Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGIS DAN SINTAKTIS DALAM KARYA TERJEMAHAN Oleh: Rita Erlinda∗ Abstract This paper aims at describing the two types of linguistic errors found in translation output. The two types of the errors are morphological and syntactic errors. The morphological error is the incapability of a translator to transfer the word meaning from SL to TL related to inflectional and derivational affixes attached to the words. Word formation is the only type of morphological error found in the translation output. The syntactic error includes incapability of a translator to grasp meaning or message determined by word order and deviation in using phrase structure, clause, and sentence. Kata Kunci: bahasa sumber, bahasa sasaran, karya terjemahan, kesalahan sintaktis, kesalahan morfologis,
A. PENDAHULUAN
K
onsep utama penerjemahan adalah upaya “mengganti” teks bahasa sumber (BSu) dengan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran (BSa). Dengan kata lain, penerjemahan adalah mengalihbahasakan teks BSu menjadi teks BSa dengan makna yang sepadan. Pendapat ini didukung pendapat pakar berikut. Pertama, Catford (1969:20) berpendapat bahwa penerjemahan adalah “the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL)” (penggantian bahan teks dalam BSu dengan bahan teks yang sepadan dalam BSa. Selanjutnya, Newmark (1988:7) mengemukakan pengertian penerjemahan yang senada dengan Catford, yaitu “translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and/or statement in one language by the same message and/or statement in another language’ (penerjemahan adalah sebuah karya yang berisikan usaha mengganti pesan dan/atau statemen tertulis dalam Bsu dengan pesan atau statemen yang sama dalam BSa). Ketiga, secara lebih rinci, Larson (1988:3) mengatakan bahwa penerjemahan adalah: (1) mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks BSu; (2) menganalisis teks Bsu untuk menemukan maknanya; dan (3)
∗
Penulis adalah Lektor dalam Mata Kuliah Linguistic pasa STAIN Batusangkar 3
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008)
mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam BSa dan konteks budayanya. Dari definisi dan arahan di atas dapat disimpulkan pokok-pokok dari penerjemahan, sebagai berikut, (1) penerjemahan melibatkan dua bahasa yaitu bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa) dan kedua bahasa tersebut harus dikuasai oleh penerjemah, (2) teks terjemahan harus mengandung makna (pesan), nada dan gaya yang sama dengan teks aslinya tetapi dituangkan melalui struktur BSa. Larson (1988:6-7) mengatakan bahwa ada empat ciri bahasa yang secara langsung mempengaruhi prinsip penerjemahan dari BSu ke BSa. Pertama, komponen-komponen makna yang dikemas dalam unsur leksikal dalam satu bahasa berbeda dari bahasa lain. Misalnya, komponen makna jamak dalam bahasa Inggris diungkapkan dengan sufiks –s yang dilekatkan pada N, seperti books ‘banyak buku’; sedangkan dalam bahasa Indonesia komponen makna jamak diungkapkan secara leksikal dengan quantifier + N, seperti banyak rumah, beberapa guru, dll. Bahkan, satu unsur leksikal pada satu bahasa diungkapkan dengan beberapa unsur leksikal dalam bahasa lain, seperti kata pangling dalam bahasa Jawa diungkapkan dengan beberapa kata dalam bahasa Indonesia, yaitu ‘seseorang menjadi tidak mengenal orang yang sudah dikenalnya