Nomor 9 Volume V Januari 2007: 16-24
Spectra
STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL SEGMEN LAWANG-PURWOSARI Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang
ABSTRAKSI Volume lalulintas yang terus meningkat di daerah Lawang - Purwosari pada beberapa tahun terakhir ini mengakibatkan tidak mencukupinya ruas-ruas jalan untuk menampung sarana transportasi. Hal tersebut menimbulkan kemacetan pada ruas-ruas jalan menuju ataupun keluar Kota Malang yang mengakibatkan kerugian waktu dan BOK. Untuk itu, usaha dalam memecahkan masalah transportasi sebagai salah satu alternatif adalah dengan pembangunan jalan tol. Dengan adanya pembangunan jalan tol ini diharapkan investor dapat memperhitungkan layak atau tidaknya pembangunan tersebut dengan menggunakan analisa ekonomi. Dengan demikian, diharapkan investor tidak salah dalam menanamkan investasinya. Kelayakan investasi dipilih berdasarkan perhitungan biaya konstruksi dan keuntungan investor. Untuk data-data sekunder diperoleh dari data studi potensi dan nilai manfaat. Perhitungan nilai potensi untuk jalan tol ini dilakukan dengan metode survey plat number check yang dilakukan selama 4 hari dalam waktu 16 jam/hari. Pada saat yang sama, nilai manfaat dilakukan dengan survei volume lalulintas, sedangkan survey kecepatan dilakukan dengan metode Moving Car Observer dan survei geometrik jalan. Untuk analisa kelayakan investasi pembangunan jalan tol segmen Lawang-Purwosari dilakukan dengan metode kriteria kelayakan ekonomi, antara lain perhitungan BCR (Benefit Cost Ratio), NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan Periode Pengembalian (Pay Back Period). Kata Kunci : Kriteria Kelayakan, Investasi Pembangunan, Jalan Tol.
PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek jalan tol dikatakan berhasil dan menguntungkan secara ekonomis apabila proyek tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap investasi yang bertitiktolak pada dua faktor studi kelayakan proyek, yaitu biaya (finansial) dan manfaat. Biaya merupakan pengeluaran yang meliputi dana pembangunan, operasional, dan perawatan yang diperoleh dari pemakai jalan dengan membayar tarip tol. Semakin banyaknya pemakai 16
Studi Kelayakan Investasi Jalan Tol Kamidjo Rahardjo
jalan tol, maka akan bermanfaat bagi investor, yaitu dengan adanya laba dan kembalinya modal/titik impas (break event point). Selain investor, juga bermanfaat bagi masyarakat umum, yaitu waktu perjalanan menjadi lebih singkat, lancar, nyaman, dan meningkatnya keamanan lalulintas karena berkurangnya kemacetan yang terjadi di beberapa ruas jalan lain. Studi kelayakan proyek jalan tol merupakan suatu kumpulan dokumen hasil studi yang memberikan gambaran produk yang ingin diwujudkan, terdiri dari beberapa analisa, salah satunya adalah analisa proyeksi lalulintas. Oleh karena itu, untuk mengerjakan analisa tersebut perlu dilakukan studi pergerakan lalulintas dimana tempat proyek itu dibangun. Studi kelayakan investasi untuk jalan tol segmen Lawang-Purwosari, dimana dalam perencanaannya perlu diperkirakan jumlah total existing road dan data sekunder, seperti nilai jual obyek pajak, nilai manfaat, dan seberapa jauh para investor tertarik dengan perencanaan pembangunan jalan tol tersebut pada tahun rencana yang akan digunakan. Dengan demikian, hasil dari studi ini dapat dilihat apakah jalan tol segmen LawangPurwosari layak atau tidak layak untuk dilaksanakan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi permasalahan studi ini adalah: Estimasi investasi pembangunan. Layak atau tidaknya pembangunan jalan tol segmen LawangPurwosari dilaksanakan. Estimasi tarif tol. Dengan demikian, berdasarkan identifikasi tersebut di atas, maka permasalahan yang muncul dalam studi ini adalah: Berapa estimasi investasi pembangunan? Apakah proyek pembangunan jalan tol segmen Lawang-Purwosari ini layak dilaksanakan