ANALISIS PENGARUH LENDING RATE BANK KONVENSIONAL TERHADAP EKUIVALENSI IMBAL HASIL PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK SYARIAH Hikmah Nur Shabrina Pembimbing : Zuliani Dalimunthe SE, MSM.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lending rate konvensional terhadap tingkat ekuivalensi imbal hasil bank syariah di Indonesia pada periode 2009-2012. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI). Model dianalisis dengan menggunakan Regresi Linier sederhana. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa perubahan ekuivalensi imbal hasil murabahah (ERMB) dapat dijelaskan oleh perubahan model sebesar 80,43%. (R-squared model). Perubahan ekuivalensi imbal hasil musyarakah (ERMK) dapat dijelaskan oleh perubahan model sebesar 90,02%. (R-squared model). Dilihat dari besarnya persentase hasil pengujian kedua model, hal ini mengindikasikan bahwa sulit menyatakan bahwa terdapat variabel lain yang menyebabkan perubahan ekuivalensi imbal hasil murabahah dan musyarakah selain lending rate konvensional. Kata Kunci: Bank konvensional, bank syariah, murabahah, musyarakah, ekuivalensi imbal hasil, lending rate, Indonesia
Pendahuluan Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan
menghimpun dana dari masyarakat
dan kemudian
menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan. Dana yang dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito baik dengan prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah (Karim, 2008).
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Menurut Karim (2008), jenis-jenis pembiayaan syariah menurut tujuannya dibedakan menjadi pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi syariah, dan pembiayaan konsumtif syariah. Akad atau prinsip yang menjadi dasar operasional bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan menurut Karim (2008) dibedakan menjadi 4 macam yaitu prinsip jual beli (murabahah, salam dan istishna’’), prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), prinsip sewa (ijarah dan ijarah muntahhiyah bittamlik), serta akad pelengkap (hiwalah, rahn, qardh, wakalah, dan kafalah). Berdasarkan statistik Bank Indonesia, pola utama pembiayaan yang mendominasi pada bank syariah adalah prinsip jual beli dan prinsip bagi hasil dan akad murabahah merupakan pembiayaan yang paling banyak disalurkan bank syariah, disusul dengan akad mudharabah dan musyarakah. Akad murabahah sendiri lebih cenderung pada jenis pembiayaan yang bersifat konsumtif. Perbankan Islam di Indonesia telah mencapai pertumbuhan 47,55% di tahun 2010. Produk murabahah masih merupakan produk favorit Perbankan Syariah dengan total market share 41,56% dari produk pembiayaan Perbankan Syariah, diikuti oleh musyarakah 16,01%, mudharabah 10,04%, dan Qordh 3,93%. Kemudian pada tahun 2012, piutang Murabahah tetap paling mendominasi tercatat sebesar 49,46% diikuti oleh pembiayaan Musyarakah yang sebesar 32,11% dan piutang Qardh sebesar 29,17% (Direktorat Perbankan Syariah, 2011). Pembiayaan syariah tidak memperbolehkan adanya penggunaan bunga karena tergolong riba. Pembiayaan melalui lembaga keuangan Islam seharusnya terkait erat dengan sektor riil (Mohamed, 1999; Siddiqi, 2002; Uthman, 2001). Meskipun tidak secara eksplisit menggunakan sistem bunga, faktanya perbankan syariah selama ini menjadikan tingkat bunga di industri konvensional sebagai acuan untuk menentukan tingkat bagi hasil dan margin pembiayaan (Chong & Liu, 2008). Berdasarkan uraian latar belakang ini penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh lending rate konvensional terhadap tingkat ekuivalensi imbal hasil dalam pembiayaan akad murabahah dan musyarakah. Pada penelitian ini, equivalent rate akad pembiayaan yang akan dianalisis hanya dibatasi pada akad musyarakah dan murabahah dengan pertimbangan kedua akad tersebut mendominasi pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah sehingga diharapkan sudah dapat mewakili pembiayaan akad-akad yang lain.
