ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF
ANALISIS KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KARO DALAM UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI KABUPATEN KARO Nur Khotimah Suri Email :
[email protected] Jl. Dr Sofyan No 1 Kampus FISIP USU Departemen Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara Diterima 5 Februari 2015/ Disetujui 19 Februari 2015
Abstract The intent and purpose of this study was to determine how the performance of the Regional Disaster Management Agency in the Karo District Disaster Relief Efforts eruption of Mount Sinabung, to know what obstacles faced by the Regional Disaster Management Agency in the Karo District Disaster Relief Efforts eruption of Mount Sinabung. The method used in this research is descriptive qualitative method, which uses the theory of an explanatory research with a view to interpreting the phenomena occurring in the performance of Regional Disaster Management Agency Karo in Efforts for Disaster Management eruption of Mount Sinabung and done by involving a variety of data collection techniques exist. Produce and process the data descriptive nature, such as interviews and direct observation. Keywords: Performance Analysis, BPBDs Karo, Disaster Management.
Abstrak Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung, untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan teori penelitian penjelasan dengan maksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dalam kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai teknik pengumpulan data yang ada. Menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti wawancara dan observasi langsung. Kata Kunci : Analisis Kinerja, BPBD Kabupaten Karo, Penanggulangan Bencana.
PENDAHULUAN Berdasarkan UU No.24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.Pemerintah memiliki tanggung jawab dalam menanggulangi setiap bencana yangterjadi di Indonesia.Penanggulangan bencana PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
tersebut telah diatur dalam UndangUndang mulai dari masa prabencana, tanggap darurat hingga pascabencana.Salah satu yang menjadi persoalan besar dalam penanggulangan bencana adalah mengenai pendataan, seperti yang diungkapkan oleh Syamsul 456
PERSPEKTIF
Maarif, bahwa dalam hal penanggulangan bencana terdapat kendala utama yaitu, dalam pembagian logistik di dalam sebuah daerah bencana, komunikasai dan kelancaran arus komunikasi atau sarana danprasarana komunikasi. Keterlambatan dan kesalahan data dalammenginformasikan peta bencana, data korban (baik yang selamat, hilang, korbanjiwa, dll), peta kamp pengungsian, inventarisasi kebutuhan di lapangan, katalog bantuan, serta koordinasi juga akan berdampak pada kesalahan dalam mengambilkebijakan oleh pemerintah, serta tindakan yang akan diambil oleh pihak-pihaklainnya seperti para relawan dan donator bantuan bencana. Pengelolaan informasi yang baik dibutuhkan dalam usaha penangananbencana yang efektif dan efisien. Seperti untuk memprediksi adanya bencana, maka dibutuhkan data geografis sebuah daerah, atau ketika dideteksi akan terjadibencana maka dibutuhkan sarana untuk dapat menyebarkan informasi kemasyarakat dalam waktu yang cepat. Demikian juga ketika menolong korbanbencana, dibutuhkan pertukaran informasi antara petugas di lapangan denganpusat penanganan bencana antara lain untuk mengetahui keadaan di area bencanadan bantuan apa saja yang dibutuhkan. Informasi yang ada sedapat mungkin harus tersedia dengan cepat, tepatdan akurat serta dapat diakes dengan mudah bagi siapa saja yangmembutuhkannya, karena itu dibutuhkan sistem informasi dalam penanggulanganbencana, karena pada dasarnya kesimpangsiuran informasi dapat menjadi salahsatu penghambat keberhasilan dalam penanggulangan bencana, baik saatpreparedness, emergency, recovery ataupun rehabilitas. Untuk mengatasi permasalahan yang timbul dari bencana alam erupsi PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
Gunung Sinabung tersebut diperlukan perhatian pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat. Walaupun bencana erupsi Gunung Sinabung tidak ditetapkan sebagai bencana Nasional namun tetap harus ada program Pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk menanggulangi bencana alam tersebut. Namun pada kenyataannya, Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo baru terbentuk setelah erupsi Gunung Sinabung terjadi beberapa kali dan mulai menimbulkan korban materi dan juga korban jiwa.Sebelum terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten Karo, penanggulangan bencana alam erupsi Sinabung dilakukan oleh TNI dan juga Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Utara.Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten Karo diharapkan akan dapat membantu penanggulangan bencana alam erupsi Gunung Sinabung yang masih terus aktif sampai saat ini. Mengingat masih baru dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo yang belum terlihatkinerjayang maksimal. Hal ini terbuktikarena masih terdapat masalahmasalah dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. Walaupun demikian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo harus dapat mengatasi masalah bencana erupsi Gunung Sinabung. Agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dapat mencegah dan menanggulangi bencana tersebut.Sehingga dapat mengurangi resiko jatuhnya korban jiwa akibat bencana erupsi Gunung Sinabung.Penyelenggaraan 457
PERSPEKTIF
penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi,dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, resiko, dan dampak bencana berdasarkan Peraturan Pemerintah No.21 tahun 2008 Pasal 2. Untuk itu berdasarkan analisa di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian agar dapat melihat bagaimana kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kabupaten Karo dalam hal tanggap bencana, terutama dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo. Untuk itu, peneliti akan melakukan penelitian di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dan Desa Gurukinayan yang menjadi salah satu korban bencana alam erupsi Sinabung.Hal tersebut lah yang melatarbelakangi saya sebagai peneliti untuk mengangkat judul penelitian tentang Analisis Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo. TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Kata „kinerja‟ dalam bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris “performance” yang berarti : (1) pekerjaan perbuatan, (2) penampilan atau pertunjukan, sedangkan kinerja dalam ilmu administrasi / manajemen memiliki pengertian sebagai tingkat pencapaian hasil / penyelesaian terhadap tujuan organisasi (the degree of accomplishment). Kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