atau tidak dengan menggunakan teori Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Payback Period? Berapa estimasi tarif tol? Tujuan dan Manfaat Studi Tujuan dan manfaat dari studi kelayakan pembangunan jalan tol segmen Lawang-Purwosari adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kelayakan investasi dari rencana pembangunan jalan tol segmen LawangPurwosari. Disamping itu, juga untuk menentukan apakah proyek tersebut layak dilaksanakan atau tidak sebagai evaluasi dalam menanamkan investasi dan masukan bagi pemerintah untuk mengambil keputusan dalam menentukan kebijakan terhadap pembangunan jalan tol segmen LawangPurwosari. 17
Spectra
Nomor 9 Volume V Januari 2007: 16-24
TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Analisa Kelayakan Investasi Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat adalah dengan cara menanam investasi, seperti membangun proyek prasana atau sarana produksi. Hal ini disebabkan investasi yang sehat yang didukung oleh prinsip-prinsip ekonomi universal akan mendorong kegiatan di segala bidang, diantaranya adalah tersedianya lapangan kerja, menambah produk di pasaran, dan menaikkan tingkat penghasilan. Investasi dapat dilakukan oleh swasta maupun Negara dengan motif keuntungan finansial ataupun nonfinansial. Untuk dipakai sebagai bahan pengambilan keputusan tentang sehat tidaknya suatu investasi, maka dilakukan dengan mengkaji kelayakan usulan tersebut sebelum implementasi membangun proyek, yaitu dengan menyiapkan studi kelayakan yang menyoroti segala macam aspek yang diperkirakan memiliki relevansi kuat dengan rencana yang bersangkutan. Studi Kelayakan Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbedabeda. Ada yang mengartikan dalam artian yang lebih luas dan ada juga yang mengartikan dalam artian yang lebih terbatas. Dari pihak Pemerintah atau lembaga nonprofit, pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif, misalnya manfaat dalam penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumberdaya yang melimpah, penghematan devisa, maupun penambahan devisa yang diperlukan oleh Pemerintah untuk Negara. Layaknya suatu kegiatan pembangunan terjadi bilamana kajian kelayakan suatu usulan proyek dapat mempelajari usulan dari segala segi secara profesional agar nantinya setelah diterima dan dilaksanakan betulbetul dapat mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu, perlu penelitian dan pengkajian yang seksama dan sistematis sebelum terlanjur menenam modal untuk implementasi. Sedangkan kondisi tidak layak apabila kajian kelayakan suatu usulan proyek gagal dalam mencapai hasil yang telah tersusun sesuai dengan perencanaannya dan apabila pembangunan yang telah selesai dibangun dan dioperasikan ternyata hasilnya jauh dari harapan. Pengertian Ekonomi Teknik Ekonomi teknik adalah suatu subyek yang mempunyai inti suatu pengambilan keputusan yang didasarkan pada perbandingan ekuivalensi nilai-nilai uang dari beberapa alternatif rangkaian kegiatan sehubungan dengan keperluan pembiyayaan. Keputusan yang dimaksud disini adalah 18
Studi Kelayakan Investasi Jalan Tol Kamidjo Rahardjo
suatu keputusan mengenai pemilihan dari dua atau lebih rangkaian kegiatan. Keputusan-keputusan tersebut bermacam-macam, dimulai dari investasi sumberdaya manusia, peralatan, hingga penentuan anggaran pemodalan yang terjadi pada seluruh lapisan organisasi dalam perekonomian. Dalam memutuskan investasi mana yang akan dilakukan, biasanya timbul tiga pertanyaan yang akan menentukan keputusan, yaitu: Mengapa memerlukan hal ini? Mengapa melakukan sekarang? Mengapa melakukan dengan cara ini? Untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut tidak dapat dilakukan dengan berdasarkan perasaan saja (feelling), akan tetapi harus melalui suatu studi ekonomi. Studi Ekonomi tersebut dapat diartikan sebagai suatu perbandingan alternatif-alternatif yang ada, dengan