eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2013, 1 (3): 214-224 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org © Copyright 2013
ANALISIS LABA BERDASARKAN PENJUALAN TUNAI DAN PENJUALAN KREDIT PADA KANTOR PUSAT PT COLUMBUS MEGAH SENTRASARANA DI BERAU Rafiandi Nazar 1 Abstrak Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Penjualan Kredit Pada Kantor Pusat PT. Columbus Megah Sentrasarana (dibawah bimbingan Bapak Dr. A. Margono,M.Si dan Bapak Drs. M. Zaini, M.Si). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi laba masing-masing sistem penjualan tunai dan penjualan kredit pada PT. Columbus Megah Sentrasarana dan untuk mengetahui sistem yang mendatangkan laba yang paling besar di antara kedua sistem tersebut. Alat analisis yang digunakan yaitu pertama menghitung alokasi biaya pemasaran perusahaan kemudian menghitung laba rugi untuk penjualan tunai dan penjualan kredit, selanjutnya perhutingan itu dibandingkan antara laba sebelum pajak yang dihasilkan dari penjualan tunai dan penjualan kredit, serta menghitung dan membandingkan alokasi biaya bersama dan profit margin yang dihasilkan dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Setelah melakukan penelitian analisis dan pembahasan diketahui bahwa tingkat penjualan tunai dari tahun 2011-2012 memberikan kontribusi laba sebelum pajak sebesar Rp 157.967.682,00 dan penjualan kredit sebesar Rp 1.552.803.070,00 sehingga diketahui penjualan kredit memberikan kontribusi laba lebih besar dari pada penjualan tunai. Sedangkan alokasi biaya untuk tingkat penjualan tunai dari tahun 2011-2012 sebesar 3,25% sehingga diperoleh alokasi biaya bersama penjualan tunai Rp 639.956.900,00 dan alokasi biaya bersama penjualan kredit sebesar 3,24% sehingga diperoleh alokasi biaya bersama sebesar Rp 975.470.699,00 dan profit margin yang dihasilkan pada tahun 2011-2012 untuk penjualan tunai lebih besar dari pada penjualan kredit yaitu 0,30% dan 10,45%. Sebaiknya penjualan secara tunai tetap ditingkatkan untuk menjamin kelancaran perputaran modal.
Kata Kunci : Laba Rugi, Penjualan Tunai, Penjualan Kredit 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar )
Pendahuluan Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba karena dengan laba tersebut maka perusahaan mampu meraih sukses, berkembang dan berkelanjutan. Untuk mendapatkan laba tentu saja setiap perusahaan tidak terlepas dari persaingan dengan perusahaan lain, baik itu perusahaan dari dalam negeri ataupun perusahaan asing terutama dari perusahaan yang sejenis. Persaingan ketat itu terlihat dari keadaan sekarang banyak perusahaan yang tidak mampu bersaing akan mengalami kerugian dan tutup dengan sendirinya, sementara perusahaan yang unggul dalam persaingan akan terus menguasai pasar. Agar tujuan perusahaan tercapai, perusahaan harus memperhatikan berbagai hal, bukan hanya masalah produksi barang atau jasa saja, tetapi juga harus memperhatikan masalah pasar, seperti memilih jenis barang atau jasa, menentukan harga barang atau jasa. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan menjalankan berbagai cara seperti efisiensi biaya pemasaran, peningkatan hasil penjualan yang dapat dilakukan dengan cara menguasai pasar (perluasan pasar) walaupun biayanya diiringi berbagai macam resiko, disamping itu cara lain yang ditempuh adalah dengan penjualan tunai dan penjualan kredit. Meningkatnya penjualan serta cara-cara pemasaran merupakan faktor penentu untuk dapat mengetahui besar kecilnya laba usaha yang diperoleh perusahaan, sedangkan besar kecilnya laba perusahaan dapat dipengaruhi oleh harga pokok, biaya pemasaran serta banyaknya barang yang dijual oleh perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan hasil penjualan dalam usaha memperoleh laba yang diinginkan maka sebaiknya perusahaan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan usaha meningkatkan jumlah barang yang dijual. Sebagaimana diketahui bahwa perusahaan merupakan suatu organisasi masyarakat dengan motivasi mencapai keuntungan atau laba maka perhatian manajemen semula dipusatkan pada bidang produksi, tetapi dengan semakin meningkatnya persaingan memperebutkan pasar. Bagian penjualan serta cara-cara pemasaran merupakan faktor penentu untuk dapat mengetahui besar kecilnya laba usaha yang diperoleh perusahaan, sedangkan besar kecilnya laba perusahaan dapat dipengaruhi oleh harga pokok, biaya pemasaran serta banyaknya barang yang dijual oleh perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan hasil penjulan dalam usaha memperoleh laba yang diinginkan maka sebaiknya perusahaan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan usaha meningkatkan jumlah manajemen bergeser kepemasaran produknya, karena kegiatan produksi saja tidak akan menjamin menghasilkan laba, jika pemasaran produknya tidak mampu merebut pasar. Oleh karena itu manajemen perusahaan yang semula memusatkan
215
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224
perhatian pada bidang produksi, mulai memperluas perhatiannya pada bidang pemasaran produknya, namun akan menanggung biaya yang disebut biaya pemasaran. PT. Columbus Megah Sentrasarana Berau adalah perusahaan perdagangan retail yang menyediakan barang-barang elektronik dan furniture dengan berbagai merek dan tingkat kualitas yang berbeda. Saat ini semakin banyak dan berkembangnya perusahaan yang bergerak dibidang produk elektronik dan furniture. Bagi PT. Columbus Megah Sentrasarana Berau dengan banyaknya kompetitor-kompetitor tentunya menimbulkan masalah yang komplek dalam mengejar omset penjualan yang berkaitan dengan peningkatan laba perusahaan. Karena itu untuk meningkatkan penjualan dan usaha memperoleh laba yang diinginkan maka perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan usaha meningkatkan volume penjualan. Salah satunya adalah dengan penjualan secara tunai dan kredit. Kedua sistem tersebut mempunyai proses dan prosedur yang berbeda. Pada umumnya perusahaan yang menjual barangnya secara kredit akan mampu menjual lebih banyak barang dibandingkan dengan perusahaan yang menuntut pembayaran dengan tunai, akan tetapi biaya yang harus dipikul perusahaan tersebut lebih besar karena sebagian dari dananya terkait dalam piutang yang nantinya diimbangi oleh jumlah penjualan yang lebih tinggi. Sehingga dapat memberikan laba yang lebih besar bagi perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penjualan mana yang lebih dominan pada perusahaan. Kebijakan penentuan penjualan yang tepat akan berimbas pada peningkatan volume penjualan dan berpengaruh pada kenaikan laba (profit margin). Dari uraian diatas penulis berkeinginan untuk mengetahui laba penjualan barang-barang elektronik dan furniture dengan diketahuinya laba penjualan pada masing-masing cara penjualan yang dilakukan, maka diharapkan perusahaan dapat mencantumkan cara penjualan yang mana yang perlu diperhatikan maupun peningkatan kegiatan penjualan selanjutnya. Kerangka Dasar Teori Secara umum penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelangggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggan. Penjualan merupakan pencatatan dari transaksi yang terjadi, yang mana transaksi itu dicatat walaupun sudah atau belum diterima pembayarannya. Jadi penjualan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban