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Tinjauan Teoritis Fungsi dari bank syariah sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2008 dan Wiroso (2005) adalah fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, fungsi jasa keuangan perbankan dengan menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, fungsi sebagai manajer investasi atas dana yang dihimpun dari pemilik dana, serta fungsi sebagai investor dalam penyaluran dana baik dalam prinsip bagi hasil, prinsip ujroh, maupun prinsip jual beli. Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Bank dalam operasionalnya secara umum berfungsi untuk mengumpulkan dana dan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkan kredit dan menerima bunga dari debitornya. Oleh karena itu pendapatan bank baru ada jika pricing credit lebih besar dari cost of fund. Agar bank memperoleh pendapatan, perlu ditentukan tingkat suku bunga kredit (SB kredit) yang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu cost of fund (COF), overhead cost (OHC) dan spread profit (SP) (Hasibuan, 2006). Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Bagi Hasil Berdasarkan journal Chong dan Liu (2008) menemukan bahwa perbankan syariah, seperti yang dipraktekkan saat ini, cenderung menyimpang secara substansial dari profit loss sharing paradigma. Pertama, ditemukan bahwa penerapan paradigma profit loss sharing perbankan syariah di Malaysia memiliki jauh lebih lambat di sisi aset daripada di sisi kewajiban. Di sisi aset, hanya 0,5% dari pembiayaan bank syariah didasarkan pada paradigma profit loss
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
sharing dari mudarabah (bagi hasil) dan musyarakah (Joint venture) pembiayaan. Pembiayaan bank syariah di Malaysia, dalam prakteknya, masih didasarkan sebagian besar pada non-PLS mode pembiayaan yang diperbolehkan berdasarkan Syariah (hukum Islam), namun yang mengabaikan semangat larangan riba. Hasil tersebut menyiratkan bahwa deposito dengan sistem profit loss sharing dalam praktek perbankan syariah sebenarnya masih menjadikan suku bunga perbankan konvensional sebagai acuan. Hasil penelitian tersebut secara keseluruhan, menunjukkan bahwa perbankan syariah, seperti yang dipraktekkan hari ini di Malaysia, tidak jauh berbeda dari perbankan konvensional. Hal ini tentunya tidak jauh berbeda dengan kondisi perbankan syariah di Indonesia karena belum adanya acuan selain suku bunga konvensional. Demi membuktikan hal ini maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bahwa tingkat suku bunga bank konvensional berpengaruh terhadap tingkat ekuivalensi imbal hasil murabahah. 2. Bahwa tingkat suku bunga bank konvensional berpengaruh terhadap tingkat ekuivalensi imbal hasil musyarakah.
Konsep Pembiayaan Murabahah Dan Musyarakah Pengertian murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. Murabahah dapat juga dilakukan berdasarkan pesanan (PSAK 102; 102.2). Akad murabahah biasanya berkaitan dengan pembiayaan jual beli yang bersifat konsumtif,
modal kerja dan investasi, misalnya
pembiayaan untuk kredit
perumahan, pembiayaan untuk pembelian motor, pembelian tanah, mobil, komputer, dan lain sebagainya. Pembiayaan ini bisa dibayarkan dengan cara tangguh atau angsuran. Musyarakah (syirkah) adalah pencampuran dana dan untuk tujuan pembagian keuntungan. Musyarakah sepintas hampir sama dengan mudharabah. Perbedaan yang paling mencolok adalah, pada mudharabah, modal 100% dari pemilik dana dan pengelola hanya menyediakan keahlian dan tenaga kerja untuk menjalankan usahanya. Pada musyarakah, sesuai definisi diatas, kebutuhan dana ditanggung bersama oleh bank dan pengelola (Antonio, 1999)
