Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi ROE Bank Pembangunan Daerah tahun 2010-2015 dengan Pendekatan Du Pont Plus Propoosal-Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Manajemen
FENTI 2013-11-XXX
HALAMAN JUDUL
PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran
penting dalam perekonomian suatu negara. Karna bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana. Fungsi bank sebagai intermediasi merupakan mata rantai dalam melakukan bisnis yang berkaitan dengan penyediaan dana sebagai modal kerja dan investasi bagi unit bisnis dalam melaksanakan produksi. Perbankan di Indonesia memiliki pangsa pasar 80% dari keseluruhan sistem keuangan yang ada. Perusahaan perbankan yang ada di Indonesia meliputi bank domestik dan bank asing. Bank domestik terdiri dari bank persero, bank umum swasta nasional devisa, bank umum swasta nasional non devisa, bank pembangunan daerah, bank campuran. Bank yang diteliti dalam penelitian ini adalah Bank Pembangunan Daerah. Bank Pembangunan Daerah (BPD) merupakan salah satu kelompok lembaga keuangan yang berperan dalam menggerakkan perekonomian daerah dengan mendukung pembiayaan pembangunan di daerah. Dalam rangka mendukung pembiayaan pembangunan daerah serta memperkuat fungsinya sebagai lembaga intermediasi., BPD harus dapat meningkatkan kinerja keuangan dalam melakukan operasionalnya. Sehingga analisis kinerja keuangan pada BPD perlu dilakukan.
Menurut Syofyan (2003), profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Profitabilitas merupakan alat pengendali aset bank yang mencakup rasio rentabilitas ekonomi (Return on Investment, Return on Equity, dan Net Profit Margin). Salah satu penilaian terhadap kinerja perbankan dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis Du Pont system. Du Pont system adalah salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas. Return on Equity (ROE) merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Apabila nilai ROE semakin besar, maka menunjukkan bahwa kinerja keuangan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. Jika nilai ROE meningkat, maka profitabilitas perusahaan juga meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemengang saham. Grafik 1.1 ROE Bank Umum dan BPD periode 2010-2015. 80000
30
70000
25
60000
20
50000 40000
15
30000
10
20000
5
10000 0
0 2010 EAT BPD
2011
2012 TE BPD
2013 %ROE BPD
2014
2015
%ROE BANK UMUM
Grafik di atas dapat menunjukkan bahwa ROE Bank Pembangunan Daerah lebih tinggi dibandingkan ROE bank umum. Selain itu ROE bank umum dan Bank Pembangunan Daerah sama-sama mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun 2010-2012 ROE bank umum dan BPD sama-sama mengalami penurunan. Tetapi ROE bank umum dan BPD kembali mengalami peningkatan di tahun 2013 dan kembali mengalami penurunan sampai tahun 2015. Hal ini menunjukan bahwa kinerja bank umum dan BPD untuk memperoleh keuntungan kurang baik karena terjadinya peningkatan dan penurunan selama tahun 2010-2015. Hal tersebut terjadi karna kenaikan laba bersih setelah pajak yang dihasilkan bank tidak sebanyak kenaikan ekuitas bank yang sangat tinggi. Sehingga ekuitas yang digunakan bank tidak efisien dalam menghasilkan laba. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan beberapa hasil yang berbeda untuk masing-masing variabel yang mempengaruhi Return on Equity. Financial Leverage Multiplier (FLM) digunakan untuk meningkatkan keuntungan bagi pihak yang memengang saham. Hasil penelitian yang dilakukan Animah, Erlin, dan Nina (2009) menyatakan bahwa Financial Leverage Multiplier berpengaruh positif terhadap Return on Equity. Menurut Kasmir (2012), Total Asset Turnover (TATO) merupakan rasio yang mengukur perputaran seluruh aktiva milik perusahaan dan mengukur seberapa besar jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aktiva. Masih dalam penelitian Animah, Erlin, dan Nina (2009), menunjukkan bahwa TATO berpengaruh positif terhadap Return on Equity. Begitu pula dengan hasil
penelitian Ashariana (2015) dan Ulfa (2015) yang menyatakan bahwa TATO berpengaruh signifikan terhadap ROE. Tetapi berbeda dengan hasil penelitian Devy (2012) yang menyatakan bahwa TATO tidak berpengaruh positif terhadap ROE. Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih dari pendapatan operasionalnya. Dalam penelitian Ulfa (2015), Henisah (2014), dan Asharina (2015) menyatakan bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap ROE. Begitu pula dengan penelitian Animah, Erlin, dan Nina (2009) yang menyatakan bahwa Profit Margin berpengaruh positif terhadap ROE. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang membandingkan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan dana yang diambil dari dana pihak ketiga. Pada penelitian Sofyan (2016) menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROE. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shofar (2015) dan Rizka (2012) yang menyatakan bahwa LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Non-Performing Loan (NPL) adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam mengatasi kredit bermasalah. Dalam melakukan pemberian kredit kepada nasabah, bank akan dihadapkan pada risiko kredit yang tidak mampu dibayar oleh debitur sehingga menimbulkan kredit bermasalah.
Dalam penelitian Sofyan (2016) menyatakan bahwa NPL berpengaruh positif terhadap ROE. Berbeda dengan hasil penelitian Romaida (2012) yang menyatakan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi ROE Bank Pembangunan Daerah tahun 2010-2015 dengan Pendekatan Du Pont Plus” 1.2
Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut : a. Return on Equity pada Bank Pembangunan Daerah tahun 2010-2015 mengalami fluktuasi. b. Return on Equity Bank Pembangunan Daerah lebih tinggi dibandingkan Return on Equity Bank Umum selama tahun 22010-2015. c. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Return on Equity pada perusahaan. Terutama pada tingginya kenaikan ekuitas yang tidak disertai dengan kenaikan laba bersih. d. Kinerja keuangan perbankan harus ditingkatkan.
1.2.2 Pembatasan Masalah Sedangakan pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Objek penelitian ini hanya dilakukan pada Bank Pembangunan Daerah (BPD). b. Periode data yang diteliti mulai dari tahun 2010 sampai dengan 2015. c. Indikator Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbasis Du Pont system yang terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover (TATO), Financial Laverage Multiplier (FLM), dan Return On Equity (ROE).
