ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM PEDAGING DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh: Yulianita1 Firdaus Sy1, Helmawati1 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrac This study have purposed improved the influence of the operating revenues of the measured variable price, number of seeds, the amount of feed and labor to income levels in the Padang Pariaman city . In the study sample size was 69 respondents who used a broiler livestock in Padang Pariaman . Sampling was done by using Slovin. Types of data used are primary, obtained through questionnaires. In this research model used two categories of variables. The first variable is dependent that the level of income. The second is an independent variable that is composed price , number of seeds, the amount of feed and labor . To test the hypothesis we used a multiple regression analysis and t- test statistics. Based on the results of hypothesis testing found that the number of seeds and the amount of feed a significant effect on the level of income while businessmen broiler price and the number of workers does not significantly influence broiler income entrepreneurs in the Padang Pariaman city Keyword
Price, Number of Seed, The Mount of Feed and Labor Income
intelektualitas
PENDAHULUAN 1.1
hewani,
pembangunan
peternakan
semakin
hari
tetapi, umumnya protein yang berasal dari
semakin
sumber protein nabati hanya mengandung beberapa jenis asam amino yang tentunya
penduduk. Pada gilirannya, upaya ini akan
tidak lebih lengkap dan tidak sebagus
berpengaruh terhadap peningkatan tingkat
kualitas yang dikandung sumber protein
kecerdasan bangsa.
hewani. (Gergius, 2007, dalam Wardhani,
Setiap orang membutuhkan protein
2012 ).
sebagai sumber energi yang tentunya demi
Keunggulan
kelangsungan hidup. Konsumsi protein berkaitan
mengkonsumsi
kacang hijau, dan kacang tanah. Akan
meningkat sebagai akibat dari peningkatan
hewani
dapat
kacang-kacangan, seperti kacang kedelai,
kebutuhan masyarakat terhadap protein yang
orang
sumber protein nabati, terutama dari jenis
di
Indonesia adalah upaya untuk mencukupi
hewani
perkembangan
seseorang. Sebenarnya disamping protein
Latar Belakang Salah satu kebijakan pemerintah
dalam
dan
dengan
protein
hewani
tersebut berpotensi untuk perkembangan
tingkat 1
industri
atau
usaha
peternakan,
terjangkau
oleh
dikarenakan konsumsi daging masyarakat
konsumsi
daging
Indonesia yang relatif rendah namun masih
meningkat. Usaha ternak ayam pedaging
dapat ditingkatkan. Beberapa peternakan
memiliki peluang usaha yang baik.
hewan diantaranya sapi, kambing, kerbau,
1.2
ayam, itik dan daging lainnya. Hanya
Indonesia
dapat
Perumusan Masalah
maka pertanyaan yang dapat dirumuskan
sering dikonsumsi oleh masyarakat, namun
didalam penelitian ini adalah:
diantara ketiga daging tersebut daging
1. Apakah harga mempengaruhi pendapatan
ayam yang paling banyak di konsumsi oleh
peternak ayam pedaging di Kab. Padang
masyarakat Indonesia khususnya Kab.
Pariaman?
Padang Pariaman.
2. Apakah
ayam
sehingga
Sesuai dengan latar belakang masalah
daging sapi, kambing dan ayam lah yang
Peternakan
masyarakat
pedaging
jumlah
bibit
berpengaruh
terhadap tingkat pendapatan di Kab.
tentunya menjadi daya tarik sendiri bagi
Padang Pariaman.?
para peternak dan juga para perusahaan-
3. Apakah
jumlah
pakan
berpengaruh
perusahaan besar, dimana ayam pedaging
terhadap
adalah
pedaging di Kab. Padang Pariaman?
jenis
ternak
yang
mampu
berproduksi dalam waktu yang relatif
tingkat
pendapatan
ayam
4. Apakah jumlah tenaga kerja berpengaruh
singkat. Selain itu permintaan akan ayam
terhadap
pedaging di pasar senantiasa meningkat hal
pedaging di Kab. Padang Pariaman ?
tingkat
pendapatan
ayam
ini disebabkan karena ayam pedaging 1.3
memiliki daging yang empuk dan bernilai
Tujuan dari penelitian ini adalah :
gizi yang cukup tinggi dan harganya
1. Untuk mengetahui pengaruh harga
terjangkau, serta gampang diolah dan halal
terhadap
untuk semua jenis kepercayaan agama
tingkat
pendapatan
peternak ayam pedaging di Kab.