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Perhitungan Tingkat Ekuivalensi Murabahah Berikut ini secara singkat digambarkan sebuah contoh perhitungan tingkat ekuivalensi yang ditentukan oleh pihak bank bagi nasabah peminjam terkait dengan skema pembiayaan murabahah. Bila diketahui pihak bank membeli sebuah barang dengan harga senilai Rp. 1,1 juta, kemudian bank menjualnya kembali dengan akad murabahah seharga Rp. 1,2 juta. Besar cicilan yang dibayarkan nasabah yaitu sebesar Rp. 100 ribu perbulan dalam jangka waktu setahun. Maka perhitungan tingkat ekuivalensi imbal hasil akad murabahah menjadi sebagai berikut :
k perbulan = 1,36% k pertahun = k perbulan × 12 bulan = 1,36% × 12 bulan = 16,37%
Keterangan : k = tingkat ekuivalensi imbal hasil murabahah
Perhitungan Tingkat Ekuivalensi Musyarakah Berikut ini secara singkat digambarkan sebuah contoh perhitungan tingkat ekuivalensi yang ditentukan oleh pihak bank bagi nasabah peminjam terkait dengan skema pembiayaan musyarakah. Bila diketahui proporsi nisbah bagi hasil sebesar 60:40, itu artinya sebesar 60% merupakan nisbah pihak bank dan sebesar 40% merupakan nisbah pihak nasabah peminjam. Besar nilai uang pinjaman pokok tersebut adalah sebesar Rp. 1 milyar dengan revenue sebesar Rp. 120 juta dalam jangka waktu 6 bulan (180 hari). Maka akan diperoleh cash flow bank sebesar Rp. 72 juta dengan perhitungan sebagai berikut : Cash Flow Bank = Revenue × Nisbah Bank = Rp. 120 juta × 60% = Rp. 72 juta Setelah diketahui cash flow bank maka perhitungan tingkat ekuivalensi imbal hasil akad musyarakah menjadi sebagai berikut :
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Keterangan : k = tingkat ekuivalensi imbal hasil musyarakah Metodologi Penelitian Periode pengambilan sampel adalah dari bulan Juni 2009 sampai Februari 2012. Ukuran sampel adalah 33 untuk setiap time series. Khusus untuk data pada perbankan syariah, peneliti membandingkan equivalent rate dari akad musyarakah dan murabahah terhadap interest rate kredit berdasarkan jenis penggunaan konsumsi. Pengolahan data dengan model regresi linier dalam penelitian ini antara variabel dependen dan variabel independen dilakukan dengan menggunakan software EViews 6. Model regresi yang dihasilkan akan diuji dengan metode OLS (Ordinary Least Square).
Model Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua model yang akan digunakan untuk mengetahui pengaruh lending rate terhadap tingkat ekuivalensi imbal hasil dalam dua akad yaitu murabahah dan musyarakah. Jumlah variabel yang akan di uji adalah 1 variabel untuk variabel endogen yaitu equivalent rate dan 1 variabel eksogen yaitu interest rate untuk setiap model. Dalam penelitian ini menggunakan metodologi Chong dan Liu (2008), sehingga model regresi linier sederhana yang digunakan menjadi persamaan seperti berikut :
Dimana : = Variabel Endogen = Variabel Eksogen = Tingkat Kesalahan (Error) = Koefisien = Tingkat sejauh mana perubahan dalam variabel independen akan tercermin dalam variabel dependen.
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Model 1 ERMB = β0 + β1IRKt-n + εt Dimana : ERMB = Equivalent Rate Murabahah β0
= Koefisien
β1
= Tingkat sejauh mana perubahan dalam variabel independen akan tercermin dalam variabel dependen
IRKt-n = Interest Rate pada lag t-n, n menurut lag time yang paling berpengaruh εt
= Erorr term
Model 2 ERMK = β0 + β1IRKt-n + εt Dimana : ERMK = Equivalent Rate Musyarakah β0
= Koefisien
β1
= Tingkat sejauh mana perubahan dalam variabel independen akan tercermin dalam variabel dependen
IRKt-n = Interest Rate pada lag t-n, n menurut lag time yang paling Berpengaruh εt
= Erorr term Estimasi model akan menggunakan metode Regresi Linier Sederhana.