1.3
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka permasalahan
yang akan
dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh Financial Leverage Multiplier (FLM) terhadap Return on Equity (ROE)? 2. Bagaimana pengaruh Total Asset Turn Over (TATO) terhadap Return on Equity (ROE)? 3. Bagaimana pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return on Equity (ROE)? 4. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return on Equity (ROE)?
5. Bagaimana pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity (ROE)? 1.4
Tujuan Penulisan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh Financial Leverage Multiplier (FLM) terhadap Return on Equity (ROE) Bank Pembangunan Daerah. 2. Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap Return on Equity (ROE) Bank Pembangunan Daerah. 3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return on Equity (ROE) Bank Pembangunan Daerah. 4. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Retun on Equity (ROE) Bank Pembangunan Daerah. 5. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity (ROE) Bank Pembangunan Daerah.
1.5
Manfaat Penelitian Adapun mafaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a.
Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
penulis mengenai faktor-faktor yang mempegaruhi Return on Equity perbankan pada Bank Pembangunan Daerah.
b.
Bagi Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan dan bahan bacaan bagi pihak yang membutuhkan, serta diharapkan kedepannya dapat dikembangkan lagi.. c.
Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengevaluasi kinerja keuangan dan menentukan strategi bisnis di masa yang akan datang.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Sedangkan menurut Kamsir (2012:12) dalam Zehertian (2015), bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat, lalu menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat, dan memberikan jasa lainnya. 2.1.2 Jenis-jenis Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 perbankan terdiri dari beberapa jenis, yakni : 1. Dilihat dari segi fungsinya : a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum sering disebut dengan istilah bank komersil.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. Jasa yang ditawarkan BPR lebih sedikit dibandingkan dengan jasa yang ditawarkan bank umum. Karna dalam kegiatan operasinya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti yang dilakukan oleh bank umum. 2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya a. Bank Milik Pemerintah Merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah. Sehingga seluruh keuntungannya dimiliki oleh pemerintah. Sedangkan Bank milik Pemerintah Daerah (BPD) terdapat pada daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing Provinsi. b. Bank Milik Swasta Nasional Merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional. Begitupula dengan pembagian keuntungannya diambil oleh swasta nasional juga. c. Bank Milik Koperasi Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan berbadan hukum koperasi. d. Bank Milik Asing Merupakan cabang bank dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta maupun milik pemerintah negara tersebut. e. Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan swasta nasional. Tetapi kepemilikan sahamnya mayoritas dimiliki oleh warna negara Indonesia. 3. Dilihat dari Segi Status a. Bank Devisa Merupakan bank yang dapat memberikan jasa transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing, seperti transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, traveler cheque, dan lain-lain. Untuk menjadi bank devisa, persyaratannya ditentukan oleh bank devisa. b. Nank Non Devisa Merupakan bank yang tidak dapat memberikan jasa seperti bank devisa, dikarenakan belum mempunyai izin untuk memberikan jasa sebagai bank devisa. 4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Merupakan bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya dengan menentukan bunga sebagai harga dan pengenaan biaya (fee based). b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah Merupakan bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya berdasarkan prinsip syariah, yakni dengan cara bagi hasil (mudharabah), penyertaan modal, keuntungan dari menjual/membeli barang, sewa, dan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa.
2.1.3 Kegiatan Bank Menurut Kamsir (2012:13) dalam Zehertian (2015) menyatakan bahwa badan usaha perbankan memiliki 3 kegiatan, yaitu : 1. Menghimpun Dana Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan masyarakat berupa simpanan giro, tabungan, dan deposito.setiap jenis simpanan memiliki karakteristik yang berbeda. Karna industri perbankan semakin berkembang, kini bank menghimpun dana dalam bentuk lain seperti surat berharga, obligasi, dan pasar uang antar bank. 2. Penyaluran Dana Bank menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dana yang disalurkan pada masyarakat sebagian besar berbentuk kredit. Bank konvensional akan mendapat balas jasa berupa bunga dan bank syariah mendapat balas jasa berupa bagi hasil atas pinjaman yang telah diberikan kepada debitur. 3. Pelayanan Jasa Bank memberikan pelayanan jasa bank sebagai aktifitas pendukung. Pelayanan jasa bak dibagi menjadi 2 jenis, yakni jasa bank dalam negeri dan jasa bank luar negeri. Imbalan atas pelayanan jasa perbankan adalah pendapatan fee dan komisi atau disebut denga fee based income.
2.1.4 Sumber Dana Bank Dana bank merupakan uang tunai dan atau aktiva lancar yang dimiliki bank dan dapat diuangkan setiap waktu. Menurut Kamsir (2012:51), sumber dana bank diperoleh dari : 1. Dana bank yang bersumber dari bank itu sendiri a. Setoran modal dari pemegang saham Merupakan modal yang didapat dari pemilik saham yang membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. b. Cadangan laba Yakni cadangan laba tahun lalu yang tidak dibagikan kepada pemegang saham untuk mengantisipasi laba di tahun yang akan dating. c. Laba bank yang belum dibagikan Yaitu laba yang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan, sehingga digunakan sebagai modal untuk sementara waktu. 2. Dana bank yang berasal dari masyarakat luas a. Simpanan Giro Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja dengan menggunakan bilyet giro, cek, dan surat perintah pembayaran lainnya atau pemindah bukuan. Giro dibedakan menjadi 2 kategori, yakni rekening perorangan dan rekening atas nama badan.
b. Simpanan Tabungan Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu. c. Simpanan Deposito Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, deposito adalah simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian nasabah dengan bank. Terdapat 3 jenis deposito, yakni deposito berjangka, deposito harian, dan sertifikat deposito. 3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Merupakan pinjaman yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan dalam likuiditas. b. Pinajamn antar bank (call money) Pinjaman ini diberikan kepada bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu membayar kekalahanya. c. Pinjaman dari bank luar negeri d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Merupakan surat utang yang diterbitkan oleh badan usaha swasta, pemerintah, dana gen pemerintah yang umumnya memiliki jangka waktu maksumal satu tahun.
