ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA Fitri Megawati, Tri Mahajani, Sandi Budiana PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN ABSTRAK Fitri Megawati, Analisis Makna Afiks pada Tajuk Rencana Kompas dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Skripsi. Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna afiks ber- dan meNdan mengetahui implikasi makna afiks ber- dan meN- yang terdapat pada Tajuk Rencana koran Kompas terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Sumber data utama penelitian ini yaitu Tajuk Rencana koran Kompas sebanyak 15 judul, sedangkan sumber data penunjang berupa buku-buku yang berkaitan dengan makna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif, penelitian yang tidak menggunakan angka statistik dalam menyimpulkan data dan memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Langkah yang dilakukan untuk melakukan penelitian ini yaitu membaca Tajuk Rencana yang ada pada koran Kompas, mencatat kata yang mengandung makna afiks ber- dan meNdan memasukkan hasil temuan data ke dalam tabel analisis data. Dari hasil penelitian bahwa dalam 15 Tajuk Rencana koran Kompas terdapat 50 kata yang berafiks ber dan 120 kata yang berafiks meN-. Kata berafiks ber- yang mengandung makan ‘suatu perbuatan’ berjumlah 11 kutipan atau 22%; bermakna ‘dalam keadaan’ berjumlah 13 kutipan atau 26%; bermakna ‘kumpulan’ berjumlah 5 kutipan atau 10%; bermakna ‘mengeluarkan’ berjumlah 1 kutipan atau 2%; dan bermakna ‘memiliki’ berjumlah 20 kutipan atau 40%, sedangkan kata berafiks meN- mengandung makna ‘suatu perbuatan aktif’ berjumlah 68 kutipan atau 57%; bermakna ‘proses’ berjumlah 25 kutipan atau 21%; bermakna ‘memakai’ berjumlah 1 kutipan atau 1%; bermakna ‘menuju’ berjumlah 1 kutipan atau 1%; bermakna ‘membuat’ berjumlah 10 kutipan atau 8%; bermakna ‘dalam keadaan’ berjumlah 15 kutipan atau 13%. Hasil penelitian ini memberikan implikasi yang positif terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, Tajuk Rencana cocok dijadikan sebagai bahan ajar di SMA karena pada Tajuk Rencana koran Kompas terdapat macam-macam afiks khususnya afiks berdan meN- yang memiliki berbagai makna, sehingga mampu menambah pengetahuan siswa tentang makna afiks ber- dan meN-, dan memperoleh kosa kata dalam bidang morfologi khususnya makna afiks ber- dan meN-. Kata Kunci : Analisis Makna Afiks, Tajuk Rencana Kompas. 1 Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan 2 Staf pengajar program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan 3 Staf pengajar program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan
1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu milik manusia yang selalu berperan dalam segala kegiatan. Dalam gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat, untuk menjalankan kegiatannya selalu menggunakan bahasa. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh manusia yaitu berkomunikasi. Dalam berkomunikasi bahasa memiliki peranan penting untuk menyampaikan berita, untuk menyampaikan berita dibutuhkan bahasa yang singkat, jelas, dan padat. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut dengan ilmu linguistik, salah satunya yaitu morfologi, morfologi memiliki beberapa pembahasan salah satunya afiks, afiks terdiri dari prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Jika afiks dibubuhkan pada kata dasar, maka kata tersebut akan mengalami perubahan makna. Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama-sama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti Bolinger (dalam S. Cahyawiguna dan Y. Heryanto, 2003:76). Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif untuk pembentukan kata dalam bahasa Indonesia dan pembubuhan afiks akan membentuk kata dengan tepat. Pembubuhan afiks meN-, ber-, di-, ter-, per-, pe-, se-, ke-, kan-, i- , an-, ke-an-, peN-an, per-an, ber-an, se-nya, seperti pada contoh kata : menari, berjalan, dijual, terbawa, penjelas, sekamar, berdua, berikan, lukai, pakaian, ketahuan, pembawaan, perolehan, berlarian, sebaiknya. Pada afiks tersebut mengandung makna yang berbeda-beda.
