Analisis Fungsi Perencanaan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang Dalam Menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kabupaten Karawang
Nelly Martini SE., MM Budi R SE., MM Adhi Nugraha, SE.
ABSTRAK
T. Hani Handoko (2011:6) menyatakan “Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit”, dan Kreitner (2009:170) menyatakan “Planning has been labeled the primary management function because it sets the stage for all other aspect of management”.Dari pernyataan diatas kita ketahui pentingnya manajemen dalam suatu organisasi, dan pentingnya fungsi perencanaan dalam keberhasilan manajemen. Salah satu tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang adalah mengurangi angka pengangguran, sehingga dengan melakukan analisis terhadap fungsi perencanaan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang dapat kita ketahui peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang dalam Menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kabupaten Karawang. Penelitian yang telah dilakukan adalah bersifat deskriptif, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan pengujian keabsahan data yang di gunakan pada metode penelitian kualitatif meliputi uji credibility (kredibilitas/validitas internal), transferability (transferabilitas/validitas eksternal), dependability (dependabilitas/reliability) dan confirmability (konfirmabilitas/obyektivitas). Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah proses perencanaan yang ada di Disnakertrans Karawang telah dilakukan dengan cukup baik, meskipun masih terdapat kekurangan terutama belum adanya rencana jangka panjang dan belum maksimalnya efektivitas rencana yang ada. Proses penetapan tujuan yang ada di Disnakertrans Karawang juga telah berjalan dengan baik.Proses pembuatan keputusan yang ada di Disnakertrans Karawang bisa dikatakan cukup baik, meskipun dari hasil analisis yang dilakukan masih ada kekurangan pada penerapan metode kuantitaif. Adapun hal yang kami rekomendasikan pada proses perencanaan perlu di buat rencana jangka panjang sehingga terdapat rencana yang berkesinambungan dari rencana jangka pendek dan menengah yang dibuat dan perlu adanya peningkatan efektivitas rencana yang dibuat. Sedangkan pada proses penetapan tujuan perlu ditingkatkan lagi ketepatan penetapan tujuan agar lebih terukur, efektif dan efisien.Pada proses pembuatan keputusan perlu dilakukan penerapan metode kuantitatif agar pembuatan keputusan menjadi lebih tepat karena dilakukan dengan metode ilmiah dan berdasarkan kepada data yang ada. Kata kunci: Fungsi Perencanaan A. PENDAHULUAN Pengangguran merupakan suatu masalah yang kompleks dan berpengaruh kesegala segi kehidupan, dan dinas yang bertugas secara langsung untuk menyelesaikan masalah pengangguran adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh manajemen dalam organisasi tersebut, dan keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi oleh kemampuan manajer dalam mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen yang ada terutama fungsi perencanaan yang sangat penting dalam manajemen. Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
920
B. KAJIAN PUSTAKA 1.
Proses Perencanaan Perencanaan adalah proses paling awal dalam fungsi manajemen, karena proses perencanaan merupakan proses yang menentukan kegiatan yang akan dilakukan organisasi dimasa mendatang, sebagaimana disampaikan T. Hani Handoko (2011:77) yaitu “Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa”. Menurut Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell (2008:21) menyatakan “perencanaan (planning) adalah merinci tujuan-tujuan yang akan dicapai dan memutuskan diawal tindakan-tindakan tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut”. Menurut Prince Jide Adetule (2011:9) menyatakan “Planning is a futuristic idea of deciding in the present what a company or person wants to do or achieve in future”. Menurut Griffin (2008:7) menyatakan “planning means setting an organization’s goals and deciding how best to achieve them”. Jadi dapat kita simpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses menentukan kegiatan yang akan dilakukan kapan, bagaimana dan oleh siapa sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan. 2. Penetapan Tujuan Organisasi T. Hani Handoko (2011:108) menyatakan “Sebelum organisasi menentukan tujuantujuan, terlebih dulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi”. Jadi tujuan bersumber pada misi organisasi. Menurut G.R.Terry sebagaimana di kutip Malayu S.P. Hasibuan (2008:17) menyatakan “Tujuan adalah hasil yang diinginkan yang melukiskan skop yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha-usaha seorang manajer”.Jadi mencakup 4 pokok sebagaimana disampaikan Malayu S.P. Hasibuan (2008:17), yaitu “1.tujuan, 2. Skop, 3.Kepastian dan 4.arah”. 3. Pembuatan Keputusan T. Hani Handoko (2011:129) menyatakan: Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer.Kegiatan ini memegang peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Menurut G.R.Terry sebagaimana dikutip Malayu S.P. Hasibuan (2008:54) menyatakan “Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”. Jadi berdasarkan pernyataan diatas pembuatan keputusan memiliki peranan yang sangat penting bagi organisasi dimana pembuatan keputusan merupakan tanggung jawab seorang manajer/pemimpin.
