Analisis Terjemahan Idiom Dalam Buku The Secret Karya Rhonda Byrne Purwani Indri Astuti Progdi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl. Letjend. S.Humardani No.1, Jombor Sukoharjo Telp. (0271) 593156, Fax. (0271) 591065 e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan bentuk idiom bahasa Inggris yang terdapat dalam buku The Secret karya Rhonda Byrne, 2) mendeskripsikan bentuk terjemahan idiom bahasa Inggris buku The Secret (sebagai B.Su) karya Rhonda Byrne ke dalam buku terjemahannya berbahasa Indonesia yang berjudul Mukjizat Berpikir Positif (sebagai B.Sa) oleh Susi Purwoko. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data berupa idiom-idiom berbahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Data dikaji dengan menggunakan metode analisis isi, serta pengambilan data dilakukan dengan cara questioner, interview yang mendalam kepada narasumber. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap seluruh data (sejumlah 106 data), dapat disimpulkan bahwa bentuk idiom bahasa Inggris yang terdapat dalam buku The Secret karya Rhonda Byrne merupakan idiom pendek dan idiom panjang. Idiom pendek tersusun dari kombinasi unsur V dan Prep, V dan V, V dan N, V dan Adj, serta Adj dan N, sementara idiom panjang berupa kalimat. Selain itu, bentuk terjemahan idiom dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk 1) dari idiom (frasa) menjadi kata, 2) dari idiom (frasa) tetap menjadi frasa, 3) dari idiom (frasa) menjadi kalimat. Keywords: idiom, B.Su, B.Sa
Pendahuluan . Di Indonesia, kedudukan bahasa Inggris masih sebagai bahasa asing, artinya bahasa Inggris berada di bawah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Namun demikian lambat laun masyarakat Indonesia mulai menyadari arti penting bahasa Inggris dalam menghadapi era global ini. Untuk itulah penguasaan bahasa Inggris diperlukan dalam rangka penyerapan informasi, ilmu, dan dan teknologi yang diperlukan dari berbagai mancanegara, khususnya Negara-negara maju. Kedudukan bahasa Inggris di Indonesia menjadi penting terbukti dengan diberlakukannya aturan bahwa bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa-siswa sekolah lanjutan dan bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Bahkan di sekolah lanjutan atas, bahasa Inggris dimasukkan dalam salah satu mata pelajaran wajib yang harus mendapat nilai minimal tertentu untuk syarat kelulusan siswa tersebut. Meskipun, pada kenyataannya kemampuan siswa-siswa sekolah lanjutan masih terbatas pada kemampuan pasif. Selain itu, banyaknya kursus-kursus bahasa Inggris yang bermunculan dapat digunakan sebagai indikator terhadap minat masyarakat Indonesia untuk menguasai bahasa Inggris cukup tinggi.
23
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
Di era global yang semakin kompetitif ini, manusia dihadapkan dengan beragam pilihan dari permasalahan yang muncul akibat konsekwensi logis dari era global itu sendiri. Namun demikian, tidak semua masyarakat Indonesia, khususnya, mampu mengatasi permasalahan ini. Hal ini bisa terjadi mengingat tidak semua individuindividu yang berkompeten di bidangnya, memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai. Oleh karena itu bidang penerjemahan muncul sebagai salah satu alternatif solusi yang ditawarkan. Penerjemahan dianggap dapat menjembatani masyarakat untuk dapat memahami referensi-referensi yang ditulis dalam bahasa Inggris sebagai sumbernya. Dewasa ini kegiatan penerjemahan sudah semakin ramai, terbukti semakin banyaknya karya-karya terjemahan yang telah dihasilkan, baik itu karya sastra, bukubuku populer, buku-buku ilmiah, majalah, surat kabar, dan lain-lain. Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah bahwa dalam kegiatan penerjemahan tersebut masih sering dijumpai berbagai kesulitan karena penerjemahan bukanlah suatu kegiatan yang mudah. Oleh karena itu, tidak heran bila dikatakan menerjemahkan itu sulit dan rumit. Selain harus memiliki ketrampilan khusus, seorang penerjemah juga harus menguasai aspek linguistik dan non linguistik dengan baik. Aspek linguistik meliputi bahasa sumber (B.Su) dan bahasa sasaran (B.Sa), sementara aspek non linguistik meliputi aspek budaya bahasa sumber maupun bahasa sasaran. Bcberapa masalah yang terkait dengan penguasaan B.Su dan B.Sa menjadi sangat pelik karena kurangnya penguasaan terhadap B.Su (bahasa Inggris) akan menyebabkan penerjemah tidak mampu memahami pesan yang terdapat dalam B.Su secara baik; dan kurangnya penguasaan B.Sa (bahasa Indonesia) akan mengakibatkan penerjemah mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kembali pesan tersebut pada khalayak. Berkenaan dengan hal tersebut, masalah yang paling sering ditemui adalah masalah idiom. Ungkapan idiom menjadi suatu hal yang unik karena strukturnya yang tidak selalu dapat diterjemahkan secara harafiah bahkan cenderung membentuk makna baru. Selain itu ungkapan idiom juga mempunyai sifat-sifat