ANALISIS PENGARUH HARGA KEDELAI TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA PEMBUATAN TAHU SKALA KECIL DAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal, Surabaya
Disusun Oleh Heribertus Mbodo Npm: 29231003
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2013
ANALISIS PENGARUH HARGA KEDELAI TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA PEMBUATAN TAHU SKALA KECIL DAN RUMAH TANGGA
Studi Kasus Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal Surabaya
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian Pada
Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra Surabaya OLEH : HERIBERTUS MBODO NPM: 29231003 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS WIJAYA PURTA SURABAYA 2013
ANALISIS PENGARUH HARGA KEDELAI TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA PEMBUATAN TAHU SKALA KECIL DAN RUMAH TANGGA (Studi Kasus Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal, Surabaya)
NAMA
: HERIBERTUS MBODO
FAKULTAS : PERTANIAN JURUSAN
: SOSIAL EKONOMI
NPM
: 29231003
DISETUJUI dan DITERIMA OLEH DOSEN PEMBIMBING
Ir. ENDAH SRI W, MM
Halaman Pengesahan Panitia Upan Skripsi Telah diterima dan disetujui oleh tim Penguji Skripsi serta dinyatakan
LULUS.
Dengan
demikian
SkripsI
ini
dinyat akan sah untuk m elengkapi syar at -svarat mencapai gelar Sarjana PERTANIAN pada FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA
Tim Penguji Skripsi:
1. Ketua
:
Ir. Faisol Humaidi, MP
(
)
(
)
(
)
(Dekan Fakultas Pertanian)
2. Anggota
: 1.
Ir. Siti Alimah (Dosen Penguji I)
2.
Heri Susanto, SP. MM (Dosen Penguji II)
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Maha Esa (TME) yang telah
memberikan
rahmat
dan
karunia-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini merupakan syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, di Universitas Wijaya Putra Surabaya. Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Harga Kedelai terhadap Keuntungan Usaha Pembuatan Tahu Skala Kecil dan Rumah Tangga (Studi Kasus: Kelurahan Suko Manunggal,
Kecamatan
Suko Manunggal,
Surabaya).
Penelitian
ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik industry tahu serta untuk mengetahui Pengaruh harga kedelai terhadap keuntungan usaha pembuatan tahu di Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal, Surabaya, Propinsi Jawa Timur. Hasil
penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dan bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi pengrajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal dan semua pihak yang berkepentingan. Banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut. semoga amal dan perbuatan yang telah dilakukan mendapat pahala dari Tuhan Maha Esa.(TME) Ucapan dan penghargaan penulis sampaikan kepada:
1. Bapak H. Budi Endarto S.H. MHUM. Selaku Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya 2. Bapak Ir. Faisol Humaidi, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra Surabaya 3. Ir. Endah Sri, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas segala waktu, kesabaran, dan bimbingan yang diberikan selama penulisan skripsi ini.. 4. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Surabaya, Pemerintah Kecamatan Suko Manunggal dan Pemerintah Kelurahan Suko Manunggal atas bantuan dan data-data penelitian. 5. Keluarga tercinta Mama Ester, Adek Yohanes, Finsensius, Pankrasia Serta Semua Keluarga Besar atas segala cinta, dukungan, bantuan, semangat dan doa yang tak pernah henti. 6. Untuk Bapa dan Ibu Dosen, Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Putra Surabaya, yang
telah
banyak membantu dalam memberikan Ilmu yang
penulis butuhkan sehinggal penulis dapat terselesai Penyusunan skripsi. 7. Kepala Bapak H, Sikin
selaku
pemilik Industri Tahu serta
semua
karyawan yang telah bersedia diwawancara. 8. Teman-teman kerja serta semua sahabat kenalan yang suda memberikan dukungan dan doa. 9. Semua teman-teman Maha siswa Manggarai baik kakak senior maupun adik-adik yunior yang telah berikan bantuan penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan sesuai dengan rencana
Dengan segala kerendahan hati, Skripsi ini penulis sajikan kepada para pembaca, semoga ada manfaatnya Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurnah, oleh karnanya penulis mengharapkan kritik dan saran guna melengkapi serta menyempurnakan keberadaan skripsi ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………. iii KATA PENGANTAR……………………………………………………………
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... vii DAFTAR TABEL....................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii BAB. I. PENDAHULUAN…………………………………………........................ 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….................
6
1.4 Kegunaan penelitian ............................................................................................ 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………....
7
2.1 Tahu……….............…………………………………………............................. 7 2.1.1 Pengertian Industri Kecil dan kerajinan Rumah Tangga................... 2.1.2 Industri Kecil dan kerajinan Rumah Tangga di Indonesia...............
9 12
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 13 2.3 Kerangka Konseptual ..........………………….……….……............................... 17 2.3.1 Pendapatan Usaha ................................................................................. 17
2.3.2 Biaya Usaha .......................................................................................... 18 2.3.3 Imbangan Penerimaan dan Biaya......................................................... 21 2.3.4 Titik Impas ............................................................................................ 22 2.4 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................................ 24 III. METODELOGI PENELITIAN …………………………………………...... 25 3.1 Deskripsi Populasi dan Penentuan Sempel........................................................... 25 3.2Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel........................................ 26 3.3 Metode Pengumpulan Data.................................................................................. 27 3.4 Teknik Analisa Data............................................................................................. 27 3.4.1 Analisis Pendapatan Usaha ................................................................... 28 3.4.2 Analisis Penerimaan-Biaya (R/C) ......................................................... 30 3.4.3 Analisis Titik Impas .............................................................................. 31 IV. PENYAJIAN DAN ANALISA DATA ……………………………………… 33 4.1 Penyajian Data………………………..……………………...……..................... 33 4.2 Analisis Data.....……………………................................................................... 35 4.2.1 Karakteristik Pengrajin Tahu.……………………………...….…...... 35 4.2.1.1 Jenis Kelamin……………...………………………………. 35 4.2.1.2 Umur……………………………....................….…………. 35 4.2.1.3 Tingkat Pendidikan ...............................…..….…………….. 36 4.2.1.4 Jumlah Anggota Keluarga ……….………...........……........ 37 4.2.1.5 Lama Usaha ……..……………………………………….. . 38 4.2.1.6 Alasan Memilih Usaha Tahu……………………………… 39
4.2.2 Skala Produksi……………………………...…...…………………… 40 4.2.3 Siklus Produksi Tahu............................................................................. 41 4.2.4 Pengadaan Bahan Baku............................................................................... 43
4.2.5 Proses Produksi Tahu………………………………………………... 44 4.2.6 Saluran Pemasaran................................................................................. 49 4.3 Analisis Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tahu……..………………………………………...………........... 51 4.4 Analisis Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap Biaya Usaha Pengrajin Tahu……..…………………………………………..….……………… 59 4.5 Analisis Kelayakan Usaha………………………………….………………… 64 4.5.1 Analisis Rasio Penerimaan-Biaya (R/C)……………………………. 64 4.5.2 Analisis Titik Impas………………………………………………… 6 5 V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………. 66 5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 66 5.2 Saran .................................................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..……………… 68
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perkembangan Produksi Kedelai Tahun 2007-2012....................................... 2 2. Perkembangan Harga Kedelai Lokal dan Kedelai Impor Tahun 2009-2012………………………………………………………………….
3
3. Sentra Industri Tahu di Surabaya…………………………….…………….
5
4. Komposisi Asam Amino Tahu Dibandingkan dengan Komposisi Asam Amino yang Dianjurkan WHO/FAO.......................................................... 8 5. Perbandingan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya........................... 16 6. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012………………………… …… 35 7. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Suko Manunggal Surabaya Tahun 2012……………………… 36 8. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012……………………………...…. . 37 9. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012……………………….. 38 10. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Lama Usaha di Kelurahan Suko Manunggal 2012…………………….…….……………. 39
11. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Alasan Memilih Usaha di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012. …………………… 40 12. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Siklus Produksi……..... 42 13. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Kepemilikan Mesin Giling Kedelai di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012……………... 45 14. Sebaran Responden
Pengrajin Tahu Berdasarkan Penggunaan
Koagulen di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012………………..
46
15. Jumlah Output dan Harga Output Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Kedelai………………………………………………………...……. 53 16. Dampak kenaikan Harga kedelai terhadap Penggunaan Faktor Input.......55 17. Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tahu…………………………………………………………….. 58 18. Perkembangan
Harga Faktor Input Sebelum Kenaikan Harga
Kedelai dan Setelah Kenaikan Harga Kedelai………………………..
60
19. Komponen biaya sebelum dan setelah kenaikan Harga Kedelai………….. 63 20. Dampak Kenaikan Harga Kedelai Terhadap R/C Rasio………………….. 65 21. Dampak kenaikan harga Kedelai Terhadap Titik Impas Usaha …………... 66
DAFTAR GAMBAR Gambar 22. . Kerangka Pemikiran Operasional................................................................. 25 23. Diagram Alir Pembuatan Tahu...................................................................... 48 24. . Saluran Pemasaran Tahu di Kelurahan Suko Manunggal............................ 50
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Perhitungan Pendapatan Sebelum Kenaikan Harga Kedelai……………………. 71 Perhitungan Pendapatan Sebelum Kenaikan Harga Kedelai…………………… 75 Perhitungan Titik Impas Usaha Sebelum Kenaikan Harga Kedelai.……………. 79 Perhitungan Titik Impas Usaha Sebelum Kenaikan Harga Kedelai.…………… 82
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Peningkatan sumberdaya manusia mendapat perhatian khusus dalam pembangunan di Indonesia pada PJP II.Upaya tersebut ditempuh selain dengan peningkatan pendidikan dan keterampilan juga melalui perbaikan konsumsi pangan dan gizi. Widia Karya Pangan dan Gizi tahun 1993 telah menetapkan kebutuhan energi sebanyak 2500 kilo kalori dan 55 gram protein. Kebutuhan pangan dan gizi tersebut dipenuhi dari berbagai sumber bahan pangan dan salah satunya adalah kedelai (Sudaryanto, 1996). Permintaan terhadap pangan termasuk di dalamnya permintaan terhadap kedelai meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk.Kedelai merupakan salah satu bahan pangan alternatif pengganti protein hewani, karena selain memiliki harga yang lebih terjangkau juga memberikan sumbangan gizi yang tinggi bagi manusia.Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi, mengakibatkan konsumsi makanan olahan kedelai sebagai sumber protein nabati yang bergizi tinggi juga meningkat.Namun
tingginya
permintaan
tersebut
tidak
diimbangi
dengan
meningkatnya produksi kedelai dalam negeri.Produksi kedelai petani Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun
Tabel 1. Perkembangan Produksi Kedelai tahun 2007-2012(BPS, 2012) Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Produksi (Ton) 592.534,00 775.710,00 974.512,00 907.031,00 851.286,00 779.741,00
Luas Panen (Ha) 459.116,00 590.956,00 722.791,00 660.823,00 622.254,00 567.871,00
Produktivitas (Ku/Ha) 12,91 13,13 13,48 13,73 13,68 15,00
Tahun 2007 produksi kedelai nasional mencapai 592.534,00 ton dengan luas panen 459.116,00 ha dan produktivitas 12,91 ku/ha. Tahun 2008-2010 produksi kedelaimengalami peningkatan Yaitu sebesar : 775.710,00 ton (2008) , 974.512,00 ton (2009), 907.931,00 ton (2010) . Tahun 2011 produksi kedelai menurun hingga mencapai 851.286,00 ton dengan luas panen mencapai 622.254,00 ha dan produktivitas sebesar 13,68 menurun
hingga
mencapai
ku/ha, dan
pada
779.741,00 ton
tahun
2012
dengan
luas
produksi panen
kedelai mencapai
567.871,00 ha dan produktivitas sebesar 15,00 ku/ ha. Penurunan produksi kedelai ini disebabkan oleh menurunnya gairah petani dalam menanam kedelai yang ditandai oleh menurunnya luas areal panen kedelai sebesar rata-rata 7,3 persen setiap tahunnya dan tahun 2012 luas panen kedelai hanya mencapai 567.871,00 ha. Penurunan luas areal panen kedelai diantaranya disebabkan harga kedelai dalam negeri tidak dapat bersaing denganhargakedelai impor sehingga petani kurang mendapat insentif dalam menanam kedelai. Produktivitasrata-rata kedelai petani Indonesia juga masih rendah, terbukti pada tahun
2012 hanya mencapai 15,00 ku/ha. Hasil yang masih jauh dari produktivitas optimum sebesar 2 ton/ha (Sudaryanto, 1996) Tabel 2. Perkembangan Harga Kedelai Lokal dan Kedelai Impor Tahun 20092012(BPS, 2012) Tahun
Harga Kedelai Perubahan (%) Lokal (Rp) 2009 6.700 0,29 2010 5.000 25,3 2011 8.953 44,40 2012 7.500 -0,15 Sumber; Data BPS JATIM ( diolah)
Harga Kedelai Impor (Rp) 7.000 7.800 8.416 7.500
Perubahan (%) 0,27 -0,75 7,5 11,23
1.2 Perumusan Masalah Pemanfaatan kedelai oleh masyarakat Indonesia adalah sebagai bahan pangan
dan
ransum ternak. Sebagai
bahan pangan penggunaan kedelai
dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu a. Pangan yang diolah melalui proses fermentasi seperti oncom, tempe, kecap dantauco, b. Pangan
diolah
tanpa melalui proses fermentasi seperti tahu, tauge, dan
kedelai rebus. Kebutuhan bahan baku kedelai oleh industry tahu dan tempe merupakan permintaan turunan (“derived demand”) dari komoditas yang
telah
dikemukakan
tersebut. Seperti
oleh Mulyana (1996), sekitar 60 persen atau
lebih total kedelai yang tersedia (“available supply”) digunakan
untuk
industri tahu dan tempe, dengan proporsi penggunaan kedelai oleh industri tahu sebesar 30 persen. Kenaikan
harga
kedelai
dampak yang cukup besar bagi
yang
industry
mencapai 118,75 persen memberikan tahu
terkait dengan
industri
tahu
memiliki skala industry kecil dan rumah tangga dengan modal yang kecil dan akses
terhadap
pinjaman
dana
juga
terbatas. Kenaikan
harga kedelai
menyebabkan biaya produksi tahu meningkat, walaupun para pengrajin telah menaikkan harga jual tahu namun hasil penerimaan dari penjualan tahu tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Propinsi Jawa Timur, mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai impor membuat sekitar 30 persen pengrajin tahu tempe terancam kebangkrutan. Kondisi ini menyebabkan pengrajin terancam kehilangan mata pencahariannya juga para pekerja menjadi pengangguran. Di sisi lain konsumen juga akan kesulitan dalam mendapatkan tahu sebagai bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan harga terjangkau. Daerah penghasil tahu tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena tahu banyak digemari oleh seluruh lapisan masyarakat.Surabaya merupakan salah satu daerah penghasil tahu di Provinsi JawaTimur.Surabaya memiliki beberapa sentra industri tahu diantaranya terdapat di Kecamatan Suko Manunggal. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surabaya, Kelurahan Suko manunggal yang terletak di Kecamatan Suko Manunggal merupakan
sentra produksi tahu terbesar di Surabaya. Di daerah ini terdapat
sebanyak 1 pengrajin tahu atau sekitar 5 persen dari total pengrajin tahu di Surabaya dengan jumlah tenaga kerja 10 orang (12,1 persen) dan kapasitas produksi sebesar 2.500.000 biji tahu (74,5 persen) setiap bulannya. Tabel 3. Sentra Industri Tahu di Surabaya (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surabaya, 2013) Kecamatan
Desa Sentra
Sukomanunggal Suko Dono
Tandes Suko Total
Unit Usaha (buah) 1 1
Tenaga Kerja (orang) 10 8
Kapasitas Produksi (biji) 2.255.000 2.100.000
2
18
4.355.000
Berdasarkan hasil pengamatan di lapang dan wawancara dengan Kepala Urusan Pemerintahan Kelurahan Suko manunggal, 50 persen lebih pengrajin tahu mengalami perubahan siklus produksi sehingga volume produksi dan pendapatan mengalami penurunan. Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat di bahas dalam penelitian ini: 1) Bagaimana karakteristik industri tahu di Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal? 2) Bagaimana dampak kenaikan harga kedelai terhadap keragaan industri tahu dan pendapatan yang diterima pengrajin tahu? 3) Bagaimana analisis kelayakan industri tahu jika dilihat dari rasio R/C dan titik impas?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi karakteristik industri tahu di Kelurahan Suko manunggal, Kecamatan Suko Manunggal, Surabaya. 2. Untuk menganalisis dampak kenaikan harga kedelai terhadap keragaan industri tahu dan pendapatan yang diterima pengrajin. 3. Untuk menganalisis kelayakan industri tahu setelah kenaikan harga kedelai. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Pejabat pemerintah Kelurahan Suko Manunggal sebagai pihak yang berwenang demi mengetahui informasi kondisi terakhir para pengrajin tahu khususnya di Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal, Surabaya yang merupakan daerah sentra industri tahu di Surabaya setelah kenaikan harga kedelai sehingga dapat membantu parapengrajin tahu mengatasi kesulitan dalam usahanya. 2. Pemerintah sebagai bahan pertimbangan terkait dengan kebijakan dalam mengatasi dampak kenaikan harga kedelai khususnya bagi pengrajn tahu. 3. Pembaca sebagai wawasan ilmu pengetahuan dan bahan rujukan untuk penelitian mengenai industri tahu selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tahu Tahu berasal dari kata tao-hu atau teu-hu.Suku kata tao atau teu berarti kedelai, sedangkan hu berarti lumat menjadi bubur.Secara istilah, tahu atau tofu berarti makanan ringan yang dilumatkan menjadi bubur.Di Jepang lazim disebut tohu, di negara-negara berbahasa Inggris bernama soybean curd dan tofu. Tahu diperdagangkan dengan berbagai variasi bentuk, ukuran dan nama. Selain tahu putih atau tahu biasa, di pasar dikenal juga berbagai tahu komersial yang sudah memiliki nama dan ciri khas. Misalnya tahu Sumedang, tahu Bandung, tahu Cina, tahu kuning, tahu takwa, juga tahu sutera. Tahu
adalah
gumpalan
protein
kedelai yang diperoleh dari hasil
penyaringan kedelai yang telah digiling dengan penambahan air. Penggumpalan protein dilakukan dengan cara penambahan biang atau garam-garam kalsium, misalnya kalsium sulfat yang dikenal dengan batu tahu, batu coko atau chioko. Pada pembuatan
tahu diperoleh
ampas dan cairan hasil penggumpalan tahu (whey)
sebagai hasil sampingan. Tahu memiliki daya cerna yang tinggi karena serat kasar dan sebagian serat kasar larut dalam air kedelai telah terbuang selama proses pengolahan. Daya cerna tahu berkisar antara 85-98 persen, nilai paling tinggi dibanding dengan produk
olahan
kedelai
lainnya
sehingga
produk ini dapat dikonsumsi oleh semua
kelompok umur, termasuk para penderita pencernaan. Mutu protein suatu bahan pangan juga bisa dilihat dari kandungan asam amino
penyusunnya. Diantara semua produk olahan kedelai, kandungan asam
amino tahu paling lengkap.Bila dibandingkan dengan susunan dan jumlah asam amino yang disarankan oleh FAO/WHO, tahu memiliki 70-160 persen
dari
kebutuhan tubuh. Tabel 4. Komposisi Asam Amino Tahu Dibandingkan dengan Komposisi Asam Amino yang Dianjurkan WHO/FAO(Sarwono dan Saragih, 2003) Jenis Asam amino
Methionine-cystine Threonine Valine Lysine Leucine Isoleucine Phenylalanine, Tyrosine Tryptophan Total
Anjuran WHO/FAO (mg/g) 220 250 310 340 440 250 380 60 2250
Komposisi as.amino tahu (mg/g N) 156 178 264 333 448 261 490 96 2226
% As. amino tahu dibanding anjuran WHO/FAO 71 71 85 98 102 104 129 160 820
Selain mengandung protein, tahu juga mengandung zat gizi lain yang diperlukan oleh tubuh seperti lemak, vitamin dan mineral. Kadar lemak tahu memang tidak tinggi sekitar 4,3 persen, namun lemak tahu tergolong bermutu tinggi karena 80 persen dari asam lemak penyusunnya terdiri dari asam lemak tak jenuh. Kadar lemak jenuh tahu hanya sekitar 15 persen dan tidak mengandung kolesterol.Kedelai juga mengandung asam linolenat yang tinggi yang termasuk asam lemak essensial.