Hipotesis Penelitian Dari model 1, akan diestimasi nilai β0 & β1. Hipotesis yang akan dipakai adalah bahwa interest rate konvensional (IRK) akan berpengaruh positif terhadap ekuivalensi imbal hasil murabahah. Adapun hipotesis statistik model 1 adalah : H0 : β0 ≤ 0 H1 : β0 > 0 Dan H0 : β0 = 0 H1 : β0 ≠ 0
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Dari model 2, akan diestimasi nilai β0 & β1. Hipotesis yang akan dipakai adalah bahwa interest rate konvensional (IRK) akan berpengaruh positif terhadap ekuivalensi imbal hasil musyarakah. Adapun hipotesis statistik model 2 adalah : H0 : β0 ≤ 0 H1 : β0 > 0 Dan H0 : β0 = 0 H1 : β0 ≠ 0
Hasil Pengujian Uji Stasioneritas Data Tabel 4.1 Hasil Uji Unit Root pada Level Variabel
ADF Prob.*
ERMB
0.0015
ERMS
0.6942
IRK
0.3980
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Berdasarkan hasil uji unit root sebagaimana terlihat pada tabel 4.1 di atas ditemukan bahwa pada derajat nol atau tingkat level hanya variabel ERMB saja yang memiliki nilai Uji ADF yang lebih kecil dari nilai kritis dan langsung dapat dilihat dari nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari 0,05 (5%), sedangkan untuk variabel ERMS dan IRK memiliki nilai Uji ADF yang lebih besar dari nilai kritisnya dan terlihat pula dari nilai probabilitasnya yang lebih besar dari 0,05 (5%). Jika data pada derajat nol (0) tidak stasioner, terlebih dahulu data tersebut harus distasionerkan. Metode yang digunakan untuk membuat data menjadi stasioner adalah differencing. Uji derajat integrasi pada prinsipnya tidak berbeda dengan uji akar-akar unit. Pada derajat integrasi, variabel-variabel pengamatan dideferensikan sampai derajat tertentu hingga diperoleh kondisi yang stasioner.
Tabel 4.2 Hasil Uji Unit Root pada First Difference
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Variabel
ADF Prob.*
ERMB
0.0000
ERMS
0.0000
IRK
0.0002
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Berdasarkan tabel 4.2, variabel equivalent rate murabahah (ERMB), equivalent rate musyarakah (ERMK), dan interest rate konvensional (IRK) telah stasioner pada derajat yang sama, yaitu derajat satu (first difference) dengan melihat nilai Prob-nya, apabila lebih kecil dari 0,05 (5%) , maka berarti data time series sudah stasioner dan dari nilai Uji ADF masing-masing variabel menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai kritisnya pada 1%, 5% dan 10%.
Uji Autocorrelation Uji Durbin-Watson Tabel 4.3 Hasil Uji Durbin Watson Variabel
Variabel
Dependent
Independent
ERMB
IRK
1.799015
ERMK
IRK
2.002861
Durbin-Watson stat.
