ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PRODUKTIF TERHADAP PENINGKATAN KONSUMSI (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT MANDIRI DOMPET DHUAFA REPUBLIKA) Krisna Yuanitasari Pembimbing : Zuliani Dalimunthe S.E., M.SM.
Abstrak Kemiskinan masih menjadi masalah krusial di Indonesia. Masalah kemiskinan yang berkepanjangan membuat pemerintah menyadari betapa pentingnya pembiayaan usaha mikro untuk mengurangi kemiskinan. Penelitian ini ingin menganalisis peran dari pembiayaan produktif terhadap peningkatan taraf hidup penerimanya. Tidak seperti penelitian sebelumnya, penelitian ini mengukur besarnya pengaruh ini dari sisi pengeluaran. Tidak hanya dana produktif, penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh dari intensitas peminjaman dan durasi keanggotaan terhadap peningkatan konsumsi. Di samping itu, dalam teori ekonomi disebutkan banyak faktor yang mempengaruhi perubahan konsumsi rumah tangga. Jumlah anggota keluarga dan kepemilikan asset menjadi salah satu dari banyak faktor internal yang turut andil dalam perubahan konsumsi. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai pengelolaan pembiayaan produktif di lembaga pengelola dana zakat, infaq, dan shadaqah. Kata kunci: Pembiayaan produktif, konsumsi rumah tangga, intensitas peminjaman, durasi keanggotaan, faktor internal
Pendahuluan Kemiskinan menjadi masalah serius hampir di Indonesia. Badan Pusat Statistik (2011) mencatat penduduk miskin Indonesia dari tahin 2007 hingga 2011 selalu di atas angka 10%. Di mana penduduk miskin yang berada di pedesaan cenderung lebih tinggi jumlahnya dibandingkan dengaan penduduk miskin di daerah perkotaan. Hal ini menunjukkan belum adanya pemerataan pertumbuhan ekonomi di setiap daerah. Pada periode klasik, salah satu sumber utama pendapatan dalam pemerintahan negara Islam adalah zakat. Setelah sholat, zakat dipandang sebagai bentuk kewajiban keagamaan terpenting yang dikenakan kepada umat Islam. Karena itu, zakat dipandang sebagai bentuk ibadah yang tidak dapat digantikan oleh model sumber pembiayaan negara apa pun dan di mana pun juga. Keadilan sosial
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
tercipta saat seluruh sumber daya alam digunakan oleh manusia secara efisien dan efektif
untuk
memenuhi
seluruh
kebutuhannya
dan
memberikan
manfaat
pendapatan dan kekayaan yang adil kepada manusia itu sendiri (Dogarawa, 2008). Pelaksanaan pemungutan zakat, secara ekonomi, mampu menghapus tingkat kesenjangan sosial, menciptakan redistribusi yang merata. Selain perkembangan yang tidak menentu dari peredaran mata uang di dalam negeri, kekurangan barang dan kecepatan peredaran uang, distribusi kekayaan yang tidak tepat dan tidak merata dapat mengakibatkan inflasi dan kehancuran pasar. Penanganan yang tepat akan zakat secara bertahap dapat menciptakan kondisi keseimbangan yang diinginkan (Mannan, 1992). Selain zakat, peran infaq dan shadaqah juga penting dalam perekonomian suatu negara. Perwitasari (2006) menjelaskan bahwa dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) yang dikelola dengan baik dapat dijadikan alat pembangunan investasi, selain tabungan. Sebagaimana yang dicita-citakan dalam Islam bahwa ZIS dapat mengeluarkan si miskin dari kemiskinan, si fakir dari kekafiran, dan si lemah dari kelemahannya. Hingga hari ini, banyak lembaga atau badan pengelola dana ZIS yang mengembangkan program pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat pedesaan dengan moddel pembiayaan produktif usaha mikro, salah satunya adalah Masyarakat Mandiri (MM), yang masih berstatus sebagai anak usaha dari Dompet Dhuafa (DD) Republika. MM merupakan lembaga nirlaba yang bergerak dalam pemberdayaan komunitas di pedesaan, perkotaan serta di komunitas wilayah asal pekerja migran. Program-program yang dimiliki oleh MM merupakan program pemberdayaan ekonomi yang memang khusus ditujukan untuk menggerakkan usaha mikro di kalangan masyarakat pedesaan. Salah satu program yang dimiliki oleh MM adalah Program Ketahanan Pangan Berbasis Ubi Jalar (KPU). Program ini fokus pada pemberdayaan pemberdayaan tanaman ubi jalar dan pengolahan aneka usaha turunan dari hasil ubi jalar. Secara garis besar, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pembiayaan produktif dengan menggunakan dana ZIS oleh MM terhadap perubahan konsumsi? 2. Bagaimana pengaruh intensitas peminjaman modal terhadap perubahan konsumsi?
