ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LAYANG NON TOL KAMPUNG MELAYU-TANAH ABANG (Segmen Jalan Casablanca, Dr. Satrio Mas Mansyur) DITINJAU DARI SEGI EKONOMI Nama Mahasiswa : Asniya Theodora NRP : 3109 106 042 Dosen Pembimbing : Anak Agung Gde Kartika, ST, M.Sc. Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK : Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota metropolitan. Sebagai kota besar Jakarta pasti memiliki banyak masalah, salah satunya diantaranya adalah masalah kemacetan lalu lintas di jalan raya. Kerawanan pada kemacetan banyak sekali ditemukan diruas jalan khususnya pada jam-jam sibuk, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut diusahakan membangun Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang dengan maksud memaksimalkan kapasitas jalan. Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu Tanah Abang adalah sebagai upaya untuk mengatasi aksesibilitas pergerakan kendaraan dari/ke wilayah-wilayah di Jakarta dengan harapan sarana dan prasarana yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk beraktifitas dengan baik dan lancar. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui besarnya saving dan kelayakan dari proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu-Tanah Abang. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisis kelayakan Jalan layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang dari segi ekonomi. Untuk menyelesaikan studi ini maka diperlukan data primer dan data sekunder yang dilampirkan adalah data volume lalu lintas, lay out, data jumlah kendaraan, dan data penunjang lainnya. Analisis kelayakan Jalan Layang Non Tol ditinjau dari segi ekonomi yang akan ditentukan berdasarkan nilai rasio terhadap penghematan BOK, nilai BOK dihitung dengan menggunakan metode Jasa Marga. Dalam Tugas Akhir ini jika dianalisis dari segi ekonomi diperoleh nilai BCR = 1.31 (BCR>1) dan nilai NPV = Rp104,797,025,202,- (NPV>0) proyek dikatakan layak dilaksanakan. KATA KUNCI : JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, analisis kelayakan, analisis ekonomi, Kinerja Jalan, Jakarta. 1. PENDAHULUAN Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota metropolitan. Sebagai kota besar Jakarta yang pasti memiliki banyak masalah, salah satunya diantaranya adalah masalah kemacetan lalu lintas di jalan raya. Permasalahan kemacetan lalu lintas ini tidak diimbangi dengan penanganan oleh pemerintah secara serius sehingga kendaraan di jalan mengalami kejenuhan. Kerawanan pada kemacetan banyak sekali ditemukan diruas jalan khususnya pada jam-jam sibuk seperti pada zona yang terdapat di area segmen jalan Casablanca, Dr. Satrio dan Mas Mansyur sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut diusahakan untuk membangun Jalan Layang dengan maksud memaksimalkan kapasitas jalan. Dasar pertimbangan dari pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah
Abang direncanakan bertujuan untuk mengurangi kerugian akibat kemacetan di Jakarta diantaranya kerugian akibat kehilangan waktu, bahan bakar, kesehatan dan rendahnya produktifitas. Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu - Tanah Abang adalah sebagai upaya untuk mengatasi aksesibilitas pergerakan kendaraan dari/ke wilayah-wilayah di Jakarta yang dapat mengurangi dampak kemacetan di daerah DKI Jakarta. Setiap pembangunan yang ada diperlukan studi kelayakan. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini bertujuan untuk menyajikan analisis kelayakan dari segi ekonomi mengenai permasalahan yang terjadi dengan cara merekapitulasi data-data volume kendaraan tersebut yang dapat dihitung untuk mengetahui biaya operasional kendaraan (BOK) terhadap pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu Tanah Abang. 1