apapun. Daging utama
Tujuan Peneltian
untuk
ayam
menjadi
konsumsi
Padang Pariaman.
pilihan
2. Untuk
masyarakat
jumlah
dikarenakan harganya yang relatif murah
pedaging
Alasan tersebut dapat digunakan untuk
3. Untuk
khususnya ayam pedaging yang bertujuan hewani
terhadap peternak
di
Kab.
pengaruh tingkat ayam Padang
Pariaman.
memacu peningkatan usaha peternakan
protein
bibit
pendapatan
dibandingkan daging sapi dan kambing.
memberikan
mengetahui
mengetahui
pengaruh
jumlah pakan terhadap tingkat
yang 2
pendapatan ayam pedaging di Kab.
umur yang sama pada ayam petelur
Padang Pariaman.
ataupun ayam kampung (Anonim, 2005).
4. Untuk mengetahui jumlah tenaga
2.1.1
kerja terhadap tingkat pendapatan
Harga Harga
ayam pedaging di Kab. Padang
dipasaran
Pariaman.
daging
bebas
ayam
selalu
pedaging
berubah-ubah
menurut situasi dan kondisi pasar, biasanya kestabilan harga ini dipengaruhi oleh
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
jumlah kebutuhan yang tidak terbatas
Landasan Teori
sedang persediaan barang sangat tidak
Ayam pedaging adalah ayam yang
menentukan target kebutuhan (Hartono
produksi utamanya adalah daging. Ayam
1999 ).
jenis ini khususnya untuk dipotong dan
Daniel (2002) menyatakan bahwa
diambil dagingnya karena ayam ini cepat pertumbuhannya
dan
penuh
keadaan harga suatu barang mempengaruhi
dengan
jumlah
timbunan daging yang terutama di bagian
akan
peternakan adalah ayam jantan dan betina
bila
tersebut harga
akan
turun.
turun
maka
Hubungan harga dengan permintaan adalah
memiliki sifat-
hubungan yang negatif. Artinya bila yang
sifat dan kelebihan dibanding dengan ayam
satu naik maka yang lain akan turun dan
lain antara lain adalah daging dari ayam
begitu sebaliknya. Semua ini berlaku
pedaging empuk, kulit licin dan lunak
dengan
sedangkan tulang dada belum membentuk
catatan
mampengaruhi
tulang yang keras, ukuran badan yang
faktor
lain
jumlah
yang
permintaan
dianggap tetap.
besar dan bentuk dada yang lebar padat
Harga
dan berisi, efisien terhadap makanan cukup
dapat
mempengaruhi
permintaan konsumen. Tinggi rendahnya
tinggi sehingga dari makanan diubah pertumbuhan
barang
permintaan akan barang tersebut akan naik.
1992).
daging,
barang
Sebaliknya
muda dibawah umur 8 minggu (Fuad,
menjadi
terhadap
tersebut. Bila harga naik maka permintaan
dada. Istilah ayam pedaging dalam ilmu
Ayam pedaging
permintaan
harga ayam pedaging akan mempengaruhi
atau
keputusan
pertambahan berat badannya sangat cepat
konsumen
untuk
membeli
daging ayam pedaging. Perubahan harga
umur 7-8 minggu ayam bisa mencapai
ayam pedaging sangat responsif terhadap
berat kurang lebih 2 kg. Di dalam waktu
perubahan keputusan konsumen untuk
yang singkat itu bisa dicapai suatu berat
membeli
terentu yang jauh lebih besar dari pada 3
ayam.
