ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN MOMOMILK DI TAMAN KENCANA KOTA BOGOR
REVI HOTMA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan Usaha Restoran Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dan karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014 Revi Hotma NIM H34100070
ABSTRAK REVI HOTMA. Analisis Kelayakan Usaha Restoran Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor. Dibimbing oleh SITI JAHROH. Bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang sedang berkembang di Bogor. Tidak hanya makanan, beberapa restoran juga menyajikan minuman sebagai produk utamanya. Akan tetapi masih sedikit restoran yang menyajikan susu sebagai produk utama. Restoran Momomilk merupakan salah satu restoran yang menyajikan susu sebagai menu utama dan telah beroperasi selama 7 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha Restoran Momomilk. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan berdasarkan kriteria investasi. Aspek finansial menunjukkan NPV sebesar Rp63 220 511, Net B/C sebesar 2.57, IRR sebesar 47.35 persen, dan payback period selama 3 tahun 6 bulan 21 hari. Hasil analisis kelayakan ini menunjukkan bahwa Restoran Momomilk layak berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial ekonomi dan lingkungan, serta aspek finansial. Namun usaha ini belum layak berdasarkan aspek hukum. Kata kunci: analisis nilai pengganti, aspek non finansial, kriteria investasi
ABSTRACT REVI HOTMA. Feasibility Study of Momomilk Restaurant at Taman Kencana Bogor. Supervised by SITI JAHROH. Culinary business is one of the growing businesses in Bogor. Not only food, many restaurants also offer beverage products as their main menu. However, there are few restaurants that offer milk as their main product. Momomilk Restaurant is one of the restaurants that offers milk as its main product and has been running for the last 7 months. The objective of this study is to analyze the feasibility of Momomilk Restaurant. Qualitative analysis was used to analyze the feasibility based on non financial aspect such as market aspect, technical aspect, management and law aspect, and also social economic and environmental aspect. Quantitative analysis was used to analyze the feasibility based on investment criteria. Financial analysis showed that NPV was Rp63 220 511, Net B/C was 2.57, IRR was 47.35 percent, and payback period was 3 years 6 months 21 days. The result of this feasibility analysis showed that Momomilk Restaurant was feasible based on market aspect, technical aspect, management and aspect, social economic and environmental aspect, and also financial aspect. But, this business was not feasible based on law aspect. Keywords: investment criteria, non financial aspect, switching value analysis
ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN MOMOMILK DI TAMAN KENCANA KOTA BOGOR
REVI HOTMA
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Restoran Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor Nama : Revi Hotma NRP : H34100070
Disetujui oleh
Siti Jahroh, Ph.D Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 sampai Februari 2014 ini ialah kelayakan usaha, dengan judul Analisis Kelayakan Usaha Restoran Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Siti Jahroh, Ph.D selaku dosen pembimbing, Tintin Sarianti, SP. MM. selaku dosen penguji utama, serta Dr. Amzul Rifin, SP. MA. selaku dosen penguji komdik yang telah memberikan saran kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas doa dan dukungan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Haidhar Wurjanto selaku pemilik Restoran Momomilk, Bapak Hadi Abdillah selaku manajer operasional, dan Bapak R. Umar selaku manajer keuangan yang telah bersedia memberikan informasi untuk memperlancar penelitian ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih atas dukungan teman-teman semasa perkuliahan dan seluruh pihak yang tidak dapat diucapkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2014 Revi Hotma
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
5
Manfaat Penelitian
6
TINJAUAN PUSTAKA
6
Kajian Studi Kelayakan Usaha berdasarkan Aspek Non Finansial Kajian Studi Kelayakan Usaha berdasarkan Aspek Finansial KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
7 11 13 13
Teori Investasi
13
Teori Biaya Manfaat
15
Studi Kelayakan Usaha
15
Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha
17
Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN
19 22
Lokasi dan Waktu Penelitian
22
Jenis dan Sumber Data
22
Metode Pengumpulan Data
22
Metode Pengolahan Data
22
Analisis Kelayakan Non Finansial
23
Analisis Kelayakan Finansial
23
Laporan Laba Rugi
23
Laporan Arus Kas
24
Kriteria Kelayakan Investasi
25
Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)
27
Asumsi Dasar GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN MOMOMILK
27 28
Sejarah Restoran Momomilk
28
Lokasi Perusahaan
29
Visi dan Misi Restoran Momomilk
30
Deskripsi Pengusahaan Restoran Momomilk
30
ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL
31
Analisis Aspek Pasar
31
Potensi dan Target Pasar
31
Strategi Pemasaran
32
Hasil Analisis Aspek Pasar
34
Aspek Teknis
35
Lokasi Bisnis
35
Proses Produksi
37
Hasil Analisis Aspek Teknis
38
Aspek Manajemen dan Hukum
38
Bentuk Badan Usaha
38
Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
38
Sistem Penggajian Pegawai
40
Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum
40
Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
40 41 41
Analisis Laba Rugi Restoran Momomilk
42
Arus Kas (Cashflow) Restoran Momomilk
43
Arus Penerimaan (Inflow)
43
Arus Pengeluaran (Outflow)
44
Analisis Kriteria Kelayakan Investasi
48
Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)
49
SIMPULAN DAN SARAN
49
Simpulan
49
Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
50
LAMPIRAN
52
RIWAYAT HIDUP
68
DAFTAR TABEL 1 2
Jumlah tempat makan di Kota Bogor tahun 2006-2012 Pemasukan pajak bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor dari sektor pariwisata dalam rupiah tahun 2010-2012 3 Format laporan laba rugi 4 Format laporan arus kas 5 Jumlah karyawan Restoran Momomilk berdasarkan jabatan dan jenis kelamin 6 Hasil analisis laporan laba rugi Restoran Momomilk 7 Data penerimaan Restoran Momomilk Bulan Juni sampai Desember 2013 8 Proyeksi penerimaan Restoran Momomilk tahun ke-2 sampai ke-5 9 Biaya operasional Restoran Momomilk 10 Hasil analisis kriteria investasi Restoran Momomilk
1 2 24 25 36 42 43 44 47 48
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8
Fungsi investasi Hubungan tingkat suku bunga, investasi, dan tabungan Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan usaha Restoran Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor Omset penjualan Restoran Momomilk pada Bulan Juni-Desember 2013 Penyajian beberapa produk Restoran Momomilk Proses produksi Freshmilk Proses produksi Milkshake Struktur organisasi Restoran Momomilk
14 14 21 31 33 37 37 39
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Daftar harga produk Restoran Momomilk Tata letak Restoran Momomilk Kondisi aktual dan proyeksi kegiatan operasional Restoran Momomilk Proyeksi laporan laba rugi Restoran Momomilk Rincian komponen biaya investasi dan reinvestasi Restoran Momomilk Biaya operasional Restoran Momomilk Bulan Juni sampai Desember 2013 Proyeksi arus kas Restoran Momomilk Analisis switching value peningkatan biaya input susu pasteurisasi Analisis switching value penurunan tingkat penjualan produk
5 53 54 55 56 58 59 62 65
PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Bogor memiliki berbagai obyek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Obyek wisata yang terdapat di Kota Bogor sangat beragam baik obyek wisata bersejarah seperti Kebun Raya Bogor, museum-museum, maupun obyek wisata yang sudah modern. Selain kunjungan ke obyek-obyek wisata tersebut, aktivitas kunjungan wisata ke Kota Bogor juga tercermin dari keramaian di pusat-pusat perdagangan makanan jajanan dan buahbuahan serta factory outlet pakaian dan tas seperti di Jalan Suryakencana, Siliwangi, Pajajaran, dan Tajur terutama pada hari Sabtu, Minggu, dan hari-hari libur1. Dari berbagai bisnis yang ada di Kota Bogor, bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang sedang berkembang. Beragamnya bisnis kuliner di Kota Bogor menjadikan para wisatawan memperoleh berbagai alternatif makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Namun disisi lain, dengan berkembangnya usaha bisnis kuliner tersebut juga memicu persaingan yang ketat antara bisnis kuliner yang satu dengan yang lainnya. Perkembangan bisnis kuliner di Kota Bogor ditunjukkan dengan beragamnya tempat makan (restoran dan rumah makan) yang ada di kota ini. Sejak tahun 2006 sampai 2012, jumlah tempat makan di Kota Bogor cenderung berfluktuatif. Adanya peningkatan dan penurunan jumlah tempat makan menunjukkan adanya persaingan yang ketat dalam bisnis kuliner. Akibatnya, para pesaing yang tidak mampu bertahan dalam bisnis ini pun terpaksa gulung tikar. Data perkembangan jumlah tempat makan di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah tempat makan di Kota Bogor tahun 2006-2012 Tahun
Restoran
Rumah makan
Total
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
2006
91
-
157
-
248
-
2007
93
2.20
175
11.46
268
8.06
2008
88
(5.38)
123
(29.71)
211
(21.27)
2009
88
0.00
137
11.38
225
6.64
2010
88
0.00
137
0.00
225
0.00
2011
88
0.00
131
(4.38)
219
(2.67)
2012
87
(1.14)
130
(0.76)
217
(0.91)
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2013 (diolah).
1
Pemerintah Kota Bogor. 2012. Profil investasi bidang pariwisata Kota Bogor. [Internet]. [diunduh 2013 Nov 25]. Tersedia pada: http://www.kotabogor.go.id/investasi/pariwisata.
2
Berdasarkan data pada Tabel 1 jumlah tempat makan di Kota Bogor cenderung berfluktuatif. Pada tahun 2008 jumlah tempat makan di Bogor mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sejumlah 57 unit atau sekitar 21.27 persen. Akan tetapi pada tahun 2009 jumlah tempat makan di Kota Bogor mengalami peningkatan sejumlah 14 unit atau sekitar 6.64 persen. Kemudian pada tahun 2010 jumlah tempat makan di Kota Bogor sama seperti tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 dan 2012 jumlah tempat makan di Kota Bogor kembali mengalami penurunan namun penurunannya hanya sedikit yaitu masingmasing 2.67 persen dan 0.91 persen. Penurunan yang terjadi dikarenakan adanya kenaikan harga barang termasuk barang pangan akibat kenaikan bahan bakar minyak dan persaingan usaha dibidang kuliner. Hal ini mengakibatkan beberapa tempat makan di Kota Bogor mengalami kebangkrutan. Pajak restoran menjadi pemasukan tertinggi bagi PAD Kota Bogor dari sektor pariwisata bila dibandingkan dengan pajak hotel maupun pajak hiburan. Selain itu, pajak restoran mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak tahun 2010 sampai tahun 2012. Hal ini mengindikasikan bahwa restoran di Kota Bogor semakin berkembang dan memiliki peran yang cukup besar terhadap perekonomian di daerah ini. Pemasukan pajak bagi PAD Kota Bogor dari sektor pariwisata dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Pemasukan pajak bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor dari sektor pariwisata dalam rupiah tahun 2010-2012 Jenis pendapatan Pajak restoran
2010
2011
2012
19 393 960 174
27 252 802 195
39 510 789 644
Pajak hotel
6 403 876 082
15 704 258 353
27 528 683 203
Pajak hiburan
6 964 692 407
8 686 143 286
13 707 405 648
32 762 528 663
51 643 203 834
80 746 878 495
Total
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2013.
Berdasarkan data pada Tabel 2, pemasukan pajak restoran bagi PAD Kota Bogor dari sektor pariwisata meningkat sebesar 40.52 persen dari tahun 2010 ke tahun 2011. Kemudian meningkat kembali dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 44.98 persen. Secara keseluruhan pada tahun 2012, pajak restoran memberikan kontribusi sebesar 48.93 persen terhadap PAD Kota Bogor dari sektor pariwisata. Pajak hotel dan pajak hiburan memberi kontribusi masing-masing sebesar 34.09 persen dan 16.97 persen bagi PAD Kota Bogor di tahun 2012. Restoran yang terdapat di Kota Bogor tidak hanya terfokus pada produk makanan yang beragam. Banyak pula restoran yang lebih menonjolkan produk minuman sebagai menu andalannya. Selain Starbucks yang sudah terkenal di Kota Bogor, banyak juga restoran yang berbentuk kedai atau café dengan menyajikan minuman sebagai produk andalan seperti Bhumi Tea and Coffee, de Koffie Pot, Rumah Kopi Ranin, dan lain sebagainya. Akan tetapi umumnya usaha dengan produk utama minuman tersebut berbahan dasar teh ataupun kopi.
3
Komoditas yang tergolong masih jarang untuk dijadikan bahan dasar dalam pembuatan produk minuman adalah susu. Usaha restoran di Bogor yang menjadikan susu sebagai produk utama tergolong sedikit. Di Kabupaten Bogor terdapat restoran dengan produk unggulan susu yang sudah cukup dikenal masyarakat Bogor dan sekitarnya yaitu Cisarua Mountain Dairy (Cimory) yang terletak di Cisarua. Sedangkan di Kota Bogor, usaha restoran dengan produk utama susu yaitu Restoran Momomilk yang terletak di daerah Taman Kencana. Meskipun skala usaha restoran Momomilk belum sebesar Cimory, namun usaha ini sudah mulai berkembang dan dikenal oleh masyarakat Kota Bogor. Dengan skala usaha Restoran Momomilk yang belum sebesar Cimory, menjadikan pemilik usaha menentukan segmen dan target pasar yang berbeda pula. Kecenderungan pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan hiburan selain dari rekreasi, menjadi peluang pasar untuk Restoran Momomilk. Pelajar dan mahasiswa merupakan konsumen yang dinilai memiliki selera tersendiri dalam memilih restoran yang akan dikunjungi. Umumnya, mereka mencari restoran yang menyajikan makanan dan minuman yang unik, lokasi yang dekat dengan sekolah atau kampus, tempat yang nyaman, serta harga produk yang terjangkau. Pada awal berdirinya di tahun 2011, produk Momomilk dipasarkan dengan membuka booth di beberapa lokasi seperti sekolah dan pusat perbelanjaan. Pemilihan cara memasarkan produk dengan menggunakan booth dikarenakan modal pemilik usaha saat itu masih terbatas serta dirasakan lebih mudah dan praktis. Sampai saat ini jumlah booth Momomilk yang masih beroperasi hanya tersisa 2 saja dikarenakan beberapa booth sebelumnya tidak memberikan keuntungan sesuai target. Melihat perkembangan 2 booth tersebut yang terus memberikan peningkatan penjualan maka pemilik usaha melakukan pengembangan usaha dengan membuka cabang baru. Cabang baru tersebut tidak berbentuk booth melainkan berbentuk restoran yang terletak di daerah Taman Kencana Bogor. Restoran ini baru berjalan selama 7 bulan sejak Juni hingga Desember 2013 dan sudah memiliki penjualan yang cukup baik. Pemilik usaha juga lebih mudah untuk menjangkau target pasar dengan memperkenalkan Restoran Momomilk kepada kerabat-kerabatnya dan konsumen yang sudah sering membeli produk Momomilk sebelumnya melalui booth yang dimiliki. Kondisi lingkungan yang sangat dinamis dan intensitas persaingan yang semakin ketat membuat seorang pengusaha tidak cukup hanya mengandalkan pengalaman dan intuisi saja dalam memulai usahanya (Suliyanto 2010). Seorang pelaku usaha harus melakukan analisis kelayakan terhadap ide bisnis yang akan ia jalankan. Hal ini dilakukan untuk melihat keuntungan yang akan diperoleh atas besarnya investasi yang telah dikeluarkan. Begitu juga dengan Restoran Momomilk yang masih tergolong bisnis baru dimana diperlukan analisis kelayakan untuk melihat seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta sebagai bahan pertimbangan bagi para investornya.
Perumusan Masalah Momomilk merupakan restoran yang terletak di Kota Bogor dengan menyajikan berbagai produk olahan susu sebagai menu utama. Selama 3 tahun
4
usaha ini berdiri, produk Momomilk dipasarkan dengan membuka beberapa booth di sekitar sekolah maupun di pusat perbelanjaan. Akan tetapi beberapa booth terpaksa ditutup karena tidak menghasilkan keuntungan seperti yang diharapkan oleh pemiliknya. Saat ini hanya ada 2 booth yang masih berdiri yang berada di Kantin Sapta IPB Darmaga dan di Food Court Bogor Junction. Ditutupnya beberapa booth yang tidak memberi laba sesuai target menunjukkan adanya persaingan yang ketat. Oleh karena itu, Restoran Momomilk dituntut untuk membuat keunikan. Untuk menghadapi pesaing dari usaha bidang kuliner lainnya, maka pemilik Momomilk membuat keunikan pada restoran ini. Sesuai dengan produk utamanya yakni susu maka konsep restoran ini adalah peternakan. Untuk menunjang tema tersebut maka beberapa alat makan yang digunakan untuk menyajikan minuman diimpor dari Cina. Selain itu, dekorasi restoran dan seragam yang digunakan para pelayan pun bertema peternakan. Melihat banyaknya restoran di Kota Bogor yang juga memilih segmen dan target pasar pelajar dan mahasiswa, maka mereka memiliki banyak alternatif untuk memilih restoran mana yang akan dikunjungi. Oleh karena itu permintaan akan produk di Restoran Momomilk akan menjadi sulit diprediksi. Selain aspek pasar, aspek yang juga penting adalah aspek teknis seperti teknologi. Adanya teknologi yang canggih tentu akan memudahkan dan lebih mempercepat suatu proses produksi misalnya mesin pasteurisasi ataupun teknologi lainnya. Namun diperlukan biaya yang sangat besar untuk pengadaan teknologi tersebut dan Restoran Momomilk memiliki keterbatasan dana bila hendak membeli suatu peralatan yang canggih. Dari segi manajemen dan hukum, diperlukan manajemen yang baik dalam organisasi dan perizinan yang lengkap guna melancarkan kegiatan usaha. Selain itu perlu dilihat juga sejauh mana Restoran Momomilk mampu memberikan dampak bagi lingkungan sekitar lokasi usaha dari segi sosial ekonomi dan lingkungan. Selain aspek non finansial, melihat besarnya biaya untuk investasi maka perlu dikaji aspek finansial. Restoran Momomilk tentunya mengeluarkan biaya yang cukup besar terutama pada saat pembelian investasi dan untuk pemeliharaan investasi. Mengingat besarnya investasi yang dikeluarkan, maka penelitian mengenai kelayakan usaha menjadi penting untuk dilakukan. Analisis kelayakan usaha tentunya tidak hanya dilihat dari segi aspek finansial saja namun juga aspek lainnya yang sangat berkaitan dengan aspek finansial tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang dijalankan atau tidaknya sebuah ide bisnis. Salah satu input terpenting yang digunakan oleh Restoran Momomilk adalah susu pasteurisasi. Pasokan susu pasteurisasi tersebut diperoleh dengan melakukan kerjasama dengan salah satu mahasiswa pascasarjana Fakultas Peternakan IPB. Kerjasama ini dilakukan untuk meminimalisir risiko dalam proses pasteurisasi susu murni. Setiap harinya Restoran Momomilk membutuhkan pasokan susu pasteurisasi sekitar 60 sampai 80 liter pada saat weekday dan 100 sampai 120 liter susu pada saat weekend. Selama 7 bulan beroperasi, harga input susu pasteurisasi sudah mengalami 2 kali peningkatan harga. Akan tetapi peningkatan harga tersebut hanya berbeda sedikit dari harga susu pasteurisasi sebelumnya. Apabila terjadi kenaikan harga input baik susu maupun bahan penunjang lainnya, tentu akan berpengaruh terhadap harga output. Selain faktor kenaikan input, adanya pesaing dengan produk yang sejenis juga akan mempengaruhi harga
5
output. Pemilik restoran harus menentukan harga output tertentu agar konsumen tidak beralih pada produk yang lain apabila harga produk dirasa konsumen terlalu mahal. Selain itu, apabila terjadi penurunan tingkat penjualan produk juga tentunya akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan restoran dan bisa berimbas pada kelayakan usaha. Oleh karena itu pemilik usaha harus peka terhadap 2 variabel tersebut agar usaha yang dijalankan dapat tetap layak. Menurut Suliyanto (2010), keterkaitan antara aspek non finansial dengan aspek finansial terlihat pada laporan keuangan bisnis tersebut. Aspek pasar memiliki keterkaitan dengan nilai proyeksi penjualan. Sedangkan aspek teknis, manajemen dan hukum, serta aspek ekonomi sosial lingkungan memiliki keterkaitan dengan proyeksi biaya pada laporan laba rugi perusahaan. Proyeksi penjualan dikurangi dengan proyeksi biaya menghasilkan proyeksi laba rugi. Proyeksi penjualan akan berkaitan dengan proyeksi kas masuk pada laporan arus kas, sedangkan proyeksi biaya akan berkaitan dengan proyeksi kas keluar. Proyeksi aliran kas masuk dikurangi proyeksi aliran kas keluar akan menghasilkan proyeksi aliran kas bersih. Aliran kas bersih inilah yang digunakan untuk melakukan analisis kelayakan pada aspek keuangan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan 3 permasalahan yaitu: 1. Apakah Restoran Momomilk dapat dikategorikan layak berdasarkan aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek ekonomi sosial dan lingkungan? 2. Apakah Restoran Momomilk dapat dikategorikan layak berdasarkan aspek finansial dengan berdasarkan kriteria investasi seperti Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP)? 3. Seberapa besar perubahan maksimum yang boleh terjadi pada peningkatan harga input susu pasteurisasi dan penurunan tingkat penjualan produk pada usaha Restoran Momomilk agar masih tetap layak untuk dijalankan?