FCSF : Faktor penyesuaian hambatan samping FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota
Lokasi Studi
Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : DS = Q / C Dimana: DS : Derajat Kejenuhan Q : Arus lalu lintas (SMP/jam) C : Kapasitas (SMP/jam) 2.2 Peramalan Metode yang digunakan untuk melakukan peramalan pertumbuhan jumlah kendaraan yaitu metode regresi linier (liniar regression). Y=axX+b Dimana: Y = Variabel terikat (jumlah kendaraan) a,b = konstanta regresi X =Variabel bebas (faktor-faktor berpengaruh)
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Perkotaan Daerah perkotaan atau semi perkotaan adalah karakteristik arus lalu lintas puncak pada pagi dan sore hari, secara umum lebih tinggi dan terdapat perubahan komposisi lalu lintas (dengan persentase kendaraan pribadi dan sepeda motor yang lebih tinggi, dan persentase truk berat yang lebih rendah dalam arus lalu lintas). (MKJI, 1997)
2.3 Sebaran Perjalanan (Model Gravity) Sebaran perjalanan (Trip distribution) merupakan jumlah (banyaknya) perjalanan/yang bermula dari suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah perjalanan /yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari zona asal. Dalam Tugas Akhir ini menggunakan model Gravity. (Fidel Miro, 1985) Model gravity dihitung dengan menggunakan rumus :
Kecepatan Arus Bebas Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai kecepatan pada saat tidak ada arus (Q=0). Kecepatan arus bebas ini didapat dengan menggunakan formula sebagai berikut: FV=(FV0+FVW)+FFVSF+FFVCS Dimana: FV : Kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk kondisi sesungguhnya (km/jam) FV0 : Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan pada jalan yang diamati untuk kondisi ideal FVW : Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam) FFVSF : Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu FFVCS : Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota
Dimana: Ti-j = Oi dan Dj =
Kapasitas Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus : C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS Dimana: C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam) C0 : Kapasitas Dasar untuk kondisi tertentu (ideal) (smp/jam) FCW : Faktor penyesuaian lebar jalan FCSP : Faktor penyesuaian pemisahan arah
d^ni-j
=
k
=
Jumlah perjalanan dari zona asal i ke zona tujuan j Banyak perjalanan yang dihasilkan (berasal) dari zona asal i dan yang tertarik (menuju) ke zona tujuan j Jarak atau ukuran aksesbilitas berupa jarak anra i-j, waktu tempuh i-j, dan ongkos i-j Konstanta gravitasi
2.4 Trip Assignment Metode yang digunakan untuk mengetahui dan menghitung prosentase jumlah kendaraan yang melewati tiap-tiap ruas jalan. Divertion curve digunakan untuk memperkirakan prosentase jumlah lalu-lintas yang melewati masing-masing ruas digunakan 2
Dimana: Y = jam montir per 1000km Y’= Yxupah kerja per jam (Rp/1000km)
metode Diversion Curve, yaitu metode digunakan untuk dua rute alternative dengan cara membandingkan waktu yang bisa dihemat bila melewati salah satu rute. Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus :
5. Depresiasi Formula: Golongan I Y = 1/(2.5V+125) Golongan IIa Y = 1/(9.0V+450) Golongan IIb Y = 1/(6.0V+300) Dimana: Y = depresiasi per 1000 km Y’ = Yxsetengah nilai kendaraan (Rp./1000km)
Dimana: P =prosentase kendaraan yang menggunakan jalan rencana d = jarak yang dihemat bila mengunakan jalan rencana (mil) t = waktu yang dihemat bila menggunakan jalan rencana (menit)
6. Bunga Modal Formula: INT = 0.22% x Harga kendaraan baru (Rp/1000k) Dimana: AINT =Rata-rata bunga modal tahunan dari kendaraan yang diekspresikan sebagai fraksi dari harga kendaraan baru = 0.01 x (AINV/2) AINV = Bunga modal tahunan dari harga kendaraan baru AKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan (Km) kendaraan
2.5 Analisis Ekonomi Biaya operasional kendaraan adalah biaya yang digunakan kendaraan untuk beroperasi dari suatu tempat menuju ke tempat lain ( aktivitas transportasi ). Metode yang digunakan untuk menghitung biaya operasional kendaraan dalam tugas akhir ini adalah dengan menggunakan formula Jasa Marga. 1. Konsumsi Bahan Bakar Formula: Konsumsi BBM=Konsumsi BBM dasar [1+(kk+kl+kr)]
7. Asuransi Formula: Golongan I Y = 38/(500V) Golongan IIa Y = 60/(2571.42857V) Golongan IIb Y = 61/(1714.28571V) Dimana: Y = Asuransi per 1000 km Y’ = Yxnilai kendaraan (Rp/1000km)
2. Konsumsi Minyak Pelumas Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar x faktor koreksi 3. Konsumsi Ban Formula: Golongan I Y = 0.0008848V – 0.0045333 Golongan IIa Y = 0.0012356V – 0.0064667 Golongan IIb Y = 0.0015553V – 0.0059333 Dimana: Y = Pemakaian ban per 1000km
2.6 Nilai Waktu Nilai waktu dihitung dengan menggunakan rumus : Nilai Waktu = Max (KxNilai Waktu Dasar);Nilai Waktu Minimum
4. Pemeliharaan Formula:
2.7 Benefit Cost Ratio BCR dihitung dengan menggunakan rumus :
B Benefit ( manfaat ) C Cost ( biaya )
a). Suku Cadang: Golongan I Y = 0.0000064V + 0.0005567 Golongan IIa Y = 0.0000332V + 0.0020891 Golongan IIb Y = 0.0000191V + 0.0015400 Dimana: Y = Pemeliharaan suku cadang per 1000km Y’ = Yx harga kendaraan (Rp/1000km)
1
Dimana:
benefit B.O.K B.O.K existing B.O.K kondisi baru
= Penghematan BOK, penghematan nilai waktu Cost = Biaya pembangunan jalan dan biaya pemeliharaan
b). Jam kerja mekanik: Golongan I Y = 0.00362V + 0.36267 Golongan IIa Y = 0.02311V + 1.97733 Golongan IIb Y = 0.01511V + 1.21200 3
2.8 Net Present Value NPV dihitung dengan menggunakan rumus : NPV = Benefit – Cost
2. Trip Assignment Trip assignment dalam Tugas Akhir ini digunakan untuk menghitung jaringan jalan yang telah ada sebelumnya ke jaringan jalan baru (fly over). Perhitungan mnggunakan trip assignment dapat mengetahui prosentasi kendaraan yang membebani tiap-tiap ruas jalan. Dalam Tugas Akhir ini digunakan rumus pendekatan divertion curve. 3. Peramalan pertumbuhan jumlah kendaraan Dalam Tugas Akhir ini data-data yang dipakai untuk peramalan adalah jumlah kendaraan yang bertujuan untuk menentukan jumlah kendaraan pada masa yang akan mendatang agar dapat mengetahui volume lalu lintas yang akan melewati Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang sampai umur rencana 30 tahun. 4. Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Daftar BOK yang telah diperoleh maka dilakukan perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dengan menggunakan metode jasa marga. 5. Perhitungan Nilai Waktu Perhitungan nilai waktu menggunakan nilai waktu minimum dikarenakan menurut jenis kendaraan besarnya nilai waktu berbedabeda. Perhitungan nilai waktu ini menggunakan metode jasa marga.
