Kesalahan Semantis dalam Terjemahan (Rita Erlinda)
KESALAHAN SEMANTIS DALAM TERJEMAHAN Oleh: Rita Erlinda* Abstract This articles aims at describing one of the three types of linguistic errors found in students’ translation. The error is semantic error. The semantic error refers to incapability of translators to transfer the lexical meaning of a word from SL to TL. This error is caused by three reasons. They lack of vocabulary mastery, misuse of dictions (word choice), and fail to transform word from SL into TL. Kata Kunci: kesalahan linguistik, kesalahan semantis, terjemahan, vocabulary mastery, word choice, dan word transformation
A. PENDAHULUAN
P
enerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan/makna dari suatu bahasa sumber (BSu) ke bahasa lain/sasaran (BSa). Catford (1969:20) berpendapat bahwa kegiatan penerjemahan adalah “the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL)” (penggantian bahan teks dalam BSu dengan bahan teks yang sepadan dalam BSa. Newmark (1988:7) juga mengemukakan pengertian penerjemahan yang senada dengan Catford, yaitu “translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and/or statement in one language by the same message and/or statement in another language’ (penerjemahan adalah sebuah karya yang berisikan usaha mengganti pesan dan/atau statemen tertulis dalam Bsu dengan pesan atau statemen yang sama dalam BSa). Jadi, konsep utama penerjemahan adalah upaya “mengganti” teks bahasa sumber dengan teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Maksudnya adalah mengalihbahasakan teks BSu menjadi teks BSa dengan makna yang sepadan. Secara lebih rinci, Larson (1988:3) mengatakan bahwa penerjemahan adalah: (1) mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks BSu; (2) menganalisis teks Bsu untuk menemukan maknanya; dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam BSa dan konteks budayanya. Proses tersebut dapat didiagramkan seperti berikut: *
Penulis adalah Lektor dalam Mata Kuliah Linguistic pada STAIN Batusangkar 1
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009)
Diagram 1 Proses Penerjemahan Berdasarkan Makna BSu
BSa
Teks yg akan diterjemahkan
terjemahan
Pengungkapan kembali maknanya
Penafsiran makna
MAKNA Sumber: Larson (1989:3) Widyamartaya (1989:12-13) memberikan tiga petunjuk penerjemahan, yaitu (1) penerjemah harus berlaku setia kepada teks sumber. Artinya, tidak boleh ada ide penting muncul dalam terjemahan kalau ide itu tidak ada dalam teks aslinya; tidak boleh ada pesan kecil tetapi penting dihilangkan dari terjemahan kalau itu terdapat dalam teks aslinya. (2) sesuaikan gaya dan nada teks terjemahan dengan teks aslinya dan (3) teks terjemahan harus tidak terlihat seperti teks terjemahannya. Maksudnya, buatlah teks terjemahan itu sewajar mungkin tanpa mengorbankan ungkapanungkapan idiomatis pada teks aslinya. Dari definisi dan arahan di atas dapat disimpulkan pokok-pokok dari penerjemahan, sebagai berikut, (1) penerjemahan melibatkan dua bahasa yaitu bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa) dan kedua bahasa tersebut harus dikuasai oleh penerjemah, (2) teks terjemahan harus mengandung makna (pesan), nada dan gaya yang sama dengan teks aslinya tetapi dituangkan melalui struktur BSa. Larson (1988:6-7) mengatakan bahwa ada empat ciri bahasa yang secara langsung mempengaruhi prinsip penerjemahan dari BSu ke BSa. Pertama, komponen-komponen makna yang dikemas dalam unsur leksikal dalam satu bahasa berbeda dari bahasa lain. Misalnya, komponen makna jamak dalam bahasa Inggris diungkapkan dengan sufiks –s yang dilekatkan pada N, seperti books ‘banyak buku’; sedangkan dalam bahasa Indonesia komponen makna jamak diungkapkan secara leksikal dengan quantifier + N, seperti banyak rumah, beberapa guru, dll. Bahkan, satu unsur leksikal pada satu 2
Kesalahan Semantis dalam Terjemahan (Rita Erlinda)
