EFEKTIVITAS ASSERTION TRAINING TERHADAP ASERTIVITAS CALON TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI PJTKI SEMARANG
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang
oleh UMMI KULSUM 1550408070
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul ―Efektivitas Assertion Training Terhadap Asertivitas Calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) di PJTKI Semarang‖ adalah benar-benar karya saya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau hasil penelitian orang lain yang tercantum dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 20 Agustus 2013
Ummi Kulsum NIM. 1550408070
ii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul “Efektivitas Assertion Training Terhadap Asertivitas Calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) di PJTKI Semarang” telah dipertahankan di hadapan sidang ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: Hari
: Jum’at
Tanggal : 23 Agustus 2013
Panitia Penguji Skripsi Ketua
Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd. NIP.19510801 197903 1 007
Rahmawati P., S.Psi., M.Si. NIP. 19790502 200801 2 018
Penguji Utama
Anna Undarwati, S. Psi., M.A NIP.19820520 200604 2 002 Penguji I/ Pembimbing I
Penguji II/ Pembimbing II
Dr. Edy Purwanto, M.Si NIP. 19630121 198703 1 001
Dyah Indah Noviyani, S.Psi., M.Psi NIP. 19771127 200912 2 005
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : ―Selama waktu masih berputar, selama itu harapan tetap masih ada, entah seterik apapun matahari, entah segersang gurun pun, harapan tetap ada, bagi orang-orang yang berusaha dan bersabar. Allah tidak pernah tidur untuk mendengarkan do'a hamba-hamba-Nya‖ (Penulis) ―Faa biayyi ‘alaai robbikuma tukadhibaan? (Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?‖ (QS. Ar-Rahmaan) ―Impossible is I’m Possible‖ (Hitam Putih)
Persembahan : Mamah, wanita terhebat yang mengajarkanku banyak hal Anugrah Rizqaan Nuril Qolbi, hadiah terindah yang menyejukkan hati Keluarga tercinta Almamater
iv
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang telah diberikan selama menjalani proses pembuatan skripsi yang berjudul ―Efektivitas Assertion Training Terhadap Asertivitas Calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) di PJTKI Semarang‖ sampai dengan selesai. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat: 1. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. Edy Purwanto, M.Si., Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan dan Dosen Pembimbing I, terimakasih telah memberikan banyak masukan dan bimbingan kepada penulis 3. Dyah Indah Noviyani, S. Psi., M. Psi., Dosen Pembimbing II, terimakasih telah berkenan memberikan bimbingan, berbagi ilmu dan motivasi dalam menyusun skripsi ini. 4. Anna Undarwati, S.Psi., M.A. sebagai Penguji utama atas masukan dan penilaian terhadap skripsi yang telah disusun oleh penulis. 5. Amri Hana Muhammad, S.Psi., MA., Dosen Pendamping PKMP Dikti, terimakasih telah berkenan memberikan bimbingan, berbagai ilmu, dan motivasi dalam menyusun PKM sekaligus skripsi ini.
v
6. Rulita Hendriyani, S.Psi., M.Si Dosen Wali Rombel 2 Angkatan 2008. Terimakasih Bunda selalu memotivasiku untuk mengejar ketertinggalan. 7. Semua dosen psikologi FIP UNNES, yang telah memberi ilmu pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Psikologi FIP UNNES. 8. Mamah, You are my inspiration, skripsi ini pun atas inspirasi Mamah, terimakasih, terimakasih, terimakasih. 9. Anugrah Rizqaan Nuril Qolbi, kaulah hadiah terindah buat Bunda, semangat Bunda, terimakasih telah hadir dikehidupan Bunda 10. Kedua Mbah: Matua dan Bapatua, keluarga baruku: Abah, Mas Ainul dan Dek Nurul, dan keluarga besarku terimakasih atas kasih sayang dan do’anya. 11. Tim PKM: Budi, Nidhom, Yosep, dan Dhefi. Terimakasih telah meluangkan banyak waktu untuk membantuku. 12. Teman-teman LPSDM Super Quantum seluruh angkatan, thank you so much telah memberikan banyak pengalaman, ilmu dan persahabatan. 13. Seluruh subjek penelitian di PT. Arni Family. Terimakasih telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. 14. Teman-teman Psikologi FIP Unnes yang telah mengisi kehidupanku selama kuliah dengan penuh suka cita. 15. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat. Semarang, 20 Agustus 2013
Penulis
vi
ABSTRAK Kulsum, Ummi. 2013. Efektivitas Assertion training Terhadap Asertivitas Calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) di PT. Arni Family Semarang. Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNNES. Skripsi ini di bawah bimbingan, Dr. Edy Purwanto, M. Si., Dyah Indah Noviyani, S. Psi., M. Psi. Kata Kunci: Asertivitas, Assertion Training, Calon TKW Calon TKW sering menghadapi permasalahan hukum, pelanggaran hak, sosial dan psikologis ketika sudah bekerja di luar negeri. Masalah yang sering dihadapi adalah masalah sosial dan psikologis seperti kepercayaan diri yang kurang, kurang ekspresif dalam mengutarakan emosi yang dirasakan, tidak mampu menghadapi orang baru, tidak berani melakukan perlawanan ketika ditindas, dan tuntutan untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, bahasa dan kebudayaan yang baru. Oleh karena itu diperlukannya usaha preventif untuk mencegah terjadinya permasalahan tersebut. Salah satunya dengan memberikan calon TKW assertion training. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas assertion training terhadap asertivitas calon TKW di PT. Arni Family Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen non randomized pretest-posstest control group design. Subyek pada penelitian ini adalah calon TKW di PT. Arni Family yang memiliki tingkat asertivitas rendah sebanyak 32 orang. Subyek penelitian pada kelompok kontrol dan eksperimen masing-masing sebanyak 16 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah asertivitas dan assertion training. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala asertivitas, observasi, dan manipulation check. Teknik uji validitas skala menggunakan rumus korelasi product moment dan uji reliabilitas dengan rumus alpha cronbach. Teknik uji validitas observasi menggunakan professional judgement. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametrik Wilcoxon-Mann Whitney. Hasil validitas instrumen skala asertivitas diperoleh 50 aitem valid dan reliabilitasnya 0,802. Hasil analisis data menunjukkan ada perbedaan tingkat asertivitas pada pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan taraf signifikansi 0,002 dan tidak ada perbedaan tingkat asertivitas pada pretest dan posttest kelompok kontrol dengan taraf signifikansi 0,209. Hasil manipulation check menunjukkan dari 16 subjek, assertion training mempengaruhi 12 subjek dalam mengisi posttest. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa assertion training memberikan efek positif terhadap asertivitas calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) di PT. Arni Family Semarang.
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iv KATA PENGANTAR ............................................................................................v ABSTRAK ........................................................................................................... vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................................1 1.1
Latar Belakang Masalah .......................................................................1
1.2
Rumusan Masalah ..............................................................................10
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................................10
1.4
Manfaat Penelitian...............................................................................10
1.4.1
Manfaat Teoritis ..................................................................................10
1.4.2
Manfaat Praktis ...................................................................................11
1.4.2.1
Bagi Calon TKW .................................................................................11
1.4.2.2
Bagi Pengurus PJTKI ..........................................................................11
1.4.2.3
Bagi Pemerintah ..................................................................................11
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................12 2.1
Asertivitas ...........................................................................................12
viii
2.1.1
Pengertian Asertivitas .........................................................................12
2.1.2
Karakteristik Asertivitas ......................................................................13
2.1.3
Faktor-faktor Pembentuk Asertivitas .................................................14
2.1.3.1
Kepribadian ........................................................................................14
2.1.3.2
Jenis Kelamin .....................................................................................15
2.1.3.3
Sikap Orang Tua .................................................................................15
2.1.3.4
Pendidikan ..........................................................................................15
2.1.3.5
Kebudayaan ........................................................................................15
2.2
Assertion Training ..............................................................................16
2.2.1
Definisi Assertion Training ................................................................16
2.2.2
Tujuan Assertion Training .................................................................16
2.2.3
Prinsip Pembentuk Asertivitas ............................................................17
2.2.4
Metode atau Teknik Pelatihan .............................................................18
2.2.4.1
On-the-job Training ............................................................................18
2.2.4.2
Off The Job Training (Vestibule Training) .........................................19
2.2.4.2.1
Lecture (kuliah, ceramah) ...................................................................19
2.2.4.2.2
Television and Films ...........................................................................19
2.2.4.2.3
Conference (discussion) ......................................................................20
2.2.4.2.4
Studi Kasus..........................................................................................20
2.2.4.2.5
Simulasi ...............................................................................................20
2.2.5
Prosedur Program Assertion Training ................................................21
2.2.5.1
Langkah 1. Pemantauan Diri (Self Report) .........................................21
2.2.5.2
Langkah 2. Peneladanan (Modeling) ...................................................21
ix
2.2.5.3
Langkah 3. Mengembangkan (Imagination) .......................................21
2.2.5.4
Langkah 4. Desensitisasi Sistematis....................................................21
2.2.5.5
Langkah 5. Bermain Peran (Role Playing)..........................................21
2.2.5.6
Langkah 6. Suatu Kenyataan (Simulation) ..........................................22
2.2.5.7
Langkah 7. Teruslah Tingkatkan .........................................................22
2.3
Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa .................................................22
2.3.1
Definisi Pembelajaran Orang Dewasa ................................................22
2.3.2
Prinsip-prinsip Pembelajaran Orang Dewasa .....................................23
2.3.2.1
Kebutuhan Untuk Mengetahui ............................................................23
2.3.2.2
Konsep Diri Peserta Belajar (Pembelajar) ..........................................24
2.3.2.3
Peranan Pengalaman Peserta Belajar ..................................................24
2.3.2.4
Kesiapan Belajar .................................................................................24
2.3.2.5
Orientasi Belajar ..................................................................................25
2.3.2.6
Motivasi...............................................................................................25
2.4
Calon Tenaga Kerja Wanita ...............................................................25
2.5
Kerangka Berpikir ..............................................................................27
2.6
Hipotesis .............................................................................................27
BAB 3. METODE PENELITIAN .........................................................................28 3.1
Jenis Penelitian ...................................................................................28
3.2
Desain Penelitian ................................................................................29
3.3
Variabel Penelitian .............................................................................30
3.3.1
Variabel eksperimen (X) ....................................................................30
3.3.2
Variabel terikat (Y) ............................................................................30
x
3.3.3
Hubungan antara Variabel ..................................................................31
3.4
Definisi Operasional ...........................................................................31
3.4.1
Assertion Training ..............................................................................31
3.4.2
Asertivitas ...........................................................................................31
3.5
Populasi dan Sampel ..........................................................................32
3.5.1.
Populasi ..............................................................................................32
3.5.2
Sampel .................................................................................................32
3.6
Metode dan Alat Pengumpulan Data ..................................................33
3.6.1
Skala Asertivitas ..................................................................................33
3.6.2
Observasi .............................................................................................37
3.6.3
Manipulation Check ............................................................................39
3.7
Validitas dan Reliabilitas ....................................................................40
3.7.1
Validitas .............................................................................................40
3.7.2
Reliabilitas ..........................................................................................43
3.7.3
Validitas Observasi ............................................................................43
3.7.4
Validitas Manipulation Check .............................................................43
3.8
Metode Analisis data ..........................................................................44
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................45 4.1
Persiapan Penelitian ...........................................................................45
4.1.1
Orientasi Kancah Penelitian ...............................................................45
4.1.2
Perijinan .............................................................................................46
4.1.3
Penentuan Subjek ...............................................................................46
4.2
Pelaksanaan Penelitian .......................................................................50
xi
4.3
Hasil Penelitian ..................................................................................52
4.3.1
Perbedaan Asertivitas Sebelum (Pretest) Pemberian Assertion Training Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .........52
4.3.2
Perbedaan Asertivitas Sesudah (Posttest) Pemberian Assertion Training Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .........54
4.3.3
Perbedaan Asertivitas Pretest dan Posttest Tanpa Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Kontrol ......................................................56
4.3.4
Perbedaan Asertivitas Pretest dan Posttest Dengan Pemberian Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen ...............................57
4.4
Uji Deskriptif Hasil Penelitian ...........................................................58
4.4.1
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Kelompok Eksperimen ................59
4.4.1.1
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sebelum (Pretest) Assertion Training ..............................................................................................60
4.4.1.2
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sesudah (Posttest) Assertion Training ..............................................................................................60
4.4.2
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Kelompok Kontrol .......................61
4.4.2.1
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sebelum (Pretest) Assertion Training ..............................................................................................61
4.4.2.2
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sesudah (Posttest) Assertion Training ..............................................................................................62
4.4.3
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..............................................................................64
xii
4.5
Uji Hipotesis .......................................................................................65
4.6
Data Hasil Observasi ..........................................................................67
4.6.1
Subjek Eksperimen 1 (Dewi Lestari) .................................................67
4.6.2
Subjek Eksperimen 2 (Eka Rusmawati) .............................................68
4.6.3
Subjek Eksperimen 3 (Fifi Apriliyanti) ...............................................69
4.6.4
Subjek Eksperimen 4 (Kasini).............................................................69
4.6.5
Subjek Eksperimen 5 (Kusriyanti) .....................................................70
4.6.6
Subjek Eksperimen 6 (Masrsiyah) .....................................................71
4.6.7
Subjek Eksperimen 7 (Naumi) ...........................................................71
4.6.8
Subjek Eksperimen 8 (Nurwanti) .......................................................72
4.6.9
Subjek Eksperimen 9 (Rasinah) .........................................................72
4.6.10
Subjek Eksperimen 10 (Rochani) .......................................................73
4.6.11
Subjek Eksperimen 11 (Rosiyah Subadi) ...........................................73
4.6.12
Subjek Eksperimen 12 (Sayidatul Wafiyah) ......................................74
4.6.13
Subjek Eksperimen 13 (Sri Lestari) ...................................................74
4.6.14
Subjek Eksperimen 14 (Ummi Uswatun) ...........................................75
4.6.15
Subjek Eksperimen 15 (Warahmahwati).............................................75
4.6.16
Subjek Eksperimen 16 (Yulie Purwanty) ............................................76
4.7
Hasil Manipulation Check ..................................................................76
4.8
Pembahasan ........................................................................................79
4.9
Kelemahan Penelitian .........................................................................87
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................89 5.1
Simpulan .............................................................................................89
xiii
5.2
Saran ....................................................................................................89
5.2.1
Bagi Pengurus PT. Arni Family .........................................................89
5.2.2
Bagi Pemerintah .................................................................................89
5.2.3
Peneliti Selanjutnya ............................................................................90
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................91 LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................94
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1.
Skor Aitem Skala Asertivitas ...........................................................33
Tabel 3.2.
Blue Print Skala Asertivitas .............................................................34
Tabel 3.3.
Temuan Kesalahan dan Perubahan Aitem Skala Asertivitas ...........35
Tabel 3.4
Aspek Perilaku Overt Asertif ...........................................................38
Tabel 3.5.
Hasil Uji Validitas Skala Asertivitas ...............................................41
Tabel 3.6.
Interpretasi Reliabilitas Skala Asertivitas ........................................42
Tabel 4.1.
Distribusi Skor Asertivitas Subyek Penelitian .................................47
Tabel 4.2
Pembagian Subyek Penelitian Kelompok Kontrol dan Eksperimen 49
Tabel 4.3.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian..........................................................50
Tabel 4.4.
Skor Asertivitas Sebelum (Pretest) Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.......................52
Tabel 4.5.
Uji Analisis Asertivitas Sebelum (Pretest) Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......53
Tabel 4.6.
Skor Asertivitas Sesudah (Posttest) Perlakuan Assertion Training ..54
Tabel 4.7.
Uji Analisis Asertivitas Sesudah (Posttest) Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol........55
Tabel 4.8.
Skor Asertivitas Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Tanpa Assertion Training Kelompok Kontrol .............................................56
Tabel 4.9.
Uji Analisis Asertivitas Sebelum dan Sesudah Tanpa Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Kontrol ...................................57
xv
Tabel 4.10. Skor Asertivitas Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Perlakuan Assertion Training Kelompok Eksperimen .....................................57 Tabel 4.11. Uji Analisis Asertivitas Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen.............58 Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Asertivitas Kelompok Eksperimen Sebelum Assertion Training ...........................................................................59 Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Asertivitas Kelompok Eksperimen Sesudah Assertion Training ...........................................................................60 Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Asertivitas Kelompok Kontrol Sebelum Assertion Training ...........................................................................62 Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Asertivitas Kelompok Kontrol Sesudah Assertion Training ...........................................................................63 Tabel 4.16. Tingkat Asertivitas Sebelum dan Sesudah Assertion Training Kelompok Kontrol dan Eksperimen ................................................64 Tabel 4.17. Uji Hipotesis ....................................................................................65 Tabel 4.18. Hasil Cek Manipulasi Kelompok Eksperimen..................................77 Tabel 4.19. Hasil Kombinasi Cek Manipulasi dengan Hasil Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen .....................................................................78
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Alur Berpikir Penelitian ...................................................................27 Gambar 3.1 Bagan Hubungan Antar Variabel .....................................................31 Gambar 4.1 Diagram Persentase Asertivitas Kelompok Eksperimen Sebelum Assertion Training ...........................................................................60 Gambar 4.2 Diagram Persentase Asertivitas Kelompok Eksperimen Sesudah Assertion Training ...........................................................................61 Gambar 4.3 Diagram Persentase Asertivitas Kelompok Kontrol Sebelum Assertion Training ...........................................................................62 Gambar 4.4 Diagram Persentase Asertivitas Kelompok Kontrol Tanpa Assertion Training ...........................................................................................63 Gambar 4.5 Diagram Persentase Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Assertion Training Pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen ........65 Diagram 4.6 Kombinasi Hasil Cek Manipulasi dan Hasil Posttest ......................79
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Skala Pretest Asertivitas ....................................................................94 Lampiran 2. Skala Posttest Asertivitas.................................................................100 Lampiran 3. Tabulasi Try Out Skala Asertivitas ..................................................106 Lampiran 4. Validitas dan Reliabilitas Skala Asertivitas .....................................113 Lampiran 5. Tabulasi Pretest ...............................................................................121 Lampiran 6. Tabulasi Posttest ..............................................................................128 Lampiran 7. Analisis Data ...................................................................................131 Lampiran 8. Surat Perjanjian Pelatihan ................................................................137 Lampiran 9. Modul Pelatihan ...............................................................................139 Lampiran 10. Lembar Rating Scale Observasi ....................................................150 Lampiran 11. Lembar Evaluasi ............................................................................153 Lampiran 12. Revisi Skala Sikap Asertivitas .......................................................158 Lampiran 13. Dokumentasi Pelatihan ..................................................................167
xviii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja adalah suatu kebutuhan manusia. Menurut Maslow (Alwilsol, 2007;243) ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan dimiliki dan cinta, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Salah satu cara untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut adalah dengan bekerja. Dengan bekerja manusia dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti makan, minum, pendidikan, sandang, papan, dan lain sebagainya. Selain itu bekerja juga dapat memenuhi kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri. Bekerja dengan nyaman dan tenang, serta mendapatkan gaji yang tinggi merupakan dambaan setiap orang. Ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam memperoleh pekerjaan yang layak seperti ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja yang ada di lapangan pekerjaan Indonesia dan angkatan kerja setiap tahunnya, serta faktor sumber daya manusia yang rendah. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa. Dengan jumlah angkatan kerja nasional mencapai 116,5 juta jiwa, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya 108,2 juta orang. Ada sekitar 8,3 juta orang yang menganggur. Selama kurun lima tahun terakhir dari tahun 2007-2011 tercatat setiap tahunnya jumlah kesempatan kerja nasional hanya meningkat sekitar 1 juta orang. Sementara jumlah pengangguran nasional
1
2
bertambah sekitar 4 juta orang pertahunnya. (www.bps.go.id). Walaupun setiap tahunnya kesempatan kerja nasional meningkat, namun tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja yang meningkat, sehingga jumlah penganguran yang ada di Indonesia tetap tidak berkurang. Kendala lain yang mempersulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak adalah mutu sumber daya manusianya itu sendiri. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2010 jumlah pengangguran nasional mencapai 8,3 juta jiwa. Jumlah pengangguran menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan ada 757 ribu jiwa untuk tidak tamat SD/tidak pernah sekolah, 1,4 juta jiwa untuk lulusan SD, 1,6 juta jiwa untuk lulusan SMP, 3,3 juta jiwa untuk lulusan SMA/SMK, 443 ribu jiwa untuk lulusan diploma I/II/III/akademi, dan 710 juta jiwa untuk lulusan sarjana. Banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia, serta lapangan kerja yang terbatas, membuat persaingan antara pencari kerja semakin besar. Banyak perusahaan
yang
mensyaratkan
pelamarnya
berpendidikan
minimal
SMA/D1/D2/D3/S1 serta memiliki keterampilan, secara tidak langsung pencari kerja yang hanya lulusan SMP/SD bahkan yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali dan tidak memiliki keterampilan, dengan sendirinya akan tersingkirkan dari kesempatan untuk mendapatkan kerja. Mau tidak mau pencari kerja yang berpendidikan rendah melakukan pekerjaan seadanya yaitu bekerja disektor informal yang hanya mendapatkan upah yang jauh dari Upah Minimum Regional (UMR).
3
Sektor informal sendiri umumnya ditandai dengan produktivitas yang rendah, upah rendah, kondisi kerja buruk, dan tanpa jaminan secara kesehatan maupun sosial. Itu pun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Apalagi untuk mendapatkan pekerjaan yang nyaman, tenang dan gaji yang sesuai UMR, hanya menjadi angan-angan belaka bagi mereka yang berpendidikan rendah. Jalan keluar yang sering diambil untuk mengatasi hal tersebut, banyak orang berbondong-bondong bekerja ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Lapangan pekerjaan di luar negeri sendiri tidak menuntut pendidikan dan ketrampilan yang tinggi, dan diiming-imingi mendapatkan gaji yang lebih tinggi untuk memperbaiki kesejahteraan keluarganya, apabila dibandingkan hanya bekerja sebagai buruh yang jauh dari memenuhi kebutuhan, untuk itu mereka memilih menjadi TKI dengan segala resikonya. Berdasarkan
data
Kementerian
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi
(Kemenakertrans) pada tahun 2010 jumlah TKI yang berada di luar negeri mencapai 3.271.584 orang, mayoritas didominasi oleh kaum perempuan yang sering disebut sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW), dimana ada sekitar 76,85% dari jumlah TKI yang ada. Selain itu, TKW ini mayoritas bekerja disektor informal seperti pembantu rumah tangga (PRT) dan buruh pabrik. Dan setiap tahunnya jumlah TKI diperkirakan akan terus meningkat (www.migrantcare.net). Tidak semua impian-impian TKI ini semulus yang mereka bayangkan, bahkan
banyak
TKI
yang tertimpa
permasalahan.
Menurut
Direktorat
Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Kementerian
4
Sosial RI (2011:73) ada sekitar 89.544 kasus TKI yang mengalami masalah. Permasalahan yang dialami oleh TKI antara lain permasalahan pelanggaran hak baik secara sosial maupun psikologis, seperti underpayment, eksploitasi, kekerasan fisik, pelecehan seksual, tidak adanya hari libur, dan lain-lain. Apalagi, secara umum TKW yang bekerja sebagai PRT masih terus berada pada situasi kerja
yang
tidak
layak
dan
sebagian
besar
berwajah
perbudakan
(www.migrantcare.net). Perlakuan-perlakuan tidak adil yang diterima oleh TKW tersebut, sering disebabkan para majikan menganggap bahwa TKW adalah budak mereka yang dapat diperlakukan secara sekehendak hati. Sedangkan TKW yang mendapatkan perlakuan tidak adil hanya pasrah diperlakukan seperti itu oleh majikannya. Inilah rendahnya harga diri TKW, tidak ada perlawanan ataupun pembelaan diri. Minimnya pengetahuan TKW dan terkendala oleh bahasa yang berbeda, serta keminderan akan statusnya yang hanya seorang pekerja rumah tangga atau pembantu, sering membuat TKW enggan untuk mengkomunikasikan dengan majikannya tentang keinginan, opini, dan pendapat mereka. Seringkali mereka mengorbankan haknya untuk diperlakukan secara manusiawi. Selain permasalahan tersebut, TKW yang bekerja di luar negeri dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan iklim budaya di tempat kerja seperti peran dalam kerja yang optimal, tanggung jawab akan pekerjaan, beban pekerjaan, serta hubungan antara atasan dan bawahan menjadi tekanan tersendiri bagi para TKW. Proses penyesuaian diri tiap individu yang berbeda-beda, memiliki reaksi dan sikap yang berbeda pula. Apabila TKW merasa tertantang dengan proses ini
5
dan merasa sanggup untuk mengatasinya, TKW tersebut akan memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sehingga akan memperkuat motivasi kerja yang akhirnya mampu mengoptimalkan kinerja dalam bekerja. Namun sebaliknya, apabila tidak mampu menyesuaikan diri, TKW akan sangat rentan dengan permasalahan sosial dan psikologis, seperti diperlakukan tidak adil oleh atasan atau reka kerja, yang akhirnya akan mengakibatkan kinerja TKW tidak optimal (Kurniawan, 2010:4). Sebagian kecil TKW yang melakukan perlawanan dan pembelaan tentang haknya. Namun ada juga TKW yang hanya diam saja atau merespon ―baiklah, tidak apa-apa‖ ketika mendapatkan perlakuan tersebut tanpa perlawanan atau penolakan, maka berarti mereka telah bersikap tidak tegas. Menurut Alberti dan Emmons (dalam Calhoun dan Acocella, 1991:384) bagian dari sikap tegas yang paling banyak menimbulkan kesulitan kebanyakan orang yaitu menegaskan hak, meminta orang untuk melakukan keinginan kita dan meminta orang berhenti melakukan sesuatu yang menggangu kita. Menurut Sugiyo (2005: 109) akibat dari emosi, sikap, dan perilaku yang tidak tegas dapat berakibat sosial yaitu tidak diperlakukan secara adil dan direndahkan harga diri. Jadi individu yang tidak tegas atau tidak asertif akan memicu orang lain memperlakukan individu tersebut secara tidak adil dan merendahkan harga diri. Menurut Calhoun dan Acocella (1991:385) sikap tidak tegas adalah pelanggaran terhadap hak pribadinya sendiri dengan gagalnya menyatakan pikiran dan kebutuhan secara terus terang, sehingga memberikan orang lain tidak
6
menghargainya. Apa pun yang dilakukan orang lain disetujui, sedangkan perasaan dan hak mereka tidak diperdulikan. Tujuan dari sikap tidak tegas adalah untuk menyenangkan orang lain dan menghindari konflik dengan segala akibatnya (Lange dan Jacubowski dalam Calhoun dan Acocella, 1991:385). Sikap asertif juga dipengaruhi oleh sistem lingkungan masyarakat dan kebudayaan tempat individu tersebut tinggal yang menjadi determinan utama dalam pembentukan pola-pola kepribadian manusia (Allport dalam Calhoun dan Acocella, 1995: 237). Hasil Penelitian Novianti & Tjalla (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku asertif yaitu kebudayaan. Dan menurut Prihatin (1987), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa mahasiswa Batak lebih asertif dari pada mahasiswa Jawa. Selain faktor budaya, sikap asertif juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Laura dkk (2006) tentang asertivitas wanita Jawa di Yogyakarta menunjukkan bahwa ada perbedaan asertivitas wanita Jawa ditinjau dari pendidikan. Dengan memiliki pendidikan yang cukup tinggi dapat membuat asertivitas seseorang semakin meningkat. Beberapa faktor tersebut sangat mempengaruhi individu untuk bersikap asertif, sedangkan sikap tidak asertif dapat bertentangan dengan proses penyesuaian diri TKI di tempat mereka bekerja. Menurut Calhoun & Acocella (1995:385) sikap tidak tegas juga merupakan penghalang dalam penyesuaian diri dan keakraban hubungan antara dua orang, karena tidak jujur dalam mengungkapkan kebutuhannya. Selain itu, karena merasa tidak berdaya akan sikap tidak tegasnya, kepercayaan dirinya berkurang. Pada saat yang bersamaan
7
kecemasan dan kejengkelan yang disembunyikan mengakibatkan gangguan fisik seperti sakit kepala dan penyakit kulit. Sedangkan akibat sosial dari sikap tidak tegas adalah tidak mendapatkan persetujuan dari orang lain. Dan orang lain lama kelamaan akan merasa jengkel dan memandang rendah orang yang tidak bisa bersikap tegas. Pada prinsipnya kemampuan asertif merupakan tingkah laku interpersonal yang mengungkap emosi secara terbuka, jujur, tegas dan langsung pada tujuan sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi dan dilakukan dengan penuh keyakinan diri dan sopan. Dengan demikian bahwa seorang TKW harus bersikap asertif agar tidak dipandang sebelah mata oleh majikannya, apalagi direndahkan harga dirinya. Menurut Corey (2005:247) dengan memilki kemampuan asertif akan membantu orang-orang yang mengalami masalah sebagai berikut yaitu: (1) orang yang tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersingung, (2) orang yang memiliki kesulitan untuk mengatakan ‖tidak‖, (3) orang yang menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya, (4) orang yang mengalami kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respon-respon positif, (5) orang yang merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan dan pikiran-pikiran sendiri, atau (6) orang yang memiliki fobia sosial. Selain dari perlakuan majikan yang tidak manusiawi, keterampilan yang kurang ditengarai menjadi salah satu penyebab tingginya kekerasan yang dialami para TKI. Menurut Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
8
Indonesia (BNP2TKI), 95% TKI tidak memiliki keterampilan yang lengkap dan memadai. Selain keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan, ada juga keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh tenaga kerja Indonesia antara lain keterampilan berbahasa asing, keterampilan kebudayaan lokal, keterampilan pengetahuan hukum, dan keterampilan interpersonal atau keterampilan sosial (www.kampungtki.co.id) Perlu adanya bekal yang memadai bagi calon TKW yang akan bekerja di luar
negeri
untuk
mengatasi
permasalahan-permasalahan
tersebut,
atau
meminimalisir potensi terjadi permasalahan-permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan mengembangkan pelatihan asertivitas atau assertion training untuk calon TKW. Agar permasalahan-permasalahan yang sering dialami oleh TKW dapat diminimalisir dengan diberikannya assertion training. Assertion training adalah salah satu bentuk pelatihan ketrampilan psikologik yang paling populer. Menurut Corey (2005:247), pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan interpersonal yang mengungkap emosi secara terbuka, jujur, tegas dan langsung pada tujuan sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi dan dilakukan dengan penuh keyakinan diri dan sopan. Ketrampilan asertivitas meliputi ketrampilan memberikan pujian, mengeluh karena tidak setuju terhadap sesuatu hal, menolak permintaan orang lain, menuntut hak pribadi, memberi saran kepada orang lain, pemecahan konflik atau masalah, berhubungan atau bekerja sama dengan orang lain yang berlainan jenis kelamin, berhubungan dengan orang yang lebih tua dan lebih tinggi
9
statusnya, dan beberapa tingkah laku lain sesuai dengan ketrampilan yang tidak dimiliki oleh klien (Spiegler and Guevremont, 2003). Pelatihan ketrampilan asertivitas ini sangat cocok diberikan kepada TKW, karena menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa. Menurut Uno (2011: 56), pembelajaran orang dewasa mencerminkan suatu proses dimana orang dewasa belajar menjadi peduli dan mengevaluasi tentang pengalamannya, serta diasosiasikan terlebih dahulu dengan hal-hal yang bermanfaat bagi diri mereka. Penelitian yang dilakukan Iriani dan Sugiyanto (1995) menunjukkan bahwa pelatihan asertivitas efektif untuk meningkatkan harga diri pada 7 mahasiswa UGM. Penelitian yang dilakukan Meriaty Sipayung (2007) kepada 14 mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Medan, hasilnya pelatihan Asertivitas terbukti berpengaruh dalam meningkatkan harga diri peserta. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2009) tentang pengembangan paket pelatihan asertivitas pada siswa SMA Negeri 2 Blitar menunjukkan hasil yang sama yaitu siswa SMA Negeri 2 Blitar sangat efektif membantu siswa dalam memecahkan masalah dengan sikap tegas. Selain itu ada Restiningrum (2012), yang melakukan penelitian pada korban penyalahgunaan narkoba di panti sosial pamardi putra yogyakarta, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rasa percaya diri subyek setelah mengikuti pelatihan asertivitas. Sikap asertif merupakan bagian dari keterampilan sosial. Sebagai salah satu syarat yang harus dimiliki TKI, sikap asertif dapat dikembangkan melalui pelatihan keterampilan asertivitas atau assertion training. Assertion training
10
merupakan salah satu teknik modifikasi perilaku yang memberikan ketrampilan dalam bersosialisasi dengan orang lain dan membantu meningkatkan kemampuan asertif seseorang. Berdasarkan pemaparan uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti ingin meneliti tentang bagaimana efektivitas assertion training terhadap asertivitas calon tenaga kerja wanita di Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia atau yang disingkat PJTKI Semarang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ―Bagaimana efektivitas assertion training terhadap asertivitas calon tenaga kerja wanita (TKW) di PJTKI Semarang?‖
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas assertion training terhadap asertivitas calon tenaga kerja wanita (TKW) di PJTKI Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan teoritis pada ilmu
psikologi dalam bidang pendidikan orang dewasa dengan cara pengembangan sumber daya manusia dan dapat dijadikan penelitian rujukan bagi mereka yang ingin melaksanakan penelitian dengan tema yang sama.