2.2 Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:3) dalam Henisah (2014), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Sedangkan menurut Sugiono (2012:3), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada waktu tertentu. Menurut Kusnadi (2008:28), tujuan dari laporan keuangan adalah : 1.
Sebagai penyedia segala informasi yang bersangkutan dengan posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan, sehingga dapat digunakan sebagai pengambilan suatu keputusan ekonomi.
2.
Dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada perusahaan.
3.
Menunjukkan pencapaian yang telah dicapai pihak manajemen perusahaan di masa lalu, sehingga para pikah yang memiliki kepentingan atas perusahaan memiliki dasar untuk berpijak dan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan menurut Kamsir (2014:281) dalam Anggraini (2015), tujuan
pembuatan laporan keuangan bank adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan informasi keuangan yang berisikan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki perusahaan.
2.
Memberikan informasi keuangan yang berisikan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban yang dimiliki perusahaan, baik itu kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.
3.
Memberikan informasi keuangan yang berisikan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal yang dimiliki perusahaan.
4.
Memberikan informasi yang berisikan tentang hasil usaha yang dicerminkan oleh jumlah pendapatan yang dihasilkan dan sumber-sumber pendapatan tersebut.
5.
Memberikan informasi keuangan yang berisikan tentang jumlah dan rincian biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
6.
Memberikan informasi yang berisikan tentang perubahan yang terjadi pada aktiva, modal, dan kewajiban bank.
7.
Memberikan informasi yang berisikan tentang kinerja manajemen dalam periode tertentu.
2.2.2 Pengertian Laporan Keuangan Bank Menurut PAPI (2001) dalam Ismail (2010:15), laporan keuangan bank yang lengkap terdiri atas neraca, laporan komitmen dan kontingensi, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan kuangan. a. Neraca
Neraca adalah laporan posisi keuangan yang berisikan tentang harta, kewajiban, dan modal yang dimiliki perusahaan pada periode pelaporan. b. Laporan Komitmen dan Kontingensi Laporan komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan jika segala persyaratan yang disepakati sudah terpenuhi. Sedangkan kontingensi adalah kondisi dengan hasil akhir ada atau tidaknya keuntungan atau kerugian yang dapat diketahui setelah terjadi satu atau beberapa peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Laporan Komitmen dan Kontingensi terpisah dari neraca dan laporan laba rugi karna di masa depan dapat mempengaruhi neraca dan atau laba rugi. c. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang berisikan tentang pendapatan dan beban perusahaan pada periode pelaporan. Laporan laba rugi disusun secara berjenjang, yakni dengan memisahkan antara pendapatan dan beban. d. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas perusahaan, apakah terjadi peningkatan atau penurunan pada aktiva bersih perusahaan selama periode pelaporan. e. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang berisikan tentang penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu dalam 3 aktivitas, yakni arus kas dari kegiatan operasional, arus kas dari kegiatan dari investasi, dan arus kas dari
aktivitas pendanaan. Laporan arus kas digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada aktivitas keuangan yang terkait dengan transaksi tunai.
f. Catatan atas Laporan Keuangan Catatatn atas laporan keuangan adalah laporan yang berisikan tentang informasi yang terkait dengan seluruh aktivitas keuangan yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan, termasuk laporan komitmen dan kontingensi. 2.3 Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2008:297) dalam Henirah (2014), rasio keuangan adalah angka yang didapat dari perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang memiliki hubungan yang relevan. Sedangkan menurut Kasmir (2013:2014) dalam Yonantha (2014), rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangandengan cara membagi angka dengan angka lainnya. Analisis rasio yang dapat digunakan dalam menilai kinerja keuangan perbankan adalah sebagai berikut : 1.
Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2013:110) rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. Dengan kata lain, rasio likuiditas menunjukkan kemampuan bank dalam melunasi hutang-hutang jangka pendeknya yang telah
jatuh tempo atau untuk mengetahui kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban ketika ditagih. Jenis-jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah sebagai berikut : a.
Quick Ratio Quick ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposan dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki bank.
b.
Cash Ratio Cash ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang telah jatuh tempo dengan menggunakan uang kas yang tersedia.
c.
Investing Policy Ratio Investing policy ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban kepada para deposan dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimiliki bank.
d.
Banking Ratio Banking ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas bank dengan cara membandingkan seluruh jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki bank. Apabila nilai banking ratio semakin tinggi, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah. Hal tersebut dikarenakan oleh jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin rendah.
e.
Loan to Asset Ratio (LAR)
Loan to asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas bank dengan cara membandingkan seluruh jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Apabila nilai loan to asset ratio semakin tinggi, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah. f.
Investment Portofolio Ratio Investment portofolio ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas pada investasi surat-surat berharga yang dimiliki bank.
g.
Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to deposit ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan cara membandingkan jumlah kredit dengan jumlah dana pihak ketiga.
h.
Investment Risk Ratio Investment risk ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur resiko
dalam
investasi
surat-surat
berharga
dengan
cara
membandingkan nilai pasar dengan nilai nominalnya. Apabila nilai rasio ini semakin tinggi, maka semakin besar kemampuan bank dalam menyediakan aktiva lancar. i.
Liquidity Risk Liquidity risk adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat resiko yang dimiliki bank jika gagal melunasi kewajibannya kepada
para deposan dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki bank di masa yang akan datang. j.
Credit Risk Ratio Credit risk ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat resiko kredit macet dengan jumlah kredit yang disalurkan oleh bank.
k.
Deposit Risk Ratio Deposit risk ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat resiko kegagalan bank dalam membayar kembali deposannya.
2.
Rasio Solvabilitas Menurut Kasmir (2013:151), rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aktiva yang dibiayai oleh utang dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Atau dengan kata lain berapa besar jumlah utang dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki bank. Jenis-jenis rasio solvabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Risk Asset Ratio Risk asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kemungkinan penurunan pada resiko asset yang dimiliki bank. b. Capital Ratio Capital ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan bank dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama pada resiko yang disebabkan oleh bunga yang gagal ditagih. c. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital adequacy ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya tingkat resiko dalam pemberian kredit serta resiko dalam memperdagangkan surat berharga. 3.
Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas atau disebut juga dengan rasio profitabilitas adalah rasio
yang digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Jenis-jenis rasio rentabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Gross Profit Margin Gross profit margin adalah rasio yang menggambarkan laba kotor yang didapat perusahaan setelah dikurangi seluruh biaya yang dikeluarkan. b. Net Profit Margin Net profit margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan pendapatan operasionalnya. c. Retun on Equity Return on equity atau rentabilitas modal sendiri adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan modal dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan jumlah modal. Apabila nilai return on equity semakin besar, maka semakin baik. Karna hal tersebut menggambarkan efisiensi bank dalam menggunakan modalnya untuk mendapatkan laba yang tinggi. 4.
Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas bank
dalam menggunakan aktiva yang dimiliki. Atau dengan kata lain rasio ini
mengukur besarnya tingkat efisiensi bank dalam memanfaatkan aktivanya. Jenisjenis rasio aktivitas yang digunakan adalah sebagai berikut : a.
Rasio Perputaran Persediaan Rasio perputaran persediaan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang digunakan untuk persediaan berputar dalam satu periode. Sehingga semakin tinggi nilai rasio perputaran persediaan, maka bank semakin efektif dalam mengelola persediaan.
b.
Rasio Perputaran Piutang Rasio perputaran piutang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ada dalam piutang berputar dalam satu periode atau berapa lama piutang dalam satu periode dapat ditagih. Apabila perputaran piutang semakin cepat, maka bank semakin efektif dalam mengelola piutangnya.
c.
Rasio Perputaran Total Aset Rasio perputaran total asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah pendapatan yang dihasilkan dari setiap rupiah aktivanya dan juga mengukur perputaran total aktiva yang dimiliki oleh bank.
d.
Rasio Perputaran Aset Tetap Rasio perputaran asset tetap adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran dana yang ada pada asset tetap dalam suatu periode.
2.4 Analisis Du Pont System Menurut Sawir (2005:28), analisis du pont system adalah analisis yang menggabungkan rasio-rasio aktivitas dengan profit margin, serta menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi dalam menentukan profitabilitas dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut Sutrisno (2009:256), analisis du pont system merupakan analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan yang terjadi pada rasio aktivitas dan net profit margin, serta mengukur seberapa besar pengaruhnya terhadap Return on Investment (ROI). Menurut Munawir (2010:91) dalam Fitriana (2014), manfaat dari analisis du pont system adalah sebagai berikut : a. Menyeluruh dan komprehensif Karna sistem ini dapat mengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi operasional, dan efisiensi pendapatan. b. Efisiensi Dengan sistem ini, kita dapat membandingkan efisiensi perusahaan dengan efisiensi standar industri. Dengan demikian, kita dapat mengetahu ranking perusahaan serta kinerja perusahaan. c. Dapat mengukur efisiensi tindakan Selain itu sistem ini dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakantindakan yang dilakukan oleh perusahaan, yakni dengan cara mengalikan seluruh biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan.
d. Dapat mengukur profitabilitas Analisis ini dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. e. Dapat membuat perencanaan Analisis ini juga dapat digunakan sebagai dasar perencanaan untuk mengambil keputusan. 2.5 Return on Equity (ROE) Merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. ROE dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total equitas (net income dibagi dengan total assets). Cara perhitungannya : ROE = 2.6 Financial Leverage (FL) Penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Cara Perhitunganya: FL =
2.7 Total Asset Turnover (TATO) Rasio ini merupakan aktivitas yang mengukur aktivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Cara perhitunganya: TATO = 2.8 Net Profit Margin (NPM) Menunjukan perbandingan antara laba bersih dibandingkan dengan penjualan atau untuk mengukur laba bersih dibandingkan dengan volume penjualan. Cara perhitunganya: NPM = 2.9 Loan to Asset Ratio (LDR) Merupakan perbandingan total kredit terhadap total dana pihak ketiga. Cara perhitungannya:
=
100 %
2.10 Net Performing Loan (NPL)
Merupakan perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan kepada debitur. Cara perhitungannya: Bermasalah = Kredit Total Kredit
2.11 Penelitian Terdahulu
100%
Penelitian ini merupakan hasil pengembangan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa penulis. Berikut adalah tabel ringkasan penelitianpenelitian terdahulu. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1.
Peneliti Animah, Elin Erlina Susanti, dan Nina Karina
Judul Penelitian Pengaruh Profit Margin, Investment Turnover, dan Equity Multiplier terhadap Return on Equity.
2.
Devy Siswyna Arpy Elfanika
Analisis Pengaruh CR, TATO, DER, Size, dan DR terhadap Profitabilitas (ROE) Perusahaan (Studi pada Perusahaan Automotive dan Allied Product yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010)
3.
Ashariana Warso
Pengaruh Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, dan Current Ratio terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Kelompok Manufaktur di Daftar Efek Syariah tahun 2010-2013.
4.
Shofar Akbar Ali
Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Kinerja Keuangan Return on Equity (ROE) Perusahaan Perbankan di Indonesia tahun 2009-2013.
Hasil Penelitian Profit Margin, Investment Turnover, dan Equity Multiplier secara simultan berpengaruh positif terhadap Return on Equity. Profit Margin, Investment Turnover, dan Equity Multiplier secara parsial berpengaruh positif terhadap Return on Equity. DER tidak berpengaruh negative terhadap ROE. TATO tidak berpengaruh positif terhadap ROE. Size berpengaruh positif signifikan terhadap ROE. CR berpengaruh negative signifikan terhadap ROE. Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, dan Current Ratio secara simultan berpengaruh terhadap Rentabilitas Modal Sendiri. Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri. Sedangkan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Rentabilitas Modal Sendiri. Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE). Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE). Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE).
5.