Artinya
sedikit
saja
perubahan naik turun harga ayam pedaging akan
mengubah
keputusan
Pendapatan perkapita masyarakat
konsumen
adalah
jumlah
uang
yang
dimiliki
untuk membeli ayam. Penentu harga
masyarakat setempat untuk melakukan
berguna untuk penentu kuat yang tepat
transaksi-transaksi ekonomi. Masyarakat
dalam memasarkan ayam (Rasyaf).
yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi biasanya diikuti dengan semakin
2.1.2 Teori Permintaan Permintaan
meningkatnya
adalah
banyaknya
(Amrullah, 2002 :57)
jumlah barang yang diminta pada suatu
Anggapan
pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu
mempelajari
pada tingkat pendapatan tertentu dan
Sumarno
konsumen
(2007)
pembeliannya
sejumlah barang yang diinginkan, yang
diminta/dibeli
oleh
konsumen
dengan
Satu alasan mengapa pendapatan
Hukum
rumah tangga berbeda-beda, yaitu karena
permintaan menyatakan bahwa apabila
barang
kepuasan
untuk
(Sudarman, 1992 : 29).
relatif terbatas seperti halnya sumber-
kuantitas/jumlah
rupa
batasan penghasilannya yang tertentu itu
Namun demikian daya beli tersebut juga
naik,
sebegitu
memaksimumkan
biasanya dinyatakan dalam bentuk uang.
barang
mengalokasikan
Singkatnya, setiap konsumen mengatur
kemampuan konsumen untuk membeli
suatu
berusaha
kepuasan yang diperolehnya maksimum.
daya beli. Yang dimaksud daya beli adalah
harga
dan
dipasar sebegitu rupa sehingga tingkat
pada suatu waktu, yang didukung oleh
lainnya.
konsumen
membeli barang dan jasa yang tersedia
jumlah barang yang diminta konsumen
ekonomi
perilaku
dalam
penghasilan yang terbatas jumlahnya untuk
menyatakan bahwa permintaan adalah
sumber
pokok
permintaan suatu barang adalah setiap
dalam periode tertentu (Putong, 2003). Selanjutnya
kebutuhan-kebutuhan
adanya perbedaan pedidikan. Perbedaan
maka
pendapatan antar rumah tangga juga
yang
berasal dari perbedaan jumlah pekerja
akan
dalam suatu rumah tangga (Mc Eachern
menurun, dan sebaliknya jika harga turun
dan Triandan, 2001 : 337).
maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan naik, dengan asumsi faktor-
METODE PENELITIAN
faktor lain dianggap tetap perunit waktu. 2.2
3.1
Objek Penelitian Daerah
Pendapatan
yang
menjadi
sasaran
penelitian adalah di Kabupaten Padang Pariaman.Propinsi 4
Sumatera
Barat.
Peneltian
ini
dilakukan
karena
periode
ternak
untuk
memberi
pengembangan sektor perdagangan dari
makan ayam agar dapat tumbuh
tahun ke tahun mengalami peningkatan.
besar. d. Jumlah pakan (X3) adalah jumlah
3.2
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang dimaksud
dari
pakan
yang
digunakan
peternak dalam satu periode waktu
adalah variabel yang digunakan dalam
untuk
penelitian. Variabel dalam penelitian disini
mengobati ayam pedaging, dalam
terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel
satuan kg.
independent dan variabel dependent. Variabel
independent
memberi
makan
dan
e. Jumlah tenaga kerja (X4) adalah adalah
jumlah tenaga kerja yang bekerja
variabel yang mempengaruhi, atau variabel
atau dibayar dalam satu periode
bebas yang tidak tergantung pada variabel
tertentu.
yang lain dan mempengaruhi variabel lainnya. Variabel dependent sendiri adalah 3.3
variabel yang dipengaruhi, atau variabel
Dalam penelitian akan menjelaskan
tak bebas yang tergantung pada variabel
pengaruh antara modal awal, pengalaman
lainnya dan dipengeruhi variabel lainnya. Definisi
operasional
usaha terhadap pendapatan yang diterima
adalah
oleh peternak ayam pedaging di Kabupaten
pengertian dari setiap variabel-variabel
Padang Pariaman, akan digunakan metode
yang diamati, maka definisinya adalah
ekonometrik maka variabel dependent
sebagai berikut:
adalah (Y) sedangkan varibel independent
a. Jumlah pendapatan (Y) adalah jumlah
Metode Analisis
ayam
pedaging
yaitu jumlah harga (X1), jumlah bibit (X2),
yang
jumlah pakan (X3), dan jumlah tenaga
dihasilkan oleh peternak dalam
kerja (X4).
satuan kilogram dalam satu periode panen atau satu periode ternak,
GAMBARAN UMUM WILAYAH
biasanya dari 45 hari – 65 hari. 4.1
b. Harga (X1) adalah biaya yang di tetapkan
oleh
peternak
ayam
Keadaan Geografis Kabupaten Padang Pariaman Kabupaten
pedaging dalam satuan rupiah.