11
1.4.2
Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi calon TKW Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan efek yang positif terhadap kesiapan mental calon tenaga kerja wanita (TKW) menghadapi pekerjaan dan majikan yang berbeda iklim kebudayaan. 1.4.2.2 Bagi pengurus PJTKI Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi PJTKI untuk dapat mengembangkan program pelatihan bersifat psikologis sebagai usaha memberikan bekal ketrampilan sosial bagi calon tenaga kerja Indonesia (TKI), khususnya tenaga kerja wanita (TKW) yang akan bekerja di luar negeri. 1.4.2.3 Bagi pemerintah Selain itu, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pemerintah sebagai usaha preventif pemerintah dalam melindungi TKW sebagai pahlawan devisa dengan memberikan pelatihan psikologis untuk kesiapan mental dan ketrampilan sosial psikologis. Serta mengkritisi Permenakertrans nomor PER.23/MEN/IX/2009 tentang pendidikan dan pelatihan kerja bagi calon tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang dalam prakteknya PJTKI hanya memberikan kompetensi kerja, tanpa ada pembekalan secara mental dan psikologis. Selain itu, mengkritisi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi Calon Tenaga Kerja Indonesia yang dalam prakteknya tidak terlaksana, karena pemeriksaan psikologi ini memerlukan biaya yang banyak.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Asertivitas
2.1.1
Pengertian Asertivitas Asertif berasal dari kata to assert yang berarti menyatakan dengan tegas.
Menurut Rakos (1991: 8), perilaku asertif dijelaskan sebagai perilaku hubungan antar pribadi yang menyertakan kejujuran dan berterus terang secara sosial dalam mengekspresikan pemikiran dan perasaan serta mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Menurut Alberti dan Emmons (dalam Gunarsa, l98l:72) orang yang memiliki tingkah laku asertif adalah mereka yang menilai bahwa orang boleh berpendapat dengan orientasi dari dalam, dengan tetap memperhatikan sungguhsungguh hak-hak orang lain, mereka umumnya memiliki kepercayaan diri yang kuat. Menurut Calhoun dan Acocella (1990:386), orang yang asertif yakni orang yang mampu mengekspresikan perasaan dengan sungguh-sungguh, menyatakan tentang kebenaran. Mereka tidak menghina, mengancam ataupun meremehkan orang lain. Orang asertif mampu menyatakan perasaan dan pikirannya dengan tepat dan jujur tanpa memaksakannya kepada orang lain. Lange dan Jakubowski (dalam Calhoun dan Acocella, 1990:384) mengatakan bahwa sikap tegas adalah menuntut hak-hak pribadi dan menyatakan
12
13
pikiran, perasaan, dan keyakinan dengan cara langsung jujur dan tepat. Sikap tegas meliputi setiap tindakan yang dianggap benar dan perlu dikemukakan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa asertivitas adalah sikap yang jujur dan tepat dalam mengekspresikan perasaan, pikiran dan keyakinan kepada orang lain dengan menjunjung tinggi hak-hak orang lain. 2.1.2
Karakteristik Asertivitas Sugiyo (2005: 112) menjelaskan bahwa ketegasan merupakan suatu bentuk
sikap seseorang yang menunjukkan beberapa sifat seperti: (1) Sikap yang membuat individu mampu bertindak dengan caranya sendiri tetapi juga tidak menutup diri dari saran orang lain yang menjadikan dirinya lebih baik; (2) Mampu menyuarakan hak-haknya tanpa menyinggung orang lain; (3) Percaya diri, mengekspresikan diri secara spontan (pikiran dan perasaan), banyak dicari dan dikagumi orang lain. Menurut Lazarus (dalam Rakos, 1991,8), ciri-ciri orang yang asertif adalah sebagai berikut : (1) Dapat mengajukan permintaan atau bantuan pada orang lain jika membutuhkan bantuan; (2) Dapat memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan; (3) Dapat berkata tidak dalam hal-hal yang memang tidak setuju; (4) Dapat menyatakan perasaan baik perasaan yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan hati.
14
Menurut Gallasi dan Gallasi (dalam Rakos, 1991:8) ciri-ciri orang asertif dibagi menjadi sembilan macam, yaitu : (1) Dapat menerima dan memberikan pujian; (2) Dapat menerima permintaan; (3) Dapat mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan orang lain; (4) Dapat membela diri; (5) Dapat menolak permintaan; (6) Dapat mengekspresikan pendapat pribadi; (7) Dapat mengekspresikan perasaan tidak senang; (8) Dapat mengekspresikan kemarahan; (9) Dapat mengekspresikan perasaan yang menyenangkan. Berdasarkan karakteristik asertivitas, ciri-ciri asertivitas dari Gallasi dan Gallasi yang akan digunakan oleh peneliti dalam menyusun alat pengumpulan data skala asertivitas. 2.1.3
Faktor-faktor Pembentuk Asertivitas Rakos (1991:283) menyebutkan bahwa asertivitas merupakan sikap dan
perilaku bentukan yang dipengaruhi oleh : 2.2.3.1 Kepribadian Yaitu organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi perilaku asertif dalam berinteraksi dengan individu lain di lingkungan sosial.
15
2.2.3.2 Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan salah satu faktor dalam pembentukan kemampuan asertif. Biasanya laki-laki lebih asertif dari pada perempuan. 2.2.3.3 Sikap Orang Tua Orang tua yang agresif maupun pasif tidak akan menghasilkan anak yang asertif dalam perkembangan kepribadian anak tersebut. Sebaliknya, orang tua yang tegas atau asertif besar kemungkinan bahwa anak-anaknya berprilaku asertif, sebab orang tua yang asertif selalu terbuka, mantap dalam bertindak, penuh kepercayaan diri dan tenang dalam mendidik anak–anak. 2.2.3.4 Pendidikan Pendidikan menjadi salah satu faktor dalam proses pembentukan asertif. Lingkungan
pendidikan
mempunyai
andil
yang
cukup
besar
terhadap
pembentukan perilaku, khususnya perilaku asertif. Pendidikan mempunyai tujuan untuk menghasilkan individu yang mudah menerima dan menyesuaikan diri terhadap
perubahan–perubahan,
lebih
mampu
untuk
mengungkapkan
pendapatnya, memiliki rasa tanggung jawab dan lebih berorientasi kependapatnya. 2.2.3.5 Kebudayaan Faktor kebudayaan juga menjadi salah satu faktor dalam proses pembentukan asertif. Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu merupakan salah satu faktor yang kuat dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara individu berperilaku.
16
2.2
Assertion Training
2.2.1
Definisi Assertion Training Assertion training merupakan salah satu pelatihan ketrampilan sosial yang
menggunakan prosedur secara spesifik untuk mengajarkan klien bagaimana dan kapan untuk berperilaku asertif (Spiegler dan Guevremont, 2003:281). Sedangkan menurut Corey (2005:246-247) asumsi dasar dari assertion training adalah setiap orang berhak mengekspresikan dirinya. Assertion training bukan sebuah obat mujarab, tetapi pelatihan tersebut dapat menjadi treatment yang efektif untuk klien yang memiliki perilaku tidak asertif. Assertion training berusaha untuk membekali klien dengan ketrampilan dan sikap untuk menangani kebutuhannya secara efektif dalam situasi interpersonal yang luas. 2.2.2
Tujuan Assertion Training Menurut Corey (2005:247), ada beberapa hal yang ingin dicapai dalam
assertion training yaitu : (1) untuk membantu individu mampu menyuarakan perasaan, pikiran dan keyakinanna dalam segala situasi, (2) untuk mengajarkan kepada individu bagaimana mengekspresikan apa yang dirasakan diri mereka dan atas kebenaran orang lain. Sedangkan menurut Calhoun dan Acocella (1990:384), manfaat psikologis dari pelatihan asertivitas adalah mampu menyesuaikan diri diberbagai situasi. Dan orang yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang mampu membuat pilihan akan tindakannya dan melaksanakannya. Individu yang asertif memiliki kebebasan dalam memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya. Dari perasaan bebas dan bertanggung jawab tersebut muncullah penghargaan dirinya.
17
2.2.3
Prinsip Pembentuk Asertivitas Menurut Corey (2005:248), metode yang digunakan dalam assertion
training menggunakan prinsip terapi kognitif-perilaku, yaitu klien mempelajari dan memodel perilaku yang ingin diubah. Lalu perilaku tersebut dipraktekan langsung dalam situasi kerja dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terapi
kognitif-perilaku
merupakan
intervensi
psikologis
yang
mengkombinasikan terapi kognitif serta terapi perilaku untuk menangani masalah psikologis. Menurut Spiegler dan Guevremont (2003: 303), fokus terapi kognitif adalah pola pikir yang berlebihan dan tidak sesuai, sedangkan terapi perilaku adalah perilaku yang tidak sesuai hasil dari pola pikir yang keliru. Menurut Kendall dan Braswell (dalam Spiegler dan Guevremont, 2003: 302) prinsip terapi kognitif-perilaku mengajarkan individu untuk mengenali pengaruh pola pikir tertentu dalam memunculkan penilaian yang salah mengenai pengalamanpengalaman yang ia temui, hingga memunculkan masalah pada perasaan dan tingkah laku yang tidak adaptif. Sedangkan menurut Smith dalam bukunya When I say no, I feel Guilty (dalam Calhoun dan Acocella, 1990:393), ada 10 prinsip dasar dalam bertindak asertif, yaitu : (1) Setiap individu mempunyai hak untuk menentukkan tindakan, pikiran, dan emosinya serta bertanggung jawab atas pengajuan hak-hak tersebut dan akibatnya. (2) Setiap individu mempunyai hak untuk menunjukkan sebab atau alasan atas perilaku tegas
18
(3) Setiap individu mempunyai hak untuk memutuskan bertanggung jawab pada pemecahan masalah orang lain (4) Setiap individu berhak untuk mengubah pikirannya sendiri (5) Setiap individu berhak untuk membuat kesalahan dan bertanggung jawab atas kesalahanya (6) Setiap individu berhak untuk berkata ―saya tidak tahu‖ (7) Setiap individu berhak untuk bebas dari keinginan baik orang lain (8) Setiap individu berhak untuk membuat keputusan yang tidak logis (9) Setiap individu berhak untuk berkata ―saya tidak paham‖ (10) Setiap individu berhak untuk berkata ―saya tidak perduli‖ 2.2.4
Metode atau Teknik Pelatihan Menurut As’ad (2001: 81), metode atau teknik pelatihan ada dua model,
yaitu: 2.2.4.1 On-the-job Training On-the-job training adalah pelatihan yang diselenggarakan di dalam tugastugas nyata atau latihan sambil bekerja. Pelatihan ini akan lebih baik jika direncanakan sebelumnya. Banyak keuntungan dari pelatihan jenis ini, antara lain: realistik, mudah mengorganisasikan, mampu menstimulasi tinggi motivasi, peserta pelatihan mudah menyesuaikan diri, dan biaya sedikit. Selain itu, on-thejob training juga memiliki kelemahan, di antaranya: trainer adalah pekerja yang baik tetapi tidak pintar memberikan ajaran dan terkadang adalah seorang yang antagonis, yang memberikan tugas tambahan yang sebenarnya tidak dibutuhkan, serta tanpa instruksi yang jelas, trainee bisa jadi gagal melaksanakan tugasnya
19
karena tidak tahu apa yang harus dilakukan atau karena minimnya pengetahuan. Tujuannya untuk memberi kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan tersebut. Di dalam perusahaan atau organisasi, on-the-job training juga digunakan sebagai alat untuk kenaikan jabatan. Pelatihan confidence transformation tidak menggunakan metode on the job training. 2.2.4.2 Off The Job Training (Vestibule Training) Tujuan umum pelatihan ini adalah untuk mengajarkan keterampilan, agar peserta pelatihan yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa, bukan mengajarkan untuk menjadi seorang ahli. Dibutuhkan tempat dan peralatan yang memadai untuk melakukan pelatihan jenis ini, sehingga dana yang dikeluarkan cukup mahal untuk membayar tempat khusus pelatihan yang meniru kondisi kerja sesungguhnya, misalnya menyewa gedung, dan sebaiknya tersedia duplikasi peralatan sebagai persiapan lain jika terjadi kerusakan peralatan. Metode-metode latihan Off-the-job training atau latihan di luar pekerjaan ini meliputi: 2.2.4.2.1
Lecture (kuliah, ceramah)
Lecture atau ceramah adalah salah satu teknik yang disampaikan secara lisan untuk tujuan-tujuan pendidikan. Ceramah adalah suatu persiapan presentasi berupa pengetahuan, informasi, atau sikap untuk tujuan memberi pemahaman pada orang lain atau menerima pesan dari pembicara atau instruktur. 2.2.4.2.2
Television and Films
Penggunaan TV dan film sebagai suatu metode penyampaian untuk suatu
20
program pelatihan mempunyai keuntungan-keuntungan yang spesifik bila dibandingkan dengan metode kuliah. 2.2.4.2.3
Conference (discussion)
Menurut Munandar dalam As’ad (2001:82), konferensi merupakan pertemuan formal dimana terjadi diskusi ataupun konsultasi tentang sesuatu hal yang penting. Tujuan conference training adalah untuk mendorong partisipasi intensif peserta pelatihan. Konsekuensinya, kelompok yang mengikuti pelatihan adalah kelompok kecil. Teknik ini membutuhkan perencanaan dan struktur yang jelas sebelum dilakukan. 2.2.4.2.4
Studi Kasus
Studi kasus adalah uraian tertulis atau lisan tentang masalah internal yang menjadi tema dalam pelatihan atau tentang keadaan seseorang selama jangka waktu tertentu yang nyata atau hipotesis yang didasarkan pada kenyataan. Metode ini adalah metode belajar melalui perbuatan dan bermaksud meningkatkan pemikiran analitis dan kecakapan memecahkan masalah-masalah. 2.2.4.2.5
Simulasi
Teknik ini merupakan suatu bentuk pelatihan dengan menggunakan alat yang akan digunakan oleh peserta dalam tugasnya. Pelatihan dengan model simulasi kehidupan melalui permainan adalah cara untuk menggambarkan kehidupan yang kompleks dengan cara sederhana melalui penggunaan metafora. Selain itu, metode ini menggunakan cara yang memberikan pengalaman langsung melalui experiential learning ketika simulasi permainan dan penuh kegembiraan.
21
2.2.5
Prosedur Program Assertion Training Prosedur program assertion training didasarkan pada metode buatan dari
Alberti dan Emmons dalam pedoman latihan ketegasan Stand Up, Speak Out, Talk back! (dalam Calhoun dan Acocella, 1990:388), yaitu : 2.2.5.1 Langkah 1. Pemantauan Diri (Self Report) Menganalisi perilaku sendiri yang tidak asertif, alasan yang menyebabkan bersikap tidak tegas, serta situasi-situasi yang sengaja untuk dihindari. 2.2.5.2 Langkah 2. Peneladanan (Modeling) Modelling merupakan nilai khusus yang diajarkan dalam perilaku asertif karena bahasa non verbal (seperti gerakan tubuh, intonasi) dapat diajarkan dengan menggunakan model. Modelling sendiri dapat dipelajari secara langsung dengan cara mengamati (Spiegler dan Guevrement, 2003:281) 2.2.5.3 Langkah 3. Mengembangkan (Imagination) Menggunakan imajinasi dalam mempraktekan perilaku asertif kepada orang yang dianggap sulit untuk bersikap asertif. Dan juga untuk mengukur kecemasan yang terjadi apabila bersikap asertif. 2.2.5.4 Langkah 4. Desensitisasi Sistematis Langkah ini bersifat pilihan, ketika tahap ketiga menimbulkan kecemasan. Desensitisasi sistematis dilakukan secara perlahan dan bertahap. 2.2.5.5 Langkah 5. Bermain Peran (Role Playing) Mempraktekan sikap tegas dengan bermain peran dengan memilih sikap tegas yang tidak terlalu sulit. Yang terpenting adalah feedback dari rekan/terapis dalam bermain peran.
22
2.2.5.6 Langkah 6. Suatu Kenyataan (Simulation) Mempraktekan langsung dalam kehidupan sehari-hari, lalu mencatat halhal yang terjadi, sehingga ada pembelajaran yang bisa diperbaiki. 2.2.5.7 Langkah 7. Teruslah Tingkatkan Latihan bersikap asertif harus dilatih secara terus menerus. Jika telah mampu menguasai tanpa kesulitan, tingkatan pada sikap asertif yang lebih berat. Dan memberikan penguatan pada diri sendiri akan sikap asertif yang tealah berhasil dilakukan.
2.3 Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa 2.3.1
Definisi Pembelajaran Orang Dewasa Sebelum membahas tetang pembelajaran orang dewasa, perlu diketahui
definis orang dewasa dalam penelitian ini. Ada dua definisi yang digunakan untuk menjelaskan definisi orang dewasa yaitu definisi secara sosial dan definisi secara psikologis. Definisi secara sosial, seseorang menjadi dewasa secara sosial jika orang tersebut telah mulai melaksanakan peran-peran orang dewasa, seperti peran kerja, peran pasangan (suami-istri), peran orang tua, peran sebagai warga negara dengan hak pilih dan lain-lain (Uno, 2011:55). Sedangkan definisi secara psikologis, seseorang menjadi dewasa secara psikologis jika orang tersebut telah memiliki konsep diri yang bertanggung jawab terhadap kehidupannya, yaitu konsep untuk mengatur dirinya sendiri (self directing), seperti mengambil keputusan sendiri (Uno, 2011:56)
23
Jadi dapat disimpulkan, orang dewasa yaitu setiap individu yang telah mendapatkan dirinya dalam situasi tertentu berkaitan dengan pekerjaan, kehidupan keluarga, kemasyarakatan, dan lain-lain, dimana dalam situasi-situasi tersebut ternyata menyadari perlunya pengaturan baru yang sebelumnya tidak dikenalnya sehingga banyak hal yang harus dipelajari. Menurut Lindeman (dalam Uno, 2011:56-57), konsep pembelajaran orang dewasa merupakan pembelajaran yang berpola non-otoriter, lebh bersifat informal yang pada umumnya lebih bertujuan untuk menemukan pengertian pengalaman dan/atau pencarian pemikiran guna merumuskan perilaku yang standar. Dengan demikian, teknik pembelajaran orang dewasa adalah bagaimana membuat pembelajaran menjadi selaras dengan kehidupan nyata. 2.3.2
Prinsip-prinsip Pembelajaran Orang Dewasa Knowles (dalam Uno, 2011:58) mengemukakan beberapa asumsi atau
prinsip model pembelajaran orang dewasa yang berbeda dengan pembelajaran anak/remaja, yaitu: 2.3.2.1 Kebutuhan Untuk Mengetahui Orang dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu. Oleh karena itu tugas utama pengajar atau fasilitator adalah membantu peserta belajar menjadi sadar akan perlunya mengetahui atau paling tidak pengajar atau fasilitator dapat memaparkan kasus yang bersifat intelektual untuk menunjukkan nilai dari pembelajaran yang akan dijalaninya guna meningkatkan efektivitas kinerjanya atau kualitas hidupnya. Sarana yang cukup ampuh untuk menyadarkan akan perlunya mengetahui adalah pengalaman sesungguhnya atau
24
pengalaman yang dirancang untuk meniru yang sesungguhnya, dimana peserta belajar dapat menemukan kesenjangan antara kemampuan yang dimiliki saat ini dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki. 2.3.2.2 Konsep Diri Peserta Belajar (Pembelajar) Secara umum orang dewasa memiliki konsep diri bahwa dirinya mempunyai tanggung jawab atas keputusan yang dibuat sendiri atas kehidupannya. Konsep diri orang dewasa tersebut kadang-kadang tidak selamanya konsisten dalam proses kegiatan pembelajaran, maka menjadi tugas pengajar atau fasilitator untuk mengembalikan atau mengembangkan kembali konsep diri orang dewasa yang sesungguhnya. 2.3.2.3 Peranan Pengalaman Peserta Belajar Orang dewasa memasuki kegiatan pembelajaran membawa pengalamanpengalaman yang berbeda setiap individu. Hal tersebut memberikan implikasi bahwa mereka adalah heterogen dari segi latar belakang, gaya belajar, motivasi, kebutuhan, minat, sasaran, dan lain-lain. Untuk itu penekanan dalam pembelajaran orang dewasa adalah strategi pembelajaran individu yang mengutamakan teknik menggali pengalaman peserta belajar melalui diskusi kasus, simulasi, studi banding dan lain-lain. 2.3.2.4 Kesiapan Belajar Penentuan waktu belajar (kapan, berapa lama) hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangan orang dewasa. Hal yang lebih penting adalah perlu adanya ransangan terjadinya kesiapan belajar melalui pengenalan terhadap modelmodel pembelajaran orang dewasa.
25
2.3.2.5 Orientasi Belajar Orientasi
belajar
orang
dewasa
adalah
terpusat
pada
masalah
kehidupan/tugas yang dihadapi. Orang dewasa akan menjadi termotivasi menggunakan energinya untuk mempelajari sesuatu asalkan mereka merasa bahwa sesuatu yang dipelajari tersebut akan dapat menolong dirinya dalam melakasanakan tugas atau menghadapi dan menyelesaikan masalah yang mereka temui dalam kehidupannya. Mereka akan mempelajari pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai baru dengan cara yang paling efektif, yaitu jika hal-hal baru tersebut ditampilkan dalam konteks penerapannya pada situasi kehidupan yang sebenarnya. 2.3.2.6 Motivasi Motivasi orang dewasa untuk belajar dipengaruhi oleh dorongan eksternal dan dorongan internal. Semua orang dewasa normal akan termotivasi untuk tetap tumbuh dan berkembang, tetapi kadang-kadang terhambat oleh halangan seperti konsep diri negatif, tidak terjangkaunya peluang atau sumber daya,batasan waktu dan lain-lain. Berdasarkan uraian prinsip-prinsip pembentuk asertivitas, peneliti menggunakan prinsip terapi kognitif-perilaku, prosedur pembentuk asertif dan prinsip pembelajaran orang dewasa dalam menyusun modul pelatihan.
2.4 Calon Tenaga Kerja Wanita Menurut Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Kementerian Sosial RI (2011:66), pekerja migran adalah orang yang berpindah ke daerah lain, baik di dalam maupun ke luar negeri untuk bekerja
26
dalam jangka waktu tertentu. Pengertian tersebut telah membedakan antar pekerja migran domestik dengan lintas negara yang sering disebut tenaga kerja Indonesia (TKI). Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja Indonesia pasal 1 ayat Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut calon TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi Pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Tenaga kerja Indonesia perempuan sering disebut sebagai tenaga kerja wanita (TKW). Sesuai dengan Permenakertrans nomor PER.23/MEN/IX/2009 tentang Pendidikan dan pelatihan kerja bagi calon tenaga kerja Indonesia di luar negeri Pasal 5 menjelaskan tentang persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon TKW yaitu : (1) berusia 18 tahun, 21 tahun jika bekerja sebagai penata laksana rumah tangga (PLRT); (2) memiliki ijasah pendidikan terakhir; (3) sehat jasmani dan rohani sesuai kebutuhan jabatan; (4) surat ijin dari suami/istri/orangtua/wali diketahui oleh Kelurahan/Desa (5) telah lulus seleksi administrasi dan/atau teknis; (6) dan untuk jabatan tertentu memiliki dasar pengalaman atau kompetensi.
27
2.5 Kerangka Berpikir Calon TKW PT. Arni Family
Rendahnya harga diri Masalah yang sering dihadapi
Kurang Percaya diri Kurang ekspresif dalam
1. Masalah sosial 2. Masalah psikologis
mengutarakan sesuatu Ketidakmampuan dalam menghadapi orang baru Tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, bahasa dan kebudayaan
Harga diri meningkat Percaya Diri Meningkat Ekspresif dan Jujur dalam mengutarakan sesuatu Mampu menyesuaikan diri
Assertion training (3 pertemuan)
diberbagai situasi
Gambar 2.1. Alur Berpikir Penelitian
2.6 Hipotesis Berdasarkan pada teori-teori yang dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah ‖Assertion training efektif terhadap asertivitas calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) di PT. Arni Family Semarang‖.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya metode untuk memecahkan masalah yang ada dalam penelitian. Dalam bab ini, akan dibahas berkaitan dengan metode penelitian, yaitu desain penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas serta metode analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dan penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2005:5) penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Menurut Seniati dkk (2005:22), ada dua jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian eksperimen dan penelitian non-eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan sebab-akibat, yang dilakukan dengan memberikan perlakuan oleh peneliti terhadap subjek penelitian untuk kemudian dilihat efek perlakuan tersebut dengan mengendalikan variabel yang tidak dikehendaki (Latipun, 2008:15).
28
29
3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen-kuasi. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan desain eksperimen kuasi ulang non-random (non-randomized pretest-posttest control group design) yaitu desain eksperimen yang dilakukan dengan pretest dan posttest, dalam pemilihan sampelnya dengan non randomisasi tetapi ada kelompok perlakuan dan kontrol (Latipun, 2008:123). Desain eksperimen kuasi ulang (non randomized pretest and posttest group control design) sebagai berikut:
nonR KE
Pretest Y1
Perlakuan X
Posttest Y2
nonR KK
Y1
-
Y2
Keterangan nonR
= non randomisasi
KE
= kelompok eksperimen
KK
= kelompok kontrol
Y1
= pengukuran asertivitas sebelum assertion training (pretes)
Y2
= pengukuran asertivitas setelah assertion training (posttes)
X
= pemberian perlakuan assertion training
Skema desain eksperimen kuasi ulang (non randomized pretest and posttest control group design) adalah sebagai berikut: nonR O1
(X)
O2
nonR O3
(-)
O4
Pretest adalah pengukuran awal sebelum eksperimen dengan menggunakan skala asertivitas untuk mengetahui tingkat asertivitas subjek pada kelompok
30
eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O3). Setelah pretest dilakukan, kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa assertion training {R (X)}. Sedangkan kelompok kontrol tidak {R (-)}. Selanjutnya, subjek pada kelompok eksperimen (O2) dan kelompok kontrol diberi posttest (O4). Posttest merupakan pengujian akhir setelah seluruh perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen selesai dilakukan. Pemberian posttest berfungsi untuk mengetahui apakah hasil pemberian pelatihan dapat meningkatkan asertivitas calon TKW pada kelompok eksperimen. Efektivitas assertion training terhadap asertivitas calon tenaga kerja wanita (TKW) di PJTKI Semarang dilihat dari hasil pretest dan posttest yang kemudian dibandingkan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.3 Variabel Penelitian Variabel adalah gejala yang bervariasi dari objek penelitian atau segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Arikunto, 2006:116). Identifikasi variabel penelitian dapat digunakan untuk menentukan alat pengumpulan data serta dalam pengujian hipotesis. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.3.1
Variabel Eksperimen (X) Variabel eksperimen artinya variabel bebas. Variabel eksperimen dalam
penelitian ini adalah assertion training. 3.3.2
Variabel Terikat (Y) Variabel terikat artinya variabel terikat yang keberadaannya tergantung
pada variabel yang lainnya (variabel eksperimen). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah asertivitas.
31
3.3.3
Hubungan Antara Variabel Hubungan antara assertion training dengan asertivitas calon TKW di
PJTKI Semarang dapat ditunjukkan melalui gambar berikut ini: Variabel X
Variabel Y
Assertion training
Asertivitas
Gambar 3.1 Bagan Hubungan Antar Variabel
3.4 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar 2005:74). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.4.1
Assertion Training Assertion training adalah salah satu pelatihan ketrampilan sosial yang
menggunakan prosedur secara spesifik untuk mengajarkan bagaimana dan kapan untuk berperilaku asertif bagi calon TKW di PJTKI Semarang. Pelatihan ini mengadaptasi prosedur pelatihan asertivitas dari Alberti dan Emmons dengan mempertimbangkan indikator-indikator sikap asertif dalam menyusun materi untuk kegiatan pelatihan. 3.4.2
Asertivitas Asertivitas adalah sikap yang jujur dan tepat dalam mengekspresikan
perasaan, pikiran dan keyakinan kepada orang lain dengan menjunjung tinggi hakhak orang lain.
32
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1
Populasi Populasi adalah seluruh objek penelitian (Arikunto, 2006:130). Sedangkan
menurut Latipun (2008:41) populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh calon tenaga kerja wanita yang ada di PT. Arni Family Semarang. Sedangkan pengambilan subjek didasarkan pada pertimbangan atau karakteristik yang telah disesuaikan dengan tema penelitian yang akan diteliti, antara lain adalah sebagai berikut: 1) Calon tenaga kerja wanita yang akan bekerja keluar negeri; 2) Memiliki asertivitas yg rendah; 3.5.2
Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi. Adapun besarnya sampel apabila
populasi kurang dari 100, maka diharapkan semuanya bisa menjadi sampel (Arikunto, 2006: 134). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel disesuaikan dengan tujuan peneliti (Latipun, 2008: 50). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas assertion training terhadap asertivitas calon tenaga kerja wanita (TKW) di PT. Arni Family Semarang. Oleh karena itu, sampel yang akan diambil adalah subjek yang mengikuti pretest dan memiliki tingkat asertivitas yang rendah
33
3.6 Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.6.1
Skala Asertivitas Skala psikologi adalah daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa
jawaban subjek. Skala ini digunakan untuk mengukur aktivitas yang merupakan pencerminan dari tingkah laku individu yang diukur tersebut. Skala psikologi dalam penelitian ini adalah skala asertivitas. Aitem yang akan dibuat sebanyak 72 aitem yang berasal dari sembilan aspek asertivitas yang dikemukakan oleh Gallasi dan Gallasi. Instrumen terdiri atas pernyataan favourable dan unfavourable. Penyusunan pernyataan menggunakan skala likert terdiri atas empat pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Tabel 3.1. Skor Aitem Skala Asertivitas Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
Dalam pembuatan skala asertivitas diperlukannya sebuah panduan tentang indikator-indikator perilaku asertif yang disajikan dalam blue print skala asertivitas.