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
3. Bagaimana
pengaruh
jangka
waktu
keanggotaan
dalam
program
pemberdayaan ekonomi terhadap peningkatan konsumsi? 4. Untuk menelaah aspek-aspek di atas, maka penulis menambahkan variabel jumlah anggota keluarga dan kepemilikan asset sebagai variabel kontrol. Tinjauan Teoritis Konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga terhadap barang akhir dan jasa guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, konsumsi merupakan komponen utama dari keseluruhan pembelanjaan. Ketika konsumsi berubah secara tajam, perubahan itu mungkin mempengaruhi output dan lapangan kerja melalui dampaknya terhadap keseluruhan permintaan. Selain itu perilaku konsumsi penting karena bagian pendapatan yang tidak dikonsumsikan tersedia untuk investasi dalam barang-barang kapital yang baru. Perilaku konsumsi dan tabungan merupakan kunci untuk memahami pertumbuhan ekonomi dan siklus bisnis (Samuelson dan Nordhaus, 2005). Konsumsi menurut Dumairy (1996) adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan permbelanjaan tersebut. Perilaku konsumsi oleh individu, rumah tangga, maupun perusahaan tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya. Banyak faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi. Nicholas Kaldor dalam Nanga (2001) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi adalah pendapatan, selera, faktor sosial budaya, kekayaan, utang pemerintah, capital gain, tingkat suku bunga, tingkat harga, kredit, money illusion, distribusi, umur, letak geografis, dan distribusi pendapatan. Parkin dalam Kusuma (2008) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menentukan pengeluaran konsumsi hanya dua, yaitu pendapatan disposibel dan pengharapan terhadap pendapatan di masa yang akan datang (expected future income). Berdasakan pendapat-pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga, dan menjadi variabel dalam penelitian ini antara lain adalah: 1. Kekayaan Rumah Tangga (Household Wealth) atau Kepemilikan Asset (Asset Holding)
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
Kekayaan (wealth) adalah total nilai yang dimiliki oleh suatu rumah tangga dikurangi dengan nilai utang rumah tangga tersebut. Blanchard (2006) mendefinisikan kekayaan sebagai seluruh nilai asset dikurangi dengan liabilities (hutang). Asset yang tercangkup antara lain kekayaan rill (rumah, tanah, mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Ketika
kekayaan
rumah
tangga
meningkat,
maka
terjadi
peningkatan konsumsi. 2. Jumlah Anggota Keluarga Engel et al. (1995) mengemukakan bahwa jumlah anggota keluarga dapat menentukan jumlah kebutuhan dan penentuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga dalam pemilihan produk. Semakin besar suatu keluarga maka pilihan konsumsi pun akan semakin besar. 3. Pembiayaan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah kegiatan yang berupa penyediaan uang dan barang dari satu pihak kepada pihak lain sesuai kesepakatan yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil, yang didasari prinsip syariah (Supriyadi, 2003). Lebih lanjut, Antonio dalam Supriyadi (2003) menjelaskan bahwa sistem pembiayaan ini dilihat dari sudut pandang ekonomi berdasarkan sifat penggunaannya dapat dibagi menjadi dua hal yaitu: - Pembiayaan produktif antara lain pembiayaan usaha produksi terdiri dari pembiayaan likuidas, piutang dan persediaan modal, pembiayaan modal kerja untuk perdagangan yang terdiri dari perdagangan umum dan perdagangan berdasarkan pesanan, serta pembiayaan investasi. - Pembiayaan konsumtif baik sekunder maupun primer. Terkait dengan pembiayaan, penelitian ini memuat tiga variabel yang masih berhubungan dengan pembiayaan yaitu intensitas peminjaman dana modal dan durasi keanggotaan nasabah dengan pihak pemberi pinjaman terkait. a. Intensitas Peminjaman Intensitas peminjaman diartikan sebagai seberapa banyak nasabah atau mustahiq melakukan pengajuan pinjaman. Secara logis, semakin sering nasabah mengajukan pinjaman maka dana pinjaman yang didapat
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
