ANALISIS KEBERHASILAN PROGRAM PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) INDONESIA
KE LUAR NEGERI (Kasus TKW ke Saudi Arabia, di Desa Bojongsawal~, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)
Oleh: DJUARIAH A
31.1378
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000
RINGKASAN DJUARIAH. Analisis Keberhasilan Program Pengiriman Tenaga ICerja Wanita (TICW) Indonesia Ke L u x Negeri (Kasus T K W Ke Saudi Arabia, di Desa Bojongsawah, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa-Barat) (Di bawah bimbingan Winati Wigna) Program pengiriman T K W ke l u x negeri menjadi salah satu penyelesaian masalah ketenagakerjaan yang tengah di hadapi Indonesia. Hal ini dikarenakan terus beltambahnya angkatan k e j a yang tidak bekerja disertai kualitas lteterampilan yang rendah, disisi lain kurangnya kesempatan bekerja di dalam negeri. Sejauh ini pemel-intah, Depatemen Tenaga ICerja menilai bahwa program tessebut berhasil, teslihat d x i semakin meningkatnya s~imbangm devisa negara, dan penambahan quota yang hwus dipenuhi pemerintah yang dilaksanakan oleh PJTKI (Perusahaan Jasa Pengerah Tenaga ICerja Indonesia). Nanlnn demikian, peningkatan jumlah pengiriman itn juga berisingan dengan selnaltin beitambalulya kasus-kasus yang dialami TICW di luar negeri. Penelitian ini menelaah bagaimana pelaksanaan program, keadaan peselta program ( T K W ) , frekuensi mengikuti program, kondisi peselta program saat di luar negeri serta keberhasilan peserta program pengirimana TICW yang sebenarnya.
Adapun tujuan dalam penelitian ini berlandasltan pada
pelmasalahan yaitu keberhasilan yang bagaimma yang telah dicapai para TICW yang bekerja di luar negeri seperti yang dide~lgurlg-dengungltanpemerintah sela~naini (dan mungkin juga ole11 para T K W itu sendiri). Penelitian ini altan rnenganalisis keberhasilan yang telah dicapai TICW secwa ekonomis dan non
ekonomis. Penelitian dilakukan di pedesaan dimana sebagian besar angkglan lterja wauita menjadi TKW dikarenakan kemiskinan. Szunpel dimabil dengan rnetode acak sederhana (Siniple liandoi71 Sanlpling), dru~dipilih sebanyak 55 wanila dari kerangka sampling yakni TKW yang kembali pada taliun 1997-
1999 (berdasarkan pertimbangan fluktuasi real terhadap dollar maupun rupiah). Sebal~yak 15 orang di drop, karena mereka sudah siap untuk melakultan Itepergim ke luar negeri.
Data dikumpulka~l dengan wawancara dan
pengamata~~ l a ~ ~ g s u nselta g dianalisis secara kuantitatif de~iganmenggunakan tabulasi silang. Tabel fkekuensi juga dipergunakan untuk mengurailtru~secara desltriptif dise~taianalisa kualitatif. Penelitian ini menemukan sebagian besar calon TKW ~nelaluiprosedur yang tidak sesuai (35,O %) dan kurang sesuai (65,0%). TKW berhasil pergi ke luar negeri dengall cara yang tidak sesuai karena ada prosedur lain yang clapat ~nemberanglcatkan TKW yakni pergi dengan cara semi illegal, illegal, panggilan kerja -calling iliscl-. Terciptanya siste~nselain sistem seperti diatas kenyataannya tidak berhubungan dengan keadaan tenaga kerja wanita yang menjadi TKW . Penelitiail ini juga menemukan bahwa penciptaan dan atau penyelewengan terhadap siste~nmerupakan tindakan a~nbiluntung 0,rofif taking) dari berbagai pihak yang terlibat program.
Tindakan manipulatif yang dilakukan pe~nerintah sendiri
sesungguhnya inerupakan tindakan pembiaran akan kesalahan (by oo,ission) dan sengaja rnerugikan inasyarakat yang seharusnya dijaga kesejahteraan sosialnya oleh negara. Pelaksanaan proses yang kurang bahkan tidak sesuai dengan ketetapan itu berhubungan dengan kondisi TI<W di luar negeri. Ada sebanyak 85,7 % TI<W pergi melalui prosedur yang tidak sesuai, mengalami kondisi yang kurang menguntungkan.