34
Tabel 3.2. Blue Print Skala Asertivitas No
Aspek
1
Dapat menerima dan memberikan pujian
2
Dapat menerima permintaan
3
Dapat mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan orang lain
4
Dapat membela diri
5
Dapat menolak permintaan
6
Dapat mengekspresikan pendapat pribadi
7
Dapat mengekspresikan perasaan tidak senang
8
Dapat mengekspresikan kemarahan
9
Dapat mengekspresikan perasaan yang menyenangkan
Indikator Dapat menerima pujian dari orang lain atas prestasinya Dapat memberi pujian kepada orang lain atas prestasinya Menghargai hasil karya orang lain Dapat menerima permintaan/bantuan dari orang lain Dapat memberikan bantuan dengan sepenuh hati Dapat memulai pembicaraan dengan orang lain Dapat mengakhiri pembicaraan dengan orang lain tanpa segan Berkomunikasi dengan baik dan menghargai pendapat orang lain Dapat mempertahankan pendapat ketika ada perselisihan dengan orang lain Dapat mengungkapkan pendapatnya kepada orang lain Menolak dengan halus dan terbuka permintaan orang lain yang memang tidak bisa dilakukan Menolak dengan alasan yang jujur permintaan orang lain Dapat mengungkapkan pendapat yang dimilikinya Tidak meremehkan pendapat orang lain Dapat mengutarakan secara jujur tentang sesuatu yang tidak diinginkan tanpa menyakiti orang lain Dapat mengungkapkan perasaan tidak senang jika tidak sesuai dengan dirinya Mengungkapkan marah secara wajar dan tidak berlebihan Mengutarakan kemarahan dengan alas an Dapat mengekspresikan peras aan senang Dapat membagi perasaan senang dengan orang lain Jumlah
Aitem F 1, 19, 37, 55, 61
UF 10, 28, 45, 62, 68
11, 29, 46, 63
2, 20,
3, 21, 38, 55
12, 30, 47, 64
13, 31, 48, 65
4, 22, 39, 56
5, 23, 40, 57
14, 32, 49, 66, 70
15, 33, 50
6, 24, 41, 58
7, 25, 42, 59
16, 34, 51, 71
17, 35, 52, 67, 69
8, 26, 43, 60, 72
9, 27, 44
18, 36, 53
36
36
35
Sebelum dilakukan try out skala asertivitas, peneliti melakukan uji kualitatif aitem pada tanggal 13 Mei 2013. Uji kualitatif dilakukan peneliti untuk mengetahui sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur yang sering disebut dengan istilah daya beda atau daya diskriminasi aitem (Azwar, 2006: 58). Uji kualitatif pada skala asertivitas diberikan kepada teman peneliti yang diketahui memiliki asertivitas yang tinggi dan yang tidak memiliki asertivitas rendah. Konsistensi aitem total dari uji kualitatif dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dengan tujuan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh penyusunnya (Azwar, 2006: 59). Setelah peneliti melakukan uji kualitatif aitem, diketahui beberapa aitem memiliki daya diskriminasi aitem yang dapat dibuktikan dari jawaban diberikan dengan karakteristik yang berbeda memiliki jawaban yang berbeda pula. Beberapa aitem yang dirasa peneliti memiliki daya diskriminasi aitem yang rendah, aitem tersebut diubah baik secara kata-kata, kalimat yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti oleh responden namun tetap mengikuti tata tulis dan tata bahasa Indonesia yang baku. Lebih jelasnya beberapa perubahan aitem yang peneliti susun dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.3. Temuan Kesalahan dan Perubahan Aitem Skala Asertivitas Indikator
Aitem sebelum dirubah Dapat 1. Dengan senang hati, menerima dan saya memberikan memberikan ucapan selamat pujian kepada orang yang berhasil melakukan
Temuan Saat Uji Kualitatif Tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia
Aitem setelah dirubah Saya memberikan ucapan selamat dengan senang hati kepada orang yang berhasil melakukan
36
tugasnya 1. Saya merasa senang orang lain memuji usaha saya 2. Saya merasa bangga jika orang lain menghargai usaha saya
Dapat menerima (membuat) permintaan
1. Kebutuhan saya lebih penting daripada kebutuhan orang lain 3. Saya merasa sulit untuk mengatakan tidak kepada teman yang meminta bantuan saya Dapat 1. Jika saya bertemu mengawali dan dengan orang baru, mengakhiri saya menunggu pembicaraan orang lain untuk dengan orang memperkenalkan lain dirinya Dapat membela 1. Saya akan diri; mempertahankan pendapat dan hak saya tanpa menyinggung perasaan orang lain 2. Dalam tiap diskusi saya mempertahankan pendapat pribadi yang saya yakini tanpa meremehkan orang lain 3. Saya akan mengutarakan pendapat dengan jujur dan nyaman 4. Saya
tidak
berani
Kurang jelas memuji untuk usaha apa
Kurang menghargai usaha apa
jelas dalam
Penambahan unfavorable ini dirasa perlu, karena jumlah unfavorable yang sedikit Kalimatnya membingungkan
Memiliki diskriminasi rendah
daya yang
Tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia
Kalimat tidak sesuai, penggunaan ―akan‖ menandakan prediksi, bukan kenyataan Kalimat sulit untuk dipahami
Kalimat tidak sesuai, penggunaan ―akan‖ menandakan prediksi, bukan kenyataan Sudah terwakili
tugasnya Saya merasa senang, jika orang lain memuji usaha saya yang berhasil Saya merasa bangga jika orang lain menghargai usaha saya untuk melakukan suatu pekerjaan Saya tidak nyaman untuk memuji orang lain secara terangterangan Saya mendahulukan kebutuhan saya ketimbang kebutuhan orang lain Aitem ini tidak digunakan
Jika saya bertemu dengan orang baru, saya menunggu orang tersebut untuk memperkenalkan dirinya Saya mempertahankan pendapat dan hak saya tanpa menyinggung perasaan orang lain Jika ada masalah dengan teman, saya dapat mengutarakan pendapat pribadi yang saya yakini tanpa meremehkan orang lain Saya dapat mengutarakan pendapat dengan jujur dan nyaman Aitem
ini
tidak
37
mengutarakan pendapat dengan jujur Dapat menolak 1. Saya akan menolak permintaan; permintaan orang lain secara halus agar tidak menyinggung perasaan orang lain 2. Saya akan menolak ajakan teman dengan baik ketika saya banyak pekerjaan 3. Saya akan menuruti permintaan orang lain meski tidak sesuai dengan pendapat saya Dapat 1. Saya memiliki mengekspresika keinginan yang jelas n pendapat untuk bisa dicapai pribadi 2. Saya merasa percaya diri ketika menghadap atasan/majikan untuk meminta penjelasan tentang pekerjaan 3. Kalau ada ide saya lebih senang menyimpan dalam hati dari pada mengutarakannya Dapat 1. Sewaktu sedih atau mengekspresika susah, saya dapat n perasaan tidak menceritakannya senang; kepada orang yang saya percaya Dapat 1. Saya senang mengekspresika memberikan pujian n perasaan yang kepada teman ketika menyenangkan. pekerjaannya bagus
3.6.2
dengan aitem lain, dan kalimat terlalu eksplisit Kalimat tidak sesuai, penggunaan ―akan‖ menandakan prediksi, bukan kenyataan Kalimat tidak sesuai, penggunaan ―akan‖ menandakan prediksi, bukan kenyataan Kalimat tidak sesuai, penggunaan ―akan‖ menandakan prediksi, bukan kenyataan Kalimat membingungkan untuk dipahami Kalimat ini terlalu eksplisit, jadi tidak digunakan
digunakan
Saya menolak permintaan orang lain secara halus agar tidak menyinggung perasaan orang lain Saya menolak ajakan teman dengan baik ketika saya banyak pekerjaan Saya menuruti permintaan orang lain meski tidak sesuai dengan pendapat saya Saya dapat menjelaskan keinginan ysng ingin saya capai Aitem ini tidak digunakan
Kalimat tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia
Saya lebih senang menyimpan ide saya dalam hati daripada mengutarakannya
Kata sedih atau susah lebih baik diganti dengan masalah karena sudah mewakili Aitem ini sudah digunakan pada indikator pertama
Saya dapat menceritakan masalah saya kepada orang yang saya percaya Aitem ini tidak digunakan
Observasi Observasi mengarah kepada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antaraspek
38
dalam fenomena tersebut. Observasi secara umum bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya (Rahayu, dkk, 2004 : 1). Metode observasi ini peneliti gunakan sebagai alat pengamatan pada perilaku asertif yang overt subjek pada saat mengikuti pelatihan guna untuk mendukung data secara kuantitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah rating scale. Rating scale adalah instrumen pengukuran yang menuntut penilai atau pengamat menempatkan objek yang nilainya pada kategori-kategori atau kontinua yang memiliki angka-angka dalam skala penilaian (Kerlinger, 2006:872). Rating scale umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat. Observasi ini dilakukan oleh tiga orang fasilitator pelatihan yang mendampingi peserta selama proses pelatihan. Untuk memperoleh data penelitian, maka peneliti menyusun sebuah instrumen. Instrumen ini berupa format yang diberisi aspek-aspek perilaku asertif yang dapat diamati secara langsung. Rentang nilai rating scale yang digunakan adalah 1 sampai 3, setiap nilai memiliki penilaian yang berbeda disetiap aspeknya. Berikut aspek-aspek perilaku overt asertif yang akan diobservasi : Tabel 3.4 Aspek Perilaku Overt Asertif Aspek
Rating 3
Keterbukaan 2
Karakter Overt Asertivitas Dengan inisiatif sendiri mau berbagi pengalaman; sharing pendapat; mengemukakan pendapat atau pandangan;menerima kritikan; Perlu sedikit dorongan atau dukungan untuk berbagi pengalaman; sharing pendapat; mengemukakan pendapat /pandangan; menerima kritikan
39
1
3
Kepercayaan Diri
2
1
Ekspresif
3 2 1 3
Keaktifan
2 1
3.6.3
Ditunjuk untuk berbagi pengalaman; sharing pendapat; mengemukakan pendapat/pandangan; menerima kritikan Tidak malu ketika tampil; inisiatif tampil; memiliki keberanian berbagi; berani memberikan kritik yang membangun untuk orang lain; memiliki target peningkatan; berani membuat keputusan untuk tampil Perlu sedikit dorongan atau dukungan untuk tampil; berani berbagi; berani memberikan kritik yang membangun untuk orang lain; memiliki target peningkatan; berani membuat keputusan untuk tampil Tidak mau tampil, sedikit sekali dalam mengemukakan pendapat; tidak berani memberikan kritikan; perlu ditunjuk saat tampil Mengekspresikan diri sesuai atau tepat emosi; Sedikit melenceng mengekspresikan emosi Datar; tidak bisa mengekspresikan emosi yang dirasakan; Inisiatif (mengajukan diri); antusias atau bersemangat dalam mengikuti semua kegiatan; Perlu sedikit dukungan atau dorongan; semangatnya naik turun; Hanya mengikuti instruksi saja; males-malesan dalam mengikuti kegiatan
Manipulation Check Manipulation check atau cek manipulasi adalah sebuah pengukuran
tambahan untuk menilai bagaimana peserta merasakan dan menginterpretasikan manipulasi dan/atau menilai secara langsung efek dari manipulasi (Gravetter dan Forzona, 2012:216). Menurut Gravetter dan Forzona (2012:216-217), ada dua cara untuk mengecek manipulasi, pertama untuk cek manipulasi variabel bebas diukur secara eksplisit. Cara yang kedua untuk mengecek manipulasi dengan cara menyisipkan pertanyaan khusus tentang manipulasi didalam kuisioner atau skala yang harus dijawab oleh peserta yang telah mengikuti kegiatan eksperimen.
40
Penelitian ini, peneliti menggunakan cara yang kedua yaitu menyisipkan sebuah pertanyaan khusus dalam skala asertivitas untuk mengecek apakah assertion training mempengaruhi subjek dalam memberikan jawaban.
3.7 Validitas dan Reliabilitas 3.7.1
Validitas Azwar (2003: 173) menjelaskan yang dimaksud validitas adalah sejauh
mana tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila mampu memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Sebaliknya tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Adapun tipe validitas yang akan digunakan dalam penelitian adalah validitas berdasarkan konstrak. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor-skor setiap butir dengan skor total, kemudian diuji dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan teknik uji validitas yang digunakan adalah teknik statistik dengan rumus korelasi product moment dengan menggunakan aplikasi program SPSS 17.0 for Windows. Aitem dikatakan valid apabila rxy > rtabel dan tidak valid jika rxy < rtabel. Kisaran rxy dari aitem yang valid adalah 0, 200 sampai dengan 0,458 dengan rtabel adalah 0,195. Sedangkan kisaran rxy dari aitem yang tidak valid adalah -0,155 sampai dengan 0,194 dengan rtabel adalah 0,195. Berdasarkan uji validitas skala asertivitas menunjukkan bahwa dari 72 aitem yang diuji validitasnya terdapat 50 aitem yang valid dan 22 aitem yang
41
tidak valid. Aitem favorable yang valid sejumlah 18 aitem sedangkan aitem unfavorable yang valid sejumlah 22 aitem. Adapun aitem-aitemnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Skala Asertivitas No
Aspek
Indikator
5
Dapat menolak permintaan
6
Dapat mengekspresikan pendapat pribadi
7
Dapat mengekspresikan perasaan tidak senang
8
Dapat mengekspresikan kemarahan
Dapat menerima pujian dari orang lain atas prestasinya Dapat memberi pujian kepada orang lain atas prestasinya Menghargai hasil karya orang lain Dapat menerima permintaan/bantuan dari orang lain Dapat memberikan bantuan dengan sepenuh hati Dapat memulai pembicaraan dengan orang lain Dapat mengakhiri pembicaraan dengan orang lain tanpa segan Berkomunikasi dengan baik dan menghargai pendapat orang lain Dapat mempertahankan pendapat ketika ada perselisihan dengan orang lain Dapat mengungkapkan pendapatnya kepada orang lain Menolak dengan halus dan terbuka permintaan orang lain yang memang tidak bisa dilakukan Menolak dengan alasan yang jujur permintaan orang lain Dapat mengungkapkan pendapat yang dimilikinya Tidak meremehkan pendapat orang lain Dapat mengutarakan secara jujur tentang sesuatu yang tidak diinginkan tanpa menyakiti orang lain Dapat mengungkapkan perasaan tidak senang jika tidak sesuai dengan dirinya Mengungkapkan marah secara wajar dan tidak berlebihan Mengutarakan kemarahan dengan alas an
9
Dapat mengekspresikan perasaan yang
Dapat mengekspresikan perasaan senang Dapat membagi perasaan senang
1
Dapat menerima dan memberikan pujian
2
Dapat menerima permintaan
3
Dapat mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan orang lain
4
Dapat membela diri
Item F UF 1, 19, 10, 37, 28*, 55, 61 45, 62*, 68 11, 2*, 29*, 20* 46*, 63* 3*, 12*, 21*, 30, 47, 38, 55 64
13*, 31, 48, 65
4*, 22, 39, 56
5, 23*, 40, 57
14*, 32*, 49*, 66, 70
15, 33, 50
6, 24, 41*, 58 16, 34, 51*, 71*
7, 25, 42, 59
17, 35, 52, 67*, 69 9*, 27, 44
8*, 26, 43, 60, 72
18, 36, 53
42
menyenangkan
dengan orang lain Jumlah
36
36
Keterangan: tanda (*) merupakan tanda aitem yang tidak valid 3.7.2
Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Azwar, 2005:180). Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus alpha, karena perolehan skor dalam skala ini merupakan rentangan berbentuk skala dari 1 sampai 4, skor yang diperoleh bukan 1 dan 0 (Arikunto, 2003:170). Aitem-aitem yang telah dinyatakan valid menurut teknik uji validitas kemudian dianalisis menggunakan teknik Koefisien Alpha dari Cronbach dengan menggunakan program statistik SPSS 17.0 for Windows, sehingga bisa diketahui aitem-aitem yang valid dan reliabel dalam mengungkap asertivitas. Hasil dari uji reliabilitas untuk skala asertivitas diketahui bahwa koefisiensi reliabilitas instrumennya adalah 0,802. Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa skala asertivitas memiliki reliabilitas dengan taraf yang tinggi. Interprestasi reliabilitas didasarkan pada tabel berikut (Arikunto 2006: 276) : Tabel 3.6. Interpretasi Reliabilitas Skala Asertivitas Linier r 0.800 - 1.00 0.600 - 0.800 0.400 - 0.600 0.200 - 0.400 0.000 - 0.200
Interprestasi Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah
43
3.7.3
Validitas Observasi Pengujian validitas yang digunakan untuk menguji alat observasi rating
scale yaitu dengan menggunakan content validity. Menurut Rahayu dan Ardani (2004:37), content validity atau validitas isi adalah sejauh mana isi alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengukur aspek-aspek dari perilaku overt asertif . Validitas isi yang telah dicapai alat ukur, banyak tergantung pada penilaian subjektif individu. Validitas isi tidak memerlukan perhitungan statistik, melainkan lewat analisis rasional. Validitas yang digunakan untuk menguji validitas rating scale dengan menggunakan professional judgement, yaitu pada dua orang dosen yang ahli dibidang penelitian eksperimen dan satu dosen pembimbing. 3.7.4
Validitas Manipulation Check Dalam penelitian ini, manipulation check digunakan untuk mengukur atau
menilai secara langsung efek dari perlakuan yang telah diberikan dalam menjawab posttest skala asertivitas. Validitas isi yang telah dicapai alat ukur, banyak tergantung pada penilaian subjektif individu. Validitas isi tidak memerlukan perhitungan statistik, melainkan lewat analisis rasional. Validitas yang digunakan untuk menguji validitas manipulation check dengan menggunakan professional judgement, yaitu pada dosen yang ahli dibidang penelitian eksperimen.
44
3.8 Metode Analisis data Untuk menguji ada tidaknya pengaruh assertion training terhadap asertivitas calon TKW di PJTKI Semarang, maka digunakan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji non parametrik Wilcoxon Mann-Withney jika data tidak terdistribusi normal karena jumlah sampel ≤ 50 dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows (Dahlan, 2008:13,71-80). Data hasil penelitian mengalami empat kali analisis. Analisis pertama adalah menguji perbedaan kemampuan awal (pretest) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil yang diharapkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis kedua adalah menguji perbedaan kemampuan akhir (posttest) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil yang diharapkan ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis ketiga adalah menguji perbedaan skor hasil pretest dan posttets kelompok kontrol. Hasil yang diharapkan tidak ada perbedaan antara pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Analisis terakhir adalah menguji perbedaan anatara pretest dan posttest kelompok eksperimen. Hasil yang diharapkan ada perbedaan antara pretest dan posttest pada kelompok eksperiemen. Sehinggaa dapat disimpulkan bahwa assertion training efektif terhadap asertivitas calon Tenaga Kerja Wanita (TKW). Sebaliknya, jika tidak ada perbedaan antara pretest dan posttest, maka dapat dikatakan bahwa assertion training tidak efektif terhadap asertivitas calon TKW di PT. Arni Family Semarang.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan kajian ilmiah tentang efektivitas assertion training terhadap asertivitas pada calon TKW di PT. Arni Family Semarang. Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mengetahui efektivitas assertion training terhadap asertivitas pada calon TKW di PT. Arni Family Semarang. Pada bab ini akan diuraikan proses, hasil dan pembahasan penelitian. Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam bab ini adalah sebagai berikut:
4.1
Persiapan Penelitian
4.1.1
Orientasi Kancah Penelitian PT. Arni Family merupakan Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) resmi dengan izin dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor KEP.309/MEN/IX/2007 dan berkantor pusat di Jl Kertanegara 20 A Langensari Barat, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. PT. Arni Family awal mulanya merupakan cabang dari PT Rimba Cipta Indah (RCI) Jakarta. Pada tahun 2007, PT. Arni Family meresmikan diri menjadi perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia yang beridi sendiri. PT. Arni Family merupakan salah satu perusahaan penyalur jasa tenaga kerja ke Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan. Selain menyalurkan tenaga kerja sebagai pembantu rumah tangga, PT. Arni Family juga menyalurkan tenaga kerja untuk bekerja dikapal pesiar, kapal
45
46
cargo dan kapal tenker. PT. Arni Family memiliki banyak cabang yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 4.1.2
Perijinan Proses selanjutnya setelah menetukan tempat penelitian adalah membuat
surat ijin penelitian. Salah satu syarat untuk bisa melakukan penelitian adalah peneliti harus mendapatkan ijin dari pihak-pihak terkait. Peneliti meminta surat permohonan ijin penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang ditandatangani oleh a.n. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Pembantu Dekan Bidang Akademik yang ditujukan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah sebagai pihak yang berwenang mengeluarkan surat pengantar izin penelitian ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jawa Tengah untuk wilayah Semarang. Berdasarkan info dari BNP2TKI Semarang ini Peneliti mendapatkan rekomendasi tempat penelitian yaitu di PT. Arni Family Semarang. PT. Arni Family ini dipilih karena merupakan perusahaan terbesar di Jawa Tengah untuk penyalur tenaga kerja Indonesia dan memiliki banyak cabang di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 4.1.3
Penentuan Subjek Populasi penelitian adalah calon Tenaga Kerja Wanita yang sedang dalam
masa pendidikan dan pelatihan (Diklat) di PT. Arni Family sejumlah 300 lebih. Subyek dalam penelitian ini memiliki karakteristik calon Tenaga Kerja Wanita (TKW), memiliki asertivitas yang rendah, mengikuti pretest, dan bersedia
47
menngikuti pelatihan yang akan diberikan. Dari 300 terpilih 96 subjek untuk mengikuti pretest. Penentuan subjek yang akan menjadi kelompok kontrol dan eksperimen adalah subyek dengan skor asertivitas rendah jika skor total dibawah median yaitu x < 151,5. Median sebagai angka yang membatasi 50 % frekuensi angka tertinggi dan 50 % frekuensi angka terendah (Azwar, 2007:32). Dan dari 96 subjek yang mengikuti pretest ada 48 subjek memiliki asertivitas yang rendah Berikut ini daftar nama subyek penelitian yang memenuhi karakteristik di atas: Tabel 4.1. Distribusi Skor Asertivitas Subyek Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama PRE1 PRE2 PRE3 PRE4 PRE5 PRE6 PRE7 PRE8 PRE9 PRE10 PRE11 PRE12 PRE13 PRE14 PRE15 PRE16 PRE17 PRE18 PRE19 PRE20 PRE21 PRE22 PRE23
Skor 147 143 148 144 145 147 145 139 148 144 131 148 147 145 142 138 144 150 134 151 136 148 144
Asal Cilacap Banyumas Batang Cilacap Banyumas Brebes Grobogan Brebes Batang Brebes Wonosobo Banyumas Cilacap Cilacap Semarang Cilacap Grobogan Cilacap Kendal Purwokerto Kendal Cilacap Kendal
Tujuan Hongkong Taiwan Taiwan Hongkong Singapura Singapura Taiwan Taiwan Taiwan Taiwan Hongkong Hongkong Taiwan Taiwan Taiwan Singapura Hongkong Hongkong Hongkong Hongkong Taiwan Taiwan Hongkong
Lama Diklat 6 bulan 6 bulan 8 bulan 2 bulan 2 bulan 1 bulan 4 Bulan 8 bulan 4 Bulan 9 bulan 2,5 bulan 3 bulan 4 Bulan 2 bulan 7 bulan 2,5 bulan 1 bulan 3 bulan 3,5 Bulan 2 bulan 7 bulan 7 bulan 3 bulan
48
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
PRE24 PRE25 PRE26 PRE27 PRE28 PRE29 PRE30 PRE31 PRE32 PRE33 PRE34 PRE35 PRE36 PRE37 PRE38 PRE39 PRE40 PRE41 PRE42 PRE43 PRE44 PRE45 PRE46 PRE47 PRE48
146 130 142 141 131 118 150 145 130 137 148 151 138 136 139 141 147 145 134 145 149 130 146 135 142
Cilacap Semarang Cilacap Wonosobo Grobogan Grobogan Cilacap Brebes Demak Grobogan Kendal Cilacap Grobogan Cilacap Grobogan Grobogan Grobogan Kendal Cilacap Tulung Agung Wonosobo Brebes Batang Cilacap Salatiga
Singapura Singapura Taiwan Taiwan Taiwan Hongkong Singapura Singapura Hongkong Hongkong Hongkong Taiwan Taiwan Taiwan Hongkong Taiwan Taiwan Hongkong Taiwan Taiwan Hongkong Taiwan Taiwan Hongkong Hongkong
2 bulan 3 bulan 4 Bulan 8 bulan 4 Bulan 2,5 bulan 1 bulan 3 bulan 3 bulan 1,5 bulan 4 Bulan 7 bulan 5 bulan 5 bulan 4 Bulan 4 Bulan 7 bulan 2,5 bulan 6 bulan 12 bulan 3 bulan 7 bulan 8 bulan 3 bulan 2 bulan
Pada pengambilan data awal (pretest) diperoleh 48 subjek yang memiliki tingkat asertivitas rendah berdasarkan median skor total sebesar 151,5. Dari 48 subjek tersebut, ada 11 subjek yang sudah dinyatakan terbang oleh pihak PT. Arni Family pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedangkan 5 subjek pada kelompok eksperimen tidak mengikuti pelatihan secara penuh. Maka subjek tersebut tidak digunakan oleh peneliti. Dengan demikian diperoleh 32 sampel dengan skor berkisar antara 118 sampai dengan 151. 48 sampel tersebut kemudian dibagi menjadi dua dengan cara purposive sampling dengan mempertimbangkan
49
proporsional nilai mean diantara kedua kelompok dan lama diklat subjek di PT. Arni Family. Subjek yang masuk ke dalam kelompok eksperimen akan dikenai perlakuan berupa assertion training, sementara kelompok kontrol tidak dikenai perlakuan apapun. Berikut ini adalah daftar nama pembagian subyek penelitian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen: Tabel 4.2. Pembagian Subyek Penelitian Kelompok Kontrol dan Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama EKS1 EKS2 EKS3 EKS4 EKS5 EKS6 EKS7 EKS8 EKS9 EKS10 EKS11 EKS12 EKS13 EKS14 EKS15 EKS16 KON1 KON2 KON3 KON4 KON5 KON6 KON7 KON8 KON9 KON10 KON11 KON12
Skor 148 144 145 148 147 138 151 148 146 142 141 130 138 146 135 142 147 143 131 142 150 134 136 131 150 148 151 139
Lama Diklat 8 bulan 2 bulan 2 bulan 3 bulan 4 Bulan 2,5 bulan 2 bulan 7 bulan 2 bulan 4 Bulan 8 bulan 3 bulan 5 bulan 8 bulan 3 bulan 2 bulan 6 bulan 6 bulan 2,5 bulan 7 bulan 3 bulan 3,5 Bulan 7 bulan 4 Bulan 1 bulan 4 Bulan 7 bulan 4 Bulan
Kelompok EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN EKSPERIMEN KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL
50
29 30 31 32
4.2
KON13 KON14 KON15 KON16
141 147 134 130
4 Bulan 7 bulan 6 bulan 7 bulan
KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL
Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di aula PT. Arni Family Semarang dari bulan
Mei-Juni 2013. Alasan menggunakan aula PT. Arni family adalah pihak PT. Arni Family sendiri melarang peneliti membawa calon TKW keluar dari penampungan. Hal ini untuk menghindari calon TKW kabur dari penampungan. Kelompok eksperimen yang terdiri dari 16 subjek ini mengikuti assertion training sebanyak tiga kali pertemuan. Sedangkan kelompok kontrol yang terdiri atas 16 subyek tidak diberikan perlakuan oleh peneliti. Rangkaian pelaksanaan assertion training adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian No 1
2
3
4
5
Hari/tanggal Kegiatan Tujuan Tempat Rabu, 29 Mei Penyebaran Sebagai seleksi subjek kelompok Aula PT. 2013 Skala Asertivitas kontrol dan kelompok eksperimen Arni Family Sabtu, 1 Juni Penandatangana Memberikan penjelasan kepada Aula PT. 2013 n kesediaan subjek tentang tujuan, harus Arni menjadi subjek mengikuti serangkaian pelatihan, Family penelitian menanyakan kesediaan subjek mengikuti serangkaian pelatihan dan menandatangani surat perjanjian pelatihan Minggu, 2 Juni Assertion Pemberian perlakuan melalui Aula PT. 2013 training empat sesi dan evaluasi kegiatan Arni pertemuan dari pihak peserta dan Tim trainer Family pertama Kamis, 6 Juni Assertion Pemberian perlakuan melalui Aula PT. 2013 training empat sesi dan evaluasi kegiatan Arni pertemuan dari pihak peserta dan Tim trainer Family kedua Minggu, 9 Juni Assertion Pemberian perlakuan melalui Aula PT. 2013 training empat sesi dan evaluasi kegiatan Arni pertemuan dari pihak peserta dan Tim trainer Family
51
6
7
ketiga Rabu, 12 Juni Posstest 2013 kelompok eksperimen Jum’at, 14 Posstest Juni 2013 kelompok kontrol
Pengambilan data kelompok eksperimen Pengambilan kelompok
data
posttest Aula PT. Arni Family posttest Aula PT. Arni Family
Assertion training dipandu oleh seorang trainer dan tiga fasilitator. Selaku trainer adalah peneliti sendiri, sedangkan fasilitator dari tim trainer LPSDM Super Quantum yang telah memiliki banyak pengalaman dalam memandu training maupun outbond training dan membantu beberapa penelitian skripsi. Materi yang disampaikan dalam pelatihan tentang teori dasar asertivitas yang dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta. Selain itu untuk mengoptimalkan pemahaman peserta tentang asertivitas, peserta juga diberikan role play dan simulation. Setiap pertemuan memiliki bidikan aspek yang berbeda. Pada pertemuan pertama fokus untuk memberikan materi kepada peserta terkait keterbukaan dan pengungkapan diri, serta perbedaan antara asertif, agresif dengan pasif. Pertemuan kedua fokus untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan, perilaku dukungan, pemahaman emosi dan cara mengekspresikannya, serta ketrampilan untuk
mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan dipikirkan. Sedangkan
pertemuan terakhir fokus untuk belajar sikap tegas dari modelling (mencontoh orang lain), mengaplikasikan sikap asertif, motivasi bersikap asertif, dan menyimpulkan manfaat apa yang bisa diambil setelah mengikuti pelatihan. Untuk melihat keefektifan assertion training terhadap asertivitas, maka selain analisis secara kuantitatif juga perlu dilakukan beberapa tahapan evaluasi efektifitas pelatihan seperti yang disebutkan oleh Hamblin dalam Chusway (2002:
52
136-137) bahwa ada beberapa tingkatan yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi efektifitas pelatihan, yaitu: 1) Tingkat reaksi untuk meninjau reaksi peserta terhadap pelatihan, pelatihan atau trainer, dan sebagainya; 2) Tingkat belajar yaitu perubahan pada pengetahuan, keahlian, dan sikap; 3) Tingkat tingkah laku kerja yaitu perubahan pada tingkah laku kinerja di organisasi pasca pelatihan; 4) Tingkat organisasi yaitu efek terhadap organisasi; dan 5) Nilai akhir adalah manfaat, terutama untuk organisasi tetapi juga untuk individu. Namun dikarenakan keterbatasan peneliti tidak semua tahapan evaluasi ini dapat dilakukan sebab untuk melakukan semua tahapan evaluasi dibutuhkan waktu jangka panjang.