Di samping itu juga terdapat lesitin yang dapat mengurangi penimbunan asam lemak lain maupun kolesterol yang terakumulasi dalam organ tubuh seperti pembuluh darah. Oleh karena itu, tahu sangat baik untuk diet bagi orang yang berkolesterol tinggi. 2.1.1 Pengertian Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki, Badan Pusat Statistik (BPS) membagi industri di Indonesia menjadi empat kelompok, yaitu: 1. Industri besar adalah perusahaan atau industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang. 2. Industri sedang adalah perusahaan atau industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang. 3. Industri kecil adalah perusahaan atau industri pegolahan yang memiliki tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang. 4. Industri kerajinan rumah tangga adalah perusahaan atau industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, pasal 1 ayat 1 menyatakan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang. Kriteria usaha kecil dalam Undang-Undang tersebut tercantum dalam pasal 5 ayat 1, yang menyatakan bahwa:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan tempat usaha, atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). 3) Milik Warga Negara Indonesia. (4) Berdiri
sendiri
bukan
merupakan
anak
perusahaan
atau
cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung dengan usaha Menengah atau Usaha Besar. (5) Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Menurut Thoha (2001), berdasarkan hasil penelitian mengenai Karakteristik dan Pertumbuhan Skala Usaha Kecil dan Rumah Tangga: Studi Kasus Industri Tekstil, Industri Kayu Industri Kulit dan Industri Logam di Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta, karakteristik usaha kecil dan rumah tangga adalah: a. Ditinjau dari segi lokasi usaha, pertimbangan utama yang dijadikan sebagai patokan bagi industri skala kecil dan rumah tangga adalah faktor kedekatan dengan daerah pemasaran dan kedekatan dengan jaringan transportasi. b. Ditinjau dari segi pendidikan
dan
pelatihan, pengusaha industri
dalam skala “mini” atau “gurem” tidak memerlukan pendidikan dan keterampilan yang tinggi di dalam pengelolaan usahanya.
c. Ditinjau dari segi permodalan, sumber utama permodalan industri kecil berasal dari keuntungan perusahaan dan keluarga. Akses ke pihak bank yang relatif masih terbatas karena berbagai persyaratan administrasi yang belum bisa dipenuhi industri kecil. d. Ditinjau dari segi bahan baku, industri kecil memiliki beberapa kesulitan terkait dengan perolehan bahan baku, diantaranya adalah mahalnya harga bahan baku dan pasokan yang tidak selalu ada di pasaran. e. Ditinjau dari segi teknologi, pengusaha industri kecil sebagian besar masih memakai peralatan tradisional dalam produksinya. f. Ditinjau dari sistem produksi, system
produksi
pesanan lebih
dominan dari system produksi massal karena kapasitas produksi dan permintaan akan produk yang masih kecil. g. Ditinjau dari segi pemasaran, jangkauan pemasaran yang masih terbatas dan lebih berorientasi pada pasar lokal. h. Ditinjau dari
segi ketenagakerjaan, tenaga
kerja
dengan jenis
kelamin laki-laki lebih banyak digunakan serta tingkat pendidikan tidak
terlalu menjadi prioritas karena dalam industri kecil lebih
banyak menggunakan keterampila 2.1.2 Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga di Indonesia Kondisi perekonomian Indonesia yang belum sepenuhnya pulih akibat krisis multidimensional yang terjadi beberapa tahun yang lalu, sedikit banyak telah
mempengaruhi iklim dunia usaha di Indonesia tidak terkecuali golongan usaha Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR). Walaupun pengaruh krisis ekomoni terhadap golongan usaha Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR) tidak sebesar pengaruh yang terjadi pada golongan usaha Industri Besar dan Sedang tetapi pengaruhnya terhadap masyarakat cukup berarti, antara lain melemahnya daya beli masyarakat. Permasalahan
eksternal
Industri Kecil dan Kerajinan
Rumah Tangga
(IKKR) adalah persaingan perdagangan dengan Negara lain yng cenderung semakin
ketat
Sedangkan
dan tidak lagi mengenal batas wilayah pada era globalisasi.
permasalahan internal usaha Industri Kecil dan Kerajinan Rumah
Tangga (IKKR) pada umumnya masih tergolong usaha tradisional, seperti penguasaan teknologi yang rendah, kekurangan modal, akses pasar terbatas serta kelemahan dalam pengelolaan usaha. Permasalahan eksternal ditambah dengan permasalahan internal menjadikan IKKR sarat akan kompleksitas masalah. Hal tersebut
mengakibatkan
akses terhadap sumber pembiayaan dan pasar menjadi
sangat rendah serta rentan dalam persaingan dengan industri skala menengah dan besar maupun dengan produk impor (BPS, 1999). Namun demikian Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga memiliki potensi yang cukup besar dalam
mendinamisasikan
perekonomian bangsa dan
sangat membantu dalam penyerapan tenaga kerja.Sejak tahun 1996 Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga merupakan golongan industri yang paling banyak menyerap
tenaga kerja. Pada tahun 1996 Industri Kecil dan Kerajinan Rumah
Tangga telah menyerap 6,6 juta tenaga kerja atau sekitar 61,08 persen dari total kebutuhan tenaga kerja sektor industri. Walaupun mengalami kecenderungan penurunan dalam hal penyerapan tenaga kerja namun Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga tetap menjadi golongan industri paling dominan dalam hal penyerapan tenaga kerja dibanding dengan sektor Industri Besar atau Sedang. Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga juga merupakan golongan industri yang memiliki jumlah usaha terbesar dan cukup stabil jika dibandingkan dengan golongan Industri Besar dan Sedang. Pada tahun 2004, jumlah usaha yang termasuk dalam Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga mencapai 2, 6 juta lebih atau sekitar 99,24 persen dari jumlah usaha sektor industri. Hal ini dikarenakan golongan Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga tidak memerlukan modal besar dalam menjalankan usaha, juga tidak memerlukan keahlian khusus serta tidak terlalu rumit dalam hal birokrasi. 2.2. Penelitian Terdahulu Pangastuti
(2006)
melakukan penelitian mengenai analisis dampak
penurunan subsidi BBM terhadap industri tahu skala kecil di Surabaya, studi kasus di Kecamatan Suko Manunggal.Alat analisis yang digunakan adalah model fungsi Cobb Douglas. Hasil
analisis
menyebutkan
bahwa terdapat beberapa perbedaan antara
kedua lokasi penelitian.Perbedaan terletak pada jenis tahu, alat pemasakan, jenis koagulen dan pewarna yang digunakan. Hasil
analisis
perbandingan
kondisi
sebelum dan sesudah penurunan subsidi BBM menerangkan bahwa penurunan
subsidi BBM mempengaruhi volume produksi, pola penggunaan kedelai, alokasi pengeluaran input dan margin keuntungan yang diterima pengrajin. Namun, penurunan subsidi BBM tidak berpengaruh nyata terhadap penggunaan input produksi selain kedelai, alokasi pengeluaran untuk bahan baku pembantu dan pendapatan kotor yang diterima pengrajin. Hadipurnomo (2000) mengadakan penelitian mengenai dampak kebijakan produksi
dan
perdagangan
terhadap
penawaran dan permintaan kedelai di
Indonesia dengan menggunakan model persamaan simultan.Hasil yang diperoleh adalah kebijakan produksi yang berdampak lebih besar pada perubahan luas areal panen, produktivitas
dan produksi terutama di wilayah luar Pulau
Jawa.Sedangkan kebijakan perdagangan berdampak pada perubahan volume impor, harga impor dan permintaan kedelai. Purnamasari
(2006)
meneliti
mengenai
analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi produksi dan impor kedelai Indonesia. Metode analisis yang digunakan
adalah Two Stage Least Square (2SLS). Berdasarkan hasil analisis,
faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap harga kedelai domestik adalah harga riil kedelai di tingkat produsen, harga riil kedelai impor, jumlah impor kedelai dan harga riil kedelai domestik tahun sebelumnya.Sedangkan faktorfaktor
yang berpengaruh nyata terhadap harga riil kedelai impor adalah harga
kedelai internasional, nilai tukar dan harga riil kedelai impor tahun sebelumnya. Latifah (2005), meneliti mengenai dampak kenaikan harga BBM terhadap pendapatan
usaha pengrajin tempe, studi kasus pada anggota PRIMKOPTI
Kelurahan Cilendek Timur, Kotamadya Bogor dengan menggunakan alat analisis model fungsi produksi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kenaikan BBM mempengaruhi ditandai
dengan
kondisi
usaha dan hasil produksi mengalami penurunan yang
menurunnya
jumlah
input yang dipakai. Baik pada kondisi
sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM, penggunaan faktor produks tempe di daerah Cilendek Timur masih belum efisien. Tabel 5. Perbandingan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya
N o.
Judul Penelitian
Komoditi
Alat Analisis
1.
Analisis Dampak Penurunan Subsidi BBM terhadap Industri Tahu Skala Kecil di Kabupaten Bogor
Industri tahu
model fungsi Cobb Douglas
2.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Impor Kedelai di Indonesia Dampak Kebijakan Produksi dan Perdagangan terhadap Permintaan dan Penawaran Kedelai di Indonesia Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tempe
Kedelai
Two Stage Least Square (2SLS). Model persamaan simultan
3.
4.
Kedelai
Industri tempe
Model fungsi produksi
Kesamaan dengan Penelitian ini Komoditi yang diteliti (industri tahu dan tempat penelitian) Komoditi yang diteliti (Kedelai Komoditi yang diteliti (kedelai)
Perbedaan dengan Penelitian ini
Komoditi yang diteliti serupa
Alat analisis dan tempat penelitian
Alat analisis yang dipergunakan
Alat analisis dan tempat penelitian Alat analisis dan tempat penelitian
Penelitian
ini menitik beratkan
pada analisis
dampak kenaikan harga
kedelai terhadap pendapatan usaha pengrajin tahu skala kecil dan rumah tangga di Kelurahan Tandes Kecamatan Suko Manunggal yang merupakan sentra terbesar industri tahu di Surabaya.Alat analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usaha, analisis rasio R/C dan analisis titik impas. Hasil analisis diharapkan dapat menjawab permasalahan yang dialami oleh para pengrajin tahu dan pemerintah terkait dengan kenaikan harga kedelai yang cukup besar, terkait denganbagaimana karakteristik industri tahu di Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal? Bagaimana dampak kenaikan harga kedelai terhadap pendapatan yang diterima pengrajin?Bagaimana analisis kelayakan industri tahu jika dilihat dari rasio R/C dan titik impas?
2.3 Kerangka Konseptual 2.3.1 Pendapatan Usaha Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan (Tjakrawiralaksana, 1983). Menurut Gitinger (1986), penggunaan barang bukan tunai sepeti produksi yang dikonsumsi rumah tangga dan pengeluaan di luar usaha dikeluarkan dari analisa untuk mengetahui perkembangan usaha. Besarnya
pendapatan
yang diterima merupakan balas jasa atas tenaga
kerja, modal keluarga yang dipakai dan pengelolaan yang dilakukan anggota
keluarga.Analisis pendapatan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan usaha dalam satu tahun. Soekartawi (1986),
mengemukakan
beberapa definisi
yang berkaitan
dengan pendapatan dan keuntungan, yaitu: a. Penerimaan tunai, yaitu nilai uang yang diterima dari penjualan produk. b. Pengeluaran tunai, yaitu jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi industri. c. Pendapatan tunai, yaitu selisih antara penerimaan tunai dan pengeluaran tunai. d. Penerimaan kotor, yaitu produk total usaha dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. e. Pengeluaran total usaha, yaitu nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya yang diperhitungkan. f. Pendapatan bersih, yaitu selisih antara penerimaan kotor usaha dan pengeluaan total usaha. 2.3.2 Biaya Usaha Sitorus dan Limbong (1987) mengatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang diduga sebelumnya dan dapat dihitung secara kuantitatif, secara ekonomis tidak dapat dihindarkan dan berhubungan dengan proses produksi tertentu. Hafsah (2003) menentukan biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan
di dalam
mengorganisasi
dan
melaksanakan
proses
produksi
(termasuk di dalamnya modal, input-input dan jasa-jasa yang digunakan di dalam
produksi). Biaya
produksi
dapat diklasifikasikan
menjadi
empat kategori/
kelompok biaya sebagai berikut: a. Biaya tetap (fixed cost) ialah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Besarnya biaya tidak tergantung pada jumlah output yang diproduksi dan tetap harus dikeluarkan walaupun tidak ada produksi. Komponen biaya tetap antara lain pajak tanah, penyusutan alat, biaya kredit/ pinjaman, mesin dan gaji manajer.Tenaga kerja keluarga dapat dikelompokkan pada biaya tetap bila tidak ada biaya imbangan dalam penggunaannya atau tidak adanya penawaran untuk itu. b. Biaya variabel atau biaya tidak tetap (variable cost) yang besar kecilnya sangat tergantung kepada biaya skala produksi. Komponen biaya variabel antara lain tenaga kerja upahan, bahan baku, dan biaya pengangkutan bahan baku. Jadi biaya produksi atau total cost merupakan penjumlahan fixed cost dengan variabel cost (TC=FC+VC). c. Biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa pajak tanah, sedangkan biaya tunai yang sifatnya variable l antara lain berupa biaya untuk pemakaian bahan baku dan tenaga kerja luar keluarga (tenaga upahan). d. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) meliputi biaya tetap seperti penyusutan alatalat dan lain-lain. Sedangkan biaya yang diperhitugkan dari biaya variabel antara lain biaya untuk tenaga kerja keluarga. Biaya tidak tunai akan tetapi termasuk ke dalam biaya diperhitungkan, salah satunya
adalah
biaya
penyusutan. Perhitungan
biaya penyusutan tergantung
kepada metode apa yang dipergunakan. Terdapat beberapa cara untuk mendapat nilai penyusutan. Tiga cara menghitung penyusutan (depresiasi) menurut Prawirokusumo (1990), yaitu: a. Straight Line Yaitu pembagian nilai awal setelah dikurangi nilai akhir oleh waktu pemakaian (expected life). D
=
Dimana D
: penyusutan =Depesiasi (Rp)
HA
w
: Nilai awal barang (Rp)
HA
: Nilai akhir barang (R)
WP
: Waktu pakai (Tahun)
k
Dengan cara ini penyusutan akan selalu sama sepanjang tahun. b. Declining Balance Perhitungan penyusutan melalui metode declining balance, nilai penyusutan setiap tahunnya tidak selalu sama, yaitu makin lama makin turun atau makin kecil. D
= RV x R
D
= RV
D
= Depresiasi tahun pertama (Rp)
n
n-1
Dimana
n
n
n-1
x R dan seterusnya
RV
n
D
n-1
RV
n-1
: Nilai awal (Rp) : Depresiasi tahun berikutnya (Rp) : RV (nilai awal) - D (Rp) n
n
√
c. Sum of the year of digits
Dimana
(NA – NA )
D
=
R
: Waktu penggunaan tersisa
S
y
w
k
: Jumlah angka (digit) dari tahun lamanya pemakaian Misal lama pakainya adalah lima tahun, maka S = 1+2+3+4+5 = 15
2.3.3 Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C ratio) Rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan. Analisis rasio penerimaan dan biaya dapat mengukur tingkat keuntungan relatif suatu kegiatan usaha, dimana usaha tersebut menguntungkan atau tidak.Jika nilai R/C meningkat maka menunjukkan adanya peningk atan penerimaan dan sebaliknya jika nilai R/C menurun maka menunjukkan adanya penurunan penerimaan.Nilai R/C lebih dari satu menunjukkan penerimaan yang diperoleh dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan
lebih besar dari biaya yang
tersebut dan usaha dinyatakan
menguntungkan. Nilai R/C sama dengan satu menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut dan usaha mencapai impas. Nilai R/C kurang dari satu menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut dan usaha mengalami kerugian. 2.3.4 Titik Impas Untuk mengukur sejauh mana industri yang sedang dijalankan layak atau tidak untuk dipertahankan, digunakan pendekatan analisis titik impas (Break Event Point).Suatu usaha dapat dikatakan dalam keadaan BEP bila penghasilan yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan, dengan anggapan bahwa harga jual sudah tertentu (Swastha, 1995). Melalui analisis titik impas dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan selama berproduksi dan bagaimana kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Impas (break event) adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Analisis titik impas adalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi., tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol) (Mulyadi, 1997).
