ANALISIS ERGONOMI PADA PENYIAPAN LAHAN SAWAH LEBAK MENGGUNAKAN ALAT TRADISIONAL TAJAK DI KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN
INDYA DEWI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Ergonomi pada Penyiapan Lahan Sawah Lebak Menggunakan Alat Tradisional Tajak di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan adalah karya saya dengan dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, April 2011 Indya Dewi NIM F151080111
ABSTRACT INDYA DEWI. Ergonomic Analysis on Land Preparation of Marshland Field Using Traditional Tool Tajak at Banjar Regency South Kalimantan. Under direction of M. FAIZ SYUAIB and TINEKE MANDANG.
Marshland field in South Kalimantan is one of potential new source of paddy field area. Regarding marginal characteristics of teh field however, there are some obstacles need to be overcame related to farm work activities, especially land preparation activity. Traditional local farmers in South Kalimantan conventionally do the field preparation by using a traditional tool named “tajak”. This typical traditional tool is very appropriate for land preparation in marshland field which is enabling to cultivate without raising the pirit (FeS2) layer. However, it is quite difficult, hard and dangerous to operate tajak, and it’s difficult to learn by a novis operator as well. Therefore, ergonomics study will be beneficial to develop more convenient, safe and effective tajak. This study focused in workload and human-tool suitability analyses. Workload analysis was conducted based on heart rate (HR) parameter,while human tool suitability analysis was conducted based on anthropometri and motion study. The result of workload analysis revealed that tajak operation is an “extremey hard” workload, whichs the avarage of IRHR is 2,14. The workload level of tajak operation is indicatively by workload intencity and swing elevation. Regarding the Total energy cost per weight (TEC’) and hours of work (JOK) , the tajak operation consumes 5,36 kcal/kg.hour and need 61.07 hour/ha in average. Anthropometri and motion study analysed revealed that the dimentional suitability of tajak tool is strongly related to shoulders and waist heightly, arms length, and hands grips diameter. Based on the result of tajak anthropometri and motion analyses, for better design of tajak’s handle was recommended 75.70 cm. Keywords : tajak, marshland field, ergonomic, work load, motion analysis, anthropometri
RINGKASAN INDYA DEWI. Analisis Ergonomi pada Penyiapan Lahan Sawah Lebak Menggunakan Alat Tradisional Tajak di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh M. FAIZ SYUAIB dan TINEKE MANDANG. Lahan rawa merupakan lahan alternatif penting mengatasi keterbatasan pertanian di Pulau Jawa, karena memiliki beberapa keunggulan. Disisi lain, marjinalitas lahan yang selalu terendam, rendahnya kerapatan lindak, dan adanya lapisan pirit (FeS2) merupakan kendala aktivitas pertanian khususnya penyiapan lahan, sehingga diperlukan sistem pengendalian air dan penyiapan lahan yang tepat. Kearifan budaya lokal (indegeneus knowledge) yang telah dilakukan selama ratusan tahun telah mengajarkan kepada petani lokal tradisional di Kalimantan Selatan untuk melakukan penyiapan lahan secara konvensional menggunakan alat tradisional yang dinamakan tajak. Alat ini berfungsi menebas gulma dan membalik sedikit lapisan top soil tanpa menyebabkan terangkatnya pirit (minimum tillage). Namun demikian pengoperasian alat ini sangat sulit dan berbahaya, serta hanya dapat digunakan dengan baik oleh operator yang berpengalaman. Oleh karena itu, studi ergonomi pada pengoperasian tajak perlu dilakukan. Sehingga tajak dapat dioperasikan dengan aman, nyaman dan efektif. Hasil studi ergonomi ini diharapkan menjadi dasar pengembangan alat yang lebih modern dan sesuai dengan antropometri masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Menganalisis tingkat beban kerja subjek pada pengolahan tanah secara manual menggunakan alat tradisional tajak di lahan rawa lebak Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, (2) Menganalisis kesesuaian dimensi tajak terhadap penggunanya melalui analisis gerak (motion analysis) dan pendekatan antropometri, (3) Menguji efektifitas penggunaan tajak di lahan rawa lebak dengan paremeter gulma yang terangkat. Penelitian ini meliputi; (1) Penelitian pendahuluan, (2) Pengambilan data antropometri dan denyut jantung pada saat kalibrasi dan aktivitas menajak empat subjek utama, (3) Pengukuran antropometri dan dimensi tajak 60 petani pengguna tajak di Kecamatan Martapura Barat, (4) Perekaman aktivitas menajak, (5) Pengukuran efektifitas tajak terhadap gulma yang terangkat, serta (6) Pengolahan dan analisis data. Hasil analisis kualitatif menunjukkan rerata IRHR kerja pada aktivitas menajak di lahan rawa lebak Kabupaten Banjar Kalimanta Selatan adalah 1,782,47 denyut/menit, sehingga beban kerja pada aktivitas menajak adalah ’Berat’’Luar Biasa Berat’ dengan rerata kerja ’Sangat Berat’. Sedangkan analisis kuantitatif menunjukkan total energi kerja perberat badan (TEC’) 4.39-6.33 kkal/kg.Jam dan rerata 5.36 kkal/kg.Jam. Analisis gerak (motion analysis) dan dimensi tajak menunjukkan bahwa intensitas ayunan dan elevasi angkat tajak berpengaruh terhadap denyut jantung dan besarnya energi yang harus dikeluarkan untuk aktivitas menajak. Dimensi tajak tidak berpengaruh terhadap besarnya beban kerja yang harus dikeluarkan. Sedangkan parameter yang sangat berperan di dalam menentukan kesesuaian antara antropometri dan dimensi tajak adalah tinggi bahu, panjang lengan, tinggi pinggang, dan diameter genggaman tangan.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan panjang tangkai untuk persentil ke5, persentil ke-50, dan persentil ke-95 adalah 70.41 cm, 75.7cm dan 79.10 cm. Panjang tangkai tajak yang akan didesain menggunakan data antropometri persentil ke-50 yaitu 75.70 cm agar orang yang memiliki lengan atas dan bawah yang panjang ataupun pendek tetap dapat menggunakannya. Pengukuran efektifitas tajak terhadap parameter gulma yang terangkat adalah 87.05% -93.65% dengan rerata 89.9%, serta memerlukan jam orang kerja (JOK) 47.93-75.67 jam/ha dengan rerata 61.07 jam/ha. Besarnya konsumsi energi untuk aktivitas menajak di lahan rawa lebak adalah 210.43 kkal/kg.ha-406.33 kkal/kg.ha serta rerata 328.18 kkal/kg.ha. Kata kunci : tajak, lahan rawa lebak, ergonomi, beban kerja, analisis gerak, antropometri
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa ijin IPB.