Rizka Rizkia
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity (ROE) pada Lima Bank Konvensional yang Go Public periode 20072011.
Capital Adequacy Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE). Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Equity (ROE). Dana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE). Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE).
6.
Sofyan Febbi Hanny Saputri
Pengaruh CAR, BOPO, NPL, dan LDR terhadap ROE pada Bank Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
7.
Romaida Saragih
Analisis Kualitas Aset dan Efisiensi terhadap ROE (Return on Equity) pada Bank Swasta Devisa di Indonesia.
8.
Henisah
Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Gross Profit Margin terhadap Return on Equity pada Perusahaan Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
9.
Ulfa Eka Abdiana
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Return on Equity (ROE) pada Perusahaan
CAR dan NPL secara parsial berpengaruh positif terhadap ROE. Sedangkan BOPO dan LDR secara parsial berpengaruh negative terhadap ROE. CAR, NPL, BOPO, dan NIM secara simultan berpengaruh terhadap ROE. CAR, BOPO, dan NIM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROE. Sedangkan NPL secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Gross Profit Margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity. Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity. Sedangkan Current Ratio dan Gross Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity. Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE). Debt to Equity Ratio (DER)
Otomotif yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE). Total Asset Turnover (TATO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE). Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity (ROE).
2.12 Hubungan Antar Variabel Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan dalam mengukur Return on Equity dengan menggunakan analisis Du Pont System ialah Financial Laverage Multiplier, Total Asset Turnover, dan Net Profit Margin, serta ditambah dengan Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan. 2.12.1 Hubungan Financial Leverage Multiplier dengan Return on Equity Financial Leverage Multiplier merupakan pembiayaan sebagian dari asset perusahaan dengan surat berharga dengan tingkat pengembalian yang nilainya tetap dengan harapan meningkatkan pendapatan para pemegang saham. Financial Leverage Multiplier (FLM) digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang didanai oleh pemegang saham. Apabila nilai FLM semakin besar, maka semakin sedikit bagian aktiva yang didanai oleh pemegang saham dan hal tersebut menandakan pendanaan aktiva sebagian besar berasal dari pendanaan eksternal (hutang). Maka jika FLM semakin besar, maka ROE akan semakin meningkat. 2.12.2 Hubungan Total Asset Turnover dengan Return on Equity
Hubungan antara Total Assets Turnover (TATO) dengan Return on Equity (ROE) adalah positif. Apabila Total Assets Turnover (TATO) semakin besar, maka akan semakin baik karena berarti semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan. ROE yang meningkat dipengaruhi oleh Total Assets Turnover (TATO). 2.12.3 Hubungan Net Profit Margin dengan Return on Equity Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan bank, dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Apabila keuntungan bank meningkat, maka semakin tinggi nilai Return On Equity (ROE). Sehingga NPM berpengaruh positif terhadap ROE.
2.12.4 Hubungan Loan to Deposit Ratio dengan Return on Equity LDR (Loan to Deposit Ratio) mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit, kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh sebab itu jika tingkat likuiditas bank tersebut semakin rendah, maka kinerja perusahaan semakin menurun. LDR merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga. Jika nilai LDR semakin tinggi, maka akan mengindikasikan rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan oleh jumlah dana yang
diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar dan dapat menimbulkan kredit macet. Dengan likuiditas bank yang rendah maka hal tersebut akan berdampak pada hilangnya kepercayaan konsumen pada bank tersebut. Apabila masyarakat sudah tidak percaya kepada bank tersebut, maka investor pun akan enggan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan, sehingga secara otomatis akan menurunkan ROE. Jadi apabila LDR semakin tinggi, maka kinerja perusahaan perbankan tersebut menurun dan akan mempengaruhi ROE yakni akan mengalami penurunan. 2.12.5 Hubungan Non Performing Loan dengan Return on Equity Apabila suatu bank memiliki Non Performing Loan (NPL) yang tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya. Atau dengan kata lain apabila Non Performing Loan (NPL) suatu bank semakin tinggi, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja bank tersebut. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, sehingga semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah kinerja suatu bank. NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROE) yang diperoleh bank. Oleh karna itu semakin tinggi NPL, maka semakin besar risiko yang disalurkan bank sehingga semakin rendah pendapatan yang dihasilkan.
2.13
Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, dan penelitian terdahulu,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1
: Diduga terdapat pengaruh Financial Leverage Multiplier (FLM) terhadap Return on Equity (ROE).
H2
: Diduga terdapat pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap Return on Equity (ROE).
H3
: Diduga terdapat pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return on Equity (ROE).
H4
: Diduga terdapat pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return on Equity (ROE).
H5
: Diduga terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity (ROE).
2.14
Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
HI
FLM (X1)
TATO (X2)
NPM (X3)
ROE (Y) BAB III
LDR (X4)
NPL (X5)
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Riset Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian
asosiatif dengan dengan bentuk hubungan kausal. Menurut Jumono (2016), penelitian asosiatif-kausal ialah penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah yang memiliki hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Selain itu, juga menggunakan data laporan keuangan tahunan Bank Pembangunan Daerah tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 beserta data teoristis yang tersedia di perpustakaan sebagai pelengkap penelitian.
3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka berupa laporan keuangan dan data lainnya yang dapat diukur. Data yang dikumpulkan berupa laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca, laba rugi, dan laporan perhitungan rasio keuangan.
3.2.2
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yakni berupa laporan keuangan tahunan Bank Pembangunan Daerah tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 yang telah dipublikasikan pada website resmi Otoritas
Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Laporan keuangan yang digunakan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perhitungan rasio keuangan. Sumber lainnya berupa jurnal dan sumber-sumber lain yang dapat digunakan dalam penelitian ini.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2014), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini yakni Bank Pembangunan Daerah yang berjumlah 27 bank. Bank tersebut antara lain sebagai berikut : Tabel 3.1 Daftar Bank Pembangunan Daerah No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Bank Bank Aceh BPD Bali BPD Bengkulu Bank DKI BPD Jambi BPD Jawa Tengah BPD Jawa Barat dan Banten BPD Jawa Timur BPD Kalimantan Timur BPD Kalimantan Tengah BPD Kalimantan Barat BPD Kalimantan Selatan BPD Lampung BPD Maluku BPD Nusa Tenggara Barat
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
BPD Nusa Tenggara Timur BPD Papua BPD Riau Kepri BPD Sulawesi Tenggara BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat BPD Sulawesi Tengah BPD Sulawesi Utara BPD Sumatera Barat BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung BPD Sumatera Utara BPD Yogyakarta BPD Banten
3.3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk diteliti. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yakni teknik pengambilan sempel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria yang ditetapkan dalam pengambilan sampel penelitian ini yakni : 1.