2
Dalam Tajuk Rencana terdapat unsur-unsur afiks ber- dan meN-. Afiks ber- merupakan bagian dari prefiks yang memiliki alomof ber-, be-, bel- dan memiliki makna suatu perbuatan yang aktif, dalam keadaan atau aktif, kumpulan, memakai, mengendarai, mengeluarkan, dan memiliki. Afiks meN- memiliki alomof mem-, men-, meny-, meng-, me-, menge-, dan memiliki makna, suatu perbuatan yang aktif, makna proses, memakai, berlaku, menuju, membuat, dan dalam keadaan. Salah satu materi tentang afiksasi terdapat dalam kurikulum SMA (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 989). Untuk itu, betapa pentingnya penguasaan materi tentang afiksasi bagi peserta didik, karena peserta didik perlu mengetahui lebih dalam tentang seluk beluk bentuk kata. Berdasarkan hal tersebut penulis ingin meneliti makna afiks ber- dan meN- yang ada pada Tajuk Rencana koran Kompas serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan siswa mengenai makna dari setiap kata yang dibubuhi dengan afiks ber- dan meN-. 1.2 Fokus Permasalahan 1. Apa saja makna afiks berdan meN- yang terdapat pada 15 Tajuk Rencana koran Kompas Edisi Juli – Oktober 2012? 2. Bagaimana implikasi makna afiks ber- dan meN- dalam Tajuk Rencana koran Kompas terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA?
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
2.
Landasan Teoretis
2.1. Afiks Afiks adalah suatu bentuk yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung yang bukan bentuk bebas, yang mempunyai kesanggupan melekat pada bentuk lain untuk membentuk kata baru (Wirjosoedarmo 1981: 123). Jenisjenis afiks yaitu prefiks atau awalan adalah imbuhan yang diletakan di depan kata (mungkin kata dasar mungkin pula kata jadian). Dalam bahasa Indonesia terdapat delapan awalan, yaitu ber-, per-, meng-, peng-, di-, ter- ke-, se-., infiks atau sisipan, adalah imbuhan yang terletak di tengah dasar, jenis sisipan yaitu el-, em-, er-, dan in-, sufiks atau akhiran, adalah imbuhan yang diletakan pada akhir dasar. bahasa Indonesia memiliki akhiran i-, kan-, an-, man-, wan-, wati-, wi-, (wiah), dan nya, konfiks atau imbuhan terbelah, adalah imbuhan yang diletakan sekaligus pada awal dan akhir dasar. Bahasa Indonesia memiliki beberapa jenis konfiks yaitu ke-an, ber-an, peng-an, per-an. Makna Afiks ber- menurut Ramlan (2001: 114-116) memiliki makna suatu perbuatan yang aktif, ialah perbuatan yang dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subjek, makna ini pada umumnya terdapat pada kata ber- afiks yang bentuk dasarnya berupa kata dan kata kerja, menyatakan makna ‘dalam keadaan’ atau ‘statif’, menyatakan makna ‘kumpulan yang terdiri dari jumlah yang tersebut pada bentuk dasar’, memakai apa yang tersebut pada bentuk dasar, mengendarai apa yang tersebut pada bentuk dasar, mengeluarkan apa yang tersebut pada bentuk dasar, dan menuju ke tempat yang tersebut pada bentuk dasar.
3
Makna afiks meN- menyatakan makna, ‘suatu perbuatan yang aktif lagi transitif’, menyatakan makna ‘proses’, menyatakan berbagai makna seperti ‘memakai apa yang tersebut pada bentuk dasar, berlaku atau menjadi apa yang tersebut pada bentuk dasar, menuju ke tempat yang tersebut pada bentuk dasar, membuat apa yang tersebut pada bentuk dasar, menyatakan makna ‘dalam keadaan’ atau boleh juga dikatakan makna ‘statif’. 2.2 Tajuk Rencana Tajuk Rencana menurut Suhandang (2004: 151) adalah bentuk karangan atau tuturan yang mengungkapkan ide, pemikiran atau opini, bahkan biasanya dikembangkan dengan mengajukan saran-saran atas jalan pemecahan permasalahannya. Fungsi tajuk adalah membentuk dan mengarahkan opini publik, menerjemahkan berita mutakhir kepada pembaca dan menjelaskan maknanya.