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Berdasarkan tabel hasil uji Durbin-Watson diatas, dapat dilihat bahwa nilai statistik DW pada variabel ERMB terhadap IRK memiliki nilai sebesar 1,799. Angka ini terletak di daerah yang menunjukkan tidak ada autokorelasi. Begitupula dengan hasil uji DW pada variabel ERMK terhadap IRK memiliki nilai sebesar 2,002, angka yang menunjukkan bahwa tidak adanya autokorelasi. Dari hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam kedua model ini. Uji Breusch-Godfrey
Tabel 4.5 Hasil Uji Breusch-Godfrey Test
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Breusch-Godfrey Test
Obs*R-squared
Prob. Chi-Square
Murabahah
5.242811
0.0727
Musyarakah
0.197443
0.9060
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Perhatikan nilai Obs*R-squared dan nilai Probabilitinya. Dari uji ini diperoleh hasil Obs*Rsquared untuk model murabahah sebesar 5.242811 dengan probabilitas
chi-square sebesar
0.0727. Dengan mengacu pada hipotesis H0 = tidak ada korelasi serial orde p dan H1 = ada korelasi serial, maka disimpulkan bahwa P-value > α (0.0727 > 0.05). Dengan demikian H0 gagal ditolak, yang berarti pada data regresi tidak terdapat autokorelasi. Dibandingkan dengan hasil uji Breusch-Godfrey pada model musyarakah diperoleh hasil Obs*R-squared sebesar 0.197443 dengan probabilitas
chi-square sebesar 0.9060. Dengan
mengacu pada hipotesis H0 = tidak ada korelasi serial orde p dan H1 = ada korelasi serial, maka disimpulkan bahwa P-value > α (0.0727 > 0.05). Dengan demikian H0 gagal ditolak, yang berarti pada data regresi tidak terdapat autokorelasi. Baik hasil pengujian terhadap model murabahah maupun musyarakah sama-sama memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada α = 5% yang mengindikasi bahwa data tidak mengandung masalah autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan suatu pengujian untuk melihat apakah kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model digunakan uji White.
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedasticity Test: White White Test
Obs*R-squared
Prob. Chi-Square
Murabahah
0.876094
0.6453
Musyarakah
0.279418
0.8696
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
Sama seperti membaca hasil uji Autokorelasi, uji Heteroskedastis dapat dilihat dari nilai Obs*Rsquared dan nilai Probabilitinya. Hasil uji White pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai probabilitas Obs*R-squared untuk model murabahah sebesar 0.876094, dengan nilai probabilitas chi-square adalah 0.6453, yang menandakan nilai probabilitas chi-square lebih besar dari nilai α (0.6453 > 0,05). Dengan demikian, H0 gagal ditolak yang artinya pada model regresi homoskedastis, atau tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Dibandingkan dengan hasil uji White pada model musyarakah menunjukkan
nilai
probabilitas Obs*R-squared sebesar 0.279418, dengan nilai probabilitas chi-square adalah 0.8696, yang menandakan nilai probabilitas chi-square lebih besar dari nilai α (0.8696 > 0,05). Dengan demikian, H0 gagal ditolak yang artinya pada model regresi homoskedastis, atau tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Baik hasil pengujian terhadap model murabahah maupun musyarakah sama-sama memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada α = 5% yang mengindikasi bahwa data tersebut tidak bersifat heteroskedastis.
Uji Normalitas Tabel 4.6 Uji Normalitas 9
Series: ERMB 8 Sample 2009M06 2012M02 Observations 33
Series: ERMK Sample 2009M06 2012M02 Observations 33
Series: IRK Sample 2009M06 2012M02 Observations 33
Mean 6 Median 5 Maximum Minimum Std.4 Dev. Skewness 3 Kurtosis
0.152097 0.153200 0.165100 0.106900 0.010014 -2.957756 14.01798
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
0.125306 0.117200 0.145200 0.108500 0.014127 0.187977 1.216341
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
0.141909 0.138800 0.160700 0.126000 0.010326 0.617332 2.235251
215.0352 0.000000
Jarque-Bera Probability
4.568824 0.101834
Jarque-Bera Probability
2.900202 0.234547
7
2
Jarque-Bera 1 Probability 0.160.12 0.17
0 0.13
Sumber: 0.13 0.14
Data Penelitian yang 0.14 0.15 Diolah dengan 0.16 Program Eviews 6.0, 2012
Hasil uji Jarque-Bera pada variable dependen equivalent rate murabahah menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,000000 yang menandakan nilai probabilitas Jarque-Bera lebih kecil dari nilai α (0,000000 < 0,05). Batas besaran nilai koefisien skewness dan kurtosis adalah 0 untuk skewness dan 3 untuk kurtosis. Pada tabel 4.2 di atas, nilai skewness tingkat pertumbuhan ERMB
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
sebesar -2,957756 dan nilai kurtosis tingkat pertumbuhan ERMB sebesar 14,01798 yang menandakan data tingkat pertumbuhan ERMB tidak terdistribusi normal. Hasil pengujian pada variable dependen equivalent rate musyarakah menunjukkan probabilitas Jarque-Bera yang lebih besar dari α (0,101834 > 0,05). Dengan melihat pada hasil tabel 4.2, di mana nilai skewness data equivalent rate musyarakah sebesar 0,187977 dan nilai kurtosis data equivalent rate musyarakah sebesar 1,216341, maka data equivalent rate musyarakah bisa dikatakan memenuhi syarat normalitas atau terdistribusi normal. Pada variabel independen interest rate konvensional, hasil uji Jarque-Bera pada interest rate konvensional menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,234547 yang menandakan nilai probabilitas Jarque-Bera lebih kecil dari nilai α (0,234547 > 0,05). Nilai skewness 0,234547 sebesar 0,617332 dan nilai kurtosis interest rate konvensional sebesar 2,235251 yang menandakan data interest rate konvensional juga terdistribusi normal.