4.3
Hasil Penelitian
4.3.1
Perbedaan Asertivitas Sebelum (Pretest) Pemberian Assertion Training Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan asertivitas data
pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah uji Mann Whitney. Pretest kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol merupakan kondisi yang belum diberikan perlakuan berupa assertion training. Hasil pretest asertivitas pada kedua kelompok sebagai berikut: Tabel 4.4 Skor Asertivitas Sebelum (Pretest) Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No 1 2 3 4
Nama EKS1 EKS2 EKS3 EKS4
Skor 148 144 145 148
No 1 2 3 4
Nama KON1 KON2 KON3 KON4
Skor 147 143 131 142
53
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
EKS5 EKS6 EKS7 EKS8 EKS9 EKS10 EKS11 EKS12 EKS13 EKS14 EKS15 EKS16
147 138 151 148 146 142 141 130 138 146 135 142
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
150 134 136 131 150 148 151 139 141 147 134 130
KON5 KON6 KON7 KON8 KON9 KON10 KON11 KON12 KON13 KON14 KON15 KON16
Rata-rata skor pretest kelompok eksperimen sebesar 143,1 sedangkan ratarata pretest kelompok kontrol adalah 140,9. Nilai signifikansi untuk mengetahui perbedaan asertivitas sebelum diberikan perlakuan assertion training dengan uji Mann Whitney adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Uji Analisis Asertivitas Sebelum (Pretest) Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pretest Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
110.000 246.000 -.680 .496 .515a
Nilai signifikansi sebelum assertion training pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 0,496. Interpretasi nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan asertivitas secara signifikan sebelum (pretest) perlakuan pada kelompok kontrol dan eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, tidak adanya perbedaan kondisi awal sebelum diberikan perlakuan adalah hal yang seharusnya terjadi. Sebagai
54
pembanding, kelompok kontrol diharapkan tidak berbeda dengan kondisi subjek pada kelompok eksperimen. Jika kondisi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol relatif homogen, maka hasil yang dicapai dapat diperoleh kesimpulan yang lebih meyakinkan bahwa suatu perlakuan yang diberikan mempengaruhi variabel yang sedang diamati. 4.3.2
Perbedaan Asertivitas Sesudah (Posttest) Pemberian Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan asertivitas
posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah uji Mann Whitney. Posttest kelompok eksperimen merupakan pengukuran pada kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan berupa assertion training. Kemudian Posttest kelompok kontrol merupakan pengukuran pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan berupa assertion training. Hasil posttest asertivitas pada kedua kelompok sebagai berikut: Tabel 4.6 Skor Asertivitas Sesudah (Posttest) Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama EKS1 EKS2 EKS3 EKS4 EKS5 EKS6 EKS7 EKS8 EKS9 EKS10 EKS11 EKS12
Skor 169 163 159 165 166 150 182 149 150 133 131 141
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama KON1 KON2 KON3 KON4 KON5 KON6 KON7 KON8 KON9 KON10 KON11 KON12
Skor 161 149 131 148 156 126 132 145 160 139 159 139
55
13 14 15 16
EKS13 EKS14 EKS15 EKS16
161 173 137 147
13 14 15 16
KON13 KON14 KON15 KON16
143 131 149 137
Rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 154,75 sedangkan rata-rata kelompok kontrol didapatkan rata-rata 144,06. Nilai signifikansi untuk mengetahui perbedaan asertivitas sesudah diberikan perlakuan assertion training dengan uji Mann Whitney adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji Analisis Asertivitas Sesudah (Posttest) Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Asertivitas Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
69.000 205.000 -2.226 .026 .026a
Nilai signifikansi sesudah assertion training pada kelompok eksperimen dan kontrol adalah 0,026. Interpretasi nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan asertivitas secara signifikan sesudah (posttest) perlakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam penelitian eksperimen, adanya perbedaan kondisi akhir setelah diberikan perlakuan adalah hal yang seharusnya terjadi. Sebagai pembanding, kelompok
eksperimen
yang
diberi
perlakuan
mengalami
dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
peningkatan
56
4.3.3
Perbedaan Asertivitas Pretest dan Posttes Tanpa Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Kontrol Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan asertivitas
pretest dan posttest pada kelompok kontrol adala uji Wilxocon Mann Whitney. Kelompok kontrol merupakan kelompok sampel penelitian yang tidak diberikan perlakuan apapun. Hasil pretest dan posttest pada kelompok kontrol dijelaskan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.8 Skor Asertivitas Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Tanpa Assertion Training Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama KON1 KON2 KON3 KON4 KON5 KON6 KON7 KON8 KON9 KON10 KON11 KON12 KON13 KON14 KON15 KON16
Pretest 147 143 131 142 150 134 136 131 150 148 151 139 141 147 134 130
Posttest 161 149 131 148 156 126 132 145 160 139 159 139 143 131 149 137
Pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata sebesar 140,88 sebelum (pretest) pemberian assertion training sedangkan rata-rata sebesar 144,05 sesudah (posttest) pemberian assertion training. Nilai signifikansi yang diperoleh dengan uji Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan asertivitas sebelum dan sesudah
57
tanpa diberi perlakuan assertion training pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Uji Analisis Asertivitas Sebelum dan Sesudah Tanpa Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Kontrol Posttest Kontrol Pretest Kontrol -1.257a .209
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Nilai signifikansi sebelum dan sesudah tanpa perlakuan assertion training pada kelompok kontrol adalah 0,209. Interpretasi nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan asertivitas secara signifikan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pada kelompok kontrol. 4.3.4
Perbedaan Asertivitas Pretes dan Posttest Dengan Pemberian Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan asertivitas
pretest dan posttest pada kelompok eksperimen adalah uji Mann Whitney. Kelompok eksperimen merupakan kelompok sampel penelitian yang diberikan perlakuan berupa assertion training. Hasil pretest dan posttest asertivitas pada kelompok eksperimen sebagai berikut: Tabel 4.10 Skor Asertivitas Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Perlakuan Assertion Training Kelompok Eksperimen No 1 2 3 4 5 6
Nama EKS1 EKS2 EKS3 EKS4 EKS5 EKS6
Pretest 148 144 145 148 147 138
Posttest 169 163 159 165 166 150
58
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
EKS7 EKS8 EKS9 EKS10 EKS11 EKS12 EKS13 EKS14 EKS15 EKS16
151 148 146 142 141 130 138 146 135 142
182 149 150 133 131 141 161 173 137 147
Pada kelompok eksperimen didapatkan rata-rata sebesar 143,1 sebelum (pretest) assertion training sedangkan rata-rata sebesar 154,75 sesudah (posttest) assertion training. Nilai signifikansi yang diperoleh dengan uji Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan asertivitas sebelum dan sesudah perlakuan assertion training pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Uji Analisis Asertivitas Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Perlakuan Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen posttest eksperimen pretest eksperimen Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-3.102a .002
Nilai signifikansi sebelum dan sesudah perlakuan assertion training pada kelompok eksperimen adalah 0,002. Interpretasi nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan asertivitas secara signifikan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pada kelompok eksperimen.
4.4.
Uji Deskriptif Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data dengan menggunakan program statistik SPSS
versi 17.0 for windows dengan uji Wilxocon Mann Whitney, data hasil penelitian
59
mengenai asertivitas sebelum dan sesudah perlakuan assertion training dapat dideskripsikan sebagai berikut: 4.4.1
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Kelompok Eksperimen
4.4.1.1 Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sebelum (Pretest) Assertion Training Pengambilan data tingkat asertivitas pada kelompok eksperimen menggunakan skala asertivitas sebanyak 50 aitem yang valid dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat asertivitas pada kelompok eksperimen sebelum (pretest) perlakuan assertion training dapat dibuat kategorisasi untuk mendeskripsikan data hasil penelitian berdasarkan median sebesar 151,5. Median sebagai angka yang membatasi 50 % frekuensi angka tertinggi dan 50 % frekuensi angka terendah (Azwar 2007: 32) sebagai berikut: Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Asertivitas Kelompok Eksperimen Sebelum Assertion Training Interval X < 151,5 X > 151,5
Kategori Rendah Tinggi Total
F 16 0 16
% 100 0 100
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebelum kelompok eksperimen diberikan perlakuan assertion training, 16 subjek memiliki tingkat asertivitas dalam kategori rendah. Subyek kelompok eksperimen sebelum assertion training dengan kategori rendah memiliki skor asertivitas berkisar 130 sampai dengan 151. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini:
60
Pretest Kel. Eksperimen 16 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Rendah Tinggi 0
Kategori
Gambar 4.1 Diagram Persentase Asertivitas Kelompok Eksperimen Sebelum Assertion Training 4.4.1.2 Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sesudah (Posttest) Assertion Training Gambaran
tingkat
asertivitas
sesudah
(posttest)
pada
kelompok
eksperimen dengan perlakuan assertion training dapat dibuat kategorisasi untuk mendeskripsikan data hasil penelitian berdasarkan norma median sebesar 151,5. Median sebagai angka yang membatasi 50 % frekuensi angka tertinggi dan 50 % frekuensi angka terendah (Azwar 2007: 32) sebagai berikut: Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Asertivitas Kelompok Eksperimen Sesudah Assertion Training Interval X < 151,5 X > 151,5
Kategori Rendah Tinggi Total
F 8 8 16
% 50 50 100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa posstest subyek pada kelompok eksperimen setelah assertion training memiliki asertivitas tinggi sebesar 50% sebanyak 8 subjek. Sedangkan subyek kelompok eksperimen dalam kategori rendah sebesar 50% sebanyak 8 subjek. Oleh karena itu dapat
61
disimpulkan bahwa tingkat asertivitas pada subyek kelompok eksperimen mengalami peningkatan sesudah assertion training. Skor posttest asertivitas subyek pada kelompok eksperimen kategori tinggi berkisar antara 159 sampai dengan 182. Kemudian subyek pada kategori rendah adalah 131 sampai dengan 150. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini:
Posttest Kel. Eksperimen 8
8
8 6 Rendah 4
Tinggi
2 0 Kategori
Gambar 4.2 Diagram Persentase Asertivitas Kelompok Eksperimen Sesudah Assertion Training 4.4.2
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Kelompok Kontrol
4.4.2.1 Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sebelum (Pretest) Assertion Training Data mengenai tingkat asertivitas pada kelompok kontrol menggunakan skala asertivitas sebanyak 50 aitem yang valid dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat asertivitas sebelum (pretest) pada kelompok kontrol tanpa perlakuan assertion training dapat dibuat kategorisasi untuk mendeskripsikan data hasil penelitian berdasarkan median
62
sebesar 151,5. Median sebagai angka yang membatasi 50 % frekuensi angka tertinggi dan 50 % frekuensi angka terendah (Azwar 2007: 32) sebagai berikut: Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Asertivitas Kelompok Kontrol Sebelum Assertion Training Interval X < 151,5 X > 151,5
Kategori Rendah Tinggi Total
f 16 0 16
% 100 0 100
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebelum (pretest) 16 subjek kelompok kontrol tanpa perlakuan assertion training memiliki tingkat asertivitas dalam kategori rendah. Subyek memiliki asertivitas rendah memiliki skor asertivitas berkisar 130 sampai dengan 151. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini:
Pretest Kel. Kontrol 16 16 14 12 10 Rendah
8 6 4 2 0
Tinggi 0
Kategori
Gambar 4.3 Diagram Persentase Asertivitas Kelompok Kontrol Sebelum Assertion Training 4.4.2.2 Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sesudah (Posttest) Assertion Training Gambaran tingkat asertivitas sesudah (posttest) pada kelompok kontrol tanpa
perlakuan
assertion
training
dapat
dibuat
kategorisasi
untuk
63
mendeskripsikan data hasil penelitian berdasarkan median sebesar 151,5. Median sebagai angka yang membatasi 50 % frekuensi angka tertinggi dan 50 % frekuensi angka terendah (Azwar, 2007: 32) sebagai berikut: Tabel 4. 15 Distribusi Frekuensi Asertivitas Kelompok Kontrol Tanpa Assertion Training Interval X < 151,5 X > 151,5
Kategori Rendah Tinggi Total
F 12 4 16
% 75 25 100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa posstest subyek pada kelompok kontrol tanpa assertion training, 12 subjek memiliki kondisi yang sama seperti pretest yaitu tetap memiliki asertivitas rendah, dan 4 subjek mengalami kenaikan menjadi asertivitas tinggi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat asertivitas pada subyek kelompok kontrol tidak berubah tanpa perlakuan assertion training. Skor posttest asertivitas subyek pada kelompok kontrol berkisar antara 126 sampai dengan 161. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini:
Posttest Kel. Kontrol 12 12 10 8 4
6
Rendah Tinggi
4 2 0 Kategori
Gambar 4.4 Diagram Persentase Asertivitas Kelompok Kontrol Tanpa Assertion Training
64
4.4.3
Uji Deskriptif Tingkat Asertivitas Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Assertion Training Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Gambaran hasil penelitian tentang perbedaan tingkat asertivitas sebelum
dan sesudah assertion training pada kelompok kontrol dan eksperimen dapat dideskripsikan dengan rumus persentase sebagai berikut: n % = ——— x 100 % N Keterangan : %
= Nilai Presentase
n
= Jumlah skor yang diperoleh
N
= Jumlah skor yang diharapkan
Berdasarkan rumus persentase di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat asertivitas sebelum dan sesudah assertion training pada kelompok kontrol maupun eksperimen dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.16 Tingkat Asertivitas Sebelum dan Sesudah Assertion Training Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
71,53%
77,38%
70,43%
72,03%
Sesuai dengan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa kenaikan tingkat asertivitas sebelum dan sesudah assertion training pada kelompok eksperimen sebesar 5,85%, sedangkan pada kelompok kontrol tanpa perlakuan assertion
65
training mengalami kenaikan sebesar 1,6%. Untuk lebih jelasnya digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Perbedaan Skor Pretest-Posttest Kel. Eksperimen dan Kel. Kontrol 77.38
78 76 74
71.53
72.03
72
70.43
Pretest
70
Posttest
68 66 Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.5 Diagram Persentase Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Assertion Training Pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen
4.5
Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ‖Assertion training efektif terhadap
asertivitas calon TKW di PT. Arni Family‖. Subjek kelompok eksperimen dan kontrol sama-sama berjumlah 16 maka pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan non parametrik uji Wilcoxon Mann-Whitney Test. Oleh karena penelitian ini menggunakan non parametrik maka tidak menggunakan uji asumsi sehingga tidak ada uji linieritas maupun uji homogenitas. Uji hipotesis menggunakan teknik statistik Uji Wilcoxon Mann-Whitney Test dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.17 Uji Hipotesis No 1. 2.
Kelompok Pre Eksp dgn Pre Kont Post Eksp dgn Post Kont
Z -0,680 -2,226
Signifikansi 0,496 0,026
Kesimpulan Tidak ada perbedaan Ada perbedaan
66
3. 4.
Pre Kont dgn Post Kont Pre Eksp dgn Post Eksp
-1,257 -3,102
0,209 0,002
Tidak ada perbedaan Ada perbedaan
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa hipotesis menggunakan acuan nilai alpha sebesar 0,05 dengan taraf signifikansi 5%. Oleh karena itu, hipotesis akan diterima jika taraf signifikansi p < 0,05, sedangkan hipotesis akan ditolak jika taraf signifikansi p > 0,05 (Arikunto, 2006:77). Berdasarkan nilai signifikansi pretest kelompok kontrol dengan pretest kelompok eksperimen, hipotesis ditolak dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan asertivitas antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberikan assertion training. Hipotesis posttest kelompok kontrol dengan posttest kelompok eksperimen diterima, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan asertivitas pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen sesudah assertion training. Hipotesis pretest kelompok eksperimen dengan posttest kelompok eksperimen diterima menunjukkan bahwa ada perbedaan asertivitas pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah perlakuan assertion training pada kelompok eksperimen. Hipotesis pretest kelompok kontrol dengan posttest kelompok kontrol ditolak. Artinya, bahwa tidak ada perbedaan asertivitas sebelum dan sesudah perlakuan assertion training pada kelompok kontrol. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Artinya, bahwa assertion training efektif terhadap asertivitas calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) di PT. Arni Family Semarang.
67
4.6 Data Hasil Observasi Selain data secara statistik yang telah diuraikan di atas, data hasil observasi juga penting diperhatikan untuk melihat gejala-gejala perilaku yang tidak dapat dianalisis secara kuantitatif. Dalam proses observasi ini peneliti menggunakan lembar rating scale asertivitas untuk mempermudah perubahan perilaku apa saja yang perlu diamati oleh observer. Observer pada pelatihan ini adalah tiga fasilitator yang membantu proses pelatihan yaitu Nidhomul Haq, Yosep Wahyu Trisaputra dan Budi Muliawati yang ditunjuk peneliti untuk melakukan observasi perilaku subjek selama mengikuti pelatihan. Sebelumnya ketiga observer ini dibekali materi khusus oleh peneliti berkaitan dengan prosedur pelatihan dan tujuan yang ingin dicapai dari setiap sesi. Data hasil observasi ini dapat menunjang kekurangan data secara kuantitatif. Pada lembar observasi (lihat lampiran) terdapat daftar nama subjek dan indikator perilaku yang harus diamati. Hasil observasi pada subjek eksperimen berfungsi untuk melihat perkembangan perilaku dari awal pelatihan sampai akhir pelatihan. uraian hasil observasi adalah sebagai berikut: 4.6.1
Subjek Eksperimen 1 (DL) Pertemuan pertama, DL termasuk subjek yang cukup aktif, DL mengawali
sesi pertama yaitu menceritakan alasan memutuskan jadi TKW, ceritanya bertahap, dia meminta temannya dulu untuk bercerita. Selain itu, DL juga orang yang cukup ekspresif dalam mengekspresikan emosi yang sedang dirasakan seperti saat DL bercerita sedih, mimik wajahnya juga menggambarkan dia sedih namun tidak sampai menangis. DL juga sangat antusias ketika teman satu
68
kelompok bercerita, hal ini terlihat DL sangat memperhatikan teman-temannya bercerita. Saat sesi role play DL kurang percaya diri saat tampil di depan temantemananya dan cukup ekspresif dalam memerankan seorang anak yang sedang demam. Pada pertemuan kedua, DL mengalami penurunan semangat dibandingkan pertemuan pertama. Namun setelah fasilitator memberikan semangat dan dukungan, DL terlihat lebih semangat mengikuti kegiatan lagi. Meski saat sesi role play, DL tidak menunjukkan perannya. Pada awal sesi pertemuan ketiga, DL tidak mau untuk bercermin. DL pun sulit untuk menemukan kelebihannya sendiri, perlu dimotivasi dan dukungan dari fasilitator untuk bisa menemukan kelebihannya, fasilitator pun berinisiatif menanyakan kepada subjek satu kelompok dengan DL tentang kelebihan DL. 4.6.2
Subjek Eksperimen 2 (ER) Pertemuan pertama, ER sangat sulit untuk bercerita tentang alasannya
menjadi TKW, perlu dukungan dari teman dan fasilitator agar ER mau bercerita. Saat ER mau mulai bercerita, tiba-tiba ER langsung menangis, dan tidak jadi bercerita tentang alasannya menjadi TKW. ER cukup sensitif dengan cerita-cerita sedih, ketika teman-temannya bercerita tentang alasan mereka menjadi TKW, ER terhanyut mengikuti cerita tersebut, dan ER pun ikutan menangis. Saat role play ER juga memilih peran yang tidak banyak bicara. Pada pertemuan kedua, ER mengalami peningkatan, ER lebih antusias dan percaya diri saat permainan kartu emosi, namun untuk memeragakan emosi yang
69
sedang dirasakan, ekspresinya datar, sehingga peserta satu kelompok bingung dan butuh berkali-kali ER memeragakan emosi. Pada pertemuan ketiga, ER baru menunjukkan eksistensinya, sudah mulai berinisiatif dan percaya diri saat sesi cermin diri. Saat role play, ER sudah berani memerankan peran penting. Ekspresinya sesuai dengan perannya. 4.6.3
Subjek Eksperimen 3 (FA) Pertemuan pertama, FA merupakan subjek yang aktif dan terbuka. Dia
mau menceritakan alasannya menjadi TKW dengan detail dan lengkap. Ekspresinya pun sesuai dengan emosi yang sedang dirasakan, seperti saat bercerita alasan menjadi TKW, FA menangis karena dia merasa sedih harus meninggalkan ibunya sendirian di rumah. Percaya dirinya pun cukup bagus, dia berani memutuskan dan memotivasi dirinya sendiri untuk berubah lebih baik lagi. Saat role play pun, FA percaya diri untuk memerankan seorang anak yang demam tinggi dan menangis. Antusiasnya cukup tinggi, ini terlihat dia sangat memperhatikan dan bertanya ketika ada sesuatu yang belum ia pahami. Pada pertemuan kedua, FA sangat semangat mengikuti pertemuan kedua, ini terlihat dia mengikuti semua sesi dengan baik, memilih peran yang menantang yaitu majikan yang cemburuan dan memerankannya dengan baik sekali. Pada pertemuan ketiga FA, mengalami penurunan semangat, setelah diberi permainan semangat dan antusiasnya kembali lagi. Sampai akhir acara, FA peserta yang memiliki antusiasme yang tinggi. 4.6.4
Subjek Eksperimen 4 (KS)
70
Pertemuan pertama, KS termasuk subjek yang banyak diam saat sesi pertama. Dia hanya memperhatikan teman-temannya bercerita. Saat KS menceritakan alasannya menjadi TKW, dia hanya bercerita singkat. Saat fasilitator memotivasinya untuk menceritakan alasannya lebih detail lagi, KS baru mau menceritakannya lebih detail. Saat sesi role play, KS berperan sebagai pembantu. KS sangat ekspresif dan percaya diri dalam memerankan pembantu yang galak dan agresif. Pada pertemuan kedua, KS mengalami peningkatan, bicaranya sudah mulai banyak tanpa dimotivasi lagi oleh fasilitator. KS mengawali sesi kedua dan sangat ekspresif. Saat role play, KS sangat bagus dalam memerankan perannya. Pada awal sesi pertemuan ketiga KS tidak bercermin lama-lama, dia mengatakan dia malu untuk menceritakan kelebihannya. KS cukup sulit untuk menemukan kelebihannya, perlu didukung oleh fasilitator. Saat sesi role play, KS sukses memerankan perannya. 4.6.5
Subjek Eksperimen 5 (KY) Pertemuan pertama, saat sesi alasan menjadi TKW, KY memilih bercerita
setelah teman-temannya. KY cukup terbuka mau menceritakan alasannya menjadi TKW dengan detail. KY juga cukup tanggap situasi saat teman disampingnya menangis. Saat temannya menangis dan tidak bisa melanjutkan ceritanya, KY yang memotivasi untuk bangkit. KY sangat percaya diri dalam menceriakan suasana kelompoknya. Saat sesi role play, KY yang menjadi leader dan yang memperkenalkan teman-temannya dan perannya. KY sangat ekspresif dalam memerankan majikan.
71
Pada pertemuan kedua KY sangat aktif dan percaya diri untuk menceritakan maping emosinya. Namun sayang, saat sesi role play semangatnya menurun, terlihat KY sudah kelelahan. Pada pertemuan ketiga KY sangat aktif dalam menggali kelebihannya dan bertanya keteman satu kelompok apakah dia memilki kelebihan lain. Inisistifnya sangat bagus. 4.6.6
Subjek Eksperimen 6 (MS) Selama mengikuti pelatihan pertemuan pertama, MS termasuk subjek yang
banyak diam. Dia berbicara seperlunya saja, tidak banyak ekspresi yang ditunjukkannya. Dia memilih menjadi pengikut teman-temannya. Saat role play pun MS tidak banyak mengekspresikan perannya. Pada pertemuan kedua dan ketiga, MS masih banyak diam, mengikuti alur, tidak banyak berpendapat. Sampai akhir sesi MS termasuk subjek yang tidak aktif, kalau ditunjuk baru MS mau melakukannya. 4.6.7
Subjek Eksperimen 7 (NM) NM merupakan peserta yang cukup aktif. Saat menceritakan alasannya
menjadi TKW, NM hanya bercerita sekedarnya saja. Ekspresinya pun cukup kaku (datar). Saat role play, NM berperan sebagai majikan yang galak. Ekspresinya kurang tepat saat memerankan majikan yang galak. NM mengikuti alur yang ditentukan oleh temannya. Disesi terakhir saat feedback, NM orang pertama yang mau menceritakan pengalaman apa yang didapatkannya. Pada pertemuan kedua, saat sesi kartu emosi dan maping emosi, ekspresi NM masih datar dan kaku, teman satu kelompoknya bingung dengan emosi apa
72
yang sedang diperagakan oleh NM. Namun untuk keaktifan dan percaya diri NM sudah lebih baik daripada pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga, NM sudah mulai terlihat ekspresif, walaupun masih terlihat datar. Disesi role play, NM memerankan peran yang cukup menantang ekspresinya, dan NM berhasil memerankan peran tersebut. 4.6.8
Subjek Eksperimen 8 (NW) Selama pelatihan pertemuan pertama, NW merupakan subjek yang banyak
diam dan tidak aktif, hanya mengikuti alur saja. Saat sesi alasan menjadi TKW, NW tidak bisa menceritakan alasannya menjadi TKW. Fasilitator memotivasinya untuk bercerita, namun gagal membuat NW untuk bercerita. Ekspresi yang ditunjukkan pun datar. Tidak banyak yang dapat digali dari NW karena tidak terbukanya NW. Saat sesi role play, NW memilih menjadi majikan. Saat memerankan peran majikan, NW malah tidak banyak bicara, padahal peran majikan adalah majikan yang galak dan cerewet. Pada pertemuan kedua dan ketiga, NW masih sama dengan pertemuan pertama, perlu banyak dukungan dari fasilitator dan teman satu kelompok. Namun dipertemuan kedua dan ketiga, NW sudah mulai banyak bicara dan terbuka. 4.6.9
Subjek Eksperimen 9 (RS) Pada pertemuan pertama, RS sangat antusias mengikuti pelatiahan.
Orangnya pun terbuka dan ekspresif dalam berbagi cerita alasannya menjadi TKW. Namun kurang percaya diri untuk bercerita. Saat sesi role play RS memilih peran pembantu yang pasif, ekspresi yang diperankannya pun tepat.
73
Pada pertemuan kedua ini, kepercayaan dirinya sudah mulai meningkat. RS sangat inisiatif saat sesi kartu emosi dan maping emosi. Pertemuan ketiga RS lebih aktif dan percaya dirinya lebih baik lagi. 4.6.10 Subjek Eksperimen 10 (RH) Pada pertemuan pertama, RH termasuk subjek yang tidak aktif, dan tidak banyak berekspresi. Cendrung pendiam. RH sangat terbuka saat berbagi cerita dan pengalamannya saat memtuskan jadi TKW. Saat role play, RH baru menunjukkan ekspresinya dan cukup percaya diri untuk memerankan majikan yang galak. Pada pertemuan kedua, RH mulai aktif dalam mengikuti semua sesi, kepercayaan dirinya pun mulai meningkat. Namun sayang dipertemuan ketiga, RH tidak seaktif dipertemuan kedua. RH juga kurang mengeksplor dirinya sendiri saat sesi cermin diri dan kelebihannya. 4.6.11 Subjek Eksperimen 11 (RSB) Pertemuan pertama, RSB merupakan subjek yang pasif, suaranya lirih, sehingga fasilitator meminta RSB untuk mengulang apa yang dicertikannya, saat role play, memilih peran yang tidak banyak bicara, ekspresinya pun kurang tepat saat memerankan anak. Pada pertemuan kedua, RSB sudah mulai meningkat kepercayaan diri dan mulai aktif saat dalam kelompok. Sudah berani bercerita dengan suara yang cukup keras. Namun ekspresinya masih kurang saat sesi menceritakan maping emosinya. Dan saat sesi role play, RSB kurang bisa memerankan perannya.
74
Pada pertemuan ketiga RSB masih sama dalam hal ekspresif, kurang dan kadang salah ekspresif, lebih cenderung diam, ketika diminta untuk mengeksplor dirinya saat cermin diri dan kelebihannya. 4.6.12 Subjek Eksperimen 12 (SW) Selama pelatihan pertemuan pertama, SW lebih banyak diam dan sebagai penonton, tidak banyak ekspresi yang ditunjukkan, saat sesi alasan menjadi TKW, SW tidak banyak menceritakan alasannya. Bercerita singkat. Dimotivasi untuk bercerita secara detail, SW tetap dengan alasan yang diceritakan pertama kali. Saat sesi role play, SW tidak banyak berperan, hanya mengikuti alur dari temannya. Saat dalam kelompok pandanganya kemana-mana, tidak fokus dengan kelompok sendiri. Pada pertemuan kedua, SW tidak banyak perkembangan hanya mengikuti alur dan selalu menunjuk orang lain untuk mengawalinya, ketika ia yang ditunjuk untuk mengawali sesi, dia tidak mau malah menunjuk orang lain lagi. Pada pertemuan ketiga SW mulai mengekspresikan diri dan mengeksplor dirinya, ketika dalam kelompok besar SW mengeluarkan celetuk-celetuk sehingga membuyarkan kosentrasi kelompok. 4.6.13 Subjek Eksperimen 13 (SL) Pertemuan pertama ini, SL merupakan subjek yang aktif dan antusias mengikuti pelatihan. Orangnya terbuka dan percaya diri ketika bercerita alasannya menjadi TKW. SL juga merupakan pencair suasana dan penyebar semangat bagi teman-temannya. Sangat ekspresif dalam memerankan anak yang rewel dan aktif.
75
Pada pertemuan kedua, SL sangat menonjol dalam kelompoknya, banyak mengawali sesi, banyak berbagi pendapat dan cerita, dan masih sebagai pencair suasana didalam kelompok. Pada pertemuan ketiga, SL semakin menonjol, menjadi ―bintang‖ dikelompoknya. 4.6.14 Subjek Eksperimen 14 (UU) Pertemuan pertama, UU merupakan subjek yang sangat ekspresif dan carming. Namun saat menceritakan alasannya menjadi TKW, alasan yang diceritakannya sedih tapi ekspresinya tidak tepat dengan emosi yang sedang dirasakannya. Saat role play, UU sangat aktif dan antusias dalam memerankan pembantu yang kebingungan. Dia juga mengajari temannya ketika ekspresi yang ditunjukkannya salah. Pada pertemuan kedua, UU bingung mau menceritakan apa saat sesi hear me, ekspresinya tetap seperti pertemuan pertama, dan saat role play UU sangat percaya diri dan ekspresif dalam memerankan perannya. Pertemuan ketiga UU yang paling menonjol saat sesi cermin diri, ekspresinya tidak perlu diragukan lagi, percaya diri dengan kelebihan-kelebihannya. 4.6.15 Subjek Eksperimen 15 (WM) WM pada pertemuan pertama ini sangat pendian, pengikut, tidak banyak yang dapat digali darinya. Fasilitator sudah memotivasinya, namun tetap sama. Teman-temannya pun ikut memotivasi, tapi tetap tidak banyak yang diceritakannya. Saat role play pun, perannya hanya diam. Pada pertemuan kedua, WM kepercayaan dirinya mulai meningkat diikuti dengan keaktifannya mengikuti semua sesi, mulai antusias mengikuti pelatihan,
76
dan mulai menunujukkan ekspresinya saat sesi role play. Pertemuan ketiga, WM sudah aktif, terbukti dia yang mengawali dengan inisiatifnya sendiri, dan mulai banyak bicara saat menceritakan kelebihannya. 4.6.16 Subjek Eksperimen 16 (YP) Pada pelatihan pertama, YP subjek yang tidak aktif, banyak diam, tidak banyak yang dapat digali darinya. Ekspresinya pun datar. Namun saat role play, YP cukup mengekspresikan dirinya. Namun ekspresinya lalu menurun lagi. Dipertemuan kedua, YP mulai aktif dibandingkan dengan pertemuan pertama, dan YP mulai menunjukkan eksistensinya didalam kelompok, ketika duet dengan SM (peserta yang tidak mengikuti pertemuan ketiga), mereka sangat kompak dan serasi. Menjadi pencair suasana yang menghibur berduet dengan SM. Pada pertemuan ketiga, YP yang menjadi leader dikelompoknya, dia banyak memberikan saran saat cermin diri dan saat sesi menceritakan kelebihan peserta, mungkin karena YP yang lebih tua dalam kelompoknya. Antusiasmenya sangat bagus saat mengikuti pertemuan ketiga. Saat pelatihan berakhir YP juga yang berinisiatif sendiri dalam memberikan sambutan dan kesan pesan perwakilan teman-temannya.
4.7
Hasil Manipulation Check Manipulation check atau cek manipulasi merupakan alat ukur tambahan
yang digunakan untuk mengukur apakah perlakuan yang telah diberikan oleh peneliti atau variabel bebas berpengaruh secara langsung pada variabel terikat.