kerjanya. Hasil kombinasi tersebut terlihat dalam bentuk catatan outcome dalam periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Henry Simamor, Kinerja adalah tingkatan dimana para karyawan mencapai persyaratanpersyaratan pekerjaan dan memberikan hasil maksimal dari standar yang telah ditentukan selama masa periode waktu tertentu. Selain itu, menurut Rivai dan BasriKinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Dari uraian dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh kemampuan dari individu atau kelompok yang dilakukan berdasarkan kecakapan, pengalaman sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Beberapa teori menerangkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang baik sebagai individu atau sebagai individu yang bekerja dalam suatu lingkungan. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1. Kemampuan mereka, 2. Motivasi, 3. Dukungan yang diterima, 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5. Hubungan mereka dengan organisasi. Penanggulangan Bencana Penanggulangan bencana seperti yang didefenisikan Agus Rahmat, merupakan seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan 458
PERSPEKTIF
penanggulangan bencana, pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang dikenal sebagai siklus manajmen bencana. Menurutnya, tujuan kegiatan ini adalah untuk mencegah kehilangan jiwa, mengurangi penderitaan manusia, memberi informasi masyarakat dan pihak berwenang mengenai risiko, dan mengurangi kerusakan infrastruktur utama, harta benda dan kehilangan sumber ekonomis. Adapun Carter, mendefenisikan pengelolaan bencana sebagai suatu ilmu pengetahuan terapan (aplikatif) yang mencari, dengan observasi sistematis dan analisis bencana untuk meningkatakan tindakan-tindakan (measures) terkait dengan pencegahan (preventif), pengurangan (mitigasi), persiapan, respon darurat dan pemulihan. Menurutnya, tujuan dari penanggulangan bencana diantaranya, yaitu mengurangi atau menhindari kerugian secara fisik,ekonomi maupun jiwa yang dialami oleh perorangan, masyrakat negara, mengurangi penderitaan korban bencana, mempercepat pemulihan, dan memeberikan perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan tempat ketika kehidupannya terancam. Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dalam Pasal 1 ayat (6) menyebutkan bahwa penyelenggraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.Dalam Pasal 3 ayat (1) dijelaskan bahwa asasasas penanggulangan bencana, yaitu kemanusiaan, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukumdan pemerintah, keseimbangan, keselarasan, dan keserasian, ketertiban dan kepastian hokum, kebersamaan, kelestarian PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
lingkungan hidup, dan ilmu pengetahuan dan teknologi.Di ayat (2) digambarkan prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana, yaitu cepat dan tepat, prioritas, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi dan akuntabilitas,kemitraan , pemberdayaan ,nondiskriminatif dan nonproletisi.Adapun yang menjadi tujuan dari penanggulangan bencana( Undang-undang No.24 tahun 2007 Pasal 4), yaitu memeberikan perlindungan kepada masyarakat dan ancaman bencana, menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada , menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh, menghargai budaya lokal, membangun partispasi dan kemitraan publik serta swasta, mendorong semangat gotong-royong, dan kesetiakawanan, dan kedermawanan dan menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam penanggulangan bencana diatas, dapat dilihat bahwa yang merupakan salah satu prinsip dan tujuan penanggulangan bencana adalah koordinasi sehingga dapat disimpulkan koordinasi sangat berhubungan erat dengan penanggulangan bencana melalui tahapan-tahapan yang dilakukan pada sebelum, saat dan sesudah bencana terjadi. Upaya Penanggulangan Bencana Ada beberapa upaya dalam menanggulangibencana seperti yang tertulisdalam Undang-undang No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yaitu: 1. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangakan dan/atau
459
PERSPEKTIF
2.
3.
4.
5.
6.
7.
mengurangi ancaman bencana.(Pasal 1 ayat (6)) Kesiapsiagaan adalah serangakaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.( Pasal 1 ayat (7)) Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin pada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.( Pasal 1 ayat (8)) Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. ( Pasal 1 ayat (9)) Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, pelindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. ( Pasal1 ayat (10)) Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik dan masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. ( Pasal 1 ayat (11)) Rekontruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintah maupun masyarakat
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan prekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana. ( Pasal1 ayat (12)) Dari pengertian-pengertian diatas mengenai beberapa upaya penanggulangan bencana, maka dapat disimpulkan bahwa ada banyak kegiatan penanggulangan bencana yang dilakukan untuk mengatasi dan mencegah resiko bencana terjadi yang bertujuan untuk mengembalikan sumber-sumber daya diwilayah yang terkena bencana terebut. Proses Penanggulangan Bencana Penanggulanan bencana dapat dibagi atas tiga tingkatan, yaitu pada tingkat lokasi disebut manajemen insiden, tingkat unit atau daerah disebut manajemen darurat, dan tingkat nasional atau korporat disebut manajemen krisis. 1. Manajemen insiden adalah penanggulangan kejadian di lokasi atau langsung di tempat kejadian. Dilakukan oleh tim tanggap darurat yang dibentuk atau petugas lapangan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Penanggulangan bencana pada tingkat ini bersifat teknis 2. Manjemen darurat adalah upaya penanggulangan bencana di tingkat yang lebih tinggi yang mengkoordinir lokasi kejadian. 3. Manajemen krisis berada di tingkat yang lebih tinggi misalnya di tingkat nasional atau tingkat korporat bagi suatu perusahaan yang mengalami bencana. Perbedaan tugas dan tanggung jawab pada ketiga tingkatan adalah berdasarkan fungsinya yaitu taktis dan 460
PERSPEKTIF
strategis. Tingkat manajemen insiden, tugas dan tanggung jawab lebih banyak bersifat taktis dan semakin keatas tugasnya akan lebih banyak menangani hal yang strategis. Pengaturan fungsi dan peran sangat penting dilakukan dalam mengembangkan suatu penanggulangan bencana.Hambatan di lapangan pada dasarnya terjadi karena pengaturan tugas dan peran tidak jelas.Siapa yang bertanggung jawab mengkoordinir bantuan dari pihak luar dan siapa yang mengelola bantuan tersebut setelah berada di lapangan.Siapa penentu kebijakan penanggulangan bencana dan siapa yang melakukan penerapannya di lapangan. Sejarah Berdirinya BPBD Kabupaten Karo Gunung Sinabung yang telah “tertidur” selama 400 tahun , pada tahun 2010 kembali aktif. Gunung yang berada 2.460 mdpl ini pada awalnya termasuk dalam gunung berapi tipe B yaitu gunung berapi yang tidak memiliki aktivitas yang berarti dalam waktu yang sangat lama hingga ratusan tahun maka tidak masuk dalam prioritas pengawasan.Tercatat pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa Gunung Sinabung terakhir meletus di tahun 1600. Pada awalnya, Gunung Sinabung hanya menyemburkan debu disertai bau belerang yang menyengat.Warga yang berada di kaki gunung segera melakukan evakuasi karena aktivitas gunung tersebut tidak seperti biasanya.Ratusan kepala keluarga mengungsi kebeberapa tempat yang dianggap aman.Daerah yang parah terkena aktivitas awal Gunung Sinabung setelah ratusan tahun tersebut adalah Desa Bekerah dan Suka Nalu yang berjarak tidak sampai 10 kilometer PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