3. Metode Penelitian 3.1 Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan makna afiks ber- dan meN- yang terdapat pada Tajuk Rencana koran Kompas. 2. Mengetahui implikasi makna afiks ber- dan meN- yang ada pada Tajuk Rencana koran Kompas terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.
3.2 Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu, penelitian yang berusaha untuk
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
memberikan suatu fenomena atau keadaan seperti apa adanya tanpa ada manipulasi terhadap salah satu variabelnya. (Darsono, 1999: 10). Metode ini dipergunakan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis makna afiks yang ada pada Tajik Rencana dengan apa adanya dan mendeskripsikan hasil penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata-kata yang menggunakan afiks ber- dan meN- yang terdapat dalam Tajuk Rencana koran Kompas dan sumber data yaitu 15 Tajuk Rencana koran Kompas, Edisi Juli -Oktober 2012. 4. Temuan Penelitian Dari hasil analisis makna afiks ber- dan meN- dalam Tajuk Rencana koran Kompas, terdapat 50 kata yang berafiks ber- yang terdiri dari makna ‘suatu perbuatan’ berjumlah 11 kutipan atau 22%, makna ‘dalam keadaan’ berjumlah 13 kutipan atau 26%, makna ‘kumpulan’ berjumlah 5 kutipan atau 10%, makna ‘mengeluarkan’ berjumlah 1 kutipan atau 2%, dan makna ‘memiliki’ berjumlah 20, kutipan atau 40%. Terdapat 120 kutipan afiks meN- yang terdiri dari, makna ‘suatu perbuatan aktif’ berjumlah 68 kutipan atau 57% , makna ‘proses’ berjumlah 25 kutipan atau 21%, makna ‘memakai’ berjumlah 1 kutipan atau 1%, makna ‘menuju’ berjumlah 1 kutipan atau 1%, makna ‘membuat’ berjumlah 10 kutipan atau 8%, makna ‘dalam keadaan’ berjumlah 15. kutipan atau 13%. Pembahasan Temuan Dari hasil penemuan makna afiks ber dan meN akan dibahas lebih rinci seperti dibawah ini:
1). Makana ‘suatu perbuatan’ Inspirasi bagi kita dalam berpuasa agar kita peka terhadap nasib sesama yang kurang beruntung. Kata puasa bermakna. menghindari makan, minum, dan sebagainya dengansengaja, kata puasa mendapat afiks ber- menjadi berpuasa yang bermakna melakukan puasa. Pada kata berpuasa, afiks bertidak berubah bentuk, karena afiks ber- diikuti oleh kata puasa yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /p/. Pada kalimat ‘Inspirasi bagi kita dalam berpuasa agar kita peka terhadap nasib sesama yang kurang beruntung, afiks ber- pada kata berpuasa membentuk makna ‘suatu perbuatan’ yaitu inspirasi bagi kita dalam melakukan atau menunaikan ibadah puasa agar kita peka terhadap nasib sesama yang kurang beruntung. 2). Makna ‘dalam keadaan’ Nelayan Indonesia masih berada pada setara ekonomi terendah. Kata ada bermakna hadir atau telah sedia, kata ada mendapat afiks ber- menjadi berada yang bermakna ada atau punya. Pada kata berada, afiks ber- tidak berubah bentuk, karena afiks ber- diikuti oleh kata ada yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /a/. Pada kalimat ‘Nelayan Indonesia masih berada pada setara ekonomi terendah’, afiks ber- pada kata berada membentuk makna ‘dalam keadaan’ yaitu nelayan Indonesia masih ada dalam keadaan ekonomi yang paling rendah.
5.
