ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA BANK KONVENSIONAL TERHADAP JUMLAH SIMPANAN PADA BANK UMUM SYARIAH TAHUN 2002-2006
OLEH BETY MARIANTINI H14103072
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
RINGKASAN
BETY MARIANTINI. Analisis Pengaruh Suku Bunga Bank Konvensional Terhadap Jumlah Simpanan Pada Bank Umum Syariah Tahun 2002-2006 (dibimbing oleh SRI HARTOYO). Sistem syariah yang mulai dipraktekkan pertama kali pada tahun 1991 oleh lembaga perbankan yaitu Bank Muamalat Indonesia memberikan referensi baru bagi masyarakat untuk melakukan pemilihan dalam menempatkan dananya. Pada akhir tahun 2006 tercatat terdapat tiga Bank Umum Syariah (BUS) yang telah beroperasi yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia. Bertambahnya jumlah BUS di Indonesia menyebabkan persaingan antar bank konvensional dan bank syariah dalam mendapatkan nasabah. Salah satu faktor yang dapat menarik nasabah adalah besarnya return yang diberikan oleh pihak bank. Kebijakan pemerintah berupa fatwa MUI yang menyatakan bahwa bunga bank adalah haram pada akhir tahun 2003 menyebabkan sebagian masyarakat mempertimbangkan kadar halal dan haram dalam bertransaksi di bidang keuangan, terutama masyarakat Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim. Dalam penelitian ini dampak return yaitu suku bunga dan bagi hasil yang diberikan oleh bank konvensional dan bank syariah akan dianalisis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series bulanan dari Februari tahun 2002 sampai Desember tahun 2006 yang terdiri dari data tabungan mudharabah, giro wadiah, deposito mudharabah, suku bunga simpanan berjangka 3 bulanan, suku bunga tabungan, bagi hasil deposito, bagi hasil tabungan, bonus giro, tingkat inflasi, pendapatan nasional, harga saham syariah dan dummy kebijakan pemerintah yaitu fatwa MUI yang menyatakan bahwa bunga bank adalah haram. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Autoregression (VAR) yang dikombinasikan dengan metode Vector Eror Correction Model (VECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jangka pendek suku bunga bank konvensional dan nisbah yang diberikan oleh bank syariah berpengaruh terhadap besarnya jumlah simpanan pada bank syariah. Pada jangka panjang suku bunga bank konvensional dan nisbah mempengaruhi besarnya jumlah simpanan pada BUS dan mempengaruhi keputusan masyarakat untuk menempatkan dananya, masyarakat lebih bersifat rasional yaitu lebih memperhatikan return yang diberikan oleh pihak bank. Pada jangka panjang setelah adanya fatwa MUI yang menyatakan bahwa bunga bank adalah haram bukan merupakan faktor yang membuat masyarakat lebih memilih aspek religi dan prinsip keagamaan. Masyarakat lebih memilih prinsip profit motive. Implikasi kebijakan pada penelitian ini adalah adanya pengaruh suku bunga bank konvensional terhadap DPK pada bank syariah maka bank syariah seharusnya memiliki kendali dalam returnnya yaitu dengan: pertama, melakukan pemilihan secara selektif terhadap calon nasabah pembiayaan, sehingga usaha yang dijalankan oleh nasabah akan memberikan return yang lebih baik. Kedua melakukan pendampingan pada nasabah yang baru bergerak di sektor riil sehingga dapat meminimalisir kerugian yang dapat mengurangi return pada BUS.
ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA BANK KONVENSIONAL TERHADAP JUMLAH SIMPANAN PADA BANK UMUM SYARIAH TAHUN 2002-2006
Oleh BETY MARIANTINI H14103072
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa
: Bety Mariantini
Nomor Registrasi Pokok
: H14103072
Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi
: Analisis
Pengaruh
Suku
Bunga
Bank
Konvensional Terhadap Jumlah Simpanan Pada Bank Umum Syariah Tahun 2002-2006
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Sri Hartoyo, MS. NIP. 131 124 021
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Ir. Rina Oktaviani, MS. Ph.D. NIP. 131 846 872
Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN
SEBAGAI
SKRIPSI
ATAU
KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Mei 2007
Bety Mariantini H14103072
RIWAYAT HIDUP
Bety Mariantini. Dilahirkan di Probolinggo pada tanggal 20 Maret 1985 dari pasangan Bapak Sudjianto dan Ibu Suminah. Penulis merupakan putri terakhir dari tiga bersaudara. Penulis menjalani kehidupan dari kecil sampai dewasa di kota kelahirannya, kota Probolinggo, Jawa Timur. Penulis menjalani pendidikan di bangku sekolah dasar dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1997 di SDN Sukabumi X Probolinggo. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari tahun 1997 sampai tahun 2000 di SLTP N 1 Probolinggo. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMUN 1 Probolinggo dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama mengikuti pendidikan di bangku kuliah, penulis selain aktif sebagai pengurus dalam beberapa organisasi kemahasiswaan juga aktif pada berbagai kegiatan modelling, seperti Forum Mahasiwa Probolinggo (20032007), Paduan Suara Mahasiswa Agriaswara (2003-2006), Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) pada tahun 2005, Majalah Kampus Gema Almamater (2004-2005). Pada tahun 2004, penulis menjadi mahasiswi terbaik Tahap Persiapan Bersama. Penulis pernah menjadi finalis Wajah Model Idol B-One Management (2005), Cipta Bintang Televisi (2005), Plangi Model Hunt (2005) dan berbagai event modelling lainnya.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, pencipta dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Kepada-Nya penulis berlindung dari segala khilaf dan dosa, kepada-Nya penulis berlindung dari segala yang diharamkan oleh-Nya. Segala puji bagi-Nya karena telah memberikan kemudahan, pencerahan dan kelancaran pada penulis dalam menyusun skripsi ini. Shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah SAW pembawa islam agama paling mulia dan rahmat bagi semua makluk-Nya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Suku Bunga Bank Konvensional Terhadap Jumlah Simpanan Pada Bank Umum Syariah Tahun 2002-2006. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan doa, bantuan, perhatian, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada: Pertama, bapak Dr. Sri Hartoyo, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran dalam membimbing dan memberikan ilmu baru kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Kedua, bapak Ir. Noer Azam Achsani, MS. Ph.D selaku dosen penguji utama yang telah banyak memberikan masukan dan saran, sehingga menjadikan perbaikan skripsi bagi penulis. Ketiga, ibu Ir. Tanti Noviyanti, M.Si selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan banyak masukan tentang tata cara penulisan yang baik. Keempat, kedua orang tua yaitu bapak Sudjianto dan ibu Suminah, S.Pd yang telah banyak memberikan dukungan moril, materil serta doa yang tidak pernah lepas dipanjatkan kepada-Nya. Kakak tercinta Irma yang selalu memberikan motivasi dan doanya serta Teguh segala doa tercurah untuknya. Penulis juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada segenap rekanrekan yang telah memberikan dukungan. Pertama, teman-teman bisma Ndul,
Tongki, Mbak Yeni, Mbak Vina, Yayang, Eks.bismers dan Bibi Kani yang telah memberikan warna-warni kehidupan kepada penulis selama menjadi anak kost di Bogor. Kedua, Hany, Dewi, Imas dan Dora yang telah menjadi sahabat terbaik selama menjadi mahasiswa Ilmu Ekonomi di IPB. Ketiga, teman-temanku seperjuangan ilmu Ekonomi angkatan 40 yang tidak dapat disebutkan satupersatu. Kalian pasti akan mendapatkan yang terbaik dan lulus pada waktu yang tepat. Amin. Keempat, teman-temanku di Forum Mahasiswa Probolinggo, Dewi, Faiq, Mbak Ratih, Mbak Ana-Ani, Mbak Tri, Mbak Sulis, Mbak Ratih Agung, Dody, Lanang, Agung, Acil, Ludy dan teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Kelima, teman-temanku di Agriaswara, Aci, Cony, Chika, Mbak Vera, Mbak Piping, K’ Rudi, K’Helmi, K’Fandi dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Spesial thanks to: Allah SWT, Heny, K’Willy, Mas Anwar BMI, Mbak Saras BMI, Kru DTI BSM, Oma, Uut, lovely computer Berrut & Whina Desiana yang selalu menemani penulis sepanjang penyusunan skripsi. Kepada semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung penulis ucapkan permohonan maaf dan terima kasih karena tidak bisa disebutkan satupersatu. Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bogor, Mei 2007
Bety Mariantini H14103072
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................vi DAFTAR TABEL........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 1.5. Ruang Lingkup................................................................................... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9 2.1. Teori Suku Bunga .............................................................................. 9 2.2. Konsep Simpanan .............................................................................. 9 2.3. Model Analisis .................................................................................. 11 2.3.1. Model Metzler........................................................................ 11 2.3.2. Model Haron dan Norafifah ................................................... 12 2.3.3. Model Haron dan Azmi.......................................................... 14 2.4. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 15 III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................... 20 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................ 20 3.1.1. Pengaruh Suku Bunga Tabungan dan Simpanan Berjangka Terhadap Tabungan Mudharabah, Giro Wadiah dan Deposito Mudharabah........................................................................... 21 3.1.2. Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Tabungan Mudharabah, Giro Wadiah dan Deposito Mudharabah ........ 22 3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual....................................................... 24 3.3. Hipotesis............................................................................................ 25 IV. METODE PENELITIAN......................................................................... 27 4.1. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 27 4.2. Metode Analisis Data..................................................................... 28
4.2.1. Vector Autoregression.......................................................... 28 4.2.2. Uji Stasioner......................................................................... 31 4.2.3. Menentukan Kriteria Lag ..................................................... 31 4.2.4. Uji Kointegrasi ..................................................................... 32 4.2.5. Estimasi Vector Error Correction Models........................... 33 4.2.6. Impulse Respon Function..................................................... 34 4.2.7. Forecast Error Variance Decomposition ............................ 34 V.
PERKEMBANGAN DANA PIHAK KETIGA DAN VARIABEL MAKROEKONOMI ............................................................................. 35 5.1. Perkembangan Tabungan Mudharabah ......................................... 35 5.2. Perkembangan Giro Wadiah .......................................................... 36 5.3. Perkembangan Deposito Mudharabah........................................... 37 5.4. Perkembangan Bagi Hasil Bank Umum Syariah ........................... 37 5.5. Perkembangan Suku Bunga Bank Konvensional........................... 40 5.6. Perkembangan Tingkat Inflasi ....................................................... 42 5.7. Perkembangan Pendapatan Nasional ............................................. 42 5.8. Perkembangan Harga Saham Syariah ............................................ 43
VI. ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA BANK KONVENSIONAL TERHADAP JUMLAH SIMPANAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.................................................................................... 45 6.1. Kestasioneran Data......................................................................... 45 6.2. Penentuan Lag Optimal.................................................................. 47 6.3. Uji Kointegrasi ............................................................................... 48 6.4. Estimasi Model Vector Error Correction ...................................... 49 6.5. Impulse Response Function (IRF).................................................. 55 6.6. Variance Decomposition (VD) ...................................................... 59 VII. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 63 7.1. Kesimpulan .................................................................................... 63 7.2. Saran............................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65 LAMPIRAN................................................................................................... 67
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.1.
Komposisi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah ........................... 4
6.1.1.
Uji Stasioneritas Pada Level ............................................................ 46
6.1.2.
Uji Stasioneritas pada first difeerence.............................................. 47
6.2.1.
Perhitungan Schwarz Information Criterion .................................... 48
6.4.1.
Persamaan Jangka Pendek Model Tabungan Mudharabah ............. 49
6.4.2.
Persamaan Jangka Pendek Model Giro Wadiah .............................. 50
6.4.3.
Persamaan Jangka Pendek Model Deposito Mudharabah............... 51
6.4.4.
Persamaan Jangka Panjang Model Tabungan Mudharabah ............ 52
6.4.5
Persamaan Jangka Panjang Model Deposito Mudharabah.............. 53
6.6.1.
Variance Decomposition Model Tabungan Mudharabah................ 60
6.6.2.
Variance Decomposition Model Giro Wadiah................................. 61
6.6.3.
Variance Decomposition Model Deposito Mudharabah ................. 62
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.1.
Grafik Perkembangan Aset Perbankan Syariah ............................... 3
3.1.
Kurva Tabungan.............................................................................. 20
3.2.
Kerangka Pemikiran Konseptual..................................................... 25
5.1.
Grafik Perkembangan Tabungan Mudharabah............................... 35
5.2.
Grafik Perkembangan Giro Wadiah................................................ 36
5.3.
Grafik Perkembangan Deposito Mudharabah ................................ 37
5.4.1
Grafik Perkembangan Bagi Hasil Deposito Bank Umum Syariah . 38
5.4.2.
Grafik Perkembangan Bagi Hasil Tabungan Bank Umum Syariah 39
5.4.3.
Grafik Perkembangan Bonus Giro Bank Umum Syariah ............... 40
5.5.1.
Grafik Perkembangan Suku Bunga Simpanan Riil Berjangka 3 Bulanan ........................................................................................ 41
5.5.3.
Perkembangan Suku Bunga Tabungan Riil .................................... 41
5.6.
Grafik Perkembangan Tingkat Inflasi............................................. 42
5.7.
Grafik Perkembangan Gross Domestic Product di Indonesia ........ 43
5.8.
Grafik Perkembangan Saham Syariah di Indonesia........................ 44
6.5.1.
Respon Tabungan Mudharabah terhadap Harga Saham Syariah, Pendapatan, Tingkat Inflasi, Suku Bunga Tabungan dan Nisbah Tabungan......................................................................................... 55
6.5.2.
Respon Giro Wadiah terhadap Harga Saham Syariah, Pendapatan, Tingkat Inflasi, Suku Bunga Simpanan dan Bonus Giro ................ 56
6.5.3.
Respon Deposito Mudharabah terhadap Harga Saham Syariah, Pendapatan, Tingkat Inflasi, Suku Bunga Simpanan dan Nisbah Deposito .......................................................................................... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Glossary ................................................................................................... 67 2. Uji Lag Optimal Tabungan Mudharabah ................................................ 67 3. Uji Lag Optimal Giro Wadiah.................................................................. 67 4. Uji Lag Optimal Deposito Mudharabah .................................................. 68 5. Uji Kestabilan VAR Tabungan Mudharabah .......................................... 68 6. Uji Kestabilan VAR Giro Wadiah ........................................................... 68 7. Uji Kestabilan VAR Deposito Mudharabah............................................ 69 8. Uji Kointegrasi 1 Tabungan Mudharabah ............................................... 69 9. Uji Kointegrasi 1 Giro Wadiah ................................................................ 70 10. Uji Kointegrasi 1 Deposito Mudharabah................................................. 70 11. Uji Kointegrasi 2 Tabungan Mudharabah ............................................... 71 12. Uji Kointegrasi 2 Giro Wadiah ................................................................ 71 13. Uji Kointegrasi 2 Deposito Mudharabah................................................. 71 14. Estimasi VECM Tabungan Mudharabah................................................. 72 15. Estimasi VECM Giro Wadiah.................................................................. 73 16. Estimasi VECM Deposito Mudharabah .................................................. 74 17. Matriks Korelasi Tabungan Mudharabah................................................ 75 18. Matriks Korelasi Giro Wadiah ................................................................. 76 19. Matriks Korelasi Deposito Mudharabah ................................................. 76
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan lembaga yang turut berperan penting dalam kegiatan perekonomian, salah satunya adalah bank. Secara umum bank mempunyai fungsi yaitu menerima simpanan, menyalurkan dana dan transfer dana. Bank juga merupakan suatu lembaga yang memiliki fungsi intermediasi yaitu mengumpulkan dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Salah satu sumber dana yang diperoleh bank berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Kegiatan perekonomian merupakan dampak dari kemajuan peradaban di suatu negara, salah satu cirinya adalah majunya kegiatan operasional perbankan. Pada negara berkembang khususnya Indonesia, sumber pembiayaan utama masih berasal dari sektor perbankan, akibatnya terjadi peningkatan kegiatan operasional perbankan. Kegiatan operasional perbankan, terutama transaksi pada perbankan sekarang ini masih berbasis bunga. Pada praktik perbankan di Eropa transaksi berbasis bunga ini semakin banyak dilakukan oleh masyarakat semenjak Raja Henry VIII pada tahun 1545 mengizinkan pemberlakuan bunga (interest). Penjelajahan dan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa mengakibatkan kegiatan perekonomian dikuasai oleh bangsa Eropa, sampai pada akhirnya kaum muslim mengalami kemerosotan sehingga institusi-institusi yang berkembang selama ini merupakan peninggalan dari bangsa Eropa. Keadaan yang terus berlangsung sampai zaman modern membawa dampak pada institusi perbankan, sehingga institusi yang ada masih berbasis bunga (Karim, 2004).
2
Berdasarkan pada fiqh yang menyatakan bahwa bunga merupakan riba (diharamkan dalam Islam) maka sejumlah negara-negara muslim berusaha mendirikan lembaga alternatif salah satunya bank yang bebas bunga atau yang dikenal dengan Islamic Banking. Pendirian Isamic Banking ini pertama kali dilaksanakan oleh negara Malaysia pada pertengahan tahun 1940-an, yang kemudian diikuti oleh negara-negara lainnya seperti Pakistan pada akhir tahun 1950-an, Mesir pada tahun 1963 yang dinilai sebagi percontohan bank islam yang paling sukses (Mit Ghamr Local Saving Bank) dan Indonesia pada tahun 1992 dengan dimulai beroperasinya Bank Muamalat Indonesia. Bank bebas bunga yang pertama kali di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia yaitu bank yang berprinsip pada syar’i atau aturan dalam islam yang biasa disebut dengan bank syariah. Bank syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan, apabila pada tahun 1992-1998 hanya terdapat satu unit bank syariah yang beroperasi maka pada tahun 1999 jumlahnya bertambah menjadi dua unit Bank Umum Syariah (BUS), yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM) dan pada tahun 2004 BUS yang beroperasi bertambah satu unit yaitu Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI), sehingga sampai awal tahun 2007 BUS yang beroperasi di Indonesia menjadi tiga unit. Menurut Karim (2004) total aset bank syariah di Indonesia akan tumbuh sebesar 2850.0 persen selama delapan tahun, atau rata-rata tumbuh 356.25 persen setiap tahunnya, dan diperkirakan pada tahun 2010 total aset pada bank syariah sebesar 80841.0 milyar rupiah. Bersumber pada data Bank Indonesia sampai Desember 2006 aset yang dimiliki oleh BUS terus mengalami peningkatan hingga
3
mencapai sekitar 27 triliun rupiah. Penurunan aset yang sangat tajam pada bank syariah dari Desember tahun 2005 sampai Januari Tahun 2006 dikarenakan oleh penarikan dana oleh nasabah setelah adanya bencana nasional dan kenaikan harga Bahan Bankar Minyak (BBM).