C. METODE PENELITIAN Penelitian yang telah dilakukan adalah bersifat deskriptif, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan pengujian keabsahan data yang di gunakan pada metode penelitian kualitatif meliputi uji credibility (kredibilitas/validitas internal), transferability (transferabilitas/validitas eksternal), dependability (dependabilitas/reliability) dan confirmability (konfirmabilitas/obyektivitas). Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
921
1.
Kredibilitas Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan member check. Digunakannya uji ini dimaksudkanuntuk mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai subyek penelitian. Triangulasi dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan dari beberapa pihak secara terpisah namun dengan karakteristik yang sama, kemudian hasilnya di cross check antara jawaban yang satu dengan yang lain yang lain. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap atasan, bawahan dan teman sejawat.Dari hasil jawaban dari beberapa pihak tersebut kemudian dilihat kesamaan dan perbedaannya. 2.
Transferabilitas Transferability (validitas eksternal) menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sample tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakai, hingga manakah hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. Digunakannya uji ini karena dapat diterapkan pada subyek yang lain yang mempunyai karakteristik yang sama dengan subyek penelitian yang diambil. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi lebih jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan bisa atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain. Bila pembaca laporan penelitian memperolehgambaran yang sedemikian jelasnya, semacam apa suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar transferability.
3.
Dependabilitas Uji dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Pada penelitian ini, peneliti meminta bantuan pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melekukan penelitian dimulai dari peneliti menentukan masalah, memasuki lapangan, menetukan sumber data, melakukan analisis data, sampai membuat kesimpulan. 4.
Konfirmabilitas Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas mirip dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada. Uji ini dimaksudkan agar pola-pola pertanyaan yang diajukan kepada subyek-subyek lain yang serupa maka didapatkan hasil yang serupa pula sehingga didapatkan keabsahan data untuk penelitian lebih lanjut.Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati partisipan.
Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
922
D. HASIL PENELITIAN Adapun penelitian terhadap fokus penelitian analisis fungsi perencanaan pada Disnakertrans Karawang dalam mengurangi Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Karawangmenggunakan tiga subfokus penelitian, adapun tiga sub fokus yang digunakan dalam analisis fungsi perencanaan pada Disnakertrans Karawang dalam mengurangi Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Karawang adalah: proses perencanaan, proses penetapan tujuan organisasi dan proses pembuatan keputusan. Adapun pembahasan temuan penelitian akan di bahas pada pembahasan sub fokus penelitian. 1. Proses Perencanaan Adapun hal-hal yang dianalisis pada proses perencanaan pada penelitian yang dilakukan, yaitu: tahapan proses perencanaan, hubungan fungsi perencanaan dengan fungsi lainnya khususnya dengan fungsi pengawasan, jangka waktu rencana, strategic plan (rencana strategik), rencana tetap, rencana sekali pakai, efektifitas rencana, cara mengatasi hambatan dalam mengembangkan perencanaan yang efektif dan perencanaan kembali. a.
