e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENGELOLA AIR MINUM (BPAM) Ni Made WindaWahyuni, GedePutuAgus Jana Susila, Ni NyomanYulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisissecaraempiris (1) kinerjakeuanganberdasarkanrasioefektivitasdanefisiensi, (2) kinerjaberdasarkanrasiopertumbuhan (growth ratio) padaBadanPengelola Air Minum (BPAM)TirtaBhuanaDesaSambanganTahunAnggaran 2011-2014. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisisdeskritif. Subjek dalam penelitian ini adalah BadanPengelola Air Minum (BPAM) TirtaBhuanaDesaSambangan, dan objeknya adalah kinerja berdasakan rasio efektivitas dan efisiensi, dan kinerja berdasarkan rasio pertumbuhan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 4 tahunanggaran. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalahstudipustaka, dan pencatatan dokumen. Data dianalisis menggunakan rasioefektifitasdanefisiensi, danrasiopertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan kinerja Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Tirta Bhuana Desa Sambangan tahun anggaran 2011-2014 berdasarkan rasio efektivitastermasukkriteria efektif, sedangkan kinerja berdasarkan rasio efisiensitermasukkriteria sangat efisien, dankinerja berdasarkan rasio pertumbuhanmengalamipenurunan atau cenderung negatif. Kata Kunci:rasioefektivitasdanefisiensi, danrasiopertumbuhan
ABSTRACT This research had a purpose to analyze empirically (1) financial performance was based on effectiveness and efficiency ratio, (2) the performance was based on growth ratio in BadanPengelola Air Minum (BPAM) TirtaBhuanaSambangan Village period of budget years 2011 to 2014. Research design which used in this research was descriptive analysis. The subject in this research was BadanPengelola Air Minum (BPAM) TirtaBhuanaSambangan village, and the object was the performance based on the effectiveness and efficiency ratio, and the performance based on growth ratio. There were four samples in this research during four years of budget. The method for collecting data in this research was library research and documentation. The data were analyzed using effectiveness and efficiency ratio and growth ratio.The results of this research showed the performance of BadanPengelola Air Minum (BPAM) TirtaBhuanaSambangan Village period of budget years 2011 to 2014 based on effectiveness ratio includes effectivecriteria, while the performance based on efficiency ratio includes very efficient criteria, the performance based on growth ratio decreased or almost negative. Key words:effectiveness and efficiency ratio, and growth ratio
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
PENDAHULUAN Air bersih merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berguna bagi kehidupan. Pentingnya air bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, maka perlu dibentuk suatu organisasi yang mengelola air agar dapat disalurkan kesetiap rumah. Dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1994 yang mengamanatkan bahwa “penguasaan atas bumi, air, dan ruang angkasa, serta kekayaan yang terkandung di dalamnya itu untuk dipergunakan sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat”. Di dalam penyediaaan air minum rumah tangga, maka pengembangan sistemnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah, akan tetapi penyelenggaraannya dapat diberikan kepada BUMN/BUMD, Koperasi, badan usaha swasta, dan masyarakat (UU SDA pasal 40). Untuk masalah penyaluran air bersih ke desa yang tidak dapat dijangkau oleh PDAM setempat, maka suatu desa yang memiliki sumber air bersih dapat membentuk organisasi pengelolaan air minum. Di Desa Sambangan memiliki organisasi pengelolaan air minum yang dinamai Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Tirta Bhuana. Badan Pengelola Air Minum (BPAM) merupakan lembaga teknis desa yang didirikan di Desa Sambangan untuk memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat. BPAM memiliki peran dalam bidang pengelolaan air bersih, penyaluran air bersih, dan meningkatkan kesejahteraan untuk rumah tangga maupun industri. Selain tujuan non profit, BPAM juga memberikan kontribusi pendapatan bagi desa setempat.Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dicapai karena kemampuan manajemen dalam mengawasi, mengendalikan dan meramalkan beberapa kemungkinan serta kesempatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sama seperti perusahaan, BPAM Desa Sambangan berupaya memaksimalkan pencapaian tujuan yang telah mereka rencanakan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka BPAM senantiasa berusaha untuk meningkatkan efektifitas maupun efisiensi kerja perusahaan. Salah satu elemen penting perencanaan dan pengendalian perusahaan adalah anggaran. Menurut Rudianto (2009:3), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.Tujuan organisasi menyusun anggaran yaitu memberikan batasan atas jumlah dana yang akan digunakan dan menetapkan target pendapatan yang akan dicapai tahun berikutnya. Dengan menyusun anggaran perusahaan dapat melakukan kegiatannya secara terarah dan sumber daya yang dimilikinya dapat dimanfaatkan dengan efisien. Oleh karena itu, peranan anggaran bagi perusahaan sangatlah penting sebagai bentuk awal perencanaan perusahaan dimana tidak hanya dianggap sebagai penunjang kegiatan operasional saja tetapi juga sebagai tolak ukur dalam pencapaian keberhasilan usaha-usaha yang telah digariskan sebelumnya. Peranan anggaran tidak hanya dibutuhkan oleh pihak internal saja, melainkan pihak eksternal yang berhubungan, seperti pesaing, kondisis lokal ekonomi, kreditur maupun para pemegang saham. Pada BPAM Desa Sambangan setiap tahunnya juga membuat rencana anggaran yang disebut Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB), agar dapat mengendalikan tingkat efektivitas dan efisiensi. Pada tahun 2011 realisasi pendapatan yang diperolehmelebihi anggaranpendapatan yang ditetapkan sebesar Rp. 4.736.740. Tahun 2012 realisasi pendapatan yang diperoleh kurang dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp. 5.695.996. sedangkan tahun 2013 realisasi pendapatan yang diperoleh kurang dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 16.362.619. Dan tahun 2014 realisasi pendapatan yang diperoleh kurang dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Rp 9.823.060. Jika dilihat dari realisasi pendapatan pada tahun 2011 sampai 2014, pendapatan cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari tahun 2011 ke tahun 2012 menurun sebesar Rp. 4.932.736, pendapatan tahun 2012 ke tahun 2013 menurun sebesar Rp. 6.166.623. Tahun 2014 pendapatan menurun sebesar Rp. 1.716.521. Sedangkan anggaran dan realisasi belanja pada tahun 2011 realisasinyalebih besar dari anggaran yang ditetapkansebesar Rp. 9.819.650. Tahun 2012 realisasi belanja lebih kecil dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 6.593.000. Tahun 2013 realisasi belanja lebih besar dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp. 10.700. Tahun 2014 realisasi belanja lebih kecil dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 13.422.122. Hal tersebutmenunjukan bahwa realisasi anggaran pendapatan dan belanja belum sepenuhnya dicapai.Hal ini dibuktikan dengan selisih realisasi dan anggaran tahun 2012 sampai dengan 2014 pada pendapatan kurang dari target yang ditetapkan. Sedangkan anggaran belanja pada tahun 2012 dan 2014 realisasi belanja kurang dari anggarannya. Kondisi pencapaian target beberapa tahun mengidentifikasikan bahwa organisasi belum sepenuhnya mengelola anggaran tersebut sehingga pengelolaan sumber daya yang ada belum sepenuhnya efektif dan efisien.Menurut Mahmudi (2010:135) berdasarkan laporan anggaran pendapatan dan belanja tersebut pembaca laporan dapat membuat analisis kinerja laporan keuangan berupa analisis pendapatan, analisis belanja, dan analisis pembiayaan, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan.Realisasi anggaran harus dipantau secara berkala dengan tujuan agar manajemen mendapatkan informasi apakah rencana sasaran yang tertuang dalam anggaran itu dilaksanakan sesuai dengan tujuan serta agar dapat memberikan tindakan koreksi secepat mungkin atas penyimpangan yang terjadi, yang menjadi patokan dalam pemantauan realisasi anggaran adalah jumlah yang tercantum