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kelayakan usaha Restoran Momomilk berdasarkan aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek ekonomi sosial dan lingkungan. 2. Menganalisis kelayakan usaha Restoran Momomilk berdasarkan aspek finansial dengan berdasarkan kriteria investasi seperti NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period. 3. Menganalisis besar perubahan maksimum yang boleh terjadi pada peningkatan harga input susu pasteurisasi dan penurunan tingkat penjualan produk pada usaha Restoran Momomilk agar masih tetap layak untuk dijalankan.
6
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya yakni: 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik usaha dalam pengusahaan Restoran Momomilk. 2. Sebagai media bagi peneliti untuk belajar dan menambah pengalaman serta penerapan ilmu yang didapatkan semasa kuliah. 3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiwa yang akan melakukan penelitian dalam hal analisis kelayakan usaha.
TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori penunjang yang dipakai dalam kajian ini adalah konsep studi kelayakan bisnis serta aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan bisnis. Teori tersebut dikaitkan dengan penelitian terdahulu yang memiliki topik yang serupa yaitu studi kelayakan usaha restoran. Aspek yang dikaji dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, ekonomi sosial lingkungan, serta aspek finansial. Aspek finansial dikaji dengan menganalisis laporan laba rugi, analisis arus kas, serta analisis sensitivitas. Selain itu kelayakan usaha berdasarkan aspek finansial pada masing-masing penelitian terdahulu dianalisis dengan menggunakan kriteria investasi diantaranya Net Present Value, Net B/C, IRR, dan Payback Period. Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat pelaku usaha tidak bisa hanya mengandalkan pengalaman maupun intuisi bila ingin membuat bisnis baru ataupun mengembangkan usahanya (Suliyanto 2010). Pelaku usaha harus menganalisis kelayakan terhadap usahanya dari berbagai aspek. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak (Suliyanto 2010). Menurut Umar (2005), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Sedangkan menurut Nurmalina et al. (2010) studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan bisnis adalah suatu analisis terhadap bisnis baru maupun pengembangan sebuah bisnis yang bertujuan untuk melihat apakah bisnis tersebut dapat memberikan manfaat bila dilaksanakan dalam waktu yang tidak ditentukan. Untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang dijalankan atau tidaknya sebuah ide bisnis, studi kelayakan bisnis yang mendalam perlu dilakukan pada beberapa aspek kelayakan bisnis (Suliyanto 2010). Suliyanto (2010) membagi aspek-aspek studi kelayakan bisnis menjadi 6 aspek diantaranya aspek hukum, lingkungan, pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia, dan keuangan. Umar (2005), membagi aspek-aspek studi kelayakan bisnis menjadi 3 aspek diantaranya aspek pasar, aspek internal
7
perusahaan (terdiri dari aspek pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, sumberdaya manusia, dan keuangan), serta aspek lingkungan (terdiri dari politik, ekonomi dan sosial, lingkungan industri, yuridis, dan lingkungan hidup). Sedangkan Nurmalina et al. (2010) membagi aspek-aspek studi kelayakan bisnis menjadi 6 aspek yaitu aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial ekonomi budaya, lingkungan, dan finansial. Kajian mengenai studi kelayakan usaha dipilih berdasarkan penelitianpenelitian yang membahas mengenai analisis kelayakan usaha pada bisnis yang bergerak dibidang kuliner. Beberapa penelitian terdahulu yang melakukan analisis kelayakan usaha diantaranya dilakukan oleh Heidyningsih (2009), Reakara (2009), Maulana (2010), dan Jeineiva (2011). Keempat penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama ingin melihat kelayakan pada usaha dibidang kuliner yang dijalankan yang berlokasi di daerah Bogor dan Jakarta. Analisis kelayakan usaha yang mereka lakukan tidak hanya dari sisi aspek finansial saja tetapi juga dari aspek non finansial.
Kajian Studi Kelayakan Usaha berdasarkan Aspek Non Finansial Aspek non finansial yang dikaji pada penelitian Reakara (2009) dan Jeineiva (2011) ini cenderung sama antara satu dengan yang lain yaitu aspek pasar, teknis, manajemen, serta aspek ekonomi sosial lingkungan. 1. Aspek pasar Aspek pasar dan pamasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan bisnis (Nurmalina et al. 2010). Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang perlu dianalisis seperti permintaan dan penawaran produk, harga, program pemasaran yang mencakup bauran pemasaran dan siklus kehidupan produk, serta market share yang dapat dikuasai perusahaan. Menurut Suliyanto (2010), analisis aspek pasar menganalisis jenis produk yang akan diproduksi serta permintaan dan penawaran akan produk tersebut. Sedangkan aspek pemasaran menganalisis apakah produk yang dihasilkan dapat memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan produk pesaing. Apabila harga produk lebih tinggi dan kualitasnya lebih rendah dibandingkan dengan pesaing maka produk tersebut akan ditinggalkan oleh konsumen. Sedangkan menurut Umar (2005), aspek pasar dianalisis dengan proyksi permintaan dan penawaran produk, identifikasi siklus kehidupan produk, perkiraan penjualan yang dapat dicapai perusahaan, serta perkiraan market share yang bisa dikuasai perusahaan. Kemudian aspek pemasaran dianalisis dengan menentukan segmentasi, sasaran dan posisi pasar, strategi bersaing, dan bauran pemasaran. Berdasarkan penelitian terdahulu, dilihat dari aspek pasar, penelitian Reakara (2009) pada usaha Restoran Soto Kudus Di Jalan Garuda Kemayoran Jakarta Pusat dikatakan layak untuk dijalankan. Potensi pasar dan pangsa pasar dinilai berpotensi untuk pemasaran produk. Jumlah permintaan soto kudus di Jabotabek khususnya Jakarta Pusat sangat tinggi sedangkan penawarannya masih rendah, sehingga permintaan pasar akan soto kudus sangat potensial. Jika dilihat dari bauran pemasaran, produk yang ditawarkan masih belum memiliki pesaing yang banyak, harga yang
8
ditetapkan juga setara dengan pesaing, lokasi usaha strategis, serta promosi yang sudah tepat dengan menyebarkan brosur dan kupon gratis. Begitu juga pada penelitian Jeineiva (2011), usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dikatakan layak karena jumlah permintaan produk yang meningkat sejak tahun 2008 sampai 2010 meskipun yang membeli hanyalah konsumen yang loyal terhadap restoran tersebut. Produk yang ditawarkan juga bervariasi sehingga konsumen tidak akan merasa cepat bosan. Selain itu strategi pemasaran yang dilakukan oleh restoran ini juga baik dimana harga yang ditawarkan bervariasi serta adanya promosi dengan melakukan penyebaran brosur, pemberian discount harga, serta mempublikasikan produk di internet. Hasil analisis dari kedua penelitian tersebut dapat ditarik sebuah indikator bahwa layaknya usaha dibidang kuliner dari segi aspek pasar masih adanya permintaan yang tinggi dari output yang dihasilkan serta strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menarik minat konsumen. 2.
Aspek teknis Aspek tenis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun (Nurmalina et al. 2010). Hal-hal yang perlu dianalasis dalam aspek bisnis seperti lokasi usaha, besarnya skala, pemilihan mesin dan peralatan, proses produksi, serta pemilihan teknologi. Berdasarkan analisis ini, dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Serupa dengan teori tersebut, Suliyanto (2010) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu dianalisis pada aspek teknis dan teknologi adalah kelima hal yang sudah disebutkan sebelumnya. Menurut Suliyanto (2010), meskipun berdasarkan aspek pasar dan pemasaran suatu bisnis layak untuk dijalankan, tetapi secara teknis tidak dapat dijalankan dengan baik maka investasi sebaiknya ditunda terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan bisnis sering kali mengalami kegagalan karena tidak mampu menghadapi masalah-masalah teknis. Menurut Umar (2005), pengawasan kualitas produk perlu dianalisis dalam aspek teknis selain dari kelima variabel yang telah disebutkan sebelumnya. Kualitas produk perlu ditentukan karena perusahaan perlu menyesuaikan kualitas produk dengan harapan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian Reakara (2009), usaha Restoran Soto Kudus Di Jalan Garuda Kemayoran Jakarta Pusat telah memilih lokasi yang tepat karena letaknya yang strategis. Selain itu ruangan yang tersedia cukup memadai untuk sebuah restoran. Sarana dan prasarana pendukung yang tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Oleh karena itu, usaha Restoran Soto Kudus layak dijalankan dilihat dari aspek teknis. Sedangkan pada penelitian Jeineiva (2011), pemilihan lokasi usaha Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel didasarkan pada kedekatan dengan lokasi pembelian bahan baku serta lokasi produksi yang 1 bangunan dengan penjualan produk, mendukung jalannya usaha. Tata letak telah diatur sedemikan rupa sehingga dapat memperlancar kegiatan usaha. Sarana dan fasilitas yang tersedia membantu kelancaran produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha ini diatur dengan baik dan dapat berproduksi secara optimal karena peralatan dan perlengkapan bahan baku merupakan
9
faktor penting untuk memproduksi produk restoran ini. Oleh karena itu usaha ini juga dikatakan layak untuk dijalankan berdasarkan aspek teknis. Berdasrkan hasil analisis aspek teknis dari kedua penelitian, indikator yang dikaji pada suatu usaha umumnya dilihat dari lokasi usaha, sarana dan prasarana, tata letak, dan kegiatan yang dilakukan. Apabila seluruh indikator tersebut mendukung jalannya usaha, maka usaha tersebut dapat dikatakan layak berdasarkan aspek teknis. 3.
Aspek manajemen dan hukum Pihak pengelola (manajemen) merupakan pihak yang mengelola seluruh faktor produksi perusahaan sehingga bisnis secara keseluruhan dapat mencapai berbagai macam tujuan yang dikehendaki oleh berbagi pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis (Nurmalina et al. 2010). Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Semasa pembangunan bisnis, hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis tersebut. Sedangkan manajemen dalam operasi hal yang dipelajari adalah bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi masing-masing jabatan, jumlah tenaga kerja, dan menetukan siapa anggota direksi dan tenaga inti. Bisnis seringkali mengalami kegagalan karena terbentur masalah hukum atau tidak memperoleh izin dari pemerintah daerah setempat (Suliyanto 2010). Oleh karena itu, sebelum ide bisnis dilaksanakan, aspek hukum perlu dianalisis secara mendalam. Aspek hukum mengkaji legalitas usaha yang dijalankan, ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis, kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan perizinan, serta jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan pinjaman. Selain keempat hal tersebut, Nurmalina et al. (2010) mengemukakan bahwa aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan Umar (2005) menambahkan bahwa dalam aspek hukum perlu juga mempertimbangkan hak dan kewajiban baik dari sisi konsumen maupun pelaku usaha serta sanksi hukum bagi pelaku usaha. Dilihat dari aspek manajemen, penelitian Reakara (2009) menunjukkan bahwa Restoran Soto Kudus Di Jalan Garuda Kemayoran Jakarta Pusat dikatakan layak untuk dijalankan. Restoran ini merencanakan untuk membangun badan usaha berupa Perseroan Terbatas untuk pengembangan usahanya yakni bekerja sama dengan catering dan menjadi restoran waralaba. Struktur organisasi yang sederhana memudahkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan. Sistem ketenagakerjaan yang diterapkan perusahaan dinilai cukup memadai. Begitu juga dengan Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel pada penelitian Jeineiva (2011) dimana struktur organisasi dan jenis-jenis pekerjaan tiap pekerja telah diatur dengan baik. Pengaturan kegiatan digambarkan pada struktur organisasi yang sederhana dengan tujuan memudahkan tugas, wewenang, serta tanggung jawab dari masing-masing divisi. Sehingga dapat
10
disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan berdasarkan aspek manajemen. Indikator layak atau tidaknya suatu usaha pada kedua penelitian berdasarkan aspek manajemen, dapat dilihat dari struktur organisasinya. Meskipun struktur organisasi pada usaha yang dijalankan sederhana, namun apabila para pegawai telah menjalankan tugas dan wewenangnya dengan baik maka secara manajemen usaha tersebut dapat dikatakan layak. 4.
Aspek sosial ekonomi dan lingkungan Sebagai titik tolak untuk melakukan analisis kelayakan bisnis, diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan luar dapat memberi peluang atau ancaman bagi bisnis tersebut (Umar 2005). Oleh karena itu analisis aspek sosial ekonomi dan lingkungan dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek sosial yang dipelajari adalah apakah suatu bisnis dapat memberi efek bagi perluasan penambahan kerja, pemerataan kesempatan kerja, serta memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat sekitar lokasi bisnis. Selain itu, Umar (2005) mengemukakan bahwa dalam aspek sosial perlu mengemban sisi sosial kemasyarakatan agar bisnis dan masyarakat dapat hidup saling menguntungkan. Aspek ekonomi dalam suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat setempat, pendapatan asli daerah, pendapatan dari pajak, dan menambah aktivitas ekonomi (Nurmalina et al. 2010). Sedangkan menurut Umar (2005), aspek ekonomi juga menganalisis bagaimana suatu bisnis memberi kontribusi pada pembangunan nasional, nilai tambah dari suatu bisnis yang berdampak bagi pihak yang terkait dengan bisnis tersebut, hambatan dibidang ekonomi, serta dukungan dari pemerintah. Perbedaan dari keduanya adalah ruang lingkup atas hal-hal yang perlu dianalisis dalam aspek ekonomi apakah secara sempit atau luas. Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek lingkungan menganalisis bagaimana pengaruh bisnis terhadap lingkungan sekitar apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin baik atau buruk. Umar (2005), menganalisis aspek lingkungan dengan menghubungkan bisnis dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Suliyanto (2010), menganalisis lingkungan bisnis tidak hanya dihubungkan dengan faktor alam dengan kegiatan bisnis saja. Secara lebih kompleks juga menganalisis lingkungan operasional yang dihubungkan dengan pesaing dan pihak yang terkait dengan bisnis serta lingkungan industri. Berdasarkan hasil penelitian Reakara (2009) pada Restoran Soto Kudus Di Jalan Garuda Kemayoran Jakarta Pusat, sistem yang digunakan dalam memproduksi suatu produk menggunakan sistem konsumsi yang sehat dan aman. Selain itu perusahaan ini juga merekrut tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar lokasi usaha. Restoran ini juga menaati peraturan pemerintah dengan membayar pajak secara rutin. Sama seperti usaha Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel pada penelitian Jeineiva (2011), kedekatan sosial antara perusahaan dan masyarakat dengan mempekerjakan masyarakat sebagai pegawai sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang masih menganggur serta memberikan beasiswa pendidikan bagi pegawai
11
yang berprestasi dan loyalitas tinggi terhadap perusahaan. Oleh karena itu, kedua usaha tersebut dikatakan layak berdasarkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Dari kedua penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa layaknya usaha berdasarkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari adanya usaha yang dijalankan, penyerapan tenaga kerja dari adanya usaha, serta bagaimana pengelolaan limbah yang dihasilkan dari usaha tersebut. Apabila suatu usaha telah memenuhi ketiga faktor tersebut, maka usaha dapat dikatakan layak berdasarkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan.
Kajian Studi Kelayakan Usaha berdasarkan Aspek Finansial Aspek keuangan merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam sebuah penyusunan studi kelayakan bisnis karena memerlukan informasi yang berkaitan dengan aspek sebelumnya (Suliyanto 2010). Menurut Nurmalina et al. (2010) hal yang perlu dikaji dalam aspek finansial adalah jumlah dana yang diperlukan, sumber pendanaan, seberapa besar laba yang dapat diperoleh, dan peranan bisnis dalam menyumbang pembangunan ekonomi dan sosial daerah sekitar. Umar (2005), mengemukakan bahwa hal lain yang perlu dianalisis adalah penetuan terhadap aktiva tetap yakni sewa atau membeli serta proses pemilihan bisnis. Kemudian dalam aspek finansial juga menganalisis kelayakan usaha dengan berdasarkan kriteria investasi dengan menggunakan laporan arus kas. Kajian studi kelayakan pada penelitian Heidyningsih (2009) dan Maulana (2010) melakukan analisis pada aspek finansial. Kedua penelitian ini melakukan perhitungan semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh dari penjualan usaha tersebut. Biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh dimasukkan ke dalam arus kas (cash flow) dimana terdapat komponen arus pengeluaran (outflow) serta arus penerimaan (inflow). Hasil dari perhitungan arus kas tersebut akan dilakukan analisis aspek finansial melalui analisis laba rugi, analisis kriteria kelayakan investasi yaitu Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP), serta dilakukan analisis nilai pengganti (switching value). 1.
Analisis laporan laba rugi Perhitungan laba rugi setiap tahunnya digunakan untuk melihat pendapatan bersih sebuah usaha setelah dikurangi dengan pengeluaran dan pajak. Heidyningsih (2009), melakukan analisis finansial pada usaha Death by Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor, Jawa Barat. Penjualan produk per bulan dari restoran ini cenderung berfluktuatif namun rata-rata laba bersih yang diperoleh meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2008. Berdasarkan hasil penelitiannya, diperoleh rata-rata laba bersih pada tahun 2007 sebesar Rp22 534 460 per bulan. Pada tahun 2008 rata-rata laba bersih meningkat menjadi Rp32 980 482 per bulan. Jika dibandingkan dengan penelitian Maulana (2010) pada Rumah Makan Waroeng Sederhana Kota Bogor, rata-rata laba bersih per bulan yang diperoleh rumah makan ini lebih kecil daripada Death by Chocolate & Spageti Restaurant. Berdasarkan hasil penelitian Maulana (2010), rata-rata laba bersih yang diperoleh Rumah
12
Makan Waroeng Sederhana di tahun pertama yaitu Rp65 375 per bulan. Sedangkan pada tahun kedua sebesar Rp2 172 200 dan pada tahun ke-3 sebesar Rp5 279 919. Rata-rata laba bersih per bulan Rumah Makan Waroeng Sederhana memang meningkat dari tahun pertama hingga tahun ke-3, namun nilainya lebih kecil dibadingkan dengan Death by Chocolate & Spageti Restaurant. Faktor perbedaan laba bersih yang diperoleh dari kedua usaha ini yaitu variasi dan penetapan harga produk yang disesuaikan dengan segementasi pasar usaha tersebut. Laba bersih yang diperoleh pada kedua penelitian tersebut merupakan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi nilai pajak. Nilai pajak tersebut nantinya akan dimasukkan kedalam analisis cashflow. 2.