dari puncak gunung.Aktivitas Gunung Sinabung rupaya terus meningkat hingga meletus dan mengeluarkan lava pijar dan status pun diubah menjadi Awas sehingga aktivitas Gunung Sinabung menjadi dalam pengawasan pihak yang berwenang. Oleh karena itu, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah membuat sebuah kebijakan untuk membentuk sebuah badan yang khusus bergerak pada bidang penanggulangan bencana di Kabupaten Karo, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo. Sebelum BPBD berdiri di Kabupaten Karo pada tanggal 22 Januari 2014, kewenangan dalam mengatasi masalah bencana berada di Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGLINMAS) Kabupaten Karo berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) pada salah satu bidang di instansi tersebut. Kemudian pada tanggal 22 Januari 2014 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 01 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Karo, maka berdirilah BPBD Kabupaten Karo yang tugas dan fungsinya mengambil alih tugas-tugas dari KESBANGLINMAS dalam lingkup penanggulangan bencana. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Danin, penelitian deskriptif adalah penelitian yang menuntaskan perhaian terhadap masalah-masalah atau fenomenafenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan 461
PERSPEKTIF
dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa untuk memberikan kebenarannya berdasrkan data yang diperoleh. PEMBAHASAN Visi dan Misi BPBD Kabupaten Karo Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo memiliki visi “Mewujudkan Ketangguahan dan Kesiapsiagaan Kabupaten Karo dalam Menghadapi Bencana” Dan untuk membantu pencapaian visi, ada beberapa misi yang telah ditetapkan bersama, yaitu : 1. Mempercepat jangkauan pelaksanaan penanggulangan bencana 2. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengantisipasi bencana 3. Mengembangkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana 4. Meningkatkan profesionalitas aparatur dan masyarakat terlatih dalam penanggulangan bencana. 5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar sektor dalam pelaksanaan penanggulangan bencana sesuai dengan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 6. Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur serta kualitas dan kuantitas peralatan penanggulangan bencana 7. Membangun jaringan informasi, komunikasi, dan koordinasi penanggulangan bencana 8. Meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan kesadaran masyarakat untuk tanggap bencana 9. Meningkatkan kedisiplinan dan profesionalitas aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
10. Melindungi masyarakat Kabupaten Karo dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko bencana. Penelitian melalui proses wawancara dilakukan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dan Desa Gurukinayan yang menjadi salah satu korban erupsi Gunung Sinabung. Penulis melakukan sejumlah wawancara dengan beberapa informan yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang lebih komprehensif menyangkut permasalahan penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini adalah : Informan dari Kantor Badan Pertanahan Nasional 1) Ir. Subur Tambun, M.M : Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo (Informan Kunci). 2) Samson Tarigan ,SP: Staf Bid.Pencegahan dan Kesiapsiagaan ( Informan Kunci) Informan Utama ada 5 orang masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung sinabung di Desa Gurukinayan, yaitu ; 1) Ruth Br. Ginting , Perempuan 45 tahun 2) Ratna Br. Tarigan , Perempuan 38 tahun 3) Pinta Sembiring, Laki-laki 49 tahun 4) Sri Jilena Br.Barus, Perempuan 39 tahun 5) Ananta Bangun , Laki-laki 51 tahun. Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung. Kinerja BPBD Kab.Karo dapat dilihat dengan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah 462
PERSPEKTIF
kabupaten Karo untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan strategis sebagai penentu keberhasilan dalam kinerja BPBD Kabupaten Karo.Artinya , apabila kinerja BPBD Kabupaten Karo ini mencapai visi dan misinya dapat memberikan pelayanan yang baik untuk korban erupsi Gunung Sinabung maka kinerja BPBD Kabupaten Karo dianggap berhasil dalam menjalankan tugasnya. Sebaliknya, apabila masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung menganggap kinerja BPBD Kabupaten Karo tidak efektif maka kinerja BPBD Kabupaten Karo tersebut dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya. Hal ini sesuai dengan teori kinerja yang dikemukakan oleh T.R.Mitchell ada lima hal yang menjadi ukuran kinerja, yakni : a) Quality Of Work – Kualitas Hasil Kerja b) Promptness – Ketetapan Waktu Menyelesaikan Pekerjaan c) Initiative – Prakarsa Dalam Menyelesaikan Pekerjaan d) Capability – Kemampuan Dalam Menyelesaikan Pekerjaan. e) Communication – Kemampuan Membina Kerjasama Dengan Pihak lain Kualitas Hasil Kerja Adapun Kualitas Hasil kerja di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat yang menjadi korban bencana dari ancaman bencana. Hal ini juga terdapat dalam Undang-undang No.24 Tahun 2007 Pasal 4 yang meyatakan bahwa Penanggulangan bencana bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
Maka berdasarkan hasil wawancara dan observasi oleh peneliti, maka dapat dijabarkan sebagai berikut : Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo berharap terbentuknya BPBD Kabupaten Karo ini dapat menangani masalah bencana erupsi Gunung Sinabung dengan Optimal.Dan memberikan perlindungan untuk korban bencana erupsi Gunung Sinabung.Serta masyarakat yang dapat bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Karo agar permasalahan yang terjadi dalam penanggulangan bencana dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Terkait dengan kualitas hasil kerja BPBD Kabupaten Karo ini, berikut tanggapan dari Kepala Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo bahwa : “ Selama ini BPBD Kabupaten Karo sudah memberikan pelayanan dan juga memberikan kinerja yang cukup baik. Sebagai contoh, dalam hal tanggap darurat BPBD Kabupaten Karo berusaha untuk hadir tepat waktu untuk mengevakuasi warga yang tinggal dilereng dan kaki Gunung Sinabung. Dalam membantu masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung BPBD Kabupaten Karo dibantu oleh pihak lainnya, seperti TNI/POLRI,LSM,Tagana,Relaw an,Universitasuniversitas,Gereja dan pihak swasta lainnya. Dari sejumlah Rencana Kerja dan Program yang telah disusun oleh pihak BPBD Kabupaten Karo masih ada program yang belum terealisasi ataupun terlaksana, yaitu program Rehabilitasi dan Rekonstruksi. BPBD Kabupaten 463
PERSPEKTIF