dinyatakan dalam bentuk uang. Konsep dasar teori ekonomi teknik dapat dijabarkan dalam beberapa prinsip, antara lain: Harus mencari, penjabaran, dan mengevaluasi semua alternatif, sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Mengetahui terlebih dahulu akan dampak dari suatu pengambilan keputusan, baik dampak yang akan terjadi sebelum maupun sesudah pengambilan keputusan. Sudut pandang pengambilan keputusan harus menguntungkan pihak pemilik (owner). Semua dampak harus dinyatakan dalam bentuk uang, karena nilai uang memiliki nilai waktu, Demikian pula halnya dengan dampakdampak dari suatu pengambilan keputusan. Memprioritaskan kriteria-kriteria sebelum pengambilan keputusan. Ini diperlukan untuk menjaga obyektifitas suatu pengambilan keputusan serta dapat mengoptimalkan sumberdaya yang terbatas. Penentuan perbadaan antara kriteria-kriteria yang dapat maupun tidak dapat dinyatakan dalam bentuk uang. Dalam pengambilan keputusan bukan berdasarkan sudut pandang individu, tetapi dalam sudut pandang sistem atau secara keseluruhan. Keputusan yang diambil tidak hanya berpengaruh terhadap individu saja, tetapi berpengaruh terhadap keseluruh atau semua sistem. Net Present Value (NPV) Present Value atau nilai bersih sekarang adalah nilai yang mengatakan ekuivalensinya pada saat ini, yaitu semua uang yang akan diterima ataupun yang akan dikeluarkan selama umur ekonomis yang harus dihitung dalam nilai yang sama.
19
Nomor 9 Volume V Januari 2007: 16-24
Spectra
Net Present Value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara hasil proyek (benefit) dengan modal yang ditanam (cost) pada discount rate tertentu. NPV menunjukan kelebihan manfaat (benefit) dibanding biaya (cost). Jika nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai sekarang investasi, maka proyek ini dikatakan menguntungkan. Sedangkan apabila lebih kecil (NPV < 0), maka proyek tersebut ditolak karena dinilai tidak menguntungkan. Dibanding dengan metode lainnya, metode ini kadang-kadang lebih mudah diterapkan pada situasi dimana berbagai jumlah uang secara luas dibayarkan atau diterima suatu periode waktu. Dalam penggunaannya metode ini lebih cepat, nilainya aktual, dan efisien waktu dalam menilai proyek investasi. Metode ini cocok untuk proyek-proyek dengan investasi besar dan dengan umur ekonomis yang panjang karena dalam metode tersebut meramalkan perkembangan perekonomian untuk waktu yang sedemikian lama, misalnya perkembangan inflasi dan sebagainya. Dasar yang dipakai adalah bahwa semua penerimaan atau pengeluaran di masa mendatang yang berhubungan dengan suatu proyek investasi diubah ke nilai sekarang dengan menggunakan suatu tingkat tertentu. Metode sekarang dibuat untuk memudahkan perhitungan dimana cash flow sangat tidak teratur. Cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut:
(C )t − n (Co )t ∑ ∑ t t t = 0 (1 + i ) t = 0 (1 + i ) n
NPV
=
atau NPV =
n
n
t =0
t =0
Σ PVR − Σ PVE
Dimana : NPV = nilai sekarang netto. (C)t = aliran kas masuk tahun ke-t. n = umur unit usaha hasil investasi I = arus pengembalian ( rate of return ) t = waktu
Ukuran kelayakan yang digunakan dengan rumus NPV: NPV > 0, maka proyek layak dibangun NPV = 0, maka proyek mengembalikan persis dengan investasi NPV< 0, maka proyek dari segi ekonomis tidak layak dibangun Benefit Cost Ratio (BCR ) Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat (benefit) dengan nilai sekarang dari biaya (cost). Secara umum rumus untuk perhitunan BCR adalah sebagai berikut: BCR =
Nilai sekarang benefit ( PV ) B = Nilai sekarang biaya ( PV )C 20
Studi Kelayakan Investasi Jalan Tol Kamidjo Rahardjo
Biaya C pada rumus di atas dapat dianggap sebagai biaya pertama (cf), sehingga rumusnya menjadi: BCR =
( PV ) B Cf
Dimana : BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya (benefit cost ratio ) (PV)B = Nilai sekarang benefit. (PV)C = Nilai sekarang biaya.
