IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA (Suatu Studi Di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara)
Oleh Christo Imanuel Londok ABSTRACT: This research questioned the two main problems, namely: the extent to which successful implementation of disaster management policies, and Is successful implementation of disaster management policies in Southeast Minahasa district also determined or influenced by factors of communication, resources, implementing dispositions or attitudes and bureaucratic structures. Thereby, this study aims to: (1) to describe the successful implementation of disaster management in Southeast Minahasa district, (2) to determine whether the successful implementation of disaster management policies in Southeast Minahasa district also determined or influenced by factors of communication, resources, disposition or implementing attitude and bureaucratic structures. This research uses a quantitative approach to the application of descriptive and explanatory methods. The data and information collected through questionnaires distributed technique to 60 respondents, and is equipped with observation and documentation techniques, and then analyzed by applying a multiple linear regression analysis techniques. Based on the analysis of data, it is known that: (1). The success rate of implementation of disaster management in Southeast Minahasa district are in the category of "moderate/midle" or quite successful. This fact shows that the implementation of policies combating disaster in this area is not optimal . It is constrained by inadequate availability of resources, particularly the amount and quality of human resources involved in disaster management policy itself. (2). Together or simultaneous communication factors, resources, dispositions or attitudes and bureaucratic structures implementing disaster management policies significantly influence the success implemntasi disaster, but partial, there are two factors that low influence, namely: communication factors and bureaucratic structures, where the influence of both these factors were not significant. Thereby, it can be concluded that the factor of communication and bureaucratic structures should get priority attention for future improvements to optimize performance / success of the implementation of disaster management policies, particularly in Southeast Minahasa regency. Key words : policy implementation, disaster prevention PENDAHULUAN
sangat besar terhadap manusia dan asset
A. Latar Belakang Penelitian
penghidupannya. Hal ini memberikan
Sejarah
mencatat
banyaknya
pembelajaran untuk merubah pola pikir
jumlah kejadian bencana alam di dunia
masyarakat dunia akan arti pentingnya
menimbulkan dampak kerugian yang
menanggulangi
bencana
sebelum
bencana itu terjadi atau yang saat ini
sangat penting. Pemerintah daerah yang
disebut
belum mengenal betul mengenai sistem
dengan
pengurangan
risiko
bencana (PRB). Berbagai upaya yang
penanggulangan
dilakukan
mengharapkan
untuk
penanggulangan
bencana
sangat
pendampingan
bencana terus berlangsung dan berubah
BNPB.
menuju arah yang lebih baik lagi dari
kemungkinan, pemerintah daerah lain di
waktu ke waktu.
sekitarnya
Penanggulangan
bencana
Namun
dapat
tidak
dari
juga
menutup
memberikan
dukungan, baik itu pemikiran, personel,
semakin mendapat perhatian yang sangat
maupun
serius
di
Sementara itu dukungan dari pusat,
dengan
khususnya BNPB, merupakan wujud
dari
pemerintah
Indonesia.
Ini
dibentuknya
Badan
daerah
terbukti
Penanggulangan
logistik
konkret
dan
peralatan.
komitmen
dalam
Bencana Daerah (BPBD) di 33 provinsi
penanggulangan bencana di Indonesia
serta
serta
497
BPBD
di
tingkat
pencapaian
visi
“Menuju
kabupaten/kota. Hal ini sesuai dengan
Ketangguhan Bangsa dalam Menghadapi
apa yang diamanatkan dalam Undang-
Bencana”.
undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Kondisi Provinsi Sulawesi Utara
Penanggulangan Bencana, dimana pada
termasuk wilayah rawan bencana baik
Pasal
tersebut
secara geografis, geologis, hidrologis dan
menyebutkan bahwa pemerintah daerah
demografis, adanya pertemuan beberapa
wajib
di
lempeng
tektonik
wilayahnya. Namun harus diakui bahwa
beberapa
gunung
dengan dibentuknya BPBD, tidak serta
kepulauan, degradasi lingkungan yang
merta
tinggi dan penduduk
18
Undang-Undang
untuk
membentuk
menjadikan
penanggulangan
bencana dinilai handal. kapasitas
baik
BPBD
Peningkatan
pengetahuan
bumi,
dikelilingi
berapi,
daerah
yang berlatar
belakang dari banyak suku dan etnis.
dan
Hampir sebagian besar potensi ancaman
keterampilan terkait kebencanaan masih
bencana berada di wilayah Sulawesi
harus terus dilakukan.