khusus, yaitu keanehan atau penyimpangan dari hal yang biasa (anomaly) menyangkut masalah arti idiom. Meskipun unik dan cenderung sulit, penggunaan idiom hampir tidak dapat dihindarkan. Ungkapan iidiom yang digunakan bisa sangat beragam bentuknya. Dalam penelitian ini, peneliti memilih buku populer, yaitu suatu jenis buku yang mengupas tentang masalah-masalah tertentu yang menarik untuk disimak dan diketahui oleh masyarakat umum. Karena ragam buku populer yang begitu luas, maka seorang penerjemah harus dapat mengalihkan pesan dari Bsu ke dalam Bsa dengan tepat, khususnya dalam menerjemahkan idiom. Sebagai contoh misalnya ungkapan idiom To follow one’s yang berarti berjalan lurus terus, to hand in a request mempunyai arti memajukan sebuah permohonan, his fingers ara all thumbs artinya la sangat canggung, An eye for an eye and tooth for a tooth mempunyai arti Ada hari ada panas, ada budi ada balas, dll (Abdoelrachman,tth: 12 & 16). Diantara banyak buku populer yang terbit hingga saat ini, buku The Secret karya Rhonda Byrne, dirilis pada awal tahun 2007,menjadi pilihan peneliti karena buku tersebut termasuk salah satu buku populer yang mendapat sambutan hangat dan cukup diperhitungkan oleh pembaca. Hal ini karena tema yang dibahas dalam buku tersebut sangat menarik, selain juga rnerupakan pengalaman pribadi si pengarang. Di samping itu, penggunaan ungkapan idiom dalam buku tersebut cukup beragam sehingga peneliti tertarik untuk meneliti terjemahannya. 24
WIDYATAMA
Purwani Indri Astuti. Analisis Terjemahan Idiom Dalam Buku The Secret Karya Rhonda Byrne
Masalah penelitian yang ditetapkan adalah: 1) Bagaimana bentuk idiom bahasa Inggris dalam buku the Secret karya Rhonda Byrne? 2) Bagaimanakah bentuk terjemahan idiom bahasa Inggris dalam buku the Secret karya Rhonda Byrne yang diterjemahkan ke dalam buku Mukjizat Berpikir Positif oleh Susi Purwoko? Dari masalah yang ditetapkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk idiom bahasa Inggris dalam buku tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendiskripsikan bentuk terjemahan idiom dari Bsu ke Bsa dalam buku The Secret, dan terjemahannya buku Mukjizat Berpikir Positif. Pengertian Pencrjemahan dan Proses Penerjemahan Kegiatan menerjemahkan dewasa ini semakin ramai diminati banyak orang dari berbagai disiplin ilmu. Penerjemahan menjadi suatu kegiatan alternatif yang mendapat perhatian dari khalayak karena dengan penerjemahan diharapkan mampu menjembatani masalah yang timbul akibat bahasa yang berbeda. Penerjemahan pada dasaruya merupakan proses pengalihbahasaan yang melibatkan bahasa sumber (source language) dan bahasa sasaran (target language). Secara khusus banyak pakar mendefinisikan tentang penerjemahan. Catford mengatakan,"the replacement of textual textual material in another language (T.L.)” (1974). Definisi ini masih sangat umum karena hanya menekankun pada proses penggantian suatu teks dari bahasa satu ke dalam bahasa lainnya, tanpa menyinggung mengena makna dan gaya bahasa yang mcnjadi perhatian dalam penerjemahan. Makna menjadi unsur penting yang harus dicari padanannya. Beberapa permasalahan menyangkut makna juga harus mendapat perhatian khusus dalam kegiatan menerjemahkan. Penggantian teks dari satu bahasa ke dalam bahasa yang lain harus dicarikan padanannya. Mengenai padanan makna ini, Bell (1991:6) mengatakan. "Translation is the replacement of a representation of a text one language by a representation equivalent text in second language”. Pendapat senada diungkapkan oleh Bassnett yang mengatakan : "W'hat is generally understood as translation involves the rendering of a Source nguage (SL) text into the target language (TL) so as to ensure that (1)the surface meaning of the two will be approximately similer and (2) the structures of the SL will be preserved as losely as possible but not so closely that the TL structures will be seriously disortea” 1991:2) Dari kedua pendapat di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa makna dan padanannya menjadi hal yang esensial dalam kegiatan menerjemahkan. Berikutnya, hal lain yang tak kalah penting adalah tentang gaya bahasa. Di dalam penerjemahan, gaya bahasa yang dimaksud bukanlah sama seperti yang terdapat dalam bidang ilmu sastra, seperti yang diungkapkan oleh Nababan (2003:21), ‘Gaya bahasa dalam bidang penerjemahan lebih terfokus pada tingkat keresmian bentuk bahasa sasaran yang disesuaikan dengan tingkat keresmian bentuk bahasa sumber. Sejalan dengan pendapat di atas, Kridalaksana mengatakan, ‘Penerjemahan sebagai pemindahan suatu amanat dari Bsu ke dalam Bsa dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kemudian gaya bahasanya’ (dalam Nababan, 2003:20). Pendapat ini nampaknya lebih banyak dianut oleh para penerjemah karena definisi ini lebih bisa mewakili hal-hal yang sering ditemui oleh penerjemah ketika melakukan kegiatan menerjemahkan. WIDYATAMA
25
