Widya Cipta,Vol. VIII, No.2 September 2016
ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN STRATEGIK PERUBAHAN PADA LPK SUCCESS BOGOR Vina Islami Program Studi Manajemen Administrasi ASM BSI JAKARTA
[email protected]
ABSTRACT Changes in many aspects of life today is something that can not be avoided by any individual or organization. Adjustment or adaptation to change is an absolute condition for a person or an organization can continue to exist in the face of competition going on. Operational changes are small changes were partial and generally do not pose a tremendous impact for the organization. Strategic changes are changes that have broad impact and require coordination with and support from other organizational elements. The progress of social and cultural environment has also led to changes in many aspects of human life, including in terms of teaching and learning activities, whether conducted by institutions of formal education (schools) and nonformal (outside of school). Institutions Course (LPK) Success as a non-formal educational institutions that operate in the city of Bogor is also deemed necessary to the management of change in all aspects of keorganisasiaannya be able to answer the demands of consumers and prospective customers. The purpose of this study is to analyze and assess the changes that (has been, is and will be) carried out by LPK Success in the implementation of various activities in answering the demands of the changing times. Keywords: Change, Management, Strategic I. PENDAHULUAN Perubahan dalam banyak aspek kehidupan dewasa ini merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindari oleh suatu individu maupun organisasi. Penyesuaian diri atau adaptasi terhadap perubahan merupakan suatu syarat mutlak agar seseorang atau sebuah organisasi dapat tetap eksis dalam menghadapi persaingan yang terjadi. Hal ini terkait dengan kaidah teori evolusi Darwin yakni bukan individu / makluk hidup yang terkuat yang mampu bertahan, melainkan yang paling adaptiflah yang mampu bertahan dan tetap hidup. Perubahan dalam suatu organisasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni perubahan operasional dan perubahan strategis. Perubahan operasional merupakan perubahan-perubahan kecil yang bersifat parsial dan umumnya tidak menimbulkan dampak yang luar biasa bagi organisasi. Perubahan strategis merupakan perubahan yang berdampak luas dan memerlukan koordinasi dengan dan dukungan dari elemen organisasi yang lainnya. Upaya adaptasi yang dilakukan untuk mengelola dampak yang ditimbulkan oleh perubahan yang terjadi, baik yang disebabkan
oleh faktor-faktor di luar maupun di dalam suatu organisasi disebut sebagai manajemen perubahan. Secara singkat, manajemen perubahan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan keorganisasian, manajemen sumberdaya (manusia dan sumberdaya lain), maupun perubahan strategistrategi organisasi menghadapi persaingan. Manfaat manajemen perubahan antara lain adalah agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan persaingan global. Manajemen perubahan yang direncanakan secara baik oleh suatu lembaga diharapkan mampu mengantisipasi kecenderungan perubahan yang terjadi pada masa yang akan datang. Antisipasi tersebut dapat berupa perubahan inovasi maupun perubahan strategik dalam pengelolaan kelembagaan, baik yang berkaitan dengan faktor-faktor internal maupun eksternal organisasi. Suatu lembaga yang tidak mampu melakukan antisipasi dalam bentuk manajemen perubahan dalam organisasinya, di masa depan akan semakin terpinggirkan dalam persaingan di luar maupun di dalam kelompok
171
Widya Cipta,Vol. VIII, No.2 September 2016