bahasa diungkapkan dengan beberapa unsur leksikal dalam bahasa lain, seperti kata pangling dalam bahasa Jawa diungkapkan dengan beberapa kata dalam bahasa Indonesia, yaitu ‘seseorang menjadi tidak mengenal orang yang sudah dikenalnya sebelumnya, karena sudah lama tidak bertemu’. Kedua, komponen makna yang sama dapat muncul dalam beberapa unsur leksikal. Misalnya, kata lamb 'anak domba', ram ‘domba jantan dewasa’, ewe ‘domba betina dewasa’ merupakan komponen makna dari kata sheep ‘domba’. Di dalam bahasa Indonesia, masingmasing komponen makna ‘domba’ diungkapkan dengan kata ‘domba’ ditambah dengan komponen makna tambahan, seperti ‘anak domba, domba jantan dewasa dan domba betina dewasa. Ketiga, sebuah bentuk leksikal dapat digunakan untuk mewakili beberapa makna alternatif. Misalnya, kata run dalam bahasa Inggris dapat memiliki beberapa makna apabila berada dalam konteks yang berbeda, seperti The boy runs ‘anak itu berlari’; The river runs ‘sungai itu mengalir; The clock runs ‘Jam berjalan’ dan The nose runs ‘Ia pilek’. Keempat, sebuah makna yang dapat diungkapkan dengan pelbagai bentuk. Misalnya, pengungkapan makna bahwa seseorang menunjukkan keinginannya untuk duduk di suatu tempat dapat dikemukakan sekurang-kurangnya dengan tiga ungkapan, seperti (i) Apakah tempat ini sudah diambil orang? (ii) Apakah ada orang yang duduk di sini? Atau (iii) Bolehkah saya duduk di sini? Dapat disimpulkan bahwa agar dapat menyampaikan makna yang dimaksudkan penulis dalam BSu secara tepat dan sepadan dengan BSa, penyimpangan-penyimpangan kadang-kadang tidak bisa dihindari. Pendeknya, dalam penerjemahan, makna harus lebih diutamakan daripada bentuk; maknalah yang harus dialihkan dari BSu ke dalam BSa. Kegiatan penerjemahan merupakan keterampilan yang sulit. Penguasaan terhadap bahasa Inggris saja sebagai Bsu atau bahasa Indonesia sebagai BSa tidak menjamin kehandalan atau keterpercayaan terjemahan yang dihasilkan. Mereka mesti menguasai tata bahasa kedua bahasa—Bsu dan Bsa. Perbedaan gramatika dari kedua bahasa ini jika tidak dikuasai secara baik tentu saja akan mengakibatkan kesalahan, (Machali, 2000). Misalnya, kaidah frasa bahasa Indonesia adalah D(iterangkan) dan M(enerangkan), seperti siswa pandai yang berpadanan dengan intelligent student karena di dalam bahasa Inggris berlaku kaidah MD. Interferensi bahasa ibu (native language) juga ikut 3
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009)
andil dalam memberikan kesalahan dealam penerjemahan. Misalnya, seorang mahasiswa dalam menerjemahkan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dipengaruhi oleh kaidah penulisan bahasa Indonesia, seperti expression yang ditulis dengan *ekpression. Perbedaan budaya yang digambarkan oleh kedua bahasa—BSu dan Bsa juga sering menjadi kendala dalam penerjemahan, (Simatupang, 2000). Misalnya, kata Haloowen tidak memiliki padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata snow ’salju’ dalam bahasa Inggris walaupun memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, tetapi Indonesia tidak mengalami secara langsung peristiwa yang menggunakan kosa kata tersebut. Kata rice dalam bahasa Inggris memiliki padanan yang lebih dari satu dalam bahasa Indonesia, misalnya beras, padi, nasi, dll. Ketiga ilustrasi ini di antaranya akan memberikan kendala dalam menerjemahkan teks/wacana. Norrish (1983) mengemukakan bahwa tiga hal pokok yang menjadi sumber kesalahan linguistik adalah (1) inter-lingual errors, (2) intra-lingual errors, dan (3) developmental errors. Inter-lingual errors adalah kesalahan yang disebabkan oleh interferensi bahasa pertama yang sudah lama dikuasai oleh penerjemah. Interferensi ini meliputi aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan kosa kata. Intra-lingual errors adalah kesalahan yang disebabkan oleh pemahaman terhadap BSa itu sendiri. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah fossilization, overgenralization, ignorance of rule restriction, incomplete application of rule, false concept hypothesized, dan hypercorrection. Developmental errors merupakan kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar bahasa ketika ia membangun hipotesis tentang bahasa yang sedang dipelajari dari pengalamannya yang masih sedikit. Dalam penelitian ini kesalahan berbahasa difokuskan pada kesalahan linguistik (linguistic errors). Yang dimaksud dengan kesalahan linguistik adalah kesalahan penerjemahan berkaitan dengan komponen/aspek kebahasaan. Analisis kesalahan linguistik ini difokuskan pada kesalahan semantis. Kesalahan semantis adalah ketidakmampuan penerjemah menampilkan makna kata secara leksikal dari BSu ke BSa. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan secara faktual kesalahan-kesalahan linguistik yang ditemukan 4