1. Makna afiks ber-
4
3). Makna ‘kumpulan’ Berbagai lembaga swadaya masyarakat sudah berkali-kali menyuarakan tentang nasib yang di hadapi TKI.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
Kata bagai bermakna jenis atau macam, kata bagai mendapat afiks bermenjadi berbagai yang bermakna macam-macam. Pada kata berbagai, afiks ber- tidak berubah bentuk, karena afiks ber- diikuti oleh kata bagai yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /b/. Pada kalimat’ Berbagai lembaga swadaya masyarakat sudah berkali-kali menyuarakan tentang nasib yang di hadapi TKI’, afiks ber- pada kata berbagai membentuk makna ‘kumpulan’ yaitu kumpulan dari macam-macam lembaga swadaya masyarakat sudah berkali-kali menyuarakan tentang nasib yang dihadapi TKI. 4). Makana ‘mengeluarkan’ Kekerasan berdarah tidak hanya dilakukan aparat keamanan pemerintahan Assad. Kata darah bermakna cairan terdiri atas plasma, kata darah mendapat afiks bermenjadi berdarah yang bermakna mengeluarkan darah. Pada kata berdarah, afiks ber- tidak berubah bentuk, karena afiks ber- diikuti oleh kata darah yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /d/. Pada kalimat ‘Kekerasan berdarah tidak hanya dilakukan aparat keamanan pemerintahan Assad’, afiks ber- pada kata berdarah membentuk makna ‘mengeluarkan’ yaitu kekerasan yang dapat mengeluarkan darah dan merenggut nyawa tidak hanya dilakukan aparat keamanan pemerintahan Assad. 2. Makna Afiks meN1). Makna ‘suatu perbuatan’ Momentum untuk meraih hakikat sejati dalam menjalankan ibadah puasa.
5
Kata jalan bermakna melakukan atau mengerjakan sesuatu, kata jalan mendapat afiks meN- + kan- menjadi menjalankan yang bermakna melakukan tugas atau kewajiban. Pada kata menjalankan afiks meN- berubah bentuk menjadi men-, karena afiks meN- diikuti oleh kata jalankan yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /j /. Pada kalimat ‘Momentum untuk meraih hakikat sejati dalam menjalankan ibadah puasa’, afiks men- pada kata menjalankan membentuk makna ‘suatu perbuatan’ yaitu melakukan tugas atau kewajiban ibadah puasa untuk mencapai hakikat sejati. 2). Makna ‘proses’ Kekerasan berdarah dikhawatirkan akan memburuk jika tidak dihentikan. Kata buruk bermakna rusak atau busuk, kata buruk mendapat afiks meN- menjadi memburuk yang bermakna menjadi buruk. Pada kata memburuk, afiks meN- berubah bentuk menjadi mem-, karena afiks meN- diikuti oleh kata buruk, yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /b/. Pada kalimat ‘Kekerasan berdarah dikhawatirkan akan memburuk jika tidak dihentikan’, afiks mem- pada kata memburuk membentuk makna ‘proses’ yaitu kekerasan berdarah dikhawatirkan akan membuat keadaan semakin rusak jika tidak dihentikan. 3). Makna ‘memakai’ Holmes menggunakan senjata untuk mencederai orang. Kata guna bermakna manfaat, kata guna mendapat afiks meN- + kan- menjadi menggunakan yang bermakna memakai. Pada kata menggunakan, afiks meN- berubah bentuk menjadi meng-, karena afiks
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
meN- diikuti oleh kata gunakan, yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /g/. Pada kalimat ‘Holmes menggunakan senjata untuk mencederai orang ‘, afiks mengpada kata menggunakan membentuk makna ‘memekai’ yaitu Holmes memakai senjata untuk mencederai orang mencederai orang. 4). Makna ‘menuju’ Mereka melaut hingga ke ZEE Indonesia. Kata laut bermakna kumpulan air asin yang mengenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau, kata laut mendapat afiks meN- menjadi melaut yang bermakna pergi ke laut atau berlayar. Pada kata melaut,afiks meN- berubah bentuk menjadi me- karena afiks meNdiikuti oleh kata laut, yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /l/. Pada kalimat ’Mereka melaut hingga ke ZEE Indonesia’, afiks me- pada kata melaut membentuk makna ‘menuju’ yaitu mereka pergi ke laut atau berlayar sampai ke ZEE Indonesia. 