Utara dan sekitarnya seperti tsunami,
Disadari bahwa kecenderungan
banjir,
tanah
longsor/gerakan
tanah,
kejadian bencana di Indonesia setiap
gunung api, gelombang pasang air laut,
tahun terus meningkat. Pencegahan dan
kebakaran, konflik sosial dan teror.
kesiapsiagaan di tingkat lokal/daerah
Kabupaten Minahasa Tenggara
yang dekat dengan potensi bencana
sebagai bagian dari wilayah provinsi
Sulawesi Utara dan merupakan lokasi
dipulihkan, baik fisik maupun non-fisik.
penelitian ini, sejak tahun 2009 telah
Dengan
membentuk
dilakukan
Badan
Penanggulangan
demikian,
penelitian
untuk
ini
mengetahui
Bencana Daerah berdasarkan Peraturan
keberhasilan
Daerah (PERDA) Nomor 27 Tahun 2009
penanggulangan bencana, khususnya di
Tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Minahasa Tentangga.
Kabupaten
Minahasa
Tenggara,
kemudian diubah dengan PERDA Nomor
implementasi
kebijakan
METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian
4 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua
Mengacu pada tujuan penelitian
Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2007
yakni untuk mengetahui keberhasilan
Tentang Susunan Organisasi dan Tata
implementasi kebijakan penanggulangan
Kerja
bencana,
Lembaga
Teknis
Daerah
faktor-faktor
penentu
Kabupaten Minahasa Temggara. Hal ini
(komunikasi, sumberdaya, disposisi atau
dilengkapi dengan beberapa kebijakan
sikap pelaksana dan struktur birokrasi)
operasional yang mencerminkan bahwa
terhadap
Badan
Bencana
kebijakan penanggulangan bencana dan
memiliki komitmen yang kuat terhadap
besarnya kontribusi faktor-faktor tersebut
berbagai peristiwa bencana alam yang
terhadap
merugikan
kebijakan penanggulangan bencana di
Penanggulangan
masyarakat,
baik
jiwa
maupun harta benda.
keberhasilan
implementasi
implementasi
Kabupaten Minahasa Tenggara, maka
Berbagai
program
penanggulangan
bencana
diimplementasikan
oleh
telah
pemerintah
daerah yang dikoordinasikan oleh BPBD, baik pada tahap mitigasi bencana, tahap tanggap darurat, tahap rehabilitasi dan tahap rekonstruksi serta rehabilitasi. Namun
keberhasilan
demikian
masih
penelitian
ini
menggunakan
disain
kuantitatif dengan penerapan metode penelitian deskripsif dan eksplanasi. B. Variabel Penelitian dan Rumusan Operasional Penelitian ini melibatkan dua variabel pokok, yaitu 1). Keberhasilan
ada
Implementasikan
kebijakan
keluhan dari masyarakat sebagai korban
penanggulangan
bencana,
implementasi
variabel terikat atau variabel tergantung
rehabilitasi dan rekonstruksi yang belum
(dependent variable) yang diberi simbol
maksimal dilakukan. Masih menyisahkan
Y; 2). Faktor-faktor yang diduga turut
berbagai
menentukan keberhasilan implementasi
terutama
permasalahan
yang
belum
bencana
sebagai
kebijakan
penanggulangan
bencana,
yang mengancam dan mengganggu
seperti : faktor komunikasi, sumberdaya,
kehidupan
disposisi dan struktur birokrasi sebagai
masyarakat yang disebabkan, baik
variabel bebas (independent variable)
oleh faktor alam dan/atau faktor
yang diberi simbol X.
non alam maupun faktor manusia
Untuk
dapat
pengukuran
kedua
melakukan
variabel,
dan
penghidupan
sehingga mengakibatkan timbulnya
maka
korban jiwa manusia, kerusakan
terlebih dahulu perlu didefiniskan secara
lingkungan, kerugian harta benda,
konseptual
tersebut
dan dampak psikologis. Sedangkan
oleh
penyelenggaraan penanggulangan
(1989:34)
bencana adalah serangkaian upaya
bahwa konsep adalah abstraksi mengenai
yang meliputi penetapan kebijakan
suatu fenomena yang dirumuskan atas
pembangunan
dasar
sejumlah
timbulnya
keadaan,
pencegahan
variabel-variabel
sebagaimana
dikemukakan
Singarimbun
dan
Effendi
generalisasi
karakteristik
dari
kejadian,
kelompok atau individu tertentu. Dalam
penelitian
darurat,
ini
perlu
didefinisikan secara konseptual maupun
yang
berisiko
bencana,
kegiatan
bencana,
tanggap
rehabilitasi
dan
rekonstruksi. 2.
