EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan)
Vol.2, No.1, Januari 2017
e-ISSN 2502-4787
ANALISIS KETERBACAAN MAHASISWA TERHADAP BUKU TEKS TERJEMAHAN MATERI ASAM BASA Tauny Akbari1, Yaya Sonjaya2, Sjaeful Anwar2 1
2
Universitas Banten Jaya, Jl.Ciwaru II No.73 Serang-Banten, Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung - Jawa Barat, Indonesia *E-mail:
[email protected]
Abstract: The aim research was to analyze the student readability of translated textbooks Chemistry on concept Acids and Bases. Neutralization and Titration, and Weak Acid-Base Equilibrium were the sub concepts analyzed in this research . Descriptive method used in this research. The subjects were students majoring in chemistry education as many as 23 people. The instruments that used in this study were readability instrument based on student’s response and writing ideas. Data were collected through self-learning which students study textbooks translation, fill the readability questionnaire, then write down the main idea. The results show the readabilitiy of translated textbooks Chemistry on concept Acids and Bases was on medium level with the percentage of students who choose that level was 47.8%. Most of the students were able to write down the main idea of the translated text books Chemistry on concept Acids and Bases with a percentage of 61.45%. Keywords: Readability; Translated textbooks; Acids and Bases Abstrak: Penelitian dilakukan dengan tujuan menganalisis keterbacaan mahasiswa terhadap buku teks terjemahan Chemistry materi Asam dan Basa. Konsep yang diteliti dibatasi pada sub pokok bahasan Netralisasi dan Titrasi, dan Kesetimbangan Asam-Basa Lemah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah mahasiswa jurusan pendidikan kimia sebanyak 23 orang. Instrumen yang digunakan berupa instrumen keterbacaan berdasarkan respons pembaca dan penulisan ide pokok. Pengambilan data dilakukan melalui pembelajaran mandiri yaitu mahasiswa mempelajari buku teks terjemahan, mengisi angket keterbacaan, kemudian menuliskan ide pokok. Hasil penelitian menunjukkan buku teks terjemahan Chemistry pokok bahasan Asam dan Basa memiliki keterbacaan sedang dengan persentase mahasiswa yang memilih kategori keterbacaan tersebut sebesar 47,8%. Sebagian besar mahasiswa mampu menuliskan ide pokok pada buku teks terjemahan Chemistry pokok bahasan Asam dan Basa dengan persentase sebesar 61,45%. Kata kunci: Keterbacaan; Buku Teks Terjemahan; Asam Basa
88
89 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
Akbari, Sonjaya, dan Anwar
siswa
PENDAHULUAN Buku teks atau bahan ajar merupakan
memahami
menghafal
materi,
materi,
seperti
bukan yang
satu dari tiga komponen utama Proses
diungkapkan oleh Abdullah dan Abbas
Belajar Mengajar (PBM). Pada proses
(2006)
tersebut terjadi transformasi ilmu (buku
understanding construction lebih penting
teks)
dibandingkan memorizing fact.
dari
pengajar
(guru)
kepada
dalam
Santyasa
(2009)
Penggunaan keterbacaan sebagai alat
pembelajar (peserta didik), dan dari hasil didik
evaluasi suatu buku teks ditentukan
memperoleh pengalaman belajar. Dalam
melalui dua cara, yaitu melalui rumus
menunjang
yang
atau formula keterbacaan dan melalui
optimal, buku teks (materi pengajaran)
respons pembaca (McNeill, et.all (1980);
perlu mendapat perhatian yang utama,
Singer & Donlan (1980) dalam Rusyana
sebab tidak semua buku teks dapat
dan Suherli, 2004). Evaluasi mengenai
diterima dan dipahami oleh peserta didik.
keterbacaan dan pemahaman buku teks
Hanya buku teks yang dianggap mudah
telah banyak dilakukan. Tri Widodo
yang dapat diterima dan dipahami oleh
(1993)
peserta didik (Anwar, 2009).
melakukan tes keterbacaan pada Buku
transformasi
tersebut
peserta
tercapainya
PBM
dalam
Sulistyorini
(2006)
Salah satu faktor penentu kualitas
Teks Pelajaran Kimia. Kesimpulan dari
suatu buku teks adalah keterbacaan
penelitian tersebut adalah buku-buku
(readability) yang diukur oleh pihak
pegangan Kimia Kelas 1 SMA yang
pembaca
digunakan
(peserta
Sulistyorini merupakan
didik).
(2006) tingkat
Menurut
keterbacaan kesukaran
atau
di
SMA-SMA
Kodya
Semarang sukar dipahami siswa. Hal ini diduga
sebagai
penyebab
kemudahan suatu buku teks dipahami
prestasi
oleh peserta didik. Keterbacaan buku teks
pelajaran Kimia, yang dapat terlihat dari
dikatakan
dengan
rendahnya Nilai Ebtanas Murni (NEM)
kemampuan dan penalaran peserta didik
Kimia. Namun, penelitian Sulistyorini
sehingga dapat meningkatkan motivasi
(2006) mengenai tingkat keterbacaan teks
dan minat peserta didik untuk membaca
dan
dan mempelajari buku teks. Semakin baik
belajar siswa pada pokok bahasan larutan
keterbacaan buku teks, maka buku teks
penyangga menunjukkan bahwa tingkat
tersebut akan semakin mudah dipahami
keterbacaan
oleh peserta didik. Dengan kata lain
terhadap prestasi belajar siswa. Analisis
baik
jika
sesuai
belajar
pengaruhnya
teks
siswa
rendahnya
untuk
terhadap
tidak
mata
prestasi
berpengaruh
e-ISSN 2502-4787
Analisis Keterbacaan Mahasiswa terhadap Buku Teks 90
yang dilakukan oleh Suhadi (2005)
setelah
menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan
terjemahan Chemistry secara mandiri dan
dipengaruhi
pengembangan buku teks lainnya.