Analisis kriteria kelayakan investasi Analisis kriteria kelayakan usaha diperoleh dari hasil perhitungan cashflow. Penelitian Heidyningsih (2009) dan Maulana (2010) melakukan analisis kriteria kelayakan usaha dengan melihat hasil Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Berdasarkan analisis kriteria kelayakan finansial, Death by Chocolate & Spageti Restaurant dikatakan layak untuk dijalankan (Heidyningsih 2009). Pada tingkat diskonto 7 persen, diperoleh nilai NPV sebesar Rp632 626 892 atau lebih besar dari 0, Net B/C sebesar 3 yang menunjukkan bahwa setiap pengeluaran biaya Rp 1 satuan unit akan menghasilkan manfaat sebesar 3 kali dari biaya yang dikeluarkan, nilai IRR sebesar 27 persen yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat diskonto artinya proyek yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian proyek terhadap investasi yang dikeluarkan sebesar 27 persen, sedangkan hasil analisis tingkat pengembalian investasi memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan perlu waktu selama 6 tahun 7 bulan dimana waktu ini lebih singkat dibandingkan dengan umur usaha yaitu 10 tahun. Begitu juga dengan penelitian Maulana (2010) pada Rumah Makan Waroeng Sederhana yang dikatakan layak berdasarkan analisis kriteria kelayakan finansial. Hal ini dikarenakan pada tingkat diskonto 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp55 796 582 yang lebih besar dari 0, Net B/C sebesar 3.9 yang lebih besar dari 1, IRR 109 persen yang lebih besar dari tingkat diskonto 12 persen, serta tingkat pengembalian investasi (payback period) selama 1 tahun 6 bulan yang lebih singkat dibandingkan dengan umur usaha yaitu 3 tahun.
3.
Analisis sensitivitas Setelah dilakukan analisis kriteria kelayakan investasi, maka selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kelayakan suatu usaha. Pada penelitian Heidyningsih (2009), analisis sensitivitas dilakukan berdasarkan faktor masa lampau yang sudah pernah terjadi sebelumnya pada Death by Chocolate & Spageti Restaurant seperti kenaikan harga BBM tahun 2007 yang berdampak pada kenaikan harga input seperti bahan baku, biaya transportasi, dan biaya lain sebesar 7 persen, serta adanya penurunan jumlah output karena tingkat pembelian produk berkurang sebesar 7 persen. Selain itu perusahaan melakukan penurunan output sebesar 5 persen yang
13
mengakibatkan produksi tetap tetapi harga yang ditawarkan turun sebesar 5 persen. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada penelitian Heidyningsih (2009), diperoleh kesimpulan bahwa Death by Chocolate & Spageti Restaurant tidak sensitif terhadap kenaikan harga input, penurunan jumlah output, serta penurunan harga ouput karena usaha masih dikatakan layak berdasarkan analisis kriteria investasi. Sedangkan pada penelitian Maulana (2010), analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan 2 skenario. Skenario I apabila terjadi penurunan rata-rata penjualan sebesar 10 persen yang menunjukkan bahwa faktor ini sangat sensitif terhadap kelayakan usaha. Skenario II apabila terjadi kenaikan harga bahan baku sebesar 6 persen yang menjadikan usaha Rumah Makan Waroeng Sederhana tetap layak untuk dijalankan. Penelitian ini mengambil topik yang serupa dengan kajian penelitian terdahulu yaitu analisis kelayakan usaha. Subyek penelitian ini serupa dengan penelitian terdahulu yaitu usaha restoran. Perbedaannya dengan kajian penelitian terdahulu terletak pada lokasi tempat dilaksanakannya. Penelitian ini dilakukan di Restoran Momomilk yang berlokasi di Taman Kencana Kota Bogor. Aspek yang akan dianalisis pada penelitian ini umumnya sama dengan penelitian terdahulu. Aspek non finansial yang akan dianalisis diantaranya aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Sedangkan pada aspek finansial, jika penelitian terdahulu menggunakan analisis sensitivitas maka penelitian ini akan menggunakan analisis nilai pengganti (switching value) yang akan digunakan untuk melihat besarnya perubahan maksimal yang boleh terjadi pada variabel-variabel penting agar usaha tetap layak untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan berdasarkan data empirik pengeluaran restoran, harga input susu pasteurisasi yang digunakan cenderung tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Investasi Kegiatan investasi didefinisikan dengan suatu kegiatan mengalokasikan sumberdaya saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat pada masa yang akan datang. Ketika seorang pelaku bisnis akan memulai usahanya, tentu ia harus mengeluarkan sejumlah biaya investasi. Umumnya, investasi yang dikeluarkan dalam jumlah besar misalnya untuk membeli lahan, membuat gedung, pabrik, ataupun membeli peralatan yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi suatu barang yang akan dijual. Oleh karena itulah harus diperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan investasi yaitu aspek uang yang merupakan aspek yang ditanam dan diharapkan manfaatnya dikemudian hari. Investasi sangat erat hubungannya dengan tingkat suku bunga. Besarnya tingkat suku bunga akan membuat seseorang menentukan pilihan apakah uang yang dimilikinya akan diinvestasikan atau akan menabung uang tersebut di bank.
14
Kurva pada Gambar 1 menggambarkan fungsi investasi. Menurut Mankiw (2006), fungsi investasi mengaitkan jumlah investasi pada tingkat suku bunga riil. Investasi bergantung pada tingkat suku bunga riil, karena tingkat suku bunga adalah biaya pinjaman. Fungsi investasi yang miring ke bawah menunjukkan ketika tingkat suku bunga naik, maka semakin sedikit proyek investasi yang menguntungkan (Mankiw 2006). Tingkat suku bunga yang berlaku sangat berhubungan dalam hal pengambilan keputusan seseorang dalam melakukan suatu usaha. Uang yang dimiliki tersebut apakah nantinya akan memberikan manfaat apabila digunakan untuk suatu usaha atau akan memberi manfaat jika menabungkannya di bank. Tingkat suku bunga (r)
Fungsi investasi I(r)
Gambar 1 Fungsi investasi
Investasi (I)
Sumber: Mankiw 2006
Pada Gambar 2 menjelaskan hubungan antara tingkat suku bunga, investasi, dan tabungan. Semakin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan pelaku usaha untuk melakukan kegiatan investasi akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan seorang pelaku usaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai biaya untuk penggunaan dana. Makin rendah tingkat suku bunga maka pelaku usaha akan terdorong untuk melakukan kegiatan investasi, sebab biaya penggunaan dana semakin kecil. Tingkat suku bunga dalam keadaan seimbang akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pelaku usaha untuk melakukan investasi. Tingkat suku bunga (r)
Tingkat suku bunga keseimbangan
re
Tabungan (S)
Fungsi investasi I(r) Investasi (I)
Gambar 2 Hubungan tingkat suku bunga, investasi, dan tabungan Sumber: Mankiw 2006
15
Teori Biaya Manfaat Menurut Gittinger (1986), dalam menganalisa suatu proyek, tujuan analisis dalam analisis usaha harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya dan manfaat. Secara sederhana, suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan. Sedangkan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Menurut Gittinger (1986) biaya dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Biaya modal yaitu dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang, seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin. 2. Biaya operasional yaitu kebutuhan dana yang diperlukan pada saat usaha mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. 3. Biaya lainnya, seperti pajak bunga, dan pinjaman. Menurut Gittinger (1986), manfaat usaha dapat dibedakan menjadi: 1. Manfaat langsung yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan dirasakan sebagai akibat dari investasi, seperti peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja. 2. Manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak langsung dari usaha dan bukan merupakan tujuan utama dari suatu usaha. Studi Kelayakan Usaha Terdapat banyak peluang dan kesempatan bagi pelaku usaha untuk melakukan kegiatan bisnis. Hal ini tentu menuntut pelaku usaha untuk menilai sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut mampu memberikan keuntungan bila bisnis dijalankan. Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis apakah suatu kegiatan investasi memberikan laba atau hasil apabila dilaksanakan. Studi kelayakan bisnis dapat menjadi dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan non finansial dan finansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis tidak hanya dilakukan pada saat ide untuk merintis bisnis yang benar-benar baru, tetapi studi kelayakan juga diperlukan ketika pelaku bisnis akan melakukan hal-hal berikut (Suliyanto 2010): 1. Ketika seorang pelaku bisnis akan merintis usaha baru, studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang akan dirintis layak atau tidak untuk dijalankan. 2. Ketika pelaku bisnis akan mengembangkan usaha, studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengetahui apakah ide pengembangan bisnis layak atau tidak untuk dijalankan. 3. Seringkali investor dan pelaku bisnis dihadapkan pada masalah untuk menentukan pilihan jenis bisnis atau investasi/proyek karena terbatasnya biaya untuk investasi. Agar pilihan investasi dapat optimal maka diperlukan adanya studi kelayakan bisnis untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif investasi yang ada. Menurut Nurmalina et al. (2010), tujuan yang ingin dicapai dari konsep studi kelayakan bisnis tidak hanya memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan saja, namun juga pihak-pihak terkait lain yang diantaranya: 1. Pihak investor: Investor merupakan pihak yang menanamkan modal dalam suatu bisnis sehingga mereka akan memperhatikan prospek bisnis tersebut
16
terutama tingkat keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, studi kelayakan bisnis dapat menjadi masukan bagi investor untuk menilai apakah modal yang ditanamkan akan memberi keuntungan atau tidak karena sudah dikaji dari berbagai aspek studi kelayakan. Dengan demikian, investor dapat membuat keputusan investasi secara objektif. 2. Pihak kreditor/bank: Studi kelayakan bisnis dapat dijadikan penilaian terhadap segi keamanan dana yang dipinjamkan, apakah bisnis mempunyai kemampuan untuk mengembalikan atau tidak. Perhatian kreditor tidak hanya pada aspek kelayakan namun juga periode pengembalian investasi atau pinjaman. 3. Pihak analis: Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu bisnis baru, pengembangan bisnis atau menilai kembali bisnis yang sudah ada. 4. Pihak masyarakat: Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang terlibat langsung maupun muncul diakibatkan adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya bisnis tersebut. 5. Pihak pemerintah: Studi kelayakan bisnis dapat dipakai untuk menilai laba bisnis bagi perekonomian nasional. Dari sudut pandang mikro, hasil studi kelayakan berguna untuk pengembangan sumberdaya baik pemanfaatan sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Selain itu hadirnya bisnis baru dapat menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai (PPN) maupun pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran dan administrasi, dan lainnya yang layak diterima sesuai ketentuan yang berlaku. Dari sudut pandang makro, pemerintah dapat mengetahui apakah bisnis tersebut dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional sehingga tercapai pertumbuhan PDRB dan kenaikan pendapatan per kapita. Umumnya, dalam menjalankan sebuah bisnis tentunya setiap pelaku usaha membutuhkan sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasional maupun investasi. Pelaku usaha tentu mengharapkan bahwa uang yang dikeluarkan tersebut nantinya dapat memberikan laba bagi bisnis tersebut. Sejumlah uang yang dikeluarkan untuk keperluan bisnis harus diperhitungkan agar pelaku usaha dapat melihat apakah bisnis tersebut memberikan laba atau tidak. Oleh karena itu, studi kelayakan bisnis dilakukan untuk menilai sejauh mana laba yang dapat diperoleh salama umur usaha tertentu. Penentuan panjangnya umur usaha dapat berdasarkan tingkat kemampuan kegiatan bisnis dapat dilihat dengan 3 cara (Nurmalina et al. 2010): 1. Umur ekonomis suatu bisnis merupakan ukuran umum yang sering dipakai, ditetapkan berdasarkan jangka waktu (periode) yang kira-kira sama dengan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada dibisnis. 2. Umur teknis suatu bisnis merupakan ukuran untuk memudahkan perhitungan, biasanya digunakan untuk bisnis yang besar atau bergerak diberbagai bidang sehingga akan lebih mudah menggunakan umur teknis dari unsur-unsur investasi. Umur teknis umumnya lebih panjang dari umur ekonomis. Tetapi hal ini tidak berlaku apabila terjadi keusangan teknologi.
17
3.
Untuk bisnis yang umur teknis/ekonomis lebih dari 25 tahun biasanya umur usaha ditentukan selama 25 tahun karena nilai-nilai sesudah 25 tahun jika di discount rate dengan tingkat suku bunga lebih besar dari 10 persen maka present value akan kecil sekali karena nilai discount rate yang medekati nol. Penilaian dalam studi kelayakan bisnis dilakukan secara menyeluruh dari berbagai aspek sehingga diperlukan berbagai informasi atau pengetahuan dari berbagai unsur atau disiplin ilmu. Aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan terbagi dalam 2 kelompok yaitu aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Banyaknya aspek yang perlu dikaji disesuaikan dengan karakteristik masing-masing bisnis. Tiaptiap aspek kelayakan bisnis tidak berdiri sendiri melainkan harus saling berkaitan. Oleh karena itu, kesalahan atau ketidakcermatan pada satu aspek akan berpengaruh terhadap hasil analisis studi kelayakan secara keseluruhan (Suliyanto 2010). Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha 1. Aspek Pasar Menurut Nurmalina et al. (2010), sebelum melaksanakan bisnis hendaknya dilakukan analisis terhadap aspek pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud atau bisnis akan mencoba menciptakan pasar potensialnya sendiri sehingga produk dapat menjadi leader. Dari segi pemasaran kegiatan bisnis dapat diharapkan beroperasi secara sehat bilamana produk yang dihasilkan mampu mendapat tempat di pasaran serta menghasilkan jumlah yang memadai dan menguntungkan. Oleh karena itu, agar suatu bisnis dapat dikatakan layak secara aspek pasar maka berbagai hal yang bersangkutan dengan pasar dan pemasaran produk perlu ditelaah. Beberapa hal yang perlu dipelajari pada aspek pasar dan pemasaran diantaranya: a. Permintaan, baik secara total maupun terperinci menurut daerah, jenis konsumen, dan perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut. b. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari impor. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini seperti jenis barang yang bisa menyaingi, kebijakan dari pemerintah, dan sebagainya perlu diperhatikan. c. Harga, dilakukan dengan perbandingan dengan penetapan harga para pesaing serta dilihat dari harga pokok produksi. d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan. 2.
Aspek teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Hal-hal yang penting untuk dikaji menyangkut aspek teknis adalah (Nurmalina et al. 2010): a. Lokasi bisnis, yakni dimana suatu bisnis dilaksanakan baik untuk pertimbangan lokasi, apakah potensial untuk didirikannya suatu bisnis.
18
b. c. d. e.
Besarnya skala operasi/luas produksi yang ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan ekonomis. Kriteria pemilihan peralatan utama dan alat pendukung serta konsep dari yang akan didirikan. Cara proses produksi dilakukan untuk menghasilkan output yang berkualitas. Jenis teknologi yang digunakan.
3.
Aspek Manajemen dan Hukum Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Manajemen dalam operasi mempelajari bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta deskripsi pekerjaan masing-masing jabatan. Perlu diketahui bahwa mengevaluasi aspek manajemen lebih sulit dilakukan dengan aspek lain karena sifatnya yang tidak kasat mata serta cenderung kepada hal-hal kualitatif. Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Disamping itu aspek hukum diperlukan dalam mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain. 4.
Aspek sosial ekonomi dan lingkungan Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek sosial yang dipelajari yaitu penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran. Selain itu, aspek ini juga mempelajari pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh bisnis tersebut bagi lingkungan sekitar lokasi bisnis. Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat di sekitar lokasi bisnis. Pertimbangan-pertimbangan sosial lain harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu bisnis yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial tersebut. Nurmalina et al. (2010) menilai bahwa aspek ekonomi suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah, pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Sebuah bisnis tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar apabila secara sosial budaya dapat member kesejahteraan. Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh bisnis terhdap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis dapat menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin merusak lingkungan. Pertimbangan tentang sistem alami dam kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis sendiri, sebab tidak ada bisnis yang mampu bertahan lama apabila tidak dapat bersahabat dengan lingkungan.
19
5.
Aspek Finansial Banyak perusahaan yang menutup usahanya karena salah dalam melakukan analisis keuangan (Suliyanto 2010). Kesalahan dalam analisis keuangan dapat disebabkan karena salah dalam memproyeksikan pendapatan, biaya investasi, maupun kesalahan dalam memproyeksikan biaya operasional. Oleh karena itu, analisis aspek keuangan dapat dipisahkan dari analisis pada aspek non finansial. Menurut Suliyanto (2010) analisis pada aspek hukum berkaitan dengan biaya untuk mengurus perizinan, aspek lingkungan berkaitan dengan biaya sosial yang harus dikeluarkan dalam rangka menjalin hubungan antara perusahaan dengan lingkungan sekitar, analisis aspek pasar dan pemasaran berkaitan dengan proyeksi penjualan/pendapatan, analisis aspek teknis dan teknologi berkaitan dengan pembangunan serta biaya pengadaan peralatan dan teknologi, dan analisis aspek manajemen berkaitan dengan biaya operasional untuk membayar tenaga kerja. Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek finansial mempelajari berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Setelah diketahui jumlah dana yang dibutuhkan kemudian dipelajari darimana kemungkinan dana tersebut diperoleh. Berapa banyak investor yang bersedia menanamkan dananya dalam kegiatan bisnis, darimana dan dalam jumlah berapa pinjaman yang dapat diperoleh bila dana dari investor tindak mencukupi, bagaimana persyaratan peminjaman, dan sejauh mana kemampuan bisnis untuk memenuhi persyaratan di masa yang akan datang.
Kerangka Pemikiran Operasional Peluang usaha dibidang kuliner semakin berkembang seiring dengan minat masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata kuliner terutama pada restoran yang baru dirintis. Meningkatnya minat masyarakat akan dunia kuliner dimanfaatkan oleh para pemilik restoran untuk mengembangkan usahanya sehingga menciptakan persaingan yang semakin ketat. Restoran pun kini semakin beragam dimana tidak hanya menonjolkan makanan sebagai menu utama namun ada pula yang menonjolkan minuman sebagai produk andalan. Usaha Restoran Momomilk merupakan restoran yang mengusung tema peternakan dengan menu andalan berupa susu dan produk olahan lainnya. Tema ini dipilih karena sesuai dengan produk andalan restoran sekaligus untuk menghadapi persaingan yang ada. Di Kota Bogor, restoran yang menjadikan susu sebagai produk minuman utama masih sedikit. Restoran ini mengambil segmen dan target pasar pelajar dan mahasiswa karena dirasakan memiliki peluang yang cukup besar melihat kegemaran pelajar dan mahasiswa untuk melakukan kegiatan wisata kuliner dengan tempat yang nyaman dan harga produk yang terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha Restoran Momomilk. Terdapat 2 aspek yang akan diteliti, yaitu aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non finansial meliputi aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Aspek pasar dapat dilihat dari potensi dan target pasar serta startegi pemasaran yang dilakukan pihak pengelola. Aspek teknis dapat dilihat dari lokasi bisnis, proses produksi, dan tata letak Restoran Momomilk. Aspek manajemen dan hukum dapat dilihat dari bentuk
20
badan usaha, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan masing-masing pegawai, dan sistem penggajian pegawai. Pada aspek sosial ekonomi dan lingkungan, hal yang akan diteliti adalah bagiamana dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dengan adanya usaha Restoran Momomilk baik bagi masyarakat sekitar lokasi usaha maupun pemerintah serta pengaruh kegiatan yang dilakukan oleh Restoran Momomilk terhadap lingkungan sekitar. Untuk aspek finansial, bisnis dianalisis dengan menggunakan kriteria investasi diantaranya NPV, Net B/C, IRR, PP. Setelah analisis kelayakan finansial dilakukan, selanjutnya akan dianalisis nilai pengganti (switching value) terhadap 2 variabel penting diantaranya jika terjadi peningkatan harga input susu pasteurisasi dan penurunan tingkat penjualan produk Momomilk. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi rekomendasi bagi pemilik Restoran Momomilk dan menilai laba yang dihasilkan dari usaha ini. Diagram kerangka alir pemikiran dapat dilihat pada Gambar 3.