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
Mengenai ruang lingkup penerjemahan, menurut Hatim dan Munday (2004:6) adalah sebagai berikut: 1) The process of transferring a a written text from SL to TL, conducted by a translator, or translators, in a specific socio-cultural context. 2) The written product, or TT, which results from the process and which functions in the sociocultural context of the TL. 3) The cognitive, linguistic, visual, cultural and ideological phenomena which are an integral part of 1 and 2. Definisi tersebut kurang lebih mengatakan bahwa proses penerjemahan yang menghasilkan suatu produk terjemahan tidak bisa lepas dari konteks sosial dan budaya yang melingkupinya. Hal-hal yang berkaitan dengan fenomena yang bersifat kognitif, linguistik, visual, budaya dan ideologi, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses dan produk penerjemahan. Dengan demikian penerjemahan tidak hanya sekedar mengalihkan pesan dari satu bahasa ke bahasa yang lain, namun juga mempertimbangkan factor sosial dan budaya yang ada dalam teks bahasa sumber maupun teks bahasa sasaran. Berpijak dari beberapa hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa penerjemahan merupakan proses pengalihbahasaan dari Bsu ke dalam Bsa tanpa menambah atau mengurangi pesan yang ingin disampaikan dengan memperhatikan juga gaya bahasanya. Dengan kata lain, penerjemahan tidak hanya melibatkan bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran (Bsa), namun juga mencakup aspek-aspek lainnya, yaitu aspek pesan (linguistik) dan aspek budaya (non linguistik). Bell mengatakan, “Translation is the expression in another language (or target language) of what has been expressed in another, source language, preserving semantic and stylistic equivalences” (1991;5). Telah disinggung di muka bahwa kegiatan menerjemahkan merupakan suatu proses. Proses itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga proses penerjemahan mempunyai arti serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan amanat dari Bsu ke dalam Bsa (Nababan, 2003:24). Bell (1991: 20) membagi proses penerjemahan yang terjadi dalam memori manusia menjadi 2 tahapan, yaitu tahapan analisis dan tahapan sintesis: "The model shows, in extremely simplified form, the transformation of a source language text into a target text by means of processes which take place within memory: (1) the analysis of on language-specific text (the source language text) into universal (non-language-specific) semantic representation and (2) the synthesis of the semantic representation into a second language specific text (the target language text)”. Pada tahap analisis, penerjemah mencoba untuk melihat teks Bsu dan memahami teks tersebut baik dari segi kebahasaan maupun non kebahasaan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara membaca, memahami dan menganalisis teks Bsu,sedangkan analisis kebahasaan meliputi berbagai tataran, mulai dari tataran paling tinggi sampai tataran paling rendah, atau sebaliknya. Pada tahap sintesis, penerjemah memadukan gambaran semantik ke kedalam teks Bsa, atau lebih jelasnya biru digambarkan makna dari Bsu ke dalam Bsa. Proses ini terjadi di dalam otak penerjemah atau merupakan proses batin penerjemah. Kedua tahap dalam proses penerjemahan tersebut dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut:
26
WIDYATAMA
Purwani Indri Astuti. Analisis Terjemahan Idiom Dalam Buku The Secret Karya Rhonda Byrne
Gb. I Proses Penerjemahan Menurut Bell (Bell, 1991:21) Selaras dengan pendapat di atas, Nida membagi proses penerjemahan melalui 3 tahapan, yaitu analisis, transfer, dan restrukturisasi. Menurutnya ketiga tahapan dalam proses penerjemahan dapat digambarkan dalam diagram berikut ini: B.Su B.Sa
analyzing
re structuring transferring Gb.2 Diagram Penerjemahan menurut Nida (Basnett, 1991: 16)
Bila diamati lebih teliti, bagan proses penerjemahan menurut Bell dan bagan proses menurut Nida tidak memiliki perbedaan yang signifikan, bahkan bisa dikatakan sama. Hanya saja dalam tahap sintesis (menurut Bell) semakin dijabarkan oleh Nida dengan tahap restructuring atau re-strukturisasi. Re-strukturisasi disebut juga dengan penyelarasan kembali, yaitu pengubahan proses pengalihan menjadi bentuk stilistik (gaya bahasa) yang cocok dengan bahasa sasaran, pembaca. atau pendengar (Kridalaksana dalam Nababan, 2003: 28). Dalam proses ini ragam bahasa memegang peranan penting untuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis bahasa yang diterjemahkan. Selain itu, penerjemah juga perlu memperhatikan untuk siapa terjemahan tersebut ditujukan karena hal ini dapat berpengaruh dalam pencarian padanan makna. Ada 8 macam jenis penerjemahan yang harus dipahami oleh seorang penerjemah, yaitu: 1) Terjemahan kata demi kata (word for word translation), yaitu teerjemahan yang didasarkan pada urutan kata dalam bahasa aslinya. 2) Terjemahan harfiah (literal translation), yaitu terjemahan tradisional yang men-transformasikan WIDYATAMA