oleh
kemampuan
mempelajari
buku
teks
pembelajaran, unsur kebahasaan, dan METODE
lingkungan sekolah. Berdasarkan
pengamatan
peneliti,
Metode
yang
digunakan
untuk
penelitian keterbacaan terhadap buku teks
menganalisis
terjemahan belum dilakukan, sehingga
terhadap buku teks terjemahan adalah
peneliti memandang perlu dilakukan
metode deskriptif. Metode deskriptif
penelitian mengenai hal tersebut. Buku
digunakan
teks terjemahan yang digunakan dalam
fenomena dalam pembelajaran dengan
penelitian ini merupakan terjemahan dari
ukuran-ukuran statistik seperti persentase
buku teks Chemistry karangan Myers et
dan
al. (2006) dengan penerbit Holt, Rinehart
menggambarkan secara sistematis fakta
and Winston. Kelebihan dari buku teks
dan karakteristik objek atau subjek yang
Chemistry adalah memaparkan materi
diteliti secara tepat (Firman, 2007).
keterbacaan
untuk
mahasiswa
memaparkan
rata-rata,
sehingga
suatu
dapat
secara runut dan berkaitan antara satu dan
Subyek dalam penelitian ini adalah
yang lainnya, sehingga materi terlihat
mahasiswa jurusan pendidikan kimia
sebagai suatu bagian yang utuh. Buku
sebanyak 23 orang yang diambil secara
teks Chemistry memulai materi dari
random (acak). Instrumen keterbacaan
kehidupan
dan penulisan ide pokok didasarkan pada
sehari-hari
kemudian
menjelaskan konsep kimia berdasarkan
buku
fakta yang ada. Buku teks Chemistry
karangan Myers et al. (2006) dengan
banyak
penerbit Holt, Rinehart and Winston,
memvisualisasikan
makroskopik
dan
mikroskopik
suatu
menarik.
Materi
bersifat
abstrak
konsep
terjemahan
Chemistry
mengilustrasikan
pokok
konsep
secara
Penelitian dibatasi pada sub pokok
yang
bahasan Netralisasi dan Titrasi, dan
pembelajaran dijelaskan
melalui
skema.
bahasan
Asam
dan
Basa.
Kesetimbangan Asam-Basa Lemah.
penggunaan gambar, foto, bagan, dan
Buku teks terjemahan dibuat dalam bentuk tabel, kolom pertama berisi teks
Hasil penelitian ini menjadi acuan bagi
teks
penelitian
mengetahui
selanjutnya
pemahaman
e-ISSN 2502-4787
dan
kolom
kedua
berisi
instrumen
untuk
keterbacaan dan penulisan ide pokok.
mahasiswa
Analisis dilakukan untuk setiap paragraf
91 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
Akbari, Sonjaya, dan Anwar
dalam buku teks terjemahan. Analisis
netralisasi dan titrasi, dan kesetimbangan
keterbacaan
asam-basa
dilakukan
berdasarkan
lemah.
Keterbacaan
pada
respons pembaca dengan memilih salah
penelitian ini dibagi ke dalam tiga
satu kategori keterbacaan yaitu mudah,
kategori besar yaitu mudah, sedang, dan
sedang, dan sukar.
sukar.
Analisis penulisan ide pokok sebagai salah
satu
indikator
pemahaman
mahasiswa dilakukan dengan menuliskan ide pokok tiap paragraf. Berdasarkan kedua
analisis
tersebut
maka
akan
Keterbacaan Sub Pokok Netralisasi dan Titrasi
Bahasan
Berdasarkan data pada Tabel 1 diketahui
persentase
rata-rata
untuk
didapat informasi mengenai keterbacaan
materi Netralisasi adalah sebesar 60,8%
dan pemahaman mahasiswa terhadap
mahasiswa
buku teks terjemahan Chemistry pokok
28,2%
bahasan Asam dan Basa.
sedang,
mengkategorikan
mahasiswa dan
mudah,
mengkategorikan
10,9%
mahasiswa
mengkategorikan sukar. Data tersebut menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian keterbacaan
ini teks
menganalisis
pada
buku
teks
terjemahan Chemistry sub pokok bahasan
bahwa
mahasiswa
sebagian
besar
mengkategorikan
keterbacaaan materi Netralisasi adalah mudah.
