KEANEKARAGAMAN ANGGREK ALAM DI SEKITAR HUTAN GUNUNG SLAMET Oleh: Drs. Sukarsa, MSi
A.
PENDAIilITUAN Anggrek merupakan salah satu tanaman yang mendapat banyak perhatian dari barbagai kalangan, karetra memiliki nilai yang dapat memberikbn kepuasan pada pemerhatinya. Salah satu tanaman hias yang tidak pernah surut dari penggemarnya,
baik hanya sebagai memenuhi kebutuhan hobi, pembudidaya, ilmuwan, pemerhati lingkungan bahkan sudah merupakan lahan bisnis yang menjajikan keuntungan. Besamya perhatian tersebut tidak lepas dari pesona tanaman anggrek, baik bentuk, warna, maupun keragamannyayang dapat memberikan kepuasan bagi penggemarnya.
Kebutuhan tanaman anggrek akan terus meningkat, berbagai upaya telah dan terus dilakukan untuk meningkatkan kwalitas maupun kwantitas tanaman anggrek.
Peningkatan kualitas dilakukan antara lain dengan proses budidaya anggrek yang lebih
intensif, upaya hibridisasi atau penyilangan, maupun pemuliaan yang lain dalam rangka menghasilkan keragaman anggrek yang berkualitas. Demikian juga upaya meningkatkan kwantitas telah dilkukan baik secara konvensional maupun dengan sentuhan teknologi, antaralain dengan kultur jaringan.
Keragaman anggrek yang semaikin bayak karena kemampuan hibridisasi,
tidak lepas dari peran idukannya, baik yang sudah dibudidayakalt maupun yang masih
liar di alam. Anggrek alam yang merupakan sumber plasma nutfah anggrek perlu mendapat perhatian yang serius, kerena merupakan sumber keragaman yang menyimpan potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan melalui sentuhan manusia. Keberadaan anggrek alam dapat berfungsi sebagai sumber plasma nutfah, sumber keragaman dan komponen lingkungan yang harus terus di lestarikan.
B.
bio.unsoed.ac.id
KARAKTERISTIK ANGGREK ALA}I
Anggrek termasuk suku Orchidaceae yang memiliki karakteristik dengan tulang daun sejajar, sambungan vena yang tidak jelas dan mempunyai bentuk daun yang bervariasi (Dressler, 1990). Bentuk daun bervariasi dari sempit, memanjang, bentuk pensil, bulat, bulat telur, bulat lonjong, lanset, bentuk jantung dan variasi
lainnya. Batang mempunyai dua macam pertumbuhan, yaitu tumbuh
secara
monopodral dan sympodial. Akar pada anggrek epifit umunnya umumnya lunak dan mudah patah, ujung runcing,
berklorifil,licin
dan memiliki daya lekat.
Ciri khas terletak pada bunganya yang terdiri dari tiga sepal dan dua petal. Satu sepal {erletak
terletak
di
di
daerah punggung desebut sebagai sepal dorsal, dan yang lain
samping disebut sepal lateral. Labelum pada anggrek diperkirakan
merupakan petal ke tiga yang mengalami proses evolusi. Pada pusat bunga terdapat alat kelarnin jantan dan betina yang disebut gynostemium atau kolumna (Suryowinoto, 1987). Buah anggrek merupakan buah lentera/replum yang kelihatan memiliki 6'rusuk,
3 diantarcnya merupakan rusuk sejati yang berasal dari tulang daun buah, pada waktu buah masak akan membuka atau pecah tidak pada ujung, tetapi pecah tengah.
Biji anggrek berukuran sangat kecil, dalam
ratusan ribu
di
bagian
satu buah anggrek bisa terdapat
biji.
Anggrek memiliki kemampuan cara hidup yang bervariasi. Menurut Suryowinoto (1987) cara hidup anggrek dapat dibedakan menjadi : terrestrial, epifit,
saprofit, amoeboid dan anggrek yang hidup
di
daerah rawa. Sedangkan menurut
Watkins (1956) terdapat empat macam cara hidup anggrek, yaitu, epifit, trrestrial dan saprofit.
C. JENIS.JENIS ANGGREK
1. ANGGREK
ALAM
TERESTRIAL
z. Culantheflava
@1.)