ANALISIS ERGONOMI PADA PENYIAPAN LAHAN SAWAH LEBAK MENGGUNAKAN ALAT TRADISIONAL TAJAK DI KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN
Indya Dewi
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknik Mesin Pertanian dan Pangan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, M.S
Judul Tesis
Nama NIM
: ANALISIS ERGONOMI PADA PENYIAPAN LAHAN SAWAH LEBAK MENGGUNAKAN ALAT TRADISIONAL TAJAK DI KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN : Indya Dewi : F151080111
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr Ketua
Prof. Dr. Ir. Tineke Mandang, M.S Anggota
Diketahui Ketua Program Studi Teknik Mesin Pertanian dan Pangan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal Ujian: 28 Maret 2011
Tanggal Lulus: 13 April 2011
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah dengan judul Analisis Ergonomi pada Penyiapan Lahan Sawah Lebak Menggunakan Alat Tradisional Tajak di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2010 sampai dengan Oktober 2010 di Kecamatan Martapura Barat Kalimantan Selatan Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr selaku pembimbing pertama atas segala bimbingan, arahan dan masukannya selama proses penelitian berlangsung hingga penulisan tesis ini selesai dan Ibu Prof. Dr. Ir. Tineke Mandang, M.S selaku pembimbing kedua atas segala koreksi, bimbingan dan arahannya dalam menyusun tesis ini, serta Bapak Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, M.S sebagai dosen penguji luar komisi. Penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr selaku Ketua Mayor Teknik Mesin Pertanian dan Pangan, Universitas Lambung Mangkurat khususnya Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian atas kesempatan yang diberikan, Program Hibah Kompetisi (PHKI) Tema B sebagai penyandang dana, dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang turut membantu dana penelitian, seluruh Staf Pengajar Mayor Teknik Mesin Pertanian dan Pangan beserta staf, dan teman-teman TMP 2008 atas semangat dan kebersamaannya selama ini. Rasa syukur dan ucapan terimakasih yang tak terhingga saya persembahkan untuk suami tercinta M. Dwi Tanjuri, anak-anakku yang kucintai Shofiya Rahma Syahida dan Raisya Farras Tsabita, ibunda Hj. Nursuhaida, ayahanda Suparing (alm.) serta mertua saya, H. Darto dan Hj. Ratna Mustikaningsih atas segala doa, motivasi, dan pengorbanannya selama ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, April 2011 Indya Dewi
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Banjarmasin pada tanggal 12 Nopember 1978. Penulis merupakan anak ke lima dari enam bersaudara, putri dari Bapak Suparing (alm) dan Ibu Hj. Nursuhaida. Penulis menyelesaikan sekolah menengah di SMU Negeri 1 Banjarbaru dan lulus pada tahun 1998. Penulis diterima di Program Studi Agronomi Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan pada tahun 1998 dan lulus sebagai Sarjana Pertanian pada tahun 2004. Selama kuliah penulis aktif sebagai asisten dosen. Selanjutnya penulis menjadi sebagai staf pengajar Program Studi Agronomi dengan spesifikasi Mekanisasi Pertanian di almamater pada tahun 2004 hingga sekarang. Pertengahan Agustus 2008 penulis diterima di Mayor Teknik Mesin Pertanian dan Pangan, Departemen Teknik Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Selama proses pendidikan di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Mayor Teknik Mesin Pertanian dan Pangan, Departemen Teknik Pertanian penulis berkesempatan mengikuti Training Program On Approriate Mechanization and Water Managemen for Dryland Agriculture in African Countries bulan September 1999 di IPB Bogor, International Joint Activities (Summer Course) Ibaraki University-IPB di IPB Bogor bulan September 2009, serta International Joint Activities of Practical Agricultural Program for Regional Sustainability (Winter Course) di Ibaraki University Japan, bulan Desember 2010.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR................................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xvii I. PENDAHULUAN................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Lahan Rawa ................................................................................................. Tipologi Lahan Rawa ................................................................................... Kendala Pengembangan Lahan Rawa ........................................................... Lahan Rawa Lebak ....................................................................................... Pertanian Tradisional di Lahan Rawa Kalimantan Selatan ........................... 2.5.1 Penyemaian (Meneradak atau Menugal)............................................. 2.5.2 Pemindahan Bibit Pertama (Meampak) ............................................... 2.5.3 Pemindahan Bibit Kedua (Melacak) .................................................... 2.5.4 Penanaman Akhir ................................................................................. 2.6 Jenis – Jenis dan Bagian Tajak ..................................................................... 2.7 Penyiapan Lahan ........................................................................................... 2.7.1 Menajak................................................................................................ 2.7.2 Memuntal ............................................................................................. 2.7.3 Mehambur ............................................................................................ 2.8 Kearifan Lokal Penyiapan Lahan di Kalimantan Selatan ............................. 2.9 Ergonomi....................................................................................................... 2.9.1 Definisi dan Aplikasi Ergonomi .......................................................... 2.9.2 Pengukuran Beban Kerja ..................................................................... 2.9.3 Metode Step Test .................................................................................. 2.9.4 Antropometri ........................................................................................ 2.9.5 Analisis Gerak (Motion Analysis) ........................................................
4 4 5 7 7 9 9 10 10 11 13 13 14 14 14 17 17 18 21 22 23
III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................................... 28 3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................................ 3.2 Peralatan dan Subyek Penelitian ................................................................... 3.2.1 Peralatan............................................................................................... 3.2.2 Subjek Penelitian ................................................................................. 3.3 Prosedur Penelitian ....................................................................................... 3.3.1 Tahapan Penelitian ............................................................................... 3.3.2 Pengukuran Metabolisme Basal (Basal Metabolic Energy) ................ 3.3.3 Pengukuran Beban Kerja Kuantitatif ................................................... 3.3.4 Pengukuran Beban Kerja Kualitatif ..................................................... 3.3.5 Studi Gerak Aktivitas Menajak di Lahan Rawa .................................. 3.3.6 Pengukuran Antropometri Petani dan Dimensi Tajak .........................
28 29 28 28 28 29 29 30 33 33 33
3.3.7 Pengukuran Efektivitas Tajak terhadap Gulma ................................... 43 3.3.8 Kesesuaian Antropometri Subjek dengan Dimensi Tajak ................... 43 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 45 4.1 Pengukuran Beban Kerja .............................................................................. 4.1.1 Pengukuran Metabolisme Basal (BME) ............................................... 4.1.2 Pengukuran IRHR, WECST dan WEC Kerja ........................................ 4.1.3 Beban Kerja Kualitatif dan Kuantitatif ................................................. 4.2 Analisis Gerak (Motion Analysis) dan Dimensi Tajak.................................. 4.3 Analisis Antropometri ................................................................................... 4.3.1 Analisis Antropometri Petani Pengguna Tajak ..................................... 4.3.2 Analisis Panjang Tangkai Tajak ........................................................... 4.4 Efektifitas Kerja Tajak .................................................................................. 4.4.1 Efektivitas Kerja Tajak terhadap Parameter Terangkatnya Gulma ...... 4.4.2 Kebutuhan JOK pada Penyiapan Lahan Menggunakan Tajak.............. 4.4.3 Konsumsi Energi pada Aktivitas Menajak............................................