77
Cek manipulasi ini hanya diberikan kepada kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan assertion training Dalam penelitian ini, peneliti menyisipkan sebuah pertanyaan khusus dalam skala asertivitas posttest untuk mengecek apakah assertion training mempengaruhi subjek dalam memberikan mengisi jawaban skala asertivitas. Alternatif jawaban yang peneliti sediakan untuk menjawab pertanyaan cek manipulasi ada dua yaitu ya atau tidak. Jawaban ―ya‖ jika perlakuan yang telah diberikan mempengaruhi dalam mengisi skala asertivitas. Sedangkan jawaban ―tidak‖ jika perlakuan yang telah diberikan tidak mempengaruhi dalam mengisi skala asertivitas. Hasil cek manipulasi kelompok eksperimen bisa dilihat sebagai berikut: Tabel 4.18 Hasil Cek Manipulasi Kelompok Eksperimen NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
NAMA EKS1 EKS2 EKS3 EKS4 EKS5 EKS6 EKS7 EKS8 EKS9 EKS10 EKS11 EKS12 EKS13 EKS14 EKS15 EKS16
Alternatif Jawaban Ya Tidak V V V V V V V V V V V V V V V V
78
Berdasarkan tabel di atas, dari 16 peserta yang mengikuti assertion training, ada 4 peserta yang menjawab bahwa assertion training yang telah diberikan tidak mempengaruhi peserta dalam mengisi posttest skala asertivitas. Hasil cek manipulasi ini lalu dikombinasikan dengan hasil pretest-posttest kelompok eksperimen. Hasil kombinasinya sebagai berikut: Tabel 4. 19 Hasil Kombinasi Cek Manipulasi dengan Hasil Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
EKS1 EKS2 EKS3 EKS4 EKS5 EKS6 EKS7 EKS8 EKS9 EKS10 EKS11 EKS12 EKS13 EKS14 EKS15 EKS16
Pretest Posttest Selisih 148 144 145 148 147 138 151 148 146 142 141 130 138 146 135 142
169 163 159 165 166 150 182 149 150 133 131 141 161 173 137 147
21 19 14 17 19 12 31 1 4 -9 -10 11 23 27 2 5
Meningkat /menurun Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Menurun Menurun Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
Cek Manipulasi Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Berdasarkan tabel di atas, dari keenambelas peserta ada empat peserta yang menjawab bahwa assertion training yang telah diberikan tidak mempengaruhi peserta dalam mengisi posttest skala asertivitas. Dan dari kempat peserta tersebut, ada dua peserta yang mengalami peningkatan perolehan skor posttest dan ada dua peserta yang mengalami penurunan perolehan skor posttest.
79
Hal ini menunjukkan bahwa assertion training yang telah diberikan tidak efektif terhadap asertivitas kedua peserta tersebut. Ada 12 peserta yang menjawab assertion training mempengaruhi mereka dalam mengisi posttest skala asertivitas. Keduabelas peserta tersebut juga mengalami peningkatan skor posttest. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan asertivitas yang signifikan pada keduabelas peserta karena keduabelas peserta tersebut mendapatkan perlakuan berupa assertion training. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
Kombinasi Cek Manipulasi & Hasil Posttest 12 12 Berpengaruh & Meningkat
10 8
Berpengaruh & Tidak Meningkat
6 4
2
2
0
2
Tidak berpengaruh & Meningkat Tidak Berpengaruh & Tidak Meningkat
0 Kategori
Diagram 4.6 Kombinasi Hasil Cek Manipulasi dan Hasil Posttest
4.8
Pembahasan Lange dan Jakubowski (dalam Calhoun dan Acocella, 1990:384)
mengatakan bahwa sikap tegas adalah menuntut hak-hak pribadi dan menyatakan pikiran, perasaan, dan keyakinan dengan cara langsung, jujur, dan tepat. Sikap tegas meliputi setiap tindakan yang dianggap benar dan perlu dikemukakan.
80
Orang yang asertif yakni orang yang mampu mengekspresikan perasaan dengan sungguh-sungguh, menyatakan tentang kebenaran. Mereka tidak menghina, mengancam ataupun meremehkan orang lain. Orang asertif mampu menyatakan perasaan dan pikirannya dengan tepat dan jujur tanpa memaksakannya kepada orang lain. Assertion training merupakan suatu usaha yang dirancang untuk memperbaiki, mengubah, atau mengembangkan sikap melalui peningkatan kemampuan asertivitas untuk mengurangi dampak-dampak negatif dikarenakan kurangnya kecakapan bersikap asertif atau mengajarkan ketrampilan tingkah laku asertif melalui pengalaman yang seperti lingkungan kenyataannya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, assertion training terbukti efektif untuk meningkatkan asertivitas calon TKW di PT. Arni Family Semarang. Assertion training ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembentuk perilaku asertif dan aspek psikologis yang merupakan indikasi dalam sikap asertivitas. Prinsip-prinsip pembentuk sikap asertif ini mengikuti teori yang dikemukakan oleh Sugiyo (2005: 113) dan menggunakan prosedur program assertion training yang didasarkan pada metode buatan dari Alberti dan Emmons (1975) dalam pedoman pelatihan asertivitas Stand Up, Speak Out, Talk back! (dalam Calhoun dan Acocella, 1990:388). Pelatihan pertemuan pertama fokus menganalisis perilaku peserta dan alasannya berperilaku asertif, non asertif dan agresif baik perilaku verbal maupun non verbal. Hal ini sesuai dengan prinsip kedua dan ketiga pembentuk perilaku
81
asertif yaitu mengingat perilaku yang telah dilakukan dan menganalisis perilaku sendiri. Aspek-aspek yang menunjang meningkatnya asertivitas pada pertemuan pertama adalah keterbukaan, daya pengungkapan diri untuk mengenali/memahami diri dan hal-hal yang membuat peserta tidak bisa bersikap asertif serta pemahaman tentang perbedaan antara asertif, agresif dan pasif. Untuk aspek keterbukaan dan daya pengungkapan diri, aktivitas yang diberikan lebih banyak menekankan pada pola-pola yang mendukung munculnya keterbukaan antar peserta. Tahapan ini dimunculkan pada sesi perkenalan dengan menggunakan permainan ―Tiga Sudut‖ dan sesi berbagi pengalaman dengan kelompok ―Saat aku memutuskan menjadi TKW‖ Dengan aktivitas tersebut terbukti telah memberikan efek positif pada peserta untuk saling terbuka dan mau mengungkapkan diri. Menurut Sugiyo (2005:105), assertiveness atau tegas sering disebut pula ketegasan diri berarti bahwa perilaku orang yang cendrung dapat menyatakan apakah dirinya setuju atau tidak, serta tegas dalam mengambil keputusan. Menyatakan diri dapat diartikan dengan keterbukaan diri. Dengan sikap terbuka seseorang akan dengan mudah menerima pengalaman-pengalaman dan gagasangagasan baru dari orang lain, lebih cenderung menghindari sikap defensif, terjalin proses saling meneladani antar peserta dan lebih cermat memandang diri dan orang lain. Untuk itulah keterbukaan diri menjadi unsur utama dalam bersikap asertif. Keterbukaan diri antar peserta menjadi tujuan utama yang telah dicapai untuk menuju ke proses selanjutnya. Hal ini diperkuat dari hasil observasi dan
82
evaluasi yang menunjukkan dari 16 peserta ada 14 peserta yang telah dapat membuka diri dengan peserta lain. Aspek selanjutnya yang menunjang untuk meningkatkan asertivitas dipertemuan pertama adalah mengenali/memahami diri dan hal-hal yang membuat peserta tidak bisa bersikap asertif serta pemahaman tentang perbedaan antara asertif, agresif dan pasif. Untuk itu, materi yang diberikan lebih ditekankan kepada pengetahuan secara kognitif tentang perbedaan agresif, asertif dan pasif serta ciri-ciri yang biasa ditampilkan. Tahapan ini diberikan pada sesi setelah ―Saat Aku Memutuskan Menjadi TKW‖, yang mana ada beberapa pertanyaan yang diajukan ke peserta berkaitkan dengan materi tentang asertif, agresif dan pasif. Setelah peserta memahami perbedaan antara asertif, agresif dan pasif serta ciri-ciri yang biasa dimunculkan oleh orang-orang asertif, agresif dan pasif, lalu peserta diminta untuk menganalisis perilaku sendiri kapan seseorang berperilaku asertif, non asertif dan agresif serta siapa, situasi seperti apa dan mengapa seseorang berperilaku tersebut, baik perilaku verbal maupun non verbal, yang merupakan prosedur pertama program assertion training yang dikemukakan oleh Alberti dan Emmons (dalam Calhoun dan Acocella, 1990:388). Kegiatan yang digunakan untuk mengungkap perilaku tersebut adalah My Dairy. Kegiatan ini peserta diminta untuk mengingat kembali siapa, situasi apa, dan mengapa peserta berperilaku tersebut. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran orang dewasa yaitu mengevaluasi diri tentang pengalaman baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, maupun dalam bermasyarakat. Dari kegiatan ini, diketahui bahwa
83
kebanyakan dari peserta memiliki sikap yang pasif dalam menghadapi permasalahan dilingkungan pekerjaan dan masyarakat, serta memiliki sikap yang agresif dilingkungan keluarga. Pelatihan pertemuan kedua menekankan pada aspek ketrampilan mendengarkan, memahami emosi-emosi yang sedang dirasakan dan cara mengekspresikannya kepada orang lain, serta mengkomunikasikan apa yang dipikirkan, dirasakan dan diyakini kepada orang lain. Menurut Alberti dan Emmons (dalam Gunarsa, l98l:72) orang yang memiliki tingkah laku asertif adalah mereka yang menilai bahwa orang boleh berpendapat dengan orientasi dari dalam, dengan tetap memperhatikan sungguhsungguh hak-hak orang lain. Ketrampilan mendengarkan menekankan pada orientasi menghargai hak orang lain. Salah satu hak orang lain yang utama adalah didengarkan.
Aktivitas
yang
telah
terbukti
meningkatkan
ketrampilan
mendengarkan adalah ―Hear Me‖. Mendengarkan merupakan serangkaian kegiatan yang disengaja untuk menerima suara dari luar. Didalam mendengarkan ada unsur penting yaitu kesiapan si pendengar untuk menerima sesuatu dari luar. Selain itu pada pertemuan kedua, aspek yang mendukung untuk meningkatkan asertivitas adalah memahami emosi yang sedang dirasakan dan cara mengekspresikan. Menurut Gallasi dan Gallasi (dalam Rakos, 1991:8) ciriciri orang asertif dibagi menjadi sembilan macam, dan dari sembilan macam ciriciri orang asertif ada empat ciri yang menekankan tentang mengekspresikan emosi, yaitu dapat mengekspresikan pendapat pribadi, dapat mengekspresikan perasaan
tidak
senang,
dapat
mengekspresikan
kemarahan,
dan
dapat
84
mengekspresikan perasaan yang menyenangkan. Kegiatan kartu emosi dan maping emosi terbukti meningkatkan kemampuan peserta dalam memahami emosi dan cara mengekspresikan emosi dengan baik dan benar. Kartu emosi ini berisi materi tentang apa itu emosi, jenis emosi dan macam-macam emosi yang umum dirasakan oleh peserta. Setelah trainer menjelaskan tentang materi emosi, dilanjutkan dengan mempraktekkan langsung macam-macam emosi. Selanjutnya menganalisis perilaku yang berkaitan dengan empat macam emosi yang sering dirasakan oleh peserta, dan berdiskusi cara memanajemen emosi dengan baik. Dari hasil observasi dan evaluasi menunjukkan bahwa seluruh peserta sudah mampu mengekspresikan emosinya. Untuk memperkuat hasil tersebut, diakhir sesi peserta diajak untuk bermain peran tentang emosi dan karakter dalam analisis transaksional. Selain itu pertemuan kedua juga meningkatkan kepercayaan diri peserta untuk tampil dan berani untuk mengkomunikasikan apa yang dirasakan, dipikirkan dan diyakininya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Restiningrum (2012),
yang
melakukan
penelitian
pada
korban
penyalahgunaan narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra Yogyakarta, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rasa percaya diri subyek setelah mengikuti pelatihan asertivitas. Pelatihan pertemuan ketiga, kegiatan yang dilakukan untuk berlatih bersikap asertif dan memberikan motivasi kepada peserta. Menurut Sugiyo (2005:113), prinsip keempat dan kelima adalah berlatih sikap asertif dan lakukan mulai dari hal sepele. Berlatih sikap asertif ini untuk mencoba bersikap tegas
85
melalui latihan sebagai sebuah usaha untuk menjadi lebih tegas dan menjadi lebih nyaman melakukan komunikasi antar pribadi, melalui dari kehidupan sehari-hari dan dari orang-orang terdekat yaitu sesama peserta pelatihan. Hal ini dilakukan agar peserta saling mempelajari sikap asertif dari peserta lain yang disesuaikan dengan orientasi belajar orang dewasa. Menurut Knowles (dalam Uno, 2011:59), motivasi orang dewasa untuk belajar dipengaruhi oleh dorongan eksternal dan dorongan internal. Untuk itu dipertemuan ketiga, diberikan sesi motivasi. Aktivitas yang dilakukan adalah peserta dilihatkan beberapa video tentang TKI sukses yang tegas terhadap dirinya sendiri. Aktivitas ini terbukti meningkatkan motivasi peserta untuk bersikap asertif dalam menghadapi masalah. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Rahayu (2009) tentang pengembangan paket pelatihan asertivitas pada siswa SMA Negeri 2 Blitar menunjukkan hasil positif yaitu pelatihan aserrtivitas sangat efektif membantu siswa dalam memecahkan masalah dengan sikap tegas. Assertion training merupakan salah satu bentuk dari terapi kognitifperilaku. Terapi kognitif-perilaku merupakan intervensi psikologis yang mengkombinasikan terapi kognitif serta terapi perilaku untuk menangani masalah psikologis. Terapi kognitif-perilaku mengajarkan individu untuk mengenali pengaruh pola pikir tertentu dalam memunculkan penilaian yang salah mengenai pengalaman-pengalaman yang ia temui, hingga memunculkan masalah pada perasaan dan tingkah laku yang tidak adaptif (Spiegler dan Guevremont (2003: 303).
86
Prinsip terapi kognitif menegaskan bahwa masalah psikologis merupakan hasil interpretasi dari sebuah kejadian di masa lampau dan pola pikir yang keliru dalam memandang suatu masalah. Untuk itu, assertion training pada mulanya mengubah pola pikir dengan restrukturisasi kognitif dengan cara memberikan pengetahuan baru. Pada penelitian ini, aspek-aspek asertivitas menjadi pokok bahasan yang diteliti, jadi peneliti memberikan pengetahuan baru tentang aspekaspek asertivitas untuk memperbaiki pola pikir yang keliru sehingga subjek mampu berfikir lebih positif dan rasional. Selain itu, peneliti juga mengajak subjek untuk mengevaluasi diri tentang pengalaman-pengalaman yang telah diinterpretasikannya salah. Disinilah proses terapi kognitif berlangsung dengan cara memperbaiki pola pikir yang keliru dan mengevaluasi diri (self-report). Prinsip terapi perilaku memfokuskan pada perilaku yang dihasilkan dari pola pikir yang salah. Peneliti memberikan role play dan simulasi tentang situasi tertentu. Role play dan simulasi ini juga memberikan gambaran tentang orangorang yang asertif, agresif dan pasif serta mengkaitkannya dengan pengalaman subjek. Sehingga subjek dapat meniru (modelling) perilaku-perilaku yang ingin diubah dan mencoba mempraktekannya secara langsung dikehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adib (2009) tentang terapi kognitif-perilaku untuk mengatasi gangguan kecemasan sosial. Hasilnya menunjukkan bahwa
terapi
kognitif-perilaku
dapat
menurunkan
tingkat
kecemasan pada gangguan kecemasan sosial yang dialami oleh kedua subjek, bahkan meningkatkan kepercayaan diri subjek dalam berinteraksi sosial.
87
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa assertion training berpengaruh positif terhadap peningkatan asertivitas calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) di PT. Arni Family.
4.9 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen untuk mengetahui efektivitas assertion training terhadap asertivitas calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) di PT. Arni Family Semarang. Setiap penelitian mempunyai keterbatasan masingmasing. Menurut peneliti ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain: 1. Dari 48 orang yang memiliki asertivitas rendah, ada 16 orang yang tidak bisa menjadi subjek. Hal ini dikarenakan ada 11 peserta sudah dinyatakan terbang ke luar negeri dari pihak PT. Arni Family, padahal ketika dilihat dari lamanya masa diklat calon peserta tersebut relatif pendek berkisar 1-2 bulan. Hal ini membuat peneliti tidak bisa memprediksikan calon TKW yang bisa mengikuti pelatihan. Ada empat peserta kelompok eksperimen yang tidak mengikuti pelatihan pertemuan kedua dan ketiga dengan alasan ada ujikom (ujian kompetensi) yang tempatnya tidak di Semarang dan ada yang IP (izin pulang). Untuk itu empat peserta tersebut, peneliti menggugurkannya sebagai subjek kelompok eksperimen karena akan membuat bias hasil penelitian. Hal ini juga membuat subjek penelitian berkurang dari awalnya 21 menjadi 16 orang.
88
2. Jeda waktu antara pretest dengan posttest hanya selang 2 minggu sehingga memungkinkan adanya unsur belajar pada subyek penelitian terhadap aitemaitem dari skala asertivitas. 3. Berdasarkan cek manipulasi ada empat yang menyatakan bahwa assertion training tidak memiliki pengaruh ketika peserta memberikan jawaban posttest. Hal ini tidak bisa dicrosschek alasan peserta, karena keterbatasan metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti. 4. Keterbatasan alat pengukuran dalam mengungkap perilaku dan sikap asertif.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan Hasil uji hipotesa penelitian dengan uji Wilxocon Mann Whitney
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan asertivitas yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan assertion training pada kelompok eksperimen. Hal ini berarti assertion training efektif terhadap asertivitas calon TKW pada kelompok eksperimen. Perubahan asertivitas calon TKW terjadi karena ada proses perbaikan pola pikir yang keliru dengan menggunakan prinsip terapi kognitif, dan ada perbaikan perilaku melalui proses role play dan simulasi dengan menggunakan prinsip terapi perilaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa assertion training efektif terhadap asertivitas calon TKW di PT. Arni Family Semarang.
5.2
Saran
5.2.1
Bagi Pengurus PT. Arni Family PT Arni Family dapat memberikan bekal ketrampilan sosial dan kesiapan
mental bagi calon TKW melalui kegiatan training atau pelatihan secara berkala dan bekerjasama dengan lembaga profesional sehingga dapat memberi manfaat bagi kesiapan psikologis calon tenaga kerja wanita (TKW). 5.2.2
Bagi Pemerintah Pemerintah
dapat
lebih
memperhatikan
kesiapan
psikologis
dan
ketrampilan sosial calon TKW salah satunya dengan merancang sebuah regulasi
89
90
maupun upaya-upaya preventif yang berkesinambungan melalui jalinan kerjasama dengan PJTKI dalam bentuk pemberian training atau pelatihan dengan tema antara lain asertivitas, komunikasi efektif dan tema lain sesuai kebutuhan calon TKW. Hal tersebut diharapkan dapat meminimalisir berbagai permasalahan hukum maupun perlakuan yang tidak menyenangkan bahkan merugikan TKW. 5.2.3
Peneliti Selanjutnya
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang
sama
sebaiknya
mempertimbangkan
penggabungan
metode
penelitian lain yakni kualitatif dengan menggunakan instrumen penelitian wawancara dan observasi sehingga dapat menggali lebih mendalam mengenai faktor penyebab tidak terjadinya perubahan sikap asertivitas pada beberapa subjek. 2. Untuk mengatur jeda waktu antara pretest dengan posttest yang hanya berselang dua minggu, sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan dua instrumen yang paralel, sehingga meminimalisir proses belajar pada subjek. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengggunakan variabel asertivitas, sebaiknya dalam membuat alat pengukuran menentukan bentuk skala sikap atau skala perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Alwilsol. 2007. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM press. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. _______________. 2003. Metode Penelitian. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. _______________. 2004. Penyusunan Skala Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Psikologi.
Cetakan
VI.
Asrori, Adib. 2009. Terapi Kognitif Perilaku Untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial. Tesis, Magister Profesi Psikologi UGM. Yogyakarta: tidak diterbitkan diunduh pada tanggal 27 Agustus 2013 http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Penelitian Detail&act=view&typ=html&buku_id=44265&obyek_id=4 As’ad, Moh. 2001. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Azwar, Syaifudin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______________. 2007. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______________. 2008. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Calhoun dan Acocella. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian Diri dan Hubungan Kemanusiaan, alih bahasa oleh R.S. Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press. Chusway, Barry. 2002. Human Resource Management. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Corey, Gerald. 2005. Theory and Practice of Counseling adn Psychotherapy, seven edition. Belmont: Thomson Learning. Dahlan, Sopiyudin M. 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Merdeka. Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak kekerasan dan Pekerja Migran. 2011. Buku Pendoman Penanganan Korban Tindak Kekerasan. Semarang : tidak diterbitkan.
89
90
Gravetter, Frederick J dan Forzano, Lori-Ann B. 2012. Research Methods for The Behavioral Sciences, 4th Edition. Belmont: Wadsworth. Gunarsa, Sigit. 1981. Teknik Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT.Rienika Iriani, Niken dan Sugiyanto. 1995. Pengaruh pelatihan asertivitas terhadap peningkatan harga diri. Jurnal Berkala Penelitian Pasca Sarjana 1995 VIII (3). Diunduh pada tanggal 17 Januari 2011 http://ilib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=6357 Kurniawan, Tirta. 2010. Stress pada Calon TKW yang akan Bekerja di Luar Negeri ditinjau dari Self-Regulation. Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, UNIKA. Semarang : tidak diterbitkan. Latipun. 2008. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Malang. Laura, Gina Ardika dan Syifa’ar Ratna. 2006. Asertivitas Wanita Jawa Ditinjau dari Pendidikan, Usia dan Status Pekerjaan. Jurnal Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Diunduh di http://psychology.uii.ac.id/images/stories/naskah-publikasi02320100.pdf Novianti, Made Christina dan Tjalla, Awaluddin. 2008. Perilaku Asertif Pada Remaja Awal. Jurnal Universitas Gunadarma. Depok; tidak diterbitkan. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2011 tentang Pemeriksaan Kesehatan dan Psikologi Calon Tenaga Kerja Indonesia. Permenakertrans No. PER.23/MEN/IX/2009 tentang Diklat dan Pelatihan Calon Tenaga kerja Indonesia yang Bekerja di Luar Negeri. Rahayu, Iin Tri, dan Ardani, Tristiadi. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia Publishing. Rahayu, Novika Ludi. 2009. Pengembangan Paket Pelatihan Asertivitas Siswa SMA Negeri 2 Blitar (Panduan untuk Konselor). Skripsi, Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Malang : tidak diterbitkan. Rakos, R.R. 1991. Assertive Behavior ; Theory, Research, & Training. New York : Routledge, Chapman, & Hall Inc. Restiningrum, Trias. 2012. Peningkatan Rasa Percaya Diri Melalui Pelatihan Asertivitas Dengan Metode Permainan Pada Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Yogyakarta Tahun 2011/2012. Skripsi, Jurusan Psikologi Universitas . Yogyakarta: tidak diterbitkan.
91
Seniati, Liche, dkk. 2005. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Sipayung, Mariaty. 2007. Pengaruh Pelatihan Asertivitas Terhadap Peningkatan Harga Diri. Jurnal Pendidikan Matemetika dan Sains Volume 2 (I) 2007 hal:33-37 ISSN: 1907-7157. Medan: Universitas Negeri Medan. Spiegler, Michael D, and Guevremont, David C. 2003. Contemporary Behavior Therapy, fourth edition. Belmont: Thomson Learning. Sugiyo, dkk. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang: UPT UNNES Press. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja Indonesia Pasal 1. Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. www.bps.go.id www.kampungTKI.com www.migrantcare.com
92
LAMPIRAN 1 SKALA PRETEST ASERTIVITAS
93
SKALA PSIKOLOGI
oleh UMMI KULSUM 1550408070
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
94
Semarang, Mei 2013 Salam Hormat, Perkenankan saya Nama Jurusan/Fakultas Perguruan Tinggi
: Ummi Kulsum : Psikologi / Ilmu Pendidikan : Universitas Negeri Semarang
Meminta bantuan sudara untuk menjadi responden penelitian dalam rangka penyusunan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Mengingat pentingnya data tersebut maka saya berharap Saudara bersedia mengisi angket ini dengan sebenar-benarnya sesuai dengan keadaan Saudara, saya menjamin kerahasiaan identitas dan data saudara. Hasil jawaban saudara akan menjadi dasar bahwa saudara berhak atau tidak mengikuti pelatihan life skill yang saya adakan. Petunjuk Pengisian : 1. Tulislah identitas Saudara dengan lengkap pada kolom yang telah disediakan 2. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama 3. Kemudian berikan jawaban Saudara dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang tersedia SS = bila Saudara Sangat Setuju dengan pernyataan SR = bila Saudara Setuju dengan pernyataan TS = bila Saudara Tidak Setuju dengan pernyataan STS = bila Saudara Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan Contoh menjawab pernyataan : No PERNYATAAN 1. Saya bangga menjadi TKW
SS √
S
TS
STS
4. Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang salah. Untuk itu pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan Saudara Untuk kesediaan dan kerjasamanya Saya ucapkan banyak terima kasih. ”SELAMAT MENGERJAKAN!!”
95 IDENTITAS DIRI Nam
: .............................................................................................................
Tempat/tgl lahir
: .............................................................................................................
Alamat Negara Tujuan
: ............................................................................................................ : .............................................................................................................
Lama di penampungan : .............................................................................................................
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pernyataan Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang dilakukan orang lain kepada saya Saya berani berkata “tidak”, jika orang lain meminta sesuatu hal yang tidak sesuai dengan pendapat saya Saya terbiasa memaksakan pendapat terhadap orang lain Sewaktu susah, saya dapat menceritakannya kepada orang yang saya percaya Saya tidak terbiasa memberikan ucapan selamat kepada orang lain yang berhasil melakukan tugasnya Saya berusaha memenuhi permintaan orang lain semampu saya Saya dapat menjelaskan keinginan yang ingin saya capai Apabila seseorang lupa mengembalikan barang yang ia pinjam, saya merasa sungkan untuk mengingatkannya Sewaktu saya mengutarakan kemarahan, saya tidak akan menyalahkan orang lain Kebahagiaan merupakan hal yang tidak perlu diceritakan kepada orang lain Saya memberikan ucapan selamat dengan senang hati, kepada orang yang berhasil melakukan tugasnya Orang yang menyanggah pendapat saya berarti menyerang saya Saya mengalami kesulitan memilih kata-kata untuk mengungkapkan pendapat saya
SS
S
TS
STS
96
14
15
16
17
18 19 20 21 22 23 24 25 26
27
28 29 30 31
Saya mengingatkan teman dengan senang hati, apabila ia lupa mengembalikan barang yang dipinjamnya Apabila orang lain menyerobot antrian saya, saya tidak berani mengingatkan padahal dalam hati menggerutu Saya percaya apabila saya menceritakan perasaan gembira yang saya rasakan juga akan membuat orang lain merasakan kegembiraan saya Jika saya bertemu dengan orang baru, saya menunggu orang tersebut untuk memperkenalkan dirinya Jika ada masalah dengan teman, saya dapat mengutarakan pendapat pribadi yang saya yakini tanpa meremehkan orang lain Saya dapat mengemukakan pendapat atau ide secara apa adanya Saya membiarkan saja seseorang yang melakukan kesalahan Ketika orang lain marah pada saya, saya menghadapi dengan tenang Saya terbiasa menyimpan masalah saya sendiri Saya merasa senang jika orang lain memuji usaha yang telah saya lakukan Saya berani menatap mata lawan bicara saat sedang berdiskusi Orang yang mengkritik saya berarti merendahkan saya Saya mampu menjelaskan alasan kenapa saya tidak bisa memenuhi permintaan teman Apabila saya merasa terganggu dengan perkataan orang lain saya akan memberitahukannya dengan jujur tanpa harus menyinggung perasaannya. Setelah melampiaskan kemarahan pada orang lain saya akan merasa lega Dengan menceritakan kegembiraan saya kepada orang lain, akan menambah kegembiraan yang saya rasakan Saya enggan untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan Saya menunduk ketika sedang berbicara dengan orang baru
97
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Saya dapat mengutarakan pendapat dengan jujur dan nyaman Saya akan menyampaikan inti persoalan secara lugas Apabila terjadi perselisihan, saya tidak akan memojokkan orang lain Saya takut orang mengira saya pamer ketika saya menceritakan kebahagiaan saya Saya merasa bangga jika orang lain menghargai usaha saya untuk melakukan suatu pekerjaan Ketika merasa tersesat saya akan berhenti dan menanyakan arah kepada orang lain Saya sulit untuk menyampaikan pendapat saya kepada orang lain Saya menolak ajakan teman dengan baik ketika saya banyak pekerjaan Saya lebih senang menyimpan ide saya dalam hati dari pada mengutarakannya Saya menegur orang yang menyerobot antrian saya Saya memilih diam ketika seseorang berlaku curang terhadap saya Saya senang memberikan pujian kepada teman ketika pekerjaannya bagus Saya takut ketika harus bertanya kepada orang asing di tempat yang tidak saya kenal Saya mampu memberikan pendapat saya secara terbuka saat tidak sepaham dengan orang lain Saya merasa tersinggung, apabila orang lain menolak permintaan saya Saya tidak nyaman untuk memuji orang lain secara terang terangan Ketika saya marah dan kesal, saya mampu mengatakannya dengan mudah dan tenang Saya merasa takut tidak disukai ketika menolak meminjamkan uang kepada teman Saya suka memendam rasa kesal saya kepada orang lain
98
LAMPIRAN 2 SKALA POSTTEST ASERTIVITAS UNTUK KELOMPOK EKSPERIMEN
99
SKALA PSIKOLOGI
oleh UMMI KULSUM 1550408070
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
100
Semarang, Mei 2013 Salam Hormat, Perkenankan saya Nama Jurusan/Fakultas Perguruan Tinggi
: Ummi Kulsum : Psikologi / Ilmu Pendidikan : Universitas Negeri Semarang
Meminta bantuan sudara untuk menjadi responden penelitian dalam rangka penyusunan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Mengingat pentingnya data tersebut maka saya berharap Saudara bersedia mengisi angket ini dengan sebenar-benarnya sesuai dengan keadaan Saudara, saya menjamin kerahasiaan identitas dan data saudara. Hasil jawaban saudara akan menjadi dasar bahwa saudara berhak atau tidak mengikuti pelatihan life skill yang saya adakan. Petunjuk Pengisian : 5. Tulislah identitas Saudara dengan lengkap pada kolom yang telah disediakan 6. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama 7. Kemudian berikan jawaban Saudara dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang tersedia SS = bila Saudara Sangat Setuju dengan pernyataan SR = bila Saudara Setuju dengan pernyataan TS = bila Saudara Tidak Setuju dengan pernyataan STS = bila Saudara Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan Contoh menjawab pernyataan : No PERNYATAAN 1. Saya bangga menjadi TKW
SS √
S
TS
STS
8. Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang salah. Untuk itu pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan Saudara Untuk kesediaan dan kerjasamanya Saya ucapkan banyak terima kasih. ”SELAMAT MENGERJAKAN!!”
101 IDENTITAS DIRI Nam
: .............................................................................................................
Tempat/tgl lahir
: .............................................................................................................
Alamat Negara Tujuan
: ............................................................................................................ : .............................................................................................................
Lama di penampungan : .............................................................................................................