sebelumnya, karena sudah lama tidak bertemu’. Kedua, komponen makna yang sama dapat muncul dalam beberapa unsur leksikal. Misalnya, kata lamb 'anak domba', ram ‘domba jantan dewasa’, ewe ‘domba betina dewasa’ merupakan komponen makna dari kata sheep ‘domba’. Di dalam bahasa Indonesia, masing-masing komponen makna ‘domba’ diungkapkan dengan kata ‘domba’ ditambah dengan komponen makna tambahan, seperti ‘anak domba, domba jantan dewasa dan domba betina dewasa. Ketiga, sebuah bentuk leksikal dapat digunakan untuk mewakili beberapa makna alternatif. Misalnya, kata run dalam bahasa Inggris dapat memiliki beberapa makna apabila berada dalam konteks yang berbeda, seperti The boy runs ‘anak itu berlari’; The river runs ‘sungai itu mengalir; The clock runs ‘Jam berjalan’ dan The nose runs ‘Ia pilek’. Keempat, sebuah makna yang dapat diungkapkan dengan pelbagai bentuk. Misalnya, pengungkapan makna bahwa seseorang menunjukkan keinginannya untuk duduk di suatu tempat dapat dikemukakan sekurang-kurangnya dengan tiga ungkapan, seperti (i) 4
Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
Apakah tempat ini sudah diambil orang? (ii) Apakah ada orang yang duduk di sini? Atau (iii) Bolehkah saya duduk di sini? Dapat disimpulkan bahwa agar dapat menyampaikan makna yang dimaksudkan penulis dalam BSu secara tepat dan sepadan dengan BSa, penyimpangan-penyimpangan kadang-kadang tidak bisa dihindari. Pendeknya, dalam penerjemahan, makna harus lebih diutamakan daripada bentuk; maknalah yang harus dialihkan dari BSu ke dalam BSa. Kegiatan penerjemahan merupakan keterampilan yang sulit. Penguasaan terhadap bahasa Inggris saja sebagai Bsu atau bahasa Indonesia sebagai BSa tidak menjamin kehandalan atau keterpercayaan terjemahan yang dihasilkan. Mereka mesti menguasai tata bahasa kedua bahasa—Bsu dan Bsa. Perbedaan gramatika dari kedua bahasa ini jika tidak dikuasai secara baik tentu saja akan mengakibatkan kesalahan, (Machali, 2000). Misalnya, kaidah frasa bahasa Indonesia adalah D(iterangkan) dan M(enerangkan), seperti siswa pandai yang berpadanan dengan intelligent student karena di dalam bahasa Inggris berlaku kaidah MD. Interferensi bahasa ibu (native language) juga ikut andil dalam memberikan kesalahan dealam penerjemahan. Misalnya, seorang mahasiswa dalam menerjemahkan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dipengaruhi oleh kaidah penulisan bahasa Indonesia, seperti expression yang ditulis dengan *ekpression. Penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang terjadi sistematis, berulang-ulang, dan bersumber dari kompetensi berbahasa si pembelajar bahasa akibat belum/tidak terkuasainya kaidah (rule) bahasa yang sedang dipelajari ini dapat dianalisis secara empiris. Analisis ini dikenal dengan Analisis Kesalahan Linguistik (Linguistic Error Analysis), (Norrish, 1983). Analisis kesalahan linguistis ini dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu (1) kesalahan semantis (semantic errors)-- incapability of a translator to grasp meaning of the word in isolation, (2) kesalahan morfologis (morphological errors)-incapability to grasp meaning of the words that undergo changing either by inflectional or derivational affixes, dan (3) kesalahan sintaksis (syntactic errors)-- incapability to grasp meaning or message determined by word order and deviation in using phrase structure, clause, and sentence.