Tahapan proses perencanaan Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Suratno pada tanggal 28 Agustus 2012 bahwa proses di Disnakertrans Karawang adalah sebagai berikut: Kalau di OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang leading sektornya, Subag Program dan Pelaporan dimana kita akomodir keinginan bidang maunya seperti apa, lalu kita kaitkan dengan RPJMD kabupaten dan juga kita tetapkan Visi dan Misi kita dengan membreak down RPJMD kabupaten, lalu disetujui kepala dinas.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa pada proses perencanaan dalam pembuatan rencana stratejik (rencana 5 tahunan) di Disnakertrans Karawang 2011-2015 dan 2005-2010 terdapat tahapan sebagai berikut: a. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Disnakertrans Karawang (analisis SWOT) b. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. c. Telaah Renstra Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan Renstra Disnakertrans Jabar. d. Telaah rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis. e. Penentuan isu-isu strategis. f. Penyusunan rencana stratejik Disnaakertrans yang merupakan dasar dari semua rencana kerja dan kegiatan yang ada di Disnaker. secara teori manajemen, hasil wawancara dan observasi, tahapan proses perencanaan yang ada di Disnakertrans karawang telah berjalan dengan baik. b. Hubungan fungsi perencanaan dengan fungsi lainnya, khususnya dengan fungsipengawasan Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Retno Wulandari pada tanggal 3 September 2012 menyatakan:
Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
923
Perencanaan itu jadi dasar tiap program dan kegiatan, dan tiap bulan juga mereka harus melaporkan program dan kegiatan mereka ke kita, jadi kita tahu apa saja yang mereka kerjakan dan sudah sesuai atau belum dengan rencana. Jika kita amati dari jawaban diatas, maka perencanaan merupakan dasar dari semua kegiatan dan fungsi lainnya.Jadi bisa disimpulkan bahwa hubungan fungsi perencanaan dengan fungsi lainnya terutama dengan fungsi pengawasan sangat erat dan telah berjalan dengan baik di Disnakertrans Karawang. c.
Jangka waktu rencana Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Suratno pada tanggal 28 Agustus 2012, menyatakan jangka waktu rencana yang ada di Disnakertrans Karawang, yaitu: Jadi gini, perencanaan jangka panjang itu ada di Renstra yang dibuat berdasarkan RPJMD. Renstra itu 5 tahun tapi di break down lagi tiap tahunnya. Jadi ada rencana tahunan yang masing-masing punya target tersendiri. Berdasarkan penjelasan diatas secara teori manajemen, Suatu organisasi idealnya memiliki rencana jangka panjang, yang menjadi acuan rencana jangka menengah dan jangka pendek. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa rencana berdasarkan jangka waktunya, yang ada di Disnakertrans Karawang masih kurang baik, karena belum memiliki rencana jangka panjang.
d.
Strategic plan (Rencana Stratejik) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa rencana stratejik yang ada di Disnakertrans Karawang di tuangkan dalam Renstra 2011-2015 (Rencana Stratejik) yang berlaku untuk 5 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Retno Wulandari pada tanggal 3 September 2012 bahwa Strategik Plan di Disnakertrans Karawang adalah sebagai berikut “semua rencana strategis ada di dalam renstra, itu sudah lengkap semua”. Jika kita amati dari hasil observasi dan jawaban diatas, maka rencana strategis yang ada di Disnakertrans Karawang sudah lengkap dan tersusun dengan baik dan untuk masalah mengurangi angka pengangguran juga telah ada dalam rencana stratejik. e.
Rencana tetap Berdasarkan hasil observasi peneliti menemukan bahwa rencana tetap yang ada di Disnakertrans Karawang terdiri dari Strategi dan Kebijakan.Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Suratno pada tanggal 28 Agustus 2012, menyatakan bahwa ”Ada banyak strategi dan kebijakan, semua dicantumkan di Renstra (rencana strategis) dan di break down ke rencana kerja”. Berdasarkan hasil observasi dan jawaban diatas, maka rencana tetap yang ada di Disnakertrans Karawang dapat kita simpulkan sudah baik. f.