27
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
naskah dalam bahasa sumber tanpa mengindahkan kekhususan bahasa sasaran. 3) Terjemahan dinamik (dynamic translation), yaitu terjemahan yang mempertahankan makna yang terkandung dalam bahasa sumber, sekaligus memperhatikan kekhususan bahasa sasaran. 4) Terjemahan bebas (free translation), yaitu terjemahan yang mementingkan pesan tetapi diungkapkan dalarn kata-kata sendiri. 5) Terjemahan semantik (Semantic translation) yaitu penerjemahan yang berusaha mentransformasikan pesan B.Su ke dalam B.Sa dengan mengikuti sedekat mungkin struktur semantik dan sintaksis B.Su. 6) Terjemahan komunikatif (Communicative translation), adalah penerjemahan yang berupaya menghasilkan efek bagi pembacanya sedekat mungkin dengan efek yang ditimbulkan oleh B.Su. 7) Terjemahan estetik (Aesthetic translation), adalah penerjemahan yang disamping mengutamakan ketepatan pesan juga memperhatikan fungsi estetik bahasa sebagai sarana mengemas pesan tersebut. 8)Terjemahan budaya (Cultural translation) adalah terjemahan yang berusaha menerjemahkan makna tetapi disesuaikan dengan kebudayaan sasaran, yang seringkali disertai dengan informasi yang secara linguistik tidak implisit dalam B.Su Dengan mengetahui jenis terjemahan yang akan digunakan dalam menterjemahkan, seorang penerjemah diharapkan dapat mentransfer pesan atau makna yang dimaksud dengan baik. Untuk mendapatkan hasil terjemahan yang baik, seorang penerjemah harus memperhatikan setiap proses yang harus dilalui dalam proses penerjemahan itu sendiri. Pcngertian Idiom Idiom menurut Fraser (1998: 9) adalah ‘…a constituent or a series of constituents for which the semantic interpretation is not a compositional function of the formatives of which it is composed.’ Sementara Baker ( 1992:63) memperjelas pendapat di atas dengan menyatakan, “in the case of idioms, often carry meanings which cannot be deduced from their individual components.” Curry (1982:1) menerangkan idiom sebagai the assigning of a new meaning to a group of words which already have their own meaning. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disampaikan bahwa makna idiom tidak dapat ditarik dari makna unsur-unsur leksikal yang membentuknya menurut kaidah gramatikal yang berlaku. Makna idiom harus dilihat dsebagai satu kesatuan, bukan dari tiap komponen pembentuk idiom tersebut (Martha Budianto, 2001: 36). Dilihat dari bentuknya, idiorn digolongkan berdasarkan perbedaan tingkatan unit semantiknya dan pada perbedaan strukturnya sehingga tampak lebih jelas bahwa idiom dapat berupa ungkapan, konstruksi gramatika dan frasa. Berkaitan dengan strukturnya, Baker (1995:63) mengatakan, "ldioms (and fixed expressions)…are frozen patterns of language which allow a little or no variation in form, and in the case of idioms, often carry meaning which cannot be deduced from their individual components”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa terdapat dua hal penting dalam mengkaji idiom. Pertama adalah struktur idiom yang tidak bisa berubah, kedua adalah makna idiom yang harus dipandang sebagai satu kesatuan arti yang utuh.Sebagai contoh: kata carry the ball terdiri dari unsure pembentuk carry dan the ball yang menjadi satu kesatuan. Pengertian ini mengandung makna bahawa 1) unsurunsur tersebut tidak dapat diubah atau diganti dengan sinonim ataupun kata lain yang menjadi perluasan atau bahkan penyempitan makna dari kata tersebut. Misalnya kata ball diganti tennis ball sehingga menjadi carry the tennis ball. Frasa carry the ball memiliki makna kiasan, sementara carry the tennis ball memiliki arti yang sebenarnya. 28
WIDYATAMA
Purwani Indri Astuti. Analisis Terjemahan Idiom Dalam Buku The Secret Karya Rhonda Byrne
2) terkait dengan makna, suatu idiom tidak dapat diterjemahkan kata per kata tetapi harus dilihat secara utuh dari unsur-unsur pembentuknya. Dalam hal jenisnya, Yuli mengutip pendapat Seidl dan Mc Mordie (dalam Pancarini, 1993: 30-33), idiom dibagi berdasarkan bentuk dan strukturnya. Berdasarkan bentuknya, idiom terbagi menjadi menjadi idiom pendek dan idiom panjang. Ciri-ciri idiom pendek adalah terdiri dari: 1) kombinasi adjektiva dan nomina, misalnya black market (pasar gelap). 2) kombinasi verba dan preposisi, misalnya to figure out (menghitung). 3) kombinasi verba dan verba, misalnya to dry run (latihan). 4) kombinasi verba dan nomina, misalnya to crack a book (membaca). 5). kombinasi verba dengan adjektiva, misalnya to make clear (menjelaskan). Sementara itu, idiom panjang terdiri dari beberapa kata yang pada umumnya berwujud frasa: 1) to take the bull by the horns (memecahkan masalah tanpa raguragu). 