TUGAS STRATEGIK MANAJEMEN ANALISIS SWOT PADA PT. BCA Tbk.
OLEH : Fera Wati (012-014-090)
DOSEN : Prof. DR Ir Rudy C Tarumingkeng, MF, PhD
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerah serta kekuatan yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk memenuhi nilai pada mata kuliah dengan dosen pengajar Prof. Rudy C Tarumingkeng, PhD, dengan topik yang saya bahas adalah Analisis SWOT Pada PT. BCA Tbk. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi, susunan pembahasan dan penyajian karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran atas kekurangan yang ada. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan membacanya dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan ilmu pengetahuan terutama dalam mata kuliah Strategik Manajemen. Akhir kata semoga Tuhan Memberkati kita semua.
Hormati Saya,
Fera Wati
2
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................................
2
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................
4
1.1
Latar Belakang ............................................................................................
4
1.2
Sejarah Perusahaan ......................................................................................
4
1.3
Visi & Misi Perusahaan ...............................................................................
5
1.4
Pelatihan & Pengembangan .........................................................................
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
7
2.1
Pengertian Manajemen Strategi ..................................................................
7
2.2
Pengertian Bank ..........................................................................................
7
2.3
Analisis SWOT ...........................................................................................
7
2.4
Teori Persaigan (Michael Porter’s 5 Forces) ..............................................
9
BAB III
ANALISIS STRATEGI BISNIS .................................................................
11
3.1
Analisis SWOT pada PT. BCA Tbk. ..........................................................
11
3.2
Analisis Porter’s 5 Forces Model pada PT. BCA Tbk. ............................. .
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
18
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dunia perbankan nasional dituntut untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi laju inflasi dengan menerapkan berbagai macam strategi dalam mengelola manajemen perusahaannya agar tetap dapat bertahan dan tetap meraih keuntungan dalam tekanan krisis ekonomi. Pengelolaan manajemen pemasaran menjadi sangat penting dilakukan guna menghadapi ketatnya persaingan suku bunga, fasilitas kemudahan layanan perbankan, serta memanjakan kepuasan nasabah menjadi hal mutlak yang harus dijalankan dalam mencapai tujuan pemasaran suatu bank. Strategi pemasaran menjadi kunci utama setiap perbankan dalam memasarkan produk-produknya serta mempertahankan loyalitas dan kepercayaan para nasabahnya agar tidak memindahkan dananya. Dizaman sekarang ini perusahaan selalu dihadapkan pada persaingan industri yang semakin sengit sehingga perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan selalu berupaya memperbaiki diri dengan perencanaan strategi yang baik. Karena sangat pentingnya peran pemasaran, maka setiap bagian dari pemasar atau marketing suatu bank harus benar-benar memahami strategi pemasaran yang tepat yang dapat diterapkan untuk meraih kepercayaan para nasabah. Perbankan merupakan salah satu jenis industri jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung mengikuti konsep untuk produk jasa. Yang membedakan perbankan dengan industri jasa lainnya adalah banyaknya ketentuan dan peraturan pemerintah yang membatasi penggunaan konsep-konsep pemasaran, mengingat industri perbankan yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat. PT. BCA Tbk. yang merupakan salah satu perusahaan perbankan terbaik di Indonesia merasa perlu menentukan setiap kekuatan dan kelemahannya dan selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan keuntungan dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk memenuhi tuntutan ini terciptalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang memiliki peran penting dalam menetapkan suatu strategi perusahaan.
1.2 Sejarah Perusahaan Pada tanggal 21 Februari 1957 BCA berdiri dengan nama Bank Central Asia. Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan 4
sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998. Ditahun 1998 BCA berhasil pulih kembali, berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif. Dibulan Desember 1998, dana pihak ketiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000. Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN \masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham ke dua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.
1.3 VISI & MISI PERUSAHAAN Visi dari Bank BCA Adalah Menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia. Misi:
Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan financial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA.