Morren in Hort.
Anggrek terrestrial, simpodial, pseudobulb saling
berdekatan
mendukung3 - 4 daun. Meruncing, agak melengkung dengan ukuran + 37 x
11
cm. Perbungaan muncul dari pangkal pseudobulb, mencapai 1,2 m, mendukung
20
-
30 kuntum, mekar tidak bersamaan. Bunga saat mekar mempunyai
penampang 1,5 cm, berwarna kuning, tepal melengkung ke belakang, panjang sepal 8-9 mm, bentuk tumpul, petal mempunyai ukuran lebih lebar. Bibir tiga
bio.unsoed.ac.id
lekukandengan lebar 2,25 cm, bulat telur, cuping samping berbentuk oval, cuping tengah mempunyai ujung yang terbelah.
b. Calanthe speciosa @1.) Lind.
Anggrek terrestrial, simpodial, pseudobulb saling berdekatan mendukung 4 - 7 daun- Daun meruncing agak melengkung ukuran 120 x 15 cm, mempunyai tangkai sepanjang + 25 cm. Perbungaan muncul dari pangkal
pseudobulb mencapai 80 cm, dengan
5 brakhte4 mendukung 150 kuntum'
Bunga saat mekar mempunyai penampang 3 cm, berwama kuning, dengan bentuk sepal dan petal yang sama yaitu bulat telur meruncing. Bibir sangat pendek meruncing trilobus. Banyak ditemukan secara liar di hutan Jawa pada
ketinggian 775
-
1800 m dPl.
e. Chrysoglassum ornatum Bl. Habitus : terestrial, sympodial; pseudobulb berkelompok, panjang 6,5 cm, hijau tua. Daun : memanjang, meruncing, melengkung dengan ukuran 25 x 8 cm, mempunyai tangkai sepanjang
*
15 cm, berwama hijau tua. Pembungaan
muncul dari pangkal pseudobulb mencapai 70 cm, mendukung 12 ktrntum' Bunga : berbentuk lanset * 16 x 3 mm dan petal mempunyai ukuran lebih lebar, berwarna hijau muada dengan bintik-bintik merah bulat telur meruncing.
Bibir: berlekuk tiga, cuping samping tegak, cuping tengah mempunyai ukuran lebih lebar, berwarna putih. Umumnya di temuka di Jawa pada pada daerah berhumus dengan ketinggian 800
-
1750 m dpl.
d. Corymborkis veratrifolia (Reinw.) Bl. Anggrek terestrial, perawakan kekar, memiliki rimpang di bawah tanah. Batang keras dan agak liat mencapai 2 meter' Daun lanset dengan permukaan berlekuk, keras dan agak kasar berukuran 35
- 10 cm. Perbungaan
:
malai muncul dari ketiak daun. Bunga putih, bila mekar penuh berdiameter 2 -3
cm, berbau wangi. Bibir: paling besar dan menonjol, menggulung di bagian pangkalny4 berbentuk seperti terompet dan melebar
di bagian
depannya
dengan tepi yang bergelombang. Menyukai habitat tumbuh yang teduh dan lembab, terutama yang kaya humus. Tumbuh pada ketinggian 0 - 1000 m dpl-
e.
bio.unsoed.ac.id
Cryptostylis iavanicuJ.J.Sn.
Habitus : terestrial, berhizome tebal. Daun bulat telur dengan ujung lancip. Berwarna hijau mengkilap dengan pertulangan lebih gelap. Berukuran
x 6 cm dan tangkai daun 10 cm. Perbungaan : bisa mencapai 40 cm, sekitar 12 kuntum, yang mekar serernpak hanya 2 - 4 kuntum. Bunga : lebar bunga 14
yang mekar mencapai 2,5 cm, sepal dan petalnya seperti benang, berwama hijau muda; Bibir tegak ke atas didominasi merah tua bertotol-totol kecoklatan,
ujung putih kehijauan. Anggrek
ini
banyak terdapat pada ketinggian 250 _
1600 m dpl, termasuk endemik Jawa.