Tabel 1. Keterbacaan sub pokok bahasan Netralisasi dan Titrasi Materi
Sub Materi
Pengantar netralisasi Semua netralisasi adalah reaksi yang sama Netralisasi Persentase rata-rata materi A Pengantar titrasi Titik ekuivalen Melakukan titrasi Pemilihan indikator yang cocok Titrasi Perhitungan titrasi Menghitung konsentrasi dari data titrasi Persentase rata-rata materi B Persentase rata-rata sub pokok bahasan I
Persentase rata-rata untuk materi
Mudah 58,7% 63,0% 60,8% 55,7% 47,8% 35,7% 39,1% 60,9% 69,6% 51,5% 49,6%
Keterbacaan Sedang 30,4% 26,1% 28,2% 41,7% 43,5% 57,4% 57,9% 39,1% 30,4% 45% 44,4%
mahasiswa mengkategorikan sedang, dan
Titrasi adalah sebesar 51,5% mahasiswa
3,5%
mahasiswa
mengkategorikan
sukar.
Data
mudah,
45%
Sukar 10,9% 10,9% 10,9% 2,6% 8,7% 6,9% 2,9% 0% 0% 3,5% 5,6%
mengkategorikan
tersebut
menunjukkan
e-ISSN 2502-4787
Analisis Keterbacaan Mahasiswa terhadap Buku Teks 92
bahwa
sebagian
mengkategorikan
besar
mahasiswa
keterbacaaan
materi
Titrasi adalah mudah.
memiliki persentase rata-rata
sebesar
49,6%
mengkategorikan
mahasiswa
mudah,
44,4%
mudah
untuk
keterbacaan buku teks sub pokok bahasan Netralisasi
Sub pokok bahasan Netralisasi dan Titrasi
mengkategorikan
dan
Titrasi.
Dengan
demikian, teks yang terdapat pada sub pokok bahasan Netralisasi dan Titrasi tergolong baik karena memiliki kategori mudah
untuk
keterbacaannya,
yang
mahasiswa mengkategorikan sedang, dan
berarti teks mudah dibaca dan dipahami
5,6%
mahasiswa
oleh mahasiswa. Hal ini sesuai dengan
sukar.
Data
mengkategorikan
tersebut
menunjukkan
anggapan dasar peneliti mengenai buku
bahwa hampir separuh dari jumlah
teks terjemahan telah memenuhi kriteria
mahasiswa
ketata bahasaan.
mengkategorikan
keterbacaaan
sub
pokok
bahasan
Netralisasi dan Titrasi adalah mudah. Persentase tertinggi diperoleh oleh kategori
mudah
adalah Melakukan titrasi (35,7%) dan Pemilihan indikator yang cocok (39,1%).
Menghitung konsentrasi dari data titrasi
Tidak diperolehnya persentase tertinggi
(69,6%). Selain itu, terlihat juga hampir
untuk kategori mudah pada kedua materi
seluruh
tersebut diduga disebabkan oleh beberapa
persentase
materi
tertinggi
sub
persentase tertinggi pada kategori mudah
materi
sub
pada
Sub materi yang tidak memperoleh
memperoleh
untuk
kategori
keterbacaan mudah. Sub materi tersebut
faktor, baik dari faktor buku teks maupun faktor mahasiswanya.
adalah pengantar Netralisasi (58,7%),
Pada sub materi Melakukan titrasi
Semua netralisasi adalah reaksi yang
kesukaran diduga terdapat pada paragraf
sama
Titrasi
12 dan 15, karena sebanyak 13%
(47,8%),
mahasiswa memilih kategori sukar untuk
(63,0%),
(55,7%),
pengantar
Titik
Perhitungan
ekuivalen
titrasi
(60,9%),
dan
kedua paragraf tersebut, data tersebut
Menghitung konsentrasi dari data titrasi
dapat
(69,6%).
Kesukaran yang dialami mahasiswa pada
Data
tersebut
berdampak
pada
dilihat
pada
lampiran
C.3.
paragraf 12 diduga karena tata bahasa
perolehan persentase rata-rata sub pokok
yang kurang baik
bahasan tertinggi untuk kategori mudah
sehingga
(49,6%)
dalam membaca dan memahami paragraf
yang
menunjukkan
bahwa
hampir separuh dari jumlah mahasiswa
e-ISSN 2502-4787
dan komunikatif
membingungkan
mahasiswa
93 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 12.
Sebagai
contoh
dalam
kutipan
Akbari, Sonjaya, dan Anwar
paragraf
17,
kalimat berikut:
bingung
memahami
“Pelajari dan pahami seluruh tahapan sebelum mulai melakukan percobaan titrasi. Jika perhatian anda terfokus antara buku petunjuk praktikum dan buret secara bergantian, maka kesalahan mungkin akan terjadi. Pengalaman akan membantu, sehingga titrasi kedua harus lebih baik dari yang pertama.”
terkecoh
pada
Alternatif kalimat untuk mengganti kalimat di atas adalah:
15
berisi
mengenai
tata
kesukaran
terjadi
mahasiswa teks
karena
keterangan
gambar
mengenai rentang transisi pH untuk indikator
bromtimol
biru
dan
phenolftalein. Sementara itu, untuk paragraf 18, mahasiswa diduga kurang memahami konsep titik akhir dan titik ekuivalen
sehingga
kesukaran
memahami
teks
membaca
saat
kalimat:
“Pelajari dan pahami seluruh tahapan sebelum mulai melakukan percobaan titrasi karena kesalahan mungkin akan terjadi jika perhatian terbagi antara buret dan petunjuk praktikum. Pengalaman sangat membantu untuk titrasi kedua yang lebih baik” Paragraf
diduga
cara
gambar praktikum,
diduga
“Jika indikator yang cocok dipilih, titik akhir dan titik ekuivalen akan sama” Persentase kategori sedang dan mudah untuk paragraf 19 memiliki nilai yang sama
besar
(47,8%),
sehingga
keterbacaan untuk paragraf ini masih tergolong baik.