Kesalahan Semantis dalam Terjemahan (Rita Erlinda)
dalam teks terjemahan berdasarkan fakta apa adanya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah teks terjemahan yang dihasilkan oleh mahasiswa. Teks hasil terjemahan yang diperoleh dengan tes terjemahan dikumpulkan kemudian dipilih teks-teks terjemahan secara purposif dengan mempertimbangkan kelengkapan komponen teks terjemahan. Akhirnya, terpilih 22 teks terjemahan. Teks terjemahan tersebut diambilkan dari teks dalam bidang pendidikan, yaitu: Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood, and that the younger you are, the easier it is to learn another language. There is a little evidence, however that children in language classroom learn languages any better than adults (people over age 15) in similar situation. In fact, adults have many advantages over children: better memories, more efficient ways of organizing information, longer attention span, better study habit, and greater ability to handle complex mental task. Adults are often better motivated than children. They see learning a foreign language as necessary for education or career. In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary, two factors that receive much attention in most language classroom. Actually, the best time to learn a foreign language, then, in when your need is clearest and you have sufficient time. If you are strongly motivated to study a foreign language, and if you have time to do it, the best time to begin is now. Untuk lebih memudahkan menganalisis terjemahan, teks di atas diberi nomor seperti berikut ini: 1a 1b 2a 2b 3a 3b 3c 3d 3e 3f 4a 4b
Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood And that the younger you are, the easier it is to learn another language There is a little evidence, however That children in language classroom learn languages any better than adults (people over age 15) in similar situation. In fact, adults have many advantages over children: better memories more efficient ways of organizing information longer attention span better study habit and greater ability to handle complex mental task Adults are often better motivated than children They see learning a foreign language as necessary for education or career 5
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009)
5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c
In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary two factors that receive much attention in most language classroom Actually, the best time to learn a foreign language, then, in when your need is clearest and you have sufficient time If you are strongly motivated to study a foreign language and if you have time to do it, the best time to begin is now
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes Translation yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Melalui tes ini, mahasiswa diminta untuk menerjemahkan teks dari bahasa Inggris (BSu) ke bahasa Indonesia (BSa) dalam waktu yang sudah ditentukan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah, (1) memberi kode pada korpus, (2) mengidentifikasi kesalahan-kesalahan linguistik yang ditemukan dalam korpus; (3) mengklasifikasi kesalahan semantis dalam karya terjemahan; dan (4) mengklasifikasi keteraturan yang terdapat dalam kesalahan semantis. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Teks yang dianalisis terdiri atas 7 kalimat yang diterjemahkan oleh 22 responden. Jumlah keseluruhan kalimat yang dianalisis adalah 7 kalimat x 22 responden = 154 kalimat. 1. Kesalahan Semantis Kesalahan semantis adalah kesalahan yang terjadi karena ketidakmampuan penerjemah untuk mentransfer makna leksikal sebuah kata dari BSu ke BSa. Dari data yang dianalisis, kesalahan semantis ditemukan dalam tiga kelompok, yaitu (1) kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery), (2) ketidaktepatan pilihan kata (word choice), dan (3) kegagalan mentransformasi kata (word transformation). a. Kurangnya Penguasaan Kosa Kata Salah satu ketidakmampuan penerjemah mentransfer makna sebuah kata disebabkan oleh kurangnya penguasaan terhadap kosa kata. Ketidakmampuan penerjemah mencari padanan kata yang sesuai disebabkan kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery) yang diwujudkan dengan dengan 2 cara, yaitu (1) menuliskan kembali kata yang terdapat di dalam teks sumber, (2) menerjemahkan kata tersebut dengan kata yang tidak ada hubungannya dengan kata yang diterjemahkan, dan (3) mengosongkan terjemahan untuk kata 6