5
1.4 PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN BCA Learning Center menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang komprehensif untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan serta menumbuhkan etos kerja yang dibutuhkan dalam mendukung kinerja secara kelompok dan menjaga standar mutu layanan yang tinggi. Sepanjang tahun 2010 kegiatan pelatihan dan pengembangan difokuskan pada program-program terkait kredit, manajemen risiko, dan
manajemen pengetahuan
(knowledge management). Selama tahun 2010 BCA Learning Center menyelenggarakan 2.026 kelas pelatihan yang diikuti oleh 54.094 peserta. Total keseluruhan waktu pelatihan mencapai 145.204 hari. Program-program pelatihan dan pengembangan BCA disusun dengan memperhatikan kebutuhan pengembangan organisasi. Untuk menyelaraskan dengan strategi dan arah bisnis perusahaan, pada tahun 2009 Management Development Program (MDP) disesuaikan menjadi BCA Development Program (BDP). Program ini
ditujukan untuk menghasilkan
tenaga profesional dengan spesialisasi
unit
sesuai
kebutuhan
kerja. Pada tahun 2010,
sebanyak 115 lulusan dari universitas terkemuka telah direkrut untuk mengikuti pelatihan dalam program BDP. BCA
juga menyelenggarakan program pelatihan yang bersifat massal untuk
memperluas kesempatan belajar bagi seluruh karyawan pada semua unit kerja. Program pelatihan seperti e-Learning dan Video Based Training (VBT) telah menjadi solusi tepat dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien bagi karyawan maupun BCA. Sebanyak 3.766 karyawan telah menyelesaikan pelatihan online sejak program ini diluncurkan pada tahun 2009, dan 12.856 peserta telah mengikuti VBT. Selain itu, BCA juga mendorong pengembangan knowledge management, dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi informal yang memfasilitasi pertukaran pengetahuan dari karyawan yang memiliki pengalaman dan keahlian tertentu kepada karyawan lainnya.
6
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Manajemen Strategi Manajemen strategis menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen adalah “Strategic Management is that a set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation”, dan jika diterjemahkan secara bebas maka Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
2.2 PENGERTIAN BANK
BANK adalah Lembaga keuangan yang menjadi perantara antara pihak kelebihan dana dan membutuhkan dana.
BANK menurut UUD adalah Lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BANK menurut SAK (Standar Akuntansi Keuangan) merupakan lembaga yang berfungsi memperlancar arus lalu lintas pembayaran.
2.2 ANALISIS SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, analisa ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang 7
bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. (Daniel Start dan Ingie Hovland). Dalam teori SWOT, analisa lingkungan dibagi menjadi 2 :
Lingkungan Internal
: Strength / Kekuatan & Weakness / Kelemahan
Lingkungan Eksternal)
: Opportunity / Peluang & Threat / Tantangan
1 . STRENGTH (Kekuatan) Strength dalam hal ini diartikan sebagai kekuatan atau hal positif yang menonjol dari perusahaan / produk yang dapat dijadikan sebagai competitive advantage (keunggulan bersaing). Misalnya :
Brand nama yang terkenal
Hak paten
Market share yang relatif besar / dominan
Reputasi yang baik
Skill / kemampuan / spesialisasi perusahaan
Jaringan distribusi yang luas
2.
WEAKNESS (Kelemahan) Merupakan segala sesuatu yang menjadi kelemahan atau kendala-kendala yang
menyebabkan perusahaan sulit untuk berkembang atau meningkatkan kinerja perusahaannya. Kelemahan ini dapat pula menjadi variabel yang sama dengan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Seperti halnya kekuatan, kelemahan ini juga berasal dari dalam perusahaan atau dapat dikatakan sesuatu yang dibutuhkan untuk pengembangan perusahaan namun tidak dimiliki atau sangat kurang kapasitasnya. Karena berada di dalam perusahaan maka kelemahan ini dapat ditekan sehingga dari luar tidak nampak sebagai kelemahan. Kebalikan dari Strength, Weakness merupakan kekurangan atau hal – hal yang tidak / belum dimiliki perusahaan untuk bersaing di pasar. Misal :
Tidak cukupnya modal usaha.
Brand nama tidak terkenal.
Tenaga kerja yang tidak terampil.
Reputasi yang kurang baik di mata konsumen.
Kapasitas mesin yang tidak memadai. 8
Biaya produksi relatif mahal dibanding pesaing.
Harga yang kurang kompetitif.
3.
OPPORTUNITY (Peluang) Peluang merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk berkembang. Perusahaan
hanya menyesuaikan diri dengan kesempatan yang muncul. Opportunity dianggap sebagai bagian dari lingkungan eksternal perusahaan yang dapat menjadi potensi untuk meningkatkan profit, market share atau pertumbuhan. Beberapa contoh opportunity antara lain :
Kondisi perekonomian yang membaik sehingga meningkatkan daya beli masyarakat.
Adanya permintaan atau kebutuhan tertentu yang selama ini belum dilayani oleh produk / perusahaan lain.
Teknologi baru yang memungkinkan produksi / distribusi menjadi lebih efisien atau dapat meningkatkan kualitas produk / jasa.
Peraturan pemerintah yang mendukung bisnis.
Dibukanya larangan perdagangan di negara tertentu.
Dibukanya jalur distribusi baru, dan lain – lain.
4. THREAT (Tantangan) Ancaman adalah suatu situasi yang dapat mengurangi kemampuan bisnis atau perusahaan untuk melindungi dan memperbaiki kedudukan dalam pasar. Ancaman termasuk ke dalam variable yang juga tidak dapat diciptakan oleh perusahaan. Selain itu ancaman inipun tidak dapat pula dihilangkan, namun dapat diperkecil intensitasnya untuk muncul. Threat adalah kebalikan dari Opportunity, yang merupakan halangan atau ancaman bagi perusahan dalam memperluas pasar atau mendapatkan profit. Misalnya :
Terbatasnya bahan baku industri
Pesaing yang semakin gencar.
Munculnya produk substitusi / pengganti.
Konsumen mengurangi daya konsumsinya.
Kurang konsistennya kebijakan pemerintah pusat.
Kebijakan otonomi daerah yang berlebihan.
Trend atau perubahan sosial yang kurang menguntungkan bagi perusahaan.
9
2.3 TEORI PERSAINGAN (MICHAEL PORTER'S 5 FORCES) 1. Ancaman Pendatang Baru (The Threat of New Entrants) Satu perusahaan dapat memasuki suatu industri khusus dengan mudah, maka intensitas persaingan di antara perusahaan-perusahaan akan meningkatkan pendatang baru dan akan mengurangi potensi pasar industri lama karena biasanya membawa kapasitas baru. 2. Ancaman Produk Pengganti ( Threat of Subtitutor products or services) Pada banyak industri, perusahaan-perusahaan berkompetisi secara ketat dengan para produsen produk pengganti. Tekanan persaingan akibat produk pengganti dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas produk. 3. Kekuatan Tawar- Menawar Pemasok ( Bargaining Power of Suppliers) Kekuatan
pemasok
mempengaruhi
intensitas
persaingan
dalam
industri,
khususnya apabila terdapat sejumlah besar pemasok dan produsen seharusnya saling bantu dengan
wajar
meningkatkan
kualitas,
mengembangkan
jasa
baru,
just
in
time
delivery, mengurangi biaya investasi. 4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli ( Bargaining Power of Customer) Bila persaingan berukuran besar dan konsumen membeli dalam volume besar maka kekuatan tawar menawar sangat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. 5. Persaingan Sesama Industri ( Rivalry Among Existing Competitors ) Persaingan
antara
pesaing
yang
paling
penting
kadang-kadang
strategi
yang
dikembangkan suatu perusahaan dapat berhasil hanya dengan berkonsentrasi dengan keunggulan kompetitif yang secara langsung menyerang strategi pesaing.
10
BAB III ANALISIS STRATEGI BISNIS
3.1 ANALISIS SWOT PADA PT. BCA Tbk 1. Kekuatan (Strength) Kekuatan ini bersumber dari dalam perusahaaan sehingga penggunaanya memungkinkan untuk direncanakan maupun dijadwalkan. Pada Bank BCA kekuatan terletak pada : a.