Karo juga masih perlu dilakukan pembenahan baik dari segi struktur organisasi dan juga perekrutan staff/pegawai BPBD Kabupaten Karo.Peralatan ataupun sarana dan prasarana yang lebih dan canggih sangat dibutuhkan.Pada awal terjadinya tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung BPBD Kabupaten Karo belum mempunyai sarana dan prasarana untuk mendukung kinerja menanggulangi beban para pengungsi. Semua peralatan terutama komputer dan perlengkapannya masih status sewaMaka dari itu kinerja BPBD Kabupaten Karo belum begitu baik dan belum memuaskan mengingat juga BPBD Kabupaten Karo ini baru terbentuk kurang lebih satu tahun. Untuk itu perlu dilakukan pembenahan sehingga dapat meningkatkan kinerja dari pihak BPBD Kabupaten Karo.Adapun yang menjadi penghambat BPBD Kabupaten Karo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya adalah keterbatasan biaya yang diberikan kepada BPBD Kabupaten Karo sebagai anggaran untuk pelaksanaan tugas. Walaupun seperti itu kinerja BPBD Kabupaten Karo juga sudah menunjukkan hasil kerja yang cukup baik dengan terlaksananya perelokasian warga yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung.BPBD Kabupaten Karo yang bekerja sama dengan TNI/POLRI telah membuat tempat relokasi yang cukup luas yang dapat difungsikan sebagai tempat tinggal korban erupsi Gunung
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
Sinabung yang kehilangan tempat tinggal mereka. (Hasil wawancara 13 Mei 2015) Sama halnya dengan Staf Bid.Pencegahan dan Kesiapsiagaan menanggapi kualitas hasil kerja BPBD Kabupaten Karo ; “Kinerja yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Karo masih harus diperbaiki mengingat BPBD Kabupaten Karo baru terbentuk setahun yang lalu.Sarana dan prasaran BPBD Kabupaten Karo belum memadai untuk mendukung BPBD Kabupaten Karo dalam menjalankan tugasnya. Tetapi walaupun seperti itu kinerja BPBD Kabupaten Karo sudah cukup baik untuk ukuran BPBD Kabupaten Karo yang baru terbentuk kurang lebih satu tahun ini dari segi pencegahan bencana dan Kesiapsiagaan yang telah menginformasikan peringatan bencana kepada masyarakat yang disekitar daerah Gunung Sinabung. Adanya peringatan bencana itu masyarakat juga dapat mengantisipasi apabila terjadi erupsi Gunung Sinabung.” (Hasil wawancara 13 Mei2015 ). Berdasarkan hasil wawancara dapat saya simpulkan bahwa kualitas kinerja BPBD Kabupaten Karo sudah cukup baik dalam menangani bencana erupsi Gunung Sinabung.Meskipun masih ada masalah-masalah yang ada di BPBD Kabupaten Karo tetapi BPBD Kabupaten Karo sudah berusaha untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Dan tanggapan masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung di Desa Gurukinayan tentang kualitas hasil kerja BPBD Kabupaten Karo ini adalah : 464
PERSPEKTIF
“ Bencana erupsi Gunung Sinabung ini telah merusakan rumah dan ladang saya yang selama ini tempat saya dan keluarga mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kami. Tetapi saya bersyukur juga telah terbentuknya BPBD di Kabupaten Karo ini. Karena BPBD Kabupaten Karo sangat membantu dalam menangani masalah bencana ini.Mereka cepat dalam mengevakuasi masyarkat yang menjadi korban bencana erupsi Gunung Sinabung. Tetapi dalam pemberian bantuan untuk pengungsi berjalan dengan lambat dan tertunda. Meskipun begitu BPBD Kabupaten Karo dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung. Kinerja BPBD Kabupaten Karo yang bekerja samadengan TNI/POLRI yang sangat membantu masyarakat adalah sudah ada tempat relokasi untuk warga yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung. Desa yang sudah dibawa ke tempat relokasi yaitu, Desa Bekerah,Simacem,Sukanalu dan sigarang-garang. Kami yang dari Desa Gurukinayan mendapat tahapan kedua.Sementara itu kami diberi uang sewa rumah sebesar Rp.1.800.000/6 bulan dan untuk sewa lahan Rp.2.000.000/tahun.Walaupun itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kami yang belum mempunyai pekerjaan tetap ini, tetapi kami sudah sangat bersyukur banyak pihak yang sudah membantu kami terutama BPBD Kabupaten PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
Karo.”(Hasil wawancara dengan Ibu Ruth Br.Ginting ,15 Mei 2015) Berdasarkan wawancara tersebut saya menyimpulkan bahwa kinerja BPBD Kabupaten Karo sudah baik dalam menjalankan tugasnya dan sangat membantu masyarakat yang menjadi korban erupsi Sinabung. Ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan Cepat dan tepatnya suatu pekerjaan juga didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu, agar cepat terselesaikannya suatu pekerjaan juga dengan disiplinnya pegawai. Pendidikan dan pelatihan para pegawai juga sangat mendukung dalam cepat selesainya suatu pekerjaan. Terkait dengan ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan BPBD Kabupaten Karo ini, berikut tanggapan dari Kepala Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo bahwa : “BPBD Kabupaten Karo dalam segi ketepatan waktu cukup baik, sebagian pegawai yang sudah disiplin dalam ketepatan waktu masuk jam kerja. Walaupun untuk mendukung kinerja pegawai saranan dan prasaran yang ada di BPBD Kabupaten Karo sangat kurang memadai.Anggaran BPBD Kabupaten Karo yang diberikan Pemerintah masih kurang untuk menangani para pengungsi, sehingga bantuan yang diberikan kepada pengungsi berjalan dengan lambat.Tetapi, BPBD Kabupaten Karo tetap berusaha maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Meskipun masih ada hambatan, BPBD Kabupaten 465
PERSPEKTIF
Karo sudah memiliki peta rawan bencana, sehingga dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dan membantu masyarakat untuk waspada dengan kawasan-kawasan mana saja yang termasuk dalam kawasan rawan bencana” (hasil wawancara 15 Mei 2015) Staf Bid. Pencegahan dan Kesiapsiagaan menanggapi ketepatan waktu BPBD Kabupaten Karo dalam menyelesaikan pekerjaan, bahwa : “BPBD Kabupaten Karo kurang tepat dalam menyelesaikan pekerjaan karena adanya beberapa hambatan yang membuat pekerjaan BPBD Kabupaten Karo berjalan lama. Hambatan itu yaitu,kurangnya jumlah SDM, kurangnya anggaran yang diberikan kepada BPBD Kabupaten Karo, sarana dan prasarana yang masih sangat kurang memadai, dan kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah (Dinasdinas Sosial di Kabupaten karo). Sehingga memperlambat selesainya pekerjaan yang dilakukan BPBD Kabupaten karo. Walaupun begitu sebagian pegawai BPBD Kabupaten Karo sudah disiplin dalam segi masuk jam kerja dan jam pulang kerja.” (hasil wawancara 15 Mei 2015) Berdasarkan wawancara tersebut menyimpulkan bahwa adanya hambatan yang ada di BPBD Kabuapten Karo, seperti kurangnya sarana dan prasarana dan kurangnya anggaran untuk mendukung cepat selesainya suatu pekerjaan menyebabkan kurang tepat waktunya BPBD Kabupaten Karo dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Tanggapan dari masyrakat di PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