3. METODOLOGI 3.1 Diagram Alir MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH
DATA PRIMER
Volume Lalu Lintas
· Trip Distribution (Model Gravity) · Trip Assignment (Divertion Curve)
DATA SEKUNDER
Gambar Lay out
Volume Lalu Lintas
· Peramalan Pertumbuhan Kendaraan
Data Jumlah Kendaraan Kota Jakarta
Daftar BOK
· Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Nilai Konstruksi
· Perhitungan Nilai Waktu
PENGOLAHAN DATA
Analisis pemodelan lalu lintas (Trip Distribution dan Trip Assignment) (Analisis Kondisi Eksisting dan Rencana)
ANALISIS KONDISI EKSISTING · · · · · ·
ANALISIS KONDISI RENCANA
Volume Kapasitas Derajat Kejenuhan Kecepatan Travel Time BOK
· · · · · ·
Volume Kapasitas Derajat Kejenuhan Kecepatan Travel Time BOK
4. DATA DAN ANALISIS 4.1 Peramalan Pada jalan eksisting (Jalan Casablanca, Jalan Dr. Satrio, Jalan Mas Mansyur) yang ditinjau akan dilewati oleh kendaraan yang berasal dari beberapa tempat pada daerah Jakarta. Jumlah kendaraan pada kota Jakarta tersebut dipakai sebagai dasar untuk menentukan pertumbuhan lalu lintas pada masa yang akan datang. Tabel 4.1 Jumlah Kendaraan Tahun 2005 – 2009
ANALISIS EKONOMI · · · ·
Perhitungan BOK (Biaya Operasional Kendaraan) Nilai Waktu BCR (Benefit Cost Ratio) NPV (Net Present Value)
Syarat Kelayakan BCR > 1 NPV > 0
Kesimpulan Kelayakan atau Tidaknya JLNT Kampung Melayu – Tanah Abang
SELESAI
Gambar 3.1 Diagram Alir 3.2 Pengolahan Data Pengumpulan data-data yang diperlukan untuk penyusunan Tugas Akhir ini akan di analisis dengan cara: 1. Trip Distribution (metode gravity) Sebaran perjalanan dalam Tugas Akhir ini untuk memperkirakan arus perjalanan antar zona pada masa yang akan datang pada tahap sebaran perjalanan. 4
Setelah diketahui nilai pertumbuhan, sehingga volume lalu lintas dapat diramalkan dan dapat dilakukan perhitungan analisis kelayakan pembangunan jalan hingga 30 tahun yang akan datang.
Gambar 4.1. Grafik dan persamaan Regresi Jumlah MC Kendaraan Kota Jakarta Dari persamaan regresi pada gambar di atas dapat dihitung besarnya jumlah kendaraan sampai umur rencana dengan memasukan nilai periode tahun data sebagai variabel X kedalam masing-masing persamaan, maka akan didapatkan nilai perkembangan jumlah kendaraan sebagai harga Y yang disajikan pada tabel 4.3 dan mengetahui nilai pertumbuhan kendaraan. Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Kendaraan Kota Jakarta Tahun 2009-2040
4.2 Analisis Lalu Lintas Kondisi Eksisting 4.2.1 Analisis Lalu Lintas Sebaran Pergerakan Matriks Asal Tujuan (MAT) Perhitungan ini ditinjau dari tiga ruas jalan yaitu ruas A, ruas B dan ruas C, contoh perhitungan analisa model Gravity sebagai berikut : Pergerakan asal-tujuan dari zona 2 ke 6 = 7951 kend/jam 2 (zona asal) (zona tujuan) = 1592 kend/jam Dj6 (jarak 2 – 6) = 1839.102 m Dengan cara coba-coba memasukkan nilai n = 1,5 , n = 1,2 , n = 1 lalu dipilih nilai n saat hasil model gravity yang telah di plotkan ke dalam grafik sehingga membentuk linear maka dipilih dengan nilai n= 1.5.