karena
mahasiswa tidak terbiasa atau belum pernah praktikum mengenai titrasi
Keterbacaan Sub Pokok Bahasan Kesetimbangan Asam-Basa Lemah
asam-basa. Untuk mengatasi hal ini
Tabel 2 menunjukkan persentase
diperlukan penjelasan lebih lanjut dari
rata-rata untuk materi Asam dan Basa
pengajar dan yang terpenting adalah
Lemah adalah sebesar 42,7% mahasiswa
mahasiswa
mengkategorikan
harus
melakukan
mudah,
48,8%
praktikum titrasi asam-basa karena
mahasiswa mengkategorikan sedang, dan
penyerapan konsep akan lebih baik
8,4%
mahasiswa
jika ditunjang oleh metode praktikum.
sukar.
Data
Pada
sub
indikator
materi
yang
keterbacaan
cocok
sedang
Pemilihan kategori memiliki
persentase tertinggi di paragraf 17 (56,5%)
dan
18
(69,6%).
Pada
mengkategorikan
tersebut
menunjukkan
bahwa hampir separuh dari mahasiswa mengkategorikan
keterbacaaan
materi
Asam dan Basa Lemah adalah sedang. Persentase rata-rata untuk materi Larutan
Penyangga
adalah
sebesar
e-ISSN 2502-4787
Analisis Keterbacaan Mahasiswa terhadap Buku Teks 94
40,6%
mahasiswa
mengkategorikan
tersebut menunjukkan bahwa hampir
mahasiswa
separuh dari mahasiswa mengkategorikan
mengkategorikan sedang, dan 10,8%
keterbacaaan materi Larutan Penyangga
mahasiswa mengkategorikan sukar. Data
adalah sedang.
mudah,
48,5%
Tabel 2. Keterbacaan sub pokok bahasan Kesetimbangan Asam-Basa Lemah Materi
Sub Materi
Pengantar asam dan basa lemah Beberapa asam merupakan proton donor yang lebih baik daripada yang lain Beberapa basa menerima proton lebih cepat daripada Asam dan yang lain Basa Tetapan ionisasi asam Lemah Menghitung Ka dari asam lemah Persentase rata-rata materi A Pengantar larutan penyangga Penyangga memiliki dua komponen Larutan penyangga untuk menstabilkan pH Larutan Larutan penyangga ada di sekitar kita Penyangga Persentase rata-rata materi B Persentase rata-rata sub pokok bahasan II
Mudah 56,5%
Keterbacaan Sedang 39,1%
Sukar 4,3%
28,9%
59,4%
11,6%
34,8%
52,2%
13%
45,7% 47,8% 42,7% 65,2% 29,3% 30,4% 37,7% 40,6% 35,8%
50% 43,5% 48,8% 30,4% 52,2% 57,9% 53,6% 48,5% 51,3%
4,3% 8,7% 8,4% 4,3% 18,5% 11,6% 8,7% 10,8% 12,8%
Sub pokok bahasan Kesetimbangan
(56,5%), Menghitung Ka dari Asam
Asam-Basa Lemah memiliki persentase
Lemah (47,8%), dan pengantar Larutan
rata-rata
mahasiswa
Penyangga (65,2%). Sedangkan sebagian
51,3%
besar sub materi lainnya memperoleh
sebesar
35,8%
mengkategorikan
mudah,
mahasiswa mengkategorikan sedang, dan
persentase
12,8%
mahasiswa
mengkategorikan
keterbacaan sedang yang menyebabkan
sukar.
Hasil
dapat
keterbacaan buku teks sub pokok bahasan
yang
diperoleh
tertinggi
pada
kategori
berdasarkan data tersebut adalah sebagian
Kesetimbangan
besar
mahasiswa
mengkategorikan
memiliki kategori keterbacaan sedang.
sedang
untuk
pokok
sub
bahasan
Kesetimbangan Asam-Basa Lemah. Pada
sub
Asam-Basa
Lemah
Hal ini diperkuat oleh data persentase sebesar
53,1%
pokok
bahasan
Asam-Basa
Lemah
keterbacaan buku teks sub pokok bahasan
diketahui hanya terdapat 3 sub materi
Kesetimbangan Asam-Basa Lemah. Data
yang memperoleh persentase tertinggi
tersebut mengindikasikan teks sub pokok
pada kategori keterbacaan mudah yaitu
Kesetimbangan Asam-Basa Lemah cukup
pengantar
mudah dipahami oleh mahasiswa karena
Kesetimbangan
Asam
e-ISSN 2502-4787
dan
Basa
Lemah
mengkategorikan
mahasiswa sedang
untuk
95 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 keterbacaannya berada pada kategori sedang. Kategori sedang dapat diartikan mahasiswa hanya memahami setengah konsep yang ingin disampaikan oleh teks.
Akbari, Sonjaya, dan Anwar
mendonorkan proton, maka asam format akan menang. HCOOH akan lebih mudah melepas proton daripada CH3COOH. Oleh karena itu, asam format merupakan asam yang lebih kuat daripada asam asetat.”