Titik impas dapat diukur dalam dua bentuk, yaitu dalam rupiah dan dalam jumlah unit. Titik impas dalam rupiah merupakan total penerimaan yang mampu menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan selama produksi, sedangkan titik impas dalam unit adalah tingkat penjualan impas yang harus terjual agar perusahaan tidak menderita rugi maupun memperoleh laba. Rumus titik impas dalam unit dan rupiah adalah sebagai berikut: Titik impas dalam unit
=
Titik impas dalam rupiah
=
Dimana : P
: price = Harga jual tahu (Rp/Kg)
Q
: quantity =Total produksi tahu (Kg)
TFC
: Total Fixed Cost =Total biaya tetap (Rp)
TVC
: Total Variabel Cost =Total biaya variabel (Rp)
AVC : Biaya variabel rata-rata (Rp) Dalam analisis titik impas, biaya dibagi
menjadi biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak berubah dalam range output tertentu, tetapi untuk setiap satuan output tertentu akan berubah sesuai dengan perubahan produksi. Biaya
variabel
adalah biaya yang jumlah
totalnya akan mengalami perubahan sebanding dengan total produksi atau volume kegiatan tetapi untuk setiap satuan produksi akan tetap
2.4 Kerangka Pemikiran Operasional Pertumbuhan pentingnya
gizi
populasi penduduk , peningkatan kesadaran masyarakat akan serta
meningkatnya
pertumbuhan
industri
olahan
kedelai
menyebabkan peningkatan permintaan kedelai nasional. Sementara itu di sisi lain terja di penurunan
produksi kedelai nasional yang disebabkan oleh penurunan
areal luas panen dan rendahnya produktivitas. Kesenjangan
antara peningkatan
permintaan kedelai penurunan produksi kedelai nasional menyebabkan terjadinya kekurangan
stok
kedelai
nasional . Kekurangan
menyebabkam Indonesia mengalami
stok kedelai nasional
ketergantungan yang tinggi terha dap
kedelai impor. Kenaikan harga kedelai impor menyebabkan kenaikan pula terhadap harga kedelai di dalam negeri. Kenaikan harga yang tinggi pada bulan januari 2011 menyebabkan peningkatan akan
biaya produksi biaya produksi tahu dan penurunan permintaan
tahu. Kondisi
ini
menyebabkan
banyak pengrajin tahu di Indonesia
mengalami kesulitan dalam produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengrajin tahu di Indonesia secara umum dan pengrajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal di
Surabaya
secara
khusus
dengan mengkaji karakteristik
pengraji tahu, menganalisis pendapatan usaha pengrajin, menganalisis kelayakan industi tahu dengan analisis rasio penerimaan biaya dan titi impas. Hasil uji kelayakan usaha dipergunakan untuk mengetahui apakah usaha tahu setelah terjadi kenaikan harga kedelai pada bulan januari 2011 masih layak untuk dijalankan ataukah tidak layak untuk dijalankan.
Diagram aliran kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar 1
Ketergantungan yang tinggi terhadap impor
Kenaikan harga kedelai Impor
Kenaikan Harga Kedelai dalam negeri
Industri Tahu di Indonesia Peningkatan biaya produksi Penurunan Pendapatan
Analisis Pendapatan Usaha Pendapatan Tunai ,Pendapatan Total
Analisis Penerimaan dan Biaya (RC Ratio) R/C atas biaya Total R/C atas Biaya Tunai
Analisis Titik Impas Unit , Rupiah
Layak
Tidak Layak
Pertahankan Dan Terus Kembangkan
Cari Usaha Lain
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal, Surabaya, Propinsi Jawa Timur.Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Suko Manunggal merupakan sentra terbesar produksi tahu di Surabaya. Kegiatan pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2013. 3.2 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer berupa profil pengrajin dan keragaan usaha tahu sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai diperoleh melalui survei dengan menggunakan teknik wawancara yang dipandu oleh kuisioner terstruktur. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang bersumber dari laporan tahunan Kantor Kecamatan Suko Manunggal, Badan Pusat Statistik, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Surabaya, buku, skripsi, website dan media informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Responden yang dijadikan sampel adalah sebanyak 5 pengrajin tahu dari total 10 pengrajin tahu yang terdapat di daerah ini. Penentuan jumlah sampel ini didasarkan atas teori yang mengatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 10 telah
dapat memberikan
ragam
sampel
yang stabil dalam pendugaan ragam
Pemilihan responden dilakukan dengan
teknik sampling acak. Kriteria yang
populasi (Sugiharto, 2001).
digunakan dalam pemilihan responden adalah bersedia diwawancara dengan menggunakan
panduan kuisioner yang telah disediakan dan memiliki lama
usaha lebih dari satu tahun. Kriteria ini digunakan dengan pertimbangan untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai yang terjadi pada bulan Januari 2008.
3.4 Teknik Analisis Data Analisis
data
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif . Tahap analisis data yang dilakukan adalah tahap
transfer data dalam
dengan menggunakan
paket
bentuk
tabulasi, editing serta pengolahan data
perangkat
lunak Microsoft
Excel, kemudian
dilanjutkan dengan tahap interpretasi data. Analisis yang dilakukan adalah berupa analisis pendapatan titik impas.
usaha, analisis rasio penerimaan
biaya (R/C) dan analisis
3.4.1 Analisis Pendapatan Usaha Analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh dari kegiatan produksi.Usaha atau kegiatan produksi yang dikatakan mencapai efisiensi ekonomis jika mencapai keuntungan maksimum.Analisis pendapatan yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani. Secara umum pendapatan dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan atas seluruh biaya tunai (pendapatan tunai) dan pendapatan atas biaya total (pendapatan total). Tingkat pendapatan dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut: – BT
I
= TP
I
= TP – (BT + BD)
tunai
total
tunai
Dimana: I
: Tingkat pendapatan bersih tunai usaha tahu (Rp)
I
: Tingkat pendapatan bersih total usaha tahu (Rp)
tunai
total
TP
tunai
: Total penerimaan atas nilai produk yang dijual (tahu, ampas tahu dan oncom) (Rp)
TP
:Total penerimaan atas nilai produk yang dijual (tahu, ampas tahu dan oncom) dan nilai produk yang dikonsumsi (tahu dan oncom) (Rp)
BT
: Biaya tunai usaha tahu (Rp)
BD
: Biaya diperhitungkan usaha tahu (Rp)
Pendapatan atas biaya tunai yaitu pendapatan yang menggunakan biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh pengrajin, sedangkan pendapatan atas biaya total dimana semua input milik keluarga juga diperhitungkan sebagai biaya. Pendapatan
dihitung sebagai penerimaan dikurangi dengan biaya yang
telah dikeluarkan, dimana hasil dalam pendap atan ini merupakan pendapatan rata-rata pengrajin tahu. Penerimaan total usaha tahu terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan
tunai adalah merupakan hasil
penjualan tahu, ampas tahu dan oncom, sedangkan
penerimaan
tidak
tunai
merupakan nilai produk yang dikonsumsi keluarga berupa tahu dan oncom. Biaya total terdiri dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari pengeluaran untuk kedelai, solar, kayu bakar, garam, chioko, kunyit, sepuhan, tepung asia, ragi oncom, plastik, upah tenaga kerja luar keluarga, transportasi, iuran pasar, sewa mesin, sewa bangunan, dan listrik. Biaya diperhitungkan terdiri dari upah tenaga kerja keluarga, penyusutan, dan
sewa
bangunan. Metode yang digunakan dalam perhitungan penyusutan adalah metode garis
lurus
dengan
bulannya. Besarnya
asumsi biaya penyusutan setiap alat adalah sama setiap penyusutan diperoleh
dengan
mengurangkan
harga
pembelian dengan harga yang tidak terpakai kemudian dibagi dengan lamanya pemakaian.
3.4.2 Analisis Penerimaan-Biaya (R/C) Pendapatan
yang
besar tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi
karena ada kemungkinan pendapatan yang besar itu diperoleh dari investasi yang berlebihan, oleh
karena
itu
analisis
pengukuran efisiensi. Efisiensi suatu
pendap atan
usaha
selalu disertai
atau kegiatan produksi
dengan terhadap
penggunaan satu unit input digambarkan oleh nilai rasio penerimaan dan biaya yang
merup akan
perbandingan
antara
penerimaan
kotor
yang
diterima
usahatani dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi. Analisis imbangan
antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya
merupakan suatu pengujian keuntungan suatu jenis usaha. Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C Ratio) didapat berdasarkan pembagian antara total penerimaan dengan total biaya. Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah apabila nilai R/C lebih besar dari satu maka usaha dikatakan untung, karena memberikan penerimaan yang lebih besar dari pengeluaran. Nilai R/C lebih kecil dari satu dikatakan rugi, karena penerimaan yang diterima lebih kecil dari jumlah pengeluaran. Nilai R/C sama dengan satu dikatakan impas yaitu kondisi dimana usaha memberikan jumlah penerimaan sama dengan jumlah pengeluaran. Semakin besar nilai R/C rasio, maka semakin menguntungkan usaha tersebut. Perhitungan R/C rasio adalah sebagai berikut:
R/Crasio atas biaya tunai =
=
R/Crasio atas biaya tota =
l
(
) (
)
Dimana: Y11 : Total produksi tahu dijual (Kg) Y12 : Total produksi tahu dikonsumsi (Kg) Y21 : Total produksi oncom dijual (potong) Y22 : Total produksi oncom dikonsumsi (Potong) Y11 : Total produksi ampas tahu dijual (Karung) Py : Harga (tahu (Rp/Kg), oncom (Rp/Potong), ampas Rp/Karung) BT : Biaya tunai (Rp) BD : Biaya diperhitungkan (Rp)
3.4.3 Analisis Titik Impas Analisis Impas (Breakeven analysis) adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan diantara biaya tetap, biaya variabel, volume penjualan dan laba. Analisis Impas (Breakeven analysis) adalah volume penjualan pada saat total biaya sama dengan total pendapatan, dan laba sama dengan nol (Weston dan Brigham, 1990)
Menurut Sitorus dan Limbong (1987), kegunaan dari analisis titik impas adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui volume penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita rugi tetapi belum memperoleh laba. b. Menentukan
volume
penjualan
yang harus dicapai untuk
memperoleh tingkat keuntungan tertentu. c. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi perusahaan yang sedang berjalan. d. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual. Perhitungan titik impas dalam rupiah dan dalam jumlah unit didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Titik impas dalam unit
=
Titik impas dalam rupiah
=
Dimana: P
: Price = Harga jual per satuan produk tahu (Rp/Kg)
TFC
: Total Fixed Cost = Total biaya tetap usaha tahu (Rp)
AVC : Biaya variabel rata-rata usaha tahu (Rp)
Total biaya tetap usaha terdiri dari pengeluaran untuk listrik, sewa bangunan, upah
tenaga kerja keluarga dan iuran pasar. Total biaya
pengeluaran upah
untuk
variabel terdiri dari
kedelai, solar, kayu bakar, garam, chioko, kunyit, sepuhan,
tenaga kerja luar keluarga, plastik, transportasi dan sewa mesin. Biaya
variabel rata-rata merupakan total biaya variabel dibagi dengan harga.
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Penyajian Data Kelurahan Suko Manunggal termasuk wilayah geografis Kota Surabaya yang merupakan bagian dari wilayah Surabaya Barat dengan ketinggian sekitar 2 meter diatas permukaan air laut. Wilayah Kelurahan Suko Manunggal secara geografis bersebelahan dengan Suko Manunggal di bagian utara, Sono Kwijenan di bagian selatan, Tanjung Sari di bagian barat, dan Simomulyo di bagian timur. Jarak dari pemerintah Kecamatan adalah 1,5 km, jarak dari ibukota Kabupaten adalah 5 km, jarak dari ibukota propinsi adalah 9 km. Kelurahan Suko Manunggal memiliki 1 Kampung, 3 RW dan 21 RT dengan luas wilayah 2,30 km. Kampung yang terdapat di Kelurahan Suko Manunggal adalah Kampung Donowati. Kelurahan Suko Manunggal memiliki ketinggian tanah 150 meter dari permukaan laut dengan curah hujan 50 mm/hm dan suhu 0
udara rata-rata 30 C.Kelurahan
Suko
Manungggal
terdiri dari 1.800 kepala
keluarga, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.832 orang dan penduduk perempuan sebanyak 4.834 orang. Skala produksi tahu di daerah penelitian Sebelum
kenaikan
harga kedelai, skala produksi rata-rata setiap responden
adalah sebesar 4.294 kg tahu per bulan, dengan skala produksi terbesar adalah
16.800 kg
kedelai per bulan dan terendah adalah 720 kg kedelai per bulan.
Responden yang memiliki skala produksi di atas rata-rata terdapat sebanyak 30 persen responden, sedangkan yang memiliki skala produksi di bawah rata-rata terdapat sebanyak 70 persen responden. 4.2 Analisis Data 4.2.1 Karakteristik Pengrajin Tahu 4.2.1.1 Jenis Kelamin Berdasarkan survey yang dilakukan pada 10 responden pengrajin tahu dapat diketahui bahwa sebagian besar pemilik usaha tahu di Kelurahan Suko Manunggal
adalah
laki-laki. Hal ini dapat terlihat bahwa jumlah responden
pengrajin tahu laki-laki sebanyak 9 orang sedangkan pengrajin tahu perempuan hanya berjumlah 1 orang. Hal ini dikarenakan laki-laki memiliki peranan yang kuat sebagai
kepala
keluarga dan bertanggung jawab
memberikan
nafkah kepada
keluarga sedangkan perempuan berperan sebagai seorang istri yang bertugas mengurus rumah tangga dan membantu suami dalam usahanya membuat tahu. Perbandingan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Jenis Kelamin di KelurahanSuko Manunggal Tahun 2012 Jenis kelamin Jumlah (orang) Laki-laki 9 Perempuan 1 Jumlah 10 Sumber: Data Primer Diolah
Persentase (%) 96.7 3.3 100.0
4.2.1.2 Umur Berdasarkan umurnya, responden pengrajin tahu dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok umur 20-29 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun dan 50-59 tahun jumlah dan presentasi dari masing-masing kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012 Kelompok Umur Jumlah Responden (Orang) (tahun) 20-29 5 30-39 4 40-49 1 50-59 Jumlah 10 Sumber: Data Primer Diolah
Persentase (Persen) 50.0 36.7 14.3 100.0
Dari tabel 7 terlihat bahwa jumlah responden pengrajin tahu terbesar berada pada kelompok umur 20-29 tahun, yaitu sebanyak 5 responden (50,0 persen). Kemudian diikuti oleh kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 4 responden (36,7 persen). Kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 1 responden dan 50-59 tahun tidak ada responden. Penyebaran responden yang hampir merata di setiap kelompok umur menunjukkan bahwa usaha tahu merupakan usaha yang digeluti oleh sebagian besar masyarakat Kelurahan Suko Manunggal
4.2.1.3 Tingkat Pendidikan Secara umum tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para pegarajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal adalah rata-rata lulusan SLTP berjumlah 8 orang (63,4 persen) SLTA 1 orang (23,3 persen) dan yang lulus SD 1 orang (23,3 persen).