5
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008)
Artikel ini akan memaparkan dua jenis kesalahan linguistik yang ditemukan dalam karya terjemahan. Kesalahan-kesalahan itu difokuskan pada kesalahan morfologis dan kesalahan sintaktis. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan secara faktual kesalahan-kesalahan linguistik yang ditemukan dalam teks terjemahan berdasarkan fakta yang ada. Unit analisis dalam penelitian ini adalah teks terjemahan karya mahasiswa. Teks hasil terjemahan yang diperoleh dengan tes terjemahan dikumpulkan kemudian dipilih teks-teks terjemahan secara purposif dengan mempertimbangkan kelengkapan komponen teks terjemahan. Akhirnya, terpilih 22 teks terjemahan. Teks terjemahan tersebut diambilkan dari teks dalam bidang pendidikan, yaitu: Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood, and that the younger you are, the easier it is to learn another language. There is a little evidence, however that children in language classroom learn languages any better than adults (people over age 15) in similar situation. In fact, adults have many advantages over children: better memories, more efficient ways of organizing information, longer attention span, better study habit, and greater ability to handle complex mental task. Adults are often better motivated than children. They see learning a foreign language as necessary for education or career. In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary, two factors that receive much attention in most language classroom. Actually, the best time to learn a foreign language, then, in when your need is clearest and you have sufficient time. If you are strongly motivated to study a foreign language, and if you have time to do it, the best time to begin is now. Untuk lebih memudahkan menganalisis terjemahan, teks di atas diberi nomor seperti berikut ini: 1a 1b 2a 2b 6
Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood And that the younger you are, the easier it is to learn another language There is a little evidence, however That children in language classroom learn languages any better
Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
3a 3b 3c 3d 3e 3f 4a 4b 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c
than adults (people over age 15) in similar situation. In fact, adults have many advantages over children: better memories more efficient ways of organizing information longer attention span better study habit and greater ability to handle complex mental task Adults are often better motivated than children They see learning a foreign language as necessary for education or career In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary two factors that receive much attention in most language classroom Actually, the best time to learn a foreign language, then, in when your need is clearest and you have sufficient time If you are strongly motivated to study a foreign language and if you have time to do it, the best time to begin is now
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes Translation yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Melalui tes ini, mahasiswa diminta untuk menerjemahkan teks dari bahasa Inggris (BSu) ke bahasa Indonesia (BSa) dalam waktu yang sudah ditentukan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah, (1) memberi kode pada korpus, (2) mengidentifikasi kesalahan-kesalahan linguistik, khususnya kesalahan morfologis dan kesalahan sintaktis yang ditemukan dalam korpus; (3) mengklasifikasi kesalahan morfologis dan kesalahan sintaktis dalam karya terjemahan; dan (4) mengklasifikasi keteraturan yang terdapat dalam kesalahan morfologis dan sintaktis. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kesalahan Morfologis Kesalahan morfologis adalah ketidakmampuan penerjemah untuk menampilkan makna yang berasal dari imbuhan infleksional maupun derivasional pada satu kata. Dari analisis data terhadap karya terjemahan, ditemukan satu jenis kesalahan morfologis, yaitu 7
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008)
Word Formation. Kesalahan-kesalahan yang termasuk ke dalam kesalahan ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu (1) sufiks infleksional pembentuk makna komparatif dan superlatif (comparison) dan (2) afiks derivasional pembentuk verba (transposition). 2. Komparasi (Comparison) a. Sufiks Infleksional Komparatif Dari analisis data yang dilakukan terhadap korpus ditemukan sebanyak 5 kasus .Data yang termasuk ke dalam kelompok ini, antara lain: No
No Data 1b/ R1, R5, R8, R14
Sufiks Infleksional Komparatif … the easier it is to learn another language
2
3b/R1, R3, R8, R20
… better memories
3
3e/R1, R11, R20 3f/ R1
… better study habit
1
4 5
4a/ R4, R11
… greater ability… … better motivated
Variasi Terjemahan mudah (R1), yang termudah (R5, R8), sangat mudah (R14) baik (R1, R20), yang bagus (R3, R8), yang baik (R1, R20), lebih (R11) besar (R1) yang baik (R4), yang tinggi (R11)