Hasil Panjang Lag Optimal Tabel 4.7 Panjang Lag Optimal ERMB Lag 2 4 6 8
AIC
SC
-9.602234
-9.139658
-9.322590
-8.473923
-8.617293
-7.369450
-9.366172
-7.708501
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Pada hasil pengujian dalam tabel diatas menunjukkan bahwa panjang lag optimal untuk equivalent rate murabahah terhadap interest rate konvensional adalah lag 2. Panjang lag optimal pada lag 2 ini mengindikasikan bahwa equivalent rate murabahah menyesuaikan perubahan interet rate konvensional pada periode tahun ke 2. Atau dengan kata lain, penyesuaian terhadap 2 periode berikutnya.
Tabel 4.8 Panjang Lag Optimal ERMK Lag 2 4
AIC
SC
-10.94795
-10.48538
-10.40522
-9.556554
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
6 8
-9.788810
-8.540967
-12.21022
-10.55255
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Jika dibandingkan dengan hasil pengujian panjang lag optimal pada equivalent rate musyarakah terhadap interest rate konvensional, terlihat tidak ada perbedaan panjang lag optimal. Pada pengujian lag terhadap equivalent rate murabahah dengan interest rate terjadi panjang lag optimal pada lag 2 dan 8. Dengan pertimbangan bahwa periode lag 2 lebih pendek dibandingkan periode penyesuaian pada lag 8 maka peneliti memutuskan untuk memilih panjang lag optimal pada lag 2. Panjang lag optimal pada lag 2 ini mengindikasikan bahwa equivalent rate musyarakah menyesuaikan perubahan interest rate konvensional pada periode tahun ke 2. Atau dengan kata lain, penyesuaian terhadap 2 periode berikutnya. Model Persamaan Regresi Linier Sederhana Pada penelitian ini digunakan model regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga konvensional terhadap tingkat ekuivalensi pada akad musyarakah dan murabahah. Dengan menggunakan software EViews 6 dalam pengujian model regresi linear sederhana, maka diperoleh model regresi sebagai berikut:
ERMB = 0.000923 + 0.900373IRK ERMK = 0.001494 + 0.671416IRK
UJi Statistik F Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Murabahah Variable C
IRK R-squared Adjusted R-squared F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
t-Statistic
0.000923 0.900373
0.401915 11.28832
Prob. 0.6905 0.0000
0.804325 0.798013 127.4261 0.000000
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Pada tabel 4.9 untuk model murabahah terlihat bahwa probabilitas F statistik sebesar 0.000000. Dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0.05) maka hipotesis nol penelitian ditolak karena nilai
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
probabilita F-statistik lebih kecil dari α yang artinya variabel independen interest rate berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan equivalent rate murabahah (ERMB). Nilai koefisien C sebesar 0,000923 menunjukkan bahwa variabel dependen equivalent rate murabahah memiliki nilai sebesar 0,000923 ketika perubahan variabel independen interest rate dianggap bernilai 0. Nilai koefisien C sebesar 0,000923 juga mengindikasikan bahwa tidak ada variable lain diluar model yang mempengaruhi equivalent rate murabahah kecuali interest rate konvensional. R-squared menggambarkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Pada tabel 4.10 terlihat besarnya R-squared sebesar 0,804325. Ini artinya variabel independen interest rate konvensional berpengaruh dan dapat menjelaskan 80,43% terhadap tingkat pertumbuhan equivalent rate murabahah. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai Adjusted R-squared menunjukkan seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan varians dari variabel dependen. Semakin mendekati angka 1 berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians dari variabel dependennya. Nilai Adjusted R-squared sebesar 0,798013. Nilai adjusted R-squared tersebut menjelaskan sebesar 79,80% varians variabel dependen.