45 45 46 50 51 53 53 55 61 61 62 63
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 65 5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 65 5.2 Saran ............................................................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 66 LAMPIRAN .............................................................................................................. 69
DAFTAR TABEL Halaman 1 Selang gerakan dari beberapa zona ....................................................................... 25 2 Konversi BME ekuivalen dengan VO2 berdasarkan luas permukaan tubuh ........ 29 3 Kategori pekerjaan berdasarkan IRHR ................................................................. 33 4 Pengambilan Sampel Petani Pengguna Tajak Desa di Kecamatan Martapura Barat .................................................................................................... 35 5 Pengukuran data antropometri .............................................................................. 40 6 Pengukuran dimensi tajak ..................................................................................... 40 7 Karakteristik antropometri dan nilai BME masing-masing subjek ....................... 46 8 IRHR subyek pada KST........................................................................................ 47 9 Nilai IRHR dan WECST subjek pada KST .......................................................... 48 10 Persamaan kalibrasi dan WEC pada saat menajak.............................................. 49 11 Beban kerja kualitatif dan kuantitatif aktivitas menajak..................................... 50 12 Intensitas ayunan, sudut maksimum, dan tinggi angkat tajak ............................ 51 13 Dimensi tajak yang dipergunakan subjek ........................................................... 52 14 Parameter antropometri yang terkait dengan gerakan menajak .......................... 55 15 Penjelasan Gambar 30......................................................................................... 59 16 Perhitungan panjang tangkai tajak ...................................................................... 60 17 Efektifitas tajak terhadap pertumbuhan gulma ................................................... 62 18 Kebutuhan jam orang kerja pada aktivitas menajak ........................................... 62 19 Konsumsi energi kerja pada aktivitas menajak .................................................. 63 20 Perbandingan IRHR Kerja, TEC’, JOK dan TEC’/ha ........................................ 64
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Pembagian zona lahan rawa di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) ................ 5 2 Kegiatan pertanian tradisional di Kalimantan Selatan .......................................... 8 3 Benih yang telah disemai (diteradak) ................................................................... 9 4 Pemindahan bibit pertama (meampak).................................................................. 10 5 Pemindahan bibit kedua (melacak) ....................................................................... 10 6 Penanaman akhir ................................................................................................... 11 7 Tajak surung, tajak bulan dan tajak bedandan (bungkul) .................................... 12 8 Gerakan menajak .................................................................................................. 13 9 Sistem tajak, puntal, hambur ................................................................................ 14 10 Distribusi normal dan perhitungan persentil ....................................................... 23 11 Macam-macam selang gerakan ........................................................................... 26 12 Macam-macam selang gerakan pada saat menajak............................................. 27 13 Step Test Kalibrasi ............................................................................................ 31 14 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 2 sampai 11 ........................................... 36 15 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 12 sampai 16 ......................................... 36 16 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 17 sampai 18 ......................................... 37 17 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 24 sampai 31 ......................................... 37 18 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 32 sampai 36 ......................................... 38 19 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 37 sampai 41 ......................................... 38 20 Bagian-bagian tajak ............................................................................................ 39 21 Distribusi normal dan perhitungan persentil ....................................................... 41 22 Diagram alir penelitian ....................................................................................... 42 23 Diagram alir penelitian ....................................................................................... 44 24 Hasil pengukuran denyut jantung KST Subjek P1.............................................. 46 25 Grafik korelasi WECST dan IRHRST Subjek ....................................................... 48 26 Grafik IRHR Kerja Subjek P1 Ulangan Ke-1 ..................................................... 49 27 Karakteristik kerja subjek ................................................................................... 51 28 Petani dalam melakukan gerakan menajak ......................................................... 54 29 Posisi mata tajak saat tepat menebas gulma........................................................ 56 30 Subjek saat berdiri normal pada selang persentil berbeda .................................. 57
31 Subjek pada posisi mata tajak tepat menebas gulma .......................................... 57 32 Ilustrasi analisis panjang tangkai tajak ............................................................... 58 33 Ilustrasi perhitungan tinggi titik D ...................................................................... 60 34 Gulma di lahan percobaan .................................................................................. 61
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Data antropometri sampel penelitian Anindita (2003).......................................... 71 2 Nilai z (z-score)..................................................................................................... 73 3 Hasil pengukuran denyut jantung KST Subjek .................................................... 74 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat .................................... 75 5 Jenis dan dimensi tajak di Kecamatan Martapura Barat ....................................... 84 6 Hasil pengukuran denyut jantung KST subjek P1 ................................................ 87 7 Hasil pengukuran denyut jantung KST subjek P2 ................................................ 88 8 Hasil pengukuran denyut jantung KST subjek P3 ................................................ .. 89 9 Hasil pengukuran denyut jantung KST subjek P4 ................................................ 90 10 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P1 ...................................................... 91 11 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P2 ...................................................... 93 12 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P3 ...................................................... .. 96 13 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P4 ...................................................... 100
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian bagi bangsa Indonesia bukan hanya sekedar bercocok tanam untuk menghasilkan bahan pangan. Pertanian merupakan bagian dari budaya dan sekaligus urat nadi kehidupan sebagian masyarakatnya. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa maju mundurnya bangsa Indonesia sangat bergantung pada keberhasilan dalam membangun sektor pertaniannya. Penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 238 juta jiwa, dengan laju pertambahan penduduk 1.4% dan 99% mengkonsumsi nasi sebagai pangan utama, tentu akan memerlukan tambahan pangan yang besar (SUSENAS 2010). Pulau Jawa masih memegang peranan sebagai pemasok utama pangan secara nasional. Adanya tekanan jumlah penduduk, urbanisasi dan perkembangan industri mengakibatkan terjadinya alih fungsi dan fragmentasi lahan pertanian, sehingga mengakibatkan produksi tanaman pangan tidak lagi dapat mengandalkan lahan pertanian di Jawa.
Salah satu alternatif mengatasi keterbatasan lahan
pertanian di Jawa yaitu
memberdayakan lahan pertanian di pulau lain yang
memiliki potensi untuk pengembangan pertanian seperti pengembangan lahan rawa di Kalimantan. Indonesia mempunyai kawasan rawa yang sangat luas, oleh Nugroho et al. (1991) diperkirakan mencapai 33.4 juta hektar atau hampir 20% dari luas daratan kepulauan nusantara (197.944 juta hektar), sebagian besar tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatera, Papua, Sulawesi, dan sebagian kecil Maluku. Pilihan rawa sebagai sumber pertumbuhan baru produk pertanian, khususnya pangan disebabkan karena lahan rawa mempunyai beberapa keuntungan antara lain: (1) ketersediaan air yang melimpah, (2) topografi nisbi datar, (3) letak yang tidak jauh dari sungai sehingga memudahkan pencapaian menggunakan alur sungai, (4) memungkinkan pemilikan lahan yang luas atau ideal bagi pengembangan usaha tani secara mekanis yaitu 2.0 ha per kepala keluarga dapat tersedia (Noor 2004). Lahan rawa mempunyai sifat terbatas sehingga diperlukan tindakan upaya perbaikan produktivitasnya, dan digolongkan juga sebagai tanah bermasalah, yaitu
tanah yang mempunyai sifat baik fisika, kimia dan biologi lebih lebih jelek dari tanah mineral umumnya (Hardjoso dan Darmanto 1996). Penggunaan alat mekanis seperti traktor sebagai alat pengolah tanah di Kalimantan Selatan saat ini belum sepenuhnya dilaksanakan, khususnya di beberapa daerah pertanian lahan rawa yang belum beririgasi maupun karena marginalitas lahan itu sendiri seperti struktur lahan yang rapuh, resiko terangkatnya lapisan pirit, dalamnya lapisan gambut, topografi yang tidak merata, serta penggunaan varietas lokal dengan indeks pertanaman 100%. Pengetahuan tradisional mengandung sejumlah besar data empiris yang berhubungan dengan fenomena, proses dan sejarah perubahan lingkungan, sehingga membawa implikasi bahwa sistem dapat memberikan gambaran informasi yang berguna bagi perencanaan dan proses pembangunan. Dalam hal ini, keyakinan tradisional dipandang sebagai kearifan lokal (indigenous knowledge), dan merupakan sumber informasi empiris dan pengetahuan penting yang dapat ditingkatkan untuk melengkapi dan memperkaya keseluruhan pemahaman ilmiah. Kearifan
lokal
(indegeneus
knowladge)
dalam
bidang
pertanian
merupakan suatu pengetahuan yang utuh berkembang dalam budaya atau etnik tertentu untuk memenuhi kebutuhannya secara subsisten sesuai kondisi lingkungan yang ada. Kearifan budaya lokal yang turun temurun menunjukkan keunggulannya sehingga modernisasi pertanian tidak harus diartikan sebagai menghapus pertanian tradisional yang sudah mengakar di masyarakat (Pawluk et al. dalam Sutanto 2001). Petani lokal tradisional di Kalimantan Selatan secara konvensional melakukan penyiapan lahan menggunakan tajak. Pengolahan tanah seperti ini berlangsung turun temurun. Fakta di lapangan,
penggunaan alat ini tidak
menyebabkan terangkatnya pirit (FeS2) ke permukaan, sehingga lahan rawa yang bermasalah dapat digunakan sebagai areal pertanaman khususnya padi. Pengetahuan spesifik lokal yang berkembang di masyarakat perlu digali dan dikembangkan
karena hal ini menjadi salah satu sumber khazanah
pengetahuan empirik bangsa dalam meningkatkan kemajuan ilmu dan pengetahuan yang terus tumbuh berkembang sesuai kemajuan zaman.