Koreksi lebih mudah
lebih baik (bagus) lebih baik (bagus) lebih besar lebih tinggi
Sufiks –er yang dilekatkan kepada Adjektiva easy menjadi easier seperti pada data (1b/ R1, R5, R8, R14) diterjemahkan dengan mudah, yang termudah, dan sangat mudah. Kata better pada data (3b/R1, R8, R11, R20) diterjemahkan dengan baik, yang bagus, lebih dan kata greater pada data (3f/ R1) diterjemahkan dengan besar. Padahal, sufiks –er seharusnya diterjemahkan dengan leksikal lebih. Kesalahan ini salah satunya disebabkan oleh lemahnya kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya dalam mengidentifikasi 8
Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
imbuhan infleksional yang dilekatkan kepada adjektiva sebagai akar kata. b. Sufiks Infleksional Superlatif Dari analisis data yang dilakukan terhadap korpus, ditemukan 4 kasus. Yang termasuk ke dalam kelompok ini, yaitu: No 1
2
No Data 1a/ R1, R3, R4
Sufiks Infleksional Superlatif … the best time to begin…
6b/R1, R2
… when your need is clearest…
Variasi Terjemahan yang baik (R1), yang bagus, sudah jelas (R1), penjelasan (R2)
Koreksi terbaik
sangat jelas
Bentuk superlative best diterjemahkan dengan yang baik dan yang bagus pada data (1a/R1, R3, R4) yang sebaiknya diterjemahkan dengan yang terbaik. Kata clearest diterjemahkan dengan sudah jelas danpenjelasan pada data (6b/ R1, R2) yang lebih tepat diterjemahkan dengan paling jelas. Kesalahan ini disebabkan kurangnya kemampuan penerjemah dalam mengidentifikasi sufiks penanda superlative. c. Transposisi melalui Infleksional Penanda Verba dalam BSA Dari analisis data ditemukan 5 kasus kesalahan transposisi melalui infleksional penanda verba yang ditemukan pada 5 responden, yaitu: No
2
No Data 1a/ R3, R14, R22 5b/ R5
3
7c/ R1
1
Verba Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood. … two factors that receive much attention in most language classroom the best time to begin is now
Variasi Terjemahan memikirkan (R3, R14), mengirakan (R22) didapatkan
memulai
Koreksi berpikir, mengira
mendapatkan
mulai
9
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008)
Kesalahan ini disebabkan kurangnya kemampuan gramatika mahasiswa dalam bahasa sasaran (BI). Mahasiswa tidak mampu membedakan antara imbuhan yang seharusnya dilekatkan kepada Verba apabila diikuti oleh Obyek atau diikuti oleh komplemen atau klausa lainnya. Misalnya, verba think pada data (1a/R3, R14) seharusnya dilekati prefiks ber- (berpikir) karena diikuti oleh klausa nomina bukan Obyek. d. Transposisi afiks derivasional pembentuk Adjektiva dari Verba Dari data yang dianalisis, ditemukan 5 kasus dari 5 responden yang melakukan kesalahan linguistis berkaitan dengan ketidakmampuannya memanfaatkan afiks derivasional pembentuk adjektiva yang berasal dari verba untuk menambahkan afiks tertentu kepada Verba dalam BI. Hal ini ditemukan pada data sebagai berikut: No 1
No Data 4a/R5
2
7a/R22
Verba Adults are often better motivated than children If you are strongly motivated to study a foreign language…
Variasi Terjemahan bermotivasi
Koreksi termotivasi
motivasi
termotivasi
Kata motivated diterjemahkan dengan kata bermotivasi seperti pada data (4a/R5) dan motivasi seperti pada data (7a/R22) dianggap kurang tepat, karena sebaiknya motivated diterjemahkan dengan termotivasi. 3. Kesalahan Sintaktis Kesalahan sintaktis (syntactic errors) adalah ketidakmampuan penerjemah menampilkan makna atau pesan bahasa sumber yang dicirikan oleh kesalahan urutan kata (word order) dan penyimpangan dalam pemakaian struktur frasa, klausa, dan kalimat (incapability to grasp meaning or message determined by word order and deviation in using phrase structure, clause, and sentence). Kesalahan sintaktis dikelompokkan kepada tiga jenis (a) urutan kata (word order), (b) penghilangan (omission), (c) kegagalan mentransfer maksud teks bahasa sumber.
10
Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
a. Urutan Kata (Word Order) Ketidakmampuan penerjemah menampilkan urutan kata yang sesuai dalam bahasa sasaran dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) urutan dalam FN dan (2) urutan dalam FV. b. Frasa Nomina (FN) Kesalahan urutan dalam bentuk FN ditemukan pada data sebagai berikut: No 1
No Data 2b/R4
FN … children language classroom …
Variasi Terjemahan in … bahasa anakanak di dalam kelas bahasa
2
3b/R4, R19
better memories
3
3c/R3, R8
…more efficient ways …
4
3d/R1, R3, R8, R12, R19
… longer attention span…
5
3f/R4, R18, R19
… complex mental task…
6
5b/R3, R11
… most language
baik ingatan (R4), banyak memori (R19) … lebih efisien cara…(R3), lebih efisien caranya (R8) … perhatian yang cukup banyak…. (R1), lebih lama penyimpanan yang diperhatikan (R3), perhatian yang baik (R8), lebih lama perhatian (R12), lebih jauh perhatian ke depan (R19) … mental secara kompleks… (R4), komplik mental yang lemah (R18), mental dalam tes (r19) … penting ahasa di kelas… (R3), ...