akan semakin besar sehingga pendapatan yang diterima juga akan semakin besar dan pada akhirnya nasabah dapat melakukan konsumsi yang lebih besar dari semula. b. Durasi Keanggotaan Durasi keanggotaan dalam penelitian ini berkaitan dengan peminjaman pembiayaan yang dilakukan oleh rumah tangga. Adanya sistem pembiayaan ini menyebabkan rumah tangga dapat mengupayakan peningkatan pendapatan, penambahan asset, dan juga peningkatan pengeluaran melalui usaha mikro. Secara teoritis, rumah tangga yang mendapatkan dana pembiayaan dapat meningkatkan pendapatannya dan secara stimultan juga akan meningkatkan pengeluarannya. Semakin besar dana pinjaman dan semakin lama durasi keanggotaan individu dengan pihak pemberi pembiayaan atau pinjaman maka probabilitas untuk meningkatkan pendapatan yang diterima juga semakin besar, sehingga total pengeluaran pun secara stimultan akan meningkat. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembiayaan produktif, intensitas peminjaman modal, jangka waktu keanggotaan mitra dengan program, jumlah anggota keluarga, dan jumlah kepemilikan asset terhadap peningkatan konsumsi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok data kerat silang (cross section). Kelompok data cross section adalah data yang memiliki satu atau lebih variabel yang dikumpulkan dalam satu waktu (Brooks, 2008). Sampel dalam penelitian ini diambil dari salah satu program pemberdayaan ekonomi di MM yaitu Program KPU. Jumlah sampel adalah 82 mitra Periode program yang diteliti adalah dari tahun 2008 hingga 2011. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah total konsumsi rumah tangga mitra. Sedangkan variabel independen terdiri dari 5 variabel. a. Konsumsi Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengeluaran konsumsi. Konsumsi adalah nilai total segala hal yang dikonsumsi oleh rumah tangga
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
pada periode tertentu (Case dan Fair, 2008). Penelitian ini ingin melihat perubahan konsumsi mitra setelah menerima pembiayaan produktif atau total konsumsi mitra di akhir program. b. Jumlah pembiayaan produktif Jumlah pembiayaan produktif adalah total dana produktif yang dikeluarkan oleh MM kepada mitra pada periode waktu tertentu. Dalam penelitian ini variabel pembiayaan produktif didapatkan dari total dana pembiayaan sejak 2008 hingga 2011. c. Intensitas Peminjaman Modal Intensitas peminjaman modal adalah adalah berapa kali mitra mendapatkan dana pinjaman dari MM. Untuk memudahkan pengolahan data, maka penulis menggunakan variabel dummy. Sehingga kategori untuk variabel ini adalah: 1 = Lebih dari atau sama dengan 2 kali 2 = Kurang dari 2 kali d. Kepemilikan Asset Asset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha dikemudian hari. Data yang tersedia untuk variabel ini antara lain mengenai kepemilikan rumah, kendaraan, lahan, dan ternak. Sehingga kepemilikan asset dalam penelitian ini didefinisikan dengan kepemilikan lahan rumah atau lahan atau kendaraan atau ternak mitra. Hal ini berdasarkan dengan fungsi dari masing-masing asset untuk meningkatkan pendapatan sekaligus konsumsi mitra. Sehingga kategorisasi variabel kepemilikan asset untuk model 2 adalah: 1 = Memiliki rumah/lahan/kendaraan/ternak 2 = Tidak memiliki rumah/lahan/kendaraan/ternak e. Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga dalam penelitian ini adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal dalam satu atap (rumah) yang menjadi tanggungan mitra. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bariadi et al. (2005) menyebutkan bahwa rata-rata responden yang memiliki tanggungan lebih dari 3 orang yang berarti masuk dalam kategori keluarga besar. Sehingga kategorisasi variabel ini adalah: 1 = Lebih dari atau sama dengan 4 orang
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
2 = Kurang dari 4 orang f.
Jangka Waktu Keanggotaan Jangka waktu keanggotaan adalah lamanya mitra menjadi mitra program. Perhitungan jangka waktu keanggotaan ini dimulai dari waktu pertama kali bergabung dengan kelompok mandiri MM hingga berakhirnya program
KPU.