Faktor
penentu
keberhasilan
operasional beberapa konsep/variabel
implementasi
yang digunakan berkaitan dengan fokus
penanggulagan bencana
penelitian
faktor-faktor
tentang
implementasi
kebijakan
yang
adalah turut
kebijakan penanggualangan bencana di
mempengaruhi
Kabupaten Minahasa Tenggara, sebagai
keberhasilan
berikut :
penanggulangan bencana dalam
1. Keberhasilan
atau
implementasi penanggulangan
tingkat atau
kinerja
kinerja
proses implementasinya. Menurut
kebijakan
Edward III (1984 : 9) keberhasilan
bencana
implementasi
kebijakan
didefinisikan sebagai suatu tingkat
ditentukan oleh empat faktor,
prestasi atau hasil yang dicapai
yaitu :
oleh
pemerintah
stakeholders
daerah
lainnya
dan
a. Komunikasi; dimaksudkan kebijakan
dalam
penanggulangan bencana yang harus
mengantisipasi dan menanggulangi
diimplementasikan
disalurkan
peristiwa atau rangkaian peristiwa
melalui orang-orang yang tepat dan
komunikasi
tersebut
harus
dinyatakan dengan jelas, tepat dan konsisten.
Kejelasan
menghendaki
komunikasi
agar
penanggulangan
kebijakan
bencana
yang
ditransformasikan
kebijakan atau yang biasa kita sebut sebagai motivasi. d. Struktur
birokrasi
(organisasi
pelaksana kebijakan) dimaksudkan adalah
Implementasi
melibatkan
kepada
banyak pihak, sehingga koordinasi
group
dan kerjasama dari masing-masing
(kelompok sasaran) dan pihak lain
pihak menjadi lebih penting. Dalam
yang
hubungan ini, setiap pihak yang
implementor,
target
berkepentingan
terhadap
kebijakan tersebut dapat diterima
terkait
dalam
implementasi
dengan jelas, sehingga di antara
kebijakan
perlu
mengembangkan
mereka
suatu standard operation procedure
mengetahui
apa
yang
menjadi maksud, tujuan dan sasaran serta
substansi
dari
penanggulanagan
kebijakan
bencana
(SOP) yang disepakati bersama. C. Populasi dan Sampel
yang
dibuat.
Populasi dalam penelitian ini adalah
b. Resources
atau
dimaksudkan
sumberdaya,
bahwa
kejelasan,
semua
berhubungan
karakteristik dengan
Kabupaten
tidak
faktor-faktor penentunya.
mempengaruhi
implementasi kebijakan, jika sumber daya tersebut
implementasi tidak
hanya
implementasi
kebijakan penanggulanagan bencana di
konsistensi dan akurasi komunikasi akan
yang
Minahasa
Tenggara
dan
Adapun besar sampel ditetapkan
kebijakan
secara
purposive,
mencakup
pelaksana
baik
kebijakan
dari
unsur
(implementor)
sumber daya manusia, tetapi juga
maupun dari unsur masyarakat, baik
sumber daya material, financial dan
sebagai anggota LSM, maupun sebagai
kewenangan. Tanpa sumber daya
korban bencana. Dari unsur pelaksana
yang memadai, maka implementasi
kebijakan ditetapkan sebanyak 30 orang
kebijakan tidak akan berjalan efektif.
yang tersebar di empat instansi, masing-
c. Disposisi atau sikap, dimaksudkan
masing BPBD, Dinas PU, Dinas Tenaga
adalah bahwa pelaksanaan kebijakan
Kerja, Transmisgrasi dan Sosial serta
ditentukan oleh keinginan atau tekad
Dinas Kesehatan, kemudian dari unsur
para pelaksana dalam menerapkan
masyarakat sebanyak 30 orang.
dengan mengikuti langkah-langkah
D. Teknik Pengumpulan Data
berikut ini :
Mengingat penelitian ini bersifat survey
a. Menghitung nilai koefisien korelasi
dengan pendekatan kuantitatif, maka
dengan mengoperasikan rumus r-
instrumen utama yang digunakan adalah
pearson yang dimodifikasi oleh
kuesioner atau daftar pertanyaan (angket)
Sudjana (1983) :
deskriptif
dan
dan
dibantu
(pedoman
eksplanatoris
dengan
interview-guide
wawancara).
instrumen
tersebut
Instrumen-
digunakan
R=
b. Melakukan uji signifikansi (uji
untuk
hipotesis)
menjaring data primer, sementara data
Teknik
analisis
nilai
rhitung
dengan derajad kebebasan (dk) = n. 3.