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Musyarakah Variable C
IRK R-squared Adjusted R-squared F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient 0.001494 0.671416
t-Statistic 1.369746 17.72488
Prob. 0.1806 0.0000
0.910190 0.907292 314.1712 0.000000
Sumber: Data Penelitian yang Diolah dengan Program Eviews 6.0, 2012
Pada tabel 4.10 untuk model musyarakah terlihat bahwa probabilitas F statistik sebesar 0.000000. Dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0.05) maka hipotesis nol penelitian ditolak karena nilai probabilita F-statistik lebih kecil dari α yang artinya variabel independen berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan equivalent rate musyarakah (ERMK). Nilai koefisien C sebesar 0,001494 menunjukkan bahwa variabel dependen equivalent rate musyarakah memiliki nilai sebesar 0,001494 ketika perubahan variabel independen interest
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
rate dianggap bernilai 0. Nilai koefisien C sebesar 0,001494 juga mengindikasikan bahwa tidak ada variable lain diluar model yang mempengaruhi equivalent rate musyarakah kecuali interest rate konvensional. R-squared menggambarkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Pada tabel 4.11 terlihat besarnya R-squared sebesar 0,910190. Ini artinya variabel independen interest rate konvensional berpengaruh dan dapat menjelaskan 90,02% terhadap tingkat pertumbuhan equivalent rate musyarakah. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai Adjusted R-squared menunjukkan seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan varians dari variabel dependen. Semakin mendekati angka 1 berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians dari variabel dependennya. Nilai Adjusted R-squared sebesar 0,907292. Nilai adjusted R-squared tersebut menjelaskan sebesar 90,72% varians variabel dependen. Uji Statistik t Uji statistik-t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari hasil uji asumsi klasik yang sudah dilakukan sebelumnya pada tabel 4.10, hasil regresi equivalent rate murabahah terhadap interest rate konvensional dengan software EViews 6 yang sudah dilakukan terlihat bahwa variabel independen interest rate konvensional (IRK) memiliki pengaruh terhadap equivalent rate murabahah (ERMB) dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan (0,0000 < 0,05). Dibandingkan dengan hasil pengujian dari model musyarakah pada tabel 4.11, hasil regresi equivalent rate musyarakah terhadap interest rate konvensional dengan software EViews 6 yang sudah dilakukan terlihat bahwa variabel independen interest rate konvensional (IRK) memiliki pengaruh terhadap equivalent rate musyarakah (ERMK) dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan (0,0000 < 0,05).