Padang
Pariaman
c. Jumlah bibit (X2) adalah jumlah
adalah sebuah kabupaten di propinsi
pakan dalam satuan ekor yang
Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini
digunakan peternak dalam satu 5
memiliki luas wilyah 1.328,79 km2 dan
Berdasarakan
populasi 391.056 jiwa, (BPS, 2013). Posisi
penelitian
yang telah dilakukan ada beberapa
Kabupaten
karakteristik
Padang Pariaman yang terletak antara
berdasarkan
0011’- 0049’ Lintang Selatan dan 98036’-
pendidikan. Seperti yang terlihat pada
0
astronomis
hasil
’
100 28 Bujur Timur, dengan luas wilayah
responden jenis
kelamin,
yaitu umur,
tabel dibawah ini :
sekitar 1.328,79 km2 dan panjang garis
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Jumlah Persentase Kelamin (Orang) (%) Laki-laki 55 79,72 Perempuan 14 20,28 Jumlah 69 100 Sumber: Data Lapangan Diolah, 2014
pantai 60,50 km2. Luas daratan darerah ini setara dengan 3,15 persen dari luas daratan wilayah Propinsi Sumatera Barat. Suhu Udara berkisar antara 24,40C – 25,70C, jadi untuk rata-rata suhu maksimum 31,080C dan rata-rata suhu minimu yaitu 21,340C, dengan kelebapan relative 86,75%. Rata-
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat
rata curah hujan secara keseluruhan untuk
bahwa responden dalam penelitian ini
Kabupaten Padang Pariaman pada tahun
kebanyakan berjenis kelamin laki-laki.
2013, Kabupaten Padang Pariaman terdiri
Seperti yang terlihat pada tabel 4.1 diatas
dari 17 (tujuh belas) Kecamatan dengan
bahwa responden yang berjenis laki-laki
Kecamatan 2
11 Kayu Tanam tercatat
yaitu 55 orang atau 79,72 persen dari total
memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70
responden. Sementara itu responden yang
2
Km , sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh
berjenis kelamin perempuan hanya 14
Gadang memiliki luas terkecil, yakni 25,56
orang
Km2
responden.
rata-rata
keseluruhan
curah
untuk
hujan
secara
kabupaten
Padang Umur (Tahun) <20 20 – 30 30 – 40 40 – 50 >50
sebesar 368,4 mm, dengan rata-rata hari sebanyak
19
hari
perbulan.
Temperatur rata-rata untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah 25,70 derejat celcius dengan kelembapan relative 85,9
persen
dari
total
Jumlah (Orang) 6 16 18 25 4
Persentase (%) 8,69 23,19 26,09 36,24 5,79
Jumlah 69 100 Sumber :Data Lapangan Diolah, 2014
persen, (BPS, 2013). 4.2
20,28
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Umur
Pariaman pada tahun 2013 adalah sebesar
hujan
atau
Dari tabel 4.2 di atas dapat kita
Karakteristik Responden
lihat bahwa jumlah responden berdasarkan 6
sarjana (S1) merupakan responden yang paling banyak jumlahnya dan paling besar persentasenya. Sedangkan untuk tingkat pendidikan lainnya yaitu berjumlah 15 orang atau 21,74 persen dari total responden.
umur yaitu responden yang berumur dibawah 20 tahun yaitu berjumlah 6 orang atau 8,69 persen. Responden yang berumur 20 – 30 tahun berjumlah 16 orang atau 23,19 persen dari jumlah responden. Dan responden umur 30 - 40 tahun berjumlah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
18 orang atau 26,09 persen dari jumlah responden. Responden umur 40 – 50 tahun
5.1
Pengujian Analisis
berjumlah 25 orang atau 36,24 persen,
Analisis yang dilakukan untuk
merupakan responden terbanyak dari hasil
melihat besarnya kontribusi atau pengaruh
penelitian ini. Sedangkan umur diatas 50
variabel tak terikat (independent) terhadap
tahun ini merupakan jumlah responden
variabel terikat (dependent) berdasarkan
yang paling sedikit.
