Ke Daftar Isi
PROSIDING
PUSAT PENGPE....,BANGAN BAHAN DAN =EC>LC>G>t NUKUR-BATA~I SEMINAR GEOLOGI NUKUR DAN =AL.IAN SUMBERDAYA TAMBANG TAHUN :;20Q..4 2004\ JotkCW"tCl •. 22 Septec-noe-r
ANALISIS PARTIKEL UDARA DI SEKITAR CALON TAPAK PENAMBANGAN SUMA TERA UT ARA Gatot Suhariyono*), dan Erizal Tanjung**) *) Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir (P3KRBiN)- BATAN JI. Cinere Pasar Jum'at, PO Box 7043 JKSKL, Jakarta Selatan 12070, fax: 021-7657950, g_
[email protected] **)ALS (Australia Laboratory Service), Bogor.
EMAS,
Email :
Abstrak ANALISIS PARTIKEL UDARA DI SEKITAR CALON TAPAK PENAMBANGAN EMAS, SUMATERA UTARA. Analisa partikel udara di sekitar calon tapak penambangan em as telah dilakukan. Partikel udara TSP (Total Suspended Particulate) yang berdiameter maksimum sekitar 45 f.UT1, partikel yang berdiameter kurang dari 10 11m(particulate matter, PM1O) dan kurang dari 2,5 11m (PM2,s) dicuplik di empat lokasi menggunakan cascade impactor. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi TSP dan PM10/PM2,s di lokasi pusat calon tapak penambangan lebih kecil dari baku mutu udara ambien (PP RI no. 41 1 1999), sedangkan konsentrasi di daerah sekitarnya berlaku sebaliknya. Konsentrasi di daerah sekitar penambangan bukan disebabkan oleh partikel udara dari pusat kegiatan penambangan. Konsentrasi PM101PM2,s dan TSP di daerah calon tapak penambangan menurut keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-107/KABAPEDALl11/1997 dalam kategori sedang, sedangkan di daerah sekitar penambangan dalam kategori tidak sehat. Kategori tidak sehat berdampak pad a jarak pandang berkurang dan te~adi pengotoran debu dimanamana, sedang kategori sedang hanya te~adi penurunan jarak pandang. Kata kunci : Analisis partikel udara, penambangan emas, sumatera utara. Abstract ANALYSIS OF AIR PARTICLES AROUND SITE PLAN OF GOLD MINING, NORTH SUMA TERA. Analysis of air particles around site plan of gold mining, North Sumatra has been conducted. Air particles of TSP (Total Suspended Particulate), which has maximum diameter around 45 11m, particulate matter that has diameter less than 10 11m (PM10) and less than 2.5 f.UT1 (PM2.S) was sampled in four places using impactor cascade. The measurement results indicate that concentration of TSP and PM1O/PM2.S were in site plan center of mining smaller than quality standard of ambient air (PP RI no. 4111999), while the concentration in areas of around it was on the contrary. The concentration in areas of around the mining was not because of air particle from in site plan center of mining. Based on regulatory of BAPEDAL head no. Kep-107/KABAPEDALl11/1997, concentration of PM1O/PM2.S and TSP in site plan center of mining is in moderate category, while in areas of around the mining are in unhealthy category. Unhealthy category affects decrease at view distance and happened dust defilement everywhere, while moderate category is only happened degradation of view distance. Key words: Air particle analyslsi, gold mining, north Sumatera.
334
ISBN 979-8769-1
I
PROS DI NG
PUSAT PEN=e""BANGAN BAHAN DAN GEC>LC>Gt NUKLIR-BATAN SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN GoAl-IAN SUMBERDAYA TAM TAHUN 200~ Jcd
PENDAHULUAN Keberadaan wilayah
tambang emas di suatu
tertentu
pendapatan
dapat
masyarakat
meningkatkan sekitar
tambang,
masyarakat
sebagai
pemicu
infeksi saluran pernapasan, padat PM10 dan
timbulnya
karena partikel
dapat mengendap
PM2.5
juga pada akhirnya dapat menambah devisa
pada saluran
negara.
dan alveolus[2.3.41,sedang TSP tidak dapat
Penanam
ketinggalan
modal asing juga tidak
ikut
keuntungan
berlomba
mengambil
dari tam bang em as terse but.
pernapasan
daerah bronkus
terhirup ke dalam paru, tetapi hanya sampai pada
bagian
saluran
pernapasan
Kondisi ini merupakan suatu potensi yang
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah
perlu
untuk
41
1999
terus
ditingkatkan
datang.