Bank-bank yang termasuk dalam kategori Bank Pembangunan Daerah tahun 2010-2015.
2.
Bank Pembangunan Daerah yang telah menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember periode 2010-2015 secara lengkap dan laporan keuangan tersebut dipublikasikan pada website Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id) dan Bank Indonesia (www.bi.go.id)
3.
Aktiv dalam industri perbankan Indonesia pada tahun 2010-2015
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel yang diambil sebagai objek penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Sampel Penelitian. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Bank Bank Aceh BPD Bali BPD Bengkulu Bank DKI BPD Jambi BPD Jawa Tengah BPD Jawa Barat dan Banten BPD Jawa Timur BPD Kalimantan Timur BPD Kalimantan Tengah BPD Kalimantan Barat BPD Kalimantan Selatan BPD Lampung BPD Maluku BPD Nusa Tenggara Barat BPD Nusa Tenggara Timur BPD Papua BPD Riau Kepri BPD Sulawesi Tenggara BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat BPD Sulawesi Tengah BPD Sulawesi Utara BPD Sumatera Barat BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung BPD Sumatera Utara BPD Yogyakarta
3.4 Metode Pengambilan Data Data-data dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan pertahun Bank Pembangunan Daerah periode 2010-2015 yang dipublikasikan pada website resmi Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id) dan Bank Indonesia (www.bi.go.id). Selain itu juga dilakukan studi pustaka untuk memperoleh teori-teori yang
diperlukan untuk penelitian dengan cara mengumpulkan referensi yang bersumber dari jurnal dan literatur.
3.5 Devinisi Operasional Variabel 3.5.1 Variabel Dependen (Y) Return on Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. ROE mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan (persen). 3.5.2 Variabel Independen (X) 3.5.2.1 Financial Leverage Multiplier Financial Leverage Multiplier merupakan indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan dana pihak luar untuk membeli aktiva. 3.5.2.2 Total Asset Turnover Menurut Kasmir (2012), Total Asset Turnover (TATO) merupakan rasio yang mengukur perputaran seluruh aktiva milik perusahaan dan mengukur seberapa besar jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aktiva. Jika rasio TATO semakin tinggi, maka menunjukkan bahwa semakin efisien penggunaan aktiva dalam menghasilkan laba.
3.5.2.3 Net Profit Margin Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih dari pendapatan operasionalnya. Apabila rasio NPM semakin tinggi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan semakin produktif dalam memperoleh laba yang tinggi. 3.5.2.4 Loan to Deposit Ratio Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang membandingkan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan dana yang diambil dari dana pihak ketiga (Mala, 2017). Apabila LDR semakin tinggi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan likuiditas bank yang besangkutan semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh jumlah dana yang diperlukan dalam membiayai kredit menjadi semakin besar pula. 3.5.2.5 Non Performing Loan Non Performing Loan (NPL) adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam mengatasi kredit bermasalah. Dalam melakukan pemberian kredit kepada nasabah, bank akan dihadapkan pada risiko kredit yang tidak mampu dibayar oleh debitur sehingga menimbulkan kredit bermasalah. Apabila rasio NPL semakin kecil, maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet.
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Variabel
Pengertian
Return on Equity (ROE)
Rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio yang mengukur besarnya total asset dalam setiap ekuitasnya. Rasio yang mengukur perputaran seluruh aktiva milik perusahaan dan mengukur seberapa besar jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aktiva. Rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih dari pendapatan operasionalnya. Rasio yang membandingkan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan dana yang diambil dari dana pihak ketiga. Rasio yang mengukur kemampuan bank dalam mengatasi kredit bermasalah.
Financial Leverage Multiplier (FLM) Total Asset Turnover (TATO)
Net Provit Margin (NPM)
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Non Performing Loan (NPL)
Rumus ROE =
FLM =
TATO =
NPM =
LDR =
x 100 %
NPL =
x 100 %
3.6 Teknik Analisis Data Mengikuti pola analisis penelitian Jumono (2015, 2016), prosedur analisis inferensial mengikuti bagan sebagai berikut :
Estimasi Model Panel Data
Fixed Effect
Common Effect
Chow Test
Random Effect
Hausman Test
LM Test
Model Tebaik Sebelum Postestimation Test
Postestimation Test (Diagnostic Testing)
Lolos Postestimation Test Model Terbaik Lolos Postestimation Test
Kajian Hasil Penelitian
3.6.1 Penentuan Model Estimasi Data Panel Pemilihan model estimasi data panel dilakukan untuk mengetahui jenis model regresi yang akan digunakan untuk menganalisis data panel. Ada tiga model data panel yang sering digunakan, yaitu model regresi Common Effect, model fixed effect, dan model random effect. 3.6.1.1 Common Effect Common Effect adalah langkah pertama dalam mengestimasi data panel dengan hanya mengombinasikan data time series dan cross section menggunakan model OLS (Ordinary Least Square). OLS atau pendekatan Fooled Least Square adalah teknik paling sederhana dalam mengestimasi data panel yang mengasumsikan interseo dan slope koefisien dianggap konstan (tetap) baik antar waktu maupun antar individu (perusahaan). Persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + … + βpXpit + μit .....................(3.1) Dimana: i = Unit cross section (individual) t = Periode waktu
3.6.1.2 Fixed Effect Model fixed effect merupakan model yang mengasumsikan bahwa setiap individu (perusahaan) memiliki intersep yang berbeda antar individu tetapi
memiliki slope regresi yang sama/tetap dari waktu ke waktu. Untuk persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Yit = β0 + β1X1it + β2W2it + D2Z1it + εit ............................(3.2) Dimana : W1it = 1 untuk bank ke i = 0 untuk lainnya Z1it = 1 untuk periode ke t = 0 untuk lainnya
3.6.1.3 Random Effect Model Random Effect merupakan model regresi yang menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar individu (perusahaan). Model random effect mengasumsikan bahwa setiap variabel mempunyai perbedaan intersep tetapi intersep tersebut bersifat random. Untuk persamaan regresinya yaitu : Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + … + βpXpit + εit + μit ..............(3.3) Dimana: i = Unit cross section (individual) t = Periode waktu