ICondisi yang tidak menguntungkan itu adalah pernah mengalami kekerasan fisik seperti dijarnhak rambut, dicaci dengan sebutan "Sakallah Wasah"(pembantu joroklhina) juga perendahan secara seksual dimulai dari kedipan, colekan dan berakhir pada ajakan untuk melakukan hubungan seksual dengan imbalan uang atau perhiasan. Tiligginya prosentase TKW dengan kondisi seperti di atas ada hubungallnya de~lgan perbedaan budaya antara majikan dengan TKW. Perbedaan itu dalam ha1 bahasa serta perbedaan
syle seperti dalam ha1 fungsi solidaritas, pola dan jenis makan,
berpakaian dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa frekuensi seorang T I W tidak berhubungan dengan keadaan TKW, proses pengiriman yang dilalui serta pengalaman (inforlnasi) kondisi TKW di luar negeri.
Ada 58,l % TKW, keadaan sosial
ekonolninya kurang mendukung program akan tetapi lnengilcuti program lebih dari satu kali. Demikian juga halnya dalam proses yang dilalui serta kondisi TKW di luar negeri. Terdapat 78,4 % TKW pergi mengikuti program lebih dari satu kali (sering) lnelalui prosedur yang tidak sesuai, dan sebanyak 57,7 % TKW pergi dengan cara lcurang sesuai dalam kepergiannya yang pertama kali. TKW clengan kepergian sering ada sebanyak 59,4 % menyatakan kondisinya di luar negeri itu kurang menguntungkan, namun anehnya masih ada TKW yang mau mengikuti program yang pertalna lcalinya dan pada akhirnya mengalami kenyataan yang tidak jauli berbeda (62,5 %). Dari sebab itu, tidaklah semata-mata karena alasan ekonomi seorang wanita rnenjadi TICW tetapi juga karena alasan non ekonomi. Buktinya ada T I W yang berasal dari rumahtangga yang kurang mendukung secara ekonomi untuk lnengikuti program namun mengikuti program lebih dari satu kali (58,l %). Begitu juga TICW yang mellgalalni kondisi kurang menguntungkan, mengikuti program lehih dari satu kali terlehih lagi lnelalui prosedur yang tidak sesuai.
TKW dengan kepergian sering dalam penelitian ditemukan sebanyak 54,s % yang kurang berhasil secara ekonomi. Ketidakberhasilannya itu ternyata bergantung pada aspek penggunaan serta pengaturan uang T I W dari luar negeri (reniittnlice). T I W yang re17iiltnticenya habis itu, dikarenakan pengaturan uang dilakukan oleh suanii TI<W yang menikah lagi (selingkuh) disaat TKW masih berada di luar negeri. Xeniitlntice TKW dari kepergiannya yang pertama habis maka TKW pun tnelakukan lcepergian selanjutnya. Atau juga dikarenakan suami menikah lagi dengan atau tidak menghabiskan reniiffntice, maka wanita tersebut sakit hati lalu memutuskan untuk mengikuti program kembali. Dengan demikian secara ekonomi, keberhasilan yang dicapai sifatnya hanya sesaat tidak berkelanjutan, dan TKW pun akan kernbali pada tingkat kesejahteraan yang semula sebelum menjadi TKW. Tidak berhasilnya T I W dilihat dari sudut non ekonomi pada penelitian ini tercertnin dengan tidak maunya TI<W memakai panggilan "haji". Rasa malu muncul akibat masyarakat menilai rendah atau tidak menghargai gelar haji yang diperoleh sambil rnenjadi TKW. Haji adalah gelar suci, sedangkan bekerja menjadi TKW adalah pekerjaan hina maka TKW dinilai tidak layak menggunakan gelar itu. Di sisi lainnya TKW itu sendiri tidak menghargai dirinya sebagai seorang haji dengan menggunakan palcaian taqwa. Sebab pada prinsipnya individu TKW itu juga menilai dirinya kotor dan me~ijadikanhajinya belum sempurna dibandingkan dengan pergi haji dari dalam negeri. Jadi keberhasilan yang sesungguhnya dimaksudkan pemerintah altan program pengirilnan TI<W hanya diukur pada peningkatan devisa serta keuntungan pengusaha swasta. Negara selarna Pelita V dan VI mengalami peningkatan dalam menerima devisa dari program pengiriman TI<W dari 2.506.526.089.