Sebagai alternatif areal pertanaman, dalam berbagai tinjauan aspek lahan rawa sudah banyak diteliti dan dikembangkan, namun aspek keteknikannya hanya sedikit sekali tersentuh.
Tajak sebagai alat tradisional yang digunakan pada
proses penyiapan lahan belum banyak diteliti.
Alat ini dapat dikembangkan
menjadi alat yang lebih ergonomis, modern dan mampu bekerja di lahan rawa, sebagai mana berkembangnya berbagai alat mekanis dengan teknologi canggih serta sesuai dengan antropometri pengguna, namun dikembangkan dari alat tradisional dan sederhana yang berkembang dimasyarakat. Pengembangan lahan rawa secara umum harus memenuhi tiga syarat yaitu, secara teknis bisa dilaksanakan dan diterima masyarakat, secara ekonomi layak dan menguntungkan, serta tidak merusak lingkungan. Kedepan kebijakan pemanfaaatan lahan rawa sebagai alternatif lahan pertanian memerlukan banyak usaha dan dukungan, antara lain dari penelitian. Termasuk didalamnya adalah pengembangan tajak sebagai alat penyiapan lahan yang tepat di lahan rawa. 1.2 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis tingkat beban kerja subjek pada pengolahan tanah secara manual menggunakan alat tradisional tajak di lahan rawa lebak Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan 2. Menganalisis kesesuaian dimensi tajak terhadap penggunanya melalui analisis gerak (motion analysis) dan pendekatan antropometri 3. Menguji efektifitas penggunaan tajak di lahan rawa lebak dengan paremeter gulma yang terangkat.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan Rawa Rawa adalah wilayah sepanjang pantai, aliran sungai, danau atau lebak yang masuk ke pedalaman atau sejauh dirasakan pengaruh gerakan pasang, sehingga rawa dapat dikatakan sebagai lahan yang mendapat pengaruh pasang surut air laut atau sungai sekitarnya. Pada saat musim hujan lahan tergenang sampai satu meter, tetapi pada musim kemarau menjadi kering bahkan sebagian muka air tanah turun mencapai jeluk (depth) > 50 cm dari permukaan tanah (Noor 2004). Rawa mempunyai beberapa istilah padanan, antara lain disebut swamp, marsh, atau bog.
Secara khusus, tanah rawa disebut dengan flooded soils,
waterlogged atau submerged soils (Moorhan dan Breemen 1976; Ponnamperuma 1977 dalam Noor 2004). Hasil pertemuan Nasional Pengembangan Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut di Cisarua, Bogor tahun 1992
disepakati istilah rawa pasang surut
mempunyai dua pengertian, yaitu rawa pasang surut (tidal swamp) dan rawa lebak (swampy atau nontidal swamps). Rawa pasang surut diartikan sebagai daerah rawa yang mendapat pengaruh langsung atau tidak langsung oleh ayunan pasang surutnya air laut atau sungai sekitarnya, sedangkan rawa lebak diartikan sebagai daerah rawa yang mengalami genangan selama lebih dari tiga bulan dengan tinggi genangan terendah antara 25-50 cm (Noor 2004). 2.2 Tipologi Lahan Rawa Berdasarkan
macam dan tingkat kendala dalam pengembangan dan
pengelolaan, khususnya untuk pertanian, lahan rawa dibagi menjadi lima tipologi yaitu (1) lahan potensial, (2) lahan sulfat masam, (3) lahan gambut, (4) lahan salin atau pantai, dan (5) lahan lebak. Berdasarkan tinggi rendahnya luapan, lahan pasang surut dibagi menjadi empat tipe luapan, yaitu tipe A, B, C, dan D. Sedangkan lahan lebak berdasarkan tinggi dan lamanya genangan dibagi menjadi tiga tipe genangan, yaitu lebak dangkal, tengahan dan dalam.
Selanjutnya,
berdasarkan jenis tanahnya, kawasan rawa ditempati tiga kelompk tanah utama,
yaitu (1) tanah gambut (peat soil), (2) tanah marin sulfat masam (acid sulphate soils), dan (3) tanah aluvial non sulfat masam, termasuk tanah salin (Subagyo, 2006). Pembagian zona lahan rawa di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Pembagian zona lahan rawa di sepanjang daerah aliran sungai (Subagyo 2006) 2.3 Kendala Pengembangan Lahan Rawa Menurut Noor (1996) hampir semua lahan rawa pasang surut yang terdapat di Kalimantan, Sumatera, dan Irian Jaya mempunyai faktor pembatas berupa kendala tata air yang sukar dikendalikan dan tingkat kesuburan lahan yang rendah. Sifat kimia tanah berupa kemasaman tanah yang tinggi (pH 3,0 - 4,5), kahat hara makro, pada lahan gambut kahat hara mikro (Cu dan Zn) adanya ion atau senyawa yang meracuni (Al, Fe, dan SO4), dan bahan organik atau gambut yang mentah merupakan faktor yang menghambat bagi pertumbuhan tanaman. Kendala dan faktor pembatas berupa tata air yang sukar dikendalikan dan tingkat
kesuburan lahan yang rendah diakibatkan oleh adanya tanah sulfat masam dan gambut (Sarwani 1994; Noor 1996; Widjaya Adi 1997). Rifani (1998) mengemukakan kendala agrofisik lahan rawa itu dapat berupa tanah yang masam, kesuburan tanah yang rendah, kemungkinan terjadinya keracunan aluminium dan besi, lapisan pirit yang terdapat pada permukaan tanah, gambut terlalu tebal, fluktuasi air pasang dan surut, perubahan kuantitas dan kualitas air pada musim hujan dan kemarau yang dapat berdampak buruk terhadap tanaman pertanian. Menurut Buman dan Driessen (1985) dalam Adimiharja et al. (2004), sifat kimia yang menjadi masalah utama adalah kemasaman yang tinggi, kadar Al
+3
, Fe+2, dan sulfat yang tinggi , salinitas, kahat hara makro dan sebagian hara
mikro. Sifat dan watak lahan rawa antara lain sifat fisika yang jelek, kerapatan lindak yang rendah, sifat kering tak balik, serta ketahanan penetrasi yang rendah sehingga menyulitkan dalam mekanisasi pertanian. Noor dan Saragih (1997) mengungkapkan kurang matangnya tanah, kadar lempung dan gambut yang nisbi tinggi membuat tanah bersifat lunak sehingga tidak mampu menahan tekanan berat. Reaksi pembentukan pirit dari besi oksida (Fe2O3) sebagai sumber Fe digambarkan sebagai berikut: Fe2O3 + SO42- + 8CH2O + 1/2O2 2FeS2 + 8HCO3- + 4H2O sulfat bahan organik
PIRIT karbonat
Pirit akan membahayakan tanaman apabila terangkat
kepermukaan dan
teroksidasi sehingga menjadi racun. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian melakukan pengolahan tanah di lahan rawa (Noor 2004). Menurut Noor (2004), masalah keteknikan pada lahan rawa menyangkut serangan karat yang kuat dan daya dukung lahan yang rendah. Kondisi masam pada tanah ini diikuti oleh kelarutan sulfat yang tinggi akan menyerang bangunan dari semen dan alat-alat atau mesin pertanian dari besi.