Dengan demikian nilai faktor (k) bisa didapat dari persamaan regresi linear tersebut, yaitu : 0.9914 x + 3236.59 Maka pergerakan matriks asal – tujuan ( 2 – 6 ) dapat di ketahui dengan memasukan nilai k = 0.9914, didapat total pergerakan yang menuju tiap zona, sbb :
Tabel 4.3 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Kota Jakarta Tahun 2009-2040
Gambar 4.2. Trip Distribution terhadap 3 uas jalan
5
Tabel 4.4 Analisa Model Gravity (MC kend/jam)
4.2.2 Analisis Hasil Pemodelan Volume Lalu Lintas Perhitungan nilai faktor dari pemodelan volume lalu lintas pada Ruas Satrio (A) : Hasil Faktor - Volume ( MC ) = 650946 kend/hari - Volume aktual ( MC ) = 79400 kend/hari Sehingga didapatkan ( MC ) = 79400 / 650946 = 0.12
Tabel 4.5 Grafik Hubungan potensial dan aktual flow
- volume ( LV ) = 139558 kend/hari - Volume aktual ( LV ) = 23477.7 kend/hari Sehingga didapatkan ( LV ) = 23477.7 / 139558 = 0.17 - volume ( HV ) = 91557 kend/hari - Volume aktual ( HV ) = 8533.33 kend/hari Sehingga didapatkan ( HV ) = 8533.33 / 91557 = 0.09 Perhitungan pada Ruas Satrio (B) dan Ruas Satrio (C) dapat dilihat pada lampiran, selanjutnya nilai faktor yang didapat dari pembagian antara volume aktual dan volume hasil perhitungan pemodelan diambil nilai rata6
ratanya, sehingga didapat nilai faktor untuk jenis kendaraan MC = 0.11, LV = 0.15 dan HV = 0.08. Dari nilai faktor yang telah diperoleh dapat dikalikan terhadap hasil pemodelan pada tiap ruas jalan. Tabel 4.7. Volume Lalu Lintas Hasil Pemodelan Ruas Satrio A (MC kend/hari) Tahun 2011
Segmen satu memiliki panjang 1246 meter dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi 3 lajur. Tabel 4.9. Volume Kendaraan Segmen 1 (kend/jam)
2. Segmen 2 (jl. Mega Kuningan-Jl. Guru Mughni) Segmen dua memiliki panjang 1479 meter dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10. Volume Kendaraan Segmen 2 (kend/jam)
3. Segmen 3 (jl. Guru Mughni-Jl. Masjid Hidayatullah) Segmen tiga memiliki panjang 1131 meter dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11. Volume Kendaraan Segmen 3 (kend/jam)
Tabel 4.8. Nilai Faktor 4. Segmen 4 (Jl. Masjid HidayatullahJl.Sudirman) Segmen empat memiliki panjang 303 meter dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.12. Volume Kendaraan Segmen 4 (kend/jam)
4.2.3 Analisis Kinerja pada Kondisi Eksisting Mengetahui kinerja jalan maka dapat dihitung dengan bantuan program KAJI V1.10F apabila DS>1 maka kecepatan diasumsikan sebesar 20 km/jam dan analisis ruas digunakan nilai emp untuk jalan 6/2D dengan nilai emp LV=1, HV=1.2 dan MC=0.25 1. Segmen 1 (jl. Mampang-jl.Mega kuningan)
7
Tabel 4.13. Analisis kinerja pada Segmen Kondisi Eksisting (Tahun 2011)
3. Segmen 3 (jl. Guru Mughni-Jl. Masjid Hidayatullah) Segmen tiga memiliki panjang 1131 meter dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.17. Volume Kendaraan Segmen 3 (kend/jam)
Tabel 4.14. Analisis kinerja pada Segmen Kondisi Rencana Bawah (Tahun 2011)
4. Segmen 4 (Jl. Masjid HidayatullahJl.Sudirman) Segmen empat memiliki panjang 303 meter dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.18 Volume Kendaraan Segmen 4 (kend/jam)
Selanjutnya analisis kinerja pada segmen jalan saat kondisi eksisting dan rencana bawah dapat di forcasting sampai umur rencana 30 tahun. 4.2.4 Analisis Lalu Lintas Kondisi Fly Over Mengetahui kinerja jalan maka dapat dihitung dengan bantuan program KAJI V1.10F apabila DS>1 maka kecepatan diasumsikan sebesar 20 km/jam dan analisis ruas digunakan nilai emp untuk jalan 4/2D dengan nilai emp LV=1, HV=1.2 dan MC=0.25. 1. Segmen 1 (jl. Mampang-jl.Mega kuningan) Segmen satu memiliki panjang 1246 meter dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.15. Volume Kendaraan Segmen 1 (kend/jam)
Tabel 4.19. Analisis kinerja pada Segmen Kondisi Rencana Atas (Tahun 2011)
Selanjutnya analisis kinerja pada segmen jalan saat kondisi rencana atas dapat di forcasting sampai umur rencana 30 tahun. 4.3 Trip Assignment Dihitung dengan menggunakan rumus :
2. Segmen 2 (jl. Mega Kuningan-Jl. Guru Mughni) Segmen dua memiliki panjang 1479 meter dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada tabel berikut.