dipertahankan
Akan tetapi
kegiatan
yang
dampak
akan
negatif dari
emas
menimbulkan
lingkungan, kegiatan
terhadap karena
pencemaran
penambangan
tersebut
udara. Pencemaran
pad at halus dalam dan
uap
air
lingkungan
menurunkan
udara oleh
sebesar
sebesar
65
230 flg/m3
sekitar kawasan industri tersebut[1.21. Pencemaran
Dirjen Kesehatan,
mutu
150 flg/m3,
flg/m3,
udara
untuk
PM2.5
dan untuk TSP sebesar
PPM
dan
PL
Departemen
150.000 balita
memperkirakan
tangga
Atas
(lSPA).
Bahkan
hasil survei kesehatan
1992,
tahun
penyebab
rumah utama
kematian bayi (36 %) dan anak balita (13 %) adalah penyakit
udara dapat disebabkan
baku
per tahun meninggal akibat Infeksi Saluran
berdasarkan
di
pengendalian
[61.
Pernapasan
kualitas hidup masyarakat
udara,
adalah
menurunkan
pada gilirannya
tentang
RI No.
ambien nasional selama 24 jam untuk PM10
bentuk debu,
dapat yang
dapat
tahun
pencemaran
misalnya asap dan debu dari
mencemari
kualitas
dapat
perlu dipertimbangkan,
berpotensi
partikel
masa
penambangan
kesehatan
asap
di
bahkan
atas[51.
penyebab
ISPA[7]. ISPA merupakan
terbanyak
kematian
anak
oleh partikel padat TSP (Total Suspended
dibawah
Particulate
melayang)
diperkirakan
bahwa 40 sampai 60 % dari
dengan diameter maksimum sekitar
45 flm,
penguRjung
fasilitas
partikel
dengan
berhubungan
diameter dengan
atau
partikel
PM1Q (particulate kurang
dari
diameter
Partikel-partikel pakar
total
matter)
10 flm dan
kurang
dari
2,5
ISBN 979-8769-12~O
dan
5
tahun.
dengan
Sementara
pelayanan
itu
kesehatan
kasus ISPA[8]. Studi
PM2•5
epidemiologi di enam kota USA ada korelasi
flm.
linier antara PM10 dan bronkitis pada remaja
tersebut diyakini oleh para
lingkungan
umur
kesehatan
usia
10
pertambahan
sampai
10
12 mg/m3
tahun. PM10
Setiap akan
335
PROSI DING
SEMINAR PUS4T PEN~""BANGAN GEOLOGI NUKLIR BAHAN DAN =ALIAN SUMBERDAYA =EC>Lc::>GPI TAMBANG UKUR-BATA~I TAHUN 200<1\ .JDAN ok.ort<:l. 22 s.e.r;:rtN•.•...•..•• b-er 200.4
menaikkan risiko brankhitis
atau
batuk
DASAR TEORI
kronis sebesar 10 sampai 25 %. Kegiatan penambangan baik pada
Daerah calon tapak tambang emas yang digunakan sebagai penelitian ini baru tahap eksplorasi akhir. Kandungan sumber daya alam di calon tapak tambang ini dilaporkan dari 66,7 juta ton pada suatu kelompok kelas 1,74 gram/ton gram/ton
Au dan 21,5
Ag mengandung total 3,7 juta ons
emas dan 46 juta ons perak[9]. Dalam rangka mengantisipasi PP RI No. 41/1999 dan
mengetahui
sejauh
mana
tingkat
bahaya partikel udara (PM1O/PM2,5 dan TSP) terhadap kesehatan masyarakat di sekitar calon tapak tambang emas, maka dilakukan pengukuran partikel udara (PM1O/PM2,5 dan TSP) pada daerah yang telah ditetapkan sebagai calon tapak tambang emas dan pada daerah sekitarnya. Hasil pengukuran partikel
udara
tersebut
dibandingkan
tahap kegiatan eksplorasi dan operasional mempunyai
pemerintah
(No.
