HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
27 PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI
FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 7/MUNAS VI/MUI/2000 Tentang PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI
Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang berlangsung pada tanggal 23-27 Rabi’ul Akhir 1421 H./25-29 Juli 2000 M. dan membahas tentang Pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Luar Negeri, setelah : Menimbang :
1.
bahwa kepergian wanita meninggalkan keluarga untuk bekerja ke luar kota atau ke luar negeri tanpa mahram merupakan tindakan yang tidak sejalan dengan ajaran agama Islam;
2.
bahwa pengiriman TKW ke luar negeri sampai sekarang belum ada jaminan perlindungan keamanan dan kehormatan perempuan, bahkan justru mendorong timbulnya tindakan pelecehan terhadap martabat wanita dan bangsa Indonesia;
3.
bahwa kebutuhan dan keperluan bekerja di luar kota dan luar negeri merupakan
387
BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
tindakan terpaksa untuk memenuhi kebutuhan minimal hidup dan karena keterbatasan lapangan kerja di Indonesia; 4.
bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang pengiriman TKW.
Memperhatikan : Pendapat dan saran-saran peserta sidang/ Munas. Mengingat :
1.
Firman Allah SWT QS. an-Nur [24]: 31 tentang perempuan harus menjaga kehormatannya dan larangan memperlihatkan keindahannya kecuali kepada mahramnya dan orang tertentu saja;
§ ¦ ¥ ¤ £ ¢ ¡ ± ° ® ¬ « ª © ¨ » º ¹ ¸ ¶ ´ ³ ² Ä ÃÂ Á À ¿ ¾ ½ ¼ Æ Å
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “ﺃﹶﺓﹸHendaklah ﺮﺍﻟﹾﻤﺮﺎﻓﺴﺗﻻﹶﻭﻡﹴﺮﺤmereka ﻣﺫﹸﻭﺎﻬﻌﻣﻭmenahan ﺇﹺﻻﱠﺃﹶﺓﺮﺑﹺﺎﻣﻞﹲﺟpandanﺭﻥﱠﻠﹸﻮﺨﻻﹶﻳ gannya, dan kemaluannya, dan janganlah (ﻭﻣﺴﻠﻢﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱperhiasannya, )ﺭﻭﺍﻩﻡﹴﺮﺤﻣﻱﺫﻊﻣkeﺇﹺﻻﱠ mereka menampakkan cuali yang (biasa) nampak dari padanya.
388
ﻥﹶﻜﹸﻮﻳﺍﻔﹶﺮﺳﺮﺎﻓﺴﺗﺃﹶﻥﹾﺮﹺﺍﻵﺧﻡﹺﻮﺍﻟﹾﻴﻭِﺑﹺﺎﷲﻦﻣﺆﺗﺃﹶﺓﺮﻻﻣﻞﱡﺤﻻﹶﻳ ﺃﹶﻭ ﺎﻬﻨﺑﺍ ﺃﹶﻭ ﺎﻬﺟﻭﺯ ﺃﹶﻭ ﺎﻫﻮﺃﹶﺑ ﺎﻬﻌﻣﻭ ﺇﹺﻻﱠ ﺍﺪﺎﻋﻓﹶﺼ ﺎﻡﹴﺃﹶﻳ ﺛﹶﻼﹶﺛﹶﺔﹶ (ﻣﺴﻠﻢ)ﺭﻭﺍﻩﺎﻬﻨﻣﻡﹴﺮﺤﻣﺫﹸﻭﺃﹶﻭﺎﻬﺃﹸﻣ
HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
kain dan hendaklah mereka menutupkan kudung kedadanya, dan janganlah menam-
pakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, mereka, atau putera-putera atau putera-putera suami mereka, atau saudalaki-laki mereka, atau putera ra-saudara putera saudara lelaki mereka, atau putera § saudara perempuan atau ¦ ¥ ¤ £ ¢ mereka, ¡ putera wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang miliki, atau ª pelayan-pelayan ± °mereka ® ¬ « © ¨ laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) ¢ atau anak-anak yang » º ¹ ¸ ¶ ´ ³ ² § ¦ ¥ ¤ £ ¡ belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya Ä ÃÂ À ¿ ¾ ½ ¼ ± ° Á ® ¬ « ª © ¨ agar diketahui perhiasan yang mereka sem ¦ ¥ ¤ ¢kamu ¡ dan bertaubatlah § bunyikan. £ ´ Æ Å » º ¹ ¸ ¶ ³sekalian ² kepada Allah hai orang-orang yang beriman ± ° kamu ® ¬ « ª © ¨ supaya beruntung. Ä ÃÂ Á À ¿ ¾ ½ ¼
2.