21
1. Setiap restoran membuat keunikan tersendiri untuk menghadapi persaingan 2. Restoran di Kota Bogor yang menjadikan susu sebagai menu utama masih sedikit
1. Restoran Momomilk mengusung tema peternakan dengan menu utama susu 2. Besarnya biaya investasi yang telah dikeluarkan oleh pemilik Restoran Momomilk
Analisis Kelayakan Usaha Restoran Momomilk
Aspek Non Finansial
1. 2. 3. 4.
Aspek Finansial
Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen dan Hukum Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan
1. Analisis Laporan Laba Rugi 2. Analisis Arus Kas (Cash flow) 3. Analisis Kriteria Investasi
Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)
Layak Dilanjutkan
Tidak layak Tinjauan Ulang
Rekomendasi
Gambar 3 Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan usaha Restoran Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor
22
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Restoran Momomilk yang berlokasi di Jalan Bukit Tunggul No. 11 Taman Kencana Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa usaha Restoran Momomilk baru berjalan selama 7 bulan yaitu Juni hingga Desember 2013, namun ingin diidentifikasi apakah sudah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2014.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik restoran, manajer operasional, dan manajer keuangan Restoran Momomilk. Data primer mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur usaha terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan biaya pajak, serta penerimaan dari penjualan produk. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dari studi literatur berbagai buku, skripsi, internet, laporan keuangan Restoran Momomilk, serta instansi terkait yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan bagi pemilik restoran, manajer operasional, dan manajer keuangan Restoran Momomilk. Instrumentasi pendukung lainnya adalah komputer sebagai alat pencarian literatur dari internet serta pencatat dan perekam data yang digunakan selama proses wawancara.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan langsung ke lokasi restoran dengan melakukan wawancara dengan pemilik restoran, manajer operasional, dan manajer keuangan Restoran Momomilk. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan wawancara ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, penelusuran literatur dari berbagai sumber buku dan artikel.
Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif dianalisis berdasarkan aspek non finansial yaitu aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Sedangkan data kuantitatif dianalisis berdasarkan aspek finansial dengan kriteria kelayakan investasi dan analisis nilai pengganti.
23
Analisis Kelayakan Non Finansial Subyek yang akan diteliti yaitu Restoran Momomilk dengan tujuan untuk memperoleh gambaran kelayakan usahanya melalui aspek non finansial dan finansial. Analisis kelayakan aspek non finansial akan mengkaji kelayakan usaha dari berbagai aspek yaitu aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, serta aspek ekonomi sosial, dan aspek lingkungan. Pada aspek pasar, variabel yang akan dianalisis meliputi potensi dan target pasar serta strategi pemasaran yang dilakukan pihak pengelola. Pada aspek teknis, variabel yang akan dianalisis meliputi lokasi bisnis, proses produksi, dan tata letak Restoran Momomilk. Pada aspek manajemen dan hukum variabel yang akan dianalisis adalah bentuk badan usaha, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan masing-masing pegawai, dan sistem penggajian pegawai. Sedangkan pada aspek ekonomi sosial dan lingkungan, variabel yang akan dianalisis yaitu bagaimana dampak dari keberadaan Restoran Momomilk terhadap lingkungan sekitar lokasi restoran dan apakah keberadaan usaha menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin rusak.
Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan aspek finansial Restoran Momomilk mengggunakan laporan laba rugi dan arus kas. Dasar penilaian kriteria kelayakan finansial menggunakan metode kriteria kelayakan investasi yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), serta analisis nilai pengganti untuk melihat kondisi kelayakan finansial usaha jika terjadi peningkatan harga input susu pasteurisasi dan penurunan harga jual produk Momomilk. Laporan Laba Rugi Salah satu langkah penting yang dilakukan dalam pengelolaan bisnis adalah menyusun laporan laba rugi yang berisi tentang total penerimaan pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi (Nurmalina et al. 2010). Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari 4 jenis kegiatan dalam suatu bisnis. Keempat jenis kegiatan tersebut terdiri dari pendapatan dari penjualan produk dan jasa, beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual, beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa kepada konsumen, serta beban keuangan dalam menjalankan bisnis. Format penyusunan laporan laba rugi dapat dilihat pada Tabel 3.
24
Tabel 3 Format laporan laba rugi No. Uraian 1
Keterangan
Penerimaan
A=B+C
Penerimaan usaha
B
Penerimaan luar usaha
C
2
Biaya variabel
D
3
Marjin kotor
E=A–D
4
Biaya tetap
F
5
Laba kotor (laba sebelum bunga dan G = E – F pajak)
6
Bungaa (r%)
H
7
Laba sebelum pajak
I=G–H
b
8
Pajak (t%)
J
9
Laba bersih
K=I–J
Sumber : Nurmalina et al. 2010 a Jumlah bunga yang dibayarkan b Jumlah pembayaran pajak
= r% x total hutang = t% x laba sebelum pajak
Laporan Arus Kas Menurut Nurmalina et al. (2010) aliran penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis dikenal dengan istilah aliran kas (cash flow), yakni aktivitas keuangan yang mempengaruhi posisi/kondisi kas pada suatu periode tertentu. Cash flow disusun untuk menunjukkan perubahan kas dalam satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan darimana sumbersumber kas dan penggunaan-penggunanaanya. Pada studi kelayakan bisnis, cash flow menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen, investor, konsultan, dan stakeholder lainnya untuk memperhitungakan kelayakan berdasarkan kriteria kelayakan investasi yang ada. Penyusunan cash flow berbeda dari satu bisnis dengan bisnis lainnya karena dipengaruhi oleh jenis bisnis itu sendiri, proses kegiatan produksi, serta keadaan kesiapan dimulainya suatu bisnis. Unsur yang terdapat dalam laporan arus kas yaitu inflow (arus penerimaan), outflow (arus pengeluaran), laba bersih, dan laba bersih tambahan bila diperlukan. Tabel 4 menggambarkan penyusunan laporan arus kas.
25
Tabel 4 Format laporan arus kas No I
Tahun
Uraian
1
2
…
N
Arus kas masuk : Penerimaan usaha Penerimaan luar usaha Nilai sisa Total arus kas masuk
II
Arus kas keluar: Biaya investasi Biaya variabel Biaya tetap Biaya lainnya Pajak Total arus kas keluar
III
Net benefit = (I – II)
IV
DF =
V
PV Net Benefit (NPV) = (III) (IV)
dengan i = DR (%)
Sumber : Nurmalina et al. 2010
Kriteria Kelayakan Investasi 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah selisih atara total present value laba dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari laba bersih selama umur usaha (Nurmalina et al. 2010). Nilai yang dihasilkan dari perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang. Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut: NPV = ∑
∑
Sumber : Nurmalina et.al. 2010 Keterangan : Bt = Laba pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0, 1, 2, …., n) i = Tingkat DR (%) = discount factor (DF) pada tahun ke t
∑
26
Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu: a) NPV=0, artinya usaha tersebut mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial opportunities cost faktor produksi normal, dengan kata lain, usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi. b) NPV>0, artinya suatu usaha sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan. c) NPV<0, artinya usaha tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan, dengan kata lain usaha tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan. 2.
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif (Nurmalina et al. 2010). Rumus untuk menghitung Net B/C adalah: ∑
Net B/C =
∑
dimana
(Bt – Ct) > 0 (Bt – Ct) < 0
Sumber : Nurmalina et.al. 2010 Keterangan : Bt = Laba yang diperoleh tiap tahun Ct = Biaya yang dikeluarkan tiap tahun n = Jumlah tahun i = tingkat DR (%)
Kriteria investasi berdasarkan Net B/C adalah: a) Net B/C=1, maka NPV=0, usaha tidak untung dan tidak rugi. b) Net B/C>1, maka NPV>0, usaha menguntungkan. c) Net B/C<1, maka NPV<0, usaha merugikan. 3.
Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat rata-rata keuntungan internal tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen (Nurmalina et al. 2010). Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh usaha untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu usaha dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus untuk menghitung IRR adalah: IRR = i1 +
NPV1 NPV1 – NPV2
x (i2 – i1)
Sumber : Nurmalina et al. 2010 Keterangan : i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV1 = NPV yang bernilai positif NPV2 = NPV yang bernilai negatif
27
4.
Payback Period (PP) Payback Period (PP) atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Bila nilai PP lebih pendek dibandingkan dengan jangka waktu umur ekonomi usaha maka investasi yang ditanamkan layak, begitu juga sebaliknya. Rumus yang digunakan untuk menghitung jangka pengembalian investasi adalah : Payback Period = Sumber : Nurmalina et al. 2010 Keterangan : I = Besarnya investasi yang dibutuhkan Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya
Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) Menurut Nurmalina et al. (2010), analisis nilai pengganti merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output atau penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input atau peningkatan harga produksi) yang masih ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Maka dari itu, perubahan yang terjadi jangan melebihi nilai tersebut. Bila melebihi maka bisnis menjadi tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan yang terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0). Analisis switching value dapat dilakukan dengan menghitung secara coba-coba perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat perubahan didalam komponen inflow atau outflow.
Asumsi Dasar Analisis kelayakan usaha Restoran Momomilk menggunakan beberapa asumsi dasar, diantaranya: 1. Modal yang digunakan dalam usaha restoran ini berasal dari modal sendiri. Pemilik usaha melakukan kerjasama dengan kerabat dekat dalam hal pengadaan modal. Biaya investasi dan biaya operasional semuanya menggunakan dana tersebut, sehingga usaha ini dapat dikatakan milik bersama. 2. Umur usaha adalah 5 tahun, penetapan umur usaha didasarkan batas sewa bangunan (kesepakatan antara penyewa dengan pemilik bangunan). 3. Tahun pertama merupakan tahun investasi dan persiapan yang dilakukan selama 5 bulan pertama sehingga usaha ini sudah dapat menjual produknya selama 7 bulan (Juni-Desember 2013). Kemudian di awal tahun ke-2 dilakukan renovasi selama 3 bulan (Januari-Maret 2014) sehingga tidak ada penerimaan dari penjualan produk. 4. Besarnya biaya sewa bangunan yaitu 10 persen dari omset penjualan. Pada tahun pertama (Juni-Desember 2013), biaya sewa bangunan berdasarkan data aktual restoran. Untuk tahun ke-2, besarnya biaya sewa berdasarkan
28
5.
6.
7.
rata-rata biaya sewa per bulan pada tahun pertama dikalikan dengan 9 bulan karena adanya renovasi selama 3 bulan. Hal ini merupakan kesepakatan antara penyewa lahan dengan pemilik lahan. Untuk tahun ke-3 hingga ke-5, penghitungan seperti pada tahun ke-2 namun dikalikan dengan 12 bulan setiap tahunnya. Besarnya biaya operasional selain sewa bangunan yang dikeluarkan pada tahun pertama (Juni-Desember2013) berdasarkan data aktual restoran. Pada tahun ke-2 berdasarkan rata-rata biaya operasional per bulan selama tahun pertama dikalikan 9 bulan. Pada tahun ke-3 hingga ke5 penghitungan sama seperti pada tahun pertama namun dikalikan 12 bulan untuk setiap tahun. Besarnya penerimaan pada tahun pertama (Juni-Desember 2013) berdasarkan data aktual restoran. Pada tahun ke-2 berdasarkan rata-rata penerimaan per bulan selama tahun pertama yaitu Rp214 172 329 dikalikan 9 bulan. Pada tahun ke-3 hingga ke-5 penghitungan sama seperti pada tahun pertama, namun dikalikan 12 bulan untuk setiap tahun. Penyusutan investasi dihitung berdasarkan metode garis lurus, yaitu Penyusutan =
8.
9.
10.
Nilai beli – Nilai sisa Umur ekonomis
Besarnya biaya penyusutan pada tahun pertama dihitung tanpa biaya penyusutan renovasi bulan Januari-Maret 2014. Sedangkan pada tahun ke-2 hingga ke-5 dihitung beserta biaya penyusutan renovasi bulan Januari-Maret 2014. Tingkat suku bunga yang dipakai pada perhitungan cash flow berdasarkan rata-rata kepemilikan modal yang dimiliki oleh 3 orang investor yaitu sebesar 13.20 persen. Pajak yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 2a, yang merupakan perubahan keempat dari Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan yaitu sebesar 25 persen, berlaku flat hingga umur usaha.
GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN MOMOMILK Sejarah Restoran Momomilk Restoran Momomilk yang berlokasi di sekitar kawasan Taman Kencana Kota Bogor berdiri pada tanggal 5 Juni 2013 oleh Haidhar Wurjanto. Sebelum restoran ini dibangun, produk-produk Momomilk dipasarkan dengan membuka booth yang berlokasi di Food Court Bogor Junction pada tanggal 14 Januari 2011. Selain di Food Court Bogor Junction, pemilik restoran juga mecoba membuka cabang lainnya seperti di Kesatuan, Botani Square, Regina Pacis, dan Kantin Sapta IPB. Dari beberapa cabang yang telah dibuka, tidak semua cabang mampu menghasilkan keuntungan sesuai dengan target yang diharapkan. Hal ini membuat pemilik Momomilk terpaksa harus menutup beberapa cabang tersebut. Sampai saat ini cabang yang masih mampu bertahan dengan memberi keuntungan sesuai target hanya 2 yaitu cabang Bogor Junction dan Kantin Sapta IPB Darmaga.
29
Meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk Momomilk membuat pemilik restoran melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru namun tidak dalam bentuk booth melainkan dalam bentuk restoran. Pendirian restoran ini sudah direncanakan sejak Desember 2012 dan dibutuhkan waktu sekitar 6 bulan bagi pemilik restoran untuk mengumpulkan dana dari para investor, mendesain bangunan, serta mengumpulkan tim. Tema restoran ini adalah peternakan dimana tema tersebut disesuaikan dengan produk utama Momomilk yaitu susu. Untuk menunjang tema restoran, para pelayan juga menggunakan seragam seperti para peternak sapi perah. Bentuk usaha yang digunakan oleh Restoran Momomilk adalah usaha perorangan dan masih tergolong dalam kategori Usaha Kecil Menengah (UKM). Modal berasal dari modal pribadi tanpa memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan. Modal awal yang dibutuhkan untuk membangun restoran ini sekitar 300 juta rupiah. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk membangun restoran ini dibantu dengan adanya 3 investor dengan kepemilikan saham yang berbedabeda diantaranya Vidia 37.6 persen, Rifki 1.4 persen, dan Iqbal 0.6 persen. Sebagian keuntungan yang diperoleh restoran akan dibagikan kepada para investor sesuai dengan besarnya saham yang dimiliki oleh investor tersebut. Para investor ini tidak memiliki hak untuk mengelola restoran, mereka hanya berperan sebatas dalam penyediaan modal saja.
Lokasi Perusahaan Restoran Momomilk berlokasi di Jalan Bukit Tunggul Nomor 11 Taman Kencana Kota Bogor. Status kepemilikan tempat usaha ini adalah sewa dengan sistem bagi hasil. Alasan pemilik restoran menyewa bangunan dikarenakan keterbatasan modal yang dimiliki. Pemilik bangunan merupakan kerabat dari pemilik restoran yang sekaligus dijadikan sebagai sekretariat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia. Lokasi ini dipilih karena letaknya yang strategis dimana kawasan Taman Kencana merupakan kawasan yang cukup dikenal masyarakat sebagai salah satu pusat wisata kuliner Kota Bogor. Selain itu, kawasan ini juga berdekatan dengan sekolah dan kampus sehingga semua kalangan dapat dengan mudah mengakses restoran ini. Restoran ini memiliki desain yang bertema peternakan yang disesuaikan dengan nama restoran dan produk utama restoran yaitu susu. Bagian bangunan yang dijadikan sebagai restoran tidak secara utuh melainkan hanya bagian teras bangunan saja. Teras tersebut diubah sesuai dengan tema peternakan dan pedesaan sehingga atap teras dibuat dari bambu serta pada bagian bar dibuat dari kayu. Selain disesuaikan dengan tema, pemilihan material pada bangunan restoran yang demikian juga dikarenakan modal yang terbatas. Luas bangunan yang disewa yaitu seluas 185 m2 yang terdiri dari ruang makan, dapur, ruang cuci, dan kamar mandi. Kapasitas dari ruang makan adalah 76 orang, terdiri dari 19 meja dan masing-masing 4 bangku untuk setiap meja.
30
Visi dan Misi Restoran Momomilk Sama seperti restoran lainnya, Restoran Momomilk juga memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Visi restoran ini yaitu menjadi grup usaha dalam bidang pariwisata yang memberikan pengalaman tidak terlupakan bagi konsumen. Visi tersebut didukung dengan misi yaitu selalu mengonsepkan segala sesuatunya secara matang sebelum membuat suatu unit bisnis serta memberikan hidangan yang kreatif dan pelayanan yang luar biasa. Berbagai ide kreatif dilakukan pengelola untuk menumbuhkan loyalitas dan kenyamanan konsumen terhadap Restoran Momomilk. Konsep peternakan yang disesuaikan dengan produk andalan restoran ini menjadi ciri khas Restoran Momomilk yang akan melekat dibenak konsumen. Untuk menghindari kejenuhan konsumen, pihak manajemen melakukan berbagai promosi unik serta menawarkan produk-produk yang umumnya sudah dikenal oleh konsumen namun disajikan dengan tampilan yang berbeda dari yang lain. Pelayanan yang ramah juga menjadi salah satu kunci pihak manajemen untuk menumbuhkan citra restoran yang baik dimata konsumennya. Tidak hanya loyalitas ditingkat konsumen saja, pihak manajemen melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan loyalitas ditingkat pegawai. Rasa kekeluargaan baik antara pemilik dengan para pegawai maupun antar pegawai menjadi budaya kerja yang ditanamkan di restoran ini. Para pegawai juga dituntut untuk bekerja profesional sehingga tidak mengecewakan konsumen yang berkunjung. Pihak manajemen memberikan reward berupa bonus dalam bentuk uang bagi pegawai yang mampu menunjukkan kinerja yang baik. Sedangkan bagi pegawai yang melakukan kesalahan dalam pekerjaannya akan diberikan hukuman (punishment) berupa teguran maupun surat peringatan (SP).
Deskripsi Pengusahaan Restoran Momomilk Pemilik restoran mencoba membuat sesuatu yang baru untuk menghadapi persaingan usaha dibidang kuliner. Ditengah beragamnya restoran yang terdapat di Kota Bogor, namun restoran yang menjadikan susu sebagai produk unggulan memang belum ada. Peluang inilah yang akhirnya dijadikan pemilik usaha untuk membuka restoran ini setelah sebelumnya membuka booth Momomilk di beberapa tempat. Tak hanya produk unggulan yang berbeda, restoran ini juga mengusung tema peternakan mulai dari dekorasi restoran maupun alat makan yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk membuat ciri khusus antara Restoran Momomilk dengan restoran yang sudah ada. Kegiatan pada pengusahaan Restoran Momomilk terdiri dari 5 bagian yaitu pelayanan, barista, dapur produksi, kasir, dan pembelian bahan baku. Bagian pelayanan, barista, dan dapur produksi dikepalai oleh manajer operasional. Sedangkan bagian kasir dan pembelian bahan baku dikepalai oleh manajer keuangan. Terdapat pula graphic designer yang juga dikepalai oleh manajer operasional. Jam kerja yang diberlakukan di restoran ini yaitu 7.5 jam kerja ditambah waktu istirahat 30 menit yang terbagi dalam 3 shift. Setiap minggunya, pegawai memiliki kesempatan libur sebanyak 1 hari yaitu antara hari Senin
31
sampai Jumat yang disesuaikan dengan shift mereka bekerja. Diluar hari libur tersebut, pegawai tetap bekerja meskipun ada libur nasional. Restoran Momomilk beroperasi pada hari Senin sampai Minggu mulai pukul 10.00-22.00 WIB. Khusus pada hari Minggu, restoran ini mulai beroperasi mulai pukul 07.00-22.00 WIB. Restoran ini menyajikan menu andalannya yaitu berbagai olahan susu serta beragam makanan dan minuman lainnya. Susu yang telah dipasteurisasi kemudian diolah menjadi berbagai varian olahan susu seperti freshmilk dan milkshake. Sedangkan makanan yang disajikan adalah berbagai makanan ringan maupun Chinese Food dan Western.
ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL Analisis Aspek Pasar Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan usaha. Pada tahap ini besar permintaan produk serta kecenderungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan bisnis yang akan datang perlu diperkirakan dengan cermat. Dari segi pemasaran kegiatan bisnis diharapkan dapat beroperasi secara sehat bilamana produk yang dihasilkan mampu mendapat tempat di pasaran serta menghasilkan penjualan yang memadai dan menguntungkan. Potensi dan Target Pasar Pihak manajemen restoran tidak memiliki data secara lengkap mengenai jumlah permintaan per unit produk. Namun tingkat permintaan yang tinggi secara keseluruhan terlihat dari omset penjualan dari bulan Juni sampai Desember 2013. Perkembangan omset penjualan di Restoran Momomilk dapat dilihat pada Gambar 4. Rp300,000,000 Rp250,000,000 Rp200,000,000 Rp150,000,000 Rp100,000,000 Rp50,000,000 Rp-
Gambar 4 Omset penjualan Restoran Momomilk pada bulan Juni-Desember 2013 Sumber : Restoran Momomilk 2013.
Berdasarkan Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa tingkat permintaan untuk produk yang ditawarkan di Restoran Momomilk cenderung mengalami peningkatan rata-rata 17.18 persen jika dilihat dari besarnya omset penjualan.
32
Pada bulan Juli terjadi peningkatan omset penjualan sebesar 17.40 persen dan kemudian omset penjualan meningkat kembali sebesar 83.68 persen di bulan Agustus. Pada bulan September, Oktober, dan November omset penjualan restoran terus mengalami peningkatan masing-masing sebesar 11.54 persen, 3.82 persen, dan 3.75 persen. Akan tetapi pada bulan Desember terjadi penurunan omset penjualan sebesar 17.11 persen. Penurunan omset penjualan ini dikarenakan musim hujan sehingga konsumen yang berkunjung cenderung berkurang serta adanya libur akhir tahun selama 4 hari sehingga restoran ini tutup. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer operasional, permintaan produk minuman paling tinggi adalah Milkshake Momo Oreo, Mango Milkshake dan Strawberry Milkshake. Sedangkan untuk makanan diantaranya Cheesy Melt Chicken, Roti Bakar Momo dan Mie Ayam. Restoran Momomilk mampu menghabiskan 60-80 liter susu pasteurisasi pada saat weekday dan 100-120 liter susu pada saat weekend untuk diolah menjadi berbagai olahan susu seperti Freshmilk, Hot Milk, dan Milkshake. Konsumen yang datang rata-rata pelajar dan mahasiswa yang berada di sekitar Kota Bogor. Menurut Laksana (2008), pemasaran sasaran (target marketing) dilakukan oleh pemasar melalui 3 langkah utama yaitu segmentasi pasar, pasar sasaran, dan penetapan posisi pasar. Segmentasi pasar (market segmentation) yaitu mengidentifikasi dan memilih-milih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin meminta produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Pasar sasaran (market targeting) yaitu memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki. Penetapan posisi pasar (market positioning) yaitu membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk perusahaan dengan produk lain di pasar. Secara demografis, segmen pasar yang dituju oleh Restoran Momomilk yaitu masyarakat kalangan menengah-menengah dan menengah ke bawah yang berada disekitar Kota Bogor yang berumur 14-30 tahun. Target pasar restoran ini antara lain pelajar dan mahasiswa yang rata-rata memiliki uang saku minim sehingga harga yang ditawarkan di restoran ini masih relatif terjangkau. Citra yang ingin ditanamkan dibenak konsumen adalah tema restoran yang unik yaitu peternakan serta berbagai produk yang disajikan dengan peralatan makan yang disesuaikan dengan tema restoran. Selain pesaing dengan produk utama susu masih sedikit, makanan dan minuman pendamping di restoran ini bervariasi dan disajikan dengan presentasi yang unik. Restoran Momomilk menawarkan 5 kategori makanan dan 6 kategori minuman. Untuk kategori makanan, restoran ini menyajikan Light Meal (seperti siomay, kentang goreng, spaghetti), Dessert (seperti pancakes dan beberapa olahan pisang), Momo Roti Bakar dengan berbagai pilihan rasa, Chinese Food, serta makanan ala barat (Western Food). Sedangkan untuk kategori minuman, restoran ini menyajikan Freshmilk, Milkshake, Tea and Coffee, Yoghurt, Hot Milk, dan Juice and Smoothies. Pada buku daftar menu ditampilkan informasi untuk beberapa makanan dan minuman yang menjadi menu favorit serta yang memerlukan waktu tambahan untuk menyajikannya. Strategi Pemasaran Produk yang dipasarkan agar dapat memasuki pasar sasaran maka para pemasar menggunakan instrument yang dikenal dengan bauran pemasaran
33
(Laksana, 2008). Bauran pemasaran (Marketing Mix) meliputi produk, harga, tempat, dan promosi. 1.
Produk Produk yang menjadi andalan di Restoran Momomilk adalah berbagai olahan susu. Namun disamping itu, terdapat pula berbagai minuman lain serta berbagai varian makanan. Presentasi makanan yang disajikan di restoran ini tergolong unik karena menggunakan alat makan seperti botol susu, talenan kayu yang digunakan untuk menyajikan roti bakar, dan toples (jar) yang digunakan untuk menyajikan beberapa minuman lain. Hal ini dikarenakan banyak konsumen yang mencari sesuatu yang unik saat berwisata kuliner. Pemilihan penggunaan alat makan ini juga disesuaikan dengan tema restoran yaitu peternakan. Penggunaan alat makan tersebut termasuk kedalam strategi restoran disamping menjaga kualitas dan melakukan inovasi terhadap produk-produk yang ditawarkan.
Gambar 5 Penyajian beberapa produk Restoran Momomilk Sumber: Restoran Momomilk 2013.
Untuk menjaga agar konsumen tidak bosan dengan produk yang ditawarkan, manajemen melakukan inovasi dengan menawarkan produk baru. Inovasi produk didasarkan atas permintaan dari konsumen, apabila permintaan tinggi maka tidak menutup kemungkinan produk tersebut akan dijadikan menu tetap di restoran. Selama beroperasi restoran ini telah melakukan 2 kali inovasi produk. Pertama, Milkshake yang ditambahkan dengan produk terkenal seperti Beng-beng, Cadburry, dan Milo. Kedua, produk yang diberi nama Angry Fruit yaitu susu dengan buah yang melimpah. 2.
Harga Sebagai pendatang baru, awalnya pihak manajemen menetapkan harga berdasarkan harga pesaing di lingkungan sekitar restoran yaitu Sop Buah Pak Ewok. Hal ini dikarenakan lokasi kedua restoran yang berdekatan serta segmen pasar yang dituju serupa. Akan tetapi setelah dilakukan perhitungan berdasarkan besarnya biaya produksi dan bahan baku, diketahui bahwa penetapan harga awal tersebut tidak mampu memberikan keuntungan maksimal sesuai target. Oleh karena itu, pihak manajemen menaikan harga untuk beberapa produk makanan sekitar Rp1 000 sampai Rp2 000. Khusus untuk Chicken Cordon Bleu terjadi kenaikan harga dari Rp20 000 menjadi Rp26 000. Kenaikan harga ini disesuaikan dengan harga Chicken Cordon
34
Blue di pasaran dan pihak manajemen merasa harga yang mereka tetapkan masih tergolong dibawah harga rata-rata makanan tersebut. Kenaikan harga ini terjadi setelah 4 bulan restoran beroperasi. Harga yang ditawarkan untuk makanan dan minuman di Restoran Momomilk bervariasi (Lampiran 1). Untuk makanan berkisar antara Rp11 000 sampai Rp26 000. Harga yang ditawarkan untuk cemilan berkisar antara Rp6 000 sampai Rp17 500. Untuk produk minuman susu seperti Freshmilk, Hot Milk dan Milkshake harga yang ditawarkan berkisar antara Rp5 000 sampai Rp16 500. Sedangkan untuk minuman lainnya berkisar antara Rp3 000 sampai Rp16 000. 3.
Tempat Restoran Momomilk berlokasi di Jalan Bukit Tunggul Nomor 11 Bogor. Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan lokasi ini masih berada di dalam kawasan Taman Kencana Kota Bogor. Taman Kencana merupakan salah satu kawasan pusat kuliner di Kota Bogor. Selain itu kawasan ini juga dekat dengan kampus dan sekolah sehingga dapat dengan mudah diakses oleh mahasiswa dan pelajar yang merupakan target pasar utama restoran ini. Meskipun berada di sekitar perumahan, namun pemilik usaha optimis bahwa restoran ini akan ramai dikunjungi seperti Sop Buah Pak Ewok yang berdekatan dengan lokasi Restoran Momomilk. Khusus di hari Minggu restoran ini mulai beroperasi pukul 07.00 WIB dengan target utama masyarakat yang sedang lari pagi di sekitar kawasan tersebut. Karena itu restoran ini mendapat peluang untuk menambah keuntungan.
4.
Promosi Promosi merupakan suatu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk. Kegiatan promosi yang tepat akan berdampak positif bagi perusahaan karena dapat menarik minat konsumen. Salah satu media yang dijadikan sebagai alat promosi Restoran Momomilk adalah sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Blackberry Messanger. Pemilihan sosial media ini dirasakan cukup efektif dan efisien untuk melakukan promosi. Selain itu restoran ini juga melakukan beberapa promosi menarik diantaranya Free Hot Chocolate ketika musim hujan serta minum susu 3 liter dalam waktu 3 menit dengan hadiah Rp1 000 000.
Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan analisis aspek pasar, Restoran Momomilk dinilai memiliki potensi pasar yang baik, melihat jumlah restoran di Kota Bogor yang menyajikan produk minuman berbahan dasar susu masih sedikit. Selain itu, potensi restoran ini juga terlihat dari rata-rata peningkatan penjualan produk selama bulan Juni hingga Desember 2013 sebesar 17.18 persen. Segmentation, targeting, dan positioning dari restoran ini juga sudah ada. Dilihat dari strategi pemasarannya, restoran ini mampu menciptakan produk yang kreatif, menawarkan harga yang terjangkau, pemilihan tempat yang strategis, serta melakukan berbagai promosi yang unik dan menarik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada aspek pasar, Restoran Momomilk layak untuk dijalankan.
35
Aspek Teknis Pada aspek teknis, dapat diketahui tahapan atau proses bagaimana suatu produk dihasilkan. Aspek ini juga berhubungan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis itu dibangun (Nurmalina et al. 2010). Beberapa bagian utama yang akan dianalisis pada aspek teknis diantaranya lokasi bisnis, proses produksi, serta tata letak (layout) Restoran Momomilk. Lokasi Bisnis Penelitian ini dilakukan di Restoran Momomilk yang terletak di Jalan Bukit Tunggul No. 11 Kota Bogor dengan luas bangunan yang digunakan seluas 185 m2. Beberapa variabel utama yang dalam penentuan lokasi suatu bisnis antara lain ketersediaan bahan baku, suplai tenaga kerja, tenaga listrik dan air, fasilitas transportasi, dan letak pasar utama (Nurmalina et al. 2010). 1. Ketersediaan bahan baku Restoran Momomilk memiliki pemasok tetap dalam pengadaan bahan baku susu pasteurisasi dan yoghurt. Pemilihan susu diambil dari kawasan usaha ternak (Kunak) di daerah Cibubulang Kabupaten Bogor. Susu tersebut merupakan susu Grade A dengan kadar lemaknya yang tinggi, rasanya gurih dan secara mikrobiologi hanya memiliki sedikit patogen. Susu yang dikirimkan ke restoran merupakan susu yang telah dipasteurisasi oleh pemasok yang berlokasi di Darmaga Kabupaten Bogor. Kedekatan lokasi peternakan dengan pabrik pengolahan susu tersebut menjadikan kualitas susu tetap terjaga. Untuk pembelian bahan baku lainnya, restoran ini tidak memiliki pemasok yang tetap. Pegawai restoran membeli bahan baku lainnya di pasar tradisional yaitu Pasar Jambu Dua, Pasar Anyar, serta Toko Kue Yoeks yang berlokasi di belakang Hotel Salak. Lokasi pembelian bahan baku tidak terlalu jauh sehingga dapat meminimalisir biaya operasional. Untuk menjaga kualitas susu dan bahan baku yang lain yang tergolong mudah rusak, maka dilakukan pembelian bahan baku setiap hari. 2. Suplai tenaga kerja Pengadaan sumberdaya manusia pada Restoran Momomilk dikelola oleh seorang manajer operasional dan seorang manajer keuangan. Manajer operasional bertanggung jawab atas kinerja bagian pelayanan, barista, dapur produksi, serta graphic designer. Sedangkan manajer keuangan bertanggung jawab atas kinerja bagian pembelian bahan baku dan kasir. Pembagian jabatan dan jumlah pegawai pada Restoran Momomilk dapat dilihat pada Tabel 5.
36
Tabel 5 Jumlah karyawan Restoran Momomilk berdasarkan jabatan dan jenis kelamin Jabatan Operational Manager Accounting Manager Graphic Designer Head Chef Assistant Chef Cook Co. Barista
Jenis kelamin L
P
1 1 1 1 1 7 0
0 0 0 0 0 1 1
Total 1 1 1 1 1 8 1
Jabatan Barista Co. Cashier Cashier Captain Waiters Waiters Storeman Steward
Jenis kelamin L
P
1 0 0 1 6 1 3
2 1 2 0 3 0 0
Total 3 1 2 1 9 1 3
Sumber : Restoran Momomilk 2013.
3.
4.
5.
Berdasarkan data pada Tabel 6 diketahui bahwa terdapat 24 orang pegawai laki-laki dan 10 orang pegawai perempuan. Sehingga total keseluruhan jumlah pegawai di Restoran Momomilk adalah 34 orang. Hampir 40 persen pegawai di Restoran Momomilk merupakan pegawai yang berasal dari masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi usaha. Pegawai tersebut menjabat pada bagian pelayanan dan keamanan. Tidak ada kualifikasi khusus seperti tingkat pendidikan bagi mereka, hal yang diutamakan adalah mau bekerja sama, memiliki loyalitas yang tinggi, dan mampu bekerja dibawah tekanan. Tenaga listrik dan air Sumberdaya listrik dan air yang digunakan Restoran Momomilk berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kapasitas maksimal penggunaan listrik yang dapat digunakan yaitu 4 000 watt dengan biaya jumlah yang harus dikeluarkan per bulannya Rp3 200 000. Sistem pembayaran listrik di restoran ini merupakan sistem prabayar dimana pembelian voucher dilakukan di Alfamart. Sedangkan untuk penggunaan air PDAM, biaya yang dikeluarkan per bulannya sebesar Rp1 400 000. Sistem pembayaran air PDAM dilakukan secara tunai yang dibayarkan langsung ke loket PDAM. Fasilitas transportasi Restoran ini memiliki fasilitas transportasi berupa 1 unit sepeda motor yang digunakan untuk mengangkut bahan mentah dari pasar menuju restoran. Selain itu sepeda motor ini juga berguna untuk mengantar pesanan konsumen menuju alamat yang dituju (delivery order). Pemilihan alat transportasi ini karena dirasa lebih efisien dan memudahkan di dalam perjalanan pegawai baik untuk membeli bahan baku serta mengantar makanan yang dipesan konsumen. Letak pasar utama Lokasi Restoran Momomilk berada di Jalan Bukit Tunggul No. 11 Kota Bogor. Restoran ini berada di sekitar kawasan Taman Kencana. Proses produksi sampai kegiatan pemasarannya dilakukan pada satu tempat yaitu di Restoran Momomilk, agar memudahkan dalam melakukan pengawasan baik
37
pada proses produksi maupun kualitas produk yang disajikan kepada konsumen. Proses Produksi Susu yang dijadikan sebagai bahan baku utama untuk mengolah produk susu di Restoran Momomilk merupakan susu yang sudah dipasteurisasi oleh pihak pemasok. Harga per liter dari susu pasteurisasi tersebut yaitu Rp6 400. Susu dari pemasok yang baru tiba di restoran langsung dimasukkan ke dalam dispenser susu untuk menjaga agar susu tetap fresh sebelum diolah. Untuk membuat Freshmilk bahan yang dibutuhkan adalah 200 ml susu tanpa rasa (plain), 50 ml perasa, gula, dan es batu. Proses produksi untuk membuat segelas Freshmilk dimulai dengan menuangkan perasa ke dalam gelas. Perasa yang digunakan disesuaikan dengan rasa susu yang dipesan oleh konsumen. Kemudian perasa tersebut dicampurkan dengan 200 ml susu tanpa rasa serta diberi gula secukupnya. Setelah itu ditambahkan dengan es batu secukupnya. Proses produksi Freshmilk dapat dilihat pada Gambar 6.
Siapkan gelas
Masukkan 50ml perasa
Tambahkan es batu secukupnya
Disajikan
Tuangkan 200 ml susu tanpa rasa (plain)
Tambahkan secukupnya
gula
Gambar 6 Proses produksi Freshmilk Proses produksi untuk membuat Milkshake juga terbilang mudah seperti proses pembuatan Freshmilk. Bahan yang dibutuhkan diantaranya 200 ml susu tanpa rasa (plain), 50 ml perasa, 1 scoop es krim rasa vanila, gula, dan es batu. Penambahan es krim rasa vanila pada pembuatan Milkshake bertujuan untuk memberi rasa lebih creamy pada minuman ini. Tahap pembuatan Milkshake adalah dengan mencampurkan seluruh bahan yang diperlukan ke dalam blender. Kemudian bahan diblender sebentar lalu minuman dituangkan ke dalam gelas. Proses produksi Milkshake dapat dilihat pada Gambar 7. 200 ml susu tanpa rasa (plain) 50 ml perasa 1 scoop es krim vanila
Blender bahan baku
Gula secukupnya
Tuang ke dalam gelas
Disajikan
Es batu
Gambar 7 Proses produksi Milkshake
38
Hasil Analisis Aspek Teknis Analisis aspek teknis menunjukkan bahwa usaha Restoran Momomilk layak untuk dijalankan. Hal ini berdasarkan pada lokasi restoran yang mendukung jalannya usaha, proses produksi dan tempat penjualan produk juga berada didalam satu tempat yang sama. Tata letak telah diatur sedemikian rupa dengan baik sehingga dapat memperlancar kegiatan usaha (Lampiran 2). Sarana dan fasilitas yang tersedia juga menunjang kegiatan produksi. Selain itu kedekatan restoran dengan tempat pembelian bahan baku juga dapat memperlancar kegiatan produksi sekaligus dapat menjaga kualitas dan kesegaran bahan baku.