strategiknya, yang pada gilirannya akan ditinggalkan oleh para pelanggannya. Perkembangan kemajuan lingkungan sosial budaya juga telah menyebabkan terjadinya perubahan dalam banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, baik yang dilakukan oleh lembaga pendidikan formal (sekolah) maupun non formal (luar sekolah). Lembaga Pendidikan Kursus (LPK) Success sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang beroperasi dalam wilayah Kota Bogor juga dipandang perlu melakukan manajemen perubahan dalam segenap aspek keorganisasiaannya agar mampu menjawab berbagai tuntutan konsumen dan calon konsumennya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengkaji perubahanperubahan yang (telah, sedang dan akan) dilakukan oleh LPK Success dalam pelaksanaan berbagai kegiatannya dalam menjawab tuntutan perkembangan jaman. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis David (2006:32) mendefinisikan manajemen strategis (strategic management) sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Sementara itu, Hunger dan Wheelen (2004 : 102) menyatakan bahwa manajemen strategis merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja oganisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi dan evaluasi serta pengendalian. Rangkuti (2006:45) mengemukakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi untuk mengatasi ancaman ekternal dan merebut peluang yang ada disebut sebagai perencanaan strategis. Dengan demikian, tujuan utama perencanaan strategis adalah agar suatu organisasi dapat melihat secara obyekif kondisi-kondisi internal dan eksternal sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Sementara itu, Hamel dan Prahalad dalam Umar (2001:67) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu perencanaan yang disusun berdasarkan manfaat yang diinginkan oleh pelanggan di masa depan. Strategi disusun berdasarkan hasil analisa
172
terhadap masa depan, bukan berdasarkan halhal yang terjadi saat ini atau masa lalu. Mintzberg (1998:134) mendefinisikan strategi sebagai satu kesatuan dari lima unsur berikut : (1) rencana (plan) artinya strategi merupakan suatu petunjuk, tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, sesuatu yang memberi arah bagi tindakan-tindakan di masa depan; (2) pola (pattern) artinya strategi merupakan suatu perilaku yang konsisten antar waktu; (3) posisi (position) maksudnya strategi digunakan dalam penentuan posisi organisasi dalam konteks persaingan industri; (4) perspektif (perspective) maksudnya strategi menunjukkan bagaimana sebuah organisasi menjalankan kegiatannya; dan (5) permainan (play) artinya strategi merupakan kumpulan aksi untuk menjinakkan pesaing dalam industri. Menurut Umar (2001:75), manajemen strategik berbeda dengan perencanaan strategik, yang lebih berfokus pada bagaimana manajemen menentukan visi, misi, falsafah dan strategi organisasi untuk mencapai tujuan dalam jangka panjang. Dengan demikian, perencanaan strategik merupakan bagian dari manajemen strategik. Lima ciri utama manajemen strategik adalah : 1. Manajemen strategik mengintegrasikan berbagai macam fungsi dalam organisasi. 2. Manajemen strategik berkiblat terhadap tujuan organisasi secara menyeluruh. 3. Manajemen strategik mempertimbangkan kepentingan seluruh stakeholders. 4. Manajemen strategik berkaitan dengan horison waktu yang beragam. 5. Manajemen strategik berurusan dengan efisiensi dan efektivitas. Arsitektur strategi (architecture strategy) merupakan salah satu bentuk output dari manajemen strategik yang akan diimplementasikan pada suatu organisasi. Hamel dan Prahalad dalam Umar (2001: 76) mendefinisikan arsitektur strategi sebagai cetak biru tingkat tinggi dalam kaitannya dengan aktivitas baru, penguasaan kompetensi baru atau pengembangan kompetensi yang sudah ada, serta penataan ulang interaksi organisasi dengan pelanggannya di masa depan. Hal yang menjadi fokus dalam arsitektur strategi adalah perencanaan yang harus dikerjakan sekarang untuk menghadapi peluang dan tantangan di masa depan, dengan mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada termasuk perubahan struktural dalam sebuah industri.