Keadaan ini akan
mempercepat terjadinya kerusakan pada alat dan mesin-mesin pertanian yang digunakan. Alat pertanian yang umumnya dapat dipakai untuk waktu 4-5 tahun, di lahan sulfat masam hanya dapat bertahan 2-3 tahun dan lebih dari itu alat sudah harus diganti .
Alihamsyah (1993) menyatakan keragaman kondisi lahan, tata ruang, keterpencilan lokasi, ketersediaan suku cadang, dan egroekosistem yang spesifik menyebabkan alsintan yang cocok untuk dikembangkan di daerah pasang surut masih sangat terbatas. Hasil program penelitian dan mekanisasi pertanian di Balittra Banjarbaru mengungkapkan kenyataan bahwa sebagian alat dan mesin pertanian, baik yang diimpor maupun di produksi dalam negeri belum banyak dimanfaatkan petani karena kurang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi petani. Selain itu, kebijakan dan penerapan alat mekanisasi yang ada kurang tepat, sehingga perkembangannya terhambat. 2.4 Lahan Rawa Lebak Rawa lebak adalah wilayah daratan yang mempunyai genangan hampir sepanjang tahun minimal tiga bulan dengan ketinggian minimal 50 cm. Rawa lebak yang dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian disebut dengan lahan rawa lebak (Noor 2004). Mac Kinnon et al. (2000) menyebutkan rawa lebak sebagai danau-danau dataran banjir yang mempunyai dasar lebih luas dari sungai umumnya dan selalu mendapatkan luapan banjir dari sungai besar di sekitarnya. Selain dari luapan sungai, genangan dapat juga bersumber dari curah hujan setempat atau banjir kiriman. Menurut Nugroho et al. (1991) luas lahan rawa lebak mencapai 13.28 juta hektar. Lahan ini memiliki prospek sebagai penghasil produksi pertanian tidak hanya pada musim hujan, tetapi juga pada
musim kemarau panjang dengan
jumlah yang lebih luas dan beragam. Potensi lahan rawa lebak pada musim kemarau merupakan kelebihan yang tidak ditemukan pada agroekologi lainnya. Karena pada musim kemarau, rawa yang tadinya membentang sejauh mata memandang akan berubah menjadi kawasan hijau pertanian dengan berbagai ragam komoditas dari padi, jagung, kedelai, ubi jalar, buah-buahan dan berbagai macam sayuran (Noor 2004). 2.5 Pertanian Tradisional di Lahan Rawa Kalimantan Selatan Pengetahuan lokal mengenai pengelolaan lahan rawa di Kalimantan berkembang dengan turun temurun. Sifat lahan yang kering di musim kemarau
dan tergenang di musim hujan, serta adanya ’bahaya’ dari kondisi tanah menyebabkan petani tradisional harus mengembangkan cara penyiapan lahan, teknik bertanam yang tepat, serta pemilihan jenis padi yang sesuai. Sifat tanah yang masam dan tingginya genangan air di lahan rawa mengakibatkan tidak semua varietas padi dapat dikembangkan. Varietas lokal lebih tahan akan kemasaman, muka air yang tinggi, batang kuat, pertumbuhannya mengikuti tinggi muka air, dan lebih tahan rebah. Penyesuaian kondisi iklim dengan kegiatan pertanaman padi juga dilakukan petani.
Gambar 2 memberikan informasi bagaimana petani lokal
tradisional pada lahan gambut dan lahan rawa umumnya di Kalimantan Selatan dalam mempersiapkan lahannya (Ramonteu et al. 2000).
Gambar 2 Kegiatan pertanian tradisional di Kalimantan Selatan (Ramonteu et al. 2000) Bertani merupakan pekerjaan utama masyarakat tradisional Banjar. Dengan menggunakan varietas padi lokal maka kegiatan penanaman padi hanya dapat dilakukan satu kali dalam setahun (indeks pertanaman 100%). Varietas lokal memiliki umur tanam hingga panen yang cukup lama yaitu mencapai usia 9– 10 bulan, sejak disemai (meneradak) dibulan Oktober dan panen bulan AgustusSeptember (Ramonteu et al. 2000). Meskipun kini sudah dikembangkan varietas dengan umur yang lebih singkat, tidak sedikit petani yang tetap menggunakan varietas
lokal karena harga jual yang relatif lebih mahal (Hidayat, 2010).
Gambar 2 memberikan gambaran aktivitas pertanian tradisional di Kalimantan Selatan (Ramonteu, et al. 2000).
Penanaman padi oleh masyarakat banjar
meliputi penyemaian (meneradak), pembesaran bibit (meampak dan melacak), penyiapan lahan (menajak), penanaman dan panen. 2.5.1 Penyemaian (Meneradak atau Menugal) Penyemaian benih disebut juga menugal atau meneradak, karena prosesnya menggunakan alat tugal (Tim Inventarisasi Istilah dan Alat-Alat Pertanian Pasang Surut Kalimantan Selatan 1969).
Penyemaian benih padi
dilakukan pada saat musim hujan di atas pematang yang tidak tergenang air, atau di tempat lain yang terhindar dari bahaya terendam apabila curah hujan tinggi. Benih dibiarkan tumbuh hingga agak besar, kira-kira berumur 35-40 hari (Rifani 1998).
Gambar 3 Benih yang telah disemai (diteradak) 2.5.2 Pemindahan Bibit Pertama (Meampak) Pemindahan padi pertama menurut istilah lokal meampak adalah kegiatan pemindahan benih padi yang telah disemai sebelumnya (diteradak), ke petakan sawah yang sudah berair (Gambar 4). Tujuan meampak (pemindahan bibit) yaitu untuk meningkatkan kemampuan tumbuh dan mendorong perbanyakan anakan tanaman (Tim Inventarisasi Istilah dan Alat-Alat Pertanian Pasang Surut Kalimantan Selatan 1969). Fase ini berlangsung 2 – 2,5 bulan (Ramonteu et al. 2000).
Gambar 4 Pemindahan bibit pertama (meampak) 2.5.3 Pemindahan Bibit Kedua (Melacak) Melacak adalah pemindahan tahap kedua bibit yang telah diampak, dengan tujuan merangsang perbanyakan anakan untuk memperoleh bibit yang cukup dan menunggu waktu tinggi permukaan air untuk pertanaman akhir yang tepat.