Cymbidium lancifo tium Hook
Habitus : terestrial, pseudobulb bulat memanjang berukuran r0 cm yang mendukung 2 -4 daun; Dauan : bentuk lanset dengan ujung meruncing,
berukuran 9-16
x I,3-5,5 cm; perbungaan:
merunduk dengan panjang tangkai
mencapai 5 cm, sepal berwarna hijau kekuningan, petal mirip sepal namun memiliki garis merah tua disepanjang helaiannya; Bibir: putih dengan totol_ totol merah tua, terutamapadacuping sampingnya. Angrek ini hidup di lantai hutan yang kaya humus dati ketinggian 600 _ 1g00 m dpl.
g.
Macodes petola
(Bl.)Litdl.
Habitus: terestrial; Daun : bulat telur berukuran * 6,5 x 4 cm.,bagian atasberwama hijau tu4 sedangkan bagian bawah berwama lebih muda, mempunyai 5 - 7 tulang daun dan banyak tulang daun berwarn a perak; Perbungaan: berambut sepanjang 20-30 cm dengan rachis 7 cm y,,ng menopang 15
-
40 kuntum bunga; Bunga : berdiameter
I
cm, sepal bulat telur
runcing, berambut pada bagian luarnya, berwarna merah kecoklatan dengan bagian tepinya berwarna kehijauan, panjang sepal dorsal 6 mm, lateral 7 mm, petal mempunyai warna lebih muda; Bibir: berwarna putih dengan bagian dasar berwarna kecoklatan. Anggrek
ini ditemukan di
daerah yang sedikit terkena
matahai dan kelembaban tinggi, di hutan pada ketinggian 300 _ 1400 m dpl.
h.
Phoius callosus (BI.) Lindl.
Habitus: terestrial, simpodial, pseudobulb berwarna hrjau dan berpelapah dengan panjang 6 - 12 cm; Daun: berseling, bentuk lanset, berukuran 110 x 2s cft, perturangan sejajar, meruncing, watlta
bio.unsoed.ac.id
hrjau. Pembungaan: muncur di pangkal pseudoburb, tegak dengan panjang mencapai 120 cm yang menopang 6 12 kuntum bunga; Bunga : mekar berdiameter l0 cm' warna bagian belakang tepal merah muda dan di bagian depannya coklat muda, sepal oblong dengan panjang 5 cm, petal lanset, tumpul, meruncing
dengan ukuran yang sama dengan sepal;
Bibir : bentuk seperti
terompet,
berwarna putih, ujung bergelombang. Anggrek
ini
terdapat pada ketinggian
350-1000mdpl i. Plocoglottk aeuminutaBL Habitus
:
terestrial, pseudobulb berukuran
9 x 1 cm, silindris,
menopang satu daun; Daun : lanset, ujung runcing, ukuran 25
x 11 cm, dengan
tangkai sepaqiang 15 cm; Pembungaan : berwarna merah keunguan sepanjang
45 cm; Bunga : saat mekar berdiameter 3 cm, tepal berwarna kuning dengan ukuran sepal 25 x 9 mm; Bibir ; berwama kuning dengan dua blok merah di dekat dasar. Hidup di daerah yang agak terang, dekat sungai pada ketinggian
0*1200mdpl.
j.
Sphutoglottis plicataBl.
Habitus terestrial dengan pseudobulb berbentuk bulat telur yang menopang 4
- 7 daun; Daun ; lans€t, hijau dengan ukuran 100 x 6 cm, kadang
lebih besar pada daerah Wang berhumus tepal dan umumnya lebih kecil di alam; Pembungaan lebih panjang dari pada daun, kadang mencapai z m y.ang menopang 10 * 30 kuntum dengan 5 - 6 kuntum yag mekar bersamaan; Bunga berwarna ungu muda, bila mekar berdiameter
*
5 cm, sepal lanset, petal bulat
telur; Bibir : berlekuku tiga dengan cuping samping sejajar dengan columna dan cuping tengan spafulate, warna lebih gelap, bagian ujng lebih lebar dari
pada bagain dasar.Angrek
ini
mempunyai penyebaran pada ketinggian
0-1600mdpl.. ANGGREK EPIFIT a. Acriopsis javanica Reinw.Ex BI.
