ANALISIS KELAYAKAN USAHA ANGGREK POT MITRA PERMATA ANGGREK DI KELURAHAN PASIR MULYA KOTA BOGOR
YUNITA FADHILAH
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan Usaha Anggrek Pot Mitra Permata Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014 Yunita Fadhilah NIM H34124049
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
ABSTRAK YUNITA FADHILAH. Analisis Kelayakan Usaha Anggrek Pot Mitra Permata Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor. Dibimbing oleh TINTIN SARIANTI. Anggrek pot merupakan salah satu produk florikultura yang berpotensi untuk diusahakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usaha anggrek pot Mitra Permata Anggrek, dengan menganalisis 3 varietas yakni varietas Dendrobium, Vanda dan Phalaenopsis. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi, dan aspek lingkungan. Analisis finansial ditentukan dari beberapa kriteria investasi seperti NPV, IRR, Net B/C dan Payback Periode. Analisis finansial dilakukan dengan 4 skenario dan menunjukkan hasil bahwa usaha layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas dilakukan untuk menguji kelayakan usaha pada 2 kondisi yakni naiknya harga input (bibit) dan penurunan jumlah produksi dengan menghitung persentase switching value. Hasil dari uji sensitivitas terhadap 4 skenario menunjukkan bahwa pada kondisi naiknya harga input bibit usaha anggrek pot yang paling sensitif adalah skenario 3. Hasil uji sensitivitas penurunan jumlah produksi menunjukkan bahwa usaha yang paling sensitif adalah skenario 1. Kata kunci: anggrek pot, kelayakan usaha, skenario
ABSTRACT YUNITA FADHILAH. Feasibility Analysis Business of Orchid Pot Mitra Permata Anggrek in Pasir Mulya Kota Bogor. Supervised by TINTIN SARIANTI. Orchid pot is one of floriculture product that has the potential to be developed . The purpose of this study is to analyze the feasibility of orchid pots business Mitra Permata Anggrek, by analyzing the 3 varieties of varieties of Dendrobium, Vanda and Phalaenopsis. The analytical method used is the analysis is non-financial aspects such us the market, technical aspects, management and legal aspects, social aspects of economic, and environmental aspects. Financial analysis of investments is determined on several criteria such as NPV, IRR, Net B / C and Payback Period. Non-financial analysis is done with 4 scenarios, and the result is business orchid pots is proper to operation. Sensitivity analysis is performed to test the feasibility of the two conditions that the rising price of inputs (seeds) and reduction in the amount of production with calculate switching value. Results of test sensitivity for 4 scenarios show in conditions that the rising price of inputs (seeds), Orchid pot business use the 3 scenario its more sensitif. The results of test sensitivity reduction in the amount of production is Orchid pot business use the 3 scenario its more sensitif. Keywords: business feasibility, orchid pots, scenario
ANALISIS KELAYAKAN USAHA ANGGREK POT MITRA PERMATA ANGGREK DI KELURAHAN PASIR MULYA KOTA BOGOR
YUNITA FADHILAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 adalah Analisis Kelayakan Usaha Anggrek Pot pada Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek DiKelurahan Pasir Mulya Kota Bogor. Penulis menyadari bahwa kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini dapat terselesaikan karena bantuan beberapa pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen pembimbing atas segala arahannya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir.Rita Nurmalina MS, selaku dosen evaluator dan penguji utama atas koreksi dan arahan terhadap proposal dan ujian sidang penelitian ini. Terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Yusi selaku ketua kelompok tani dan seluruh anggota kelompok tani Mitra Permata Anggrek, dan pihak-pihak yang telah membantu selama kegiatan penelitian ini. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak, Ibu, adik atas segala doa dan motivasinya. Terimakasih juga disampaikan kepada temanteman Alih Jenis Agribisnis angkatan tiga atas motivasinya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2014 Yunita Fadhilah
v
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah TujuanPenelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Anggrek Pemasaran Anggrek Metode Penelitian Kelayakan Kriteria Investasi Analisis Sensitivitas Hasil Analisis Kelayakan KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Asumsi Dasar yang Digunakan GAMBARAN UMUM HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Non finasial Analisis Aspek Finasial SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
v v vi vii 1 1 3 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 9 14 16 16 16 16 17 22 23 26 26 72 88 89 138
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7
Produksi tanaman hias di Indonesia tahun 1997-2012 Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 1 Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 2 Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 3 Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 4 Nilai sisa investasi usaha anggrek pot Biaya investasi usaha anggrek pot
1 74 74 75 75 76 77
vi
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Biaya penyusutan investasi usaha anggrek pot Biaya reinvestasi usaha anggrek pot Biaya tetap usaha anggrek pot Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 1 Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 2 Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 3 Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 4 Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 1 Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 2 Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 3 Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 4 Analisis kelayakan investasi usaha anggrek pot skenario 1, skenario 2, skenario 3 dan skenario 4 Switching value terhadap kenaikan harga input (bibit) usaha anggrek pot skenario 1, skenario 2, skenario 3 dan skenario 4 Switching value terhadap penurunan jumlah produksi skenario 1, skenario 2, skenario 3, dan skenario 4
77 78 79 80 81 82 82 83 84 84 85 86 87 88
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Bagan kerangka operasional Struktur organisasi kelompok tani Mitra Permata Anggrek Produk anggrek di kelompok tani Mitra Permata Anggrek (a) varietas Phalaenopsis (b) varietas Vanda (c) varietas Dendrobium Bibit usia remaja anggrek pot varietas Dendrobium Kegiatan penyiraman tanaman anggrek (a) Pupuk tanaman anggrek (b) zat pengatur tumbuh tanaman anggrek (c) fungisisda tanaman anggrek (d) insectisida tanaman anggrek Kegiatan pensortiran tanaman Kegiatan penggantian media tanam Contoh tanaman anggrek keki Kegiatan pengepakkan Layout screen house skenario 1 Layout screen house skenario 2 Layout screen house skenario 3 Layout screen house skenario 4
15 26 28 34 36 37 38 38 39 40 40 50 59 69
vii
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Luas panen, produksi dan produktivitas tanaman anggrek 2009-2012 Jenis dan sumber data Cashflow skenario 1 Cashflow skenario 2 Cashflow skenario 3 Cashflow skenario 4 Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 1 Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 2 Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 3 Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 4 Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 1 Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 2 Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 3 Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 4 Laba rugi skenario 1 Laba rugi skenario 2 Laba rugi skenario 3 Laba rugi skenario 4
91 92 93 96 99 102 105 108 111 114 117 120 123 126 129 131 133 136
viii
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditi dari tanaman hias yang potensial dalam industri florikultura adalah bunga anggrek. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat potensial untuk dikembangkan secara komersial. Anggrek sangat diminati masyarakat karena memiliki warna dan bentuk bunga yang beragam. Menurut para ahli botani, di dunia terdapat lebih dari 30 000 spesies anggrek alam. Di Indonesia, plasma nutfah anggrek diperkirakan lebih dari 5000 jenis anggrek alam (Rukmana 2000), dari 5000 spesies anggrek yang ada sebanyak 1 327 spesies tumbuh di Pulau Jawa, dan selebihnya tumbuh di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian 2011). Menurut data Badan Pusat Statistik 2013, bunga anggrek memiliki nilai produksi yang fluktuatif, tetapi terus meningkat mulai tahun 2010 hingga tahun 2012, berdasarkan data sementara penurunan terjadi pada tahun 2013 (Tabel 1). Data menunjukkan bahwa jumlah produksi anggrek tahun 2013 lebih rendah dari produksi tahun 2011. Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa anggrek memiliki potensi, karena merupakan urutan ketiga dari jumlah produksi tanaman hias, yakni setelah bunga krisan dan mawar. Tabel 1 Produksi tanaman hias di Indonesia tahun 1997-2012 Tahun
Anggrek
1997
(Tangkai) 6 502 669
Kuping Gajah (Tangkai) 4 282 433
1998
7 780 202
1999 2000
(Tangkai) 12 504 879
Pisangpisangan (Tangkai) 1 027 474
1 673 465
6 471 772
929 683
4 445 770
63 291 838
3 206 992
404 127
2 532 171
463 890
1 468 213
33 594 352
3 260 858
583 728
4 843 188
384 464
2 281 125
50 038 246
2001
4 450 787
773 299
4 448 199
448 338
7 387 737
84 951 741
2002
4 995 735
1 006 075
10 876 948
797 139
25 804 630
55 708 137
2003
6 904 107
1 263 770
7 113 901
681 919
27 406 464
50 766 656
2004
8 027 720
1 285 061
16 686 134
804 580
27 683 449
61 540 963
2005
7 902 403
2 615 999
14 512 619
1 131 568
47 465 794
60 719 517
2006
10 703 444
2 017 535
11 195 483
1 390 117
63 716 256
40 394 027
2007
9 484 393
2 198 990
11 271 385
1 427 048
66 979 260
59 492 699
2008
15 309 964
2 627 498
8 581 395
5 278 477
101 777 126
39 265 696
2009
16 205 949
3 833 100
9 775 500
4 124 174
107 847 072
60 191 362
2010
14 050 445
7 655 542
10 064 082
2 961 385
185 232 970
82 351 332
2011
15 490 256
4 724 730
5 448 740
2 791 257
305 867 882
74 319 773
2012
20 727 891
6 731 211
3 417 580
3 306 604
397 651 571
68 624 998
2013*)
15 456 959
3 154 300
1 582 422
2 074 305
383 984 867
74 449 317
Catatan :
*) Angka sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik 2013
Gladiol
Krisan
Mawar
(Tangkai) 10 062 753
(Tangkai) 17 270 983
2
Jangkauan pemasaran bunga anggrek Indonesia tidak hanya dalam negeri tetapi juga di ekspor ke beberapa negara, walaupun Indonesia juga masih melakukan impor bunga anggrek, volume ekspor bunga anggrek tahun 2012 menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya. Volume impor anggrek pada tahun 20121 sebanyak 4,30 ton dan volume ekspor mencapai 57,61 ton. Data tersebut juga menunjukkan potensi bagi usaha anggrek. Industri anggrek Indonesia selama ini sudah banyak diminati oleh para pelaku usaha, baik dalam negri maupun permodalan asing. Menurut Direktorat Jenderal Holtikultura 2011, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya genetika hayati terbesar kedua setelah Brazil, hal ini merupakan modal dasar bagi Indonesia untuk mengembangkannya secara mandiri menuju ekonomi fortikultura yang berdayasaing, akan tetapi hasil produksi bunga anggrek menurun pada tahun 2013 (BPS 2013), hal ini menandakan bahwa pelaku usaha anggrek belum memanfaatkan potensi yang dimiliki seoptimal mungkin. Jumlah penawaran anggrek di Indoonesia lebih kecil dibandingkan dengan jumlah permintaan anggrek. Hal tersebut dapat dibuktikan dari beberapa nursery selalu terjadi kekurangan produksi atau belum mamapu memenuhi permitaan pasar. Penyebab dari kurangnya jumlah produksi tersebut dikarenakan pertumbuhan permintaan anggrek yang cepat dan tidak disertai dengan pertumbuhan dari penyediaan produk anggrek yang cepat. Jumlah penggemar anggrek yang menjadi target pasar juga semakin bertambah, terutama setelah krisis moneter (Setiawan 2002). Anggrek telah berkembang di beberapa daerah di Indonesia, tentunya pada daerah yang memiliki agroklimat yang sesuai untuk pengembangan anggrek. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki beberapa pelaku usaha komoditi anggrek. Hasil produksi bunga anggrek di Jawa Barat memiliki nilai yang tertinggi, bila dibandingkan dengan hasil produksi di beberapa daerah lainnya pada tahun 2009 hingga 2010. Data produksi bunga anggrek di Jawa Barat dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan data pada lampiran 1 dapat terlihat bahwa tahun 2012 baik luas panen maupun produksi anggrek mengalami peningkatan, walaupun luas panen hanya meningkat sedikit, tetapi peningkatan hasil produksinya mengalami peningkatan yang tajam. Terjadinya hal tersebut dikarenakan meningkatnya permintaan anggrek dari tahun ketahun, karena semakin banyak fungsi bunga anggrek. Tidak hanya untuk karangan bunga, dan hiasan ruangan, tetapi juga untuk upacara penyelamatan, duka cita dan hiasan acara pesta. Tingginya permintaan tersebut juga di dukung oleh beberapa pemerintah daerah, yakni mengembangkan usaha anggrek di beberapa daerah potensial. Jawa Barat merupakan sentral produksi anggrek di Indonesia, Bogor merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah produksi anggrek tinggi sebesar 3 825 712 tangkai2. Pelaku usaha anggrek di Kota Bogor bergerak di jenis 1
Ndik. 2014. Volume, nilai impor dan ekspor florikultura tahun 2012. http://hortikultura.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=340: volume-nilai-impor-dan-ekspor-flori-th2012&catid=57:ekspor-impor&Itemid=473. [diakses Mei 2014] 2 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. 2012. Produksi Tanaman Hias di Jawa Barat. http://diperta.jabarprov.go.id/assets/data/menu/Tanaman_Hias2012.pdf. [diakses Mei 2014]
3
usaha yang berbeda-beda, seperti pembibitan, pembungaan anggrek pot, dan anggrek potong. Kecamatan Gunung Sindur merupakan daerah sentral produksi bunga anggrek potong, sedangkan untuk Kota Bogor merupakan daerah produksi bunga anggrek pot. Diantara ragam jenis bunga anggrek, jenis anggrek yang cocok dan banyak di budidayakan di Kota Bogor adalah anggek varietas Dendrobium (anggrek simpodial), varietas Phalaenopsis (anggrek bulan), dan varietas Vanda (anggrek monopodial). Pemilihan ketiga varietas ini dikarenakan anggrek Dendrobium memiliki daya adaptasi yang tinggi, mudah dibudidayakan, memiliki banyak variasi warna dan bentuk bunga, (TRUBUS 2005), sehingga anggrek dendrobium memiliki jumlah permintaan yang tinggi. Anggrek vanda dan anggrek bulan memiliki harga jual yang relatif tinggi dibandingkan dengan dendrobium, sehingga para petani tertarik untuk mengusahakan anggrek jenis tersebut. Jenis usaha anggrek yang beragam membuat para pelaku usaha anggrek di Kota Bogor juga beragam. Anggrek pot merupakan salah satu jenis usaha yang masih sedikit pelakunya di Kota Bogor, tetapi cukup banyak diusahakan di Kabupaten Bogor. Permintaan anggrek pot cukup banyak, dan usaha anggrek pot di Kota Bogor belum mampu untuk memenuhi permintaan anggrek pot. Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor merupakan salah satu yang mengusahakan anggrek pot. Sistem yang digunakan oleh kelompok tani tersebut adalah unit usaha (beberapa orang bergabung dalam membuat screen house dan menjalankan usaha) sebanyak 2 unit, namun ada pula anggota kelompok yang memiliki screen house dan menjalankan usahanya sendiri. Permintaan anggrek di Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek besar, dan terus bertambah setiap tahunnya. Hasil produksi anggrek pot dari Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek tidak hanya dijual di Kota Bogor, tetapi juga ke beberapa Kota Lain termasuk diluar pulau Jawa. Aktivitas usaha kelompok tani Mitra Permata Anggrek merupakan salah satu yang terbaik di Provinsi Jawa Barat, oleh karena itu peneliti memilih lokasi tersebut untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian.
Perumusan Masalah Mitra Permata Anggrek merupakan salah satu kelompok tani yang melakukan usahatani komoditi anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor. Terdapat banyak ragam jenis anggrek dan jenis usaha anggrek, salah satu jenis usaha anggrek adalah usaha anggrek pot, beberapa jenis anggrek yakni Dendrobium, Phalaenopsis, dan Vanda merupakan jenis anggrek yang di usahakan oleh para petani di Kelurahan Pasir Mulya tersebut. Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh Kota Bogor, serta beberapa fasilitas yang mendukung, maka Dinas Pertanian Kota Bogor berencana untuk menjadikan Bogor sebagai Kota Anggrek3. Dibuatnya perencanaan ini berdasarkan beberapa
3
Sandra E. 2012. Bogor Sebagai Pusat Pengembangan Anggrek Indonesia. http://eshaflora.blogspot.com/2011/12/bogor-sebagai-pusat-pengembangan.html. [diakses Mei 2014]
4
hal, diantaranya: Bogor memiliki anekaragam spesies anggrek, yang tersedia di Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor, memiliki LIPI sebagai lembaga yang dapat melakukan perakitan varietas unggul yang sesuai dengan konsidisi angroklimat dan topografi kota Bogor, serta dapat berproduksi dengan baik pembungaannya, selain itu juga terdapat IPB (Institut Pertanian Bogor) yang dapat melakukan penelitian lebih lanjut dari berbagai bidang. Terdapat 5 varietas anggrek komersial yang menguasai lebih dari 80 persen pasar anggrek, yakni: varietas Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya dan Oncidium. Dari kelima varietas tersebut 3 varietas utama memiliki jumlah permintaan yang lebih besar. Jumlah produksi anggrek masih belum mampu memenuhi permintaan pasar terhadap anggrek, oleh karena itu masih terbuka peluang untuk usaha anggrek. untuk mencapai atau mensukseskan perencanaan yang dibuat oleh Dinas Pertanian Kota Bogor maka diperlukan penambahan pelaku usaha anggrek. Jumlah pelaku usaha anggrek pot terbatas, sementara itu permintaan anggrek pot terus meningkat, dan biaya investasi yang tinggi. Beberapa hal tersebut dapat dijadikan alasan untuk mengkaji kelayakan usaha anggrek pot terhadap tiga varietas anggrek yang diusahakan di Mitra Permata Anggrek. Perencanaan usaha anggrek pot yang akan dikaji berdasarkan pada 4 skenario. Skenario 1 adalah dengan usaha anggrek pot varietas Dendrobium 100 persen. Skenario yang ke-2 adalah usaha anggrek pot varietas Dendrobium 80 persen dan vanda 20 persen. Skenario ke-3 adalah usaha anggrek potvarietas Phalaenopsis 50 persen dan Dendrobium 50 persen. Skenario yang ke-4 adalah varietas Phalaenopsis 100 persen. Keempat skenario tersebut dibuat berdasarkan besarnya permintaan anggrek, kemampuan penggabungan varietas dalam usaha anggrek berdasarkan agroklimat seperti suhu, kelembaban, ketinggian dan kemampuan tanaman anggrek varietas tertentu dalam menerima sinar matahari Keempat skenario tersebut akan diasumsikan diusahakan dengan luasan lahan yang sama dan teknologi screen house yang sama. Perencanaan usaha anggrek pot yang dilakukan di Mitra Permata Anggrek, juga dilakukan analisis terhadap kepekaan usaha anggrek pot pada keadaan tertentu. Analisis sensitivitas dengan switching value dilakukan dengan asumsi apabila terjadi hal yang tidak terduga selama masa menjalankan usaha, seperti naiknya harga input, turunnya jumlah produksi, dalam dua kondisi tersebut apakah usaha masih tetap dalam kondisi layak untuk dijalankan atau tidak. Hal ini baik dikaji agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat lain yang mungkin berniat membuka usaha anggrek pot di Kota Bogor, sehingga mereka memperoleh keuntungan kelak, dan bukan merugi, karena usaha anggrek membutuhkan investasi yang tidak sedikit, dibutuhkan screen house untuk tempat membudidayakannya. Berdasarkan penggambaran kondisi di Mitra Permata Anggrek, maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian, yakni: 1. Bagaimana kelayakan usaha anggrek pot Kelompok Tani Mitra PermataAnggrek apabila ditinjau dari berbagai aspek non finansial (pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial ekonomi, serta lingkungan), dan aspek finansial dengan 4 skenario (Dendrobium 100 persen, Dendrobium 80 persen dan Vanda 20 persen, Dendrobiun 50 persen dan Phalaenopsis 50 persen, Phalaenopsis 100 persen)?
5
2. Bagaimana tingkat kepekaan (sensitivitas) dengan switching value terhadap usaha anggrek pot Mitra Permata Anggrek, terhadap kondisi naiknya harga input, turunnya jumlah produksi bunga?
TujuanPenelitian Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis usaha anggrek pot berdasarkan kriteria kelayakan aspek non finansial dan aspek finansial pada Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor, dengan 4 skenario (Dendrobium 100%, Dendrobium 80% dan Vanda 20%, Dendrobiun 50% dan Phalaenopsis 50%, Phalaenopsis 100%). Menganalisis usaha anggrek pot pada skenario berapa yang paling baik untuk dijalankan oleh Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek diantara 4 skenario tersebut. 2. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) dengan switching value terhadap usaha pembungaan anggrek pot pada Kelompok Tani Mitra PermataAnggrek, terhadap kondisi naiknya harga input, dan turunnya produksi bunga.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi petani, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai kegiatan usaha yang selama ini dijalankan layak atau tidak untuk dijalankan. 2. Bagi masyarakat luas, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi:masih terdapat peluang atau tidaknya dalam usaha pembungaan anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor. 3. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan perencanaan pengembangan daerah dan pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan usaha pembungaan anggrek. 4. Sebagai bahan informasi dan bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dibuat sebelumnya, dimana masalah tersebut muncul dari sisi internal dan eksternal Mitra Permata Anggrek. Penelitian dilakukan kepada petani yang menjadi anggota Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor. Penelitian ini juga terbatas hanya jenis usaha anggrek pot, mengingat akan jenis usaha anggrek yang beragam. Komoditi anggrek yang akan diteliti juga dibatasi hanya anggrek Dendrobium, Phalaenopsis (anggrek bulan), dan Vanda. Peneliltian ini difokuskan pada penilaian kelayakan finansial, nonfinansial. Kelayakan nonfinansial yang akan dibahas dibatasi pada aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sedangkan kelayakan finansial yang
6
akan dibahas dibatasi pada perhitungan laba rugi, kriteria kelayakan investasi yang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C dan tingkat pengembalian atau Payback Periode. Selain itu dilakukan juga analisis sensitivitas.
TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Anggrek Media tumbuh yang digunakan untuk kegiatan budidaya anggrek berbedabeda, dengan kandungan yang berbeda disetiap media, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa media tumbuh yang sering digunakan untuk budidaya anggrek adalah: pakis, arang, potongan kayu, dan sabut kelapa Widiastoety et al. (1994). Akan tetapi penelitian lain Widiastoety dan Suwanda (1989) juga menambahkan mos dan kulit pinus sebagai media tanam anggrek. hasil penelitian lain juga menyatakan Screen house merupakan teknologi yang biasa digunakan sebagai naungan dalam proses budidaya anggrek, dan screen house juga merupakan salah satu dari investasi usaha anggrek, pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Zulkarnain (2009), dan Septiani (2013). Anggrek Dendrobium dapat tumbuh dengan baik pada intensitas cahaya tertentu dan membutuhkan naungan dalam proses budidayanya. Pemberian naungan yang tepat dapat meningkatkan produksi bunga anggrek. Anggrek Dendrobium lebih baik dibudidayakan dengan intensitas cahaya 55 persen, dengan intensitas cahaya tersebut dapat mendorong pertumbuhan daun dan pembentukan tunas pada tanaman anggrek Dendrobium. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Widyastoety et al. (1995) dan Prasetio, Solvia (2000). Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahawa dengan naungan 55 persen juga dapat menghasilkan produksi bunga tertinggi dibandingkan dengan produksi bunga dengan naungan 65 persen dan 75 persen (Prasetio, Solvia 2000). Hasil penelitian Ridwan (2004) menunjukkan bahwa anggrek Phalaenopsis untuk pertumbuhannya memerlukan intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi, berkisar antara 20-50 pesen. Pemeliharaan tanaman anggrek terdiri dari penyiraman, pemupukan, dan penyemprotan fungisida. Penyiraman tanaman anggrek Dendrobium dan Phalaenopsis dilakukan setiap hari pada pagi hari (pukul 07.00- 09.99) dan sore hari (pukul 15.00-16.30), sebab pada waktu-waktu tersebut penguapan biasanya terjadi sedikit sehingga pupuk dapat diserap secara maksimal oleh tanaman. penyiraman sebaikya dapat membasahi seluruh bagian tanaman. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian Ridwan (2004) dan Septiani (2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2004) dan Septiani (2013) juga menunjukkan bahwa kegiatan pemupukan dilakukan dengan dosis 1 gram per liter air dan dilakukan 2 kali seminggu, sedangkan untuk penyemprotan fungisidadilakukan 1 kali seminggu. Hasil penelitian Ridwan (2004) menyatakan bahwa pemupukan tanaman anggrek akan lebih efektif bila dilakukan pada bagian daun karena mampu menyerap 90 persen dan bila melalui akar hanya dapat menyerap 10 persen, dan biasanya dilakukan dengan cara penyemprotan pada
7
bagian daun tanaman. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman anggrek dapat dilakukan dengan cara kimiawi dan mekanik, seperti memotong dan membakar bagian tanaman yang terkena penyakit, sedangkan cara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida.
Pemasaran Anggrek Bunga anggrek memiliki keragaman jenis, bentuk, dan warna. Beberapa hal tersebut yang membuat permintaan bunga anggrek cenderung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pernyataan tersebut didasari oleh hasil penelitian Zulkarnain (2009), dan Septiani (2013). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan anggrek adalah jenis, warna, harga, ketahanan, dan jumlah kuntum pertangkai. Jenis anggrek yang paling disukai adalah Dendrobium dengan ketahana berkisar 5-7 hari pada suhu kamar (suhu 28-30 0C, RH 85 persen), dan jumlah kuntum pertangkai 8-17 kuntum. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian Nurmalinda etal. (1999). Pelaku usaha bunga anggrek memiliki cara yang berbeda-beda dalam kegiatan pemasaran hasil produknya. Hasil penelitian Ridwan (2004) memasarkan produknya ke beberapa konsumen baik dalam negeri maupun luar negeri, produk yang dijual tidak hanya diproduksi sendiri tetapi juga dengan cara bermitra dengan para produsen atau petani anggrek. hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh Septiani (2013) yang hanya menjual produknya dipasar dalam negeri, dan konsumen dapat datang langsung ke lokasi untuk memilih produk anggrek yang akan dibeli atau dapat melakukan pemesanan lewat telepon dan kemudian produk anggrek akan dikirimkan ke alamat konsumen. Pengirirman kepada konsumen juga dapat merupakan pengiriman yang biasa ataupun pengiriman kilat, dengan seluruh biaya pengiriman ditanggung oleh konsumen.
Metode Penelitian Kelayakan Metode pemilihan lokasi penelitian analisis kelayakan yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya Sumantri et al.(2004), dan Ariesa, Tinaprilla (2012) adalah secara sengaja (purposive), sedangkan beberapa peneliti lain tidak menjelaskan alasan penetuan lokasi penelitian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Purwoko et al. dan Trisusantietal. Tetapi jenis dan sumber data yang digunakan oleh seluruh peneliti tersebut merupakan data primer dan sekunder. Penelitian mengenai analisis kelayakan pada umumnya menggunakan tiga metode analisis, yakni analisis finansial, analisis non finansial, dan analisis sensitivitas. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitianSusanti (2013), dan Sari (2008), namun beberapa penelitian lain tidak menggunakan analisis sensitivitas, sperti hasil penelitian Ridwan (2004) dalam penelitiannya Ridwan mengkaji analisis switching value. Penelitian terhadap aspek non finansial biasanya menggunakan metode analisis: aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Penelitian sebelumnya Ariesa dan Tinaprilla (2012), Susanti (2013), dan Damayanti (2011).
8
Sedangkan hasil penelitian lainnya menunjukan bahwa aspek sosial ekonomi tidak digunakan Saputraet al.(2013). Penelitian aspek pasar biasanya mengkaji tentang bauran pemasaran yang terdiri dari 4, yakni: produk, place, price, dan promosi.Penelitian aspek teknis akan mengkaji tentang proses produksi bunga mulai persiapan, penanaman, pemupukan, penanganan hama penyakit hingga panen. Aspek manajemen akan mengkaji struktur organisasi dan deskripsi kerja (tenaga kerja) di tempat usaha yang dikaji. Pernyataan ini didasarkan pada hasil penelitian Susanti (2013), dan Sari (2008). Hasil penelitian Susanti (2013) menambahkan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, yang dikaji adalah dampak adanya usaha pembibitan anggrek di daerah tersebut terhadap penyerapan tenaga kerja dan penerimaan oleh masyarakat sekitar. Sedangkan hasil penelitian Sari (2008) tidak mengkaji hal tersebut.
Kriteria Investasi Penelitian mengenai kelayakan usaha komoditi anggrek perlu untuk dilakukan, karena biaya investasi yang dikeluarkan tidaklah sedikit, sehingga sebelum menjalankan usaha perlu dilakukan analisis usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Beberapa peneliti yang menganalisis kelayakan usaha komoditi anggrek adalah Zukarnain (2009), Septiani (2013), Ridwan (2004), dan Damayanti (2011). Segmentasi usaha yang ditelitia dari ke empat peneliti tersebut berbeda-beda, tetapi keempatnya menganalisis investasi usaha komoditi anggrek. Pengkajian aspek finansial biasanya menggunakan kriteria investasi. Penelitian sebelumnya juga menunjukan variabel yang digunakan dalam analisis finansial seperti: Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (NetB/C), Internal Rate of Return(IRR), danPayback Period (PP), hal tersebut menurut Ariesa dan Tinaprilla (2012), Septiani (2013) dan Zulkarnain (2009) sedangkan hasil penelitian (Swastawati 2011) tidak menggunakan vaeriabel (Net B/C), tetapi menggunakan variabel Profitability Index (PI). Hasil penelitian Saputra et al.(2013) menunjukkan hal yang lebih berbeda, dimana dalam analisis finasial variabel yang digunakan adalah Harga Pokok Produksi (HPP), Total Product Cost (TPC), Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR), Minimum Atractive Rate of Return (MARR), Net Present Value (NPV), dan Pasar Potensial (PP). Hasil penelitian Damayanti (2011) juga mengganalisis BEP pada analisis finansial anggrek pot.
Analisis Sensitivitas Beberapa penelitian analisis kelayakan usaha menggunakan metode analisis sensitivitas, keputusan menggunakan metode tersebut tergantung pada apa yang ingin dikaji oleh peneliti. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana penelitian Damayanti (2011) tidak melakukan analisis sensitivitas karena khusus menganalisis struktur biaya anggrek, sedangkan hasil penelitian Saputra et al.(2013), Ariesa dan Tinaprilla (2012) melakukan analisis sensitivitas.
9
Analisis switching value merupakan bagian dari analisis sensitivitas untuk melihat perubahan maksimal yang masih dapat ditoleransi, analisis ini juga digunakan untuk melihat kondisi kelayakan usaha anggrek yang paling sensitif dipengaruhi oleh variabel apa. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian Susanti (2013). Hasil penelitian Sari (2004) menunjukkan bahwa analisis switching value dilakukan pada penurunan harga jual bunga, kenaikan harga pupuk, obat-obatan serta upah tenaga kerja pria dan wanita.
Hasil Analisis Kelayakan Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha anggrek walaupun dengan segmen usaha dan permasalahan yang berbeda cenderung menunjukan hasil yang menyatakan usaha anggrek layak untuk dijalankan. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa analisis kelayakan usaha pembibitan kompot anggrek Dendrobium layak untuk dijalankan Septiani (2013), penelitian lainnya menyatakan analisis kelayakan finansial terhadap perubahan segmentasi umur budidaya anggrek layak untuk dijalankan Zulkarnain (2009), dan penelitian kelayakan finansial hias anggrek Phalaenopsis sp. Juga layak Ridwan (2004). Hasil dari analisis sensitivitas secara keseluruhan mengarah pada kenaikan harga input (bahan baku) yang lebih berdampak terhadap usaha dibaningkan dengan perubahan harga jual. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian Trisusanti et al. dan Saputraet al.(2013) dimana hasil penelitian menunjukan perubahan harga input lebih berpengaruh terhadap kelayakan bisnis, kemudian hasil penelitian Ariesa, Tinaprilla (2012) dan Trisusantiet al. menyatakan bahwa perubahan harga jual tidak terlalu berpengaruh terhadap kalayakan usaha. Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa usaha anggrek lebih sensitif terhadap perubahan harga jual anggrek, peningkatan harga bibit dan perubahan jumlah produksi anggrek, pernytaan tersebut berdasarkan hasil penelitian Septiani (2013). Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh hasil penelitian Sari (2004) yakni usaha anggrek lebih sensitif pada penurunan harga jual dibandingkan dengan kenaikan biaya pupuk, obat-obatan dan kenaikan upah tenaga kerja.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan dari teori-teori yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian kelayakan usaha anggrek pot pada kelompom tani Mitra Permata Anggrek. teori yang dijadikan acuan meliputi pengertian kelayakan usaha, aspek-aspek kelayakan usaha, kriteria investasi, keputusan investasi, dan analisis sensitivitas. Teori mengenai batasan penilaian layak juga dikaji, usaha anggrek pot akan layak bila aspek finansial dan non finansial dinyatakan layak.
10
Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Bagi seorang analis studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu bisnis baru, pengembangan bisnis atau menilai kembali bisnis yang sudaha ada.Studi kelayakan bisnis juga merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Bagi penanam modal, studi kelayakan bisnis dapat memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan tingkat manfaat (benefit) dapat diterima dari suatu bisnis sehingga hal ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan investasi(Nurmalina et al. 2010) Aspek-aspek analisis kelayakan Studi kelayakan bisnis dapat menunjukkan apakah bisnis yang direncanakan atau sudah dilakukan layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan. Penilaian dalam studi kelayakan bisnis dilakukan secara menyeluruh dari berbagai aspek non finansial yang meliputi: aspek pasar, teknis, manajemen-hukum, sosialekonomi-budaya, lingkungan, dan dari aspek finansial (keuangan). Aspek-aspek ini tidak dapat berdiri sendiri tapi saling berkaitan (Nurmalina et al. 2010). Penjelasan lebih lanjut dari aspek non finansial tersebut adalah sebagai berikut: 1. Aspek pasar Menurut Jumingan 2009, dalam proses analisis studi kelayakan, analisis pasar bisa dilakukan secara terpisah maupun merupakan bagian dari keseluruhan studi kelayakan. Pada umunya tujuan studi pasar adalah mengukur dan memperkirakan permintaan untuk menilai ketepatan waktu dan harga dari proyek dalam memproduksi barang/ jasa. Mengadakan studi pasar secara lebih teliti sering dibutuhkan karena sangat jarang data yang dikumpulkan pada studi formal bisa menjawab hal-hal penting yang ingin diteliti.Beberapa hal yang akan dikaji dalam aspek pasar adalah sebagai berikut: a. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai, dan perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut. b. Penawaran, bagaimana perkembangan penawaran dalam negeri, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti jenis barang yang bisa menyaingi, kebijakan pemerintah, juga perlu diperhatikan. c. Harga, dilakukan perbandingan dengan produksi dalam negri lainnya dan apakah ada kecenderungan perubahan harga. d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan digunakan bauran pemasaran. e. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai, market share yang bisa dikuasai perusahaan, cara menghitungnya adalah: Market share =
11
2.
3.
4.
5.
Aspek teknis Merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Aspek teknis dalam hal kemampuan berproduksi sangat terkait dengan aspek finansial.Berdasarkan analisis pada aspek teknis dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Pelaksanaan dari evaluasi aspek teknis seringkali tidak dapat memberikan suatu keputusan yang baku, maka sangat perlu memperhatikan pengalaman pada bisnis lain yang serupa dilokasi lain yang menggunakan teknik dan teknologi yang serupa (Nurmalina et al. 2010).Beberapa pertanyaan utama yang perlu mendapatkan jawaban dari aspek teknis ini adalah : a. Lokasi bisnis, yakni dimana suatu bisnis akan dilaksanakan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. Pemilihan lokasi sangat penting, mengingat apabila salah dalam memilih lokasi akan berakibat pada meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Dalam memilih lokasi tergantung pada jenis usaha atau investasi yang akan dijalankan, setidaknya terdapat 4 jenis lokasi: lokasi kantor pusat, lokasi pabrik (produksi), lokasi gudang, lokasi kantor cabang. Secara umum ada beberapa pertimbangan dalam menentukan lokasi usaha, yakni: jenis usaha yang akan dijalankan, jarak dengan pasar/konsumen yang dituju, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan sarana dan prasarana, jarak dengan pusat pemerintah, jarak dengan lembaga keuangan, kondisi budaya/sikap masyarakat setempat, hukum yang berlaku di wilayah setempat, kemudahan untuk melakukan perluasan usaha. b. Seberapa besar skala operasi / luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis. c. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih,termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain. d. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk didalamnya pertimbangan variabel sosial yaitu kemampuan atau penerimaan masyrakat terhadap teknologi yang digunakan. Aspek manajemen Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Mengevaluasi aspek manajemen lebih sulit dilakukan dibanding dengan aspek lain, karena sifatnya yang tidak kasat mata serta cenderung kepada hal-hal yang kualitatif (Nurmalina et al. 2010). Aspek hukum Aspek Hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan (dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman (Nurmalina et al. 2010). Aspek sosial, ekonomi dan budaya Aspek ini akan menilai seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis (Nurmalina et al. 2010).
12
6.
7.