Gambar 5 Pemindahan bibit kedua (melacak) Pemindahan tanaman akan diperoleh manfaat ketahanan tanaman dalam masa pertumbuhannya karena usianya cukup tua. Selain itu anakan yang ditanam sangat menghemat benih. Selama tahap persemaian pertama (meampak), lahan lainnya dipersiapkan untuk pemindahan bibit untuk kedua kalinya. Persiapan lahan untuk pemindahan kedua ini mencakup penebasan vegetasinya (menajak). Pada kondisi tertentu, misalnya tanah yang topografinya relatif tinggi akan menghilangkan tahap melacak.
2.5.4 Penanaman Akhir Sebulan setelah melacak, lahan yang tersisa disiapkan untuk penanaman akhir.
Hasil melacak yang telah mempunyai anakan melimpah digali untuk
ditanam, setelah bagian atas dan akarnya dipangkas. Setiap lubang diisi dengan 23 bibit tergantung varietas yang digunakan.
Gambar 6 Penanaman akhir 2.6 Jenis – Jenis dan Bagian Tajak Tajak mula-mula dikembangkan dari kecamatan Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Alat ini dikembangkan petani sejak ratusan tahun silam sebagai bentuk peralatan adaptif yang sekaligus dapat mencegah terbongkarnya lapisan pirit pada bagian bawah, yang dapat menyebabkan kemasaman tanah dan meracuni tanaman. Ada beberapa jenis dan istilah tajak yang digunakan, menurut Team Inventarisasi Pasang Surut Kalimantan Selatan (1969) ada dua tipe tajak, yaitu tajak bulan, berbentuk bulan sabit dan tajak surung, disebut juga tajak bedandan dengan bentuk mata lurus dan ujung mata agak rata dan besar. Menurut Sjarifuddin dan Wahyudi (1992) ada tiga tipe tajak, pertama tajak surung, bentuk matanya lurus dan ujung matanya agak rata dan besar, kedua tajak bungkul, bentuk matanya seperti parang biasa, tajak ini paling banyak dipakai masyarakat, dan ketiga tajak bulan, matanya berbentuk seperti bulan sabit. Rifani (1998) ada dua jenis tajak, yaitu tajak bulan yang berbentuk bulan sabit, dan tajak surung atau tajak bedandan yang bermata lurus dengan ujung matanya agak rata dan besar. Sedangkan menurut Ramonteu et al. (2000) ada
dua jenis tajak yang digunakan, yaitu tajak bulan dan tajak surung, dengan penjelasan yang sama dengan Rifani (1998).
(a)
(b)
(c)
Gambar 7 Tajak surung (a), tajak bulan (b)dan tajak bedandan (c) Menurut Sjarifuddin dan Wahyuhadi (1992)
tajak surung umumnya
digunakan pada sawah dataran rendah yang terletak di tepi sungai besar yang sering disebut sawah pasang surut. Untuk di Kalimantan Selatan terletak ditepi sungai Barito. Tajak ini memiliki teknik cara pengoperasian yang lebih sulit. Tajak bulan digunakan untuk menebas rumput pada sawah dataran tinggi dan membalik lapisan atas tanah.
Tajak bedandan (tajak bungkul) lebih umum
digunakan oleh masyarakat dan teknik pengoperasiannya relatif lebih mudah, terutama pada kedalaman air 10-15cm. Digunakan di sawah tadah hujan, sawah pasang surut dan sawah beririgasi yang digenangi air. Namun sulit digunakan pada lahan kering. Tajak terdiri beberapa bagian, yaitu mata dengan lebar 10 cm, gagang (tangkai), puting (penghubung tangkai dan hulu) yang terbuat dari besi, salut (penguat sambungan puting dan hulu) terbuat dari kuningan, besi atau tembaga, serta hulu (pengangan) yang terbuat dari kayu. Berat alat ini mencapai 3 kg dengan sudut antara gagang dan mata condong ke muka mencapai 85°. Cara mempergunakannya yaitu tangan kiri memegang hulu, tangan kanan pada gagang. Tajak diangkat ke atas setinggi kepala, diayunkan ke bawah tepat pada permukaan tanah seperti bermain golf, sambil dikemudikan. Selanjutnya tajak ditarik, dimana rerumputan yang dipotong terbawa kesamping (Gambar 8). Prinsip kerja alat tajak ini adalah memotong atau memangkas rumput-rumputan, gulma maupun sisa tanaman padi tahun sebelumnya dengan mengupas tipis lapisan tanah kurang dari 5 cm jika air surut (Hidayat 2010).
Gambar 8 Gerakan menajak 2.7 Penyiapan Lahan Menurut Noor, (2004) penyiapan lahan rawa dapat dilakukan secara fisikmekanik, kimia dan hayati.
Namun sebagian petani lokal tradisional di
Kalimantan Selatan lebih mengandalkan cara fisik, yaitu menggunakan tajak. Umumnya kegiatan penyiapan lahan meliputi menajak, memuntal, dan mehambur. Pada dasarnya prinsip pengolahan tanah yang dilakukan hanya ditujukan untuk memotong atau mengikis rumput dan gulma yang tumbuh di sawah. Pertumbuhan gulma di lahan rawa, khususnya lahan sulfat masam sangat cepat yang setiap musim dapat menghasilkan antara 2-3 ton bahan kering perhektar. Menurut Balittra (2001) dalam Noor (2004), gulma yang tumbuh pada pertanaman padi di lahan rawa berjumlah 19 jenis. Species gulma yang dominan adalah purun tikus (Eleocharis dulcis) dan dari genus rumput liar (Cyperus sp). Gulma pururn tikus ini tergolong sukar dikendalikan, dan tumbuh spesifik pada lahan sulfat masam karena tahan terhadap kemasaman tanah yang tinggi (pH 2,5 – 3,5) sehingga menjadi vegetasi indikator untuk tanah sulfat masam. 2.7.1 Menajak Menajak disebut juga menabas sawah atau merincang adalah kegiatan menebas gulma maupun sisa tanaman padi di sawah yang berair dengan menggunakan tajak (Sjarifuddin dan Wahyuhadi 1992). Alat tajak ini efektif digunakan jika kedalaman air pada saat pengolahan tanah berkisar 5-15 cm. Sistem pengolahan tanah dengan alat tajak ini dalam bidang pertanian modern dikenal dengan istilah pengolahan tanah secara minimum (minimum tillage). Untuk mengolah tanah dengan peralatan tajak ini rata-rata dibutuhkan sekitar 2030 HKO per hektar (Hidayat 2010).
2.7.2 Memuntal Pada kegiatan penyiapan lahan menggunakan tajak, gulma ditebas, dibentuk menjadi tumpukan-tumpukan sebesar bola kaki (puntal), yang selanjutnya dibiarkan terendam air selama 1-2 bulan sambil menunggu bibit padi cukup besar dan kuat untuk ditanam (lacak). Gumpalan tumpukan gulma dan sisa panen ini sewaktu-waktu dibalik untuk mempercepat dan meratakan perombakan secara alamiah.