Rencana sekali pakai Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Suratno pada tanggal 3 September 2012, menyatakan bahwa ”Kalau program dan kegiatan dibuat di Renja tahunan, tapi Renja juga harus tetap sesuai dengan Renstra yang sudah kita buat”. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa rencana sekali pakai yang ada di Disnakertrans Karawang terdiri dari Program dan Kegiatan yang bersifat Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
924
tahunan yang kesemuanya tetap menginduk kepada rencana stratejik organisasi.Jadi bisa kita simpulkan bahwa rencana sekali pakai yang ada di Disnakertrans dalam kaitannya menurunkan angka pengangguran sudah baik, hal ini terbukti dengan adanya program dan kegiatan yang lengkap dalam rangka menurunkan angka pengangguran. g.
Efektivitas rencana Efektivitas rencana yang ada di Disnakertrans Karawang diukur melalui indikatornya masing-masing, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Retno Wulandari pada tanggal 3 September 2012 yaitu: Kalau indikator, semua program dan kegiatan sudah ada indikatornya, jadi bisa kita ukur pencapaiannya, tapi memang masih ada program yang belum mencapai target terutama program yang membutuhkan anggaran banyak, sementara anggaran pemerintah masih terbatas. Berdasrkan hasil observasi yang telah dilakukan, efektivitas rencana selalu memiliki indikator dan juga dilakukan penghitungan pencapaian terhadap target yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa efektivitas rencana di Disnakertrans Karawang masih kurang baik, hal ini terlihat dengan masih terdapatnya kegiatan yang sama sekali tidak di realisaikan.
h.
Cara mengatasi hambatan dalam mengembangkan perencanaan yang efektif Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Retno Wulandari pada tanggal 3 September 2012 bahwa hambatan yang ada dalam pengembangan rencana yang efektif adalah sebagai berikut: Pertama mungkin anggaran, masih agak sulit membagi anggaran yang masih terbatas jadi banyak target yang belum bisa tercapai, jadi kita biasanya pilih yang paling mendesak yang bisa kita kerjakan, terus juga masalah pelaporan dari bidang terkadang masih suka terlambat jadi kita juga ada kekurangan data dan agak sulit membuat rencana yang tepat Hambatan lainnya yang juga terjadi di Disnakertrans Karawang dalam rangka pengembangan rencana yang efektif adalah keterlambatan laporan dari bidang, sehingga terjadi kesulitan ddalam pengawasan kinerja bidang terutama dalam realisasi anggaran, kegiatan dan program. Namun hal ini biasanya di siasati dengan pemberian teguran secara lisan kepada bidang terkait agar segera memberikan laporan. Disamping itu dilakukan juga rapat koordinasi dimana bidang harus melaporkan realisasi anggaran, kegiatan dan program serta hambatan dan solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi. Jika kita amati dari keadaan diatas, maka cara mengatasi hambatan dalam mengembangkan perencanaan yang efektif yang ada di Disnakertrans Karawang sudah cukup baik. i.
Perencanaan kembali Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Suratno pada tanggal 23 Agustus 2012 bahwa tahapan proses di Disnakertrans Karawang adalah sebagai berikut: Kalau perubahan rencana belum pernah terjadi, karena kita harus bekerja sesuai renja yang ada, dan kalau mau mengganti rencana maka mulai dari renstra harus juga di ganti. Kita mengundang seluruh bidang, bidang harus mempresentasikan sampai bulan ini apa masalahnya dan solusinya apa. (rapat pelaporan kinerja bidang).
Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
925
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa memang perencanaan kembali bukan berorientasi untuk mengubah program dan kegiatan yang telah di tetapkan tapi untuk mengatasi masalah dan hambatan yang ada dalam implementasi program dan kegiatan yang akan dilakukan.Berdasarkan pembahasan diatas, maka perencanaan kembali yang ada di Disnakertrans Karawang telah berjalan baik. 2. Penetapan Tujuan Adapun hal-hal yang dianalisis pada penetapan tujuan pada penelitian yang dilakukan, yaitu: proses penetapan visi, misi dan tujuan, pemahaman visi, misi dan tujuan organisasi oleh anggota organisasi, penggabungan kebutuhan dan kepentingan pihak yang terlibat dengan organisasi dalam penetapan tujuan organisasi dan penerapan Management by objectives (MBO).
a.