Aspek lingkungan Aspek yang mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin baik atau semakin rusak. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, karena tidak ada bisnis yang dapat bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt et al. 1987) dalam (Nurmalina et al. 2010). Aspek finansial Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisa proyek menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan terhadap para peserta yang tergabung di dalamnya (Gittinger, 1986). Aspek finansial menghitung berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Dana untuk membangun usaha lazim disebut dana modal tetap, sedangkan dana yang dibutuhkan untuk memutar roda operasi bisnis setelah selesai dibangun disebut dana modal kerja (Nurmalina et al. 2010). Ada enam tujuan utama analisa finansial untuk proyek-proyek pertanian yang dikemukakan oleh Gittinger (1986) : a. Penilaian pengaruh finansial Penelitian ini didasarkan atas analisa keadaan finansial setiap peserta pada saat tersebut, dan suatu proyeksi keadaan finansial pada masa yang akan datang sejalan dengan pelaksanaan proyek. b. Penilaian penggunaan sumberdaya terbatas Jumlah pengembalian (hasil) proyek dan pembayaran pinjaman-pinjaman yang meningkat pada perusahaan perseorangan, merupakan indikator yang penting dari penggunaan sumberdaya secara efisien. c. Penilaian insentif (penarik) Pengamatan secara finansial sangat dibutuhkan dalam penilaian insentif pada para petani, manajer, dan pemilik (termasuk pemerintah) yang ikut dalam proyek. Untuk perusahaan-perusahaan semi umum, apakah hasil yang diperoleh cukup untuk mempertahankan kebutuhan finansial sendiri dan memenuhi tujuan-tujuan finansial yang telah ditetapkan oleh masyarakat. d. Ketetapan suatu rencana pembelanjaan Rencana finansial adalah dasar penentuan jumlah dan waktu pembelanjaan dari luar apakah dari lembaga-lembaga keuangan atau sumber dari dalam dan untuk penetapan bagaimana pembayaran pinjaman cepat dilakukan. Perkiraan pengaruh inflasi baik pada pendapatan dan biaya akan diperhitungkan dalam melakukan penilaian. e. Koordinasi kontribusi finansial Rencana finansial mengikuti kontribusi finansial dari berbagai peserta proyek. Koordinasi tersebut dibuat pada dasar dari proyeksi seluruh finansial untuk proyek sebagai suatu keseluruhan. f. Penilaian kecakapan mengelola keuangan Atas dasar proyeksi neraca finansial, khususnya untuk perusahaanperusahaan besar dan kesatuan (entity) proyek, analis dapat membuat
13
penilaian tentang kerumitan pengelolaan finansial kemampuan pimpinan dalam mengelola proyek.
proyek
dan
Kriteria investasi Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi. Beberapa kriteria tersebut adalah nilai bersih kini (Net Present Value = NPV), rasio manfaat biaya (Gross Benefit Cost Ratio = Gross B/C); Net Benefit Cost Ratio = Net B/C), tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return = IRR), provitability rasio (PV/K), dan jangka waktu pengembalian modal investasi (Payback Periode = PP). Menentukan layak tidaknya suatu kegiatan investasi dapat dilakukan dengan menggunakan metoda yang umum dipakai yakni metoda Discounted Cash Flow, dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto dengan Discount Factor(DF) yang besarnya mengikuti rumus:
Dengan (i) adalah discount rate (DR) atau tingkat diskonto yang ditentukan dan (t) adalah tahun saat biaya dikeluarkan atau manfaat diterima. Penggunaan discount factor erat kaitannya dengan preferensi waktu atas uang. Kriteria investasi kelayakan bisnis diatas dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dilaksanakan. Selain itu setiap kriteria kelayakan dapat dipakai untuk menentukan urutan-urutan berbagai alternatif bisnis dari investasi yang sama. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Apakah kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis sensitif atau tidak terhadap perubahan yang terjadi (Nurmalina et al. 2010). Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian (Gittinger, 1986). Aanalisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing- masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan (NPV, IRR, Net B/C). Analisis sesnsitivitas juga merupakan analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau ketidak tepatan dalam penghitungan biaya atau manfaat (Nurmalina et al. 2010). Perubahan-perubahan yang biasanya terjadi dalam menjalankan bisnis pada umumnya dikarenakan: a. Harga b. Keterlambatan pelaksanaan c. Kenaikan dalam biaya d. Hasil produksi
14
Teknik analisis sensitivitas harus diperhatikan oleh analis yang menilai kelayakan suatu bisnis akibat dari perubahan-perubahan yang mempengaruhi kelayakan bisnis tersebut. Perlu mlakukan indentifikasi faktor-faktor perubahan yang mungkin saja dapat terjadi pada bisnis tersebut (Nurmalina et al. 2010).
Kerangka Pemikiran Operasional Kelompok tani Mitra Permata Anggrek merupakan salah satu kelompok tani yang mengusahakan komoditi anggrek di Kota Bogor. Penelitian tentang “Analisis Kelayakan Usaha Anggrek Pot Pada Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor” diawali dengan melihat adanya potensi usaha anggrek yang besar, hal tersebut terlihat dengan adanya data produksi anggrek yang terus meningkat dan ekspor anggrek yang meningkat pula (data bersumber dari BPS 2012). Permintaan konsumen juga semakin meningkat dari tahun ke tahunnya, serta kondisi iklim Bogor juga mendukung kegiatan usaha anggrek pot tersebut, sehingga terdapat beberapa pelaku usaha yang tertarik untuk mengusahakan pembungaan anggrek di Kota Bogor. Ketua Dinas Pertanian Kotamadya Bogor merencanakan akan menjadikan Bogor sebagai Kota anggrek, karena dinilai terdapat beberapa potensi yang dimiliki oleh Bogor yang dapat mendukung perencanaan tersebut. Kendala terjadi pada beberapa petani anggrek yang merugi, karena biaya investasi yang dibutuhkan untuk usaha ini tidak sedikit, periode usaha yang cukup lama, dan tidak dapat dipanen secara keseluruhan, panen akan bertahap karena bunga anggrek yang tidak berbunga secara serentak. Berdasarkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para petani anggrek, maka perlu dilakukan analisis kelayakan usaha anggrek pot berdasarkan 4 skenario di Kota Bogor. Analisis tersebut guna mengetahui apakah usaha anggrek di Kota Bogor menguntungkan, dan layak atau tidak untuk dijalankan, sehingga dapat memberikan informasi bagi petani dan masyarakat yang tertarik untuk masuk kedalam usaha ini. Informasi tersebut berisi masih adakah peluang usaha angrek pot di Kota Bogor, varietas apakah yang paling menguntungkan bila diusahakan di Kota Bogor. Informasi ini diperlukan oleh masyarakat karena biaya investasi anggrek yang tidak sedikit, dan agar para calon pelaku usaha dapat mempersiapkan dengan baik sebelum membuka usaha anggrek pot. Aspek yang diteliti dalam usaha pembungaan anggrek ini terdiri dari aspek non finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial), dan aspek finansial menggunakan cashflow, sertakriteria investasi untuk menyatakan layak atau tidaknya usaha tersebut, yakni dengan menghitung (NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period). Analisis finasial yang akan dilakukan yaitu menghitung kelayakan usaha anggrek pot dengan 4 skenario, yaitu: usaha anggrek pot varietas Dendrobium 100 persen (skenario 1); Usaha anggrek pot varietas Dendrobium 80 persen dan vanda 20 persen (skenario 2); Usaha anggrek pot varietas Phalaenopsis 50 persen dan Dendrobium 50 persen (skenario 3); varietas Phalaenopsis 100 persen (seknario 4). Keempat skenario tersebut akan diasumsikan diusahakan dengan luasan lahan yang sama dan teknologi screen house yang sama.Penelitian akan sensitivitas usaha juga dilakukan, guna mengetahui bagaimana kondisi usaha bila terjadi beberapa hal yang diluar dugaan,
15
diasumsikan dua kondisi yakni: naiknya harga bahan input 10 persen, turunnya jumlah produksi 10 persen. Adapun gambar dari kerangka operasional dapat dilihat pada Gambar 1.
Ketua Dinas Pertanian Kotamadya Bogor merencanakan akan menjadikan Bogor sebagai Kota anggrek
Usaha anggrek pot di Mitra Permata Anggrek Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor
Permasalahan yang dihadapi: 1. Biaya investasi usaha anggrek yang relatif mahal 2. Permintaan anggrek yang terus meningkat, tetapi belum dapat terpenuhi seluruhnya
Analisis Kelayakan usaha Dengan 4 skenario: varietas Dendrobium 100 persen (skenario 1); Usaha anggrek pot varietas Dendrobium 80 persen dan vanda 20 persen (skenario 2); Usaha anggrek pot varietas Phalaenopsis 50 persen dan Dendrobium 50 persen (skenario 3); varietas Phalaenopsis 100 persen (seknario 4).
Aspek non finansial: 1. Aspek pasar 2. Aspek teknis 3. Aspekmanajemen dan hukum 4. Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan
Aspek finansial: 1. NPV 2. IRR 3. Net B/C 4. Payback periode 5. Analisis sensitivitas (naiknya harga input dan penurunan jumlah produksi) dengan Analisis switching value
Layak
Tidak layak
Rekomendasi
Evaluasi
Gambar 1 Bagan kerangka operasional
16
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek di komplek BPPP Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Kelompok tani Mitra Permata Anggrek merupakan salah satu pelaku usaha komodti anggrek pot di Kota Bogor, dengan ketua kelompok tani bernama Ibu Yusi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan pertama jumlah populasi usahanya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun disertai dengan penambahan pembangunan screen house, alasan kedua karena kelompok tani ini juga beberapa kali menerima bantuan dari pemerintah dalam pengembangan usahanya. Kegiatan pengambilan data dan analisis data akan dilakukan pada bulan Mei – Desember 2014.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi mengenai usaha pembungaan anggrek pot yang diperoleh dari pengamatan langsung di lokasi penelitian, dengan mewawancarai langsung para anggota kelompok tani Mitra Permata Anggrek dan pihak-pihak lainnya yang terkait. Data primer yang akan diambil antara lain data input (bibit anggrek, pupuk, pot, media tanam) , data output (jumlah populasi anggrek dalam satu musim tanam), jumlah penjualan bunga anggrek pot, harga jual anggrek pot pervarietas, komponen investasi, umur ekonomis dan biayanya (screen house, peralatan budidaya). Data sekunder merupakan data yang diolah lebih lanjut atau digunakan untuk penelitian dan diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian Kotamadya Bogor, Direktorat Jendral Hortikultura, internet, literatur yang relevan seperti jurnal, skripsi, buku teks, dan hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan rujukan yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun rincian data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah purposive, karena ada beberapa alasan pertimbangan dalam menentukan responden. Jumlah anggota dalam kelompok tani Mitra Permata Anggrek sebanyak 21 orang, akan tetapi yang dipilih untuk dijadikan responden hanya 6 orang petani. Pemilihan tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan, yakni: petani yang serius berusaha dibidang anggrek, petani yang masih aktif di kelompok tani, memiliki wawasan di bidang anggrek, dan memiliki screen house. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara langsung, dan survey kuesioner. Teknik pengumpulan data tersebut digunakan untuk pengumpulan data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
17
cara yang berbeda, yakni dengan cara studi literatur dan browsing internet. Metode pengamatan langsung di lokasi penelitian seperti wawancara kepada para anggota kelompok tani mitra permata anggrek, dan pengamtan langsung terhadap teknik produksi dan kegiatan lainnya di lokasi penelitian. wawancara juga dilakuan kepada beberapa pedagang tanaman hias di Kotamadya Bogor, dan beberapa instansi terkait seperti Dinas Pertani Kotamadya Bogor, dan instansi lain yang terkait. Penelusuran pustaka juga dilakukan di perpustakaan IPB, media cetak dan internet.
Metode Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan sifat data. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk menjelaskan secara deskriptif gambaran umum usaha pembungaan anggrek pot dan gambaran kelompok tani Mitra Permata Anggrek, juga untuk mengkaji aspek kelayakan non-finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Analisis secara kuantitatif digunakan untuk menilai kelayakan usaha pembungaan anggrek pot pada kelompok tani Mitra Permata Anggrek secara finansial dengan melakukan analisis penilaian kriteria investasi yaitu: analisis nilai bersih sekarang (Net Present Value atau NPV), tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return atau IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan masa pengembalian investasi (Payback Period atau PP), serta dilakukan juga analisis sensitivitas. Data yang diperoleh diolah dengan menggunkaan Microsoft Excel dan kalkulator. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif yang akan dilakukan pada penelitian ini akan memberikan gambaran umum kelompok tani Mitra Permata Anggrek, seperti gambaran umum wilayah dan segmentasi usaha. Dapat juga menggambarkan karakteristik responden (petani anggrek) seperti umur, pengalaman menjalankan usaha anggrek, alasan memilih berusaha anggrek, tingkat pendidikan petani dan beberapa hal penting lainnnya. Beberapa lainnya akan menjabarkan jumlah produksi anggrek, sumber input, dan harga jual anggrek berdasarkan kualitasnya. Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial Perlu dipertimbangkan berbagai aspek yang mungkin terlibat dan saling terkait antara satu sama lain dalam menganalisis suatu kelayakan bisnis. Banyaknya aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis sangat tergantung dari karakteristik masing-masing bisnis. Masing-masing dari aspek ini tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait. Secara umum aspek-aspek non finansial yang perlu diperhatikan dalam analisis kelayakan bisnis adalah sebagai berikut: 1. Aspek pasar Dalam studi kelayakan suatu usaha aspek pasar dan pemasaran merupakan salah satu aspek yang paling penting. Hal ini disebabkan aspek pasar dan pemasaran sangat menetukan hidup matinya perusahaan. Apabila aspek pasar
18
dan pemasaran tidak diteliti secara benar dan bagaimana prospeknya dimasa yang akan datang, bukan hal yang tidak mungkin tujuan perusahaan tidak akan tercapai (Kasmir 2009). Pelaku bisnis akan mencoba menciptakan pasar potensialnya sendiri, sehingga produk dapat menjadi leader. Suatu bisnis yang dinyatakan layak dari aspek teknis dan finansial tidak aakan berarti bila pasarnya tidak ada, maka rencana bisnis dianggap tidak layak untuk dijalankan. Pemasaran kegiatan bisnis diharapkan beroperasi secara sehat bilamana produk yang dihasilkan mampu mendapatkan tempat dipasaran, serta mendapatkan jumlah hasil penjualan yang menguntungkan (Nurmalina et al. 2010). Aspek pasar dikatakan layak jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Jumlah permintaan pasar terhadap anggrek pot yang tinggi b. Harga jual anggrek pot yang cenderung stabil c. Perusahaan memiliki program atau strategi pemasaran yang jelas dan efektif yang dapat mendukung pencapaian penjualan perusahaan yang lebih tinggi 2. Aspek teknis Aspek teknis dan operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan bisnis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis/operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik maka akan berakibat fatal bagi perusahaan. Kelengkapan kajian aspek teknis sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri (Kasmir 2009). Aspek teknis dikatakan layak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Lokasi usaha mampu menunjang pelaksanaan usaha tersebut. Hal inidicirikan dengan ketersediaan input, jarak dengan pasar yang dituju, ketersediaan listrik dan air, ketersediaan tenaga kerja, dan ketersediaan fasilitas transportasi (jalan raya, kendaraan umum, dan lain-lain) yang memadai dalam menjamin kelancaran akses terhadap bahan baku dan aksesterhadap pasar yang dituju. b. Kapasitas produksi sudah melebihi luas produksi minimum yang harusdicapai. c. Proses produksi yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kotamadya Bogor. d. Layout usaha yang sesuai yang dicirikan oleh adanya arus produk dalamproses yang lancar dari proses satu ke proses yang lain, penggunaan ruangyang optimal, dan kemudahan melakukan ekspansi. e. Pemilihan jenis teknologi dan peralatan yang tepat yaitu teknologi danperalatan yang dapat dioperasikan secara tepat oleh tenaga kerja yang ada, tidak mengganggu keseimbangan ekologi dan keharmonisan sosial budaya setempat (tidak menghasilkan limbah yang berlebihan dan tidak menimbulkan kebisingan) (Husnan dan Muhammad 2000) 3. Aspek manajemen dan hukum “Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan, tanpa didukung dengan manajemen dan
19
organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan” (Kasmir 2009). Aspek manajemen dan hukum dapat dikatakan layak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Manajemen sumberdaya manusia dan manajemen organisasi yang terdapat pada usaha ini telah dilakukan dengan baik. Hal ini dicirikan oleh adanya struktur organisasi serta adanya pembagian dan deskripsi tugas yang jelas darimasing-masing jabatan yang ada. b. Perusahaan memiliki badan hukum dengan kekuatan dan konsekuensi yang mendukung berjalannya usaha ini, memiliki akta, sertifikat atau surat izin yang diperlukan untuk menjalankan usaha (Husnan dan Muhammad 2000). 4. Aspek sosial, ekonomi, dan budaya “Setiap usaha yang dijalankan tentunya akan memeberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha itu sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah umumnya” (Kasmir 2009). Dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan seperti penambahan kesempatan kerja (pengurangan pengangguran), dan peluang peningkatan pendapatan masyarakat (Nurmalina et al. 2010). Aspek sosial, ekonomi dan budaya dikatakan layak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Mampu meningkatkan kesempatan kerja yang dicirikan dengan adanya penyerapan tenaga kerja dari usaha yang dilakukan. b. Mampu meningkatkan pendapatan masyarakat Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor 5. Aspek lingkungan Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Hal ini penting untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan bila suatu usaha/ kegiatan investasi dijalankan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak terhadap ada yang langsung timbul, dan ada juga yang baru akan timbul dimasa yang akan datang (Kasmir 2009). Pada aspek lingkungan yang akan dikaji adalah dampak yang terjadi untuk lingkungan sekitar akibat usaha pembungaan anggrek pot. Usaha anggrek pot pada aspek lingkungan dapat dikatakan layak bila bisnis tidak memberikan dampak yang merugikan lingkungan sekitar. Analisis Kelayakan Aspek Finansial Aspek finansial dilakukan untuk membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu bisnis yang dijalankan. Analisis finansial mengkaji berbagai kebutuhan dana yang digunakan dalam usaha pembungaan anggrek pot, baik kebutuhan dana untuk biaya tetap, biaya investasi, biaya variabel, dan biaya lainnya. Aspek ini akan dianalisis dengan membuat cash flow dan kelayakan usaha dilihat dari analisis laba rugi serta kriteria kelayakan investasi. Analisis kelayakan investasi bisnis merupakan suatu kegiatan menganalisis secara mendalam tentang suatu investasi bisnis yang akan dijalankan dalam rangka
20
menentukan keputusan layak tidaknya investasi tersebut dibiayai (Halim 2013). Kriteria kelayakan ivestasi yang digunakan diantaranya: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP) serta dilakukan analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga input dan penuruna jumlah poduksi. Analisis kriteria kelayakan investasi Terdapat beberapa kriteria kelayakan investasi menurut Nurmalina et al (2010), analisi kriteria kelayakan investasi yang akan dikaji diantaranya: a. Net Present Value (NPV) Menurut (Nurmalina et al.2010) Net Benefit merupakan selisih antara cash inflow dengan cash outflow yang terjadi pada setiap tahun. Net Benefit selanjutnya di discounted dengan opportunity cost of capital menghasilkan present value. Jumlah dari hasil present value net benefit menghasilkan NPV. penentuan nilai NPV secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : ∑ Keterangan : NPV = Net Present Value sampai dengan tahun ke-t Bt = Manfaat pada tahun t (Rp) Ct = Biaya pada tahun t (Rp) t = Tahun kegiatan bisnis (t = 1,2,3,....,n) i = Tingkat suku bunga (%) n = Umur proyek Dalam evaluasi suatu proyek investasi, apabila perhitungan NPV ≥ 0 maka proyek tersebut layak untuk dijalankan. Jika nilai NPV = 0, maka proyek tersebut berada pada posisi tidak menguntungkan dan tidak merugikan, dengan kata lain proyek tersebut berada pada posisi break event point (BEP) dimana TR=TC. Jika nilai NPV ≤ 0, maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. b. Internal Rate of Return (IRR) IRR menunjukkan kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan persentase keuntungan setiap tahunnya dan menunjukkan seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Nilai IRR ditentukan dengan mencari nilai discounted factor yang membuat nilai NPV sama dengan nol. Untuk menentukan berapa tepatnya tingkat bunga tersebut adalah dengan menggunakan metoda interpolasi, yakni dengan menyisipkan tingkat bunga diantara bunga yang menghasilkan NPV positif dan tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif (Umar 1997). Metode tersebut diformulasikan dengan rumus berikut (Nurmalina et al 2010):
21
Keterangan : IRR = Tingkat pengembalian internal NPVı = Nilai Net Present Value yang positif NPV2 = Nilai Net Present Value yang negatif i1 = Tingkat suku bunga pada tahun NPV positif i2 = Tingkat suku bunga pada tahun NPV negatif Suatu usaha dinyatakan layak untuk dikembangkan jika nilai IRR lebih besar dari DR atau tingkat suku bunga berlaku. Jika IRR sama dengan DR atau tingkat suku bunga berlaku maka usaha dinyatakan tidak untung atau tidak rugi. Sedangkan usaha dinyatakan tidak layak untuk dikembangkan jika IRR kurang dari tingkat suku bunga berlaku. c. Net Benefit Cost Ratio B/C Ratio Menurut (Nurmalina et al 2010) Net B/C ratio adalah ratio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif, dengan kata lain manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu-satuan kerugian dari bisnis tersebut. secara matematis dapat dihitung dengan Rumus sebagai berikut: ∑ NET B / C = ∑ Keterangan: Bt = Manfaat pada tahun t (Rp) Ct = Biaya pada tahun t (Rp) t = Tahun kegiatan bisnis (t = 1,2,3,....,n) i = Tingkat suku bunga (%) n = Umur proyek Suatu bisnis atau kegiatan investasi dapat dikatakan layak bila Net B/C ≥ 1, dan dikatakan tidak layak bila Net B/C ≤ 1. d. Payback Period Payback period adalah waktu minimum untuk mengembalikan investasi awal dalam bentuk aliran kas yang didasarkan atas total penerimaan dikurangi semua biaya. Semakin pendek payback period, menunjukkan bahwa investasi yang dikeluarkan dalam proyek tersebut semakin cepat kembali. Untuk menghitung payback period mula-mula dihitung arus penerimaan kas, kemudian manfaat bersih dikumulatifkan dari tahun ke tahun dan dihitung rata-ratanya. Nilai Payback period dapat dihitung dari pembagian investasi dengan net benefit rata-rata (Nurmalina et al 2010). Periode pengembalian dirumuskan sebagai berikut:
22
Keterangan : I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab = Manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya Payback period tidak dipakai untuk menilai layak tidaknya suatu proyek tetapi melihat berapa lama proyek dapat mengembalikan biaya investasinya. Perhitungan payback period belum memperhitungkan nilai waktu akan uang. e. Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas perlu untuk dilakukan, karena dalama analisis suatu usaha atau bisnis perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang (Kadariah 1996). Teknik analisis sensitivitas harus diperhatikan oleh analis yang menilai kelayakan suatu bisnis akibat dari perubahan-perubahan yang mempengaruhi kelayakan bisnis tersebut. Faktor-faktor perubahan yang mungkin dapat terjadi pada bisnis tersebut akan diidentifkasi (Nurmalina et al. 2010). Gitinger (1986) menyatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti (switching value). Switching value merupakan penghitungan untuk mengukur “perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output atau penurunan harga output) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input/peningkatan biaya produksi). Oleh karena itu perubahan jangan melebihi nilai tersebut, bila melebihi maka bisnis akan menjadi tidak layak utuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu pada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0).
Asumsi Dasar yang Digunakan Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu dipaparkan secara jelas untuk menyamakan persepsi. Selain itu, dalam menganalisis kelayakan usaha anggrek pot di kelompok tani Mitra Permata Anggrek secara perlu digunakan beberapa asumsi. Adapun asumsi yang digunakan antara lain : 1. Umur bisnis ditetapkan selama 10 tahun berdasarkan investasi yang mengeluarkan biaya terbesar yaitu screen house. 2. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito Bank Rakyat Indonesia tahun 2014 yakni sebesar 7,5 persen per tahun. 3. Kapasitas screen house sebesar 60 persen dari luasan lahan screen house, berdasarkan jarak tanam yang digunakan untuk pot ukuran 18-25 cm. 4. Perhitungan penyusutan investasi menggunakan metode garis lurus dimana harga beli dibagi dengan umur ekonomis komponen investasi berdasarkan metode akuntansi. 5. Pada analisis switching value, diasumsikan terjadi 2 situasi, yakni perubahan harga input (bibit) dan turunnya jumlah produksi berdasarkan pengalaman petani anggrek di Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek. 6. Harga jual anggrek berbeda setiap komoditi, harga jual juga berdasarkan kualitas bunga, yakni: Bunga anggrek Dendrobium dengan kuaitas standar dijual dengan harga Rp 25 000-30 000 per pot, bunga anggrek bulan besar berkualitas standar dijual dengan harga Rp 125 000 per pot, bunga anggrek bulan mini berkualitas standar dijual dengan harga Rp 75 000 per pot dan
23
untuk bunga anggrek Vanda berkualitas standar dijual dengan harga Rp 140 000 per pot. Harga tersebut akan berbeda bila kualitas bunga tidak memenuhi standar, biasanya anggrek Dendrobium yang tidak memenuhi standar dijual dengan harga Rp 10 000 per pot (ketua POKTAN Mitra Permata Anggrek 2014). 7. Penetuan persentase dalam 4 skenario yang digunakan berdasarkan permintaan pasar akan varietas anggrek, dan ketentuan penggunaan lapisan ketebalan paranet screen house. 8. Ketentuan ketebalan penggunaan lapisan paranet pada screen house berdasarkan standar penerimaan cahaya matahari yang sesuai untuk varietas anggrek Dendrobium, Vanda dan Phalaenopsis. 9. Ketentuan pajak yang digunakan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2013"Usaha yang memiliki omzet di atas Rp 4,8 miliar per tahun atau Rp 400 juta per bulan dikenakan PPN 10%, di bawah omzet Rp 4,8 miliar per tahun dikenakan PPN sebesar 1%”.
GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Wilayah Kelompok tani Mitra Permata Anggrek terletak di komplek BPPP Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor, yakni di Bogor Barat. Kelurahan Pasir Mulya terbagi dalam 7 RW dan 20 RT. Luas wilayah Kelurahan Pasir Mulya adalah 42,99 ha. “Kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor, serta lokasinya yang dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Ketinggian Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari permukaan laut, untuk Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan di Kelurahan Pasir Mulya 36 0C- 38 0C . Kelembaban udara 70 %, Curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 4000 – 4500 mm/ tahun Intensitas curah hujan minimum terjadi pada bulan April s/d Oktober” (Kelurahan Pasir Mulya). Kelurahan pasir mulya mudah untuk di jangkau, karena prasarana transportasi di kelurahan Pasir Mulya sudah tersedia dan dalam kondisi baik. Akses kendaraan mudah untuk mengjangkau kelompok tani Mitra Permata Anggrek, baik tranportasi kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Prasarana lainnya seperti ketersediaan air bersih, jaringan listrik, dan sinyal komunikasi juga tersedia dengan baik. Batas-batas wilayah Kelurahan Pasir Mulya adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Barat Sebelah Selatan
: berbatasan dengan Kelurahan Pasir Jaya : berbatasan dengan Kelurahan Pasir Kuda : berbatasan dengan Kelurahan Gunung Batu : berbatasan dengan Desa Ciomas Rahayu
24
Kelompok Tani Mitra Permata Anggrek Kelompok tani Mitra Permata Anggrek merupakan salah satu kelompok tani yang melakukan usahatani komoditi anggrek di Kelurahan Pasir Mulya Kota Bogor. Jenis usaha anggrek yang dijalankan adalah usaha anggrek pot. Jenis usaha anggrek pot dipilih karena melihat adanya permintaan yang cukup tinggi dipasar dan waktu yang dibutuhkan untuk pemeliharaan hingga panen tidak terlalu lama kurang lebih 1-8 bulan. Kelompok tani ini mulai berdiri pada tahun 2010, dengan ketua kelompok tani bernama Bapak Abdul Hamid. Kelompok tani Mitra Permata Anggrek juga tergabung dalam GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) yang berada di Kelurahan Pasir Mulya dan juga diketuai oleh Bapak Abdul Hamid. Kelompok tani ini berdiri dengan adanya dana bantuan PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) dari pihak pemerintah melalui dinas pertanian Kotamadya Bogor. pada awal pendirian screen house pembuatan meja anggrek dan membeli berbagai input termasuk bibit usia remaja menggunakan dana bantuan PUAP. Besar dana bantuan yang diberikan yakni Rp 30 000 000. dengan dana tersebut petani sudah membuat screen house pertama dengan luas areal 100 m2. Kelompok tani ini kurang berkembang, salah satunya dikarenakan ketua kelompok tani (Bapak Abdul Hamid) sangat sibuk, sehingga kurang terfokus pada unit screen house anggrek milik kelompok tani. Tahun 2012 ketua kelompok tani diganti menjadi Ibu Yusi, hingga saat ini. Penggantian kepemimpinan ini berdasarkan kehendak Bapak Abdul Hamid, posisi ketua dipercayakan kepada Ibu Yusi karena Ibu Yusi merupakan anggota kelompok tani, dan telah cukup lama memiliki usaha anggrek, sehingga diharapkan mampu mengembangkan kelompok tani Mitra Permata Anggrek, dan membimbing petani lainnya agar dapat mengembangkan usaha anggrek pot. Jumlah anggota kelompok tani sejak didirikan tahun 2010 hingga saat ini sebanyak 21 orang, akan tetapi anggota yang aktif jumlahnya sudah mulai berkurang, saat ini hanya sekitar 6 orang. Tahun 2012 kelompok tani kembali mengajukan proposal untuk dana bantuan ke pemerintah guna mengembangkan usaha anggrek yang telah berdiri. Kemudian bantuan dari pemerintah diberikan kembali pada tahun 2012 , yakni bantuan dana sebesar Rp 50 000 000, bantuan ini digunakan untuk mendirikan Unit screen house milik kelompok tani yang kedua dengan luas areal 400 m2. Awal tahun 2014 kelompok tani kembali menerima bantuan dari pemerintah, akan tetapi bukan berupa dana melainkan berupa 8 unit meja anggrek, dan 1500 bibit anggrek usia remaja. Kondisi meja memang dalam kualitas baik, akan tetapi kualitas bibit yang diberikan kurang baik, dan sulit untuk berbunga. Keuntungan dari usaha anggrek sejauh ini masih banyak digunakan untuk pengembangan usaha unit milik kelompok tani. Tidak hanya dua unit screen house milik kelompok tani, saat ini beberapa anggota dari kelompok tani juga sudah ada yang membuat screen house di halaman rumahnya masing-masing, dengan jumlah 4 orang, yakni Ibu Yusi, Ibu Ade, Ibu Ida, dan Ibu Tuti. Pembelanjaan input dengan harga yang sama dengan kelompok tani, dan penjualan juga dilakukan dengan harga yang sama. Penjualan dilakukan melalui unit kelompok tani, dengan pemenuhan permintaan yang ada dapat dipasok dari screen house milik pribadi anggota kelompok tani dengan harga jual yang sama.
25
Varietas bunga anggrek yang diusahakan oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek ada tiga, yakni Dendrobium (anggrek simpodial), Phalaenopsis (anggrek bulan), dan Vanda (anggrek monopodial). Pemilihan ketiga varietas ini dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda. Anggrek Dendrobium memiliki daya adaptasi yang tinggi, mudah dibudidayakan, memiliki banyak variasi warna dan bentuk bunga, sehingga anggrek dendrobium memiliki jumlah permintaan yang tinggi. Anggrek vanda dan anggrek bulan memiliki harga jual yang relatif tinggi dibandingkan dengan dendrobium, sehingga para petani tertarik untuk mengusahakan anggrek jenis tersebut. Hasil dari pembungaan angrek pot di kelompok tani Mitra Permata Anggrek juga memiliki standar tertentu, dapat dilihat dari kualitas batang, jumlah tangkai dan banyaknya bunga dalam satu tangkai, dapat juga dilihat dari hal lainnya. Standar tersebut sengaja diberlakukan agar adanya keseragaman kualitas produk yang akan dijual kepada konsumen. Dengan pemberlakuan standar maka akan terjadi penggolongan kualitas anggrek yang akan dijual, anggrek dengan kualitas baik (sesuai standar) akan dijual dengan harga yang tinggi sesuai dengan varietasnya, sedangkan anggrek yang tidak memenuhi standar kualitas akan dijual dengan harga yang lebih murah, bahkan terkadang dibawah harga modal pembelian bila kualitas anggrek buruk (berdasarkan pengakuan petani anggrek di kelurahan Pasir Mulya tersebut). Pemberlakuan standar kualitas juga ditujukan agar menjaga harga jual anggrek, seluruh petani yang menjadi anggota kelompok tani Mitra Permata Anggrek sepakat untuk menjual dengan harga yang sama. Konsumen dapat memilih akan membeli produk dari screen house anggrek milik petani siapa saja, akan tetapi harga jual yang berlaku sama di seluruhnya. Tujuan lainnya adalah agar petani mendapatkan keuntungan yang pantas, dan terbiasa untuk memproduksi hasil panen yang berkualitas. Dalam kelompok tani tersebut juga diberikan pelatihan untuk membudidayakan dan memberikan perawatan anggrek yang baik, agar tujuan penetapan standar hasil panen dapat tercapai. Seluruh anggota dan kelompok tani berkumpul seminggu sekali, yakni dijadwalkan pada hari sabtu pukul 08.00 WIB, lokasi kumpul adalah screen house kelompok tani unit 2, kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi screen house milik anggota pribadi, tetapi kunjungan tersebut tidak rutin dan tidak diwajibkan kepada seluruh anggota kelompok tani. Kegiatan perawatan, baik pemupukan, pemberantasan hama, penyemprotan fungisida dan bakterisida, penggantian media, sortir dan pemindahan anggrek pot dilakukan secara bersamasama, terkadang kegiatan pengemasan juga dilakukan bersama tetapi hanya sekitar 1-3 orang saja. Ketua kelompok tani juga memiliki unit screen house sendiri di rumahnya dan memperkerjakan seorang pekerja, selain dirawat seminggu sekali (setiap hari sabtu) kegiatan perawatan tanaman anggrek di screen house unit kelompok juga dilakukan oleh pekerja tersebut. Manajemen dalam usaha yang dijalankan kelompok tani Mitra Permata Anggrek secara administrasi sudah resmi tercatat di Dinas Pertanian Kotamadya Bogor. Terdapat struktur kepengurusan dan keanggotaan kelompok tani Mitra Permata Anggrek, adapun bagan dari struktur organisasi kelompok tani Mitra Permata Anggrek yang dapat dilihat pada Gambar 16.
26
KETUA Roslina Yuniar
SEKRETARIS Kurniasih
BENDAHARA Siti Umyastuty
SEKSI-SEKSI
HUMAS Siti Fatimah
SAPRODI M Sidik
HAMA PENYAKIT Zamrizal
PEMASARAN Siti Kholidah
PERMODALAN Latifah
ANGGOTA
Gambar 2 Struktur organisasi kelompok tani Mitra Permata Anggrek
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Non finasial Analisis aspek non finansial penting untuk dilakukan, karena dapat memberikan gambaran usaha yang terjadi saat ini pada kelompok tani Mitra Permata Anggrek, dan dapat memberikan rekomendasi gambaran usaha yang baik seperti apa secara non finansial. Aspek non finansial yang akan dikaji pada penelitian ini meliputi: aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Aspek Pasar Aspek pasar merupakan hal yang sangat penting untuk dikaji kelayakannya sebelum membuat suatu perencanaan usaha. Kegiatan transaksi jual beli suatu produk akan terjadi dalam pasar, oleh karena itu pasar menjadi sangat penting
27
untuk dikaji. Pengetahuan akan permintaan pasar, berapa besar peluang pasar yang dapat dimasuki menjadi hal yang harus diperhatikan dalam membuat suatu perencanaan usaha. Merencanakan suatu usaha yang tidak sesuai dengan permintaan pasar, maka akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat diserap oleh pasar, sehingga usaha tidak akan berjalan dengan lancar. Penelitian ini akan menganalisis jumlah permintaan pasar, kestabilan harga jual, dan strategi pemasaran anggrek pot. 1. Permintaan dan penawaran anggrek pot Permintaan terhadap komoditi anggrek terus meningkat hingga saat ini. Mengusahakan komoditi anggrek dengan luasan areal 200 m2 akan dapat memproduksi sebanyak 720 pot disetiap bulannya secara kontinue. Apabila usaha anggrek dilakukan di Kelurahan Pasir Mulya maka penjualan anggrek pot dapat dilakukan melalui kelompok tani Mitra Permata Anggrek, karena diketahui bahwa Kelompok tani Mitra permata anggrek memiliki jumlah penawaran anggrek sebanyak 1700 pot setiap bulan, sedangkan permintaan terhadap anggrek pot mencapai 5000 pot. Rincian dari jumlah penawaran anggrek tersebut adalah sebagai berikut: varietas Dendrobium 1200 pot. varietas Dendrobium memiliki beberapa jenis yang berbeda, jenis yang memiliki banyak permintaan adalah Dendrobium Pinawatana, Dendrobium Queen Dragon, Dendrobium Compactum, Dendrobium Pitaloka dan Dendrobium Bobby Mesina. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa jumlah penawaran anggrek pot kelompok tani Mitra Permata Anggrek masih belum dapat memenuhi permintaan konsumen. Adanya selisih antara jumlah penawaran dan permintaan sebesar 3300 pot, hal ini menandakan masih adanya peluang untuk memenuhi permintaan konsumen, dan pasar masih dapat menyerap produk anggrek pot. oleh karena itu masih terdapat peluang untuk membuka usaha anggrek. Besar nilai permintaan 5000 pot adalah jumlah permintaan tersesar yang pernah diminta oleh konsumen kepada kelompok tani Mitra Permata Anggrek. 2. Harga jual anggrek pot Harga jual yang tidak stabil atau cenderung mengalami perubahan, terutama kenaikan oleh harga input yang digunakan dan harga anggrek pot di pasaran. Harga input berupa bibit usia remaja mengalami perubahan kenaikan harga dalam beberapa tahun terakhir, tetapi tidak terlalu signifikan, hanya berkisar antara Rp 2000-3500. Harga input lainnya cenderung stabil, dan kenaikan harga input tersebut tidak terlalu mempengaruhi harga jual anggrek, karena harga jual anggrek cenderung masih stabil. Kestabilan harga jual dikarenakan penjualan anggrek memiliki range harga berkisar antara Rp 20 000 - 30 000 tergantung dengan kualitas anggrek, oleh karena itu konsumen masih dapat menerima harga jual tersebut, dan pasar anggrek masih banyak. 3. Strategi pemasaran anggrek pot Strategi pemasaran diperlukan untuk menghadapi persaingan pasar yang terjadi. Strategi pemasaran akan dikaji dalam bauran pemasaran 4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Adapun penjelasan secara rincinya adalah sebagai berikut: a. Produk Produk yang dihasilkan adalah anggrek pot yang sudah berbunga atau sudah muncul kuncup bunga. Varietas anggrek yang ditawarkan diantaranya Dendrobium, Phalaenopsis dan Vanda. Bibit anggrek yang dijual ditanam pada
28
pot ukuran 18-25 cm, contoh angrek yang dijual dapat dilihat pada lampiran 4. Tanaman anggrek yang dijual merupakan tanaman yang memiliki kondisi baik, tanaman sehat dan sudah terlihat jumlah kuncup bunga atau jumlah bunganya. Kelompok tani Mitra Permata Anggrek menerapkan standard kualitas produksi terhadap produk yang akan dijual. Jumlah bunga yang semakin banyak akan membuat harga jual anggrek semakin bagus, maka ditetapkan standar minimal jumlah calon bunga mencapai kisaran 12 kuncup, karena terkadang jumlah kuncup bisa mencapai 16 kuncup bunga dalam satu tangkai, bila tanaman yang dihasilkan memiliki jumlah tangkai lebih dari 1 juga akan lebih baik. Dengan adanya pemberlakuan standar konsumen cenderung tertarik dan terus membeli karena kualitas yang diterima baik. Adapun contoh dari produk anggrek yang dijual oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek dapat dilihat pada Gambar 2.