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pernyataan Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang dilakukan orang lain kepada saya Saya berani berkata “tidak”, jika orang lain meminta sesuatu hal yang tidak sesuai dengan pendapat saya Saya terbiasa memaksakan pendapat terhadap orang lain Sewaktu susah, saya dapat menceritakannya kepada orang yang saya percaya Saya tidak terbiasa memberikan ucapan selamat kepada orang lain yang berhasil melakukan tugasnya Saya berusaha memenuhi permintaan orang lain semampu saya Saya dapat menjelaskan keinginan yang ingin saya capai Apabila seseorang lupa mengembalikan barang yang ia pinjam, saya merasa sungkan untuk mengingatkannya Sewaktu saya mengutarakan kemarahan, saya tidak akan menyalahkan orang lain Kebahagiaan merupakan hal yang tidak perlu diceritakan kepada orang lain Saya memberikan ucapan selamat dengan senang hati, kepada orang yang berhasil melakukan tugasnya Orang yang menyanggah pendapat saya berarti menyerang saya Saya mengalami kesulitan memilih kata-kata untuk mengungkapkan pendapat saya
SS
S
TS
STS
102
14
15
16
17
18 19 20 21 22 23 24 25 26
27
28 29 30 31
Saya mengingatkan teman dengan senang hati, apabila ia lupa mengembalikan barang yang dipinjamnya Apabila orang lain menyerobot antrian saya, saya tidak berani mengingatkan padahal dalam hati menggerutu Saya percaya apabila saya menceritakan perasaan gembira yang saya rasakan juga akan membuat orang lain merasakan kegembiraan saya Jika saya bertemu dengan orang baru, saya menunggu orang tersebut untuk memperkenalkan dirinya Jika ada masalah dengan teman, saya dapat mengutarakan pendapat pribadi yang saya yakini tanpa meremehkan orang lain Saya dapat mengemukakan pendapat atau ide secara apa adanya Saya membiarkan saja seseorang yang melakukan kesalahan Ketika orang lain marah pada saya, saya menghadapi dengan tenang Saya terbiasa menyimpan masalah saya sendiri Saya merasa senang jika orang lain memuji usaha yang telah saya lakukan Saya berani menatap mata lawan bicara saat sedang berdiskusi Orang yang mengkritik saya berarti merendahkan saya Saya mampu menjelaskan alasan kenapa saya tidak bisa memenuhi permintaan teman Apabila saya merasa terganggu dengan perkataan orang lain saya akan memberitahukannya dengan jujur tanpa harus menyinggung perasaannya. Setelah melampiaskan kemarahan pada orang lain saya akan merasa lega Dengan menceritakan kegembiraan saya kepada orang lain, akan menambah kegembiraan yang saya rasakan Saya enggan untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan Saya menunduk ketika sedang berbicara dengan orang baru
103
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Saya dapat mengutarakan pendapat dengan jujur dan nyaman Saya akan menyampaikan inti persoalan secara lugas Apabila terjadi perselisihan, saya tidak akan memojokkan orang lain Saya takut orang mengira saya pamer ketika saya menceritakan kebahagiaan saya Saya merasa bangga jika orang lain menghargai usaha saya untuk melakukan suatu pekerjaan Ketika merasa tersesat saya akan berhenti dan menanyakan arah kepada orang lain Saya sulit untuk menyampaikan pendapat saya kepada orang lain Saya menolak ajakan teman dengan baik ketika saya banyak pekerjaan Saya lebih senang menyimpan ide saya dalam hati dari pada mengutarakannya Saya menegur orang yang menyerobot antrian saya Saya memilih diam ketika seseorang berlaku curang terhadap saya Saya senang memberikan pujian kepada teman ketika pekerjaannya bagus Saya takut ketika harus bertanya kepada orang asing di tempat yang tidak saya kenal Saya mampu memberikan pendapat saya secara terbuka saat tidak sepaham dengan orang lain Saya merasa tersinggung, apabila orang lain menolak permintaan saya Saya tidak nyaman untuk memuji orang lain secara terang terangan Ketika saya marah dan kesal, saya mampu mengatakannya dengan mudah dan tenang Saya merasa takut tidak disukai ketika menolak meminjamkan uang kepada teman Saya suka memendam rasa kesal saya kepada orang lain Pelatihan yang telah diberikan mempengaruhi jawaban-jawaban saya
Ya
Tidak
104
LAMPIRAN 3 TABULASI TRY OUT SKALA ASERTIVITAS
105
No Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
TO1 TO2 TO3 TO4 TO5 TO6 TO7 TO8 TO9 TO10 TO11 TO12 TO13 TO14 TO15 TO16 TO17 TO18 TO19 TO20 TO21 TO22 TO23 TO24 TO25 TO26 TO27 TO28 TO29 TO30 TO31 TO32 TO33 TO34 TO35 TO36 TO37 TO38 TO39 TO40 TO41 TO42 TO43 TO44 TO45 TO46 TO47 TO48 TO49 TO50
Nomer Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 4 3 3 3 2 4 3 1 1 4 3 4 1 2 3 3 1 4 4 2 3 4 4 1 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 1 4 2 3 1 2 3 4 4 2 1 1 4 3 4 4 2 4 2 1 4 4 2 2 4 3 3 2 1 2 4 2 4 2 4 3 4 3 1 3 4 3 1 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 4 2 3 3 2 4 2 4 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 4 2 2 3 4 4 2 4 1 4 4 3 1 1 3 2 1 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 1 4 1 4 3 3 3 2 4 2 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 1 3 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 1 4 4 3 1 4 4 4 1 3 1 3 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 1 4 2 4 1 4 3 4 3 2 4 2 4 3 3 4 1 2 3 2 1 2 3 4 4 4 1 2 2 4 3 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 1 3 3 1 3 4 4 2 2 3 4 3 3 2 4 1 2 2 3 2 4 2 3 2 4 4 3 4 3 3 2 2 2 4 4 3 2 3 4 3 1 2 2 3 3 3 3 1 2 2 4 2 2 3 2 4 4 2 4 4 3 4 3 1 3 1 3 3 4 1 3 3 4 1 1 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 1 3 3 4 1 3 2 3 3 3 4 4 2 4 2 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 1 2 4 2 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 1 2 3 4 4 3 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 1 4 3 4 2 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 2 1 4 4 4 1 4 2 4 2 2 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 2 4 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 1 3 4 4 4 1 4 3 4 2 4 3 2 1 4 3 4 1 4 1 2 3 4 2 4 2 4 1 4 3 4 2 4 1 2 1 4 1 4 1 4 3 3 1 4 4 4 2 3 2 4 1 3 1 4 3 2 1 4 4 4 3 2 1 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 1 4 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 1 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 1 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 1 2 3 4 4 2 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 2 4 3 1 4 3 4 2 2 2 2 1 3 3 1 4 3 2 2 3 3 4 4 4 2 4 2 2 4 2 3 2 4 4 4 1 2 3 3 3 4 4 2 3 4 2 1 2 2 4 3 1 4 4 1 2 2 1 2 4 3 3 1 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 4 1 1 4 2 3 4 1 4 1 4 1 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 1 4 4 3 1 3 1 1 4 3 4 1 2 4 4 3 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 2 2 3 4 1 4 3 4 4 2 3 4 4 4 1 1 4 3 4 4 2 4 1 3 4 4 3 4 4 4 1 1 2 3 4 2 2 1 4 2 4 4 1 4 2 3 4 4 2 2 4 4 2 3 1 3 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 2 3 3 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 2 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 1 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 1 4 3 2 3 2 1 2 3 2 3 4 4 2 3 1 3 4 3 4 4 4 3 2 3 1 4 2 4 1 4 4 4 4 1 3 3 2 3 4 1 2 3
106
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
TO51 TO52 TO53 TO54 TO55 TO56 TO57 TO58 TO59 TO60 TO61 TO62 TO63 TO64 TO65 TO66 TO67 TO68 TO69 TO70 TO71 TO72 TO73 TO74 TO75 TO76 TO77 TO78 TO79 TO80 TO81 TO82 TO83 TO84 TO85 TO86 TO87 TO88 TO89 TO90 TO91 TO92 TO93 TO94 TO95 TO96 TO97 TO98 TO99 TO100 TO101
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4
2 4 1 2 4 1 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 2 1 4 4 1 1 2 4 3 2 3 3 1 3 1 3 1 1 4 3 4 2 4 1 3 4 3 3 2 3
2 2 2 4 2 3 3 3 4 3 2 2 4 1 1 2 2 3 4 2 2 4 2 4 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 1 4 2 3 2 3 3 4 4 2 2 2
3 2 4 4 2 4 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 1 2 2 1 1 3 1 3 3 4 4 3 2 3 3 1 4 4 2 2 2 2 4 3 3 1 2 4 1 3 3 2 2 1 4
1 1 3 4 4 3 2 1 2 3 2 2 1 4 3 2 3 2 1 3 1 2 4 3 2 1 4 3 1 2 2 4 1 2 2 4 4 4 1 2 4 4 2 2 2 3 2 1 3 2 2
3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 3 2 4 3 3 2 4 3 1 4 1 2 1 2 2 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 1 2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 2 4
4 2 4 1 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 4 1 2 2 4 1 2 4 1 4 2 1 3 3 1 3 3 3 2 3 1 2 1 3 1 3 2 1 1 4 1 2 1 1
2 2 3 3 2 2 1 4 2 4 2 2 3 3 1 1 2 2 4 4 3 2 4 1 2 4 4 1 1 1 4 2 1 4 2 3 2 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 4
3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 4 3 3 4 4 1 4 2 2 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 1 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4
4 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 2 3 1 3 2 1 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 4 4 1 3 4 2 4
2 4 2 3 1 1 3 1 4 3 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 1 1 3 3 4 4 1 3 2 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3
4 1 2 2 4 1 2 1 4 2 1 3 4 4 4 1 4 3 4 3 4 1 2 4 4 1 4 3 4 2 1 4 2 2 3 3 2 4 2 4 4 1 3 1 4 4 1 3 4 4 2
1 2 4 3 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 1 2 2 3 1 1 1 3 3 3 3 1 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 1 4 1 1 2 2 3 3 1
2 4 4 2 4 3 3 4 4 3 2 2 1 2 4 1 2 1 2 3 4 2 4 3 2 4 4 3 1 3 2 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4
3 2 2 4 2 3 4 3 1 1 2 1 3 2 2 2 1 1 2 1 2 3 3 2 3 4 1 3 2 3 3 1 2 3 3 1 1 3 4 3 3 1 1 3 4 3 3 3 2 2 4
2 4 4 2 4 1 3 1 2 3 1 2 1 3 4 1 2 1 3 3 1 1 2 1 4 1 1 2 2 2 2 4 3 1 3 3 2 2 1 4 3 4 2 1 4 4 4 4 2 3 1
1 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 4 3 4 4 3 3 3 1 1 3 3 4 2 1 3 2 3 2 3 4 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4
1 2 3 3 3 3 3 4 3 1 1 1 3 3 3 3 1 3 3 1 1 4 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 3 4 4 1 1 3 1 3 3 1 2 4 1 3 2 3 2 3 3
2 4 1 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 2
1 4 4 2 2 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
107
Nomer Aitem 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4 2 4 4 2 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 1 3 4 3 1 3 1 3 4 4 2 4 3 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 1 3 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 3 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 1 4 2 3 1 3 2 4 3 2 1 2 3 2 3 2 4 1 4 1 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 1 4 4 4 4 2 4 1 3 3 3 4 1 3 4 2 4 3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 3 1 3 3 3 4 3 3 4 2 4 1 4 3 4 4 4 2 4 3 3 1 4 1 4 3 2 3 2 4 4 4 1 4 1 4 4 2 3 4 2 2 4 3 3 3 2 4 4 1 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 2 1 2 4 2 4 2 1 3 2 1 3 3 4 1 2 1 1 4 4 4 2 4 2 4 3 4 2 4 2 2 2 4 1 4 4 4 1 3 3 3 3 2 4 1 4 4 2 3 4 4 3 4 4 2 4 2 2 4 3 2 4 4 2 2 2 4 2 1 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 3 1 2 3 4 3 2 1 4 2 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 2 4 4 1 2 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 2 3 4 4 2 2 4 3 3 2 4 2 3 3 2 2 4 3 2 3 3 1 3 3 4 1 2 2 2 3 2 3 1 4 4 2 4 2 3 3 3 3 2 4 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 4 1 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 4 3 4 1 4 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 3 2 1 2 1 2 4 4 3 1 1 4 2 2 2 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 1 4 4 4 4 2 2 4 4 3 2 4 2 3 1 4 4 3 3 3 2 4 2 4 4 3 3 2 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 1 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 4 1 4 3 2 2 3 2 2 4 2 1 1 3 1 4 4 1 1 4 4 2 3 2 4 3 4 1 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 1 4 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 3 2 3 4 2 2 4 1 3 2 4 2 4 3 4 2 4 3 2 3 4 2 4 4 4 1 3 2 4 4 2 2 4 4 4 1 3 4 4 3 4 1 4 1 1 1 4 3 4 3 4 1 4 2 2 2 4 4 4 4 1 3 3 4 4 3 2 3 2 2 2 3 4 3 4 2 3 1 4 2 2 2 3 4 2 4 2 2 1 4 3 1 4 1 4 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 4 1 2 1 2 1 2 2 3 4 1 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 1 2 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 1 2 3 2 4 3 3 4 3 3 2 2 4 4 2 2 2 3 2 3 2 4 3 4 3 2 2 2 3 2 1 3 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 3 4 2 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 1 4 2 4 4 4 1 3 2 2 2 2 1 3 3 3 2 2 3 4 1 3 2 1 4 4 2 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 2 2 4 4 2 3 4 2 4 2 3 3 4 1 2 4 4 4 4 2 1 2 2 3 4 1 1 3 1 2 2 4 1 2 1 1 2 2 4 3 4 4 1 2 2 4 3 2 4 4 4 1 1 2 4 2 1 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 2 3 4 1 2 3 4 2 1 4 4 4 1 4 4 2 4 2 4 4 1 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 2 4 2 2 4 4 3 2 4 2 2 2 4 4 1 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 4 2 2 1 3 2 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2 2 4 3 4 2 1 3 3 1 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 1 2 4 2 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 1 4 4 2 4 1 4 4 3 1 4 3 1 4 1 4 2 3 2 4 4 3 1 2 4 4 4 4 4 3 4 1 3 3 4 3 3 2 4 3 2 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 2 2 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 1 1 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2 4 4 3 4 3 2 4 4 2 3 2 3 4 3 4 3 2 4 2
108
4 4 2 3 4 1 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 2 4 2 4 4 3 2 2 3 4 1 1 3 3 4 1 1 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4
1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 1 3 3 4 3 3 1 3 4 3 1 2 1 1 3 3 2 3 2 1 4 2 3 3 2 1
4 3 2 2 4 4 4 3 4 2 2 2 4 2 4 1 3 2 2 2 3 2 3 2 4 4 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 2 2 2 1
3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 1 4 3 1 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3
3 2 3 2 4 4 4 2 3 4 3 4 2 2 4 2 4 2 2 3 4 1 2 4 2 3 4 2 2 3 3 2 1 4 4 2 4 4 2 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 2 4
3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 1 4 3 3 4 3 3 2 4 3 1 3 3 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4
4 2 2 1 1 4 2 1 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 4 2 3 2 2 1 4 3 4 1 3 2 2 4 1 2 4 4 2 3 1 2 2 4 2 4 3 4 3 2 2 2 2
4 3 2 4 3 1 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 1 2 4 2 3 2 4 3 4 1 1 3 4 3 3 4 4 1 2 1 3 2 1 1 3 1 1 1 1 3 4 3 4 3 3
2 2 1 2 4 1 3 2 2 3 3 1 1 2 4 2 2 2 4 2 4 1 4 4 2 4 4 2 3 2 2 4 1 4 3 2 3 2 1 2 3 3 2 1 4 4 4 3 3 3 2
1 2 2 3 1 3 4 4 1 1 1 4 1 2 1 1 1 2 2 2 1 3 3 3 1 4 4 2 3 3 2 1 3 4 2 2 2 4 4 1 2 4 2 4 2 4 3 1 3 3 3
4 2 4 3 2 4 3 4 3 3 2 2 4 2 4 1 3 2 2 2 3 2 4 3 2 4 4 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 1 2 4 1 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 4 4 3 1 4 3 2 4 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 4 1 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4
4 2 3 2 4 3 4 1 2 3 1 3 3 2 2 1 1 2 1 3 4 2 3 3 3 1 4 2 1 4 3 3 2 3 3 3 3 1 2 1 3 1 2 2 1 3 2 2 3 1 3
1 4 3 4 4 1 4 4 4 4 1 2 1 1 2 2 2 1 2 4 4 2 4 3 2 4 4 3 2 3 3 2 2 4 2 4 2 3 2 2 2 1 4 2 4 2 4 2 2 3 4
2 2 1 4 2 1 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 2 1 2 3 1 4 2 4 4 4 4 3 3 2 3 4 1 4 3 2 2 1 2 3 3 3 3 1 4 3 1 3 2 2 4
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3
2 2 3 2 2 4 4 2 4 4 2 2 2 3 1 2 2 2 4 3 2 1 3 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 4 4 4 4 2 1 3 3 2 2
4 2 3 1 1 4 2 4 2 1 3 2 3 2 3 3 3 4 1 2 1 3 3 2 3 1 4 3 2 4 2 3 4 4 3 4 4 2 4 3 3 1 2 2 2 3 1 3 3 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 1 2 2 3 4 4 2 2 3 1 4 4 3 2 2 2 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 1 3 1 2
4 4 4 4 4 4 2 1 3 3 4 3 4 4 4 1 1 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 1 4 4 3 1 3 4 2 4 1 4 3 4 4
4 1 2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 2 1 2 4 3 2 4 3 4 3 3 3 1 4 4 3 3 4 3 1 2 2 2 2 3 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 1 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
1 1 1 2 1 2 1 4 2 4 2 2 2 1 1 1 2 4 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 4
3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 2 1 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4
4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2
109
Nomer Aitem 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 3 3 2 2 1 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 1 2 4 4 4 3 2 4 1 4 1 1 3 2 1 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 3 1 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 1 3 2 1 2 3 3 3 3 1 3 1 4 3 2 3 1 3 2 2 2 4 2 4 1 4 2 3 3 2 3 4 4 1 4 2 4 2 2 4 3 4 4 4 3 3 2 4 1 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 1 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 1 1 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 1 3 2 3 4 4 3 4 1 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 2 3 1 3 4 1 4 2 4 4 3 4 3 1 1 4 4 4 1 2 4 1 4 2 4 1 2 3 3 1 3 2 4 4 2 4 1 3 1 4 2 4 1 4 3 4 1 4 2 4 2 4 3 3 1 3 4 4 4 1 3 2 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 1 2 2 4 2 4 3 1 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 1 2 2 2 4 3 1 2 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 1 3 3 1 3 4 4 2 3 3 2 2 3 1 2 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 4 1 4 1 4 2 4 3 3 3 3 1 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 2 3 1 2 4 2 1 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 2 3 3 1 2 3 2 4 4 3 4 3 2 4 2 1 3 3 3 1 4 4 4 2 3 2 4 1 3 2 2 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 3 2 4 2 3 1 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 3 3 1 2 1 1 3 1 1 2 1 3 1 1 2 1 2 3 4 3 3 2 4 2 1 4 4 3 2 3 1 1 3 4 3 3 3 3 2 4 1 1 4 2 2 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 1 3 1 2 4 4 1 4 3 4 3 2 3 3 4 1 1 2 3 2 1 3 1 2 3 3 4 2 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 1 3 3 2 4 3 2 3 2 1 2 1 3 1 4 3 1 4 3 1 1 4 2 4 1 3 1 4 3 4 1 3 1 2 2 1 4 3 4 2 3 4 3 2 1 4 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 1 1 2 1 4 1 4 2 1 2 1 2 1 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 1 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 3 4 4 4 2 1 2 3 3 3 3 4 3 2 1 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 2 4 3 2 4 2 3 3 4 2 3 1 4 3 4 2 3 4 3 3 2 2 4 1 2 4 3 4 3 2 4 4 4 2 3 2 4 1 3 2 1 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 1 1 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 1 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 1 4 2 2 1 2 4 1 4 4 3 3 1 4 3 4 4 3 3 3 1 4 2 4 3 2 3 4 2 1 4 3 3 1 1 3 4 4 4 1 4 4 1 3 4 2 3 3 3 4 1 4 2 1 4 3 4 3 4 1 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 1 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 1 4 3 3 4 4 3 1 3 2 2 3 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 1 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 3 2 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 2 3 4 2 2 2 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 1 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 3 4 2 1 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 1 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 2 4 2 3 1 4 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 2 1 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 2 4 1 3 2 3 3 4 3 4 3 2 1 2 4 3 2 3 2 3 4 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 3
Total 220 222 195 228 202 183 218 222 231 229 202 206 216 191 203 198 198 210 220 207 251 222 206 195 225 181 220 202 195 174 214 203 204 217 229 197 218 184 206 218 215 234 218 214 213 247 214 222 219 213
110
4 3 3 1 4 1 3 1 3 1 2 3 3 4 3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3
2 4 1 2 4 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 2 3 2 4 3 4 2 2 1 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2 2 2
4 2 3 3 2 1 3 4 4 1 2 1 3 3 1 3 1 4 1 1 1 4 4 2 4 1 1 3 2 3 2 3 2 4 3 2 3 1 3 1 3 1 2 1 1 3 1 1 3 3 2
1 4 3 3 2 4 3 1 2 3 2 4 1 2 4 1 2 1 4 3 1 1 1 3 2 4 4 3 2 2 4 1 3 1 3 3 3 1 1 4 2 4 2 4 4 4 3 3 2 3 1
3 1 2 3 3 4 3 4 3 2 1 3 4 2 1 3 1 3 1 1 1 4 3 2 4 1 4 2 3 4 1 4 2 4 2 2 2 1 4 3 3 2 2 4 2 3 3 2 2 3 3
2 3 3 4 4 1 4 4 4 4 1 4 2 3 2 2 2 2 1 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 3 2 4 1 2 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3
3 2 3 3 4 1 4 1 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 4 3 1 4 2 1 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 1 3 3 2
2 4 2 4 4 2 3 1 4 4 2 2 1 3 3 4 3 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 2
4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 1 4 3 2 2 4 4 3 3 1 1 3 2 4 3 3 4 1 3 3 3 1 1 3 4 1 3 3 4 4 3 1 3 3 4
1 4 1 3 4 1 3 2 4 2 2 4 1 2 1 1 2 2 1 2 3 1 2 3 3 3 1 2 3 2 3 2 1 2 3 2 2 1 3 2 3 3 3 1 1 2 1 1 2 2 2
3 4 4 2 4 1 3 1 4 3 3 3 3 2 3 1 3 4 2 1 2 4 4 3 3 2 1 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 1 2 2 2 1 3 2 1 3 4 1 3 4 2
2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 3 1 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 1 2 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 1 4 4 3 3 3 1 3 2 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 2 3 3
1 3 2 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 1 4 1 4 2 3 2 3 3 2 3 4 1 4 2 4 3 3 2 3 2 3 4 1 3 3 3 3 2 4 2 4 4 2 4 4 4
2 2 2 3 4 4 3 4 3 2 2 2 4 2 1 1 3 2 1 2 4 2 3 2 2 4 4 2 2 3 2 2 1 4 3 2 4 3 1 2 3 3 2 3 3 4 4 2 3 2 2
2 4 4 3 4 1 3 1 3 4 4 3 3 4 4 3 1 3 4 3 3 4 3 2 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3
2 2 2 3 2 1 1 1 3 4 2 2 1 1 3 1 2 1 2 3 1 4 3 2 3 4 1 3 1 2 3 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 4 2 1 3 2 1 1 2 3 2
3 4 2 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 1 4 4 3 4 3 4 3
2 2 4 4 2 4 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 4 1 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 1 2 4 2 2 3 4 2 4 3 3 1 2 2 2 2
4 4 3 2 2 1 4 4 3 3 3 3 1 3 1 1 1 4 2 4 1 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 2 1 4 3 3 2 1 3 2 4 2 3 1 3 1
3 4 2 3 4 1 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 3 3
4 2 4 1 4 3 4 1 1 3 3 3 2 1 2 2 1 4 2 1 2 3 3 3 4 1 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 3 3 2 1 3 1 2 2 1 4 2 1 3 3 2
197 217 208 209 231 200 234 202 222 214 183 197 202 190 204 176 169 192 200 197 199 196 218 215 211 205 235 211 196 220 204 199 183 213 218 198 206 191 179 206 224 205 193 213 210 246 210 193 206 198 207
111
LAMPIRAN 4 VALIDITAS DAN RELIABILITAS TRY OUT SKALA ASERTIVITAS
112
Correlations Total VAR00001 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.216* .030 101 .074 .459 101 .126 .209 101 .168 .093 101 .209* .036 101 .205* .039 101 .281** .004 101 .158 .114 101 -.084 .402 101 .402** .000 101 .458** .000 101
113
VAR00012 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00013 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00014 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00015 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00016 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00017 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00018 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00019 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00020 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00021 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00022 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00023 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.160 .110 101 .186 .063 101 -.094 .352 101 .341** .000 101 .276** .005 101 .305** .002 101 .213* .032 101 .363** .000 101 .165 .099 101 .151 .132 101 .256** .010 101 .186 .063 101
114
VAR00024 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00025 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00026 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00027 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00028 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00029 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00030 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00031 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00032 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00033 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00034 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00035 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.382** .000 101 .280** .005 101 .240* .015 101 .271** .006 101 .150 .135 101 -.008 .940 101 .200* .045 101 .435** .000 101 .072 .474 101 .320** .001 101 .289** .003 101 .208* .037 101
115
VAR00036 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00037 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00038 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00039 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00040 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00041 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00042 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00043 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00044 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00045 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00046 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00047 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.444** .000 101 .329** .001 101 .298** .003 101 .387** .000 101 .272** .006 101 -.140 .163 101 .216* .030 101 .221* .027 101 .280** .005 101 .417** .000 101 -.155 .123 101 .290** .003 101
116
VAR00048 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00049 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00050 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00051 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00052 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00053 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00054 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00055 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00056 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00057 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00058 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00059 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.386** .000 101 .134 .183 101 .342** .000 101 .135 .178 101 .218* .028 101 .267** .007 101 .246* .013 101 .314** .001 101 .419** .000 101 .287** .004 101 .272** .006 101 .289** .003 101
117