Aspek Manajemen dan Hukum Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan dalam masa operasi. Selain itu, bagi usaha yang baru dibangun diperlukan juga perizinan yang lengkap untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis. Pengelolaan usaha Restoran Momomilk dalam manajemen dan hukum akan menganalisis bentuk badan hukum usaha, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan masing-masing pegawai, dan sistem penggajian tenaga kerja. Bentuk Badan Usaha Bentuk badan usaha di Restoran Momomilk adalah perusahaan perseorangan dan masih tergolong dalam kategori Usaha Kecil Menengah (UKM). Pemilik restoran juga merencanakan untuk membangun sebuah badan usaha berupa Perseroan Terbatas (PT). Salah satu tujuan pemilik restoran ini membentuk badan usaha ini dikarenakan adanya investor yang menanamkan modal di Restoran Momomilk. Selain itu dengan mendirikan badan usaha Perseroan Terbatas, restoran ini dapat lebih mudah dikenal secara luas oleh kalangan masyarakat dan memungkinkan menarik minat investor lain untuk menanamkan modalnya di Restoran Momomilk. Sebelum mendirikan suatu usaha tentu diperlukan perizinan yang lengkap sebagai salah satu syarat agar usaha dapat dijalankan. Restoran ini telah memiliki Surat Kepemilikan Usaha (SKU) sebagai syarat dasar untuk mendirikan suatu usaha. Pemilik restoran juga sudah mendapatkan izin dari warga sekitar lokasi restoran berupa izin gangguan agar usaha ini tetap dapat berjalan karena lokasi restoran berada di lingkungan pemukiman penduduk. Pemilik restoran telah melakukan kesepakatan dengan warga sekitar bahwa restoran hanya akan beroperasi hingga pukul 22.00 WIB. Apabila pihak restoran melanggar, maka mereka bersedia bila restoran harus ditutup. Akan tetapi, saat ini pemilik sedang mengalami kesulitan untuk mengurus perizinan kepada pemerintah setempat dikarenakan restoran yang berada di kawasan pemukiman. Oleh karena, pemilik restoran masih mengurus izin usaha tersebut dari pemerintah setempat. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Struktur organisasi Restoran Momomilk yang dimiliki saat ini masih sederhana. Akan tetapi dengan adanya struktur organisasi maka tugas, wewenang,
39
dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan dapat dilihat dengan jelas. Struktur organisasi Restoran Momomilk dapat dilihat pada Gambar 8. Owner
Operational Manager
Accounting Manager Graphic Designer Storeman
Captain Waiter
Coordinator Barista Barista
Cashier
Head Chef Assistant Chef Cook Steward
Gambar 8 Struktur organisasi Restoran Momomilk Sumber: Restoran Momomilk 2013.
Kebijakan dan keputusan besar dipegang oleh pemilik restoran (owner). Owner hanya bertindak sebagai evaluator dan pemegang kontrol serta pengambil keputusan dengan melakukan rapat atau musyawarah dengan tim manajemen. Owner tidak turun tangan langsung dalam kegiatan operasional namun akan mendapatkan laporan operasional setiap bulan dari manajer operasional. Manajer operasional bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional di restoran termasuk mengawasi kinerja pelayan, barista, serta bagian dapur produksi. Selain itu manajer operasional juga membawahi graphic designer yang bertugas untuk mengatur dekorasi restoran, membuat desain daftar menu, serta mempromosikan restoran melalui media sosial. Manajer operasional bertanggung jawab atas bagian pelayanan, barista, dan dapur produksi. Para pelayan (waiter) dikepalai oleh seorang kepala pelayan. Para pelayan bertugas melayani para konsumen, mulai dari pemesanan menu sampai penyajiannya serta memastikan kerapian dan kebersihan meja dan kursi. Selain itu, pelayan juga berkewajiban menyampaikan informasi mengenai menu spesial dan merekomendasikan menu favorit di restoran. Sedangkan bagian barista bertugas untuk membuat minuman sesuai pesanan juga berkewajiban untuk menjaga kebersihan dan umur pakai dari bar. Bagian dapur produksi dikepalai oleh seorang kepala koki. Bagian ini bertugas untuk membuat makanan sesuai dengan pesanan konsumen serta menjaga kualitas dan kehigienisan makanan. Didalam bagian dapur produksi juga terdapat pegawai yang bertugas untuk membersihkan peralatan makan dan dapur (steward). Manajer keuangan bertugas untuk mengatur, memeriksa, dan bertanggung jawab atas alur kas baik penerimaan maupun pengeluaran. Manajer keuangan juga
40
bertanggung jawab atas kinerja kasir serta bagian pembelian bahan baku. Kasir bertugas dalam menerima transaksi pembayaran dari konsumen. Sedangkan bagian pembelian bahan baku (storeman) bertugas untuk mencatat persediaan bahan baku yang diperlukan dan membeli bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan operasional. Untuk bagian keamanan, petugas keamanan berasal dari masyarakat sekitar namun tidak tergabung kedalam manajemen restoran. Sistem Penggajian Pegawai Pada saat ini gaji sebagian besar pegawai Restoran Momomilk belum berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) Kota Bogor, kecuali manajer operasional dan manajer keuangan. Namun pemilk restoran berencana untuk memberikan asuransi kepada para pegawainya sehingga apabila dikalkulasikan bisa mencapai UMR Kota Bogor. Untuk bagian keamanan, karena tidak tergabung dalam manajemen restoran maka upah yang diperoleh berasal dari tarif parkir yang diberikan oleh para konsumen. Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum Restoran Momomilk belum memiliki perizinan yang lengkap sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Namun bila dilihat dari indikator yang lain seperti struktur organisasi dan deskrpsi pekerjaan sudah dibuat cukup sederhana sehingga memudahkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan. Sistem penggajian juga telah ditentukan dengan baik. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan berdasarkan aspek manajemen namun belum layak bila dijalankan berdasarkan aspek hukum. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Adanya kedekatan sosial antara perusahaan dengan masyarakat maka Restoran Momomilk mempekerjakan masyarakat dari sekitar wilayah lokasi restoran sebagai pegawai. Hal ini berdampak positif karena dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur. Sebanyak 40 persen tenaga kerja di Restoran Momomilk berasal dari masyarakat sekitar dan diposisikan sebagai pelayan dan penjaga keamanan. Tidak ada kualifikasi khusus seperti tingkat pendidikan bagi mereka, hal yang diutamakan adalah mau bekerja sama, memiliki loyalitas yang tinggi, dan mampu bekerja dibawah tekanan. Pihak restoran juga melakukan kegiatan sosial seperti memberi santunan kepada anak yatim pada saat restoran dibuka serta pemberian susu gratis bagi anak-anak di sekitar lokasi usaha. Pembayaran pajak kepada pemerintah tentu dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bogor. Apabila skala usaha semakin besar, maka pemerintah akan menerima pembayaran pajak yang semakin besar pula. Pada saat ini pajak yang dibayarkan merupakan PP 1 sebesar 10 persen dari omset yang diperoleh restoran. Secara makro, adanya pajak akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pembangunan. Restoran Momomilk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar selama restoran ini beroperasi. Pada awalnya restoran ini membuang limbah sisa proses produksi ke selokan di sekitar restoran. Akan tetapi, saat ini restoran membuat septic tank yang berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah dari proses
41
produksi. Meskipun biaya yang dikeluarkan untuk membuat septic tank cukup besar, hal ini dilakukan demi menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Kedekatan sosial antara perusahaan dengan masyarakat sekitar ditunjukkan dengan dibukanya kesempatan bekerja bagi mereka sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur. Pembayaran pajak secara rutin juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pembangunan. Restoran Momomilk juga tetap memperhatikan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang limbah dari proses produksi secara sembarangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Restoran Momomilk layak diusahakan berdasarkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Restoran Momomilk merupakan suatu usaha dibidang kuliner yang menggunakan sumberdaya dari modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Restoran ini tergolong dalam usaha baru sehingga perlu dikaji perhitungan keuangannya secara terperinci tentang kelayakan usaha dan diperlukan perhitungan yang tepat dalam penggunakan sumberdaya yang ada. Analisis kelayakan ini berkaitan dengan keputusan investasi agar mendapatkan keuntungan yang maksimal dan menghindari adanya pemborosan sumberdaya. Kriteria yang digunakan dalam perhitungan meliputi NPV, Net B/C, IRR, Payback Period, serta analisis nilai pengganti (switching value). Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak manajemen restoran, umur usaha pengusahaan Restoran Momomilk yaitu selama 5 tahu. Hal ini didasarkan pada kesepakatan antara pihak pemilik restoran selaku penyewa bangunan dengan pemilik bangunan. Atas dasar itu, umur usaha disesuaikan dengan kesepakatan sewa dengan pemilik bangunan dengan pertimbangan bahwa sewa bangunan merupakan faktor terpenting dalam pengusahaan Restoran Momomilk. Tingkat diskonto yang digunakan yaitu sebesar 13.20 persen. Hal ini disesuaikan dengan rata-rata kepemilikan modal yang ditanamkan oleh ketiga investor Restoran Momomilk. Pada saat pembelian peralatan investasi dimulai pada tahun pertama yaitu Januari sampai Mei 2013 dan pada bulan Juni 2013 usaha mulai dapat dilakukan. Penghitungan penerimaan dan besarnya biaya operasional yang dikeluarkan pada tahun pertama berdasarkan pada data aktual restoran selama 7 bulan beroperasi (Juni sampai Desember 2013). Untuk tahun ke-2 merupakan rata-rata penerimaan maupun biaya operasional per bulan selama 7 bulan beroperasi dikalikan 9 bulan dikarenakan adanya renovasi selama 3 bulan. Untuk tahun ke-3 sampai ke-5 perhitungan sama dengan tahun ke-2 namun dikalikan dengan 12 bulan dengan asumsi sampai tahun ke-5 umur usaha besar inflow dan outflow disamakan dengan data tahun ke-2. Kondisi aktual restoran pada tahun pertama hingga proyeksi kegiatan operasional pada tahun ke-5 dapat dilihat pada Lampiran 3.
42
Analisis Laba Rugi Restoran Momomilk Analisis laba rugi digunakan untuk melihat pekembangan laba usaha setiap tahunnya. Laba rugi perusahaan dihitung berdasarkan jumlah penerimaan dikurangi dengan biaya operasional dan pajak badan usaha. Untuk melakukan penghitungan laba rugi pada Restoran Momomilk, maka data penerimaan yang digunakan di tahun pertama merupakan data aktual penerimaan restoran selama 7 bulan pertama beroperasi. Data penerimaan setiap bulannya kemudian dirataratakan dan dikalikan 9 untuk memperoleh proyeksi penerimaan di tahun ke-2 serta dikalikan 12 untuk tahun ke-3 sampai ke-5 (diasumsikan tetap). Data biaya operasional di tahun pertama merupakan data aktual penerimaan restoran selama 7 bulan pertama beroperasi. Data pengeluaran setiap bulannya kemudian dirata-ratakan dan dikalikan 9 untuk memperoleh data penerimaan di tahun ke-2 serta dikalikan 12 untuk tahun ke-3 sampai ke-5 (diasumsikan tetap). Data mengenai laporan laba rugi Restoran Momomilk dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 6 Hasil analisis laporan laba rugi Restoran Momomilk Tahun ke1 2 3 4 5 Total keseluruhan laba Rata-rata laba
Nilai (Rp) 57 052 345 63 932 989 94 503 955 94 503 955 94 503 955 404 497 200 80 899 440
Rata-rata laba selama 5 tahun umur usaha adalah sebesar Rp80 899 440. Pada tahun pertama, Restoran Momomilk mendapatkan keuntungan sebesar Rp57052 345. Pada tahun ke-2, restoran diproyeksikan akan memperoleh keuntungan sebesar Rp63 932 989. Perbedaan keuntungan yang diperoleh pada tahun pertama dengan tahun ke-2 dikarenakan pada tahun pertama restoran hanya beroperasi selama 7 bulan sedangkan pada tahun ke-2 beroperasi selama 9 bulan. Pada tahun ke-3, restoran ini diproyeksikan mengalami peningkatan keuntungan yaitu menjadi Rp94 503 955 yang diasumsikan tetap setiap tahunnya sampai tahun ke-5. Peningkatan keuntungan di tahun ke-3 hingga ke-5 dikarenakan restoran beroperasi selama 12 bulan setiap tahunnya. Keuntungan yang diperoleh Restoran Momomilk ini merupakan keuntungan bersih setelah dikurangi dengan beban pajak badan usaha sebesar 25 persen. Pada tahun pertama, restoran dikenakan pajak badan usaha sebesar Rp19 017 448. Pada tahun ke-2 besarnya pajak yaitu Rp21 310 996 dan pada tahun ke-3 hingga ke-5 sebesar 31 501 318. Besarnya pajak tersebut nantinya akan dimasukkan kedalam perhitungan cashflow.
43
Arus Kas (Cashflow) Restoran Momomilk Arus Penerimaan (Inflow) Arus penerimaan dari usaha Restoran Momomilk berupa penerimaan dari hasil penjualan makanan, minuman, dan nilai sisa. Nilai penjualan produk Momomilk di tahun pertama berasal dari data penjualan aktual restoran selama 7 bulan beroperasi. Kemudian nilai penjualan produk di tahun ke-2 berasal dari ratarata penerimaan di tahun pertama dikalikan dengan 9 bulan. Untuk tahun ke-3 sampai ke-5, perhitungan sama dengan tahun ke-2 namun dikalikan 12 bulan untuk setiap tahunnya. 1.
Penerimaan aktual penjualan produk pada bulan Juni sampai Desember 2013 Penerimaan penjualan produk makanan dan minuman didapat dari hasil penjualan makanan dan minuman di Restoran Momomilk. Selama 7 bulan beroperasi, manajemen restoran tidak memiliki data penjualan setiap produk makanan dan minuman. Pihak manajemen hanya memiliki data omset penjualan setiap bulannya selama 7 bulan restoran mulai beroperasi. Data penerimaan Restoran Momomilk bulan Juni sampai Desember 2013 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Data penerimaan Restoran Momomilk bulan Juni sampai Desember 2013 Bulan Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total penerimaan tahun pertama Rata-rata penerimaan per bulan
Omset (Rp) 107 303 000 125 979 000 231 404 000 258 101 000 267 958 000 278 015 700 230 445 600 1 499 206 300 214 172 329
Berdasarkan data pada Tabel 7, terlihat bahwa omset penjualan Restoran Momomilk pada bulan Juni sampai Desember 2013 cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan omset penjualan terjadi sejak bulan Juni sampai November, sedangkan pada bulan Desember terjadi penurunan omset sebesar 17.11 persen yang dikarenakan adanya libur selama 4 hari dan merupakan musim penghujan. 2.
Proyeksi penerimaan penjualan produk pada tahun ke-2 sampai ke-5 Proyeksi penjualan pada tahun ke-2 sampai ke-5 hanya dapat dilakukan dengan mencari rata-rata penerimaan per bulan pada tahun
44
pertama sebesar Rp214 172 329. Hal ini dikarenakan tidak adanya data penjualan per unit produk. Penerimaan penjualan produk makanan dan minuman pada tahun ke-2 dikalikan dengan 9 bulan sehingga diperoleh penerimaan sebesar Rp1 927 550 957. Kemudian untuk tahun ke-3 sampai ke-5, rata-rata penerimaan pada tahun pertama dikalikan 12 bulan tiap tahunnya. Proyeksi total penerimaan pada tahun ke-3 yaitu sebesar Rp2 570 067 943. Nilai proyeksi penerimaan pada tahun ke-3 diasumsikan sama hingga tahun ke-5. Proyeksi penerimaan Restoran Momomilk pada tahun ke-2 sampai ke-5 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Proyeksi penerimaan Restoran Momomilk tahun ke-2 sampai ke-5 Tahun ke-
Jumlah bulan
Rata-rata penerimaan (Rp)
2 9 214 172 329 3 12 214 172 329 4 12 214 172 329 5 12 214 172 329 Total penerimaan tahun ke-2 sampai ke-5
3.
Total (Rp) 1 927 550 957 2 570 067 943 2 570 067 943 2 570 067 943 11 136 961 086
Nilai sisa Nilai sisa adalah nilai peralatan yang tidak habis selama umur usaha dan dinilai masih memiliki umur ekonomis karena belum terpakai seluruhnya. Nilai sisa yang telah dihitung, dikalkulasikan dan dimasukkan kedalam komponen inflow diakhir umur usaha. Perhitungan nilai sisa dilakukan dengan cara mengalikan biaya penyusutan suatu produk dengan sisa umur ekonomisnya. Umur ekonomis peralatan yang digunakan di Restoran Momomilk terdiri dari 2 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun. Hal ini akan mempengaruhi sisa umur ekonomis peralatan dan nilainya. Untuk peralatan yang memiliki umur ekonomis 2 tahun dan 3 tahun memiliki sisa umur ekonomis 1 tahun. Peralatan dengan umur ekonomis 5 tahun tidak memiliki sisa umur ekonomis. Peralatan yang dibeli dimasukkan kedalam komponen outflow di tahun pertama. Renovasi yang dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2014 memiliki nilai sisa sebesar 18 juta rupiah karena investasi tersebut dilakukan pada tahun ketiga. Sehingga total nilai sisa dari peralatan yang digunakan di Restoran Momomilk adalah Rp22 004 200.
Arus Pengeluaran (Outflow) Arus pengeluaran dari usaha Restoran Momomilk berupa pengeluaran dari biaya investasi, biaya reinvestasi, dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan 1 kali untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis kegiatan bisnis itu tidak menguntungkan lagi (Nurmalina et al. 2010). Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam 1 periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya operasional Restoran Momomilk di tahun pertama berasal dari
45
data pengeluaran aktual restoran selama 7 bulan beroperasi. Kemudian biaya operasional di tahun ke-2 berasal dari rata-rata pengeluaran di tahun pertama dikalikan dengan 9 bulan. Untuk tahun ke-3 sampai ke-5, cara perhitungan sama dengan tahun ke-2 namun dikalikan 12 bulan untuk setiap tahunnya. 1.
Biaya investasi Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian (Nurmalina et al. 2010). Biaya investasi yang dikeluarkan Restoran Momomilk terdiri dari renovasi bangunan, peralatan dapur, peralatan makan, peralatan lainnya, dan kendaraan. Biaya investasi tersebut dikeluarkan pada tahun pertama yaitu bulan Januari hingga Mei 2013 sebesar 5 juta rupiah. Biaya renovasi bangunan untuk perluasan kapasitas dikeluarkan pada tahun ke-2 yaitu bulan Januari sampai Maret 2014 sebesar 90 juta rupiah. Peralatan dapur yang digunakan terdiri dari kompor gas, wajan, pisau, blender, freezer, dispenser susu, scoop es, gelas ukur 1 liter, gelas teh tarik, rice cooker, container perasa, panci, coolbox, talenan, pemotong kentang, teko kopi, botol sirup, baki kayu bulat, baki kayu segi, dan baskom. Total keseluruhan biaya investasi peralatan dapur yaitu sebesar Rp16 097 500. Peralatan makan yang digunakan terdiri dari botol milkshake, botol freshmilk, gelas hotmilk, jar besar, jar kecil, pisau steak, garpu steak, sendok makan, garpu makan, piring, piring segi 4, piring banana, mangkok 6”, mangkok 4.5”, pitcher, dan talenan roti bakar. Total keseluruhan biaya investasi peralatan makan yaitu sebesar Rp5 504 400. Peralatan lain yang mendukung jalannya operasional Restoran Momomilk terdiri dari meja dan kursi untuk konsumen, meja dan kursi kantor, komputer, printer, loker bill, brangkas, alat kebersihan, speaker, karpet karet, tempat sampah, nomor meja, kipas sangin, serbet, wadah tissue, nampan bon, kalkulator, daftar menu, whiteboard, dan pembelian septic tank. Total keseluruhan biaya investasi peralatan lain yang digunakan restoran yaitu sebesar Rp42 933 400. Untuk sepeda motor, biaya investasi yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp14 000 000. Sehingga total keseluruhan biaya investasi yang dikeluarkan Restoran Momomilk yaitu sebesar Rp173 535 300. Rincian komponen biaya investasi Restoran Momomilk dapat dilihat pada Lampiran 5.
2.
Biaya reinvestasi Biaya reinvestasi adalah biaya yang dikeluarkan kembali karena umur ekonomis dari peralatan yang digunakan telah habis namun umur usaha masih berjalan. Biaya reinvestasi yang dikeluarkan yaitu peralatan yang memiliki umur ekonomis 2 tahun dan 3 tahun karena umur ekonomis peralatan tersebut kurang dari umur usaha. Peralatan yang memiliki umur ekonomis 2 tahun diantaranya blender, peralatan makan, serbet dan daftar menu. Total biaya reinvestasi yang memiliki umur ekonomis 2 tahun yaitu Rp7 311 400. Reinvestasi peralatan tersebut dilakukan pada tahun ke-3 dan ke-5.
