ANALISIS PELUNCURAN KREDIT MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KCP BENGKALIS Meri Afrina Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis e-mail :
[email protected]
Mujiono, S,Pd MM Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis e-mail :
Yunelly Asra, SE, MM Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis e-mail :
ABSTRACT Analyse the Launching of credit mudharabah at PT. Bank Syariah Mandiri in KCP Bengkalis. Study program pf busineess admnistrasi of polytechnic state bengkalis. The purpose of this research is to determine the launching credit mudharabah, contract administrationin mudharabah credit finanching, system and ways of channeling fund to communities mudharabah, the costraints faced by the credit mudharabah, PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis is taken solution, This research useddescriptive menthod.The results of this study for the ways in whic fund managers do mudharib travel, and seek investment fiducuary, the represertative represent shahibul maal, as a partner member. Using islamic system in concerning result. The Problems facing is SDI quality was not enough, people familiar with the system of interest, the limited role that is taken investor. The Solution taken is apply the transparasi contunuity and information on the bussiness to be run, the devolopment of small industries, make rule and regulations in accrordance with the pricipled islamic. boundaries so that portion of the mudhrarib capital, the stransparent cash flow. Keywords: Lauching, Mudharabah credit, Bank Syariah. 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan system ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.
Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan system bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan system syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.
Tabel 1. Realisasi Jumlah Peluncuran Kredit Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis No. Jumlah Periode Plafon Jumlah Persentase Fluktuasi Nasabah Pembiayaan Realisasi (%) Realisasi 1
1
2010
250.000.000,-
150.000.000
60%
-
2
1
2011
250.000.000,-
100.000.000
40%
(-0,6)
Sumber : PT Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
Dari latar uraian diatas, peneliti ingin mengkaji tentang “Analisis Peluncuran Kredit Mudharabah Pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis ? 3. a.
b.
c.
d.
2. Perumusan Masalah Bagaimana Proses Peluncuran Kredit Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis ?
Tujuan Penelitian Mengetahui Proses Peluncuran Kredit Mudharabah Pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis. Mengetahui penyelanggaraan akad dalam pembiayaan kredit Pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis. Mengetahui system dan cara penyaluran dana Mudharabah ke masyarakat oleh Bank Mandiri Syariah. Mengetahui system dan cara penyaluran dana Mudharabah ke masyarakat oleh Bank Mandiri Syariah Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penyaluran dana kredit mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis. e. Mengetahui solusi yang diambil oleh pihak Bank Mandiri KCP Bengkalis.
4. Landasan Teori Perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dualbanking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Menurut Manurung (2009), menjelaskan model keseimbangan bank di Indonesia didasarkan pada perilaku kredit dan deposit perbankan. Bramantyo dan Arief (2008) mengkaji peranan bank umum terutama dalam penyaluran kredit kepada SBI
Tabel.2 Perbedaan Sistem Bunga(Konvensional) DenganPrinsip Syariah. Pokok Perbedaan
Sistem Konvensional
Dasar perjanjian penentuan bunga/imbaln Dasar perhitungan bunga/imbaln
Tidak berdasarkan keuntungan/kerugian
Berdasarkan keuntungan dan kerugian.
Presentase tertentu dari pinjaman
Nisbah bagi hasil berdasarkan keuntungan yang diperoleh.
Kewajibn membayr bunga/imbaln
Tetap harus bayar meskipun usaha nasabah merugi.
Imbalan dibayar bila usaha nasabah untung. Bila merugi,kerugian .Besarnyaimbalan disesuaikan keuntungan.
Persyaratan jaminan Obyek usaha yang dibiayai
Mutlak diperlukan tidak ada pembatansan jenis usaha sepanjang bankable Pengenaan bunga sifatnya haram
Tidak mutlak jenis usaha sesuai dengan syariah.
Kedudukan system bunga berdasarkan prinsip syariah Sumber: M. Syafi’i Antonio
Prinsip Islam Syariah
Pembayaran imbalan berdasarkan bagi hasil adalah halal.
Tabel.3 Perbedaan Konsep Bank Syariah Dan Konvensional. No
Konsep Bank Syariah
Konsep Bank Konvensional
1
Penentuan besarnya rasio dan bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan kemungkinan keuntugan untung rugi.
Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapat keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. untung atau rugi.
2
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”.
3
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan jumlah kelipatan pendapatan.
Penentuan tingkat suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung.
