84
ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MANAKARRA ELISABETH RIUPASSA POLITEKNIK NEGERI AMBON
ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja dan terjadinya perubahan saldo kas pada PDAM Tirta Manakarra, sehingga menjadi masukan bagi manajemen PDAM Tirta Manakarra dalam mengambil keputusan dimasa yang akan datang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis perbandingan horisontal dan vertikal, serta analisis rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan PDAM Tirta Manakarra melalui: cashflow to sales, cashflow return on asset, cashflow return on debt and equity, serta cashflow return on stockholder equity mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kata Kunci: Kinerja keuangan, cashflow to sales, cashflow return on asset, cashflow return on debt and equity, serta cashflow return on stockholder equity. PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap perusahaan wajib menyajikan suatu laporan keuangan pada setiap periode atau setiap satu tahun (Soemarso, 2000). Laporan keuangan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana hasil analisa tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil suatu keputusan (Baridwan, 2000). Laporan keuangan dapat menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, struktur modal usaha, keefektifan penggunaan aktiva, serta hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan finansial perusahaan (Kieso & Weigandt, 1998). Setiap perusahaan diwajibkan menyusun laporan arus kas dan menjadikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan (Gitosudarmo & Basri, 2002). Laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan belum menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup. Untuk menjalankan operasi, melakukan investasi, dan membayar hutang, maka perusahaan harus memiliki kas, bukan memiliki laba bersih (Yusuf, 1997). Oleh karena itu, tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Laporan arus kas, setiap perusahaan dapat memprediksi kemajuan perusahaan pada setiap tahun berjalan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan kebangkrutan (Jumingan, 2009). Hal tersebut dapat dilihat dari penyajian laporan arus kas yang disusun oleh bagian keuangan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan. Apabila perusahaan telah melakukan hal tersebut, maka diharapkan perusahaan akan dapat bertahan, walaupun terkadang kondisi ekonomi sedang tidak stabil (Harahap, 2002). Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan menganalisis laporan arus kas untuk menilai kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manakarra, Kabupaten Mamuju.
85
Rumusan Masalah Apakah kinerja keuangan pada PDAM Tirta Manakarra mengalami peningkatan? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kinerja PDAM Tirta Manakarra. 2. Untuk menganalisa terjadinya perubahan saldo kas pada PDAM Tirta Manakarra, sehingga dapat menjadi masukan bagi manajemen dalam mengambil keputusan di masa mendatang. TINJAUAN PUSTAKA Laporan arus kas akan lebih efektif, jika dipisahkan antara sumber dan penggunaan kas (Pradhono, 2004). Format yang digunakan harus sesuai dengan standar laporan arus kas menurut standar akuntansi keuangan, yaitu diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan (IAI, 2004). Rasio laporan arus kas terdiri dari (Munawir, 2004): 1. Cashflow to sales Rasio cashflow to sales untuk mengukur pengembalian atas penjualan dalam bentuk kas, rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan penjualan, rumusnya sebagai berikut: Rasio 1: Cashflow to sales = (Arus Kas Operasi) / Penjualan Asumsinya adalah semakin tinggi rasio tersebut, berarti semakin besar pengambilan dari tiap Rupiah penjualan yang diperoleh dalam bentuk kas, semakin efisien kegiatan operasi atau penjualan perusahaan. 2. Cashflow return on asset Rasio ini untuk mengukur tingkat pengambilan kas atas aset perusahaan. Asumsinya adalah semakin tinggi nilai rasio, maka penggunaan aset sangat efisien, sebab tingkat pengembalian atas aset perusahaan semakin besar. Cashflow return on asset dapat diperoleh dengan membagi arus kas operasi sebelum pajak dan pembayaran bunga dengan total asset perusahaan, rumusnya sebagai berikut: Rasio 2: Cashflow return on asset = (Arus Kas Operasi + Pajak + Bunga) / (Total Asset) 3. Cashflow return on debt and equity Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian (dalam bentuk kas) dari hasil operasi perusahaan atas investasi permanen perusahaan, yaitu utang jangka panjang dan modal pemegang saham. Rasio ini diukur dengan membagi arus kas operasi sebelum pembayaran bunga dan deviden dengan total utang dan modal pemilik, rumusnya sebagai berikut: Rasio 3: Cashflow return on debt equity = (Arus Kas Operasi + Bunga) / (Utang + Modal) Rasio ini untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Asumsinya adalah semakin tinggi tingkat pengembalian atas utang dan modal, maka semakin efisien perusahaan dalam memanfaatkan dana yang diperoleh dari utang dan modal.