Kesalahan Semantis dalam Terjemahan (Rita Erlinda)
tersebut. Kesalahan ini ditemukan pada beberapa kelas kata, seperti adjektiva, nomina, verba, adverbia, dan kata fungsi, konjungsi. b. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Ajektiva Dari data yang dianalisis ditemukan 13 kasus kesalahan semantik yang disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosa kata berupa adjektiva, seperti pada data berikut: No
No Data
Ajektiva
1
2b/ R3, R4
2
3f/ R5
3
3f/ R18
4
6b/ R4, R10, R22 6b/ R4, R22
that children in language classroom learn languages any better than adults (people over age 15 in similar situation) and greater ability to handle complex mental task and greater ability to handle … your need is clearest and you have sufficient time
5
your need is clearest and you have sufficient time
Variasi Terjemahan
Koreksi
similar, umumnya
yang sama
lebih baik
rumit
kelebihan
lebih besar paling jelas
kejenuhan, kebersihan, hasil yang bersih luang, konfiden
cukup
Pada data (3/2b), penerjemah menuliskan kembali kata similar. Artinya, penerjemah tidak berhasil menemukan padanan kata yang tepat untuk kata similar. Pada data (4/2b), penerjemah menerjemahkan kata similar dengan kata yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan kata similar, yaitu pada umumnya. Kata similar lebih tepat diterjemahkan dengan kata sama. Pada data (5/3f), kata complex sebaiknya diterjemahkan dengan kompleks, bukan dengan lebih baik. Pada data (18/3f), kata greater, seharusnya diterjemahkan dengan lebih besar, bukan dengan kata kelebihan. Pada data (4/6b), (22/6b), dan (10/6b), kata clearest diterjemahkan dengan kejenuhan, kebersihan, hasil yang bersih, yang sebaiknya diterjemahkan dengan sangat jelas. Begitu juga, dengan kata sufficient pada data (4/6b) dan (22/6b) diterjemahkan dengan luang dan konfiden yang lebih tepat diterjemahkan dengan cukup. Ketidakmampuan penerjemah menemukan padanan kata yang paling sesuai dengan konteks ini disebabkan kurangnya penguasaan kosa kata penerjemah.
7
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009)
c. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Nomina Dari data yang dianalisis ditemukan 32 kasus kesalahan semantik yang disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosa kata berkelas Nomina, seperti pada data berikut: No
No Data
Nomina
1
1a/R14, R21
waktu muda, semenjak kecil
2
1a, 6a/ R22 2a/ R20
…the best time to begin studying a foreign language is in childhood the best time to learn a foreign language There is a little evidence, however, In fact, adults have many advantages over children:
In fact, adults have many advantages over children: …longer attention span … and greater ability to handle complex mental task They see learning a foreign language as necessary for education or career …adults are particularly sensitive of correctness of grammar… adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary
3 4
3a/ R3, R5
5
3a/R8, R19 3d/ R8, R11 3f/ R19, R20
6 7
8
4b/ (R1, R11), R4, R5
9
5a/ (R3, R4), R8, R21 5a/ R4, R6, R11, R19, R21, R22
10
Variasi Terjemahan
Koreksi
khusus/utama
masa kanakkanak asing
pendapat
bukti
tantangan, kesempatan
remaja, Ø, adults
manfaat, kelebihan, keuntung an dewasa
Ø, daya
lama
tes, tes-tes
tugas
sangat dibutuhkan, pedoman, penting
kebutuha n, keperluan
kesalahan, memperbaiki, melupakan kurang menguasai, memilih, punya banyak, kekurangan, hubungannya, penuh
keberteri maan ketepatan