VAR00060 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00061 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00062 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00063 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00064 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00065 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00066 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00067 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00068 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00069 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00070 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00071 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.309** .002 101 .402** .000 101 .194 .051 101 .170 .088 101 .205* .039 101 .339** .001 101 .337** .001 101 .193 .053 101 .198* .047 101 .325** .001 101 .233* .019 101 .171 .086 101
118
VAR00072 Pearson Correlation .342** Sig. (2-tailed) .000 N 101 total Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 101 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
101
100.0
Excludeda
0
.0
Total
101
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.802
50
119
LAMPIRAN 5
TABULASI PRETEST
120
No
Nomer Aitem
Subjek 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1
PRE1
4
4
3
4
1
4
2
1
4
3
4
3
3
4
3
4
1
2
2
2
1
4
4
3
2
PRE2
4
2
4
2
3
2
2
4
2
1
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
2
1
4
4
3
PRE3
4
2
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
2
1
4
PRE4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
4
4
3
1
3
3
5
PRE5
4
3
4
3
4
3
2
3
2
4
4
4
3
2
4
4
1
3
2
4
4
4
2
1
6
PRE6
4
4
4
4
4
3
4
2
2
4
4
3
2
3
3
4
4
4
4
4
4
2
2
4
7
PRE7
3
4
3
4
4
3
2
2
4
4
4
4
2
3
1
4
1
4
3
4
4
3
1
1
8
PRE8
2
3
4
3
4
2
3
4
1
1
4
4
3
3
2
3
1
3
3
4
3
4
2
1
9
PRE9
4
2
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
1
2
10 PRE10
4
2
4
2
4
2
3
1
2
3
4
4
2
4
3
4
3
2
3
3
4
3
4
4
11 PRE11
4
2
4
2
3
4
4
3
1
3
4
4
1
3
3
4
1
3
3
4
4
3
3
4
12 PRE12
4
4
4
3
1
2
2
2
2
3
3
4
3
3
3
2
3
2
2
4
3
3
1
2
13 PRE13
4
2
4
2
1
2
3
4
2
3
4
4
4
3
2
2
1
4
3
4
4
3
2
2
14 PRE14
4
2
4
3
2
4
2
3
2
3
4
3
3
2
2
2
4
3
3
3
2
3
2
3
15 PRE15
4
3
4
3
4
2
3
2
2
2
4
3
3
2
3
3
3
3
2
4
3
1
4
4
16 PRE16
4
1
4
2
4
2
4
4
4
1
4
1
3
3
4
2
4
4
1
3
4
1
4
4
17 PRE17
4
3
4
2
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
2
3
3
4
3
3
3
1
4
18 PRE18
4
2
4
3
2
3
2
3
3
1
4
4
3
3
2
4
1
3
2
3
4
3
2
2
19 PRE19
4
1
4
2
4
2
2
4
1
4
3
4
3
3
3
2
4
2
4
3
2
1
2
4
20 PRE20
4
3
4
4
4
4
4
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
21 PRE21
4
1
4
2
4
3
4
4
1
2
4
4
3
3
2
4
4
4
2
4
4
3
3
1
22 PRE22
4
4
4
2
4
3
4
1
4
3
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
23 PRE23
4
2
4
2
2
3
4
2
1
2
3
4
2
3
3
3
1
2
3
4
4
3
3
2
24 PRE24
4
2
4
4
3
4
4
1
2
1
4
3
2
3
1
2
1
4
4
1
4
1
4
4
25 PRE25
4
2
4
2
3
2
4
4
4
3
4
3
3
4
3
2
3
4
4
4
2
3
2
4
26 PRE26
4
3
4
2
4
2
4
2
2
3
3
4
3
2
3
2
4
2
4
3
2
2
2
2
27 PRE27
4
2
4
2
4
2
4
1
4
4
4
4
2
4
3
4
2
4
4
4
4
1
4
4
28 PRE28
4
4
4
2
4
2
4
4
3
1
3
4
3
4
4
2
1
4
2
4
3
3
3
4
29 PRE29
4
2
4
3
4
2
3
1
1
3
3
3
2
2
2
4
4
4
4
3
4
3
2
4
30 PRE30
4
2
4
4
4
2
4
3
1
1
4
4
3
1
4
4
3
1
1
4
4
4
3
2
31 PRE31
4
2
4
2
2
2
1
4
1
3
4
4
3
4
3
4
3
2
2
4
3
1
4
1
32 PRE32
3
2
4
4
1
2
4
3
1
3
4
4
3
3
3
2
3
4
4
4
2
2
3
2
33 PRE33
4
2
4
2
3
2
4
1
4
4
4
4
3
3
4
4
1
4
3
4
4
1
4
2
34 PRE34
4
2
4
2
4
4
3
1
2
3
4
3
2
4
3
3
3
3
3
2
2
1
4
4
35 PRE35
4
2
4
2
4
1
4
3
1
4
4
3
2
1
3
2
3
4
4
4
4
1
2
4
36 PRE36
4
3
4
2
4
3
2
2
2
4
4
4
2
4
4
4
3
3
4
4
1
2
2
4
37 PRE37
4
3
4
3
4
3
4
1
4
3
4
4
3
3
3
2
3
4
4
4
4
3
4
4
38 PRE38
4
2
4
4
4
4
4
2
4
1
2
4
3
3
4
3
4
4
4
3
4
1
2
4
39 PRE39
1
2
4
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
4
3
4
1
1
4
3
4
3
4
2
40 PRE40
4
1
4
4
4
2
2
3
3
1
3
2
2
2
4
4
1
3
3
3
2
4
4
4
41 PRE41
4
1
3
2
4
3
4
1
1
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
4
3
3
2
2
42 PRE42
4
1
4
2
4
2
4
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
2
2
3
4
4
43 PRE43
4
2
4
3
4
4
4
3
1
2
4
4
4
4
4
4
3
1
4
4
4
4
2
2
44 PRE44
4
2
4
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
2
3
3
3
4
3
3
4
1
45 PRE45
4
3
3
2
2
2
4
4
3
4
4
2
3
2
2
1
2
2
2
2
1
4
4
3
46 PRE46
4
4
4
4
4
4
4
3
1
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
3
2
1
47 PRE47
4
4
3
2
4
4
1
2
2
4
4
4
4
4
3
4
3
1
4
3
4
3
4
4
121
48 PRE48
4
1
4
2
1
2
2
3
1
4
3
4
3
2
2
3
4
4
2
4
3
3
3
2
49 PRE49
4
4
3
4
3
3
2
4
2
2
4
4
3
1
3
4
1
1
2
4
2
4
2
4
50 PRE50
4
1
3
4
3
3
4
3
1
4
4
4
3
4
1
4
1
4
2
3
4
3
3
2
51 PRE51
4
3
4
4
4
3
3
3
4
2
4
3
3
4
4
2
3
3
1
4
3
3
4
1
52 PRE52
4
2
4
2
4
4
4
1
1
4
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
1
1
2
53 PRE53
4
2
4
1
4
2
2
2
3
1
4
4
3
2
3
2
3
3
2
3
2
1
1
2
54 PRE54
2
1
4
3
3
2
3
4
1
1
4
4
3
2
3
2
3
2
4
4
4
2
4
4
55 PRE55
4
4
3
4
4
4
4
1
1
4
4
3
1
4
1
4
2
3
4
3
4
3
3
3
56 PRE56
3
1
4
3
2
2
4
1
1
1
4
2
4
4
1
3
4
4
3
4
4
4
4
3
57 PRE57
1
1
4
2
4
2
4
3
1
3
3
4
3
2
4
2
2
1
2
4
4
2
4
2
58 PRE58
1
2
4
1
4
1
2
3
1
4
2
3
4
2
3
1
3
1
1
3
1
4
1
2
59 PRE59
4
2
4
1
4
3
2
4
4
1
4
4
2
3
4
3
4
3
4
3
4
2
1
2
60 PRE60
4
4
3
4
1
2
4
4
1
3
4
3
2
2
3
3
3
4
1
4
4
3
4
4
61 PRE61
4
1
4
3
3
4
3
4
1
3
4
4
1
4
4
4
1
1
2
4
4
2
4
4
62 PRE62
4
4
2
2
2
2
4
3
1
2
2
4
1
2
3
4
3
1
2
3
3
2
1
1
63 PRE63
4
2
4
2
3
4
4
3
1
4
4
4
3
4
3
4
1
1
4
4
4
3
2
2
64 PRE64
4
2
4
3
4
3
3
2
4
3
4
4
3
2
3
3
4
2
3
3
3
3
3
4
65 PRE65
4
2
4
4
4
4
4
1
1
1
4
1
3
4
1
4
4
2
2
4
4
1
4
2
66 PRE66
4
1
4
2
3
3
4
2
4
4
3
4
3
2
3
4
4
3
4
3
4
4
1
2
67 PRE67
3
2
4
2
3
2
4
2
3
4
4
4
3
3
3
2
3
3
3
4
4
2
1
3
68 PRE68
4
4
3
2
1
2
4
3
1
4
3
4
3
2
3
4
4
2
4
3
3
4
1
2
69 PRE69
4
4
4
4
4
4
1
3
2
1
4
4
3
4
1
3
1
4
4
4
4
3
4
4
70 PRE70
4
1
4
2
4
2
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
2
3
4
4
3
3
1
71 PRE71
4
2
4
3
4
4
4
3
1
2
4
4
4
4
4
4
3
1
4
4
4
4
2
2
72 PRE72
4
2
4
2
4
4
4
4
2
4
4
3
3
3
2
2
4
4
2
4
2
1
1
4
73 PRE73
4
4
4
2
4
2
4
4
3
3
3
4
3
2
4
2
4
2
4
4
4
2
2
4
74 PRE74
2
4
4
2
4
3
2
4
4
4
4
4
4
1
4
2
4
3
1
4
3
3
1
1
75 PRE75
4
2
4
2
4
2
2
3
4
1
4
4
3
4
3
4
4
2
2
4
4
4
2
2
76 PRE76
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
2
3
4
4
4
3
3
2
77 PRE77
4
4
4
4
4
4
4
1
1
3
4
4
3
4
1
3
2
4
4
4
4
3
4
4
78 PRE78
4
3
3
3
3
3
2
1
2
3
3
3
2
2
1
4
3
2
4
3
2
4
4
4
79 PRE79
4
4
4
2
4
4
4
3
4
3
4
4
3
2
4
1
4
4
4
4
4
3
1
4
80 PRE80
4
4
4
2
4
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
4
1
2
2
81 PRE81
2
3
4
3
4
3
3
3
1
2
4
2
2
3
2
2
3
3
4
4
4
3
1
1
82 PRE82
1
1
2
2
2
4
3
4
2
3
3
2
3
2
4
3
2
4
3
4
1
4
3
3
83 PRE83
4
2
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
3
2
2
4
3
3
2
3
3
1
3
4
84 PRE84
4
2
2
2
4
2
4
2
1
2
4
4
3
3
3
4
2
1
3
4
4
2
2
2
85 PRE85
4
4
4
2
3
2
2
1
4
3
4
4
3
3
3
3
2
2
3
4
3
1
3
1
86 PRE86
4
3
4
2
4
2
2
3
4
2
4
3
3
4
4
4
1
1
4
4
3
2
2
2
87 PRE87
4
2
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
2
4
1
1
4
4
3
2
4
88 PRE88
4
2
4
2
1
2
3
3
1
2
4
4
4
2
3
2
4
1
2
4
3
1
2
3
89 PRE89
4
2
4
4
3
2
1
3
2
3
4
4
3
4
4
1
4
4
4
2
2
3
2
4
90 PRE90
4
2
4
2
4
4
4
3
1
3
4
4
3
4
3
4
1
2
2
4
1
3
1
2
91 PRE91
4
2
4
3
3
2
4
2
2
3
4
3
3
4
4
4
1
2
2
4
1
3
4
4
92 PRE92
2
2
4
2
4
1
3
4
3
3
2
4
3
3
3
2
4
2
2
4
2
2
1
1
93 PRE93
4
2
4
4
1
1
4
1
4
3
4
4
2
4
1
2
3
1
2
3
4
3
4
2
94 PRE94
4
2
4
4
3
2
2
4
2
4
2
4
4
1
3
3
4
1
3
3
1
2
2
2
95 PRE95
2
1
4
2
4
3
4
4
1
2
4
4
3
3
2
4
4
4
2
4
4
3
3
1
96 PRE96
4
3
4
1
2
4
2
3
2
3
4
4
4
2
3
1
4
2
2
3
3
1
3
2
122
Nomer Aitem
Total
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 3
2
4
3
4
1
1
4
4
4
3
4
4
3
2
1
4
1
4
3
4
3
3
4
1
3
147
4
2
4
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
3
1
3
2
3
4
3
2
4
3
1
3
3
155
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
178
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
2
4
4
3
3
4
3
3
4
2
158
4
4
4
4
4
4
3
3
2
1
4
3
4
1
1
4
1
2
4
4
2
4
4
4
3
4
156
2
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
1
3
3
2
2
3
166
4
3
4
4
4
4
4
4
4
1
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
2
3
2
4
4
4
161
4
2
3
4
1
4
4
4
3
1
4
4
1
2
2
4
1
4
2
4
2
4
3
2
3
4
143
4
3
2
4
4
4
4
4
2
3
3
1
4
3
3
3
2
3
3
4
2
4
3
3
3
1
154
4
4
4
4
3
4
1
4
3
4
1
3
2
2
3
3
1
1
3
4
3
3
3
2
4
1
148
4
2
1
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
2
4
2
3
4
4
4
4
4
1
4
4
161
4
3
2
3
1
4
3
2
2
4
2
2
4
3
3
4
2
4
4
4
2
4
4
2
4
3
144
4
4
3
4
2
4
3
4
3
1
2
3
4
3
2
4
2
3
4
3
3
4
4
3
4
3
152
4
3
2
4
4
3
4
2
3
1
3
4
3
3
4
3
1
1
3
3
2
4
4
2
4
3
145
3
4
2
2
3
4
4
3
2
3
1
4
3
3
4
4
4
3
4
2
2
2
4
2
1
3
147
4
2
2
4
2
1
3
4
2
1
4
2
4
3
2
1
2
1
3
4
4
3
4
4
3
4
145
3
3
3
4
2
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
164
4
2
4
4
2
4
3
3
2
3
1
4
4
3
4
3
3
1
4
1
1
3
4
3
1
1
139
4
1
4
4
2
4
1
2
4
1
1
4
4
1
4
3
4
3
4
4
4
4
4
1
4
4
148
4
4
3
3
1
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
2
3
4
4
3
3
4
3
3
3
170
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2
2
4
2
1
4
4
4
2
3
163
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
1
4
3
4
3
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
175
4
3
3
4
4
4
2
2
3
1
4
2
3
4
2
4
2
4
3
2
2
4
2
3
3
4
144
3
3
4
1
4
1
3
2
2
2
4
4
1
2
1
4
2
1
4
1
3
1
3
3
3
2
131
3
2
4
3
2
4
3
4
4
4
1
2
1
3
4
3
2
3
4
3
4
3
1
4
3
4
155
4
4
3
3
2
3
4
3
3
2
2
2
4
3
4
3
4
3
2
4
2
2
3
4
4
3
148
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
1
4
4
4
4
2
3
4
3
2
3
3
4
3
3
167
4
4
3
4
2
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
1
4
4
4
3
4
169
3
4
4
2
4
4
4
2
2
1
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
2
3
4
2
2
2
147
3
1
2
4
4
4
4
4
3
1
4
2
2
2
4
4
3
1
2
4
4
3
3
4
1
1
145
4
3
2
4
4
4
4
4
4
2
3
4
3
3
2
3
4
3
4
3
2
4
4
2
4
3
153
4
4
4
4
1
4
4
2
3
4
3
4
4
3
4
3
2
4
4
4
2
4
4
2
3
2
156
4
2
3
4
4
4
3
4
4
4
2
4
3
3
2
4
1
4
3
2
2
4
3
4
4
4
160
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
1
2
4
2
2
3
4
3
3
4
3
3
3
2
4
3
154
1
2
3
4
2
4
4
4
2
1
3
1
4
1
2
3
1
3
2
3
3
4
3
4
4
4
142
2
4
2
2
1
1
3
4
4
1
3
4
4
3
3
1
2
2
4
3
1
1
2
3
1
2
138
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
4
3
3
3
1
4
4
3
4
4
4
3
3
171
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
174
4
4
4
1
4
3
3
4
4
4
3
4
2
3
4
3
2
3
4
1
4
3
3
2
3
1
144
4
4
3
3
2
4
4
2
3
1
4
4
4
2
3
2
3
2
3
4
2
4
4
4
3
3
150
1
2
3
1
3
3
1
2
2
3
3
2
4
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
2
134
4
4
2
4
1
1
4
3
4
1
4
2
4
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
155
4
1
4
4
3
4
3
4
2
1
4
1
1
3
1
3
1
4
4
1
3
3
4
1
4
4
151
4
3
4
4
2
4
4
4
3
3
3
1
4
3
4
4
2
3
3
4
3
4
4
3
3
4
161
3
2
2
2
4
2
3
2
3
3
1
4
3
3
2
4
2
4
2
1
3
4
1
4
4
3
136
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
181
4
2
4
1
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
2
2
1
4
3
4
3
3
4
3
3
163
123
4
4
3
4
4
4
4
4
2
1
2
4
4
3
2
3
3
3
4
3
3
3
2
2
3
4
148
4
2
4
3
3
4
1
3
4
4
2
2
4
3
2
4
3
3
4
4
2
4
3
4
3
4
153
4
2
1
3
4
4
4
2
3
1
3
2
2
1
4
3
2
3
4
3
2
2
3
4
3
3
144
4
3
4
4
2
4
4
4
3
3
2
1
4
3
4
4
2
3
3
4
4
4
4
3
3
4
163
4
1
2
3
2
3
4
3
4
4
3
2
3
3
2
3
1
1
4
3
1
4
1
2
4
4
146
4
2
2
4
1
4
3
2
2
1
2
1
4
2
2
3
2
3
4
3
2
4
4
2
3
4
130
4
4
4
4
2
4
3
4
4
1
4
2
4
3
4
4
3
3
3
3
2
4
4
4
3
1
154
1
2
2
4
4
3
3
2
4
1
2
2
1
3
2
2
1
4
3
4
1
3
2
4
4
3
142
3
4
1
4
3
4
1
4
2
1
3
3
1
4
2
1
3
4
4
3
3
2
1
4
3
3
141
3
1
1
4
3
4
4
2
1
1
3
3
1
3
4
2
2
2
3
4
1
4
4
2
4
1
131
4
2
1
4
1
3
4
1
1
1
4
1
2
3
2
4
2
3
1
3
2
4
3
1
3
4
118
4
1
3
3
2
4
4
3
1
4
2
2
4
2
3
3
2
3
4
4
4
3
3
2
4
4
150
4
4
4
3
2
4
4
4
2
1
3
4
4
3
2
1
2
3
4
2
4
1
3
4
2
4
152
4
2
4
4
2
4
4
4
1
1
3
3
3
4
1
1
1
1
3
4
2
4
4
2
4
2
145
3
2
2
3
3
4
3
4
3
1
4
2
4
4
3
3
1
3
2
3
1
2
3
1
4
4
130
4
2
4
4
4
1
3
4
4
1
3
1
4
4
4
4
2
3
4
3
1
3
3
4
3
3
154
4
2
2
4
3
4
2
3
4
3
3
3
4
3
3
4
2
3
3
3
2
4
4
2
4
3
157
1
2
1
1
4
1
4
2
4
1
4
2
2
4
4
1
1
1
4
4
1
3
4
4
4
4
137
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
2
2
4
3
3
3
2
4
3
3
3
4
2
3
4
4
162
4
3
2
3
3
4
3
4
3
3
1
3
4
3
3
3
2
4
4
1
1
3
4
4
2
3
148
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
2
2
4
3
3
3
2
4
3
3
3
4
2
3
4
4
157
4
4
4
3
4
4
4
4
1
4
4
2
2
1
2
4
4
1
4
4
4
1
3
4
1
4
159
4
2
3
4
3
4
3
4
2
4
3
3
4
4
3
4
2
3
3
3
2
4
3
3
3
3
159
4
1
4
4
3
4
3
4
2
1
4
1
1
3
1
3
1
4
4
1
3
3
4
1
4
4
151
4
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
1
4
3
4
3
1
3
4
4
4
4
3
4
3
4
162
4
4
4
4
2
4
4
2
4
2
2
4
3
3
4
3
4
3
2
3
4
4
4
3
4
2
164
4
1
3
4
2
4
4
4
3
4
4
2
4
4
4
4
1
4
3
4
1
4
3
2
4
4
157
4
4
4
3
2
4
4
4
2
2
4
2
4
3
4
3
4
1
2
4
4
4
3
2
4
4
159
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
2
3
4
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
161
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
3
4
4
2
1
4
1
1
4
4
4
4
4
1
4
4
167
3
3
2
1
4
2
3
4
3
2
1
4
4
3
2
4
2
2
4
2
2
2
4
2
2
3
138
4
4
4
4
1
4
4
4
3
4
3
1
4
3
4
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
172
4
4
4
4
4
4
1
4
4
1
2
1
4
3
4
4
1
4
4
1
2
4
4
4
4
4
161
4
3
3
3
2
4
1
4
3
3
1
2
4
3
3
3
1
2
4
1
4
3
3
2
2
2
136
2
1
1
2
4
2
4
3
3
4
3
4
4
4
1
4
3
3
4
4
3
1
2
1
4
3
139
4
4
3
4
4
4
4
2
2
4
3
3
4
3
4
3
2
3
4
4
2
3
4
2
3
1
158
2
2
3
1
4
4
3
4
3
1
3
3
4
1
2
4
3
3
4
3
2
4
4
1
4
3
141
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
1
3
4
3
4
1
2
2
4
2
3
4
3
2
1
4
147
3
2
3
4
3
4
3
3
2
2
3
3
2
3
2
4
2
3
2
4
2
3
3
3
3
3
145
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
2
3
4
4
4
3
3
1
4
4
170
4
2
1
4
1
4
4
2
2
1
3
2
4
3
2
4
2
2
4
2
2
4
4
1
3
4
134
4
4
3
4
1
1
4
4
1
1
3
4
1
4
4
1
1
1
4
4
4
4
1
1
4
4
145
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
1
1
4
3
4
3
4
3
4
4
2
4
4
1
4
4
157
3
2
4
3
2
4
4
2
3
4
2
4
2
3
2
3
1
3
4
3
2
3
4
4
3
3
149
4
2
2
4
1
4
4
2
1
3
1
4
4
3
4
3
3
1
4
1
1
3
4
2
1
1
130
4
2
3
4
2
4
3
3
2
1
3
4
4
3
4
3
3
2
4
4
2
4
4
2
3
2
146
3
2
2
2
4
3
3
4
1
2
2
3
3
3
3
3
1
3
4
3
2
3
3
2
2
3
135
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2
2
4
2
1
4
4
4
2
3
161
4
2
3
4
2
4
4
3
3
3
3
1
3
4
2
3
2
2
3
4
1
4
4
3
3
2
142
124
TABULASI PRETEST EKSPERIMEN No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 EKS1
4
2
4
2
4
2
3
1
2
3
4
4
2
4
3
4
3
2
3
3
4
3
4
4
2 EKS2
4
4
4
3
1
2
2
2
2
3
3
4
3
3
3
2
3
2
2
4
3
3
1
2
3 EKS3
4
2
4
3
2
4
2
3
2
3
4
3
3
2
2
2
4
3
3
3
2
3
2
3
4 EKS4
4
3
4
2
4
2
4
2
2
3
3
4
3
2
3
2
4
2
4
3
2
2
2
2
5 EKS5
4
2
4
3
4
2
3
1
1
3
3
3
2
2
2
4
4
4
4
3
4
3
2
4
6 EKS6
4
3
4
2
4
3
2
2
2
4
4
4
2
4
4
4
3
3
4
4
1
2
2
4
7 EKS7
4
2
4
3
4
4
4
3
1
2
4
4
4
4
4
4
3
1
4
4
4
4
2
2
8 EKS8
4
1
4
2
1
2
2
3
1
4
3
4
3
2
2
3
4
4
2
4
3
3
3
2
9 EKS9
4
2
4
2
4
4
4
1
1
4
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
1
1
2
10 EKS10
4
4
3
4
4
4
4
1
1
4
4
3
1
4
1
4
2
3
4
3
4
3
3
3
11 EKS11
3
1
4
3
2
2
4
1
1
1
4
2
4
4
1
3
4
4
3
4
4
4
4
3
12 EKS12
4
4
2
2
2
2
4
3
1
2
2
4
1
2
3
4
3
1
2
3
3
2
1
1
13 EKS13
4
3
3
3
3
3
2
1
2
3
3
3
2
2
1
4
3
2
4
3
2
4
4
4
14 EKS14
4
2
4
4
1
1
4
1
4
3
4
4
2
4
1
2
3
1
2
3
4
3
4
2
15 EKS15
4
2
4
4
3
2
2
4
2
4
2
4
4
1
3
3
4
1
3
3
1
2
2
2
16 EKS16
4
3
4
1
2
4
2
3
2
3
4
4
4
2
3
1
4
2
2
3
3
1
3
2
KONTROL No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 KON1
2
3
4
3
4
2
3
4
1
1
4
4
3
3
2
3
1
3
3
4
3
4
2
1
2 KON2
4
4
3
4
1
4
2
1
4
3
4
3
3
4
3
4
1
2
2
2
1
4
4
3
3 KON3
4
2
4
4
3
4
4
1
2
1
4
3
2
3
1
2
1
4
4
1
4
1
4
4
4 KON4
4
2
4
2
4
1
4
3
1
4
4
3
2
1
3
2
3
4
4
4
4
1
2
4
5 KON5
4
1
4
4
4
2
2
3
3
1
3
2
2
2
4
4
1
3
3
3
2
4
4
4
6 KON6
4
1
3
2
4
3
4
1
1
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
4
3
3
2
2
7 KON7
4
3
3
2
2
2
4
4
3
4
4
2
3
2
2
1
2
2
2
2
1
4
4
3
8 KON8
1
1
4
2
4
2
4
3
1
3
3
4
3
2
4
2
2
1
2
4
4
2
4
2
9 KON9
4
2
4
1
4
3
2
4
4
1
4
4
2
3
4
3
4
3
4
3
4
2
1
2
10 KON10
3
2
4
2
3
2
4
2
3
4
4
4
3
3
3
2
3
3
3
4
4
2
1
3
11 KON11
4
2
4
3
4
4
4
3
1
2
4
4
4
4
4
4
3
1
4
4
4
4
2
2
12 KON12
1
1
2
2
2
4
3
4
2
3
3
2
3
2
4
3
2
4
3
4
1
4
3
3
13 KON13
4
2
2
2
4
2
4
2
1
2
4
4
3
3
3
4
2
1
3
4
4
2
2
2
14 KON14
4
4
4
2
3
2
2
1
4
3
4
4
3
3
3
3
2
2
3
4
3
1
3
1
15 KON15
4
2
4
2
1
2
3
3
1
2
4
4
4
2
3
2
4
1
2
4
3
1
2
3
16 KON16
2
2
4
2
4
1
3
4
3
3
2
4
3
3
3
2
4
2
2
4
2
2
1
1
125
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Total 4 4 4 4 3 4 1 4 3 4 1 3 2 2 3 3 1 1 3 4 3 3 3 2 4 1
148
4 3 2 3 1 4 3 2 2 4 2 2 4 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 3
144
4 3 2 4 4 3 4 2 3 1 3 4 3 3 4 3 1 1 3 3 2 4 4 2 4 3
145
4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 2 4 3 4 3 4 3 2 4 2 2 3 4 4 3
148
3 4 4 2 4 4 4 2 2 1 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 2 2 2
147
2 4 2 2 1 1 3 4 4 1 3 4 4 3 3 1 2 2 4 3 1 1 2 3 1 2
138
4 1 4 4 3 4 3 4 2 1 4 1 1 3 1 3 1 4 4 1 3 3 4 1 4 4
151
4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4
148
4 1 2 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 3 1 1 4 3 1 4 1 2 4 4
146
1 2 2 4 4 3 3 2 4 1 2 2 1 3 2 2 1 4 3 4 1 3 2 4 4 3
142
3 4 1 4 3 4 1 4 2 1 3 3 1 4 2 1 3 4 4 3 3 2 1 4 3 3
141
3 2 2 3 3 4 3 4 3 1 4 2 4 4 3 3 1 3 2 3 1 2 3 1 4 4
130
3 3 2 1 4 2 3 4 3 2 1 4 4 3 2 4 2 2 4 2 2 2 4 2 2 3
138
4 2 3 4 2 4 3 3 2 1 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 4 2 3 2
146
3 2 2 2 4 3 3 4 1 2 2 3 3 3 3 3 1 3 4 3 2 3 3 2 2 3
135
4 2 3 4 2 4 4 3 3 3 3 1 3 4 2 3 2 2 3 4 1 4 4 3 3 2
142
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 TOTAL 4 2 3 4 1 4 4 4 3 1 4 4 1 2 2 4 1 4 2 4 2 4 3 2 3 4
143
3 2 4 3 4 1 1 4 4 4 3 4 4 3 2 1 4 1 4 3 4 3 3 4 1 3
147
3 3 4 1 4 1 3 2 2 2 4 4 1 2 1 4 2 1 4 1 3 1 3 3 3 2
131
1 2 3 4 2 4 4 4 2 1 3 1 4 1 2 3 1 3 2 3 3 4 3 4 4 4
142
4 4 3 3 2 4 4 2 3 1 4 4 4 2 3 2 3 2 3 4 2 4 4 4 3 3
150
1 2 3 1 3 3 1 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2
134
3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 1 4 3 3 2 4 2 4 2 1 3 4 1 4 4 3
136
3 1 1 4 3 4 4 2 1 1 3 3 1 3 4 2 2 2 3 4 1 4 4 2 4 1
131
4 1 3 3 2 4 4 3 1 4 2 2 4 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4 4
150
4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 2 4 4 1 1 3 4 4 2 3
148
4 1 4 4 3 4 3 4 2 1 4 1 1 3 1 3 1 4 4 1 3 3 4 1 4 4
151
2 1 1 2 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 3 3 4 4 3 1 2 1 4 3
139
2 2 3 1 4 4 3 4 3 1 3 3 4 1 2 4 3 3 4 3 2 4 4 1 4 3
141
3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 3 4 3 4 1 2 2 4 2 3 4 3 2 1 4
147
4 2 1 4 1 4 4 2 2 1 3 2 4 3 2 4 2 2 4 2 2 4 4 1 3 4
134
4 2 2 4 1 4 4 2 1 3 1 4 4 3 4 3 3 1 4 1 1 3 4 2 1 1
130
126
LAMPIRAN 6 TABULASI POSTTEST
127
TABULASI POSTTEST EKSPERIMEN NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1
EKS1
4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 2 4 2 4 4
2
EKS2
4 4 4 4 1 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
3
EKS3
4 1 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4
4
EKS4
4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4
5
EKS5
4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3
6
EKS6
4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 2 3 3
7
EKS7
4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 1 3 3 4 4 3 4 4
8
EKS8
3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 1 2 3 2 4 2 3 2 2 4 2 3 4
9 EKS9 10 EKS10 11 EKS11
4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 1 4 3 2 3 3 3 1 2 3
12 EKS12 13 EKS13
3 3 4 3 2 4 3 1 2 2 3 4 2 3 3 3 2 1 4 3 3 2 4 2
14 EKS14 15 EKS15
4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 1
16 EKS16
4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3
4 1 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 4 3 3 1 3 4 4 3 3 1 1 2 1 4 2 1 2 4 4 4 4 2 1 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 2 3 2 3 3 2 2 2 4 3 1 1 2 4 4 3 1
KONTROL No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1
KON1
4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 4 1 3 2
2
KON2
4 3 4 3 4 2 3 4 1 1 4 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 1 3
3
KON3
4 2 4 4 3 4 4 1 2 1 4 3 2 3 1 2 1 4 4 1 4 1 4 4
4
KON4
4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 2 4 2 1 3 4 3 3 3 2 1
5
KON5
4 3 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 1 2 4 4 3 3 4 4 3 1 4 1
6
KON6
4 2 2 4 4 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 1
7
KON7
4 3 3 2 2 2 4 4 3 2 4 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 4 3 3
8
KON8
4 2 4 2 1 4 3 1 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 2 1 1 4 3 2
9
KON9
4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 1 2 3
10 KON10
4 2 4 4 4 4 2 1 1 3 4 3 1 2 4 2 4 3 4 4 3 1 2 1
11 KON11
4 2 4 2 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 2 3
12 KON12
1 1 2 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 2 4 3 4 1 4 3 3
13 KON13
4 2 4 4 3 4 4 3 1 3 4 3 2 4 2 4 2 1 4 3 4 1 2 3
14 KON14
4 4 2 1 1 4 4 2 1 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 3 1 1 1 2
15 KON15
4 3 4 4 4 3 2 2 1 1 4 4 4 4 3 2 3 1 3 4 2 2 3 3
16 KON16
4 2 4 2 4 4 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 4
128
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Total
4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2
169
4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 1 3
163
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 1 3 4
159
4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 2
165
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 1 2
166
3 2 4 2 3 3 4 3 3 4 1 2 4 2 1 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3
150
4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3
182
4 1 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 3 1 3 2 2 3 2 4
149
4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 2
150
3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3
133
1 4 4 1 1 2 1 4 4 4 2 4 4 2 3 2 4 1 4 2 4 1 1 4 2 1
131
3 4 2 2 4 3 4 4 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3
141
3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
161
4 3 4 4 3 4 2 4 4 1 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
173
3 1 1 4 1 3 3 4 3 3 3 3 4 1 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 1
137
3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
147
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
TOTAL
4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 1 3 4 4 3 3 4 3 4 3
161
4 3 2 4 2 4 4 4 2 1 4 2 4 4 3 4 3 4 3 2 2 4 1 1 3 4
149
3 3 4 1 4 1 3 2 2 2 4 4 1 2 1 4 2 1 4 1 3 1 3 3 3 2
131
3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 1 3 3
148
4 2 4 4 4 4 4 4 2 1 1 4 4 4 2 4 1 4 4 2 2 4 4 2 1 4
156
3 2 3 2 4 1 1 2 2 2 3 4 2 1 2 3 2 1 4 1 2 3 3 2 1 3
126
3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 1 3 3 3 2 4 2 4 2 1 3 4 1 4 4 3
132
4 3 4 4 4 4 4 3 2 1 1 3 1 3 4 4 1 1 4 2 2 4 3 4 4 1
145
4 2 3 4 4 4 1 3 4 1 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 1 2 2 1
160
2 2 4 4 4 4 3 4 4 1 2 2 3 1 1 4 2 2 4 2 2 4 4 2 1 4
139
4 3 3 3 4 1 3 4 3 4 1 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 2 4 4
159
2 1 1 2 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 3 3 4 4 3 1 2 1 4 3
139
4 2 3 4 3 4 2 4 4 1 3 2 4 2 2 3 1 1 4 3 2 4 4 1 3 2
143
1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 1 4 2 1 1 1 4 4 1 1 4 1 1 4
131
4 4 1 4 3 4 4 2 1 1 3 4 4 3 4 4 2 4 4 1 2 4 4 1 3 4
149
3 2 2 2 4 3 4 2 3 2 1 3 4 2 4 3 2 2 4 3 2 3 4 3 4 3
137
129
LAMPIRAN 7 ANALISIS DATA
130
NPar Tests Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation Minimum
Maximum
Pretest
32
141.9688
6.57701
130.00
151.00
kelompok
32
1.5000
.50800
1.00
2.00
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok Pretest
N
Mean Rank
Sum of Ranks
eksperimen
16
17.63
282.00
kontrol
16
15.38
246.00
Total
32
Test Statisticsb Pretest Mann-Whitney U
110.000
Wilcoxon W
246.000
Z
-.680
Asymp. Sig. (2-tailed)
.496
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.515a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
131
NPar Tests Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Pretest Kontrol
16 140.8750
7.46436
130.00
151.00
PostestKontrol
16 144.0625
11.21587
126.00
161.00
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N PostestKontrol Pretest Kontrol
Mean Rank
Sum of Ranks
Negative Ranks
4
a
8.13
32.50
Positive Ranks
10b
7.25
72.50
Ties
2c
Total
16
a. PostestKontrol< Pretest Kontrol b. PostestKontrol> Pretest Kontrol c. PostestKontrol = Pretest Kontrol
Test Statisticsb PostestKontrol Pretest Kontrol Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-1.257a .209
132
NPar Tests Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
pretest eksperimen
17 143.3529
5.53332
130.00
151.00
posttest eksperimen
17 155.0588
14.45022
131.00
182.00
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N posttest eksperimen - Negative Ranks pretest eksperimen Positive Ranks
Mean Rank
Sum of Ranks
2
a
5.50
11.00
15b
9.47
142.00
Ties
0c
Total
17
a. posttest eksperimen< pretest eksperimen b. posttest eksperimen> pretest eksperimen c. posttest eksperimen = pretest eksperimen Test Statisticsb posttest eksperimen pretest eksperimen Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-3.102a .002
133
NPar Tests Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation Minimum
Maximum
Postest
32
149.4063
14.04568
126.00
182.00
kelompok
32
1.5000
.50800
1.00
2.00
Mann-Whitney Test Ranks Kelompok Postest
N
Mean Rank
Sum of Ranks
eksperimien
16
20.16
322.50
Kontrol
16
12.84
205.50
Total
32
Test Statisticsb Postest Mann-Whitney U Wilcoxon W
69.500 205.500
Z
-2.207
Asymp. Sig. (2-tailed)
.027
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.026a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
134
NPar Tests Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum Maximum
Asertivitas
32
7.6563
11.30404
-16.00
31.00
kelompok
32
1.5000
.50800
1.00
2.00
Mann-Whitney Test Ranks kelompok Asertivitas
N
Mean Rank
Sum of Ranks
eksperimien
16
20.19
323.00
kontrol
16
12.81
205.00
Total
32
Test Statisticsb Asertivitas Mann-Whitney U Wilcoxon W Z
69.000 205.000 -2.226
Asymp. Sig. (2-tailed)
.026
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.026a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
135
LAMPIRAN 8 SURAT PERJANJIAN PELATIHAN
136
SURAT PERJANJIAN PELATIHAN Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama 2. Jabatan 3. Alamat
: Ummi Kulsum : Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang : Dukuh Manggis RT.01/RW.01 Kel. Kaliloka Kec. Sirampog Brebes Yang selanjutnya akan disebut sebagai PIHAK PERTAMA 1. Nama : ............................................................. 2. Jabatan : Peserta Didik di PT. Arni Family 3. Alamat : .............................................................. Yang selanjutnya akan disebut sebagai PIHA KEDUA Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju untuk mengadakan perjanjian pelatihan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut dibawah ini : Pasal 1 PIHAK KEDUA bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan yang akan diselenggarakan oleh PIHAK PERTAMA sebanyak tiga kali pertemuan pada tanggal 2, 6 dan 9 Juni 2013 Pasal 2 Seluruh data yang diberikan oleh PIHAK KEDUA selama mengikuti pelatihan dijamin kerahasiaannya oleh PIHAK PERTAMA Pasal 3 Seluruh rangkaian kegiatan pelatihan yang diadakan oleh PIHAK PERTAMA tidak akan mengganggu kegiatan belajar PIHAK KEDUA di PT. Arni Family Semarang. Pasal 4 Biaya pelatihan akan sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK PERTAMA
Semarang, 1 Juni 2013 Pihak Pertama
Pihak Kedua
Ummi Kulsum
...........................