216
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar )
suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagang atau jasa atau aktivitas lainnya dalam suatu periode. Pengertian penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur. Menurut Mulyadi (2008:202) “Penjualan adalah kenaikan aktiva yang berasal dari penjualan barang dagangan atau produksi selama periode tertentu yang merupakan kegiatan rutin perusahaan”. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitaif adalah Penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan terdalam terhadap objek suatu organisme, lembaga atau gejala-gejala tertentu yang diteliti. Pada penelitian ini menggunakan data penjualan tunai dan penjualan kredit pada PT. Columbus Megah Sentrasarana Berau. a. PT. Columbus Megah Sentrasarana sebagai perusahaan perdagangan retail yang menyediakan barang-barang elektronik dan furniture. b. Analisis laba yang dimaksudkan disini memisahkan atau menguraikan antara laba dari penjualan kredit dan laba dari penjualan tunai yang dicapai perusahaan. c. Penjualan Tunai yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. d. Penjualan Kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan atau piutang dagang kepada pembeli. e. Laba selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan. f. Biaya-biaya operasi yang terdiri, dari advertensi, gaji pegawai, penjualan, dan macam-macam biaya penjualan, serta biaya administrasi dan umum. Hasil Penelitian Adapun data penjualan tunai dan penjualan kredit tahun 2011 dan tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tabel Volume Penjualan Tunai dan Penjualan Kredit Tahun 2011 dan Tahun 2012 No
Tahun
Penjualan Tunai
Penjualan Kredit
Nilai Tunai
Penjualan
Nilai Kredit
Selisih
Penjualan
Unit
Rp.
1
2011
529
1.150
1.239.472.000
7.053.782.000
621
5.814.310.000
2
2012
878
1.528
2.091.519.000
9.407.989.000
650
7.316.470.000
217
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224 Jumlah
1.407
2.678
3.330.991.000
16.261.771.000
1.271
13.130.780.000
Sumber : PT. Columbus Megah Sentrasarana
Pada periode 2011 total nilai penjualan tunai sebesar Rp 1.239.472.000 serta total penjualan tunai sebanyak 529 unit dan total nilai penjualan kredit sebesar Rp 7.053.782.000 serta total penjualan kredit sebanyak 1.150 unit. Terdapat selisih antara nilai penjualan tunai dan nilai penjualan kredit sebesar Rp 5.814.310.000 dan selisih unit penjulana tunai dan penjualan kredit sebanyak 621 unit. Pada periode 2012 total nilai penjualan tunai sebesar Rp 2.091.519.000 serta total penjualan tunai sebanyak 878 unit dan total nilai penjualan kredit sebesar Rp 9.407.989.000 serta total penjualan kredit sebanyak 1.528 unit. Terdapat selisih antara nilai penjualan tunai dan nilai penjualan kredit sebesar Rp 7.316.470.000 dan silisih unit penjualan tunai dan penjualan kredit sebanyak 650 unit.
1
Tabel Penjualan Barang Elektronik dan Furniture per periode Tahun 2011 dan Tahun 2012 Penjualan Tunai Penjualan Kredit Periode Tahun (Rp) (Rp) Januari 2011 153.895.000 642.853.000
2
Februari
2011
178.129.000
750.129.000
3
Maret
2011
89.347.000
429.358.000
4