Hadis Nabi SAW : ¹ ¸ ³ ² » º ¶ ´ Æ Å ﺃﹶﺓﹸﺮﺍﻟﹾﻤﺮﺎﻓﺴﺗﻻﹶﻭﻡﹴﺮﺤﻣﺫﹸﻭﺎﻬﻌﻣﻭﺇﹺﻻﱠﺃﹶﺓﺮﺑﹺﺎﻣﻞﹲﺟﺭﻥﱠﻠﹸﻮﺨﻻﹶﻳ Ä ÃÂ Á À ¿ ¾ ½ ¼ (ﻭﻣﺴﻠﻢﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )ﺭﻭﺍﻩ ﻡﹴﺮﺤﻣ ﻱﺫﻊﻣ ﺇﹺﻻﱠ “Seorang tidak boleh Æ Å laki-laki berdua ﺮﹺﻣﺧﺍﻵﻭ ﺫﹸﺎﻡﹺﻬﻮﻌﻣﻟﹾﻴﺍﻭﻭperempuan ﺇﹺﷲِﻻﱠﹺﺎﺃﹶﺑﺓﺮﻦﻣﺑﹺﺎﻣﺆﻞﹲﺗﺓﺃﹶﺟﺮﺭﻣkecuali ﺃﹶﺓﹸﻥﹶduaan ﻮﺮﻟﹾﻜﹸﻤﺍﻳﺍﺮﺮﺎﻔﹶﻓﺴﺳdengan ﺗﺮﻻﹶﺎﻓﺴﻭﻡﹴﺗﻥﹾﺮﺃﹶﺤseorang ﻥﱠﻻﻠﹸﻞﱡﻮﺨ ﺤﻳﻻﹶﻻﹶﻳ disertai mahramnya dan perempuan ﻭtidak ﺃﹶ ﺎﻬﻨﺑﺍ ﺃﹶﻭboleh ﺎﻬﺟ (ﻭﻭﻣﺴﻠﻢﺯ bepergian ﺃﹶﻭ ﺎﻫﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻮﺃﹶﺑ ﺎﻬﻌﻣﺭﻭﺍﻩﻭ )ﺇﹺﻻﱠﺍﻡﹴﺪﺮﻋﺎﺤﺼﻣbersama ﻓﹶﻱ ﻡﹴﺎﺫﻳﺃﹶﻊ ﺛﹶﺔﹶﻣﺇﹺﺛﹶﻻﱠﻼﹶ kecuali mahramnya (HR. Bukhari dan Muslim); ﺃﹶﺓﹸﺮﺍﻟﹾﻤﺮﺎﻓﺴﺗﻻﹶﻭﻡﹴﺮﺤ (ﻣﻣﺴﻠﻢ ﺫﹸﻭﺎﻬﺭﻭﺍﻩﻌ ﻣﻭ)ﻻﱠﺎﺇﹺﻬﺓﺃﹶﻨﻣﺮﺑﹺﺎﻡﹴﻣﺮﻞﹲﺤﻣﺟﺭﻭﻥﱠﺫﹸﻭﻠﹸﺃﹶﻮﺎﺨﻬﻻﹶﻳﺃﹸﻣ ﻥﹶﻜﹸﻮﻳﺍﻔﹶﺮﺳﺮﺎﻓﺴﺗﺃﹶﻥﹾﺮﹺﺍﻵﺧﻡﹺﻮﺍﻟﹾﻴﻭِﺑﹺﺎﷲﻦﻣﺆﺗﺃﹶﺓﺮﻻﻣﻞﱡﺤﻻﹶﻳ (ﻭﻣﺴﻠﻢﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ)ﺭﻭﺍﻩﻡﹴﺮﺤﻣﻱﺫﻊﻣﺇﹺﻻﱠ ﺃﹶﻭﺎﻭﻬ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲﻨ ﺑﺍ ﺃﹶﻭ ﺎﻭﻬﺟﺍﳊﺎﻛﻢﻭ ﺯ ﺃﹶﻭﺎﻭﻫﻣﺎﻟﻚﻮ ﺃﹶﺑ ﺎﻬﻌﺭﻭﺍﻩﻣ ﻭ )ﻻﱠﺇﹺﺍﺭﺍﺪﺮﻋﺎﺿﺼ ﻓﹶﻻﹶﻡﹴﻭﺎﻳﺭﺃﹶﺮﺛﹶﺔﹶﺿﺛﹶﻻﹶﻼﹶ ﺍﺑﻦ (ﻣﺴﻠﻢ)ﺭﻭﺍﻩﺎﻬﻨﻣﻡﹴﺮﺤﻣﺫﹸﻭﻣﺎﺟﻪﺃﹶ(ﻭ ﺎﻬﺃﹸﻣ ﻥﹶﻜﹸﻮﻳﺍﻔﹶﺮﺳﺮﺎﻓﺴﺗﺃﹶﻥﹾﺮﹺﺍﻵﺧﻡﹺﻮﺍﻟﹾﻴﻭِﺑﹺﺎﷲﻦﻣﺆﺗﺃﹶﺓﺮﻻﻣﻞﱡﺤﻻﹶﻳ “Seorang perempuan yang beriman kepada ﻭAllah ﺃﹶ ﺎﻬﻨﺑﺍ ﻭdan ﺃﹶ ﺎﻬﺟHari ﻭﺯ ﻭAkhir ﺃﹶ ﺎﻫﻮﺃﹶﺑtidak ﺎﻬﻌﻣﻭhalal ﺇﹺﻻﱠ ﺍﺪﻋmelakukan ﺎﻓﹶﺼ ﺎﻡﹴﺃﹶﻳ ﺛﹶﻼﹶﺛﹶﺔﹶ ﺍﺑﻦ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻭ ﺍﳊﺎﻛﻢ ﻭ ﻣﺎﻟﻚ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺭﺮﺿ ﻻﹶﻭ ﺭﺮﺿﻻﹶ perjalanan selama (ﻣﺴﻠﻢtiga )ﺭﻭﺍﻩﺎhari ﻬﻨﻣﻡﹴﺮﺤatau ﻣﺫﹸﻭﻭlebih ﺃﹶﺎﻬﺃﹸﻣ kecuali disertai ibu, ﺢﹺﺎﻟﺼayah, ﺍﻟﹾﻤﻠﹾﺐﹺﺟsuami, ﻋﻠﹶﻰﻡﻘﹶﺪﻣanak, ﺪﻔﹶﺎﺳﻣﺎﺟﻪﺍﻟﹾ(ﻤ ُﺀﺭﺩ atau mahramnya” (HR. Muslim); ﺍﺑﻦ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻭ ﺍﳊﺎﻛﻢ ﻭ ﻣﺎﻟﻚ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺭﺮﺿ ﻻﹶﻭ ﺭﺮﺿ ﻻﹶ ( ﻣﺎﺟﻪ ﺢﺒﹺﻴﺗ ﺓﹸﺭﻭﺮﺍﻟﻀﻭ،ﺢﹺﺓﺭﻭﺎﻟﺼﺮﻀﺍﻟﹾﺍﻟﻤﻠﹾﺰﹺﻟﹶﺐﹺﺔﹶﻨﺟﻣﻋﻠﺰﹺﹶﻰﻝﹸﻨﺗﺓﹸﻡﺪﻘﹶﺭﻮﻣﻬﺸﺪﺳﻔﺍﹶﺎﻟﹾﻤﻟﹾﺔﹸﻤﺍﺟﺎُﺤﺀﺭﺍﹶﻟﹾﺩ ﺍﺕﺭﻈﹸﻮﺤﺍﻟﹾﻤ ﺢﹺﺎﻟﺼﺍﻟﹾﻤﻠﹾﺐﹺﺟﻋﻠﹶﻰﻡﻘﹶﺪﻣﺪﻔﹶﺎﺳﺍﻟﹾﻤ389 ُﺀﺭﺩ ﺢﺒﹺﻴﺗ ﺓﹸﺭﻭﺮﺍﻟﻀﻭ ،ﺓﺭﻭﺮﺍﻟﻀ ﺰﹺﻟﹶﺔﹶﻨﻣ ﺰﹺﻝﹸﻨﺗ ﺓﹸﺭﻮﻬﺸﺍﻟﹾﻤ ﺔﹸﺎﺟﺍﹶﻟﹾﺤ ﺍﺕﺭﻈﹸﻮﺤﺍﻟﹾﻤ
BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
ﻥﹶﻭﺃﹶﻮﺎﻜﹸﻬﻳﻨﺍﺑﺮﺍﻔﹶﻭﺃﹶﺳﺎﺮﻬﺎﻓﺴﺟﻭﺗﺯﻥﹾ ﺃﹶﻭﺮﹺﺃﹶﺎﺧﺍﻵﻫﻮﺑﻡﹺﺃﹶﺎﻮﻬﻟﹾﻴﺍﻌﻭﻣﷲِﻭ ﺑﹺﺎﻻﱠﺇﹺﺍﻦﺪﻣﺆﻋﺎﺗﺼﺃﹶﺓﻓﹶﺮﺎﻻﻡﹴﻣﻞﱡﺃﹶﻳ ﺤ ﻼﹶﺛﹶﺔﹶﺛﹶﻻﹶﻳ ﺃﹶﻭ ﺎﻬﻨﺑﺍ ﺃﹶﻭ ﺎﻬﺟﻭﺯﺃﹶﻭ(ﺎﻣﺴﻠﻢ ﻫﻮﺃﹶﺑﺎﺭﻭﺍﻩ ﻬﻌ)ﻣﻭﺎﻬﻻﱠﺇﹺﻨﻣﺍﻡﹴﺪﺮﻋﺎﺤﺼﻣﻓﹶﻭ ﻡﹴﺫﹸﺎﻳﺃﹶﻭﺃﹶﺎﺔﹶﻼﹶﻬﺛﹶﺃﹸﺛﹶﻣ (ﻣﺴﻠﻢ)ﺭﻭﺍﻩﺎﻬﻨﻣﻡﹴﺮﺤﻣﺫﹸﻭﺃﹶﻭﺎﻬﺃﹸﻣ ﺍﺑﻦ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻭ ﺍﳊﺎﻛﻢ ﻭ ﻣﺎﻟﻚ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺭﺮﺿ ﻻﹶﻭ ﺭﺮﺿﻻﹶ ﻻﹶﻭsendiri ﺭ(ﺮﺿ ﻻﹶ “ﺍﺑﻦTidak ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲboleh ﻭ ﺍﳊﺎﻛﻢ ﻭ ﻣﺎﻟﻚ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺭﺮﺿdiri membahayakan ﻣﺎﺟﻪ maupun orang lain” (HR Malik, al-Hakim, (ﻣﺎﺟﻪ al-Baihaqi dan Ibnu Majah)
3.