86
4. Cashflow return on stockholder equity Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan return (tingkat pengembalian) atas modal yang ditanam pemegang saham. Asumsinya adalah semakin tinggi rasio ini menunjukkan pihak manajemen semakin efisien dalam mengelola modal pemilik. Rasio ini dapat diperoleh dengan membagi arus kas operasi sebelum pembayaran deviden dengan total modal pemilik, rumusnya sebagai berikut: Rasio 4: Cashflow return on stockholder equity = (Arus Kas Operasi) / (Total Modal) Seluruh hasil analisis, kemudian diinterprestasikan secara bersamaan dan memperhatikan informasi tambahan mengenai kondisi keuangan perusahaan serta kondisi perekonomian yang mempengaruhi perusahaan, sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai kelemahan dan kekuatan perusahaan secara keseluruhan.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju, yang beralamat di Jalan Kurungan Bassi No. 7 Kabupaten Mamuju. Waktu penelitian kurang lebih 2 (dua) bulan, yaitu: bulan September sampai bulan November 2015. Jenis dan Sumber Data 1. Data primer adalah data yang dikumpulkan dari hasil observasi dan wawancara dengan pimpinan perusahaan dan karyawan perusahaan. 2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari dokumen PDAM Tirta Manakarra, literatur, bahan bacaan, atau hal lainnya yang sesuai dengan obyek penelitian. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data-data, penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Studi pustaka (library research), yaitu pengumpulan data dengan mempelajari literatur yang berhubungan dengan tujuan penelitian. 2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara lisan kepada pihak PDAM Tirta Manakarra berkaitan dengan tujuan penelitian. 3. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke PDAM Tirta Manakarra untuk mendapatkan gambaran serta mengumpulkan data penelitian. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis perbandingan horisontal dan vertikal, serta analisis rasio keuangan dengan rumus sebagai berikut (Santoso, 2007): 1. Cashflow to sales Arus Kas Operasi Cashflow to sales = -----------------------Penjualan
87
2. Cashflow return on asset Arus Kas Operasi + Pajak + Bunga Cashflow return on asset = ------------------------------------------Total Asset 3. Cashflow return on debt and equity Arus Kas Operasi + Bunga Cashflow return on debt equity = ------------------------------------------Utang + Modal 4. Cashflow return on stockholder equity Arus Kas Operasi Cashflow return on debt equity = ------------------------Total Modal
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Laporan Arus Kas Dalam penyusunan laporan arus kas PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju, dibutuhkan informasi-informasi yang berasal dari Neraca, Laporan Laba/Rugi serta informasi tambahan yang relevan. Laporan Arus Kas diperlukan sebagai data penelitian, karena memungkinkan disusunnya rekonstruksi berdasarkan laporan keuangan (yang merupakan ikhtisar keuangan transaksi-transaksi perusahaan) dari berbagai keputusan penting manajemen di bidang investasi, operasional dan pembelanjaan. Kemudian, data Laporan Arus Kas PDAM Tirta Manakarra dibandingkan dari tahun yang berakhir pada periode tertentu dengan tahun sebelumnya. Hasil Analisis Horisontal Analisis horisontal merupakan teknik melakukan evaluasi secara seri data laporan keuangan suatu perusahaan pada periode waktu tertentu (Munawir, 2004). Proses analisis horisontal dilakukan dengan melakukan melakukan kalkulasi kenaikan/penurunan setiap item dari laporan keuangan, kemudian dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dijadikan sebagai dasar perbandingan. Tabel 1. Perbandingan Aktivitas Operasi PDAM Tirta Manakarra Periode 2012 – 2014 Aktivitas Operasi Tahun Hasil (Rp) Kenaikan/Penurunan (Rp) Persentase (%) 2012 791,008,113.97 (1,026,819,149.33) 129,81 2013 1,817,827,263.30 2014 2,843,095,881.00 (1,025,268,617.70) 56,40 Sumber: hasil olah data.
