Analisis Model Sarana Sanitasi Pada Fasilitas Sosial……. 29
ANALISIS MODEL SARANA SANITASI PADA FASILITAS SOSIAL DI DAERAH RAWAN BENCANA KABUPATEN PIDIE THE ANALYSIS MODEL OF SANITATION MEDIUM IN SOCIAL FACILITIES AT PRONE DISASTER AREA OF PIDIE DISTRICT Nasruddin* dan M. Ridha** dan M. Zaki*** Magister Ilmu Kebencanaan Program Pasca Sarjana Unsyiah Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fasilitas sanitasi pada tempat penampungan sementara banjir Bandang Tangse 2011, menentukan lokasi dan bangunan sebagai tempat penampungan sementara pada masa tanggap darurat bencana, membuat redesain model sarana sanitasi pada fasilitas umum yang sesuai dengan standar kesehatan.. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sarana sanitasi pada fasilitas umum yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara bajir bandang Tangse tahun 2011 belum memenuhi syarat sanitasi kesehatan. Alternatif lokasi dan fasilitas umum yang dijadikan desain sebagai tempat penampungan sementara untuk korban bencana adalah bangunan SMP Negeri 1 Tangse, karena teletak di pusat kota Kecamatan Tangse dan memenuhi syarat sebagai tempat evakuasi. Desain bangunan sekolah SMP Negeri 1 Tangse yang dijadikan sebagai model adalah dengan cara pembuatan sumur bor dan bak penampungan air, membuat 10 kamar mandi/WC untuk laki-laki dan 12 kamar mandi/WC untuk wanita, Kolam besar untuk tempat pencucin, membuat saluran pembuangan air limbah pada seluruh bangunan. Pembuatan bak penampungan air limbah bekas pemandian dan pencucian. Penambahan 15 buah bak sampah. Pembuatan bak penampungan sampah sementara pada sudut halaman depan sekolah sehingga mudah terjangkau untuk dibawa ketempat pembuangan akhir.
d i .
c
a . h
e
c a s
e
Kata Kunci: Bencana, Pengungsian, Tempat penampungan sementara, Sarana sanitasi, Fasilitas sosial, Masa tanggap darurat.
k a w
u
s na
Abstract: This study aims to identify the sanitation facilities in temporary shelters of Tangse flash flood in 2011, to determine the location and the building as a temporary shelter during the emergency response, making the re-design models of sanitation facilities at public facilities in accordance with health standards. The obtained results illustrate that the sanitation facilities in public facilities that are used as temporary shelters of Tangse flash flood in 2011 have not yet qualified in health sanitation. The alternative location and public facilities that designed as temporary shelters for disaster victims is the building of SMP Negeri 1 Tangse. It is because of the location is nearby the downtown district of Tangse and qualified as an evacuation site. The design of school buildings of SMP Negeri 1 Tangse which became a model is established by the way of making boreholes and water reservoirs, then by making 10 bathroom / WC for men and 12 bath room / WC for women, large pool for washing activity, making sewer water waste in the entire building. Preparation of the former waste tank either for washing and bath activity, 15 units of additional trash. Making a temporary waste tank at the corner of the front page of the school to make affordable for the final disposal. Keywords: Disasters, evacuation, temporary shelter, sanitation medium, social facilities, emergency response period.
29
30 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.1, April 2014, 29 – 35
PENDAHULUAN
pada pengungsi di Propinsi Aceh adalah
Setiap kejadian bencana yang terjadi
9510 kasus. Di Simeulue jumlah kasus
pasti akan di ikuti dengan pengungsian. Pada
mingguan
masa tanggap darurat bencana, fasilitas sosial
perlahan dan mencapai puncak pada minggu
sering kali dimanfaaatkan sebagai tempat
ke-22. Jumlah kasus tertinggi di Simeulue
penampungan sementara. Secara psikologis
(34,11% atau 3244 kasus) dan terendah di
masyarakat akan merasa aman dan nyaman
Lhokseumawe (0,23% atau 50 kasus). Slide
apabila berlindung dan di tempatkan pada
Posirivity rute (SPR) propinsi Aceh adalah
tempat-tempat
23,7 %2.