Sumber: Bank Indonesia (2005-2006)
Gambar 1.1. Grafik Perkembangan Aset Perbankan Syariah Seiring bertambahnya jumlah BUS yang beroperasi, persaingan antar bank pun semakin ketat, oleh karena itu BUS yang ada harus meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang ditawarkan kepada nasabah. Seperti pada bank konvensional, bank syariah atau bank yang lainnya menawarkan berbagai macam fasilitas contohnya besarnya tingkat bunga atau nisbah yang ditawarkan pada berbagai macam simpanan seperti giro, tabungan dan deposito, pembiayaan seperti pada perdagangan domestik maupun luar negeri dan fasilitas yang lainnya agar menarik para nasabah. Penawaran berbagai macam fasilitas oleh bank terutama oleh bank syariah bertujuan untuk menghimpun dana yang sebesar-besarnya dari masyarakat, sehingga total aset yang dimiliki oleh bank semakin besar, terutama
4
yang bersumber dari dana pihak ketiga (DPK). Pada bulan Desember total DPK pada BUS sebesar 20672 juta rupiah, hal ini menunjukkan peningkatan jumlah penerimaan dana pada BUS. Tabel 1.1. Komposisi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah (Juta Rupiah) DANA PIHAK MarSepOctNovDecKETIGA 06 Jun-06 06 06 06 06 Giro Wadiah Nilai 2257 2657 2747 2824 2846 3415 Pangsa (%) 15.09 16.17 15.29 14.98 14.71 16.52 Tabungan Nilai 4501 4971 5604 5749 5844 6430 Mudharabah Pangsa (%) 30.10 30.26 31.18 30.49 30.21 31.11 Deposito Nilai 8197 8803 9623 10282 10655 10826 Mudharabah Pangsa (%) 54.81 53.57 53.53 54.53 55.08 52.37 Total 14955 16432 17975 18856 19347 20672 Sumber: Bank Indonesia (2006)
Menurut Haron dan Azmi (2005), pada akhir Desember 2003 total DPK pada bank syariah yaitu BMI dan BSM sebesar 76 persen dan 79 persen, hal ini mengindikasikan bahwa sumber utama pendanaan pada bank syariah berasal dari dana simpanan yang disetorkan oleh nasabah, baik dalam bentuk tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah.
1.2. Perumusan Masalah Institusi keuangan di negara-negara islam merubah sistem ekonominya menjadi sistem ekonomi yang berlandaskan pada aturan-aturan islam setelah adanya kajian islam yang menyatakan bahwa bunga bank adalah haram. Di Indonesia pernyataan bahwa bunga bank adalah haram dikeluarkan oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada akhir tahun 2003. Hal ini berdampak pada
5
kegiatan operasional di bank konvensional. Bank konvensional mulai membuka unit-unit usaha yang berbasis syariah guna menarik masyarakat agar menjadi nasabah yang bersedia menyimpan dan menginvestasikan dananya pada bank konvensional yang membuka layanan syariah. Dampak dari hal ini adalah terjadinya suatu bentuk persaingan pada bank konvensional dan bank syariah terutama pada penghimpunan dana dari masyarakat. Sumber utama pendanaan pada bank baik bank konvensional maupun bank syariah sangat tergantung pada besarnya dana yang disetorkan oleh depositor kepada pihak bank yaitu besarnya Dana Pihak Ketiga. Oleh karena itu sangat penting bagi bank syariah untuk mengetahui faktor apakah yang paling penting untuk mempengaruhi masyarakat agar mengambil keputusan dalam menyimpan dananya pada bank syariah. Menurut Metawa dan Almossawi (1998) dalam Haron dan Azmi (2005), faktor religi merupakan faktor utama dalam pengambilan keputusan oleh masyarakat untuk menempatkan uangnya pada bank islam di Bahrain. Pada studi yang lain di negara Sudan dan Turki yang dilakukan oleh Erol dan El-Bdour, menemukan bahwa faktor religi bukan sebagai faktor utama, seperti pada studi kasus di Sudan, Turki, Malaysia dan Singapura yang menyatakan bahwa religi dan tingkat keuntungan yang diperoleh nasabah merupakan faktor yang mendasari masyarakat untuk menempatkan dananya di bank syariah. Melihat perilaku depositor yang termotivasi oleh tingkat pengembalian (return) atau nisbah yang diperolehnya, maka sangat penting bagi bank syariah untuk mengkaji besarnya nisbah yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah.
6
Tingkat pengembalian (return) atau nisbah bukan satu-satunya faktor yang dapat dijadikan sebagai motivasi oleh para nasabah melainkan masih terdapat variabel makroekonomi lainnya, seperti kebijakan pemerintah, pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan faktor-faktor yang lainnya. Berdasarkan
uraian
diatas
maka
dapat
dirumuskan
dasar-dasar
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pengaruh suku bunga simpanan berjangka dan suku bunga tabungan bank konvensional terhadap besarnya masing-masing DPK pada bank umum syariah. 2) Pengaruh besarnya bagi hasil, inflasi, pendapatan nasional, harga saham syariah dan kebijakan pemerintah yaitu fatwa MUI yang menyatakan bahwa bunga bank adalah haram terhadap besarnya masing-masing DPK pada bank umum syariah. 3) Perilaku masyarakat dalam menempatkan dananya pada bank konvensional atau bank umum syariah.
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan pemaparan pada latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Menganalisis pengaruh suku bunga simpanan berjangka dan suku bunga tabungan bank konvensional terhadap besarnya masing-masing DPK pada bank umum syariah. 2) Menganalisis pengaruh besarnya bagi hasil, inflasi, pendapatan nasional, harga saham syariah dan kebijakan pemerintah yaitu fatwa MUI yang menyatakan
7
bahwa bunga bank adalah haram terhadap besarnya masing-masing DPK pada bank umum syariah. 3) Menganalisis perilaku masyarakat dalam menempatkan dananya pada bank konvensional atau bank syariah. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian dengan topik perbankan syariah semakin banyak dilakukan, hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya peran bank syariah dalam kegiatan perekonomian dan tuntutan para masyarakat terhadap munculnya gagasan atau ide yang baru. Perkembangan pada bank syariah tidak hanya terletak pada besarnya total aset deposit melainkan dari segi regulasi yaitu berupa RUU Perbankan Syariah yang mengatur tentang Unit Usaha Syariah (UUS) agar menjadi bank syariah melalui spin off yaitu melepas UUS dari bank induknya sehingga jaringan dan teknologi informasinya bersifat independen. Beberapa hal yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1) Memberikan gambaran tentang pergerakan suku bunga simpanan berjangka dan suku bunga tabungan serta variabel makroekonomi terhadap besarnya masing-masing DPK pada bank umum syariah di Indonesia dalam kurun waktu penelitian. 2) Memberikan informasi tentang tingkah laku para depositor atau Depositors’ Behaviour bagi Bank Umum Syariah di Indonesia. 3) Sebagai preferensi bagi perbankan syariah dalam menentukan manajemen yang baik terhadap perilaku depositor.
8
1.5. Ruang Lingkup Simpanan yang digunakan pada penelitian ini adalah simpanan pada bank umum syariah yaitu Dana Pihak Ketiga yang terdiri dari tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah (dalam rupiah) yang diperoleh dari BSM dan BMI, BSMI tidak diikutsertakan karena BSMI baru beroperasi pada pertengahan tahun 2004 sehingga data tidak tercakup dalam kurun waktu penelitian. Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga simpanan berjangka tiga bulanan dan suku bunga tabungan. Periode penelitian dari bulan Juli 2002 sampai Desember 2006. Merujuk pada jurnal Haron dan Norafifah (2000) serta Haron dan Azmi (2005), penelitian ini lebih difokuskan pada perilaku depositor (depositor’s behaviour) yaitu individu yang dapat mempengaruhi besarnya masing-masing DPK pada bank umum syariah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Suku Bunga Suku bunga merupakan pendapatan yang diberikan kepada nasabah sebagai imbalan akibat penggunaan uang nasabah sebagai modal oleh pihak bank untuk kegiatan produktif. Suku bunga juga bisa diartikan sebagai biaya dari peminjaman atau sejumlah harga yang harus dibayarkan akibat dari meminjam sejumlah dana tertentu (Mishkin, 2001). Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini dan masa depan (Mankiw, 2000). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa suku bunga dibagi menjadi dua macam yaitu tingkat bunga riil dan tingkat bunga nominal. Tingkat bunga nominal merupakan tingkat bunga yang dibayarkan oleh pihak bank sedangkan tingkat bunga riil merupakan kenaikan dalam daya beli. Secara teori dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kenaikan suku bunga dengan peningkatan keinginan masyarakat untuk menabung.
2.2. Konsep Simpanan Keynes berpendapat bahwa besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga tidak tergantung dari tinggi rendahnya tingkat bunga melainkan tergantung dari besarnya pendapatan rumah tangga itu sendiri. Semakin besar jumlah pendapatan yang diterima maka semakin besar jumlah uang yang akan ditabungkan. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga tidak mengalami perubahan maka perubahan yang cukup besar dalam tingkat bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah tabungan. Artinya yang menjadi
10
penentu utama jumlah tabungan adalah pendapatan rumah tangga bukan tingkat bunga, hal ini bertentangan dengan ekonom klasik yang menyatakan bahwa besarnya tabungan sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga. Menurut pandangan islam tabungan merupakan konsep yang bertujuan agar masyarakat tidak bersikap boros dan berlebih-lebihan dalam menggunakan kekayaannya. Pemanfaatan tabungan dalam sistem ekonomi islam digunakan secara efisien. Misalnya: DPK yang dihimpun oleh bank digunakan kembali sebagai dana pembiayaan di sektor riil. Hal ini bertujuan untuk membantu membiayai produksi dan distribusi semua kebutuhan pokok masyarakat sebelum dana-dana itu dipersiapkan untuk tujuan-tujuan lain (Chapra, 2000). Simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank syariah terdiri dari: tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah. Mudharabah merupakan kesepakatan antara dua belah pihak dimana satu pihak sebagai shahib al-maal (pemilik modal) dan pihak lain sebagai mudharib (pelaksana usaha) yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki (Karim, 2004). Penempatan dana pada suatu bank oleh masyarakat didasarkan pada fasilitas yang akan diberikan oleh pihak bank. Kasus ini dapat dilihat dari perilaku konsumen tersebut, menurut Firdaus (2004), perilaku konsumen dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Konsumen Emosional Konsumen emosional adalah konsumen yang melakukan transaksi dalam industri perbankan syariah karena keyakinan dan ideologi yang dianutnya. Bunga
11
bank yang bersifat haram sehingga termasuk kategori riba, maka melakukan transaksi dengan bank konvensional adalah hal yang tidak diperbolehkan. Sifat konsumen ini tidak memperhitungkan kualitas, pelayanan, ketepatan dan tingkat bagi hasil yang ditawarkan bank syariah. Hal yang penting adalah mematuhi ajaran agama dan kepercayaan dengan tidak berpartisipasi dalam praktek riba. 2. Konsumen Rasional Konsumen rasional adalah konsumen yang melakukan transaksi dalam industri perbankan syariah karena pemikiran rasionalitas dalam mencari keuntungan yang lebih tinggi. Misalkan besarnya bagi hasil bank syariah lebih tinggi dibanding suku bunga yang diberikan oleh bank konvensional, maka mereka akan mengalihkan dananya pada bank syariah, dan begitu pula sebaliknya.
2.3. Model Analisis 2.3.1. Model Metzler Sistem bank islam pada umumnya menggunakan model makroekonomi yang dikembangkan oleh Metzler (1951) dan dikembangkan kembali oleh Fernandez. Model makroekonomi ini sangat sederhana, terdiri dari pasar modal, pasar uang dan pasar barang. Pada pasar modal, dimana bank memiliki fungsi intermediasi, maka bank mendapatkan dananya dari simpanan (deposits) dan investasi para nasabah. Return dari simpanan pada bank islam tidak diketahui nominalnya secara pasti oleh nasabah, dengan asumsi bahwa harga adalah given, maka untuk menghitung nilai riil bagian dari simpanan diformulasikan oleh Metzler sebagai berikut : S/P = s = y/r
(2.1)
12
Dimana : S = Nilai nominal simpanan bank islam P = Tingkat harga s
= Nilai riil simpanan bank islam
y
= Pendapatan riil
r
= Riil return simpanan bank islam
Menggunakan asumsi bahwa bank tidak harus memiliki cadangan minimum atau zero net worth, maka di dalam neraca bank islam (balance sheet), persamaan ini dibagi menjadi: Banking System Assets Liabilities y/r S/P
Dalam model perbankan islam, perbedaan antara nilai riil aset (assets) dan kewajiban (liabilities) dicerminkan oleh penyesuaian yang cepat dari nilai nominal sharenya. 2.3.2. Model Haron dan Norafifah Haron dan Norafifah menggunakan suatu model dengan beberapa faktor yang mempengaruhi deposito dan saving pada bank islam di Malaysia. Haron dan Norafifah menjadikan dana pihak ketiga sebagai faktor yang saling mempengaruhi selain suku bunga yang diterbitkan oleh bank konvensional di Malaysia, yaitu deposito dan tabungan (terutama mudharabah). Periode analisisnya dari tahun 1984 sampai 1998 dengan beberapa persamaan, yaitu : IsDt
= a + b IsDp*t + ut
(2.2)
IsDt
= a + b IsDp*t + d FDrt + ut
(2.3)
13
IsSDt = f + g IsSDp*t + ut
(2.4)
IsSDt = f + g IsSDp*t + h SDrt + ut
(2.5)
Dimana : IsDt
= Deposito mudharabah pada periode t
IsDp*
= Tingkat keuntungan deposito mudharabah yang diekspektasi pada periode t
FDrt
= Suku bunga deposito bank konvensional pada periode t
IsSD t
= Jumlah tabungan mudharabah pada bank islam pada periode t
IsSDp*t
= Tingkat keuntungan tabungan mudharabah yang diekspektasi pada periode t
SDrt
= Suku bunga tabungan bank konvensional pada periode t Hasil estimasi yang dilakukan oleh Haron dan Norafifah pada persamaan
(2.2) sampai (2.5), terdapat hubungan yang positif pada persamaan (2.2) antara tingkat keuntungan deposito mudharabah dan suku bunga deposito dengan jumlah deposito pada masing-masing bank, apabila terjadi peningkatan baik itu pada tingkat keuntungan deposito mudharabah maupun pada suku bunga deposito akan meningkatkan jumlah deposito pada masing-masing bank. Pada persamaan (2.3) menunjukkan R-square yang lebih tinggi, disini terjadi hubungan yang negatif antara suku bunga bank konvensional dengan jumlah deposito pada bank islam, persamaan (2.4) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat keuntungan tabungan mudharabah dengan jumlah tabungan pada bank islam, sedangkan pada persamaan (2.5) menunjukkan hubungan yang negatif antara jumlah tabungan pada bank konvensional dengan jumlah tabungan pada bank islam.
14
2.3.3. Model Haron dan Azmi Periode analisis pada penelitian ini dari tahun 1998 sampai 2003 yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah simpanan pada bank islam dan bank konvensional. Haron dan Azmi menggunakan metode analisis tes kointegrasi yang dikembangkan oleh Johansen (1988) dan Johansen dan Juselius (1990) dan model vektor koreksi kesalahan (Vector Correction Model). Haron dan Azmi membagi formulasi model menjadi enam, yaitu : GdCA
=
f [ARIis, ARFDcv, BLR, KLCI, CPI, M3, GDP]
(2.6)
BdCA
=
f [ARIis, ARFDcv, BLR, KLCI, CPI, M3, GDP]
(2.7)
IdCA
=
f [Rsis, RScv, BLR, KLCI, CPI, M3, GDP]
(2.8)
IdSA
=
f [Rsis, RScv, BLR, KLCI, CPI, M3, GDP]
(2.9)
GdIA
=
f [ARIis, ARFDcv, BLR, KLCI, CPI, M3, GDP]
(2.10)
BdIA
=
f [ARIis, ARFDcv, BLR, KLCI, CPI, M3, GDP]
(2.11)
IdIA
=
f [ARIis, ARFDcv, BLR, KLCI, CPI, M3, GDP]
(2.12)
GdCA
=
Total giro wadiah pemerintah
BdCA
=
Total giro wadiah pelaku bisnis
IdCA
=
Total giro wadiah individu
IdSA
=
Total tabungan individu
GdIA
=
Total deposito mudharabah pemerintah
BdIA
=
Total deposito mudharabah pelaku bisnis
IdIA
=
Total deposito mudharabah individu
ARIis
=
Deposito mudharabah bank islam,
Dimana :
15
ARFDcv =
Deposito bank konvensional
Rsis
=
Return tabungan bank islam
RScv
=
Suku bunga tabungan
BLR
=
Base Lending Rate
KLCI
=
Kuala Lumpur Composite Index
CPI
=
Indek Harga Konsumen
M3
=
Money Supply
GDP
=
Gross Domestic Product
Melalui estimasi dihasilkan nilai koreksi kesalahan yang negatif dan signifikan untuk semua jenis simpanan baik itu tabungan, giro maupun deposito pada bank islam. Giro milik pemerintah, pelaku bisnis dan individu terkoreksi sebesar 41 persen, 23 persen dan 13 persen setiap bulannya untuk menuju keseimbangan. Jumlah tabungan pada bank islam akan terkoreksi sebesar 33 persen. Deposito milik pemerintah, pelaku bisnis dan individu akan terkoreksi sebesar 28 persen, 29 persen dan 20 persen setiap bulannya.
2.4. Penelitian Terdahulu Hanifeliza (2004), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Total Tabungan Masyarakat yang Dihimpun Perbankan di Indonesia”. Dengan analisis Ordinary Least Square (OLS) hasil penelitian menunjukkan bahwa selama jangka waktu sepuluh tahun mulai dari tahun 1994-2003, tabungan masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Simpanan masyarakat terbesar berasal dari deposito berjangka, hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena
16
tingkat suku bunga deposito berjangka lebih besar dari suku bunga giro dan tabungan. Tabungan masyarakat meningkat sangat signifikan terjadi pada tahun 1998 karena pada saat tersebut terjadi krisis yang menyebabkan tingkat suku bunga deposito meningkat sangat tinggi. Hal ini tentu saja menarik masyarakat untuk menabungkan uangnya di perbankan. Faktor yang signifikan mempengaruhi tabungan masyarakat adalah tingkat suku bunga riil, inflasi, jumlah bank, populasi besarnya tabungan masyarakat pada periode sebelumnya dan keadaan perekonomian Indonesia dengan terjadinya krisis tahun 1997 (variabel dummy). Pendapatan riil tidak mempengaruhi tabungan masyarakat secara signifikan. Kelima variabel diatas yang diduga mempengarui tabungan masyarakat berhubungan positif dengan total tabungan masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia. Artinya jika variabel bebas tersebut yaitu GDP riil, tingkat suku bunga riil, inflasi, jumlah bank dan dummy meningkat maka tabungan masyarakat juga akan meningkat dan sebaliknya. Faktor yang paling responsif mempengaruhi total tabungan masyarakat yang dihimpun perbankan di Indonesia adalah jumlah perbankan yang ada di Indonesia. Pada penelitian ini variabel dummy seharusnya dipisahkan antara besarnya tabungan masyarakat dan krisis yang menimpa Indonesia, sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh sebelum dan sesudah krisis terhadap besarnya tabungan masyarakat. Penggunaan tingkat signifikansi yang tidak konsisten pada penelitian ini menimbulkan interpretasi teori ekonomi pada model penelitian yang berbeda-beda. Akibatnya hasil matematis semua variabel seolah dianggap signifikan secara keseluruhan.