88
Berdasarkan pada tabel 1, dapat dilihat bahwa aktivitas operasi tahun 2012 berdasarkan laporan atas kas menunjukkan Rp 791,008,113.97, sedangkan aktivitas operasi tahun 2013 sebesar Rp 1,817,827,263.30. Hal tersebut menunjukkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi selama tahun 2012 - 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp 1,026,819,149.33 atau sebesar 129,81%. Sedangkan, perbandingan aktivitas operasi tahun 2013 sebesar Rp 1,817,827,263.30 dan untuk aktivitas operasi tahun 2014 sebesar Rp 2,843,095,881.00. Dari perbandingan aktivitas operasi antara tahun 2012 - 2014 terjadi kenaikan sebesar Rp 1,025,268,617.70 atau sebesar 56,40%. Tabel 2. Perbandingan Aktivitas Investasi PDAM Tirta Manakarra Periode 2012 – 2014 Aktivitas Investasi Tahun Hasil (Rp) Kenaikan/Penurunan (Rp) Persentase (%) 2012 783,960,507.00 496,448,814.00 63,32 2013 1,280,409,321.00 2014 7,905,134,522.00 6,624,725,201.00 517,39 Sumber: hasil olah data. Dari tabel 2, dapat dilihat bahwa aktivitas tahun 2012 - 2014 mengalamami kenaikan. Pada tahun 2012 menunjukkan total investasi sebesar Rp 783,960,507.00, sedangkan tahun 2013 total investasi sebesar Rp 1,280,409,321.00, berarti mengalami kenaikan sebesar Rp 496,448,814.00 atau 63,32%,. Tahun 2014 menunjukkan total investasi sebesar Rp 7,905,134,522.00 mengalami kenaikan Rp 6,624,725,201.00 atau sebesar 517,39%. Kenaikan ini terjadi dikarenakan perusahan melakukan menambahan aset tetap dan aset lainnya. Tabel 3. Perbandingan Aktivitas Pendanaan PDAM Tirta Manakarra Periode 2013 – 2014 Aktivitas Pendanaan Tahun Hasil (Rp) Kenaikan/Penurunan (Rp) Persentase (%) 2012 4,388,348.04 162,244,174,06 3697,15 2013 166,632,522.10 2014 5,845,763,273.94 5,679,130,751.85 3408,17 Sumber: hasil olah data Dari tabel 3, dapat dilihat bahwa aktivitas pendanaan tahun 2012 – 2014 mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2012 menunjukkan total pendanaan sebesar Rp 4,388,348.04. Sedangkan, tahun 2013 total investasi pendanaan sebesar Rp 166,632,522.10 yang berarti mengalami peningkatan sebesar Rp 162,244,174,06 atau sebesar 3697,15%. Kegiatan pendanaan untuk periode 2012 – 2014 juga mengalami kenaikan yang signifikan, dimana pada tahun 2014 total investasi pendanaan sebesar Rp 5,845,763,273.94 yang berarti mengalami peningkatan sebesar Rp 5,679,130,751.85 atau sebesar 3408,17%. Kenaikan ini terjadi karena ada penambahan modal Pemerintah Daerah pada aktivitas pendanaan.
89
Tabel 4. Perbandingan Kenaikan Kas dan Setara Kas PDAM Tirta Manakarra Periode 2012 – 2014 Setara Kas Tahun Hasil (Rp) Kenaikan/Penurunan (Rp) Persentase (%) 2012 80,595,786.25 370,785,420.20 460,05 2013 451,381,206.45 2014 1,235,105,839.45 783,724,633.00 173,62 Sumber: hasil olah data. Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa perbandingan kas dan setara kas tahun 2012 – 2014 menunjukkan hasil yang positif, karena perusahaan mengalami kenaikan setara kas sebesar Rp. 370,785,420.20 atau sebesar 460,05 %. Sedangkan, untuk perbandingan kas dan setara kas periode 2012 – 201 mengalami kenaikan yang signifikan sebesar Rp 783,724,633.00 atau sebesar 173,62%. Dari setiap periodenya dapat dilihat bahwa kas dan setara kas PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju mengalami kenaikan setiap periode. Hasil Analisis Vertikal Analisis vertikal adalah membandingkan penerimaan kas dari aktivitas operasi perusahaan dengan pengeluaran kas dalam membiayai aktivitas investasi dan pendanaan perusahaan (Munawir, 2004). Data kenaikan dan penurunan Kas Bersih tahun 2012, yitu: Arus kas masuk aktivitas operasi Rp 791,008,113.97 Arus kas keluar aktivitas investasi (Rp 783,960,507.00) Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan (Rp 4,388,348.04) Kenaikan bersih kas dan setara kas tahun 2012 Rp 2,659,258.93 Dari laporan Kas Bersih tahun 2012 menunjukkan bahwa kenaikan arus kas sebesar Rp 2,659,258.93. Arus kas masuk dari kegiatan operasional Rp 1,121,259,997.06 dan kas keluar sebesar Rp 330,251,883.09, sehingga terjadi surplus dari kegiatan