Koreksi anak-anak dalam kelas bahasa memori yang lebih baik cara yang lebih efisien
daya perhatian yang lebih panjang
tugas mental yang kompleks
kelas bahasa pada 11
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008)
No
No Data
FN classroom …
7
6b/R5, R6, R10, R13, R14, R15, R19, R21, R22
… your need…
Variasi Terjemahan kebanyakan kelas ahasa.. (R11) kamu butuh, anda membutuhkan, kamu membutuhkan, dan anda butuh.
Koreksi umumnya kebutuhanmu, kebutuhan anda
Kesalahan urutan pada FN children in the language classroom diterjemahkan dengan bahasa anak-anak dalam kelas bahasa seperti pada data (4/2b) tidak tepat. Kesalahan ini disebabkan kurangnya pengetahuan responden dalam urutan FN dalam bahasa sumber maupun dalam bahasa sasaran. FN better memories yang diterjemahkan dengan baik ingatan (4/3b) dan banyak memori (19/3b) tidak tepat. Seharusnya, better memories diterjemahkan dengan memori/ingatan yang lebih baik. FN more efficient ways diterjemahkan dengan lebih efisien cara pada data (3/3c) dan lebih efisien caranya pada data (8/3c). Seharusnya, more efficient ways diterjemahkan dengan cara-cara yang lebih efisien. FN longer attention span diterjemahkan dengan perhatian yang cukup banyak (1/3d), lebih lama penyimpanan yang diperhatikan (3/3d), perhatian yang baik (8/3d), lebih lama perhatian (12/3d), dan lebih jauh perhatian ke depan (19/3d). Seharusnya, kata ini diterjemahkan dengan daya perhatian yang lebih lama (panjang). FN complex mental task diterjemahkan dengan mental secara kompleks pada data (4/3f), komplik mental yang lemah pada data (18/3f) dan mental dalam tes pada data (19/3f) kurang tepat karena seharusnya penerjemah tidak menguasai konsep FN dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran. sebaiknya, FN tersebut dterjemahkan dengan tugas-tugas mental yang rumit. FN most language classroom yang diterjemahkan dengan penting bahasa di kelas pada data (3/5b) dan kebanyakan kelas bahasa pada data (11/5b) memang kurang tepat karena penerjemah tidak memahami konsep FN dalam BSu maupun BSa. Seharusnya, FN most language classroom diterjemahkan dengan kelas bahasa pada umumnya. 12
Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
FN your need diterjemahkan dengan kamu butuh (5/6b), (14/6b), (19/6b), dan (21/6b), anda membutuhkan (6/6b), kamu membutuhkan (10/6b), (13/6b), (16/6b), dan (22/6b) dan anda butuh (15/6b). Semua terjemahan ini mengalami penyimpangan dari FN dalam BSu menjadi klausa (SV) dalam BSa. Padahal, seharusnya terjemahan dari FN your need adalah kebutuhan anda. c. Frasa Verba (FV) Kesalahan urutan kata dalam bentuk FV ditemukan pada data sebagai berikut: No
No Data
FV
Terjemahan
Koreksi
1
1b/ R5, R6, R8, R9, R10 & R18, R11, R14, R20, R21
the younger waktu muda kamu, semakin pada waktu anda mu- muda you are da, waktu paling mu- (usia) Anda da kamu, orang muda sepertimu, pada masa muda, lebih muda dari anda, pemuda seperti kamu, remaja, yang muda seperti kamu, dan masa muda kamu
2
4a/ R1, R3, R22
are better motivated
mempunyai motivasi termotivasi yang tinggi, lebih ba- lebih baik gus motivasi, dan motivasi lebih baik
3
7a/ R4, R15