Apabila signifikan,
E. Teknik Analisis Data
cara
dengan nilai rtabel pada taraf uji 1 %
dokumentasi. Semua data dikumpulkan
langsung.
dengan
mengkonsultasikan
sekunder diperoleh melalui penelitian
dengan metode survei dan observasi
n XY - (X) (Y) {n X2 - (X)2} {n Y2 - (Y)2}
hasil
uji
menurut
ternyata Sugiyono
(2009) perlu dilanjutkan dengan data
yang
analisis regresi linear sederhana
digunakan dalam penelitian ini, yaitu
guna
analisis
hubungan fungsional antara kedua
statistik
sederhana,
seperti
mengetahui
analisis tabel frekuensi (persentase),
variabel,
analisis
persamaan
korelasi
dan
regresi
linear
dengan
bentuk
pola
menyelesaikan
resgresi
linear
sederhana. Teknik-teknik analaisis yang
sederhana Ŷ = a + bX (Sudjana,
digunakan
1983), menempuh prosedur analisis
dapat
diuraikan
sebagai
sebagai berikut:
berikut : 1.
mengidetifikasi/
a. Menghitug koefisien konstanta a
mendeskripsikan keadaan variabel-
dan koefisien arah regresi b melalui
variabel
penyelesaian rumus :
Untuk
penelitian,
maka
digunakan teknik analisis Tabel Frekuensi atau analisis persentase. 2.
Untuk menguji keeratan hubungan (derajat korelasi) digunakan teknik analisis korelasi product momemnt,
(Y)( X2) - (X)(XY) a = nX2 - (X)2 b =
n XY - (X)(Y) nX2 - (X)2
b. Menguji
keberartian
koefisien
regresi (uji independent) dan uji linearitas
regresi
dengan
4.
menggunakan analisis of variance
sebanyak 28 responden atau 46,7%.
(ANOVA).
Artinya
Untuk
variabel
mengetahui
besarnya
atau
daya
Bencana menurut responden bervariasi
penentu/pengaruh beberapa faktor
antara rendah ke sedang atau menengah.
(X) terhadap keberhasilan/kinerja
Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata
implementasi
skor
kontribusi
kebijakan
penanggulangan
5.
bahwa
bencana
Keberhasilan/Kinerja
variabel
Penanggulangan
Keberhasilan/Kinerja
(Y)
Penanggulangan Bencana di Kabupaten
digunakan perhitungan determinasi
Minahasa Tenggara dapat dikatakan
dengan cara mengkwadratkan nilai
cukup
berhasil,
koefisien korelasi, yaitu (r)2.
dilihat
skor
Semua analisis dibantu dengan
Keberhasilan/Kinerja
perangkat
Bencana sebesar 21,35 atau 71,2 %.
computer
melalui
program SPSS for windows versi 20. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagaimana rata-rata
dapat capaian
Penanggulangan
2. Faktor Penentu Keberhasilan Implementasi Kebijakan Penanggulangan Bencana a. Komunikasi
A. Hasil Penelitian
Data menunjukkan bahwa variabel
1. Keberhasilan/Kinerja Implementasi Kebijakan Penanggulangan Bencana
Komunikasi, baik antara pembuat kebijakan dengan implementor, antar
Mengacu pada indikator variabel
implementor
maupun
antara
, selanjutnya disusun daftar pertanyaan
implementor
kebijakan
dengan
penelitian atau kuesioner sebanyak 6
kelompok sasaran yang dalam hal ini
butir
kemudian
adalah masyarakat penerima dampak
didistribusikan kepada 60 responden.
bencana, khususnya di Kabupaten
Setiap
pertanyaan/pernyataan
Mitra, menurut responden berada
disediakan 5 (lima) opsi/pilihan jawaban
pada kategori “sedang” atau “cukup
untuk dipilih responden.
efektif”.