operasi sebesar Rp 791,008,113.97. Data kenaikan dan penurunan Kas Bersih tahun 2013, sebagai berikut: Arus kas masuk aktivitas operasi Rp 1,817,827,263.30 Arus kas keluar aktivitas investasi (Rp 1,280,409,321.00) Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan (Rp 166,632,522.10) Kenaikan bersih kas dan setara kas tahun 2011 Rp 370,785,420.20 Dari laporan Kas Bersih tahun 2013 menunjukkan bahwa kenaikan arus kas sebesar Rp 370,785,420.20. Arus kas masuk dari kegiatan operasional sebesar Rp 2,496,801,338.04 dan kas keluar sebesar Rp 678,974,074.74, sehingga terjadi surplus dari kegiatan operasional sebesar Rp 1,817,827,263.30. Data kenaikan dan penurunan Kas Bersih tahun 2014, sebagai berikut: Arus kas masuk aktivitas operasi Rp 2,843,095,881.06 Arus kas keluar aktivitas investasi (Rp 7,905,134,522.00) Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan (Rp 5,845,763,273.94) Penurunan bersih kas dan setara kas tahun 2012 (Rp 10,907,801,914.88) Dari laporan Kas Bersih tahun 2014 menunjukkan adanya penurunan arus kas sebesar Rp 10,907,801,914.88. Arus kas masuk dari kegiatan operasional Rp 3,181,959,869.06 dan kas keluar sebesar Rp 338,863,988.00, sehingga terjadi surplus dari kegiatan operasi sebesar Rp. 2,843,095,881.06.
90
Tahun
Tabel 5. Perbandingan Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan PDAM Tirta Manakarra Periode 2012-2014 Aktivitas Aktivitas Investasi Aktivitas (4= (3) + (2) / (1) Operasi (Rp) (Rp) Pendanaan (Rp) (%) (1)
2012 791,008,113.97 2013 1,817,827,263.30 2014 2,843,095,881.06 Sumber: hasil olah data.
(2)
783,960,607.00 1,280,409,321.00 7,905,134,522.00
(3)
4,388,348.04 166,632,522.10 5,845,763,273.94
(4)
99,66 79,60 483,65
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa perbandingan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang mempengaruhi arus kas periode 2012 - 2013 mengalami kenaikan pada tahun 2013 mencapai 79,60% dibandingkan tahun 2012 yang persentasenya 99,66%, dan menghasilkan laba bagi perusahaan. Pada tahun 2014 juga mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 483,65%. Hal ini menunjukkan bahwa PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju dinilai baik dalam kinerja keuangan. Hasil Analisis Rasio Berdasarkan informasi Laporan Arus Kas PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju, penulis menggunakan analisis rasio laporan arus kas sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan. Analisis laporan arus kas menggunakan komponen sebagai berikut: laporan arus kas, laporan neraca dan laporan laba/rugi sebagai alat analisis rasio, dengan format yang digunakan sesuai dengan standar laporan arus kas menurut Standar Akuntansi Keuangan, yaitu diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perhitungan pengukuran rasio laporan arus kas untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, sebagai berikut: 1. Cashflow to sales (arus kas terhadap penjualan) Rasio cashflow to sales untuk mengukur pengembalian atas penjualan dalam bentuk kas (Scousen, 2001). Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan penjualan. Berikut ini tabel perbandingan rasio cashflow to sales. Tabel 6. Perbandingan Cashflow To Sales (Arus Kas Terhadap Penjualan) PDAM Tirta Manakarra Periode 2012-2014 CashFlow To Sales Hasil Arus Kas perbandingan Tahun Penjualan (Rp) Operasi (Rp) cashflow to sales (%) 2012 791,008,113.97 4.712,789,875.00 0,16 2013 1,817,827,263.30 6,852,325,350.00 0,26 2014 2,843,095,881.00 8,060,525,426.00 0,35 Sumber: hasil olah data
91