Sub materi yang memiliki kategori keterbacaan sedang adalah Beberapa asam merupakan proton donor yang lebih baik daripada yang lain (59,4%), Beberapa basa menerima proton lebih cepat daripada yang lain (52,2%), Tetapan ionisasi asam (50%), Penyangga memiliki
dua
komponen
(52,2%),
Larutan penyangga untuk menstabilkan pH (57,9%), dan Larutan penyangga ada di sekitar kita (53,6%). Faktor buku teks dan mahasiswa diduga menjadi penyebab tidak tercapainya persentase tertinggi pada kategori mudah untuk 6 sub materi yang telah disebutkan.
merupakan proton donor yang lebih baik daripada
yang
lain,
memiliki
persentase
tertinggi
untuk
kategori
keterbacaan
sedang
adalah
paragraf
yang
paragraf 25 (73,9%). Konsep yang cukup diduga
diperolehnya diperlukan
data peran
juga terjadi pada paragraf 26 sub materi Beberapa basa menerima proton lebih cepat daripada yang lain, yaitu: “Kedua basa dapat menerima proton, tapi ion asetat CH3COOlebih mudah dalam menangkap proton daripada ion format, HCOO-. Ion format adalah basa yang lebih lemah dibandingkan ion asetat. Pada kesetimbangan, ion format lebih banyak dalam larutan dibandingkan ion asetat.” Untuk
mempermudah
memahami
konsep, tidak hanya pengajar yang harus menjelaskan kepada mahasiswa, tapi juga penulis buku teks harus merevisi kalimat
Pada sub materi Beberapa asam
sukar
Adanya konsep yang sukar diduga
menjadi
penyebab
tersebut pengajar
sehingga untuk
membantu mahasiswa memahami konsep yang terdapat dalam paragraf 25. Sebagai contoh pada kutipan berikut: “Jika berpikir ini adalah persaingan antara dua asam untuk melihat mana yang lebih baik dalam
tersebut dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami. Untuk sub materi Tetapan ionisasi asam,
diperolehnya
untuk
kategori
persentase
keterbacaan
50%
sedang
diduga karena adanya konsep yang abstrak yang terdapat pada persamaan kesetimbangan
saat
asam
asetat
dilarutkan dalam air, selain itu konsep ini juga berkaitan pada pokok bahasan lain mengenai kesetimbangan. Keterbacaan materi komponen
sedang
Penyangga diduga
untuk
sub
memiliki
dua
disebabkan
oleh
e-ISSN 2502-4787
Analisis Keterbacaan Mahasiswa terhadap Buku Teks 96
adanya
ketidak
jelasan
mengenai
penyebab bergesernya kesetimbangan ke
disertai penjelasan
contohnya istilah
hiperventilasi pada paragraf 40.
arah reaktan dan sekitar 99,6% asam asetat tidak terionisasi pada pH 2,4 yang tertulis pada paragraf 31. Oleh karena
itu,
perlu
ditambahkan
penjelasan
mengenai
sehingga
tidak
hal
tersebut
membingungkan
mahasiswa saat membaca teks. Konsep yang cukup sukar diduga
Keterbacaan Pokok Bahasan AsamBasa Ditinjau
secara
keseluruhan,
persentase sebesar 47,8% menunjukkan hampir
separuh
mahasiswa
mengkategorikan
sedang
keterbacaan
teks
buku
untuk terjemahan
menjadi penyebab tingginya persentase
Chemistry pokok bahasan Asam dan
kategori keterbacaan sedang untuk sub
Basa. Data ini diperoleh dari perhitungan
materi
rata-rata persentase keterbacaan seluruh
Larutan
menstabilkan bagaimana
penyangga
pH. cara
Proses
untuk
mengenai
larutan
sub pokok bahasan.
penyangga
menstabilkan pH sangat berkaitan dengan prinsip Le Chatelier dan merupakan suatu proses
yang
praktikum multimedia
abstrak. ataupun
penggunaan
yang menjelaskan aspek
mikroskopis mahasiswa
Pelaksanaan
sangat untuk
lebih
membantu memahami
konsep yang terdapat pada sub materi ini. Selain itu, contoh perhitungan sangat diperlukan
dalam
konsep
efisiensi
penyangga. Sebagian
Gambar 1. Keterbacaan pokok bahasan Asam dan Basa
Walaupun
kategori
keterbacaan
untuk buku teks adalah sedang, data mahasiswa
tersebut tetap mengindikasikan bahwa
untuk
buku teks terjemahan Chemistry pokok
keterbacaan materi Larutan penyangga
bahasan Asam dan Basa mudah dibaca
ada di sekitar kita diduga karena
dan dipahami oleh mahasiswa karena
penjelasan konsep yang terdapat dalam
selisih persentase kategori mudah dan
contoh aplikasi larutan penyangga terlalu
sedang tergolong kecil (4,8%).
mengkategorikan
besar sedang
sedikit dan adanya istilah yang tidak
e-ISSN 2502-4787
97 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 Penulisan Ide Pokok Sub Bahasan Netralisasi dan Titrasi
Pokok
Persentase rata-rata untuk materi Netralisasi adalah 40,2%, sedangkan
Akbari, Sonjaya, dan Anwar
materi
Titrasi
adalah
61,5%.
Data
tersebut mengindikasikan sebagian besar mahasiswa mampu menulis ide pokok paragraf dalam materi ini.