Dimana : P = Volume kendaraan yang melewati jalan Fly Over = Jarak yang dihemat bila dilewati bila melewati jalan Fly Over (mil) = Waktu yang dihemat bila menggunakan jalan Fly Over (menit) Dalam Tugas Akhir ini jalan yang ditinjau untuk mengetahui prosentasi jalan lama dan jalan baru dengan diasumsikan zona 1, 2, 3 menuju 9, 10,11 dan arah sebaliknya. Rencana jalan Fly Over kampung melayu - tanah abang
Tabel 4.16. Volume Kendaraan Segmen 2 (kend/jam)
8
direncanakan dengan kecepatan rencana 60 km/jam. Untuk memperoleh data travel time dari jalan baru maka dapat dicari dengan rumus :
o
Upah Crew Supir : Rp. 50.000,-/jam Pembantu : Rp. 35.000,-/jam
3. TrukBesar 3 Sumbu o TipeKendaraan Fuso FN 527 ML 220 PS 10 Ban 6X4 : Rp. 690.000.000,(www.produkdalamnegri.com) o Tipe Ban BS DUELER (235/70 HR16D687T) : Rp. 1.856.000,(www.situsotomotif.com) o BahanBakar Solar : Rp. 4.500,o Harga Oli Mesin Cartago Multigrado EP 80W-90W : Rp. 45.000,(www.pasaronderdil.com) o Upah Mekanik : Rp. 15.000,-/jam o Upah Crew Supir : Rp. 50.000,-/jam Pembantu : Rp. 35.000,-/jam
= 257.14 detik Maka prosentasi kendaraan yang masuk ke Fly Over adalah : = 3.017 – 3.000 = 0.017 km = 0.011 mil = 257.14 – 226.3 = 30.8detik=0.514 menit = 50.5 % Jadi volume kendaraan yang melewati Fly Over adalah 50.5% dan yang melewati jalan lama adalah 49.5%.