Widya Cipta,Vol. VIII, No.2 September 2016
2.2. Analisis Lingkungan Analisis lingkungan mencakup lingkungan eksternal organisasi dan lingkungan internal organisasi. David (2006:49) mengemukakan bahwa kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori besar, yakni: 1) kekuatan ekonomi, 2) kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan, 3) kekuatan politik, pemerintah dan hukum, 4) kekuatan teknologi, dan 5) kekuatan kompetitif. Lingkungan eksternal adalah suatu kekuatan yang berada diluar perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya (uncontrollable), sehingga perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja semua perusahaan dalam industri tersebut. Penyusunan strategi perusahaan dimulai dari proses mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman dalam lingkungan perusahaan. Identifikasi lingkungan mencakup analisis dan diagnosis lingkungan sehingga penyusun strategi mampu mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan perusahaan. Hunger dan Wheelen dalam David (2006) menyatakan sebelum suatu organisasi memulai formulasi strategi harus mengamati lingkungan eksternal dan internal guna mengidentifikasi kemungkinan peluang dan ancaman maupun kekuatan dan kelemahannya. Diagnosis lingkungan mencakup pemantauan, evaluasi, dan diseminasi informasi dari lingkungan eksternal dan internal kepada figurfigur kunci di perusahaan.
2.3. Manajemen Perubahan Mustafa dalam Rangkuti (2006:42) menyatakan bahwa banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya. Sumber penolakan atas perubahan dapat dikategorikan menjadi dua, yakni penolakan yang dilakukan oleh individual dan yang dilakukan oleh kelompok atau yang sering disebut organisasional. Dalam perubahan strategik dengan tahapan seperti pada Gambar 1, ada hal-hal yang dapat dikelola ada juga hal-hal yang tidak dapat dikelola. Salah satu hal yang dapat dikelola terlihat dari cara perubahan maupun jenis perubahan. Jika cara perubahannya adalah secara berangsur-angsur (incremental) sementara jenis perubahnnya adalah reaktif maka manajemen perubahannya adalah “adaptasi”.
Sumber: Rangkuti (2006:46) Gambar 1. Lima Tahap Perubahan
173
Widya Cipta,Vol. VIII, No.2 September 2016
Namun jika perubahannya adalah proaktif, perubahan ini adalah “senada” (tuning) dengan yang diharapkan. Jika cara perubahannya adalah transformasional, maka apabila jenis perubahannya adalah proaktif maka perubahannya disebut “transformasi terencana”, sementara jika perubahannya adalah reaktif maka disebut “transformasi terpaksa” (forced transformational). Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. III. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat analisis deskriptif kualitattif, yaitu dengan penggambaran berbagai fenomena yang terjadi dalam penelitian yang selanjutnya dijabarkan dengan menggunakan khasanah pengetahuan sesuai dengan teori yang ada. Pengumpulan data dan informasi yang dilakukan peneliti menggunakan : 1) Metode observasi yakni melakukan pengamatan secara langsung kepada objek yang dilihat dan diteliti. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dan informasi dengan cara mengamati secara
langsung terhadap objek yang menjadi penelitian penulis yakni mengenai kegiatan yang dilakukan oleh LPK Success dengan cara mencatat apa saja yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran, 2) metode studi pustaka yakni dengan melengkapi datadata yang diperoleh melalui buku-buku, surat kabar, maupun media lain sebagai bahan referensi. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Isu-isu Lingkungan LPK SUCCESS membutuhkan strategistrategi baru untuk diterapkan demi meningkatkan performa dan image-nya di mata masyarakat yang selama ini mulai tersaingi oleh berbagai LPK atau lembaga bimbingan belajar lain. Sebelum menentukan dan mencari strategi yang tepat, proses ini harus diawali dengan berbagai analisis untuk meninjau dan mempelajari tentang faktorfaktor internal dan eksternal yang dianggap menghambat atau membantu kinerja dan performa LPK SUCCESS. Faktor internal akan ditinjau dari dua hal, yaitu kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness). Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis masing-masing. Kekuatan dan kelemahan internal digabungkan peluang dan ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas menjadi dasar dalam penetapan tujuan dan strategi. Faktor internal dapat diihat pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Isu Internal LPK SUCCESS Isu Strategik Internal