Sebagai bank terbaik yang menyajikan layanan electronic money yang memuaskan pelanggan. Berbagai layanan inovasi produk perbankan yang dikombinasikan dengan teknologi selalu dihadirkan oleh BCA untuk mempermudah para nasabahnya.
b.
Menjadi pelopor dalam infrastruktur pendukung national payment system yang sulit tersaingi oleh kompetitornya.
c.
Menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan melakukan proses edukasi sistematis dalam pemakaian layanan ATM dan internet banking.
d.
Posisi Bank BCA sebagai standard setter dari bank – bank pesaingnya bukan hanya di produk layanan, tetapi untuk penambahan jenis electronic delivery channel-nya menjadi benchmark bagi para pesaing.
e.
BCA sudah dikenal reputasinya di dalam dan luar negeri sebagai bank yang selalu mengambil keputusan tepat dalam pemilihan teknologi dan waktu penerapannya.
f.
Tim manajemen yang sangat profesional yang selalu mengikuti kebijakan dan regulasi perbankan nasional dan internasional
g.
Sumber daya manusia (SDM) yang terlatih baik dan berorientasi pada pelayanan bagi nasabah.
h.
Rangkaian produk dan jasa yang inovatif dan memenuhi kebutuhan yang aktual.
i.
Pemanfaatan teknologi paling mutakhir secara tepat. BCA Mobile sebagai layanan akses perbankan elektronik m-BCA dan juga klik BCA melalui fasilitas smartphone.
j.
Upaya yang terus-menerus dalam mempertahankan tingkat pengamanan perbankan yang paling tinggi.
k.
Jaringan yang luas dari kantor cabang dan kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia.
l.
Gebyar BCA yang sampai saat ini masih terus menjadi tayangan rutin di salah satu televisi swasta membuktikan komitmen dari pihak bank BCA untuk selalu melakukan upaya 11
promosi yang maksimal kepada para konsumen. dengan hadiah langsung berupa mobil mewah. 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan pada Bank BCA yaitu : a.
Masih seringnya terjadi antrean panjang di BCA.
b.
Layanan perbankan BCA yang selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi masih perlu disempurnakan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan dari para nasabah.
c.
Konsentrasi alokasi kredit BCA lebih terfokus pada korporasi perusahaan menengah keatas, sehingga sangat rawan terhadap kemungkinan kredit macet ketika iklim ekonomi sedang krisis dan nilai tukar mata uang yang fluktuatif.
d.
BCA belum menjadi bank pilihan utama bagi sebagian masyarakat Indonesia yang mampu mengakomodasi sebagian besar kebutuhan mereka akan layanan perbankan.
3. Kesempatan (Opportunity) a.
Bisnis di indonesia terus berkembang sehingga membutuhkan modal yang besar untuk membiayai usaha.
b.
Strategi bisnis terhadap retail khususnya kredit kepemilikan Rumah merupakan kebutuhan pokok dari setiap manusia, sehingga kebutuhan akan rumah selalu ada dari waktu ke waktu.
c.
Pencanangan
tahun
2008
sebagai
tahun
edukasi
perbankan
bagi
masyarakat,
memungkinkan dunia perbankan bertarung secara kompetitif untuk berebut nasabah. d.
Kecenderungan pola hidup masyarakat yang konsumtif, merupakan salah satu peluang yang perlu dicermati untuk meningkatkan jenis produk jasa kredit perbankan dan kualitas pelayanan bagi nasabah.
e.
Kecepatan kemajuan teknologi informasi sangat mendukung komitmen BCA untuk mempermudah pelayanan demi meningkatkan kepuasan nasabah.
4.
Hambatan (Threat)
a.
Sektor perekonomian, perdagangan dan moneter serta di bidang perbankan yang sering berubah-ubah dan tidak konsisten.
b.
Produk assets dan liabilities bank pesaing semakin atraktif.
c.