17
Haron dan Shanmugam (1995) dalam Haron dan Norafifah (2000) meneliti tentang hubungan return bank konvensional dan deposito di bank islam dengan meggunakan Pearson Correlation and First Order Autoregressive Model. Hasilnya terdapat hubungan yang negatif antara return bank konvensional yang diberikan dengan deposito di bank islam. Haron dan Afifah (2000) meneliti dampak return yang diberikan oleh bank islam terhadap besarnya dana yang ditempatkan oleh depositor dengan menggunakan Adaptive Expectation Model. Periode analisisnya diawali pada bulan Januari 1984-Desember 1998. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besarnya deposito dengan return yang ditawarkan oleh bank syariah dan tingkat suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank konvensional. Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang negatif antara suku bunga bank konvensional terhadap jumlah deposito di bank syariah, setiap kenaikan satu persen return maka total deposito pada bank syariah akan meningkat menjadi 71 juta ringgit. Setiap kenaikan satu persen suku bunga deposito pada bank konvensional maka jumlah deposito di bank syariah mengalami penurunan menjadi 65 juta ringgit. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam menempatkan dananya di bank, masyarakat tidak hanya berpedoman pada faktor religi melainkan lebih bersikap rasional dengan berorientasi pada tingkat keuntungan (profit motive). Penelitian ini tidak menyertakan semua variabel simpanan pada bank islam hanya tabungan dan deposito mudharabah, sehingga besarnya return terhadap giro wadiah tidak dapat diketahui di negara Malaysia.
18
Haron dan Azmi (2005) meneliti tentang perilaku depositor pada sistem bank islam Malaysia dengan menggunakan metode VECM, dimana peneliti membagi jenis depositor menjadi empat kategori atau various economic units yaitu, pemerintah, lembaga keuangan, pelaku bisnis dan individual. Penelitian ini melihat hubungan antara jumlah deposito di bank islam dengan return yang ditawarkan dengan menggunakan variabel-variabel makroekonomi yaitu, money supply, Kuala Lumpur Composite index, tingkat inflasi atau inflation rate dan GDP. Periode analisis diawali pada bulan Januari 1998 – Desember 2003. Hasil dari penelitian ini adalah dalam jangka pendek tingkat pengembalian tabungan yang diberikan oleh bank konvensional dan GDP mempengaruhi besarnya tabungan. Tingkat keuntungan investasi mudharabah yang diperoleh bank islam dipengaruhi oleh besarnya giro pemerintah, suku bunga simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank konvensional berpengaruh terhadap besarnya giro para pelaku bisnis dan individu. Deposito pemerintah dan pelaku bisnis banyak dipengaruhi oleh tingkat pengembalian yang diberikan oleh bank islam, composite index dan money supply. Deposito individu banyak dipengaruhi oleh suku bunga simpanan berjangka yang diberikan oleh bank konvensional, tingkat inflasi, money supply dan GDP. Pada jangka panjang terdapat hubungan antara besarnya deposito di bank syariah dengan various economic units, return yang ditawarkan dan variabel-variabel makroekonomi. Bukti empiris menyatakan bahwa depositor di bank syariah dipengaruhi oleh return yang ditawarkan dan pergerakan pada variabel-variabel ekonomi, hal ini berbeda dengan islamic saving theories. Para depositor bank syariah memiliki respon yang cepat atau sensitif
19
terhadap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi. Kesimpulannya, manajemen di bank islam seharusnya tidak hanya berfokus pada return yang diberikan akan tetapi pada pergerakan tingkat suku bunga di bank konvensional. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini kurang dijelaskan, seperti penggunaan M3 yang hanya dijelaskan bahwa M3 merupakan alat yang digunakan oleh pemerintah untuk mengendalikan sektor moneter, tidak dijelaskan tentang pengertian M3 secara terperinci dan variabel apa saja yang termasuk dalam M3. Penelitian ini menggunakan cakupan variabel yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Perbedaan yang mendasar adalah variabel yang digunakan, pada penelitian terdahulu cakupan penelitiannya meliputi empat komponen yaitu pemerintah, pelaku bisnis, lembaga keuangan dan individu, pada penelitian ini hanya difokuskan pada individu dan variabel money supply tidak digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah sebagai variabel dependen, suku bunga simpanan berjangka tiga bulanan dan suku bunga tabungan pada bank konvensional, bagi hasil deposito, bagi hasil tabungan dan bonus giro pada BSM dan BMI, tingkat inflasi, harga saham syariah (Jakarta Islamic Index), pendapatan nasional yang dilihat dari GDP serta kebijakan pemerintah yang berupa pernyataan fatwa MUI bahwa bunga bank adalah haram.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Menurut ahli-ahli ekonomi klasik saving sama dengan investasi dan investasi dipengaruhi oleh tingkat bunga. Penawaran pinjaman akan memiliki jumlah yang tetap dengan asumsi bahwa tingkat bunga menentukan jumlah investasi. Peningkatan dalam permintaan investasi hanya meningkatkan keseimbangan tingkat bunga. Penyederhanaan pada modifikasi fungsi konsumsi, memungkinkan konsumsi bergantung pada tingkat bunga. Apabila tingkat bunga merupakan hasil tabungan, maka semakin tinggi tingkat bunga akan mengurangi konsumsi dan meningkatkan tabungan, (Mankiw, 2000). Tingkat bunga, r
S (r)
Tabungan, S Sumber: Mankiw (2000)
Gambar 3.1. Kurva Tabungan Kurva tabungan akan miring keatas karena tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga seperti pada Gambar 3.1. Tabungan secara positif terkait pada
21
tingkat bunga, jika tingkat bunga lebih tinggi maka akan mendorong orang-orang mengkonsumsi lebih sedikit dan menabung lebih banyak.
3.1.1. Pengaruh Suku Bunga Tabungan dan Simpanan Berjangka terhadap Tabungan Mudharabah, Giro Wadiah dan Deposito Mudharabah Tabungan Mudharabah adalah simpanan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah, dimana penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati antara nasabah dengan pihak bank (tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau lainnya). Suku bunga tabungan pada bank konvensional berhubungan negatif dengan besarnya tabungan pada bank syariah. Hal ini dapat dibuktikan jika suku bunga tabungan ditingkatkan lebih tinggi daripada bagi hasil/ekuivalen rate tabungan yang diberikan oleh bank syariah maka masyarakat akan lebih memilih menabungkan uangnya di bank konvensional, dengan meningkatnya jumlah dana pada bank konvensional maka total dana yang dihimpun oleh bank konvensional akan meningkat pula. Perubahan suku bunga tabungan bank konvensional akan mempengaruhi competitiveness bank syariah. Tingkat return yang diberikan bank syariah tergantung dari tingkat keuntungan bank syariah pada waktu tertentu. Apabila bagi hasil tabungan yang diberikan lebih tinggi (artinya bank syariah sedang memiliki keuntungan yang besar) daripada suku bunga tabungan pada bank konvensional, maka nasabah akan lebih memilih untuk menempatkan dananya di bank syariah, sehingga bagi hasil berhubungan positif dengan besarnya tabungan pada bank syariah.
22
Jenis simpanan yang lain seperti giro wadiah (penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya atau dengan pemindahbukuan) dan deposito mudharabah (penarikannya hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu berdasarkan kesepakatan) merupakan faktor yang penting dalam menentukan besarnya DPK yang dihimpun oleh bank syariah. Apabila suku bunga simpanan berjangka bank konvensional lebih tinggi daripada bagi hasil deposito yang diberikan oleh bank syariah maka besarnya deposito di bank syariah akan menurun karena nasabah akan berinvestasi di bank yang memberikan return yang lebih besar. Hal yang sama juga berlaku pada giro wadiah jika suku bunga simpanan bank konvensional lebih tinggi daripada bonus yang diberikan oleh bank syariah maka besarnya giro wadiah akan menurun.
3.1.2. Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Tabungan Mudharabah, Giro Wadiah dan Deposito Mudharabah Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus menerus.
Apabila
terjadi
inflasi
maka
terjadi
ketidakpastian
kondisi
makroekonomi suatu negara, adanya ketidakpastian kondisi perekonomian suatu negara akan mengakibatkan
masyarakat lebih menggunakan dananya untuk
konsumsi. Tingginya harga dan pendapatan yang tetap atau pendapatan meningkat sesuai dengan besarnya inflasi membuat masyarakat tidak mempunyai kelebihan dana untuk disimpan atau dinvestasikan. Meningkatnya
peranan
BUS
dalam
perekonomian
di
Indonesia
menyebabkan bank-bank konvensional yang ada berlomba untuk menciptakan unit usaha syariah sehingga jumlah dana yang dihimpun oleh pihak bank akan
23
semakin meningkat. Insentif masyarakat untuk menggunakan uangnya tidak hanya disetorkan pada pihak bank, masyarakat juga dapat menempatkan dananya pada saham-saham perusahaan yang bergerak di bidang syariah. Saham merupakan cerminan kondisi perekonomian yang lebih baik atau pertumbuhan ekonomi yang sedang meningkat. Terdapat tiga puluh perusahaan yang menempatkan dananya dalam bentuk saham syariah pada Jakarta Islamic Index (JII). Apabila masyarakat optimis terhadap pertumbuhan ekonomi maka dibanding menaruh dananya di bank akan lebih baik menempatkan dananya pada saham. Penempatan dana pada saham tersebut dengan harapan bahwa masyarakat akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari tingkat bagi hasil dan besarnya modal. Harga saham yang tinggi akan meningkatkan sejumlah modal yang digunakan untuk membeli saham, sehingga dana masyarakat akan banyak terserap di pasar saham. Dana yang terserap untuk pembelian saham akan mengakibatkan pengalokasian dana pada tabungan berkurang, sehingga hubungan antara besarnya harga saham syariah terhadap jumlah simpanan di bank syariah bersifat negatif. Pendapatan masyarakat yang tetap akan mengurangi tabungan saat ini karena adanya harapan terhadap peningkatan pendapatan di masa yang akan datang. Secara umum hubungan antara pendapatan dengan tabungan bersifat positif.
Pendapatan
yang
direfleksikan
oleh
Gross
Domestik
Product
mencerminkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mencerminkan tingginya pendapatan yang diterima oleh penduduk, dengan adanya pendapatan yang tinggi, masyarakat dapat meningkatkan konsumsinya. Pendapatan yang tinggi akan menyebabkan peningkatan terhadap keinginan
24
masyarakat untuk menyimpan uang, karena keperluan akan konsumsi dapat tercukupi sehingga sebagian uang yang tersisa akan ditempatkan pada pihak yang dapat mengelola dana tersebut (pihak bank) guna mendapatkan keuntungan. Variabel makroekonomi yang lain adalah variabel kebijakan pemerintah yang dikeluarkan oleh MUI bahwa bunga bank adalah haram. Pernyataan tersebut mengakibatkan perubahan pada besarnya jumlah DPK pada bank konvensional. Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim lebih memilih untuk menarik jenis simpanannya dari bank konvensional dan dipindahkan ke bank syariah dengan alasan spiritual, sehingga jumlah DPK di bank syariah meningkat.
3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini akan difokuskan untuk menganalisis pengaruh suku bunga baik tabungan, suku bunga simpanan berjangka bank konvensional dan nisbah atau bagi hasil terhadap besarnya DPK (tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah) di bank syariah. Variabel makroekonomi yaitu inflasi, pendapatan masyarakat, harga saham syariah dan variabel kebijakan pemerintah hanya sebagai pembanding, dimana sebagai variabel eksogen apakah akan mempengaruhi atau tidak terhadap besarnya DPK di bank syariah. Inflasi yang secara bertahap mengalami penurunan dan kestabilan nilai rupiah mengakibatkan Bank Indonesia (BI) secara bertahap menurunkan BI ratenya. Apabila BI rate diturunkan maka bank-bank yang ada akan menurunkan suku bunganya baik suku bunga simpanan maupun kredit guna menarik nasabah agar menempatkan dananya di bank. Penentuan tingkat bunga oleh pihak bank merupakan suatu alat persaingan yang stategis. Pada bank syariah return yang
25
diberikan kepada nasabah berupa bagi hasil/ekuivalen rate. Tingkat suku bunga dan bagi hasil yang diberikan oleh masing-masing bank nantinya akan mempengaruhi besarnya DPK, selain itu variabel makroekonomi seperti inflasi, pendapatan nasional, harga saham syariah dan kebijakan pemerintah diduga dapat mempengaruhi besarnya DPK. Berdasarkan teori yang ada maka kerangka pemikiran konseptual adalah sebagai berikut:
Bank Konvensional
Bank Syariah
Suku Bunga
Bagi Hasil
DPK Syariah
Variabel Makroekonomi: - Inflasi - Pendapatan Nasional - Harga Saham Syariah - Dummy Gambar 3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual
3.3. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian dan hasil penelitian terdahulu diatas maka dapat dikemukakan empat hipotesis:
26
1. Suku bunga tabungan berpengaruh negatif terhadap tabungan mudharabah di bank syariah dalam jangka pendek dan jangka panjang. 2. Suku bunga simpanan berjangka berpengaruh negatif terhadap giro wadiah di bank syariah dalam jangka pendek dan jangka panjang. 3. Suku bunga simpanan berjangka berpengaruh negatif terhadap deposito mudharabah di bank syariah dalam jangka pendek dan jangka panjang. 4. Pada dua variabel makroekonomi yaitu inflasi dan harga saham syariah berhubungan negatif terhadap DPK syariah dalam jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan dua variabel lainnya yaitu pendapatan nasional dan kebijakan pemerintah berhubungan positif terhadap DPK syariah dalam jangka pendek dan jangka panjang.
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder baik data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif merupakan informasi dan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan data kuantitatif. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai literatur yang diambil dari perpustakaan IPB, perpustakaan Bank Indonesia (BI), perpustakaan STEI TAZKIA, SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia), BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), jurnal-jurnal, media massa dan internet. Data kuantitatif yang digunakan merupakan data yang bersifat time series, antara lain: data bagi hasil deposito berjangka tiga bulanan, bagi hasil tabungan, suku bunga simpanan berjangka tiga bulanan, suku bunga tabungan, tingkat inflasi pendapatan nasional, harga saham syariah dan kebijakan pemerintah pada kurun waktu Juli 2002 sampai Desember 2006. Pemilihan periode tersebut didasari oleh mulai berkembangnya bank umum syariah, tidak hanya peningkatan pada jumlah bank utama saja akan tetapi jumlah cabang-cabang bank syariah sudah mulai meningkat dan tersebar di berbagai kawasan di Indonesia. Selain itu kondisi perekonomian mulai stabil yang ditunjukkan oleh stabilnya tingkat suku bunga dan inflasi. Data kuantitatif yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari publikasi instansi-instansi yang terkait.
28
4.2. Metode Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh yaitu data sekunder maka akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan pengaruh suku bunga bank konvensional terhadap besarnya masing-masing DPK di bank syariah berdasarkan various economic units yaitu individu dan variabel makroekonomi yang ada. Variabel-variabel tersebut akan diuraikan secara deskriptif, baik itu dalam bentuk gambar ataupun penjelasan secara umum. Analisis kuantitatif akan diolah dengan melakukan analisis regresi pada data. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Vector Autoregression (VAR) jika data stasioner pada tingkat level atau Vector Error Correction Model (VECM) jika data yang digunakan tidak stasioner namun terkointegrasi. Pengolahan data akan menggunakan E-views 4.1 (output dari program E-views 4.1 tidak direstriksi pada penelitian ini) dan pengelompokan data menggunakan Microsoft Excel 2003.
4.2.1. Vector Autoregression VAR merupakan salah satu bentuk model ekonometrika yang menjadikan suatu peubah sebagai fungsi linear dari konstanta dan lag dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain yang terdapat dalam suatu sistem persamaan tertentu. Metode VAR memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode ekonometrika lainnya, yaitu : 1) Metode VAR dapat menangkap hubungan-hubungan yang mungkin terjadi diantara variabel-variabel yang dianalisis, karena VAR mengembangkan model secara bersamaan dalam suatu sistem yang multivariat.