Variabel
ini
memuat
data
kategori
sehingga
perlu
ditransformasi kedalam bentuk variabel dummy. Kategori pada variabel ini terbagi menjadi dua, yaitu 1 = Lebih dari 2 tahun 2 = Kurang dari atau sama dengan 2 tahun Data penelitian yang digunakan adalah data cross section. Model penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda (Rahman dan Ahmad, 2010). Dengan mensubstitusi variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, maka didapatkan model spesifikasi sebagai berikut: (1) Dimana : LNCM
= Ln total konsumsi akhir mitra
α0
= Konstanta
LNSKM = Ln total dana yang dipinjam oleh mitra IPM
= Dummy intensitas peminjaman
TIME
= Dummy durasi keanggotaan mitra
FML
= Dummy jumlah anggota keluarga
ASSET = Dummy kepemilikan asset β
= Unknown parameters = Error Untuk data kategorik yang terdapat dalam variabel intensitas
peminjaman modal, kepemilikan asset, jumlah anggota keluarga, dan durasi keanggotaan, terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data dummy. Transformasi ini perlu dilakukan sebagai representasi data. Dummy variabel dalam variabel penelitian ini digambarkan dalam tabel berikut:
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
Tabel 1. Dummy Variabel No. Variabel 1. Intensitas Peminjaman Modal
Kategori 1 = Lebih dari atau sama dengan 2 kali 2 = Kurang dari 2 kali
2.
Kepemilikan Asset
3.
Jumlah Anggota Keluarga
1 = Memiliki rumah/lahan/ kendaraan /ternak 2 = Tidak memiliki rumah/lahan/ kendaraan/ternak 1 = Lebih dari atau sama dengan 4 orang 2 = Kurang dari 4 orang
4.
Durasi 1 = Lebih dari 2 tahun Keanggotaan 2 = Kurang dari atau sama dengan 2 tahun
Dummy 1 = Lebih dari atau sama dengan 2 kali 0 = Kurang dari 2 kali 1 = Memiliki rumah/lahan/ kendaraan /ternak 0 = Tidak memiliki rumah/lahan/ kendaraan /ternak 1 = Lebih dari atau sama dengan 4 orang 0 = Kurang dari 4 orang 1 = Lebih dari 2 tahun 0 = Kurang dari atau sama dengan 2 tahun
Hasil Penelitian Hasil dari analisis regresi untuk model penelitian ini ditampilkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 2. Hasil Regresi Linear Berganda Variable Coefficient Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
12.85752
1.593356
8.069462
0.0000
LNSKM
0.035616
0.119955
0.296908
0.7673
IPM
-0.156948
0.161399 -0.972425 0.3339
TIME
0.086620
0.120437
0.719210
0.4742
FML
0.362743
0.124797
2.906666
0.0048
ASSET
0.485616
0.241549
2.010419
0.0479
R-squared
0.195818
Adjusted R-squared
0.142911
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
Berdasarkan tabel 2. maka didapatkan persamaan regresi untuk model penelitian adalah sebagai berikut: LNCM = 12.85752 + 0.035616LNSKM - 0.156948IPM + 0.086620TIME + 0.362743FML + 0.485616ASSET
(2)
Analisis dan Pembahasan a. Pengaruh Dana Produktif Terhadap Konsumsi Hasil pengujian menunjukkan koefisien variabel dana produktif adalah sebesar 0.035616, artinya setiap Rp 1,00 dana produktif yang didistribusikan kepada mitra akan meningkatkan konsumsi sebesar Rp 1,04. Nilai t-stat dana produktif adalah sebesar 0.296908 dan nilai probabilitasnya adalah 0.7673. Dengan menggunakan tingkat signifikansi pada α = 5%, mengindikasikan bahwa dana produktif pada model ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konsumsi. Hasil ini sekaligus mematahkan hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa adanya pengaruh antara dana produktif dengan konsumsi mitra. Hasil pengujian yang memperlihatkan hasil tidak signifikan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum signifikannya jumlah dana produktif yang tersalurkan kepada mitra. Dengan besaran dana produktif yang rata-rata hanya sebesar Rp. 1.210.366,85 maka dapat dipastikan usaha mikro yang dibangun dari dana tersebut belumlah mampu membawa kesejahteraan bagi mitra yang bersangkutan. Supriyadi (2003) menjelaskan bahwa rata-rata pembiayaan yang diberikan oleh Baitul Mal
Wat-Tamwil
(BMT)
besarnya
antar
Rp.