April
2011
75.628.000
525.129.000
5
Mei
2011
92.359.000
619.178.000
6
Juni
2011
110.124.000
511.050.000
7
Juli
2011
95.321.000
685.925.000
8
Agustus
2011
87.216.000
619.128.000
9
September
2011
95.519.000
525.147.000
10
Oktober
2011
65.320.000
421.017.000
11
November
2011
71.289.000
525.179.000
12
Desember
2011
125.325.000
799.689.000 7.053.782.000 725.130.000 809.419.000
No
Jumlah 13
Januari
2012
1.239.472.000 415.309.000
14
Februari
2012
329.126.000
Tabel Lanjutan Penjualan Barang Elektronik dan Furniture
218
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar )
15
per periode Tahun 2011 dan Tahun 2012 Penjualan Tunai Penjualan Kredit Periode Tahun (Rp) (Rp) Maret 2012 144.135.000 649.479.000
16
April
2012
301.320.000
969.720.000
17
Mei
2012
119.049.000
732.340.000
18
Juni
2012
116.138.000
627.130.000
19
Juli
2012
81.708.000
807.159.000
20
Agustus
2012
96.120.000
811.190.000
21
September
2012
97.407.000
939.128.000
22
Oktober
2012
125.156.000
725.139.000
23
November
2012
130.200.000
750.830.000
24
Desember Jumlah Total
2012
135.851.000 2.091.519.000 3.330.991.000
861.325.000 9.407.989.000 16.461.771.000
No
Sumber : PT. Columbus Megah Sentrasarana
Selama periode tahun 2011 sampai dengan periode tahun 2012 jumlah penjualan tunai sebesar Rp. 3.330.991.000 dan jumlah penjualan kredit sebesar Rp. 16.461.771.000. Dan penjualan tunai terkecil terjadi pada bulan Oktober 2011 dengan penjualan tunai sebesar Rp. 65.320.000 dan jumlah penjualan kredit terkecil terjadi pada bulan Oktober tahun 2011 sebesar Rp. 421.071.000, sedangkan penjualan tunai terbesar terjadi pada bulan Januari 2012 sebesar Rp. 415.309.000 dari penjualan kredit terbesar pada bulan April 2012 sebesar Rp. 969.720.000.
Tabel Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012 Uraian Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Penjualan
2011
D
2012 K
D
Selisih K
D
K
8.293.254.000
11.499.508.000
3.206.254.000
5.454.023.000
6.329.127.000
875.104.000
2.839.231.000
5.170.381.000
2.331.150.000
Tabel Lanjutan Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Yang Berakhir
219
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224
31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012 2011 Uraian
2012
D
K
D
Selisih K
D
K
Biaya Operasional : Biaya Pemasaran
443.902.000
580.434.000
Biaya Administrasi 295.146.000 dan Umum Biaya Pendidikan 21.159.000 dan Pelatihan Insentif Kelebihan 112.129.000 Target Kompensasi 56.281.000 Penjualan Kredit Kerugian Piutang 23.289.000 Tak Tertagih Gaji Bagian Penagihan 67.280.000 Piutang Jumlah Biaya 1.019.186.000 Operasional Laba Sebelum 1.820.045.000 Pajak Sumber : PT. Columbus Megah Sentrasana
136.532.000
359.629.000 64.483.000 29.197.000
8.038.000
248.919.000 136.790.000 196.312.000
140.031.000
48.179.000
24.890.000
78.830.000 11.550.000 1.541.500.000
522.314.000
3.628.881.000
1.808.836.000
Pada periode 2011 total penjualan sebesar Rp 8.293.254.000 dengan harga pokok penjualan sebesar Rp 5.454.023.000 dan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 2.839.231.000 kemudian dikurangin dengan biaya operasional sebesar Rp 1.019.186.000 dan memperoleh laba sebelum pajak Rp 1.820.045.000. Pada periode 2012 total penjualan sebesar Rp 11.499.508.000 dengan harga pokok penjualan sebesar Rp 6.329.127.000 dan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 5.170.381.000 kemudian dikurangin dengan biaya operasional sebesar Rp 1.541.500.000 dan memperoleh laba sebelum pajak Rp 3.628.881.000.