Perkembangan dunia bisnis semakin kompleks dengan tingkat persaingan yang tinggi ditengah kondisi perekonomian Indonesia yang terus bergejolak dan tingkat inflasi yang cukup tinggi. 12
d.
Masyarakat cenderung meminati layanan perbankan yang simple dan menawarkan berbagai macam fleksibilitas serta berbagai macam hadiah yang menggiurkan.
e.
Tingkat inflasi yang terus meningkat mengurangi minat masyarakat untuk menyimpan uang di bank. Dalam mengelola bank, BCA bertumpu pada tiga prioritas yaitu mempertahankan
keunggulan sebagai bank transaksional pilihan nasabah, meyalurkan kredit yang didukung oleh manajemen resiko yang efektif , serta menerapkan tata kelola pada setiap aspek bisnis. Dalam menghadapi tantangan perubahan ekonomi yang bersifat struktural maupun pergerakan suku bunga, pihak manajemen berupaya untuk tetap konsisten dalam mengelola BCA. Hal tersebut dimaksudkan dengan tujuan mengoptimalkan posisi likuiditas untuk meningkatkan profitabilitas, dan investasi pada franchise BCA guna mengembangkan sumber pendanaan yang menguntungkan. BCA tidak saja menjadi bank yang semakin dekat dengan para nasabahnya, lebih dari itu BCA menyediakan koneksi dan kenyamanan untuk bertransaksi, baik untuk keperluan bisnis maupun pribadi, dimanapun mereka berada, dan kapanpun harus melakukannya. Fokus utama dari strategi BCA adalah : 1.
Memfokuskan diri pada transaksi pembayaran dan penyelesaian melalui investasi di jaringan yang kokoh sekaligus meningkatkan basis dana pihak ketiga BCA.
2.
Meningkatkan aktiva produktif melalui penyaluran kredit yang menguntungkan disertai pengelolaan resiko yang efektif. Meskipun tampaknya sangat sederhana, strategi ini ternyata sangat efektif di masa-
masa di mana industri perbankan harus beradaptasi dengan perubahan – perubahan struktural yang mengikuti siklusnya. Strategi ini tetap relevan ketika bank dituntut menyesuaikan diri pada berbagai perubahan regulasi. Kompetensi, senantiasa meningkatkan pengetahuan dan wawasan dengan mengikuti perkembangan industri perbankan khususnya dan dunia usaha pada umumnya. BCA secara konsisten, pertama, memanfaatkan posisi likuiditas yang kuat untuk meningkatkan profitabilitas ; kedua, secara berkesinambungan melakukan investasi infrastruktur untuk mempertahankan franchise value sehingga dalam situasi suku bunga yang bergejolak sekalipun bank dapat mempertahankan performanya. BCA mengembangkan pendekatan total customer relationship untuk kenyamanan nasabah bisnis dan perseorangan. Keunggulan jaringan yang dimiliki BCA memberikan lebih banyak waktu bagi staff BCA untuk lebih proaktif dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan nasabah. Dengan pendekatan
13
total customer relationship, BCA membantu memenuhi kebutuhan nasabah baik selaku pribadi maupun pelaku usaha. Ditengah kecenderungan penurunan suku bunga, banyak kalangan berpendapat bahwa hal tersebut dapat memberikan tekanan terhadap marjin BCA. Namun demikian, BCA dapat mengatasinya dengan mengandalkan keunggulan – keunggulan strategis yang dimilikinya, yaitu : struktur dana pihak ketiga yang didominasi oleh produk giro dan tabungan, luasnya jangkauan operasi akan mempermudah BCA untuk meningkatkan volume transaksi keuangan dan melakukan ekspansi kredit. Selain itu, inflasi satu digit akan mendukung BCA dalam melakukan efisiensi pengelolaan biaya. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menerima sertifikasi ISO 9001:2008 mengenai Sistem Manajemen Mutu untuk Data Center Operation BCA. ISO 9001:2008 merupakan standard internasional untuk sistem manajemen mutu dan bukan standard produk semata. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001:2008 merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek - praktek standard untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Melalui penerapan ISO 9001:2008 ini diharapkan produk atau layanan yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen yang berkualitas internasional akan memiliki standard kualitas yang baik. 3.2 ANALISIS PORTER’S FIVE FOCES MODEL PADA PT. BCA Tbk