(a)
(b)
(c) Gambar 3 Produk anggrek di kelompok tani Mitra Permata Anggrek (a) varietas Phalaenopsis (b) varietas Vanda (c) varietas Dendrobium
29
b. Harga Harga merupakan suatu faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen sebelum membeli suatu produk. Harga jual anggrek memeiliki range dilihat berdasarkan kualitas dan jumlah bunga yang dihasilkan. Setiap varietas anggrek juga memiliki harga jual yang berbeda. Harga yang dijual kepada pedagang pengecer dan konsumen akhir juga berbeda. Harga jual terhadap anggrek varietas Dendrobium akan sama walaupun berbeda jenisnya, yakni dengan jenis yang biasanya terjual adalah Dendrobium Pinawatana, Dendrobium Queen Dragon, Dendrobium Compactum, Dendrobium Pitaloka dan Dendrobium Bobby Mesina. Adapun ragam harga jual anggrek pot yang ditetapkan oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek adalah sebagai berikut: Harga jual ke pedagang pengecer: Dendrobium : Rp 22 500 Phalaenopsis : Rp 55 000 – 100 000 Vanda : Rp 125 000 Dendrobium dibawah standar : Rp 10 000 Harga jual ke konsumen akhir: Dendrobium : Rp 25 000 – 30 000 Phalaenopsis : Rp 75 000 – 125 000 Vanda : Rp 140 000 Dendrobium dibawah standar : Rp 10 000 c. Tempat Tempat penjualan dapat dilakukan langsung di Screen House, di lokasi produksinya yakni komplek BPPP kelurahan Pasir Mulya, karena konsumen biasanya akan datang langsung ke Screen House agar dapat memilih langsung anggrek pot yang akan dibeli, atau apabila kegiatan pembelian dilakukan lewat telepon maka kegiatan pengepakkan juga dilakukan di Screen House. Dengan bergabung ke kelompok tani Mitra Permata Anggrek maka akan dapat menjual produknya melalui ketua kelompok tani Mitra Permata Anggrek, karena kegiatan pemasaran anggrek pot dilakukan oleh ketua kelompok tani Mitra Permata Anggrek di Screen Housenya. Apabila ada pameran maka akan membuka stand untuk menjual produknya, pameran seringkali diadakan di Kota Bogor di samping kantor pengadilan setiap seminggu sekali, tetapi tidak rutin setiap minggu mengikuti pameran tersebut. Konsumen membeli anggrek pot akan datang langsung ke lokasi produksi, baik pedagang pengecer maupun konsumen akhir. Tetapi untuk konsumen pedagang di luar pulau Jawa seperti dari Pekan Baru, Jambi dan Samarinda biasanya melakukan pemesanan dulu via telepon minimal 2 minggu sebelum pengambilan barang, terkadang produk anggrek pot dikirim ke lokasi tersebut bila pedagangnya tidak bisa mengambil produk di lokasi penjualan. Adapun rantai jalur distribusi yang diterapkan oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek adalah sebagai berikut:
30
Kelompok tani Mitra Permata Anggrek
Kelompok tani Mitra Permata Anggrek
Pedagang pengecer
Konsumen akhir
Konsumen akhir
Promosi Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara mengikuti pameran, membuka webside dan lain sebagainya, akan tetapi apabila bergabung dengan Kelompok tani Mitra Permata Anggrek maka kegiatan pemasaran akan dilakukan oleh ketua kelompok tani Mitra Permata Anggrek. Ketua kelompok tani Mira Permata Anggrek tidak melakukan promosi secara khusus seperti pembuatan pamflet, brosur atau pemasaran melalui media internet. karena ketua kelompok tani yang baru sudah lama memiliki usaha anggrek, sehingga sudah memiliki pasar yang dapat menerima produk anggrek pot yang dihasilkan. Maka yang melakukan kegiatan pemasaran selama ini hanyalah ketua kelompok tani melalui konsumennya yang terdahulu. Pemasaran juga dilakukan dengan mengikuti berbagai pameran dan membuka stand di berbagai kesempatan untuk mempromosikan sekaligus menjual produk yang dihasilkan. Promosi juga dilakukan dengan membuka atau menerima kunjungan dari berbagai pihak, baik kunjungan sekolahan, pemerintah maupun kunjungan berbagai pihak lain, dengan penerimaan kunjungan tersebut juga dapat menjual produk kepada para pengunjung. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dinyatakan bahwa usaha anggrek pot kelompok tani Mitra Permata Anggrek layak untuk dilaksanakan karena telah memenuhi kriteria kelayakan, yaitu: 1. Jumlah permintaan pasar terhadap anggrek pot lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penawaran kelompok tani, peluang pasar masih ada sehingga produk yang dihasilkan masih dapat diserap oleh pasar. 2. Harga jual anggrek pot juga cenderung stabil, ada kenaikan harga yang tidak signifikan, masih dapat diterima oleh konsumen karena penjualan anggrek memiliki range harga. 3. Strategi pemasaran yang dijalankan oleh kelompok tani sudah cukup baik, walaupun masih dapat dikembangkan lagi untuk meningkatkan ushaa yang sedang dijalankan. Tidak ada kendala yang mengganggu jalannya proses pemasaran hingga saat ini. d.
Aspek Teknis Aspek teknis merupakan aspek yang berkaitan dengan penyediaan sarana produksi, proses budidaya, proses menghasilkan output, hingga penanganan pasca panen. Analisis kelayakan aspek teknis pada usaha anggrek pot akan dikaji dengan 4 skenario, karena setiap skenario memiliki ketentuan iklim dan batasan penerimaan cahaya matahari untuk berproduksi yang berbeda, adapun pengkajiannya adalah sebagai berikut:
31
A. Skenario 1 1. Lokasi usaha Usaha anggrek pot direncanakan berlokasi di Jalan Lodaya komplek BPPP Rt 03/ Rw 02 Kelurahan Pasir Mulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Lokasi ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, yakni: a. Kesesuaian iklim Pemilihan lokasi ini dikarenakan memiliki iklim yang masih sesuai dengan standar yang dibutuhkan untuk memproduksi bunga anggrek varietas Dendrobium. Adapun rincian iklimnya adalah: intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium berkisar antara 35-50 persen (3500-5000 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar 27-30 0C dan pada malam hari sekitar 20-23 0C. Pertumbuhan anggrek Dendrobium akan optimal pada ketinggian kurang dari 400 m dpl, akan tetapi pemeliharaan di daerah ketinggian lebih dari 400 m dpl masih tetap dapat tumbuh berbunga tetapi kurang optimum. Untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima dan juga mengatur suhu udara agar sesuai dengan kebutuhan, maka dalam menjalankan usaha anggrek pot menggunakan screen house dengan ketebalan paranet 50 persen. b. Lokasi screen house dekat dengan rumah Lokasi screen house dapat berada di pekarangan rumah atau dengan menyewa lahan yang berada di lokasi tersebut. Pemilihan lokasi yang dekat dengan rumah dikarenakan agar dapat mudah dan dekat untuk mengontrol tanaman. Bila lokasi dekat maka akan mengurangi biaya transportasi yang mungkin akan dikeluarkan dan menambah biaya bila lokasinya jauh dari rumah. Pemilihan lokasi ini juga dikarenakan dekat dengan lokasi usaha anggrek pot yang dikelola oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek, sehingga produk anggrek dapat diserap oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek. c. Ketersediaan input Usaha anggrek pot menggunakan beberapa input, diantaranya: bibit anggrek varietas Dendrobium usia remaja, media tanam, pupuk, fungisisda, bakterisisda, besi penyangga dan penjepit tanaman. Bibit anggrek varietas Dendrobium disupply dari petani anggrek di daerah Parung atau Tangerang Selatan, Kegiatan pembelian bibit dilakukan dengan datang langsung ke lokasi pembelian, agar dapat memilih sendiri bibit yang akan dibeli sehingga kualitas dari tanaman yang kelak akan dihasilkan dapat terjamin. Pengangkutan bibit juga dengan membawa kendaraan sendiri. Lokasi pembelian bibit varietas Dendrobium cukup dekat. Penerapan hal tersebut demi menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan kelak. Disamping itu pertimbangan harga beli juga menjadi alasan memilih membeli di tempat tersebut. Input lain seperti pupuk, media tanam, fungisida dan pestisida di beli dari toko pertanian yang berlokasi di Jembatan merah, dan lokasi ini dekat dengan lokasi produksi, proses pembelian dengan datang langsung ke toko tersebut. Lokasi dinyatakan tepat akrena ketersediaan input yang dibutuhkan dalam proses produksi dapat terjamin.
32
d.
e.
f.
g.
Letak pasar yang dituju Output yang dihasilkan oleh adalah anggrek pot yang sudah berbunga dengan varietas Dendrobium. Output tersebut kemudian dapat dijual melalui kelompok tani Mitra Permata Anggrek kemudian dijual ke pedagang pengecer di Kota Bogor, Jambi, Pekan Baru, dan Samarinda, selain itu juga dijual kepeda konsumen akhir yang berasal dari berbagai lokasi, terutama Kota Bogor dan sekitarnya. Pedagang pengecer yang berada di Kota Bogor diantaranya pedagang tanaman hias di Jalan Dadali, Pasar Anyar, Tugu Kujang. Lokasi penjualan juga berada di dekat pengadilan Kota Bogor, dimana dilakukan penjualan melalui pameran setiap seminggu atau minimal sebulan sekali. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena letak pasar yang dituju dapat diakses dengan mudah dan mampu menyerap produk yang dihasilkan. Ketersediaan air dan listrik Kegiatan usaha anggrek pot ini tidak terlalu membutuhkan air dalam jumlah banyak, karena kegiatan penyiraman tanaman hanya dilakukan sekali dalam sehari, terlebih bila hari turun hujan maka penyiraman tanaman tidak dilakukan, dan di Kota Bogor cukup sering terjadi hujan, akan tetapi bila musim panas maka harus disiram. Penggunaan air juga untuk kegiatan pemupukan, penyemprotan fungisisda dan bakterisida yang dilakukan seminggu 2 kali. Oleh karena itu ketersediaan akan air dan listrik perlu untuk dipertimbangkan dalamn penetuan lokasi usaha. Usaha ini dalam penggunaan air dan listrik memeiliki keterkaitan, dikarenakan menggunakan mesin pompa air yang terkait listrik. Karena lokasi ini berada di Kota Bogor, maka fasilitas listrik tersedia dengan baik dan sangat jarang untuk mati. Kualitas air yang bersumber dari sumur pun baik. Pemilihan lokasi usaha dinyatakan tepat karena menjamin ketersediaan air dan listrik yang berperan dalam proses produksi. Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh usaha ini hanya ada seorang, dan ketersediaannya cukup. Perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yang utama adalah tenaga kerja harus menyukain tanaman atau bunga, sehingga dapat bekerja dengan senang dan sepenuh hati, kemudian memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai tanaman hias, untuk pengetahuan tetang anggrek dapat diajarkan oleh ketua kelompok tani sambil bekerja, keuletan, rajin dan jujur juga menjadi pertimbangan. Tenaga kerja lain yang tidak tetap, sperti bengkel las untuk membangun screen house juga tersedia. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena menjamin tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi. Sarana dan prasarana transportasi Sarana dan prasarana transportasi digunakan untuk mengangkut input dan produk untuk dipasarakan. Sehingga perlu dipertimbangkan pemilihan lokasi usaha, apakah lokasi memiliki sarana dan prasarana transportasi yang baik. Lokasi usaha anggrek pot ini berada di tempat yang strategis, mudah diakses, dan memiliki sarana prasarana transportasi yang baik. Sarana seperti angkutan umum dan ojek tersedia dan menjangkau lokasi usaha, baik untuk menuju ketempat pembelian input maupun untuk kegiatan pengiriman produk ke konsumen. Konsumen yang berada di luar pulau jawa seperti di Jambi, Pekan Baru, dan Samarinda dalam kegiatan pembeliannya terkadang
33
2.
3.
mengambil langsung produk ke screen house, tetapi terkadang dikirim dengan menggunakan cargo peswat, adapun transportasi yang digunakan untuk pengiriman produk dari Kota Bogor ke bandara adalh menggunakan bus Damri. Untuk konsumen pedagang pengecer yang berlokasi di Kota Bogor biasanya akan membeli produk dengan datang langsung ke screen house, dengan membawa kendaraan pribadi seperti motor, pembelin produk dilakukan hampir setiap hari atau dua hari sekali. Prasaran yang tersedia seperti fasilitas jalan raya. Jalan raya yang akan dilalui baik untuk kegiatan pembelian input maupun pengiriman produk tersedia dengan kualitas jalan yang baik (sudah diaspal), akan tetapi kualitas jalan menuju parung masih terdapat beberapa jalan yang berlubang. Sedangkan jalan yang dilalui oleh para konsumen pedagang pengecer yang berlokasi di Kota Bogor sudah berkualitas baik. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi menuju lokasi usaha tersedia dengan baik, dan dapat mempermudah kegiatan usaha, dan dapat membuat kegiatan usaha dapat lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan kualitas. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena sarana dan prasarana tranportasi tersedia dengan baik untuk menuju lokasi usaha, sehingga mampu mendukung kegiatan usaha yang berlangsung. Pemilihan lokasi usaha anggrek pot sudah tepat, dilihat berdasarkan beberapa variabel yang mampu menunjang kegiatan usaha. Adapun beberapa variabel tersebut diantaranya: tersedianya input yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi, tersedia dan jelasnya letak pasar yang dituju tersedianya air dan listrik, tersedianya tenaga kerja yang memenuhi kriteria, dan tersediananya sarana dan prasaran transportasi dengan baik. Beberapa hal tersebut menunjukan bahwa pemilihan lokasi usaha sudah tepat. Luas Produksi Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Salah satu hal yang memepengaruhi luas produksi adalah batasan permintaan. Jumlah permintaan yang diterima oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang mampu ditawarkan di setiap bulannya. Jumlah permintaan tersbesar pernah mencapai 5000 pot, dan jumlah itu masih jauh lebih besar dari jumlah penawaran setiap bulannya yakni hanya 1700 pot. Kapasitas screen house yang dimiliki dengan luasan 200 m2 adalah 720 pot, jumlah produksi tersebut akan dapat dicapai apabila screen house sudah digunakan seoptimal mungkin. Pemanenan anggrek juga tidak serentak, karena tidak seluruh tanaman anggrek berbunga secara bersamaan, sehingga jumlah anggrek yang mampu ditawarkan baru sedikit. Jumlah kapasitas tersebut adalah kemampuan penampungan screen house dan tidak berarti setiap bulannya dapat melakukan penawaran sebanyak jumlah tersebut, karena fase produksi anggrek dari bibit usia remaja hingga berbunga berkisar antara 3-4 bulan atau 12 bulan setelah dipisahkan ke pot tunggal dari bibit kompot. Proses produksi Penjualan anggrek pot bersifat kontinu, dimana kegiatan penjualan terus terjadi di setiap bulan, sehingga produksi anggrek pot juga harus bisa dipanen setiap bulannya, walaupun anggrek pot tidak berbunga secara serentak dan memiliki kisaran waktu mulai 3-4 bulan dari bibit usia remaja.
34
a.
Adanya jumlah stok anggrek dengan usia yang berbeda akan membuat adanya anggrek pot yang dapat dipanen setiap bulannya. Screen house merupakan tempat yang digunakan untuk budidaya anggrek pot, agar tanaman mendapatkan kondisi mikro agroklimat yang optimal bagi pertumbuhan dan pembungaan anggrek pot. Screen house juga dapat melindungi tanaman anggrek pot dari sinar matahari dan curah hujan yang berlebihan. Intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium berkisar antara 35-100 persen (3500-5000 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar 27-30 0C dan pada malam hari sekitar 2023 0C. Pertumbuhan anggrek Dendrobium akan optimal pada ketinggian kurang dari 400 m dpl, akan tetapi pemeliharaan di daerah ketinggian lebih dari 400 m dpl masih tetap dapat tumbuh berbunga tetapi kurang optimum. Untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima dan juga mengatur suhu udara agar sesuai dengan kebutuhan, maka dalam menjalankan usaha anggrek pot menggunakan screen house dengan ketebalan paranet 50 persen. Pot yang digunakan untuk penanaman anggrek pot berdiameter 18-25 cm, Proses produksi anggrek membutuhkan waktu yang tidak sebentar, ketelatenan, dan ketelitian, karena anggrek merupakan tanaman hias yang rentan dan membutuhkan perhatian dalam pemeliharaannya. Proses produksi anggrek pot adalah sebagai berikut: Pemilihan bibit anggrek pot Pemilihan bibit memiliki peran yang penting dalam kegiatan produksi, karena penggunaan bibit yang berkualitas akan menghasilkan anggrek pot berbunga yang berkualitas pula. Bibit yang dijadikan input dalam usaha ini adalah tanaman anggrek pot usia dewasa. Kegiatan pemilihan bibit dilakukan sendiri dengan datang langsung ke lokasi penjualan yakni di Parung, dan Tangerang Selatan. Bibit yang dipilih berkualitas baik dan memenuhi standar baik dari segi kesehatan tanaman, dan usia tanaman. Bibit anggrek yang sudah dipilih kemudian dibeli dan dibawa ke screen house di Bogor. Adapun ciri-ciri dari tanaman dewasa atau siap berbunga yang dijadikan input dalam usaha ini adalah: usia tanaman 12 bulan dengan jumlah pseudobulb 5-6 buah, tinggi tanaman berkisar 35-45 cm, memiliki batang yang besar, segar, dan tanaman tidak terkena penyakit maupun terserang hama. Contoh dari bibit remaja dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Bibit usia remaja anggrek pot varietas Dendrobium
35
b.
c.
Penataan Setibanya tanaman di screen house, tanaman akan di bongkar dari kemasannya. Setelah dibongkar tanaman akan di letakan dan ditata di meja screen house, pada saat peletakan tanaman juga dilakukan pengecekan terhadap kondisi tanaman, hal tersebut untuk memastikan bahwa tanaman tidak mengalami kerusakan selama dalam perjalanan pengangkutan. Secara umum tidak ada perlakuan khusus terhadap tanaman yang baru dibeli, bila tanaman tiba di screen house pada sore hari maka akan dilakukan penyiraman, tetapi jika tanaman tiba siang hari maka penyiraman tanaman akan dilakukan pada sore harinya. Perlakuan khusus akan dilakukan apabila saat pengecekan tanaman ditemukan hama, atau tanaman terlihat memiliki penyakit. Apabila hal tersebut terjadi maka pada sore harinya segera dilakukan penyemprotan insectisida dan fungisida, hal tersebut dilakukan agar tanaman yang baru dibeli tidak menyebarkan penyakit atau hama pada tanaman lain yang sebelumnya sudah ada di screen house. Peletakkan pot harus diletakan dengan tidak terlalu berdempetan antara tanaman, agar tanaman tidak rusak. Pemeliharaan Sejak tanaman bibit sampai di screen house, maka akan dilakukan kegiatan pemeliharaan hingga kemudian tanaman berbunga dan kemudian dijual. Terdapat beberapa kegiatan pemeliharaan yakni mulai dari penyiraman, pemupukan, penyemprotan fungisida, penyemprotan insectisida, pensortiran tanaman, penggantian media tanam, dan pemisahan tanaman keki. Adapun perincian dari berbagai kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: Penyiraman Kegiatan penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari, atau dilakukan pada saat suhu udara belum atau sudah tidak terlalu panas, pertimbangan tersebut dikarenakan dapat membuat tanaman layu atau mati bila disiram pada saat suhu udara terlalu panas atau pada waktu siang hari. Pada pagi hari penyiraman dilakukan pada pukul 07.00 dan sore hari pada pukul 15.00. Kegiatan penyiraman kdilakukan dengan kisaran waktu setengah sampai satu jam, bergantung pada cuaca dan luasan areal screen house. Kegiatan penyiraman juga bergantung dengan cuaca, apabila musim hujan tanaman bisa tidak disiram dalam waktu satu hari penuh, bila cuaca sedang cerah maka tanaman dapat disiram hanya pagi hari atau sore hari saja, dan bila cuaca sedang panas sekali maka tanaman akan disiram pada pagi dan sore hari. Penetuan hal tersebut berdasarkan melihat kondisi tanaman, apabila kelembaban tanaman masih cukup maka tidak dilakukan penyiraman, mengingat tanaman anggrek tidak boleh terlalu banyak air, dimana akan membuat akar tanaman menjadi busuk, tetapi kondisi yang terlalu kering juga tidak boleh, sehingga dilakukan kegiatan penyiraman guna menjaga kelembaban tanaman dan suhu screen house. Gambaran dari kegiatan penyiraman dapat dilihat pada Gambar 5.
36
Gambar 5 Kegiatan penyiraman tanaman anggrek Pemupukan Kegiatan pemupukan dilakukan untuk memberikan nutrisi pada tanaman anggrek, agar tanaman dapat tumbuh dengan kondisi baik dan berbunga. Adapun pupuk yang digunakanadalah pupuk dalam bentuk bubuk dengan merek “Growmore” dan terkadang menggunakan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dalam bentuk cair dengan merek “Atonik”. Kegiatan pemupukan dilakukan 2 kali dalam seminggu, dengan hari disesuaikan. Adapun komposisi yang digunakan dalam sekali kegiatan pemupukan adalah 1 ons pupuk untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter. Pupuk dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Pupuk disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot dengan pupuk. Penyemprotan fungisida Kegiatan penyemprotan fungisida penting untuk dilakukan dalam pemeliharaan tanaman anggrek, karena tanaman anggrek rentan terhadap serangan fungi atau jamur dikarena kebutuhannya akan kelembaban. Adapun jenis fungisida yang digunakan adalah dalam bentuk bubuk yakni dengan merek “Dithane M-45”. Adapun komposisi yang digunakan dalam sekali kegiatan penyemprotan fungisida adalah 2 gram bubuk fungisida untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter, apabila fungisida yang digunakan dalam bentuk cair maka dosis yang digunakan adalah 2 mili liter untuk dilarutkan kedalam 50 liter air. Fungisida dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Fungisida disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot. Kegiatan penyemprotan fungisida dilakukan 2 kali dalam seminggu, dan kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat musim hujan, karena tingkat kelembaban di dalam screen house tinggi sehingga harus dilakukan pencegahan agar tanaman tidak diserang jamur. Penyemprotan insectisida Kegiatan penyemprotan insectisida penting untuk dilakukan dalam pemeliharaan tanaman anggrek, karena tanaman anggrek rentan terhadap
37
serangan hama. Adapun jenis insectisida yang digunakan adalah dalam bentuk bubuk yakni dengan merek “furadan 3 GR” dan “Prosid”. Adapun komposisi yang digunakan berbeda, untuk insectisida furadan 3 GR diberikan dengan menaburkan 5 butir pada pucuk tanaman, diberikan pada saat tanaman baru masuk screen house dan kondisi sudah disiram. Insectisida prosid diberikan dengan cara disemprotkan, dalam sekali kegiatan penyemprotan insectisida dosis yang digunakan adalah 2 gram bubuk insectisida untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter, apabila fungisida yang digunakan dalam bentuk cair maka dosis yang digunakan adalah 2 mili liter untuk dilarutkan kedalam 50 liter air. Insectisida dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Insectisida disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot. Kegiatan penyemprotan insectisida dilakukan 1 kali dalam seminggu, dan kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat musim kemarau, karena suhu udara yang panas menyebabkan hama di dalam green house bertambah, sehingga harus dilakukan pencegahan agar tanaman tidak diserang hama. Jenis atau merek pupuk, fungisida, dan insectisida yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 6.
(a)
(b)
(c)
(d) Gambar 6 (a) Pupuk tanaman anggrek (b) zat pengatur tumbuh tanaman anggrek (c) fungisisda tanaman anggrek (d) insectisida tanaman anggrek
38
Pensortiran tanaman Kegiatan pensortiran tanaman dilakukan untuk memisahkan tanaman anggrek yang sudah mulai tumbuh calon bunga dengan yang belum tumbuh calon. Tanaman di sortir dan diletakan secara berkelompok, hal ini agar memudahkan dalam kegiatan panen, kegiatan pensortiran dilakukan setiap hari, sekaligus pengecekan kondisi tanaman. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada siang hari, atau saat pegawai kebun sedang senggang, tidak ada konsumen datang, tidak sedang mengepak, dan tidak sedang melakukan kegiatan pemeliharaan lainnya. Kegiatan pensortiran tanaman dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Kegiatan pensortiran tanaman Penggantian media tanam Media tanam sebagai tempat tempat tumbuh tanaman anggrek berperan penting untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Kondisi media tanam harus selalu baik, sehingga perlu adanya pergantian media apabila media tanam sudah tidak dalam kondisi baik. Media tanam yang sudah buruk dapat terlihat dengan warna media yang sudah hitam dan sudah melebur (sudah seperti tanah). Media tanam akan diganti dengan media yang baru, yakni media yang digunakan adalah sekam dan kaliandra, kedua media tersebut dicampur, dengan komposisi 1:1, kemudian diisikan kedalam pot. Adapun teknik penggantian medianya adalah dengan mencabut tanaman perlahan dari pot, kemudian medianya dikeluarkan dari pot, akar tanaman dibersihkan dengan tangan, kemudian media yang sudah dicampur dimasukkan ke dalam pot hingga setengah pot, lalu masukkan kembali tanaman anggrek secara perlahan dan tambah media tanam hingga terisi ¾ dari pot. Adapun hal perlu diperhatikan adalah jangan menekan akar dengan keras karena dapat merusak tumbuh kembang akar. Kegiatan penggantian media dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Kegiatan penggantian media tanam
39
Pemisahan keiki Tanaman anggrek semasa pertumbuhannya terkadang memiliki anakan, anakan yang terdapat di batang tanaman disebut “keiki”. Keberadaan anakan tersebut dapat membuat pertumbuhan anggrek untuk berbunga melambat karena penyaluran asupan makanan yang terbagi, selain itu juga membuat tampilan tanaman menjadi kurang menarik sehingga harus dipisahkan dan dipindahtanamkan. Tanaman keiki akan dipisahkan jika akar tanaman sudah cukup kuat dan kondisinya segar. Teknik pemisahannya adalah dengan memotek tanaman keki perlahan kemudian ditanam dengan pot dan media, dengan mengisi pot dengan media tanam yangtelah dicampur sebanyak setengah pot, kemudian ditanam dan dimasukkan kembali media hingga terisi ¾ dari pot. Adapun hal perlu diperhatikan adalah jangan menekan akar dengan keras karena dapat merusak tumbuh kembang akar. Contoh dari tanaman anggrek keki dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Contoh tanaman anggrek keki d.
e.
Pemanenan Kegiatan akhir dari produksi anggrek pot adalah pemanenan. Kegiatan pemanenan tanaman anggrek pot berbeda dengan kegiatan pemanenan beberapa tanaman lain, caranya lebih mudah, yakni hanya memilih tanaman yang sudah berbunga dari tanaman yang sudah mulai tumbuh calon bunganya, kemudian dipindahkan dan dikelompokkan dengan tanaman lain yang sudah berbunga, hal ini agar memudahkan dalam mengemas, calon konsumen dapat dan memilih dengan baik. Waktu yang dibutuhkan untuk anggrek Dendrobium dipanen adalah 3-4 bulan atau 12 bulan setelah dipisahkan ke pot tunggal dari bibit kompot. Kemudian bila sudah ada pesanan dari konsumen atau ada konsumen yang datang membeli tanaman akan dikemas untuk kemudian dijual. Kegiatan panen dilakukan tidak setiap hari, karena belum tentu setiap hari ada tanaman yang telah mekar bunganya, tetapi pengecekan tetap dilakukan setiap hari mengingat tanaman anggrek yang berbunga dengan tidak serentak. Pengepakkan Tanaman anggrek pot yang telah dipanen, biasanya sudah memiliki pembeli pesanan rutin, sehingga akan segera dikemas. Pembeli juga dapat
40
berasal dari pedagang eceran dan konsumen akhir yang datang langsung ke screen house. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan cara membungkus bagian tanaman (tidak termasuk pot) dengan kertas atau koran, kemudian susun dan tata di dalam kardus, kemudian kardus ditutup rapat, di lakban untuk kemudian dikirim atau dibawa oleh pembeli. Saat penataan dan pembungkusan harus perlahan agar tidak merusak tanaman dan bunga. Bila pembeli adalah konsumen lokal (Bogor) maka pengemasan tetap menggunakan kardus dan tanaman dibungkus koran atau kertas akan tetapi kardus tidak ditutup dan dilakban, dibiarkan saja terbuka. Kegiatan pengepakkan untuk dibawa oleh konsumen dapat dilihat pada Gambar 10.
4.
Gambar 10 Kegiatan pengepakkan Kegiatan budidaya atau proses produksi anggrek pot yang dilakukan oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek sudah tepat. Mulai dari kegiatan pemilihan bibit, penataan, pemeliharaan, pemanenan, hingga pengepakkan sudah mengikuti SOP yang berlaku. Layout Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien. Layout dari usaha anggrek pot skenario 1 atau mengusahakan varietas Dendrobium 100 persen dengan luasan lahan 200 m2 akan digambarkan pada Gambar 11.
Gambar 11 Layout screen house skenario 1 Adapun keterangan dari gambar layout adalah sebagai berikut: : Rak anggrek varietas Dendrobium
41
: Gudang penyimpanan : Keran air
5.
Berdasarkan gambar layout screen house diatas dapat dilihat bahwa meja rak angrek akan lebih baik bila diletakkan secara sejajar antara meja agar dapat mengoptimalkan tempat, hindari penataan meja yang tak beraturan sehingga banyak ruang tempat yang kosong dan tak termanfaatkan dengan optimal. Meja rak anggrek yang digunakan sebaiknya adalah meja yang terbuat dari bahan stainless stell agar tidak mudah berkarat, dikarenakan kegiatan budidaya yang banyak menggunakan air, dengan menggunakan meja tersebut juga akan lebih mudah untuk menggeser atau apabila akan melakukan pemindahan lokasi usaha suatu saat nanti. Peletakkan pompa, keran air dan drum air sebaiknya berada pada bagian tengah pinggir, tepat pada jalur tengah antara meja rak. Penempatan tersebut bertujuan agar memudahkan dalam kegiatan penyiraman, agar seluruh tanaman anggrek disetiap rak dapat disiram dan diberi pupuk secara merata, juga agar panjang selang dibutuhkan tidak terlalu panjang. Peletakkan kardus untuk mengepak, pupuk, fungisida, insectisida, tabung semprotan, pot, media, dan lainnya disimpan digundang yang berada dibagian belakang screen house, dan asa sisa sedikit ruang untuk kegiatan pengepakkan yang tidak jauh jaraknya dari gudang penyimpanan. Penataan layout untuk usaha anggrek pot varietas Dendrobium 100 persen akan baik dengan menggunakan denah layout ini. Pemilihan jenis teknologi dan peralatan Usaha anggrek pot dengan menggunakan peralatan seperti pompa air, keran air, drum, alat penyemprot, sprayer selang, selang, meja rak anggrek, screen house (dengan kerangka besi diameter 10 cm dan menggunakan dinding serta atap paranet) dianggap sudah menggunakan teknologi tetapi masih sederhana. Sebagian besar peralatan yang digunakan dapat diperoleh di toko pertanian, seperti: gunting tanaman, sprayer, selang, pot tanah liat. Beberapa peralatan lainnya dapat diperoleh di toko seperti drum air, pompa air. Kegiatan penyiraman tanaman, pemupukan, penyemprotan fungisida dan insectisida menggunakan pompa air, drum, selang dan sprayernya. Untuk pemeliharaan tanaman seperti pembuangan daun yang layu, pemangkasan tangkai calon bunga yang sedikit, pemangkasan akar tanaman yang sudah busuk atau terkena penyakit menggunakan gunting tanaman. Kegiatan pembuangan hama dan pemisahan anakan keki hanya menggunakan tangan biasa. Teknologi yang digunakan dalam usaha ini adalah screen house, tetapi jenis screen house yang digunakan juga tergolong tenologi sederhana. Screen house dibuat dengan kerangka berupa besi yang kemudian di cat, kemudian di sekeliling bangunan screen house menggunakan paranet yang berlapis, ketebalan lapisan paranet disesuaikan dengan kebutuhan akan intensitas cahaya matahari. Paranet yang digunakan juga disambung dengan menjahitnya. Meja rak anggrek yang digunakan menggunakan satinless stell dan alas rak berupa kawat jaring. Teknologi dan peralatan yang digunakan
42
sudah cukup sesuai, mengingat usaha anggrek pot yang dijalankan dengan luasan 200 m2 ini masih tergolong usaha skala kecil. Teknoloi dan alat yang digunakan sudah mampu mendukung jalannya usaha anggrek pot ini. B. Skenario 2 1. Lokasi usaha Usaha anggrek pot direncanakan berlokasi di Jalan Lodaya komplek BPPP Rt 03/ Rw 02 Kelurahan Pasir Mulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Lokasi ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, yakni: a. Kesesuaian iklim Pemilihan lokasi ini dikarenakan memiliki iklim yang masih sesuai dengan standar yang dibutuhkan untuk memproduksi bunga anggrek varietas Dendrobium 80 persen dan varietas Vanda 20 persen. Adapun rincian iklim anggrek varietas Dendrobium adalah: intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium berkisar antara 35-50 persen (3500-5000 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar 27-30 0C dan pada malam hari sekitar 20-23 0C. Pertumbuhan anggrek Dendrobium akan optimal pada ketinggian kurang dari 400 m dpl, akan tetapi pemeliharaan di daerah ketinggian lebih dari 400 m dpl masih tetap dapat tumbuh berbunga tetapi kurang optimum. Rincian iklim anggrek varietas Vanda sama dengan varietas Dendrobium hanya saja memerlukan lama penyinaran matahari setiap hari selama 10-12 jam, maka akan mendorong pertumbuhan anggrek Vanda menjadi lebih baik dan optimal. Untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima dan juga mengatur suhu udara agar sesuai dengan kebutuhan, maka dalam menjalankan usaha anggrek pot menggunakan screen house dengan ketebalan paranet 50 persen. b. Lokasi screen house dekat dengan rumah Lokasi screen house dapat berada di pekarangan rumah atau dengan menyewa lahan yang berada di lokasi tersebut. Pemilihan lokasi yang dekat dengan rumah dikarenakan agar dapat mudah dan dekat untuk mengontrol tanaman. Bila lokasi dekat maka akan mengurangi biaya transportasi yang mungkin akan dikeluarkan dan menambah biaya bila lokasinya jauh dari rumah. Pemilihan lokasi ini juga dikarenakan dekat dengan lokasi usaha anggrek pot yang dikelola oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek, sehingga produk anggrek dapat diserap oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek. c. Ketersediaan input Usaha anggrek pot menggunakan beberapa input, diantaranya: bibit anggrek varietas Dendrobium dan varietas Vanda usia remaja, media tanam, pupuk, fungisisda, bakterisisda, besi penyangga dan penjepit tanaman. Bibit anggrek varietas Dendrobium disupply dari petani anggrek di daerah Parung atau Tangerang Selatan, untuk bibit anggrek varietas Vanda disupply dari Eka Karya di daerah Karawang. Kegiatan pembelian bibit dilakukan dengan datang langsung ke lokasi pembelian, agar dapat memilih sendiri bibit yang akan dibeli sehingga kualitas dari tanaman yang kelak akan dihasilkan dapat terjamin. Pengangkutan bibit juga dengan membawa kendaraan sendiri. Berbagai lokasi tersebut memang tidak terlalu dekat, hanya lokasi pembelian
43
d.
e.
f.
bibit varietas Dendrobium saja yang dekat, sedangkan lokasi pembelian bibit varietas Vanda cukup jauh, sehingga untuk pembelian bibit varietas Vanda biasanya dipesan melalui telepon dan kemudian dikirim ke screen house. Penerapan hal tersebut demi menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan kelak. Disamping itu pertimbangan harga beli juga menjadi alasan memilih membeli di beberapa tempat tersebut. Input lain seperti pupuk, media tanam, fungisida dan pestisida di beli dari toko pertanian yang berlokasi di Jembatan merah, dan lokasi ini dekat dengan lokasi produksi, proses pembelian dengan datang langsung ke toko tersebut. Lokasi dinyatakan tepat akrena ketersediaan input yang dibutuhkan dalam proses produksi dapat terjamin. Letak pasar yang dituju Output yang dihasilkan oleh adalah anggrek pot yang sudah berbunga dengan varietas Dendrobium dan Vanda. Output tersebut kemudian dapat dijual melalui kelompok tani Mitra Permata Anggrek kemudian dijual ke pedagang pengecer di Kota Bogor, Jambi, Pekan Baru, dan Samarinda, selain itu juga dijual kepeda konsumen akhir yang berasal dari berbagai lokasi, terutama Kota Bogor dan sekitarnya. Pedagang pengecer yang berada di Kota Bogor diantaranya pedagang tanaman hias di Jalan Dadali, Pasar Anyar, Tugu Kujang. Lokasi penjualan juga berada di dekat pengadilan Kota Bogor, dimana dilakukan penjualan melalui pameran setiap seminggu atau minimal sebulan sekali. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena letak pasar yang dituju dapat diakses dengan mudah dan mampu menyerap produk yang dihasilkan. Ketersediaan air dan listrik Kegiatan usaha anggrek pot ini tidak terlalu membutuhkan air dalam jumlah banyak, karena kegiatan penyiraman tanaman hanya dilakukan sekali dalam sehari, terlebih bila hari turun hujan maka penyiraman tanaman tidak dilakukan, dan di Kota Bogor cukup sering terjadi hujan, akan tetapi bila musim panas maka harus disiram. Penggunaan air juga untuk kegiatan pemupukan, penyemprotan fungisisda dan bakterisida yang dilakukan seminggu 2 kali. Oleh karena itu ketersediaan akan air dan listrik perlu untuk dipertimbangkan dalamn penetuan lokasi usaha. Usaha ini dalam penggunaan air dan listrik memeiliki keterkaitan, dikarenakan menggunakan mesin pompa air yang terkait listrik. Karena lokasi ini berada di Kota Bogor, maka fasilitas listrik tersedia dengan baik dan sangat jarang untuk mati. Kualitas air yang bersumber dari sumur pun baik. Pemilihan lokasi usaha dinyatakan tepat karena menjamin ketersediaan air dan listrik yang berperan dalam proses produksi. Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh usaha ini hanya ada seorang, dan ketersediaannya cukup. Perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yang utama adalah tenaga kerja harus menyukain tanaman atau bunga, sehingga dapat bekerja dengan senang dan sepenuh hati, kemudian memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai tanaman hias, untuk pengetahuan tetang anggrek dapat diajarkan oleh ketua kelompok tani sambil bekerja, keuletan, rajin dan jujur juga menjadi pertimbangan. Tenaga kerja lain yang tidak tetap, sperti bengkel las untuk membangun screen house juga
44
g.