ﺢﹺﺎﻟﺼﺍﻟﹾﻤﻠﹾﺐﹺﺟﻋﻠﹶﻰﻡﻘﹶﺪﻣﺪﻔﹶﺎﺳﺍﻟﹾﻤُﺀﺭ ﺩ “Menolak/menghindarkan ﺢﹺﺎﻟﺼﺍﻟﹾﻤﻠﹾﺐﹺﺟﻋﻠﹶﻰkerusakan ﻡﻘﹶﺪﻣﺪﻔﹶﺎﺳﻤlebih ﺍﻟﹾُﺀﺭﺩ Kaidah Fiqhiyah:
diutamakan dari pada mendatangkan kemaslahatan.”
4. ﺢKaidah ﺒﹺﻴﺗ ﺓﹸﺭﻭﺮﻀFiqhiyah: ﺍﻟﻭ ،ﺓﺭﻭﺮﺍﻟﻀ ﺰﹺﻟﹶﺔﹶﻨﻣ ﺰﹺﻝﹸﻨﺗ ﺓﹸﺭﻮﻬﺸﺍﻟﹾﻤ ﺔﹸﺎﺟﺍﹶﻟﹾﺤ ﺢﺒﹺﻴﺗ ﺓﹸﺭﻭﺮﺍﻟﻀﻭ ،ﺓﺭﻭﺮﺍﻟﻀ ﺰﹺﻟﹶﺔﹶﻨﻣ ﺰﹺﻝﹸﻨﺗ ﺓﹸﺭﻮﻬﺍﺕﺸ ﺍﺭﻟﹾﻤﻈﹸﺔﹸﻮﺟﺎﺤﺤﺍﺍﹶﻟﹾﻟﹾﻤ ﺍﺕﺭﻈﹸﻮﺤﺍﻟﹾﻤ “Hajat (kebutuhan sekunder) yang masyhur menempati darurat, dan kondisi darurat membolehkan hal-hal yang dilarang (diharamkan);
MEMUTUSKAN Menetapkan:
FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI
1.
Perempuan yang meninggalkan keluarga untuk bekerja ke luar kota atau ke luar negeri, pada prinsipnya, boleh sepanjang disertai mahram, keluarga atau lembaga/ kelompok perempuan terpercaya (niswah tsiqah).
2.
Jika tidak disertai mahram (keluarga) atau niswah tsiqah, hukumnya haram, kecuali dalam keadaan darurat yang benarbenar bisa dipertanggungjawabkan secara syar’iy, qanuniy, dan ‘adiy, serta dapat menjamin keamanan dan kehormatan tenaga kerja wanita.
3.
Hukum haram berlaku pula kepada pihak-pihak, lembaga atau perorangan yang mengirimkan atau terlibat dengan pengiriman TKW seperti dimaksud angka 2; demikian juga pihak yang menerimanya.
4.
Mewajibkan kepada pemerintah, lembaga dan pihak terkait lainnya dalam pengiriman TKW untuk menjamin dan melindungi keamanan dan kehormatan TKW, serta membentuk kelompok/
390
HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
lembaga perlindungan hukum atau kelompok niswah tsiqah di setiap negara tertentu, serta kota-kota tertentu untuk menjamin dan melindungi keamanan serta kehormatan TKW. 5.
Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
6.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini. Ditetapkan : Jakarta, 27 Rabi’ul Akhir 1421 H 29 Juli 2000 M
MUSYAWARAH NASIONAL VI TAHUN 2000 MAJELIS ULAMA INDONESIA Pimpinan Sidang Komisi C (Fatwa)
Ketua
Sekretaris
ttd
ttd
Prof. Dr. Umar Shihab
Dr. H. M. Dien Syamsuddin
391