US
$ 1.222.431.455 menjadi US $
Begitupula swasta, terlihat dari semakin banyaknya PT yang
beroperasi menggambarkan bahwa keterlibatannya dalam program pengiriman T I W ineniberikan profit. Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan program pengiriman T I W yakni peningkatan kesejahteraan rumahtangga TKW tidak dapat tercapai. Oleh lcarena itu perlu dilakukan peninjauan kembali mengenai pelaksanaan program, mengingat adanya gejala penumnan kesejahteraan di sudut non ekonomi (sosial), yang darnpaknya akan bersifat laten dalam jangka walctu panjang dibandingkan dengan kesejahteraan dari sudut ekonoini yang cendemng tidak berkelanjutan. Sekalipun program
akan terus dilaksanakan
mengingat
permasalahaii
ketenagakerjaan, inaka perlu dilakukan revisi mengenai petunjuk pelaksana dan petunjuk teknisnya. Penyerahan penyelenggaraan program kepada pihak swasta, telah menjadilcaii program bukan sebagai sarana peningkatan kesejahteraan wanita melainkan sarana perendahan terhadap wanita. Karenanya perlu dirancang sistem pengawasan pelaksanaan program berdasarkan standar internasional yang mengatur mengenai buruh pekerja internasional (dimana TKW salah satunya) dan disertai dengan pellegaka11 hukum kepada setiap pelanggar. Dengan sistem itu diharapkan tindakan "ambil untung" yang selama ini terjadi (oleh swasta ataupun negara) dapat ditekan seminimal tnungkin. Disamping itu diperlukan juga pembinaan moral terhadap TKW supaya tidak inelakukan tindakan-tindakan yang tidak menguntungkan dirinya, sehingga terdapat pergeseran pada nilai-nilai agama yang lebih bersifat perinissive dala~iiha1 kepergian TKW dan menguntungkan kaum ulama. Keinudian diperlukan pengawasaii dari departemen agama terhadap kehidupan keagamaan di daerah yang watiitanya banyak menjadi TKW ke luar negeri .
ANALISIS KEBERHASILAN PROGRAM PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) INDONESIA KE LUAR NEGERI (Icasus T I W ke Saudi Arabia di desa Bojongsawah, Icecamatan Sukaraja, Icabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)
Oleh:
DJUARIAH A 31.1378
Sltripsi Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor
JURUSAN ILMU-EMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000
PERNYATAAN
DENGAN IN1 SAYA MENYATAI
Bogor, 1 April 2000
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN Dengan ini kami menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh: Nama
Djuariah
N~P
A31.137S
Judul
Analisis Keberhasilan Program Pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia Ice Luar Negeri. ( ~ n s a TKlli s ke Saudi Arnbin rli desn Bojo~igsnivali,Kecn1?mtn17,S~~lcaraja, Knb~~pate~i S'ukab11111i, Propinsi Jnisn B m n f )
Dapat diterima sebagai syarat ltelulusan Sarjana Pertanian Institilt Pertanian Bogor Menyetujui Dosen pembimbing,
Dra. Winati Wigna, MDs Nip 131,284,835
Tanggal ICelulusan : 25 April 2000
W A Y A T HIDUP
Penulis dilahirkan tanggal 11 September 1975 di Kalideres, Jakarta-Barat Anak kedua dari tiga bersaudara , dengan orang tua Tatang dan Atikah. Penulis lulus dari pendidikan dasar selama 6 tahun cli SD Negeri 07 Petang Semanan Kalideres, Jakarta-Barat pada tahun 1987. Pada tahun 1991, penulis lulus dari SMP Negeri 45 Cengkareng, Jakaita Barat dan pada tahun 1994 lulus dari SMA Negeri 3 Sukabumi, Jawa-Barat. Pada tahun 1994 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan kuliah di lnstitut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Saringan
Mahasiswa IPB (USMI).
Setelah lulus dari tingkat persiapan bersama (TPB) penulis meinasuki fakultas pertanian dengan bidang keahlian Penyuluhan Koinunikasi Pertanian ( P I P ) Selama kuliah penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu menjadi pengurus pada himpunan profesi di Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonoini Pertanian pada periode tahun 199511996 dan aktif pula dalam grup dislcusi yang dibentuk oleh Lab Sosiologi, Antropologi dan Kependudukan yaitu Grup Pengkaji Sosiologi dan I