Kep.-
107/KABAPEDAU11/1997), sehingga dapat diketahui
kategori
Pencemaran penelitian
ini
Indeks
Udaranya adalah
penting
terhadap
lingkungan. Dampak-dampak yang timbul, akibat kegiatan penambangan dikaji dalam studi AMDAL. Dampak tersebut bersifat positif dan negatif. Dampak positif antara lain sebagai sumber penghasilan bagi negara,
penyerapan
akselerator
roda
tenaga
kerja,
perekonomian daerah
sekitar kegiatan, pengembangan·· daerah terpencil, dan lain-lain. Dampak negatif yang mungkin ditimbulkan antara lain : perubahan
bentang
alam,
hilangnya
vegetasi penutup tanah, erasi, degradasi kualitas
tanah,
kegiatan
dan
dampak dampak
limbah negatif
hasil pada
kesehatan manusia. Dampak
dengan baku mutu udara ambien yang ditetapkan
dampak
negatif
pada
kesehatan
manusia yang timbul akibat pencemaran partikel udara antara lain berupa[10,11] :
Standar
(lSPU).
Tujuan hasil
Organ pernafasan bagian atas dimulai
pengukuran yang dapat dijadikan rona awal
dari hidung, rongga hidung, pharynx sampai
sebelum
ke
kegiatan
dibandingkan pengukuran
diperoleh
A. Gangguan organ pernafasan
penambangan
nantinya setelah
dengan ada
dan hasil
tenggorokan
memiliki
bulu
(Gambar yang
1.).
berguna
Hidung untuk
kegiatan
menyaring udara yang dihisap. Udara yang
penambangan, sehingga akan diketahui
melewati rongga hidung yang dipersempit
pengaruh penambangan ke lingkungan.
akan mengalami perubahan aerodinamik. Pharynx
336
dan
seluruh
permukaan
ISBN 979-8769-12-0
SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN SUMBERDAYA TAM BANG TAHUN 2004 PUSAT PEN~ENI_NGAN BAHAN ~AL""'N DAN ~E<>LO<3i NUKUR-BATAN;
PROSIDING tenggorokan yang
memiliki bulu getar dan cairan
bersifat
Semua
J<=Ikc:w1"<:2
mucous
partikel
udara
(seperti yang
lendir).
berdiameter
lebih besar dari 10 /lm dikembalikan
ke
udara. Bila kontak dengan lapisan mukosa, maka
partikel
dengan dibawa
ini dilingkupi
bantuan menuju
bulu pharynx.
oleh mukosa
getar,
kemudian
Dengan getaran
mengganggu
paru
22
•.
p •..,..........bEH'"
S ••
secara
2OC).A1
garis
besar
dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Bronkhitis
atau
bronkhiolus,
kongesti
aliran
udara
dari
pernafasan
berkurang. 2. Emfisema
(kerusakan
alveolus),
gangguan pertukaran gas
O2
terjadi
dan
CO2.
3. Kanker paru.
refleks (batuk) udara dikeluarkan kembali ke B. Gangguan
udara.
panca indra
1. Gangguan
pendengaran
berupa
kebisingan akibat gerakan udara. 2. Gangguan penciuman 4.7- 5,B Tingkal ke 2
Beberapa'
Larynx [PharynX
Tingkal ke 3 3,3 _ 4.7
mengakibatkan
bau spesifik yang menyenangkan
-[
pencemar
Bronki Trakea pnmer
tidak,
serta
dapat
atau
berupa
bahan
organik
dan
yang
tidak
Tingkat ke 4
2,1-3,3
Oaerah bronkiolar
anorganik
Oaerah
kombinasinya.
alveo!ar
1,1·2.1 Terminal Tingkat ke 5 [ Bronkioles Tingkat ke 6 ~ 0,65 -1,1
atau Bau
interstisial
menyenangkan
mengakibatkan
Bronkioles
gangguan
pemapasan.
mental
dan
fisiologis,
misalnya mual, sakit kepala, sukar tidur, Gambar 1. Oaerah deposisi partikel debu pada saluran pernapasan[12] Organ adalah
paru
bronkiolus udara.
pernafasan yang
sampai Pad a
bagian
dimulai
dari
bawah bronkus,
ke alveolus atau saku
bagian
pertukaran gas antara CO2 yang dikembalikan
O2
alveolus
terjadi
yang dihisap dan ke bronkiolus dan
bronkus, untuk dihembuskan keluar melalui saluran
pernafasan.
ISBN 979-8769-12-0
Pencemar
yang
nafsu
makan
pernapasan
hilang, dan
mengakibatkan pencemaran
gangguan ada
yang
alergi. udara
dari
berasal dari hewan,
Sumber bau
adalah
hasil pembakaran
pembuatan bahan makanan, dan pabrik cat. Bahan kimia yang memberikan
bau
berasal dari limbah. 3. Gangguan penglihatan Pencemar
yang
penglihatan
adalah
mengurangi kabut
tebal
daya dan
337
PROS I D I NG iritasi
mukosa
langsung
PUSATPENGE""_N~ BAHAN G;.E<:>L=t NUKUR-BATAN SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN G;.Al..tANDAN SUMBERDAYA TAHUN 2200~ JClkClr"f"CITAMBANG •. 22 S<etp • ..........--bEM'" 004
mata.