bio.unsoed.ac.id
Merupakan anggrek epifit dengan percabangan simpodial; pseudobulb menggerombol. Memiliki dua helai daun yang muncul dari ujung pseudobulb, berbenfirk pita berukuran 28
-
x2
cm. Perbungaan seperti malai sepanjang
*
30
60 cm, muncul dari pangkal pseudobulb yang mendukung + 50 kuntum,
setengahnya mekar secara bersamaan. Bunga, saat mekar penuh berdiameter
1,2 cmo sepal dan petalnya berbentuk oblong, berwarna putih kekuningan dengan garis coklat keunguan di bagian tengah. Bibir b*gu" terbuka lebarberwarna merah muda dengan tepi berwarna putih. Angrek
ini
banyak
dijumpai di hutan-hutan dataran rendah hingga pengunungan. Di hutan sekitar Gunung Slamet ditemukan pada ketinggian 800
-
1000 m dpl. Penyebarannya
meliputi Asia Tenggar4 Papua Nugini dan Australia (Comber, 1990)
b. Agrastosphyllum laxum J.J.Sm.
Angnek epifit dengan batang pipih sepanjang 80 cm dan lebar 1,5 cm.
Daun berbentuk pita obtusus, setengah batang lebih sampai
ke
ujung
mempunyai ukuran daun lebih besar daripada bagian dasarnya. Pembungaan berbentuk bunga kepala (capitulum) berdiameter 4 bunga- Bunga putih kekuningan berdiameter
-
6 cm, mendukung banyak
* I cm.
Panjang sepal 5-6 mm, petal berbentuk acuminate mernpunyai panjang yang
hampir sama. Bibir berlekuk tig4 cuping samping tumpul pendek, cuping tengah segitiga meruncing dengan dasar lebar.dibagian dasar cuping tengah terdapat garis yang melintang ke arah lateral berwarna ungu.
Anggrek ini umum dijumpai di hutan Jawa pada ketinggian 700
-
1100 m dpl.
Juga dapat dijumpau di hutan Sumatra. (Comber, 1990)
c, Appendicula eornuta Bl. Anggrek epifit, simpodial; batang kaku, terete, mencapai 15 * 25 cm.
+
Daun bulat telur, berukuran
14
x 6 mm, berwarna hijau pada bagian ujung
berbelah dua. Perbungaan berbentuk capitulum, panjang menopang 4 - 6 kuntum; Buga berdiameter 5,5
-
+ 5 mm yang
6 mm, berwarna putih dengan
ujung berwarna merah muda.
d. Bulbophyllum angustifolium (Bl.) Lindl. Anggrek epifit simpodial, rhizoma kadang bercabang dengan jarak ar'Jtara
pseudobulb 3
-
10 cm, pseudobulb bulat telur berwama hijau pucat
bio.unsoed.ac.id * 1 cm. Daun satu helai muncul di
mengkilat, panjang 2-3 cm dan diameter
ujung pseudobulb, berbentuk lanset sampai bulat panjang berujung runcing, ukuran hingga 8
-
x
1,5 cm. Perbungaan muncul dari rhizoma dengan panjangZ
10 cm yang mendukung3
-7
kuntum. Bunga saat mekar berukuran 0,75 cm,
berwarna putih dengan ujung berwarna merah jingga. Bibir panjanjangnya 2
mm, hampir berbentuk bujrn sangkar kecuali ujungnya yang melengkung ke bawah.
B ulbop hy llum
fl av id iflo r um Carr.
Habitus : epifit, simpodial dengan rhizomejarak antara pseudobulb
-
3
11 cm; pseudobulb heteroblastis, bulat telur panjang, berwarna hijau dengan
panjang 1 - 3 cm dan berdiamelel
*
5,5
-
7,5 mm; Daun : satu helai muncul di
setiap ujung pseudobulb, bentuk lanset sampai bulat memanjang ujung runcing,
ukwan 5 * 10 x 0,5 - 2 cm, panjang tangkai 5 mm, meruncing. Pembungaan muncul dari rhizome dengan panjang 1 cm yang mendukung 2 Bunga : saat mekar berukuran I
13,5 mm,petal2,75
|
*2
4 kuntum;
cm, berwama kuning. Panjang sepal7,75
-
- 7 mm; Bibir : segitiga, panjang 1,5 - 2,5 mm' berwarna
kuning. Banyak ditenmukan di Jawa pada ketinggian 800
f.
-
:
-
2100 m dpl.