2.
tersedia. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena menjamin tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi. Sarana dan prasarana transportasi Sarana dan prasarana transportasi digunakan untuk mengangkut input dan produk untuk dipasarakan. Sehingga perlu dipertimbangkan pemilihan lokasi usaha, apakah lokasi memiliki sarana dan prasarana transportasi yang baik. Lokasi usaha anggrek pot ini berada di tempat yang strategis, mudah diakses, dan memiliki sarana prasarana transportasi yang baik. Sarana seperti angkutan umum dan ojek tersedia dan menjangkau lokasi usaha, baik untuk menuju ketempat pembelian input maupun untuk kegiatan pengiriman produk ke konsumen. Konsumen yang berada di luar pulau jawa seperti di Jambi, Pekan Baru, dan Samarinda dalam kegiatan pembeliannya terkadang mengambil langsung produk ke screen house, tetapi terkadang dikirim dengan menggunakan cargo peswat, adapun transportasi yang digunakan untuk pengiriman produk dari Kota Bogor ke bandara adalh menggunakan bus Damri. Untuk konsumen pedagang pengecer yang berlokasi di Kota Bogor biasanya akan membeli produk dengan datang langsung ke screen house, dengan membawa kendaraan pribadi seperti motor, pembelin produk dilakukan hampir setiap hari atau dua hari sekali. Prasaran yang tersedia seperti fasilitas jalan raya. Jalan raya yang akan dilalui baik untuk kegiatan pembelian input maupun pengiriman produk tersedia dengan kualitas jalan yang baik (sudah diaspal), akan tetapi kualitas jalan menuju parung masih terdapat beberapa jalan yang berlubang. Sedangkan jalan yang dilalui oleh para konsumen pedagang pengecer yang berlokasi di Kota Bogor sudah berkualitas baik. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi menuju lokasi usaha tersedia dengan baik, dan dapat mempermudah kegiatan usaha, dan dapat membuat kegiatan usaha dapat lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan kualitas. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena sarana dan prasarana tranportasi tersedia dengan baik untuk menuju lokasi usaha, sehingga mampu mendukung kegiatan usaha yang berlangsung. Pemilihan lokasi usaha anggrek pot sudah tepat, dilihat berdasarkan beberapa variabel yang mampu menunjang kegiatan usaha. Adapun beberapa variabel tersebut diantaranya: tersedianya input yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi, tersedia dan jelasnya letak pasar yang dituju tersedianya air dan listrik, tersedianya tenaga kerja yang memenuhi kriteria, dan tersediananya sarana dan prasaran transportasi dengan baik. Beberapa hal tersebut menunjukan bahwa pemilihan lokasi usaha sudah tepat. Luas Produksi Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Salah satu hal yang memepengaruhi luas produksi adalah batasan permintaan. Jumlah permintaan yang diterima oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang mampu ditawarkan di setiap bulannya. Jumlah permintaan tersbesar pernah mencapai 5000 pot, dan jumlah itu masih jauh lebih besar dari jumlah penawaran setiap bulannya yakni hanya 1700 pot. Kapasitas screen house yang dimiliki dengan luasan 200 m2 adalah 720 pot, dengan memproduksi 576 pot anggrek Dendrobium dan 144 pot anggrek Vanda.
45
3.
a.
jumlah produksi tersebut akan dapat dicapai apabila screen house sudah digunakan seoptimal mungkin. Pemanenan anggrek juga tidak serentak, karena tidak seluruh tanaman anggrek berbunga secara bersamaan, sehingga jumlah anggrek yang mampu ditawarkan baru sedikit. Jumlah kapasitas tersebut adalah kemampuan penampungan screen house dan tidak berarti setiap bulannya dapat melakukan penawaran sebanyak jumlah tersebut, karena fase produksi anggrek Dendrobium dari bibit usia remaja hingga berbunga berkisar antara 3-4 bulan, dan bibit anggrek Vanda usia remaja hingga berbunga memiliki kisaran waktu yang sama dengan anggrek Dendrobium, yakni berkisar antara 3-4 bulan atau 12 bulan setelah dipisahkan ke pot tunggal dari bibit kompot. Proses produksi Penjualan anggrek pot bersifat kontinu, dimana kegiatan penjualan terus terjadi di setiap bulan, sehingga produksi anggrek pot juga harus bisa dipanen setiap bulannya, walaupun anggrek pot tidak berbunga secara serentak dan memiliki kisaran waktu mulai 3-4 bulan dari bibit usia remaja. Adanya jumlah stok anggrek dengan usia yang berbeda akan membuat adanya anggrek pot yang dapat dipanen setiap bulannya. Screen house merupakan tempat yang digunakan untuk budidaya anggrek pot, agar tanaman mendapatkan kondisi mikro agroklimat yang optimal bagi pertumbuhan dan pembungaan anggrek pot. Screen house juga dapat melindungi tanaman anggrek pot dari sinar matahari dan curah hujan yang berlebihan. Intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium dan anggrek Vanda berkisar antara 35-50 persen (3500-5000 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar 27-30 0C dan pada malam hari sekitar 20-23 0C. Pertumbuhan anggrek Dendrobium akan optimal pada ketinggian kurang dari 400 m dpl, akan tetapi pemeliharaan di daerah ketinggian lebih dari 400 m dpl masih tetap dapat tumbuh berbunga tetapi kurang optimum. Untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima dan juga mengatur suhu udara agar sesuai dengan kebutuhan, maka dalam menjalankan usaha anggrek pot menggunakan screen house dengan ketebalan paranet 50 persen. Pot yang digunakan untuk penanaman anggrek pot berdiameter 18-25 cm, Proses produksi anggrek membutuhkan waktu yang tidak sebentar, ketelatenan, dan ketelitian, karena anggrek merupakan tanaman hias yang rentan dan membutuhkan perhatian dalam pemeliharaannya. Proses produksi anggrek pot adalah sebagai berikut: Pemilihan bibit anggrek pot Pemilihan bibit memiliki peran yang penting dalam kegiatan produksi, karena penggunaan bibit yang berkualitas akan menghasilkan anggrek pot berbunga yang berkualitas pula. Bibit yang dijadikan input dalam usaha ini adalah tanaman anggrek pot usia remaja. Kegiatan pemilihan bibit dilakukan sendiri dengan datang langsung ke lokasi penjualan yakni di Parung, dan Tangerang Selatan. Bibit yang dipilih berkualitas baik dan memenuhi standar baik dari segi kesehatan tanaman, dan usia tanaman. Bibit anggrek yang sudah dipilih kemudian dibeli dan dibawa ke screen house di Bogor. Adapun ciri-ciri dari tanaman dewasa atau siap berbunga yang dijadikan input dalam usaha ini adalah: usia tanaman 12 bulan dengan jumlah pseudobulb 5-6
46
b.
c.
buah, tinggi tanaman berkisar 35-45 cm, memiliki batang yang besar, segar, dan tanaman tidak terkena penyakit maupun terserang hama. Penataan Setibanya tanaman di screen house, tanaman akan di bongkar dari kemasannya. Setelah dibongkar tanaman akan di letakan dan ditata di meja rak anggrek screen house, pada saat peletakan tanaman juga dilakukan pengecekan terhadap kondisi tanaman, hal tersebut untuk memastikan bahwa tanaman tidak mengalami kerusakan selama dalam perjalanan pengangkutan. Cara peletakkan tersebut diperuntukan untuk anggrek varietas Dendrobium, sedangkan untuk anggrek varietas Vanda peletakkan lebih sering untuk digantung bukan diletakkan diatas meja rak anggrek. Secara umum tidak ada perlakuan khusus terhadap tanaman yang baru dibeli, bila tanaman tiba di screen house pada sore hari maka akan dilakukan penyiraman, tetapi jika tanaman tiba siang hari maka penyiraman tanaman akan dilakukan pada sore harinya. Perlakuan khusus akan dilakukan apabila saat pengecekan tanaman ditemukan hama, atau tanaman terlihat memiliki penyakit. Apabila hal tersebut terjadi maka pada sore harinya segera dilakukan penyemprotan insectisida dan fungisida, hal tersebut dilakukan agar tanaman yang baru dibeli tidak menyebarkan penyakit atau hama pada tanaman lain yang sebelumnya sudah ada di screen house. Peletakkan pot harus diletakan dengan tidak terlalu berdempetan antara tanaman, agar tanaman tidak rusak. Pemeliharaan Sejak tanaman bibit sampai di screen house, maka akan dilakukan kegiatan pemeliharaan hingga kemudian tanaman berbunga dan kemudian dijual. Terdapat beberapa kegiatan pemeliharaan yakni mulai dari penyiraman, pemupukan, penyemprotan fungisida, penyemprotan insectisida, pensortiran tanaman, penggantian media tanam, dan pemisahan tanaman keki. Adapun perincian dari berbagai kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: Penyiraman Kegiatan penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari, atau dilakukan pada saat suhu udara belum atau sudah tidak terlalu panas, pertimbangan tersebut dikarenakan dapat membuat tanaman layu atau mati bila disiram pada saat suhu udara terlalu panas atau pada waktu siang hari. Pada pagi hari penyiraman dilakukan pada pukul 07.00 dan sore hari pada pukul 15.00. Kegiatan penyiraman kdilakukan dengan kisaran waktu setengah sampai satu jam, bergantung pada cuaca dan luasan areal screen house. Kegiatan penyiraman juga bergantung dengan cuaca, apabila musim hujan tanaman bisa tidak disiram dalam waktu satu hari penuh, bila cuaca sedang cerah maka tanaman dapat disiram hanya pagi hari atau sore hari saja, dan bila cuaca sedang panas sekali maka tanaman akan disiram pada pagi dan sore hari. Penetuan hal tersebut berdasarkan melihat kondisi tanaman, apabila kelembaban tanaman masih cukup maka tidak dilakukan penyiraman, mengingat tanaman anggrek tidak boleh terlalu banyak air, dimana akan membuat akar tanaman menjadi busuk, tetapi kondisi yang terlalu kering juga tidak boleh, sehingga dilakukan kegiatan penyiraman guna menjaga kelembaban tanaman dan suhu screen house.
47
Pemupukan Kegiatan pemupukan dilakukan untuk memberikan nutrisi pada tanaman anggrek, agar tanaman dapat tumbuh dengan kondisi baik dan berbunga. Adapun pupuk yang digunakanadalah pupuk dalam bentuk bubuk dengan merek “Growmore” dan terkadang menggunakan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dalam bentuk cair dengan merek “Atonik”. Kegiatan pemupukan dilakukan 2 kali dalam seminggu, dengan hari disesuaikan. Adapun komposisi yang digunakan dalam sekali kegiatan pemupukan adalah 1 ons pupuk untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter. Pupuk dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Pupuk disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot dengan pupuk. Penyemprotan fungisida Kegiatan penyemprotan fungisida penting untuk dilakukan dalam pemeliharaan tanaman anggrek, karena tanaman anggrek rentan terhadap serangan fungi atau jamur dikarena kebutuhannya akan kelembaban. Adapun jenis fungisida yang digunakan adalah dalam bentuk bubuk yakni dengan merek “Dithane M-45”. Adapun komposisi yang digunakan dalam sekali kegiatan penyemprotan fungisida adalah 2 gram bubuk fungisida untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter, apabila fungisida yang digunakan dalam bentuk cair maka dosis yang digunakan adalah 2 mili liter untuk dilarutkan kedalam 50 liter air. Fungisida dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Fungisida disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot. Kegiatan penyemprotan fungisida dilakukan 2 kali dalam seminggu, dan kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat musim hujan, kaena tingkat kelembaban di dalam screen house tinggi sehingga harus dilakukan pencegahan agar tanaman tidak diserang jamur. Penyemprotan insectisida Kegiatan penyemprotan insectisida penting untuk dilakukan dalam pemeliharaan tanaman anggrek, karena tanaman anggrek rentan terhadap serangan hama. Adapun jenis insectisida yang digunakan adalah dalam bentuk bubuk yakni dengan merek “furadan 3 GR” dan “Prosid”. Adapun komposisi yang digunakan berbeda, untuk insectisida furadan 3 GR diberikan dengan menaburkan 5 butir pada pucuk tanaman, diberikan pada saat tanaman baru masuk screen house dan kondisi sudah disiram. Insectisida prosid diberikan dengan cara disemprotkan, dalam sekali kegiatan penyemprotan insectisida dosis yang digunakan adalah 2 gram bubuk insectisida untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter, apabila fungisida yang digunakan dalam bentuk cair maka dosis yang digunakan adalah 2 mili liter untuk dilarutkan kedalam 50 liter air. Insectisida dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Insectisida
48
disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot. Kegiatan penyemprotan insectisida dilakukan 1 kali dalam seminggu, dan kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat musim kemarau, karena suhu udara yang panas menyebabkan hama di dalam green house bertambah, sehingga harus dilakukan pencegahan agar tanaman tidak diserang hama. Pensortiran tanaman Kegiatan pensortiran tanaman dilakukan untuk memisahkan tanaman anggrek yang sudah mulai tumbuh calon bunga dengan yang belum tumbuh calon. Tanaman di sortir dan diletakan secara berkelompok, hal ini agar memudahkan dalam kegiatan panen, kegiatan pensortiran dilakukan setiap hari, sekaligus pengecekan kondisi tanaman. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada siang hari, atau saat pegawai kebun sedang senggang, tidak ada konsumen datang, tidak sedang mengepak, dan tidak sedang melakukan kegiatan pemeliharaan lainnya. Penggantian media tanam Media tanam sebagai tempat tempat tumbuh tanaman anggrek berperan penting untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Kondisi media tanam harus selalu baik, sehingga perlu adanya pergantian media apabila media tanam sudah tidak dalam kondisi baik. Anggrek Vanda memiliki jenis akar yang besar dibandingkan dengan angrek Dendrobium, oleh karena itu akar anggrek Vanda akan busuk jika medianya selalu dalam keadaan basah sehingga dianjurkan agar media tanam yang diberikan hanya sedikit saja, peletakkan anggrek Vanda juga lebih sering dengan digantung, bukan diletakkan diatas meja rak. Media tanam yang sudah buruk dapat terlihat dengan warna media yang sudah hitam dan sudah melebur (sudah seperti tanah). Media tanam akan diganti dengan media yang baru, yakni media yang digunakan adalah sekam dan kaliandra, kedua media tersebut dicampur, dengan komposisi 1:1, kemudian diisikan kedalam pot. Adapun teknik penggantian medianya adalah dengan mencabut tanaman perlahan dari pot, kemudian medianya dikeluarkan dari pot, akar tanaman dibersihkan dengan tangan, kemudian media yang sudah dicampur dimasukkan ke dalam pot hingga setengah pot, lalu masukkan kembali tanaman anggrek secara perlahan dan tambah media tanam hingga terisi ¾ dari pot. Adapun hal perlu diperhatikan adalah jangan menekan akar dengan keras karena dapat merusak tumbuh kembang akar. Pemisahan keiki Tanaman anggrek semasa pertumbuhannya terkadang memiliki anakan, anakan yang terdapat di batang tanaman disebut “keiki”. Keberadaan anakan tersebut dapat membuat pertumbuhan anggrek untuk berbunga melambat karena penyaluran asupan makanan yang terbagi, selain itu juga membuat tampilan tanaman menjadi kurang menarik sehingga harus dipisahkan dan dipindahtanamkan. Tanaman keki akan dipisahkan jika akar tanaman sudah cukup kuat dan kondisinya segar. Teknik pemisahannya adalah dengan memotek tanaman keiki perlahan kemudian ditanam dengan pot dan media, dengan mengisi pot dengan media tanam yangtelah dicampur sebanyak setengah pot, kemudian ditanam dan dimasukkan kembali media hingga terisi ¾ dari pot. Adapun hal perlu
49
d.
e.
4.
diperhatikan adalah jangan menekan akar dengan keras karena dapat merusak tumbuh kembang akar. Pemanenan Kegiatan akhir dari produksi anggrek pot adalah pemanenan. Kegiatan pemanenan tanaman anggrek pot berbeda dengan kegiatan pemanenan beberapa tanaman lain, caranya lebih mudah, yakni hanya memilih tanaman yang sudah berbunga dari tanaman yang sudah mulai tumbuh calon bunganya, kemudian dipindahkan dan dikelompokkan dengan tanaman lain yang sudah berbunga, hal ini agar memudahkan dalam mengemas, calon konsumen dapat dan memilih dengan baik. Waktu yang dibutuhkan untuk anggrek Dendrobium dan anggrek Vanda dipanen adalah 3-4 bulan atau 12 bulan setelah dipisahkan ke pot tunggal dari bibit kompot. Kemudian bila sudah ada pesanan dari konsumen atau ada konsumen yang datang membeli tanaman akan dikemas untuk kemudian dijual. Kegiatan panen dilakukan tidak setiap hari, karena belum tentu setiap hari ada tanaman yang telah mekar bunganya, tetapi pengecekan tetap dilakukan setiap hari mengingat tanaman anggrek yang berbunga dengan tidak serentak. Pengepakkan Tanaman anggrek pot yang telah dipanen, biasanya sudah memiliki pembeli pesanan rutin, sehingga akan segera dikemas. Pembeli juga dapat berasal dari pedagang eceran dan konsumen akhir yang datang langsung ke screen house. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan cara membungkus bagian tanaman (tidak termasuk pot) dengan kertas atau koran, kemudian susun dan tata di dalam kardus, kemudian kardus ditutup rapat, di lakban untuk kemudian dikirim atau dibawa oleh pembeli. Saat penataan dan pembungkusan harus perlahan agar tidak merusak tanaman dan bunga. Bila pembeli adalah konsumen lokal (Bogor) maka pengemasan tetap menggunakan kardus dan tanaman dibungkus koran atau kertas akan tetapi kardus tidak ditutup dan dilakban, dibiarkan saja terbuka. Kegiatan budidaya atau proses produksi anggrek pot yang dilakukan oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek sudah tepat. Mulai dari kegiatan pemilihan bibit, penataan, pemeliharaan, pemanenan, hingga pengepakkan sudah mengikuti SOP yang berlaku. Layout Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien. Layout dari usaha anggrek pot skenario 2 atau mengusahakan varietas Dendrobium 80 persen dan varietas Vanda 20 persen dengan luasan lahan 200 m2 akan digambarkan pada Gambar 11. Adapun keterangan dari gambar layout adalah sebagai berikut: : Rak anggrek varietas Dendrobium : Gudang penyimpanan : Keran air : Rak gantungan anggrek varietas Vanda
50
5.
Gambar 12 Layout screen house skenario 2 Berdasarkan gambar layout screen house diatas dapat dilihat bahwa meja rak angrek akan lebih baik bila diletakkan secara sejajar antara meja agar dapat mengoptimalkan tempat, hindari penataan meja yang tak beraturan sehingga banyak ruang tempat yang kosong dan tak termanfaatkan dengan optimal. Meja rak anggrek yang digunakan sebaiknya adalah meja yang terbuat dari bahan stainless stell agar tidak mudah berkarat, dikarenakan kegiatan budidaya yang banyak menggunakan air, dengan menggunakan meja tersebut juga akan lebih mudah untuk menggeser atau apabila akan melakukan pemindahan lokasi usaha suatu saat nanti. Terdapat rak untuk menggantung anggrek Vanda karena anggrek Vanda akan lebih baik pertumbuhannya bila digantung bukan diletakkan diatas meja rak anggrek. Peletakkan pompa, keran air dan drum air sebaiknya berada pada bagian tengah pinggir, tepat pada jalur tengah antara meja rak. Penempatan tersebut bertujuan agar memudahkan dalam kegiatan penyiraman, agar seluruh tanaman anggrek disetiap rak dapat disiram dan diberi pupuk secara merata, juga agar panjang selang dibutuhkan tidak terlalu panjang. Peletakkan kardus untuk mengepak, pupuk, fungisida, insectisida, tabung semprotan, pot, media, dan lainnya disimpan digundang yang berada dibagian belakang screen house, dan asa sisa sedikit ruang untuk kegiatan pengepakkan yang tidak jauh jaraknya dari gudangpenyimpanan. Penataan layout untuk usaha anggrek pot varietas Dendrobium 80 persen dan varietas Vanda 20 persen akan baik dengan menggunakan denah layout ini. Pemilihan jenis teknologi dan peralatan Usaha anggrek pot dengan menggunakan peralatan seperti pompa air, keran air, drum, alat penyemprot, sprayer selang, selang, meja rak anggrek, screen house (dengan kerangka besi diameter 10 cm dan menggunakan dinding serta atap paranet) dianggap sudah menggunakan teknologi tetapi masih sederhana. Sebagian besar peralatan yang digunakan dapat diperoleh di toko pertanian, seperti: gunting tanaman, sprayer, selang, pot tanah liat. Beberapa peralatan lainnya dapat diperoleh di toko seperti drum air, pompa air. Kegiatan penyiraman tanaman, pemupukan, penyemprotan fungisida dan insectisida menggunakan pompa air, drum, selang dan sprayernya. Untuk pemeliharaan tanaman seperti pembuangan daun yang layu, pemangkasan tangkai calon bunga yang sedikit, pemangkasan akar tanaman yang sudah busuk atau terkena penyakit menggunakan gunting tanaman. Kegiatan
51
pembuangan hama dan pemisahan anakan keki hanya menggunakan tangan biasa. Teknologi yang digunakan dalam usaha ini adalah screen house, tetapi jenis screen house yang digunakan juga tergolong tenologi sederhana. Screen house dibuat dengan kerangka berupa besi yang kemudian di cat, kemudian di sekeliling bangunan screen house menggunakan paranet yang berlapis, ketebalan lapisan paranet disesuaikan dengan kebutuhan akan intensitas cahaya matahari. Paranet yang digunakan juga disambung dengan menjahitnya. Meja rak anggrek yang digunakan menggunakan satinless stell dan alas rak berupa kawat jaring. Pembuatan rak gantung untuk anggrek Vanda menggunakan besi dengan diameter 10 cm yang dicat. Teknologi dan peralatan yang digunakan sudah cukup sesuai, mengingat usaha anggrek pot yang dijalankan dengan luasan 200 m2 ini masih tergolong usaha skala kecil. Teknoloi dan alat yang digunakan sudah mampu mendukung jalannya usaha anggrek pot ini. C. Skenario 3 1. Lokasi usaha Usaha anggrek pot direncanakan berlokasi di Jalan Lodaya komplek BPPP Rt 03/ Rw 02 Kelurahan Pasir Mulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Lokasi ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, yakni: a. Permintaan pasar Pemilihan lokasi ini dikarenakan adanya permintaan pasar terhadap anggrek varietas Dendrobium dan Phalaenopsis yang cukup besar. Lokasi usaha di Kota Bogor belum sesuai secara iklim untuk membungakan anggrek Phalaenopsis, namun dapat menjaga anggrek Phalaenopsis yang telah berbunga agar tetap lebih segar, sedangkan untuk mengusahakan anggrek Dendrobium sudah memiliki kesesuaian iklim. Oleh karena itu untuk skenario 3 yakni mengusahakan anggrek varietas Dendrobium 50 persen dan varietas Phalaenopsis 50 persen, dengan anggrek Phalaenopsis sudah berbunga yang akan dijadikan input. Anggrek pot varietas Phalaenopsis yang telah berbunga akan dapat bertahan cukup lama yakni sekitar 3 bulan, oleh karena itu cukup baik untuk mengusahakan anggrek Phalaenopsis dan Dendrobium sebagai penunjang ketertarikan konsumen dan memenuhi permintaan pasar terhadap anggrek di Kota Bogor. Kesesuaian iklim untuk mengusahakan anggrek Phalaenopsis hingga berbunga adalah : intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Phalaenopsis berkisar antara 15-25 persen (1500-2500 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar kurang dari 29 0C dan pada malam hari sekitar 16-18 0C. Pertumbuhan anggrek Phalaenopsis akan optimal pada ketinggian 900 m dpl. Iklim yang sesuai untuk anggrek Dendrobium adalah: intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium berkisar antara 35-50 persen (3500-5000 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar 27-30 0C dan pada malam hari sekitar 20-23 0C. Pertumbuhan anggrek Dendrobium akan optimal pada ketinggian kurang dari 400 m dpl, untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima dan juga mengatur suhu udara
52
b.
c.
d.
agar sesuai dengan kebutuhan, maka dalam menjalankan usaha anggrek pot menggunakan screen house dengan ketebalan paranet 50 persen disisi kanan, dan ketebalan paranet 75 persen disisi kiri screen house. Ketebalan paranet ini harus berbeda dan dibagi menjadi 2 bagian screen house untuk menunjang kesesuaian iklim angrek. Lokasi screen house dekat dengan rumah Lokasi screen house dapat berada di pekarangan rumah atau dengan menyewa lahan yang berada di lokasi tersebut. Pemilihan lokasi yang dekat dengan rumah dikarenakan agar dapat mudah dan dekat untuk mengontrol tanaman. Bila lokasi dekat maka akan mengurangi biaya transportasi yang mungkin akan dikeluarkan dan menambah biaya bila lokasinya jauh dari rumah. Pemilihan lokasi ini juga dikarenakan dekat dengan lokasi usaha anggrek pot yang dikelola oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek, sehingga produk anggrek dapat diserap oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek. Ketersediaan input Usaha anggrek pot menggunakan beberapa input, diantaranya: bibit anggrek varietas Dendrobium usia remaja dan varietas Phalaenopsis yang telah berbunga, media tanam, pupuk, fungisisda, bakterisisda, besi penyangga dan penjepit tanaman. Bibit anggrek varietas Dendrobium disupply dari petani anggrek di daerah Parung atau Tangerang Selatan, untuk bibit anggrek varietas Phalaenopsis disupply dari Eka Karya di daerah Karawang dan April nursery di daerah Kabupaten Bogor. Kegiatan pembelian bibit dilakukan dengan datang langsung ke lokasi pembelian, agar dapat memilih sendiri bibit yang akan dibeli sehingga kualitas dari tanaman yang kelak akan dihasilkan dapat terjamin. Pengangkutan bibit juga dengan membawa kendaraan sendiri. Berbagai lokasi tersebut memang tidak terlalu dekat, hanya lokasi pembelian bibit varietas Dendrobium saja yang dekat, sedangkan lokasi pembelian bibit varietas Phalaenopsis cukup jauh, sehingga untuk pembelian bibit varietas Phalaenopsis biasanya dipesan melalui telepon dan kemudian dikirim ke screen house. Penerapan hal tersebut demi menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan kelak. Disamping itu pertimbangan harga beli juga menjadi alasan memilih membeli di beberapa tempat tersebut. Input lain seperti pupuk, media tanam, fungisida dan pestisida di beli dari toko pertanian yang berlokasi di Jembatan merah, dan lokasi ini dekat dengan lokasi produksi, proses pembelian dengan datang langsung ke toko tersebut. Lokasi dinyatakan tepat akrena ketersediaan input yang dibutuhkan dalam proses produksi dapat terjamin. Letak pasar yang dituju Output yang dihasilkan oleh adalah anggrek pot yang sudah berbunga dengan varietas Dendrobium dan Phalaenopsis. Output tersebut kemudian dapat dijual melalui kelompok tani Mitra Permata Anggrek kemudian dijual ke pedagang pengecer di Kota Bogor, Jambi, Pekan Baru, dan Samarinda, selain itu juga dijual kepeda konsumen akhir yang berasal dari berbagai lokasi, terutama Kota Bogor dan sekitarnya. Pedagang pengecer yang berada di Kota Bogor diantaranya pedagang tanaman hias di Jalan Dadali, Pasar Anyar, Tugu Kujang. Lokasi penjualan juga berada di dekat pengadilan Kota Bogor, dimana dilakukan penjualan melalui pameran setiap seminggu atau
53
e.
f.
g.
minimal sebulan sekali. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena letak pasar yang dituju dapat diakses dengan mudah dan mampu menyerap produk yang dihasilkan. Ketersediaan air dan listrik Kegiatan usaha anggrek pot ini tidak terlalu membutuhkan air dalam jumlah banyak, karena kegiatan penyiraman tanaman hanya dilakukan sekali dalam sehari, terlebih bila hari turun hujan maka penyiraman tanaman tidak dilakukan, dan di Kota Bogor cukup sering terjadi hujan, akan tetapi bila musim panas maka harus disiram. Penggunaan air juga untuk kegiatan pemupukan, penyemprotan fungisisda dan bakterisida yang dilakukan seminggu 2 kali. Oleh karena itu ketersediaan akan air dan listrik perlu untuk dipertimbangkan dalamn penetuan lokasi usaha. Usaha ini dalam penggunaan air dan listrik memeiliki keterkaitan, dikarenakan menggunakan mesin pompa air yang terkait listrik. Karena lokasi ini berada di Kota Bogor, maka fasilitas listrik tersedia dengan baik dan sangat jarang untuk mati. Kualitas air yang bersumber dari sumur pun baik. Pemilihan lokasi usaha dinyatakan tepat karena menjamin ketersediaan air dan listrik yang berperan dalam proses produksi. Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh usaha ini hanya ada seorang, dan ketersediaannya cukup. Perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yang utama adalah tenaga kerja harus menyukain tanaman atau bunga, sehingga dapat bekerja dengan senang dan sepenuh hati, kemudian memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai tanaman hias, untuk pengetahuan tetang anggrek dapat diajarkan oleh ketua kelompok tani sambil bekerja, keuletan, rajin dan jujur juga menjadi pertimbangan. Tenaga kerja lain yang tidak tetap, sperti bengkel las untuk membangun screen house juga tersedia. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena menjamin tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi. Sarana dan prasarana transportasi Sarana dan prasarana transportasi digunakan untuk mengangkut input dan produk untuk dipasarakan. Sehingga perlu dipertimbangkan pemilihan lokasi usaha, apakah lokasi memiliki sarana dan prasarana transportasi yang baik. Lokasi usaha anggrek pot ini berada di tempat yang strategis, mudah diakses, dan memiliki sarana prasarana transportasi yang baik. Sarana seperti angkutan umum dan ojek tersedia dan menjangkau lokasi usaha, baik untuk menuju ketempat pembelian input maupun untuk kegiatan pengiriman produk ke konsumen. Konsumen yang berada di luar pulau jawa seperti di Jambi, Pekan Baru, dan Samarinda dalam kegiatan pembeliannya terkadang mengambil langsung produk ke screen house, tetapi terkadang dikirim dengan menggunakan cargo peswat, adapun transportasi yang digunakan untuk pengiriman produk dari Kota Bogor ke bandara adalh menggunakan bus Damri. Untuk konsumen pedagang pengecer yang berlokasi di Kota Bogor biasanya akan membeli produk dengan datang langsung ke screen house, dengan membawa kendaraan pribadi seperti motor, pembelin produk dilakukan hampir setiap hari atau dua hari sekali. Prasaran yang tersedia seperti fasilitas jalan raya. Jalan raya yang akan dilalui baik untuk kegiatan pembelian input maupun pengiriman produk
54
2.
3.
tersedia dengan kualitas jalan yang baik (sudah diaspal), akan tetapi kualitas jalan menuju parung masih terdapat beberapa jalan yang berlubang. Sedangkan jalan yang dilalui oleh para konsumen pedagang pengecer yang berlokasi di Kota Bogor sudah berkualitas baik. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi menuju lokasi usaha tersedia dengan baik, dan dapat mempermudah kegiatan usaha, dan dapat membuat kegiatan usaha dapat lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan kualitas. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena sarana dan prasarana tranportasi tersedia dengan baik untuk menuju lokasi usaha, sehingga mampu mendukung kegiatan usaha yang berlangsung. Pemilihan lokasi usaha anggrek pot sudah tepat, dilihat berdasarkan beberapa variabel yang mampu menunjang kegiatan usaha. Adapun beberapa variabel tersebut diantaranya: tersedianya input yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi, tersedia dan jelasnya letak pasar yang dituju tersedianya air dan listrik, tersedianya tenaga kerja yang memenuhi kriteria, dan tersediananya sarana dan prasaran transportasi dengan baik. Beberapa hal tersebut menunjukan bahwa pemilihan lokasi usaha sudah tepat. Luas Produksi Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Salah satu hal yang memepengaruhi luas produksi adalah batasan permintaan. Jumlah permintaan yang diterima oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang mampu ditawarkan di setiap bulannya. Jumlah permintaan tersbesar pernah mencapai 5000 pot, dan jumlah itu masih jauh lebih besar dari jumlah penawaran setiap bulannya yakni hanya 1700 pot. Kapasitas screen house yang dimiliki dengan luasan 200 m2 adalah 720 pot, dengan memproduksi 360 pot anggrek Dendrobium dan 360 pot anggrek Phalaenopsis. jumlah produksi tersebut akan dapat dicapai apabila screen house sudah digunakan seoptimal mungkin. Pemanenan anggrek juga tidak serentak, karena tidak seluruh tanaman anggrek berbunga secara bersamaan, sehingga jumlah anggrek yang mampu ditawarkan baru sedikit. Jumlah kapasitas tersebut adalah kemampuan penampungan screen house dan tidak berarti setiap bulannya dapat melakukan penawaran sebanyak jumlah tersebut, karena fase produksi anggrek Dendrobium dari bibit usia remaja hingga berbunga berkisar antara 3-4 bulan, sedangkan untuk anggrek Phalaenopsis dapat dipanen pada bulan berikutnya karena input yang digunakan adalah anggrek yang sudah berbunga atau dengan usia atau 12 bulan setelah dipisahkan ke pot tunggal dari bibit kompot. Proses produksi Penjualan anggrek pot bersifat kontinu, dimana kegiatan penjualan terus terjadi di setiap bulan, sehingga produksi anggrek pot juga harus bisa dipanen setiap bulannya, walaupun anggrek pot tidak berbunga secara serentak dan memiliki kisaran waktu mulai 3-4 bulan dari bibit usia remaja. Adanya jumlah stok anggrek dengan usia yang berbeda akan membuat adanya anggrek pot yang dapat dipanen setiap bulannya. Screen house merupakan tempat yang digunakan untuk budidaya anggrek pot, agar tanaman mendapatkan kondisi mikro agroklimat yang optimal bagi pertumbuhan dan
55
a.
b.
pembungaan anggrek pot. Screen house juga dapat melindungi tanaman anggrek pot dari sinar matahari dan curah hujan yang berlebihan. Intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium berkisar antara 35-100 persen (3500-5000 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar 27-30 0C dan pada malam hari sekitar 2023 0C. Pertumbuhan anggrek Dendrobium akan optimal pada ketinggian kurang dari 400 m dpl. Untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima dan juga mengatur suhu udara agar sesuai dengan kebutuhan, maka menggunakan screen house dengan ketebalan paranet 50 persen disisi kanan screen house. intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Phalaenopsis berkisar antara 15-25 persen (1500-2500 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar kurang dari 29 0C dan pada malam hari sekitar 16-18 0C. Pertumbuhan anggrek Phalaenopsis akan optimal pada ketinggian 900 m dpl. Untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima dan juga mengatur suhu udara agar sesuai dengan kebutuhan, maka menggunakan screen house dengan ketebalan paranet 75 persen disisi kiri. Pot yang digunakan untuk penanaman anggrek pot berdiameter 18-25 cm, Proses produksi anggrek membutuhkan waktu yang tidak sebentar, ketelatenan, dan ketelitian, karena anggrek merupakan tanaman hias yang rentan dan membutuhkan perhatian dalam pemeliharaannya. Proses produksi anggrek pot adalah sebagai berikut: Pemilihan bibit anggrek pot Pemilihan bibit memiliki peran yang penting dalam kegiatan produksi, karena penggunaan bibit yang berkualitas akan menghasilkan anggrek pot berbunga yang berkualitas pula. Bibit yang dijadikan input dalam usaha ini adalah tanaman anggrek pot varietas Dendrobium usia remaja. Kegiatan pemilihan bibit dilakukan sendiri dengan datang langsung ke lokasi penjualan yakni di Parung, dan Tangerang Selatan. Bibit yang dipilih berkualitas baik dan memenuhi standar baik dari segi kesehatan tanaman, dan usia tanaman. Bibit anggrek yang sudah dipilih kemudian dibeli dan dibawa ke screen house di Bogor. Adapun ciri-ciri dari tanaman dewasa atau siap berbunga yang dijadikan input dalam usaha ini adalah: usia tanaman 12 bulan dengan jumlah pseudobulb 5-6 buah, tinggi tanaman berkisar 35-45 cm, memiliki batang yang besar, segar, dan tanaman tidak terkena penyakit maupun terserang hama. Input anggrek Phalaenopsis yang merupakan tanaman sudah berbunga memiliki kriteria yang sedikit berbeda, yakni dengan kondisi tanaman sudah berbunga atau baru sebagian kuntum bunga mekar dengan jumlah kuntum bunga pertangkai mencapai 10-12 kuntum bunga. Penataan Setibanya tanaman di screen house, tanaman akan di bongkar dari kemasannya. Setelah dibongkar tanaman akan di letakan dan ditata di meja rak anggrek screen house, dengan peletakkan anggrek varietas Dendrobium disisi kanan screen house dan anggrek varietas Phalaenopsis disisi kiri screen house, disesuaikan dengan ketebalan paranet yang telah dibuat berbeda. Pada saat peletakan tanaman juga dilakukan pengecekan terhadap kondisi tanaman, hal tersebut untuk memastikan bahwa tanaman tidak mengalami kerusakan
56
c.