1.000.000,-
sampai
Rp. 5.000.000,-. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) memberikan pembiayaan sebesar Rp. 5.000.000,- hingga Rp. 50.000.000,dan bank umum seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI) memberikan pembiayaan Rp. 50.000.000,- ke atas. Bila dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan oleh lembaga lain (bank syariah, baitul mal, dan lan-lain), maka total dana produktif yang tersalurkan kepada mitra Program KPU masih sangatlah kecil. Sehingga tujuan dan manfaat yang diharapkan dari pendistribusian dana produktif belum dapat dirasakan secara maksimal
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
oleh mitra hingga hari ini, terutama untuk mitra Program KPU MM DD Repubika. b. Pengaruh Intensitas Peminjaman Terhadap Konsumsi Hasil pengujian menunjukkan koefisien variabel intensitas peminjaman adalah sebesar -0.156948, artinya setiap 1 kali peminjaman yang dilakukan oleh mitra akan menurunkan konsumsi sebesar Rp. 1,17. Nilai t-stat dana produktif adalah sebesar -0.972425 dan nilai probabilitasnya adalah 0.3339. Dengan menggunakan tingkat signifikansi pada α = 5%, mengindikasikan bahwa intensitas peminjaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan konsumsi mitra. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa adanya pengaruh antara intensitas peminjaman dengan konsumsi mitra ditolak. Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Godam dalam Usman (2011) menyebutkan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan konsumsi adalah kredit. Istilah kredit tidak dikenal dalam ekonomi Islam karena sarat akan riba (interest) sehingga, dalam prinsip syariah lebih dikenal sistem pembiayaan. Salah satu tujuan dari pembiayaan adalah sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional melalui kegiatan konsumsi. Intensitas peminjaman merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam pembiayaan. Ketika seorang mitra memiliki intensitas peminjaman yang cukup tinggi maka modal pembiayaan yang didapatkan menjadi lebih besar. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa intensitas peminjaman, sebagai salah satu unsur dalam pembiayaan, turut mempengaruhi perubahan konsumsi. Hingga hari ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Masyarakat yang hidup dalam taraf ini memiliki kecenderungan menghabiskan pendapatan yang mereka terima untuk konsumsi. Selain itu, rendahnya minat berusaha juga menjadi salah satu faktor belum optimalnya pembiayaan sebagai salah satu faktor stabilitas ekonomi. Sebagian besar modal pembiayaan yang diberikan pada akhirnya hanya habis untuk konsumsi bukan untuk sebagai tambahan modal usaha. Hal ini menyebabkan seberapa pun intensnya mereka melakukan pinjaman tidak terlalu mempengaruhi perubahan konsumsi selama tiga tahun.
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
c. Pengaruh Durasi Keanggotaan Terhadap Konsumsi Dari hasil pengujian, variabel durasi keanggotaan memiliki koefisien sebesar
0.086620
dengan
nilai
t-stat
sebesar
0.719210
dan
nilai
probabilitasnya adalah 0.4742. Dengan menggunakan tingkat signifikansi pada α = 5%, mengindikasikan bahwa durasi keanggotaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan konsumsi mitra. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa adanya pengaruh antara durasi keanggotaan dengan konsumsi mitra tidak dapat diterima. Suparmoko (1991) menyatakan bahwa tidak adanya kejelasan mengenai pengaruh pembiayaan terhadap pengeluaran konsumsi. Hal ini terkait dengan sektor perbankan dan tingkat bunga yang terdapat dalam sistem pembiayaan atau kredit di ekonomi konvensial. Dalam melakukan pinjaman, konsumen memperhitungkan beberapa hal dalam melakukan pembayaran kredit, seperti tingkat bunga, uang muka dan waktu pelunasan. Disebutkan
bahwa
semakin
panjang
waktu
pelunasan
atau
durasi
keanggotaan akan meningkatkan jumlah uang yang harus dibayar dengan kredit. Sehingga akan menurunkan pendapatan individu. Hasil
pengujian
menunjukkan
koefisien
dari
variabel
durasi
keanggotaan adalah sebesar 0.086620, artinya adalah ada pengaruh positif dari variabel terhadap konsumsi namun belum signifikan. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab dari hasil penelitian yang ternyata tidak sesuai dengan hipotesis awal. Faktor-faktor ini dapat berasal dari internal maupun eksternal mitra itu sendiri. Ketidakefektifan program pemberdayaan ekonomi yang dijalankan diduga menjadi salah satu dari sekian banyak faktor tersebut. Ketidakefektifan program tidak hanya berpengaruh pada
tidak
maksimalnya program namun juga berdampak pada rendahnya motivasi mitra. Rendahnya motivasi juga diduga membuat tujuan mulia dari pendistribusian dana produktif produktif menjadi tidak optimal. Sehingga, pada akhirnya dana produktif yang mereka terima sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Selain itu, mayoritas mitra memiliki kegiatan utama di luar bisnis usaha, sehingga hasil dari usaha pun tidak dapat maksimal. Dan pada akhirnya seberapa lama pun durasi keanggotaan belum secara signifikan mempengaruhi perubahan konsumsi mitra.