29
2) Metode VAR terbebas dari berbagai batasan teori-teori ekonomi, sehingga terbebas dari penafsiran yang salah. Selain keunggulan yang dimiliki, VAR juga memiliki kekurangan yaitu metode VAR tidak mempermasalahkan perbedaan eksogenitas dan endogenitas variabel. Secara umum spesifikasi model VAR yang dipakai adalah model yang berordo p dan mempunyai n peubah tak bebas pada waktu ke t dengan k sebagai maksimum lag adalah sebagai berikut:
X t = A0 + A1 X t −1 + A2 X t − 2 + ....... + Ap X t − p + et
(4.1)
Dimana : Xt = vektor peubah tak bebas (X1,t……..Xn,t) A0 = vektor intersep berukuran n x 1 Ai = matriks parameter berukuran n x n untuk setiap i = 1,2,……….p et = vektor sisaan (e1,t……………. en,t) Pada analisis VAR terdapat asumsi yang harus dipenuhi, yaitu semua peubah tak bebas harus bersifat stasioner dan semua sisaan harus bersifat white noise, yaitu memiliki rataan nol, ragam konstan dan diantara variabel tak bebas tidak ada autokorelasi. Bentuk model penelitian dari besanya DPK pada bank syariah adalah : Model Tabungan Mudharabah: ⎡a L a L a L a L a L a L ⎤ ⎡LNRTAB _ MUDHARABAHt ⎤ ⎢ 11 ( ) 12 ( ) 13 ( ) 14 ( ) 15 ( ) 16 ( ) ⎥ ⎡LNRTAB _ MUDHARABAHt −1 ⎤ ⎡u1t ⎤ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢a21 ( L) a22 ( L) a23 ( L) a24 ( L) a25 ( L) a26 ( L) ⎥ ⎢ LNGDPRt −1 ⎥ ⎢u2t ⎥ ⎢LNGDPRt ⎥ ⎢ ⎥⎢ ⎥ ⎢u3t ⎥ ⎢LNJIIt ⎥ ⎢a31 ( L) a32 ( L) a33 ( L) a34 ( L) a35 ( L) a36 ( L) ⎥ ⎢LNJIIt −1 ⎥+⎢ ⎥ ⎢ ⎥=⎢ ⎥ ⎢INF INF a L a L a L a L a L a L ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ⎥ ⎢u4t ⎥ ⎢ t ⎥ ⎢ 41 42 43 44 45 46 ⎥ ⎢ t −1 ⎢ NISTAB ⎥ ⎢u ⎥ ⎢ NISTAB ⎥ ⎢ ⎥ t t −1 ⎥ ⎢ 5t ⎥ ⎢ ⎥ ⎢a51 ( L) a52 ( L) a53 ( L) a54 ( L) a55 ( L) a56 ( L) ⎥ ⎢ _ _ R TABUNGAN R TABUNGAN t t −1 ⎦⎥ ⎣⎢u6t ⎦⎥ ⎣⎢ ⎦⎥ ⎢a61 ( L) a62 ( L) a63 ( L) a64 ( L) a65 ( L) a66 ( L) ⎥ ⎣⎢ ⎣ ⎦
30
Model Giro Wadiah: ⎡a L a L a L a L a L a L ⎤ ⎡LNRGIRO _WADIAHt ⎤ ⎢ 11 ( ) 12 ( ) 13 ( ) 14 ( ) 15 ( ) 16 ( ) ⎥ ⎡LNRGIRO _WADIAHt −1 ⎤ ⎡u1t ⎤ ⎢ ⎥ ⎢a21 ( L) a22 ( L) a23 ( L) a24 ( L) a25 ( L) a26 ( L) ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ LNGDPRt −1 ⎢LNGDPRt ⎥ ⎢ ⎥ ⎢u2t ⎥ ⎥⎢ ⎢LNJIIt ⎥ ⎢a31 ( L) a32 ( L) a33 ( L) a34 ( L) a35 ( L) a36 ( L) ⎥ ⎢LNJIIt −1 ⎥ ⎢u3t ⎥ ⎢ ⎥=⎢ ⎢ ⎥ + ⎢ ⎥ + DUMMY ⎥ ⎢INFt ⎥ ⎢a41 ( L) a42 ( L) a43 ( L) a44 ( L) a45 ( L) a46 ( L) ⎥ ⎢INFt −1 ⎥ ⎢u4t ⎥ ⎢BONUS _ GIRO ⎥ ⎢ ⎢ ⎥ ⎢u ⎥ _ BONUS GIRO ⎥ t t −1 ⎢ ⎥ ⎢a51 ( L) a52 ( L) a53 ( L) a54 ( L) a55 ( L) a56 ( L) ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ 5t ⎥ ⎣⎢R _ SIMPANANt ⎦⎥ ⎢a61 ( L) a62 ( L) a63 ( L) a64 ( L) a65 ( L) a66 ( L) ⎥ ⎣⎢R _ SIMPANANt −1 ⎦⎥ ⎣⎢u6t ⎦⎥ ⎣ ⎦
Model Deposito Mudharabah: ⎡a L a L a L a L a L a L ⎤ ⎡LNRDEP _ MUDHARABAHt ⎤ ⎢ 11 ( ) 12 ( ) 13 ( ) 14 ( ) 15 ( ) 16 ( ) ⎥ ⎡LNRDEP _ MUDHARABAHt −1 ⎤ ⎡u1t ⎤ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢a21 ( L) a22 ( L) a23 ( L) a24 ( L) a25 ( L) a26 ( L)⎥ ⎢ LNGDPRt−1 ⎥ ⎢u2t ⎥ ⎢LNGDPRt ⎥ ⎢ ⎥⎢ ⎥ ⎢u3t ⎥ ⎢LNJIIt ⎥ ⎢a31 ( L) a32 ( L) a33 ( L) a34 ( L) a35 ( L) a36 ( L) ⎥ ⎢LNJIIt −1 ⎢ ⎥ + ⎢ ⎥ + DUMMY ⎢ ⎥=⎢ ⎥ ⎥ ⎢u4t ⎥ ⎢INFt ⎥ ⎢a41 ( L) a42 ( L) a43 ( L) a44 ( L) a45 ( L) a46 ( L)⎥ ⎢INFt −1 ⎢NISDEP ⎥ ⎢u ⎥ ⎢NISDEP ⎥ ⎢ ⎥ t t − 1 a L a L a L a L a L a L ⎥ ⎢ 5t ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ 51 ( ) 52 ( ) 53 ( ) 54 ( ) 55 ( ) 56 ( ) ⎥ ⎢ ⎥⎦ ⎢⎣u6t ⎥⎦ ⎢⎣R _ SIMPANANt ⎥⎦ ⎢a ( L) a ( L) a ( L) a ( L) a ( L) a ( L) ⎥ ⎢⎣R _ SIMPANANt −1 63 64 65 66 62 ⎣ 61 ⎦
dimana : ln rtab_mudharabah
= Tabungan mudharabah riil (milyar rupiah)
ln rgiro_wadiah
= Giro wadiah riil (milyar rupiah)
ln rdep_mudharabah
= Deposito mudharabah riil (milyar rupiah)
nistab
= Bagi hasil tabungan/ekuivalen rate (persen)
nisdep
= Bagi hasil deposito berjangka tiga bulanan/ekuivalen rate (persen)
r_tabungan
= Suku bunga tabungan (persen)
r_simpanan
= Suku bunga simpanan berjangka tiga bulanan (persen)
lnjii
= Harga saham syariah di Jakarta Islamic Index
gdpr
= Gross domestic product/pendapatan nasional riil (milyar rupiah)
inf
= Tingkat inflasi (persen)
dummy
= Fatwa MUI, terdiri dari: dummy = 0 merupakan sebelum pernyataan bunga bank haram, dummy = 1 merupakan sesudah pernyataan bunga bank haram.
31
4.2.2. Uji Stasioner
Salah satu syarat dalam analisis VAR adalah data yang stasioner. Pada data runtun waktu sering kali terdapat akar unit (tidak stasioner) yang artinya nilai rata-rata dari variannya selalu berubah sepanjang waktu. Sebelum melakukan estimasi model, terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan stasioner atau tidak. Data deret waktu dikatakan stasioner jika data menunjukkan pola yang konstan dari waktu ke waktu atau tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data, dengan kata lain data harus horisontal sepanjang sumbu waktu. Data yang tidak stasioner akan menghasilkan apa yang dinamakan Spurious Regression (regresi palsu), yaitu regresi yang menggambarkan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik padahal kenyataannya tidak sebesar regresi yang dihasilkan tersebut. Dalam mengukur kestasioneran data dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu Augmented Dicky Fuller test (ADF) test, Philips Perron (PP), Dickey-Fuller GLS (ERS), Ng-Perron, dan sebagainya. Dalam penelitian ini menggunakan ADF test. Data bersifat stasioner apabila nilai mutlak ADF statistiknya lebih besar dari nilai kritis (Critical Value test).
4.2.3. Menentukan Kriteria Lag
Penentuan lag optimum dapat menggunakan beberapa kriteria, seperti Likelihood Ratio (LR), Schwarz Information Criterion (SC), Akaike Information Criterion (AIC), Final Prediction Error (FPE) dan Hannan-Quinn Criterion
32
(HQ). Pada penelitian ini lag optimum dipilih berdasarkan koefisien yang ditunjukkan oleh SC, secara matematis persamaan SC adalah sebagai berikut : SC = -2 (l/T) + k log (T)/T
(4.6)
dimana : l
= Nilai logaritma dari likelihood function
k
= Parameter
T
= Jumlah yang diobservasi
Besarnya lag optimal ditentukan oleh lag yang memiliki kriteria SC yang terkecil.
4.2.4. Uji Kointegrasi
Kointegrasi merupakan hubungan jangka panjang antara variabel, meskipun dalam jangka pendek secara individual tidak stasioner tetapi kombinasi linear antara variabel tersebut dalam jangka panjang dapat menjadi stasioner. Salah satu syarat agar tercapai keseimbangan jangka panjang adalah error term merupakan sebuah data runtun waktu yang stasioner. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan uji kointegrasi, seperti Engle-Granger Cointegration test, Johansen Cointegration test dan Cointegration Regression Durbin Watson test. Suatu data runtun waktu dikatakan terintegrasi pada tingkat ke-d atau sering disebut I(d) jika data tersebut bersifat stasioner setelah pendiferensian sebanyak d kali. Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada penggunaan uji kointegrasi Johansen (Cointegrating System test). Indikator dari variabel tersebut, apakah terkointegrasi atau tidak salah satunya dapat dilihat dari nilai trace satistik atau max-eigen value, jika nilai trace statistik lebih besar dari critical value, maka H0 ditolak sehingga didalam variabel terjadi kointegrasi.
33
4.2.5. Estimasi VECM (Vector Error Correction Models)
Model VECM dapat dilakukan apabila rank kointegrasi yang didapat lebih besar dari nol. Model VECM ordo p dan rank kointegrasi r ditulis sebagai berikut: p −1
Δyt = A0 + π yt −1 + ∑ Φ ∗t Δyt −1 + ε t
(4.7)
i =1
dimana :
π = αβ β
= vektor kointegrasi berukuran r x 1
α = vektor adjusted berukuran r x 2 p
Φ *t = − ∑ A j j = i +1
Estimasi ini dilakukan jika data yang telah diolah menunjukkan adanya kointegrasi dan tidak signifikan pada tingkat level. Menurut Amalia (2006), VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi. VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi tersebut sebagai desain VAR bagi series non stasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang variabel endogen agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasi, namun tetap membiarkan keberadaan dinamisasi jangka pendek. Istilah kointegrasi juga dikenal sebagai istilah error, karena deviasi terhadap ekuilibrium jangka panjang dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka pendek.
34
4.2.6. Impulse Respon Function (IRF)
Estimasi dengan menggunakan VECM untuk lebih lanjut dapat dilihat dari IRF. IRF menunjukkan bagaimana respon dari setiap variabel endogen sepanjang waktu terhadap guncangan dalam variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya.
Fungsi dari impulse respon ini untuk mengetahui pengaruh suatu
variabel terhadap variabel tertentu apabila terjadi guncangan atau shock suatu variabel. Fungsi yang kedua adalah untuk mengetahui besarnya nilai guncangan terhadap variabel yang ada.
4.2.7. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)
Peramalan dekomposisi varian memberikan informasi mengenai berapa persen peran masing-masing guncangan terhadap variabilitas tertentu atau menelaah sumber-sumber fluktuasi pada suatu variabel tertentu. Uji yang dikenal dengan The Cholesky Decomposition ini digunakan untuk menyusun perkiraan
error variance suatu variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara varian sebelum atau sesudah terjadi guncangan, baik yang berasal dari variabel itu sendiri maupun dari variabel lain.
V. PERKEMBANGAN DANA PIHAK KETIGA DAN VARIABEL MAKROEKONOMI 5.1. Perkembangan Tabungan Mudharabah Tabungan mudharabah merupakan salah satu jenis simpanan pada bank syariah yang mempengaruhi besarnya total DPK di bank syariah. Hal ini dimungkinkan karena tabungan sebagai salah satu komponen yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di segala usia dan kalangan. Selama periode perkembangannya, secara nominal tabungan mudharabah cenderung mengalami trend yang meningkat. Pada akhir tahun 2002 tabungan mudharabah mengalami penurunan meskipun tidak terlalu signifikan dari 586.11 milyar rupiah menjadi 583.66 milyar rupiah. Nilai dari tabungan mudharabah setiap tahunnya mengalami peningkatan terutama bulan Juli 2006 sampai bulan Desember 2006 meningkat sebesar 1.26 persen, dari 5089.52 milyar rupiah sampai 6430.35 milyar rupiah. Peningkatan tabungan mudharabah pada BUS salah satunya disebabkan
7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Ju l-0 D 2 es -0 2 Ja n03 Ju l-0 D 3 es -0 3 Ja n04 Ju l-0 D 4 es -0 4 Ja n05 Ju l-0 D 5 es -0 5 Ja n06 Ju l-0 D 6 es -0 6
Milyar Rupiah
oleh adanya fatwa MUI yang menyatakan bahwa bunga bank adalah haram.
Periode Sumber: Bank Indonesia (2002-2006)
Gambar 5.1. Grafik Perkembangan Tabungan Mudharabah Bank Umum Syariah
36
5.2. Perkembangan Giro Wadiah Total giro wadiah pada bank syariah lebih flukuatif dibandingkan dengan total tabungan mudharabahnya. Pada bulan Juli sampai Desember 2002 giro wadiah terus mengalami peningkatan akan tetapi dari bulan Januari hingga Februari 2003 mengalami penurunan dari 256.97 milyar rupiah menjadi 232.41 milyar rupiah. Bulan Juli 2003 sampai Januari 2005 giro wadiah mengalami kenaikan dan penurunan pada bulan Juli 2005 sebesar 1.47 persen menjadi 1298.86 milyar rupiah. Hal ini dikarenakan adanya berbagai bencana alam di Indonesia sehingga masyarakat mengambil dana yang dititipkan di bank syariah. Pertengahan tahun 2005 sampai akhir 2006 giro wadiah cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan terbesar pada giro wadiah terjadi pada bulan Juli 2006 sampai Desember 2006 yaitu dari 2222.32
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Ju l-0 D 2 es -0 2 Ja n03 Ju l-0 3 D es -0 3 Ja n04 Ju l-0 4 D es -0 4 Ja n05 Ju l-0 5 D es -0 5 Ja n06 Ju l-0 6 D es -0 6
Milyar Rupiah
milyar rupiah menjadi 3415.75 milyar rupiah atau sebesar 1.53 persen.
Periode
Sumber: Bank Indonesia (2002-2006)
Gambar 5.2. Grafik Perkembangan Giro Wadiah Bank Umum Syariah
37
5.3. Perkembangan Deposito Mudharabah Secara umum perkembangan deposito mudharabah pada BUS dalam periode Juli 2002 sampai Desember 2006 mengalami peningkatan. Pada Januari 2002 sampai Desember tahun 2004 deposito mudharabah mengalami peningkatan dari 815.833 milyar rupiah menjadi 5589.67 milyar rupiah. Penurunan pada deposito mudharabah terjadi kembali pada bulan Januari 2006 sebesar 0.97 persen, dan pada pertengahan tahun terjadi peningkatan kembali dari 8690.77 milyar rupiah menjadi 10826.08 milyar rupiah atau sebesar 1.24 persen. Hal ini merupakan peningkatan terbesar yang terjadi, salah satunya dikarenakan oleh menurunnya BI rate, sehingga masyarakat dapat menentukan dimana akan menempatkan dananya setelah melihat kondisi makroekonomi.
Milyar Rupiah
12000 10000 8000 6000 4000 2000
Ju l-0 D 2 es -0 2 Ja n03 Ju l-0 D 3 es -0 3 Ja n04 Ju l-0 D 4 es -0 4 Ja n05 Ju l-0 D 5 es -0 5 Ja n06 Ju l-0 D 6 es -0 6
0
Periode
Sumber: Bank Indonesia (2002-2006)
Gambar 5.3. Grafik Perkembangan Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah
5.4. Perkembangan Bagi Hasil Bank Umum Syariah Bagi hasil yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yaitu berupa ekuivalen rate, dimana besarnya tergantung dari keuntungan pihak bank. Return
38
dari DPK BUS dibagi menjadi tiga yaitu bagi hasil tabungan, bagi hasil deposito dan bonus giro. Pada umumnya bagi hasil deposito mengalami penurunan sampai akhir periode 2006. Bulan Juli 2002 bagi hasil deposito sebesar 12.18 persen terus menurun sampai 8.00 persen. Penurunan ini diindikasikan karena pada awal berdirinya BUS masih belum ada regulasi yang baku, sehingga bagi hasil yang diberikan belum murni menganut sistem syariah. Pada tahun 2004 sistem pada BUS diindikasikan mulai menganut sistem syariah murni, hal ini dikarenakan periode setelah munculnya fatwa MUI dan regulasi tentang ketentuan DPK oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Nilai bagi hasil deposito mulai berfluktuatif dengan nilai yang tidak jauh berbeda berkisar antara sekitar 7 persen sampai 9
14 12 10 8 6 4 2 0
Ju l-0 D 2 es -0 2 Ja n03 Ju l-0 D 3 es -0 3 Ja n04 Ju l-0 D 4 es -0 4 Ja n05 Ju l-0 5 D es -0 5 Ja n06 Ju l-0 6 D es -0 6
Persentase
persen dari Januari 2004 sampai Desember 2006.
Periode Sumber: BSM dan BMI (2002-2006)
Gambar 5.4.1. Perkembangan Bagi Hasil Deposito Bank Umum Syariah Besarnya fluktuatif pada bagi hasil tabungan tidak sebesar pada bagi hasil deposito nilainya berkisar sekitar 8 persen sampai 6 persen (mengalami penurunan) dari Juli 2002 sampai Desember 2006. Penurunan ini dilakukan oleh pihak BUS apabila bagi hasil pada simpanan berjangka nilainya diturunkan, maka
39
nilai bagi hasil tabungan pun diturunkan. Seperti halnya pada bank konvensional ketika nilai suku bunga simpanan berjangka turun maka nilai suku bunga yang lainnya akan mengikuti. Penurunan terbesar pada bagi hasil deposito terjadi antara periode Juli 2002 sampai awal Januari 2004 yaitu dari 8.94 persen menjadi 6.00 persen.
Persentase
10 8 6 4 2
Ju l-0 D 2 es -0 2 Ja n03 Ju l-0 D 3 es -0 3 Ja n04 Ju l-0 D 4 es -0 4 Ja n05 Ju l-0 5 D es -0 5 Ja n06 Ju l-0 6 D es -0 6
0
Periode Sumber: BSM dan BMI (2002-2006)
Gambar 5.4.2. Perkembangan Bagi Hasil Tabungan Bank Umum Syariah Bonus giro diberikan atas kebijaksanaan pihak bank karena sistem wadiah merupakan sistem yang tidak mengharuskan pihak bank untuk memberikan return. Data bonus giro seperti pada Gambar 5.4.3 merupakan data yang berpatokan pada salah satu BUS yaitu Bank Syariah Mandiri, hal ini dikarenakan BSM memiliki aset yang terbesar diatara ketiga BUS yang beroperasi. Bonus giro mengalami penurunan yang cukup besar antara Juli 2002 hingga Desember 2003 yaitu 2.96 persen menjadi 1.6 persen. Nilai bonus giro cukup mengalami fluktuasi antara Januari 2004 hingga akhir periode 2006 yaitu berkisar antara 1.34 persen sampai 1.42 persen. Kenaikan dan penurunan bonus giro yang cukup terlihat adalah bulan Desember mengalami kenaikan mencapai 1.5 persen dan pada bulan
40
Januari 2006 mengalami penurunan pada angka 1.09 persen. Secara umum nilai return
yang diberikan oleh BUS pada awal periode penelitian hingga akhir
periode penelitian memiliki trend yang negatif, meskipun selama mengalami
3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Ju l-0 D 2 es -0 2 Ja n03 Ju l-0 3 D es -0 3 Ja n04 Ju l-0 4 D es -0 4 Ja n05 Ju l-0 5 D es -0 5 Ja n06 Ju l-0 6 D es -0 6
Persentase
penurunan terjadi fluktuasi.