selama dalam perjalanan pengangkutan. Secara umum tidak ada perlakuan khusus terhadap tanaman yang baru dibeli, bila tanaman tiba di screen house pada sore hari maka akan dilakukan penyiraman, tetapi jika tanaman tiba siang hari maka penyiraman tanaman akan dilakukan pada sore harinya. Perlakuan khusus akan dilakukan apabila saat pengecekan tanaman ditemukan hama, atau tanaman terlihat memiliki penyakit. Apabila hal tersebut terjadi maka pada sore harinya segera dilakukan penyemprotan insectisida dan fungisida, hal tersebut dilakukan agar tanaman yang baru dibeli tidak menyebarkan penyakit atau hama pada tanaman lain yang sebelumnya sudah ada di screen house. Peletakkan pot harus diletakan dengan tidak terlalu berdempetan antara tanaman, agar tanaman tidak rusak. Pemeliharaan Sejak tanaman bibit sampai di screen house, maka akan dilakukan kegiatan pemeliharaan hingga kemudian tanaman berbunga dan kemudian dijual. Terdapat beberapa kegiatan pemeliharaan yakni mulai dari penyiraman, pemupukan, penyemprotan fungisida, penyemprotan insectisida, pensortiran tanaman, penggantian media tanam, dan pemisahan tanaman keki. Adapun perincian dari berbagai kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: Penyiraman Kegiatan penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari, atau dilakukan pada saat suhu udara belum atau sudah tidak terlalu panas, pertimbangan tersebut dikarenakan dapat membuat tanaman layu atau mati bila disiram pada saat suhu udara terlalu panas atau pada waktu siang hari. Pada pagi hari penyiraman dilakukan pada pukul 07.00 dan sore hari pada pukul 15.00. Kegiatan penyiraman kdilakukan dengan kisaran waktu setengah sampai satu jam, bergantung pada cuaca dan luasan areal screen house. Kegiatan penyiraman juga bergantung dengan cuaca, apabila musim hujan tanaman bisa tidak disiram dalam waktu satu hari penuh, bila cuaca sedang cerah maka tanaman dapat disiram hanya pagi hari atau sore hari saja, dan bila cuaca sedang panas sekali maka tanaman akan disiram pada pagi dan sore hari. Penetuan hal tersebut berdasarkan melihat kondisi tanaman, apabila kelembaban tanaman masih cukup maka tidak dilakukan penyiraman, mengingat tanaman anggrek tidak boleh terlalu banyak air, dimana akan membuat akar tanaman menjadi busuk, tetapi kondisi yang terlalu kering juga tidak boleh, sehingga dilakukan kegiatan penyiraman guna menjaga kelembaban tanaman dan suhu screen house. Pemupukan Kegiatan pemupukan dilakukan untuk memberikan nutrisi pada tanaman anggrek, agar tanaman dapat tumbuh dengan kondisi baik dan berbunga. Adapun pupuk yang digunakanadalah pupuk dalam bentuk bubuk dengan merek “Growmore” dan terkadang menggunakan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dalam bentuk cair dengan merek “Atonik”. Kegiatan pemupukan dilakukan 2 kali dalam seminggu, dengan hari disesuaikan. Adapun komposisi yang digunakan dalam sekali kegiatan pemupukan adalah 1 ons pupuk untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter. Pupuk dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Pupuk
57
disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot dengan pupuk. Penyemprotan fungisida Kegiatan penyemprotan fungisida penting untuk dilakukan dalam pemeliharaan tanaman anggrek, karena tanaman anggrek rentan terhadap serangan fungi atau jamur dikarena kebutuhannya akan kelembaban. Adapun jenis fungisida yang digunakan adalah dalam bentuk bubuk yakni dengan merek “Dithane M-45”. Adapun komposisi yang digunakan dalam sekali kegiatan penyemprotan fungisida adalah 2 gram bubuk fungisida untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter, apabila fungisida yang digunakan dalam bentuk cair maka dosis yang digunakan adalah 2 mili liter untuk dilarutkan kedalam 50 liter air. Fungisida dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Fungisida disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot. Kegiatan penyemprotan fungisida dilakukan 2 kali dalam seminggu, dan kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat musim hujan, kaena tingkat kelembaban di dalam screen house tinggi sehingga harus dilakukan pencegahan agar tanaman tidak diserang jamur. Penyemprotan insectisida Kegiatan penyemprotan insectisida penting untuk dilakukan dalam pemeliharaan tanaman anggrek, karena tanaman anggrek rentan terhadap serangan hama. Adapun jenis insectisida yang digunakan adalah dalam bentuk bubuk yakni dengan merek “furadan 3 GR” dan “Prosid”. Adapun komposisi yang digunakan berbeda, untuk insectisida furadan 3 GR diberikan dengan menaburkan 5 butir pada pucuk tanaman, diberikan pada saat tanaman baru masuk screen house dan kondisi sudah disiram. Insectisida prosid diberikan dengan cara disemprotkan, dalam sekali kegiatan penyemprotan insectisida dosis yang digunakan adalah 2 gram bubuk insectisida untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter, apabila fungisida yang digunakan dalam bentuk cair maka dosis yang digunakan adalah 2 mili liter untuk dilarutkan kedalam 50 liter air. Insectisida dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Insectisida disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot. Kegiatan penyemprotan insectisida dilakukan 1 kali dalam seminggu, dan kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat musim kemarau, karena suhu udara yang panas menyebabkan hama di dalam green house bertambah, sehingga harus dilakukan pencegahan agar tanaman tidak diserang hama. Pensortiran tanaman Kegiatan pensortiran tanaman dilakukan untuk memisahkan tanaman anggrek yang sudah mulai tumbuh calon bunga dengan yang belum tumbuh calon. Tanaman di sortir dan diletakan secara berkelompok, hal ini agar memudahkan dalam kegiatan panen, kegiatan pensortiran dilakukan setiap hari, sekaligus pengecekan kondisi tanaman. Kegiatan ini dilakukan
58
d.
biasanya pada siang hari, atau saat pegawai kebun sedang senggang, tidak ada konsumen datang, tidak sedang mengepak, dan tidak sedang melakukan kegiatan pemeliharaan lainnya. Penggantian media tanam Media tanam sebagai tempat tempat tumbuh tanaman anggrek berperan penting untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Kondisi media tanam harus selalu baik, sehingga perlu adanya pergantian media apabila media tanam sudah tidak dalam kondisi baik. Anggrek Phalaenopsis memiliki jenis akar yang besar dibandingkan dengan angrek Dendrobium, oleh karena itu akar anggrek Phalaenopsis akan busuk jika medianya selalu dalam keadaan basah sehingga dianjurkan agar media tanam yang diberikan hanya sedikit saja. Media tanam yang sudah buruk dapat terlihat dengan warna media yang sudah hitam dan sudah melebur (sudah seperti tanah). Media tanam akan diganti dengan media yang baru, yakni media yang digunakan adalah sekam dan kaliandra, kedua media tersebut dicampur, dengan komposisi 1:1, kemudian diisikan kedalam pot. Adapun teknik penggantian medianya adalah dengan mencabut tanaman perlahan dari pot, kemudian medianya dikeluarkan dari pot, akar tanaman dibersihkan dengan tangan, kemudian media yang sudah dicampur dimasukkan ke dalam pot hingga setengah pot, lalu masukkan kembali tanaman anggrek secara perlahan dan tambah media tanam hingga terisi ¾ dari pot. Adapun hal perlu diperhatikan adalah jangan menekan akar dengan keras karena dapat merusak tumbuh kembang akar. Pemisahan keiki Tanaman anggrek semasa pertumbuhannya terkadang memiliki anakan, anakan yang terdapat di batang tanaman disebut “keiki”. Keberadaan anakan tersebut dapat membuat pertumbuhan anggrek untuk berbunga melambat karena penyaluran asupan makanan yang terbagi, selain itu juga membuat tampilan tanaman menjadi kurang menarik sehingga harus dipisahkan dan dipindahtanamkan. Tanaman keki akan dipisahkan jika akar tanaman sudah cukup kuat dan kondisinya segar. Teknik pemisahannya adalah dengan memotek tanaman keiki perlahan kemudian ditanam dengan pot dan media, dengan mengisi pot dengan media tanam yangtelah dicampur sebanyak setengah pot, kemudian ditanam dan dimasukkan kembali media hingga terisi ¾ dari pot. Adapun hal perlu diperhatikan adalah jangan menekan akar dengan keras karena dapat merusak tumbuh kembang akar. Pemanenan Kegiatan akhir dari produksi anggrek pot adalah pemanenan. Kegiatan pemanenan tanaman anggrek pot berbeda dengan kegiatan pemanenan beberapa tanaman lain, caranya lebih mudah, yakni hanya memilih tanaman yang sudah berbunga dari tanaman yang sudah mulai tumbuh calon bunganya, kemudian dipindahkan dan dikelompokkan dengan tanaman lain yang sudah berbunga, hal ini agar memudahkan dalam mengemas, calon konsumen dapat dan memilih dengan baik. Waktu yang dibutuhkan untuk anggrek Dendrobium dipanen adalah 3-4 bulan sejak bibit usia remaja atau 12 bulan setelah dipisahkan ke pot tunggal dari bibit kompot, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk anggrek Phalaenopsis berkisar 1 bulan sejak tanaman
59
e.
4.
sudah berbunga, atau memiliki kuntum sebagian sudah berbunga. Kemudian bila sudah ada pesanan dari konsumen atau ada konsumen yang datang membeli tanaman akan dikemas untuk kemudian dijual. Kegiatan panen dilakukan tidak setiap hari, karena belum tentu setiap hari ada tanaman yang telah mekar bunganya, tetapi pengecekan tetap dilakukan setiap hari mengingat tanaman anggrek yang berbunga dengan tidak serentak. Pengepakkan Tanaman anggrek pot yang telah dipanen, biasanya sudah memiliki pembeli pesanan rutin, sehingga akan segera dikemas. Pembeli juga dapat berasal dari pedagang eceran dan konsumen akhir yang datang langsung ke screen house. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan cara membungkus bagian tanaman (tidak termasuk pot) dengan kertas atau koran, kemudian susun dan tata di dalam kardus, kemudian kardus ditutup rapat, di lakban untuk kemudian dikirim atau dibawa oleh pembeli. Saat penataan dan pembungkusan harus perlahan agar tidak merusak tanaman dan bunga. Bila pembeli adalah konsumen lokal (Bogor) maka pengemasan tetap menggunakan kardus dan tanaman dibungkus koran atau kertas akan tetapi kardus tidak ditutup dan dilakban, dibiarkan saja terbuka. Kegiatan budidaya atau proses produksi anggrek pot yang dilakukan oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek sudah tepat. Mulai dari kegiatan pemilihan bibit, penataan, pemeliharaan, pemanenan, hingga pengepakkan sudah mengikuti SOP yang berlaku. Layout Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien. Layout dari usaha anggrek pot skenario 3 atau mengusahakan varietas Dendrobium 50 persen dan varietas Phalaenopsis 50 persen dengan luasan lahan 200 m2 akan digambarkan pada Gambar 13.
Gambar 13 Layout screen house skenario 3 Adapun keterangan dari gambar layout adalah sebagai berikut: : Rak anggrek varietas Dendrobium
60
: Rak anggrek varietas Phalaenopsis : Gudang penyimpanan : Keran air
5.
Berdasarkan gambar layout screen house diatas dapat dilihat bahwa meja rak angrek akan lebih baik bila diletakkan secara sejajar antara meja agar dapat mengoptimalkan tempat, hindari penataan meja yang tak beraturan sehingga banyak ruang tempat yang kosong dan tak termanfaatkan dengan optimal. Meja rak anggrek yang digunakan untuk varietas Dendrobium dan Phalaenopsis sama, hanya saja ketebalan paranet sebagai penyaring sinar matahari yang berbeda, oleh karena itu meja rak berwarna hijau atau disisi kiri screen house diperuntukan anggrek varietas Phalaenopsis karena paranet pada sisi tersebut memiliki ketebalan 75 persen, dan meja rak anggrek berwarna biru diperuntukkan anggrek Dendrobium karena ketebalan paranet pada sisi kanan screen house hanya 50 persen. Meja rak anggrek yang digunakan sebaiknya adalah meja yang terbuat dari bahan stainless stell agar tidak mudah berkarat, dikarenakan kegiatan budidaya yang banyak menggunakan air, dengan menggunakan meja tersebut juga akan lebih mudah untuk menggeser atau apabila akan melakukan pemindahan lokasi usaha suatu saat nanti. Peletakkan pompa, keran air dan drum air sebaiknya berada pada bagian tengah pinggir, tepat pada jalur tengah antara meja rak. Penempatan tersebut bertujuan agar memudahkan dalam kegiatan penyiraman, agar seluruh tanaman anggrek disetiap rak dapat disiram dan diberi pupuk secara merata, juga agar panjang selang dibutuhkan tidak terlalu panjang. Peletakkan kardus untuk mengepak, pupuk, fungisida, insectisida, tabung semprotan, pot, media, dan lainnya disimpan digundang yang berada dibagian belakang screen house, dan asa sisa sedikit ruang untuk kegiatan pengepakkan yang tidak jauh jaraknya dari gudang penyimpanan. Penataan layout untuk usaha anggrek pot varietas Dendrobium 50 persen dan varietas Phalaenopsis 50 persen akan baik dengan menggunakan denah layout ini. Pemilihan jenis teknologi dan peralatan Usaha anggrek pot dengan menggunakan peralatan seperti pompa air, keran air, drum, alat penyemprot, sprayer selang, selang, meja rak anggrek, screen house (dengan kerangka besi diameter 10 cm dan menggunakan dinding serta atap paranet) dianggap sudah menggunakan teknologi tetapi masih sederhana. Sebagian besar peralatan yang digunakan dapat diperoleh di toko pertanian, seperti: gunting tanaman, sprayer, selang, pot tanah liat. Beberapa peralatan lainnya dapat diperoleh di toko seperti drum air, pompa air. Kegiatan penyiraman tanaman, pemupukan, penyemprotan fungisida dan insectisida menggunakan pompa air, drum, selang dan sprayernya. Untuk pemeliharaan tanaman seperti pembuangan daun yang layu, pemangkasan tangkai calon bunga yang sedikit, pemangkasan akar tanaman yang sudah busuk atau terkena penyakit menggunakan gunting tanaman. Kegiatan pembuangan hama dan pemisahan anakan keki hanya menggunakan tangan biasa.
61
Teknologi yang digunakan dalam usaha ini adalah screen house, tetapi jenis screen house yang digunakan juga tergolong tenologi sederhana. Screen house dibuat dengan kerangka berupa besi yang kemudian di cat, kemudian di sekeliling bangunan screen house menggunakan paranet yang berlapis, ketebalan lapisan paranet disesuaikan dengan kebutuhan akan intensitas cahaya matahari. Paranet yang digunakan juga disambung dengan menjahitnya. Meja rak anggrek yang digunakan menggunakan satinless stell dan alas rak berupa kawat jaring. Teknologi dan peralatan yang digunakan sudah cukup sesuai, mengingat usaha anggrek pot yang dijalankan dengan luasan 200 m2 ini masih tergolong usaha skala kecil. Teknoloi dan alat yang digunakan sudah mampu mendukung jalannya usaha anggrek pot ini. D. Skenario 4 1. Lokasi usaha Usaha anggrek pot direncanakan berlokasi di Jalan Lodaya komplek BPPP Rt 03/ Rw 02 Kelurahan Pasir Mulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Lokasi ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, yakni: a. Permintaan pasar Pemilihan lokasi ini dikarenakan adanya permintaan pasar terhadap anggrek varietas Phalaenopsis yang cukup besar. Lokasi usaha di Kota Bogor belum sesuai secara iklim untuk membungakan anggrek Phalaenopsis, namun dapat menjaga anggrek Phalaenopsis yang telah berbunga agar tetap lebih segar. Anggrek pot varietas Phalaenopsis yang telah berbunga akan dapat bertahan cukup lama yakni sekitar 3 bulan, oleh karena itu masih dapat untuk mengusahakan anggrek Phalaenopsis untuk memenuhi permintaan pasar terhadap anggrek Phalaenopsis di Kota Bogor. Oleh karena itu untuk skenario 4 yakni mengusahakan anggrek varietas varietas Phalaenopsis 100 persen, dengan anggrek Phalaenopsis sudah berbunga yang akan dijadikan input. Kesesuaian iklim untuk mengusahakan anggrek Phalaenopsis hingga berbunga adalah : intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Phalaenopsis berkisar antara 15-25 persen (1500-2500 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar kurang dari 29 0C dan pada malam hari sekitar 16-18 0C. Pertumbuhan anggrek Phalaenopsis akan optimal pada ketinggian 900 m dpl. Untuk mengusahakan anggrek varietas Phalaenopsis sejak usia remaja sebaiknya dilakukan dilokasi dataran tinggi seperti Cipanas dan Bandung, karena secara iklim lokasi tersebut lebih sesuai, akan tetapi bila hanya menggunakan input tanaman sudah berbunga dilakukan di Kota Bogor pun bisa, dengan menggunakan screen house untuk merekayasa lingkungan tumbuh agar hampir sesuai dengan kebutuhan iklimnya, seperti mengurangi intensitas cahaya yang diterima dan juga mengatur suhu udara agar sesuai dengan kebutuhan, maka dalam menjalankan usaha anggrek pot varietas Phalaenopsis menggunakan screen house dengan ketebalan paranet 75 persen. b. Lokasi screen house dekat dengan rumah Lokasi screen house dapat berada di pekarangan rumah atau dengan menyewa lahan yang berada di lokasi tersebut. Pemilihan lokasi yang dekat
62
c.
d.
e.
dengan rumah dikarenakan agar dapat mudah dan dekat untuk mengontrol tanaman. Bila lokasi dekat maka akan mengurangi biaya transportasi yang mungkin akan dikeluarkan dan menambah biaya bila lokasinya jauh dari rumah. Pemilihan lokasi ini juga dikarenakan dekat dengan lokasi usaha anggrek pot yang dikelola oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek, sehingga produk anggrek dapat diserap oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek. Ketersediaan input Usaha anggrek pot menggunakan beberapa input, diantaranya: tanaman anggrek varietas Phalaenopsis yang telah berbunga, media tanam, pupuk, fungisisda, bakterisisda, besi penyangga dan penjepit tanaman. Bibit anggrek varietas Phalaenopsis disupply dari Eka Karya di daerah Karawang dan April nursery di daerah Kabupaten Bogor. kedua sumber bibit tersebut sudah dapat memberikan supply dengan kualitas yang cukup baik, dan apabila masih kurang baik kondisi bibit yang dikirimkan maka dapat dilakukan komplain melalui telepone ke pihak supplier. Lokasi pembelian bibit varietas Phalaenopsis cukup jauh, sehingga untuk pembelian bibit varietas Phalaenopsis biasanya dipesan melalui telepon dan kemudian dikirim ke screen house. Penerapan hal tersebut demi menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan kelak. Disamping itu pertimbangan harga beli juga menjadi alasan memilih membeli di beberapa tempat tersebut. Input lain seperti pupuk, media tanam, fungisida dan pestisida di beli dari toko pertanian yang berlokasi di Jembatan merah, dan lokasi ini dekat dengan lokasi produksi, proses pembelian dengan datang langsung ke toko tersebut. Lokasi dinyatakan tepat akrena ketersediaan input yang dibutuhkan dalam proses produksi dapat terjamin. Letak pasar yang dituju Output yang dihasilkan oleh adalah anggrek pot yang sudah berbunga dengan varietas Phalaenopsis. Output tersebut kemudian dapat dijual melalui kelompok tani Mitra Permata Anggrek kemudian dijual ke pedagang pengecer di Kota Bogor, Jambi, Pekan Baru, dan Samarinda, selain itu juga dijual kepeda konsumen akhir yang berasal dari berbagai lokasi, terutama Kota Bogor dan sekitarnya. Pedagang pengecer yang berada di Kota Bogor diantaranya pedagang tanaman hias di Jalan Dadali, Pasar Anyar, Tugu Kujang. Lokasi penjualan juga berada di dekat pengadilan Kota Bogor, dimana dilakukan penjualan melalui pameran setiap seminggu atau minimal sebulan sekali. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena letak pasar yang dituju dapat diakses dengan mudah dan mampu menyerap produk yang dihasilkan. Ketersediaan air dan listrik Kegiatan usaha anggrek pot ini tidak terlalu membutuhkan air dalam jumlah banyak, karena kegiatan penyiraman tanaman hanya dilakukan sekali dalam sehari, terlebih bila hari turun hujan maka penyiraman tanaman tidak dilakukan, dan di Kota Bogor cukup sering terjadi hujan, akan tetapi bila musim panas maka harus disiram. Penggunaan air juga untuk kegiatan pemupukan, penyemprotan fungisisda dan bakterisida yang dilakukan seminggu 2 kali. Oleh karena itu ketersediaan akan air dan listrik perlu untuk dipertimbangkan dalamn penetuan lokasi usaha. Usaha ini dalam penggunaan air dan listrik memeiliki keterkaitan, dikarenakan menggunakan mesin pompa
63
f.
g.
air yang terkait listrik. Karena lokasi ini berada di Kota Bogor, maka fasilitas listrik tersedia dengan baik dan sangat jarang untuk mati. Kualitas air yang bersumber dari sumur pun baik. Pemilihan lokasi usaha dinyatakan tepat karena menjamin ketersediaan air dan listrik yang berperan dalam proses produksi. Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh usaha ini hanya ada seorang, dan ketersediaannya cukup. Perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yang utama adalah tenaga kerja harus menyukain tanaman atau bunga, sehingga dapat bekerja dengan senang dan sepenuh hati, kemudian memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai tanaman hias, untuk pengetahuan tetang anggrek dapat diajarkan oleh ketua kelompok tani sambil bekerja, keuletan, rajin dan jujur juga menjadi pertimbangan. Tenaga kerja lain yang tidak tetap, sperti bengkel las untuk membangun screen house juga tersedia. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena menjamin tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi. Sarana dan prasarana transportasi Sarana dan prasarana transportasi digunakan untuk mengangkut input dan produk untuk dipasarakan. Sehingga perlu dipertimbangkan pemilihan lokasi usaha, apakah lokasi memiliki sarana dan prasarana transportasi yang baik. Lokasi usaha anggrek pot ini berada di tempat yang strategis, mudah diakses, dan memiliki sarana prasarana transportasi yang baik. Sarana seperti angkutan umum dan ojek tersedia dan menjangkau lokasi usaha, baik untuk menuju ketempat pembelian input maupun untuk kegiatan pengiriman produk ke konsumen. Konsumen yang berada di luar pulau jawa seperti di Jambi, Pekan Baru, dan Samarinda dalam kegiatan pembeliannya terkadang mengambil langsung produk ke screen house, tetapi terkadang dikirim dengan menggunakan cargo peswat, adapun transportasi yang digunakan untuk pengiriman produk dari Kota Bogor ke bandara adalh menggunakan bus Damri. Untuk konsumen pedagang pengecer yang berlokasi di Kota Bogor biasanya akan membeli produk dengan datang langsung ke screen house, dengan membawa kendaraan pribadi seperti motor, pembelin produk dilakukan hampir setiap hari atau dua hari sekali. Prasaran yang tersedia seperti fasilitas jalan raya. Jalan raya yang akan dilalui baik untuk kegiatan pembelian input maupun pengiriman produk tersedia dengan kualitas jalan yang baik (sudah diaspal), akan tetapi kualitas jalan menuju parung masih terdapat beberapa jalan yang berlubang. Sedangkan jalan yang dilalui oleh para konsumen pedagang pengecer yang berlokasi di Kota Bogor sudah berkualitas baik. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi menuju lokasi usaha tersedia dengan baik, dan dapat mempermudah kegiatan usaha, dan dapat membuat kegiatan usaha dapat lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan kualitas. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena sarana dan prasarana tranportasi tersedia dengan baik untuk menuju lokasi usaha, sehingga mampu mendukung kegiatan usaha yang berlangsung. Pemilihan lokasi usaha anggrek pot sudah tepat, dilihat berdasarkan beberapa variabel yang mampu menunjang kegiatan usaha. Adapun beberapa variabel tersebut diantaranya: tersedianya input yang dibutuhkan untuk
64
2.
3.
kegiatan produksi, tersedia dan jelasnya letak pasar yang dituju tersedianya air dan listrik, tersedianya tenaga kerja yang memenuhi kriteria, dan tersediananya sarana dan prasaran transportasi dengan baik. Beberapa hal tersebut menunjukan bahwa pemilihan lokasi usaha sudah tepat. Luas Produksi Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Salah satu hal yang memepengaruhi luas produksi adalah batasan permintaan. Jumlah permintaan yang diterima oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang mampu ditawarkan di setiap bulannya. Jumlah permintaan tersbesar pernah mencapai 5000 pot, dan jumlah itu masih jauh lebih besar dari jumlah penawaran setiap bulannya yakni hanya 1700 pot. Kapasitas screen house yang dimiliki dengan luasan 200 m2 adalah 720 pot, dengan seluruhnya merupakan anggrek Phalaenopsis. jumlah produksi tersebut akan dapat dicapai apabila screen house sudah digunakan seoptimal mungkin. Pemanenan anggrek juga tidak serentak, karena tidak seluruh tanaman anggrek berbunga secara bersamaan, sehingga jumlah anggrek yang mampu ditawarkan baru sedikit. Jumlah kapasitas tersebut adalah kemampuan penampungan screen house dan tidak berarti setiap bulannya dapat melakukan penawaran sebanyak jumlah tersebut, apabila supply bibit lancar maka pasti akan kontinu dengan jumlah yang sama disetiap bulannya, karena anggrek Phalaenopsis dapat dipanen pada bulan berikutnya karena input yang digunakan adalah anggrek yang sudah berbunga atau dengan usia atau 12 bulan setelah dipisahkan ke pot tunggal dari bibit kompot. Proses produksi Penjualan anggrek pot bersifat kontinu, dimana kegiatan penjualan terus terjadi di setiap bulan, sehingga produksi anggrek pot juga harus bisa dipanen setiap bulannya. Adanya jumlah stok anggrek dengan usia yang berbeda akan membuat adanya anggrek pot yang dapat dipanen setiap bulannya. Screen house merupakan tempat yang digunakan untuk budidaya anggrek pot, agar tanaman mendapatkan kondisi mikro agroklimat yang optimal bagi pertumbuhan dan pembungaan anggrek pot. Screen house juga dapat melindungi tanaman anggrek pot dari sinar matahari dan curah hujan yang berlebihan. Intensitas matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan anggrek Phalaenopsis berkisar antara 15-25 persen (1500-2500 fc), dengan kelembaban relatif (RH) berkisar antara 60-85 persen, suhu udara yang dibutuhkan pada siang hari sekitar kurang dari 29 0C dan pada malam hari sekitar 16-18 0C. Pertumbuhan anggrek Phalaenopsis akan optimal pada ketinggian 900 m dpl. Untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima dan juga mengatur suhu udara agar sesuai dengan kebutuhan, maka menggunakan screen house dengan ketebalan paranet 75 persen. Pot yang digunakan untuk penanaman anggrek pot berdiameter 18-25 cm, Proses produksi anggrek membutuhkan waktu yang tidak sebentar, ketelatenan, dan ketelitian, karena anggrek merupakan tanaman hias yang rentan dan membutuhkan perhatian dalam pemeliharaannya. Proses produksi anggrek pot adalah sebagai berikut:
65
a.
b.
c.
Pemilihan bibit anggrek pot Pemilihan bibit memiliki peran yang penting dalam kegiatan produksi, karena penggunaan bibit yang berkualitas akan menghasilkan anggrek pot berbunga yang berkualitas pula. Bibit yang dipilih berkualitas baik dan memenuhi standar baik dari segi kesehatan tanaman, dan usia tanaman. Bibit anggrek yang sudah dipesan kemudian dibeli dan dikirim ke screen house di Bogor. Adapun ciri-ciri dari tanaman berbunga yang dijadikan input dalam usaha ini adalah: usia tanaman 12 bulan dengan jumlah pseudobulb 5-6 buah, tinggi tanaman berkisar 35-45 cm, memiliki batang yang besar, segar, tanaman tidak terkena penyakit maupun terserang hama, dan kondisi tanaman sudah berbunga atau baru sebagian kuntum bunga mekar dengan jumlah kuntum bunga pertangkai mencapai 10-12 kuntum bunga. Penataan Setibanya tanaman di screen house, tanaman akan di bongkar dari kemasannya. Setelah dibongkar tanaman akan di letakan dan ditata di meja rak anggrek screen house, Pada saat peletakan tanaman juga dilakukan pengecekan terhadap kondisi tanaman, hal tersebut untuk memastikan bahwa tanaman tidak mengalami kerusakan selama dalam perjalanan pengangkutan. Secara umum tidak ada perlakuan khusus terhadap tanaman yang baru dibeli, bila tanaman tiba di screen house pada sore hari maka akan dilakukan penyiraman, tetapi jika tanaman tiba siang hari maka penyiraman tanaman akan dilakukan pada sore harinya. Perlakuan khusus akan dilakukan apabila saat pengecekan tanaman ditemukan hama, atau tanaman terlihat memiliki penyakit. Apabila hal tersebut terjadi maka pada sore harinya segera dilakukan penyemprotan insectisida dan fungisida, hal tersebut dilakukan agar tanaman yang baru dibeli tidak menyebarkan penyakit atau hama pada tanaman lain yang sebelumnya sudah ada di screen house. peletakkan pot harus diletakan dengan tidak terlalu berdempetan antara tanaman, agar tanaman tidak rusak. Pemeliharaan Sejak tanaman bibit sampai di screen house, maka akan dilakukan kegiatan pemeliharaan hingga kemudian tanaman berbunga dan kemudian dijual. Terdapat beberapa kegiatan pemeliharaan yakni mulai dari penyiraman, pemupukan, penyemprotan fungisida, penyemprotan insectisida, pensortiran tanaman, penggantian media tanam, dan pemisahan tanaman keki. Adapun perincian dari berbagai kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: Penyiraman Kegiatan penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari, atau dilakukan pada saat suhu udara belum atau sudah tidak terlalu panas, pertimbangan tersebut dikarenakan dapat membuat tanaman layu atau mati bila disiram pada saat suhu udara terlalu panas atau pada waktu siang hari. Pada pagi hari penyiraman dilakukan pada pukul 07.00 dan sore hari pada pukul 15.00. Kegiatan penyiraman kdilakukan dengan kisaran waktu setengah sampai satu jam, bergantung pada cuaca dan luasan areal screen house. Kegiatan penyiraman juga bergantung dengan cuaca, apabila musim hujan tanaman bisa tidak disiram dalam waktu satu hari penuh, bila cuaca sedang cerah maka tanaman dapat disiram hanya pagi hari atau sore hari saja, dan bila cuaca sedang panas sekali maka tanaman akan disiram pada pagi dan
66
sore hari. Penetuan hal tersebut berdasarkan melihat kondisi tanaman, apabila kelembaban tanaman masih cukup maka tidak dilakukan penyiraman, mengingat tanaman anggrek tidak boleh terlalu banyak air, dimana akan membuat akar tanaman menjadi busuk, tetapi kondisi yang terlalu kering juga tidak boleh, sehingga dilakukan kegiatan penyiraman guna menjaga kelembaban tanaman dan suhu screen house. Pemupukan Kegiatan pemupukan dilakukan untuk memberikan nutrisi pada tanaman anggrek, agar tanaman dapat tumbuh dengan kondisi baik dan berbunga. Adapun pupuk yang digunakanadalah pupuk dalam bentuk bubuk dengan merek “Growmore” dan terkadang menggunakan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dalam bentuk cair dengan merek “Atonik”. Kegiatan pemupukan dilakukan 2 kali dalam seminggu, dengan hari disesuaikan. Adapun komposisi yang digunakan dalam sekali kegiatan pemupukan adalah 1 ons pupuk untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter. Pupuk dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Pupuk disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot dengan pupuk. Penyemprotan fungisida Kegiatan penyemprotan fungisida penting untuk dilakukan dalam pemeliharaan tanaman anggrek, karena tanaman anggrek rentan terhadap serangan fungi atau jamur dikarena kebutuhannya akan kelembaban. Adapun jenis fungisida yang digunakan adalah dalam bentuk bubuk yakni dengan merek “Dithane M-45”. Adapun komposisi yang digunakan dalam sekali kegiatan penyemprotan fungisida adalah 2 gram bubuk fungisida untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter, apabila fungisida yang digunakan dalam bentuk cair maka dosis yang digunakan adalah 2 mili liter untuk dilarutkan kedalam 50 liter air. Fungisida dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Fungisida disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot. Kegiatan penyemprotan fungisida dilakukan 2 kali dalam seminggu, dan kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat musim hujan, kaena tingkat kelembaban di dalam screen house tinggi sehingga harus dilakukan pencegahan agar tanaman tidak diserang jamur. Penyemprotan insectisida Kegiatan penyemprotan insectisida penting untuk dilakukan dalam pemeliharaan tanaman anggrek, karena tanaman anggrek rentan terhadap serangan hama. Adapun jenis insectisida yang digunakan adalah dalam bentuk bubuk yakni dengan merek “furadan 3 GR” dan “Prosid”. Adapun komposisi yang digunakan berbeda, untuk insectisida furadan 3 GR diberikan dengan menaburkan 5 butir pada pucuk tanaman, diberikan pada saat tanaman baru masuk screen house dan kondisi sudah disiram. Insectisida prosid diberikan dengan cara disemprotkan, dalam sekali kegiatan penyemprotan insectisida dosis yang digunakan adalah 2 gram
67
bubuk insectisida untuk dilarutkan kedalam air sebanyak 50 liter, apabila fungisida yang digunakan dalam bentuk cair maka dosis yang digunakan adalah 2 mili liter untuk dilarutkan kedalam 50 liter air. Insectisida dilarutkan dengan air di dalam drum, kemudian disemprot ke tanaman dengan menggunakan selang yang dipasangkan sprayer di ujung selang agar penyemprotanya dapat merata ke seluruh bagian tanaman. Insectisida disemprotkan pada media tanam hingga daun tanaman, dan jika sudah keluar calon bunga juga akan disemprot. Kegiatan penyemprotan insectisida dilakukan 1 kali dalam seminggu, dan kegiatan ini akan lebih sering dilakukan pada saat musim kemarau, karena suhu udara yang panas menyebabkan hama di dalam green house bertambah, sehingga harus dilakukan pencegahan agar tanaman tidak diserang hama. Pensortiran tanaman Kegiatan pensortiran tanaman dilakukan untuk memisahkan tanaman anggrek yang masih dalam kondisi segar dan yang sudah kurang segar, juga dipisahkan antara jenis anggrek Phalaenopsis besar atau anggrek Phalaenopsis mini. Tanaman di sortir dan diletakan secara berkelompok, hal ini agar memudahkan dalam kegiatan panen, kegiatan pensortiran dilakukan setiap hari, sekaligus pengecekan kondisi tanaman. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada siang hari, atau saat pegawai kebun sedang senggang, tidak ada konsumen datang, tidak sedang mengepak, dan tidak sedang melakukan kegiatan pemeliharaan lainnya. Penggantian media tanam Media tanam sebagai tempat tempat tumbuh tanaman anggrek berperan penting untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Kondisi media tanam harus selalu baik, sehingga perlu adanya pergantian media apabila media tanam sudah tidak dalam kondisi baik. Anggrek Phalaenopsis memiliki jenis akar yang besar dibandingkan dengan angrek Dendrobium, oleh karena itu akar anggrek Phalaenopsis akan busuk jika medianya selalu dalam keadaan basah sehingga dianjurkan agar media tanam yang diberikan hanya sedikit saja. Media tanam yang sudah buruk dapat terlihat dengan warna media yang sudah hitam dan sudah melebur (sudah seperti tanah). Media tanam akan diganti dengan media yang baru, yakni media yang digunakan adalah sekam dan kaliandra, kedua media tersebut dicampur, dengan komposisi 1:1, kemudian diisikan kedalam pot. Adapun teknik penggantian medianya adalah dengan mencabut tanaman perlahan dari pot, kemudian medianya dikeluarkan dari pot, akar tanaman dibersihkan dengan tangan, kemudian media yang sudah dicampur dimasukkan ke dalam pot hingga setengah pot, lalu masukkan kembali tanaman anggrek secara perlahan dan tambah media tanam hingga terisi ¾ dari pot. Adapun hal perlu diperhatikan adalah jangan menekan akar dengan keras karena dapat merusak tumbuh kembang akar. Pemisahan keiki Tanaman anggrek semasa pertumbuhannya terkadang memiliki anakan, anakan yang terdapat di batang tanaman disebut “keiki”. Keberadaan anakan tersebut dapat membuat pertumbuhan anggrek untuk berbunga melambat karena penyaluran asupan makanan yang terbagi, selain itu juga membuat tampilan tanaman menjadi kurang menarik sehingga harus
68
d.
e.
4.
dipisahkan dan dipindahtanamkan. Tanaman keki akan dipisahkan jika akar tanaman sudah cukup kuat dan kondisinya segar. Teknik pemisahannya adalah dengan memotek tanaman keiki perlahan kemudian ditanam dengan pot dan media, dengan mengisi pot dengan media tanam yangtelah dicampur sebanyak setengah pot, kemudian ditanam dan dimasukkan kembali media hingga terisi ¾ dari pot. Adapun hal perlu diperhatikan adalah jangan menekan akar dengan keras karena dapat merusak tumbuh kembang akar. Pemanenan Kegiatan akhir dari produksi anggrek pot adalah pemanenan. Kegiatan pemanenan tanaman anggrek pot berbeda dengan kegiatan pemanenan beberapa tanaman lain, caranya lebih mudah, yakni hanya memilih tanaman yang sudah seluruh kuntum bunganya mekar dan kemudian dipindahkan dan dikelompokkan dengan tanaman lain yang sudah berbunga, hal ini agar memudahkan dalam mengemas, calon konsumen dapat dan memilih dengan baik. Waktu yang dibutuhkan untuk anggrek Phalaenopsis berkisar 1 bulan sejak tanaman sudah berbunga, atau memiliki kuntum sebagian sudah berbunga, atau 12 bulan setelah dipisahkan ke pot tunggal dari bibit kompot,. Kemudian bila sudah ada pesanan dari konsumen atau ada konsumen yang datang membeli tanaman akan dikemas untuk kemudian dijual. Kegiatan panen dilakukan tidak setiap hari, karena belum tentu setiap hari ada tanaman yang telah mekar bunganya, tetapi pengecekan tetap dilakukan setiap hari mengingat tanaman anggrek yang berbunga dengan tidak serentak. Pengepakkan Tanaman anggrek pot yang telah dipanen, biasanya sudah memiliki pembeli pesanan rutin, sehingga akan segera dikemas. Pembeli juga dapat berasal dari pedagang eceran dan konsumen akhir yang datang langsung ke screen house. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan cara membungkus bagian tanaman (tidak termasuk pot) dengan kertas atau koran, kemudian susun dan tata di dalam kardus, kemudian kardus ditutup rapat, di lakban untuk kemudian dikirim atau dibawa oleh pembeli. Saat penataan dan pembungkusan harus perlahan agar tidak merusak tanaman dan bunga. Bila pembeli adalah konsumen lokal (Bogor) maka pengemasan tetap menggunakan kardus dan tanaman dibungkus koran atau kertas akan tetapi kardus tidak ditutup dan dilakban, dibiarkan saja terbuka. Kegiatan budidaya atau proses produksi anggrek pot yang dilakukan oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek sudah tepat. Mulai dari kegiatan pemilihan bibit, penataan, pemeliharaan, pemanenan, hingga pengepakkan sudah mengikuti SOP yang berlaku. Layout Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien. Layout dari usaha anggrek pot skenario 4 atau mengusahakan varietas Phalaenopsis 100 persen dengan luasan lahan 200 m2 akan digambarkan pada Gambar 14.
69
Gambar 14 Layout screen house skenario 4 Adapun keterangan dari gambar layout adalah sebagai berikut: : Rak anggrek varietas Phalaenopsis : Gudang penyimpanan : Keran air
5.