4.4.2 Perhitungan BOK Perkendaraan 1. Konsumsi Bahan Bakar Formula yang digunakan: Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar [1 (kk+kl+kr)] Dimana : Konsumsi BBM dasardalam liter/1000km, sesuaigolongan: Gol I =0.0284(52.4)2-3.0644(48.5)+141.68= 59.86 Gol IIa = 2.26533x59.86 = 135.6 Gol IIb = 2.90805x59.86 = 174.08
Gambar 4.1. Trip assignment antar zona 1, 2, 3 dengan 9, 10, 11 4.4 Analisis Ekonomi 4.4.1 Biaya Operasional Kendaraan 1. Mobil Penumpang (PC) o Tipe Kendaraan Toyota Avanza Veloz 1.5A/T Harga : Rp. 180.200.000,(www.toyota.co.id) o Tipe Ban BRIDGESTON TURANZA AR 10 (185/70 HR14): Rp. 1.156.000,/buah (www.situsotomotif.com) o Bahan Bakar Bensin : Rp. 4.500,-/liter o Harga Oli Mesin Castrol Magnetic 10W40W SM/CF : Rp. 51.500,(www.situsotomotif.com) o Upah Mekanik, Harga : Rp. 15.000,-/jam
Konsumsi Bahan Bakar : Gol I=59.09x[1 (0.4+0.185+0.085)]xRp4,500 =Rp449,852,Gol IIa =135.6x[1 (0.4+0.185+0.085)]xRp4,500 = Rp1,019,062,Gol IIb =174.08x[1 (0.4+0.185+0.085)]x Rp4,500= Rp1,308,191,Kk = koreksi akibat kelandaian Kl = koreksi akibat kondisi lalulintas Kr = koreksi akibat kerataan permukaan jalan 1. Konsumsi Minyak Pelumas Formula yang digunakan Konsumsi Pelumas = Konsumsi Pelumas DasarxFaktor koreksi
2. Truk Kecil 2 Sumbu o Tipe Kendaraan Dyna 6 Roda 110PS ET, Harga : Rp. 239.700.000,(www.toyota.co.id) o Tipe Ban CHAMPIRO GTX 60 (225/60 R16) : Rp. 1.043.000,(www.situsotomotif.com) o BahanBakar Solar : Rp. 4.500,o Harga Oli Mesin Cartago Multigrado EP 80W-90W : Rp. 45.000,(www.pasaronderdil.com) o Upah Mekanik : Rp. 15.000,-/jam
Gol I
=0.0027x1.5xRp51,500x1000= Rp208,575,Gol IIa =0.0054x1.5xRp51,500x1000= Rp364,500,Gol IIb =0.0043x1.5xRp51,500x1000= Rp290,250,9
2. Konsumsi Ban Formula yang digunakan Gol I =(0.0008848(48.5)-0.0045333)x Rp1,156,000x4= Rp177,467,Gol IIa =(0.0012356(48.5)-0.0064667)x Rp1,043,000x6= Rp334,552,Gol IIa =(0.0015553(48.5)-0.0059333)x Rp1,050,000x10= Rp526,154,Dimana : Y = pemakaian ban per 1000km
Dimana :AINT = Rata-rata bunga modal tahunan dari kendaraan baru = 0.01 x (AINV/2) AINV = Bunga modal tahunan dari harga kendaraan baru AKM =Rata-rata jarak tempuh tahunan (km) kendaraan. INT Gol I = 0.022% x Rp180,200,000 = Rp396,440,INT Gol Iia = 0.022% x Rp239,700,000 = Rp527,340,INT Gol IIb = 0.022% x Rp690,000,000 = Rp1,518,000,-
3. Pemeliharaan a. Suku Cadang Gol I = 0.0000064(48.5)+0.0005567xRp180,200,000 = Rp156,251,Gol IIa = 0.0000332(48.5)+0.0020891xRp239,700,000 = Rp886,722,Gol IIb = 0.0000191(48.5)+0.0015400xRp690,000,000 = Rp1,701,782,Dimana:Y=Pemeliharaan suku cadang per 1000km Y’ = Yxharga kendaraan (Rp/1000 km)
6. Asuransi Formula yang digunakan: Gol I = 38/(500x48.5) x Rp180,200,000 = Rp282,375,Gol IIa =60/(2571.42857x48.5) x Rp239,700,000 = Rp115,320,Gol IIb =61/(1714,28571x48.5) x Rp690,000,000 = Rp506,237,Dimana: Y = Asuransi per 1000 km Y’ = Y x nilai kendaraan (Rp/1000 km) Selanjutnya komponen-komponen biaya operasional kendaraan diatas dijumlah. Sehingga biaya operasional kendaraan dengan kecepatan 48.5 km/jam pada segmen satu sebesar Rp25,335,165,- maka biaya operasional per tahun sebesar Rp25,335,165,- x 365hari = Rp9,247,335,276,- Untuk jenis kendaraan MC nilai BOK adalah 18% dari kendaraan pribadi (PC). Besarnya BOK akan ditinjau setiap segmen.