Pada proyek swasta, benefit umumnya berupa pendapatan minus biaya di luar biaya pertama (misalnya untuk operasi dan produksi), sehingga rumusnya menjadi: BCR =
R − ( PV )op Cf
Dimana : R = Nilai sekarang pendapatan (C) op = Nilai sekarang biaya ( diluar biaya pertama ) Cf = Biaya pertama
Ukuran kelayakan dari BCR adalah BCR >1, maka proyek diterima dan layak dikerjakan BCR < 1, maka proyek ditolakdan tidak layak dikerjakan Proyek Layak
-~ Proyek Tidak Layak
-1
+~ 0
1
Setiap kriteria tadi dipakai untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan proyek. Tidak satupun dari kriteria tersebut disetujui secara bersama (universal) sebagai yang saling bermanfaat pada setiap keadaan. Penggunaan dari setiap metode tersebut akan membawa pada setiap kesimpulan yang sama (nilai yang mana yang dianggap paling layak). Hal-hal tersebut di atas merupakan ukuran yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan RI Nomor S-621/M/1992 dan ketetapan lain yang sering dipakai. Namun, selain itu masih ada metode-metode yang lain untuk menentukan kelayakan proyek. Pay Back Period (Periode Pengembalian) Yang dimaksud dengan pay back period atau pembayaran kembali adalah pada tahun berapa investasi sudah dapat meraih keuntungan. Sama dengan titik impas atau break even point (BEP), tetapi banyak investor salah interpretasi istilah ini, sehingga nilai waktu dari uang tidak diperhitungkan dalam pay back tersebut. 21
Nomor 9 Volume V Januari 2007: 16-24
Spectra
Rumus: (n − 1) + Cf −
n −1
1
∑ An An I
Dimana : Cf = Biaya pertama An = Aliran kas pada tahun ke-n n = Tahun pengembalian ditambah 1
Tarif Tol Lembaga yang mengatur mengenai jalan tol adalah Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), dimana lembaga tersebut adalah badan yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Menteri Pekerjaan Umum. Tarif tol tersebut nantinya akan digunakan sebagai peningkatan mutu pelayanan dan pemeliharaan jalan tol. Pemeliharaan jalan tol meliputi: Pemeliharaan rutin Pemeliharaan berkala Peningkatan mutu Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol disebutkan bahwa: Tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar pengguna jalan tol, besar keuntungan BOK (Biaya Operasi Kendaraan), dan kelayakan investasi (Pasal 66 ayat 1). Pemberlakuan tarif tol ditetapkan bersamaan dengan penetapan pengopersian jalan tol (Pasal 67 ayat 1). Evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali oleh BPJT berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi sesuai dengan formula Tarif Baru = Tarif Lama (1+ Inflasi) (Pasal 68 ayat 1).