Berdasarkan gambar layout screen house diatas dapat dilihat bahwa meja rak angrek akan lebih baik bila diletakkan secara sejajar antara meja agar dapat mengoptimalkan tempat, hindari penataan meja yang tak beraturan sehingga banyak ruang tempat yang kosong dan tak termanfaatkan dengan optimal. Meja rak berwarna hijau merupakan meja rak anggrek varietas Phalaenopsis dengan ketebalan paranet screen house 75 persen. Meja rak anggrek yang digunakan sebaiknya adalah meja yang terbuat dari bahan stainless stell agar tidak mudah berkarat, dikarenakan kegiatan budidaya yang banyak menggunakan air, dengan menggunakan meja tersebut juga akan lebih mudah untuk menggeser atau apabila akan melakukan pemindahan lokasi usaha suatu saat nanti. Peletakkan pompa, keran air dan drum air sebaiknya berada pada bagian tengah pinggir, tepat pada jalur tengah antara meja rak. Penempatan tersebut bertujuan agar memudahkan dalam kegiatan penyiraman, agar seluruh tanaman anggrek disetiap rak dapat disiram dan diberi pupuk secara merata, juga agar panjang selang dibutuhkan tidak terlalu panjang. Peletakkan kardus untuk mengepak, pupuk, fungisida, insectisida, tabung semprotan, pot, media, dan lainnya disimpan digundang yang berada dibagian belakang green house, dan asa sisa sedikit ruang untuk kegiatan pengepakkan yang tidak jauh jaraknya dari gudang penyimpanan. Penataan layout untuk usaha anggrek pot varietas Phalaenopsis 100 persen akan baik dengan menggunakan denah layout ini. Pemilihan jenis teknologi dan peralatan Usaha anggrek pot dengan menggunakan peralatan seperti pompa air, keran air, drum, alat penyemprot, sprayer selang, selang, meja rak anggrek, screen house (dengan kerangka besi diameter 10 cm dan menggunakan
70
1.
2. 3. 4.
dinding serta atap paranet) dianggap sudah menggunakan teknologi tetapi masih sederhana. Sebagian besar peralatan yang digunakan dapat diperoleh di toko pertanian, seperti: gunting tanaman, sprayer, selang, pot tanah liat. Beberapa peralatan lainnya dapat diperoleh di toko seperti drum air, pompa air. Kegiatan penyiraman tanaman, pemupukan, penyemprotan fungisida dan insectisida menggunakan pompa air, drum, selang dan sprayernya. Untuk pemeliharaan tanaman seperti pembuangan daun yang layu, pemangkasan tangkai calon bunga yang sedikit, pemangkasan akar tanaman yang sudah busuk atau terkena penyakit menggunakan gunting tanaman. Kegiatan pembuangan hama dan pemisahan anakan keki hanya menggunakan tangan biasa. Teknologi yang digunakan dalam usaha ini adalah screen house, tetapi jenis screen house yang digunakan juga tergolong tenologi sederhana. Screen house dibuat dengan kerangka berupa besi yang kemudian di cat, kemudian di sekeliling bangunan screen house menggunakan paranet yang berlapis, ketebalan lapisan paranet disesuaikan dengan kebutuhan akan intensitas cahaya matahari. Paranet yang digunakan juga disambung dengan menjahitnya. Meja rak anggrek yang digunakan menggunakan satinless stell dan alas rak berupa kawat jaring. Teknologi dan peralatan yang digunakan sudah cukup sesuai, mengingat usaha anggrek pot yang dijalankan dengan luasan 200 m2 ini masih tergolong usaha skala kecil. Teknoloi dan alat yang digunakan sudah mampu mendukung jalannya usaha anggrek pot ini. Berdasarkan hasil analisis diatas maka usaha anggrek pot secara aspek teknis dinyatakan layak untuk dijalankan. Pernyataan tersebut dikarenakan beberapa kriteria terpenuhi, seperti: Lokasi usaha menunjang pelaksanaan kegiatan usaha tersebut. hal ini dicirikan dengan ketersediaan input, akses pasar yang dituju, ketersediaan listrik dan air, ketersediaan tenaga kerja, dan ketersediaan transportasi (jalan raya, kendaraan umum, dan lain-lain) yang tersedia dan dapat mendukung keberlangsungan usaha. Proses produksi yang sudah sesuai dengan SOP budidaya pembungaan anggrek pot. Layout usaha yang baik, yakni memudahkan beragam kegiatan produksi, dan lancar antara kegiatan produksi satu dengan yang lainnya. Pemilihan jenis teknologi dan peralatan yang sudah tepat, disesuaikan dengan skala usaha dan dapat mendukung kegiatan usaha anggrek pot, serta tidak mengganggu keseimbangan ekologi dan keharmonisan budaya sosial didaerah setempat.
Aspek Manajemen dan Hukum 1. Manajemen Usaha akan berjalan dengan baik dan dapat terus berkembang apabila dimanajemen dengan baik. Mengatur manajemen dari sebuah usaha haruslah direncanakan dengan baik, begitu juga pada usaha anggrek pot. dalam menjalankan usaha anggrek pot diperlukan memiliki perencanaan yang baik diawal persiapan usaha, hal tersebut bertujuan agar usaha anggrek pot yang akan dijalankan akan menguntungkan dan berkelanjutan, bukan merugi. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah: sudah menentukan pasar yang akan dituju,
71
apakah merupakan konsumen akhir “hobies” atau merupakan pedagang pengecer, keduaya biasanya merupakan konsumen akhir dari anggrek pot yang sudah berbunga, lokasi pasar yang dituju dan lokasi usaha ini akan dijalankan juga menjadi pertimbangan yang penting, jenis green house atau screen house yang akan digunakan (disesuaikan dengan kemampuan modal namun tetap mempertimbangkan umur ekonomisnya), dari mana sumber input (bibit), pupuk, media, fungisida, insectisida, dan peralatan produksi lainnya, ketersediaan tenaga kerja, dan beberapa hal lainnya juga perlu untuk diperhatikan. Dalam hal manajemen usaha juga perlu mempertimbangkan apakah akan menggunakan modal sendiri 100 persen atau akan meminjam dana modal usaha ke lembaga keuangan, atau mengkombinasi keduanya. Penetuan hal tersebut harus mempertimbangkan suku bunga dan kemampuan usaha dalam menghasilkan keuntungan kelak. Dari segi manajemen saat usaha sudah berjalan harus melakukan pencatatan rutin setiap kali pembelian input atau hal yang terkait dengan pengeluaran biaya, dan juga mencatat setiap penjualan yang terjadi, dengan kualitas apa dan harga berapa produk dijual juga harus dicatat dengan baik. kemungkinan adanya konsumen yang membeli dengan lokasi diluar pulau Jawa maka sebagai pelaku usaha juga harus mengetahui berapa biaya pengiriman yang berlaku ke beberapa wilayah, agar saat konsumen menanyakan kita sudah mengetahuinya, tidak mengecewakan konsumen dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Waktu pembayaran gaji tenaga kerja, pajak, listrik, pulsa dan beberapa hal lainnya juga harus diperhatikan dan dibayarkan dengan tepat waktu. 2. Hukum Pembentukan usaha anggrek pot dilokasi Kelurahan Pasir Mulya dapat tercata resmi seecara hukum dengan bergabung pada kelompok tani Mitra Permata Anggrek, karena kelompok tani tersebut sudah merupakan suatu bentuk badan hukum yang tercatat secara resmi dan terdaftar di kantor dinas pemerintah, pendirian kelompok tani sudah resmi dan diketahui oleh pihak RT/RW, Kelurahan, hingga ke Dinas Pertanian Kotamadya Bogor. Tanah lokasi usaha harus tetap membayar PBB (Pajak Bumi Bangunan), dengan pembayaran dilakukan oleh pemilik tanah, bila tanahnya menyewa maka biaya sewa lahan sudah termasuk biaya pembayaran pajak. Pajak penghasilan juga dibayarkan sebesar 1 persen, sesuai dengan ketentuan pajak penghasilan. Berdasarkan data yang diperoleh di atas usaha anggrek pot yang dijalankan oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek layak dalam aspek manajemen dan hukum, karena dibuat perencanaan yang cukup baik dari segi manajemen, melakukan pembayaran PBB dan pajak penghasilan dan dapat bergabung secara resmi dengan kelompok tani yang sudah resmi dan diketahui oleh pihak RT/RW, Kelurahan, hingga ke Dinas Pertanian Kotamadya Bogor. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Usaha anggrek pot memberikan berbagai dampak, baik dari aspek sosial, ekonomi dan budaya. Dari sgi aspek sosial usaha ini memberikan dampak positif karena dapat memberikan pekerjaan dan mengurangi pengangguran karena mempekerjakan seorang pekerja. Kegiatan usaha ini juga baik secara sosial karena dapat bergabung dengan kelompok tani Mitra Permata Anggrek. Adanya kelompok tani ini juga berdampak baik dari aspek ekonomi, karena dengan adanya kegiatan usaha anggrek pot ini dapat memberikan penghasilan, walaupun
72
penghasilan yang diperoleh oleh dari usaha anggrek ini memang tidak terlalu banyak. Usaha yang dijalankan kelompok tani ini juga memberikan dampak ekonomi pada beberapa pedagang pengecer yang menjual hasil produksi anggrek pot kelompok tani di wilayah Kota Bogor. Para pedagang tersebut memperoleh pasokan anggrek pot untuk kemudian dijual dan mereka memperoleh pendapatan dari hasil penjualan. Dampak ekonomi yang berupa meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak mungkin akan sedikit bertambah, karena usaha ini membayarkan pajak usaha atau penghasilan usaha ke pemerintah, dan PBB setiap tahunnya. Aspek budaya erat hubungannya dengan masyarakat. Budaya ini mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, religius, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Adanya usaha anggrek pot tidak bertentangan dengan budaya yang telah berkembang di masyarakat selama ini. Menurut beberapa masyarakat sekitar adanya usaha ini tidak mengganggu kebudayaan yang ada selama ini baik dari segi nilai sosial, norma sosial, religius, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa usaha anggrek pot yang dijalankan kelompok tani Mitra Permata Anggrek dari segi sosial, ekonomi dan budaya layak untuk dijalankan, karena memenuhi kriteria kelayakan sebagai berikut: 1. Mamapu meningkatkan kesempatan kerja yang dibuktikan dengan adanya mempekerjakan seorang pekerja. 2. Mampu memberikan pendapatan masyarakat sekitar dan beberapa pedagang pengecer tanaman hias yang berjualan di Kota Bogor. 3. Usaha ini tidak bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat tersebut, baik nilai sosial, norma sosial, religius, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Aspek Lingkungan Analisis terhadap aspek lingkungan dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari keberadaan usaha anggrek pot. Berdasarkan hasil pengamatan langsung kegiatan budidaya anggrek pot tidak menghasilkan limbah yang dapat berdampak buruk bagi keseimbangan lingkungan. Penggunaan pupuk, fungisida, dan bakterisida sudah sesuai dosis yang ditentukan, dan tidak ada aliran sisa pemupukan, penyemprotan fungisisda dan bakterisida yang mengalir ke sungai terdekat. Peralatan yang digunakan juga tidak menimbulkan asap yang dapat menyebabkan polusi di udara. Adanya usaha anggrek pot ini bahkan dapat memberikan pemandangan indah bagi masyarakat sekitar, juga membuat wilayah sekitar menjadi lebih sejuk dan nyaman. Hasil analisis terhadap aspek lingkungan di atas secara aspek lingkungan dapat dinyatakan layak untuk dijalankan. Dinyatakan layak karena tidak adanya limbah yang dihasilkan selama kegiatan budidaya yang mencemari lingkungan, dan usaha ini memberikan pemandangan yang indah dan kenyamanan lingkungan sekitarnya.
Analisis Aspek Finasial Analisis aspek non finansial penting untuk dilakukan, karena dapat memberikan gambaran usaha secara kuantitatif dengan mengkaji secara finansial
73
suatu usaha. Aspek finansial dapat dilihat dari penerimaan dan pengeluaran usaha selama periode usaha tertentu kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan kriteria investasi. Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam aspek finansial diantaranya: cashflow, asumsi yang digunakan, proyeksi laba rugi, analisis kriteria investasi, dan analisis sensitivitas. Penelitian kali ini akan menganalisis kelayakan usaha anggrek pot di kelompok tani Mitra Permata Anggrek. Penelitian akan menghitung perencanaan usaha untuk kelompok tani Mitra Permata Anggrek ke dalam 4 skenario, yakni: skenario 1 produksi varietas Dendrobium 100%, skenario 2 produksi varietas Dendrobium 80% dan vanda 20%, skenario 3 produksi varietas Phalaenopsis 50% dan Dendrobium 50%, skenario 4 produksi varietas Phalaenopsis 100%. Adanya perencanaan tersebut agar petani dapat mengetahui dan memilih usaha anggrek pot akan lebih baik bila membudidayakan varietas apa, atau dipadukan seperti apa, agar pelaku usaha anggrek pot dapat meningkatkan pendapatannya. Tidak hanya dianalisis pada kondisi normal, usaha anggrek pot ini juga akan dianalisis tingkat atau persentase sensitivitasnya terhadap 2 kondisi, agar pelaku usaha anggrek pot dapat mengetahui dengan batasan persentase berapakah usaha anggrek pot ini masih dapat dinyatakan layak untuk dijalankan. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Arus kas dalam penelitian ini diproyeksikan selama 10 tahun sesuai dengan umur ekonomis screen house. Arus masuk (Inflow) Inflow merupakan aliran kas masuk bagi suatu usaha atau pendapatan dari suatu usaha. Inflow pada usaha anggrek pot bersumber dari hasil penjualan anggrek pot yang dihitung berdasarkan 4 skenario. Nilai sisa juga dihitung sebagai penerimaan di akhir umur usaha. Jumlah produksi anggrek pot diasumsikan sama setiap bulannya dengan pola penanaman yang sudah diatur. Proyeksi arus masuk berbeda dari setiap skenario, karena mengusahakan jenis anggrek yang berbeda dan dengan persentase yang berbeda juga. 1. Skenario 1 Skenario 1 mengasumsikan produksi anggrek varietas Dendrobium 100% dengan jumlah produksi total 720 pot. Adapun perinciannya sebagai berikut: dijual kepada konsumen akhir 25%, kemudian dibagi kembali dijual dengan harga Rp 30 000 (kualitas terbaik) sebanyak 60%, dan dijual dengan harga Rp 25 000 (kualitas sedang) sebanyak 40%. Dijual kepada pedagang pengecer sebanyak 60%, dan dijual dengan harga obral (kualitas kurang baik) sebanyak 15%. Penetuan persentase tersebut berdasarkan permintaan pasar berdasarkan hasil pengamatan di lapang. Perbedaan kualitas anggrek pot yang dijual dan sasaran konsumen yang berbeda (konsumen akhir dan pedagang pengecer) menyebabkan adanya perbedaan harga jual yang juga menyebabkan adanya variasi pada penerimaan. Adapun proyeksi arus masuk (skenario 1) dapat dilihat pada Tabel 2.
74
Tabel 2 Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 1 Harga satuan Penerimaan (Rp) Penerimaan (Rp) jumlah anggrek Dendrobium Tahun Tahun 1 2-10 A. Kualitas baik 108 30 000 22 680 000 38 880 000 Kualitas sedang 72 25 000 12 600 000 21 600 000 B. Pedagang Pengecer 432 22 500 68 040 000 116 640 000 C. Obral 108 10 000 7 560 000 12 960 000 Total penerimaan 110 880 000 190 080 000
2. Skenario 2 Skenario 2 mengasumsikan produksi anggrek varietas Dendrobium 80% atau 576 pot dan varietas Vanda 20% atau 144 pot, dengan jumlah produksi total 720 pot. Adapun perinciannya sebagai berikut: anggrek Dendrobium dijual ke konsumen akhir 25% sebanyak 144 pot, kemudian dibagi kembali sebanyak 60% dijual dengan harga Rp 30 000 (kualitas terbaik) dan sebanyak 40% dijual dengan harga Rp 25 000 (kualitas sedang). Dijual kepada pedagang pengecer sebanyak 60% dan dijual dengan harga obral (kualitas kurang baik) sebanyak 15%. Perincian anggrek Vanda sebagai berikut: dijual ke konsumen akhir dengan kualitas terbaik sebanyak 50% dengan harga Rp 140 000, dan dijual ke pedagang pengecer 50% dengan harga Rp 125 000. Proyeksi arus masuk (skenario 2) dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 2 Harga satuan Penerimaan (Rp) (Rp) Penerimaan jumlah Tahun Tahun 1 2-10 anggrek Dendrobium A. Kualitas baik 86 30 000 18 060 000 30 960 000 Kualitas sedang 58 25 000 10 150 000 17 400 000 B. Pedagang Pengecer 346 22 500 54 495 000 93 420 000 C. Obral 86 10 000 6 020 000 10 320 000 Anggrek Vanda A. Konsumen Akhir 72 140 000 70 560 000 120 960 000 B. Pedagang Pengecer 72 125 000 63 000 000 108 000 000 Total penerimaan 222 285 000 381 060 000 3.
Skenario 3 Skenario 3 mengasumsikan produksi anggrek varietas Dendrobium 50% dan varietas Phalaenopsis 50% dengan jumlah produksi total 720 pot. Adapun perinciannya sebagai berikut: anggrek Dendrobium dijual ke konsumen akhir 25% sebanyak 90 pot, kemudian dibagi kembali sebanyak 60% dijual dengan harga Rp 30 000 (kualitas terbaik) dan sebanyak 40% dijual dengan harga Rp 25 000 (kualitas sedang). Dijual kepada pedagang pengecer sebanyak 60% dan dijual
75
dengan harga obral (kualitas kurang baik) sebanyak 15%. Perincian anggrek Phalaenopsis sebagai berikut: dijual ke konsumen akhir (KA) sebanyak 50% dibagi kembali dengan dijual sebanyak 30% (kualitas baik), dan 70% (anggrek Phalaenopsis mini). Dijual ke pedagang pengecer (pp) sebanyak 50% dibagi kembali dengan dijual sebanyak 30% (kualitas baik), dan 70% (anggrek Phalaenopsis mini). Adapun proyeksi arus masuk (skenario 3) dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 3 Harga satuan Penerimaan (Rp) (Rp) Penerimaan jumlah Tahun Tahun 1 2-10 anggrek Dendrobium B. Kualitas baik 54 30 000 11 340 000 19 440 000 Kualitas sedang 36 25 000 6 300 000 10 800 000 B. Pedagang Pengecer 216 22 500 34 020 000 58 320 000 C. Obral 54 10 000 3 780 000 6 480 000 Anggrek Phalaenopsis Anggrek Besar (KA) 54 125 000 60 750 000 81 000 000 Anggrek Mini (KA) 126 75 000 85 050 000 113 400 000 Anggrek Besar (PP) 54 100 000 48 600 000 64 800 000 Anggrek Mini (PP) 126 65 000 73 710 000 98 280 000 Total penerimaan 323 550 000 452 520 000 4.
Skenario 4 Skenario 1 mengasumsikan produksi anggrek varietas Phalaenopsis 100% dengan jumlah produksi total 720 pot. Adapun perinciannya sebagai berikut: dijual kepada konsumen akhir 40%, dibagi kembali dengan dijual sebanyak 30% (kualitas baik), dan 70% (anggrek Phalaenopsis mini). Dijual ke pedagang pengecersebanyak 60% dibagi kembali dengan dijual sebanyak 30% (kualitas baik), dan 70% (anggrek Phalaenopsis mini). Adapun proyeksi arus masuk (skenario 4) dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Proyeksi arus masuk anggrek pot skenario 4 Harga Penerimaan (Rp) Penerimaan jumlah satuan (Rp) anggrek Dendrobium Tahun 1 Tahun 2-10 Anggrek Besar (KA) 86 125 000 96 750 000 129 000 000 Anggrek Mini (KA) 202 75 000 136 350 000 181 800 000 Anggrek Besar (PP) 130 100 000 117 000 000 156 000 000 Anggrek Mini (PP) 302 65 000 176 670 000 235 560 000 Total penerimaan 526 770 000 702 360 000 Jumlah produksi bibit anggrek pot pada tahun pertama berbeda, karena pada awal tahun dimulai pembuatan screen house selama 2 bulan yakni bulan Januari -
76
Februari. Pengisisan bibit anggrek varietas Dendrobium dan Vanda dimulai pada bulan Maret dengan jumlah pot 720 pot, kemudian pada bulan April - Desember juga sama. Bulan Juni pertama kali dilakukan kegiatan panen anggrek pot, yakni sebanyak 720 pot, yang kemudian dilakukan rutin seterusnya dengan jumlah yang sama. Varietas Phalaenopsis berbeda karena sejak pengisian bibit awal di bulan Maret sudah dapat dipanen pada satu bulan kemudian, yakni pada bulan April. Penambahan penerimaan juga bersumber dari nilai sisa, yang diperoleh dari nilai sisa barang-barang yang sifatnya investasi dan masih bernilai, penambahan ini diletakkan pada akhir umur usaha. Hasil penghitungan nilai sisa bervariasi diantara variabel investasi. Setiap variabel memiliki nilai sisa yang berbeda, perolehan nilai sisa yang berbeda juga dipengaruhi oleh umur ekonomis dan nilai pembelian dari setiap variabel. Perhitungan nilai sisa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Nilai sisa investasi usaha anggrek pot Variabel Investasi Nilai Beli (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) A. Screen House 35 000 000 10 B. Paranet 1 200 000 3 C. Drum Air 175 000 3 D. Selang Air 180 000 3 E. Sprayer Selang 40 000 3 F. Tabung Sprayer 245 000 5 G. Instalasi Air 2 500 000 5 H. Keran Air 30 000 3 I. Gunting Tanaman 14 975 3 J. Instalasi Listrik 1 500 000 10 K. Meja Kantor 3 500 000 5 L. Kipas Angin 250 000 5 M. Tossa 17 590 000 5 N. Hand Phone 1 500 000 3 Total Nilai Sisa
Nilai Sisa (Rp) 0 400 000 58 333 60 000 13 333 0 0 10 000 9 983 0 0 0 2 518 000 500 000 3 569 650
Arus Keluar (Outflow) Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan oleh suatu usaha. Outflow berupa biaya-biaya yang dikeluarkan baik saat usaha tersebut sedang dibangunmaupun saat usaha tersebut sedang berjalan. Outflow terdiri dari biaya investasi, dan biaya operasional. Biaya operasional terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. 1. Biaya investasi Biaya investasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha dengan umur ekonomis lebih dari satu tahun. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama usaha. Barang-barang investasi yang telah habis masa pakainya sebelum periode usaha berakhir harus dibeli kembali atau direinvestasi. Komponen investasi yang dikeluarkan disesuaikan dengan kebutuhan produksi anggrek pot. Total biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama adalah sebesar Rp 62 224 975. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 7.
77
Tabel 7 Biaya investasi usaha anggrek pot Uraian Jumlah Satuan Nilai (Rp) A. Screen House 1 200 m 35 000 000 B. Paranet 1 roll 1 200 000 C. Drum Air 1 unit 175 000 D. Selang Air 20 meter 9 000 E. Sprayer Selang 1 unit 40 000 F. Tabung Sprayer 1 unit 245 000 G. Instalasi Air 1 unit 2 500 000 H. Keran Air 1 unit 30 000 I. Gunting Tanaman 1 unit 14 975 J. Instalasi Listrik 1 unit 1 500 000 K. Meja Kantor 1 unit 3 500 000 L. Kipas Angin 1 unit 250 000 M. Tossa 1 unit 17 590 000 N. Hand Phone 1 unit 1 500 000 Total biaya investasi tahun 1
Total Pembelian (Rp) 35 000 000 1 200 000 175 000 180 000 40 000 245 000 2 500 000 30 000 14 975 1 500 000 3 500 000 250 000 17 590 000 1 500 000 63 724 975
Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama, namun biaya tersebut mengalami penyusutan setiap tahunnya dengan proporsi yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh umur ekonomis dari masing-masing barang yang diinvestasikan. Umur ekonomis dari setiap barang yang dinvestasikan ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan suatu barang untuk dapat digunakan secara layak dan masih memiliki fungsi yang baik untuk mendukung jalannya usaha anggrek pot. Selain umur ekonomis, penyusutan dari setiap barang juga dipengaruhi oleh nilai awal barang investasi tersebut. Nilai penyusutan yang telah dihitung berdasarkan metode garis lurus dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Biaya penyusutan investasi usaha anggrek pot Uraian Umur ekonomis A. Screen House 10 B. Paranet 3 C. Drum Air 3 D. Selang Air 3 E. Sprayer Selang 3 F. Tabung Sprayer 5 G. Instalasi Air 5 H. Keran Air 3 I. Gunting Tanaman 3 J. Instalasi Listrik 10 K. Meja Kantor 5 L. Kipas Angin 5 M. Tossa 5 N. Hand Phone 3 Total biaya penyusutan
Penyusutan (Rp) 3 500 000 266 667 38 889 40 000 8 889 49 000 500 000 6 667 1 664 150 000 700 000 50 000 3 014 400 333 333 8659508
78
Biaya Reinvestasi Dalam komponen investasi, terdapat beberapa komponen yang telah habis umur ekonomisnya sebelum umur usahanya berakhir. Umur ekonomis dari sceen house ditentukan menjadi umur bisnis angrek pot, karena memiliki umur ekonomis terpanjang dan merupakan komponen investasi yang memiliki nilai investasi terbesar. Paranet, tabung sprayer, pompa air, meja kantor kipas angin dan tossa memiliki umur ekonomis 5 tahun, sehingga sebaiknya setelah umur ekonomisnya habis harus dilakukan penggantian guna mengoptimalkan dalam menjalankan usaha karena peralatan yang digunakan masih berfungsi dengan baik. Peralatan seperti handphone, drum air, sprayer selang, gunting tanaman, selang air dan keran air memiliki umur ekonomis 3 tahun, sehingga sebaiknya setelah digunakan selama 3 tahun dilakukan penggantian alat baru. Adapaun rincian dari biaya reinvestasi dapat dilihat pada Tabel 9. 2.
Tabel 9 Biaya reinvestasi usaha anggrek pot Uraian A. Screen House
Umur ekonomis 10
B. Paranet
3
C. Drum Air
3
D. Selang Air
3
E. Sprayer Selang F. Tabung Sprayer G. Instalasi Air
3
Tahun 4 (Rp) 1 200 000 175 000 180 000 40 000
5 5
H. Keran Air 3 I. Gunting Tanaman 3 J. Instalasi Listrik 10 K. Meja Kantor 5 L. Kipas Angin 5 M. Tossa 5 N. Hand Phone 5 Total biaya reinvestasi
Tahun 6 (Rp)
Tahun 7 (Rp)
Tahun 10 (Rp)
180 000
1 200 000 175 000 180 000
40 000
40 000
30 000
30 000
14 975
14 975
2 244 975
2 244 975
1 200 000 175 000
245 000 2 500 000 30 000 14 975
2 244 975
3 500 000 250 000 7 590 000 1 500 000 24 085 000
Perhitungan biaya reinvestasi menggambarkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan pada tahun tertentu untuk membeli variabel investasi yang sudah habis umur ekonomisnya selama menjalankan usaha. Adanya pengeluaran biaya reinvestasi tidak stiap tahun, jumlah biaya yang dikeluarkan juga tidak sama, bergantung dari umur ekonomis variabel investasi yang digunakan. Pada usaha anggrek pot biaya reinvestasi memiliki jumlah yang besar pada tahun ke 6, karena pada tahun tersebut dianggarkan untuk mengganti variabel investasi yang memiliki nilai beli tinggi, seperti tossa (kendaraan bermotor), meja kantor, pompa air, dan kipas angin. Sedangkan pada tahun ke 4, 7, dan 10 memiliki jumlah biaya
79
reinvestasi yang sama, jumlahnya tidak terlalu besar karena nilai beli variabel investasinya juga tidak terlalu tinggi. Biaya operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha berjalan dimana biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak ditentukan oleh banyaknya output. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya ditentukan oleh banyaknya ouput, semakin banyak ouput maka akan semakin banyak biaya yang dikeluarkan. 1. Biaya tetap Usaha anggrek pot memiliki biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahunnya. Skenario 1, 2, 3 dan 4 memiliki rincian biaya tetap yang sama. Pada tahun pertama biaya tetap baru mulai dikeluarkan pada bulan Maret yakni sejak pertama kali screen house digunakan atau mulai diisi dengan bibit anggrek. Sejak tahun kedua hingga tahun kesepuluh biaya tetap dikeluarkan selama 12 bulan mulai bulan Januari hingga Desember, perbedaan tersebut yang menyebabkan biaya tetap yang dikeluarkan pada tahun 1 berbeda dengan biaya tetap yang dikeluarkan pada tahun ke 2-10. Adapun rincian dari biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Biaya tetap usaha anggrek pot Uraian Tahun 1 Tahun 2-10 A. Sewa Lahan 1 350 000 1 350 000 B. Upah Tenaga Kerja 8 000 000 9 600 000 C. Transportasi 3 000 000 3 600 000 D. Biaya Listrik 1 100 000 1 320 000 E. Biaya Telepon 800 000 1 200 000 F. Biaya Penyusutan* 8 659 508 8 659 508 22 909 508 25 729 508 Total Biaya Tetap *Biaya penyusutan yang hanya dimasukkan pada perhitungan laba rugi 2.
Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah sesuai dengan perubahan jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya variabel yang dikeluarkan dalam menjalanakan usaha anggrek pot berbeda diantara setiap skenario yang dikaji, karena setiap skenario memiliki persentase komposisis perencanaan produksi yang berbeda. Pada tahun pertama biaya variabel baru mulai dikeluarkan pada bulan Maret yakni sejak pertama kali screen house digunakan atau mulai diisi dengan bibit anggrek. Sejak tahun kedua hingga tahun kesepuluh biaya tetap dikeluarkan selama 12 bulan mulai bulan Januari hingga Desember. a. Skenario 1 Skenario 1 mengasumsikan produksi anggrek varietas Dendrobium 100% dengan jumlah produksi total 720 pot. Adapun perinciannya sebagai berikut: dijual kepada konsumen akhir 25%, kemudian dibagi kembali dijual dengan harga Rp 30 000 (kualitas terbaik) sebanyak 60%, dan dijual dengan harga Rp 25 000 (kualitas sedang) sebanyak 40%. Dijual kepada pedagang pengecer sebanyak 60%, dan dijual dengan harga obral (kualitas kurang baik) sebanyak 15%. Hasil perhitungan biaya variabel skenario 1 memiliki nilai yang paling kecil diantara biaya variabel pada skenario lainnya, hal tersebut dikarena variabel input bibit
80
anggrek yang digunakan hanya varietas Dendrobium, dimana varietas Dendrobium memiliki harga jual inpu paling murah diantara varietas lain yang diusahakan, yakni biaya input per pot hanya sebesar Rp 13 000. Adapun rincian biaya variabel (skenario 1) dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 1 Uraian Tahun 1 Tahun 2-10 A. Bibit Anggrek Dendrobium 93 600 000 112 320 000 B. Media Sekam 1 000 000 1 200 000 C. Media Kaliandra 1 250 000 1 500 000 D. Pupuk 275 000 330 000 E. Fungisida 680 000 816 000 F. Insectisida Furadan 260 000 312 000 G. Insectisida Prostid 220 000 264 000 H. Besi Penyangga 5 400 000 6 480 000 I. Penjepit Besi Penyangga 3 600 000 4 320 000 J. Kardus 350 000 600 000 K. Lakban 315 000 540 000 L. Pot 1 600 000 2 400 000 Total Biaya Variabel 108 550 000 131 082 000 b. Skenario 2 Skenario 2 mengasumsikan produksi anggrek varietas Dendrobium 80% dan varietas Vanda 20% dengan jumlah produksi total 720 pot. Adapun perinciannya sebagai berikut: anggrek Dendrobium dijual ke konsumen akhir 25% sebanyak 144 pot, kemudian dibagi kembali sebanyak 60% dijual dengan harga Rp 30 000 (kualitas terbaik) dan sebanyak 40% dijual dengan harga Rp 25 000 (kualitas sedang). Dijual kepada pedagang pengecer sebanyak 60% dan dijual dengan harga obral (kualitas kurang baik) sebanyak 15%. Perincian anggrek Vanda sebagai berikut: dijual ke konsumen akhir dengan kualitas terbaik sebanyak 50% dengan harga Rp 140 000, dan dijual ke pedagang pengecer 50% dengan harga Rp 125 000. Adapun rincian biaya variabel (skenario 2) dapat dilihat pada Tabel 12. Data perhitungan biaya variabel pada tabel 12 memiliki banyak kesamaan dengan biaya variabel pada tabel 11. Perbedaan terletak pada variabel input bibit anggrek pot. Bibit anggrek pada skenario 2 menggunakan dua jenis varietas yang berbeda, yakni varietas Dendrobium dan varietas Vanda, perbedaan varietas tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya perbedaan harga beli input bibit. Persentase penggunaan bibit yang akan diproduksi juga mempengaruhi, harga beli bibit anggrek varietas Dendrobium hanya Rp 13 000 per pot, sedangkan harga beli bibit anggrek varietas Vanda mencapai Rp 110 000 per pot. Selisih biaya pembelian bibit anggrek jauh berbeda dan harga persatuan inputnya juga jauh berbeda, hal tersebut dikarenakan persentase produksi anggrek varietas Dendrobium jauh lebih banyak dibandingkan dengan varietas Vanda, yakni varietas Dendrobium 80% dan varietas Vanda 20%. Penentuan jumlah persentase tersebut berdasarkan besarnya permintaan pasar terhadap varietas tertentu, diketahui bahwa permintaan terhadap varietas Dendrobium lebih banyak dibandingkan Vanda, oleh karena itu dibuatlah persentase tersebut.
81
Tabel 12 Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 2 Uraian Tahun 1 A. Bibit Anggrek Dendrobium 74 880 000 B. Bibit Anggrek Vanda 158 400 000 C. Media Sekam 1 000 000 D. Media Kaliandra 1 250 000 E. Pupuk 275 000 F. Fungisida 680 000 G. Insectisida Furadan 260 000 H. Insectisida Prostid 220 000 I. Besi Penyangga 5 400 000 J. Penjepit Besi Penyangga 3 600 000 K. Kardus 350 000 L. Lakban 315 000 M. Pot 1 600 000 Total Biaya Variabel 248 230 000 c.