Pengaruh IRK Terhadap ERMB dan ERMK Hasil pengujian pada model murabahah menunjukkan koefisien variabel interest rate konvensional adalah sebesar 0.900373, artinya setiap kenaikan 1 persen interest rate akan mempengaruhi perubahan tingkat ekuivalensi murabahah sebesar 0.900373 persen. Nilai t-stat
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
interest rate adalah sebesar 11.28832 dan nilai probabilitasnya adalah 0.0000. Dengan menggunakan tingkat signifikansi pada α = 5%, mengindikasikan bahwa interest rate pada model ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ekuivalensi murabahah. Begitu juga dengan hasil pengujian pada model musyarakah. Hasil pengujian menunjukkan koefisien variabel interest rate konvensional adalah sebesar 0.671416, artinya setiap kenaikan 1 persen interest rate akan mempengaruhi perubahan tingkat ekuivalensi murabahah sebesar 0.671416 persen. Nilai t-stat interest rate adalah sebesar 17.72488 dan nilai probabilitasnya adalah 0.0000. Dengan menggunakan tingkat signifikansi pada α = 5%, mengindikasikan bahwa interest rate pada model ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ekuivalensi musyarakah. Hasil ini sekaligus menguatkan hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa adanya pengaruh antara interest rate konvensional dengan equivalent rate murabahah. Hasil ini membuktikan penelitian yang dilakukan oleh Chong dan Liu (2008). Dalam penelitian yang berjudul “Islamic banking: Interest-free or interest-based” dijelaskan bahwa deposito Islam tidak benar-benar bebas bunga, tetapi sangat mirip dengan konvensional-banking deposito.
Kesimpulan Penelitian tentang analisis pengaruh lending rate bank konvensional terhadap ekuivalensi imbal hasil pembiayaan murabahah dan musyarakah pada bank syariah di Indonesia dengan menggunakan data bulanan periode 2009-2012 yang penghitungannya dilakukan dengan metode regresi linier sederhana dan dibantu dengan program EViews 6 menghasilkan kesimpulankesimpulan sebagai berikut: 1. Perubahan equivalent rate murabahah (ERMB) dapat dijelaskan oleh perubahan model sebesar 80,43% (R-squared model). Perubahan 1% interest rate konvensional (IRK) menyebabkan perubahan equivalent rate murabahah (ERMB) sebesar 0,9%. Perubahan ERMB ini dapat dijelaskan oleh model sebesar 80,43%. Koefisien konstanta pada model 1 tidak signifikan, berbeda dari nol. Ini berarti sulit menyatakan bahwa terdapat variabel lain yang menyebabkan perubahan equivalent rate murabahah selain lending rate konvensional.
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013
2. Perubahan equivalent rate musyarakah (ERMK) dapat dijelaskan oleh perubahan model sebesar 90,02% (R-squared model). Perubahan 1% interest rate konvensional (IRK) menyebabkan perubahan equivalent rate musyarakah
(ERMK) sebesar
0,67%. Perubahan ERMK ini dapat dijelaskan oleh model sebesar 90,02%. Koefisien konstanta pada model 2 tidak signifikan, berbeda dari nol. Ini berarti sulit menyatakan bahwa terdapat variabel lain yang menyebabkan perubahan equivalent rate musyarakah selain lending rate konvensional. Daftar Referensi Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah bagi Bankir dan Praktisi Keuangan, Penerbit Bank Indonesia bekerjasama dengan Tazkia Institute, 1999, Jakarta. Chong, Beng Soon dan Ming-Hua Liu (2008), journal Islamic banking: Interest-free or interestbased, Malaysia. Direktorat Perbankan Syariah (2011), Outlook Perbankan Syariah 2012, Jakarta: Perbankan Syariah. Karim, Adiwarman A. 2008. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi 3. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mohamed, Mustapa, (1999). Keynote Speech, IKIM's International Seminar the Economic and Financial Imperatives of Globalisation: An Islamic Response. Nachrowi, Djalal Nachrowi, 2006. Pendekatan Populer dan Praktis EKONOMETRIKA untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 102: Akuntansi Murabahah,
Dewan Standar
Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia. Siddiqi, Mohammad Nejatullah, (2002). Comparative Advantages of Islamic Banking and Finance, presented at Harvard University Forum on Islamic Finance. Uthman, Usamah A., (2001). Money, Interest, and an Alternative Macroeconomic System, IIUM Journal of Economics and Management Vol. 9 No. 1 pp. 101114. Wiroso, 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:Grasindo. Website : Bank Indonesia : www.bi.go.id
Analisis pengaruh..., Hikmah Nur Shabrina, FE UI, 2013