ibadah seperti mesjid dan
musholla. Kondisi
pada
pengungsi
meningkat
Kecamatan Tangse merupakan salah tempat
yang
satu kecamatan di Kabupaten Pidie Aceh
penuh sesak dengan segala keterbatasan
yang rawan terhadap bencana, dengan
sering
dan
jumlah penduduk sekitar 25.000 jiwa yang
ketidaknyamanan, terutama permasalahan
tersebar di 28 desa. Kecamatan Tangse
dalam pemenuhan kebutuhan sanitasi, seperti
berada di atas ketinggian 600-1200 mdpl.
air bersih, MCK, Pembuangan air limbah dan
Curah hujan yang tinggi dan terletak pada
pembuangan sampah. Pengungsi sebagai
jalur patahan menjadikan wilayah tersebut
menimbulkan
pengungsian
permasalahan
d i .
c
a . h
sangat ce rawan terjadi bencana banjir dan a sebagai kelompok masyarakat yang sedangs gempabumi. Bencana alam silih berganti ke terjadi di kawasan tersebut. pada hari selasa menghadapi masalah, mempunyai kebutuhan a w hidup yang harus dipenuhi. u Apabila 22 Oktober 2013 pukul 12.40 WIB wilayah as kebutuhan hidup itu tidak n dapat terpenuhi Tangse diguncang gempa 5,6 SR. Bencana manusia, baik sebagai individu maupun
dalam kurun waktu yang lama maka akan
kali ini merupakan yang keempat kali dalam
menimbulkan masalah kesehatan terutama
dua tahun terakhir, yaitu banjir bandang 10
wanita, anak-anak dan para lansia serta dapat
Maret 2011, banjir luapan 25 Februari 2012,
terjadi masalah sosial, sehingga masyarakat
dan gempa 6,0 SR pada 22 Januari 20133.
tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya1.
Permasalahan
pengungsi
pada
fase
Pada barak pengungsian korban bencana
tanggap darurat di Kecamatan Tangse adalah,
gempabumi dan tsunami di Aceh pernah
pada waktu relokasikan korban bencana ke
dilaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
tempat
keracunan makanan di daerah Tanah Pasir
sosial
yang menyebabkan 274 penderita mengalami
penampungan sementara tidak di rancang
keracunan makanan. Jumlah penderita yang
desainnya sebagai tempat penampungan
dirawat sebanyak 38 orang. Setelah 6 bulan
pengungsi, sehingga tidak memenuhi standar
bencana tsunami jumlah kasus malaria klinis
minimal
pengungsian, yang
bangunan
digunakan
persyaratan
sebagai
sebuah
fasilitas tempat
barak
Analisis Model Sarana Sanitasi Pada Fasilitas Sosial……. 31
pengungsian.
Penelitian ini dibagi dalam empat
Tujuan penelitian adalah: 1) Untuk
tahapan yaitu: 1) Studi Pendahuluan 2)
mengidentifikasikan fasilitas sanitasi pada
Analisis kebutuhan. 3) Pembuatan model
tempat
desain. 4) Validitas desain model. 5) Revisi
penampungan
sementara
korban
banjir bandang Tangse tahun 2011. 2) Untuk
desain model.
menentukan lokasi dan bangunan sosial HASIL PEMBAHASAN
sebagai tempat penampungan sementara
Tahap awal penelitian dimulai dengan
korban bencana. 3) Membuat re-desain model bangunan sosial menjadi tempat penampungan bencana
sementara
bagi
korban
sesuai dengan standar sanitasi
melakukan survey lapangan ke wilayah yang terkena dampak banjir bandang tahun 2011. Desa-desa yang terkena dampak bencana banjir bandang adalah Blang Dhot, Blang
kesehatan.
Pandak, Blang Dalam, Ranto Panyang, Blang METODE PENELITIAN Penelitian kualitatif
ini
dengan
Pengembangan”
Jeurat, Blang Bungong, Krueng Meriam,
bersifat
deskriptif
desain
“Penelitian
(Research
Metode
based
e ak
development”, yang muncul sebagai strategi
w u s
dan bertujuan untuk mengembangkan model. Dalam
penelitian
Development
ini
a nResearch
dimanfaatkan
and untuk
menghasilkan model desain sarana sanitasi pada
fasilitas sosial yang akan dijadikan
sebagai tempat penampungan sementara dalam masa tanggap darurat di Kecamatan
Informan dalam penelitian ini adalah pengambil kebijakan dan pelaksana program
pengambilan
sampel
bencana. dilakukan
Tehnik dengan
metode Purposive Sampling, yaitu dengan cara memilih orang-orang tertentu yang di anggap kompeten dan sesuai dengan topik penelitian.