Periode Sumber: BSM dan BMI (2002-2006)
Gambar 5.4.3. Perkembangan Bonus Giro Bank Umum Syariah
5.5. Perkembangan Suku Bunga Bank Konvensional Suku bunga yang berlaku pada bank konvensional tergantung dari besarnya BI rate yang dikeluarkan oleh otoritas moneter yaitu Bank Indonesia. Secara umum tingkat suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan dari Juli 2002 hingga Desember 2003 dan cenderung stabil dari Desember 2003 sampai Juli 2005 yaitu berkisar 0.56 persen. Pada periode Juli 2005 suku bunga simpanan berjangka mengalami kenaikan kembali hingga mencapai 1.58 persen, hal ini terjadi akibat kondisi makroekonomi yang tidak stabil yaitu pasca bencana alam nasional yang dialami bangsa Indonesia dan kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah. Awal tahun 2006 suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan kembali dan secara bertahap mulai bulan Juli
41
2006 hingga akhir periode penelitian hal ini terjadi karena suku bunga dunia juga menurun. Penurunan suku bunga ini
digunakan oleh pemerintah untuk
mendorong sektor riil agar dapat meningkatkan peranannya di sektor perekonomian. 1.4
Persentase
1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2
D es -0 6
Ju l-0 6
Ja n -0 6
D es -0 5
Ju l-0 5
Ja n -0 5
D es -0 4
Ju l-0 4
Ja n -0 4
D es -0 3
Ju l-0 3
Ja n -0 3
D e s0 2
Ju l02
0
Pe riode
Sumber: Bank Indonesia (2002-2006)
Gambar 5.5.1. Perkembangan Suku Bunga Simpanan Riil Berjangka 3 Bulanan Suku bunga tabungan pada bank konvensional juga mengalami fluktuasi pada umumnya yaitu berkisar antara 0.36 persen sampai 0.77 persen. Penurunan yang sangat tajam terjadi sepanjang tahun 2003 dari bulan Januari hingga Desember dari 0.73 persen menjadi 0.43 persen. Fluktuasi suku bunga tabungan terjadi kembali mulai Juli 2005 Sampai Juli 2006, dari Juli 2006 suku bunga tabungan mengalami penurunan hingga mencapai 1.10 persen.
Persentase
0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3
Pe riode
Sumber: Bank Indonesia (2002-2006)
Gambar 5.5.2. Perkembangan Suku Bunga Tabungan Riil
D es -0 6
Ju l-0 6
Ja n -0 6
D es -0 5
Ju l-0 5
Ja n -0 5
D es -0 4
Ju l-0 4
Ja n -0 4
D es -0 3
Ju l-0 3
Ja n -0 3
D e s0 2
Ju l02
0.2 0.1 0
42
5.6. Perkembangan Tingkat Inflasi Tingkat inflasi di Indonesia sangat fluktuatif dari tahun 2002 sampai tahun 2006 mengalami gejolak disekitar angka -0.1 persen sampai 8.7 persen. Hal ini terjadi karena meningkatnya harga-harga di dalam negeri secara umum terutama setelah bencana nasional, kenaikan harga BBM, kelangkaan bahan makanan pokok seperti beras dan kondisi kepemimpinan dalam pemerintah yang mulai diragukan oleh seluruh kalangan masyarakat. Faktor-faktor tersebut telah mendorong peningkatan berbagai macam kebutuhan masyarakat baik kebutuhan pokok maupun non pokok.
1.6 1.4
Persentase
1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2
Ju l06 D es -0 6
Ju l05 D es -0 5 Ja n06
Ju l04 D es -0 4 Ja n05
Ju l03 D es -0 3 Ja n04
Ja n02
Ju l02 D es -0 2 Ja n03
0 -0.2
Periode
Sumber: Bank Indonesia (2002-2006)
Gambar 5.6. Perkembangan Tingkat Inflasi
5.7. Perkembangan Pendapatan Nasional Pendapatan nasional dilihat dari nilai Gross Domestic Product yang mencerminkan besarnya pengeluaran masyarakat. Sehingga dengan data GDP tersebut dapat mencerminkan besarnya pendapatan masyarakat secara umum. Besarnya pendapatan masyarakat di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Seperti pada gambar 5.7. pada bulan Juli 2002 nilai GDP sebesar
43
422910.1 milyar rupiah dan terus mengalami peningkatan sampai bulan Desember 2004 sebesar 470635.6 milyar rupiah. GDP mengalami penurunan pada bulan Januari 2005 menjadi 462563.6 milyar rupiah atau sebesar 0.98 persen. Secara umum setelah bulan Januari 2005 GDP mengalami peningkatan hingga akhir periode penelitian menjadi 544152.9 milyar rupiah. 600000
Milyar Rupiah
500000 400000 300000 200000 100000
Ju l- 0 D 2 es -0 Ja 2 n03 Ju l-0 D 3 es -0 Ja 3 n04 Ju l-0 D 4 es -0 4 Ja n05 Ju l-0 D 5 es -0 5 Ja n06 Ju l-0 D 6 es -0 6
0
Periode
Sumber: Bank Indonesia (2002-2006)
Gambar 5.7. Perkembangan Pendapatan Nasional di Indonesia
5.8. Perkembangan Harga Saham Syariah Pasar modal di Indonesia tidak hanya bersifat konvensional saja akan tetapi sudah terdapat beberapa perusahaan yang masuk pada pasar modal berdasarkan aturan islam. Jakarta Islamic Index merupakan pasar modal syariah yang didalamnya terdapat 30 perusahaan dimana salah satunya tidak diperbolehkan lembaga keuangan ribawi termasuk perbankan dan asuransi konvensional. Pada awal berdirinya sampai akhir periode penelitian harga saham
44
syariah nilainya mengalami peningkatan. Awal Juli 2002 saham syariah bernilai 73.201 terus meningkat sampai Desember 2006 sebesar 307.619. 350 300 250 200 150 100 50
Ju l- 0 2 D es -0 2 Ja n03 Ju l-0 3 D es -0 3 Ja n04 Ju l-0 4 D es -0 4 Ja n05 Ju l-0 5 D es -0 5 Ja n06 Ju l-0 6 D es -0 6
0
Periode
Sumber: Bank Indonesia (2002-2006)
Gambar 5.8. Perkembangan Saham Syariah di Indonesia
BAB VI. ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA BANK KONVENSIONAL TERHADAP JUMLAH SIMPANAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Bagian ini akan menjelaskan mengenai hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian, yang diolah dengan menggunakan alat analisis Vector Error Correction Model (VECM) pada software E-views 4.1.
6.1. Kestasioneran Data Uji kestasioneran pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu, guna mengetahui apakah data tersebut mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit atau bersifat stasioner berarti data tersebut memiliki ragam yang tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya. Variabel dummy tidak dilakukan pengujian unit root karena jika diturunkan dari data level menjadi data first difference maka nilainya akan menjadi nol. Apabila data yang digunakan tidak stasioner maka dapat menghasilkan hubungan yang palsu atau spurious regresion. Spurious regresion adalah regresi yang menggambarkan hubungan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik tetapi pada kenyataannya tidak, atau tidak sebesar yang nampak pada regresi yang dihasilkan. Guna menghindari regresi palsu pada variabel maka dapat dilakukan uji unit root pada first difference untuk mengetahui apakah data tersebut stasioner atau tidak. Pengujian akar unit dapat dilakukan melalui beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan Augmented Dickey-Fuller test (ADF).
46
Berdasarkan uji tersebut jika ADF statistik masing-masing variabel lebih kecil dari nilai kritis Mc Kinnon maka data tersebut stasioner. Hasil uji akar unit pada tingkat level baik dalam taraf nyata 1, 5 dan 10 persen pada sebagian besar variabel tidak stasioner, kecuali pada variabel inflasi, bonus giro, suku bunga simpanan berjangka dan suku bunga tabungan. Maka dari itu pengujian stasioneritas dilanjutkan pada first difference. Hasil pengujian akar-akar unit dapat dlihat pada Tabel 6.1.1: Tabel 6.1.1. Uji Stasioneritas Pada Level ADF Variabel statistic
Nilai kritis Mc Kinnon 1% 5% 10%
LNRDEP_MUDHARABAH
5.852
-2.609 -1.947 -1.612
LNRTAB_MUDHARABAH
3.143
-2.611 -1.947 -1.612
LNRGIRO_WADIAH
3.103
-2.609 -1.947 -1.612
LNGDPR
1.171
-2.610 -1.947 -1.612
LNJII INF
3.114 -5.125
-2.609 -1.947 -1.612 -2.609 -1.947 -1.612
NISDEP
-1.276
-2.612 -1.947 -1.612
NISTAB BONUS GIRO R_SIMPANAN R_TABUNGAN
-0.985 -2.253 -6.378 -6.198
-2.609 -2.609 -2.609 -2.609
-1.947 -1.947 -1.947 -1.947
-1.612 -1.612 -1.612 -1.612
Keterangan Tidak Stasioner Tidak Stasioner Tidak Stasioner Tidak Stasioner Tidak Stasioner Stasioner Tidak Stasioner Tidak Stasioner Stasioner Stasioner Stasioner
Sumber: Lampiran 2
Catatan: dalam taraf nyata 5% Hasil pengujian pada first difference menunjukkan bahwa semua variabel bersifat stasioner pada taraf 5 dan 10 persen. Hal ini karena nilai statistik ADF semua variabel lebih kecil daripada nilai kritis Mc Kinnon. Dengan demikian
47
dapat dijelaskan bahwa seluruh variabel yang diestimasi dalam penelitian ini telah stasioner pada derajat yang sama, yaitu derajat integrasi satu I(1). Tabel 6.1.2. Uji Stasioneritas Pada First Difference ADF Variabel statistic Nilai kritis Mc Kinnon Keterangan 1% 5% 10% LNRDEP_MUDHARABAH -2.391 -2.611 -1.947 -1.612 Stasioner LNRTAB_MUDHARABAH -2.803 -2.611 -1.947 -1.612 Stasioner LNRGIRO_WADIAH -7.233 -2.610 -1.947 -1.612 Stasioner LNGDPR -4.210 -2.610 -1.947 -1.612 Stasioner LNJII -5.832 -2.610 -1.947 -1.612 Stasioner INF -9.033 -2.611 -1.947 -1.612 Stasioner NISDEP -3.525 -2.612 -1.947 -1.612 Stasioner NISTAB -9.399 -2.610 -1.947 -1.612 Stasioner BONUS GIRO -2.492 -2.612 -1.947 -1.612 Stasioner R_SIMPANAN -8.973 -2.611 -1.947 -1.612 Stasioner R_TABUNGAN -9.030 -2.611 -1.947 -1.612 Stasioner Sumber: Lampiran 2
Catatan: dalam taraf nyata 5%
6.2. Penentuan Lag Optimal Penetapan lag optimal dalam metode VAR sangat penting untuk dilakukan karena variabel dependen merupakan variabel independen yang digunakan dalam model. Penentuan lag optimal diawali dengan melakukan estimasi VAR guna melihat apakah model VAR tersebut stabil atau tidak. Hasil uji stabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3. Pada ketiga model yaitu tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah setelah dilakukan uji stabilitas VAR maka ketiganya stabil karena semua modulusnya tidak lebih dari satu. Setelah dilakukan uji stabilitas maka dapat dilanjutkan dengan penetapan lag optimal. Lag optimal tersebut ditentukan berdasarkan nilai Schwarz Information Criteria (SC) yang paling kecil. Berdasarkan Tabel 6.2.1 dapat dilihat bahwa pada model tabungan mudharabah
48
dan giro wadiah memiliki lag optimal satu, sedangkan pada model deposito mudharabah memiliki lag optimal dua. Hal ini diketahui dari perhitungan SC terkecil dengan melihat tanda bintang (*). Tabel 6.2.1. Perhitungan Schwarz Information Criteria Pada Model Tabungan Pada Model Giro Pada Model Deposito Mudharabah Wadiah Mudharabah LAG SC LAG SC LAG SC 0 -10.336110 0 -10.965550 0 -9.0877650 1 -10.72362* 1 -11.96663* 1 -10.379090 2 -10.304960 2 -11.766600 2 -10.40122* 3 -9.2591390 3 -10.744990 3 -9.5827810 4 -8.6660480 Sumber: Lampiran 3
6.3. Uji Kointegrasi Kointegrasi merupakan hubungan antara variabel yang tidak stasioner pada jangka panjang. Semua variabel stasioner pada derajat satu I(1), sehingga semua variabel terintegrasi pada derajat yang sama. Uji Kointegrasi dilakukan dengan menggunakan Johansen Trace Statistic Test untuk mengetahui konsistensi jangka panjang dari model analisis. Hubungan yang saling mempengaruhi dapat dilihat dari kointegrasi yang terjadi antarvariabel itu sendiri. Jika terdapat kointegrasi antarvariabel, maka hubungan saling mempengaruhi berjalan secara menyeluruh dan informasi tersebar secara paralel (Julaihah dan Insukindro, 2004). Hasil uji kointegrasi menunjukkan bahwa pada ketiga model yaitu tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah terdapat tiga persamaan yang terkointegrasi pada taraf 5 persen. Jumlah persamaan yang terkointegrasi dapat diketahui dengan membandingkan nilai Trace Statistic terhadap nilai critical value 5 persen. Apabila nilai Trace Statistic lebih besar
49
daripada nilai critical value 5 persen maka persamaan tersebut terkointegrasi. Nilai rank kointegrasi (r) menunjukkan lebih dari nol sehingga model yang digunakan adalah model Vector Error Correction Model (VECM). Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 3.
6.4. Estimasi Model Vector Error Correction Hasil estimasi VECM menunjukkan hubungan persamaan pada jangka panjang dan jangka pendek antara masing-masing jenis DPK bank syariah sebagai variabel dependen dengan bagi hasil, suku bunga bank konvensional dan variabel makroekonomi sebagai variabel independen seperti pada Tabel 6.4.1: Tabel 6.4.1. Persamaan Jangka Pendek Model Tabungan Mudharabah JANGKA PENDEK Variabel Koefisien T-statistic D(LNRTABUNGAN_MUDHARABAH(-1)) -0.271870 -2.54050** D(LNJII(-1)) 0.224040 1.6032400 D(LNGDPR(-1)) 0.094895 0.1305900 D(INFLASI(-1)) 1.518207 2.24507** D(R_TABUNGAN(-1)) 1.518435 2.25140** D(NISTAB(-1)) 0.032043 1.8133300 CointEq1 -0.318400 -4.98813** CointEq2 0.261296 3.52465** CointEq3 0.127117 5.35864** Sumber: Lampiran 5 (**) signifikan pada taraf nyata 5%
Persamaan jangka pendek model tabungan mudharabah menunjukkan bahwa inflasi dan suku bunga tabungan signifikan mempengaruhi tabungan mudharabah dalam taraf 5 persen secara positif. Artinya setiap kenaikan 1 persen inflasi akan meningkatkan tabungan mudharabah sebesar 1.518207 persen. Setiap kenaikan 1 persen suku bunga tabungan akan meningkatkan tabungan
50
mudharabah BUS sebesar 1.518435 persen. Inflasi dapat menyebabkan peningkatan pada tabungan mudharabah dikarenakan oleh ketika terjadi inflasi masyarakat lebih memilih menggunakan uangnya untuk diinvestasikan karena mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan dengan memegang uang. Persamaan jangka pendek pada model giro wadiah (tabel 6.4.2) menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang signifikan mempengaruhi besarnya giro wadiah. Hal ini dikarenakan sistem wadiah yang digunakan oleh BUS, dimana pada awal akad perjanjian, bank tidak berkewajiban untuk memberikan imbalan akan tetapi boleh memberikan bonus atas dana yang dititipkan. Tabel 6.4.2. Persamaan Jangka Pendek Model Giro Wadiah JANGKA PENDEK Variabel D(LNRGIRO_WADHIAH(-1)) D(LNJII(-1)) D(LNGDPR(-1)) D(INFLASI(-1)) D(R_SIMPANAN(-1)) D(BONUS_GIRO(-1)) DUMMY CointEq1 CointEq2 CointEq3
Koefisien -0.184240 0.098064 1.725748 -0.710990 -0.679060 -0.032520 0.033222 0.016284 0.044591 -0.390560
T-statistic -1.21820 0.37108 1.10916 -0.96430 -0.93252 -0.25477 0.52071 0.21405 0.19112 -0.60861
Sumber: Lampiran 5 (**) signifikan pada taraf nyata 5%
Persamaan pada model deposito mudharabah (Tabel 6.4.3) menunjukkan bahwa harga saham berpengaruh secara negatif terhadap deposito mudharabah, artinya setiap kenaikan 1 persen harga saham akan menurunkan tabungan mudharabah sebesar 0.312260 persen, hal ini dikarenakan oleh peningkatan harga saham suatu perusahaan merupakan indikator dari kinerja perusahaan yang
51
membaik. Oleh karena itu masyarakat akan berasumsi dengan membeli saham perusahaan tersebut akan mendapatkan return yang lebih baik dibandingkan dengan menginvestasikan dananya pada bank. Kebijakan pemerintah yang berupa fatwa MUI berpengaruh signifikan secara positif dalam taraf 5 persen. Artinya, ketika fatwa bunga bank adalah haram dikeluarkan oleh pemerintah akan meningkatkan deposito mudharabah BUS sebesar 0.171114 persen. Tabel 6.4.3. Persamaan Jangka Pendek Model Deposito Mudharabah JANGKA PENDEK Variabel Koefisien D(LNRDEPOSITO_MUDHARABAH(-1)) -0.295950 D(LNRDEPOSITO_MUDHARABAH(-2)) -0.261480 D(LNJII(-1)) -0.113820 D(LNJII(-2)) -0.312260 D(LNGDPR(-1)) 0.836556 D(LNGDPR(-2)) 0.489991 D(INFLASI(-1)) -0.509220 D(INFLASI(-2)) 0.968850 D(R_SIMPANAN(-1)) -0.494670 D(R_SIMPANAN (-2)) 0.965325 D(NISDEP(-1)) -0.030470 D(NISDEP(-2)) -0.005640 DUMMY 0.171114 CointEq1 -0.228980 CointEq2 0.346103 CointEq3 -0.026450
T-statistic -1.7138300 -1.5266100 -0.9361300 -2.40729** 0.8307200 0.4972600 -0.8645500 1.5538800 -0.8477900 1.5532600 -1.6198700 -0.3936400 4.37191** -2.53303** 2.48339** -1.3190000
Sumber: Lampiran 5 (**) signifikan pada taraf nyata 5%
Hasil analisis jangka pendek pada kedua model diatas yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah secara matematis membuktikan bahwa masyarakat secara individu dalam menempatkan dananya lebih bersifat rasional. Besarnya suku bunga bank konvensional dan nisbah yang ditawarkan oleh BUS mempengaruhi sikap masyarakat dalam menempatkan dananya. Selain return,
52
aspek religi digunakan sebagai pertimbangan untuk menempatkan dananya terlihat dari setelah adanya fatwa MUI jumlah deposito mudharabah pada BUS meningkat. Pada model giro wadiah tidak ada variabel yang signifikan mempengaruhi giro wadiah, hal ini dikarenakan bonus giro wadiah yang bersifat tidak pasti pemberiannya dan berapa besar jumlah yang akan diberikan kepada masyarakat apabila akan menitipkan dananya. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk berinvestasi pada jenis simpanan yang lain. Tabel 6.4.4. Persamaan Jangka Panjang Model Tabungan Mudharabah JANGKA PANJANG Variabel Koefisien T-statistic LNRTABUNGAN_MUDHARABAH(-1) 1.000000 INFLASI(-1) -54.90476 -2.04210** R_TABUNGAN(-1) -36.98452 -1.4442700 NISTAB(-1) 5.863290 2.96518** Sumber: Lampiran 5 (**) signifikan pada taraf nyata 5%
Hasil estimasi jangka panjang pada model tabungan mudharabah menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh signifikan dan negatif pada taraf 5 persen. Rata-rata inflasi dari tahun 2002-2006 adalah 0.72 persen setiap bulannya. Jika inflasi meningkat misalnya dari 0.72 persen sampai 1.72 persen maka tabungan mudharabah akan turun sebesar 54.90476 persen. Apabila terjadi kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan pendapatan masyarakat tidak sebesar persentase kenaikan inflasi maka masyarakat lebih memilih untuk menggunakan uangnya bagi keperluan konsumsi. Variabel bagi hasil tabungan signifikan berpengaruh secara positif pada taraf 5 persen, apabila bagi hasil tabungan meningkat 1 persen maka tabungan mudharabah akan meningkat sebesar 5.863290 persen. Pada jangka panjang masyarakat mempertimbangkan
53
besar-kecilnya suku bunga maupun bagi hasil yang diberikan oleh pihak bank, terbukti dari hasil estimasi yang menunjukkan bahwa ketika bagi hasil tabungan meningkat maka tabungan mudharabah cenderung meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan pada bagi hasil tabungan akan menarik masyarakat dalam menyimpan dananya pada BUS. Pada jangka panjang masyarakat lebih bersifat rasional dalam menempatkan dananya dengan memilih bank yang akan memberikan return yang lebih besar. Model jangka panjang giro wadiah tidak diinterpretasikan karena pada hasil estimasi jangka pendek kointegrasinya tidak signifikan. Kointegrasi yang tidak signifikan mencirikan bahwa tidak terdapat penyesuaian untuk jangka panjang pada giro wadiah, artinya errornya tidak dapat mengoreksi kesalahan setiap bulannya. Tabel 6.4.5. Persamaan Jangka Panjang Model Deposito Mudharabah JANGKA PANJANG Variabel Koefisien LNRDEPOSITO_MUDHARABAH(-1) 1.000000 INFLASI(-1) -1.332582 R_SIMPANAN(-1) -2.640816 NISDEP(-1) 0.891530
T-statistic -1.97688** -3.92144** 12.2671**
Sumber: Lampiran 5 (**) signifikan pada taraf nyata 5%
Model deposito mudharabah pada jangka panjang (tabel 6.4.6) dipengaruhi signifikan pada taraf 5 persen secara negatif oleh inflasi. Artinya setiap kenaikan inflasi sebesar 1 persen akan menurunkan deposito mudharabah sebesar 1.332582 persen, hal ini terjadi ketika inflasi meningkat maka harga-harga disektor riil meningkat akibatnya masyarakat akan memilih menggunakan dananya untuk pemenuhan konsumsi dibanding menyimpan dananya. Suku bunga
54
simpanan berjangka mempengaruhi deposito mudharabah secara negatif. Apabila terjadi peningkatan suku bunga simpanan berjangka sebesar 1 persen maka akan menurunkan deposito mudharabah sebesar 2.640816 persen. Variabel bagi hasil deposito signifikan mempengaruhi pada taraf 5 persen. Artinya, setiap kenaikan bagi hasil deposito sebesar 1 persen akan meningkatkan deposito mudharabah sebesar 0.891530 persen. Pada jangka panjang masyarakat mempertimbangkan besar-kecilnya suku bunga maupun bagi hasil yang diberikan oleh pihak bank, terbukti dari hasil estimasi yang menunjukkan bahwa ketika bagi hasil deposito meningkat jumlah deposito mudharabah meningkat hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan return pada BUS menjadi faktor penentu besar-kecilnya deposito pada BUS. Pada jangka panjang masyarakat lebih bersifat rasional dalam menempatkan dananya dengan memilih bank yang akan memberikan return yang paling besar. Hasil estimasi persamaan jangka panjang pada kedua model diatas sesuai dengan hipotesis penelitian. Artinya, sesuai dengan sifat masyarakat dalam menempatkan dananya di bank yaitu bersifat rasional. Besarnya return yang diberikan oleh pihak bank akan mempengaruhi sikap masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk menempatkan dananya pada bank yang memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan memperhatikan aspek religi. Masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim seharusnya menjadikan sistem non ribawi sebagai salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk menempatkan dananya di BUS.