1) Rivalry Among Existing Competitors (Persaingan antar kompetitor yang ada) Saat ini keberadaan BCA berada ditengah pertarungan raksasa-raksasa perbankan di Indonesia. Persaingan dunia perbankan sangat ketat, terutama ketika bank-bank besar milik pemerintah yang mulai kompetitif dalam memberikan produk dan jasa layanan perbankan. BCA akan dihadapkan pada sebuah tantangan bahwa masyarakat akan cenderung memilih perbankan milik pemerintah. Hal ini dimungkinkan karena masih adanya kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan terjadi krisis ekonomi yang berkelanjutan. Bagaimanapun juga masyarakat butuh jaminan keamanan akan likuiditas dana yang mereka simpan di bank, dan masyarakat mulai bijak dalam menentukan bank apa yang akan dipilih. Pertimbangannya tentu saja tidak hanya hadiah-hadiah menarik yang ditawarkan. Didukung dengan kepemilikan asset yang besar serta support dari pemerintah yang jauh lebih besar bank – bank pemerintah 14
menjadi pesaing yang cukup potensial dan perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak manajemen BCA. 2) Threat of Substitute Products or Services (Ancaman dari produk pengganti) Pola hidup masyarakat yang konsumtif memungkinkan kebutuhan masyarakat akan sebuah kredit cukup tinggi, hal ini rupanya juga dilirik oleh perusahaan pendanaan selain bank untuk mengembangkan perusahaan mereka. Saat ini akan dengan mudah kita jumpai perusahaan leasing dengan cukup pesat dapat berkembang dikarenakan berbagai kemudahan yang mereka tawarkan terhadap nasabah dan masyarakat. Sedangakan kebutuhan masyarakat akan jasa penyimpanan uang yang aman dengan memperoleh imbalan kompetitif merupakan pangsa yang kini tidak hanya milik industri perbankan. Saat ini untuk kebutuhan jasa tersebut telah banyak berdiri berbagai perusahaan sekuritas yang menawarkan produk reksadana dan investasi pasar modal yang memberikan keuntungan yang jauh lebih besar daripada deposito perbankan. Perusahaan asuransi yang juga mulai berinovasi sehingga saat ini masyarakat tidak hanya mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan dari lembaga asuransi tapi juga keuntungan yang cukup menggiurkan. Saat ini asuransi bisa kita perhitungkan sebagai sarana investasi yang cukup menarik dan menjanjikan.
3) Threat of New Entrants (Ancaman dari pendatang baru) Dalam dunia bisnis dikenal ada lima tingkatan konsumen yang dalam hal ini dapat kita samakan dengan nasabah, yaitu Terorist customer, Transactional customer, Relationship customer, Loyal customer, dan Advocator customer. Dari berbagai macam konsumen atau nasabah tersebut BCA harus bersaing secara kompetitif dengan banyaknya bank, perusahaan pendanaan / leasing, dan perusahaan asuransi. Akan sangat menguntungkan jika BCA mendapat konsumen atau nasabah yang masuk dalam kategori loyal customer dan advocator customer. Kini masyarakat selaku konsumen dan nasabah akan dihadapkan pada semakin banyaknya pilihan yang menarik, ini tentu saja kondisi yang sangat bagus karena konsumen dan nasabah bisa memiliki pilihan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka akan sebuah produk dan jasa keuangan. Pada akhirnya tingkat kepuasan nasabah akan jasa layanan perbankan sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan bank kepada nasabah yang dapat diidentifikasi meliputi faktor-faktor Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty, dan Tangibles.