Tahun 2-10 89 856 000 190 080 000 1 200 000 1 500 000 330 000 816 000 312 000 264 000 6 480 000 4 320 000 600 000 540 000 2 400 000 298 698 000
Skenario 3 Skenario 3 mengasumsikan produksi anggrek varietas Dendrobium 50% dan varietas Phalaenopsis 50% dengan jumlah produksi total 720 pot. Adapun perinciannya sebagai berikut: anggrek Dendrobium dijual ke konsumen akhir 25% sebanyak 90 pot, kemudian dibagi kembali sebanyak 60% dijual dengan harga Rp 30 000 (kualitas terbaik) dan sebanyak 40% dijual dengan harga Rp 25 000 (kualitas sedang). Dijual kepada pedagang pengecer sebanyak 60% dan dijual dengan harga obral (kualitas kurang baik) sebanyak 15%. Perincian anggrek Phalaenopsis sebagai berikut: dijual ke konsumen akhir sebanyak 50% dibagi kembali dengan dijual sebanyak 30% (kualitas baik), dan 70% (anggrek Phalaenopsis mini). Dijual ke pedagang pengecersebanyak 50% dibagi kembali dengan dijual sebanyak 30% (kualitas baik), dan 70% (anggrek Phalaenopsis mini). Adapun rincian biaya variabel(skenario 3) dapat dilihat pada Tabel 13. Data perhitungan biaya variabel pada tabel 13 memiliki banyak kesamaan dengan biaya variabel pada tabel 11, dan 12. Perbedaan terletak pada variabel input bibit anggrek pot. Bibit anggrek pada skenario 2 menggunakan dua jenis varietas yang berbeda, yakni varietas Dendrobium dan varietas Phalaenopsis, perbedaan varietas tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya perbedaan harga beli input bibit. Persentase penggunaan bibit yang akan diproduksi juga mempengaruhi, harga beli bibit anggrek varietas Dendrobium hanya Rp 13 000 per pot, sedangkan harga beli bibit anggrek varietas Phalaenopsis mencapai Rp 90 000 per pot (anggrek besar), dan Rp 55 000 (anggrek mini). Selisih biaya pembelian bibit anggrek terlihat tidak jauh berbeda sedangkan harga persatuan inputnya jauh berbeda, hal tersebut dikarenakan persentase produksi anggrek varietas Dendrobiumsama dengan varietas Phalaenopsis, yakni varietas Dendrobium 50% dan varietas Phalaenopsis 50%. Biaya pembelian tidak terlalu berbeda karena jumlah persentase pembelian anggrek Phalaenopsis mini lebih banyak dibandingkan persentase pembelian Phalaenopsis besar. Penentuan jumlah persentase antara varietas Dendrobium dan varietas Phalaenopsis berdasarkan besarnya permintaan pasar terhadap varietas tertentu, diketahui bahwa permintaan terhadap varietas Dendrobium sama dengan varietas
82
Phalaenopsis, oleh karena itu dibuatlah persentase tersebut. Penentuan persentase varietas Phalaenopsis antara anggrek mini dan besar berdasarkan kemudahan memperoleh input. Tabel 13 Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 3 Uraian Tahun 1 A. Bibit Anggrek Dendrobium 46 800 000 B. Bibit Anggrek Phalaenopsis Besar 180 000 000 Bibit Anggrek Phalaenopsis Mini 99 000 000 C. Media Sekam 1 000 000 D. Media Kaliandra 1 250 000 E. Pupuk 275 000 F. Fungisida 680 000 G. Insectisida Furadan 260 000 H. Insectisida Prostid 220 000 I. Besi Penyangga 5 400 000 J. Penjepit Besi Penyangga 3 600 000 K. Kardus 350 000 L. Lakban 315 000 M. Pot 1 600 000 Total Biaya Variabel 340 750 000
Tahun 2-10 56 160 000 216 000 000 118 800 000 1 200 000 1 500 000 330 000 816 000 312 000 264 000 6 480 000 4 320 000 600 000 540 000 2 400 000 409 722 000
d. Skenario 4 Skenario 1 mengasumsikan produksi anggrek varietas Phalaenopsis 100% dengan jumlah produksi total 720 pot. Adapun perinciannya sebagai berikut: dijual kepada konsumen akhir 40%, dibagi kembali dengan dijual sebanyak 30% (kualitas baik), dan 70% (anggrek Phalaenopsis mini). Dijual ke pedagang pengecer sebanyak 60% dibagi kembali dengan dijual sebanyak 30% (kualitas baik), dan 70% (anggrek Phalaenopsis mini). Adapun rincian biaya variabel (skenario 4) dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil perhitungan biaya variabel skenario 4 memiliki nilai yang paling besar diantara biaya variabel pada skenario lainnya, hal tersebut dikarena variabel input bibit anggrek yang digunakan hanya varietas Phalaenopsis. Varietas Phalaenopsis yang diproduksi pun memiliki 2 jenis yakni anggrek besar dan anggrek mini. Kedua varietas tersebut memiliki harga jual input yang berbeda, yakni biaya input per pot anggrek Phalaenopsis besar Rp 90 000, dan anggrek Phalaenopsis mini Rp 55 000. Sehingga total biaya variabel pada skenario 4 memiliki jumlah yang tertinggi dibandingkan dengan skenario lainnya. Tabel 14 Biaya variabel usaha anggrek pot skenario 4 Uraian Tahun 1 A. Bibit Anggrek Phalaenopsis Besar 216 000 000 B. Bibit Anggrek Phalaenopsis Mini 277 200 000 C. Media Sekam 1 000 000 D. Media Kaliandra 1 250 000 E. Pupuk 275 000 F. Fungisida 680 000
Tahun 2-10 259 200 000 332 640 000 1 200 000 1 500 000 330 000 816 000
83
Uraian G. Insectisida Furadan H. Insectisida Prostid I. Besi Penyangga J. Penjepit Besi Penyangga K. Kardus L. Lakban M. Pot Total Biaya Variabel
Tahun 1 260 000 220 000 5 400 000 3 600 000 700 000 315 000 1 600 000 508 500 000
Tahun 2-10 312 000 264 000 6 480 000 4 320 000 1 200 000 540 000 2 400 000 611 202 000
Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan profitabilitas usaha anggrek pot. Analisis laba rugi yang diperoleh dalam menjalanakan usaha anggrek pot berbeda diantara setiap skenario yang dikaji, karena setiap skenario memiliki persentase komposisis perencanaan produksi yang berbeda. Pada tahun pertama analisis laba rugi menunjukkan perolehan laba yang lebih kecil pada tahun pertama karena bibit anggrek baru mulai dipanen pada bulan Juni yakni panen pertama kali sejak screen house diisi dengan bibit anggrek pada bulan Maret (untuk varietas Dendrobium dan Vanda), sedangkan anggrek akan dipanen sejak bulan april (untuk varietas Phalaenopsis) karena hanya butuh waktu satu bulan untuk memanen anggrek pot Phalaenopsis setelah pembelian bibit anggrek dewasa siap berbunga. Sejak tahun kedua hingga tahun kesepuluh perolehan laba usaha tetap karena kegiatan panen rutin dilakukan setiap bulannya selama 12 bulan mulai bulan Januari hingga Desember. a. Skenario 1 Skenario 1 memproduksi anggrek varietas Dendrobium 100 %. Usaha anggrek pot yang dilakukan oleh kelompok tani Mitra Permata Anggrek tidak melakukan peminjaman uang, sehingga tidak mengeluarkan biaya pembayaran bunga. Usaha ini melakukan pembayaran pajak penghasilan sebesar 1 persen, sehingga terdapat pengeluaran biaya pembayaran pajak. Oleh karena laba bersih sebelum bunga dan pajak berbeda dengan laba bersih. Hasil perhitungan laba rugi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 1 Uraian Tahun 1 Laba Bersih Sebelum Bunga Dan Pajak (20 579 508) Biaya Bunga 0 Laba Bersih Sebelum Pajak (20 579 508) Pajak (1%) (Pajak Pendapatan Usaha) (205 795) Laba Bersih Setelah Pajak (20 373 713)
Tahun 2-10 33 268 492 0 33 268 492 332 685 32 935 807
Hasil perhitungan laba rugi skenario 1 pada tabel 15 menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha belum memperoleh untung, atau laba yang dihasilkan minus (- 20 373 713). Biaya yang harus dikeluarkan baik untuk biaya variabel maupun biaya tetap jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan penerimaan usaha yang diperoleh pada tahun pertama, sehingga pada tahun pertama usaha belum dapat memperoleh keuntungan. Laba bersih setelah pajak yang diperoleh pada skenario 1 juga memiliki jumlah yang paling kecil diantara skenario lainnya,
84
hal tersebut dikarenakan varietas yang diusahakan hanya varietas Dendrobium, dimana keuntungan dari varietas tersebut tidak terlalu banyak. Usaha dengan pola skenario 1 tetap baik untuk dijalankan karena laba bersih setelah pajak yang dihasilkan pada tahun ke 2-20 masih tetap menguntungkan. Pada penghitungan diasumsikan baik jumlah produksi, harga dan biaya dari tahun 2-10 sama. b. Skenario 2 Skenario 2 memproduksi anggrek varietas Dendrobium 80 %, dan varietas Vanda 20%. Usaha anggrek pot tidak melakukan peminjaman uang, sehingga tidak mengeluarkan biaya pembayaran bunga. Usaha ini melakukan pembayaran pajak penghasilan sehingga memiliki pengeluaran biaya pembayaran pajak.. Hasil perhitungan laba rugi dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 2 Uraian Tahun 1 Laba Bersih Sebelum Bunga Dan Pajak (48 854 508) Biaya Bunga 0 Laba Bersih Sebelum Pajak (48 854 508) Pajak (1%) (Pajak Pendapatan Usaha) (488 545) Laba Bersih Setelah Pajak (48 365 963)
Tahun 2-10 56 632 492 0 56 632 492 566 325 56 066 167
Hasil perhitungan laba rugi skenario 2 pada tabel 16 menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha belum memperoleh untung, atau laba yang dihasilkan minus (- 48 365 963). Biaya yang harus dikeluarkan baik untuk biaya variabel maupun biaya tetap jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan penerimaan usaha yang diperoleh pada tahun pertama, sehingga pada tahun pertama usaha belum dapat memperoleh keuntungan. Laba bersih setelah pajak pada skenario 2 memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan skenario 1 dan 3, hal tersebut dikarenakan varietas yang diusahakan bervariasi antara varietas Dendrobium dan varietas Vanda, dimana harga jual dari varietas Vanda lebih mahal, sehingga keuntungan yang diperoleh cukup besar. Usaha dengan pola skenario 2 baik untuk dijalankan karena laba bersih setelah pajak yang dihasilkan pada tahun ke 2-20 masih tetap menguntungkan. Pada penghitungan diasumsikan baik jumlah produksi, harga dan biaya dari tahun 2-10 sama. c.
Skenario 3 Skenario 3 memproduksi anggrek varietas Dendrobium 50 %, dan varietas Phalaenopsis 50%. Usaha anggrek pot tidak melakukan peminjaman uang, sehingga tidak mengeluarkan biaya pembayaran bunga. Usaha ini melakukan pembayaran pajak penghasilan sehingga terdapat pengeluaran biaya pembayaran pajak. Hasil perhitungan laba rugi dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 3 Uraian Tahun 1 Tahun 2-10 Laba Bersih Sebelum Bunga Dan Pajak (40 109 508) 17 068 492 Biaya Bunga 0 0 Laba Bersih Sebelum Pajak (40 109 508) 17 068 492 Pajak (1%) (Pajak Pendapatan Usaha) (401 095) 170 685 Laba Bersih Setelah Pajak (39 708 413) 16 897 807
85
Hasil perhitungan laba rugi skenario 3 pada tabel 17 menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha belum memperoleh untung, hal tersebut dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan baik untuk biaya variabel maupun biaya tetap jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan penerimaan usaha yang diperoleh pada tahun pertama. Laba bersih setelah pajak pada skenario 3 memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan skenario 1, hal tersebut dikarenakan varietas yang diusahakan bervariasi antara varietas Dendrobium dan varietas Phalaenopsis, dimana harga jual dari varietas Phalaenopsis lebih mahal, sehingga keuntungan yang diperoleh cukup besar. Usaha dengan pola skenario 3 baik untuk dijalankan karena laba bersih setelah pajak yang dihasilkan pada tahun ke 2-20 masih tetap menguntungkan. Pada penghitungan diasumsikan baik jumlah produksi, harga dan biaya dari tahun 2-10 sama. d. Skenario 4 Skenario 4 memproduksi anggrek varietas Phalaenopsis 100 %. Usaha anggrek pot tidak melakukan peminjaman uang, sehingga tidak mengeluarkan biaya pembayaran bunga. Usaha ini melakukan pembayaran pajak penghasilan sehingga terdapat pengeluaran biaya pembayaran pajak. Hasil perhitungan laba rugi dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Analisis laba rugi usaha anggrek pot skenario 4 Uraian Tahun 1 Laba Bersih Sebelum Bunga Dan Pajak (4 639 508) Biaya Bunga 0 Laba Bersih Sebelum Pajak (4 639 508) Pajak (1%) (Pajak Pendapatan Usaha) (46 395) Laba Bersih Setelah Pajak (4 593 113)
Tahun 2-10 65 428 492 0 65 428 492 654 285 64 774 207
Hasil perhitungan laba rugi skenario 4 pada tabel 18 menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha belum memperoleh keuntungan, karena biaya yang harus dikeluarkan baik untuk biaya variabel maupun biaya tetap jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan penerimaan usaha yang diperoleh pada tahun pertama. Laba bersih setelah pajak pada skenario 1 memiliki jumlah yang paling besar dibandingkan skenario lainnya, hal tersebut dikarenakan varietas yang diusahakan hanya varietas Phalaenopsis, dimana harga jual dari varietas Phalaenopsis lebih mahal, sehingga keuntungan yang diperoleh besar. Usaha dengan pola skenario 4 baik untuk dijalankan karena laba bersih setelah pajak yang dihasilkan pada tahun ke 2-20 masih tetap menguntungkan. Pada penghitungan diasumsikan baik jumlah produksi, harga dan biaya dari tahun 2-10 sama. Analisis Kriteria Investasi Analisis kelayakan investasi usaha anggrek pot menggunakan kriteria investasi seperti NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Periode. Analisis kelayakan investasi dapat dilihat melalui cashflow yang tertera pada Lampiran 3. Analisis kelayakan investasi yang dihasilkan dalam usaha anggrek pot berbeda diantara setiap skenario yang dikaji, karena setiap skenario memiliki persentase komposisis perencanaan produksi yang berbeda. Hasil dari analisis kelayakan investasi menunjukan hasil yang sama antara skenario 1, 2, 3 dan 4 yakni
86
dinyatakan layak pada ke empat variabel kriteria kelayakan investasi. Hasil perhitungan analisis kelayakan investasi dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Analisis kelayakan investasi usaha anggrek pot skenario 1, skenario 2, skenario 3, dan skenario 4 Kriteria investasi NPV (Rp) Net B/C IRR (%) PP (tahun)
1 160 763 349 1,43 52,50 2,91
skenario 2 3 298 323 877 85 307 178 1,21 1,80 93% 32% 2,12 4,08
4 327 278 129 1,17 114% 1,93
Indikator kelayakan >0 >1 >7,5 <10
Hasil kelayakan Layak Layak layak Layak
Berdasarkan data perhitungan cashflow diperoleh hasil kelayakan investasi pada tabel 19. Data pada tabel 19 menunjukkan bahwa keempat skenario usaha yang dirancang layak untuk dijalankan berdasarkan kelayakan kriteria investasi. Hasil perhitungan NPV keempat skenario layak, karena lebih besar dari 0, hal tersebut menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan dengan keempat skenario tersebut dapat memberikan manfaat atau menguntungkan. Hasil perhitungan Net B/C juga menunjukkan hasil yang sama yakni dinyatakan layak pada keempat skenario, karena nilainnya lebih besar dari 1. Perhitungan IRR juga menunjukkan hasil yang sama yakni dinyatakan layak pada keempat skenario, karena nilai IRR pada keempat skenario lebih besar dari DR, dimana DR yang dijadikan acuan adalah 7,5%, hal tersbut menunjukkan bahwa usaha memiliki pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Perhitungan PP dinyatakan layak pada keempat skenario, karena memiliki nilai yang lebih kecil dari umur usaha, yakni umur usaha yang dijadikan acuan adalah 10 tahun, hal tersebut menunjukkan bahwa pengembalian investasi usaha dapat berlangsung dengan cepat. Nilai NPV dan IRR pada skenario 4 memiliki nilai tertinggi diantara skenario lainnya. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa dari segi perolehan keuntungan usaha dan pengembalian terhadap investasi yang ditanamkan, perhitungan PP juga menunjukkan bahwa skenario 4 mampu lebih cepat dalam pengembalian investasi usaha. Berdasarkan beberapa hal tersebut menunjukkan bahawa usaha yang paling baik untuk dijalankan adalah dengan senario 4 yakni mengusahakan varietas Phalaenopsis 100%. Pada kenyataannya terdapat kesulitan dalam menjalankan usaha skenario 4, karena saat ini pasokkan anggrek varietas Phalaenopsis tidak tersedia dalam jumlah banyak, terkadang bibit yang dijual oleh pihak supplier input kualitasnya kurang baik, sehingga dapat berpengaruh terhadap harga jual produk. Oleh karena itu usaha anggrek pot dengan skenario 2 dianggap merupakan skenario yang terbaik untuk dijalankan. Analisis Switching Value Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur seberapa besar perubahan maksimal dari suatu komponen inflow atau perubahan komponen outflow yang dapat ditoleransi sehingga usaha masih layak dilaksanakan. Analisis switching value dapat dilakukan dengan menghitung secara uji coba sehingga menghasilkan nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan discount rate, dan nilai Net B/C sama dengan 1. Analisis switching value yang akan dilakukan pada penelitian ini menggunakan dua variabel (peubah), yaitu kenaikan harga input (bibit anggrek)
87
dan penurunan jumlah produksi. Penentuan kedua variabel tersebut dikarenakan hasil observasi menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap usaha ini, karena bibit merupakan input utama dan memegang posisi biaya variabel terbesar dalam menjalankan usaha, selain itu penurunan jumlah produksi juga dapat berpengaruh signifikan terhadap perubahan penerimaan usaha. Kenaikan harga inpu bibit anggrek dikarenakan jumlah pasokan bibit dipasaran yang berkurang akibat adanya pembatasan terhadap bibit impor, dan biaya produksi bibit yang juga naik, hal tersebut menyebabkan harga input bibit menjadi naik. Penurunan jumlah produksi dapat terjadi terutama disebabkan oleh serangan hama pada tanaman anggrek, sehingga tanaman anggrek dapat rusak atau mati, serangan hama banyak terjadi pada musim panas, tetapi tidak terlalu sering terjadi bila perawatan tanamannya baik. hasil analisis switching value pada usaha anggrek pot terhadap kenaikan harga input bibit dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20
Switching value terhadap kenaikan harga input (bibit) skenario 1, skenario 2, skenario 3, dan skenario 4 Skenario Kriteria investasi Switching NPV (Rp) IRR (%) Net B/C PP (tahun) value (%) 1 0 7,5 1,00 6,73 121 2 0 7,5 1,00 6,53 116 3 0 7,5 1,00 8,00 106 4 0 7,5 1,00 6,76 108
Berdasarkan data perhitungan switching value terhadap kenaikan harga input bibit anggrek pada Tabel 21 menunjukkan bahwa usaha anggrek pot masih layak untuk dilaksanakan dengan batasan kenaikan harga bibit input mencapai persentase switching value, yakni skenario 1 mencapai 121 persen, skenario 2 mencapai 116 persen, skenario 3 mencapai 106 persen, dan skenario 4 mencapai 108 persen. Usaha anggrek pot pada keempat skenario tersebut dapat menjadi tidak layak jika melebihi dari persentase switching value tersebut, karena pada kriteria investasi akan menghasilkan NPV<0, IRR >DR, Net B/C>1 dan PP akan lebih dari 10 tahun atau lebih dari umur bisnis anggrek pot. Adapun hasil perhitungan switching value terhadap penurunan jumlah produksi dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21
Switching value terhadap penurunan jumlah produksi skenario 1, skenario 2, skenario 3, dan skenario 4 Skenario Kriteria investasi Switching NPV (Rp) IRR (%) Net B/C PP (tahun) value (%) 1 0 7,5 1,00 6,65 87 2 0 7,5 1,00 6,42 88 3 0 7,5 1,00 8,02 97 4 0 7,5 1,00 6,73 93
88
Berdasarkan data perhitungan switching value terhadap kenaikan harga input bibit anggrek pada Tabel 21 menunjukkan bahwa usaha anggrek pot masih layak untuk dilaksanakan dengan batasan kenaikan harga bibit input mencapai persentase switching value, yakni skenario 1 mencapai 87 persen, skenario 2 mencapai 88 persen, skenario 3 mencapai 97 persen, dan skenario 4 mencapai 93 persen. Usaha anggrek pot pada keempat skenario tersebut dapat menjadi tidak layak jika melebihi dari persentase switching value tersebut, karena pada kriteria investasi akan menghasilkan NPV<0, IRR >DR, Net B/C>1 dan PP akan lebih dari 10 tahun atau lebih dari umur bisnis anggrek pot. Usaha anggrek pot setelah diuji switching value menunjukkan hasil bahwa pada kondisi penurunan jumlah produksi skenario 3 lebih sensitif dibandingkan dengan skenario lainnya, hal tersebut dikarenakan persentase hasil perhitungan switching value atau persentase batas toleransi pada kenaikkan harga input bibit anggrek lebih kecil dibandingkan dengan persentase pada skenario lainnya. Kondisi penurunan produksi menunjukkan hal yang berbeda, yakni usaha anggrek pot skenario 1 lebih sensitif dibandingkan dengan skenario lainnya, hal tersebut dikarenakan persentase hasil perhitungan switching value atau persentase batas toleransi pada penurunan jumlah produksi lebih kecil dibandingkan dengan persentase pada skenario lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Hasil dari analisis kelayakan aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek ekonomi sosial budaya, dan aspek lingkungan dinyatakan layak. Hasil dari analisis kelayakan aspek finansial yang telah dilakukan dengan 4 skenario, berdasarkan kriteria investasi seluruhnya dinyatakan layak, yakni dengan (skenario 1) varietas Dendrobium 100% , (skenario 2) varietas Dendrobium 80% dan varietas Vanda 20%, (skenario 3) varietas Dendrobium 50% dan varietas Phalaenopsis 50%, (skenario 4) varietas Phalaenopsis 100%. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha dengan skenario 4 adalah usaha yang paling menguntungkan, akan tetapi untuk saat ini kurang tepat untuk dijalankan karena pasokan bibit anggrek varietas Phalaenopsis yang sulit. Sehingga skenario 2 adalah yang paling baik bila dijalankan saat ini. 2. Hasil analisis sensitivitas pada kenaikan harga input bibit menunjukkan bahwa usaha masih tetap layak dijalankan dengan batas toleransi perubahan sebesar 121 persen (skenario 1) 116 persen (skenario 2), 106 persen (skenario 3) dan 108 persen (skenario 4), dan skenario 3 lebih sensitif, karena hasil perhitungan switching value menunjukkan nilai terkecil. Hasil uji sensitivitas penurunan jumlah produksi menunjukkan bahwa usaha masih tetap layak dijalankan dengan batas toleransi perubahan sebesar 87 persen (skenario 1) 88 persen (skenario 2), 97 persen (skenario 3) dan 93 persen (skenario 4), dan usaha anggrek pot dengan
89
skenario 1 lebih sensitif, karena hasil perhitungan switching value menunjukkan nilai terkecil.
Saran 1. Usaha anggrek pot sebaiknya dijalankan ditempat dengan lokasi yang sesuai dengan strandar iklim untuk pertumbuhan anggrek, sesuai dengan jenis yang akan diusahakan, karena setiap jenis memiliki syarat tumbuh yang berbeda. 2. Usaha anggrek pot dengan lokasi Kota Bogor apabila terjadi kondisi kenaikan harga input bibit akan tetap layak apabila batas persentase kenaikan harganya tidak melebihi 121 persen (untuk usaha skenario 1), 116 persen (untuk usaha skenario 2), 106 persen (untuk usaha skenario 3), dan 106 persen (untuk usaha skenario 4). 3. Usaha anggrek pot dengan lokasi Kota Bogor apabila terjadi kondisi penurunan jumlah produksi akan tetap layak apabila batas persentase kenaikan harganya tidak melebihi 87 persen (untuk usaha skenario 1), 88 persen (untuk usaha skenario 2), 97 persen (untuk usaha skenario 3), dan 93 persen (untuk usaha skenario 4). 4. Mejalankan usaha anggrek pot di Kota Bogor sebaiknya mengkombinasikan varietas Dendrobium 80% dan varietas Vanda 20 persen, karena memiliki hasil keuntungan yang baik, pengembalian investasi cepat, pasokan bibit mudah dan dekat, serta memiliki iklim yang cocok untuk pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA Ariesa FN, Tinaprilla N. 2012. Analisis Kelayakan Restrukturisasi Mesin Pabrik Gula Kremboong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. 2 (1): 53-68 [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Anggrek 2009 – 2012 [internet]. [diunduh Maret 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/ [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Luas Produksi Tanaman Hias di Indonesia Tahun 1997-2013 [internet]. [diunduh Maret 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/ Direktorat Jendral Hortikultura. 2014. Sejarah Hortikultura [internet]. [diunduh Maret 2014]. Tersedia pada:.http://hortikultura.deptan.go.id/ Direktorat Jendral Hortikultura. 2011. Integrasi Sistem Pengembangan Industri Anggrek. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian Djalil R. 2012. Tidak Semua Pelaku UKM Dikenai PPN [internet]. [diunduh November 2014]. Tersedia pada: http://www.pajak.go.id/content/tidaksemua-pelaku-ukm-dikenai-ppn
90
Gittinger, J Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Penerjemah, Komet Mangiri, Slamet Sutomo. Jakarta (ID): Universitas Indonesia (UI-Press) Halim A. 2012. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis Kajian Dari Aspek Keuangan. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Kasmir et al. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Kencana Kelurahan Pasir Mulya. 2014. Profil Kelurahan Pasir Mulya [internet]. [diunduh Oktober 2014]. Tersedia pada: http://profilwilayah.kotabogor.go.id /index.php/kelurahan-pasir-mulya Kementerian Prtanian. 2011. Pedoman Integrasi Sistem Pengembangan Industri Anggrek. Jakarta (ID): Ditjen Hortikultura Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Departemen. Agribisnis FEM-IPB. Rukmana R. 2000. Anggrek Bulan, Yogyakarta (ID): Kanisius Septiani KR. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Pembibitan Kompot Anggrek Dendrobium (di Usaha Pembibtan Anggrek Dendrobium Estie’s Orchid, Kecamatan Limo, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Setiawan H. 2002. Usaha Pembesaran Anggre. Bogor (ID): Penebar Swadaya. Sumantri B. Priyono BS, Isronita M. 2004. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Lada (Pipernigrum, L) di Desa Kunduran Kecamatan Ulu Musi Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. 6 (1): 32-42 Syarif K. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merek Flosh (Studi Kasus Pada UKM Marun Aromaterapi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Trisusanti EA, Mu’alim, Purwoko S. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Minuman Herbal Celup (Herbalup) Lab.Manufactur. Umar H. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta(ID): PT.Gramedia Pustaka Utama Widiastoety D, Bahar F. 1995. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium. 5(4): 72-75 Widiastoety D, Prasetio W, Solvia N. 2000. Pengaruh Naungan Terhadap Produksi Tiga Kultivar Bunga Anggrek Dendrobium. 9(4): 302-306 Widiastoety D, Prasetio W, Syafril. 1994. Pemupukan Daun untuk Pertumbuhan Vegetatif pada Tanaman Anggrek Dendrobium. 2(1): 37-43 Widiastoety D, Suwanda. 1989. Pengaruh Berbagai Macam Media Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Tay Swee Keng. XVIII(3): 54-59 Zulkarnain MD. 2009. Analisis Kelayakan Finansial Terhadap Perubahan Segmentasi Umur Budidaya Anggrek (Studi Kasus Permata Anggrek) Kota Bogor Provinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
91
LAMPIRAN Lampiran 1 Luas panen, produksi dan produktivitas tanaman anggrek 2009-2012 Provinsi
2009
2010
2011
2012
Luas Panen (m2)
Produksi
Luas Panen
Produksi
Luas Panen
Produksi
Luas Panen (m2)
(Tangkai)
(m2)
(Tangkai)
(m2)
(Tangkai)
Aceh
433
1 789
450
1 057
152
Sumatera Utara
25 732
342 217
30 113
531 431
35 351
Sumatera Barat
6 060
179 296
3 530
106 988
4 220
Riau
25 633
45 363
3 241
10 726
Jambi
3 283
47 639
4 541
Sumatera Selatan
5 083
26 317
6 715
Bengkulu
1 046
36 586
Lampung
21 135
206 954
Bangka Belitung
5 544
Kep. Riau
1 367
DKI Jakarta
(Tangkai)
531
50
1 333
862 964
13 143
705 923
76 737
2 129
32 192
2 455
9 168
1 222
9 860
19 358
1 017
5 075
788
4 920
37 343
2 709
62 959
1 231
8 900
1 787
37 667
2 554
14 830
4 024
45 885
13 023
219 669
268
8 848
201
6 868
32 492
806
8 219
1 068
19 876
743
14 709
6 313
1 382
5 778
22 745
159 944
6 850
64 671
131 235
1 258 047
171 831
1 305 565
318 548
1 683 623
38 125
211 438
Jawa Barat
291 111
5 582 076
263 706
2 412 619
255 890
4 085 935
256 636
7 626 316
Jawa Tengah
196 883
985 222
46 908
452 886
84 156
3 673 559
98 125
5 628 179
DI Yogyakarta
4 457
89 781
7 778
86 451
65 869
411 276
119 739
1 242 982
Jawa Timur
260 263
2 180 521
447 374
3 430 362
4 317
50 335
13 793
64 995
Banten
75 450
1 453 304
164 462
2 189 988
204 822
1 952 960
210 788
2 483 618
Bali
130 279
574 426
139 503
1 209 106
98 055
1 349 747
260 572
1 236 218
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat
4 920
8 277
3 620
5 633
2 144
9 407
2 571
8 812
25 019
130 124
29
194
1 914
2 005 276
6 619
1 009 599
14 293
358 844
20 085
764 824
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
613
18 339
1 986
9 706
1 118
7 271
1 714
8 932
552
11 027
745
11 860
1 030
11 687
1 521
10 169
26 774
506 415
17 819
484 318
24 560
216 196
13 219
118 108
Sulawesi Utara
43 138
362 906
38 807
296 409
26 266
205 117
26 918
215 714
Sulawesi Tengah
3 249
20 655
4 249
71 075
706
2 122
907
6 458
Sulawesi Selatan
4 649
30 699
4 807
42 057
18 970
119 143
1 216
41 747
Sulawesi Tenggara Gorontalo
956
11 673
1 278
28 878
5 265
51 903
4 758
67 468
763
2 155
406
1 769
453
1 436
86
566
Sulawesi Barat
3 465
20 673
96
1 534
1 600
31 674
1 407
22 414
-
-
-
-
Produksi
Maluku
-
-
72
158
0
581
215
1 584
Maluku Utara
-
-
300
4 660
8 114
27 479
11 086
45 678
Papua Barat
-
-
0
0
-
-
-
-
Papua
7 193
29 387
3 252
17 576
1 223
19 029
3 443
26 216
Indonesia
1 308 199
16 205 949
1 391 206
14 050 445
1 209 938
15 490 256
1 117 334
20 727 891
Sumber: Badan Pusat Statistik 2012
92
Lampiran 2 Jenis dan sumber data Data – Data yang Jenis Data dibutuhkan Jumlah dan harga bibit Data Primer anggrek remaja Jumlah dan harga input Data Primer pupuk yang digunakan Peralatan Produksi (pot, Data Primer semprotan, dll) Proses Produksi Data Primer pembungaan anggrek pot Jumlah produksi anggrek Data Primer pot Harga jual anggrek pot Data Primer (per varietas) Luas areal produksi dan Data Primer jumlah screen house Investasi usaha Data Primer Penjualan anggrek pot di Kota Bogor Luas areal pertanian Kota Bogor Produksi bunga anggrek di Indonesia Data ekspor-impor bunga anggrek Teori terkait anggrek dan Studi Kelayakan Bisnis Data Sekunder
Sumber Data
Data Sekunder
Responden petani anggrek Responden petani anggrek Responden petani anggrek Responden petani anggrek Responden petani anggrek Responden petani anggrek Responden petani anggrek Responden petani anggrek Pedagang tanaman hias di Kota Bogor Dinas Pertanian Kotamadya Bogor BPS
Data Sekunder
Dirjen Hortikultura
Data Sekunder
Dinas Perindustrian dan teks book, dan literatur (jurnal, skripsi)
Data Sekunder Data Sekunder
93
Lampiran 3 Cashflow skenario 1 PROYEKSI CASHFLOW MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM A. KUALITAS BAIK
22.680.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
KUALITAS SEDANG
12.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
B. PEDAGANG PENGECER
68.040.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
7.560.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
110.880.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
193.649.650
C. OBRAL 3. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650
PENGELUARAN BIAYA TETAP 1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE B. PARANET
35.000.000 1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. DRUM AIR
175.000
175.000
175.000
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
585.000
585.000
E. SPRAYER SELANG
40.000
40.000
240.000
240.000
F. TABUNG SPRAYER
245.000
245.000
2.500.000
2.500.000
G. INSTALASI AIR H. KERAN AIR
30.000
30.000
30.000
30.000
I. GUNTING TANAMAN
14.975
14.975
14.975
14.975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
93
94
K. MEJA KANTOR L. KIPAS ANGIN M. TOSSA N. HAND PHONE
3.500.000
3.500.000
250.000
250.000
17.590.000
17.590.000
1.500.000
1.500.000
62.224.975
-
-
1.639.975
-
24.085.000
2.244.975
-
-
2.244.975
A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.250.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
93.600.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
B. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. MEDIA KALIANDRA
TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP
E. BIAYA TELEPON TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
D. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
E. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
F. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
G. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
H. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
I. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
J. KARDUS K. LAKBAN L. POT TOTAL BIAYA VARIABEL
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
1.600.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
108.550.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
95
TOTAL BIAYA PENGELUARAN pajak penghasilan (1%) NET BENEFIT DISCOUNT FACTOR 7,5%
185.024.975
148.152.000
148.152.000
149.791.975
148.152.000
172.237.000
150.396.975
148.152.000
148.152.000
149.844.000
(205.795)
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
(73.939.180)
41.595.315
41.595.315
39.955.340
41.595.315
17.510.315
39.350.340
41.595.315
41.595.315
43.472.965
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV NET BENEFIT/TAHUN
-68.780.632
35.993.783
33.482.589
29.918.580
28.973.576
11.346.010
23.718.610
23.322.586
21.695.429
21.092.819
PV BENEFIT/TAHUN
103.144.186
164.482.423
153.006.905
142.332.005
132.401.865
123.164.525
114.571.652
106.578.281
99.142.587
93.957.634
PV COST/TAHUN
172.116.256
128.200.757
119.256.518
112.164.310
103.196.554
111.602.948
90.652.514
83.069.157
77.273.635
72.703.399
NPV
160.763.349
IRR
52,50%
695.739
30.614.319
59.587.894
70.933.905
94.652.515
117.975.101
139.670.530
160.763.349
PV POSITIF
229.543.981
PV NEGATIF
160.763.349
NET B/C
1,43
GROSS B/C
1,15
AKUMULASI PV NET BENEFIT PP
-68.780.632
NPV > 0 IRR > DR
NET BC > 1
-32.786.850
2,91
95
96
Lampiran 4 Cashflow skenario 2 PROYEKSI CASHFLOW MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM (576 POT) A. kualitas baik
18.060.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
10.150.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
54.495.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
6.020.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
A. KONSUMEN AKHIR
70.560.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
B. PEDAGANG PENGECER
63.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
kualitas sedang B. PEDAGANG PENGECER C. OBRAL 2. ANGGREK VANDA (144 POT)
4. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650 222.285.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
384.629.650
PENGELUARAN 1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE B. PARANET
35000000 1200000
C. DRUM AIR
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
180.000
180.000
40.000
40.000
40.000
40.000
245.000
245.000
585.000
585.000
2.500.000
2.500.000
240.000
240.000
E. SPRAYER SELANG F. TABUNG SPRAYER G. INSTALASI AIR H. KERAN AIR
30.000
30.000
97
I. GUNTING TANAMAN
14.975
14.975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA
250.000 17.590.000
17.590.000
N. HAND PHONE
1.500.000
1.500.000
TOTAL INVESTASI
27.524.975
-
-
7.965.000
-
19.134.975
6.045.000
-
-
6.045.000
A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.250.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
2. BIAYA TETAP
E. BIAYA TELEPON TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM
74.880.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
158.400.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
B. BIBIT ANGGREK VANDA
K. KARDUS
97
98
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
1.600.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
248.230.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
290.004.975
M. POT
pajak penghasilan (1%) NET BENEFIT
315.768.000
315.768.000
323.733.000
315.768.000
334.902.975
321.813.000
315.768.000
315.768.000
321.813.000
(488.545)
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
(67.231.430)
64.725.675
64.725.675
56.760.675
64.725.675
45.590.700
58.680.675
64.725.675
64.725.675
62.250.325
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV NET BENEFIT/TAHUN
-62.540.865
56.009.237
52.101.616
42.502.424
45.085.228
29.541.019
35.370.064
36.291.831
33.759.842
30.203.480
PV BENEFIT/TAHUN
206.776.744
PV COST/TAHUN
269.772.070
NPV
298.323.877
DISCOUNT FACTOR 7,5%
IRR
93%
NPV > 0 IRR > DR
PV POSITIF
360.864.742
482.185.076
417.459.401
360.698.726
295.973.050
250.382.350
191.701.675
126.976.000
62.250.325
0
PV NEGATIF
298.323.877
546.910.751
482.185.076
417.459.401
360.698.726
295.973.050
250.382.350
191.701.675
126.976.000
62.250.325
1,21
NET BC > 1
45.569.989
88.072.412
133.157.640
162.698.659
198.068.724
234.360.554
268.120.397
298.323.877
NET B/C GROSS B/C AKUMULASI PV NET BENEFIT PP
1,30 -62.540.865 2,12
-6.531.628
99
Lampiran 5 Cashflow skenario 3 PROYEKSI CASHFLOW MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM (360 POT) A. KUALITAS BAIK
11.340.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
KUALITAS SEDANG
6.300.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
B. PEDAGANG PENGECER
34.020.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
3.780.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
A. ANGGREK BESAR
60.750.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
ANGGREK MINI
85.050.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
B. ANGGREK BESAR
48.600.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
ANGGREK MINI
73.710.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
C. OBRAL 2. ANGGREK PHALAENOPSIS (360 POT)
4. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650 323.550.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
456.089.650
PENGELUARAN BIAYA TETAP 1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE B. PARANET
32.500.000 1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
99
100
C. DRUM AIR
175.000
175.000
175.000
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
585.000
585.000
E. SPRAYER SELANG
40.000
40.000
240.000
240.000
F. TABUNG SPRAYER
245.000
G. INSTALASI AIR
245.000
2.500.000
2.500.000
H. KERAN AIR
30000
30000
30000
30000
I. GUNTING TANAMAN
14975
14975
14975
14975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA N. HAND PHONE
3.500.000
250.000
250.000
17.590.000
17.590.000
17.590.000
17.590.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
42.134.975
-
-
1.639.975
-
6.495.000
2.244.975
-
-
2.244.975
A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.250.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
46.800.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP
E. BIAYA TELEPON TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM
101
B. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS BESAR
180.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS MINI
99.000.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
K. KARDUS
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
1.600.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
340.750.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
397.134.975
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
M. POT
pajak penghasilan (1%)
(401.095)
NET BENEFIT
(73.183.880)
25.557.315
25.557.315
25.557.315
25.557.315
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV/TAHUN
-68.078.028
22.115.578
20.572.631
19.137.331
17.802.168
16.560.157
15.404.797
14.330.044
13.330.273
14.132.227
PV BENEFIT/TAHUN
300.976.744
391.580.314
364.260.757
338.847.216
315.206.712
293.215.546
272.758.648
253.728.975
236.026.953
221.291.929
PV COST/TAHUN
369.427.884
369.317.036
343.550.731
319.582.076
297.285.652
276.544.792
257.250.970
239.303.228
222.607.654
207.076.887
DISCOUNT FACTOR 7,5%
NPV
85.307.178
25.557.315
25.557.315
25.557.315
25.557.315
29.126.965
NPV > 0
101
102
IRR
32%
PV POSITIF
IRR > DR
153.385.206
PV NEGATIF
85.307.178
NET B/C
1,80
GROSS B/C
1,23
AKUMULASI PV NET BENEFIT
-68.078.028
PP
NET BC > 1
-45.962.450
-25.389.819
-6.252.488
11.549.681
28.109.838
43.514.634
57.844.678
71.174.951
85.307.178
4,08
Lampiran 6 Cashflow skenario 4 PROYEKSI CASHFLOW MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK PHALAENOPSIS A. ANGGREK BESAR
96.750.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
ANGGREK MINI
136.350.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
B. ANGGREK BESAR
117.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
ANGGREK MINI
176.670.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
3. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN PENGELUARAN BIAYA TETAP 1. BIAYA INVESTASI
3.569.650 526.770.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
705.929.650
103
A. SCREEN HOUSE B. PARANET
35.000.000 1200000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. DRUM AIR
175.000
175.000
175.000
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
585.000
585.000
E. SPRAYER SELANG
40.000
40.000
240.000
240.000
F. TABUNG SPRAYER
245.000
G. INSTALASI AIR
2.500.000
H. KERAN AIR
30.000
I. GUNTING TANAMAN
14.975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
L. KIPAS ANGIN
250.000
M. TOSSA
17.590.000
N. HAND PHONE TOTAL BIAYA INVESTASI
245.000 2.500.000 30000
30.000
14.975
14.975
14.975
3.500.000 250.000 17.590.000
1500000 62.224.975
30000
1500000 -
-
1.639.975
-
24.085.000
2.244.975
-
-
2.244.975
2. BIAYA TETAP A. SEWA LAHAN
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
E. BIAYA TELEPON
900.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
TOTAL BIAYA TETAP
17.220.000
17.220.000
103
104
14.500.000 BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS BESAR B. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS MINI
17.220.000
17.220.000
17.220.000
216.000.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
277.200.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
K. KARDUS
700.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
M. POT
1.600.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
540.000 2.400.000
540.000
540.000
2.400.000
2.400.000
540.000
540.000
2.400.000
2.400.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
508.500.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
585.224.975
628.422.000
628.422.000
630.061.975
628.422.000
652.507.000
630.666.975
628.422.000
628.422.000
630.666.975
pajak penghasilan (1%)
(46.395)
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
NET BENEFIT
(58.408.580)
67.267.695
67.267.695
65.627.720
67.267.695
43.182.695
65.022.720
67.267.695
67.267.695
68.592.370
DISCOUNT FACTOR 7,5%
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV/TAHUN
-54.333.563
58.208.930
54.147.842
49.142.072
46.855.894
27.980.725