137
LAMPIRAN 9 MODUL PELATIHAN
138
Modul Pelatihan Pertemuan I
ASSERTION TRAINING Indikator keberhasilan
: 1. TKW mampu untuk membuka diri agar peserta bisa berbagi cerita dan pengalaman dengan orang lain 2. TKW mampu untuk mengenali/memahami diri hal-hal yang membuat peserta tidak bisa bersikap asertif 3. TKW mampu untuk memahami perbedaan antara asertif, agresif dan pasif
Metode
: simulation, role play, mind maping, diskusi, ceramah
Durasi
: 4 jam
1.
Nama Kegiatan Presensi dan pengkondisia n trainee
2.
Pembukaan
3.
Perkenalan
4.
Icebreaking
No
Time
Deskripsi Kegiatan
Peralatan
Tujuan
09.00- Sebelum masuk ruangan, 09.15 trainee wajib mengisi (15’) daftar hadir yang disediakan. Trainee mendapat cocard sebagai tanda peserta. Trainee memasuki ruang pelatihan dan duduk di tempat yang disediakan. 09.15- Ketua kelompok 09.20 memberi sambutan (5’) mengenai tujuan diadakannya pelatihan sekaligus membuka acara pelatihan. 09.20- Tim trainer dan fasilitator 09.35 memperkenalkan diri (5’) kepada trainee.
Daftar hadir, ballpoint, cocard
Untuk mendata dan mengetahui trainee yang hadir.
-
Untuk membuka pelatihan oleh ketua kelompok.
-
09.35- Everybody Seat 09.40 (10’)
Mikrofon, sound system
Agar trainee mengenal tim trainer sehingga terbentuk good raport. Mencairkan suasana.
139
5.
Ambak (apa manfaat bagiku)
09.40- Trainee dikondisikan 09.50 santai. (10’) Trainer memberitahu apa tujuan dan manfaat yang dapat diraih dari diadakannya pelatihan.
Mikrofon, sound system
6.
Kontrak pelatihan
09.40- Trainee dikondisikan 09.45 santai. (5’) Trainer menawarkan peraturan yang disepakati bersama oleh trainee. 09.45- Trainee akan diminta 10.05 memilih salah satu sudut (20’) yang sesuai kesukaannya, lalu trainee diminta untuk berkenalan dengan sesama trainee yang ada disatu sudut yg sama. Begitu seterusnya sampai putaran keempat
Mikrofon, laptop, LCD
7.
Games keakraban (empat sudut)
4 kursi, kertas karton.
8.
Pembagian kelompok
10.05- Trainee dibagi menjadi 3 10.10 kelompok yang masing(5)’ masing kelompok akan didampingi seorang fasil.
Mikrofon
9.
Studi kasus ―Saat aku memutuskan jadi TKW‖
10.10- Peserta diminta untuk 10.40 menceritakan alasan saat (30’) mereka memutuskan jadi TKW, dan respon orangorang disekitarnya yang tidak setuju atau tidak mendukung dimasingmasing kelompok, dan bagaimana respon peserta atas orang-orang yang tidak setuju atau tidak mendukung keputusan mereka, perasaan apa yang dirasakan saat situasi itu
Slide, kertas, pulpen
Trainee mengetahui tujuan pelatihan ini dan mengetahui manfaat apa yang bisa diperoleh bila mengikuti pelatihan ini. Trainee bisa menjalankan pelatihan dengan baik. Trainee bisa akrab dengan sesama peserta.
Trainee berbagi cerita tentang pengalaman saat pertama kali menjadi TKW.
140
terjadi dan bagaimana cara meresponnya.
10.
Materi tentang Agresif, Asertif, dan tidak Asertif
11.
Icebreaking
12.
Role play ―Situasi Asertif, Agresif dan Pasif‖
13.
My Diary
14.
Icebreaking
15
Feed back
10.40- Trainer akan 11.00 menyampaikan materi (20’) tentang perbedaan agresif, pasif dan asertif dan ciri-ciri orang agresif, pasif dan asertif 11.00- Watermelon, Papaya, 11.05 Banana, Tomato (5’) 11.05- Tiap kelompok 11.35 mempraktekan situasi (30’) tertentu yang direspon dengan bersikap asertif, agresif dan pasif
Slide, laptop, LCD
Agar trainee paham perbedaan agresif, pasif dan asertif
Kasus, Kertas, pulpen
11.35- Trainee akan di bagikan 12.05 sebuah kertas dan (30’) ballpoint.
Kertas dan ballpoint
Trainee mampu membedakan dan merespon sikap asertif agresif dan pasif Agar trainee memahami dirinya dan peka lingkungan.
Trainee diminta untuk menuliskan orang-orang yang membuatnya tidak tegas, situasi seperti apa membuatnya tidak tegas, dan perasaan apa yang dirasakan saat orang dan situasi tersebut hadir. Trainee secara bergantian diminta untuk mempresentasikan diarynya dihadapan teman-temannya. 12.05- Pijit-pijitan Mikrofon, 12.10 sound (5’) system 12.10- Trainee akan diberi Kertas, 12.30 kertas dan pulpen. Lalu pulpen (20’) trainee diminta untuk
Mencairkan suasana. Mengkonfirma si hal-hal yang telah dipelajari
141
16.
Closing
menuliskan hal-hal apa saja yang telah dipelajari, manfaat apa saja yang didapatkan setelah mengikuti pelatihan, dan akan mengaplikasikan pada saat situasi seperti apa. Lalu trainee akan dipasangkan dengan trainee lain dan diminta untuk berbagi dengan bercerita 12.20- Trainer memimpin 12.40 diskusi dengan para (20’) trainee untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama mengenai pelatihan yang telah dilaksanakan pada hari itu. Peserta diminta untuk mengisi lembar evaluasi mengenai pelatihan dan harapan untuk pelatihan hari berikutnya. Penutupan, samapai jumpa bertemu minggu depan.
dan manfaat dari mengikuti pelatihan
Mikrofon, sound system
Trainee diharapkan mendapatkan insight mengenai asertivitas.
142
Modul Pelatihan Pertemuan 2
Indikator Keberhasilan
ASSERTION TRAINING : 1. TKW mampu untuk menceritakan kembali materi yang dipelajari pada pertemuan pertama 2. TKW mampu melakukan ketrampilan mendengarkan dan merasakan masalah orang lain 3. TKW mampu untuk memahami emosi-emosi dan cara mengekspresikannya kepada orang lain 4. TKW mampu untuk mengkomunikasikan apa yang dipikirkan, dirasakan dan diyakini kepada orang lain
Metode
: ceramah, studi kasus, mind maping, role play
Durasi
: 4 jam
No 1.
Nama Kegiatan Presensi dan pengkondisi an trainee
Time 10’
2.
Brain gym
10’
3.
Warming Up
10’
4.
Icebreaking
5.
Hear Me
5’ 30’
Deskripsi Kegiatan
Alat
Tujuan
Sebelum masuk ruangan, trainee wajib mengisi daftar hadir yang disediakan. Trainee mendapat cocard sebagai tanda peserta. Trainee memasuki ruang pelatihan dan duduk di tempat yang disediakan. Gangnam Style
Daftar hadir, ballpoint, cocard
Untuk mendata dan mengetahui trainee yang hadir.
Trainer meyegarkan kembali materi pada pertemuan pertama Ikuti gerakanku..
Slide, Laptop, LCD
Peserta akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang sudah ditentukan, peserta diminta untuk
LCD, laptop, kertas.
Mencairkan suasana. Mengingatka n materi pada pertemuan 1 Mencairkan suasana. Agar peserta memahami bagaimana cara
143
bercerita tentang tema yang sudah ditentukan secara bergantian, tugas peserta yang sedang tidak bercerita hanya mendengarkan, ketika peserta yang mendengarkan memahami apa yang diceritakan oleh peserta lain, peserta diwajibkan untuk menganggukkan kepala.
mendengarka n yang baik
6.
Icebreaking
10’
7.
Kartu emosi
20’
Pada sesi ini trainee akan diperlihatkan gambar-gambar wajah dengan berbagai macam emosi. Trainee diminta untuk menebak emosi apa yang sedang dirasakan wajah dalam gambar. Trainee diminta untuk menirukan emosi tersebut Fasilitator bertanya kepada trainee apakah trainee pernah mengalami emosi yang sama dan pada saat apa mereka mengalami emosi tersebut.
4 Set kartu emosi
8.
Maping Emosi
20’
Trainee diminta untuk menggambarkan pada kondisi apa mereka merasakan empat macam emosi : senang, bahagia, sedih, dan marah. Setelah mereka mampu menggambarkan maping emosi mereka, mereka diminta untuk mempresentasikan gambar mereka, sedangkan trainee yang lain menanggapi.
Kertas HVS, alat tulis
9.
Icebreaking
10’
10.
Role play ―3
30’
Mencairkan suasana. Agar trainee belajar macammacam emosi baik emosi negatif maupun emosi positif, dan cara penyampaian nya sehingga emosi yang dikeluarkan menjadi positif. Trainee diharapkan dapat menyampaik an emosi apa yang sedang mereka rasakan dengan baik.
Mencairkan suasana. Setiap kelompok peserta akan mendapatkan satu amplop
Skrip, kertas
Agar trainee mengetahui
144 Keluarga‖
11.
Feedback
30’
12.
Closing
20’
yang berisi tentang peran dan tugas yang harus diperankan oleh satu kelompok. Keluarga 1. Keluarga yang ketika menjawab semua pertanyaan dari pembantunya dengan sikap anak-anak Keluarga 2. Keluarga yang ketika menjawab semua pertanyaan dari pembantunya dengan sikap orangtua Keluarga 3. Keluarga yang ketika menjawab semua pertanyaan dari pembantunya dengan sikap orang dewasa. Trainee akan diberi kertas Kertas, dan pulpen. Lalu trainee pulpen diminta untuk menuliskan hal-hal apa saja yang telah dipelajari, manfaat apa saja yang didapatkan setelah mengikuti pelatihan, dan akan mengaplikasikan pada saat situasi seperti apa. Lalu trainee akan dipasangkan dengan trainee lain dan diminta untuk berbagi dengan bercerita Trainer memimpin diskusi dengan para trainee untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama mengenai pelatihan yang telah dilaksanakan pada hari itu. Peserta diminta untuk mengungkapkan kesan mereka mengenai pelatihan dan harapan untuk pelatihan hari berikutnya.
macammacam respon atau sikap yang dimiliki setiap orang ditinjau dari analisis transksional.
Mengkonfirm asi hal-hal yang telah dipelajari dan manfaat dari mengikuti pelatihan
Trainee diharapkan mendapatkan insight mengenai asertivitas.
145
Modul Pelatihan Pertemuan 3 ASSERTION TRAINING Indikator Keberhasilan
: 1. TKW mampu untuk menceritakan kembali materi yang dipelajari pada pertemuan kedua 2. TKW mampu untuk berlatih bersikap asertif dengan melihat mimik wajah, intonasi, body language, eye contact. 3. TKW mampu untuk mempraktekan perilaku asertif dengan teman-temannya dan model sbg majikan 4. TKW mampu menyimpulkan manfaat apa yang bisa diambil dari mengikuti pelatihan
No. 1.
Metode
: ceramah, studi kasus, mind maping, film and video
Durasi
: 4 jam
Nama Kegiatan Salam hangat
Waktu
Deskripsi Kegiatan
10’
Tim mengkondisikan peserta, mereview kegiatan semula, menjelaskan tentang acara yang akan dilakukan Dalam kegiatan ini akan di putarkan music, dan salah satu trainee akan bergaya sesuai music yang kemudian di ikuti trainee lainnya dan bergantian Dari satu kelompok ini akan di bagi menjadi du kelompok, kemudian tugas kelompok adalah berbaris berbanjar sesuai alphabet nama atau variasi lain Trainee akan diberi kertas
2.
Tirukan gayaku
15’
3.
Birth line
15’
4.
Warm Up”
30’
Peralatan
Tujuan
--------------- Untuk menyiapkan peserta di kegiatan serlanjutnya Sound, Untuk musik mengawali kegiatan dan member semnagt Sebagai keakraban trainee
Kertas,
TKW mampu
146
5.
Cermin Diri
30’
6
Robot-robot pekerja (Role Play)
30’
7 8
Ice Breaking Mind Maping dan feedback
10’ 30’
dan pulpen. Lalu trainee pulpen diminta untuk menuliskan hal-hal apa saja yang telah dipelajari dipertemuan pertama dan kedua, manfaat apa saja yang didapatkan setelah mengikuti pelatihan, dan akan mengaplikasikan pada saat situasi seperti apa. Lalu trainee akan dipasangkan dengan trainee lain dan diminta untuk berbagi dengan bercerita Trainee akan diminta untuk Cermin melihat mimik wajah, intonasi, body language, dan eye contact orang asertif, agresif dan pasif, lalu mempraktekannya sendiri sambil melihat dicermin Robot-robot pekerja adalah permainan yang bercerita tentang robot dan tuannya saling membantu dan tolong menolong dan saling menghormati. Yang akan menjadi tuannya adalah pegawai PJTKI (subjek yang telah diajak bekerja sama atau yang memodelkan sebagai majikan). Trainee akan memerankan sebagai bawahan (PRT) dan mempraktekan langsung perilaku asertif kepada majikannya perilaku tidak asertif dan perilaku asertif dari model yang telah dihadirkan, manfaat yang didapatkan model dengan berperilaku asertif, aplikasi dalam situasi seperti apa trainee
untuk menceritakan kembali materi yang dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua
TKW mampu untuk berlatih bersikap asertif dengan melihat mimik wajah, intonasi, body language, eye contact. TKW mampu untuk mengaplikasika n perilaku asertif dengan temantemannya dan model sbg majikan
TKW mampu menyimpulkan manfaat apa yang bisa diambil dari mengikuti pelatihan.
147
9
Motivasi
20’
10
Closing
20’
akan menerapkannya. Lalu trainee akan dipasangkan dengan trainee lain dan diminta untuk berbagi dengan bercerita Trainer menayangkan beberapa video tentang TKI yang tegas
Trainer memimpin diskusi dengan para trainee untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama mengenai pelatihan yang telah dilaksanakan pada hari itu. Peserta diminta untuk mengungkapkan kesan mereka mengenai pelatihan yang telah dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
Laptop, video, LCD, Sound system
Mikrofon, sound system
Memberikan motivasi untuk terus mengembnagka n ketrampilan saat nanti bekerja di luar negeri Trainee diharapkan mendapatkan insight mengenai asertivitas.
148
LAMPIRAN 10 LEMBAR RATING SCALE OBSERVASI
149
LEMBAR OBSERVASI NO
1
2
3
4
5
6
7
NAMA
ASPEK
3
NILAI 2 1
CATATAN
Keterbukaan Kepercayaan Diri Ekspresif Keaktifan Keterbukaan Kepercayaan Diri Ekspresif Keaktifan Keterbukaan Kepercayaan Diri Ekspresif Keaktifan Keterbukaan Kepercayaan Diri Ekspresif Keaktifan Keterbukaan Kepercayaan Diri Ekspresif Keaktifan Keterbukaan Kepercayaan Diri Ekspresif Keaktifan Keterbukaan Kepercayaan Diri Ekspresif Keaktifan Semarang, ................................................ Fasilitator
............................................................
150
Aspek
Rating 3
Keterbukaan
2
1
3
Kepercayaan Diri
2
1
Ekspresif
3 2 1 3
Keaktifan
2 1
Karakter Perilaku Overt Asertif Dengan inisiatif sendiri mau berbagi pengalaman; sharing pendapat; mengemukakan pendapat atau pandangan;menerima kritikan; Perlu sedikit dorongan atau dukungan untuk berbagi pengalaman; sharing pendapat; mengemukakan pendapat /pandangan; menerima kritikan Ditunjuk untuk berbagi pengalaman; sharing pendapat; mengemukakan pendapat/pandangan; menerima kritikan Tidak malu ketika tampil; inisiatif tampil; memiliki keberanian berbagi; berani memberikan kritik yang membangun untuk orang lain; memiliki target peningkatan; berani membuat keputusan untuk tampil Perlu sedikit dorongan atau dukungan untuk tampil; berani berbagi; berani memberikan kritik yang membangun untuk orang lain; memiliki target peningkatan; berani membuat keputusan untuk tampil Tidak mau tampil, sedikit sekali dalam mengemukakan pendapat; tidak berani memberikan kritikan; perlu ditunjuk saat tampil Mengekspresikan diri sesuai atau tepat emosi; Sedikit melenceng mengekspresikan emosi Datar; tidak bisa mengekspresikan emosi yang dirasakan; Inisiatif (mengajukan diri); antusias atau bersemangat dalam mengikuti semua kegiatan; Perlu sedikit dukungan atau dorongan; semangatnya naik turun; Hanya mengikuti instruksi saja; males-malesan dalam mengikuti kegiatan
151
LAMPIRAN 11 LEMBAR EVALUASI
152 Nama
: ....................................... LEMBAR EVALUASI PERTEMUAN I
Beri tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan Saudara NO 1
PERNYATAAN Saya merasa harus menceritakan pengalaman yang
YA
TIDAK
saya alami hari ini pada teman saya.
2
Saya sekarang lebih mengenali diri saya sendiri
3
Saya mampu membedakan tegas, agresif dan pasif.
1. Bagaimana perasaan Saudara mengikuti pelatihan ini?? ................................................…………………………………………………... ……...............................................……………………………………………… 2. Pengalaman apa yang paling berkesan yang Saudara dapatkan hari ini? .................................................………………………………………………… ………………………………...………………………………………………… 3. Materi apa yang Saudara pahami?? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 4. Apakah
permainan
yang
diberikan
membantu
Saudara
lebih
memahami materi yang diberikan? (YA/TIDAK) Alasannya: …………………………………………………………............................…… ………………………………………………………………………..........…… ………………………………………………………………………………….. 5. Pesan dan kesan Saudara …………………………………………………….........................…………… ……………………....…………………………………………………………
153 Nama
: ....................................... LEMBAR EVALUASI PERTEMUAN 2
Beri tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan Saudara NO 1 2 3 1.
PERNYATAAN Saya memahami permasalahan orang lain dengan mendengarkan secara seksama Saya tahu bagaimana mengekspresikan emosi yang saya rasakan kepada orang lain secara tidak berlebihan. Saya tahu bagaimana mengkomunikasikan apa yang saya inginkan pada orang lain
YA
TIDAK
Menurut Saudara materi apa yang paling bermanfaat bagi Saudara?? Alasaanya?? .................................................………………………………………………… ……….....................….…………………………...…………………………… ………………………….........................…...……………………………...…
2.
Apakah saudara mengalami kesulitan mengikuti pelatihan ini??
(YA/TIDAK) Alasannya:?? ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 3.
Manfaat lain yang Saudara rasakan/peroleh dari pelatihan ini : …......................................................................................................................... ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
4.
Berikan saran dan kritik Saudara untuk pemateri dan panitia?? ......................................................................…...……………………………… …………………………………………………………………......................... ……………………………………....…………………………………………
154 Nama
: ....................................... LEMBAR EVALUASI PERTEMUAN 3
Beri tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan Saudara NO 1
2
3
1.
PERNYATAAN Saya sekarang lebih percaya diri menghadapi
YA
TIDAK
masalah dengan orang lain Saya tahu bagaimana harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru Saya sudah merasakan manfaat mengikuti pelatihan
Apakah materi yang diberikan sudah sesuai dengan harapan Saudara?? (YA/TIDAK) Alasannya:?? .................................................………………………………………………… ……….....................….…………………………...…..………………………… ………………………….........................…...……………………………...……
2. Dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga, menurut Saudara pertemuan mana yang paling berkesan?? Alasaanya?? ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 3.
Dari tiga kali pertemuan, menurut Saudara materi apa yang paling menarik?? Alasannya?? ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
155 4.
Dari tiga kali pertemuan, menurut Saudara materi apa yang paling tidak menarik?? Alasannya?? ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
5.
Manfaat apa yang Saudara rasakan/peroleh selama mengikuti tiga kali pertemuan?? …......................................................................................................................... ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
6.
Pesan dan Kesan Saudara selama mengikuti pelatihan?? Pesan : ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .......................................................................................................................... Kesan : ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ...........................................................................................................................
7.
Kalimat yang menginspirasi Saudara?? ......................................................................…...……………………………… …………………………………………………………………......................... ……………………………………....………………………………………….
156
LAMPIRAN 12 REVISI SKALA ASERTIVITAS
157
Indikator Dapat menerima dan memberik an pujian
Aitem sebelum Aitem setelah dirubah dirubah 1. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang dilakukan orang lain kepada saya 2. Dengan senang hati, saya memberikan ucapan selamat kepada orang yang berhasil melakukan tugasnya 4. Saya merasa senang orang lain memuji usaha saya 3. Saya merasa bangga jika orang lain menghargai usaha saya
Saya memberikan ucapan selamat dengan senang hati kepada orang yang berhasil melakukan tugasnya Saya merasa senang, jika orang lain memuji usaha saya Saya merasa bangga jika orang lain menghargai usaha saya untuk melakukan suatu pekerjaan
5. Saya tidak terbiasa memberikan ucapan selamat kepada orang lain yang berhasil melakukan tugasnya 6. Pujian orang lain terhadap saya membuat saya tidak percaya diri 7. Saya tidak pasti meminta maaf jika melakukan kesalahan 8. Memuji orang lain terang-terangan membuat saya tidak nyaman Saya tidak nyaman untuk memuji orang lain secara terangterangan Saya senang memberikan pujian kepada teman ketika pekerjaannya bagus Dapat menerima (membuat
2. Saya berusaha memenuhi permintaan orang lain semampu
Revisi skala sikap Saya terbiasa mengucapakan terimakasih atas bantuan yang diberikan orang lain kepada saya Saya akan memberikan ucapan selamat dengan senang hati kepada orang yang berhasil melakukan tugasnya
158
) permintaa n
saya 3. Kebutuhan orang lain lebih penting daripada kebutuhan pribadi saya 4. Saya cenderung mengikuti keinginan orang lain 5. Saya merasa percaya diri ketika menghadap atasan/majikan untuk meminta penjelasan tentang pekerjaan yang belum saya mengerti 6. Kebutuhan saya lebih Saya mendahulukan penting daripada kebutuhan saya kebutuhan orang lain ketimbang kebutuhan orang lain
7. Saya merasa bersalah jika menolak permintaan orang lain 8. Saya merasa sulit untuk mengatakan tidak kepada teman yang meminta bantuan saya 9. Saya merasa takut tidak disukai ketika menolak meminjamkan uang kepada teman 2. Dalam pergaulan Dapat sehari-hari saya berani mengawali memulai pembicaraan dan dengan orang lain mengakhi ri 3. Apabila saya pembicara membutuhkan an dengan informasi mengenai orang lain suatu hal, saya memintanya kepada orang lain dengan terus terang 4. Saya berani menatap mata lawan bicara saat sedang berdiskusi 5. Ketika merasa tersesat saya akan berhenti dan menanyakan arah
Aitem ini digunakan
tidak
Aitem ini digunakan
tidak
Bagi saya kebutuhan orang lain lebih penting daripada kebutuhan pribadi
Bagi saya memenuhi kebutuhan orang lain lebih penting daripada kebutuhan saya
Saya akan memulai pembicaraan dengan orang lain Saya akan mencari informasi dan penjelasan dari orang lain jika saya tidak mengetahuinya.
Bagi saya menatap lawan bicara itu salah satu bentuk kesopanan
159
Dapat membela diri;
6. Apabila saya ingin mengakhiri pembicaraan dengan orang lain saya dapat melakukannya dengan mudah tanpa menyinggung perasaannya 7. Saya tidak berani memulai pembicaraan dengan orang lain 8. Ketika saya membutuhkan informasi mengenai suatu hal, saya tidak berani meminta orang lain untuk menjelaskannya 9. Jika saya bertemu dengan orang baru, saya menunggu orang lain untuk memperkenalkan dirinya 10. Saya selalu menunduk ketika sedang berbicara dengan orang baru 11. Saya takut ketika harus bertanya kepada orang asing di tempat yang tidak saya kenal 5. Saya akan mempertahankan pendapat dan hak saya tanpa menyinggung perasaan orang lain 6. Dalam tiap diskusi saya mempertahankan pendapat pribadi yang saya yakini tanpa meremehkan orang lain 7. Saya akan mengutarakan pendapat dengan jujur dan nyaman
Jika saya bertemu dengan orang baru, saya menunggu orang tersebut untuk memperkenalkan dirinya
Saya mempertahankan pendapat dan hak saya tanpa menyinggung perasaan orang lain Jika ada masalah dengan teman, saya dapat mengutarakan pendapat pribadi yang saya yakini tanpa meremehkan orang lain Saya dapat mengutarakan pendapat dengan jujur dan nyaman
saya memperhitungkan perasaan orang lain ketika saya mengutarakan pendapat saya
160
Dapat menolak permintaa n;
8. Saya mampu memberikan pendapat saya secara terbuka saat tidak sepaham dengan orang lain 9. Saya merasa khawatir apabila saya meminta hak saya, maka orang lain akan tersinggung 10. Orang yang menyanggah pendapat saya berarti menyerang saya 11. Orang yang mengkritik saya berarti merendahkan saya 12. Saya tidak berani mengutarakan pendapat dengan jujur 13. Saya sulit untuk menyampaikan pendapat saya kepada orang lain 4. Saya berani berkata ―tidak‖, jika orang lain meminta sesuatu hal yang tidak sesuai dengan pendapat saya 5. Saya akan menolak permintaan orang lain secara halus agar tidak menyinggung perasaan orang lain 6. Saya mampu menjelaskan alasan kenapa saya tidak bisa memenuhi permintaan teman 7. Saya akan menolak ajakan teman dengan baik ketika saya banyak pekerjaan 8. Saya merasa tidak nyaman jika menolak permintaan orang lain 9. Saya merasa sulit untuk mengatakan tidak kepada teman
Bagi saya orang yang menyanggah pendapat saya berarti menghina saya Menurut saya kritikan dari lain itu merupakan hinaan. Aitem ini digunakan
tidak
Saya menolak permintaan orang lain secara halus agar tidak menyinggung perasaan orang lain
Saya memikirkan katakata yang harus saya ucapkan ketika menolak permintaan orang lain
Saya menolak ajakan teman dengan baik ketika saya banyak pekerjaan
Saya akan mengutarakan alasan saya dengan terus terang jika menolak ajakan dari orang lain
161
Dapat mengeksp resikan pendapat pribadi
yang meminta bantuan saya 10. Saya akan menuruti permintaan orang lain meski tidak sesuai dengan pendapat saya 11. Saya merasa tersinggung, apabila orang lain menolak permintaan saya 12. Saya merasa takut tidak disukai ketika menolak meminjamkan uang kepada teman 4. Saya memiliki keinginan yang jelas untuk bisa dicapai 5. Saya dapat mengemukakan pendapat atau ide secara apa adanya 6. Saya akan menyampaikan inti persoalan tanpa harus berputar-putar 7. Saya merasa percaya diri ketika menghadap atasan/majikan untuk meminta penjelasan tentang pekerjaan 8. Saya terbiasa memaksakan pendapat terhadap orang lain 9. Saya mengalami kesulitan memilih kata-kata untuk mengungkapkan pendapat saya 10. Saya lebih baik mengabaikan pendapat dan perasaan saya daripada menghadapi konflik dengan orang lain 11. Kalau ada ide saya lebih senang menyimpan dalam hati
Saya menuruti permintaan orang lain meski tidak sesuai dengan pendapat saya
Saya dapat menjelaskan keinginan ysng ingin saya capai
Aitem ini digunakan
tidak
Saya lebih senang menyimpan ide saya dalam hati daripada
Saya akan mengikuti keinginan orang lain walaupun tidak sependapat
162
Dapat mengeksp resikan perasaan tidak senang;
dari pada mengutarakannya 2. Sewaktu sedih atau susah, saya dapat menceritakannya kepada orang yang saya percaya 3. Saya mengingatkan teman dengan senang hati, apabila ia lupa mengembalikan barang yang dipinjamnya 4. Apabila saya merasa terganggu dengan perkataan/perbuatan orang lain saya akan memberitahukannya dengan jujur tanpa harus menyinggung perasaannya. 5. Saya menegur orang yang menyerobot antrian saya 6. Apabila seseorang lupa mengembalikan barang yang ia pinjam, saya merasa sungkan untuk mengingatkannya 7. Saya membiarkan saja seseorang yang melakukan kesalahan 8. Saya memilih diam ketika seseorang mengganggu kenyamanan saya 9. Ketika orang yang menyalip antrian, saya hanya diam saja
Dapat mengeksp resikan kemaraha n;
1. Sewaktu saya mengutarakan kemarahan, saya tidak akan menyalahkan orang lain 2. Ketika orang lain marah pada saya, saya menghadapi dengan
mengutarakannya saya dapat menceritakan masalah saya kepada orang yang saya percaya
Saya merasa kesal jika ada orang lain menyerobot antrian saya
saya cenderung cuek dengan kesalahan orang lain
Saya hanya melihat ketika ada orang lain menyerobot antrian saya
Bagi saya ketenangan dalam menghadapi kemarahan orang lain
163
Dapat mengeksp resikan perasaan yang menyenan gkan.
tenang 3. Apabila terjadi perselisihan, saya tidak akan memojokkan orang lain 4. Saya akan mengungkapkan perasaan jengkel/kecewa pada orang lain tanpa harus menggunakan emosi 5. Ketika saya marah dan kesal, saya mampu mengatakannya dengan mudah dan tenang 6. Saya lebih suka memendam kemarahan kepada orang lain, daripada mengutarakannya 7. Apabila orang lain menyerobot antrian saya, saya tidak berani mengingatkan padahal dalam hati menggerutu 8. Setelah melampiaskan kemarahan pada orang lain saya akan merasa lega 9. Saya memilih diam ketika seseorang berlaku curang terhadap saya 10. Saya suka memendam rasa kesal saya kepada orang lain 2. Saya akan menceritakan perasaan gembira hanya pada orang yang saya percaya 3. Saya percaya apabila saya menceritakan perasaan gembira yang saya rasakan juga akan membuat orang lain merasakan
perlu dimiliki
Ketika orang lain membuat saya marah/kesal, saya akan menyampaikannya dengan tenang
164
kegembiraan saya 4. Dengan menceritakan kegembiraan saya kepada orang lain, akan menambah kegembiraan yang saya rasakan 5. Saya senang Aitem ini memberikan pujian digunakan kepada teman ketika pekerjaannya bagus 6. Kebahagiaan merupakan hal yang tidak perlu diceritakan kepada orang lain 7. Saya terbiasa menyimpan masalah saya sendirir 8. Saya takut orang mengira saya pamer ketika saya menceritakan kebahagiaan saya
tidak
Bagi saya kebahagiaan merupakan hal yang tidak perlu diceritakan kepada orang lain
165
LAMPIRAN 13 DOKUMENTASI PELATIHAN
166
Gambar 1. Ketua Tim sedang menjelaskan pengisian skala pada saat ujicoba skala
Gambar 2. Seleksi peserta pelatihan menggunakan skala
Gambar 3. Ujicoba modul pelatihan di lapangan rektorat UNNES
Gambar 4. Salah satu kegiatan dipertemuan pertama
gambar 5. Trainer menjelaskan materi dipertemuan pertama
Gambar 6. Role play pada pertemuan kedua
Gambar 7. Sesi hear me pada pertemuan kedua
Gambar 8. Ice breaking untuk menceriakan suasana pada pertemuan ketiga
Gambar 9. Salah satu kegiatan warming up pada pertemuan ketiga
Gambar 10. Peserta pelatihan dan tim trainer setelah selesai pelatihan