Tabel Daftar Biaya Operasional Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012
Uraian Biaya Penjualan/Pemasaran : Biaya Iklan / Promosi / Pameran Biaya Claim Barang
220
2011
2012
Selisih
15.780.000
18.619.000
2.839.000
2.389.000
4.189.000
1.800.000
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar ) Biaya Gaji Karyawan Pemasaran
150.745.000
185.850.000
35.105.000
Pemasaran
17.811.000
27.125.000
9.314.000
Bonus Intensif Karyawan
26.312.000
30.285.000
3.973.000
9.865.000
14.181.000
4.316.000
Biaya Perjalan Dinas
Biaya Pemasaran 221.000.000 Lainnya Jumlah Biaya Penjualan / Pemasaran Biaya Administrasi dan Umum
300.185.000 443.902.000
580.434.000
136.532.000
Biaya Gaji Karyawan
145250.000
179.165.000
33.915.000
Biaya THR Karyawan
26132.000
33.281.000
7.149.000
19585.000
24.179.000
4.594.000
Biaya Alat Tulis Kantor
2475.000
3.350.000
875.000
Biaya Fhoto Copy dan Cetakan
5120.000
7.129.000
2.009.000
Biaya Pengiriman Surat
1150.000
821.000
329.000
Biaya Benda-benda Pos/ Materai
500.000
735.000
235.000
12625.000
14.850.000
2.225.000
5150.000
6.139.000
989.000
11865.000
9.129.000
2.736.000
13.121.000
3.398.000
21.381.000
5.252.000
16.728.000
2.603.000
29.621.000
4.304.000
Bonus Intensif Karyawan
Biaya PLN Biaya PDAM Biaya Kantor Lainnya
Biaya Transport/Perjalanan 9723.000 Dinas Biaya BBM Kendaraan 16129.000 Kantor Biaya Penyusutan Inv. 14125.000 Kantor Biaya Pemeliharaan Inv. 25317.000 Kantor Jumlah Biaya Administrasi dan Umum Jumlah Biaya Opersional
295.146.000
359.629.000
64.483.000
739.048.000
940.063.000
20.015.000
Sumber : PT. Columbes Megah Sentrasarana
Pada tahun 2011 total jumlah biaya penjualan atau pemasaran sebesar Rp 443.902.000 dan untuk tahun 2012 sebesar Rp 580.434.000 selisih kenaikan total biaya penjualan dari tahun 2011 hingga tahun 2012 sebesar Rp 136.532.000. Untuk jumlah biaya administrasi dan umum pada tahun 2011 sebesar Rp 295.146.000 dan tahun 2012 sebesar Rp 359.629.000 terjadi selisih kenaikan dari tahun 2011 hingga tahun 2012 sebesar Rp 64.483.000. Jadi jumlah biaya operasional tahun 2011 Rp 739.048.000 dan tahun 2012 Rp 940.063.000 sehingga selisih kenaikan jumlah biaya operasional sebesar Rp 201.015.000.
221
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224
Tabel Daftar Biaya Operasional Uraian
Tahun 2011
2012
Selisih
Jumlah Biaya Penjualan
443.902.000
580.434.000
136.532.000
Jumlah Biaya Administrasi
295.146.000
359.629.000
64.483.000
Jumlah 739.048.000 Sumber : PT. Columbes Megah Sentrasarana
940.063.000
201.015.000
Selama peiode tahun 2011 samapi tahun 2012 jumlah biaya penjualan atau pemasaran mengalami kenaikan sebesar Rp. 136.532.000 dan jumlah biaya administrasi dan umum juga mengalami kenaikan sebenar Rp. 64.483.000, sehingga total biaya operasional hingga tahun 2012 mengalami kenaikan sebenar Rp. 201.015.000 dari tahun 2011. Penutup Kebijaksanaan untuk menerapkan dua macam sistem penjualan yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit adalah tepat guna meningkatan volume penjualan perusahan hal ini terlihat besarnya dominasi atau pengaruh dari penjualan kredit terhadap perusahaan dimana penjualan secara kredit mencari peningkatan laba bersih sebelum pajak yang dicapai lebih besar dari pada laba bersih sebelum pajak yang dicapai penjualan tunai, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang di ajukan diterima. Penjualan kredit memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan penjualan tunai, sehingga hipotesis yang diajukan pada bab terdahulu dapat diterima dimana dugaan sementara bahwa penjualan kredit memberikan kontribusi laba yang lebih besar dari pada penjualan tunai. Pernyataan