Kurangnya penguasaan terhadap makna leksikal sebuah kata dapat dilihat antara lain pada keempat data di atas. Kata childhood seperti pada data (14/1a) diterjemahkan dengan waktu muda; pada data (21/1a) diterjemahkan dengan kata semenjak kecil. Semestinya kata childhood diterjemahkan dengan masa kanak-kanak. Kata foreign pada data (22/1a) dan (22/6a) diterjemahkan dengan kata khusus. 8
Kesalahan Semantis dalam Terjemahan (Rita Erlinda)
Seharusnya diterjemahkan dengan kata asing. Kata evidence pada data (20/2a) semestinya diterjemahkan dengan bukti bukan pendapat. Kata advantages pada data (3/3a) dan (5/3a) diterjemahkan dengan kata tantangan dan kesempatan yang semestinya diterjemahkan dengan kata keuntungan, kelebihan, atau manfaat. Kata adults seperti pada data (8/3a), (19/3a), dan (19/4a) diterjemahkan dengan remaja. Pada data (22/5a), kurangnya penguasaan terhadap kosa kata adult dilihat dari ketidakmampuan penerjemah menampilkan kosa kata yang sepadan—hanya dengan mengulang penulisan kata adults. Semestinya kata adults dipadankan dengan dewasa dalam BI. Kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery) juga ditunjukkan dengan tidak ditemukannya padanan yang tepat untuk kata span seperti pada data (8/3d) dan (11/3d). Selanjutnya, kata task pada data (19/3f) dan (20/3f) diterjemahkan dengan kata tes dan tes-tes, yang seharusnya diterjemahkan dengan tugas. Kurangnya penguasaan kosa kata terhadap kata necessary dapat dilihat dari beragamnya padanan yang ditampilkan, seperti sangat dibutuhkan (1/4b), pedoman (4/4b), dan penting (5/4b). Semestinya, dalam konteks ini kata necessary diterjemahkan dengan kebutuhan atau keperluan. Kata correctness juga diterjemahkan dengan kata yang bervariasi, seperti kesalahan (3/5a dan 4/5a), memperbaiki (8/5a), dan melupakan (21/5a). Kata correctness ini tepatnya ini diterjemahkan dengan kata keberterimaan. Kurangnya penguasaan terhadap kata appropriateness dapat dilihat dari kegagalan responden menyajikan padanan kata yang tepat untuk kata tersebut, antara lain: kurang menguasai (4/5a), memilih (6/5a), punya banyak (11/5a), kekurangan (1/5a), hubungannya (21/5a), dan penuh (22/5a). d. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Verba Dari data yang dianalisis ditemukan 10 kasus kesalahan semantik yang disebabkan kurangnya penguasaan kosa kata dengan kelas kata verba, seperti pada data berikut: No
No Data
1
1a/R21, R22
2
1b/R22
Verba Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood And …, the easier it is
Variasi Terjemahan
Koreksi
mengira, mengirakan
berpikir
mendengar
belajar 9
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009)
3
4b/ R3, R5, R20
4
4b/R20, R22
5
5b/ R4, R13, R19
to learn another language They see learning a foreign language as necessary for education or career They see learning a foreign language as necessary for education or career two factors that receive much attention in most language classroom
tahu, mengakui, menemukan
melihat, memandang
pembelajaran, mendengar
belajar
harus diperhatikan, meminta, meningkatkan
menerima, mendapat
Kurangnya penguasaan kosa kata juga dapat dilihat pada kata berkelas verba. Kata think diterjemahkan dengan kata mengira (21/1a) dan mengirakan (22/1a), yang lebih tepat diterjemahkan dengan kata berpikir. Verba learn dipadankan dengan kata mendengar (22/1b) yang lebih tepat diterjemahkan dengan kata belajar. Verba see diterjemahkan dengan kata tahu (3/4b), mengakui (5/4b), dan menemukan (20/4b), yang lebih tepat diterjemahkan dengan melihat. Verba learning diterjemahkan dengan kata pembelajaran (20/4b) dan mendengar (22/4b), yang semestinya diterjemahkan dengan belajar. Verba receive diterjemahkan dengan harus diperhatikan (4/5b), meminta (13/5b), dan meningkatkan 1/5b). Padahal, kata tersebut lebih tepat diterjemahkan dengan kata menerima. e. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Adverbia Dari data yang dianalisis ditemukan 3 kesalahan semantis yang disebabkan kurangnya penguasaan kosa kata berupa Adverbia, seperti pada data berikut: No
No Data
1
4a/ R5, R19
2
7a/ R4
3
5a/R5, R10, R13,
10
Adverbia Adults are often better motivated than children If you are strongly motivated to study a foreign language adults are particularly sensitive
Variasi Terjemahan
Koreksi
selalu
sering
kurang
sangat
pengenal, lebih, mampu, sangat,
khususnya