46
Peralatan yang memiliki umur ekonomis 3 tahun diantaranya scoop es, gelas ukur 1 liter, gelas teh tarik, container perasa, telanan, botol sirup, baskom, alat kebersihan, tempat sampah, dan wadah tissue. Total biaya reinvestasi yang memiliki umur ekonomis 3 tahun yaitu Rp1 045 500. Reinvestasi peralatan tersebut dilakukan pada tahun ke-4. Rincian komponen biaya reinvestasi Restoran Momomilk dapat dilihat pada Lampiran 7. 3.
Biaya operasional Menurut Nurmalina et al. (2010), biaya operasional merupakan biaya yang diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional dalam mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya operasional meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan produksi atau penjualan setaip tahun (1 satuan waktu). Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun (1 satuan waktu). Besarnya biaya operasional saat restoran beroperasi 7 bulan pertama yaitu Juni sampai Desember 2013 dapat dilihat pada Lampiran 6. Rata-rata biaya operasional pada bulan Juni sampai Desember tersebut akan dijadikan acuan untuk menghitung proyeksi biaya operasional pada tahun ke-2 sampai tahun ke-5. Besarnya biaya operasional Restoran Momomilk selama umur bisnis 5 tahun dapat dilihat pada Tabel 9.
47
Tabel 9 Biaya operasional Restoran Momomilk No
Tahun
Biaya operasional 1
2
3
4
5
Biaya variabel 1
Susu pasteurisasi
2
Yoghurt
3
Bahan baku lainnya
4
Biaya gas elpiji Total biaya variabel
104.426.600
134.262.771
179.017.029
179.017.029
179.017.029
19.666.350
25.285.307
33.713.743
33.713.743
33.713.743
586.870.338
754.547.577
1.006.063.437
1.006.063.437
1.006.063.437
10.080.000
12.960.000
17.280.000
17.280.000
17.280.000
721.043.288
927.055.656
1.236.074.208
1.236.074.208
1.236.074.208
Biaya tetap 1
Sewa bangunan
149.920.630
192.755.096
257.006.794
257.006.794
257.006.794
2
Gaji karyawan
256.900.000
330.300.000
440.400.000
440.400.000
440.400.000
3
Dividen
86.412.079
111.101.244
148.134.993
148.134.993
148.134.993
4
Biaya PDAM
9.800.000
12.600.000
16.800.000
16.800.000
16.800.000
5
Biaya listrik
22.400.000
28.800.000
38.400.000
38.400.000
38.400.000
6
Biaya telepon
1.400.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
7
Biaya kebersihan
2.100.000
2.700.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
8
Biaya transportasi
4.200.000
5.400.000
7.200.000
7.200.000
7.200.000
9
Pajak restoran 10%
149.920.630
192.755.096
257.006.794
257.006.794
257.006.794
Total biaya tetap
683.053.339
878.211.436
1.170.948.581
1.170.948.581
1.170.948.581
1.404.096.627
1.805.267.092
2.407.022.789
2.407.022.789
2.407.022789
Total Biaya Operasional
Total biaya operasional yang dikeluarkan Restoran Momomilk pada tahun pertama, kedua, dan ketiga berbeda-beda sesuai dengan lama restoran beroperasi setiap tahunnya dan kebutuhan restoran. Untuk tahun ke-3 sampai ke-10 diasumsikan sama untuk setiap tahunnya. Biaya variabel yang dikeluarkan meliputi biaya untuk pembelian input seperti susu pasteurisasi, yoghurt, bahan baku pelengkap, dan gas elpiji. Biaya tetap yang dikeluarkan meliputi biaya untuk pembayaran sewa bangunan, deviden kepada investor, gaji karyawan, PDAM, listrik, telepon, kebersihan, transportasi, serta pajak restoran 10 persen dari omset penjualan. Pada tahun pertama, total biaya operasional yang dikeluarkan oleh Restoran Momomilk yaitu sebesar Rp1 404 096 627. Pada tahun ke-2, total biaya operasional yang dikeluarkan oleh Restoran Momomilk yaitu sebesar Rp1 805 267 092. Peningkatan biaya operasional ini dikarenakan restoran beroperasi selama 9 bulan pada tahun ke-2, sedangkan pada tahun pertama hanya beroperasi selama 7 bulan. Kemudian pada tahun ke-3, diproyeksikan restoran mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp2 407 022 789 untuk beroperasi selama 12 bulan. Besar biaya operasional pada tahun ke-3 diasumsikan tetap hingga tahun ke-5. 4.
Biaya penyusutan Penghitungan biaya penyusutan aset pertahun sesuai dengan perkiraan umur ekonomis dari masing-masing aset. Untuk menghitung besarnya nilai penyusutan digunakan metode garis lurus sehingga diasumsikan sama untuk
48
setiap tahunnya. Perhitungan biaya penyusutan pertahun adalah harga pembelian peralatan investasi diawal dibagi umur ekonomis. Pada perhitungan laba rugi tahun pertama, besar biaya penyusutan tidak ditambah dengan renovasi yang dilakukan pada tahun ke-2 (Januari sampai Maret 2014). Besar biaya penyusutan pada tahun pertama yaitu sebesar Rp19 039 880. Kemudian untuk tahun ke-2 sampai ke-5, biaya penyusutan ditambah dengan renovasi yang dilakukan pada tahun ke-2 yaitu sebesar 18 juta rupiah. Total biaya penyusutan pada tahun ke-2 sampai ke-5 yaitu sebesar Rp37 039 880 untuk setiap tahunnya.
Analisis Kriteria Kelayakan Investasi Kriteria kelayakan investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan rata-rata besarnya kepemilikan modal dari ketiga investor yaitu sebesar 13.20 persen. Perhitungan kelayakan investasi menggunakan manfaat bersih (net benefit) yang diperoleh dari selisih antara biaya dan manfaat setap tahunnya dengan dikurangi pajak badan usaha. Tarif pajak yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a, yang merupakan perubahan keempat dari Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan yaitu sebesar 25 persen, berlaku flat hingga umur usaha.
Tabel 10 Hasil analisis kriteria investasi Restoran Momomilk Kriteria investasi
Nilai
NPV Net B/C IRR Payback Period
Rp63 220 511 2.57 47.35 persen 3 tahun 6 bulan 21 hari
Berdasarkan kriteria kelayakan investasi pada tingkat diskonto 13.20 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp63 220 511. Hasil perhitungan NPV tersebut menunjukkan bahwa Restoran Momomilk akan mendapatkan manfaat bersih dari usaha yang dijalankan selama umur usaha 5 tahun. Restoran Momomilk dikatakan layak untuk dijalankan karena nilai NPV yang dihasilkan lebih besar dari nol (NPV > 0) yaitu Rp63 220 511. Nilai Net B/C pada usaha Restoran Momomilk yaitu 2.57 artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan sebagai biaya akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 2.57. Berdasarkan pehitungan Net B/C, Restoran Momomilk layak untuk dijalankan karena nilai Net B/C lebih besar dari 1. Perhitungan cash flow didapatkan nilai IRR pada Restoran Momomilk sebesar 47.35 persen. Hal ini menunjukkan bahwa usaha mampu memberikan pengembalian atas modal yang dikeluarkan sebesar 47.35 persen. Hasil
49
perhitungan IRR ini menunjukkan bahwa Restoran Momomilk layak untuk dijalankan karena nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga deposito yang digunakan (47.35 persen > 13.20 persen). Nilai Payback Period pada Restoran Momomilk yaitu 3 tahun 6 bulan 21 hari. Artinya, modal investasi yang telah ditanamkan akan kembali setelah 3 tahun 6 bulan 21 hari sejak usaha dijalankan. Restoran ini dikatakan layak untuk dijalankan karena modal yang ditanamkan dapat kembali sebelum umur usaha. Berdasarkan keempat kriteria investasi tersebut menunjukkan bahwa usaha Restoran Momomilk layak untuk dijalankan. Perhitungan arus kas (cash flow) dapat dilihat pada Lampiran 7.
Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan suatu variasi pada analisis sensitivitas. Switching value ini merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan komponen inflow atau perubahan komponen outflow yang masih ditoleransi agar Restoran Momomilk masih layak. Jika perubahan melebihi nilai tersebut maka bisnis menjadi tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai NPV sama dengan nol (NPV=0). Komponen yang akan diukur pada Restoran Momomilk diantaranya komponen outflow yang diukur adalah peningkatan biaya input yaitu susu pasteurisasi. Pada komponen inflow yaitu penurunan tingkat penjualan produk yang langsung berpengaruh terhadap pendapatan usaha. Kedua variabel ini dibuat hingga mencapai nilai NPV sama dengan 0, Net B/C sama dengan 1, nilai IRR sama dengan tingkat diskonto, dan Payback Period sama dengan umur usaha. Berdasarkan analisis switching value, batas maksimum peningkatan biaya input susu pasteurisasi yaitu 12.02 persen agar restoran tetap layak untuk dijalankan. Batas maksimum penurunan tingkat penjualan produk Restoran Momomilk yaitu sebesar 5.08 persen agar restoran tetap layak untuk dijalankan. Hal ini menunjukkan bahwa Restoran Momomilk lebih sensitif terhadap penurunan tingkat penjualan produk dibandingkan dengan peningkatan biaya input susu pasteurisasi. Perhitungan switching value dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usaha Restoran Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor yaitu: 1. Restoran Momomilk layak untuk dijalankan berdasarkan aspek pasar, teknis, manajemen, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan analisis aspek pasar, restoran ini dinilai memiliki potensi pasar yang baik, melihat jumlah restoran di Kota Bogor yang menyajikan produk minuman berbahan dasar susu masih sedikit. Berdasarkan aspek teknis, lokasi, tata
50
2.
3.
letak, dan sarana prasarana yang dimiliki restoran sudah baik untuk mendukung jalannya usaha. Berdasarkan aspek manajemen, restoran telah struktur organisasi yang sederhana dan sistem penggajian yang baik. Sedangkan berdasarkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan restoran ini memiliki kedekatan sosial dengan masyarakat sekitar dan rutin membayar pajak kepada pemerintah serta telah menjaga kebersihan lingkungan. Namun, restoran ini tidak layak dijalankan berdasarkan aspek hukum dikarenakan masih adanya perizinan usaha yang belum lengkap. Berdasarkan analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa Restoran Momomilk layak untuk dijalankan karena telah memenuhi kriteria investasi diantaranya NPV sebesar Rp63 220 511, Net B/C sebesar 2.57, IRR sebesar 47.35 persen, dan Payback Period selama 3 tahun 6 bulan 21 hari. Hasil analisis nilai pengganti menunjukkan bahwa kelayakan usaha Restoran Momomilk lebih peka terhadap penurunan tingkat penjualan produk sebesar 5.08 persen dibandingkan dengan peningkatan harga input susu pasteurisasi sebesar 12.02 persen. Saran
1.
2.
3.
4.
Saran yang diajukan untuk manajemen Restoran Momomilk diantaranya: Dilihat dari aspek hukum, restoran ini belum layak untuk dijalankan. Oleh sebab itu, disarankan bagi pemilik usaha untuk segera mengurus perizinan ke pemerintah setempat. Selain untuk kelancaran usaha, perizinan juga diperlukan apabila akan melakukan kerjasama dengan pihak lain terutama untuk pengadaan dana. Dilihat dari analisis finansial, Restoran Momomilk layak untuk dilanjutkan. Usaha ini dapat terus dikembangkan dengan terus meningkatkan penjualan produk agar mencapai target perusahaan. Berdasarkan hasil analisis nilai pengganti, Restoran Momomilk sensitif terhadap penurunan tingkat penjualan dibandingkan dengan peningkatan harga input susu pasteurisasi. Oleh karena itu, pihak manajemen harus mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan produk agar tidak terjadi penurunan penjualan yang drastis yang dapat menjadikan bisnis menjadi tidak layak. Restoran Momomilk disarankan untuk memiliki data penjualan produk per unit secara terperinci. Hal ini dimaksudkan agar produk yang kurang diminati konsumen dapat diganti dengan menu yang baru.
DAFTAR PUSTAKA [Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. 2012. Data pendapatan asli Kota Bogor 2008-2012. Bogor (ID): Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
51
[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. 2012. Jumlah tempat makan di Kota Bogor tahun 2006-2012. Bogor (ID): Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Gittinger JP. 1986. Analisa ekonomi proyek-proyek pertanian. Edisi 2. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Heidyningsih NA. 2009. Analisis kelayakan usaha Death by Chocolate and Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Jeineiva P. 2011. Analisis kelayakan usaha Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Laksana F. 2008. Manajemen pemasaran: pendekatan praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mankiw NG. 2006. Makroekonomi. Edisi 6. Jakarta: Erlangga. Maulana AF. 2010. Analisis kelayakan usaha rumah makan sederhana Waroeng Jaya Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Nurmalina R, Tintin S, Arif K. 2010. Studi kelayakan bisnis. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor. Reakara R. 2009. Analisis kelayakan pengusahaan Restoran Soto Kudus di Jalan Garuda Kemayoran Jakarta Pusat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Suliyanto. 2010. Studi kelayakan bisnis: pendekatan praktis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Umar H. 2005. Studi kelayakan bisnis : tenik menganalisis kelayakan rencana bisnis secara komprehensif. Edisi 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
52
Lampiran 1 Daftar harga produk Restoran Momomilk
53
Lampiran 2 Tata letak Restoran Momomilk
V VI
IV III
II I
Keterangan I II III IV V VI
: : Pintu masuk : Ruang makan : Kasir : Bar : Dapur : Toilet
54
Lampiran 3 Kondisi aktual dan proyeksi kegiatan operasional Restoran Momomilk Tahun ke1
2
Pembelian peralatan Renovasi 3 bulan (Januari-Maret 2014) investasi (Januari-Mei Beroperasi 9 bulan 2013) (April-Juni 2014) Beroperasi 7 bulan (JuniDesember 2013)
3 Diproyeksikan bulan penuh
4 beroperasi
12
Diproyeksikan beroperasi 12 bulan penuh
5 Diproyeksikan beroperasi 12 bulan penuh
55
Lampiran 4 Proyeksi laporan laba rugi Restoran Momomilk No
Uraian
Tahun 1
2
3
4
5
A.
PENERIMAAN
1
Penjualan produk
1.499.206.300
1.927.550.957
2.570.067.943
2.570.067.943
2.570.067.943
Total penerimaan
1.499.206.300
1.927.550.957
2.570.067.943
2.570.067.943
2.570.067.943
104.426.600
134.262.771
179.017.029
179.017.029
179.017.029
19.666.350
25.285.307
33.713.743
33.713.743
33.713.743
586.870.338
754.547.577
1.006.063.437
1.006.063.437
1.006.063.437
B.
PENGELUARAN
a.
Biaya variabel
1
Susu pasteurisasi
2
Yoghurt
3
Bahan baku lainnya
4
Gas elpiji
10.080.000
12.960.000
17.280.000
17.280.000
17.280.000
Total biaya variabel
721.043.288
927.055.656
1.236.074.208
1.236.074.208
1.236.074.208
Marjin kotor
778.163.012
1.000.495.301
1.333.993.735
1.333.993.735
1.333.993.735
b.