3.6.2 Penentuan Metode Estimasi Untuk memilih estimasi terbaik, terdapat beberapa langkah pengujian data panel yakni : 3.6.2.1 Uji Chow (F-restricted test) Uji chow dilakukan untuk memilih salah satu antara model efek tetap (Fixed Effect Model) dengan model koefisien tetap (Common Effect Model). Hipotesis dalam pengujian ini adalah : H0 : Ordinary Least Square Ha : Fixed Effect Dan formulasi statistiknya adalah : FN+T-2,NT-N-T = Keterangan :
(
(
)/(
)/(
)
)
……………………(3.4)
n = Jumlah individu (cross section) T = Jumlah periode waktu (time series) K = Jumlah variabel penjelas RRSS = restricted residual sums of squares yang berasal dari model koefisien tetap URSS = unrestricted residual sums of squares yang berasal dari model efek tetap
3.6.2.2 Uji Lagrange Multiplier (LM Test)
Uji Lagrange Multiplier dilakukan untuk memilih model estimasi antara Ordinary Least Square dengan Random Effect. LM test dilakukan ketika hasil pengujian uji Chow menunjukkan H0 diterima. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini yakni : H0 : Ordinary Least Square Ha : Random Effect Dan formulasi statistiknya adalah: LM =
(
)
∑
(∑
(
∑
̂ ) ̂
−1) …………………………(3.5)
Uji LM didasarkan pada distribusi chi-square dengan degree of freedom sebesar jumlah variabel independen. Apabila nilai LM statistic lebih besar dibandingkan nilai kritis statistic chi-square, maka H0 ditolak. Artinya estimasi yang tepat untuk model regresi data panel ialah model random effect (Widarjono, 2009).
3.6.2.3 Uji Hausman Uji Hausman dilakukan jika hasil pengujian uji Chow menunjukkan bahwa H0 ditolak, yang berarti model yang baik menggunakan fixed effect sehingga diperlukan pengujian menggunakan uji Hausman. Uji Hausman dilakukan untuk memilih model estimasi antara fixed effect dengan random effect. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah : H0 : Random Effect Ha : Fixed Effect
Dengan formulasi statistiknya adalah : H = (βRE - βFE)1 (ΣFE – ΣRE)-1 (βRE - βFE) Dimana : βRE = Random effect estimator βFE = Fixed Effect estimator ΣFE = Matrik kovarian Fixed Effect
3.6.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan sebelum mengolah data. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan model regresi yang baik dan konsisten. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yakni uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
3.6.3.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2009) uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen dan varibel dependennya memiliki distribusi data normal atau tidak normal. Karna model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada cara untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak normal, yakni dengan menganalisis grafik dan dilengkapi dengan uji statistik. Dasar pengambilan keputusan dalam menganalisis grafik yaitu model regresi memenuhi asumsi normalitas, apabila datanya menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, serta menunjukkan pola distribusi normal dan begitu pula sebaliknya. Sedangkan uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametrik Kolmogrov-Smirov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Data residual berdistribusi normal apabila nilai signifikan < 5% (0,05) Ha : Data residual tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikan > 5% (0,05).
3.6.3.2 Uji Multikolineralitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang kuat antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dilakukan pada variabel bebas yang jumlahnya lebih dari dua. Karna model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang cukup kuat antar variabel bebasnya. Untuk
menunjukkan
ada
atau
tidaknya
multikolinearitas,
dapat
diidentifikasikan secara statistik, yaitu dengan cara melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai VIF lebih dari 10 atau nilai tolerancenya lebih dari 0.1, maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan apabila nilai VIF kurang dari 10 atau nilai tolerancenya kurang dari 0.1, maka tidak terjadi multikolinearitas.
3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Apabila varian dari residual satu pengamatan lainnya tetap, maka disebut dengan homoskedastisitas dan apabila berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Untuk menunjukkan ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat diidentifikasikan secara statistik, yaitu dengan cara melihat nilai prob-chi2. Apabila nilai prob-chi2 signifikan atau kurang dari 0.05, maka terjadi heteroskedastisitas. Tetapi apabila nilai prob-chi2 tidak signifikan atau lebih dari 0.05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau homoskedastisitas.
3.6.4 Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi yang didapat adalah signifikan atau nilai statistiknya tidak sama dengan nol. Apabila nilai koefisien regresi sama dengan nol, artinya tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Maka dari itu, seluruh koefisien regresi harus diuji. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.6.4.1 Uji Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ialah antara 0 sampai dengan 1. Jika nilai R² kecil, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati 1 mengartikan bahwa variabel-variabel
independen dapat memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variasi variabel dependen. 3.6.4.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (t) Uji t digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat probabilitas t hitung. Jika probabilitas t < 0.05 pada alpha 0.05 maka H0 ditolak yang artinya variabel tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Maka sebaliknya, jika probabilitas t > 0.05 pada alpha 0.05 maka H0 diterima yang artinya variabel tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.4.2 Uji Simultan (F) Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F hitung. Jika nilai F hitung lebih besar dari F hitung dengan alpha 0.05, maka H0 ditolak sedangkan Ha diterima, begitu juga sebaliknya. Pada pengujian ini juga dapat dilakukan dengan melihat probabilitas F hitung. Jika probabilitas F < 0.05 maka H0 ditolah sedangkan Ha diterima, yang artinya variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Begitu pula sebaliknya, jika probabilitas F hitung lebih tinggi dari alpha 0.05 (prob F > 0.05) maka H0 diterima sedangkan Ha ditolak.