Kesalahan Semantis dalam Terjemahan (Rita Erlinda)
R15, R17, R19, R21
4
6a/R1, R2, R19, R22
of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary Actually, the best time to learn foreign language …
secara umum, mempunyai sifat
biasanya, khususnya, kecuali
sebenarnya
Adverbia kekerapan (adverb of frequency), often pada data (5/4a) dan (1/4a) diterjemahkan dengan dengan kata selalu yang tidak berkaitan sama sekali. Seharusnya, kata often diterjemahkan dengan sering/seringkali. Kata strongly pada data (4/7a) diterjemahkan dengan kata kurang yang berlawanan dengan padanan kata yang seharusnya digunakan, yaitu kuat. Kata particularly diterjemahkan dengan pengenal (5/5a), lebih (10/5a), mampu (13/5a), sangat (15/5a), secara umum (17/5a, 21/5a), dan mempunyai sifat (19/5a), yang lebih tepat diterjemahkan dengan khususnya. Kata actually diterjemahkan dengan kata biasanya (1/6a) dan (2/6a), khususnya (19/6a), dan kecuali (22/6a) yang seharusnya diterjemahkan dengan sebenarnya. Kesalahan ini diakibatkan karena kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery) seorang penerjemah f. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Konjungsi Dari analisis data ditemukan 17 kasus kesalahan semantik yang disebabkan kurangnya penguasaan kata berkelas konjungsi, seperti pada tabel berikut: No
No Data
1
1b/R8
2
5a/ R10, R11, R16
Konjungsi and that the younger you are, the easier it is to learn another language In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar and …
Variasi Terjemahan
Koreksi
atau
dan
kelebihannya, jadi, bahkan
dan, di samping itu, juga, selain itu
Kurangnya pemahaman terhadap kosa kata juga ditemukan pada kelas kata konjungsi. Kata and diterjemahkan dengan atau (8/1b) yang seharusnya diterjemahkan dengan dan. Konjungsi in addition diterjemahkan dengan kata kelebihannya (10/5a), jadi (11/5a), bahkan (16/5a), tambahan (21/5a), dan Ø (5/5a dan 19/5a). Seharusnya kata in addition diterjemahkan dengan kata dan, di samping itu atau selain itu. 11
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009)
2. Kesalahan Pilihan Kata Kesalahan pilihan kata (word choice) adalah ketidakmampuan penerjemah menemukan padanan sebuah kata yang paling sesuai dalam BSa. Kata padanan yang ditampilkan masih mempunyai kelas kata yang sama, tetapi dianggap kurang tepat dipakai pada konteks dimana kata tersebut digunakan. Kesalahan pilihan kata ditemukan pada beberapa kelas kata, seperti verba, nomina, adjektiva, adverbia, konjungsi, dan quantifier. Masing-masing kelas kata ditampilkan sebagai berikut: a. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Verba Kesalahan pilihan kata berupa verba ditemukan sebanyak 9 kasus, seperti pada data berikut: No
No Data
1
1a/R2
2
3f/R4, R5
3
4b/ R5, R7
4
5b/ R7, R11
5
7c/ R4, R1
Verba Some people think that… and greater ability to handle complex mental task They see learning a foreign language as necessary for education or career. two factors that receive much attention in most language classroom the best time to begin is now
Variasi Terjemahan menyatakan mengatur, menanggulangi
Koreksi berpendapat, berpikir menyelesaikan
mengakui, menyadari
melihat
membutuhkan
mendapat
memulai
mulai
Verba think (2/1a) diterjemahkan dengan menyatakan dianggap kurang tepat karena menyatakan biasanya dipadankan dengan kata state. Jadi sebaiknya think diterjemahkan dengan berpendapat, berpikir. Begitu juga dengan dengan verba handle sebaiknya diterjemahkan dengan menyelesaikan atau mengerjakan bukan dengan mengatur atau menanggulagi seperti pada data (4/3f) dan (5/3f). Verba see sebaiknya diterjemahkan dengan memandang bukan dengan mengakui dan menyadari seperti pada data (5/4b) dan (7/4b). Verba receive sebaiknya diterjemahkan dengan menerima atau mendapat bukan menjadi atau membutuhkan seperti pada data (7/5b) dan (11/5b). Terakhir, verba begin sebaiknya diterjemahkan dengan mulai karena 12
Kesalahan Semantis dalam Terjemahan (Rita Erlinda)
tidak diikuti oleh Obyek, bukan dengan memulai seperti pada (1/7c) dan (4/7c). b. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Nomina Kesalahan pilihan kata berupa Nomina ditemukan pada 11 data, seperti berikut: No
No Data