39.192.763
37.717.147
35.085.718
33.280.601
PV BENEFIT/TAHUN
490.018.605
607.775.014
565.372.106
525.927.540
489.234.921
455.102.252
423.350.932
393.814.821
366.339.368
342.512.780
105
PV COST/TAHUN
544.395.326
543.794.051
NPV
327.278.129
NPV > 0
IRR
114%
505.854.931
471.790.741
437.732.769
422.799.427
380.137.610
352.357.619
327.774.529
305.995.787
IRR > DR
PV POSITIF
381.611.692
511.496.286
444.228.591
378.600.871
311.333.175
268.150.480
203.127.760
135.860.065
68.592.370
0
PV NEGATIF
327.278.129
578.763.981
511.496.286
444.228.591
378.600.871
311.333.175
268.150.480
203.127.760
135.860.065
68.592.370
58.023.210
107.165.281
154.021.175
182.001.900
221.194.663
258.911.810
293.997.528
327.278.129
6
7
NET B/C
1,17
GROSS B/C
1,11
AKUMULASI PV NET BENEFIT
-54.333.563
PP
NET BC > 1
3.875.368
1,93
Lampiran 7 Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 1 SWITCHING VALUE KENAIKAN HARGA INPUT (BIBIT) MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM A. KUALITAS BAIK
22.680.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
KUALITAS SEDANG
12.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
B. PEDAGANG PENGECER
68.040.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
7.560.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
C. OBRAL 3. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650 110.880.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
193.649.650
PENGELUARAN BIAYA TETAP
105
106
1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE B. PARANET
35.000.000 1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. DRUM AIR
175.000
175.000
175.000
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
585.000
585.000
E. SPRAYER SELANG
40.000
40.000
240.000
240.000
F. TABUNG SPRAYER
245.000
G. INSTALASI AIR
245.000
2.500.000
2.500.000
H. KERAN AIR
30.000
30.000
30.000
30.000
I. GUNTING TANAMAN
14.975
14.975
14.975
14.975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
3.500.000
250.000
250.000
17.590.000
17.590.000
1.500.000
1.500.000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA N. HAND PHONE
62.224.975
-
-
1.639.975
-
24.085.000
2.244.975
-
-
2.244.975
A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.250.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
113.568.492
136.282.191
136.282.191
136.282.191
136.282.191
136.282.191
136.282.191
136.282.191
136.282.191
136.282.191
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP
E. BIAYA TELEPON TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM B. MEDIA SEKAM
107
C. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
D. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
E. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
F. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
G. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
H. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
I. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
J. KARDUS
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
K. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
1.600.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
128.518.492
155.044.191
155.044.191
155.044.191
155.044.191
155.044.191
155.044.191
155.044.191
155.044.191
155.044.191
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
204.993.467
172.114.191
172.114.191
173.754.166
172.114.191
196.199.191
174.359.166
172.114.191
172.114.191
173.806.191
(205.795)
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
(93.907.672)
17.633.124
17.633.124
15.993.149
17.633.124
(6.451.876)
15.388.149
17.633.124
17.633.124
19.510.774
L. POT
pajak penghasilan (1%) NET BENEFIT DISCOUNT FACTOR 7,5%
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV NET BENEFIT/TAHUN
-87.355.974
15.258.518
14.193.970
11.975.679
12.282.505
-4.180.567
9.275.282
9.886.932
9.197.146
9.466.509
PV BENEFIT/TAHUN
103.144.186
164.482.423
153.006.905
142.332.005
132.401.865
123.164.525
114.571.652
106.578.281
99.142.587
93.957.634
PV COST/TAHUN
190.691.597
148.936.022
138.545.137
130.107.211
119.887.625
127.129.526
105.095.842
96.504.811
89.771.917
84.329.708
-57.903.487
-45.927.808
-33.645.303
-37.825.870
-28.550.588
-18.663.656
-9.466.509
0
NPV IRR PV POSITIF PV NEGATIF NET B/C GROSS B/C AKUMULASI PV NET BENEFIT PP
0 7,5%
NPV > 0 IRR > DR
91.536.541 -91.536.541 1,00
NET BC > 1
1,00 -87.355.974
-72.097.457
6,73
107
108
Lampiran 8 Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 2 SWITCHING VALUE KENAIKAN HARGA INPUT (BIBIT) MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM (576 POT) A. kualitas baik
18.060.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
10.150.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
54.495.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
6.020.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
A. KONSUMEN AKHIR
70.560.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
B. PEDAGANG PENGECER
63.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
kualitas sedang B. PEDAGANG PENGECER C. OBRAL 2. ANGGREK VANDA (144 POT)
4. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650 222.285.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
384.629.650
PENGELUARAN 1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE B. PARANET
35000000 1200000
C. DRUM AIR
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
180.000
180.000
40.000
40.000
40.000
40.000
245.000
245.000
585.000
585.000
2.500.000
2.500.000
240.000
240.000
E. SPRAYER SELANG F. TABUNG SPRAYER G. INSTALASI AIR
109
H. KERAN AIR
30.000
30.000
I. GUNTING TANAMAN
14.975
14.975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA
250.000 17.590.000
17.590.000
N. HAND PHONE
1.500.000
1.500.000
TOTAL INVESTASI
27.524.975
-
-
7.965.000
-
19.134.975
6.045.000
-
-
6.045.000
A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.250.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
86.774.182
104.129.018
104.129.018
104.129.018
104.129.018
104.129.018
104.129.018
104.129.018
104.129.018
104.129.018
183.560.769
220.272.923
220.272.923
220.272.923
220.272.923
220.272.923
220.272.923
220.272.923
220.272.923
220.272.923
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
2. BIAYA TETAP
E. BIAYA TELEPON TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM B. BIBIT ANGGREK VANDA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
109
110
K. KARDUS
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
M. POT
1.600.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
285.284.951
343.163.941
343.163.941
343.163.941
343.163.941
343.163.941
343.163.941
343.163.941
343.163.941
343.163.941
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
327.059.926
360.233.941
360.233.941
368.198.941
360.233.941
379.368.916
366.278.941
360.233.941
360.233.941
366.278.941
(488.545)
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
(104.286.381)
20.259.734
20.259.734
12.294.734
20.259.734
1.124.759
14.214.734
20.259.734
20.259.734
17.784.384
pajak penghasilan (1%) NET BENEFIT
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV NET BENEFIT/TAHUN
-97.010.587
17.531.408
16.308.287
9.206.303
14.112.092
728.800
8.568.000
11.359.678
10.567.142
8.628.875
PV BENEFIT/TAHUN
206.776.744
PV COST/TAHUN
304.241.792
DISCOUNT FACTOR 7,5%
NPV
0
IRR
7,5%
PV POSITIF
NPV > 0 IRR > DR
97.010.587
126.457.545
106.197.812
93.903.078
73.643.344
72.518.585
58.303.851
38.044.118
17.784.384
0
-97.010.587
146.717.279
126.457.545
106.197.812
93.903.078
73.643.344
72.518.585
58.303.851
38.044.118
17.784.384
NET B/C
1,00
NET BC > 1
GROSS B/C
1,47 -63.170.892
-53.964.589
-39.852.496
-39.123.696
-30.555.695
-19.196.017
-8.628.875
0
PV NEGATIF
AKUMULASI PV NET BENEFIT PP
-97.010.587 6,53
-79.479.179
111
Lampiran 9 Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 3 SWITCHING VALUE KENAIKAN HARGA INPUT (BIBIT) MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM (360 POT) A. KUALITAS BAIK
11.340.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
KUALITAS SEDANG
6.300.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
B. PEDAGANG PENGECER
34.020.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
3.780.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
A. ANGGREK BESAR
60.750.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
ANGGREK MINI
85.050.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
B. ANGGREK BESAR
48.600.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
ANGGREK MINI
73.710.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
C. OBRAL 2. ANGGREK PHALAENOPSIS (360 POT)
4. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650 323.550.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
456.089.650
PENGELUARAN BIAYA TETAP 1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE B. PARANET
32.500.000 1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. DRUM AIR
175.000
175.000
175.000
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
585.000
585.000
40.000
40.000
240.000
240.000
E. SPRAYER SELANG
111
112
F. TABUNG SPRAYER G. INSTALASI AIR
245.000
245.000
2.500.000
2.500.000
H. KERAN AIR
30000
30000
30000
30000
I. GUNTING TANAMAN
14975
14975
14975
14975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
3.500.000
250.000
250.000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA N. HAND PHONE
17.590.000
17.590.000
17.590.000
17.590.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
42.134.975
-
-
1.639.975
-
6.495.000
2.244.975
-
-
2.244.975
A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP
E. BIAYA TELEPON
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.250.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
49.776.595
59.731.914
59.731.914
59.731.914
59.731.914
59.731.914
59.731.914
59.731.914
59.731.914
59.731.914
B. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS BESAR
191.448.443
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS MINI
105.296.644
126.355.973
126.355.973
126.355.973
126.355.973
126.355.973
126.355.973
126.355.973
126.355.973
126.355.973
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM
113
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
K. KARDUS
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
1.600.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
361.471.683
420.849.887
420.849.887
420.849.887
420.849.887
420.849.887
420.849.887
420.849.887
420.849.887
420.849.887
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
417.856.658
437.919.887
437.919.887
437.919.887
437.919.887
437.919.887
437.919.887
437.919.887
437.919.887
437.919.887
(401.095)
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
(93.905.562)
14.429.428
14.429.428
14.429.428
14.429.428
14.429.428
14.429.428
14.429.428
14.429.428
17.999.078
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
M. POT
pajak penghasilan (1%) NET BENEFIT DISCOUNT FACTOR 7,5% PV/TAHUN
-87.354.012
12.486.255
11.615.121
10.804.763
10.050.943
9.349.714
8.697.408
8.090.613
7.526.151
8.733.043
PV BENEFIT/TAHUN
300.976.744
391.580.314
364.260.757
338.847.216
315.206.712
293.215.546
272.758.648
253.728.975
236.026.953
221.291.929
PV COST/TAHUN
388.703.868
378.946.360
352.508.242
327.914.643
305.036.878
283.755.235
263.958.358
245.542.659
228.411.776
212.476.070
-63.252.636
-52.447.873
-42.396.930
-33.047.216
-24.349.808
-16.259.195
-8.733.044
0
NPV IRR PV POSITIF PV NEGATIF NET B/C GROSS B/C AKUMULASI PV NET BENEFIT PP
0 7,5%
NPV > 0 IRR > DR
87.354.011 -87.354.012 1,00
NET BC > 1
1,29 -87.354.012
-74.867.757
8,00
113
114
Lampiran 10 Cashflow switching value kenaikan harga input bibit skenario 4 SWITCHING VALUE KENAIKAN HARGA INPUT (BIBIT) MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK PHALAENOPSIS A. ANGGREK BESAR
96.750.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
ANGGREK MINI
136.350.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
B. ANGGREK BESAR
117.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
ANGGREK MINI
176.670.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
3. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650 526.770.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
705.929.650
PENGELUARAN BIAYA TETAP 1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE
35.000.000
B. PARANET
1200000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. DRUM AIR
175.000
175.000
175.000
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
585.000
585.000
E. SPRAYER SELANG
40.000
40.000
240.000
240.000
F. TABUNG SPRAYER
245.000
245.000
2.500.000
2.500.000
G. INSTALASI AIR
115
H. KERAN AIR I. GUNTING TANAMAN
30.000
30000
14.975
30.000
14.975
14.975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
3.500.000
250.000
250.000
17.590.000
17.590.000
1500000
1500000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA N. HAND PHONE TOTAL BIAYA INVESTASI
62.224.975
30000
-
-
1.639.975
-
14.975
24.085.000
2.244.975
-
-
2.244.975
2. BIAYA TETAP A. SEWA LAHAN
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
900.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.500.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
A. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS BESAR
233.803.521
280.564.225
280.564.225
280.564.225
280.564.225
280.564.225
280.564.225
280.564.225
280.564.225
280.564.225
B. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS MINI
300.047.852
360.057.422
360.057.422
360.057.422
360.057.422
360.057.422
360.057.422
360.057.422
360.057.422
360.057.422
E. BIAYA TELEPON TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
115
116
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
K. KARDUS
700.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
M. POT
1.600.000
540.000 2.400.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
549.151.373
659.983.647
659.983.647
659.983.647
659.983.647
659.983.647
659.983.647
659.983.647
659.983.647
659.983.647
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
625.876.348
677.203.647
677.203.647
678.843.622
677.203.647
701.288.647
679.448.622
677.203.647
677.203.647
679.448.622
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
16.241.073
18.486.048
18.486.048
19.810.723
pajak penghasilan (1%)
(46.395)
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
NET BENEFIT
(99.059.953)
18.486.048
18.486.048
16.846.073
18.486.048
DISCOUNT FACTOR 7,5%
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
6.670.305 (5.598.952) 0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV/TAHUN
-92.148.793
15.996.580
14.880.540
12.614.348
12.876.616
-3.627.905
9.789.386
10.365.168
9.642.017
9.612.042
PV BENEFIT/TAHUN
490.018.605
607.775.014
565.372.106
525.927.540
489.234.921
455.102.252
423.350.932
393.814.821
366.339.368
342.512.780
PV COST/TAHUN
582.210.556
586.006.401
545.122.234
508.318.464
471.712.046
454.408.057
409.540.987
379.709.597
353.218.230
329.664.346
NPV IRR PV POSITIF PV NEGATIF NET B/C GROSS B/C AKUMULASI PV NET BENEFIT PP
0 7,5%
NPV > 0 IRR > DR
95.776.699
121.243.108
102.757.060
85.910.987
67.424.940
73.023.892
56.782.819
38.296.771
19.810.723
0
-95.776.699
139.729.156
121.243.108
102.757.060
85.910.987
67.424.940
73.023.892
56.782.819
38.296.771
19.810.723
1,00
NET BC > 1
-61.271.673
-48.657.325
-35.780.709
-39.408.614
-29.619.228
-19.254.060
-9.612.043
0
1,19 -92.148.793 6,76
-76.152.213
117
Lampiran 11 Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 1 SWITCHING VALUE PENURUNAN JUMLAH PRODUKSI MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM A. KUALITAS BAIK
19.723.152
33.811.118
33.811.118
33.811.118
33.811.118
33.811.118
33.811.118
33.811.118
33.811.118
33.811.118
KUALITAS SEDANG
10.957.307
18.783.955
18.783.955
18.783.955
18.783.955
18.783.955
18.783.955
18.783.955
18.783.955
18.783.955
B. PEDAGANG PENGECER
59.169.457
101.433.354
101.433.354
101.433.354
101.433.354
101.433.354
101.433.354
101.433.354
101.433.354
101.433.354
6.574.384
11.270.373
11.270.373
11.270.373
11.270.373
11.270.373
11.270.373
11.270.373
11.270.373
11.270.373
C. OBRAL 3. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650 96.424.300
165.298.800
165.298.800
165.298.800
165.298.800
165.298.800
165.298.800
165.298.800
165.298.800
168.868.450
PENGELUARAN BIAYA TETAP 1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE B. PARANET
35.000.000 1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. DRUM AIR
175.000
175.000
175.000
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
585.000
585.000
E. SPRAYER SELANG
40.000
40.000
240.000
240.000
F. TABUNG SPRAYER
245.000
245.000
2.500.000
2.500.000
G. INSTALASI AIR H. KERAN AIR
30.000
30.000
30.000
30.000
I. GUNTING TANAMAN
14.975
14.975
14.975
14.975
117
118
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA N. HAND PHONE
3.500.000
250.000
250.000
17.590.000
17.590.000
1.500.000
1.500.000
62.224.975
-
-
1.639.975
-
24.085.000
2.244.975
-
-
2.244.975
A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP
E. BIAYA TELEPON
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.250.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
93.600.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
B. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
D. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
E. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
F. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
G. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
H. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
I. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
J. KARDUS
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
K. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
1.600.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM
L. POT
119
TOTAL BIAYA VARIABEL
108.550.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
185.024.975
148.152.000
148.152.000
149.791.975
148.152.000
172.237.000
150.396.975
148.152.000
148.152.000
150.396.975
(205.795)
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
(88.394.880)
16.814.115
16.814.115
15.174.140
16.814.115
(7.270.885)
14.569.140
16.814.115
16.814.115
18.138.790
pajak penghasilan (1%) NET BENEFIT DISCOUNT FACTOR 7,5% PV NET BENEFIT/TAHUN PV BENEFIT/TAHUN PV COST/TAHUN
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
-82.227.795
14.549.802
13.534.699
11.362.404
11.712.017
-4.711.254
8.781.620
9.427.712
8.769.964
8.800.831
89.697.023
143.038.442
133.059.016
123.775.829
115.140.306
107.107.261
99.634.662
92.683.406
86.217.122
81.933.946
172.116.256
128.200.757
119.256.518
112.164.310
103.196.554
111.602.948
90.652.514
83.069.157
77.273.635
72.971.699
-54.143.294
-42.780.890
-31.068.874
-35.780.127
-26.998.507
-17.570.795
-8.800.831
0
NPV
0
IRR
7,5%
PV POSITIF PV NEGATIF
-82.227.795 1,00
GROSS B/C
1,00
PP
IRR > DR
82.227.795
NET B/C
AKUMULASI PV NET BENEFIT
NPV > 0
-82.227.795
NET BC > 1
-67.677.994
6,65
119
120
Lampiran 12 Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 2 SWITCHING VALUE PENURUNAN JUMLAH PRODUKSI MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM (576 POT) A. KUALITAS BAIK
15.876.903
27.217.547
27.217.547
27.217.547
27.217.547
27.217.547
27.217.547
27.217.547
27.217.547
27.217.547
KUALITAS SEDANG
8.923.065
15.296.684
15.296.684
15.296.684
15.296.684
15.296.684
15.296.684
15.296.684
15.296.684
15.296.684
B. PEDAGANG PENGECER
47.907.631
82.127.367
82.127.367
82.127.367
82.127.367
82.127.367
82.127.367
82.127.367
82.127.367
82.127.367
5.292.301
9.072.516
9.072.516
9.072.516
9.072.516
9.072.516
9.072.516
9.072.516
9.072.516
9.072.516
A. KONSUMEN AKHIR
62.030.690
106.338.325
106.338.325
106.338.325
106.338.325
106.338.325
106.338.325
106.338.325
106.338.325
106.338.325
B. PEDAGANG PENGECER
55.384.544
94.944.933
94.944.933
94.944.933
94.944.933
94.944.933
94.944.933
94.944.933
94.944.933
94.944.933
195.415.134
334.997.372
334.997.372
334.997.372
334.997.372
334.997.372
334.997.372
334.997.372
334.997.372
338.567.022
C. OBRAL 2. ANGGREK VANDA (144 POT)
4. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650
PENGELUARAN 1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE
35000000
B. PARANET
1200000
C. DRUM AIR
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
180.000
180.000
E. SPRAYER SELANG
40.000
40.000
40.000
40.000
F. TABUNG SPRAYER
245.000
245.000
585.000
585.000
2.500.000
2.500.000
240.000
240.000
G. INSTALASI AIR H. KERAN AIR
30.000
30.000
121
I. GUNTING TANAMAN
14.975
14.975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA
250.000 17.590.000
17.590.000
N. HAND PHONE
1.500.000
1.500.000
TOTAL INVESTASI
27.524.975
-
-
7.965.000
-
19.134.975
6.045.000
-
-
6.045.000
A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.250.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
2. BIAYA TETAP
E. BIAYA TELEPON TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM
74.880.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
158.400.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
B. BIBIT ANGGREK VANDA
K. KARDUS
121
122
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
1.600.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
248.230.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
290.004.975
315.768.000
315.768.000
323.733.000
315.768.000
334.902.975
321.813.000
315.768.000
315.768.000
321.813.000
(488.545)
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
(94.101.296)
18.663.047
18.663.047
10.698.047
18.663.047
(471.928)
12.618.047
18.663.047
18.663.047
16.187.697
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV NET BENEFIT/TAHUN
-87.536.090
16.149.743
15.023.017
8.010.703
12.999.906
-305.791
7.605.590
10.464.412
9.734.337
7.854.172
PV BENEFIT/TAHUN
181.781.520
PV COST/TAHUN
269.772.070
M. POT
pajak penghasilan (1%) NET BENEFIT DISCOUNT FACTOR 7,5%
NPV IRR PV POSITIF PV NEGATIF NET B/C GROSS B/C AKUMULASI PV NET BENEFIT PP
0 7,5%
NPV > 0 IRR > DR
87.536.090
113.684.051
95.021.004
84.322.957
65.659.910
66.131.838
53.513.791
34.850.744
16.187.697
0
-87.536.090
132.347.098
113.684.051
95.021.004
84.322.957
65.659.910
66.131.838
53.513.791
34.850.744
16.187.697
1,00
NET BC > 1
-56.363.329
-48.352.626
-35.352.720
-35.658.511
-28.052.921
-17.588.509
-7.854.172
0
1,48 -87.536.090 6,42
-71.386.346
123
Lampiran 13 Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 3 SWITCHING VALUE PENURUNAN JUMLAH PRODUKSI MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM (360 POT) A. KUALITAS BAIK
11.016.045
18.884.648
18.884.648
18.884.648
18.884.648
18.884.648
18.884.648
18.884.648
18.884.648
18.884.648
KUALITAS SEDANG
6.120.025
10.491.471
10.491.471
10.491.471
10.491.471
10.491.471
10.491.471
10.491.471
10.491.471
10.491.471
B. PEDAGANG PENGECER
33.048.134
56.653.943
56.653.943
56.653.943
56.653.943
56.653.943
56.653.943
56.653.943
56.653.943
56.653.943
3.672.015
6.294.883
6.294.883
6.294.883
6.294.883
6.294.883
6.294.883
6.294.883
6.294.883
6.294.883
A. ANGGREK BESAR
59.014.524
78.686.032
78.686.032
78.686.032
78.686.032
78.686.032
78.686.032
78.686.032
78.686.032
78.686.032
ANGGREK MINI
82.620.334
110.160.445
110.160.445
110.160.445
110.160.445
110.160.445
110.160.445
110.160.445
110.160.445
110.160.445
B. ANGGREK BESAR
47.211.619
62.948.826
62.948.826
62.948.826
62.948.826
62.948.826
62.948.826
62.948.826
62.948.826
62.948.826
ANGGREK MINI
71.604.290
95.472.386
95.472.386
95.472.386
95.472.386
95.472.386
95.472.386
95.472.386
95.472.386
95.472.386
C. OBRAL 2. ANGGREK PHALAENOPSIS (360 POT)
4. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN
3.569.650 314.306.985
439.592.635
439.592.635
439.592.635
439.592.635
439.592.635
439.592.635
439.592.635
439.592.635
443.162.285
PENGELUARAN BIAYA TETAP 1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE B. PARANET
32.500.000 1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
123
124
C. DRUM AIR
175.000
175.000
175.000
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
585.000
585.000
E. SPRAYER SELANG
40.000
40.000
240.000
240.000
F. TABUNG SPRAYER
245.000
G. INSTALASI AIR
245.000
2.500.000
2.500.000
H. KERAN AIR
30000
30000
30000
30000
I. GUNTING TANAMAN
14975
14975
14975
14975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA N. HAND PHONE TOTAL BIAYA INVESTASI
3.500.000
250.000
250.000
17.590.000
17.590.000
17.590.000
17.590.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
42.134.975
-
-
1.639.975
-
6.495.000
2.244.975
-
-
2.244.975
2. BIAYA TETAP A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
14.250.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
17.070.000
46.800.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
E. BIAYA TELEPON TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM
125
B. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS BESAR
180.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS MINI
99.000.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
K. KARDUS
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
M. POT
1.600.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
340.750.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
397.134.975
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
426.792.000
pajak penghasilan (1%)
(401.095)
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
NET BENEFIT
(82.426.895)
12.629.950
12.629.950
12.629.950
12.629.950
12.629.950
12.629.950
12.629.950
12.629.950
16.199.600
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV/TAHUN
-76.676.181
10.929.108
10.166.612
9.457.313
8.797.501
8.183.722
7.612.764
7.081.641
6.587.573
7.859.948
PV BENEFIT/TAHUN
292.378.591
380.393.843
353.854.738
329.167.198
306.202.045
284.839.111
264.966.615
246.480.572
229.284.253
215.019.650
PV COST/TAHUN
369.427.884
369.317.036
343.550.731
319.582.076
297.285.652
276.544.792
257.250.970
239.303.228
222.607.654
207.076.887
DISCOUNT FACTOR 7,5%
NPV
0
NPV > 0
125
126
IRR
7,5%
PV POSITIF
IRR > DR
76.676.181
PV NEGATIF
-76.676.181
NET B/C
1,00
GROSS B/C
1,26
AKUMULASI PV NET BENEFIT
-76.676.181
PP
NET BC > 1
-65.747.073
-55.580.462
-46.123.148
-37.325.648
-29.141.926
-21.529.162
-14.447.521
-7.859.948
0
8,02
Lampiran 14 Cashflow switching value penurunan jumlah produksi skenario 4 SWITCHING VALUE PENURUNAN JUMLAH PRODUKSI MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK PHALAENOPSIS A. ANGGREK BESAR
89.951.785
119.935.713
119.935.713
119.935.713
119.935.713
119.935.713
119.935.713
119.935.713
119.935.713
119.935.713
ANGGREK MINI
126.769.259
169.025.679
169.025.679
169.025.679
169.025.679
169.025.679
169.025.679
169.025.679
169.025.679
169.025.679
B. ANGGREK BESAR
108.778.902
145.038.536
145.038.536
145.038.536
145.038.536
145.038.536
145.038.536
145.038.536
145.038.536
145.038.536
ANGGREK MINI
164.256.143
219.008.190
219.008.190
219.008.190
219.008.190
219.008.190
219.008.190
219.008.190
219.008.190
219.008.190
3. NILAI SISA TOTAL PENERIMAAN PENGELUARAN BIAYA TETAP
3.569.650 489.756.089
653.008.118
653.008.118
653.008.118
653.008.118
653.008.118
653.008.118
653.008.118
653.008.118
656.577.768
127
1. BIAYA INVESTASI A. SCREEN HOUSE
35.000.000
B. PARANET
1200000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. DRUM AIR
175.000
175.000
175.000
175.000
D. SELANG AIR
180.000
180.000
585.000
585.000
E. SPRAYER SELANG
40.000
40.000
240.000
240.000
F. TABUNG SPRAYER
245.000
245.000
2.500.000
2.500.000
G. INSTALASI AIR H. KERAN AIR
30.000
I. GUNTING TANAMAN
14.975
30000
30.000
14.975
14.975
J. INSTALASI LISTRIK
1.500.000
K. MEJA KANTOR
3.500.000
3.500.000
250.000
250.000
17.590.000
17.590.000
1500000
1500000
L. KIPAS ANGIN M. TOSSA N. HAND PHONE TOTAL BIAYA INVESTASI
62.224.975
30000
-
-
1.639.975
-
14.975
24.085.000
2.244.975
-
-
2.244.975
2. BIAYA TETAP A. SEWA LAHAN
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
900.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
17.220.000
E. BIAYA TELEPON TOTAL BIAYA TETAP
14.500.000
127
128
BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS BESAR
216.000.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
B. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS MINI
277.200.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
K. KARDUS
700.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
M. POT
1.600.000
540.000 2.400.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
508.500.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
TOTAL BIAYA PENGELUARAN
585.224.975
628.422.000
628.422.000
630.061.975
628.422.000
652.507.000
630.666.975
628.422.000
628.422.000
630.666.975
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
15.670.838
17.915.813
17.915.813
19.240.488
pajak penghasilan (1%)
(46.395)
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
NET BENEFIT
(95.422.491)
17.915.813
17.915.813
16.275.838
17.915.813
6.670.305 (6.169.187)
0,930
0,865
0,805
0,749
0,697
0,648
0,603
0,561
0,522
0,485
PV/TAHUN
-88.765.108
15.503.138
14.421.523
12.187.356
12.479.414
-3.997.396
9.445.675
10.045.437
9.344.592
9.335.368
PV BENEFIT/TAHUN
455.587.059
565.069.221
525.645.787
488.972.825
454.858.442
423.124.132
393.603.844
366.143.110
340.598.242
318.567.547
PV COST/TAHUN
544.395.326
543.794.051
505.854.931
471.790.741
437.732.769
422.799.427
380.137.610
352.357.619
327.774.529
305.995.787
DISCOUNT FACTOR 7,5%
129
NPV
0
IRR
7,5%
PV POSITIF
NPV > 0 IRR > DR
88.765.108
116.681.232
98.765.419
82.489.580
64.573.767
70.742.954
55.072.115
37.156.302
19.240.488
0
-88.765.108
134.597.046
116.681.232
98.765.419
82.489.580
64.573.767
70.742.954
55.072.115
37.156.302
19.240.488
NET B/C
1,00
NET BC > 1
GROSS B/C
1,19 -58.840.447
-46.653.091
-34.173.676
-38.171.072
-28.725.397
-18.679.960
-9.335.368
0
6
7
8
9
PV NEGATIF
AKUMULASI PV NET BENEFIT
-88.765.108
PP
-73.261.970
6,73
Lampiran 15 Laba rugi skenario 1 PROYEKSI LABA RUGI MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM A. KUALITAS BAIK
22.680.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
38.880.000
KUALITAS SEDANG
12.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
B. PEDAGANG PENGECER
68.040.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
116.640.000
7.560.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
12.960.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
C. OBRAL TOTAL PENERIMAAN
110.880.000
PENGELUARAN
129
130
BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM
93.600.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
112.320.000
B. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
C. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
D. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
E. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
F. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
G. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
H. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
I. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
J. KARDUS
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
K. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
131.082.000
2.330.000
58.998.000
58.998.000
58.998.000
58.998.000
58.998.000
58.998.000
58.998.000
58.998.000
58.998.000
A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
E. BIAYA TELEPON
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
F. BIAYA PENYUSUTAN
8659508
L. POT TOTAL BIAYA VARIABEL LABA KOTOR MARGIN KONTRIBUSI
1.600.000 108.550.000
BIAYA TETAP
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
131
TOTAL BIAYA TETAP LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK
22.909.508 (20.579.508)
25.729.508 33.268.492
0
BIAYA BUNGA
25.729.508
25.729.508
33.268.492 0
25.729.508
33.268.492 0
25.729.508
33.268.492 0
25.729.508
33.268.492 0
25.729.508
33.268.492 0
25.729.508
33.268.492 0
25.729.508
33.268.492 0
33.268.492 0
0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK
(20.579.508)
33.268.492
33.268.492
33.268.492
33.268.492
33.268.492
33.268.492
33.268.492
33.268.492
33.268.492
PAJAK (1%) (PAJAK PENDAPATAN USAHA)
(205.795)
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
332.685
LABA BERSIH SETELAH PAJAK
(20.373.713)
32.935.807
32.935.807
32.935.807
32.935.807
32.935.807
32.935.807
32.935.807
32.935.807
32.935.807
Lampiran 16 Laba rugi skenario 2 PROYEKSI LABA/ RUGI MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM (576 POT) A. kualitas baik
18.060.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
30.960.000
10.150.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
17.400.000
54.495.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
93.420.000
6.020.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
10.320.000
A. KONSUMEN AKHIR
70.560.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
120.960.000
B. PEDAGANG PENGECER
63.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
108.000.000
222.285.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
381.060.000
kualitas sedang B. PEDAGANG PENGECER C. OBRAL 2. ANGGREK VANDA (144 POT)
TOTAL PENERIMAAN
131
132
PENGELUARAN BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM B. BIBIT ANGGREK VANDA
74.880.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
89.856.000
158.400.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
190.080.000
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
K. KARDUS
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
298.698.000
82.362.000
82.362.000
82.362.000
82.362.000
82.362.000
82.362.000
82.362.000
82.362.000
82.362.000
M. POT TOTAL BIAYA VARIABEL LABA KOTOR MARGIN KONTRIBUSI
1.600.000 248.230.000 (25.945.000)
BIAYA TETAP A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
133
E. BIAYA TELEPON
800.000
F. BIAYA PENYUSUTAN
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
22.909.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
TOTAL BIAYA TETAP LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK
(48.854.508)
1.200.000
1.200.000
56.632.492
0
BIAYA BUNGA
1.200.000
56.632.492 0
1.200.000
56.632.492 0
1.200.000
56.632.492 0
1.200.000
56.632.492 0
1.200.000
56.632.492 0
1.200.000
56.632.492 0
1.200.000
56.632.492 0
56.632.492 0
0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK
(48.854.508)
56.632.492
56.632.492
56.632.492
56.632.492
56.632.492
56.632.492
56.632.492
56.632.492
56.632.492
PAJAK 1% (PAJAK PENDAPATAN USAHA)
(488.545)
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
566.325
LABA BERSIH SETELAH PAJAK
(48.365.963)
56.066.167
56.066.167
56.066.167
56.066.167
56.066.167
56.066.167
56.066.167
56.066.167
56.066.167
Lampiran 17 Laba rugi skenario 3 PROYEKSI LABA/ RUGI MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK DENDROBIUM (360 POT) A. KUALITAS BAIK
11.340.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
19.440.000
KUALITAS SEDANG
6.300.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
10.800.000
B. PEDAGANG PENGECER
34.020.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
58.320.000
3.780.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
60.750.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
81.000.000
C. OBRAL 2. PRODUKSI ANGGREK PHALAENOPSIS (360 POT) A. ANGGREK BESAR
133
134
ANGGREK MINI
85.050.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
113.400.000
B. ANGGREK BESAR
48.600.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
64.800.000
ANGGREK MINI
73.710.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
98.280.000
323.550.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
452.520.000
46.800.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
56.160.000
B. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS BESAR
180.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
216.000.000
BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS MINI
99.000.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
118.800.000
TOTAL PENERIMAAN PENGELUARAN BIAYA VARIABEL A. BIBIT ANGGREK DENDROBIUM
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
K. KARDUS
350.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
409.722.000
M. POT TOTAL BIAYA VARIABEL LABA KOTOR MARGIN KONTRIBUSI
1.600.000 340.750.000
135
(17.200.000)
42.798.000
42.798.000
42.798.000
42.798.000
42.798.000
42.798.000
42.798.000
42.798.000
42.798.000
BIAYA TETAP A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
E. BIAYA TELEPON F. BIAYA PENYUSUTAN TOTAL BIAYA TETAP LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
22.909.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
(40.109.508)
17.068.492
0
BIAYA BUNGA
17.068.492 0
17.068.492 0
17.068.492 0
17.068.492 0
17.068.492 0
17.068.492 0
17.068.492 0
17.068.492 0
0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK
(40.109.508)
17.068.492
17.068.492
17.068.492
17.068.492
17.068.492
17.068.492
17.068.492
17.068.492
17.068.492
PAJAK 1% (PAJAK PENDAPATAN USAHA)
(401.095)
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
170.685
LABA BERSIH SETELAH PAJAK
(39.708.413)
16.897.807
16.897.807
16.897.807
16.897.807
16.897.807
16.897.807
16.897.807
16.897.807
16.897.807
135
136
Lampiran 18 Laba rugi skenario 4 PROYEKSI LABA/ RUGI MITRA PERMATA ANGGREK Tahun
URAIAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PENERIMAAN 1. ANGGREK PHALAENOPSIS A. ANGGREK BESAR
96.750.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
129.000.000
ANGGREK MINI
136.350.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
181.800.000
B. ANGGREK BESAR
117.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
156.000.000
ANGGREK MINI
176.670.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
235.560.000
526.770.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
702.360.000
A. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS BESAR
216.000.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
259.200.000
B. BIBIT ANGGREK PHALAENOPSIS MINI
277.200.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
332.640.000
TOTAL PENERIMAAN PENGELUARAN BIAYA VARIABEL
C. MEDIA SEKAM
1.000.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
D. MEDIA KALIANDRA
1.250.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
E. PUPUK
275.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
330.000
F. FUNGISIDA
680.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
816.000
G. INSECTISIDA FURADAN
260.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
312.000
H. INSECTISIDA PROSTID
220.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
264.000
I. BESI PENYANGGA
5.400.000
137
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
6.480.000
3.600.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
4.320.000
K. KARDUS
700.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
L. LAKBAN
315.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
540.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
508.500.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
611.202.000
18.270.000
692.760.000
692.760.000
692.760.000
692.760.000
692.760.000
692.760.000
692.760.000
692.760.000
692.760.000
J. PENJEPIT BESI PENYANGGA
M. POT TOTAL BIAYA VARIABEL LABA KOTOR MARGIN KONTRIBUSI
1.600.000
BIAYA TETAP A. SEWA LAHAN
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
1.350.000
B. UPAH TENAGA KERJA
8.000.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
9.600.000
C. TRANSPORTASI
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
3.600.000
D. BIAYA LISTRIK
1.100.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
1.320.000
E. BIAYA TELEPON
800.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
F. BIAYA PENYUSUTAN
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
8659508
22.909.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
25.729.508
TOTAL BIAYA TETAP LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK
(4.639.508)
667.030.492 0
BIAYA BUNGA
667.030.492
0
667.030.492
0
667.030.492
0
667.030.492
0
667.030.492
0
667.030.492
0
667.030.492
0
667.030.492
0
0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK
(4.639.508)
667.030.492
667.030.492
667.030.492
667.030.492
667.030.492
667.030.492
667.030.492
667.030.492
667.030.492
PAJAK 1% (pajak petani florikultura)
(46.395)
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
6.670.305
LABA BERSIH SETELAH PAJAK
(4.593.113)
660.360.187
660.360.187
660.360.187
660.360.187
660.360.187
660.360.187
660.360.187
660.360.187
660.360.187
137
138
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Juni 1991. Penulis adalah Putri dari pasangan Hidayat dan Sumiyati, serta merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Riwayat pendidikan penulis dimulai pada tahun 1997 di SDN Sudimara 03 kota Tangerang dan diselesaikan pada tahun 2003. Pendidikan dilanjutkan ke Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan hingga tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA YADIKA 5 Jakarta Barat hingga tahun 2009. Tahun 2009 hingga 2012 penulis menempuh pendidikan Diploma di Institut Pertanian Bogor pada Program Keahlian Teknologi Industri Benih melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2012 penulis diterima dan melanjutkan studi sebagai mahasiswi di Program Alih Jenis Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Prestasi yang pernah diraih penulis diantaranya: Penulis selalu aktif dalam kegiatan yang diadakan sekolah dan IPB. Penulis pernah mengikuti perlombaan senam pada kompetisi Pekan Olahraga Nasional (PON), dan menjadi PASKIBRAKA pada penyambutan Perdana Menteri Inggris saat berkunjung ke Indonesia saat duduk dibangku Tsanawiyah. Saat SMA penulis aktif dalam kepengurusan organisasi OSIS, dan menjadi sekertaris ROHIS, juga mengikuti kompetisi Karya Ilmiah Remaja (KIR) antar sekolah tingkat SMA Jakarta. Saat kuliah Diploma penulis aktif dalam organisasi MATERBIN sebagai anggota pada tahun 2009-2010 dan menempati jabatan sebagai Wakil Ketua pada tahun 20102011. Penulis juga aktif dalam organisasi FASTER sebagai pengurus departemen kominfo pada tahun 2012-2013 dan menempati jabatan sekertaris umum pada tahun 2013-2014 saat kulian program Alih Jenis Agribisnis. Penulis pernah melakukan Praktik Kerja Lpangan di Dinas Pertanian Privinsi Jawa Tengah, di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) pada tahun 2012 saat kuliah di Diploma IPB. Penulis juga pernah menjadi asisten penelitian unruk mahasiswa pasca sajana IPB.