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada perencanaan awal pembangunan jalan tol, khususnya investasi pembangunan, karena luasnya cakupan pembahasan masalah studi kelayakan mengenai jalan tol segmen Lawang-Purwosari, maka dalam studi ini hanya menghitung/menentukan masalah kelayakan pembiayaan investasi proyek (keuangan proyek atau manajemen proyek). Dari lingkup bahasan tersebut di atas, maka diperoleh hasil: 1. Estimasi investasi pembangunan jalan tol segmen LawangPurwosari dengan umur rencana (time horizon) selama 20 tahun sebesar Rp. 101.384.262.429,43 2. Dari segi kelayakan investasi pembangunan, maka didapat: a. Keuntungan investasi bagi pengguna jalan dengan kurun waktu 10 tahun:
22
Studi Kelayakan Investasi Jalan Tol Kamidjo Rahardjo
Nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 23,71% > 12%, maka pembangunan dikatakan layak untuk dilaksanakan. Nilai Net Present Value (NPV) adalah sebesar Rp. 158.092.403.763,29 (+) Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) adalah sebesar 2,.45 > 1, maka pembangunan dikatakan layak untuk dilaksanakan. Nilai Payback Period (periode pengembalian) terjadi pada tahun ke-4, yaitu pada tahun 2010 dan pembangunan layak untuk dilaksanakan. b. Keuntungan investasi bagi investor dengan kurun waktu 20 tahun : Nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 0% < 12%, maka pembangunan dikatakan tidak layak untuk dilaksanakan. Nilai Net Present Value (NPV) adalah sebesar Rp. 52.288.300.000,10 (+) Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) adalah sebesar 1,36 > 1, maka pembangunan dikatakan layak untuk dilaksanakan. Nilai Payback Period (periode pengembalian) tidak terjadi karena pembangunan tidak layak untuk dilaksanakan. c. Terdapat keuntungan investasi bagi pengguna jalan untuk kurun waktu 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun. 3. Estimasi pendapatan (income) total tarif tol per tahun pada tahun ke-20 sebesar Rp. 23.805.017.499,61. 4. Pada sisi pengguna jalan tol semua nilai kriteria kelayakan terjadi pada umur rencana 10 tahun karena pada umur rencana tersebut nilai-nilai kriteria kelayakan telah terpenuhi. Dari sisi investor nilai kriteria kelayakan tidak terpenuhi, maka pembangunan tidak layak untuk dilaksanakan. 5. Khusus untuk sisi investor nilai kelayakan akan terpenuhi apabila pertumbuhan jumlah volume lalulintas semakin bertambah karena pada setiap tahunnya volume lalulintas terus meningkat dan nilai kelayakan akan terpenuhi pula apabila didukung dengan tarif tol yang relatif murah bagi pengguna jalan.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil perhitungan biaya konstruksi dan keuntungan investor, didapat biaya investasi sebesar Rp.101.384.262.429,- dan untuk pendapatan dari keuntungan pengguna jalan NPV sebesar Rp. 158.092.403.763,29; BCR sebesar 2,45; dan IRR sebesar 23,71% > 12% serta nilai payback period terjadi pada tahun ke-4, yaitu tahun 2010.
23
Spectra
Nomor 9 Volume V Januari 2007: 16-24
2. Untuk umur rencana 10 tahun pembangunan jalan tol layak untuk dilaksanakan dan untuk nilai pendapatan dari investor tidak mendapatkan keuntungan karena dari nilai kriteria kelayakan tidak terpenuhi. 3. Kelayakan pembangunan jalan tol segmen Lawang-Purwosari untuk umur rencana 20 tahun dari segi pengguna jalan memenuhi kriteria kelayakan ekonomi (BCR, NPV,IRR, dan Payback Period), namun dari segi investor tidak memenuhi kriteria kelayakan ekonomi (BCR, NPV, IRR, dan Payback Period).
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2004. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Jalan. ______. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol. ______. 1970. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Malang. 2005. Laporan Akhir Studi Kelayakan Jalan Lingkar Timur. Malang. Dinas Kimpraswil Kota Malang. 2006. Daftar Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi (HSPK) Bidang Jalan, Jembatan, dan Drainase. Malang Kodoatie R.J. 1995. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Morlok, Edward K. 1984. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Pujawan, I Nyoman. 2004. Ekonomi Teknik. Surabaya: Penerbit Guna Widya. Soeharto, Imam. 2004. Manajemen Proyek. Jakarta: Penerbit Erlangga. Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Edisi Ke-2. Bandung: ITB Bandung. Utomo P., Adhie. 2005. Analisa Kerugian Biaya Akibat Kemacetan di Persimpangan Jalan Panglima Sudirman – Urip Sumoharjo – Pattimura Kota Malang, Skripsi Jurusan Teknik Sipil. Malang: ITN Malang.
24