Adakalanya dipotong-potong atau dicincang. Ada kalanya
tumpukan gulma ditumpuk memanjang, dinamakan baluran. 2.7.3 Mehambur Gumpalan gulma (puntalan) yang telah membusuk akan disebarkan ke permukaan lahan secara merata (hambur), proses ini dinamakan mehambur. Penyiapan lahan secara tradisional ini dikenal dengan sistem tajak-puntal-hambur (Noor 1996). Kondisi ini tidak selalu sama, tergantung situasi dan kondisi. Pada kondisi air yang cukup dalam, gulma hasil menajak hanya dibusukkan dan terurai sebagai bahan organik hingga masa tanam tiba, dan jika kondisi yang sudah cukup dekat dengan musim tanam, tebasan gulma hanya diangkut ke tepi sebagai galangan.
(a)
(b)
(c)
Gambar 9 Sistem tajak (a), puntal (b), hambur (c) 2.8 Kearifan Lokal Penyiapan Lahan di Kalimantan Selatan Model pembangunan yang saat ini berlaku di negara-negara berkembang termasuk Indonesia memiliki kelemahan dasar yakni selalu memandang rendah terhadap sektor tradisional yang berkembang di masyarakat setempat. Model sektor tradisional dianggap sebagai suatu sektor yang bersifat konservatif dan
statis. Dimana indikator pertanian akan berhasil apabila petani mau menerima atau mengadopsi teknologi pertanian baru. Namun sistem pertanian tradisional yang berkembang dalam budaya lokal selama berabad-abad telah menunjukkan kemampuanya dalam menyediakan makanan bagi satu generasi petani ke generasi berikutnya. Sehingga pengetahuan tentang pengelolaan sumberdaya tradisional dapat digunakan sebagai masukan terhadap pembangunan pertanian saat ini (Sutanto 2005). Pengetahuan lokal adalah bagian sistematis dari pengetahuan yang diperoleh oleh masyarakat lokal melalui akumulasi pengalaman-pengalaman informal, dan pemahaman mendalam tentang lingkungan sebagai suatu kultur (Hidayat 2010). Wahyu (2007) menggunakan konsep kearifan lokal, yang dalam terminologi budaya dapat diinterpretasikan sebagai pengetahuan yang berasal dari budaya masyarakat yang unik, mempunyai hubungan dengan alam dalam sejarah panjang, beradaptasi dengan sistem ekologi setempat, bersifat dinamis dan selalu terbuka dengan tambahan pengetahuan baru. Sistem pertanian tradisional yang berkembang dalam budaya lokal selama berabad-abad menunjukkan bahwa sistem ini telah menunjukkan kemampuannya dalam menyediakan makanan bagi satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satu aspek penting dalam pertanian tradisional adalah indegeneous knowledge atau yang disebut kearifan lokal.
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
merupakan suatu pengetahuan yang utuh berkembang dalam budaya atau etnik tertentu untuk memenuhi kebutuhannya secara subsisten sesuai kondisi lingkungan yang ada (Pawluk et al. dalam Sutanto 2001).
Masyarakat
mengumpulkan informasi dan hasil pengamatannya terhadap kondisi lingkungan lokal untuk memecahkan masalah produksi pertanian. Selanjutnya disampaikan secara oral dari generasi ke generasi, sehingga terjadi pemahaman cukup mendalam terhadap sumberdaya alam lokal dan proses-proses yang berlangsung. Menurut Furukawa (1996) dalam Noor (2007) budidaya pertanian temasuk penyiapan lahan, pengelolaan air dan hara, serta konservasi tanah dan air merupakan pengetahuan lokal spesifik yang perlu digali dan dikembangkan. Kearifan budaya lokal yang turun temurun menunjukkan keunggulannya,
sehingga modernisasi pertanian tidak harus diartikan sebagai menghapus pertanian tradisional yang sudah mengakar di masyarakat. Penyiapan lahan sistem tajak-puntal-hambur secara tradisional oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan memiliki sejumlah kelebihan. Penggunaan tajak sebagai
alat penyiapan lahan tidak mengakibatkan terangkatnya pirit ke
permukaan sehingga aman bagi pertumbuhan tanaman.
Pembenaman bahan
organik hasil perombakan gulma juga menyumbangkan sejumlah hara ke tanah. Hasil penelitian Djajakirana et al. (1999) dalam Noor (2004) menunjukkan bahwa penyiapan lahan dengan pembenaman bahan organik (puntal) menurunkan reaksi kemasaman air tanah dari pH 3,0 sebelum penyiapan lahan menjadi pH 6,20 sesudah penyiapan lahan.
Cara penyiapan sistem tajak-puntal-hambur juga
berhasil menaikkan pH dari 3,9 sebelum penyiapan lahan menjadi pH 5,8 sesudah penyiapan lahan. Tradisi turun temurun melakukan persiapan lahan menggunakan alat tradisional tajak dirasakan lebih nyaman bagi masyarakat setempat. Terlebih masa penyiapan lahan yang cukup lama dan indeks pertanaman 100%, petani memiliki waktu yang cukup untuk mengolah tanah tanpa terburu-buru, sehingga tajak tetap dipilih sebagai alat penyiapan lahan dan pengolah tanah. Pengembangan peralatan pertanian modern di lahan rawa pasang surut untuk mendukung sistem pertanian modern juga diintroduksi melalui programprogram bantuan teknik. Petani diperkenalkan dengan peralatan baru seperti traktor tangan (hand tractor), sabit bergerigi, dan mesin perontok gabah (power thresher). Khusus untuk traktor tangan, penggunaannya di lahan rawa pasang surut masih belum banyak diminati. Kendala teknis sifat fisik lahan rawa pasang surut yang umumnya merupakan lahan sulfat masam sehingga pengolahan tanah dengan traktor tangan dapat menyebabkan lapisan pirit teroksidasi serta terangkat ke permukaan tanah dan meracuni tanaman padi. Secara sosial ekonomi, penggunaan traktor tangan ini berarti pengeluaran tambahan bagi petani untuk biaya pengolahan tanah. Selama ini pengolahan tanah banyak dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan petani sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya.
Kegiatan pengolahan tanah tradisional di lahan rawa pasang surut tipe B, C, dan D Kalimantan Selatan masih banyak menggunakan peralatan tajak. Khusus untuk di tipe A, selain peralatan tajak petani menggunakan parang untuk membersihkan gulma pada saat pengolahan tanah. Menurut Hidayat (2010) pengetahuan menyangkut sistem peralatan yang digunakan dalam usahatani di lahan rawa pasang surut merupakan hasil pemikiran dan upaya mencoba-coba (trial and error) sehingga akhirnya ditemukan peralatan-peralatan yang adaptif bagi lingkungan setempat Selama ini penelitian mengenai aspek teknik tajak sebagai alat penyiapan lahan yang paling tepat di lahan rawa belum banyak dilakukan.
Dengan
mempelajari aspek ergonomi pada proses menajak akan menjadi dasar dalam pengembangan aspek teknik tajak sebagai alat penyiapan lahan yang tepat di lahan rawa, membantu memperbaiki pola gerak untuk mengurangi kelelahan kerja, serta
berguna untuk pengembangan alat ini menjadi alat yang lebih
ergonomis serta mekanis. 2.9 Ergonomi 2.9.1 Definisi dan Aplikasi Ergonomi Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan.