4) Bargaining Power of Buyers (Kekuatan tawar-menawar nasabah)
15
Kekuatan tawar-menawar nasabah memacu BCA dalam menciptakan pengelolaan yang baik. Komitmen dan peraturan kepada regulasi membawa BCA menjadi Bank dengan prestasi dan reputasi yang membanggakan. Dari tahun ke tahun, BCA terus dikenal sebagai bank yang memiliki banyak keunggulan dan mendapat nilai bagus dari berbagai pihak sebagai institusi finansial yang dikelola secara profesional. Dari hal ini dapat diketahui bahwa kualitas BCA tidak diragukan lagi sebagai perusahaan profitable dengan keuangan yang sehat dan nilai asset yang terus bertambah serta sebagai bank dengan kualitas terbaik.
5) Bargaining Power of Suppliers (Kekuatan tawar-menawar pemasok) Dalam industri ini, pemasok lebih untuk Bargaining kartu kredit. Yaitu dari Visa Internasional Power(Asia-Pacific) Ltd dengan nama jaringan Visa dan Mastercard Internasional Indonesia of dengan nama jaringan Mastercard.
16
BAB IV KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa PT Bank Central Asia Tbk (BCA) secara berkesinambungan melakukan berbagai langkah dan upaya meningkatkan kapasitas maupun kemampuan sistem teknologi informasi bagi pengembangan jaringan distribusi yang lebih canggih serta melayani transaksi yang terus meningkat dan kebutuhan usaha yang terus berkembang dan semakin kompleks. BCA mempunyai tata kelola perusahaan yang baik, yang merupakan pondasi dari bisnis yang transparan dan sehat. Hal tersebut merupakan komitmen pihak manajemen BCA untuk mempertahankan kepercayaan nasabah, pemegang saham, mitra bisnis dan pemangku kepentingan ( stakeholders ) lainnya. Dalam memastikan tata kelola yang optimal, direktur bersama manajemen akan selalu mengevaluasi implementasi tata kelola perusahaan secara berkesinambungan. Sepanjang tahun 2011 hingga 2013 BCA menerapkan kebijakan teknologi informasi yang ditujukan untuk melayani dan memperluas lini bisnis BCA, memperkuat kinerja hardware dan infrastruktur TI serta memelihara dan meningkatkan kemajuan tata kelola TI. Ditahun 2014 BCA terus melakukan penerapan kebijakan TI yang ditujukan bagi peningkatan keandalan, kenyamanan dan keamanan atas produk dan layanan untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. Selain hardware dan infrastruktur juga senantiasa meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM. BCA juga senantiasa memperkenalkan berbagai produk dan layanan yang memberikan kemudahan untuk pemenuhan kebutuhan perbankan nasabah BCA. BCA siap memanfaatkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang positif untuk memacu ekspansi kredit di semua segmen, baik untuk segmen individu dengan menawarkan produkproduk kredit baru. Sebagai respon terhadap tingginya inflasi dan tingkat suku bunga. BCA melakukan penyesuaian kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi resiko kredit dan resiko pasar. Dalam proses tersebut BCA secara proaktif memperketat persyaratan kelayakan minimum kredit rating dan membatasi eksposur terhadap industri dan segmen kredit tertentu. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menerima sertifikasi ISO 9001:2008 mengenai Sistem Manajemen Mutu untuk Data Center Operation BCA. Intinya yang menjadi rahasia dari eksistensi BCA sebagai bank swasta ditengah krisis ekonomi adalah kekuatan pihak manajemen dalam melakukan praktik pengelolaan resiko operasional yang baik dan ketat 17
dengan berlandaskan prinsip kehati – hatian dan pelayanan BCA kepada nasabah dengan mengembangkan pendekatan total customer relationship. Namun BCA perlu bekerja lebih keras lagi untuk dapat menyakinkan masyarakat dan nasabah akan kinerja perbankan yang mereka selenggarakan, selanjutnya memenangkan penilaian masyarakat tentang keunggulan – keunggulan produk dan jasa layanan perbankan BCA.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hill, Charles W.L & Jones, Gareth R. (2012). Essentials of Strategic Management 3rd Edition, South-Western Cengage Learning.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia
Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. Managemet Strategis. 2008. Jakarta: Andi.
http://www.bca.co.id/id/about/cari-tahu-tentang-bca
19