Dampak
Manajemen yang dimiliki SUCCESS kurang terorganisasi dengan baik
Pembagian kerja staf SUCCESS tidak mempunyai job description yang jelas Program kerja tidak berkesinambungan dan diperlukan biaya yang tinggi untuk perekrutan dan pelatihan karyawan baru Banyak dikenal oleh masyarakat Bogor Memiliki link yang luas terutama pemerintah setempat Tidak dapat bersaing diluar strategic group dimana SUCCESS berada
Turn over pegawai SUCCESS tinggi
Berdiri di kota Bogor lebih dari 30 tahun Kurangnya modal untuk melakukan pengembangan bisnis
Sumber: Hasil Penelitian (2016) Faktor eksternal juga akan ditinjau dari dua hal, yaitu peluang (opportunity) yang dimiliki oleh LPK SUCCESS yang potensial untuk dikembangkan dan ancaman (threat) yang diduga akan menghambat kinerja LPK
174
SUCCESS. perubahan dalam faktor eksternal mengakibatkan perubahan dalam permintaan konsumen untuk barang dan jasa, dan mempengaruhi tipe produk, karakteristik dan tipe jasa yang dikembangkan dan ditawarkan
Widya Cipta,Vol. VIII, No.2 September 2016
ke konsumen serta pilihan bisnis yang dijual atau diakuisisi seperti pada tabel 2. 4.2. Tingkat persaingan LPK di Kota Bogor Industri Lembaga Pendidikan Kursus di Kota Bogor semakin meningkat seiring dengan tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, yakni bukan hanya pendidikan formal namun juga pendidikan non formal. Pada awal tahun 2015, jumlah LPK
yang ada di Kota Bogor telah mencapai 148 LPK yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Bogor, yaitu kecamatan Bogor Tengah, Bogor Selatan, Tanah Sareal, Bogor Barat, Bogor Timur, dan Bogor Utara. Beberapa LPK tersebut adalah BTA Group, Primagama, PIM, LPIA dan Ganesha Operation. LPK-LPK tersebut ada yang memiliki izin, tidak memiliki izin, maupun izin yang belum diperpanjang, seperti terlihat pada tabel 3.
Tabel 2. Isu Eksternal LPK SUCCESS Isu Strategik Eksternal
Probabilitas
Dampak
Kemampuan di bidang komputer dan Bahasa Inggris sudah menjadi suatu kebutuhan yang perlu dimiliki setiap individu. Adanya perubahan kurikulum di tingkat pendidikan formal
Tinggi, perkembangan tidak dapat dihindari. Tinggi, karena kurikulum baru telah dilaksanakan
Tingginya intensitas persaingan lembaga kursus
Tinggi, sebab Pemain dalam industri pendidikan lembaga kursus yang semakin banyak
Adanya berbagai Akademi di bidang Komputer dan Bahasa Inggris
Tinggi, sebab Pemain dalam industri pendidikan formal semakin banyak
Adanya Peluang bertambahnya konsumen SUCCESS. Adanya Peluang untuk memperoleh segmen pasar baru. Penyesuaian dengan kurikulum yang ada. Semakin sulitnya SUCCESS dalam memperoleh segmen pasar, sebab pangsa pasar yang ada diperebutkan oleh pemain-pemain baik lokal dan nasional. Sebagian pangsa pasar SUCCESS diperebutkan pula oleh lembaga pendidikan formal (Akademi)
Sumber: Hasil Penelitian (2016) Tabel 3. Data Lembaga Kursus di Kota Bogor Uraian Ada Izin Tidak Ada Izin Izin Belum perpanjang < 3 thn Izin belum perpanjang >3 Jumlah
Bogor Tengah 30 (42,25%) 14 (19,72%) 11 (15,50%)
Bogor Selatan 3 (60% 1 (20%) 1 (20%)
Tanah Sareal 3 (13,64%) 18 (81,82%) 1 (4,54%)
Bogor Barat 11 (28,21%) 20 (51,28%) 0
Bogor Timur 8 (44,44%) 2 11,11% 9 (50%)
Bogor Utara 5 (45,45%) 5 (45,45%) 1 (9,10%)
Jumlah
17 (23,94%)
0
0
8 (20,51%)
0
0
25 (14,88%)
71
5
22
39
18
11
148
60 (35,71) 60 (35,71%) 23 (13,70%)
Sumber: Data UPTD Diknas Kota Bogor, 2015.