you are strongly motivated
motivasi anda ku- anda rang, anda kuat moti- termotivasi vasi kuat (sangat termotivasi)
13
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008)
FV the younger you are diterjemahkan dengan waktu muda kamu (5/1b) pada waktu anda muda (6/1b), waktu paling muda kamu (8/1b), orang muda sepertimu (9/1b), pada masa muda (10/1b)dan (18/1b), lebih muda dari anda (11/1b), pemuda seperti kamu (14/1b), remaja (20/1b), yang muda seperti kamu (21/1b), dan masa muda kamu (22/1b). Semua terjemahan dari FV the younger you are tidak sesuai dengan FV dalam Bsu, yang sebaiknya diterjemahkan dengan semakin muda anda. FV are better motivated yang diterjemahkan dengan mempunyai motivasi yang tinggi (1/4a), lebih bagus motivasi (3/4a), dan motivasi lebih baik (22/4a) ternyata tidak tepat. Seharusnya, FV ini diterjemahkan dengan termotivasi lebih baik. FV you are strongly motivated yang diterjemahkan dengan motivasi anda kurang (4/7a) dan anda kuat motivasi (15/7a) kuranglah tepat. Sebaiknya, FV ini diterjemahkan dengan … anda termotivasi kuat (sangat termotivasi). 4. Penghilangan (Omission) Penghilangan (omission) merupakan kesalahan sintaktis yang berkaitan dengan dihilangkannya elemn-elemen BSu dalam terjemahan. Penghilangan ini mengakibatkan hilangnya sebahagian pesan yang ada dalam teks BSu. Penghilangan ini ditemukan pada kelas kata seperti (1) Verba, (2) Nomina, (3) Adverbia, (4) Adjektiva, dan (5) Konjungsi. a. Verba Verba merupakan unsur inti dalam sebuah kalimat. Penghilangan Verba sebagai unsur inti akan menghilangkan pesan penting dari teks Bsu. Penghilangan Verba dalam terjemahan ditemukan pada data berikut: No
No Data
1
1a/ R4
14
Verba …begin studying a foreign language…
Terjemahan … memulai bahasa asing…
Koreksi …mulai belajar bahasa asing…
Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
2
4b/R2, R19
…they see learning foreign language …
3
7c/R10, R22
The best time to begin is now
…mereka mempelajari bahasa asing…(R2), ...mereka belajar bahasa asing (R19)...
…mereka memanda ng mempelaja ri bahasa asing… Waktu yang paling baik Waktu itu adalah sekarang terbaik (R10), waktu yang bagus untuk adalah sekarang (R220 mulai adalah sekarang
Penghilangan Verba studying dalam penerjemahan FV …begin studying a foreign language… yang diterjemahkan dengan memulai (bahasa asing pada data (4/1a). Penghilangan studying yang berfungsi sebagai Obyek dari Verba begin menyebabkan hilangkan sebahagian pesan BSu. Sehingga mengakibatkan kerancuam makna dari memulai bahasa asing. Seharusnya, …begin studying diterjemahkan dengan mulai belajar. Verba see dalam FV …see learning a foreign language… diterjemahkan dengan menghilangkan makna see, yaitu mempelajari bahasa asing (2/4b) dan (19/4b). Akibatnya, makna asli dari BSu hilang. Seharusnya, … see learning a foreign language diterjemahkan dengan … memandang belajar bahasa asing…. b. Nomina Penghilangan Nomina yang dihilangkan oleh penerjemah ditemukan pada 4 data, yaitu (4/3f), (8/3d), (10/5a), dan (15/5a) yang dapat diamati seperti berikut: No 1
2
No Data 3f/R4
Nomina …to handle complex mental task…
Terjemahan …mengatur mental secara komplek.