pengujian statistik yaitu uji t, uji F dan koefisien determinasi (R2). Model yang digunakan
adalah
fungsi
yang
menggambarkan bahwa variabel terikat (dependent) yaitu pendapatan usaha ternak ayam
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Pendidikan (orang) (%) SMP / Sederajat SMA / Sederajat Diploma Sarjana (S1) Lainnya Total
6 10 14 24 15 69
pedaging
(Y)
salah
satunya
dipengaruhi oleh besarnya nilai variabel tidak terikat (independent) yaitu harga (X1), jumlah bibit (X2), jumlah pakan
8,69 14,49 20,29 34,79 21,74 100
(X3), dan tenaga kerja (X4). Seperti dengan
memanfaatkan
SPSS,
Sumber : Data Lapangan, 2014
melalui
hasil
program
data
paket
program
perhitungan
regresi
selanjutnya dapat dilihat sebagai berikut:
Data tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu responden yang tingkat pendidikannya SMP/Sederajat berjumlah 6 orang atau 8,69 persen dari total responden. Responden dengan tingkat pendidikan SMA/Sederajat berjumlah 10 orang atau 14,49 persen dari total responden. Responden dengan tingkat pendidikan diploma berjumlah 14 orang atau 20,29 persen dari jumlah responden. Dan responden dari tingkat pendidikan
Y t hitung
7
1,524 – 0,119 X1 + 0,285 X2 + 0,076 X3 + 0,405 X4
= =
(-1,451) (3,128) (1,512)
f hitung=
82,476
R2
=
0,838
α
=
0,1
(6,562)
Dari hasil persamaan uji regresi
Hasil
dari
pengujian
diatas
linear berganda di atas peneliti dapat
memperlihatkan bahwa perubahan harga
melihat untuk konstan nilai koefisien yang
(X1) berpengaruh tidak signifikan, hal ini
diperoleh adalah sebesar 1,524 yang
berarti sesuai dengan hipotesa semula. Jadi
artinya tanpa adanya variabel lain, maka
jika terjadinya penambahan harga (X1)
pendapatan peternakan ayam pedaging (Y)
akan menyebabkan penurunan terhadap
akan meningkat sebesar 1,524. Untuk
pendapatan usaha ternak ayam pedaging di
melihat signifikan variabel tidak terikat
Kabupaten Padang Pariaman (Y). karena
(Independent)
secara
dengan tingkat harga yang rendah maka
bersama-sama terhadap variabel terikat
akan menyebabkan penjualan maningkat,
(Dependent) maka digunakan Uji F, Nilai
sehingga pendapatan akan meningkat.
Sig. lebih kecil dari nilai α (0,152 < 0,1),
Besarnya elatisitas variabel X1 atau harga
artinya harga (X1), jumlah bibit (X2),
yang ditunjukkan nilai koefisien regresi b1
jumlah pakan (X3), tenaga kerja (X4)
yang diperoleh -0,119 yang artinya setiap
signifikan atau mempengaruhi besarnya
penambahan tingkat harga (X1) sebesar
nilai
ayam
100 rupiah dengan asumsi variabel yang
pedaging di Kabupaten Padang Pariaman
lain jumlah bibit (X2) jumlah pakan (X2)
(Y) dan secara statistik tidak dapat
dan tenaga kerja (X4) maka pendapatan
dipercaya pada tingkat kepercayaan 90 %.
usaha ternak ayam pedaging di Kabupaten
mempengaruhi
pendapatan
Selanjutnya
usaha
ternak
koefisien
Padang Pariaman (Y) mengalami kenaikan
0,838
sebesar 11,9 rupiah, dimana didapat nilai
menunjukkan bahwa 0,838 % variasi naik
Sig. sebesar 0,152. Hasil perhitungan uji t
turunnya harga (X1), jumlah bibit (X2),
memperlihatkan bahwa nilai Sig. lebih
jumlah pakan, (X3) dan tenaga kerja (X4)
kecil dari
terhadap pendapatan usaha ternak ayam
harga (X1) mempunyai pengaruh yang
pedaging di Kabupaten Padang Pariaman
signifikan
(Y) dalam perkembangannya dari bulan ke
ternak ayam pedaging di Kabupten Padang
bulan, sedangkan sisanya sebesar 83,8 %
Pariaman (Y) pada tingkat kepercayaan 90
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain
%.
determinasi
(R2)
nilai sebesar
diluar model.