Berdasarkan tabel 6, menunjukkan perbandingan cashflow to sales PDAM Tirta Manakarra pada tahun 2013 meningkat 0,26 dari tahun sebelumnya, yakni tahun 2012 sebanyak 0,16. Begitu juga pada tahun 2014 meningkat 0,35. Hal tersebut disebabkan jumlah pendapatan yang dimiliki PDAM Tirta Manakarra yang terus mengalami peningkatan, begitu juga jumlah arus kas operasi yang terus mengalami peningkatan dari tahun 2012, 2011 dan 2012. Semakin tinggi rasio tersebut, berarti semakin besar pengembalian dari tiap Rupiah penjualan yang diperoleh dalam bentuk kas, maka semakin efisien kegiatan operasi atau penjualan perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa cashflow to sales yang dimiliki PDAM Tirta Manakarra mengalami peningkatan setiap tahunnya, dengan arti penjualan perusahaan yang cukup baik. 2. Cashflow return on asset (arus kas terhadap tingkat pengembalian asset) Rasio ini mengukur tingkat pengembalian kas terhadap aset perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio, berarti penggunaan aset sangan efisien, sebab tingkat pengembalian terhadap aset perusahaan semakin besar (Scousen, 2001). Dat perbandingan tahun 2012 – 2014 sebagai berikut. Tabel 7 Perbandingan Cashflow Return On Asset (Arus Kas Terhadap Tingkat Pengembalian Aset) PDAM Tirta Manakarra Periode 2012-2014 Cashflow return on asset Hasil akumulasi arus kas Hasil Tahun (Operasi + Pajak + Bunga) Total Asset (Rp) perbandingan cashflow (Rp) return on asset (%) 791,008,113,97 0 2012 14,098,054,477.19 0,05 0 + 791,008,113,97 1,817,827,263.30 9,138,814.91 2013 14,329,033,918.27 0,12 0+ 1,826,966,078.00 2,843,095,881.00 0 2014 21,992,127,559.27 0,12 0+ 2,843,095,881.00 Sumber: hasil olah data. Berdasarkan tabel 7, menunjukkan bahwa perbandingan cashflow return on asset PDAM Tirta Manakarra pada tahun 2013 meningkat 0,12 dari tahun sebelumnya, yakni tahun 2012 sebesar 0,05. Hal tersebut disebabkan jumlah tingkat pengembalian aset mengalami peningkatan sebesar Rp 14,329,033,918.27 dan di tahun berikutnya yakni tahun 2014 sebesar 0,12. Hal tersebut dipengaruhi pada tahun 2012 dan 2013 arus kas tidak ada nilai pajak yang diakumulasikan. Berdasarkan hasil rasio tersebut, rata-rata persentase untuk tahun 2012 – 2014, cash flow return on asset PDAM Tirta Manakarra terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan kemampuan PDAM Tirta Manakarra dalam melunasi utang jangka pendek, dalam hal ini bunga dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki, sudah cukup baik.
92
3. Cashflow return on debt and equity (tingkat pengembalian kas dari hasil operasi perusahaan atas investasi) Rasio ini diukur dengan membagi arus kas operasi sebelum pembayaran bunga dan deviden dengan total utang dan modal pemilik. Hal tersebut untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi tingkat pengambilan atas utang dan modal, maka makin efisien perusahaan dalam memanfaatkan dana yang diperoleh dari utang dan modal (Scousen, 2001). Data perbandingan tahun 2012 – 2014 pada tabel berikut ini. Tabel 8. Perbandingan Cashflow Return On Debt And Equity PDAM Tirta Manakarra Periode 2012-2014 Cashflow return on debt and equity Hasil Akumulasi Hasil Akumulasi Hasil Tahun Arus Kas Utang + Modal perbandingan (Operasi + Bunga) (Total Liabilitas dan Ekuitas) cashflow return on (Rp) (Rp) debt and equity (Rp) 791,008,113.97 2012 0 + 14,098,054,477.19 0.05 791,008,113.97 1,817,827,263.30 2013 0 + 14,329,033,918.27 0,12 1,817,827,263.30 2,843,095,881.00 2014 0 + 21,992,127,559.27 0,12 2,843,095,881.00 Sumber: hasil olah data Dari tabel 8, dapat disimpulkan bahwa cashflow return on debt and equity yang dimiliki PDAM Tirta Manakarra, mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 cashflow return on debt and equity yang diperoleh adalah sebanyak 0,05, kemudian meningkat di tahun 2011 sebanyak 0,12. Pada tahun 2014 juga terjadi kenaikan sebanyak 0,12. Kenaikan tersebut disebabkan total perputaran arus kas operasi PDAM Tirta Manakarra meningkat setiap tahunnya. Begitu juga total ekuitas dan liabilitas yang terus meningkat secara berkala dari tahun 2012 - 2014. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas utang dan modal, maka makin efisien perusahaan dalam memanfaatkan dana yang diperoleh dari utang dan modal. 4. Cashflow return on stockholder equity (tingkat pengendalian atas modal yang di tanam pemegang saham) Rasio ini dapat diperoleh dengan membagi arus kas operasi sebelum pembayaran deviden dengan total modal pemilik (Scousen, 2001). Perbandingannya tahun 2012 – 2014 ditunjukkan pada tabel berikut.