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
d. Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Konsumsi Variabel jumlah anggota keluarga memiliki koefisien sebesar 0.362743, artinya adalah adanya pengaruh positif variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai t-stat dari variabel jumlah anggota keluarga adalah sebesar 2.906666 dan nilai probabilitasnya adalah 0.0048, yang mengindikasikan bahwa dengan menggunakan tingkat signifikansi pada α = 5%, jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan konsumsi mitra. Sehingga, hipotesis yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara kepemilikan asset dengan konsumsi mitra dapat diterima. Dalam teori ekonomi disebutkan pada hakikatnya manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk ketika tidak ada pendapatan yang diterima. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Pernyataan ini sesuai dengan teori konsumsi, C = C0 + MPCY, C0 mewakili konsumsi individu pada saat Y = 0. Sehingga, ketika dalam suatu rumah tangga terdapat jumlah anggota keluarga yang cukup banyak, maka semakin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga pilihan konsumen pun secara positif akan semakin banyak. Hal ini mengakibatkan peningkatan total konsumsi rumah tangga tersebut. e. Pengaruh Kepemilikan Asset Terhadap Konsumsi Dari hasil pengujian, variabel kepemilkan asset memiliki koefisien sebesar 0.485616. Koefisien ini menunjukkan bahwa kepemilikan asset yang dimiliki oleh mitra akan meningkatkan konsumsi sebesar Rp. 1,63. Nilai t-stat dari variabel kepemilikan asset adalah sebesar 2.010419 dan nilai probabilitasnya adalah 0.0479. Dengan menggunakan tingkat signifikansi pada α = 5%, mengindikasikan bahwa kepemilikan asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan konsumsi mitra. Sehingga, hipotesis yang
menyatakan
bahwa
adanya
pengaruh
yang
signifikan
antara
kepemilikan asset dengan konsumsi mitra diterima. Ketika individu atau rumah tangga memiliki kekayaan atau asset maka, probabilitas peningkatan pendapatan dan konsumsi akan lebih besar daripada mereka yang tidak memiliki asset. Hal ini dikarenakan dengan kemilikan
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
asset, kebutuhan yang harus dipenuhi pun akan semakin meningkat. Sehingga, semakin banyak asset yang dimiliki oleh rumah tangga maka total konsumsinya pun akan semakin meningkat. Kesimpulan Dari hasil pengujian model pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jumlah pembiayaan produktif yang disalurkan, intensitas peminjaman, dan durasi keanggotaan tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan konsumsi mitra. Penyebab tidak berpengaruhnya pembiayaan produktif diduga belum optimalnya pelaksanaan program sehinngga diduga mayoritas usaha mitra kurang berkembang. Minimnya dana pembiayaan juga diduga turut menjadi salah satu faktor tidak berhasilnya pembiayaan produktif dalam meningkatkan konsumsi mitra. Sehingga pada akhirnya, dalam tiga tahun
program
pemberdayaan
ekonomi
belum
mampu
membawa
kesejahteraan bagi mitranya. 2. Kepemilikan
asset
rumah
atau
lahan
atau
kendaraan
atau
ternak
mempengaruhi konsumsi secara signifikan. Semakin banyak asset yang dimiliki
oleh
suatu
runmah
tangga
maka
probabilitas
peningkatan
konsumsinya semakin besar. Hal ini dikarenakan kekayaan rumah tangga dapat meningkatkan pendapatan disposible sehingga, pada akhirnya dapat meningkatkan konsumsi. 3. Jumlah anggota keluarga secara signifikan mempengaruhi perubahan konsumsi. Semakin besar suatu keluarga maka pilihan konsumsi pun akan semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah tangga maka semakin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga pilihan konsumen pun secara positif akan semakin banyak. Saran Berdasarkan pada analisis hasil pengolahan data pada bab sebelumnya, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Selama tiga tahun, terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari total pengeluaran mitra. Akan tetapi, setelah dilakukan pengujian lebih lanjut, ternyata pembiayaan produktif yang diterima oleh mitra tidak berpengaruh