5.1.2
5.1.1 Pengaruh Harga (X1) Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Pedaging di Kabupaten Padang Pariaman (Y) 8
yaitu (0,152 < 0,1), artinya
terhadap
pendapatan
usaha
Pengaruh Jumlah Bibit (X2) Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Pedaging Di Kabupten Padang Pariaman (Y)
Hasil
dari
atas
usaha ternak ayam pedaging (Y), hal ini
penambahan
tidak berarti sesuai hipotesa semula. Jadi
jumlah bibit (X2) berpengaruh signifikan
jika terjadi penambahan jumlah pakan (X3)
secara positif terhadap pendapatan usaha
tidak
ternak ayam pedaging (Y), hal ini berarti
pendapatan pedagang usaha ternak ayam
sesuai dengan hipotesa semula. Jadi jika
pedaging (Y).
memperlihatkan
pengujian bahwa
di
terjadi penambahan jumlah bibit (X2) akan
akan
menyebabkan
penurunan
Nilai koefisien variabel (X3) atau
menyebabkan pendapatan meningkat.
jumlah pakan yang ditunjukkan oleh nilai
Nilai koefisien variabel X2 atau
koefisien regresi b3 adalah sebesar 0,076
jumlah bibit yang ditunjukkan oleh nilai
yang artinya setiap penambahan jumlah
koefisien regresi b2 adalah sebesar 0,285
pakan dengan asumsi variabel tidak terikat
yang artinya setiap penambahan jumlah
yang lain maka nilai pendapatan usaha
bibit (X2) sebesar 100 rupiah dengan
ternak ayam pedaging (Y) mengalami
asumsi variabel lain harga (X1), jumlah
kenaikan
pakan (X3), tenaga kerja (X4) maka
didapat nilai Sig. sebesar 0,135. Hasil
pendapatan usaha ternak ayam pedaging
perhitungan
(Y) mengalami peningkatan sebesar 28,5
memperlihatkan bahwa nilai Sig. lebih
rupiah, dimana didapat nilai Sig. sebesar
kecil dari
0,003.
jumlah pakan mempunyai pengaruh yang
Hasil
perhitungan
uji
t
sebesar
7,6
hasil
rupiah
perhitungan
dimana
uji
t
yaitu (0,135 < 0,1) artinya
memperlihatkan bahwa nilai Sig. lebih
signifikan
besar dari
ternak ayam pedaging (Y) pada tingkat
yaitu (0,003 > 0,1) artinya
jumlah bibit berpengaruh signifikan secara
pegading
(Y)
pada
5.1.4
tingkat
kepercayaan 90 %. Di karenakan harga yang ditetapkan secara umum sama. 5.1.3 Pengaruh Jumlah Pakan (X3) Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Pedaging Di Kabupaten Padang Pariaman (Y) dari
Pengujian
bahwa
diatas
penambahan
tenaga kerja (X4) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha ternak ayam pedaging di Kabupaten Padang Pariaman
penambahan
(Y) hal ini berarti sesuai dengan hipotesa
jumlah pakan (X3) berpengaruh tidak
semula. Jika terjadi penambahan 1 orang
signifikan terhadap pendapatan pedagang
tenaga kerja (X3) maka akan menambah
bahwa
di
memperlihatkan
dari
atas
memperlihatkan
pengujian
usaha
Pengaruh Tenaga Kerja (X4) Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Pedaging Di Kabupaten Padang Pariaman (Y) Hasil
Hasil
pendapatan
kepercayaan 90 %.
positif terhadap pendapatan usaha ternak ayam
terhadap
9
tingkat pendapatan usaha ternak ayam
sebelumnya,
pedaging (Y).
kesimpulan mengenai penelitian analsisis faktor-faktor
Nilai koefisien variabel X4 atau
maka
dapat
yang
ditarik
mempengaruhi
pendapatan usaha ternak ayam pedaging di
tenaga kerja yang ditunjukkan oleh nilai
Kabupaten Padang Pariaman. Adapun
koefisien b4 adalah sebesar 0,405 yang
kesimpulan yang bisa diambil adalah
artinya jika tenaga kerja bertambah 1 orang
sebagai berikut :
dengan asumsi variabel terikat yang lain dianggap tetap, maka nilai pendapatan
1. Variabel harga (X1) mempunyai
pedagang usaha ternak ayam pedaging
nilai koefisien sebesar -0,119 dari
akan mengalami kenaikan sebesar 0,405
hasil uji t yang telah dilakukan
rupiah dimana didapat nilai Sig. sebesar
menunjukan
0,000.