Tabel 3. Penulisan ide pokok sub pokok bahasan Netralisasi dan Titrasi
Sub Materi
Pengantar netralisasi Semua netralisasi adalah reaksi yang sama
No P 1 2 3 4
5 6 Pengantar titrasi
7 8 9 10
Titik ekuivalen 11 12 Melakukan titrasi 13 14 Melakukan titrasi
15 16 17
Pemilihan indikator yang cocok
18 19 20
Perhitungan titrasi
21
Mampu menuliskan ide pokok
Ide pokok H3O+ dapat bereaksi dan melarutkan logam, OH- dapat membebaskan lemak yang menyumbat saluran air. Hubungan [H3O+] [OH-] = 1,0x10-14 menyebabkan H3O+(aq) dan OH-(aq) memiliki konsentrasi yang sama. Reaksi ion hidronium dengan ion hidroksida akan membentuk air. Pada reaksi penambahan asam ke dalam basa, reaktannya berupa ion H3O+(aq) dan ion OH-(aq), dan H2O(l) yang menjadi produk reaksi. Persentase rata-rata materi A Titik ekuivalen adalah titik dimana reaksi netralisasi terjadi secara sempurna. Titik ekuivalen terjadi ketika jumlah ion hidroksida yang ditambahkan sama dengan jumlah ion hidronium yang tersedia. Titrasi adalah metode untuk menentukan konsentrasi larutan. Titran adalah larutan yang diketahui konsentrasinya yang digunakan untuk menitrasi larutan yang tidak diketahui konsentrasinya. Larutan standar adalah larutan yang diketahui konsentrasinya. Kurva titrasi adalah kurva yang terbentuk selama proses titrasi yang hasilnya pH diplot terhadap volume titran. Titrasi dikatakan tepat hanya jika titik ekuivalen terdeteksi secara akurat. Praktikan harus memahami prosedur titrasi sebelum melakukan titrasi untuk mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi. Indikator akan berubah warna tapi akan berubah kembali menjadi warna aslinya sebelum titik akhir. Volume larutan yang tidak diketahui konsentrasinya dan volume titran dapat digunakan dalam perhitungan titrasi. Tata cara titrasi. Tata cara titrasi. Semua indikator memiliki rentang pH, pada rentang ini sebagian indikator berada dalam bentuk asam-nya dan sebagian dalam bentuk basa-nya. Jika indikator yang cocok dipilih, titik akhir dan titik ekuivalen akan sama. Pemilihan indikator untuk titrasi asam-basa disesuaikan dengan pH titik ekuivalen. Tujuan titrasi adalah untuk menentukan konsentrasi larutan dalam labu titrasi atau jumlah konsentrasi asam atau basa-nya. Hubungan mol (n) dengan konsentrasi zat terlarut adalah n = cV Pada titik ekuivalen titrasi asam kuat oleh basa kuat, n H3O+ = n OH+ (c H3O )(V H3O+) = (c OH- )(V OH-) Persentase rata-rata materi B
17,4% 8,7% 78,2% 56,5% 40,2% 86,9% 78,2% 91,3% 91,3% 91,3% 60,9% 69,6% 52,2% 39,1% 8,7% 73,9% 39,1% 47,8% 39,1% 13% 100%
60,9% 61,5%
e-ISSN 2502-4787
Analisis Keterbacaan Mahasiswa terhadap Buku Teks 98
Melalui Tabel 3 diketahui persentase
cara
titrasi
yang
disebutkan
dalam
rata-rata untuk penulisan ide pokok sub
paragraf tersebut. Hal ini diduga menjadi
pokok bahasan Netralisasi dan Titrasi
penyebab
adalah 57,3% dengan tafsiran sebagian
penulisan ide pokok paragraf 14.
kecilnya
persentase
untuk
besar mahasiswa mampu menulis ide
Ide pokok paragraf yang terdapat
pokok sub pokok bahasan ini. Pada sub
dalam paragraf 19 adalah ide pokok yang
pokok bahasan ini diketahui bahwa ide
terdapat pada seluruh isi paragraf yang
pokok paragraf 20 dapat ditulis oleh
dijelaskan melalui contoh. Namun, hanya
seluruh mahasiswa dengan persentase
sebagian kecil mahasiswa yang mampu
sebesar 100%. Seementara itu, ide pokok
menuliskan ide pokok dalam paragraf
paragraf yang hanya mampu ditulis oleh
tersebut.
sebagian kecil mahasiswa adalah paragraf
bahwa sebagian besar mahasiswa belum
1 (17,4%), 2 (8,7%), 14 (8,7%), dan 19
mampu menuliskan ide pokok jika ide
(13%). Perolehan persentase yang kecil
pokok tersebut terdapat pada seluruh isi
diduga disebabkan oleh berbagai faktor
paragraf.
Data
ini
mengindikasikan
baik dari mahasiswa maupun buku teks. Pada paragraf 1 diduga hampir separuh mahasiswa terkecoh oleh gambar
Penulisan Ide Pokok Sub Pokok Bahasan Kesetimbangan Asam-Basa Lemah
yang ada mengenai pencampuran larutan Asam
nitrat
dan
larutan
Natrium
hidroksida, sehingga mereka menuliskan proses pencampuran tersebut sebagai ide pokok
paragraf.