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
secara signifikan terhadap perubahan konsumsi tersebut. Peningkatan bimbingan dan pelatihan yang lebih mendukung, serta jumlah pembiayaan kepada mitra dibutuhkan untuk mendukung tidak hanya keberhasilan program, tetapi juga untuk meningkatkan motivasi mitra untuk memulai usaha. 2. Berkaitan dengan penelitian, keterbatasan data yang tersedia menyebabkan jumlah sampel yang diteliti tidak cukup signifikan. Untuk penelitian selanjutnya diperlukan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga diharapkan hasilnya dapat lebih mewakili situasi dan kondisi mitra yang sesungguhnya. 3. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, terlihat masih banyak determinan yang belum terdeskripsikan dalam model. Untuk itu disarankan pada penelitian selanjutnya menggunakan determinan seperti lokasi usaha, jenis usaha, dan lain-lain, yang masih terkait dengan pembiayaan produktif itu sendiri. Daftar Pustaka Bariadi, Lili, Muhammad Zen, dan M. Hudri. (2005). Zakat dan Wirausaha. Jakarta: Centre for Entrepreneurship Development. Blanchard, Olivier. (2006). Macroeconomics (4th ed.). New Jersey: Prentice-Hall. Brooks, Chris. (2008). Introductory Econometrics for Finance (2nd ed.). New York: Camridge University Press. Case, Karl E. & Ray C. Fair. (2008). Prinsip-Prinsip Ekonomi Jilid 1 (Edisi Ke-8). Terj., Zaimur, Y. Andri. Jakarta: Erlangga. Dogarawa, Ahmad Bello. (2009). Poverty Alleviation through Zakah and Waqf Institutions: A Case for the Muslim Ummah in Ghana. Munich Personal Repec Archive. June 10, 2010. http://mpra.ub.uni-muenchen.de/23192/. Dumairy. (2000). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. Engel, JF Roger, Blackwell, & Paul Miniard. (1995). Consumer Behavior (8th ed.). Orlando: Dryden Press.
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013
Kusuma, B.V. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat di Indonesia (Tahun 1988-2005). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Mannan, Muhammad Abdul. (1992). Ekonomi Islam: Teori dan Praktek, Jakarta: PT Intermasa. Nanga, M. (2001). Makroeekonomi : Teori, Masalah, dan Kebijakan (Edisi Ke-2). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Perwitasari, Dyah Esthi. (2006). Karakteristik Mustahiq Dalam Penggunaan Dana ZIS dan Pengaruhnya Terhadap Probabilitas Pendapatan Usaha (Studi Kasus Mustahiq Peserta Program Pemberdayaan Ekonomi LAZ PKPU-Jakarta). Tesis. Universitas Indonesia. Rahman, M. Mizanur & Fariduddin Ahmad. (2010). Impact of Microfinance of IBBL on The Rural Poor’s Livelihood in Bangladesh: an Empirical Study. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol. 3 No. 2, pp. 168-190. Samuelson, P.A., & W.D. Nordhaus. (2005). Economics (18th ed.). New York: McGraw-Hill. Suparmoko, M. (1991). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE. Supriyadi, Ahmad. (2003). Sistem Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah (Suattu Tinjauan Yuridis Terhadap Praktek Pembiayaan di Perbankan Syariah di Indonesia). Jurnal Al Mawarid (Jurnal Hukum Islam). No. 10. http://journal.uii.ac.id/index.php/ JHI/article/view/2616. Usman, Yessy Febrina. (2011). Analisis Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Indonesia (Studi Berdasarkan Data Makro Ekonomi Tahun 2000-2010). Skripsi. Jakarta: Universitas Bakrie. http://www.bps.go.id/, (23 Juni 2012)
Analisis pengaruh..., Krisna Yuanitasari, FE UI, 2013