Pencemar
mengganggu
penglihatan,
yang
ketajaman
misalnya
adalah
CO
(karbon mono oksida).
penambangan
masing-masing
3 jam,
kurang lebih
keeuali pad a lokasi 2 km
selama kurang lebih 2 jam, karena kondisi hujan.
Impactor
ditempatkan
meter di atas permukaan Pengukuran Konsentrasi Partikel Udara
pengambilan
Delapan filter mylar dan sebuah filter whatman sebelum digunakan jam dalam desikator,
disimpan 24
24 jam di desikator. Pada satu lokasi, setiap
be rat kelembaban
satu set plat impaksi di dalam wadah CD
analitik
pencuplikan,
rapat
dengan
seal.
Sembilan stage orifice dan plat wadah filter
alkohol
filter
wadah compact disk (CD) dan dikondisikan
diberi
dari impactor
keseluruhan
whatman dan filter mylar di-seal di dalam
udara. Kemudian ditimbang dengan neraca ditutup
sampel,
tanah. Sesudah
dari
agar terhindar
penambahan
dan
pad a lokasi
yang telah ditentukan dengan ketinggian 1,5
TAT A KERJA
pengaruh
selama
dieuei dengan
deterjen dan
teknis 70 % supaya
bersih, lalu
label
eontoh.
dan
meliputi
dikondisikan Selisih
mengambil
filter
di desikator,
stage (tingkat) orifice 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
berat
dan F dengan diameter
seluruh
setelah
lalu ditimbang.
berat filter sesudah
pengukuran
lokasi
tanggal
Keseluruhan
dikeringkan. Komposisi impactor terdiri dari
pori-pori masing-
yang
dan sebelum
dieatat dan dibuat persentase
setiap
tingkat
tingkat.
terhadap
Pada
saat
berat total pengukuran
masing 9; 5,8; 4,7;.3,3; 2,1; 1,1; 0,7; 0,4;
udara, kondisi lingkungan yaitu kelembaban
dan lebih kecil dari 0,4 urn.
relatif,
Pengukuran partikel PM10dan sekitar
calon
Sumatera Agustus dengan
tapak
Utara 2003.
tam bang
PM2,s
di
emas,
dilakukan
pada
Impaktor
dihubungkan
flowmeter
dan
pompa
bulan
isap.
suhu
udara,
arah
setiap jam. Metode baku pengukuran konsentrasi partikel
udara PM101PM2,s dan TSP yaitu
menggunakan
peneuplik
dilengkapi
laju alir udara yang
untuk memisahkan
ke impaktor
udara,
angin, dan kecepatan angin sesaat dicatat
Flowmeter diatur sedemikian rupa, sehingga masuk
tekanan
cascade
udara
impactor
yang'
Andersen
udara berdiameter lebih
bertingkat sebesar 28,3 Ipm (liter per menit).
besar atau lebih kecil dari 10 Jlm dan lebih
Pengukuran
kecil dari 2,5 Jlm[13).Partikel yang lolos dari
partikel udara PM101PM2,s dan
TSP dilakukan di empat lokasi yaitu di pusat
impaktor
akan
kegiatan penambangan dan di lokasi pada
selulosa
berdiameter
radius 1, 2 dan
338
3
km dari pusat kegiatan
ditimbang
mengendap 8,1
menggunakan
pad a em,
filter
beratnya timbangan
ISBN 979-8769-12-0
PROSI DI NG elektronik
orde
SEMINAR PUSAT PENGrE""BANG-AN GEOLOGI NUKLIR BAHAN DAN <3AUAN SUMBERDAVA DAN GrE<>L~1 TAMBANG NUKUR-_TA~I TAHUN JOIk
~g.
Cascade
impactor
Keterangan : konsentrasi rerata udara dengan lama
dihubungkan dengan flowmeter, dan pompa
C1 =
isap.
pencuplikan contoh t1 (~gtm3)
Flowmeter
sehingga
diatur
sedemikian
laju alir udara yang
rupa,
masuk
ke
Cz = konsentrasi
rerata udara dari hasil
impactor sebesar 28,3 liter per menit. Bagan
pengukuran dengan lama pencuplikan
alir pengambilan
contoh tz (dalam makalah ini Cz = [CD
impactor
contoh dengan
ditunjukkan
Konsentrasi
partikel
pada udara
cascade
Gambar (C)
2.