Kecilnya
perolehan
persentase penulisan ide pokok paragraf 2 (8,7%) diduga disebabkan oleh adanya kata reaksi netralisasi yang ditulis miring, kata tersebut yang ditulis oleh sebagian besar mahasiswa sebagai ide pokok. Paragraf 14 berisi gambar mengenai tata cara titrasi, seharusnya mahasiswa cukup menuliskan tata cara titrasi sebagai ide pokok paragraf, tetapi sebagian besar mahasiswa menuliskan secara detail tata
e-ISSN 2502-4787
Persentase rata-rata untuk penulisan ide pokok materi Asam dan Basa Lemah adalah
61,4%
dan
materi
Larutan
Penyangga sebesar 69,9%, menunjukkan sebagian
besar
mahasiswa
mampu
menulis ide pokok paragraf untuk materi ini. Berdarkan Tabel 4 dapat diketahui persentase rata-rata untuk penulisan ide pokok
sub
Kesetimbangan
pokok
bahasan
Asam-Basa
Lemah
adalah 65,6% dengan tafsiran sebagian besar mahasiswa mampu menulis ide pokok sub pokok bahasan ini.
99 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
Akbari, Sonjaya, dan Anwar
Tabel 4. Penulisan ide pokok sub pokok bahasan Kesetimbangan Asam-Basa Lemah
Materi
No P A(aq) + B(aq)
Pengantar asam dan basa lemah Beberapa asam merupakan proton donor yang lebih baik daripada yang lain
22
23
24
25 Beberapa basa menerima proton lebih cepat daripada yang lain
26
27 28
Tetapan ionisasi asam
Pengantar larutan penyangga
29
30 31
Penyangga memiliki dua komponen
32
33 34
Larutan penyangga untuk menstabilkan pH
35 36 37 38
Larutan penyangga ada di sekitar kita
39 40
Mampu menuliskan ide pokok
Ide pokok C(aq) + D(aq)
Panah yang lebih panjang mengindikasikan bahwa reaksi ke arah produk lebih disukai. Asam menurut Bronsted-Lowry adalah spesi yang dapat mendonorkan proton kepada basa. HCOOH(aq) + CH3COO-(aq) asam HCOO(aq) + CH3COOH(aq) asam Reaksi di atas menghasilkan basa konjugat berupa ion format dan asam konjugat berupa asam asetat. Asam yang lebih kuat mudah mendonorkan proton. HCOOH(aq) + CH3COO-(aq) Basa HCOO-(aq) + CH3 COOH(aq) Basa Ion format adalah basa yang lebih lemah dibandingkan ion asetat. Dalam reaksi asam-basa, basa konjugat dari asam yang lebih kuat adalah basa yang lemah, begitupun sebaliknya. Tetapan ionisasi asam, Ka adalah tetapan yang menunjukkan reaksi saat asam mendonorkan proton kepada air. Asam yang lebih kuat memiliki basa konjugat yang lebih lemah. Sebaliknya, basa yang lebih kuat memiliki asam konjugat yang lebih lemah. Prosentase rata-rata materi A Larutan penyangga adalah larutan yang terbuat dari asam lemah dan basa konjugatnya yang dapat menetralisasi sedikit asam atau basa yang ditambahkan ke dalamnya. Larutan penyangga terdiri dari asam lemah dan basa konjugatnya dalam jumlah yang hampir sama. Natrium asetat adalah elektrolit kuat dan terionisasi sempurna dalam larutan. Asam asetat adalah asam lemah yang sedikit terionisasi dalam air. Berdasarkan prinsip Le Chateliericts, saat natrium asetat dan asam asetat dicampurkan reaksi akan berjalan kea rah reaktan untuk mengurangi tekanan akibat kenaikan konsentrasi CH3COO-(aq). Dalam pembuatan buffer tidak diperlukan konsentrasi asam dan basa konjugat dalam jumlah yang sama. Prinsip Le Chateliericts sangat berperan dalam memahami bagaimana cara larutan penyangga mempertahankan pH. Penambahan basa akan menggeser reaksi ke arah pembentukan H 3O+ sedangkan penambahan asam akan menggeser reaksi ke arah pembentukan HX. Semakin besar konsentrasi dua larutan komponen penyangga, maka semakin besar kemampuan penyangga untuk mempertahankan pH. Penyangga banyak dimanfaatkan pada pabrik sampo, obat maag, dan makanan. Penyangga asam karbonat-ion hidrogen karbonat digunakan oleh tubuh untuk menjaga pH darah mendekati 7,40. Diabetes dapat menyebabkan acidosis, sedangkan keracunan alkohol menyebabkan alkalosis. Prosentase rata-rata materi B
82,6%
73,9%
73,9%
30,4% 60,9%
100% 30,4% 39,1% 61,4% 86,9% 100% 34,8%
82,6% 65,2% 30,4% 82,6% 86,9% 52,2% 95,7% 52,2% 69,9%
e-ISSN 2502-4787
Analisis Keterbacaan Mahasiswa terhadap Buku Teks 100
Ide pokok paragraf yang dapat ditulis
Pada paragraf 35 diduga hampir separuh
oleh seluruh mahasiswa (100%) pada sub
mahasiswa
terkecoh
pokok bahasan Kesetimbangan Asam-
perbandingan antara larutan penyangga
Basa Lemah adalah paragraf 27 dan 31.