2) to take something for granted (menerima sesuatu sebagai hal yang biasa) Berdasarkan strukturnya, idiom dibagi menjadi 3 jenis: 1) idiom yang strukturnya beraturan tetapi maknanya tidak jelas. Kategori ini mempunyai maksud struktur idiom tersebut mentaati aturan tata bahasa namun maknanya tidak dapat ditarik dari kata pembentuknya. Sebagai contoh a bee in one’s bone yang berarti memiliki banyak gagasan. 2) Idiom yang strukturnya tidak beraturan tetapi maknanya jelas, misalnya I'm good friends with him (saya bersahabat dengannya). Contoh tersebut menunjukkan pada struktur gramatika yang tidak logis/tidak beraturan, dibandingkan dengan bentuk yang seharusnya (I’m a good friend of him). 3) Idiom yang memiliki struktur dan makna yang tidak beraturan, yaitu apabilasusunan kata yang membentuknya tidak mentaati aturan tatabahasa dan makna idiom juga tidak dapat dimengerti dengan hanya melihat pada kata-kata pembentuknya. Misalnya: to be at large (bebas) dalam kalimat A prisoner who is still at large memiliki arti A prisoner who is still free (buronan yang masih bebas berkeliaran) Selain dibedakan oleh bentuk dan strukturnya, Fernando (1996:3) mengatakan bahwa idiom mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Compositeness: idioms are commonly accepted as a type of multiword expression (red herring, make up, smell a rat, the coast is clear, etc) though a few scholars accept even single words as idioms. 2) Institutionalization: idioms are conventionalized expressions, conventionalization being the end result of initially ad hoc, and in the sense novel, expressions. 3) Semantic Opacity: the meaning of an idiom is not the sum of its constituent. In other words, an idiom is often non literal. Kutipan di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan compositeness yaitu struktur idiom yang terdiri lebih dari satu kata, sementara institutionalization mempunyai arti bahwa idiom merupakan ungkapan yang telah diakui dan diterima penggunaannya oleh penutur, dan semantic opacity memiliki pengertian bahwa makna suatu idiom bukanlah makna dari tiap-tiap unsur pembentuknya secara terpisah-pisah, melainkan makna kesatuan dari seluruh unsur pembentuknya. Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan sasaran atau obyek penelitian adalah idiom-idiom yang terdapat dalam buku The Secret karya Rhonda Byrne dan buku terjemahannya yang berjudul Mukjizat Berpikir Positif yang diterjemahkan oleh Susi Purwoko. Penelitian ini merupakan penelitian dasar (basic research) karena hanya bertujuan untuk memahami suatu masalah tanpa mengarah pada WIDYATAMA
29
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
penemuan cara pemecahan masalah dengan tindakan yang bersifat aplikasi praktis (Sutopo, 2002: 109). Secara umum, penelitian kualitatif menggunakanstrategi dasar berupa studi kasus dengan bentuk kasus tunggal karena dalam penelitian ini sifat data yang diteliti hanya terdiri dari satu karakter (berupa idiom). Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data, berupa buku berbahasa Inggris dengan judul The Secret dan buku terjemahannya yang berjudul Mukjizat Berpikir Positif, serta informan penerjemah dan pakar bahasa. Sementara data dalam penelitian ini berupa seluruh idiom yang terdapat dalam buku The Secret dan terjemahannya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengkaji dokumen dan arsip atau disebut dengan content analysis, quesioner dan wawancara. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan mengacu pada beberapa kriteria yang telah ditetapkan, yaitu: 1) mampu berbahasa Inggris aktif, 2) memiliki pengalaman menerjemahkan dan pernah diterbitkan hasil terjemahannya. Untuk menguji kemantaban dan kebenaran data digunakan teknik triangulasi data dan triangulasi metode. Sementara untuk teknik analisisnya menggunakan teknik analisis interaktif. Model analisis ini memiliki 3 komponen utama, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi. Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis data dengan bersumber pada dokumen tulis teks asli, teks hasil terjemahan, kuesioner, dan wawancara. Terdapat 106 data yang kemudian data-data tersebut direduksi untuk selanjutnya disajikan sebagai berikut: 1. Bentuk Idiom a. Idiom pendek Idiom pendek terbagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu: 1) Kombinasi Adjektiva (Adj) dan Nomina (N) Pada penelitian ini ditemukan 1 data (0,94 %) dengan kombinasi Adj dan N. Data tersebut terdapat pada data nomor: 50/B.Su/101/B.Sa/116/Id.Pd, yaitu: B.Su : How can I get more of the green stuff? B.Sa : Bagaimana saya bisa mendapatkan lebih banyak kekayaan dan kemakmuran? 2) Kombinasi Verb (V) dan Preposition (Prep) Pada penelitian ini, idiom dengan jenis kombinasi semacam ini paling banyak didapatkan. Ada 73 data (68,86%) dengan jenis kombinasi ini dan beberapa contoh diantaranya: a. Data nomor 3/B.Su/9/B.Sa/10/Id.P B.Su B.Sa
: And that principle can be summed up in three simple words. Thoughts become things! : Dan prinsip itu dapat diringkas dalam tiga kata sederhana. Pikiran menjadi sesuatu!
b. Data nomor 16/B.Su/31/B.Sa/34/Id.P 30
WIDYATAMA
Purwani Indri Astuti. Analisis Terjemahan Idiom Dalam Buku The Secret Karya Rhonda Byrne
B.Su B.Sa
: Bring me more circumstances that will make me feel bad. Bring : it on! Bawakan lebih banyak situasi yang akan membuat saya merasa buruk. Ayo bawakan!
c. Data nomor 32/B.Su/55/B.Sa/61/Id.P B.Su B.Sa
: If you are in action to try and make it happen, you have slipped backward. : Jika anda bertinda untuk berusaha dan membuatnya terwujud, And sudah tergelincir ke belakang
d. Data nomor 76/B.Su/130/B.Sa/151/Id.P B.Su B.Sa
: When we think negative thoughts we are cutting ourselves off from our rightful heritage : Ketika kita memikirkan pikiran negative, kita memutuskan diri dari hak waris kesempurnaan kita.
e. Data nomor 103/B.Su/1811/B.Sa/211/Id.P B.Su B.Sa
: We’re really now moving into a new era. : Sekarang ini kita sedang memasuki sebuah zaman baru
3) Kombinasi Verba (V) dan Verba (V) Idiom dengan kombinasi V dan V berjumlah 5 data (4,71%), sebagai contoh: a. Data nomor 57/B.Su/108/B.Sa/125/Id.P B.Su B.Sa
: Giving from a full heart is one of the most joyous things you can do, and the law of attraction will grab hold of that signal and flood even more into your life. : Memberi dari hati yang penuh adalah hal yang paling nikmat yang bisa Anda lakuka, hukum tarik-menarik akan menangkap sinyal itu.
b. Data nomor 82/B.Su/134/B.Sa/155/Id.P B.Su B.Sa
: You don’t have to fight to get rid of a disease. : Untuk menyingkirkan penyakit anda tidak harus memeranginya.
WIDYATAMA
31
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
4) Kombinasi Verba (V) dan Nomina (N) Idiom pendek dengan kombinasi antara verba dan nomina tidak banyak dijumpai dalam penelitian ini. Hanya ada 3 data (2,83%) yang dapat diperoleh dengan kombinasi tersebut, diantaranya yaitu: a. Data nomor 25.c/B.Su/45/B.Sa/49/Id.P B.Su B.Sa
: If you think about Aladdin and his lamp, Aladdin picks up the lamp, dusts it off, and out pops the Genie. : Jika Anda mengingat cerita Aladdin dan lampu wasiatnya, Aladdin memungut lampu, membersihkan debunya, dan keluarlah Jin.
b. Data nomor 33/B.Su/56/B.Sa/63/Id.P B.Su B.Sa
: You can start with nothing, and out of nothing and out of no way, a way will be made. : Anda bisa memulai tanpa apapun, dari ketiadaan serta tanpa jalan karena jalan akan dibuatkan
5) Kombinasi Verba (V) dan Adjectiva (Adj) Idiom ini tersusun dari unsur V & Adj. Ada 5 idiom (4,71%) dengan kombinasi unsur tersebut diantaranya adalah: a. Data nomor 27/B.Su/ 47 lB.Sa/ 52/Id.P B.Su B.Sa
: You get to choose what you want, but you must get clear about what you want. : Anda perlu memilih apa yang Anda inginkan, tetapi Anda sendiri perlu mengetahui dengan jelas apa yang Anda inginkan.
b. Data nomor 96/B.Su/167/B.Sa/195/Id.P B.Su B.Sa
: And you can break yourself free from your hereditary patterns, cultural codes, social beliefs, … : Dan Anda dapat membebaskan diri dari pola turunan, aturan budaya, keyakinan sosial,…
Dari seluruh data yang telah disajikan di atas, dapat diketahui bahwa bentuk idiom pendek yang terdapat dalam buku The Secret sebanyak 87 data (82,07%) yang tersebar dalam 5 pola kombinasi. Pola tersebut sesuai dengan teori Seidl dan Mc Mordie sebagaimana dikemukakan di atas. b. Idiom Panjang Dalam penelitian ini terdapat beberapa data yang bisa dikategorikan sebagai idiom panjang. Idiom panjang ini bisa berupa frasa panjang ataupun bagian dari kalimat 32
WIDYATAMA
Purwani Indri Astuti. Analisis Terjemahan Idiom Dalam Buku The Secret Karya Rhonda Byrne
yang bisa berkedudukan sebagai subyek, predikat, obyek. Beberapa contoh yang termasuk dalam kategori idiom panjang yaitu: 1) Data nomor 4/B.Su/9/B.Sa/10/Id.Pj B.Su B.Sa
: Say this over to yourself and let it sleep into your consciousness and your awareness : Katakan ini pada diri Anda sendiri dan biarkan merembes ke dalam kesadaran Anda.