t
signifikan (Y). Hal ini dapat terlihat
memperlihatkan bahwa nilai Sig. lebih
dari uji t, diperoleh nilai Sig. 0,152
kecil dari
yaitu (0,000 < 0,1) artinya
lebih besar dari α = 0,1 maka Ho
tenaga kerja mempunyai pengaruh yang
diterima dah Ha ditolak. Karena
signifikan
harga
Hasil
perhitungan
terhadap
pendapatan
ternak ayam pedaging
uji
usaha
2. Variabel
kepercayaan 90 %.
variabel
jumlah
bibit
(X2)
dilakukan menunjukkan hasil yang signifikan (Y). Hal ini dapat terlihat dari uji t, diperoleh nilai Sig. 0,003 lebih kecil dari α = 0,1 maka Ho
Dari tabel 5.1 diperoleh nilai Sig.
maka
oleh
0,285 dari hasil uji t yang telah
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 16
82.476
dtetapkan
tidak
mempunyai nilai koefisien sebesar
Tabel 5.1 Hasil Pengujian F Model Reression Residual Total F Sig. 1 82.476 0.000
= 0,1 dan nilai F-hitung sebesar
yang
responden berbeda-beda.
pada tingkat
0,000 <
yang
hasil
ditolak dan Ha diterima. 3. Varabel
independent
jumlah
pakan
(X3)
berpengaruh signifikan terhadap variabel
mempunyai nilai koefisien sebesar
dependent secara simultan.
0,076 dari hasil uji t yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
yang
tidak signifikan (Y). Hal ini dapat
Kesimpulan
terlihat dari hasil uji t, diperoleh
Berdasarkan hasil dan pembahasan
nilai Sig. 0,135 berada diatas α =
telah
dilakukan
pada
bab 10
0,1 maka Ho diterima dan Ha
6.2
ditolak
Dari
4. Variabel
tenaga
kerja
(X4)
pembahasan yang telah dilakukan
signifikan (Y). Hal ini dapat terlihat
maka faktor yang perlu mandapat
dari hasil uji t, diperoleh nilai Sig. 0,000 kecil dari α = 0,1 maka Ho ditolak dan Ha diterima. (R2)
determinasi Square
0.838.
Hal
yaitu
yaitu
pendapatan
dapat
dijadikan
lainyang
sebagai
banyak
mengetahui
besarnya
Kab. Padang Pariaman.
ternak
3. Bagi
peneliti
selanjutnya
disarankan
sedangkan sisanya 82,8 dijelaskan variabel
peternak
oleh peternak ayam pedaging di
ayam pedaging (Y) sebesar 83,8 %
oleh
bibit,
pengaruh pakan yang diterapkan
dependent
usaha
jika
jumlah
2. Dengan adanya penelitian ini kita
(X1),
(X3), dan tenaga kerja (X4). Dapat variabel
adalah
ayam
pendapatan.
jumlah bibit (X2), jumlah pakan
menjelaskan
pedaging
peternak
yang besar dapat meningkatkan
tersebut
harga
bagi
memproduksi bibit dengan jumlah
R
menyatakan kemampuan variabel independent
pehatian
karena
koefisien
diperoleh
diperoleh
1. Berdasarkan hasil penelitian dan
dilakukan menunjukkan hasil yang
pengujian
yang
saran sebagai berikut :
0,405 dari hasil uji t yang telah
hasil
analisis
peneliti ingin menyampaikan beberapa
mempunyai nilai koefisien sebesar
5. Dari
Saran
agar
mempertimbangkan
tidak
menggunakan
variabel
pengaruhnya
independent.
dalam
variabel tidak
yang
signifikan
tersebut kedalam penelitian.
6. Untuk pengujian F, secara simultan variabel harga (X1) jumlah bibit
DAFTAR PUSTAKA
(X2), jumlah pakan (X3), dan
terhadap
Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
pendapatan usaha ternak ayam
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen.
tenaga kerja (X4) berpengaruh secara
signifikan
pedaging di Kab. Padang Pariaman
Graha Ilmu. Yogyakarta
(Y) dengan nilai Sig. 0,000 α = 0,1
Anonim, 2005. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Aksi Agraris Kanisius. Yogyakarta.
dan nilai F hitung 82,476.