Biaya tetap
1
Sewa bangunan
149.920.630
192.755.096
257.006.794
257.006.794
257.006.794
2
Biaya gaji
256.900.000
330.300.000
440.400.000
440.400.000
440.400.000
3
Dividen
86.412.079
111.101.244
148.134.993
148.134.993
148.134.993
4
Biaya PDAM
9.800.000
12.600.000
16.800.000
16.800.000
16.800.000
5
Biaya listrik
22.400.000
28.800.000
38.400.000
38.400.000
38.400.000
6
Biaya telepon
1.400.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
7
Biaya kebersihan
2.100.000
2.700.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
8
Biaya transportasi
4.200.000
5.400.000
7.200.000
7.200.000
7.200.000
9
Pajak restoran 10%
149.920.630
192.755.096
257.006.794
257.006.794
257.006.794
10
Biaya penyusutan
19.039.880
37.039.880
37.039.880
37.039.880
37.039.880
702.093.219
915.251.316
1.207.988.461
1.207.988.461
1.207.988.461
Laba kotor (sebelum pajak)
76.069.793
85.243.985
126.005.274
126.005.274
126.005.274
Pajak 25%
19.017.448
21.310.996
31.501.318
31.501.318
31.501.318
Laba bersih (setelah pajak)
57.052.345
63.932.989
94.503.955
94.503.955
94.503.955
Total biaya tetap
56
Lampiran 5 Rincian komponen biaya investasi dan reinvestasi Restoran Momomilk No
Jenis
Jumlah
Umur ekonomis (tahun)
Sisa umur ekonomis (tahun)
Total investasi (Rp)
Penyusutan per tahun (Rp)
5.000.000
5.000.000
1.000.000
0
90.000.000
90.000.000
18.000.000
18.000.000
95.000.000
19.000.000
18.000.000
Harga per unit (Rp)
Nilai sisa akhir tahun ke-5 (Rp)
A. Renovasi bangunan 1
Renovasi awal
5
2
Renovasi Januari 2014
5
1
Jumlah B. Peralatan dapur 1
Kompor gas
2
5
340.000
680.000
136.000
0
2
Wajan
4
5
40.000
160.000
32.000
0
3
Pisau
3
5
53.000
159.000
31.800
0
4
Blender
4
2
365.000
1.460.000
730.000
730.000
5
Frezzer
3
5
3.600.000
10.800.000
2.160.000
0
6
Dispenser susu
1
5
170.000
170.000
34.000
0
7
Scoop es
1
3
1
120.000
120.000
40.000
40.000
8
Gelas ukur 1 Liter
2
3
1
19.500
39.000
13.000
13.000
9
Gelas teh tarik
2
3
1
90.000
180.000
60.000
60.000
10
Rice cooker
1
5
1.100.000
1.100.000
220.000
0
11
Container perasa
15
3
5.500
82.500
27.500
27.500
12
Panci
4
5
40.000
160.000
32.000
0
13
Coolbox
1
5
202.000
202.000
40.400
0
14
Talenan
1
3
61.500
61.500
20.500
20.500
15
Pemotong kentang
1
5
115.000
115.000
23.000
0
16
Teko kopi
1
5
46.000
46.000
9.200
0
17
Botol sirup
10
3
9.000
90.000
30.000
30.000
18
Baki kayu bulat
3
5
53.000
159.000
31.800
0
19
Baki kayu segi
3
5
90.500
271.500
54.300
0
20
Baskom
1
3
1
1
1
1
1
42.000
Jumlah
42.000
14.000
14.000
16.097.500
3.739.500
935.000
C. Peralatan makan 1
Botol milkshake
48
2
1
20.000
960.000
480.000
480.000
2
Botol freshmilk
48
2
1
17.000
816.000
408.000
408.000
3
Gelas hotmilk
24
2
1
5.000
120.000
60.000
60.000
4
Jar besar
25
2
1
22.000
550.000
275.000
275.000
5
Jar kecil
25
2
1
20.000
500.000
250.000
250.000
6
Pisau steak
24
2
1
6.000
144.000
72.000
72.000
7
Garpu steak
24
2
1
6.000
144.000
72.000
72.000
8
Sendok makan
48
2
1
2.000
96.000
48.000
48.000
9
Garpu makan
48
2
1
2.000
96.000
48.000
48.000
10
Piring
50
2
1
16.000
800.000
400.000
400.000
11
Piring segi 4
19
2
1
19.600
372.400
186.200
186.200
12
Piring banana
15
2
1
21.000
315.000
157.500
157.500
57
No
Jenis
Jumlah
Umur ekonomis (tahun)
Sisa umur ekonomis (tahun)
Harga per unit (Rp)
Total investasi (Rp)
Penyusutan per tahun (Rp)
Nilai sisa akhir tahun ke-5 (Rp)
15
Pitcher
12
2
1
8.000
96.000
48.000
48.000
16
Talenan roti bakar
15
2
1
15.000
225.000
112.500
112.500
5.504.400
2.752.200
2.752.200
Jumlah D. Peralatan lainnya 1
Meja tamu
19
5
300.000
5.700.000
1.140.000
0
2
Kursi tamu
76
5
90.000
6.840.000
1.368.000
0
3
Meja+kursi kantor
1
5
4.417.000
4.417.000
883.400
0
4
Komputer
1
5
4.680.000
4.680.000
936.000
0
5
Printer
1
5
1.289.000
1.289.000
257.800
0
6
Loker bill
1
5
200.000
200.000
40.000
0
7
Brangkas
1
5
399.000
399.000
79.800
0
8
Alat kebersihan
1
3
60.000
60.000
20.000
20.000
9
Speaker
1
5
330.000
330.000
66.000
0
10
Karpet karet
7
5
113.000
791.000
158.200
0
11
Tempat sampah
3
3
28.500
85.500
28.500
28.500
12
Nomor meja
19
5
26.000
494.000
98.800
0
13
Kipas angin
1
5
1.289.000
1.289.000
257.800
0
14
Serbet
3
2
1
8.000
24.000
12.000
12.000
15
Wadah tissue
19
3
1
15.000
285.000
95.000
95.000
16
Nampan bon
2
5
12.500
25.000
5.000
0
17
Kalkulator
1
5
72.000
72.000
14.400
0
18
Daftar menu
19
2
17.000
323.000
161.500
161.500
19
Whiteboard
1
5
179.900
179.900
35.980
0
20
Septic tank
1
5
15.450.000
15.450.000
3.090.000
0
42.933.400
8.748.180
317.000
14.000.000
2.800.000
0
1
1
1
Jumlah E. Kendaraan 1
Sepeda motor Jumlah
Total keseluruhan investasi
1
5
14.000.000
14.000.000
2.800.000
0
173.535.300
37.039.880
22.004.200
58
Lampiran 6 Biaya operasional Restoran Momomilk Bulan Juni sampai Desember 2013 Bulan No
Biaya operasional
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Rata-rata
Biaya variabel 1
Susu pasteurisasi
8.687.500
9.625.000
18.312.500
19.091.200
14.636.800
18.304.000
15.769.600
14.918.086
2
Yoghurt
2.299.500
2.467.500
2.673.150
3.514.500
3.621.000
3.972.450
1.118.250
2.809.479
3
Bahan baku lainnya
78.558.192
38.159.814
81.957.937
109.549.922
86.737.117
110.084.608
81.822.748
83.838.620
4
Gas elpiji
1.440.000
1.440.000
1.440.000
1.440.000
1.440.000
1.440.000
1.440.000
1.440.000
90.985.192
51.692.314
104.383.587
133.595.622
106.434.917
133.801.058
100.150.598
103.006.184
36.700.000
36.700.000
36.700.000
36.700.000
36.700.000
36.700.000
36.700.000
36.700.000
Total biaya variabel Biaya tetap 1
Sewa bangunan
2
Gaji karyawan
3
Deviden
5.715.153
6.151.574
10.768.579
16.206.205
15.763.691
19.767.676
12.039.201
12.344.583
4
Biaya PDAM
1.400.000
1.400.000
1.400.000
1.400.000
1.400.000
1.400.000
1.400.000
1.400.000
5
Biaya listrik
3.200.000
3.200.000
3.200.000
3.200.000
3.200.000
3.200.000
3.200.000
3.200.000
6
Biaya telepon
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
7
Biaya kebersihan
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
8
Biaya transportasi
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
9
Pajak restoran 10%
10.730.300
12.597.900
23.140.400
25.810.100
26.795.800
27.801.570
23.044.560
21.417.233
60.287.241 151.272.433
62.687.367 114.379.681
79.028.317 183.411.904
88.334.605 221.930.227
88.940.221 195.375.138
94.961.084 228.762.142
80.523.964 180.674.562
79.251.828 182.258.012
Total biaya tetap Total biaya operasional
59
Lampiran 7 Proyeksi arus kas Restoran Momomilk No
Tahun
Uraian 1
I
3
4
5
INFLOW 1
Penjualan produk
2
Nilai sisa
TOTAL INFLOW II
2
1.499.206.300
1.927.550.957
2.570.067.943
2.570.067.943
2.570.067.943 22.004.200
1.499.206.300
1.927.550.957
2.570.067.943
2.570.067.943
2.592.072.143
OUTFLOW A
Biaya investasi Renovasi awal
5.000.000
Renovasi Januari 2014
90.000.000
Peralatan dapur 1
Kompor gas
680.000
2
Wajan
160.000
3
Pisau
159.000
4
Blender
1.460.000
5
Frezzer
10.800.000
6
Dispenser susu
170.000
7
Scoop es
120.000
120.000
8
Gelas ukur 1 Liter
39.000
39.000
9
Gelas the tarik
180.000
180.000
10
Rice cooker
11
Container perasa
12
Panci
160.000
13
Coolbox
202.000
14
Talenan
61.500
15
Pemotong kentang
16
Teko kopi
46.000
17
Botol sirup
90.000
18
Baki Kayu Bulat
159.000
19
Baki Kayu Segi 4
271.500
1.460.000
1.460.000
1.100.000 82.500
82.500
61.500
115.000
90.000
60 Tahun No
Uraian 1 20
Baskom Peralatan makan
2
3
4
42.000
5 42.000
5.504.400
5.504.400
5.504.400
Peralatan lainnya 1
Meja tamu
5.700.000
2
Kursi tamu
6.840.000
3
Meja+kursi kantor
4.417.000
4
Komputer
4.680.000
5
Printer
1.289.000
6
Loker bill
200.000
7
Brangkas
399.000
8
Alat kebersihan
9
60.000
60.000
Speaker
330.000
10
Karpet karet
791.000
11
Tempat sampah
12
Nomor meja
494.000
13
Kipas angin
1.289.000
14
Serbet
15
Wadah tissue
285.000
16
Nampan bon
25.000
17
Kalkulator
18
Daftar menu
323.000
19
Whiteboard
179.900
20
Septic tank
15.450.000
Kendaraan
14.000.000
TOTAL BIAYA INVESTASI
83.535.300
90.000.000
7.311.400
1.045.500
7.311.400
104.426.600
134.262.771
179.017.029
179.017.029
179.017.029
19.666.350
25.285.307
33.713.743
33.713.743
33.713.743
B
85.500
85.500
24.000
24.000
24.000 285.000
72.000 323.000
323.000
Biaya operasional Biaya variabel 1
Susu pasteurisasi
2
Yoghurt
61 Tahun No
Uraian 1 3
Bahan baku lainnya
4
Biaya gas elpiji Total biaya variabel
2
3
4
5
586.870.338
754.547.577
1.006.063.437
1.006.063.437
1.006.063.437
10.080.000
12.960.000
17.280.000
17.280.000
17.280.000
721.043.288
927.055.656
1.236.074.208
1.236.074.208
1.236.074.208
Biaya tetap
III
1
Sewa bangunan
149.920.630
192.755.096
257.006.794
257.006.794
257.006.794
2
Gaji karyawan
256.900.000
330.300.000
440.400.000
440.400.000
440.400.000
3
Dividen
86.412.079
111.101.244
148.134.993
148.134.993
148.134.993
4
Biaya PDAM
9.800.000
12.600.000
16.800.000
16.800.000
16.800.000
5
Biaya listrik
22.400.000
28.800.000
38.400.000
38.400.000
38.400.000
6
Biaya telepon
1.400.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
7
Biaya kebersihan
2.100.000
2.700.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
8
Biaya transportasi
4.200.000
5.400.000
7.200.000
7.200.000
7.200.000
9
Pajak restoran 10%
149.920.630
192.755.096
257.006.794
257.006.794
257.006.794
Total biaya tetap
683.053.339
878.211.436
1.170.948.581
1.170.948.581
1.170.948.581
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
1.404.096.627
1.805.267.092
2.407.022.789
2.407.022.789
2.407.022.789
TOTAL OUTFLOW
1.487.631.927
1.895.267.092
2.414.334.189
2.408.068.289
2.414.334.189
Net benefit sebelum pajak
11.574.373
32.283.865
155.733.754
161.999.654
177.737.954
Pajak 25%
57.052.345
63.932.989
94.503.955
94.503.955
94.503.955
(45.477.972)
(31.649.124)
61.229.798
67.495.698
83.233.998
IV
Net benefit setelah pajak
V
DF (13.20%)
VI
PV/tahun
0,8834
0,7804
0,6894
0,6090
0,5380
(40.174.887)
(24.698.401)
42.210.797
41.104.596
44.778.405
PV benefit/tahun
1.324.387.191
1.504.225.734
1.771.761.760
1.565.160.565
1.394.488.543
PV cost/tahun
1.314.162.480
1.479.031.992
1.664.401.521
1.466.503.458
1.298.868.696
NPV
Rp63.220.511
IRR
47,35%
PV positif
103.395.398
PV negatif
(40.174.887)
Net B/C Payback period
2,57 3 tahun 6 bulan 21 hari
62
Lampiran 8 Analisis switching value peningkatan biaya input susu pasteurisasi No I
II
Uraian INFLOW 1 Penjualan produk 2 Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A Biaya investasi Renovasi awal Renovasi Januari 2014 Peralatan dapur 1 Kompor gas 2 Wajan 3 Pisau 4 Blender 5 Frezzer 6 Dispenser susu 7 Scoop es 8 Gelas ukur 1 Liter 9 Gelas the tarik 10 Rice cooker 11 Container perasa 12 Panci 13 Coolbox 14 Talenan 15 Pemotong kentang 16 Teko kopi 17 Botol sirup 18 Baki Kayu Bulat 19 Baki Kayu Segi 4 20 Baskom Peralatan makan Peralatan lainnya 1 Meja tamu 2 Kursi tamu 3 Meja+kursi kantor 4 Komputer 5 Printer 6 Loker bill 7 Brangkas
Tahun 1
2
3
4
5
1.499.206.300
1.927.550.957
2.570.067.943
2.570.067.943
1.499.206.300
1.927.550.957
2.570.067.943
2.570.067.943
2.570.067.943 22.004.200 2.592.072.143
5.000.000 90.000.000 680.000 160.000 159.000 1.460.000 10.800.000 170.000 120.000 39.000 180.000 1.100.000 82.500 160.000 202.000 61.500 115.000 46.000 90.000 159.000 271.500 42.000 5.504.400 5.700.000 6.840.000 4.417.000 4.680.000 1.289.000 200.000 399.000
1.460.000
1.460.000
120.000 39.000 180.000 82.500
61.500
90.000
42.000 5.504.400
5.504.400
63 No
Uraian 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
B 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
III IV V
Alat kebersihan Speaker Karpet karet Tempat sampah Nomor meja Kipas angin Serbet Wadah tissue Nampan bon Kalkulator Daftar menu Whiteboard Septic tank Kendaraan TOTAL BIAYA INVESTASI Biaya operasional Biaya variabel Susu pasteurisasi Yoghurt Bahan baku lainnya Biaya gas elpiji Total biaya variabel Biaya tetap Sewa bangunan Gaji karyawan Dividen Biaya PDAM Biaya listrik Biaya telepon Biaya kebersihan Biaya transportasi Pajak restoran 10% Total biaya tetap TOTAL BIAYA OPERASIONAL TOTAL OUTFLOW Net benefit sebelum pajak Pajak 25% Net benefit setelah pajak DF (DR=13.20%)
Tahun 1
2
3
4
5
60.000 330.000 791.000 85.500 494.000 1.289.000 24.000 285.000 25.000 72.000 323.000 179.900 15.450.000 14.000.000 83.535.300
60.000
90.000.000
7.311.400
1.045.500
7.311.400
116.983.337 19.666.350 586.870.338 10.080.000 733.600.025
150.407.148 25.285.307 754.547.577 12.960.000 943.200.033
200.542.864 33.713.743 1.006.063.437 17.280.000 1.257.600.043
200.542.864 33.713.743 1.006.063.437 17.280.000 1.257.600.043
200.542.864 33.713.743 1.006.063.437 17.280.000 1.257.600.043
149.920.630 256.900.000 86.412.079 9.800.000 22.400.000 1.400.000 2.100.000 4.200.000 149.920.630 683.053.339 1.416.653.364 1.500.188.664 (982.364) 57.052.345 (58.034.709) 0,8834
192.755.096 330.300.000 111.101.244 12.600.000 28.800.000 1.800.000 2.700.000 5.400.000 192.755.096 878.211.436 1.821.411.468 1.911.411.468 16.139.489 63.932.989 (47.793.500) 0,7804
257.006.794 440.400.000 148.134.993 16.800.000 38.400.000 2.400.000 3.600.000 7.200.000 257.006.794 1.170.948.581 2.428.548.625 2.435.860.025 134.207.918 94.503.955 39.703.963 0,6894
257.006.794 440.400.000 148.134.993 16.800.000 38.400.000 2.400.000 3.600.000 7.200.000 257.006.794 1.170.948.581 2.428.548.625 2.429.594.125 140.473.818 94.503.955 45.969.863 0,6090
257.006.794 440.400.000 148.134.993 16.800.000 38.400.000 2.400.000 3.600.000 7.200.000 257.006.794 1.170.948.581 2.428.548.625 2.435.860.025 156.212.118 94.503.955 61.708.163 0,5380
85.500
24.000
24.000 285.000
323.000
323.000
64 No VI
Uraian PV/tahun PV benefit/tahun PV cost/tahun NPV IRR PV positif PV negatif Net B/C Payback period
Tahun 1 (51.267.411) 1.324.387.191 1.325.255.004 Rp0 13,20% 51.267.411 (51.267.411) 1,00 5 tahun 0 bulan 0 hari
2 (37.297.179) 1.504.225.734 1.491.630.770
3 27.371.247 1.771.761.760 1.679.241.071
4 27.995.453 1.565.160.565 1.479.612.601
5 33.197.890 1.394.488.543 1.310.449.212
65
Lampiran 9 Analisis switching value penurunan tingkat penjualan produk No
Tahun
Uraian 1
I
3
4
5
INFLOW 1
Penjualan produk
2
Nilai sisa
TOTAL INFLOW II
2 1.486.649.563
1.911.406.580
2.548.542.107
2.548.542.107
2.548.542.107
1.486.649.563
1.911.406.580
2.548.542.107
2.548.542.107
2.570.546.307
22.004.200
OUTFLOW A
Biaya investasi Renovasi awal
5.000.000
Renovasi Januari 2014
90.000.000
Peralatan dapur 1
Kompor gas
680.000
2
Wajan
160.000
3
Pisau
4
Blender
1.460.000
5
Frezzer
10.800.000
6
Dispenser susu
170.000
7
Scoop es
120.000
120.000
8
Gelas ukur 1 Liter
39.000
39.000
9
Gelas the tarik
180.000
180.000
159.000
10
Rice cooker
11
Container perasa
12
Panci
160.000
13
Coolbox
202.000
14
Talenan
61.500
15
Pemotong kentang
16
Teko kopi
46.000
17
Botol sirup
90.000
18
Baki Kayu Bulat
159.000
19
Baki Kayu Segi 4
271.500
20
Baskom Peralatan makan
1.460.000
1.460.000
1.100.000 82.500
82.500
61.500
115.000 90.000
42.000 5.504.400
Peralatan lainnya 1
Meja tamu
5.700.000
2
Kursi tamu
6.840.000
42.000 5.504.400
5.504.400
66 No
Uraian
Tahun 1
2
3
4
5
3
Meja+kursi kantor
4.417.000
4
Komputer
4.680.000
5
Printer
1.289.000
6
Loker bill
200.000
7
Brangkas
399.000
8
Alat kebersihan
9
Speaker
330.000
10
Karpet karet
791.000
11
Tempat sampah
12
Nomor meja
494.000
13
Kipas angin
1.289.000
14
Serbet
15
Wadah tissue
285.000
16
Nampan bon
25.000
17
Kalkulator
18
Daftar menu
323.000
19
Whiteboard
179.900
20
Septic tank
15.450.000
Kendaraan
14.000.000
TOTAL BIAYA INVESTASI
83.535.300
90.000.000
7.311.400
1.045.500
7.311.400
104.426.600
134.262.771
179.017.029
179.017.029
179.017.029
19.666.350
25.285.307
33.713.743
33.713.743
33.713.743
586.870.338
754.547.577
1.006.063.437
1.006.063.437
1.006.063.437
10.080.000
12.960.000
17.280.000
17.280.000
17.280.000
721.043.288
927.055.656
1.236.074.208
1.236.074.208
1.236.074.208
B
60.000
60.000
85.500
85.500
24.000
24.000
24.000 285.000
72.000 323.000
323.000
Biaya operasional Biaya variabel 1
Susu pasteurisasi
2
Yoghurt
3
Bahan baku lainnya
4
Biaya gas elpiji Total biaya variabel Biaya tetap
1
Sewa bangunan
149.920.630
192.755.096
257.006.794
257.006.794
257.006.794
2
Gaji karyawan
256.900.000
330.300.000
440.400.000
440.400.000
440.400.000
3
Dividen
86.412.079
111.101.244
148.134.993
148.134.993
148.134.993
4
Biaya PDAM
9.800.000
12.600.000
16.800.000
16.800.000
16.800.000
5
Biaya listrik
22.400.000
28.800.000
38.400.000
38.400.000
38.400.000
6
Biaya telepon
1.400.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
67 No
III
Uraian
Tahun 1
2
8
Biaya transportasi
4.200.000
5.400.000
7.200.000
7.200.000
7.200.000
9
Pajak restoran 10%
149.920.630
192.755.096
257.006.794
257.006.794
257.006.794
Total biaya tetap
683.053.339
878.211.436
1.170.948.581
1.170.948.581
1.170.948.581
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
1.404.096.627
1.805.267.092
2.407.022.789
2.407.022.789
2.407.022.789
TOTAL OUTFLOW
1.487.631.927
1.895.267.092
2.414.334.189
2.408.068.289
2.414.334.189
(982.364)
16.139.489
134.207.918
140.473.818
156.212.118
57.052.345
63.932.989
94.503.955
94.503.955
94.503.955
(58.034.709)
(47.793.500)
39.703.963
45.969.863
61.708.163
0,8834
0,7804
0,6894
0,6090
0,5380
(51.267.411)
(37.297.179)
27.371.246
27.995.453
33.197.890
PV benefit/tahun
1.313.294.667
1.491.626.956
1.756.922.210
1.552.051.422
1.382.908.028
PV cost/tahun
1.314.162.480
1.479.031.992
1.664.401.521
1.466.503.458
1.298.868.696
IV
Net benefit Setelah Pajak
V
DF (DR=13.20%)
VI
PV/tahun
NPV IRR
Rp0 13,20%
PV positif
51.267.411
PV negatif
(51.267.411)
Net B/C Payback period
1,00 5 tahun 0 bulan 0 hari
3.600.000
5
Biaya kebersihan
Pajak 25%
2.700.000
4
7
Net benefit Sebelum Pajak
2.100.000
3
3.600.000
3.600.000
68
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Juni 1992 dari ayah Ramses Siagian dan ibu Bungawati Limbong. Penulis adalah bungsu dari lima bersaudara. Pada tahun 2004, penulis lulus dari Sekolah Dasar Budi Mulia Bogor dan kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 5 Bogor. Pada tahun 2007, penulis lulus dari SMP Negeri 5 Bogor dan pada tahun yang sama melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Bogor. Pada tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis cukup aktif mengikuti beberapa kepanitiaan baik pada acara BEM FEM IPB maupun Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (Hipma). Pada tahun 2013, penulis mengikuti kegiatan Bina Desa BEM FEM IPB sebagai tenaga pengajar kelas 3 di SDN Cilubang 4 Kabupaten Bogor. Sejak Juli 2013 hingga Juni 2014, penulis menerima beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) IPB.