5). Makna ‘membuat’ Untuk menghasilkan pemain yang berkualitas tidak bisa instan. Kata hasil bermakna sesuatu yg diadakan, kata hasil mendapat afiks meN- + kan- menjadi menghasilkan yang bermakna membuat hasil. Pada kata menghasilkan, afiks meNberubah bentuk menjadi meng-, karena afiks meN- diikuti oleh kata hasilkan, yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /h/. Pada kalimat ‘Untuk menghasilkan pemain yang berkualitas tidak bisa instan’, afiks meng- pada kata menghasilkan membentuk makna ‘memiliki’ yaitu untuk memiliki
6
pemain yang berkualitas tidak bisa instan. 6). Makna ‘dalam keadaan’ Thein Sain diberitakan menderita penyakit jantung. Kata derita bermakna sesuatu yang menyusahkan, kata derita mendapat afiks meN- menjadi menderita yang bermakna menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan. Pada kata menderita, afiks meN- berubah bentuk menjadi men-, karena afiks meN- diikuti oleh kata derita, yang bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /d/. Pada kalimat ‘Thein Sain diberikan menderita penyakit jantung’, afiks menpada kata menderita membentuk makna ‘dalam keadaan’ yaitu Thein Sain diberitakan dalam keadaan menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan yaitu sakit jantung. 6. 1.
Simpulan Pada Tajuk Rencana koran Kompas penggunaan makna afiks ber- sebanyak 50 kata dan penggunaan makna afiks meNsebanyak 120 kata. Makna afiks ber- yang terdiri dari makna ‘suatu perbuatan’ berjumlah 11 kutipan atau 22%, makna ‘dalam keadaan’ berjumlah 13 kutipan atau 26% ,makna ‘kumpulan’ berjumlah 5 kutipan atau 10%, makna ‘mengeluarkan’ berjumlah 1 kutipan atau 2%, dan makna ‘memiliki’ berjumlah 20, kutipan atau 40%. Makna afiks meNterdapat 120 kata afiks meNyang terdiri dari, makna ‘suatu perbuatan aktif’ berjumlah 68 kutipan atau 57% , makna ‘proses’ berjumlah 25 kutipan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
2.
atau 21%, makna ‘memakai’ berjumlah 1 kutipan atau 1%, makna ‘menuju’ berjumlah 1 kutipan atau 1%, makna ‘membuat’ berjumlah 10 kutipan atau 8%, makna ‘dalam keadaan’ berjumlah 15 kutipan atau 13%. Tajuk Rencana cocok dijadikan sebagai bahan ajar di SMA karena pada Tajuk Rencana koran Kompas terdapat macammacam afiks khususnya afiks ber- dan meN- yang memiliki berbagai makna, sehingga dapat menambah pengetahuan siswa tentang makna afiks ber- dan meNDAFTAR PUSTAKA
S. Cahyawiguna dan Y. Heryanto. 2003. Materi Perkuliahan Pengantar Linguistik. Jakarta : Pustaka. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Ramlan. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Cetakan 12. Yogyakarta. CV. Karyono. Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi Produk dan Kode Etik. Bandung: Nuansa.
7
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012
Riwayat Hidup Fitri Megawati dilahirkan di Bekasi, 19 April 1989. Putri kedua dari tiga bersaudara keluarga Bapak Acim dan Ibu Darsah. Penulis dibesarkan di Bogor, Kp Panggulaan Desa Sukaraja. Penulis memulai sekolah formal di Sekolah Dasar Karang Sari, kemudian melanjutkan di MTS Daarunidda Bekasi, setelah itu melanjutkan sekolah di SMK Tirta Kencana Bekasi. Penulis melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi dan mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan Bogor. Penulis memilih jurusan pendidikan karena ingin menjadi seorang guru profesional.
8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012