Proses penetapan Visi, Misi dan Tujuan Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Retno Wulandari pada tanggal tanggal 3 September 2012 bahwa proses penetapan visi, misi dan tujuan di Disnakertrans Karawang adalah sebagai berikut: Kalau visi misi dan tujuan seperti yang tadi sudah di jelaskan di proses perencanaan, kita nyusun berdasarkan RPJMD kabupaten, dan juga Renstra kementrian dan provinsi disamping itu kita minta masukan dari bidang, terus kita olah supaya apa yang di amu bidang nyambung dengan RPJMD dan Renstra kementrian dan provinsi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, proses penetapan visi, misi dan tujuan organisasi yang ada di Disnakertrans Karawang dapat digambarkan sebagai berikut: Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Disnakertrans Karawang (analisis SWOT)
Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih.
Telaah Renstra Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan Renstra Disnakertrans Jabar.
Telaah rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis.
Penentuan isu-isu strategis.
Penyusunan Visi, Misi dan Tujuan Organisasi
Gambar 12. Proses penetapan visi, misi dan tujuan organisasi di Disnakertrans Karawang Sumber: Disnakertrans Karawang dan diolah peneliti (2012) Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
926
Jika kita amati, proses penetapan Visi, Misi dan Tujuan Organisasi yang ada di Disnakertrans Karawang sudah sangat baik, karena sudah sangat lengkap dan sesuai dengan standar teori manajemen yang ada dan juga sesuai dengan aturan yang berlaku sebagai OPD. b. Pemahaman Visi, Misi dan Tujuan Organisasi oleh anggota organisasi Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu retno Wulandari pada tanggal 3 September 2012 bahwa proses pemahaman Visi, Misi da Tujuan Organisasi oleh anggota organisasi di Disnakertrans Karawang yaitu“Setelah kita selesai menyusun Visi, Misi dan tujuan yang di buat di Renstra, kita selanjutnya bagikan Renstra ke semua bidang supaya bisa di sosialisasikan ke semua karyawan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, proses sosialisasi dari pemahaman Visi, Misi dan Tujuan Organisasi yang ada di Disnakertrans Karawang, yaitu dengan cara memberikan Dokumen renstra dan Renja kepada setiap bidang agar masing-masing kepala bidang mensosialisasikan Visi, Misi, Tujuan Organisasi serta Program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang masing, sehingga dengan cara tersebut diharapkan pemahaman akan Visi, Misi dan Tujuan Organisasi bisa lebih efektif, Jika kita amati dari hasil penelitian di atas, , maka pemahaman visi, misi dan tujuan organisasi oleh anggota organisasi yang ada di Disnakertrans Karawang sudah cukup baik, c.
Penggabungan kebutuhan dan kepentingan pihak yang terlibat dengan organisasi dalam penetapan tujuan organisasi Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Suratno pada tanggal 23 Agustus 2012 bahwa proses penggabungan kebutuhan dan kepentingan pihak yang terlibat dengan organisasi dalam penetapan tujuan organisasi di Disnakertrans Karawang yaitu “Pokoknya kita mengacu kepada RPJMD Karawang, dan Renstra Kemenakertrans. Tapi dari sana sudah terwakili kepentingan masyarakat dan juga kepentingan pengusaha dalam penetapan tujuan Disnakertrans Karawang”. Jika kita amati dari jawaban diatas, maka Penggabungan kebutuhan dan kepentingan pihak yang terlibat dengan organisasi dalam penetapan tujuan organisasi yang ada di Disnakertrans Karawang sudah berjalan dengan baik. d.