(~gtm3)
dihitung
t1
menggunakan persamaan sebagai berikut :
t2
M,-Mo [C]=
= lama pencuplikan contoh 1 (24 jam) = lama pencuplikan contoh 2 dari hasil
pengukuran contoh udara (jam)
T·V
(1)
(Jlgtm3)
p = faktor konversi yang bernilai antara 0,17 dan 0,2
Keterangan : Mt = berat filter ditambah udara (Jlg) Mo = berat filter bersih (Jlg) T = lama pencuplikan (jam) V = laju pencuplikan udara ( m3tjam )
Nilai p pad a persamaan (2) diperoleh dari PP No. 41 tahun 1999 dengan C1 = 150 Jlgtm3, t1 = 1 hari, Cz
Oebu masuk
= 50 ~gtm3, dan t2 =
365 hari, diperoteh nilai p = 0,186 .
.1.
Penentuan Udara
-c-
Pompa Isap ( 28,3 Ipm ) Flowmeter Manometer
Cascade Impactor
Distribusi
Analisis
Diameter Partikel
distribusi
diameter
partikel
udara ditentukan dengan jalan menghitung selisih penimbangan berat filter setelah dan
Gambar 2. Pengambilan contoh udara PM101PM2,5 dengan cascade impactor Konsentrasi
yang
diperoleh
dari
persamaan (1) dikonversikan ke persamaan model konversi Canter untuk mendapatkan konsentrasi
udara
pencuplikan
24
jam,
dengan
waktu
sehingga
sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun
sebelum
pengukuran
pada setiap tingkat
dari 9 tingkat cascade impactor, kemudian dibuat
persentase
terhadap
berat
berat total
setiap seluruh
tingkat tingkat.
Persentase berat tersebut digunakan untuk menentukan persentase kumulatif. Data-data
persentase
kumulatif
dari
1999. Persamaan konversi Canter tersebut
penentuan distribusi diameter partikel udara
adalah sebagai berikut[5] :
didistribusikan
dengan
kertas
grafik
log-
probability dan diplot regresi linier terhadap
r
c, =C, ( ~:
ISBN 979-8769-12-0
diameter
partikel
sebagai
fungsi
dari
(2)
339
persentase dibuat
kumulatif. Grafik log-probabifity
dengan
Regresi
linier
digunakan
program dari
untuk
Sigma
grafik
Plot 5.0.
tersebut
menentukan
cara
Aerodynamic
diameter
menarik
kumulatif
tepat
deviasi
Diameter)
garis
lurus
di posisi
geometri
dengan
pada
persen
50 %. Standar
(O"g)
ditentukan
kegiatan berupa
Dp 84,13 %
halus
Berdasarkan
partikel
di pusat
terlihat
homogen
(MMAD
MMAD
2,86
urn).
tersebut
dapat
diperkirakan
bahwa partikel tersebut dapat
terdeposisi
di
(Gambar
bronchus
1). Hal ini
penyakit
besar daripada ..... (3)
PM2.S
Keterangan :
dari
dapat
paru-paru diperkirakan
paru-paru
ringan
ISPA. Konsentrasi
lebih PM10
/
dan TSP lebih rendah daripada batas
konsentrasi yang ditetapkan pemerintah (PP
Dp84,13 % = diameter aerodinamis pada
41/1999).
persen kumulatif 84,13 %
dikelilingi pohon-pohon
persen kumulatif 15,87 %
dan
Data-data distribusi diameter partikel udara dan
O"g)
Hal ini kemungkinan
disebabkan
pad a saat pengukuran di lokasi pengukuran
Dp 15,87 % = diameter aerodinamis pada
(MMAD
penambangan debu
terkena
.
Dp 15,87 %
diameter
kemungkinan pekerja sekitar tersebut dapat
menggunakan persamaan berikut[13] :
O"g=.1
Distribusi
dapat
aerodinamis median massa (MMAD = Mass Median
Pembahasan
digunakan
untuk
menentukan tingkat deposisi partikel udara pad a saluran pernapasan.
tempat
sebagian
tinggi, pegunungan
tinggal
besar
sementara
terbuat
dari
yang
triplek
dan
kayu, sehingga partikel debu beterbangan yang
terdeposisi
di
pohon-pohon
tinggi
daripada partikel debu yang terabsorpsi
ke
alat. Semakin banyak pohon, semakin baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengurangi polusi udara. Hasil
Distribusi diameter partikel di lokasi Hasil pengukuran
dan konsentrasi
distribusi
partikel PM10
/
diameter PM2•S
dan
TSP di sekitar calon tambang emas dapat dilihat pada Tabel1. pada saat Tabel2.
pengukuran
pada radius 1 km dari pusat
penambangan terlihat merata, berupa debu kasar
(MMAD
3,2 urn). Partikel
tersebut
terdeposisi di antara trakhea dan bronchus
Kondisi cuaca rata-rata
pengukuran
ditunjukkan
pada
dari paru-paru.