175
Widya Cipta,Vol. VIII, No.2 September 2016
Hal ini cukup memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan LPK SUCCESS, karena banyak pangsa pasar yang awalnya dimiliki oleh LPK SUCCESS telah beralih ke LPK-LPK yang lain atau dengan kata lain persaingan semakin ketat. Kondisi demikian menuntut LPK SUCCESS untuk segara melakukan perubahan dalam menjawab perubahan lingkungannya. 4.3. Implementasi Manajemen Perubahan Adanya faktor pendorong perubahan (driving force) memberikan dampak kepada LPK SUCCESS untuk melakukan perubahan. Adapun konsep perubahan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. LPK SUCCESS harus segera memperbaiki imagenya di mata masyarakat Bogor melalui komunikasi kelembagaan dan peningkatan kinerjanya. 2. LPK SUCCESS perlu melakukan strategi dan program kerja yang efektif dan memanfaatkan seluruh potensi dan sumberdaya organisasi yang selama ini belum tergali. 3. LPK SUCCESS perlu melakukan restrukturisasi kelembagaan agar lebih efektif dan efisien LPK SUCCESS perlu melakukan perubahan yang revolusioner dengan melakukan perbaikan dan perubahan di dalam berbagai bidang. Perubahan tipe ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan image LPK SUCCESS di mata masyarakat Bogor. Tujuan perubahan yang diinginkan adalah meningkatkan image SUCCESS di mata masyarakat Bogor. Selanjutnya, sasaran yang hendak dicapai melalui perubahan yang dilakukan ini adalah : 1. Standar tingkat pendidikan tenaga pengajar minimal strata 1 (S1) pada akhir 2017. 2. Seluruh tenaga pengajar success pada tahun 2017 memiliki sertifikasi sesuai kompetensinya. 3. Sebanyak 95% lulusan SUCCESS lulus uji kompetensi pada tahun 2017. 4. Meningkatkan jumlah siswa belajar sebesar 85% pada tahun ajaran 2016-2017. Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi perubahan, maka kebijakan atau strategi yang dilakukan adalah : 1. Strategi Pengembangan Kualitas Pendidikan Formal Tenaga Pengajar. 2. Strategi Peningkatan Kompetensi Keahlian.
176
3. Strategi Peningkatan Kualitas Lulusan dan Warga Belajar. 4. Strategi Pemasaran dan Komunikasi Kelembagaan. Pelaksanaan strategi tersebut dijabarkan secara teknis melalui pelaksanaan program atau kegiatan teknis, yaitu dengan melakukan : 1. Strategi pengembangan kualitas pendidikan formal tenaga pengajar, dengan cara : (1) penyusunan pedoman umum dan standard operating procedure studi lanjut, (2) mendorong dan memberikan kesempatan studi lanjut bagi tenaga pengajar yang memenuhi persyaratan teknis dan administratif yang ditetapkan oleh manajemen LPK SUCCESS, (3) menjalin kerjasama dengan pihak pemerintah atau Pemda untuk memperoleh dana hibah (beasiswa) bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia 2. Strategi peningkatan kompetensi keahlian, melalui : (1) penyusunan pedoman umum dan standard operating procedure peningkatan kompetensi keahlian tenaga pengajar, (2) mengikutsertakan tenaga pengajar pada pelatihan dan ujian peningkatan kompetensi keahlian sesuai persyaratan. 3. Strategi peningkatan kualitas lulusan dan warga belajar, yaitu : (1) penyusunan pedoman umum dan standard operating procedure peningkatan kualitas lulusan dan warga belajar, (2) pengelolaan / manajemen proses belajar mengajar sesuai persyaratan standar mutu, (3) pengelolaan administrasi dan sarana / peralatan belajar secara efektif dan efisien, (4) peningkatan Kelulusan Warga Belajar LPK SUCCESS, seperti Persiapan Total UN (SMA & SMP), UAS (SD) yang akan diadakan setiap menjelang ujian-ujian nasional dan target dari program ini sendiri Siswa lulus dengan nilai raport yang memuaskan, menjadi juara kelas dan diterima di SMP/SMA Unggulan. Program dimulai akhir bulan Juli, dengan pertemuan 3x/minggu @ pertemuan : 120 menit. 