2) Data nomor 40/B.Su/97/B.Sa/111/Id.Pj B.Su B.Sa
: And all of sudden it (newspaper) jumped out at me as foreground : Tiba-tiba Koran itu melompat ke latar depan
3) Data nomor 94/B.Su/161/B.Sa/161/Id.Pj B.Su B.Sa
: There is an unlimited supply of ideas waiting for you to tap into and bring forth : Ada persediaan ide yang tak terbatas yang menunggu untuk disentuh dan dimunculkan oleh Anda.
4) Data nomor 106/B.Su/183/B.Sa/215/Id.Pj B.Su B.Sa
: Take a look around. None of it can exist without You : Pandanglah ke sekitar. Tidak ada satupun dari setiap hal yang dapat ada tanpa ANDA
Dari tampilan data di atas dapat dilihat bahwa bentuk idiom panjang dapat ditemui di terjemahan buku The Secret ini. Jumlah data yang masuk dalam kategori idiom panjang ada sejumlah 19 data (17,92%). Dengan demikian dari keseluruhan data yang diteliti sebanyak 106 data, terbagi dalam kategori idiom pendek sejumlah 78 data, dan yang termasuk kategori panjang sejmlah 19 data. 2. Bentuk Terjemahan Idiom Dilihat dari bentuk terjemahannya, seluruh data yang diteliti (106 data), terbagi menjadi beberapa klasifikasi sebagai berikut: a. Idiom menjadi kata Bentuk terjemahan seperti ini sangat umum ditemui dalam penelitian ini. Ada sejumlah 61 data (57,54%) yang termasuk dalam kategori ini. Idiom-idiom yang dalam B.Su nya tersusun dari beberapa kata yang membentuk fasa, ketika diterjemahkan dalam B.Sa nya lebih banyak berubah bentuknya menjadi kata. Hal ini terjadi karena idiom memang tidak dapat diterjemahkan dengan merunut
WIDYATAMA
33
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
arti kata-kata yang membentuknya. Contoh-contoh kasus ini adalah sebagai berikut: 1) Data nomor 10/B.Su/17/B.Sa/19/Id.Kt B.Su B.Sa
: If you are complaining, the law of attraction will powerfully bring into your life, more situations for you to complain about. : Jika Anda mengeluh, hokum tarik menarik akan mendatangkan lebih banyak situasi yang Anda keluhkan ke dalam hidup Anda.
2) Data nomor 30/B.Su/53/B.Sa/59/Id.Kt B.Su B.Sa
: She doesn’t get caught up in how, when, where, … : Ia tidak mengkhawatirkan bagaimana caranya, kapan, atau dimana…
3) Data nomor 71/B.Su/122/B.Sa/141/Id.Kt B.Su B.Sa
: And what you’ll find is that when you focus on appreciating and acknowledging their strengths, that’s what you’ll get more of, and the problems will fade away. : Itu pulalah yang akan Anda dapatkan dalam jumlah lebih banyak, dan masalah pun memudar.
4) Data nomor 98/B.Su/170/B.Sa/199/Id.Kt B.Su B.Sa
: It can take you off to thoughts of the past, and then take you off to thoughts of the future by taking past bad events and projecting those into your future. : Akal dapat membawa Anda ke pikiran-pikiran masa lalu, kemudian ke pikiran-pikiran masa depan dengan mengambil peristiwa buruk masa lalu serta memproyeksikannya ke masa depan.
b. Idiom menjadi frasa Dalam penelitian ini bentuk terjemahan idiom tipe ini menempati posisi kedua dalam hal kelaziman digunakannya dalam suatu kalimat. Tidak ada perbahan bentuk dari idiom yang berbentuk frasa tetap menjadi frasa dalam terjemahannya.Ada sejumlah 37 data (34,90%) yang termasuk dalam kategori ini, diantaranya adalah: 1) Data nomor 19/B.Su/35/ B.Sa/ 40/IdFr B.Su
34
: One way is to close your eyes (shutting out distractions), focus on your feeling inside, and smile for one minute.
WIDYATAMA
Purwani Indri Astuti. Analisis Terjemahan Idiom Dalam Buku The Secret Karya Rhonda Byrne
B.Sa
: Salah satu caranya adalah memejamkan mata (menutup diri dari gangguan), berfokus pada perasaan di dalam diri, dan tersenyum selama satu menit.
2) Data nomor 38/B.Su/96/B.Sa/110/IdFr B.Su B.Sa
: So, first thing in the morning, I'd look up and there it was, and it would remind me that this was my intention. : Jadi, begitu bangun pagi, saya memandang ke atas dan melihatnya, dan itu akan mengingatkan saya pada niat saya.