Tingkat pendidikan yang masih rendah dikarenakan dalam usaha membuat tahu tidak diperlukan pendidikan yang tinggi tetapi cukup keterampilan
membuat
tahu yang diwariskan dari generasi sebelumnya, sehingga para orang tua tidak mementingkan pendidikan formal, disamping juga biaya pendidikan yang tidak murah. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012 Tingkat Pendidikan Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD Jumlah Sumber: Data Primer Diolah
Jumlah (Orang) 1 8 1 10
Persentase (%) 23.3 63,4 23.3 100.0
4.2.1.4 Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga memilik i hubungan yang sangat signifikan dalam menjalankan usaha tahu. Semakin banyak anggota keluarga yang dimiliki maka
akan
semakin
keluarga, mengingat
besar industry
pengeluaran
untuk memenuhi kebutuhan hidup
tahu di Kelurahan Suko Manunggal merupakan
industri skala kecil dan rumah tangga yang kebanyakan para pengrajin menggantungkan hidup sepenuhnya dari usaha tahu yang digelutinya dan tidak memiliki penghasilan tambahan. Jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh para pengrajin
tahu
juga
cukup beragam berkisar antara 3 orang sampai 6 orang.
Anggota keluarga terdiri dari istri, anak, orang tua dan saudara yang menjadi tanggungan keluarga dan bertempat tinggal pada rumah yang sama. Dari
tabel
terlihat
bahwa 9 responden (30 persen) memiliki anggota
keluarga sebanyak 5 orang, 7 responden (23,3 persen) memiliki anggota keluarga 4 orang,
6
responden memiliki anggota keluarga sebanyak 3 orang (20 persen).
Jumlah anggota keluarga sebanyak 6 orang hanya dimiliki oleh 5 responden (16,7 persen). Sebaran responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat ilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012 Jumlah Anggota keluarga (Orang) 2 3 4 5 6 Jumlah Sumber: Data Primer Diolah
Jumlah Responden (Orang) 3 6 7 9 5 30
Persentase (%) 10.0 20.0 23.3 30.0 16.7 100.0
4.2.1.5 Lama Usaha Lama
usaha
setiap
responden
dalam
menjalani
usahanya
sangat
beragam. Responden yang telah menjalani usaha tahu antara 1 tahun sampai 5 tahun adalah sebanyak 3 orang (10 persen). Kelompok ini merupakan responden yang beralih dari profesi lain diantaranya penjual ikan dan tukang listrik dan baru menekuni usaha tahu karena melihat potensi pasar yang cukup baik dan tidak
memerlukan keahlian tinggi. Responden yang telah menjalani usaha tahu antara 6 tahun sampai 10 tahun adalah sebanyak 4 orang (13,3 persen) dan responden yang telah menjalani usaha tahu lebih dari 15 tahun adalah sebanyak 23 orang (76,7 persen). Sebagian besar responden telah menjalani usahanya lebih dari 15 tahun
karena
Kelurahan
Suko Manunggal
merupakan sentra usaha tahu di
Surabaya yang menjalani usahanya karena turun menurun .Sebaran responden tahu berdasarkan lama usaha dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Lama Usaha di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012 Lama Usaha (Tahun) Jumlah (Orang) 1-5 3 6-10 4 >15 23 Jumlah 30 Sumber: Data Primer Diolah
Persentase (%) 10.0 13.3 76.7 100.0
4.2.1.6 Alasan Memilih Usaha Alasan memilih usaha tahu sebagai sumber penghasilan keluarga bagi sebagian besar pengrajin tahu yaitu 25 responden (83,3 persen) di Kelurahan Suko Manunggal adalah karena usaha tahu merupakan usaha turun menurun yang telah dijalankan dari generasi sebelumnya. Selebihnya alasan responden memilih usaha tahu adalah karena modal yang digunakan relatif kecil (3,3 persen), banyak permintaan pasar (6,7 persen) dan tidak memerlukan keahlian yang tingi dalam
menjalankan usaha tahu (6,7 persen). Sebaran
responden
berdasarkan alasan
memilih usaha secara rinci dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Alasan Memilih Usaha di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012 Alasan Memilih Usaha Jumlah (Orang) Turun Temurun 25 Modal Kecil 1 Banyak Permintaan 2 Tidak Memerlukan Keahlian 2 Tinggi Jumlah 30 Sumber: Data Primer Diolah
Presentase (%) 83.3 3.3 6.7 6.7 100.0
4.2.2 Skala Produksi Sebelum
kenaikan
harga kedelai, skala produksi rata-rata setiap responden
adalah sebesar 4.294 kg tahu per bulan, dengan skala produksi terbesar adalah 16.800 kg
kedelai per bulan dan terendah adalah 720 kg kedelai per bulan.
Responden yang memiliki skala produksi di atas rata-rata terdapat sebanyak 30 persen responden, sedangkan yang memiliki skala produksi di bawah rata-rata terdapat sebanyak 70 persen responden. Setelah kenaikan harga kedelai, skala produksi rata-rata setiap responden menurun 32,99 persen menjadi 2.877,2 kg tahu per bulan dengan skala produksi terbesar 10.080 kg tahu dan skala produksi terkecil 480 kg per bulan. Responden yang memiliki skala produksi di atas rata-rata terdapat sebanyak 36,67 persen responden, sedangkan yang memiliki skala produksi di bawah rata-rata terdapat sebanyak 63,33 persen responden.
Kenaikan
harga
kedelai
menyebabkan
sebagian
besar responden (73,33
persen) mengalami penurunan skala produksi. Sebanyak 20 persen responden mengatakan tidak terlalu terpengaruh dengan adanya kenaikan harga kedelai karena dapat disiasati dengan memperkecil ukuran tahu sehingga mereka dapat memproduksi tahu dengan skala produksi tahu yang sama seperti sebelum terjadi kenaikan harga. Di sisi lain, 6,67 responden mengalami kenaikan skala produksi setelah kenaikan harga kedelai.
4.2.3 Siklus Produksi Tahu Siklus produksi pengrajin tahu dalam satu bulan cukup bervariasi.Sebagian besar
responden
memproduksi
tahu
setiap hari tanpa libur.Jika satu minggu
terdapat 7 hari maka satu bulan terdapat 28 hari. Sebelum terjadi kenaikan harga kedelai pada bulan Januari tahun 2008, responden yang memproduksi tahu setiap
hari
dalam
satu
bulan
terdapat 26 orang (86,6 persen) dan sisanya
responden yang mengambil waktu istirahat untuk tidak memproduksi tahu satu hari dalam satu minggu ada 4 orang (13,3 persen). Responden yang memproduksi tahu setiap hari melihat karena permintaan tahu selalu ada setiap hari dan jika tidak memproduksi tahu satu hari saja maka akan mengurangi pendapatan mereka. Sedangkan bagi responden yang mengambil satu hari libur setiap minggu, mereka
menginginkan setiap hari Jumat mereka dapat sholat Jumat di
mesjid dekat rumah , selain itu juga
untuk istirahat agar kesehatan dapat
terjaga. Setelah
terjadi
kenaikan
harga
kedelai, silkus
produksi beberapa
responden terdapat perubahan. Meningkatnya biaya produksi ditambah dengan menurunnya daya beli masyarakat akan tahu menyebabkan sebagian besar responden mengurangi produksinya. Responden
yang
mengurangi
hari
produksinya satu hari setiap
minggu karena tingkat penjualan yang menurun menurun menjadi sebanyak 10 persen, responden dengan siklus produksi 28 har i menurun menjadi sebanyak 83,3 persen, mereka menurun
mencoba untuk tetap bertahan meskipun penjualan tahu
dibandingkan
sebelum terjadi kenaikan harga kedelai, sedangkan
responden yang terpaksa memproduksi tahu setiap dua hari sekali terdapat 6,6 persen
karena modal
membuat
tahu
mereka yang
berasal
terbatas
untuk
membeli
bahan
baku
dari hasil penjualan tahu hari sebelumnya. Sebaran
responden berdasarkan siklus produksi sebelum dan sesudah kenaikan harga kedelai bulan Januari dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Siklus Produksi Siklus Produksi (Hari) 16 24 28 Jumlah Sumber: Data Primer Diolah
Sebelum Orang 0 4 26 30
% 0.0 13.3 86.0 100.0
Sesudah Orang % 2 6.6 3 10.0 25 83.3 30 100.0
4.2.4 Pengadaan Bahan Baku Bahan
baku
yang digunakan
pengrajin
untuk memproduksi tahu adalah
kedelai, solar, kayu bakar, garam chioko, kunyit, sepuhan, air dan air biang, sedangkan
untuk
pengrajin
yang juga memproduksi oncom menggunakan
tambahan tepung asia dan ragi. Bahan baku kedelai yang digunakan oleh para pengrajin adalah kedelai impor karena hanya kedelai impor yang tersedia. Sebelum
kenaikan
harga
kedelai,
para pengrajin biasa melakukan
pembelian kedelai seminggu sekali sekalian untuk stok, namun setelah terjadi kenaikan harga kedelai, sebagian besar responden melakukan pembelian kedelai menjadi dua atau setiap hari setelah mendapatkan uang dari hasil penjualan. Sebelum kenaikan harga kedelai, pengrajin biasa membeli kedelai dalam hitungan
karung (kwintal), namun
setelah
kenaikan harga kedelai pengrajin
membeli kedelai secara eceran. Para pengrajin mendapatkan kayu bakar dengan membelinya di agenagen kayu yang tersebar di beberapa tempat di Kelurahan Suko Manunggal, sedangkan
untuk
solar
para
pengrajin
biasa
membeli di warung yang
menyediakan solar. Bahan baku lain seperti sepuhan, garam, chioko, tepung asia dan ragi para pengrajin biasa membelinya di warung-warung terdekat juga di Pasar Parung dengan membayar langung pada saat pembelian. Sedangkan untuk
kunyit, para pengrajin biasa membeli kunyit yang sudah digiling yang diperoleh dari para penjual menjajakan kunitnya ke rumah-rumah pengrajin.
4.2.5 Proses Produksi Tahu Industri
tahu di Kelurahan Suko Manunggal
tergolong sebagai industri
rumah tangga dengan proses produksi yang masih sangat sederhana, sehingga peralatan yang digunakan juga masih sedikit dan tradisional. Peralatan yang digunakan antara lain mesin penggiling kedelai, drum, jambrong, tahang, tampir, papan, saringan, bujur, irig, gayung, centong dan ember. Proses produksi tahu di Kelurahan Suko Manunggal meliputi perendaman kedelai, penggilingan, pemasakan, penyaringan, penggumpalan, penyaringan, pencetakan dan pematangan tahu. Rata-rata pengrajin membutuhkan waktu sekitar 10,7 jam
untuk mengolah 50 kg kedelai menjadi tahu setiap harinya.
Pengrajin memulai produksi pada pagi hari sekitar pukul 06.00 sampai pukul 16.00, mulai dari menggiling kedelai sampai merebus tahu yang sudah jadi. Langkah awal yang dilakukan para pengrajin untuk membuat tahu adalah dengan
melakukan perendaman kedelai selama kurang lebih 8 jam di
dalam ember. Perendaman biasanya dilakukan pada saat malam
hari sehingga
siap untuk digiling pada pagi harinya. Kedelai yang telah direndam kemudian digiling dengan menggunakan mesin penggiling kedelai yang
berbahan bakar solar. Dalam hal ini, responden yang
memiliki mesin penggiling kedelai terdapat sebanyak 13 orang (43,3 persen) dan
sisanya sebanyak 17 orang (56,6 persen) tidak memiliki mesin sendiri sehingga untuk menggiling kedelainya mereka menyewa mesin dengan membayar sewa. Biaya sewa penggilingan untuk setiap 30 kg kedelai adalah sekitar Rp 8.000,00. Tabel 13. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Kepemilikan Mesin Giling Kedelai di Kelurahan Suko Manunggal Tahun 2012 Kepemilikan Mesin Giling Memiliki Tidak Memiliki Jumlah Sumber: Data Primer Diolah
Jumlah (Orang) 13 17 30
Persentase (%) 43.3 56.6 100.0
Kedelai yang telah digiling kemudian dimasukkan ke dalam drum untuk dimasak. Bahan bakar yang digunakan oleh para responden untuk memasak bubur kedelai adalah kayu bakar.Waktu yang digunakan kayu bakar untuk memasak bubur kedelai memang lebih lama dibandingkan dengan penggunaan minyak tanah namun
responden tetap memilih kayu bakar untuk memasak
kedelai karena harganya yang lebih terjangkau. Sejak kenaikan harga BBM tahun 2005 sebagian besar pengrajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal beralih tidak lagi menggunakan minyak tanah dan menggunakan kayu bakar. Bubur
kedelai
yang
telah
dimasak
disaring
dengan menggunakan
jambrong yang dialasi dengan saringan dan ditampung ke dalam tahang.Sari kedelai kemudian digumpalkan dengan menggunakan koagulen. Koagulen yang biasa digunakan adalah air biang yang berasal dari pembuatan tahu sebelumnya dan chioko.Penggunaan koagulen dari setiap responden berbeda-beda.Responden yang menggunakan air
biang murni untuk menggumpalkan bubur kedelai
terdapat 18 responden (60 persen).Penggunaan air biang murni dipilih karena menurut sebagian
responden tahu yang dihasilkan lebih awet dan tahu dapat
tahan sampai tiga hari. Responden yang menggunakan chioko sebagai campuran air biang untuk menggumpalkan bubur kedelai terdapat 12 responden (40 persen). Penggunaan chioko oleh responden karena dapat menghasilkan
tahu yang lebih
banyak. Tabel 14. Sebaran Responden Pengrajin Tahu Berdasarkan Penggunaaan Koagulen di Kelurahan Suko ManunggalTahun 2012 Penggunaan Koagulen
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Air biang murni
18
60.0
Campuran air biang chioko
12
40.0
30
100.0
Jumlah Sumber: Data Primer Diolah
Para pengrajin biasa melakukan proses produksi secara kontinu dan menambah atau mengurangi produksi jika terja di perubahan pesanan tetap. Tenaga kerja
yang digunakan oleh para responden meliputi tenaga kerja
keluarga dan tenaga kerja luar keluarga.Responden yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga ada sebanyak 12 responden (40 persen), sedangkan responden yang hanya menggunakan tenaga kerja keluarga terdapat sebanyak 18 responden (60 persen.Responden yang tidak menggunakan tenaga kerja luar keluarga karena pekerjaan masih
bisa ditangani oleh keluarga. Kenaikan harga kedelai tidak
terlalu memberikan dampak yang signifikan terhadap penggunaan tenaga kerja,
hanya satu responden yang memutuskan untuk tidak mempekerjakan kembali tenaga
kerja
sedangkan merasa
luar
keluarga
karena menurunnya produksi juga pendapatan
responden yang lain tetap mempertahankan para pekerjanya karena
kasihan
tidak
ada
pekerjaan
yang
lain
walaupun dengan resiko
pendapatan yang diperoleh lebih sedikit. Tenaga kerja yang digunakan tidak memiliki kualifikasi tertentu, karena membuat tahu
tidak terlalu sulit, yang dibutuhkan hanya tenaga, kejujuran dan
kerajinan. Sistem
upah yang diterapkan responden merupakan sistem upah
tenaga kerja harian lepas dimana para pekerja diberikan upah setelah bekerja setiap sore hari rata-rata Rp. 45.000,00 per hari.