93
Tabel 9. Perbandingan Cashflow Return on Stockholder Equity PDAM Tirta Manakarra Periode 2012-2014 Cashflow return on stockholder equity Hasil Akumulasi Total Ekuitas Hasil Tahun Arus Kas (Modal) perbandingan Operasi (Rp) (Rp) cashflow return on stockholder equity (%) 2012 791,008,113.97 12,371,482,531.72 0,06 2013 1,817,827,263.30 13,711,997,832.64 0,13 2014 2,843,095,881.00 21,326,648,586,64 0,13 Sumber: hasil olah data Dari tabel 9 dapat disimpulkan bahwa cashflow return on stockholder equity yang dimiliki PDAM Tirta Manakarra, meningkat di tahun 2013 sebanyak 0,13 dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2012 sebanyak 0,06. Sedangkan, pada tahun 2014 tingkat pengendalian atas modal yang ditanam pemegang saham meningkat sebanyak 0,13. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa pihak manajemen semakin efisien dalam mengelola modal perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju, maka dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas dapat dijadikan alat bantu dalam menilai kinerja keuangan, yaitu: 1. Melalui penilaian kinerja keuangan cashflow to sales PDAM Tirta Manakarra menunjukkan bahwa peningkatan cashflow to sales yang dimiliki PDAM Tirta Manakarra mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan penjualan perusahaan yang cukup baik. 2. Melalui penilaian kinerja keuangan, cashflow return on asset PDAM Tirta Manakarraterus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PDAM Tirta Manakarra dalam melunasi utang jangka pendek, dalam hal ini bunga, dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki sudah cukup baik. 3. Berdasarkan penilaian kinerja keuangan melalui hasil perbandingan cashflow return on debt and equity pada tahun 2012 sebanyak 0,05 dan meningkat di tahun 2013 sebanyak 0,12, dan begitu juga pada tahun 2014 sebanyak 0,12. 4. Berdasarkan penilaian kinerja keuangan PDAM Tirta Manakarra, cashflow return on stockholder equity pada total perputaran aktivitas operasi dan aktivitas investasi terus meningkat, begitu juga pada total ekuitas yang terus meningkat. Saran 1. Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan respon positif dari kreditur terhadap laporan arus kas, disarankan peningkatan arus kas dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga mendorong peningkatan jumlah penerimaan dari pelanggan, yang sangat berpengaruh dari aktivitas operasi pada laporan arus kas PDAM Tirta Manakarra. Karena jumlah arus kas pada aktivitas operasi sangat berpengaruh pada aktivitas investasi PDAM Tirta Manakarra.
94
2. Disarankan, manajemen PDAM Tirta Manakarra tetap melihat laporan keuangan periode sebelumnya, untuk mempelajari dan menjadikannya sebagai pengalaman dalam menetapkan perencanaan keuangan yang lebih baik pada periode mendatang.
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Z. 2000. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Gitosudarmo, I. & Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Harahap, S.S. 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. IAI. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. Kieso, D.E., & Weigandt, J.J. 1998. Intermediate Accounting. 9th Edition. New York: John Willey & Sons, Inc. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Pradhono. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. Santoso. 2007. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Pertama. Jakarta: Refika Aditama. Scousen, K.F. 2001. Akuntansi Keuangan Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat. Soemarso, S.R. 2000. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta. Yusuf, A.H. 1997. Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi Kelima.Yogyakarta: STIE YKPN.