Desa Gurukinayan tentang ketepatanwaktu dalam meyelesaikan pekerjaannya, yaitu : “BPBD Kabupaten Karo kurang cepat dalam menangani bencana ini, seperti kurang tersedianya kendaraan untuk mengevakuasi warga yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung.”Bantuan yang diterima korban bencana erupsi Gunung Sinabung juga berjalan lambat.”(hasil wawancara dengan Ibu Ratna Br.tarigan, 16 Mei 2015) Selain itu tanggapan masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung sinabung di Desa Gurukinayan, bahwa: “Sebenarnya BPBD Kabupaten Karo sudah tergolong cepat dalam menangani bencana ini, terutama untuk korban erupsi Gunung Sinabung.Tetapi yang membuat lama nya pekerjaan yang dilakukan mereka kurangnya kendaraan untuk membawa masyarakat ke tempat pengungsian dan kebutuhan untuk para pengungsi masih terbatas.” (hasil wawancara dengan Bapak Pinta Sembiring, 16 Mei 2015) Kesimpulan yang saya ambil dari wawancara tersebut adalah kurangnya kendaraan operasional yang membuat pekerjaan BPBD Kabupaten Karo menjadi lama dalam mengevakuasi warga yang menjadi korban erupsi Gunung sinabung.Dan penanganan masalah bantuan untuk pengungsi masih berjalan lambat. Inisiatif Usaha yang dilakukan BPBD Kabupaten karo untuk mencapai kinerja yang diinginkan dengan sering mensosialisikan kepada masyarakat 466
PERSPEKTIF
agar masyarakat mudah terlibat dalam penanganan bencana, seperti pembentukan posko bencana, informasi kerusakan, dan evakuasi. Adapun Tanggapan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karo mengatakan, bahwa : “Untuk usaha BPBD Kabupaten Karo dalam menanggulangi bencana erupsi Gunung Sinabung sudah cukup bagus.Sering mensosialisasikan atau berdiskusi bersama warga untuk penanganan bencana.sehingga masyarakat apabila terjadi bencana sudah dapat melakukan apa yang harus mereka lakukan, dengan sudah mengetahui titik posko pengungsian yang sudah di informasikan dari pihak BPBD Kabupaten Karo. Sehingga mereka dapat ikut membantu kerja BPBD Kabupaten Karo dengan cepat.” (hasil wawancara 12 Mei 2015) Serupa dengan apa yang dikemukakan oleh Staf Bid. Pencegahan dan Kesiapsiagaan mengatakan bahwa : “Inisiatif ataupun usaha yang telah di lakukan BPBD Kabupaten Karo dalam pencegahan dan kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Sinabung sudah bagus.Karena pihak BPBD Kabupaten bekerjasama juga dengan masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung dalam hal tanggap darurat.BPBD Kabupaten Karo yang mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana hal yang harus dilakukan dalam menghadapi bencana.Tetapi yang menjadi kendala BPBD Kabupaten Karo dalam menjalankan tugas nya, PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
kurangnya koordinasi dengan instansi pemerintah lain seperti Dinas-dinas sosial Kabupaten Karo yang kurang membantu dalam penanggulangan bencana ini, karena mereka beranggapan masalah bencana hanya tugas dari BPBD Kabupaten Karo saja. Sehingga membuat beban BPBD Kabupaten Karo menjadi berat karena kurang adanya kerjasama dengan instansi yang lain. BPBD Kabupaten Karo selain bekerjasama dengan masyarakat ada juga pihakpihak yang sudah banyak membantu seperti, TNI/POLRI, LSM,Mahasiswa, dan ada juga dari Gereja yang sudah banyak memberi bantuan berupa, tenda untuk posko pengungsi,sembako,obat-obatan yang dapat membantu di posko pengungsian. BPBD Kabupaten Karo juga tetap siaga dalam menjalankan tugasnya walaupun cuaca buruk.Kinerja BPBD Kabupaten Karo yang belum efektif dalam mengawasi dan memperkuat tempat penyimpanan bantuan-bantuan, sehingga ada barang bantuan yangakan di berikan untuk masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung hilang.Hal itu dikarenakan kurangnya pengawasan dari pegawai yang ditugaskan menjaga tempat penyimpanan bantuan-bantuan tersebut.” (Hasil wawancara 15 Mei 2015) Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan, maka saya menarik kesimpulan bahwa inisiatif atau usaha BPBD Kabupaten Karo sudah cukup maksimal dalam menajalankan tugas dan fungsinya.Adanya usaha dari BPBD 467
PERSPEKTIF
Kabupaten Karo yaitu tetap siaga apabila terjadi bencana dengan cuaca yang kurang baik tetapi BPBD Kabupaten Karo tetap menjalankan tugasnya.Dan adanya inisiatif BPBD Kabupaten Karo yang mensosialisasikan kepada masyarakat tentang tanggap darurat memudahkan masyarakat dalam menangani bencana yang terjadi.Mereka jadi sudah dapat mengantisipasi dan sudah mengetahui tempat-tempat yang aman apabila bencana terjadi.Dan tanggapan masyarakat tentang usaha dari pihak BPBD Kabupaten Karo dalam menjalankan tugasnya mengatakan bahwa : “BPBD Kabupaten Karo sudah cukup baik dalam usaha menanggulangi bencana. BPBD juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar mengetahui tindakan apa yang dilakukan apabila terjadi bencana. Sehingga kami lebih dapat mengetahui tindakan apa yang harus kami lakukan apabila terjadinya bencana erupsi Gunung Sinabung. Kami juga sudah dapat mengetahui titik-titik posko yang aman untuk masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Sinabung.Walaupun terkadang pihak BPBD Kabupaten Karo telat dalam mengatasi bencana tetapi karena mereka sudah menginformasikan terlebih dahulu kepada masyarakat untuk menangani bencana ini sehingga kami sudah lebih dahulu telah mengamankan ke tempat titik-titik posko yang telah di beri tahu oleh pihak BPBD Kabupaten Karo.” (Hasil wawancara dengan ibu Sri Jilena Br.Barus, 15 Mei 2015)
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
Kemampuan menyelesaikan pekerjaan Kinerja BPBD Kabupaten Karo sangat perlu didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan canggih.Sehingga BPBD Kabupaten Karo dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Dan apabila sarana dan prasarana yang memadai pihak BPBD Kabupaten Karo akan lebih cepat dalam menjalankan tugasnya. Selain sarana dan prasarana, koordinasi dengan pihak-pihak lain juga snagat membantu BPBD Kabupaten Karo dalam menangani masalah bencana.Adanya sumber daya manusia yang berkualiatas sesuai dengan keahliannya juga sangat membantu cepat terselesainya suatu pekerjaan dengan maksimal. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencan Daerah Kabupaten Karo bahwa : “ Kendala yang ada pada BPBD Kabupaten Karo dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah kurangnya koordinasi antar instansi, kurangnya jumlah SDM, sarana dan prasarana yang kurang memadai. Adanya kendala itu memperlambat kerja dari BPBD Kabupaten itu sendiri.Pegawai BPBD Kabupaten Karo sudah cukup disiplin dalam masuk kerja dan pulang kerja.Masalah pelatihan untuk para pegawai di BPBD Kabupaten Karo sudah perna melakukan pelatihan memberikan penjelasan tentang bagaimana cara-cara menanggulangi bencana dan tanggap darurat bencana. Untuk SOP (Standar Operasional Prosedur) di BPBD Kabupaten Karo ini belum terlaksana, masih dalam proses.Anggaran 468
PERSPEKTIF