pertanyaan
butir
Data
menunjukkan
sebaran
skor
Keberhasilan/Kinerja
bahwa variabel
Penanggulangan
Bencana (X1) berada pada kelas interval antara
17
–
20
dengan
frekuensi
b. Sumberdaya Distribusi
jawaban
responden
menunjukkan bahwa sebaran skor variabel
sumber
daya
untuk
implementasi (X2) berada pada kelas interval 19 – 23 dengan jumlah
frekuensi sebanyak 37 responden atau
penanggulangan
sekitar 61,7% dari 60 responden yang
Kabupaten Minahasa tenggara berada
diwawancarai. Realitas hasil analisis
pada kategori “sedang” atau cukup
ini mengindikasikan bahwa rata-rata
fleksibel.
skor variabel sumber daya untuk implementasi kategori
masih
“sedang”
berada
pada
atau
dapat
dikatakan “cukup”.
di
B. Pengujian Hipotesis hasil
analisis
regresi
linear
berganda dari variabel-variabel yang diteliti, variabel independen yang terdiri
c. Disposisi atau Sikap Pelaksana Distribusi
bencana
jawaban
dari : variabel komunikasi (X1), variabel
responden
sumber daya (X2), variabel disposisi (X3)
mengindikasikan bahwa sebaran skor
dan variabel struktur birokrasi (X4); serta
variabel
variabel keberhasilan implementasi (Y)
Disposisi
atau
sikap
pelaksana berada pada kelas interval
sebagai dependen variable.
16 - 20 dengan jumlah frekuensi
Berdasarkan hasil analisis regresi
sebanyak 26 responden atau 43,3%.
berganda
Realitas
ini
analisis ragam satu arah (ANOVA)
mengindikasikan bahwa rata-rata skor
mengindikasikan bahwa regresi secara
variabel disposisi atau sikap pelaksana
statistik sangat signifikan dengan nilai F
kebijakan penanggulangan bencana di
= 4,269 untuk derajat kebebasan k = 4
Kabupaten Minahasa tenggara masih
dan n-k-1 = 60 – 4 – 1 = 55, dan nilai P
berada
hasil
pada
penelitian
“rendah”
kategori
cenderung “sedang”.
jawaban
bahwa,
lewat
(P-value) = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05.
d. Struktur Birokrasi Pelaksana Distribusi
ditemukan
Persamaan garis regresi linear
responden
berganda untuk metode kuadrat terkecil
menunjukkan bahwa sebaran skor
(least squares method) yang didapat
variabel struktur birokrasi pelaksana
ialah :
kebijakan penanggulangan bencana
Ŷ = 3,425 + 0,182X1 + 0,403X2 +
berada pada kelas interval 21 - 25
0,338X3 – 0.036X4
dengan jumlah frekuensi sebanyak 36
Penjelasan terhadap persamaan di
responden atau 60%. Realitas hasil
atas dapat dikemukakan sebagai berikut :
penelitian ini mengindikasikan bahwa
a. Ŷ = Keberhasilan implementasi yang
rata-rata organisasi
skor
variabel
pelaksana
struktur kebijakan
diduga; X1 = Komunikasi; X2 =
Sumber daya; X3 = Disposisi/Sikap;
implementasi sebesar 0,338 atau
dan X4 = Struktur birokrasi.
33,8%.
b. Nilai α konstanta sebesar 3,425 di mana nilai itu mempunyai arti
memberi
bahwa jika variabel Komunikasi
penambahan +1 satuan per unit
(X1), variabel Sumber daya (X2),
untuk
variabel Disposisi atau sikap (X3),
menurunkan tingkat Keberhasilan
dan variabel Struktur Birokrasi (X4)
implementasi sebesar 0,036 atau
tidak ada atau pada posisi 0 (nol),
3.6%.
maka
c.
f. Koefisien regresi b4 sebesar -0,036
Keberhasilan
makna
Struktur
bahwa
setiap
birokrasi,
akan
implementasi
Berdasarkan hasil analisis data,
penanggulangan bencana (Y) di di
ditemukan bahwa nilai signifikansi F
Kabupaten
sebesar 0,000 (< 0,05), maka hipotesis
Minahasa
Tenggara
sebesar 3.425.
yang menyatakan bahwa seluruh variabel
Koefisien regresi b1 sebesar 0,182
independen baik Komunikasi, Sumber
bermakna bahwa setiap penambahan
daya, variabel Disposisi atau sikap
atau peningkatan sebesar +1 dari
maupun
faktor
secara
Komunikasi,
akan
variabel
Struktur
bersama-sama
meningkatkan
Keberhasilan
berpengaruh
implementasi
penanggulangan
Keberhasilan
atau
signifikan
birokrasi, simultan terhadap
implementasi
bencana sebesar 0,182 satuan per
penanggulangan bencana, khususnya di
unit atau sebesar 18,2%.