3d/R8
…longer attention span
...perhatian yang baik
Koreksi …untuk melakukan tugas mental yang kompleks. …jangka waktu perhatian yang lebih panjang 15
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008)
3
5a/R10, R15
…. adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriatene ss of vocabulary
…kelebihannya rang dewasa lebih sensitive untuk mengoreksi grammar dan dari vocabulary
...orang dewasa khususny a sensitive terhadap ketepatan grammar dan ketepatan kosa kata
Nomina task tidak diterjemahkan oleh penerjemah yang mengakibatkan hilangnya ide atau pesan dari FN complex mental task, seperti pada data (4/3f) diterjemahkan dengan mental secara kompleks. Frasa longer attention span pada data [R8/3d] diterjemahkan dengan perhatian yang baik. Seharusnya frasa ini diterjemahkan dengan jangka waktu perhatian yang lebih lama. c. Adverbia Terdapat dua adverbial yang dihilangkan penerjemahan seperti pada data (4/4a) dan (18/4a). N o 1
No Data 4a/R4, R18
dalam
proses
Adverbia
Terjemahan
Koreksi
Adult are often better motivated than children
Orang-orang dewasa jadi motivasi yang baik daripada anak-anak (R4), banyak orang dewasa mendapat motivasi yang lebih baik dibandingkan anakanak
Orang dewasa sering termotivasi lebih baik daripada anak-anak
Penghilangan adverbial often seperti pada data (4/4a) dan (18/4a) menyebabkan hilangnya pesan BSu berkaitan dengan frekuensi terjadinya peristiwa.
16
Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
d. Adjektiva Penghilangan Adjektiva dalam terjemahan ditemukan pada data (5/3f), seperti berikut: N o 1
No Data 3f/R5
Adjektiva …and greater ability to handle complex mental task
Terjemahan
Koreksi
…dan kemampuan untuk menanggulangi beban mental yang lebih baik
…dan memiliki kemampu an yang lebih besar untuk melakuka n tugas mental yang kompleks
Penghilangan Adjektiva greater dalam terjemahan mengakibatkan hilangnya penjelas dari Nomina yang berada dibelakangnya. Jadi greater ability lebih tepat diterjemahkan dengan kemampuan yang lebih besar. e. Kata Hubung/Konjungsi Kata hubung/konjungsi yang dihilangkan oleh penerjemah ditemukan dalam tiga jenis, yaitu that, in addition, and when, seperti pada data berikut: No No Data Konjungsi Terjemahan Koreksi 1 1a/R5 Some people Beberapa Sebagain besar think that the orang ber-fikir orang berpikir best time to begin ∅ waktu yang bahwa waktu studying a foreign tepat untuk terbaik untuk language is in mulai belajar mulai belajar childhood bahasa asing bahasa asing adalah dimasa adalah masa kanak-kanak anak-anak
17
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008)
2
2b/R18
…that children in language classroom learn languages any better than adults …
…∅ anak-anak dalam kelas bahasa untuk belajar bahasa asing adalah suatu yang lebih baik dibandingkan orang dewasa …
…bahwa anak-anak di kelas bahasa mempelajari bahasa lebih baik dibandingka n orang dewasa…
Kata hubung that semestinya diterjemahkan dengan bahwa. Karena dihilangkan oleh penerjemah, pesan atau ide yang disampaikan BSu tidak lengkap dalam BSa. N o 1
18
No Data
Konjungsi
Terjemahan
Koreksi
5a/R5, R6, R10,R19, R22
In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar …
∅, orang dewasa adalah pengenal yang sensitive untuk mengoreksi grammar... (R5), ∅, orang dewasa lebih sensitive pada benarnya tata Bahasa ... (R6), ∅, Kelebihannya orang dewasa lebih sensitive untuk mengoreksi grammar ... (R10), ∅, Remaja mempunyai sifat sensitive untuk dikoreksi dalam grammar... (R19), ∅, Adult adalah particular sensitive untuk mengkoreksi grammar/tata bahasa...(R22)
Juga, orang dewasa khususny a sensitive terhadap ketepatan tata bahasa…
Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
Kata hubung in addition berfungsi sebagai pemarkah bahwa terjadi penambahan ide terhadap ide yang ditawarkan oleh penulis. Semestinnya, in addition diterjemahkan dengan di samping itu, selain dari itu, juga, dsb.