yang masih terbatas yang diberikan kepada BPBD Kabupaten karo juga menjadi persoalan mendasaruntuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.Selain itu yang juga menjadi persoalan adalah sumber daya manusia dari aspek kualitas maupun kuantitasmasih perlu pembenahan untuk mendapatkan hasil kinerja yang optimal dalam memberikan pelayanan.” (Hasil wawancara 12 Mei 2015) Hal tersebut juga dipertegas oleh Staff Bid. Pencegahan dan Kesiapsiagaan bahwa : “ Kurang tersedianya sarana dan prasarana di BPBD Kabupaten Karo menjadi suatu kendala yang membuat BPBD Kabupaten Karo lama menyelesaikan pekerjaannya. Jumlah Sumber Daya Manusia yang berkualitas di BPBD Kabupaten Karo kurang memadai sehinga memperlambat selesainya pekerjaan yang mereka kejakan dalam menangani masalah bencana.Meskipun seperti itu BPBD Kabupaten Karo sudah cukup maksimal menyelesaikan tugasnya dengan keterbatasan masalah-masalah tersebut.” (Hasil wawancara15 Mei 2015) Kesimpulan yang saya ambil dari wawancara tersebut adalah pegawai BPBD Kabupaten Karo telah menjalankan tugas dengan cukup baik dan cepat tanggap dalam menangani masalah bencana erupsi Gunung Sinabung.Tetapi karena kurangnya jumlah SDM, kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah dan PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
kurangnya sarana dan prasarana yang diberikan kepada BPBD Kabupaten Karo membuat kinerja BPBD Kabupaten Karo tidak dapat berjalan maksimal. Mengenai hal kemampuan menyelesaikan pekerjaan, tanggapan dari masysrakat yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung yang tinggal di Desa Gurukinayan mengatakan bahwa : “BPBD Kabupaten Karo dalam menangani bencana erupsi Gunung Sinabung ini kurang cepat karena terbatasnya kendaraan yang membawa masyarakat ketempat yang lebih aman apabila terjadinya bencana.Kalau untuk soal pemberian bantuan BPBD Kabupaten Karo sudah cukup cepat. Sehingga dapat membantu masyarakat yang ada dipengungsian seperti, diberikannya bantuan sembako,tenda dan obat-obatan. Adapun pihak yang lain yang memberikan bantuan seperti bapak Presiden Jokowi yang pernah datang ke posko-posko pengungsian untuk memberikan bantuan uang, ada juga bantuan dari Mahasiswa,LSM, TNI/POLRI dan lainnya. Pihakpihak tersebut sangat membantu BPBD Kabupaten Karo dalam menangani masalah bencana erupsi Gunung Sinabung ini.” (Hasil wawancara dengan bapak Ananta Br.Bangun, 15 Mei 2015). Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan, dapat diketahui bahwa banyak kendala yang dihadapi oleh BPBD Kabupaten Karo yang membuat pekerjaan yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Karo menjadi lama terselesaikan. 469
PERSPEKTIF
Kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sangat perlu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak lain. Agar suatu pekerjaan dapat dijalani dengan maksimal. Dengan mampu menjalin kerjasama dengan pihak laindapat membantu BPBD Kabupaten Karo dalam mengatasi penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung.Komunikasi yang baik juga dapat mendukung dalam penanggulangan bencana ini. Berdasarkan penjelasan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten karo mengatakan bahwa : “ BPBD Kabupaten karo bekerjasama dengan BPBD Prov. Sumut, TNI/POLRI,LSM,UniversitasUniversitas,Tagana,Relawan,da n Pihak-pihak Swasta. Dengan adanya kerjasama dengan pihak-pihak lain sangat membantu kerja dari BPBD Kabupaten karo dalam menanggulangi bencana. Akan tetapi, kerjasama dengan antar instansi daerah kurang memberikan respondan tanggapan karena mereka beranggapan masalah bencana hanya di tangani oleh BPBD Kabupaten karo saja sehingga kurang terjalinnya kerjasama dengan instansi-instansi daerah kabupaten Karo.” (Hasil wawancara 12 Mei2015) Hal yang serupa juga dijelaskan oleh Staf.Bid. Pencegahan dan Kesiapsiagaan mengatakan bahwa : “BPBD Kabupaten Karo banyak bekerjasama dengan pihakpihak lain seperti dengan BPBD Prov.Sumut yang telah membantu BPBD Kabupaten PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
Karo dalam menangani bencana erupsi Gunung Sinabung ini.Karena sebelum terbentuknya BPBD Kabupaten Karo masalah erupsi Gunung Sinabung juga di tangani oleh BPBD Prov.Sumut dan juga TNI/POLRI.Pihak-pihak swasta juga banyak memberikan bantuan kepada BPBD Kabupaten Karo dalam menangani masalah bencana. “ (Hasil wawancara 12 Mei 2015) Kesimpulan dari wawancara tersebut mengenai kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain sudah bagus. Banyak pihak-pihak lain yang memiliki kepedulian yang tinggi dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. Adapun tanggapan masyarakat Desa Gurukinyan tentang kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain, mengatakan bahwa : “Kami mendapatkan banyak bantuan dari beberapa pihak seperti, TNI/POLRI, BPBD Kabupaten Karo, BNPB Pusat, LSM, dan Pihak Swasta lainnya.Kami sangat terbantu oleh mereka-mereka yang peduli pada masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung.” (hasil wawancara dengan Pinta Sembiring, 15 Mei 2015) AnalisisKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Keberhasilandalam pelaksanaan tugas Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo untuk mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkannya sangat 470
PERSPEKTIF
dipengaruhi oleh lingkungan strategis sebagai faktor penentu keberhasilan dalam kinerja BPBD Kabupaten Karo. Untuk dapat mengidentifikasi faktorfaktor penentu keberhasilan maka terlebih dahulu perlu dianalisa sampai seberapa jauh misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern organisasi. Dengan mengetahui pengaruh intern dan ekstern organisasi maka untuk dapat mencapai keberhasilan pelaksaan tugas perlu didorong dan ditumbuhkembangkanfaktor organisasi yang memberi kekuatan dan peluang guna dimanfaatkan untuk pengembangan suatu organisasi. Sebaliknya faktor yang menjadi penghambat organisasi seperti kelemahan dan ancaman dapat diantisipasi dengan diatasi sejak dini agar tidak dapat berpengaruh negative terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi.Indikator Kinerja menurut T.R.Mitchell menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui bagaimana kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman dalam kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung tersebut. Analisis Kendala yang dihadapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung. Kurang Adanya Koordinasi Salah satu misi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo adalah meningkatnya koordinasi dengan instansi terkait dalam penanggulangan bencana. Yang menjadi kendala dalam pengkoordinasian adalah kendala yang disebabkan tanggungjawab satuan kerja kurang PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