ini didukung dengan adanya hasil perhitungan terhadap tingkat keuntungan perusahaan yaitu terlihat laba usaha yang dihasilkan oleh penjualan kredit masih lebih tinggi dari laba yang dihasilkan penjualan tunai. Pernyataan ini didukung dengan adanya hasil perhitungan terhadap tingkat keuntungan perusahaan yaitu terlihat laba usaha laba usaha yang di hasilkan oleh penjualan kredit masih lebih tinggi dari laba yang dihasilkan penjualan tunai.Pada penjualan kredit memperoleh laba sebesar Rp 3,258,677,920.00 sedangkan pada penjualan tunai sebesar Rp 378,667,250.00. perbedaan yang besar ini disebabkan oleh volume penjualan tunai dengan penjualan kredit yaitu sebesar penjualan tunai tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar1407 unitpertahun dan penjualan kredit tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar 2678 unit pertahunnya. Piutang tak tertagih merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja yaitu Kas, persediaan, piutang, kas. Dalam keadaan normal dan dimana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi dari pada persediaan, karena perputaran dari piutang ke kas
222
Analisis Laba Berdasarkan Penjualan Tunai Dan Credit ( Rafiandi Nazar )
membutuhkan satu langkah, yang penting kebijaksanaan kredit yang efektif dan prosedur-prosedur penagihan untuk menjamin penagihan piutang yang tepat pada waktunya dan mengurangi kerugian akibat piutang tak tertagih. Untuk persaingan dengan compotitor-compotitor columbus menerapkan produksi het kualiti dengan bunga kredit dengan yang ringan, pelayanan yang tercipta, produk yang tercapai, harga yang terjangkau, barang yang terjamin. Walaupun sistem penjualan kredit menunjukkan kontribusi laba yang lebih besar namun sebaiknya penjualan tunai tetap ditingkatkan volume penjualannya karena sistem ini dapat menunjang guna menjamin kelancaran perputaran modal, oleh karena itu jika perusahaan memprioritaskan keduakeduanya dengan baik maka perusahaan dapat mempertahankan laba dari hasil penjualan sehingga perusahaan dapat bertahan. Berdasarkan dari hasil volume penjualan, maka diharapkan perusahaan dapat memperluas pemasarannya dengan sebaik-baiknya dengan melakukan berbagai cara salah satunya melakukan promosi tentang penjualan tunai dan penjualan kredit sesuai ketentuan yang dibuat perusahaan agar konsumen mendapatkan kemudahan untuk membeli barang-barang elektronik dan furniture, sehingga dapat meningkatkan profit margin perusahaan.
Daftar Pustaka A.A.RahmatM.Z. Tanya Jawab Perkreditan, cetakan pertama Remadja Karya, Bandung, 2001, Halaman 4. A.M.Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen, Edisi 1, Jakarta, 2000, Halaman 10. Baridman, Zaki. Intermediate Accounting, edisi Ketujuh, BPFE, Yogyakarta, 2000 halaman 31 Kartadinata, Abbas. Pembelajaran Pengantar Managemen Keuangan, Cetakan 2, PT. Bina Aksara, 2002, Halaman 167. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, PT. Prenhalindo, Jakarta, 2003, Halaman 8 & 3. La Midjan. Sistem Informasi Akuntansi I, Jakarta, 2001, halaman 170 Mulyadi. Akuntansi Biaya. Cetakan ketujuh, Yogyakarta , 2005, halaman 32 S. Munawir, Akuntan, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta, 2002, Halaman 99 Syafri Harahap, Sofyan. Teori Akuntansi edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Halaman 228
223
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 3, 2013: 214-224
Suyanto, Thomas. Dasar-dasar Akuntansi, Edisike XI, Aksara Baru, Jakarta, 2003, Halaman 11. Tunggal, Amin Widjaya. Akuntansi Biaya, Edisike 4, 2000, Jakarta, halaman 276 Zaini, Achmad. Prinsip-Prinsip Penjualan, Malang, 2003, Halaman 2 & 11.
224