N o 1
No Data 6b/ R4, R5, R9
Konjungsi in when your need is clearest …
Terjemahan ∅ kebutuhan kamu adalah kejenuhan… (R4), ∅ waktu kamu butuh… (R5), ∅ kebutuhan itu lebih jelas... (R9)
Koreksi Ketika kebutuhan mu sudah sangat jelas....
Kata hubung when seperti pada data [6b/R4, R5, dan R9] tidak diterjemahkan. Semestinya kata hubung in when diterjemahkan dengan ketika. d. Kegagalan Mentransfer Maksud Yang Mendasar dari Teks Sumber Berikut ini ditampilkan contoh data kegagalan penerjemah menampilkan pesan dan ide dalam BSu ke dalam BSa. N o 1
2
No Data
BSu
Terjemahan
Koreksi
1b/R4
that the younger you are the easier it is to learn another language
Remaja, itu akan mudah untuk belajar bahasa asing
Bahwa semakin muda Anda, semakin mudah untukbelaja r bahasa yang lain
2a/R11, R22
There is a little evidence
Ini akan sedikit menyulitkan (R11), Itu adalah sangat berbeda (R22)
Ada sedikit bukti
19
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VI No.1 (Juni 2008)
FV the younger you are yang semestinya diterjemahkan dengan semakin muda anda hanya diterjemahkan oleh penerjemah dengan kata remaja. Makna asli tes BSu tidak tersampaikan. Begitu pula dengan klausa There is a little evidence… yang semestinya diterjemahkan dengan ada beberapa bukti malah diterjemahkan dengan ini akan sangat menyulitkan (11/2a) dan itu adalah sangat berbeda (22/2a). Ini adalah contoh kegagalan penerjemah menampilkan makna asli teks BSu ke dalam BSa. D. KESIMPULAN Kesalahan morfologis adalah ketidakmampuan penerjemah untuk menampilkan makna yang berasal dari imbuhan infleksional maupun derivasional pada satu kata. Dari analisis data terhadap karya terjemahan, ditemukan satu jenis kesalahan morfologis, yaitu Word Formation. Kesalahan-kesalahan yang termasuk ke dalam kesalahan ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu (1) sufiks infleksional pembentuk makna komparatif dan superlatif (comparison) dan (2) afiks derivasional pembentuk verba (transposition). Kesalahan sintaktis (syntactic errors) adalah ketidakmampuan penerjemah menampilkan makna atau pesan bahasa sumber yang dicirikan oleh kesalahan urutan kata (word order) dan penyimpangan dalam pemakaian struktur frasa, klausa, dan kalimat (incapability to grasp meaning or message determined by word order and deviation in using phrase structure, clause, and sentence). Kesalahan sintaktis dikelompokkan kepada tiga jenis (1) urutan kata (word order), (2) penghilangan (omission), (3) kegagalan mentransfer maksud teks bahasa sumber.
20
Analisis Kesalahan Morfologis dan Sintaktis dalam Karya Terjemahan (Rita Erlinda)
DAFTAR PUSTAKA Catford, J.C. A Lingustic Theory of Translation. London: Oxford University Press, 1969. Larson, Mildred. L. Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk Pemadanan Antar Bahasa (Alih bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan, 1988. Machali, Rohayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000. Newmark, Peter. Approaches to Translation. New York: Pergamon Press. 1988. Nida, E.A. and Taber, Charles. R. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E. J. Brill, 1969. Nida, E.A. Context in Translating. Amsterdam: John Publishing Company, 2001.
Benjamin
Norrish, John. Language Learners and Their Errors. Hong Kong: The Macmillan Press Limited, 1983. Simatupang, Maurits D.S. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, 2000. Sudaryanto. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Duta Wacana University Press, 1993. Sudaryanto. Linguistik: Identitas, Cara Penanganan Objeknya, dan Hasil Kajiannya. Yogyakarta: Yayasan Ekalawya bekerjasama dengan Duta Wacana University Press, 1996. Widyamartaya, A. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 1989.
21