Upah
tenaga
kerja dalam
kelurga tidak dibayarkan secara tunai, namun dihitung dalam biaya diperhitungkan. Pada saat
penelitian,
perubahan
dalam
responden
penetapan
kenaikan harga kedelai.
upah
belum dan
memutuskan masih
untuk
mengadakan
tetap seperti sebelum terjadi
Proses produksi tahu di Kelurahan Suko Manunggal secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 2. Kedelai Pembersihan Perendaman Penggilingan Pemasakan Penyaringan
Ampas
Sari Kedelai
Ragi +
Chioko
Tep Asia
Air Biang Oncom
Penggumpalan Penyaringan
Air Tahu
Bubur Tahu
Pembungkusan dan Pengepresan Kunyit/Sepuhan+ Garam Pemasakan Gambar 2. Diagram Alir Proses Produksi Tahu di Kelurahan Suko Manunggal
Selama
pengamatan di lapang, proses produksi tahu di Kelurahan Suko
Manunggal masih kurang memperhatikan aspek kebersihan . Hal ini dapat terlihat dari tempat produksi yang kotor, peralatan seperti jambrong, tahang, dan drum yang jarang dicuci, pengolahan tahu dengan tangan terbuka, juga peralatan yang dibiarkan terbuka setiap saat. Kualitas tahu dari segi bentuk, ukuran dan tekstur yang dihasilkan masih belum seragam dan masih perlu untuk ditingkatkan kualitasnya. 4.2.6 Saluran Pemasaran Berdasarkan hasil survei, pengrajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal melakukan pemasarannya dengan tiga cara, yaitu dijual keliling kampung (3,33 persen), dititipkan ke warung-warung (3,33 persen), dan dijual ke pasar (93,33 persen). Konsumen
yang terbatas di daerah sekitar kampung menyebabkan
responden yang memasarkan tahunya ke warung-warung memiliki presentasi yang kecil dan pengrajin menggunakan motor pribadi sebagai alat transportasi. Sistem penjualan tahu yang dititip ke warung menggunakan sistem konsinyasi, dengan
menitipkan
sejumlah
tahu
ke
warung
kemudian
mendapatkan
penerimaan setelah tahu terjual dan pengrajin menanggung resiko jika tahu tidak habis
terjual.Responden yang menjual tahu langsung ke konsumen dengan
berkeliling kampung menerima hasil penjualan setelah konsumen membeli tahu. Pasar yang menjadi tempat pemasaran tahu berada di sekitar Surabaya dan Sidoarjo. Daerah pemasaran yang berada di Surabyaa yaitu Pasar Pucang, Pasar Mangga dua surabaya, Pasar Pucang, Pasar DST dan pasar Sidoarjo. Para
pengrajin
tahu menggunakan mobil secara berkelompok sesuai pasar yang
dituju dengan menggunakan mobil khusus pengangkut tahu.Biaya transportasi untuk setiap pasar berbeda-beda.Semakin jauh tempat pemasaran maka biaya transportasinya semakin besar. Biaya transportasi dihitung berdasarkan berapa banyak tahu yang diangkut dan hitungannya berdasarkan jumlah ember yang digunakan. Biaya angkut tahu per ember adalah sekitar Rp 4.000,00. Untuk daerah sekitar Surabaya, sedangkan untuk daerah Sidoarjo sekitar Rp5.000,00 Proses penjualan antara pukul 05.00 hingga pukul 11.00. Harga jual tahu untuk di daerah Sidoarjo lebih tinggi (Rp 2.000,00) dari pada harga jual tahu di daerah Surabaya (Rp 1.500,00) untuk
tahu
masyarakat di kota Sidoarjo
dengan
ukuran yang sama. Hal ini dikarenakan
memiliki
tingkat daya beli yang lebih tinggi
dibandingkan masyarakat di kota Surabaya. Secara ringkas pola pemasaran tahu di Kelurahan Suko Manunggal dapat dilihat pada Gambar 3
Warung-warung Pengrajin Tahu Konsumen Akhir Pasar Tradisional
Penjual sayur keliling
Gambar 3. Saluran Pemasaran Tahu di Kelurahan Suko Manunggal
4.3 Analisis Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tahu Analisis pendapatan usaha memberikan gambaran produktif tidaknya suatu usaha. Pendapatan usaha tahu adalah selisih antara penerimaan usaha dengan biaya usaha yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu. Analisis dilakukan dampak
untuk jangka waktu satu bulan dengan tujuan untuk mengetahui kenaikan
pendapatan
harga
kedelai
pada bulan Januari tahun 2012 terhadap
usaha pengrajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal. Hari efektif
dalam satu bulan adalah 28 hari dengan asumsi satu minggu terdapat 7 hari kerja dan satu bulan terdapat 4 minggu. Kenaikan harga kedelai yang mencapai hingga 120,58 persen berdampak pada kondisi usaha tahu pada umumnya dan pengrajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal pada Dampak
khususnya
tersebut
baik
antara lain
secara
pada
langsung
volume
penggunaan faktor input, biaya usaha, penerimaan
maupun tidak langsung.
produksi, harga faktor input, pengrajin, dan pendapatan
usaha pengrajin tahu. Usaha tahu di Kelurahan Suko Manunggal menghasilkan produk utama tahu dan tempe sehingga
sedangkan produksi sampingan berupa oncom dan ampas tahu
kenaikan harga kedelai selain berdampak pada volume produksi tahu
juga berdampak pada volume produksi oncom dan ampas tahu. Sebelum kenaikan harga kedelai, rata-rata tahu yang diproduksi selama satu bulan adalah 4.294 kg dengan harga Rp. 2.877,20 per kg, sedangkan pada
kondisi setelah kenaikan harga kedelai rata-rata produksi tahu selama sebulan adalah 2.798,61 kg dengan harga Rp. 4.173,81 per kg. Kenaikan harga kedelai pada bulan Januari tahun 2008 menyebabkan total produksi tahu di Kelurahan Suko Manunggal turun sebesar 32,99 persen sedangkan harga tahu per kg naik sebesar 49,14 persen. Sebagian
besar pengrajin tahu (76,7 persen) memutuskan
untuk meningkatkan harga jual tahu untuk menutupi biaya produksi selebihnya 23,3 persen pengrajin tahu memutuskan untuk tetap mempertahankan harga jual tahu
dengan
memperkecil
ukuran
tahu dengan
tujuan
mempertahankan
pelanggan. Sebelum kenaikan harga kedelai, rata-rata oncom yang diproduksi oleh pengrajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal adalah 2.923,47 potong dengan harga Rp. 183,46 per potong. Setelah yang
diproduksi
Kenaikan
adalah
harga kedelai
1.662,67
kenaikan harga kedelai jumlah oncom potong
menyebabkan
dengan harga Rp 235,62 per kg. jumlah produksi oncom menurun
sebesar 43,13 persen, sedangkan harga jual oncom mengalami kenaikan sebesar 28,43 persen. Satu potong oncom sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai memiliki ukuran yang tetap yaitu sekitar 10 cm x 10 cm. Pengrajin tahu yang mengolah ampas tahunya menjadi
oncom
harga jual oncom untuk membantu
memutuskan untuk meningkatkan
menambah pendapatan
samping juga harga tepung asia yang mengalami persen.
pengrajin, di
peningkatan sebesar 13,95
Sebelum
kenaikan
harga kedelai ampas tahu yang dihasilkan adalah
sebanyak 40,99 karung selama satu bulan dan setelah kenaikan harga kedelai ampas
tahu yang dihasilkan
menjadi 27,42 karung. Penurunan penurunan penggunaan dan
mengalami penurunan sebesar 33,11 persen produksi ampas
tahu diakibatkan
karena
kedelai oleh para pengrajin. Harga ampas tahu sebelum
setelah kenaikan harga kedelai tidak mengalami perubahan yaitu Rp
5.000,00 per karung. Dampak kenaikan
harga kedelai
terhadap jumlah dan
harga output secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 15 Tabel 15. Jumlah Output dan Harga Output Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Kedelai Uraian
Sebelum Kenaikan Setelah Kenaikan Harga Kedelai Harga Kedelai
Tahu Jumlah (Kg) 4.294,00 Harga (Rp/Kg) 2.798,61 Oncom Jumlah(Potong) 2.923,47 Harga(Rp/ Potong 183,46 Ampas Tahu Jumlah ( Karung ) 40,99 Harga 5.000 (Rp/Karung) Sumber: Data Primer Diolah Perubahan
pada
jumlah
output
Perubahan %
2.877,20 4.173,81
-32,99 49,14
1.662,67 235,62
-43,13 28,43
27,42 5.000
-33,11 0,00
produksi
secara
tidak
langsung
disebabkan oleh perubahan penggunaan faktor input, diantaranya penggunaan kedelai, solar, kayu bakar, garam, chioko, kunyit, sepuhan, tepung asia, ragi oncom dan penggunaan tenaga kerja. Penggunaan
kedelai pada kondisi sebelum
kenaikan harga adalah sebesar 1.431,33 kg. Setelah terja di kenaikan harga,
penggunaan input kedelai menurun sebesar 32,99 persen menjadi 959,07 kg. Penurunan penggunaan input kedelai terjadi karena kenaikan harga yang tinggi menyebabkan para pengrajin tidak mampu membeli kedelai akibat terbatasnya modal. Penggunaan solar untuk bahan bakar mesin
penggiling kedelai juga
mengalami penurunan. Sebelum terjadi kenaikan harga kedelai penggunaan solar adalah sebesar 20,53 liter dan setelah kenaikan harga kedelai penggunaan solar menurun sebesar 34,09 persen menjadi 13,53 liter. Penurunan jumlah penggunaan solar
disebabkan
karena
penggunaan
kedelai
yang
menurun,
sedangkan
besarnya solar yang digunakan tergantung dari jumlah kedelai yang akan digiling. Kenaikan
harga kedelai juga mengakibatkan penurunan penggunaan kayu
bakar. Pada kondisi sebelum kenaikan harga kedelai penggunaan kayu bakar sebesar 1.134,40 ikat dan setelah
kenaikan harga kedela i penggunaan
kayu bakar menurun
sebesar 36,06 persen menjadi 725,33 ikat selama satu bulan.
Penggunaan pembuatan
chioko,
garam
tahu juga mengalami
dan
kunyit sebagai
bahan pembantu
penurunan akibat menurunnya input kedelai
yang digunakan. Masing-masing mengalami penurunan sebesar 32,78 persen untuk garam, 42 persen untuk chioko dan 35,44 persen untuk kunyit. Penggunaan sepuhan
mengalami
peningkatan
setelah terjadi kenaikan harga kedelai yaitu
sebesar 19,91 persen. Hal ini disebabkan satu responden dari dua responden yang menggunakan sepuhan
sebagai pewarna kuning untuk tahu yang dibuatnya
setelah kenaikan harga kedelai mengalami peningkatan produksi.
Penggunaan mengalami
tenaga
kerja
penurunan. Penurunan
khususnya ini
tenaga
disebabkan
kerja luar keluarga beberapa
responden
memutuskan untuk menguragi jumlah pemakaian tenaga kerjanya dengan tujuan mengurangi biaya produksi. Penggunaan
tepung asia dan ragi sebagai bahan
pembuat oncom juga mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena ampas tahu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan oncom juga mengalami penurunan. Tepung asia penggunaannya
turun
sebasar 37,85 persen
turun sebesar 32,44 persen. Dampak
sedangkan
kenaikan
ragi
harga kdelai
terhadap penggunaan faktor input secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Dampak kenaikan Harga Kedelai terhadap Penggunaan Faktor Input Penggunaan Input
Sebelum Kenaikan Setelah Kenaikan Perubahan % Harga Kedelai Harga Kedelai
Tahu Kedelai 1,431,33 Solar 20,53 Kayu Bakar 1.134,40 Garam 89,46 Chioko 11,50 Kunyit 25,90 Sepuhan 4,67 Tenaga Kerja 296,07 Oncom Tepung Asia 14,16 Ragi Oncom 3,36 Sumber: Data Primer Diolah
959,07 13,53 725,33 60,13 6,67 16,72 5,60 223,67
-32,99 -34,09 -36,06 -32,78 -42,00 -35,44 19,91 -24,45
8,80 2,27
-37,85 -32,44
Kedelai merupakan bahan baku utama pembuatan tahu dan memegang persentase
terbesar
dalam biaya produksi sehingga terjadinya kenaikan harga
kedelai yang sangat tinggi (92,94 persen) menyebabkan para pengrajin tahu mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya.
Kenaikan harga tahu menyebabkan daya beli masyarakat akan tahu juga mengalami
penurunan
Permintaan jumlah
sehingga
permintaan
akan
tahu
juga
menurun.
tahu yang menurun menyebabkan para pengrajin tahu mengurangi
produksi
sebesar
menyebabkan penerimaan
32,44
persen.
Pengurangan jumlah produksi
tunai pengrajin tahu secara rata-rata mengalami
penurunan sebesar 14,32 persen, namun penerimaan tidak tunai pengrajin tahu mengalam i peningkatan sebesar 21,76 persen. Peningkatan penerimaan \tidak tunai namun
ini disebabkan karena jumlah tahu yang dikonsumsi oleh keluarga tetap harga jual tahu mengalami kenaikan 49,14 persen. Total penerimaan
pengrajin tahu mengalami penurunan sebesar 14,25 persen setelah kenaikan harga kedelai. Penurunan
penerimaan
tunai
menyebabkan
pendapatan
tunai para
pengrajin juga mengalami penurunan sebesar 36,11 persen. Pada kondisi sebelum kenaikan harga kedelai pendapatan tunai pengrajin mencapai Rp. 4.629.337,16 setiap bulannya namun setelah terjadi kenaikan harga kedelai pendapatan tunai pengrajin hanya mencapai Rp. 3.401.252,00. Pendapatan sebesar
bersih setelah kenaikan
47,12
persen.
Pendapatan
harga kedelai mengalami penurunan bersih
merupakan selisih antara total
penerimaan dengan total biaya sehingga pada saat total penerimaan pengrajin mengalami
penurunan
penurunan
total
biaya
mengalami penurunan
(14,25 persen),
penurunan
usaha (8,47 persen)
maka
yang
lebih
besar
dari
pendapatan bersih akan
Tabel 17. Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tahu Uraian Penerimaan Tahu Tahu Oncom Ampas Tahu Total Penerimaan Tahu Penerimaan Tidak Tunai Tahu Oncom Total Penerimaan Tidak Tunai Total Penerimaan Biaya Tunai Kedelai Solar Kayu Bakar Garam Chioko Kunyit Sepuhan Plastik TKLK Listrik Tepung Oncom Ragi Oncom Transportasi Iuran Pasar Sewa Mesin Sewa Bangunan Total Biaya Tunai Biaya Diperhitungkan TKK Sewa Bangunan Penyusutan Total Biaya Diperhitungkan Total Biaya Pendapatan Tunai Pendapatan Bersih
Sumber: Data Primer Diolah
Sebelum Jumlah (Rp / bulan)
Setelah Jumlah (RP/Bulan)
Perubahan %
13.492.766,67 534.960,00 204.932,53 14.232.639,20
11.676.266,67 380.560,00 137.119,20 12.193.945,87
-13,46 -28,86 -33,09 -14,32
29.400,00 1.406,67 30.806,67 14.263.445,87
35.736,67 1.773,33 37.510,00 12.231.455,87
21,55 26,07 21,76 -14,25
5.286.600,00 100.286,67 1.134.400,00 101.910,00 22.997,33 73.176,67 3.266,67 531.457,60 473.466,67 69.516,67 42.983,60 60.170,00 1.453.604,43 99.465,73 126.666,67 23.333,33 9.603.302,04
6.108.866,67 66.220,00 771.066,67 65.333,33 13.533,33 50.366,67 4.200,00 324.893,33 434.800,00 67.466,67 24.440,00 33.174,67 621.666,67 99.599,20 83.733,33 23.333,33 8.792.693,87
13,46 -51,44 -47,12 -55,98 -69,93 -45,29 22,22 -63,58 -8,89 -3,04 -75,87 -81,37 -133,82 0,13 -15,27 0,00 -9,22
603.533,33 180.000,00 86.049,30 869.582,63 10.472.864,67
596.200,00 180.000,00 86.049,30 862.249,30 9.654.943,17
-1,23 0,00 0,00 -0,85 -8,47
4.629.337,16 3.790.561,20
3.401.252,00 2.576.512,70
-36,11 -47,12
4.4 Analisis
Dampak
Kenaikan
Harga Kedelai terhadap Biaya Usaha
Pengrajin Tahu Analisis
biaya
sangat diperlukan oleh setiap kegiatan usaha untuk
mengetahui besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk membuat suatu produk. Begitu pula dengan usaha tahu di Kelurahan Suko Manunggal.Pengrajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal melakukan kegiatan usaha dari mulai produksi
sampai
kepada
pemasaran
sehingga biaya usaha terdiri dari biaya
produksi dan biaya pemasaran. Biaya usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan
secara
tunai yang terdiri dari biaya untuk pembelian bahan baku
kedelai, bahan bakar, garam, chioko, kunyit, sepuhan, plastik, tepung asia, ragi oncom, plastik, upah tenaga kerja luar keluarga, biaya transportasi, iuran pasar, sewa mesin dan sewa bangunan. Biaya diperhitungkan
merupakan biaya yang
dikeluarkan secara tidak tunai yang terdiri dari upah tenaga kerja keluarga, sewa bangunan, dan biaya penyusutan. Biaya produksi tahu tergantung dari penggunaan input dan harga faktor input
yang berlaku. Tabel 23 menunjukkan perkembangan harga faktor input
sebelum kenaikan harga kedelai dan setelah kenaikan harga kedelai pada bulan Januari tahun 2008. Harga kedelai naik sebesar 92,94 persen dari Rp. 3.693,48 per kg sampai mencapai Rp. 7.125,33 per kg. Hasil survei menunjukkan bahwa kenaikan harga kedelai tidak terlalu mempengaruhi harga faktor input tahu yang lain. Harga solar naik 0,18 persen, harga kayu bakar naik 6,31 persen, garam
naik 12,22 persen, harga kunyit naik 6,22 persen, harga sepuhan 7,14 persen dan harga tepung asia naik sebesar 13,95 persen. Harga chioko dan upah tenaga kerja tidak mengalami perubahan sedangkan harga ragi untuk oncom mengalami penurunan sebesar 1,24 persen. Tabel 18. Perkembangan Harga Faktor Input Sebelum Kenaikan Harga Kedelai dan Setelah Kenaikan Harga Kedelai Faktor Input
Satuan
Tahu Kedelai Kg Solar Liter Kayu Bakar Ikat Garam Kg Chioko Kg Kunyit Kg Sepuhan Bungkus Tenaga Kerja HKP Oncom Tepung Asia Kg Ragi Oncom Kg Sumber: Data Primer Diolah
Sebelum
Harga (Rp) Setelah
Perubahan (%)
3.693,48 4.000,09 1.000,00 1.500,00 2.000,00 3.000,00 1.000,00 20.000,00
7.126,33 4.893,10 2.000,00 2.000,00 2.500,00 4.500,05 1.500,00 35.000,00
92,94 0,20 10,00 8,65 8,65 9,45 7,15 12,06
3.000,56 14.326,20
3.500.08 15.000,00
5,10 6,53
Komponen biaya terbesar pada usaha tahu adalah biaya untuk pembelian bahan baku kedelai. Pengeluaran untuk kedelai sebelum terjadi kenaikan harga pada
bulan
Januari 2008 adalah
sebesar 50.48 persen
sebesar 63.27 persen
setelah
dari biaya total dan
meningkat
menja di
terjadi
kenaikan
harga.