Coleogtne speciosa {BI.) Lindl.
Habitus; epifit, simpodial dan perawakannya tidak terlalu Pseudobulb, lebar
di bagian dasardan meruncing di bagian ujung, bersegi
empat dengan ukuran 5
berukuran 30
besar.
x
2cm, saling berdekatan. Daun: lanset memanjang,
x 7 cm, muncul satu helai pada setiap ujung pseudobulb,
Pembungaan: muncul di bagian ujung pseudobulb, dalam setuiap setiap tangkai
: bila mekar mencapai 3 - 4 cm termasuk sepal dan labelumnya, panjang sepal antam 5 -7 cm x 1,5 - 2 cm, hanya satu atau dua yang mekar. Bunga
berwarna coklat muda, petal berwarna coklat muda, sempit dan panjang. Bibirdengan tiga lekukan, cuping samping berwarna merahkecoi.lutu.t, cuping tengah berwarna lebih gelap, dengan tepi yang bergelombang.
g. Dendrobium hymenophyllam Lindt. Habitus: epifit, simpodial, batangnya panjang mencapai 75 crn:' Daun
:
tipis berbenhrk lanset, berukuran 12 x 3 dan duduk berseling; Pembungaan
:
di ruas batang yang sudah tak berdaun, bunga tersususn bio.unsoed.ac.id
tangkai muncul
menggerombol di uujungatau di ruas batang dengan 7 - 14 kuntum bunga yang
lepas menggantung; Bunga
:
saat mekar penuh berukuran 1,5
- l,'/
cm,
perhiasan berwarna kuning kehijauan dengan variasi corak garis titik-titik coklat kemerahan. Dagunya memanjang ke elakang, dan ujung petal dan sepal terbuka penuh.bibir berwama kuning kehijauan, ujungnya terlipat ke bawah denga tugu tebal berwarna putih.Anggrek 1250 m dpl.
ni tumbuh
pada ketinggian 900-
h. Eria iridifolia Hook f.
Habitus: epifit, simpodial; Daun
:
runcing berukuran 50
x 4 cm,
duplikatif bertunggangan; Perbungaan: ada 4 rachis dan pedunculus berambut menopang
80
100 kuntum; Bunga
mempunyai diameter
7
:
berwarna kuning muda, mekar
mm, sepal ada bintik merah, sedangkan bagian
belakangnya putih dan berbulu; Bibir ; kuning pucat berbintik merah. Anggrek turnbuh pada ketinggaian700
i.
- 1600 m dpl.
Lipark viridifiora @I.)Lindl. Habitus: epifit, simpodial dengan pseudobulb saling berlekatan, berbentuk kerucut sepanjang 8 cm yang menopang dua daun; Daun : bentuk lanset warna hijau, berukuran 35
x 3,5 cm; Pembungaan: pedunculus sepanjang
11 cm, rachis 20 cm yang menopang ratusan bunga; Bunga: saat mekar mempunyai diamter 5,5 mm, tepal berwarna kuning kehijauan melengkung ke belakang; Bibir: berwarna merah muda.Anggrek ini umumnya ditemukan pada
ketinggian 45A
-
1000 m dpl.
D. DAFTARPUSTAKA Andi Kusuma, A.F. 2AA7. Keragaman Anggrek Alam Berdasarkan Ketinggian di Kawasan Hutan Cipendok KPH. Banyumas Timur. Laporan Skripsi. Fak. Biologi Unsoed. Purwokerto. Dressler, R.L. 1990. The orchid, Natural History and Clossffication. Havard University Press, Cambridge-Massachussete-London.
Juwarni. 2006. Keragaman Anggrek Alam
Di
Wanawisata Baturraden KPH.
Banyumas Timur. Laporan Skripsi. Fak. Biologi Unsoed. Purwokerto
bio.unsoed.ac.id
Suryowinoto, Moeso. 1987. Mengenal Anggrek Alam Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta.
Watkins, J. 1956. ABC Orchid Growing. Prentice Hall Inc. Engelwood Cliff. New York.
whitten, Tony, R.E. Soeriaztmadla, dan suraya, A.A. 1999. Ekologi Jawa dan Bali Seri Ekologi Indonesia Jilid 2. Penerbit Perhalindo. Jakarta.