b. Jam Kerja Mekanik Gol I = 0.00362(48.5)+0.36267xRp15,000 = Rp8,074,Gol IIa = 0.02311(48.5)+1.97733xRp15,000 = Rp46,472,Gol IIb = 0.01511(48.5)+1.21200xRp15,000 = Rp29,172,Dimana: Y = Jam Montir per 1000 km Y’=YxUpah kerja per jam(Rp/1000 km)
4.5 Nilai Waktu Formula : Nilai Waktu=Max {(KxNilai Waktu Dasar);Nilai Waktu Min} Tabel 4.20. Perhitungan Nilai Waktu
4. Depresiasi Formula yang digunakan: Gol I=1/(2.5(48.5)+125)x(0.5xRp180,200,000) = Rp365,888,Gol IIa=1/(9.0(48.5)+450)x (0.5 xRp239,700,000) = Rp213,446,Gol IIb =1/(6.0(48.5)+450)x (0.5 x Rp690,000,000)= Rp583,756,Dimana: Y = Depresiasi per 1000 km Y’ = Y x setengah nilai kendaraan (Rp/1000 km) 5. Bunga Modal Formula yang digunakan: INT = AINT / AKM INT = 0.22% x Harga kendaraan baru (Rp/1000 km)
10
2. Secara ekonomi jumlah penghematan total (NPV) sebesar Rp104,797,025,202,(NPV(+)) dan nilai BCR sebesar 1.31 (BCR>0). Sehingga dari segi ekonomi pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu - Tanah Abang dinyatakan layak dari segi ekonomi dikarenakan manfaat yang diterima lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
4.6 Penghematan Tabel 4.21. Penghematan Total
5.2 Saran Berdasarkan hasil analisis kelayakan jalan layang non tol kampung melayu-tanah abang yang ditinjau dari segi ekonomi pembangunan tersebut dinyatakan layak dibangun. Dan analisis kinerja jalan mencapai DS<1 sehingga dapat mengurangi kemacetan terhadap rencana bawah tetapi untuk forcasting tahun ke depan masih ada hasil DS>1 oleh sebab itu sebaiknya kapasitas jalan diperbesar agar mobilitas pada ruas jalan tersebut tidak mengalami kejenuhan .
4.7 Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit cost ratio merupakan parameter kelayakan pada pembangunan jalan laying non tol kampong melayu-tanah abang diperoleh dengan cara membandingkan semua benefit yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan pada jalan. Tabel 4.22. Nilai Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. Fidel, Miro. 1985. Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kantor Statistik Jakarta. 2009. Statistik Perhubungan 2009, Jakarta. Kartika, A. A. G. 2006. Ekonomi Jalan Raya (PS-1300), Diktat Kuliah, Program S-1 Jurusan Teknik Sipil FTSP, Surabaya. Khisty, C. J. dan Lall, B. K. 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi (Jilid 1. Edisi Ketiga), Penerbit Erlangga, Jakarta. Rizki, R. 2011. Studi Kelayakan Pembangunan Ruas Jalan Diatas Box Culvert Banyu Uri-Benowo Dari Segi Lalu Lintas Dan Ekonomi Jalan Raya, Tugas Akhir, Program S-1 Jurusan Teknik Sipil FTSP, Surabaya. Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua, Penerbit ITB, Bandung.
= 1.13 4.8 Analisis Net Present Value (NPV) Net present value merupakan parameter kelayakan yang diperoleh dari selisih semua manfaat dengan semua pengeluaran. NPV = Rp892,797,275,202– Rp788,000,250,000 = Rp104,797,025,202,5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan perhitungan pada bab-bab sebelumnya dari sebelum pembangunan sampai umur rencana pembangunan, sehingga didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Saving yang terjadi pada proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang sebesar Rp892,797,275,202,-
11
12