dan
Sedangkan ide pokok paragraf yang
persamaaan reaksi kesetimbangan pada
memperoleh persentase terkecil sebesar
larutan
30,4% adalah paragraf 25, 28, dan 35.
menuliskan kedua hal tersebut sebagai
Perolehan persentase yang kecil diduga
ide pokok paragraf.
larutan
bukan
penyangga
oleh
gambar
penyangga
sehingga
dan
mereka
disebabkan oleh berbagai faktor baik itu dari mahasiswa maupun buku teks. Ide pokok paragraf yang terdapat dalam paragraf 25 adalah ide pokok yang
Penulisan Ide Pokok Pokok Bahasan Asam-Basa Persentase sebesar 61,45%
pada
terdapat pada seluruh isi paragraf yang
Tabel 5 menunjukkan sebagian besar
dijelaskan melalui contoh. Namun, hanya
mahasiswa mampu menulis ide pokok
sebagian kecil mahasiswa yang mampu
paragraf buku teks terjemahan Chemistry
menuliskan ide pokok dalam paragraf
pokok bahasan Asam dan Basa yang
tersebut. Mahasiswa cenderung menulis
mengindikasikan
ide
memahami buku teks tersebut. Data ini
pokok
melalui
kata-kata
yang
dari
mahasiswa
perhitungan
mudah
terdapat dalam paragraf tersebut. Data ini
diperoleh
rata-rata
mengindikasikan bahwa sebagian besar
persentase penulisan ide pokok seluruh
mahasiswa belum mampu menuliskan ide
sub pokok bahasan.
pokok jika ide pokok tersebut terdapat pada seluruh isi paragraf.
Tabel 5. Penulisan ide pokok pokok bahasan Asam dan Basa
Kecilnya persentase untuk penulisan ide pokok paragraf 28 (30,4%) diduga
Sub pokok bahasan
karena mahasiswa kurang memahami
Netralisasi dan Titrasi Kesetimbangan Asam-Basa Lemah Persentase rata-rata
materi tetapan kesetimbangan, hal ini terlihat dari data yang menunjukkan
Mampu menuliskan ide pokok 57,3% 65,6% 61,45%
hampir separuh mahasiswa menulis ide pokok paragraf sebagai berikut: “Ka adalah tetapan ionisasi asam dan Keq adalah tetapan ionisasi asam dalam air”
KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan data yang telah dikemukakan dapat diperoleh kesimpulan
e-ISSN 2502-4787
bahwa tingkat
101 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
Akbari, Sonjaya, dan Anwar
keterbacaan mahasiswa terhadap buku
Penelitian ini dapat menjadi acuan
teks terjemahan Chemistry materi Asam
untuk mengetahui tingkat pemahaman
Basa
berbanding
kemampuan
lurus
dengan
mahasiswa setelah melakukan proses
mahasiswa
dalam
belajar mandiri menggunakan buku teks
menuliskan ide pokok. Buku dengan
terjemahan
kategori
sedang
penelitian ini juga dapat menjadi dasar
mahasiswa
dalam
pengembangan buku-buku teks lainnya
pokok
setiap
agar
keterbacaan
memudahkan memahami
ide
pada
paragraf.
Chemistry.
diperoleh
buku
Selain
teks
itu,
dengan
keterbacaan mudah sehingga menunjang keberhasilan Proses Belajar Mengajar
DAFTAR RUJUKAN Anwar, S. 2009, Pengolahan Bahan Ajar, tidak diterbitkan, Bandung, UPI.
Santyasa, I. W. 2009, Pengembangan Pemahaman
Konsep
dan
Firman, H. 2007, Penelitian Pendidikan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Kimia. Bandung, Jurusan pendidikan
Fisika bagi Siswa SMA dengan
Kimia FPMIPA UPI.
Pemberdayaan
Moraes, P., McCoy, K., dan Carberry S.
Konseptual
Model
Perubahan
Berseting
Investgasi
2016, ”Enabling Text Readability
Kelompok, diakses 20 Oktober 2015,
Awareness
During
The
Micro
(http://www.freewebs.com).
Planning
Phase
of
NLG
Suhadi, R. 2005, Analisis Bahasa Buku
Applications”. Proceedings of The
Paket SMA dari Segi Keterbacaan,
9th International Natural Language
19
Generation Conference, Edinburgh,
(http://perpustakaan.upi.edu).
U.K, September 5-8 2016.
Oktober
Sulistyorini,
H.
2015,
(2006).
Tingkat
Myers, R. T., Oldham, K. B.,dan Tocci,
Keterbacaan Teks dan Pengaruhnya
S. 2006, Chemistry, New York, Holt,
Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Rinehart and Winston.
pada
Rusyana, Yus dan Suherli 2004, Studi Keterbacaan Sekolah
Buku
Dasar,
Pelajaran
Jakarta,
Perbukuan Depdiknas
Pusat
Pokok
Bahasan
Larutan
Penyangga di SMA Negeri I Kramat Kabupaten
Tegal,
diakses
Oktober
19 2015,
(http://digilib.unnes.ac.id).
e-ISSN 2502-4787
Analisis Keterbacaan Mahasiswa terhadap Buku Teks 102
Zamanian, M dan Heydari, P. (2012). ”Readability Texts: State of the Art”.
e-ISSN 2502-4787
Theory and Practise in Language Studies. Vol 2. No (1). 43-53.]