4
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan nasabah itu
Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
Sumber : M. Syafi’i Antonio
5. Metode Penelitian Lokasi Penelitian Pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis yang beralamat di Jl. Hang Tuah Bengkalis. Objek penelitian yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Kredit Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis.Jenis Data Dalam penelitian ini menggunakan Jenis data yaitu ,Data kualitatif Seperti berdirinya perusahaan, struktur organisasi, bidang usaha, program kerja dan keterangan lain yang berkaitan dengan perusahaan.Data Kuantitatif,seperti jumlah pembiayaan pada kredit mudharabah dari tahun 20102011.Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu, Data Primer Berupa wawancara, observasi serta hal-hal lain yang mendukung penelitianData Sekunder Yaitu data tambahan
yang telah tersedia di PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis dan dari tulisan-tulisan serta laporan-laporan dari beberapa sumber yang berkait dengan penelitian ini tabel realisasi jumlah peluncuran kredit mudharabah dari tahun 2010-2011. metode analisis data kualitatif dan ditulis dengan metode deskriptif. Teknik Pengumpulan Data Observasi,, Wawancara dan Studi Pustaka.
6. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Proses Peluncuran Kredit Mudharabah Pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selaku perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis merupakan salah satu bank yang berdasarkan prinsip Syariah. Ada beberapa produk perbankkan syariah yaitu seperti Kredit Mudharabah. Kredit mudharabah merupakan mudharabah ialah akad antara dua pihak (orang) saling menanggung, salah satu pihak menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun proses peluncuran kredit mudharabah seperti dibawah ini : 1. Ketentuan Pembiayaan 2. Ketentuan hukum 3. Ketentuan akad b.
Penyelangaraan Akad dalam Pembiayaan Kredit Mudharabah Pada PT. Bank Dikeluarkannya Fatwa Bunga Bank Haram dari MUI Tahun 2003 menyebabkan banyak lembaga ekonomi yang menjalankan prinsip syariah. Seiring dengan hal tersebut di atas, Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro yaitu Baitul Maal wal Tamwil (BMT) juga semakin menunjukkan eksistensinya. Seperti halnya bank syariah, kegiatan BMT adalah melakukan penghimpunan (prinsip wadiah dan mudharabah) dan penyaluran dana (prinsip bagi hasil, jual beli dan ijarah) kepada masyarakat. Penyaluran dana dengan prinsip jual beli dilakukan dengan akad murabahah, salam, ataupun istishna. Penyaluran dana dengan prinsip jual beli yang paling dominan adalah murabahah. Berdasarkan data statistik
perbankan syariah Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia pada awal tahun 2004, jual beli murabahah menunjukkan posisi lebih dari 60%.
Gambar : 5.2 Akad Pembiayaan Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
Gambar : 5.3 Akad Pembiayaan Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
Gambar : 5.4 Akad Pembiayaan Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
Gambar : 5.5 Akad Pembiayaan Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
Gambar : 5. Akad Pembiayaan Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
Gambar : 5.9 Akad Pembiayaan Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
Gambar : 5.6 Akad Pembiayaan Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
Adapun Empat pengusaha/pelaksana dalam mudharabah, yaitu:
fungsi aqad
1.
Mudharib: pengelola dana, melakukan dhorb ialah perjalanan dan pengelolaan usaha. Dhorb ini dapat dianggap sebagai sahampenyertaannya.
2.
Pemegang amanah: mudharib menjaga dan mengusahakannya dalam investasi dan mengembalikannya sesuai dengan akad dan kesepakatan bersama.
3.
Wakil: mewakili shohibul maal untuk melakukan kegiatan usaha
4.
Syarik: sebagai partner penyerta yang berhak menerima keuntungan dengan yang telah disepakati bersama.