Penerapan Management by objectives (MBO) Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Suratno pada tanggal 23 Agustus 2012 bahwa penerapan management by objectives (MBO) di Disnakertrans Karawang adalah sebagai berikut: Kita sangat mengutamakan pencapaian tujuan, dan setiap program dan kegiatan pun selalu ada indikatornya sehingga kita bisa menilai apakah program dan kegiatan sudah berjalan baik atau belum. Meskipun ada beberapa yang belum tercapai, tapi biasanya terkendala oleh anggaran. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, setiap sasaran dalam Renstra serta program dan kegiatan yang ada dalam Renja telah memiliki indikator yang berfungsi untuk mengukur hasil pencapaian dari Disnakertrans Karawang dan juga terdapat target capaian yang harus di capai untuk tiap sasaran, program dan kegiatan yang dilakukan di disnakertrans Karawang. Jika kita amati dari hasil observasi dan jawaban diatas, maka Disnakertrans Karawang telah menerapkan Management by objectives (MBO) dengan baik.
Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
927
3. Pembuatan Keputusan Adapun hal-hal yang dianalisis pada pembuatan keputusan pada penelitian yang dilakukan yaitu: proses pembuatan keputusan, keterlibatan bawahan dalam proses pembuatan keputusan, pembuatan keputusan kelompok dan metode kuantitatif dalam pembuatan keputusan. a. Proses pembuatan keputusan Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Retno Wulandari pada tanggal 3 September 2012 bahwa proses pembuatan keputusan di Disnakertrans Karawang adalah sebagai berikut “Biasanya kita nyari data dan masukan dari bidang supaya jelas, setelah itu baru kita olah informasi yang ada, baru setelah itu kita buat keputusannya”. Berdasarkan Hasil observasi yang telah dilakukan, proses pembuatan keputusan di Disnakertrans Karawang di awali dengan pengumpulan data dari bidang dan juga data-data lainnya yang di perlukan, setelah itu dilakukan pengolahan data tersebut sehingga di peroleh informasi yang di butuhkan oleh pembuat keputusan. Setelah itu dilakukan analisis terhadap kondisi yang ada berdasarkan informasi yang telah didapat. Selanjutnya di buatlah keputusan berdasarkan hasil analisis terhadap informasi yang telah di dapat, Jadi proses pembuatan keputusan yang ada di Disnakertrans Karawang telah berjalan baik. b. Keterlibatan bawahan dalam proses pembuatan keputusan Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Suratno pada tanggal 23 Agustus 2012 menyatakan bahwa“kalau keterlibatan bawahan pasti ada, kan kita dalam pembuatan keputusan meminta data dan masukan dari bidang, dimana tiap bidang memberikan data dan informasi yang salah satunya berasal dari bawahan”. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, bahwa keterlibatan bawahan dalam proses pengambilan keputussan adalah dalam pemberian data dan informasi lapangan, karena yang lebih mengetahui kondisi dan masalah di lapangan adalah bawahan yang setiap hari bekerja di lapangan.Jadi dapat disimpulkan keterlibatan bawahan dalam proses pembuatan keputusan yang ada di Disnakertrans karawang, sudah baik. c.
Pembuatan keputusan kelompok Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Suratno pada tanggal 23 Agustus 2012 mengenai pembuatan keputusan kelompok di Disnakertrans Karawang adalah sebagai berikut “pada dasarnya kalau proses pembuatan keputusan itu melibatkan kelompok, karena sebelum keputusan itu diambil kita minta data dan masukan dahulu ke dinas supaya keputusan yang di ambil tepat”. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, bahwa cukup banyak keputusan yang dilakukan dengan berkelompok, terutama untuk pembuatan keputusan yang bersifat kompleks dan penting, maka biasanya di bentuk tim khusus untuk pembuatan keputusan tersebut.Jadi berdasarkan uraian di atas, pembuatan keputusan kelompok yang ada di Disnakertrans karawang sudah berjalan dengan baik. d.