dalam anggaran untuk setiap pos penjualan dan biaya (Wiyasha, 2007). Tindakan koreksi atau evaluasi kinerja yang dilakukan oleh manajemen juga bertujuan agar tidak terjadi penyimpangan atas sasaran yang telah ditetapkan selanjutnya. Setiap organisasi berusaha untuk bisa menyusun anggarannya dengan tepat. Anggaran yang ada perlu dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui anggaran yang disusun apakah sudah sesuai dengan realisasi anggarannya, apabila tidak sesuai perlu dianalisis lebih lanjut hal ini dipertegas oleh penyataan Machfoeds (2002) bahwa anggaran perlu direvisi atau dianalisis ketika pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang diharapkan atau direncanakan. Dengandemikian analisis anggaran pada BPAM tersebut perlu dilakukan, karena dengan analisis tersebut BPAM bisa melakukan evaluasi terhadap kinerja dalam satu periode. Mengingat adanya selisih antara perencanaan anggaran dengan realisasinya, maka selisih yang terjadi antara perencanaan dan realisasi anggaran ini dianalisis untuk mengetahui apakah efektif dan efisien atau tidak. Tujuan untuk menganalisissecaraempiris (1) kinerjakeuanganberdasarkanrasioefektivit asdanefisiensi, (2) kinerjaberdasarkanrasiopertumbuhan (growth ratio) padaBadanPengelola Air Minum (BPAM) DesaSambanganTahunAnggaran 20112014. Hasilpenelitianinidapatmemberikanma nfaatsecarateoritisdansecarapraktis.Secar ateoritishasilpenelitianinidiharapkandapat memberikanmanfaatdalampengembangan ilmuekonomipadabidangmanajemenkeuan gan.Secarapraktishasilpenelitianinidiharap kandapatmemberikansumbanganbagiBad anPengelola Air Minum (BPAM) TirtaBhuanaDesaSambangansebagaibah anpertimbangandalammengambildanmen entukansuatukebijakandalamanggaranpen dapatandanbelanja. Secara teoritik penelitian ini dilandasi beberapa teori tentanganggaran. Menurut Rudianto (2009:3), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. Menurut Mulyadi (2006:488), menyatakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitaif yang diukur salam satuan moneter standar dan satuan ukur lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Sedangkan menurutMunandar (2007:3), Bussines Budget atau budget (anggaran) ialah rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi kegiatan perusahaan dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (pendek) tertentu yang akan mendatang. Anggaran pendapatan (Operating Revenues Budgeting) menurut Munandar (2007:30) ialah anggaran yang merencanakan secara sistematis dan terperinci tentang penghasilan yang diperoleh perusahaan dari waktu ke waktu selama periode tertentu. Menurut Aliminsyah dan Pandji (2003:53), menyatakan bahwa anggaran belanja adalah suatu anggaran yang memperlihatkan pendapatan yang sedang berjalan persis sama dengan pengeluaran yang sedang berjalan.Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. “Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi, 2005:92).Suatu organisasi, program atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu
menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya. (Deddy dan Ayuningtyas, 2010:161). Menurut Kasmir (2010:107), rasio pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan ekonomi. METODE Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif.Subjek dalam penelitian ini adalah BadanPengelola Air Minum (BPAM) TirtaBhuanaDesaSambangan, dan objek penelitian adalah kinerja berdasakan rasio efektivitas dan efisiensi, dan kinerja berdasarkan rasio pertumbuhan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 4 tahunanggaran. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalahstudipustaka, dan pencatatan dokumen. Data dianalisis menggunakan rasioefektifitasdanefisiensi, danrasiopertumbuhan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian ini akan membahas mengenai kinerja keuangan Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Tirta Bhuana Desa Sambangan berdasarkan rasio efektivitas dan efisiensi, dan rasio pertumbuhan.Hasil analisis rasio efektivitas nampak pada Tabel1 sebagai berikut.
Tabel 1 Hasil Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Efektivitas Pendapatan Tahun
Hasil
Keterangan
Anggaran
Realisasi
(Rp)
(Rp)
2011
113.000.000
117.736.740
104,19
Sangat Efektif
2012
118.500.000
112.804.004
95,19
Efektif
2013
123.000.000
106.637.381
86,70
Cukup Efektif
2014
114.743.920
104.920.860
91,44
Efektif
94,38
Efektif
Rata-Rata Sumber: data olahan
(%)
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Dari Tabel1 tersebut dapat dilihat bahwa hasil analisis kinerja keuangan berdasarkan rasio efektivias dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Rata-rata rasio efektivitas BPAM selama empat tahun anggaran sebesar 94,38%. Berdasarkan kriteria penilaian efektivitas