Kenaikan
persentase biaya pembelian kedelai terhadap biaya total setelah
terjadi kenaikan harga disebabkan kenaikan harga kedelai (92,94 persen) jauh lebih besar daripada penurunan penggunaan kedelai (32,99 persen). Persentase biaya
terbesar
kedua
adalah
biaya
transportasi yaitu 13.88 persen sebelum
kenaikan harga kedelai dan setelah kenaikan harga kedelai besarnya biaya transportasi turun menjadi 6,44 persen. Penurunan persentase biaya transportasi atas
biaya
total
dikarenakan
menurunnya
volume
produksi tahu. Biaya
transportasi
merupakan biaya angkut tahu dari tempat produksi menuju lokasi
pemasaran
dan besarnya
biaya trasportasi tergantung dari jumlah tahu
diangkut. Komponen biaya terbesar ketiga adalah biaya untuk pembelian kayu bakar
yaitu
sebesar 10,83 persen dan setelah kenaikan harga kedelai biaya
untuk kayu bakar turun hingga hanya 7,99 persen. Biaya
pembelian
tepung
asia
dan
ragi
yang
digunakan untuk
memproduksi oncom juga menurun karena jumlah ampas tahu yang digunakan sebagai
bahan
menurunnya
baku
volume
pembuatan
oncom
juga
menurun
seiring
dengan
produksi tahu. Biaya untuk solar, garam, chioko, kunyit,
plastik juga menurun secara proporsional seiring dengan menurunnya volume produksi
tahu.
Biaya
untuk
pembelian
sepuhan
meningkat
karena
satu
responden dari dua responden yang menggunakan sepuhan sebagai pewarna kuning pada tahu volume produksi tahunya meningkat setelah kenaikan harga kedelai. Berdasarkan
hasil survei, pada kondisi sebelum kenaikan
harga
kedelai, total biaya yang harus dikeluarkan responden setiap bulannya rata-rata sebesar Rp. 10.472.884,67 dengan skala produksi rata-rata sebanyak 4.294 kg tahu. Setelah kenaikan harga kedelai total biaya setiap responden mengalami penurunan sebesar 8,47 persen menjadi Rp. 9.654.943,17. Penurunan rata-rata biaya
total
setelah
kenaikan
harga
kedelai dikarenakan penurunan volume
produksi (32,99 persen), penurunan yang lebih besar dari peningkatan biaya pengeluaran
untuk
dikeluarkan
pada
kedelai (13,46 persen). Total kondisi
sebelum
kenaikan
biaya harga
tunai
yang harus
kedelai adalah Rp.
9.603.302,04 dan setelah kenaikan harga kedelai total biaya tunai yang harus dikeluarkan mengalami penurunan sebesar 9,22 persen menjadi Rp. 8.792.693,87. Total biaya yang diperhitungkan pada kondisi sebelum kenaikan harga kedelai sebesar Rp. 869.582,63 dan setelah terjadi kenaikan harga kedelai
total biaya
yang diperhitungkan mengalami penurunan 0,85 persen menjadi Rp. 862.249,30. Penurunan yang tidak terlalu diperhitungkan
signifikan ini dikarenakan komponen biaya
diantaranya sewabangunan dan penyusutan peralatan merupakan
biaya tetap, selain itu juga upah tenaga kerja keluarga mengalami penurunan hanya sekitar 1,25 persen.
Tabel 19. Komponen Biaya Sebelum dan Sete1elah Kenaikan Harga Kedelai
Uraian
Sebelum Setelah Peruba Jumlah(RP/B % atas Jumlah (Rp/ % atas han (%) ulan) biaya Bulan biaya
Iaya Tunai Kedelai 5.286.600,00 Solar 100.286,67 Kayu Bakar 1.134.400,00 Garam 101.910,00 Chioko 22.997,33 Kunyit 73.176,67 Sepuhan 3.266,67 Plastik 531.457,60 TKLK 473.466,67 Listrik 69.516,67 Tepung Asia 42.983,60 Ragi Oncom 60.170,00 Transportasi 1.453.604,43 Iuran Pasar 99.465,73 Sewa Mesin 126.666,67 Sewa Bangunan 23.333,33 Total Biaya Tunai 9.603.302,04 Biaya Diperhitungkan TKK 603.533,33 Sewa Bangunan 180.000,00 Penyusutan 86.149,30 Total Biaya 869.582,63 Diperhitungkan Total Biaya 10.472.884,67 Sumber: Data Primer Diolah
50,48 0,96 10,83 0,97 0,22 0,70 0,03 5,07 4,52 0,66 0,41 0,57 13,88 0,95 1,21 0,22 91,70
6.108.866,67 66.220,00 771.066,00 65.333,33 13.533,33 50.366,67 4.200,00 324.893,33 434.800,00 67.466,67 24.440,00 33.174,67 621.666,67 99.599,20 83.733,33 23.333,33 8.792.693,87
63,27 0,69 7,99 0,68 0,14 0,52 0,04 3,37 4,50 0,70 0,25 0,34 6,44 1,03 0,87 0,24 91,07
13,46 -51,44 -47,12 -55,98 -69,93 -45,29 22,22 -63,58 -8,89 -3,04 -75,87 -81,37 -133,82 0,13 -51,27 0,00 -9,22
5,76 1,72 0,82 8,30
596.200,00 180.000,00 86.049,30 862.249,30
6,18 1,86 0,89 8,93
-1,23 0,00 0,00 -8,85
100,00
9.654.943,17
100,00
-8,47
4.5 Analisis Kelayakan Usaha Kenaikan harga kedelai yang mencapai 92,94 persen membuat kondisi pengrajin tahu merasa kesulitan. Tingginya harga kedelai, terbatasnya modal serta permintaan
akan tahu yang menurun membuat kondisi pengrajin tahu menjadi
kolaps. Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengetahui masih layak atau
tidaknya usaha tahu setelah kenaikan harga kedelai.Analisis kelayakan yang digunakan adalah analisis penerimaan -biaya dan analisis titik impas. 4.5.1 Analisis Penerimaan-Biaya (R/C) Analisis imbangan antara total penerimaan dengan total biaya merupakan suatu pengujian keuntungan jenis usaha. Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah apabila nilai R/C lebih besar dari satu maka usaha dikatakan untung dan layak untuk dijalankan karena besarnya penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Nilai R/C lebih kecil dari satu maka usaha dikatakan merugi dan tidak layak untuk dijalankan karena besarnya penerimaan lebih kecil dari pada
biaya yang dikeluarkan. Nilai R/C sama dengan nol maka usaha tahu
mengalami break even point atau titik impas usaha karena total penerimaan sama dengan
total
biaya yang dikeluarkan. Analisis rasio penerimaan-biaya dihitung
dalam dua bentuk yaitu R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. Nilai R/C atas biaya tunai mengalami penurunan sebesar 6,47 persen. Sebelum kenaikan harga kedelai nilai R/C atas biaya tunai adalah sebesar 1,48, artinya untuk Rp 1,00 biaya
tunai
yang
dikeluarkan mampu memberikan
penerimaan sebesar Rp 1,48. Setelah kenaikan harga kedelai nilai R/C atas biaya tunai menurun menjadi sebesar 1,39, artinya untuk Rp 1,00 biaya tunai yang dikeluarkan mampu memberikan penerimaan sebesar Rp 1,39. Penurunan nilai R/C atas biaya tunai disebabkan penurunan total penerimaan (14,25 persen) yang lebih besar dari penurunan biaya tunai (9,22 persen).
Nilai R/C atas biaya total juga mengalami penurunan yaitu sebesar 7,09 persen. Sebelum kenaikan harga kedelai nilai R/C atas biaya total adalah sebesar 1,36, artinya untuk setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan mampu memberikan Rp 1,36 penerimaan. Setelah kenaikan harga kedelai nilai R/C atas biaya total adalah sebesar 1,27, artinya untuk setiap Rp 1,00 biaya total yang dikeluarkan mampu memberikan Rp 1,27 penerimaan. Penurunan nilai R/C atas biaya total disebabkan disebabkan penurunan total penerimaan (14,25 persen) yang lebih besar dari penurunan biaya total (8,47 persen). Analisis rasio penerimaan-biaya dapat lebih jelas dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap R/C rasio Analisis Rasio Sebelum Kenaikan Setelah Kenaikan Perubahan Penerimaan-Barang Harga Kedelai Harga Kedelai (%) (R/C) R/C atas biaya tunai 1,48 1,39 -6,47 R/C atas biaya total 1,36 1,27 -7,09 Sumber: Data Primer Diolah 4.5.2 Analisis Titik Impas Titik impas adalah kondisi pada saat usaha tidak mengalami keuntungan maupun
tidak menderita kerugian.Analisis titik impas dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui volume penjualan minimum agar usaha tahu tidak menderita kerugian, menentukan volume penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu, sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi usaha yang sedang berjalan dan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan harga jual.
Titik impas ada dalam dua bentuk yaitu dalam rupiah dan jumlah unit produksi.Titik impas dalam rupiah adalah biaya tetap usaha dibagi dengan satu dikurangi biaya variabel per total penjualan, sedangkan titik impas dalam jumlah unit produksi adalah biaya tetap usaha dibagi dengan tingkat harga dikurangi biaya
variabel per unit.Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun
volume produksi diubah sampai jumlah dan jangka waktu tertentu.Biaya variabel adalah biaya yang mengalami perub ahan jika volume produksi berubah. Analisis titik impas dalam rupiah dan dalam jumlah unit produksi usaha tahu di Kelurahan Tandes dapat dilihat pada Tabel 21 Tabel 21. Dampak Kenaikan Harga Kedelai terhadap Titik Impas Usaha Analisis Titik Impas
Sebelum Kenaikan Harga Kedelai Kuantitas (Kg) 1.696,77 Penerimaan (Rp) 4.537.300,04 Sumber: Data Primer Diolah
Setelah Kenaikan Harga Kedelai 3.414,22 11.497.648,81
Perubahan (%) 50,30 60,54
Titik impas usaha dalam unit setelah kenaikan harga kedelai mengalami kenaikan sebesar 50,30 persen. Sebelum kenaikan harga kedelai para pengrajin tahu minimal harus memproduksi tahu sebanyak 1.696,77 kg setiap bulannya namun
setelah
terjadi
kenaikan
harga
kedelai
pengrajin
tahu
harus
memproduksi tahu sebanyak 3.414,22 kg setiap bulannya agar usahanya tidak merugi. Peningkatan
jumlah tahu yang harus diproduksi agar pengrajin tahu
tidak merugi adalah karena biaya variabel rata-rata untuk memproduksi satu kg
tahu mengalami peningkatan sehingga untuk menutupi biaya variabel ini para pengrajin harus memproduksi lebih banyak tahu. Titik impas mengalami
tahu dalam
rupiah setelah kenaikan harga kedelai juga
peningkatan. Peningkatan
total penerimaan yang harus diperoleh
pengrajin setiap bulannya adalah karena produksi tahu yang meningkat dan harga jual produk juga meningkat. Sebelum kenaikan harga kedelai penerimaan minimal yang harus diperoleh para pengrajin tahu setiap bulannya adalah sebesar Rp. 4.537.300,04 dan
setelah
kenaikan harga kedelai mengalami
peningkatan sebesar 60,54 persen menjadi Rp. 11.497.648,81.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian mengenai dampak kenaikan harga kedelai terhadap pendapatan usaha pengrajin tahu di Kelurahan Suko Manunggal, Kecamatan Suko Manunggal, Surabaya adalah: a. Karakteristik industri tahu di Kelurahan Suko Manunggal antar lain adalah
memiliki skala usaha kecil dengan modal terbatas,
penggunaan volume
peralatan
yang
masih tradisional dan sederhana,
produksi tahu yang masih kecil, sebagian besar
menggunakan tenaga kerja keluarga, dan jangkauan pemasaran yang masih kecil. b. Kenaikan harga kedelai yang mencapai 92,94 persen berdampak pada
kemampuan
perubahan
siklus
pengrajin produksi,
dalam
produksi,
diantaranya
penurunan volume produksi,
penuruanan penggunaan factor input, peningkatan harga jual, penurunan penerimaan dan penurunan pendapatan usaha. c. Analisis rasio penerimaan dan biaya menyatakan bahwa R/C atas biaya tunai Sebelum Kenaikan Harga Kedelai 1,48 Setelah Kenaikan Harga Kedelai 1,39. R/C atas biaya total Sebelum Kenaikan Harga Kedelai 1,36, Setelah Kenaikan Harga Kedelai 1,27
usaha tahu
masih
menguntungkan
dijalankan
dan berdasarkan analisis titik impas, Kuantitas (Kg)
Sebelum Kenaikan Harga Kedelai
dan
masih
layak
untuk
1.696,77 kg ,Rp. 4.537.300,04
Setelah Kenaikan Harga Kedelai 3.414,22 kg , Rp. 11.497.648,81 untuk tetap dapat mempertahankan usahanya dan tidak mengalami kerugian, pengrajin harus meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan penerimaan. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Pengrajin
sebaiknya
melakukan diversifikasi ukuran tahu sehingga
konsumen dapat tetap membeli tahu sesuai dengan daya beli yang dimiliki. 2. Dalam
jangka panjang, pemerintah harus
kembali
menggalakkan
swasembada kedelai agar Indonesia tidak bergantung pada impor. 3. Pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surabaya, sebaiknya
mengadakan penyuluhan dan pelatihan mengenai peningkatan
kualitas tahu (higienitas, tekstur, rasa, bentuk) kepada pengrajin sehingga harga jual tahu dapat lebih tinggi. 4. Dapat dilakukan penelitian lanjutan yang lebih spesifik mengenai dampak peningkatan harga jual tahu terhadap daya beli konsumen dan penelitian mengenai manajemen mutu tahu di Kelurahan Suko Manunggal
DAFTAR PUSTAKA Andrianto.2004. Budi Daya dan Analisis Usaha Tani Kedelai, Kacang Hijau dan Kacang Panjang.Absolut. Yogyakarta Hadipurnomo, 2000. Dampak Kebijakan Produksi dan Perdagangan terhadap Permintaan dan Penawaran Kedelai di Indonesia.. Kecamatan Suko Manunggal, 2012. Laporan Data Monografi Kecamatan Suko Manunggal Semester II tahun 2012.Surabaya Manwan, I dan Sumarno. 1996. Perkembangan dan Penyebaran Kedelai dalam Amang B., H. Sawit dan A. Rachman (Editors). Ekonomi Kedelai di Indonesia. Surabaya Mattjik, A.A dan Made Sumertajaya.2002.Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid 2.Surabaya Mulyana, W dan P. Suharno.1996.Industri Tahu dan Tempe dalam Amang B., H. Sawit dan A. Rachman (Editors).Ekonomi Kedelai di Indonesia. Pangastuti. 2006. Analisis Dampak Penurunan Subsidi BBM terhadap Industri Tahu Skala Kecil di Kabupaten Bogor. Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor Purnamasari.2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Impor Kedelai di Indonesia.Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Sarwono, B dan Saragih. 2003. Membuat Aneka Tahu. Penebar Swadaya. Jakarta Soekartawi. 1986. Ilmu Usaha Tani. UI Press. Jakarta Sudaryanto, T. 1996. Konsumsi Kedelai dalam Amang B., H. Sawit dan A. Rachman (Editors).Ekonomi Kedelai di Indonesia.IPB Press. Bogor Sugiharto. 2001. Teknik Sampling. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Swastha, B. 1991.Pengantar Bisnis Modern. Liberty. Jakarta
PERHITUNGAN R/C RASIO SEBELUM KENAIKAN HARGA KEDELAI ID
PENERIMAAN TUNAI
PENERIMAAN TIDAK TUNAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Tahu 13958000 14670600 7539000 313320 25179000 8349400 19544000 12230400 45857200 2503200 7543200 17892000 12866000 5136000 4540800 6274800 3822000 8769600 13955200 9585600 6279000 7954800 48892200 20979000 5840800 11180400 6342000 9579000 23751000
Oncom 0 5034400 836000 0 0 0 0 0 0 0 0 2012000 0 0 356800 0 0 0 1225600 0 0 1336800 0 1196400 2793000 0 0 0 1257200
Ampas 280000 0 0 84000 560000 196000 504000 280000 616000 56000 224000 0 336000 48000 0 196000 72000 280000 0 144000 168000 0 1120000 0 0 336000 196000 252000 0