Nomina
1
1a/ R5, R20, R21
Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood
2
1a/ R18
3
4b/ R19
4
5a/ R6, R7, R12, R18, R20 5a/ R7, R20
Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood They see learning a foreign language as necessary for education or career adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary
5
adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary
Variasi Terjemahan
Koreksi
masa anakanak, semenjak kecil bahasa inggris
masa kanakkanak
yang diperlukan
keperluan, kebutuhan
benarnya, kebetulan, pembetulan, memeriksa, pembetulan kecocokan, ketepatgunaa n
keberterimaan
bahasa asing
ketepatan
Kata childhood (N) pada data (5/1a) dan (20/1a) diterjemahkan dengan masa anak-anak dan pada data (21/1a) diterjemahkan dengan semenjak kecil. Ketiga terjemahan ini dirasakan kurang tepat dalam pemilihan kata (diksi). Sebaiknya childhood diterjemahkan dengan kata masa kanak-kanak. Kata foreign language pada data (18/1a) yang diterjemahkan dengan bahasa Inggris dianggap kurang tepat walaupun bahasa Inggris memang dikenal sebagai bahasa asing di Indonesia. Sebaiknya foreign language diterjemahkan dengan bahasa asing. Kata necessary pada data (19/4b) diterjemahkan dengan yang diperlukan dianggap kurang tepat. Oleh sebab itu, kata tersebut sebaiknya diterjemahkan dengan keperluan atau kebutuhan. Kata correctness diterjemahkan dengan benarnya (6/5a), kebetulan (7/5a), pembetulan (12/5a), memeriksa (18/5a), dan pembetulan (20/5a). Kelima terjemahan ini masih ada kaitannya dengan makna kata correctness tetapi dirasa kurang tepat. Sebaiknya, kata correctness diterjemahkan dengan keberterimaan. Kata appropriateness yang 13
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009)
diterjemahkan dengan kata kecocokan (7/5a) dan ketepatgunaan (20/5a) dirasa kurang tepat. Sebaiknya kata tersebut diterjemahkan dengan ketepatan. c. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Ajektiva Kesalahan pilihan kata berkelas Adjektiva ditemukan pada 1 data yaitu (6/6b), seperti berikut: 6/6b SL: in when your need is clearest and you have sufficient time. TL: ketika anda membutuhkan hal yang lebih jelas dan anda mempunyai waktu yang bisa dimanfaatkan Kata sufficient sebaiknya diterjemahkan dengan kata cukup bukan yang bisa dimanfaatkan seperti pada data (6/6b) d. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Adverbia Kesalahan linguistis berupa pilihan kata berkelas Adverbia ditemukan pada satu data yaitu (4/6a), seperti berikut: 4/6a SL: Actually, the best time to learn a foreign language, then, TL: Tepatnya, waktu yang baik untuk belajar bahasa asing, bahkan Adverbia actually diterjemahkan dengan tepatnya (4/6a) dirasa kurang tepat. Sebaiknya kata tersebut diterjemahkan dengan sebenarnya. e. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Konjungsi Kesalahan pilihan kata berkelas konjungsi ditemukan pada 5 responden, seperti pada tabel berikut No
No Data
1
1a/ R3
2
3a/ (R1, R11), R5, R19
Konjungsi …some people think that the best… …many advantages over children
Variasi Terjemahan
Koreksi
hal itu
bahwa
melebihi, daripada, yang lebih
dibandingkan
Konjungsi that diterjemahkan dengan kata hal itu (3/1a). Di sini terlihat bahwa responden belum mampu membedakan that yang berfungsi sebagai konjungsi, demontratif, atau referensi. Seharusnya that diterjemahkan dengan kata bahwa. Konjungsi over yang diter14
Kesalahan Semantis dalam Terjemahan (Rita Erlinda)
jemahkan dengan melebihi (1/3a dan 11/3a), daripada (5/3a), dan yang lebih (11/3a) dianggap kurang tepat. Sebaiknya kata tersebut diterjemahkan dengan kata dibandingkan. Kurang tepatnya pilihan kata berkelas konjungsi diringkas pada tabel berikut F. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Quantifier Kesalahan pilihan kata berkelas quantifier ditemukan pada 2 data, yaitu (1/2a) dan (18/2a). Quantifier a little dalam frasa … alittle evidence diterjemahkan dengan yang kecil seperti pada data (1/2a) dan sedikit pada data (18/2a). Semestinya, a little diterjemahkan dengan beberapa, sepadan dengan a lot of. 3. Transformasi Kata Kesalahan semantis berupa ketidakmampuan penerjemah menemukan padanan kata yang memiliki kelas kata yang sama dengan kata yang diterjemahkan pada bahasa sasaran disebut dengan transformasi kata (word transformation). Bentuk-bentuk transposisi yang ditemukan terdiri atas: (1) NV, (2) AdjN, (3) AdjV, (4) NAdj. Masing-masing transposisi ini ditemukan pada data berikut: a. Nomina Verba Ketidakmampuan penerjemah menemukan padanan sebuah kata sesuai dengan makna dan kelas kata yang sesuai terlihat pada tabel berikut: No 1