3) Data nomor 51/B.Su/101/B.Sa/117/IdFr B.Su B.Sa
: How can I, when I love my job, deal with the credit card debt that I have, and the realization that may be there’s a ceiling on the money that can come in. : Bagaimana saya bisa, padahal saya mencintai pekerjaan saya, menghadapi tagihan kartu kredit, dan menyadari ada batas dari uang yang bisa masuk.
4) Data nomor 81/B.Su/133/B.Sa/155/IdFr B.Su B.Sa
: Press it now and keep your finger pressed down on it firmly, no matter what is happening around you. : Tekan tombol itu saat ini juga dan terus tekan dengan kuat, terlepas dari apapun yang terjadi di sekitar Anda.
5) Data nomor 97/B.Su/168/B.Sa/196/IdFr B.Su B.Sa
: He adds,”The reason for this is because the affirmation is in strict accordance with the Truth, and when Truth appears every form of error or discord must necessarily disappear. : Ia menambahkan, “Alasannya adalah karena peneguhan selaras dengan kebenaran, dan ketika kebenaran muncul, setiap bentuk kesalahan atau ketidakselarasan harus menghilang.
c. Idiom menjadi kalimat Dalam penelitian ini, bentuk terjemahan idiom menjadi kalimat menempati posisi ketiga, dilihat dari kelaziman pemakaiannya. Pengertian kalimat di sini dapat berupa penggalan arti kalimat ataupun kalimat utuh. Bentuk terjemahan idiom berupa penggalan kalimat, hanya meliputi unsur predikat diikuti dengan objek, karena unsure subjek tidak mengalami perubahandari B.Su ke B.Sa. Hal semacam ini dimungkinkan karena sebagian besar idiom berfungsi sebagai predikat, meskipun tidak menutup WIDYATAMA
35
No.1 / Volume 22 / 2013 WIDYATAMA
kemungkinan ada juga idiom yang berfungsi sebagai subjek ataupun objek. Di sisi lain, bentuk terjemahan idiom berupa kalimat utuh dapat dijumpai dalam terjemahan peribahasa. Ada 6 data (5,66%) yang bisa menjadi contoh kasus di atas, beberapa data diantaranya adalah: 1) Data nomor 13/B.Su/23/B.Sa/26-27/ldKlmt B.Su B.Sa
: The great news is that you don’t have to set aside hours to : meditate. Kabar gembiranya adalah bahwa Anda tidak harus menyisihkan waktu untuk bermeditasi
2) Data nomor 43/B.Su/98/B. Sa/112/IdKlmt B.Su B.Sa
: It absolutely worked and now I live my life from that every single : day. Ternyata sungguh-sungguh ampuh, dan sekarang setiap hari saya menjalani hidup dengan Rahasia ini. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap seluruh data yang terkurnpul (sejumlah 106 data), dapat dikatakan bahwa berdasarkan bentuknya, sebagian besar idiom yang terdapat dalam buku The Secret dan terjemahannya merupakart idiom pendek yang tersusun dari unsur kata kerja dan kata depan (V&Prep), dan juga kombinasi unsur yang lain seperti V&V, V&N, V&Adj, serta Adj &N. Selain itu, berdasarkan bentuk terjemahannya, sebagian besar perubahan terjadi dari idiom ke kata, kemudian diikuti perubahan dari idiom kef rasa, dan perubahan dari idiom ke kalimat. Daftar Pustaka Baker, Mona. 1992. In Other Words. A Course on Translation. Great Britain: Clays Ltd St. Ives plc. Bassnett, Susan- Mc Guire. 1991.Translation Studies. London: Routledge Bell, Roger T. 1991. Translation and Translating: Theory and Practice. New York: Longman Inc. Byrne, Rhonda. 2006. The Secret. New York: Atris Books-Beyond Words Publishing. Catford, J.C. 1974. A Libguistic Theory of Translation. New York: Oxford University Press. Curry, Dean. 1982. Illustrated American Idioms. Washington: U.S. Information Agency.
36
WIDYATAMA
Purwani Indri Astuti. Analisis Terjemahan Idiom Dalam Buku The Secret Karya Rhonda Byrne
Dwi Haryanti. 2004. Laporan Penelitian: Analisis Hasil Terjemahan Idiom bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia: Studi Kasus Penerjemah di Yogyakarta. Surakarta: UMS. Fraser, Bruce. 1983. “The Domain of Pragmatics”di dalam Languange and Communication. Singapore: Longman Group Limited. Martha Budianto. 2001. Thesis: Analisis Ketepatan Makna Ungkapan Idiomatik dalam Novel Gone with the Wind dan Terjemahannya dalam Novel ‘Lalu Bersama Angin’(Sebuah Kajian Pragmatik). UNS. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nababan, M.R.2003. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pusataka Pelajar Susi Purwoko. 2007. Mukjizat Berpikir Positif (Terjemahan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sutopo, H.B. 1996. Metodologi Penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya. Surakarta: UNS. ---------------. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian). Surakarta: UNS Press. Yuli Kuswardani. 2007. Thesis: Kemampuan Penerjemah dalam Menerjemahkan Idiom: Studi Kasus tentang Penerjemahan Idiom dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. UNS.
WIDYATAMA
37