Hal ini dapat diperkirakan
kemungkinan penduduk atau peke~a sekitar tersebut dapat terkena penyakit paru-paru ringan
340
dan
radang
tenggorokan.
ISBN 979-8769-12-0
PROSI DI NG Konsentrasi PM10
PUSATPENGEIVtBANGAN BAHAN DAN GE<>L=t NUKUR-BATA~I SEMINAR GEOLOGI NUKLIR DAN GALIAN SUMBERDAYA TAMBANG TAHUN 2CJ0.4 200.4\ JClkc:w"tc:l. "22 SoepternbEM"
PM2.S
/
dan TSP lebih
lokasi
pengukuran
sedang
rumah,
diadakan
besar daripada batas konsentrasi yang
pembangunan
juga
lokasi
ditetapkan pemerintah (PP 41/1999). Hal ini
pengukuran berada sekitar 10 meter dari
kemungkinan disebabkan kecepatan angin
jalan raya yang ramai lalu lintas.
saat
Distribusi diameter partikel di lokasi
pengukuran di lokasi pengukuran daripada
pengukuran pada radius 3 km dari pusat
rata-ratanya
lebih
tinggi
pada
pengukuran
. penambangan terlihat merata, baik debu
lainnya, akan tetapi juga sekitar lokasi
halus (MMAD 0,52 dan 2,17 um) dan debu
pengukuran dikeli/ingi pohon-pohon yang
kasar (MMAD 5,50 um). Partikel tersebut
tidak terlalu tinggi, sehingga partikel debu
dapat terdeposisi di tenggorokan (pharinx
yang menempel di daun-daun beterbangan
dan larynx), trakhea, bronchus, bronhiolus,
terabsorpsi ke alat.
alveolus dan pembuluh alveolar dari paru-
kecepatan
angin
di
lokasi
Distribusi diameter partikel di lokasi
paru.
Hal
ini
dapat
diperkirakan
pengukuran pada radius 2 km dari pusat
kemungkinan penduduk sekitar tersebut
penambangan terlihat MMAD-nya 0,88 dan
dapat terkena penyakit paru-paru dan ISPA.
1,80 um dengan masing-masing standard
Konsentrasi
deviasi geometri 5,3 dan 1,90 um. Dengan
lebih besar daripada batas konsentrasi yang
demikian partikel udara di daerah tersebut
ditetapkan pemerintah (PP 41/1999). Hal ini
dominan partikel halus. Berarti di daerah
kemungkinan
tersebut partikel debu dapat terdeposisi
pengukuran di lokasi pengukuran kecepatan
pada saluran pernapasan bagian bawah
angin rata-ratanya lebih tinggi daripada
yaitu
bronhiolus,
kecepatan angin di lokasi pengukuran pada
alveolus dan pembuluh alveolus dari paru-
radius 2 km dari pusat penambangan,
paru.
diperkirakan
sehingga partikel debu beterbangan yang
penduduk sekitar tersebut
terabsorpsi ke alat bersifat heterogen di
penyakit paru-paru lebih besar
areal lapangan yang luas, disamping itu
di
daerah Hal
kemungkinan terkena daripada
bronchus,
ini
dapat
penyakit
pernapasan
ISPA.
Konsentrasi PM10 dan TSP lebih besar dan juga
sedikit
ditetapkan daripada
melampaui pemerintah
PM2.S.
Hal
batas (PP
ini
yang
41/1999)
kemungkinan
PM1O/PM2•S
dan TSP sedikit
disebabkan
pada
saat
dekat dengan jalan yang berjarak sekitar 20 m dari lokasi pengukuran. Tingkat bahaya tidaknya partikel udara di suatu tempat dapat diketahui· dengan
menyetarakan
hasil
penentuan
disebabkan debu yang berasal dari jalan,
konsentrasi partikel pada persamaan (2)
tanah dan bahan bangunan. Di sekitar
terhadap Indeks Standar Pencemar Udara
ISBN 979-8769-12-0
341
PROSI DI NG (ISPU)
menurut
SAPEDAL 1997.
no.