55
6.5. Impulse Response Function (IRF) IRF digunakan untuk melihat respon kontemporer dari variabel dependen apabila mendapatkan inovasi dari variabel independen sebesar satu standar deviasi. Correlation matrix sangat diperlukan sebelum analisis IRF guna melihat urutan variabel-variabelnya. Pada penelitian ini akan melihat dampak goncangan dari variabel harga saham syariah, pendapatan, tingkat inflasi, suku bunga tabungan, suku bunga simpanan berjangka, bagi hasil deposito dan bagi hasil tabungan terhadap besarnya masing-masing DPK BUS. Response of LNRTABUNGAN_MUDHARABAH to LNRTABUNGAN_MUDHARABAH Response of LNRTABUNGAN_MUDHARABAH to LNJII
Response of LNRTABUNGAN_MUDHARABAH to LNGDPR
.15
.15
.15
.10
.10
.10
.05
.05
.05
.00
.00
.00
-.05
-.05
-.05
-.10
-.10
-.10
-.15
-.15
Response of LNRTABUNGAN_MUDHARABAH to INFLASI
-.15 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of LNRTABUNGAN_MUDHARABAH to RTABRIIL
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of LNRTABUNGAN_MUDHARABAH to NISTAB
.15
.15
.15
.10
.10
.10
.05
.05
.05
.00
.00
.00
-.05
-.05
-.05
-.10
-.10
-.10
-.15
-.15 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
-.15 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Gambar 6.5.1. Respon Tabungan Mudharabah terhadap Harga Saham Syariah, Pendapatan, Tingkat Inflasi, Suku Bunga Tabungan dan Bagi Hasil Tabungan. Gambar 6.5.1 menjelaskan bahwa inovasi pada harga saham syariah sampai periode ke-37 direspon positif oleh tabungan mudharabah dan selanjutnya cenderung stabil. Inovasi pada pendapatan akan meningkatkan tabungan mudharabah sampai periode ke-34 dan kemudian stabil. Inovasi pada tingkat inflasi akan meningkatkan tabungan mudharabah sampai periode ke-45 dan selanjutnya cenderung stabil. Inovasi pada suku bunga tabungan akan
56
meningkatkan tabungan mudharabah sampai periode ke-4, dari periode ke-5 sampai periode ke-50 inovasi pada suku bunga tabungan akan menurunkan tabungan mudharabah. Hal ini menjelaskan bahwa ketika terjadi peningkatkan suku bunga tabungan maka akan menurunkan jumlah tabungan mudharabah dikarenakan masyarakat lebih memilih menabung di bank konvensional karena memberikan return yang lebih besar. Inovasi pada bagi hasil tabungan akan direspon negatif oleh tabungan mudharabah sampai periode ke-18, pada periode ke-19 sampai periode ke-26 akan meningkatkan tabungan mudharabah dan selanjutnya stabil. Response of LNRGIRO_WADHIAH to LNRGIRO_WADHIAH
Response of LNRGIRO_WADHIAH to LNJII
Response of LNRGIRO_WADHIAH to LNGDPR
.16
.16
.16
.12
.12
.12
.08
.08
.08
.04
.04
.04
.00
.00
.00
-.04
-.04
-.04
-.08
-.08 5
Response of LNRGIRO_WADHIAH to INFLASI
-.08 5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of LNRGIRO_WADHIAH to RDEPRIIL
5
.16
.16
.16
.12
.12
.12
.08
.08
.08
.04
.04
.04
.00
.00
.00
-.04
-.04
-.04 -.08
-.08
-.08 5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of LNRGIRO_WADHIAH to BONUS_GIRO
5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
Gambar 6.5.2. Respon Giro Wadiah terhadap Harga Saham Syariah, Pendapatan, Tingkat Inflasi, Suku Bunga Simpanan Berjangka dan Bonus Giro Gambar 6.5.2 menjelaskankan bahwa pada awal periode inovasi harga saham syariah sampai periode ke-33 direspon positif oleh giro wadiah dan selanjutnya cenderung stabil. Inovasi pada pendapatan direspon negatif sampai periode ke-11 oleh giro wadiah, pada periode ke-12 cenderung stabil. Inovasi pada tingkat inflasi sampai periode ke-9 mengakibatkan peningkatan pada giro
57
wadiah, setelah periode ke-10 cenderung direspon negatif dan stabil. Secara umum dari periode awal sampai periode ke-36 inovasi pada suku bunga simpanan berjangka akan menurunkan giro wadiah dan kemudian cenderung stabil. Inovasi pada bonus giro sampai periode ke-9 mengakibatkan peningkatan pada giro wadiah dan pada periode ke-10 mengakibatkan penurunan pada giro wadiah kemudian cenderung stabil. Response of LNRDEPOSITO_MUDHARABAH to LNRDEPOSITO_MUDHARABAH
Response of LNRDEPOSITO_MUDHARABAH to LNJII
Response of LNRDEPOSITO_MUDHARABAH to LNGDPR
.10
.10
.10
.05
.05
.05
.00
.00
.00
-.05
-.05
-.05
-.10
-.10
-.10 5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of LNRDEPOSITO_MUDHARABAH to INFLASI
5
5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of LNRDEPOSITO_MUDHARABAH to RDEPRIIL
.10
.10
.10
.05
.05
.05
.00
.00
.00
-.05
-.05
-.05
-.10
-.10 5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of LNRDEPOSITO_MUDHARABAH to NISDEP
-.10 5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
5
10 15 20 25 30 35 40 45 50
Gambar 6.5.3. Respon Deposito Mudharabah terhadap Harga Saham Syariah, Pendapatan, Tingkat Inflasi, Suku Bunga Simpanan Berjangka dan Bagi Hasil Deposito Gambar 6.5.3 menggambarkan bahwa secara umum inovasi yang terjadi pada harga saham syariah dan pendapatan mengakibatkan peningkatan pada deposito mudharabah sampai periode ke-29 dan periode ke-28 dan selanjutnya cenderung stabil. Inovasi pada tingkat inflasi akan meningkatkan deposito mudharabah sampai periode ke-31 selanjutnya stabil. Inovasi pada suku bunga simpanan berjangka akan meningkatkan deposito mudharabah sampai periode ke6, dari periode ke-7 inovasi pada suku bunga simpanan berjangka akan menurunkan deposito mudharabah dan cenderung stabil. Secara umum inovasi
58
pada bagi hasil deposito sampai periode ke-27 mengakibatkan peningkatan pada deposito mudharabah dan cenderung stabil. Penjelasan secara teori ekonomi pada ketiga model diatas hasil IRF menunjukkan
bahwa
ketika
harga
saham
syariah
meningkat,
hal
ini
mengindikasikan bahwa pasar modal sedang mengalami peningkatan. Pasar modal syariah bergerak di sektor riil sehingga peningkatan pada pasar modal merupakan indikator semakin membaiknya kegiatan perekonomian di sektor riil. Peningkatan di sektor riil akan meningkatkan return bank syariah, dengan meningkatnya return maka masyarakat akan menempatkan dananya pada BUS sehingga tabungan
mudharabah
akan
meningkat.
Guncangan
pada
inflasi
akan
menyebabkan peningkatan pada tabungan mudharabah, hal ini terjadi karena ketika terjadi inflasi masyarakat akan lebih memilih untuk menyimpan dananya agar mendapatkan return daripada tidak melakukan penyimpanan. Secara ekonomi guncangan pada pendapatan akan direspon negatif, hal ini dikarenakan oleh ketika terjadi peningkatan pada pendapatan masyarakat akan menyimpan dananya pada bentuk simpanan lain di BUS yang memberikan return daripada menyimpan dalam bentuk giro yang tidak memberikan return. Pada awal periode guncangan pada inflasi akan direspon secara positif, hal ini dikarenakan dana yang mereka simpan akan menghasilkan return dibandingkan dengan tidak disimpan. Pasca periode ke-9 respon negatif terhadap guncangan inflasi menggambarkan bahwa menempatkan dana dalam bentuk giro hanya akan menimbulkan biaya penyimpanan yang lebih besar, oleh karena itu masyarakat lebih memilih untuk menggunakan dananya dalam pemenuhan konsumsi.
59
Guncangan pada bonus giro akan direspon negatif oleh giro wadiah, hal ini mengindikasikan bahwa menyimpan dana dalam bentuk giro akan menimbulkan biaya administrasi penyimpanan. Masyarakat akhirnya lebih memilih untuk menghindari biaya penyimpanan yang lebih besar dibandingkan dengan bonus gironya. Berdasarkan teori ekonomi guncangan pada harga saham, pendapatan dan nisbah deposito akan direspon secara positif oleh deposito mudharabah, hal ini menggambarkan bahwa peningkatan pada ketiga variabel tersebut akan meningkatkan masyarakat dalam menyimpan dananya, sehingga deposito mudharabah pada BUS meningkat.
6.6. Variance Decomposition (VD) Variance Decomposition (VD) digunakan untuk mencirikan struktur dinamis antar variabel dalam VECM yaitu melihat seberapa besar pengaruh acak guncangan (random shock) diantara variabel model VECM. Hasil
VD
menunjukkan
bahwa
pada
jangka
panjang
tabungan
mudharabah (Tabel 6.6.1) lebih dipengaruhi oleh guncangan pada harga saham syariah pada periode ke-9 sampai periode ke-31. Pada periode ke-32 sampai periode ke-50 tabungan mudharabah lebih dipengaruhi oleh guncangan pada suku bunga tabungan dan variabel itu sendiri. Pada periode ke-50 tabungan mudharabah secara berurutan dipengaruhi oleh guncangan pada inflasi, pendapatan dan bagi hasil tabungan sebesar 12.58 persen, 4.62 persen dan 0.14 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa guncangan pada harga saham sangat berpengaruh terhadap tabungan mudharabah setelah periode ke-7, hal ini
60
mengindikasikan bahwa ketika harga saham membaik maka akan memberikan return yang lebih baik dibanding menyimpan dana pada BUS. Guncangan pada suku bunga lebih mempengaruhi tabungan mudharabah pada jangka panjang sebesar 38.16 persen. Artinya, inovasi pada suku bunga sangat mempengaruhi competitiveness Bank Umum Syariah. Tabel 6.6.1. Variance Decomposition model tabungan mudharabah Peri S.E. LNRTAB LNJII INF LNGDPR R_TABU NISTAB ode _MUDHA NGAN RABAH 1 0.059 100.00 0.0000 0.000 0.000 0.000 0.000 3 0.098 69.530 22.682 0.104 0.907 3.182 3.594 5 0.139 56.864 32.105 0.225 3.295 2.079 5.431 7 0.183 45.124 38.846 0.757 6.004 5.026 4.243 9 0.234 36.097 41.311 1.472 7.954 10.17 2.995 10 0.261 32.627 41.573 1.800 8.673 12.82 2.506 15 0.403 22.176 39.917 2.973 10.707 23.09 1.135 20 0.544 17.511 37.790 3.609 11.543 28.91 0.628 25 0.675 15.073 36.252 3.980 11.961 32.32 0.408 30 0.796 13.635 35.187 4.215 12.202 34.46 0.297 35 0.906 12.712 34.438 4.372 12.354 35.88 0.234 40 1.008 12.080 33.897 4.482 12.457 36.88 0.194 45 1.103 11.627 33.495 4.563 12.531 37.61 0.168 50 1.191 11.288 33.188 4.624 12.585 38.16 0.149 Sumber: Lampiran 7
Hasil VD menunjukkan bahwa pada jangka panjang giro wadiah masih dipengaruhi oleh guncangan dari variabel itu sendiri sampai periode ke-50 sebesar 75.29 persen (Tabel 6.6.2). Hasil ini menunjukkan bahwa yang mempengaruhi besarnya giro wadiah adalah guncangan variabel giro wadiah itu sendiri. Pada periode ke-50 giro wadiah secara berurutan dipengaruhi oleh guncangan pada harga saham, suku bunga simpanan berjangka, pendapatan, tingkat inflasi dan bonus giro sebesar 13.27 persen, 8.04 persen, 1.86 persen, 1.15 persen dan 0.37 persen. Pada jangka panjang inovasi bonus giro yang diberikan oleh pihak bank
61
relatif rendah mempengaruhi besarnya giro wadiah, hal ini dikarenakan ketidakpastian besarnya bonus yang akan diterima oleh masyarakat. Pada jangka panjang keputusan masyarakat dalam menginvestasikan dananya bukan didasarkan pada return yang diberikan oleh bank syariah (bonus giro) akan tetapi hanya didasarkan pada kondisi makroekonomi, seperti adanya inovasi pada harga saham dan suku bunga simpanan berjangka. Tabel 6.6.2. Variance Decomposition model giro wadiah Peri S.E. LNRGIR LNJII INF LNGDPR R_SIMP BONUS_ ode OWADIA ANAN GIRO H 1 0.104 100.00 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 3 0.174 92.767 1.487 2.663 2.117 0.943 0.022 5 0.229 90.401 3.183 2.892 2.263 1.140 0.122 7 0.283 88.185 5.041 3.142 1.686 1.861 0.085 9 0.334 86.588 6.485 3.032 1.212 2.612 0.070 10 0.359 85.832 7.081 2.976 1.055 2.983 0.073 15 0.473 82.768 9.209 2.621 0.729 4.552 0.121 20 0.576 80.544 10.546 2.380 0.713 5.638 0.178 25 0.669 78.915 11.442 2.216 0.799 6.396 0.233 30 0.754 77.737 12.056 2.097 0.893 6.939 0.277 35 0.832 76.866 12.498 2.012 0.977 7.335 0.310 40 0.904 76.207 12.827 1.948 1.048 7.633 0.337 45 0.971 75.697 13.078 1.899 1.106 7.863 0.358 50 1.035 75.295 13.274 1.861 1.153 8.043 0.374 Sumber: Lampiran 7
Hasil VD menunjukkan bahwa pada jangka panjang deposito mudharabah masih dipengaruhi oleh guncangan pada variabel itu sendiri sampai periode ke-50 sebesar 36.77 persen (Tabel 6.6.3). Pada periode ke-50 secara berurutan deposito mudharabah dipengaruhi oleh guncangan pada suku bunga simpanan berjangka, harga saham syariah, bagi hasil deposito, pendapatan dan inflasi sebesar 27.78 persen, 15.93 persen, 11.05 persen, 7.82 persen dan 0.62 persen. Pada jangka panjang guncangan pada suku bunga simpanan berjangka sangat mempengaruhi
62
besarnya deposito mudharabah. Artinya, ketika bank konvensional meningkatkan suku bunga simpanan berjangka maka masyarakat akan memilih untuk menginvestasikan dananya pada bank konvensional. Tabel 6.6.3. Tabel Variance Decomposition model deposito mudharabah INF LNGDPR R_SIMP NISDEP Peri S.E. LNDEP_ LNJII ANAN ode MUDHA RABAH 1 0.046 100.00 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 3 0.082 71.857 2.577 1.549 2.235 0.125 21.656 5 0.107 58.977 3.173 1.953 2.673 0.787 32.436 7 0.139 52.333 4.407 4.621 2.435 2.037 34.167 9 0.182 48.204 6.384 7.063 2.072 6.906 29.371 10 0.206 46.748 7.492 7.656 1.900 9.109 27.094 15 0.330 41.860 11.665 8.276 1.199 17.887 19.112 20 0.445 39.724 13.469 8.210 0.950 22.049 15.598 25 0.548 38.565 14.457 8.076 0.817 24.319 13.766 30 0.638 37.882 15.023 7.990 0.743 25.638 12.725 35 0.720 37.447 15.381 7.926 0.697 26.485 12.064 40 0.794 37.149 15.627 7.880 0.665 27.063 11.616 45 0.862 36.936 15.802 7.847 0.643 27.476 11.296 50 0.925 36.776 15.933 7.821 0.627 27.785 11.058 Sumber: Lampiran 7
Berdasarkan hasil VD pada ketiga model diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada jangka panjang inovasi pada suku bunga bank konvensional dapat mempengaruhi besarnya jumlah masing-masing simpanan pada Bank Umum Syariah (tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah).