a . h
e Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten
Pidie tahun 2011, hampir 90% penempatan pengungsi pada saat masa tanggap darurat bencana berada di
tenda-tenda yang
dibangun di dalam pekarangan fasilitas umum seperti, sekolah, mesjid dan meunasah dengan fasilitas sanitasi yang sangat minim. Tempat
penampungan
korban
bencana
tersebar
di
lokasi,
sehingga
beberapa
penangganan menjadi kurang efektif. Jumlah
Tangse Kabupaten Pidie4.
penanggulangan
c
c a s
“research
d i .
Identifikasikan Fasilitas Sanitasi pada Tempat Penampungan Sementara Banjir Bandang Tangse 2011
and
Development). Menurut Borg dan Gall (1989)
Pulo Baro, Layan, Peunalom I, Peunalom II.
pengungsi dan lokasi yang di jadikan sebagai tempat penampungan sementara, yaitu: 1) 116 jiwa (34 KK) di Meunasah Dusun Ulee Kalee Desa Peunalom Sa. 2) 134 jiwa (36 KK) di sekolah SD Dusun Ireu Desa Krueng Meriam. 3) 139 jiwa (32 KK) di Desa Ranto Panyang. 4) 56 jiwa (10 KK) di Masjid Peunalom Sa.
32 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.1, April 2014, 29 – 35
5) 75 jiwa (12 KK) di Pesantren Peunalom Sa.
4) Melakukan
survei
akan
ketersediaan
kendaraan yang dapat digunakan dalam
6) 287 jiwa (58 KK) di sekolah SD Blang Dalam.
proses evakuasi. 5) Membuat peta evakuasi berdasarkan hasil
7) 108 jiwa (35 KK) Mesjid Pulo Baroh.
survei.
Menentukan Lokasi dan Bangunan Tempat Penampungan Sementara
6) Sosialisasi kepada masyarakat tentang
Setelah dilakukan identifikasi ke lokasi
penampungan sementara korban bencana.
penampungan pengungsian yang pernah
Pemilihan lokasi dan bangunan tersebut
jalur
evakuasi,
lokasi
dan
tempat
dipergunakan oleh masyarakat pada saat
berdasarkan pertimbangan:
bencana banjir bandang tahun 2011, maka
1) Memiliki jalan aspal dengan lebar 5 meter
lokasi dan bagunan yang ideal dan layak
sebagai jalur evakuasi utama, sehingga
untuk
mudah dilalui oleh kendaraan roda dua
digunakan
sebagai
tempat
penampungan sementara korban bencana
dan roda empat.
dalam masa tanggap darurat bencana adalah
2) Di jalur evakuasi utama terdapat beberapa
bangunan SMP Negeri 1 Tangse, yang
fasilitas umum seperti mesjid dan sekolah
terletak di pusat kota Kecamatan Tangse.
yang posisinya terletak pada zona aman
d i .
c
a . h
cesehingga dapat dijadikan titik evakuasi. a banjir bandang dapat dengan mudah menujus 3) Selain jalan utama terdapat juga jalan ke ke lokasi tersebut. Ke empat desa tersebut lain atau jalur evakuasi alternatif lainnya, a w adalah desa Pulo Baro, Layan, Peunalom I melalui lahan persawahan yang dapat su a dan Peunalom II. terhubung langsung dengan lokasi SMP n Empat desa yang rawan terhadap bencana
Untuk menentukan lokasi dan bangunan yang
akan
dijadikan
sebagai
tempat
Negeri 1 sebagai tempat penampungan sementara.
penampungan sementara, maka yang harus di
1) Menentukan jalur evakuasi yang cepat
Membuat Re-desain Model Bangunan Sekolah Sebagai Tempat Penampungan Sementara.
dan aman bagi pengungsi untuk menuju
Berdasarkan kajian pustaka dan survei
perhatikan adalah:
ke tempat pengungsian. 2) Menentukan jalur alternatif selain jalur utama.
lapangan, ada beberapa permasalahan dalam membuat
desain
sarana
dan
prasarana
sanitasi pada fasilitas umum di Kecamatan
3) Memperkirakan waktu yang dibutuhkan
Tangse yang akan digunakan sebagai tempat
untuk mencapai ke tempat pengungsian.