jelas, kurang adanya koordinasi yang baik antara unsur-unsur pengarah, seperti BPBD Kabupaten Karo,Dinas Sosial Kabupaten Karo, TNI/POLRI, Tagana,Relawan, Universitasuniversitas,LSM dan lain sebagainya. Kurangnya koordinasi ini menyebabkan lambatnya pemberian bantuan bencana karena antar instansi kurang dapat bekerja sama dengan efektif. Kurangnya Sarana dan Prasarana Sumber daya lainnya yang sangat penting adalah sarana dan prasarana. Dalam Permendagri Nomor 27 tahun 2007 tentang Pedoman Penyiapan Sarana dan Prasarana dalam Penanggulangan Bencana pasal 3 dinayatakan bahwa sarana dan prasarana meliputi dua yaitu sarana dan prasarana umum dan khusus. Sarana dan prasarana umum meliputi peralatan peringatan dini, posko bencana, kendaraan operasional,pos kesehatan dengan tenaga medis dan obatobatan,tenda darurat, sarana air bersih dan pendataan bagi korban jiwa akibat bencana erupsi Gunung Sinabung. Sarana dan prasaran khusus meliputi rumah sakit lapangan, trauma center, alat transportasi daerah, dan lokasi kuburan masal bagi korban yang meninggal .peralatan kantor yang masih menyewa dan sedikit terutama komputer-komputer dapat memperlambat selesainya pekerjaan yang dilakukan. Kurangnya Sumber Daya Manusia Tersedianya Sumber Daya Manusia merupakan hal yang sangat penting. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo sudah berdiri tanggal 22 Januari 2014 dimana BPBD Kabupaten Karo masih kurang mapan . Hal ini dapat dilihat masih berpindah-pindahnya lokasi gedung BPBD Kabupaten Karo.Hal ini tentu saja menyulitkan 471
PERSPEKTIF
dalam koordinasi pelaksanaan tugasnya. Selain itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Karo juga masih kekurangan SDM yang memiliki kesesuaian keahlian dan pendidikan.Sumber Daya Manusia yang memiliki keahlian dibidang kesehatan untuk ditempatkan dibidang kedaruratan dan logistik, keahlian dibidang teknik sipil untuk ditempatkan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi serta tata ruang dan sosial untuk ditempatkan dibidang pencegahan dan kesiapsiagan dimana pegawai benar-benar mengerti dan memahami seluk beluk penanganan bencana.Kekurangan Sumber Daya Manusia juga menyebabkan pekerjaan membutuhkan waktu yang lama karena ketidakseimbangan antara yang dilayani dengan yang melayani.Dari hasil wawancara ini, peneliti menyimpulkan bahwa pelatihan dan pembobotan perlu di lakukan terhadap semua aparatur BPBD sehingga mereka memahami tupoksi masing-masing dan tidak menghambat pelaksanaan tugas yang diemban. Belum adanya SOP (Standar Operasional Prosedur ) Dari data yang peneliti temukan dilapangan tentang kinerja BPBD Kabupaten Karo dalam upaya penanggulagan bencana erupsi Gunung Sinabung, yang menjadi salah satu penghambat adalah, bahwa BPBD Kabupaten Karo belum memiliki Standard Operation Procedure (SOP) Penanggulangan Bencana yang dapat menjadi rujukan dalam menanggulangi bencana yang terjadi di Kabupaten Karo termasuk mengenai kinerja BPBD Kabupaten Karo dalam upaya penanggulagan bencana erupsi Gunung Sinabung.
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
Analisis strategi yang dilakukan dalam menghadapi kendala yang ada pada BPBD Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung menggunakan matriks SWOT Kualitas Hasil Kerja Dari analisis internal dan eksternal SWOT tentang Kinerja BPBD Kabupaten Karo memperoleh strategi dalam menghadapi kendala yang ada di BPBD Kabupaten Karo, yaitu : STRATEGI SO 1. Meningkatkan kualitas dan pelayanan aparatur agar dapat menangani masalah bencana Erupsi Gunung Sinabung secara maksimal. 2. Meningkatkan kerja sama tim dengan pihak –pihak lain agar masalah yang dihadapi dalam penanggulangan bencana berjalan dengan mudah STRATEGI ST 1. Memanfaatkan anggaran yang diberikan Pemerintah Pusat dengan menggunakan sebaik-baiknya. 2. Meningkatkan kerjasama dengan antar daerah agar penanggulangan dapat diatasi dengan cepat. STRATEGI WO 1. Menambah jumlah pegawai agar penanganan bencana dapat diselesaikan dengan cepat. 2. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan penanggulangan bencana 3. Meningkatkan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Pusat agar dapat selalu mendukung BPBD Kabupaten Karo dalam mengatasi bencana erupsi Gunung Sinabung. 472
PERSPEKTIF
STRATEGI WT 1. Mendorong berkembangannya tanggung jawab aparatur BPBD 2. Meningkatkan jumlah Tim Reaksi Cepat agar lebih dapat membantu dalam pennaganan bencana di lapangan. 3. Meningkatkan motivasi terhadap pegawai agar pegawai semangat dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Ketepatan waktu meyelesaikan pekerjaan STRATEGI SO 1. Memanfaatkan kerjasama dengan Pemerintah Pusat agar mempermudah dalam menangani bencana. 2. Meningkstkan jumlah Sumber Daya Manusi (SDM) untuk mempercepat selesainya suatu pekerjaan. STRATEGI ST 1. Meningkatkan kualitas pegawai agar dapat memanfaatkan biaya yang sudah diberikan kepada BPBD Kabupaten Karo 2. Meningkatkan sarana dan prasarana komunikasi masyarakat untuk bisa mendeteksinya terjadinya bencana. SRATEGI WO 1. Memberikan pelatihan dan pendidikan tenaga kerja agar didapatnya kualitas pekerja yang baik 2. Lebih dimanfaatkannya anggaran yang telah diberikan agar dapat meminimalkan biaya dalam menangani bencana erupsi Gunung Sinabung
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
STRATEGI WT 1. Ditingkatkannya kualitas SDM agar dapat meminimalkan nya anggaran yang telah diberikan Pemerintah Pusat 2. Meningkatkannya pelatihan pegawai agar siap menghadapi cuaca-cuaca yang ekstrim. Inisiatif STRATEGI SO 1. Mendorong masyarakat untuk mengetahui, memahami, dan bertindak cepat dalam kondisi siaga bencana dan tanggap darurat. 2. Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dengan pihak-pihak yang membantu dalam menanggulangi bencana erupsi Gunung Sinabung. STRATEGI ST 1. Meningkatkan kepedulian sosial anatar instansi pemerintah terhadap bencana erupsi Gunung Sinabung yang menimpa masyrakat yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung. 2. Meningkatkan keamanan atau pengawasan terhadap gudang tempat penyimpanan bantuan-bantuan. STRATEGI WO 1. Meningkatkan pengawasan terhadap posko bencana 2. Membangun koordinasi yang efektif dan semangat kebersamaan untuk membuat kesepakatan terbaik bagi kepentingan penanggulangan bencana di Kabupaten Karo. STRATEGI WT 1. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) agar cepat
473
PERSPEKTIF
terselesaikan pekerjaan yang dilakukan. 2. Mempererat kepedulian sosial agar meminimalkan terjadinya penyelewengan dana bantuan. Kemampuan menyelesaikan pekerjaan STRATEGI SO 1. Meningkatkan kerjasama antara BPBD Kab. Karo dengan BNPB Pusat agar terorganisir dalam penanggulangan bencana erupsi gunung sinabung 2. Menambah anggota dan meningkatkan kualitas para tim reaksi cepat agar cepat tanggap dalam menanggulangi bencana erupsi gunung sinabung STRATEGI ST 1. Meningkatkan dana anggaran Pusat untuk melengkapi alat-alat penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. 2. Meningkatkan keamanan dan transparansi dana bantuan untuk korban erupsi Gunung Sinabung. STRATEGI WO 1. Menambahkan jumlah anggota BPBD Kabupaten Karo yang berkualitas agar cepat terselesaikannya masalah penanggulangan bencana. 2. Meningkatkan dana BPBD Kabupaten Karo untuk melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. STRATEGI WT 1. Segera membentuk SOP di BPBD Kabupaten Karo agar PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