Kategori
partikulat
udara
kesehatan
SEMINAR PUSAT PEN=e""BAN=-"N GEC>lOGl NUKLIR BAHAN DAN <3A.LIAN SUMBERDAYA DAN G-EC>LC><31 TAMBANG NUKUR-BATA':'I TAHUN 2004 200A! Jcakcw-t-ca•. 2:2 SEf'pt~bE!"r
Keputusan
Kepala
penambangan, sedangkan di pusat kegiatan
Kep-107/KASAPEDALl111
penambangan
ISPU
untuk
sedang. Konsentrasi PM1Qdan TSP di lokasi
dan
efeknya
masing-masing
parameter terhadap
dapat
pengukuran
dilihat
pada radius 1 km dari pusat
penambangan
lebih
tinggi
daripada
pad a Tabel
3 dan Tabel 4. Konsentrasi
konsentrasi di pusat kegiatan penambangan
PM10 I
dan TSP menurut keputusan
dan di daerah pengukuran
selain radius 1
km. Hal ini membuktikan
bahwa partikel
PM2,s
Kepala
SAPEDAL
KASAPEDALl11/1997
No.
Kep-1071
dan
US
EPA-
udara di lokasi pengukuran
pada radius 1
NAAQS masih dalam kategori ISPU tidak
km dari pusat penambangan dominan debu
sehat
kasar daripada debu halus.
di
daerah
sekitar
pusat
Tabel1.
HasH Pengukuran Konsentrasi 0,88 O"g (Jlg/m3) Radius TSP 1 km 3LokasiMMAD 2 112,682 ;25,341 2,71 233,788 273,213 300,483 2,41 5,30 1,90 1,20 1,36 117,047 127,927 308,02 81,130 1,11 55,025 262,683 2,17 Pusat PM2.S kegiatan 3,28 (Jlg/m3) (Jlg/m3) Diameter Partikel PM1Q 2,86 213,944 (J,.lm) ~
0,52
masih dalam kategori ISPU
2
-
•••.. -
.• -
.• -
Lama TabelDen ]u (mmHg) 2. Kondo . cerah RH PTimur Kon-disi Arah 120 Sarat 180 740,00 0,53 29,00 46,50 60,60 52,50 761,00 745,56 760,00 0,94 1,16 1,98 34,05 61,00 35,30 30,15 (m/s) angin ke Kec.Angin (%) (menit) Radius 1 km kegiatan
342
•••
__
-
•• 1=::1
--
Diameter Partikel Udara di Sekitar Calon -
•••
t
--,
--
•••
-
ta Dad
•• -.-
--.-
'_'""T J •••••• ,
t cuplik k
ISBN 979-8769-12-0
PROSIDING Tabel 3. Kategori
SEMINAR
GEOLOGI
NUK1..IRDAN SUMBERDAVA TAMBANG
PUSA.T PENErE""'BA.NG-AN
BAHAN
G-A.LtAN
DAN
..J
OIkc.'t
TAHUN 2004
GE<:>L<:::x3t NUKUR-BATAN 01• .2 2
s.e.pt oem
t::>eor 2fX)..,&
ISPU untuk partikulat
udara ambien berdasarkan standar US EPA - NMOS (National Ambient Air Quality Standards) dan KABAPEDAL selama 24 jam [5, 14J.
ISPU 0-50 51 - 100 101 - 200 201 - 300 > 300
TSP 0 - 75 76 - 260 261 - 375 376 - 625 > 625
1m
1m
Kategori Baik Sedan Tidak Sehat I San at Tidak Sehat I Berbahava I
Tabel 4. Kate ori ISPU terhadaD efek kesehatan mas Efek Kesehatan Kategori ISPU Baik Sedan Tidak Sehat Sang at Tidak Sehat Berbahaya
KESIMPULAN
Hasil pengukuran !!!-~nunju~an bahwa konsentrasi TSP dan PM1Q/PM2~~) di pusat kegiatan penambangan lebih kecil dari baku mutu udara am bien (PP RI no. 41/1999), sedangkan konsentrasi di daerah sekitarnya berlaku sebaliknya. sekitar oleh
Konsentrasi
penambangan partikel
udara
penambangan. Kepala
bukan dari
PM1Q/PM2.S dan kegiatan
TSP
penambangan
ke dalam
disebabkan
pusat
kategori
keputusan
daerah
sedang,
tidak sehat.
berdampak
pusat
dapat digolongkan sedangkan
daerah sekitar pus at penambangan kategori
Kep-
konsentrasi di
penurunan
jarak
sedang
hanya te~adi
pandang.