No Data
Nomina
5a/ R1, R5, R9, R10, R15, R16, (R17, R19)
…adults are particularly sensitive of correctness of grammar…
Variaisi Terjemahan mengoreksi, dikoreksi
Koreksi ketepatan, keberterimaan
Nomina correctness diterjemahkan bervariasi oleh reponden. Pada umumnya diterjemahkan dengan kelas kata Verba, seperti mengoreksi seperti pada data (1/5a), (5/5a), (9/5a), (10/5a), (15/5a), dan (16/5a) dan dikoreksi seperti pada data (17/5a) dan (19/5a). Padahlanya, kata correctness dapat diterjemahkan dengan kelas kata yang sama (samasama Nomina), keberterimaan atau ketepatan. b. Ajektiva Nomina Kesalahan penerjemah menerjemahkan adjektiva Nomina dapat dilihat pada data (6/1b) seperti berikut:
dengan 15
Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009)
6/1b SL: and that the younger you are, the easier it is to learn another language TL: dan pada waktu anda muda, kemudahan ini adalah untuk belajar bahasa lainnya Adjektiva easier diterjemahkan dengan Nomina kemudahan pada data (6/1b). Padahal, dalam bahasa Indonesia terdapat padanan yang sesuai yaitu lebih mudah. c. Ajektiva Verba Kesalahan penerjemah menerjemahkan Adjektiva dengan Verba dapat dilihat pada data (18/1b) seperti berikut: 18/1b SL: And that the younger you are, the easier it is to learn another language TL: dan tepatnya pada masa mudamu, ini sangat memudahkan untuk belajar bahasa lain Adjektiva easier diterjemahkan dengan Nomina memudahkan pada data (18/1b). Padahal, dalam bahasa Indonesia terdapat padanan yang sesuai yaitu lebih mudah. d. Nomina Ajektiva Kesalahan penerjemah menerjemahkan Nomina dengan Adjektiva dapat dilihat pada data (2/4b) dan (21/4b). Kata necessary dalam kalimat ‘they see learning a foreign language as necessary for education or career diterjemahkan ‘bermanfaat’ dan ‘berguna’. Padahal, dalam bahasa Indonesia terdapat padanan yang sesuai yaitu keperluan atau kebutuhan. D. KESIMPULAN Penelitian ini difokuskan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan semantis yang ditemukan pada terjemahan karya mahasiswa. Kesalahan semantis adalah ketidakmampuan seorang penerjemah menampilkan makna kata secara leksikal dari BSu (bahasa Inggris) ke dalam BSa (bahasa Indonesia). Dari analisis data yang dilakukan terhadap terjemahan tersebut ditemukan kesalahan semantis yang disebabkan oleh tiga hal, yaitu (1) kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery), (2) ketidaktepatan pilihan kata (word choice), dan (3) kegagalan mentransformasi kata (word transformation). Ketiga jenis kesalahan semantis ini 16
Kesalahan Semantis dalam Terjemahan (Rita Erlinda)
ditemukan pada hampir semua jenis kelas kata, seperti N, Adj, V, Adv, bahkan kata tugas seperti Konjungsi. DAFTAR PUSTAKA Catford, J.C. 1969. A Lingustic Theory of Translation. London: Oxford University Press. Larson, Mildred. L. 1988. Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk Pemadanan Antar Bahasa (Alih bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan Machali, Rohayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo Newmark, Peter. 1988. Approaches to Translation. New York: Pergamon Press Nida, E.A. and Taber, Charles. R. 1969. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E. J. Brill. Nida, E.A. 2001. Context in Translating. Amsterdam: John Benjamin Publishing Company Norrish, John. 1983. Language Learners and Their Errors. Hong Kong: The Macmillan Press Limited Simatupang, Maurits D.S. 2000. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Duta Wacana University Press. Sudaryanto 1996. Linguistik: Identitas, Cara Penanganan Objeknya, dan Hasil Kajiannya. Yogyakarta: Yayasan Ekalawya bekerjasama dengan Duta Wacana University Press Widyamartaya, A. 1989. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.
17