dapat membuat komando tanggap darurat untuk lebih dapat mengatasi masalah penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung dengan mudah. 2. Meningkatkan jumlah tenaga kerja di BPBD Kabupaten Karo untuk dapat lebih mudah dalam menangani masalah bencana. Kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain STRATEGI SO 1. Meningkatkan komunikasi yang baik dengan masyarakat yang ingin membantu dalam penangnan masalah bencana erupsi Gunung Sinabung 2. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pihakpihak swasta yang membantu penanggulangan bencana erupsi gunung sinabung. STRATEGI ST 1. Membuat mekanisme kerjasama antar daerah dengan jelas 2. Meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat mengenai penanggulangan bencana. STRATEGI WO 1. Meningkatkan hubungan kerjasama antar instansi daerah agar penanganan masalah bencana erupsi gung sinabung berjalan efektif. 2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di BPBD Kabupaten Karo agar terjalinnya komunikasi yang baik dengan pihak-pihak yang bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Karo 474
PERSPEKTIF
dalam penanggulangan bencana erupsi gunung sinabung. STRATEGI WT 1. Meningkatkan dan mempererat hubungan kerjasama dengan pihakpihak lain yang membantu kinerja BPBD Kabupaten karo dalam menjalankan tugasnya. 2. Membuat mekanisme kerjasama yang jelas. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo dapat dilihat sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis SWOT tentang kinerja BPBD Kabupaten Karo dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo dibentuk tahun 2014 dan masih sangat tergolong baru dalam struktur pemerintah Kabupaten Karo. Sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo belum terlihat kinerja yang baik karena masih banyak terdapat masalah-masalah dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. Meskipun demikian,BPBD Kabupaten Karo telah memiliki peta rawan bencana khusus Kabupaten Karo yang dapat membantu kinerja BPBD Kabupaten Karo dalam mengantisipasi dan mengevakuasi bila bencana datang. 2. BPBD Kabupaten Karo juga memiliki hambatan dalam penanggulangan bencana, seperti kurangnya koordinasi antara unsurPERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
unsur pengarah dalam penanggulangan bencana, masih kekurangan SDM yang memiliki kesesuaian keahlian dan pendidikan, sarana dan prasarana yang kurang memadai juga dapat menghambat penanganan bencana, belum terlaksananya SOP (Standar Operasional Prosedur). 3. Upaya peningkatan kinerja BPBD Kab.Karo dapat menerapkan SO (strengths-opportunity), Meningkatkan kualitas dan pelayanan aparatur agar dapat menangani masalah bencana Erupsi Gunung Sinabung secara maksimal, Meningkatkan kerja sama tim dengan pihak –pihak lain agar masalah yang dihadapi dalam penanggulangan bencana berjalan dengan mudah. Dan menerapkan ST ( strengths- Treats ), Memanfaatkan anggaran yang diberikan Pemerintah Pusat dengan menggunakan sebaikbaiknya,Meningkatkan kerjasama dengan antar daerah agar penanggulangan dapat diatasi dengan cepat. Menerapkan WO (weaknessopportunity), Menambah jumlah pegawai agar penanganan bencana dapat diselesaikan dengan cepat, Meningkatkan koordinasi pelaksanaan penanggulangan bencana, Meningkatkan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Pusat agar dapat selalu mendukung BPBD Kabupaten Karo dalam mengatasi bencana erupsi Gunung Sinabung. Dan juga menerapkan WT (weaknesstreats), Mendorong berkembangannya tanggung jawab aparatur BPBD, Meningkatkan jumlah Tim Reaksi Cepat agar lebih dapat membantu dalam pennaganan bencana di lapangan, Meningkatkan motivasi terhadap pegawai agar pegawai semangat dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
475
PERSPEKTIF
Saran Saran yang diberikan peneliti setelah melakukan penelitian pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo adalah : 1. Diharapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo dalam menjalankan tugasnya menangani masalah erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo dapat lebih maksimal. Dalam hal ini dapat dimulai dengan pendirian kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo yang permanen, sehingga akses masyarakat kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo akan lebih mudah. Dan dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak lain dapat mempercepat penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. Sehingga kinerja BPBD Kabupaten Karo juga dapat terlihat maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya karena memiliki komunikasi yang baik dengan antar instansi-instansi lain yang membantu dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. 2. BPBD diharapkan segera menyelesaikan penyusunan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Penanggulangan Bencana di Kabupaten Karo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo juga harus meningkatkan Sumber Daya Manusia BPBD dari segi kuantitas maupun kualitas agar pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo juga sebaiknyasering mengadakan pelatihan kepada seluruh pegawainya dalam hal pemahaman mengenai manajemen bencana dan diboboti sesuai bidangnya masing-masing agar benar-benar memahami tugas PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
ISSN : 2085 – 0328
dan tanggungjawabnya dalam hal penanggulangan bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo juga diharapkan dapat membangun koordinasi dengan Dinas-dinas Pemerintah Kabupaten Karo dengan meningkatkan komunikasi yang lebih intensif dengan unsur pengarah lainnya sehingga mempermudah koordinasi dalam penanganan erupsi Gunung Sinabung. 3. Dan untuk strategi yang dilakukan diharapkan dapat membantu BPBD Kabupaten Karo dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Bungin.Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Bacal, Robert. 2001. Performance Management, ahli bahasa Surya Dharma dan Yanuar Irawan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Gibson, dkk.Terj.Djarkasih. 1994. Organisasi. Jakarta: Erlangga. Hamidi. 2005. Metode Peneltian Kualitatif. Malang:UMM Press. Hasibuan Malayu, S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : Bumi Aksara Kritus sembiring, 2007, Aplikasi Sistem Informasi Penanggulangan Bencana di Indonesia, ITB, hal.2 Mahmudi(2000).Manajemen Kinerja Sektor Publik.Yogyakarta:UPP AMP YKPN Nawawi, Hadari. 1993. Metode Peneltian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press Nazir, Moh. 2006. Metode Penelitian.Bogor : Ghalia Indonesia. Purnomo, Hadi dan Ronny Sugiantoro.2010, Manajemen Bencana, Respons dan Tindakan
476
PERSPEKTIF
ISSN : 2085 – 0328
terhadap Bencana. Yogyakarta: Media Pressindo Tambun,P. Adat Istiadat Karo( Balai Pustaka 1952) Rivai, Vethzal dan Basri.2005. Performance Appraisal:Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Soejonodan H. Abdurrahman.1999, Metode Penelitian Deskriptif,Jakarta:PT.Rineka Cipta. Syafie, Inu Kencana. 2003. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI). Jakarta: Bumi Aksara Sulistiani,Ambar T dan Rosidah.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: Graha Ilmu. Simamora, Henry.1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua.STEI:YKPN Thoha , Miftah. 1995. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafinda Persada Usman , Husaini. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 1/ APRIL 2015
477