Agustus 2006. Athanasoglou, Panayiotis P.; Brissimis, Sophocles N. dan Delis, Matthaios D. (2005). Bank spesific industry, and spesific makroekonomic determinant of bank profitability. Working paper, bank of greece. No. 25 June. Bank Indonesia (2012). Statistik Bank Indonesia. www.bi.go.id. Elfianto. (n.d). Agency Theory dalam Presfektif Syariah. Universitas Tamansiswa, Padang. Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20, Edisi 6. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hays, Fred H.; De Lurgio, Stephen A. dan Gilbert, Arthur H., Jr. (n.d). Efficiency Ratios and Community Bank Performance. Journal of Finance and Accountancy. Karim, Adiwarman. (2004). Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kinasih, Septrivia Wahyu. (2013). Analisis Faktor Determinan Tingkat Risiko Pembiayaan Bank Syariah pada 2005-2012. Skripsi: FE UI. Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001. Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013
20
Luayyi, Sri. (n.d). Teori Keagenan dan Manajemen Laba dari Sudut Pandang Etika Manajer. Universitas Brawijaya. Nafis, M. Cholil. (2011). Teori Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta: UI Press. Mawardi, Nasrah. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Muthlaqah. Tesis: S2 Universitas Indonesia. Nusantara, Ahmad Buyung. (2009). Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007). Tesis: Universitas Diponegoro. Purwanto, Tri Joko. (2011). Analisis Besarnya Pengaruh Pembiayaan, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap Laba Bank Syariah (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk). Fakultas Ekonomi dan Manajemen Instute Pertanian Bogor, Bogor. Pratiwi, Dhian Dayinta. (2012). Pengaruh CAR, BOPO, NPF DAN FDR Terhadap Return on Asset (ROA) Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005 – 2010). Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang. Rahmat, Muhammad. (2012). Pengaruh CAR, FDR, dan NPF Terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar. Rinaldy, Eddie. 2008. Membaca Neraca Bank. Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing. Riyadi,Selamet. (2004). Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lemabaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sayd Farook, M. Kabir Hassanb, Gregory Clinch (2012). Profit distribution management by Islamic banks: An empirical investigation. The Quarterly Review of Economics and Finance 52 (2012) 333– 347. www.elsevier.com/locate/qref. Publikasi online 26 April 2012. Srairi, Samir Abderrazek. (2009). Factors Influencing the Profitability of Conventional and Islamic Commercial Banks in GCC Countries. Review of Islamic Economics, Vol. 13, No. 1, 2009, pp. 5–30. Sri Nurhayati, Wasilah. (2012). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Suryani. (2011). Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Perbank Syariah di Indonesia. Walisongo, Volume 19, Nomor 1, Mei 2011. Susilo, Y. Sri. (2000). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Salemba Empat. Teng, Kok Yoke, Tan Ker Wei, Tan Sim Yong dan Yong Man Siew. (2012). The Determinants of Islamic Banks Profitability In Malaysia. Skripsi: Universiti Tunku Abdul Rahman, Malaysia. Yaya, Rizal, Martawireja, Aji Erlangga dan Abdurahim, Ahim. (2009). Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
Universitas Indonesia
Analisis Pengaruh..., Muhammad Rizaludin, FE UI, 2013