kinerja keuangan Depdagri Kepmendagri Nomor 690.900.327. Tahun 1996 ratarata tingkat efektivitas BPAM termasuk dalam kategori efektif. Hasil analisis rasio efektivitas nampak pada Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2 Hasil Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Efisiensi Realisasi Realisasi Hasil Tahun Belanja Pendapatan Keterangan (%) (Rp) (Rp) 2011
56.719.650
117.736.740
48,17
Sangat Efisien
2012
66.775.450
112.804.004
59,20
Sangat Efisien
2013
66.690.700
106.637.381
62,54
Efisien
2014
69.514.178
104.920.860
66,25
Efisien
59,04
Sangat Efisien
Rata-Rata Sumber: Data olahan Pada Tabel 2 tersebut dapat dilihat bahwa hasil analisis kinerja keuangan berdasarkan rasio efisiensi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Rata-rata rasio efisiensi BPAM selama empat tahun anggaran sebesar 59,04%. Berdasarkan kriteria penilaian efektivitas
kinerja keuangan Depdagri Kepmendagri Nomor 690.900.327. Tahun 1996 ratarata tingkat efisiensi BPAM termasuk dalam kategori sangat efisien. Hasil analisis rasio petumbuhan nampak pada Tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3 Hasil Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Pertumbuhan Pendapatan Hasil Tahun (Rp) (%) 2011
117.736.740
-
2012
112.804.004
-4,19
2013
106.637.381
-5,47
2014
104.920.860
-1,61
Rata-Rata
-3,76
Sumber: Data olahan Pada Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa hasil analisis kinerja keuangan berdasarkan rasio pertumbuhan dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Rata-rata rasio pertumbuhan BPAM sebesar -3,76%. Pembahasan
Analisisrasioefektivitasdilakukanun tukmengetahuiseberapabesartingkatefekti vitasdenganmengukurrealisasipendapatan dengananggarannya.Dari hasilanalisiskinerjakeuangandenganmeng gunakanrasioefektivitas, BPAM TirtaBhuanaDesaSambanganmengalamip enurunantingkatefektivitaspadatahun 2011 sampai 2013. Hal
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) inimengidikasikanbahwakinerja BPAM menurunkarenabelummampumencapai target pendapatan yang telahditetapkan. Padatahun 2014 tingkatefektivitaspada BPAM TirtaBhuanaDesaSambangankembalinaik, namunmasihdibawah 1 atau 100%. BPAM memperolehtingkatefektivitasterbaikdicap aipadatahun 2011 sebesar 104,19%. Sedangkantingkatefektivitasterendahdicap ai BPAM TirtaBhuanaDesaSambanganpadatahun 2013 sebesar 86,70%, halinidisebabkankarenarealisasipendapat ankurangdarianggarannya. Berdasarkankriteriapenilaianefektivitaskin erjakeuanganDepdagriKepmendagriNomo r 690.900.327.tahun 1996 rata-rata tingkatefektivitas BPAM termasukdalamkategoriefektif. Artinya BPAM TirtaBhuanaDesaSambangansudahmamp umerealisasikanpendapatandarianggaran nya.Namundemikian BPAM TirtaBhuanaDesaSambanganperlumening katkantingkatefektivitasdariefektifmenjadis angatefektif.Untukmeningkatkantingkatefe ktivitasdilakukandengancararealisasipend apatanharusmelebihidarianggaranpendap atan. HasilpenelitianinisejalandenganteoriIhyaul (2009:26), yang menyatakanbahwaefektivitasmerupakanh ubunganantarakeluarandengantujuanatau sasaran yang harusdicapai.Kegiatanoperasionaldikataka nefektifapabila proses kegiatanmencapaitujuandansasaranakhirk ebijakan. Hal tersebutsejalandenganpenelitian yang dilakukanolehSunandar (2012) yang menyatakanbahwa UnitPengelolaKeuanganBadanKeswadaya anMasyarakat (UPKBKM) dinilaisangatefektifdalammelakukanpengel olaananggaranpendapatan, halinidisebabkanrealisasianggaranpendap atanlebihbesardari target anggaranpendapatan. Penelitian lain yang mendukungyaituhasilpenelitiandariJulita (2011) menyatakanbahwarasioefektivitasanggara npendapatanpadatahun 2009–2012
bahwakinerjabadanlingkunganhidupprovin si Sumatra utara (BLH PROVSU) dinilaisangatefektif, halinidisebabkanrealisasianggaranpendap atanlebihbesardari target anggaranpendapatan. Analisis rasio efisiensi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari pelaksanaan suatu kegiatan dengan mengukur input yang digunakan dan dibandingkan dengan output yang dihasilkan. Dari hasil analisis rasio efisiensi tersebut, dari tahun 2011 sampai tahun 2014 tingkat efisiensi BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan mengalami kenaikan. Hal ini mengidikasikan bahwa kinerja BPAM menurun, karena semakin tinggi rasio efisiensi maka semakin buruk kinerja BPAM. BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan memperoleh tingkat efisiensi terbaik yaitu pada tahun 2011 dengan besar rasio efisiensi sebanyak 48,17%. Sedangkan tingkat efisiensi terendah