4. Strategi pemasaran dan komunikasi kelembagaan, melalui : (1) penyusunan pedoman umum dan standard operating prosedure pemasaran dan komunikasi kelembagaan, (2) menjalin kerjasama dengan lembaga publik pemerintah atau pun swasta untuk pelaksanaan program pelatihan (in-house training) tertentu bagi karyawan, seperti komputer akuntansi, bahasa asing dan kesekretariatan, (3)
Widya Cipta,Vol. VIII, No.2 September 2016
promosi dan pemasaran melalui media massa cetak dan elektronik, event-event kawula muda pada acara tertentu (pameran pendidikan, mall, sekolah), (4) memberikan paket stimulus / keringanan biaya kursus bagi beberapa peserta belajar yang memenuhi syarat dan ketentuan tertentu. Pelaksanaan program atau kegiatan tersebut secara lebih teknis dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada serta disesuaikan dengan kemampuan sumberdaya organisasi, baik dana, sumberdaya manusia, teknologi, informasi maupun peralatan dan sumberdaya intangible lainnya. V. PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan peneliti, yakni mengenai strategi perubahan LPK Sucess, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut: 1. Relatif semakin turunnya image LPK SUCCESS di mata masyarakat menyebabkan LPK SUCCESS harus berubah. Faktor yang menjadi driving force LPK SUCCESS adalah semakin menurunnya jumlah warga belajar di berbagai bidang keterampilan serta semakin banyaknya jumlah LPK yang ada di kota Bogor. 2. Faktor-faktor yang berubah meliputi perubahan visi dan misi, menetapkan tujuan dan sasaran yang baru, perubahan struktur organisasi, menetapkan tujuan, sasaran dan program yang ingin dicapai LPK SUCESS, serta penetapan rencana tindak. Sedangkan saran yang dapat diungkapkan terkait strategi perubahan LPK Success meliputi: 1. Perubahan LPK SUCCESS yang cukup cepat diharapkan dapat bertahan lama, oleh karena itu organisasi harus tetap fokus
dalam menjalankan program-program atau kegiatan yang telah direncanakan. 2. Kemenangan-kemenangan kecil yang dihasilkan dari setiap perubahan diharapkan dapat digunakan oleh manajemen untuk memotivasi semua pihak dalam organisasi untuk turut berpartisipasi secara total dalam mewujudkan perubahan yang diinginkan organisasi. 3. LPK SUCCESS sebaiknya selalu peka terhadap kondisi lingkungan disekitarnya apabila ingin terus maju. DAFTAR PUSTAKA David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep (Buku 1 Edisi 10). Alihbahasa oleh Ichsan Setiyo Budi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Kotter, John P., 1997. Leading Change. Menjadi Pionir Perubahan. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama LPK SUCCESS, 2009. Sejarah dan Data LPK Success. Bogor: . LPK Success Mintzberg, H., B. Ahlstrand, dan J. Lampel. 1998. Strategy Safari : A Guided Tour Through the Wilds of Strategic Management. New York: The Free Press. Rangkuti, Freddy, 2006. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Umar, H., 2001. Strategic Management in Action. Jakarta : PT. Gamedia Pustaka Utama
177