Metode kuantitatif dalam pembuatan keputusan Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, belum ada satupun metode kuantitatif yang berupa riset operasi yang digunakan untuk membantu proses pembuatan keputusan. Hal ini cukup di sayangkan karena cukup banyak model dan teknik riset operasi yang bisa di aplikasikan dalam membantu proses pembuatan keputusan di Disnakertrans Karawang. Jadi berdasarkan uraian di atas, masih belum terdapat metode kuantitatif yang berupa Riset Operasi dalam pembuatan keputusan yang ada di Disnakertrans Karawang.
Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
928
E. SIMPULAN SARAN 1. Simpulan Adapun simpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a. Proses perencanaan yang ada di Disnakertrans Karawang telah dilakukan dengan cukup baik, karena telah sesuai dengan berjalan sesuai dengan seharusnya, meskipun masih terdapat kekurangan terutama belum adanya rencana jangka panjang dan belum maksimalnya efektivitas rencana yang ada. b. Proses penetapan tujuan yang ada di Disnakertrans Karawang bisa dikatakan telah berjalan dengan baik, karena dari semua indikator yang digunakan pada proses penetapan tujuan, semuanya telah berjalan dengan baik. c. Proses pembuatan keputusan yang ada di Disnakertrans Karawang bisa dikatakan cukup baik, meskipun dari hasil analisis yang dilakukan masih ada kekurangan pada penerapan metode kuantitaif, tapi indikator lainnya telah berjalan dengan baik. 2. Rekomendasi Adapun hal yang kami rekomendasikan adalah sebagai berikut: a. Pada proses perencanaan yang ada di Disnakertrans Karawang perlu di buat rencana jangka panjang sehingga terdapat rencana yang berkesinambungan dari rencana jangka pendek dan menengah yang dibuat dan perlu adanya peningkatan efektivitas rencana yang dibuat. b. Proses penetapan tujuan yang ada di Disnakertrans Karawang meskipun telah berjalan dengan baik namun tetap perlu ditingkatkan lagi ketepatan penetapan tujuan agar lebih terukur, efektif dan efisien. c. Proses pembuatan keputusan yang ada di Disnakertrans Karawang perlu dilakukan penerapan metode kuantitatif agar pembutan keputusan menjadi lebih tepat karena dilakukan dengan metode ilmiah dan berdasarkan kepada data yang ada. F. Daftar Pustaka Adetule, Prince Jide (2011). The Handbook onManagement Theories. Edisi kesatu. Author house. Bloomington. Bateman, Thomas S. dan Scott A. Snell (2008).Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetit.Buku 1. Edisi Ketuju. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. DuBrin, Andrew (2008).Essentials of Management.Cetakan keduabelas.Cengage Learning, Inc. Mason.
Evaluasi Rencana Stratejik Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang tahun 20052010. Griffin, Ricky W. (2007). Principles of Management. Houghton Mifflin Company. Boston. Griffin, Ricky W. (2008).Management.Edisi kesembilan. Houghton Mifflin Company. Boston. Handoko, T. Hani (2011), Manajemen. Cetakan Keduapuluh Satu. BPFE.Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S.P. (2008), Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Cetakan Ketujuh. Bumi Aksara. Jakarta. Kreitner, Robert (2009). Management. Edisi Kesebelas. Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company. Boston. Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
929
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang tahun 2008. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang tahun 2011. PERATURAN
DAERAH KABUPATEN KARAWANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN.
NOMOR:
1
TAHUN
2011
TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 20112015. Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung (2008).Teori Ekonomi Makro. Edisi Keempat. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Rencana Stratejik (Renstra)Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang tahun 20112015. Siswanto, B. (2010). Pengantar Manajemen. Cetakan Keenam. Bumi Aksara. Jakarta. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 (yang dipadukan dengan Perubahan I, II, III & IV). www.depdagri.go.id www.digilib.unimus.ac.id www.diamlawan.wordpress.com www.DisnakerKarawang.go.id www.karawangkab.bps.go.id www.karya-ilmiah.um.ac.id www.jabar.bps.go.id www.rimanews.com
Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
930