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Suku bunga tabungan berhubungan positif dengan tabungan mudharabah pada BUS dalam jangka pendek. Pada persamaan jangka panjang model deposito mudharabah variabel suku bunga simpanan berjangka berhubungan positif terhadap deposito mudharabah. 2. Variabel makroekonomi yang berpengaruh terhadap masing-masing simpanan pada BUS adalah pada model tabungan mudharabah menghasilkan persamaan jangka pendek, tingkat inflasi berhubungan positif dengan tabungan mudharabah pada BUS. Pada persamaan jangka panjang inflasi berhubungan negatif dan bagi hasil tabungan berhubungan positif dengan tabungan mudharabah. Pada deposito mudharabah dalam analisis jangka pendek harga saham syariah berhubungan negatif terhadap deposito mudharabah, kebijakan pemerintah berhubungan secara positif. Dalam jangka panjang variabel bagi hasil deposito berhubungan positif dengan deposito mudharabah. Inflasi berhubungan positif terhadap deposito mudharabah. 3. Berdasarkan hasil penelitian masyarakat di Indonesia pada jangka panjang lebih bersifat rasional, hal ini dibuktikan dengan jumlah tabungan mudharabah dan deposito mudharabah yang mengalami penurunan ketika suku bunga bank konvensional meningkat. Kesimpulannya masyarakat lebih
64
memilih untuk menempatkan dananya pada bank yang memberikan return yang lebih besar.
7.2. Saran Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh suku bunga terhadap jumlah simpanan pada BUS maka disarankan kepada Bank Umum Syariah untuk memiliki regulasi atau kebijakan terhadap pengendalian bagi hasil (ekuivalen rate) dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhinya, seperti: 1. Melakukan pemilihan secara selektif terhadap calon nasabah pembiayaan, sehingga usaha yang dijalankan oleh nasabah akan memberikan return yang lebih baik. 2. Melakukan pendampingan pada nasabah yang baru bergerak di sektor riil sehingga dapat meminimalisir kerugian yang dapat mengurangi return pada BUS.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, I. 2003. Bunga Bank Sama Dengan Riba?. Vol. 7. Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Amalia, L. 2006. Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Dan Kinerja Bank Terhadap Laba Perbankan [skripsi]. FEM:IPB. Chapra, M. U. 2000. Sistem Moneter Islam. Ikhwan Abidin Basri [penerjemah]. Gema Insani, Jakarta. Direktorat Perbankan Syariah. 2006. Statistik Perbankan Syariah. Bank Indonesia, Jakarta. Direktorat Perizinan Dan Informasi Perbankan. 2002-2006. Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia. Bank Indonesia, Jakarta. Djalal, N. N. dan H. Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Enders, W. 2004. Applied Econometric Time Series. John Willey & Sons, Inc, Alabama. Firdaus, G. H. 2004. Analisis Struktur Perilaku Kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia [skripsi]. FEM:IPB. Firdaus, M. 2006. “Brief Course in Modern Econometrics : Application with Eviews”. Depatemen Ilmu Ekonomi:Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics. McGraw Hill, USA. Hanifeliza, R. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Total Tabungan Masyarakat yang Dihimpun Perbankan di Indonesia [skripsi]. FEM:IPB. Haron, S. dan N. Ahmad. 2000. ”The Effect of Conventional Interest Rates and Rate of Profit on Funds Deposited With Islamic Banking System in Malaysia”. International Journal of Islamic Financial Services, 1 : 1-4. Haron, S. dan W. N. W. Azmi. 2005. ”Measuring Depositors’ Behaviour of Malaysian Islamic Banking System: A Co-integration Approach”. International Journal Islamic Economic and Banking, 2 : 20-34.
66
Julaihah, Umi dan Insukindro. 2004. Analisis Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Variabel Makroekonomi di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Karim, A. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Karim, A. 2005. Islamic Banking Fiqh and Financial Analisis. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kamale. 2006. Bank Syariah Dan Bank Konvensional, Serupa Tapi Tak Sama [Bni Online]. http://www.bni.co.id/investor/inv_laporan.asp.htm [10 Februari 2007] Khan, M. S. 1986. ”Islamic Interest Free Banking : A Theoritical Analysis”. International Monetary Fund Staff. Paper, 33 : 10-11. Mankiw, N. G. 2000. Teori Makro Ekonomi. Imam Nurmawan [penerjemah]. Erlangga, Jakarta. Mishkin, F. S. 2001. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. Columbia University, Columbia. Pasaribu, S. H. 2003. ”Eviews untuk Analisis Runtut Waktu (Time Series Analysis)”. Depatemen Ilmu Ekonomi:Institut Pertanian Bogor, Bogor. Republika. 2007. Strategi Bank Syariah 2007: Spin-Off atau Office Chanelling [RepublikaOnline].http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=2819368k at_id=4.htm [8 Februari 2007] Sukirno, S. 1994. Pengantar Teori Makroekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lampiran 1 Glossary Mudharabah : merupakan kesepakatan antara dua belah pihak dimana satu pihak sebagai shahib al-maal (pemilik modal) dan pihak lain sebagai mudharib (pelaksana usaha) yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Wadiah : merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Nisbah : besarnya bagi hasil antara pihak bank dengan nasabah pada bank syariah Ekuivalen rate : nisbah bagi hasil dikali dengan tingkat keuntungan bank syariah. Bonus giro : nilai/bonus yang tidak wajib diberikan oleh bank syariah pada jenis simpanan giro. Lampiran 2 Uji Lag Optimal Tabungan Mudharabah VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: D(LNRTABUNGAN_MUDHARABAH) D(LNJII) D(LNGDPR) D(INFLASI) D(RTABRIIL) D(NISTAB) Exogenous variables: C Sample: 2002:07 2006:12 Included observations: 50
Lag
LogL
LR
FPE
AIC
SC
HQ
0 1 2 3
270.1388 350.2430 410.1929 454.4638
NA 137.7791 88.72584 54.89593*
1.04E-12 1.80E-13 7.35E-14 6.24E-14*
-10.56555 -12.32972 -13.28772 -13.61855*
-10.33611 -10.72362* -10.30496 -9.259139
-10.47818 -11.71811 -12.15186* -11.95846
* indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) AIC: Akaike information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion
FPE: Final prediction error SC: Schwarz information criterion
Uji Lag Optimal Giro Wadiah VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: D(LNRGIRO_WADHIAH) D(LNJII) D(LNGDPR) D(INFLASI) D(RDEPRIIL) D(BONUS_GIRO) Exogenous variables: C DUMMY Sample: 2002:07 2006:12 Included observations: 50 Lag
LogL
LR
FPE
AIC
SC
HQ
0 1 2 3
297.6110 393.0544 458.4699 503.3462
NA 160.3449 94.19826 53.85154*
4.40E-13 4.15E-14 1.38E-14 1.17E-14*
-11.42444 -13.80218 -14.97879 -15.33385*
-10.96555 -11.96663* -11.76660 -10.74499
-11.24969 -13.10319 -13.75557* -13.58638
* indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) AIC: Akaike information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion
FPE: Final prediction error SC: Schwarz information criterion
68
Uji Lag Optimal Deposito Mudharabah VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: D(LNRDEPOSITO_MUDHARABAH) D(LNJII) D(LNGDPR) D(INFLASI) D(RDEPRIIL) D(NISDEP) Exogenous variables: C DUMMY Sample: 2002:07 2006:12 Included observations: 49 Lag
LogL
LR
FPE
AIC
SC
HQ
0 1 2 3 4
246.0012 347.6915 418.2864 468.2873 515.8802
NA 170.1757 100.8499 59.18477* 44.67897
2.87E-12 2.00E-13 5.27E-14 3.65E-14 3.47E-14*
-9.551068 -12.23231 -13.64434 -14.21581 -14.68899*
-9.087765 -10.37909 -10.40122* -9.582781 -8.666048
-9.375291 -11.52920 -12.41391 -12.45805* -12.40389
* indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) AIC: Akaike information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion
FPE: Final prediction error SC: Schwarz information criterion
Uji Kestabilan VAR Tabungan Mudharabah Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: D(LNRTABUNGAN_MUDHARABAH) D(LNJII) D(LNGDPR) D(INFLASI) D(RTABRIIL) D(NISTAB) Exogenous variables: C Lag specification: 1 1 Root
Modulus
0.718068 0.599594 -0.437397 -0.395788 0.147442 -0.128598
0.718068 0.599594 0.437397 0.395788 0.147442 0.128598
No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition.
Uji Kestabilan VAR Giro Wadiah Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: D(LNRGIRO_WADHIAH) D(LNJII) D(LNGDPR) D(INFLASI) D(RDEPRIIL) D(BONUS_GIRO) Exogenous variables: C DUMMY Lag specification: 1 1 Root 0.846145 0.613426 -0.410931 -0.219262 0.057479 - 0.158440i 0.057479 + 0.158440i No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition.
Modulus 0.846145 0.613426 0.410931 0.219262 0.168544 0.168544
69
Uji Kestabilan VAR Deposito Mudharabah Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: D(LNRDEPOSITO_MUDHARABAH) D(LNJII) D(LNGDPR) D(INFLASI) D(RDEPRIIL) D(NISDEP) Exogenous variables: C DUMMY Lag specification: 1 2 Root
Modulus
0.668880 - 0.513497i 0.668880 + 0.513497i -0.410138 - 0.618749i -0.410138 + 0.618749i 0.312966 - 0.640264i 0.312966 + 0.640264i 0.683279 - 0.147999i 0.683279 + 0.147999i -0.289816 - 0.613564i -0.289816 + 0.613564i -0.524969 -0.007335
0.843255 0.843255 0.742336 0.742336 0.712661 0.712661 0.699124 0.699124 0.678568 0.678568 0.524969 0.007335
No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition.
Lampiran 3 Uji Kointegrasi 1 Tabungan Mudharabah Date: 04/24/07 Time: 20:07 Sample: 2002:07 2006:12 Included observations: 52 Series: LNRTABUNGAN_MUDHARABAH LNJII LNGDPR INFLASI RTABRIIL NISTAB Lags interval: 1 to 1 Data Trend:
None
None
Linear
Linear
Quadratic
Rank or No. of CEs
No Intercept No Trend
Intercept No Trend
Intercept No Trend
Intercept Trend
Intercept Trend
Selected (5% level) Number of Cointegrating Relations by Model (columns) Trace Max-Eig
3 1
4 2
3 1
4 1
6 1
Schwarz Criteria by Rank (rows) and Model (columns)
0 1 2 3 4 5 6
-10.85135 -11.10666* -10.70168 -10.19778 -9.530746 -8.758434 -7.851851
-10.85135 -11.07881 -10.82922 -10.32240 -9.726669 -8.940264 -8.081465
-10.76903 -11.00893 -10.71212 -10.27820 -9.719304 -8.981193 -8.081465
-10.76903 -10.93295 -10.58287 -10.19229 -9.661083 -8.940726 -8.110038
-10.46767 -10.66736 -10.38896 -10.07092 -9.574113 -8.926869 -8.110038
70
Uji Kointegrasi 1 Giro Wadiah Date: 04/21/07 Time: 11:52 Sample: 2002:07 2006:12 Included observations: 52 Series: LNRGIRO_WADHIAH LNJII LNGDPR INFLASI R BONUS_GIRO Exogenous series: DUMMY Warning: Rank Test critical values derived assuming no exogenous series Lags interval: 1 to 1 Data Trend:
None
None
Linear
Linear
Quadratic
Rank or No. of CEs
No Intercept No Trend
Intercept No Trend
Intercept No Trend
Intercept Trend
Intercept Trend
4 4
4 4
-7.400217 -7.714530 -7.702278 -7.467996 -7.003739 -6.267033 -5.373091
-7.155211 -7.545305 -7.608748 -7.317114 -6.926650 -6.261989 -5.373091
Selected (5% level) Number of Cointegrating Relations by Model (columns) Trace 2 3 3 Max-Eig 2 3 3 Schwarz Criteria by Rank (rows) and Model (columns) 0 1 2 3 4 5 6
-7.770729 -7.860025 -7.705033 -7.137574 -6.376083 -5.520984 -4.614482
-7.770729 -7.982416* -7.967689 -7.736629 -7.026727 -6.189180 -5.256866
-7.400217 -7.684202 -7.742885 -7.582850 -6.943324 -6.166740 -5.256866
Uji Kointegrasi 1 Deposito Mudharabah Date: 04/23/07 Time: 16:12 Sample: 2002:07 2006:12 Included observations: 51 Series: LNRDEPOSITO_MUDHARABAH LNJII LNGDPR INFLASI RDEPRIIL NISDEP Exogenous series: DUMMY Warning: Rank Test critical values derived assuming no exogenous series Lags interval: 1 to 2 Data Trend:
None
None
Linear
Linear
Quadratic
Rank or No. of CEs
No Intercept No Trend
Intercept No Trend
Intercept No Trend
Intercept Trend
Intercept Trend
Selected (5% level) Number of Cointegrating Relations by Model (columns) Trace Max-Eig
3 3
4 4
4 4
3 4
3 3
Schwarz Criteria by Rank (rows) and Model (columns) 0 1 2 3 4 5 6
-11.02329 -11.74720* -11.60615 -11.29406 -10.55453 -9.708410 -8.837377
-11.02329 -11.67072 -11.64678 -11.36499 -10.91572 -10.09562 -9.151345
-10.74146 -11.46573 -11.50806 -11.30335 -10.89571 -10.06512 -9.151345
-10.74146 -11.62673 -11.73251 -11.52090 -11.03737 -10.22766 -9.309579
-10.58975 -11.53336 -11.66896 -11.49803 -10.95805 -10.20268 -9.309579
71
Uji Kointegrasi 2 Tabungan Mudharabah Sample(adjusted): 2002:09 2006:12 Included observations: 52 after adjusting endpoints Trend assumption: No deterministic trend Series: LNRTABUNGAN_MUDHARABAH LNJII LNGDPR INFLASI RTABRIIL NISTAB Lags interval (in first differences): 1 to 1 Unrestricted Cointegration Rank Test Hypothesized No. of CE(s)
Eigenvalue
Trace Statistic
5 Percent Critical Value
1 Percent Critical Value
None ** At most 1 ** At most 2 * At most 3 At most 4 At most 5
0.688743 0.397604 0.334975 0.217131 0.130219 0.005229
128.5155 67.82451 41.46882 20.25644 7.527338 0.272618
82.49 59.46 39.89 24.31 12.53 3.84
90.45 66.52 45.58 29.75 16.31 6.51
*(**) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 3 cointegrating equation(s) at the 5% level Trace test indicates 2 cointegrating equation(s) at the 1% level
Uji Kointegrasi 2 Giro Wadiah Sample(adjusted): 2002:09 2006:12 Included observations: 52 after adjusting endpoints Trend assumption: No deterministic trend (restricted constant) Series: LNRGIRO_WADHIAH LNJII LNGDPR INFLASI RDEPRIIL BONUS_GIRO Exogenous series: DUMMY Warning: Critical values assume no exogenous series Lags interval (in first differences): 1 to 1 Unrestricted Cointegration Rank Test Hypothesized No. of CE(s)
Eigenvalue
Trace Statistic
5 Percent Critical Value
1 Percent Critical Value
None ** At most 1 ** At most 2 ** At most 3 At most 4 At most 5
0.698263 0.622182 0.532022 0.242680 0.139192 0.053907
177.5355 115.2291 64.61529 25.12989 10.67549 2.881543
102.14 76.07 53.12 34.91 19.96 9.24
111.01 84.45 60.16 41.07 24.60 12.97
*(**) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 3 cointegrating equation(s) at both 5% and 1% levels
Uji Kointegrasi 2 Deposito Mudharabah Sample(adjusted): 2002:10 2006:12 Included observations: 51 after adjusting endpoints Trend assumption: No deterministic trend Series: LNRDEPOSITO_MUDHARABAH LNJII LNGDPR INFLASI RDEPRIIL NISDEP Exogenous series: DUMMY Warning: Critical values assume no exogenous series Lags interval (in first differences): 1 to 2 Unrestricted Cointegration Rank Test Hypothesized No. of CE(s)
Eigenvalue
Trace Statistic
5 Percent Critical Value
1 Percent Critical Value