Total 14238000 19705000 8375000 3217200 25739000 8545400 20048000 12510400 46491200 2559200 7767200 19904000 13202000 5184000 4897600 6470800 3894000 9049600 15180800 9729600 6447000 9291600 50012200 22175400 8633800 11516400 6538000 19831000 25008200
Tahu 42000 29400 21000 16800 21000 5600 56000 19600 44800 16800 16800 28000 14000 24000 19200 25200 18000 50400 44800 14400 21000 25200 107800 21000 39200 19600 28000 21000 49000
Oncom 0 5600 4000 0 0 0 0 0 0 0 0 4000 0 0 3200 0 0 0 6400 0 0 7200 0 2000 7000 0 0 0 2800
TotalL 42000 35000 25000 16800 21000 5600 56000 19600 44800 16800 16800 32000 14000 24000 22400 25200 18000 50400 51200 14400 21000 32400 107800 23000 46200 19600 28000 21000 51800
Total penerimaa n 14280000 19740000 8400000 3234000 25760000 8551000 20104000 12530000 46536000 2576000 7784000 19936000 13216000 5208000 4920000 6496000 3912000 9100000 15232000 9744000 6468000 9324000 50120000 22198400 8680000 11536000 6566000 19852000 25060000
30 Ratarata
10617600 13.492.766,6 7
0 534940
199976 20.493.253,33
10817576 1.423.269,2
22400 29400
0 1.406.666.667
22400 30.806. 666.67
10839976 14.263.44 5,87
Biaya Tunai Kedelai 5320000 6384000 3192000 1596000 9800000 3724000 8820000 5320000 11704000 1120000 4256000 5320000 5880000 912000 2280000 3724000 1368000 5320000 4256000 2880000 3024000 4256000 21280000 7980000 3360000 5880000 2940000 4032000 7350000 5320000 5286600
PERHITUNGAN R/C RASIO SEBELUM KENAIKAN HARGA KEDELAI (Lanjutan)
SOLAR 0 280000 197400 140000 420000 140000 350000 140000 210000 0 210000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 137200 140000 369600 174400 0 0 0 0 0 0 100286,6667
KAYU BAKAR 840000 1680000 420000 280000 2800000 980000 2240000 1120000 2044000 280000 672000 1176000 1344000 240000 408000 784000 360000 700000 420000 768000 700000 896000 4676000 1512000 672000 1400000 980000 1260000 1680000 700000 1134400
GARAM 80000 126000 63000 42000 280000 39200 140000 84000 123200 37333 89600 116667 134400 28000 60000 78400 36000 70000 84000 60000 42000 89600 280000 120000 67200 168000 73500 151200 210000 84000 101910
BIAYA TUNAI CHIOKO KUNYIT
SEPUHAN
0 0 0 0 0 0 0 28000 84000 0 22400 56000 134400 0 0 0 0 28000 28000 0 0 26880 184800 0 13440 84000 0 0 0 0 22997.333,33
0 0 0 0 0 56000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42000 0 0 0 0 0 3.266.666,667
100800 84000 63000 42000 187600 19600 140000 42000 123200 3700 84000 168000 67200 36000 81600 39200 3600 47600 84000 60000 56000 84000 0 120400 33600 168000 74200 50400 126000 5600 73.176.666,67
TEPUNG ONCOM 0 210000 105000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 163324 0 0 60000 0 0 126000 0 0 134400 0 179984 100800 0 0 0 210000 0 42983,6
RAGI ONCOM 0 235200 117600 0 0 0 0 0 0 0 0 308500 0 0 84000 0 0 0 156800 0 0 168000 0 294000 126000 0 0 0 315000 0 60170
PERHITUNGAN R/C RASIO SEBELUM KENAIKAN HARGA KEDELAI (Lanjutan)
TOTAL BIAYA PLASTIK
TKLK
TRANSPOR TASI
IURAN PASAR
SEWA MESIN
SEWA BANGUNAN
LISTRIK
760004 1302000 147000 98000 672000 326676 420000 336000 718676 224000 672000 612500 840000 60000 120000 392000 180000 525000 308000 225000 322000 318080 2240000 719992 336000 264000 490000 604800 1260000 350000 531457,6
560000 280000 0 280000 728000 0 1400000 0 1092000 0 0 0 1092000 120000 0 0 0 840000 420000 0 336000 392000 3920000 0 336000 728000 0 280000 1120000 280000 473466,6667
1000000 1680000 630000 252000 3733333 490000 1190000 1120000 16422667 1866667 896000 5833333 1008000 600000 200000 392000 600000 700000 560000 450000 560000 448000 2333333 1200000 672000 560000 784000 856800 2520000 980000 1453604,433
56000 56000 56000 56000 56000 65324 84000 308000 84000 65324 56000 0 56000 48000 0 56000 136008 56000 56000 55992 252000 56000 56000 65324 196000 56000 0 168000 420000 308000 99465,73333
224000 0 0 0 0 0 0 0 0 56000 0 224000 168000 360000 120000 224000 96000 336000 224000 224000 0 0 0 0 112000 336000 140000 280000 504000 252000 126666,6667
0 0 0 300000 200000 0 0 0 0 200000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23333.33333
60000 100000 120000 50000 60000 45000 100000 60000 75000 84000 60000 30000 100000 76500 45000 40000 70000 50000 40000 60000 120000 100000 125000 90000 25000 100000 70000 50000 40000 40000 69.516.66667
TOTAL BIAYA TUNAI 9000804 12417200 5111000 3136000 18936933 5885800 14884000 8558000 32680743 22570237 7018000 87583243 10824000 2480500 3458600 5729600 2849608 8672600 6762800 4702992 5549200 7108960 35464733 12556100 6092040 9844000 5551700 7733200 15755000 8319600 96.033.02,033
PERHITUNGAN R/C RASIO SEBELUM KENAIKAN HARGA KEDELAI (Lanjutan)
BIAYA DIPERHITUNGKAN TKK
PENYU SUTAN
120000 840000 630000 560000 728000 336000 700000 1400000 728000 420000 588000 560000 728000 120000 288000 504000 360000 560000 420000 432000 504000 392000 1120000 1680000 336000 728000 504000 840000 420000 560000 603533333
72875 123417 90125 82626 97917 88125 109458 121043 102459 48877 84793 68459 79625 55460 60710 55793 55793 82625 71126 66376 109792 120625 141585 113958 68460 78542 70959 84125 93459 82292 860493
SEWA BANGU NAN 200000 200000 200000 0 0 200000 200000 200000 200000 0 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 180000
TOTAL BIAYA DIPERHITU NGKAN
TOTAL BIAYA
PENDAPAT AN TUNAI
PENDAPAT AN BERSIH
R/C TOTAL RASIO
R/C TUNAI RASIO
392875 1163417 920125 642626 825917 624125 1009458 1721043 1030459 468877 872993 828459 1007625 375460 548710 759793 615793 842625 691126 698376 813792 712625 1461585 1993958 604460 1006542 774959 1124125 713459 842292 8695826333
9393679 13580617 6031125 3778626 19762852 6509925 15893458 10279043 33711202 27259007 7890793 95867833 11831625 2855960 4007310 6489393 3465401 9515225 7453926 5401368 6362992 7821585 36926318 14550058 6696500 10850542 6326659 8857325 16468459 9161892 1047288467
5237196 7287800 3264000 81200 6802067 2659600 5164000 2952400 13810457 3021763 749200 111456757 2378000 2703500 1439000 741200 1044392 377000 8418000 5026608 897800 2182640 14547467 9619300 2541760 1672400 986300 12097800 9253200 2497976 4629337167
4886321 6159383 2368875 544626 5997150 2041075 4210542 2250957 12824798 1499007 106793 103492167 1384375 2352040 912690 6607 446599 415225 7778074 4342632 105008 1502415 13193682 7648342 1983500 685458 239341 10994675 8591541 1678084 37905612
152017117 1453542207 139277498 0855866658 1303455726 1313532798 1264922964 1218985075 1380431347 0945008745 0986466126 2079529637 1117006328 1823554952 1227756275 1001018123 1128873686 0956362041 2043486882 1803987434 1016502928 1192085747 1357297524 1525657149 1296199507 1063172697 1037830552 2241308747 1521696717 1183159112 1341721461
158652493 158973037 164351398 103125 136030475 145281864 135071217 146412713 142395734 114132607 110914790 227623450 122099039 209957669 142254091 113376151 137262040 104928164 225232152 207187254 116557341 131158425 141323494 176793749 142481008 117188134 118270079 266113226 169060615 130294437 149837333
PERHITUNGAN R/C RASIO SETELAH KENAIKAN HARGA KEDELAI ID
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Ratarata
PENERIMAAN TUNAI TAHU
ONCOM
AMPAS
TOTAL
15612800 7501200 6692000 9497600 13965000 13986000 25116000 17130400 39132800 2547200 6697600 4620000 8379000 3484000 5076000 6686400 3222000 11417000 13944000 7782000 7805000 6958000 35172200 9765000 6951000 8360800 5985000 11879000 18151000 16772000 1167626667
0 2511600 695000 0 0 0 0 0 0 0 0 555000 0 0 266000 0 0 0 1532000 0 0 1110400 0 558000 3351600 0 0 0 837200 0 380560
196000 0 0 168000 280000 168000 560000 140000 420000 48000 140000 0 14000 38400 0 140000 72000 224000 0 115200 140000 0 504000 0 0 168000 112000 140000 0 199976 1371192
15808800 10012800 7387000 9665600 14245000 14154000 25676000 17270400 39552800 2595200 6837600 5175000 8519000 3522400 5342000 6826400 3294000 11641000 15476000 7897200 7945000 8068400 35676200 10323000 10302600 8528800 6097000 12019000 18988200 16971976 1219394587
PENERIMAAN TIDAK TUNI TAHU
ONCOM
TOTAL
TOTAL PENERIMA AN
67200 58800 28000 22400 3500 14000 84000 19600 67200 12800 22400 28000 21000 20000 24000 33600 18000 63000 5600 18000 35000 42000 107800 35000 49000 39200 35000 21000 49000 28000 3573666667
0 8400 5000 0 0 0 0 0 0 0 0 5000 0 0 4000 0 0 0 8000 0 0 9600 0 2000 8400 0 0 0 2800 0 177333333 3
67200 67200 33000 22400 3500 14000 84000 19600 67200 12800 22400 33000 21000 20000 28000 33600 18000 63000 13600 18000 35000 51600 107800 37000 57400 39200 35000 21000 51800 28000 37510
15876000 10080000 7420000 9688000 14248500 14168000 25760000 17290000 39620000 2608000 6860000 5208000 8540000 3542400 5370000 6860000 3312000 11704000 15489600 7915200 7980000 8120000 35784000 10360000 10360000 8568000 6132000 12040000 19040000 16999976 1223145587
BIAYA TUNAI KEDELA I 7350000 4144000 4116000 6258000 980000 6216000 18396000 10500000 15750000 1752000 5180000 2452800 5110000 1382400 2700000 5180000 2664000 8400000 8288000 4233600 6216000 5145000 2419200 7252000 5110000 6048000 4088000 5145000 10290000 10500000 61088667
PERHITUNGAN R/C RASIO SETELAH KENAIKAN HARGA KEDELAI (Lanjutan) 0 140000 65800 140000 140000 140000 350000 140000 140000 0 140000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 137200 70000 246400 137200 0 0 0 0 0 0 66220
560000 560000 336000 672000 840000 840000 2240000 1120000 1400000 240000 420000 280000 560000 160000 240000 560000 360000 728000 420000 600000 700000 560000 2800000 840000 560000 840000 672000 840000 1344000 840000 771066.666 7
56000 42000 42000 56000 84000 56000 140000 84000 84000 32000 56000 28000 56000 16000 36000 56000 36000 56000 84000 48000 42000 56000 168000 56000 56000 84000 42000 84000 140000 84000 65333.3333 3
0 0 0 0 0 0 0 28000 56000 0 14000 14000 56000 0 0 0 0 28000 28000 0 0 16800 112000 0 11200 42000 0 0 0 0 13533.3333 3
70000 28000 42000 56000 56000 28000 140000 42000 84000 32000 56000 42000 28000 24000 48000 28000 36000 49000 84000 48000 56000 56000 0 56000 28000 84000 42000 28000 84000 56000 50366.6666 7
0 0 0 0 0 84000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42000 0 0 0 0 0 4200
0 70000 70000 0 0 0 0 0 0 0 0 39200 0 0 36000 0 0 0 126000 0 0 84000 0 84000 84000 0 0 0 140000 0 24440
0 78400 78400 0 0 0 0 0 0 0 0 74040 0 0 50400 0 0 0 156800 0 0 105000 0 137200 105000 0 0 0 210000 0 33174.666 67
532000 434000 98000 196000 336000 280000 420000 336000 49000 192000 420000 147000 350000 48000 72000 280000 180000 420000 308000 180000 322000 198800 1344000 336000 280000 182000 280000 336000 840000 350000 324893.333 3
PERHITUNGAN R/C RASIO SETELAH KENAIKAN HARGA KEDELAI (LANJUTAN) BIAYA TUNAI
TKLK
560000 280000 0 280000 728000 0 1400000 0 1092000 0 0 0 1092000 80000 0 0 0 840000 420000 0 336000 392000 2800000 0 336000 728000 0 280000 1120000 280000 434800
TRANSPORTAS I 700000 560000 420000 336000 1120000 700000 1190000 1120000 1120000 160000 560000 140000 420000 400000 120000 280000 600000 560000 560000 360000 560000 280000 1400000 560000 560000 280000 448000 476000 1680000 980000 621666.6667
IURAN PASAR 56000 56000 56000 56000 56000 65324 84000 308000 84000 85328 56000 0 56000 32000 0 56000 136008 56000 56000 55992 252000 56000 56000 65324 196000 56000 0 168000 420000 308000 99599.2
SEWA MESIN 168000 0 0 0 0 0 0 0 0 48000 0 84000 84000 48000 72000 168000 96000 280000 224000 120000 0 0 0 0 112000 168000 84000 168000 336000 252000 83733.33333
TOTAL BIAYA TUNAI SEWA BANGUNA N 0 0 0 300000 200000 0 0 0 0 200000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23333.33333
LISTRIK
60000 100000 120000 50000 60000 45000 100000 60000 75000 48000 60000 30000 100000 51000 45000 40000 70000 50000 40000 60000 120000 100000 125000 90000 25000 100000 70000 50000 40000 40000 67466.667
10112000 6492400 5444200 8400000 4600000 8454324 24460000 13738000 19934000 2789328 6962000 3331040 7912000 2241400 3419400 6648000 4178008 11467000 10794800 5705592 8741200 7119600 11470600 9613724 7505200 8612000 5726000 7575000 16644000 13690000 8792693.867
BIAYA DIPERHITUNGKA N TKK PENY USUT AN 120000 72875 840000 123417 630000 90125 560000 82626 728000 97917 336000 88125 700000 109458 1400000 121043 728000 102459 240000 48877 588000 84793 560000 68459 728000 79625 80000 55460 288000 60710 504000 55793 360000 55793 560000 82625 420000 71126 432000 66376 504000 109792 392000 120625 1120000 141585 1680000 113958 336000 68460 728000 78542 504000 70959 840000 84125 420000 93459 560000 82292 596200 860493
PERHITUNGAN R/C RASIO SETELAH KENAIKAN HARGA KEDELAI (Lanjutan) BIAYA DIPERHITU NGKAN SEWA BANGUNAN 200000 200000 200000 0 0 200000 200000 200000 200000 0 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 180000
TOTAL BIAYA DIPERHITU NGKAN 392875 1163417 920125 642626 825917 624125 1009458 1721043 1030459 288877 872793 828459 1007625 335460 548710 759793 615793 842625 691126 698376 813792 712625 1461585 1993958 604460 1006542 774959 1124125 713459 842292 862249,3
TOTAL BIAYA
10504875 7655817 6364325 9042626 5425917 9078449 25469458 15459043 20964459 3078205 7834793 4159499 8919625 2576860 3968110 7407793 4793801 12309625 11485926 6403968 9554992 7832225 12932185 11607682 8109660 9618542 6500959 8699125 17357459 14532292 9654943.167
PENDAPATAN TUNAI
PENDAPATAN BERSIH
R/C TOTAL RASIO
5696800 3520400 1942800 1265600 9645000 5699676 1216000 3532400 19618800 194128 124400 1843960 607000 1281000 1922600 178400 884008 174000 4681200 2191608 796200 948800 24205600 709276 2797400 83200 371000 4444000 2344200 3281976 3401252
5371125 2424183 1055675 645374 8822583 5089551 290542 1830957 18655541 470205 974793 1048501 379625 965540 1401890 547793 1481801 605625 4003674 1511232 1574992 287775 22851815 1247682 2250340 1050542 368959 3340875 1682541 2467684 25765127
1.511298326 1.316645892 1.165873836 1.071370197 2.626007733 1.560619 1.011407467 1.11843922 1.889865128 0.847247016 0.875581525 1.252073868 0.957439354 1374696336 1.353289097 0.926051794 0.690892259 0.950800695 1.348572157 1.23598369 0835165534 1.036742433 2.767049806 0.89251239 1.277488822 0.890779497 0.94324545 1.384047246 1.096934753 1.169806938 1.245930915
R/C TUNAI RASIO