Kabupaten Minahasa tenggara, dapat
d. Koefisien regresi b2 sebesar 0,403 menyatakan
bahwa
setiap
diterima secara meyakinkan. C. Pembahasan
penambahan +1 satuan per unit Berdasarkan hasil analisis regresi
Sumber daya, akan meningkatkan Keberhasilan implementasi sebesar 0,403 satuan perunit atau sebesar
e. Koefisien regresi b3 sebesar 0,338 makna
bahwa
setiap
penambahan +1 satuan per unit Disposisi
seluruh
variabel
independen
yaitu
komunikasi, sumberdaya, disposisi dan
40,3%.
memberi
berganda, dan uji F, ditemukan bahwa
atau
meningkatkan
sikap,
akan
Keberhasilan
struktur birokrasi secara bersama-sama atau
simultan
mempunyai
pengaruh
langsung terhadap variabel dependen (keberhasilan
impelemntasi
penanggulangan bencana, khususnya di
Kabupaten
Minahasa
Tenggara.
secara bersama-sama ditentukan oleh
variabel
faktor-faktor komunikasi, sumber daya,
tersebut secara bersama-sama terhadap
disposisi atau sikap dan struktur birokrasi
keberhasilan
sebesar 71,3 %, sedangkan sisanya
Hubungan
antara
keempat
implementasi
penanggulangan
bencana
dalam
sebesar 28.7 % dipengaruhi oleh faktor
penelitian ini menunjukkan hasil yang
lain yang tidak diteliti dalam penelitian
positif dan signifikan
ini.
dengan
nilai
2
koefisien determinasi (r ) sebesar 0,713 atau 71,3%.
bahwa
Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis
Hasil
yang
menyatakan
bahwa
variabel-variabel
komunikasi,
sumber
uji
statistik
variabel-variabel
ditemukan komunikasi,
sumber daya, disposisi atau sikap dan struktur birokrasi berpengaruh secara simultan
terhadap
keberhasilan
daya, disposisi atau sikap dan struktur
implementasi penanggulangan bencana
birokrasi berpengaruh secara simultan
di Kabupaten Minahasa Tenggara.
terhadap
implementasi
Hasil penelitian ini membenarkan
penanggulangan bencana di Kabupaten
teori yang dikemukakan oleh George C.
Minahasa
diterima
Edward III (1984), di mana implementasi
dengan sangat meyakinkan dan teruji
kebijakan dapat dimulai dari kondisi
keberalakuannya
abstrak dari sebuah pertanyaan tentang
terlihat
keberhasilan
Tenggara
dari
dapat
secara hasil
empiris.
uji
keberhasilan
F
Ini
untuk
impelementasi
penanggulangan
bencana
yang
apakah
syarat
agar
implementasi
kebijakan dapat berhasil, menurutnya ada empat variabel dalam kebijakan publik
memberikan hasil F-tes sebesar 0,000
yaitu
atau < 0,05. Hal ini mengindikasikan ada
Sumber
pengaruh yang signifikan dari variabel
(dispositions atau attitudes) dan struktur
komunikasi, sumber daya, disposisi atau
birokrasi
sikap dan struktur birokrasi secara
Keempat faktor tersebut, menurutnya
simultan
harus
terhadap
keberhasilan
Komunikasi Daya
(Communications), (resources),
(bureucratic
dilaksanakan
secara
sikap
structure).
simultan
implementasi penanggulangan bencana
karena antara satu dengan yang lainnya
di Kabupaten Minahasa Tenggara.
memiliki hubungan yang sangat erat.
Besarnya menunjukkan
derajat bahwa
determinai keberhasilan
implementasi penanggulangan bencana,
KESIMPULAN DAN SARAN
mana pengaruh kedua faktor ini
A. Kesimpulan
tidak signifikan.