Gambar : 5.7 Akad Pembiayaan Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
bank seperti terjadi bencana alam, maupun perang, maka bank tidak bisa di mintakan tanggung jawabnya. Untuk Sistem penyaluran dana nya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Adapun bentuk-bentuk mudharabah yang dilakukan dalam perbankan syariah dari penghimpunan dan penyaluran dana adalah: 1. Tabungan Mudharabah. Yaitu, simpanan pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai perjanjian. 2. Deposito Mudharabah. Yaitu, merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu (jatuh tempo), dengan mendapat imbalan bagi hasil. 3. Investasi Mudharabah Antar Bank (IMA). Yaitu, sarana kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah antar peserta pasar uang antar Bank Syariah berdasarkan prinsip mudharabah di mana keuntungan akan dibagikan kepada kedua belah pihak (pembeli dan penjual sertifikat IMA) berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. dalam penghimpunan dana hanya terdapat dalam prinsip Mudharabah sedangkan dalam bank tidak di haruskan melakukan bagi hasil terhadapa nasabah, bank hanya akan memberikan bonus sesuai dengan kerelaan bank dan tidak boleh di perjanjikan sebelumnya. Sedangkan apabila mengalami kerugian akibat dari digunakannya dana oleh bank maka bank akan bertanggungjawab atas kerugian tersebut, sebaliknya apabila bank
tidak menggunakan dana nasabah tersebut maka risiko tetap ditanggung nasabah sendiri. Risiko dalam artian bahwa apabila terjadi hal yang di luar kemampuan bank seperti terjadi bencana alam, maupun perang, maka bank tidak bisa di mintakan tanggung jawabnya. d.Kendala-Kendala yang dihadapi dalam Penyaluran Dana Kredit Mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis. Sebaik apapun suatu perusahaan sedikit banyak pasti mengalami kendala kendala dalam melakukan aktivitas perusahaan. Operasional Bank Syariah dalam Praktek Perbankan Indonesia kendala dalam melakukan aktivitas perusahaan. Operasional Bank Syariah dalam Praktek Perbankan Indonesia Sebagai suatu institusi yang baru di Indonesia, Sumber dana bank syariah yang sebagian besar berjangka pendek tidak dapat digunakan untuk pembiayaan bagi hasil yang biasanya berjangka panjang, dengan jumlah perhitungan yang sudah pasti, sehingga pada umum nya yang banyak mengajukan pembiayaan bagi hasil adalah usaha dengan keuntungan yang relatif rendah, pengusaha dengan bisnis yang berisiko rendah enggan meminta pembiayaan bagi hasil, kebanyakan pengusaha yang memilih pembiayaan bagi hasil adalah mereka yang berbisnis dengan risiko tinggi termasuk mereka yang baru terjun ke dunia bisnis
TabeL 5. Kendala-kendala yang dihadapi PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis Internal bank Syariah
1.
Kualitas Sumbar Daya Insani (SDI) belum memadai untuk menangani proyek bagi hasil. 2. Tidak adanya Personal Guarantee dan Collateral pada nasabah. Biaya informasi yang meningkat, terutama untuk pembiyaam mudharabah. 3. Keterbatasan peran bank sebagai investor.
Nasabah bank syariah
Regulasi
Pemerintah
1. Tidak adanya kesepakatan dan 1. Sebagian nasabah 1. Kurangnya kesepahaman dalam sudah terbiasa dukungan dari aturan-aturan dengan system regulator, karena syariah dan proyekbunga bank. tidak melakukan proyek pendukung 2. Moral hazard, inisiatif-inisiatif yang mendorong karena pengusaha untuk mengadakan penggunaan bagi enggan perubahan hasil untuk proyekmenyampaikan peraturan dan proyek pemerintah. laporan institusional yang keuangan/keuntun diperlukan untuk 2. Pemberlakuan pajak yang tidak adil pada gan sebenarnya mendukung keuntungan sebagai untuk menghindari bekerjanya system objek pajak, pajak atau bagi perbankan syariah sedangkan bunga hasil. dengan baik bebas dari pajak. 3. Permintaan 2. Tidak adanya 3. Pasar sekunder pembiayaan bagi institusi instrumen keuangan hasil yang masih pendukung untuk syariah belum ada, kecil dari nasabah. mendorong sehingga bank penggunaan bagi kesulitan dalam hasil. menyalurkan atau 3. Tidak adanya mendapatkan akses prosedur likuiditas sesuai syariah.
Sumber : Data PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis
e. Mengetahui solusi yang diambil oleh bank Syariah Mandiri KCP Bengakalis a. Kesinambungan dan transparansi informasi terhadap usaha yang akan dijalankan. b. Pengembangan industri-industri kecil yang dibina langsung oleh bank syariah. Industri ini benar-
benar milik rakyat, prospektif, dan dikelola dengan amanah c. Membuat aturan dan regulasi yang tepat, terstandarisasi, dan sesuai dengan prinsip syariah.
d. Menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang biaya tidak terkontrol nya rendah.
e. Menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang biaya tidak terkontrol nya rendah
7. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Proses Peluncuran Kredit Mudharabah Pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis.adalah perjanjian bagi hasil antara mudharib dan pihak bank 100% dari pengambilan modal pokok. Bentuk proses mudharabah yaitu Ketentuan pembiayaan Bank sebagai pemilik dana membiayai 100% kebutuhan suatu proyek usaha, Rukun dan syarat pembiayaan Shahibul maal harus cekap hukum , dan Hukum pembiayaan Nasabah harus dibatasi pada periode tertentu dan Kontrak tidak boleh diakaitkan. 2. Penyelanggaraan akad dalam pembiayaan kredit Pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis. ada 4 (empat) di mana pengelola dana melakukan dhrob perjalanan dari penggelola, Pemegang amanah menjaga dan mengusahakan dalam investasi, Wakil mewakili shahibul maal untuk melakukan kegiatan usaha, Syarik sebagai Patner penyerta yang tidak menerima keuntungan. 3. Sistem dan cara penyaluran dana Mudharabah ke masyarakat oleh Bank Mandiri Syariah yaitu sistem bagi hasil dimana Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Didlam sistem penyaluran dana mudharabah bank
menyalurkan Dana Produktif dan Dana Konsumtif. Hal –hal yang dilakukan pihak bank yaitu BIChekking, Trade Chekking, Negative List, Pengecekan sektor ekonomi, Investigasi obyek pembiayaan. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penyaluran dana kredit mudharabah PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis.ada 4 (Empat) yaitu Internal Bank Syariah Kualitas SDI belum memadai, Tidak adanya personal colleteral nasabah, Biaya yang meningkat, Keterbatasan peran investor. Bagi Nasabah Sudah terbiasa dengan sistem bagi hasil, Sering menghindari pembayaran pajak, Permintaan bagi hasil yang lebih kecil. Regulasi Kurangnya dukungan dari regulator, Tidak adanya institusi pendukung, Tidak adanya prosedur operasional yang seragam. Pemerintah Tidak adanya kesepakatan dan kesepahaman aturanaturan syariah, Pemberlakuan pajak yang tidak adil, Pasar sekunder syariah belum ada. Solusi yang diambil oleh pihak Bank Syariah Mandiri KCP Bengakalis adalah Kesinambungan dan transparansi informasi terhadap usaha yang akan dijalankan, Pengembangan industri-industri kecil yang dibina langsung oleh bank syariah, membuat aturan dan regulasi yang tepat dan sesuai dengan prinsip syariah, Menerapkan syarat agar mudhrabah melakukan bisnis dan resiko operasionalnya lebih rendah. Menerapkan batasan agar porsi
4.
5.
modal dari pihak mudharibnya, Arus kas yang transparan. 8. 1.
Saran Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayanan jasa hendaknya Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis Memberi kemudahan pada calon nasabah sebagai (Muhdarib) Untuk memperoleh pinjaman Kredit Mudharabah. Seperti Intenal Bank Syariah yang harus tanggap terhadap Kualitas SDI, Biaya informasinya lebih rendah, Mencari investor lebih banyak agar pembiayaan mudharabah lebih di sukai oleh
2.
pangsa pasar. Bagi nasabah Harus memperluas Partner agar konsep bagi hasil lebih dikenal masyarakat,Untuk Regulasi Harus Menerapkan sistem operasional yang seragam untuk pembiayaan mudhrabah, Pemerintah Memberlakukan pembyaran Pajak yang seadil- adilnya. Sebaiknya PT. Bank Syariah Mandiri KCP Bengkalis Memperbanyak Calon Nasabah agar semua produkproduk yang ditawarkan oleh perusahaan bisa melebihi target yang diinginkan terutama pada calon nasabah kredit mudharabah.
9. Tinjauan Pustaka Ahli Fiqih (2003), Perbankan Syariah Prinsip- prinsip islam mengenai investasi Dalam bentuk deposito, Penerbit gaya medi pratama Antonio, muhammad Syafii (2001), Bank syariah bagi bankir dan praktisi keuangan, BITazkia Institut, Semarang. Karim ( 2003), Layanan Jasa Pernbankan Syariah, Penerbit Business Consulting Muhammad (2007), Definisi Perbankan Syariah, Penerbit manajemen perbankan Syariah, UPP AMPYKPN, Yogyakarta Manarung dan riharja (2004), Aktiva, Oleh bank umum, Jakarta Nazir,(2005) Metode penelitian, jakarta. Ghalia Indonesia Pohan (2008), Suku Bunga , Penebit Bank indonesia, Medan Pradijto ( 2008), Kredit mudharabah Wewenang Mudharib, penerbit Ghalia indonesia Suyatno Thomas ( 2004), Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit ,Gaya media indonesia Toha kamal Mustafa bidiq Anwar Wail (2004), Perbankan syariah, penerbit bhakti bandung Cinta Syariah, (2002) http/geogle.com (23-Desember-2011 )