DAFTAR PUSTAKA Agnes, Sawir. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Agus, Harjitodan Martono. 2004. Manajemen Keuangan. Jakarta: Ekonisia. Ahmed, Neveed, et al. 2011. Risk Management Practices and Islamic Banks: An Empirical Investigation From Pakistan. International Journal of Research in Business, Vol. 1: 50-57. Akhtar, et al. 2011. Liquidity Risk Management : A Comparative Study Between Conventional and Islamic Bank of Pakistan. Interdisciplinary Journal of Research in Business, Vol. 1: 35-44. Ambarriani, A. Susty. 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efisiensi Perbankan di Indonesia. Andriyani, Nina. 2007. Analisis Pengaruh Pemberian Kredit, Suku Bunga Tabungan dan Suku Bunga Deposito terhadap Loan to Deposit Ratio. Skripsi. Universitas Muhammadiah Surakarta. Damodar, Gurajati. 2012. Dasar - Dasar Ekonometrika. Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat. Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara. Ferry, Idroes. 2008. Manajemen Risiko Perbankan Edisi 1. Jakarta : Rajawali Pers. Galih, Adhitya, Tito. 2011. Pengaruh Dana Pihak, Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Asset dan Loan to Deposit RatioTerhadap Jumlah Penyaluran Kredit Pada Bank Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro. Hamonangan, Reynaldo. 2009. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, Loan to Deposit Ratio
Terhadap Return On Equity (ROE) Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Harahap, Sofyan, Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hg. Suseno dan Bambang Hartono. 2005. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan Nasional 2004 – 2005. http://financeroll.co.id/news/penyaluran-fungsi-intermediasi-bank-asing-makinmelonjak-105-persen/ . diakses 03 Desember 2016, Pukul 19.00 wib. Iqbal, Anjum. 2012. Liquidity Risk Management : A Comparative Study Between Conventional And Islamic Bank Of Pakistan. Global Journal Of Management And Business Research, Vol. 12: 54-64. Islam, M. Muzahidul dan Hasibul Alam Chowdhury. 2009. A Comparative Study Of Liquidity Management Of An Islamic Economic, Banking And Finance, Vol. 5: 89-108 Ismail. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta : Kencana. Isnaisyah, Fitri. 2010. Pengaruh Risiko Kredit Yang Diberikan Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jumono, S., Achsani, N. A., Hakim, D. B., & Fidaus, M. (2015). Market Concentration, Market Share, and Profitability (Study at Indonesian Commercial Banking in the Period of 2001-2012). Asian Social Science, 11(27), 18. Jumono, S., Achsani, N. A., Hakim, D. B., & Firdaus, M. (2015). The Impacts of ALMA Primary Variables on Profitability An Empirical Study of Indonesian Banking, International Research Journal of Business Studies (IRJBS), 8(1), 13. Jumono, S., Achsani, N. A., Hakim, D. B., & Fidaus, M. (2016). The Effect of Loan Market Concentration on Banking Rentability: A Study of Indonesian Commercial Banking, Dynamics Panel Data Regression Approach. International Journal of Economics and Financial Issues, 6(1).
Jumono, S., Adhikara, M.F.A., Mala, C.M.F. (2016). Profit Structure of Indonesian Banking Industry (An Empirical Study Based on Du Pont Model). Journal of Emerging Issues in Economics, Finance and Banking, 5 (2), 1938. Jumono, S., Abdurrahman, A., Mala, C.M.F. (2017). Market Concentration Index and Performance: Evidence from Indonesian Banking Industry. International Journal of Economics and Financial Issues, 7 (2), 249. Mala, C.M.F. (2017). The Prospect of Dual Unit Banking System in Indonesian
Regional Banking. Account and Financial Management Journal, 2(1). Agnes, Sawir. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Agus, Harjitodan Martono. 2004. Manajemen Keuangan. Jakarta: Ekonisia. Ahmed, Neveed, et al. 2011. Risk Management Practices and Islamic Banks: An Empirical Investigation From Pakistan. International Journal of Research in Business, Vol. 1: 50-57. Akhtar, et al. 2011. Liquidity Risk Management : A Comparative Study Between Conventional and Islamic Bank of Pakistan. Interdisciplinary Journal of Research in Business, Vol. 1: 35-44. Ambarriani, A. Susty. 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efisiensi Perbankan di Indonesia. Andriyani, Nina. 2007. Analisis Pengaruh Pemberian Kredit, Suku Bunga Tabungan dan Suku Bunga Deposito terhadap Loan to Deposit Ratio. Skripsi. Universitas Muhammadiah Surakarta. Damodar, Gurajati. 2012. Dasar - Dasar Ekonometrika. Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat. Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara. Ferry, Idroes. 2008. Manajemen Risiko Perbankan Edisi 1. Jakarta : Rajawali Pers. Galih, Adhitya, Tito. 2011. Pengaruh Dana Pihak, Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Asset dan Loan to Deposit RatioTerhadap Jumlah Penyaluran Kredit Pada Bank Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro. Hamonangan, Reynaldo. 2009. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, Loan to Deposit Ratio Terhadap Return On Equity (ROE) Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Harahap, Sofyan, Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Hg. Suseno dan Bambang Hartono. 2005. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan Nasional 2004 – 2005. http://financeroll.co.id/news/penyaluran-fungsi-intermediasi-bank-asing-makinmelonjak-105-persen/ . diakses 03 Desember 2016, Pukul 19.00 wib. Iqbal, Anjum. 2012. Liquidity Risk Management : A Comparative Study Between Conventional And Islamic Bank Of Pakistan. Global Journal Of Management And Business Research, Vol. 12: 54-64. Islam, M. Muzahidul dan Hasibul Alam Chowdhury. 2009. A Comparative Study Of Liquidity Management Of An Islamic Economic, Banking And Finance, Vol. 5: 89-108 Ismail. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta : Kencana. Isnaisyah, Fitri. 2010. Pengaruh Risiko Kredit Yang Diberikan Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.