None ** At most 1 ** At most 2 ** At most 3 At most 4 At most 5
0.807766 0.543466 0.458303 0.169395 0.075975 0.052664
171.6100 87.50878 47.52009 16.25464 6.789014 2.759180
82.49 59.46 39.89 24.31 12.53 3.84
90.45 66.52 45.58 29.75 16.31 6.51
*(**) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level Trace test indicates 3 cointegrating equation(s) at both 5% and 1% levels
72
Lampiran 4 Estimasi VECM Tabungan Mudharabah Vector Error Correction Estimates Sample(adjusted): 2002:09 2006:12 Included observations: 52 after adjusting endpoints Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] Cointegrating Eq:
CointEq1
CointEq2
CointEq3
LNRTABUNGAN_M UDHARABAH(-1) LNJII(-1) LNGDPR(-1) INFLASI(-1)
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000 0.000000 54.90476 (26.8864) [ 2.04210] 36.98452 (25.6078) [ 1.44427] -5.863293 (1.97738) [-2.96518]
1.000000 0.000000 40.67221 (20.1879) [ 2.01468] 27.18452 (19.2279) [ 1.41381] -4.229781 (1.48474) [-2.84884]
0.000000 1.000000 52.89077 (26.0082) [ 2.03362] 35.74437 (24.7714) [ 1.44297] -6.374288 (1.91280) [-3.33244]
Error Correction:
D(LNRTABUN GAN_MUDHA RABAH)
D(LNJII)
D(LNGDPR)
D(INFLASI)
D(RTABRIIL)
D(NISTAB)
CointEq1
-0.318397 (0.06383) [-4.98813] 0.261296 (0.07413) [ 3.52465] 0.127117 (0.02372) [ 5.35864] -0.271871
0.036142 (0.07096) [ 0.50931] -0.052918 (0.08242) [-0.64207] 0.004797 (0.02637) [ 0.18191] 0.167868
0.013428 (0.01472) [ 0.91232] -0.008798 (0.01709) [-0.51467] -0.006529 (0.00547) [-1.19352] 0.033410
-0.815801 (1.29424) [-0.63033] 0.227811 (1.50315) [ 0.15156] 0.595519 (0.48099) [ 1.23812] -2.433564
0.819397 (1.29467) [ 0.63290] -0.237624 (1.50365) [-0.15803] -0.591530 (0.48115) [-1.22942] 2.371445
0.443983 (0.49964) [ 0.88861] -1.520775 (0.58028) [-2.62075] 0.728529 (0.18568) [ 3.92353] -3.239685
(0.10701) [-2.54050] 0.224040 (0.13974) [ 1.60324] 0.094895 (0.72666) [ 0.13059] 1.518207 (0.67624) [ 2.24507] 1.518435 (0.67444) [ 2.25140] 0.032043 (0.01767) [ 1.81333]
(0.11897) [ 1.41098] 0.133679 (0.15536) [ 0.86046] 1.223687 (0.80786) [ 1.51472] -1.380207 (0.75180) [-1.83586] -1.377147 (0.74980) [-1.83668] 0.025433 (0.01965) [ 1.29461]
(0.02468) [ 1.35390] -0.024281 (0.03222) [-0.75353] 0.926322 (0.16756) [ 5.52821] -0.384182 (0.15594) [-2.46373] -0.382916 (0.15552) [-2.46216] -0.001566 (0.00407) [-0.38422]
(2.16985) [-1.12154] -0.286960 (2.83344) [-0.10128] -14.28338 (14.7339) [-0.96942] 37.66800 (13.7115) [ 2.74718] 37.47448 (13.6751) [ 2.74035] 0.090456 (0.35830) [ 0.25246]
(2.17057) [ 1.09254] 0.269699 (2.83438) [ 0.09515] 14.32778 (14.7388) [ 0.97211] -36.96251 (13.7161) [-2.69483] -36.77022 (13.6796) [-2.68796] -0.086726 (0.35842) [-0.24197]
(0.83766) [-3.86755] 1.351571 (1.09383) [ 1.23563] -4.490105 (5.68796) [-0.78941] 8.929740 (5.29326) [ 1.68700] 8.860918 (5.27918) [ 1.67846] 0.184747 (0.13832) [ 1.33566]
0.429118 0.322907 0.151426 0.059342 4.040247 78.02668 -2.654872 -2.317157 0.041403 0.072118
0.081385 -0.089520 0.187157 0.065973 0.476201 72.51846 -2.443018 -2.105303 0.028424 0.063205
0.424600 0.317549 0.008052 0.013684 3.966324 154.3162 -5.589085 -5.251370 0.004750 0.016564
0.555422 0.472710 62.25453 1.203237 6.715127 -78.46448 3.364018 3.701734 0.016422 1.657016
0.555379 0.472659 62.29585 1.203636 6.713952 -78.48173 3.364682 3.702397 -0.024147 1.657485
0.502841 0.410347 9.277813 0.464503 5.436438 -28.97074 1.460413 1.798128 -0.047500 0.604909
RTABRIIL(-1)
NISTAB(-1)
CointEq2
CointEq3
D(LNRTABUNGAN _MUDHARABAH(1))
D(LNJII(-1))
D(LNGDPR(-1))
D(INFLASI(-1))
D(RTABRIIL(-1))
D(NISTAB(-1))
R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids S.E. equation F-statistic Log likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D. dependent
Determinant Residual Covariance Log Likelihood Log Likelihood (d.f. adjusted) Akaike Information Criteria Schwarz Criteria
1.97E-14 407.3871 377.7403 -11.75924 -9.057519
73
Estimasi VECM Giro Wadiah Vector Error Correction Estimates Sample(adjusted): 2002:09 2006:12 Included observations: 52 after adjusting endpoints Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] Cointegrating Eq:
CointEq1
CointEq2
CointEq3
LNRGIRO_WADHIA H(-1) LNJII(-1) LNGDPR(-1) INFLASI(-1)
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000 0.000000 -1.488193 (1.01569) [-1.46521] 0.535879 (0.97133) [ 0.55169] -0.041395 (0.78783) [-0.05254] -4.419261 (2.40965) [-1.83398]
1.000000 0.000000 -1.112760 (0.45538) [-2.44359] -0.128617 (0.43549) [-0.29534] 0.556468 (0.35322) [ 1.57542] -4.610988 (1.08036) [-4.26802]
0.000000 1.000000 -0.271283 (0.14285) [-1.89908] 0.038048 (0.13661) [ 0.27851] 0.038382 (0.11080) [ 0.34640] -12.79477 (0.33890) [-37.7537]
Error Correction:
D(LNRGIRO_ WADHIAH)
D(LNJII)
D(LNGDPR)
D(INFLASI)
D(RDEPRIIL)
D(BONUS_GIR O)
CointEq1
0.016284 (0.07607) [ 0.21405] 0.044591 (0.23331) [ 0.19112] -0.390557 (0.64172) [-0.60861] -0.184236
0.066229 (0.04615) [ 1.43496] -0.336324 (0.14155) [-2.37606] 0.575379 (0.38932) [ 1.47789] 0.089689
0.035852 (0.00694) [ 5.16291] 0.013007 (0.02130) [ 0.61074] -0.321378 (0.05858) [-5.48656] -0.038338
-2.589051 (0.79425) [-3.25976] 2.578154 (2.43584) [ 1.05843] 13.94285 (6.69976) [ 2.08110] 1.072709
2.568218 (0.79219) [ 3.24192] -2.603437 (2.42953) [-1.07158] -13.74959 (6.68242) [-2.05758] -1.086941
0.295293 (0.08206) [ 3.59846] -1.017121 (0.25167) [-4.04150] 1.224109 (0.69221) [ 1.76840] -0.346387
(0.15124) [-1.21820] 0.098064 (0.26427) [ 0.37108] 1.725748 (1.55590) [ 1.10916] -0.710992 (0.73731) [-0.96430] -0.679062 (0.72820) [-0.93252] -0.032519
(0.09175) [ 0.97749] 0.167280 (0.16033) [ 1.04335] -0.242208 (0.94396) [-0.25659] -1.078009 (0.44732) [-2.40991] -1.062485 (0.44179) [-2.40494] -0.024659
(0.01380) [-2.77718] -0.034437 (0.02412) [-1.42761] 1.167163 (0.14202) [ 8.21817] -0.140807 (0.06730) [-2.09217] -0.138544 (0.06647) [-2.08432] 0.000521
(1.57896) [ 0.67938] -1.718956 (2.75907) [-0.62302] -19.37060 (16.2442) [-1.19246] 20.51382 (7.69784) [ 2.66488] 20.17110 (7.60265) [ 2.65317] -0.048635
(1.57488) [-0.69018] 1.667456 (2.75193) [ 0.60592] 19.37326 (16.2022) [ 1.19572] -19.77007 (7.67792) [-2.57493] -19.42669 (7.58298) [-2.56188] 0.063415
(0.16314) [-2.12329] 0.528123 (0.28506) [ 1.85264] -0.826120 (1.67834) [-0.49222] -1.564870 (0.79534) [-1.96756] -1.558938 (0.78550) [-1.98464] 0.126808
DUMMY
(0.12764) [-0.25477] 0.033222 (0.06380) [ 0.52071]
(0.07744) [-0.31844] 0.004297 (0.03871) [ 0.11101]
(0.01165) [ 0.04474] -0.029026 (0.00582) [-4.98412]
(1.33260) [-0.03650] 1.751022 (0.66610) [ 2.62875]
(1.32915) [ 0.04771] -1.722472 (0.66438) [-2.59260]
(0.13768) [ 0.92101] -0.166007 (0.06882) [-2.41214]
R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids
0.164069 -0.015059 0.459865
0.169202 -0.008826 0.169266
0.726183 0.667508 0.003832
0.642036 0.565329 50.12601
0.645698 0.569777 49.86687
0.381488 0.248950 0.535089
RDEPRIIL(-1)
BONUS_GIRO(-1)
C
CointEq2
CointEq3
D(LNRGIRO_WADH IAH(-1))
D(LNJII(-1))
D(LNGDPR(-1))
D(INFLASI(-1))
D(RDEPRIIL(-1))
D(BONUS_GIRO(1))
74
S.E. equation F-statistic Log likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D. dependent
0.104638 0.915929 49.14490 -1.505573 -1.130334 0.043355 0.103859
0.063483 0.950423 75.13095 -2.505037 -2.129797 0.028424 0.063205
Determinant Residual Covariance Log Likelihood (d.f. adjusted)
1.47E-15 445.2402
Schwarz Criteria
-10.96980
0.009551 12.37633 173.6239 -6.293228 -5.917989 0.004750 0.016564
1.092463 8.370014 -72.83050 3.185789 3.561028 0.016422 1.657016
1.089636 8.504786 -72.69575 3.180606 3.555845 -0.024531 1.661248
Log Likelihood Akaike Information Criteria
0.112873 2.878322 45.20591 -1.354073 -0.978834 -0.027692 0.130243 478.5577 -14.00924
Estimasi VECM Deposito Mudharabah Vector Error Correction Estimates Sample(adjusted): 2002:10 2006:12 Included observations: 51 after adjusting endpoints Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]
Cointegrating Eq:
CointEq1
CointEq2
CointEq3
LNRDEPOSITO_MU DHARABAH(-1) LNJII(-1) LNGDPR(-1) INFLASI(-1)
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000 0.000000 1.332582 (0.67408) [ 1.97688] 2.640816 (0.67343) [ 3.92144] -0.891534 (0.07268) [-12.2671]
1.000000 0.000000 0.512164 (0.41548) [ 1.23270] 1.352221 (0.41508) [ 3.25774] -0.496448 (0.04480) [-11.0825]
0.000000 1.000000 5.805900 (0.92199) [ 6.29714] 6.373438 (0.92110) [ 6.91939] -1.849883 (0.09941) [-18.6095]
Error Correction:
D(LNRDEPOSI TO_MUDHAR ABAH)
D(LNJII)
D(LNGDPR)
D(INFLASI)
D(RDEPRIIL)
D(NISDEP)
CointEq1
-0.228980 (0.09040) [-2.53303] 0.346103 (0.13937) [ 2.48339] -0.026445 (0.02005) [-1.31900]
0.460505 (0.09188) [ 5.01189] -0.721965 (0.14166) [-5.09661] -0.028673 (0.02038) [-1.40706]
0.002428 (0.02301) [ 0.10555] -0.022629 (0.03547) [-0.63795] 0.011925 (0.00510) [ 2.33681]
-0.014503 (2.09357) [-0.00693] 3.362504 (3.22767) [ 1.04177] -1.769433 (0.46432) [-3.81076]
0.037443 (2.08918) [ 0.01792] -3.400991 (3.22090) [-1.05591] 1.765405 (0.46335) [ 3.81009]
-0.198496 (0.95407) [-0.20805] -0.219578 (1.47090) [-0.14928] 0.346733 (0.21160) [ 1.63862]
-0.295946
0.048234
0.034101
-3.964894
3.888380
-1.767520
(0.17268) [-1.71383] -0.261478
(0.17552) [ 0.27481] -0.178182
(0.04395) [ 0.77589] 0.052988
(3.99921) [-0.99142] -5.767097
(3.99082) [ 0.97433] 5.679279
(1.82250) [-0.96983] -1.578057
(0.17128) [-1.52661] -0.113816
(0.17409) [-1.02349] 0.245570
(0.04359) [ 1.21547] -0.007862
(3.96675) [-1.45386] -1.677855
(3.95843) [ 1.43473] 1.643916
(1.80771) [-0.87296] 0.624088
RDEPRIIL(-1)
NISDEP(-1)
CointEq2
CointEq3
D(LNRDEPOSITO_ MUDHARABAH(1))
D(LNRDEPOSITO_ MUDHARABAH(2))
D(LNJII(-1))
75
D(LNJII(-2))
D(LNGDPR(-1))
D(LNGDPR(-2))
D(INFLASI(-1))
D(INFLASI(-2))
D(RDEPRIIL(-1))
D(RDEPRIIL(-2))
D(NISDEP(-1))
D(NISDEP(-2))
DUMMY
R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids S.E. equation F-statistic Log likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D. dependent
(0.12158) [-0.93613] -0.312261 (0.12971) [-2.40729] 0.836556 (1.00703) [ 0.83072] 0.489991 (0.98538) [ 0.49726] -0.509220 (0.58900) [-0.86455] 0.968850 (0.62350) [ 1.55388] -0.494670 (0.58348) [-0.84779] 0.965325 (0.62149) [ 1.55326] -0.030466 (0.01881) [-1.61987] -0.005637 (0.01432) [-0.39364] 0.171114 (0.03914) [ 4.37191]
(0.12358) [ 1.98717] -0.037655 (0.13185) [-0.28560] -0.565807 (1.02356) [-0.55278] 0.357517 (1.00156) [ 0.35696] -2.403390 (0.59868) [-4.01451] 0.445049 (0.63374) [ 0.70226] -2.382007 (0.59306) [-4.01646] 0.445266 (0.63169) [ 0.70488] 0.016841 (0.01912) [ 0.88097] 0.032990 (0.01456) [ 2.26644] 0.096228 (0.03978) [ 2.41888]
(0.03095) [-0.25406] 0.057654 (0.03302) [ 1.74628] 1.555390 (0.25631) [ 6.06839] -0.937354 (0.25080) [-3.73746] -0.330035 (0.14991) [-2.20149] 0.112461 (0.15869) [ 0.70866] -0.336382 (0.14851) [-2.26508] 0.111970 (0.15818) [ 0.70786] 0.007792 (0.00479) [ 1.62785] 0.005995 (0.00364) [ 1.64473] -0.004390 (0.00996) [-0.44064]
(2.81576) [-0.59588] -7.694176 (3.00414) [-2.56119] -24.65402 (23.3222) [-1.05710] 11.14885 (22.8208) [ 0.48854] 48.23498 (13.6410) [ 3.53603] -17.70826 (14.4400) [-1.22633] 47.82255 (13.5131) [ 3.53899] -17.76774 (14.3933) [-1.23445] -1.064268 (0.43558) [-2.44336] -0.695285 (0.33165) [-2.09641] 0.188598 (0.90645) [ 0.20806]
(2.80985) [ 0.58505] 7.642787 (2.99783) [ 2.54944] 24.48322 (23.2733) [ 1.05199] -10.83686 (22.7729) [-0.47587] -47.23348 (13.6124) [-3.46989] 17.50043 (14.4097) [ 1.21449] -46.82058 (13.4847) [-3.47212] 17.55826 (14.3631) [ 1.22246] 1.061143 (0.43466) [ 2.44131] 0.689566 (0.33096) [ 2.08354] -0.165020 (0.90455) [-0.18243]
(1.28319) [ 0.48636] -1.205334 (1.36903) [-0.88043] -7.006344 (10.6283) [-0.65922] 16.93391 (10.3998) [ 1.62829] -0.924222 (6.21642) [-0.14867] -2.304815 (6.58054) [-0.35025] -0.795232 (6.15812) [-0.12914] -2.335982 (6.55925) [-0.35614] -0.170131 (0.19850) [-0.85709] -0.301417 (0.15114) [-1.99429] 0.001308 (0.41308) [ 0.00317]
0.528621 0.326602 0.076793 0.046841 2.616683 93.34498 -3.033136 -2.427074 0.047897 0.057081
0.600017 0.428596 0.079336 0.047610 3.500253 92.51421 -3.000557 -2.394494 0.029849 0.062984
0.643838 0.491197 0.004975 0.011922 4.217996 163.1318 -5.769873 -5.163811 0.004848 0.016714
0.705786 0.579695 41.18905 1.084818 5.597412 -66.91771 3.251675 3.857738 0.012860 1.673303
0.708490 0.583557 41.01633 1.082541 5.670965 -66.81055 3.247473 3.853536 -0.020459 1.677516
0.554344 0.363348 8.554013 0.494369 2.902389 -26.83752 1.679903 2.285966 -0.060882 0.619583
Determinant Residual Covariance Log Likelihood Log Likelihood (d.f. adjusted)
1.16E-15 500.3172 442.7162
Akaike Information Criteria Schwarz Criteria
-12.89083 -8.572631
Lampiran 5 Matriks Korelasi Tabungan Mudharabah LNJII
INFLA SI
LNRTABUNGAN_MUDHARA BAH
NISTA B
LNGDP R
RTABRII L
LNJII
1.0000
0.0849
0.9787
-0.7681
0.8828
-0.1832
INFLASI LNRTABUNGAN_MUDHARA BAH
0.0849
1.0000
0.1020
-0.1202
0.0849
-0.9927
0.9787
0.1020
1.0000
-0.7634
0.8659
-0.2036
NISTAB
-0.7681
-0.1202
-0.7634
1.0000
-0.5577
0.2136
LNGDPR
0.8828
0.0849
0.8659
-0.5577
1.0000
-0.1542
RTABRIIL
-0.1832
-0.9927
-0.2036
0.2136
-0.1542
1.0000
76
Matriks Korelasi Giro Wadiah LNJII
LNGDPR
DUMMY
INFLASI
R
BONUS_GIRO LNRGIRO_W ADHIAH
LNJII LNGDPR DUMMY INFLASI R BONUS_GIR O
1.000000 0.882756 0.835451 0.084914 -0.311784 -0.877406
0.882756 1.000000 0.599436 0.084880 -0.073755 -0.627791
0.835451 0.599436 1.000000 0.105744 -0.635211 -0.947148
0.084914 0.084880 0.105744 1.000000 -0.411749 -0.092092
-0.311784 -0.073755 -0.635211 -0.411749 1.000000 0.611240
-0.877406 -0.627791 -0.947148 -0.092092 0.611240 1.000000
0.975229 0.906349 0.812171 0.089293 -0.302301 -0.850423
LNRGIRO_W ADHIAH
0.975229
0.906349
0.812171
0.089293
-0.302301
-0.850423
1.000000
Matriks Korelasi Deposito Mudharabah LNRDEPOSIT O_MUDHARA BAH
LNJII
LNGDPR
DUMMY
INFLASI
NISDEP
R
LNRDEPOSIT O_MUDHAR ABAH
1.000000
0.977687
0.870364
0.858376
0.124668
-0.799121
-0.382417
LNJII LNGDPR DUMMY INFLASI NISDEP R
0.977687 0.870364 0.858376 0.124668 -0.799121 -0.382417
1.000000 0.882756 0.835451 0.084914 -0.756011 -0.311784
0.882756 1.000000 0.599436 0.084880 -0.494242 -0.073755
0.835451 0.599436 1.000000 0.105744 -0.896011 -0.635211
0.084914 0.084880 0.105744 1.000000 -0.114100 -0.411749
-0.756011 -0.494242 -0.896011 -0.114100 1.000000 0.737459
-0.311784 -0.073755 -0.635211 -0.411749 0.737459 1.000000