dicapai BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan pada tahun 2014 dengan besar rasio sebanyak 66,25%. Berdasarkan kriteria penilaian efisiensi kinerja keuangan Depdagri Kepmendagri Nomor 690.900.327. Tahun 1996 ratarata tingkat efisiensi BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan termasuk dalam kategori sangat efisien. Artinya kinerja BPAM mampu meminimalkan penggunaan sumber daya yang ada dan memaksimalkan hasil dari pemakaian sumber daya tersebut. Namun BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan harus mempertahankan tingkat efisiensi agar tetap pada kriteria sangat efisien dengan cara menghitung secara cermat berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan seluruh pendapatan yang diterimanya. BPAM harus dapat meminimalkan pengeluaran biaya untuk memperoleh pendapatan yang maksimal. Hal tersebut sejalan dengan teori Deddy dan Ayuningtyas (2010:161), yang menyatakan bahwa suatu organisasi, program atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendahrendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output sebesarbesarnya. Hal tersebut sejalan dengan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) penelitian yang dilakukan oleh Sunandar (2012) yang menyatakan bahwa meskipun Unit Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) berhasil merealisasikan penerimaan pendapatan sesuai target yang ditetapkan namum keberhasilan itu kurang memiliki arti apabila ternyata biaya yang dikeluarkan lebih besar. Hasil penelitian yang mendukung yaitu dari Julita (2011) yang menyatakan bahwa hasil perhitungan efisiensi pada tahun 2009–2012 badan lingkungan hidup provinsi Sumatra utara (BLH PROVSU) juga dinilai sangat efisien dalam pengelolahan anggaran belanja. Hal ini berdampak baik bagi instansi karena dapat melakukan penghematan dalam menggunakan anggaran belanja. Penelitian dari Husna Marliana dkk (2012) hasil analisis rasio efisiensi dapat disimpulkan bahwa kinerja anggaran pada Satker Balai Taman Nasional Berbak (BTNB) Jambi dapat dikatakan efisien, dari hasil yang ditunjukan tersebut bahwa kinerja anggaran belanja Satker BTNB mampu meminimalkan penggunaan sumber daya yang ada dan memaksimalkan hasil dari pemakaian sumber daya tersebut. Analisis rasio pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui perkembangan pendapatan dari tahun ke tahun. Pada umumnya pendapatan memiliki kecenderungan untuk selalu naik. Analisis pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui berapa besar pertumbuhan pendapatan, apakah pertumbuhan tersebut rasional dan dapat dipertanggung jawabkan. Hasil analisis pertumbuhan pendapatan tahun anggaran 2011-2014 cenderung menurun dan bernilai negatif. Hal ini ini disebabkan karena pendapatan yang diterima BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan dari tahun 2011 sampai dengan 2014 menurun. Rasio pertumbuhan dikatakan baik, jika setiap tahunnya mengalami pertumbuhan positif atau mengalami peningkatan. Rasio pertumbuhan pendapatan tertinggi dicapai BPAM pada tahun 2014 sebesar -1,61%, sedangkan rasio pertumbuhan pendapatan terendah dicapai BPAM pada tahun 2013 sebesar -
5,47%. Rata-rata rasio pertumbuhan BPAM sebesar -3,76%. Berdasarkan hasil analisis rasio pertumbuhan pendapatan BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan dapat dikatakan kurang baik atau cenderung negatif. Sehingga BPAM dapat dikatakan belum mampu mempertahankan dan meningkatkan pendapatan dari periode ke periode berikutnya. Agar dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan, maka BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan harus meningkatkan pendapatan setiap tahunnya. Hal tersebut didukung oleh teori dari Halim (2007:128) yang menyatakan bahwa rasio pertumbuhan dikatakan baik, jika setiap tahunnya mengalami pertumbuhan positif atau mengalami peningkatan. Penelitian yang dilakukan oleh Figih Fez Sugeha dkk (2015) menyatakan bahwa dari segi pertumbuhan, Pemerintah Kota Tomohon dalam tahun 2011 sampai dengan 2013 dapat dikatakan baik, karena mengalami pertumbuhan positif atau peningkatan dari segi pendapatan. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut. (1) Kinerja Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Tirta Bhuana Desa Sambangan tahun anggaran 20112014 berdasarkan rasio efektivitas termasukkriteria efektif, sedangkan kinerja Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Tirta Bhuana Desa Sambangan tahun anggaran 20112014berdasarkan rasio efisiensi termasukkriteria sangat efisien. (2) Kinerja Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Tirta Bhuana Desa Sambangan tahun anggaran 20112014 berdasarkan rasio pertumbuhan mengalamipenurunan atau cenderung negatif. Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah dibahas pada BAB IV dan dari penarikan beberapa kesimpulan di atas maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) (1) BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan diharapkan dapat meningkatkan tingkat efektivitas dari efektif menjadi sangat efektif. Kinerja BPAM dikatakan sangat efektif apabila pencapaian realisasi pendapatan melebihi dari anggaran pendapatan. Sehingga untuk meningkatkan tingkat efektivitas, realisasi pendapatan BPAM harus melebihi anggarannya. Dengan demikian kinerja BPAM akan semakin baik. Selain itu BPAM Tirta Bhuana Desa Sambangan diharapkan mempertahankan tingkat efisiensi agar tetap pada kriteria sangat efisien. Untuk mempertahankan tingkat efisiensi BPAM dengan cara menghitung secara cermat berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan seluruh pendapatan yang diterimanya. BPAM harus dapat meminimalkan pengeluaran biaya untuk memperoleh pendapatan yang maksimal. (2) BPAM Tirta Bhuana diharapkan meningkatkan pendapatan setiap tahunnya agar dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan. Dengan meningkatkan pertumbuhan pendapatan, maka kinerja BPAM akan semakin baik. Peningkatkan pendapatan dapat dilakukan dengan cara meminimalisir tunggakantunggakan pembayaran air oleh konsumen.
Deddi dan Ayuningtyas. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
DAFTAR RUJUKAN Aliminsyah dan Pandji. 2003. Kamus Istilah Akutansi, Cetakan pertama. Bandung: CV Prama Widya.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi ke6. Yogyakarta: STIE YKPN.
Bastian, Indra. 2006. AkutansiSektorPublikSuatuPengan tar. Jakarta: Erlangga. Bisma, I Dewa Gde dan Hery Susanto. 2010. “Evaluasi Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2003 – 2007”.Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.
Fez Sugeha, Figih dkk. 2015. “Analisis Kinerja Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Tomohon Tahun Anggaran 2011-2013”. Volume 4. Nomor 1 (hlm.6--9). Harun. 2009. Reformasi Akuntansi dan Manajemen Sektor Publik di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Julita. 2011. “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatra Utara”. E-Jurnal. Universitas Muhammadiyah. Kasmir. 2010. AnalisisLaporanKeuangan. Jakarta :Rajawali Pers. Mahmudin. 2005. ManajemenSektorPublik, Edisi I. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Marliana, Husnadkk. 2012. “AnalisisKinerjaAnggaranpadaSatk erBalai Taman NasionalBerbak Jambi”. EJurnal.JurusanAkuntansiFakultasE konomi ,Universitas Jambi.
Munandar, M 2007, Budgeting : Perencanaan Pengkoordinasian dan Pengawasan Kerja, edisi ke2, Yogyakarta: BPFE. Nafarin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan, Edisi ke-3. Jakarta: Salemba Empat. Nordiawan, Deddy dan Ayuningtyas. 2010. Akutansi Sektor Publik. Jakarta: Salembang Empat. Republik Indonesia, PeraturanMenteriDalamNegeriNo
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) mor 59 Tahun 2007 TentangPerubahanAtasPeraturan MenteriDalamNegeriNomor 13 Tahun 2006 tentangPedomanPengelolaanKeu angan Daerah. Rudianto. 2009. Penganggran. Jakarta: Erlangga. Sunandar. 2011. “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan Anggaran Perusahaan UD. Agus Kusuma”, Volume 4, Nomor 1 (hlm.2). Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Yudhi
Fahrianta, Riswan dan Viani Carollina. 2012. “Analisis Efisiensi Anggaran Belanja Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas”. Program studi Akutansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banjarmasin.
Youlli Karinda, Chrisman dkk. 2015. “Analisis Kinerja Anggaran Belanja pada Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara”. Volume 4, Nomor 1 (hlm.3).
Pendapatan dan Belanja Pada Unit Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) Mandiri Sejahtera Kelurahan Panggung Kota Tegal”. Program Studi Akuntansi, Politeknik Harapan Bersama. Suyadnya, Kadek dkk. 2014. “Analisis Perencanaan dan Realisasi Anggaran dalam Evaluasi Kinerja