Mengacu pada hasil analisis data dan
pembahasan
penelitian
tentang
B. Saran Berdasarkan hasil temuan dalam
Implementasi Kebijakan Penanggulangan
penelitian
Bencana
kebijakan
penanggulangan
Tenggara, dapat disimpulkan beberapa
Kabupaten
Minahasa
hal sebagai berikut :
disarankan hal-hal sebagai berikut :
di
Kabupaten
Minahasa
1. Tingkat keberhasilan implementasi penanggulangan Kabupaten
bencana
Minahasa
di
Tenggara
berada pada kategori “sedang” atau cukup
berhasil.
Fakta
ini
tentang
kebijakan
penanggulangan pemerintah Tenggara
perlu
tenaga
daerah ini belum optimal. Hal ini
dibidang
terkendala oleh belum memadainya
penanggulangan
ketersediaan sumber daya, terutama
tanggap darurat.
kebijakan
penanggulangan bencana itu sendiri. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2. Untuk
bencana,
Kabupaten
kebijakan penaggulangan bencana di
pelaksana
Tenggara,
implementasi
penambahan
manusia
bencana
1. Untuk mengoptimalkan keberhasilan
menunjukkan bahwa implementasi
jumlah dan mutu sumber daya
implementasi
maka
Minahasa melakukan
pegawai,
professional,
terutama khususnya
mitigasi bencana
maksud
disarankan
agar
memperkuat
dan
dan
pasca
yang
sama,
BPBD
perlu
mengefektifkan
komunikasi
dua
secara bersama-sama atau simultan
koordinasi
dengan
faktor-faktor komunikasi, sumber
terkait dan stakeholders lainnya,
daya,
dan
seperti LSM, swasta dan pemerintah
pelaksana
Kecamatan serta pemerintah desa,
kebijakan penanggulangan bencana
terutama desa-desa yang berada
berpengaruh
dalam
disposisi
struktur
atau
sikap
birokrasi
signifikan
keberhasilan penanggulangan
terhadap
implemntasi bencana,
namun
zona
arah
serta
instansi/dinas
rawan
bencana.
Disarankan juga agar BPBD lebih memaksimalkan lagi bidang-bidang
secara partial, ada dua faktor yang
dalam
rendah pengaruhnya yaitu : faktor
masih kosong, dan diisi dengan
komunikasi dan struktur birokrasi, di
tenaga-tenaga yang ahli dibidangnya
struktur
organisasi
yang
atau dapat juga saling berkoordinasi dengan dinas terkait dalam proses perekrutan pegawai dalam bidangbidang tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2007, Undang-undang No. 24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Abdul Wahab, S, 2001, Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta. Anderson, J.E., 1979, Cases in Public Policy Making, New York Preager Publishers. Bardach, Eugene, 1977, The Implementation Game : Massacchussetts, The Mit Press. Cheema and Rondinelli. 1983. Decentralization and Development (Policy Implementation In Develiping Countries). Sagr Publication Dye, Th. R., 1992, Understanding Public Policy (Seventh Edition), Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632. Edward, G. C. III., 1984, Implementing Public Policy. Washington DC : Congressional Quarterly Press. Effendi, Sofian., 2001, Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik, MAPUGM, Yogyakarta. Goggin, Malcom L, and O.M. Bowman, James P. Lester and Lawrence J.O. Toole, 1990, Implementation Theory and Practice: Toward and Third Generation,Scoot, Foresman and Company, Illinois.
Grindle, Merilee S., 1980., Politics and Policy Implementation in the Third World., New Jersey: Pronceton University Press Hoogerwerf, A, 1985, Ilmu Pemerintahan (alih bahasa oleh R.L.L. Tobing), PT.Erlangga, Jakarta. Islamy, Irfan. 1994, Prinsipprinsipperumusan Kebijakan Negara, Jakarta: Bumi Aksara, Jones, Ch. O., 1996, Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy), RajaGrafindo Persada, Jakarta. Ndraha,Taliziduhu. 1999. Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya. ---------, 2005. Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama. Jakarta : Sirao Credentia Center Pressman J. L. dan A. Wildavsky., 1984., Implementation., Berkeley: University of California Press Quade, E.S, 1984, Analysis for Public Decisions, Second Edition,New York: Elsevier Science Publishing Co,Inc. Ripley, Randall B. dan Grace A. Franklin 1986. Policy Implementation and Bureaucracy. Chichago: The Dorsey Press Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung. Van Meter, Donals, and C. E. Van Horn, 1975, The Policy Implementation Process : A Conceptual Framework” in Administration and Society, Beverly Hill, Sage Publication.