Data
yang
diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai baseline data untuk mengantisipasi sedini mungkin terjadinya pencemaran oleh kegiatan penambangan di masa yang akan datang. DAFT AR PUST AKA
kegiatan
No.
107/KABAPEDAU11/1997,
kategori
di daerah
Berdasarkan
BAPEDAL
sedangkan
di
dalam
Kategori tidak sehat
pad a jarak pandang berkurang
dan terjadi pengotoran debu dimana-mana,
1. WILSON,
R.,
Particles
Concentrations
and
in
our air
health
effects.,
Harvard
University
Massachusetts,
Cambridge, USA, 1996.
2. BUNAWAS, SURTIPANTI
a.p.,
RUSLANTO, dan YUMIARTI,
debu anorganik pengendapan
Press.
: Komposisi, di saluran
Partikel di.ameter,
pemapasan
dan efek terhadap kesehatan, Prosiding Seminar
Nasional
Kimia
Anorganik,
Y ogyakarta, 1999.
ISBN 979-8769-12-0
343
PROSIDING 3. UNITED
SEMINAR PUSAT PENG;ENlBANGAN GEOLOGI NUKLIR BAHAN DAN =ALtAN SUMBERDAYA DAN =ec>L<::X;;;1NUKUR-BATA':'I TAMBANG TAHUN 2004 2004\ Jetkc:w"t-Cl•.. 22·S&ptec-nbe.-
NATIONS
ENVIRONMENT
PROGRAMMElWORlD ORGANIZATION,
HEALTH Measurement
of
9. lEVET, The
air,
Martabe
GEMS
(Global
Reviews
Environment
System)/Air Handbook
Metodology
Series,
Vol.
UNEP/GEMS/94.
WHO/EOS/94.3,
3, A.4,
UNEPIWHO, Nairobi, Kenya, 1994. lUNDGREN,
D.A.,
HlAING,
.Countries,
Ditjen
B., JONES, M., SUTOPO,
Purnama
Gold
District
Deposit
of
North
RICH, T.A, and MARPLE, V.A., PM1QI
&
B.,
in the Sumatra,
Indonesia, 2003, http://www.smedo.oro. aulTioer/Purnama. htm 10. CONNELL,
D. W., dan MILLER, G. J.,
Kimia dan Ekotoksikologi D.N.,
PPM
PlP, Depkes RI, Jakarta, 1992.
suspended particulate matter in ambient
Monitoring
4.
Developing
Pencemaran,
Universitas Indonesia Press, 1995. 11. SITEPOE,
M.,
Usaha
Mencegah
PM2.slPM1 Data from a Trichofamous
Pencemaran Udara, PT Gramedia Widia
sampler,
Sarana, Jakarta, Indonesia, 1997.
Aerosol
Sience
and
12.INSTITUT
Technology. 25: 353-357, 1996. 5. BADAN
PENGENDALIAN
LlNGKUNGAN, Pengelolaan
DAMPAK
Catatan Kualitas
kursus
Udara,
Jakarta,
1999. 6. BADAN
PENGENDALIAN
LlNGKUNGAN,
Peraturan
DAMPAK Pemerintah
Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian
Udara, PP RI No. 41
Pencemaran
I 1999, Jakarta,
1999,.
Kursus
Monitoring
lingkungan
BANDUNG,
Kualitas
Udara
Pabrik Semen, Tim Kualitas
Udara Jurusan Teknik lingkungan
ITB,
Gedung
dan
Beton
Pusdiklat Indonesia,
Institut Semen Ciangsana,
Gunung
Putri, Bogor, 2000. 13. ANDERSEN
SAMPLER
Inc., Operating
Manual
Andersen
low
for
Pressure
Impactor, Atlanta, 30336, 1982. 14. COHEN, D., IBA (Ion Beam Analysis)
7. DEPARTEMEN Kesehatan
KESEHATAN,
Profil
Nasional 1995, Pusat Data
Kesehatan RI, Jakarta, 1995 dan 1997. 8. WORLD Acut
TEKNOLOGI
HEALTH
Respiratory
ORGANIZATION,
Infection
in Children
Techniques Bushfires Sampling
Monitor around
Smoke Sydney,
Newsletter,
from Aerosol Ansto
Environment, 2003. www.ansto.oov.au/ anstol environment1/iba/index.
html.
Case Management in Small Hospital in
344 Ke Daftar Isi
ISBN 979~8769~12-0