11
Pedaging Lamongan.
Ardilawati, Rini. 2012. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Produksi Ayam Broiler Di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros. Universitas Hasanuddin Makasar
Di
Kabupaten
Ismail Imam, Hari Dwi Utami, dan Budi Hartono. Economic Analisys Of Broiler Farming Partnership(case study at “ Sinar Sarana Sentosa” Sentosa” LTD Malang). Universitas Brawijaya. From fapet.ub.ac.id/wpcontent/uploads/2013/04 diakses 12 Desember 2013.
Budiman, Arif. 2010. Analisis Efesiensi Ekonomi Faktor Produksi Usaha Ternak Ayam Broiler Di Kota Pekanbaru. Universitas Riau Pekanbaru. Case, Karl E, Fair Ray C. Pinsip-Prinsip Ekonomi. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Marlin, Leni. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan daging ayam ras pada rumah tangga di kelurahan gunung sari kecamatan rappocini kota makasar. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS19. Edisi 5. Universitas Diponegoro.
Mc Eachlern dan Tiranda. 2001. Ekonomi Mikro, Pendekatan Kontenporer. Salemba Empat. Jakarta
Gujarati, Damodar. 2006. Dasardasar Ekonometrika, Erlangga: Jakarta. Gusasi, Achmad dan Saade, Amir. 2006. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usaha Ternak Ayam Potong pada Skala Usaha Kecil. Jurnal Agrisistem. Juni 2006. Vol 2 No 1.
Nangoi, R. 1996. Menentukan Strategi Pemasaran dalam Menghadapi Persaingan. Rajawali Press. Jakarta. Parawansa, Ismaya N.R. dan Sutiono. 2006. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Ras Petelur. Jurnal Agrisistem, Juni Vol 2 No. 1.
Hartono. 1999. Beternak Daging ayam ras Super. CV. Gunung Mas. Pekalongan.
Pratomo,Yudi Suryo. 2007. Analisis Efesiensi Produksi Usaha Ternak Ayam Buras Ramah Lingkungan(Studi Kasus di Peternakan P4s Eka Jaya, Jakarta Selatan).Institut Pertanian Bogor.
Hentiani, Tri 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Informal di Pajak Sentral Medan, Medan: Repository USU.
Putong. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Hidayati, Novi Itsna. 2012. Kelayakan Usaha Agribisnis Ayam Ras 12
Rasyaf . 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar swadaya. Jakarta.
Tasri, Evi Susanti. 2007. Metodelogi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Universitas Bung Hatta Padang.
Sadeli, L. M. 2000. Pengantar Bisnis Ilmu Menjual. Bumi Aksara. Jakarta.
Trenggonowati, 2009. Teori Ekonomi Mikro, Edisi Pertama, BPYK, Yogyakarta
Setiawan, B M, W Roessali dan S N Asiyah, 2006. Analisis Permintaan Daging Ayam Pedaging Pada Pasar Tradisional di Kecamatan MranggenKabupaten Demak. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan II (1): 14 – 20. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang
Triana Andi, Thamrin Salam, dan Mufidah Muis. 2007. Analisis Pendapatan Ayam Ras Petelur Periode Layer Di Kecamatan Maros. Jurnal Argrisistem. Juni 2007, Vol 3 No. 1.
Soekirman. 1991. Dampak Pembangunan terhadap Keadaan Gizi Masyarakat. Majalah Gizi Indonesia, vol.16, pp. 64-98 Sudarman, A. 1992. Teori Ekonomi Mikro. Buku 1. Edisi ke 3. BPFE. Yogyakarta Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. PT Graha Ilmu. Yogyakarta. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan : Teori & Aplikasi dengan SPSS. Andi Yogyakarta. Yogyakarta Sumarno. 2007. Ekonomi Mikro. PT Graha Ilmu. Yogyakarta. Suparmoko, M. 2011. Teori Ekonomi Mikro Edisi Pertama, Yogyakarta. ------------------- 2004. Pengantar Ekonomi Makro. Unit Penerbit dan Percetakan AMP. YKPN. Yogyakarta 13