1.570015823 1.55258456 1.362918335 1.153333333 3.0975 1.675828842 1.053147997 1.258552919 1.987558945 0.934992228 0.985349038 1.563475671 1.079373104 1.580440796 1.570450956 1.03188929 0.792722273 1.020668004 1.434913106 1.387270593 0.912918135 1.140513512 3.11962757 1.07762611 1.380376272 0.99489085 1.070904645 1.589438944 1.14395578 1.24178057 1.392167273
PERHITUNGAN TITIK IMPAS SEBELUM KENAIKAN HARGA KEDELAI Res pon den
Hari Produksi
Kedelai Hari
Kedelai Bulan (Kg)
TAHU kg (Q)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 rata
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 24 24 28 24 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 274667
50 60 30 15 100 35 90 50 110 10 40 50 60 10 25 35 15 50 40 30 30 40 200 75 30 60 35 45 75 50 51,5
1400 1680 840 420 2800 980 2520 1400 3080 280 1120 1400 1680 240 600 980 360 1400 1120 720 840 1120 5600 2100 840 1680 980 1260 2100 1400 1431,3
4200 5040 2520 1260 8400 2940 7560 4200 9240 840 3360 4200 5040 720 1800 2940 1080 4200 3360 2160 2520 3360 16800 6300 2520 5040 2940 3780 6300 4200 4294
PENERIM AAN TAHU (Rp) 14000000 14700000 7560000 3150000 16800000 5600000 19600000 12250000 45920000 2100000 7560000 17920000 1288000 1860000 4560000 5040000 3840000 8820000 14000000 9600000 6300000 7980000 49000000 12600000 5880000 8400000 6370000 19600000 23800000 10640000 1222460
TAHU Rp/kg
KEDELA I
SOLAR
KAYU BAKAR
3333,3 2916,7 3000 2500 2000 1904,8 2592,6 2916,7 4969,7 2500 2250 4266,7 255,56 2583,3 2533,3 1714,3 3555,6 2100 4166,7 4444,4 2500 2375 2916,7 2000 2333,3 1666,7 2166,7 5185,2 3777,8 2533,3 2798,6
5320000 6384000 3192000 1596000 9800000 3724000 8820000 5320000 11704000 1120000 4256000 5320000 5880000 912000 2280000 3724000 1368000 5320000 4256000 2880000 3024000 4256000 21280000 7980000 3360000 5880000 2940000 4032000 7350000 5320000 5286600
0 280000 197400 140000 420000 140000 350000 140000 210000 0 210000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 137200 140000 369600 274400 0 0 0 0 0 0
840000 1680000 420000 280000 2800000 980000 2240000 1120000 2044000 280000 672000 1176000 1344000 240000 408000 784000 360000 700000 420000 768000 700000 896000 4676000 1512000 672000 1400000 980000 1260000 1680000 700000 1134400
PERHITUNGAN TITIK IMPAS SEBELUM KENAIKAN HARGA KEDELAI (Lanjutan) GARA M
CHIOK O
KUNYI T
SEPU HAN
TKLK
PLASTI K
TRANSPO RTASI
80000 126000 83000 42000 280000 39200 140000 84000 123200 37333 89600 116667 134400 28000 60000 78400 36000 70000 84000 60000 42000 89600 280000 120000 67200 168000 73500 151200 210000 84000 101910
0 0 0 0 0 0 0 28000 84000 0 22400 56000 134400 0 0 0 0 28000 28000 0 0 26880 184800 0 13440 84000 0 0 0 0
100800 84000 63000 42000 187600 19600 140000 42000 123200 3700 84000 168000 67200 36000 81600 39200 3600 47600 84000 60000 56000 84000 0 120400 33600 168000 74200 50400 126000 5600
0 0 0 0 0 56000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42000 0 0 0 0 0
560000 280000 0 280000 728000 0 1400000 0 1092000 0 0 0 1092000 120000 0 0 0 840000 420000 0 336000 392000 3920000 0 336000 728000 0 280000 1120000 280000
760004 1302000 147000 98000 672000 326676 420000 336000 718676 224000 672000 612500 840000 80000 120000 392000 180000 525000 308000 225000 322000 3160802 2240000 719992 336000 364000 490000 604800 1260000 350000 531457,6
1000000 1680000 630000 252000 3733333 490000 1190000 1120000 16422667 896000 583333,3 1008000 600000 200000 392000 600000 700000 560000 450000 560000 448000 2333333 1200000 672000 560000 784000 856800 2520000 980000 1497291,94 1
SEWA MESIN
TVC
224000 0 0 0 0 0 0 0 186666,7 56000 0 224000 168000 360000 120000 224000 96000 336000 224000 144000 0 0 0 0 112000 336000 140000 280000 504000 252000
8884804 11816000 4712400 2730000 18620933 5775476 14700000 8190000 32708409,4 1721033 6902000 82565003 10668000 2356000 3269600 5633600 2643600 8566600 8384000 4587000 5177200 6650500 35283733 11926792 5644240 9688000 5481700 7515200 14770000 7971600 9307832,7
AVC= TV C/Q 2115,4 2344,4 1870 2166,7 2216,8 1964,4 1944,4 1950 3539,9 2048,8 2054,2 1965,8 216,7 3272,2 1816,4 1916,2 2447,8 2039,7 1900 2123,6 2054,4 1979,3 2100,2 1893,1 2239,8 1922,2 1864,5 1988,1 2344,4 1896 2136,6
Listik
60000 100000 120000 50000 60000 45000 100000 60000 75000 84000 60000 30000 100000 76500 45000 40000 70000 50000 40000 60000 120000 100000 125000 90000 25000 100000 70000 50000 40000 40000 69516.667
PERHITUNGAN TITIK IMPAS SEBELUM KENAIKAN HARGA KEDELAI (Lanjutan) Sewa Bangu nan
TKK
Iuran Pasar
Penyu sutan
TFC
P-AVC
Titik Impas (Kg)=TFC/ (P-AVC)
AVC/P
1-(AVC/P
200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000
120000 840000 630000 560000 728000 336000 700000 1400000 728000 420000 588000 560000 728000 120000 288000 504000 360000 560000 420000 432000 504000 392000 1120000 1680000 336000 728000 504000 840000 420000 560000 603533,3
56000 56000 56000 56000 56000 65324 84000 308000 84000 65324 56000 0 56000 48000 0 56000 136008 56000 56000 55992 252000 56000 56000 65324 196000 56000 0 168000 420000 308000
72875 123417 90125 82626 97917 88125 109458 121043 102459 48877 94793 68459 79625 55460 60710 55793 55795 82625 71126 66376 109792 120625 141585 113958 68460 78542 70959 84125 93459 82292 86049,3
508875 1319417 1096125 1048626 1141917 734449 1193458 2089043 1189459 818201 988793 858459 1163625 499960 593710 856793 821801 948625 787126 814368 1185792 868625 1642585 2149282 625460 1162542 844959 1342125 1173459 1190292 1061898
1217,9 572,222 1130 333.333 -216,78 -59,686 648,148 966,667 1429,83 451.151 195.833 2300,83 -1861,1 -688,89 716.889 -201,9 1107,78 60,3333 2266,67 2320,83 445,558 395,667 816,444 106,858 93,5556 -255,56 302,143 3197,04 1433,33 635,333 662,014
417.8285641 2305.777282 970.0221239 3145.878 5267685741 12305.27286 1841.3352 2161.078966 831.8908557 1813.58493 5049.155745 373.1078711 625.2313433 725.7483871 828.1757595 4238.597406 741.8464393 15723.0663 347.2614706 350.8946499 2661.378554 2195.345409 2011.875972 20113.36259 8823.206651 4549.077391 2796.55481 4198027698 8186923256 187349213 1696766734
0,63462888 0,80380952 0,62333333 0,86666667 1,10838887 1,031335 0,75 0,66857143 0,71229115 0,81953952 0,91296296 0,4607422 8,2826087 1,26666667 0,71701754 1,11777778 0,6884376 0,97126984 0,456 0,4778125 0,82177778 0,83340351 0,72007618 0,94657079 0,95990476 1,15333333 0,86054945 0,38342857 0,62058824 0,74921053 1,04729011
0,36537114 0,39619048 0,37666667 0,13333333 0,10838887 -0,031335 0,25 0,33142857 0,28770885 0,18046048 0,08703704 0,5392578 -7,2826087 -0,2666667 0,28298246 0,11777776 0,3115625 0,02873016 0,544 0,5221875 0,17822222 0,16659649 0,27992382 0,05342921 0,04009524 -0,1533333 0,13945055 0,61657143 0,37941176 0,25078947 0,04729011
Titik Impas (Rp)= TFC/((1AVC)/P) 1392761,88 6725183,738 2910066,372 7864695 -10535371,5 -23438613 4773832 63003146,983 4134245,465 4533962,324 11360600,43 1591926,916 -159781,343 -1874850 2098045,257 -7266166,98 2637676,229 33018439,23 1446922,794 1559531,777 6653446,384 5213945,345 5867971,584 40226725,17 20587482,19 -7581795,65 6059201,656 2176755,097 3092837,674 4746180,063 4537300,037
PERHITUNGAN TITIK IMPAS SETELAH KENAIKAN HARHA KEDELAI RESP ONDE N
HARI PROD
KEDE LAI HARI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 RATA RATA
28 28 28 28 28 28 28 28 28 16 28 28 28 16 24 28 24 28 28 24 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 26,8
35 20 20 20 30 50 90 50 75 15 25 12 25 10 15 25 15 40 40 24 30 25 120 35 25 30 20 25 50 50 34,867
KEDEL AI BULA N (Kg) 980 560 560 560 840 1400 2520 1400 2100 240 700 336 700 160 360 700 360 1120 1120 576 840 700 3360 980 700 840 560 700 1400 1400 959,07
TAHU Kg (Q)
JUAL
KONS UMSI
2940 1680 1680 1680 2520 4200 7560 4200 6300 720 2100 1008 2100 480 1080 2100 1080 3360 3360 1728 2520 21000 10080 2940 2100 2520 1680 2100 4200 4200 2877,2
15612800 7501200 6692000 9497600 13965000 13986000 25116000 17130400 39132800 2547200 6697600 4620000 8379000 3484000 5076000 6686400 3222000 11417000 13944000 7782000 7805000 6958000 35172200 9765000 6951000 8360800 5985000 11879000 18151000 16772000 1167626,7
67200 58800 28000 22400 3500 14000 84000 19600 67200 12800 22400 28000 21000 20000 24000 33600 18000 63000 5600 18000 63000 5600 18000 35000 49000 39200 35000 21000 49000 28000 35736,7
PENERI MAAN TAHU (Rp) 15680000 7560000 6720000 9520000 13968500 14000000 25200000 17150000 39200000 2560000 6720000 4648000 8400000 3504000 5100000 6720000 3240000 11480000 13949600 7800000 7840000 7000000 35280000 9800000 7000000 8400000 6020000 11900000 18200000 16800000 1171203,3
TAHU Rp /Kg
KKEDEL AI
SOLAR
5333,3 4500 4000 5666,7 5543,1 3333,3 3333,3 4083,3 6222,2 3555,6 3200 4611,1 4000 7300 4722,2 3200 3000 3416,7 4151,7 4513,9 3111,1 3333,3 3500 3333,3 3333,3 3333,3 3583,3 5666,7 4333,3 4000 4173,8
7350000 4144000 4116000 6258000 980000 6216000 18396000 10500000 15750000 1752000 5180000 2452800 5110000 1382400 2700000 5180000 2664000 8400000 8288000 4233600 6216000 5145000 2419200 7252000 5110000 6048000 4088000 5145000 10290000 10500000 6108866,7
0 140000 65800 140000 140000 140000 350000 140000 140000 0 140000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 137200 70000 246400 137200 0 0 0 0 0 0
PERHITUNGAN TITIK IMPAS SETELAH KENAIKAN HARHA KEDELAI (Lanjutan) Kayu bakar 560000 560000 336000 672000 840000 840000 2240000 1120000 1400000 240000 420000 280000 560000 160000 240000 560000 360000 728000 420000 600000 700000 560000 2800000 840000 560000 840000 672000 840000 1344000 840000 771066,7
Garam
Chioko
Kunyit
56000 42000 42000 56000 84000 56000 140000 84000 84000 32000 56000 28000 56000 16000 36000 56000 36000 56000 84000 48000 42000 56000 168000 56000 56000 84000 42000 84000 140000 84000 65333,3
0 0 0 0 0 0 0 28000 56000 0 14000 14000 56000 0 0 0 0 28000 28000 0 0 16800 11200 0 11200 42000 0 0 0 0
70000 28000 42000 56000 56000 28000 140000 42000 84000 32000 56000 42000 28000 24000 48000 28000 36000 49000 84000 48000 56000 56000 0 56000 28000 84000 42000 28000 84000 56000
Sepu han 0 0 0 0 0 8400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4200 0 0 0 0 0
TKLK
Plastik
560000 280000 0 280000 728000 0 1400000 0 1092000 0 0 0 1092000 80000 0 0 0 840000 420000 0 336000 392000 2800000 0 336000 728000 0 280000 1120000 280000
532000 434000 98000 196000 336000 280000 420000 336000 49000 192000 420000 147000 350000 48000 72000 280000 180000 420000 308000 180000 322000 198800 134400 336000 280000 182000 280000 336000 840000 350000 324893, 3
TRransp ortasi 700000 560000 420000 336000 1120000 700000 1190000 1120000 1120000 160000 560000 140000 420000 400000 120000 280000 600000 560000 560000 360000 0 280000 1400000 560000 560000 280000 448000 476000 1680000 980000 623793,1 03
Sewa mesin 168000 0 0 0 0 0 0 0 0 84000 0 84000 84000 48000 72000 168000 96000 280000 224000 120000 0 0 0 0 112000 168000 84000 168000 336000 252000
TVC 9996000 6188000 5119800 7994000 4284000 8344000 24276000 13370000 19775000 2456000 6846000 3187800 7756000 2158400 3288000 6552000 3972000 11361000 10416000 5589600 7809200 6774600 11289600 9237200 7095200 8456000 5656000 7357000 15834000 13342000 8526013,3 33
AVC=T VC/Q 3400 3683,3 3047,5 4758,3 1700 1986,7 3211.1 3183,3 3138,9 3411,1 3260 3162,5 3693,3 4496,7 3044,4 3120 3677,8 3381,3 3100 3234,7 3098,9 3226 1120 3141,9 3378,7 3355,6 3366,7 3503,3 3770 3176,7 3227,6
LIistrik 60000 100000 120000 50000 60000 45000 100000 60000 75000 48000 60000 30000 100000 51000 45000 40000 70000 50000 40000 60000 120000 100000 125000 90000 25000 100000 70000 50000 40000 40000 67466,6 67
PERHITUNGAN TITIK IMPAS SETELAH KENAIKAN HARGA KEDELAI (Lanjutan) TKK
IURAN PASAR
SEWA BANGU NAN
PENYUS UTAN
TFC
P-AVC
120000 840000 630000 560000 728000 336000 700000 1400000 728000 240000 588000 560000 728000 80000 288000 504000 360000 560000 420000 432000 504000 392000 1120000 1680000 336000 728000 504000 840000 420000 560000 596200
56000 56000 56000 56000 56000 65324 84000 308000 84000 85328 56000 0 56000 32 0 56000 136000 56000 56000 55992 252000 56000 56000 65324 196000 56000 0 168000 420000 308000
200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000 200000
72875 123417 90125 82626 97917 88125 109458 121043 102459 48877 84793 68459 79625 55460 60710 55793 55793 82625 71126 66376 109792 120625 141585 113958 68460 78542 70959 84125 93459 82292 86049,3
508875 1319417 1096125 1048626 1141917 734449 1193458 2089043 1189459 622205 988793 858459 1163625 418460 593710 855793 821801 948625 787126 814368 1185792 868625 1642585 2149282 825460 1162542 844959 1342125 1173459 1190292 1052649
1933,3 816,67 852,5 908,33 3843,1 1346,7 122,22 900 3083,3 144,44 -60 1448,6 306,67 2803,3 1677,8 80 -677,78 35,417 1051,7 1279,2 12,222 107,33 2380 191,43 -45,333 -22,222 216,67 2163,3 563,33 823,33 946,18
TITIK IMPAS(Kg ) =TFC/(PAVC) 2632.112 1615.613 1150.787 1154.451 297.1376 545.3829 9764.656 2321.159 385.7705 4307.573 -16479.88 592.6083 3794.429 149.2723 353.8669 10697.41 -1212.493 26784.71 748.4558 636.6395 97019.35 8092.78 690.1618 11227.59 -18208.68 -52314.39 3899.811 620.3968 2083.063 1445.699 3414.218
AVC/P
1(AVC/P)
TITIK IMPAS (Rp) =TFC((1AVC)/P)
0.6375 0.8185 0.7619 0.8397 0.3067 0.596 0.9633 07796 0.5045 0.9594 1.0188 0.6858 0.9233 0.616 0.6447 0.975 1.2259 0.9896 0.7467 0.7166 0.9961 0.9678 0.32 0.9426 1.0136 1.0067 0.9395 0.6182 0.87 0.7942 0.8059
0.3625 0.181481 0.238125 0.160294 0.69331 0.404 0.036667 0.220408 0.495536 0.040625 0.01875 0.313157 0.076667 0.384018 0.355294 0.025 -0.225926 0.010366 0.253312 0.283385 0.003929 0.0322 0.68 0.057429 -0.0136 0.006667 0.060465 0.381765 0.13 0.205833 0.194061
1403793.103 7270256.939 4603149.606 6541886.972 1647051.228 1817943.069 32548854.55 9478065.463 2400349.694 15315815.38 52735626.67 2732582.819 15177717.39 1089687.753 1671038.079 34231720 3637479.836 91514411.76 3107338.932 2873719.87 301837963.6 26975931.68 2415566.176 37425308.46 -60695588.24 -174381300 13974321.92 3515581.664 9026607.692 5782795.142 11497648.81