penampungan sementara pada masa tanggap darurat bencana, diantaranya adalah:
Analisis Model Sarana Sanitasi Pada Fasilitas Sosial……. 33
1) Kecamatan Tangse terletak pada daerah
Sebagai tempat pemandian alternatif
patahan sehingga sangat rawan terjadi
lainnya,
maka
akan
dikembangkan
bencana gempabumi.
pembangunan 1 buah kolam pemandian
2) Bangunan yang tersedia belum memenuhi
umum di lokasi MCK wanita, yang juga
standar konstruksi keamann terhadap
dapat digunakan sebagai tempat pencucian.
bencana gempabumi.
Untuk tempat pencucian dibangun dengan
3) Belum adanya sistim peringatan dini banjir bandang.
luas lantai minimal 2,40 m2 (1,20m x 2,0m) dan dibuat tidak licin dengan kemiringan
4) Belum adanya peta rawan bencana.
kearah lubang saluran pembuangan kurang
5) Belum adanya jalur dan sistim evakuasi
lebih 1%5.
bencana.
Saluran Pembuangan Air Limbah Pengembangan model desain saluran
Penyediaan Air Bersih Pembuatan model tempat penyediaan air
pembuangan air limbah yaitu dengan cara
bersih yang dapat dikembangkan pada SMP
membuat saluran pembuangan air
Negeri 1 Tangse adalah:
pada seluruh bangunan. Pembuatan bak
1) Pembangunan 1 buah sumur bor
penampungan air limbah bekas pemandian
2) Pembuatan
2
buah
tower
bak
c
a . h
dan pencucian. Pada tempat MCK saluran
e
k a w
3) Pembuatan kolam penampung air dengan
u
kapasitas 10.000 liter di lokasi fasilitas MCK wanita.
d i .
pembuangan dibuat tertutup dan dialiri ke ce a s septik tank atau langsung dialiri ke sungai
penampungan dengan kapasitas 1500 liter.
limbah
s na
dengan ketentuan harus sesuai dengan standar persyaratan yang berlaku. Tempat Pembuangan Sampah
4) Pembuatan sistim pemanenan air hujan
Pengembangan
model
tempat
yang ditangkap dari atap-atap konstruksi
pembuangan sampah pada SMP Negeri 1
bangunan sekolah.
Tangse adalah:
Mandi Cuci Kakus (MCK)
1) Penambahan 15 buah bak sampah.
Pengembangan model fasilitas tempat
2) Pembuatan bak penampungan sampah
pemandian untuk pengungsi, terpisah untuk
sementara pada sudut halama depan
laki-laki dan perempuan serta dibangun
sekolah.
bersamaan dengan WC/Jamban, yaitu dengan membangun 10 kamar mandi/WC untuk lakilaki dan 12 kamar mandi/WC untuk wanita serta disertai dengan pembuatan penampungan tinja/septik tank.
bak
3) Menerapkan sistem pengelolaan sampah dengan cara pemilahan sampah.
34 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.1, April 2014, 29 – 35
3)
Perlu direncanakan suatu
sistem peringatan dini dan tindakan evakuasi yang tepat dan terarah. 4) Gambar 1. Desain Pengembangan Model SMP Negeri 1 Tangse
Untuk sarana pencuncian dengan
bak penampungan air yang di desain di lokasi WC/jamban wanita, lebih baik di pindahkan ke lokasi alternative lainnya
Validitas Model Desain
yang berdekatan dengan lokasi sekolah
Validasi model desain dilakukan oleh
agar akses menuju ke kamar mandi dan
ahli atau pakar dari instansi Dinas Kesehatan, BMCK,
Bappeda,
Kebudayaan,
dan
Pidie.Pengukuran menggunakan
Dinas
Pendidikan
BPBD
Kabupaten
validasi
WC/jamban lebih mudah. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan
dengan
skala likert, berdasarkan
penilaian dari ahli atau pakar terhadap desain
bahwa: 1) Fasilitas
hasil
validasi,
maka
mayoritas ahli dari masing-masing instansi
a s e
sangat setuju dengan desain model yang akan
k a wtempat
air
bersih,
MCK,
d saluran pembuangan air limbah dan i . tempat acpembuangan sampah pada tempat . h penampungan sementara korban bencana ce
model yang ditawarkan Berdasarkan
sanitasi,
banjir bandang Tangse tahun 2011 belum
dikembangkan pada SMP Negeri 1 Tangse
memenuhi standar sanitasi kesehatan,
untuk
karena semua fasilitas tersebut tidak
dijadikan
sebagai
penampungan sementara.
su
na
mencukupi bahkan tidak tersedia di lokasi penampungan.
Revisi Model Desain dengan
2) Lokasi Gedung sekolah SMP Negeri 1
beberapa orang ahli, terdapat beberapa
Tangse merupakan tempat ideal untuk
masukan
atau
dijadikan sebagai tempat penampungan
penyempurnaan terhadap desain model yang
sementara pada masa tanggap darurat
sudah dikembangkan. antara lain yaitu:
bencana,
Berdasarkan
untuk
hasil
validasi
melakukan
revisi
karena
memenuhi
kriteria
fasilitas
sebagai tempat penampungan sementara,
jalan dan jembatan di sepanjang daerah
yaitu akses jalan mudah dilalui kendaraan
yang sangat rawan bencana.
roda dua maupun roda empat. Jarak
1)
2)
Memperbaiki
Pembuatan/pembangunan
gudang logistik pada kecamatan Tangse sangat diperlukan.
tempuh dari desa terjauh ± 5 km dengan perkiraan waktu tempuh ± 45 menit. 3) Pengembangan model desain SMP Negeri 1 Tangse sebagai tempat penampungan sementara
adalah dengan menambah
Analisis Model Sarana Sanitasi Pada Fasilitas Sosial……. 35
sarana sanitasi untuk ketersediaan air
kesiapsiagaan terhadap bencana.
besih, MCK, saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah
UCAPAN TERIMAKASIH
yang disesuaikan dengan luas pekarangan
Ucapan
dan kondisi bangunan yang sudah ada.
terima
kasih
disampaikan
kepada Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Pidie, Kepala BMCK Kabupaten Pidie, Kepala BPBD Kabupaten Pidie, Dinas
SARAN Untuk
mengurangi
bahaya
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
bencana pada bangunan SMP Negeri 1
Pidie dan Kepala Bappeda Kabupaten Pidie
Tangse
beserta jajarannya yang telah memberikan
yang
harus
risiko
dilakukan
adalah
bangunan sekolah tersebut perlu dilakukan
izin
dan
turut
membantu
sehingga
retrofit dalam konteks konstruksi bangunan
terlaksananya kegiatan penelitian ini.
yang tahan terhadap bencana gempabumi. Diharapkan
kepada
BPBD
DAFTAR PUSTAKA
sebagai
instansi terkait untuk dapat merencanakan
1
pembuatan peta jalur evakuasi serta sistim
d i .
Pracoyo, NE, 2008, Dampat Bencana
ac . hMakanan
Tsunami Terhadap Hygine Sanitasi
peringatan dini pada daerah rawan bencana
e ac
banjir bandang.
es
Diharapkan kepada Instansi terkait agar dapat menentukan
k a w
zona aman dan jalur
su
evakuasi alternatif selain jalur evakuasi
na
2
evakuasi
harus
3
dan
masalah
pengungsian,
sosialisasi, alih pengetahuan dan simulasi kepada masyarakat untuk meningkatkan
Darussalam,
Media
Aceh Litbang
Ompusunggu,
2009,
Faktor
Resiko
BPBD Kabupaten Pidie, 2011, Laporan Bencana banjir bandang Tangse, Sigli
4
di dalam SKPD dalam penanggulangan bencana
Nanggroe
Penelitian Kesehatan, Vol 8
diprioritaskan. Meningkatkan koordinasi antar lembaga
Pengungsian
Barak
Riset Kesehatan Dasar 2007), Buletin
Pembangunan infrastruktur jalan dan jalur
di
malaria di Indonesia (Analisis Data
menuju ketempat penampungan sementara.
sebagai
Air
Kesehatan Volume XVIII Nomor: 3
utama untuk memudahkan korban bencana
jembatan
dan
Sugiyono,
2011,
Metode
Penelitian
Kombinasi, Alfabeta, Bandung 5
Margareta Wahlsrom, 2012, Building the Future
We
Want,
UNISDR