Ergonomi dapat diterapkan
pada aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-design) meliputi perangkat keras maupun lingkungan kerja (working enviroment). Disamping itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan factor keselamatan dan kesehatan kerja (Nurmianto 2005). Menurut Shanavas (1987), ergonomi adalah suatu ilmu terapan yang bertujuan untuk mencocokkan (to match) kebutuhan suatu produk, pekerjaan, dan tempat
kerja
dengan
orang
yang
menggunakannya,
sehingga
mampu
meningkatkan efisiensi kerja dan aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan manusia, serta meningkatkan kesehatan, keselamatan, kenyamanan dan kepuasan dalam proses kerja.
Ergonomi merupakan ilmu perancangan berbasis manusia Human Centered Design) dirasakan menjadi penting hingga saat ini. Hal ini menjadi penting, sebab manusia merupakan sumber utama dari sebuah sistem, adanya regulasi nasional mapun internasonal mengenai sistem kerja dimana manusia terlibat di dalamnya serta para pekerja adalah human being. Ilmu terapan yang banyak berhubungan dengan fungsi tubuh manusia adalah anatomi dan fisiologi. Untuk menjadi ergonomi diperlukan pengetahuan dasar tentang fungsi dari sistem kerangka otot. Yang berhubungan dengan hal tersebut adalah Kinesiologi Biomekanika, yaitu aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisis system kerangka-otot manusia. Ilmu ini akan memberikan modal dasar untuk mengatasi masalah postur dan pergerakan tubuh manusia di tempat dan ruang kerjanya. Disamping itu, hal yang vital pada penerapan ilmiah untuk ergonomi adalah antropometri, yaitu kalibrasi tubuh manusia. Dalam hal ini, terjadi penggabungan dan pemakaian data antropometri dengan ilmu-ilmu statistik yang menjadi prasyarat utamanya (Nurmianto 2005). Pertambahan jumlah penduduk menuntut ketersediaan pangan yang lebih banyak. Sementara itu, tenaga kerja dibidang pertanian semakin sulit didapat. Mekanisasi pertanian menjadi salah satu solusi mengatasi masalah ini. Namun selama ini banyak alat-alat pertanian yang diimpor dari luar negeri, dimana desain yang digunakan menggunakan ukuran tubuh masyarakat setempat, sehingga desain tidak sesuai dengan ukuran tubuh masyarakat Indonesia.
Disisi lain
berkembang alat dan mesin yang desain yang hanya didasarkan proses trial and error. Dengan mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip ergonomi di bidang mekanisasi pertanian diharapkan akan membantu tersedianya alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan dimensi tubuh (antropometri) masyarakat Indonesia, meningkatkan efisiensi, kesehatan, keselamatan, kenyamanan dan kepuasan dalam proses kerja. 2.9.2 Pengukuran Beban Kerja Lehman (1995) mendefinisikan kerja sebagai semua aktivitas yang secara dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai umat keseluruhan.
Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental. Kondisi fisik subjek yang berpengaruh terhadap beban kerja antara lain jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi, dan riwayat penyakit. Fisik lelaki umumnya lebih kuat dari wanita, sedangkan usia memiliki tingkatan yang berbeda. Pada usia 25 – 35 tahun merupakan kondisi tubuh paling prima dari manusia, dan pada usia di atas 40 tahun, kondisi fisik tubuh semakin jauh menurun. Pada kerja mental pengeluaran energi relatif kecil dibandingkan pada kerja fisik dimana tubuh akan menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, heart rate, temperature tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh. Perlunya menganalisa konsumsi energi yang dipakai pada beberapa pekerjaan tertentu adalah masih menduduki prioritas utama dan bertujuan antara lain memilih frekuensi dan periode istirahat pada manajemen waktu kerja, mencari metode alternatif pemilihan peralatan untuk mengerjakan suatu jenis pekerjaan, sebagai dasar perancangan alat dan mesin yang ergonomis, serta hal yang tidak kalah pentingnya adalah hubungannya dengan pengukuran fitness dan penerapannya untuk perancangan aktivitas kerja maupun jenis pekerjaan lainnya. Dalam melakukan aktifitas sehari-hari, manusia membutuhkan energi. Jumlah energi yang dihasilkan melalui proses metabolisme tubuh secara keseluruhan saat melakukan aktifitas disebut dengan Total Energy Cost (TEC). Nilai TEC merupakan penjumlahan dari Basal metabolis Energy (BME) dan Work Energy Cost (WEC). Menurut Syuaib (2003), BME merupakan konsumsi energi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi minimal fisiologisnya. Sedangkan menurut Nurmianto (2008) metabolisme basal adalah konsumsi enegi secara konstan pada saat istirahat dengan perut dalam keadaan kosong. BME tergantung dari ukuran tubuh (berat dan tinggi badan) dan jenis kelamin (pria atau wanita). Sedangkan WEC (Work Energy Cost) merupakan jumlah energi tambahan yang harus dikeluarkan oleh tubuh ketika melakukan suatu aktivitas kerja. Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam ditentukan oleh tiga hal : 1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal. Keterangan kebutuhan seorang laki-laki dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal ± 100 kilo joule
(23,87 kilo kalori) per 24 jam per kg BB. Sedangkan wanita dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal ± 98 kilo joule (23,39 kilo kalori) per 24 jam per kg BB. 2. Kebutuhan kalori untuk kerja. Kebutuhaan kalori untuk kerja sangat ditentukan oleh jenis aktivitas kerja yang dilakukan atau berat ringannya pekerjaan. 3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas-aktivitas lain diluar jam kerja. Rata-rata kebutuhan kalori untuk aktivitas diluar kerja adalah ± 2400 kilo joule (573 kilo kalori) untuk laki-laki dewasa dan sebesar 2000 – 2400 kilo joule (425 – 477 kilo kalori) per hari untuk wanita dewasa. Dalam terminologi energi kerja, terdapat istilah Total Energy Cost per Weight (TEC’).
TEC’ merupakan nilai dari TEC yang dinormalisasi untuk
mengetahui nilai beban kerja objektif yang diterima oleh seseorang saat melakukan kerja dengan menghilangkan faktor berat, karena pada saat seseorang bekerja, energi yang harus dikeluarkan bukan hanya untuk aktivitas kerja itu sendiri, tetapi juga harus mengeluarkan energi tambahan untuk membawa berat badannya.
Oleh karena nilai TEC pada masing-masing subjek harus dibagi
dengan faktor berat badan yang disebut dengan Total Energy Cost per Weight (TEC’). Dengan bertambah kompleksnya aktivitas otot, maka beberapa hal yang patut dijadikan pokok bahasan dan analisa terhadap manifestasi kerja tersebut yaitu denyut jantung (heart rate), tekananan darah (blood pressure), keluaran paru (cardiac output) , komposisi kimia darah (latic acid content), temperature tubuh (body temperature), kecepatan berkeringat (sweating rate), kecepatan membuka dan menutupnya ventilasi paru (pulmonary ventilation) serta konsumsi oksigen (oxygen consumption) (Wignjosoebroto 2008). Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: a. Merasakan denyut yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan. b. Mendengarkan denyut dengan stetoskop. c. Menggunakan ECG (electrocardiogram), yaitu mengukur signal elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
d. Menggunakan Heart Rate Monitor (HRM), mengukur detak jantung di dada pada waktu tertentu, dilengkapi display pada receiver yang di pergelangan tangan. Pengukuran beban kerja fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, denyut jantung merupakan variabel yang paling mudah untuk diukur. Pengukuran beban kerja secara tidak langsung menggunakan pencatat denyut jantung secara kontinyu membuka gambaran umum dari seluruh aktivitas yang dilakukan pada hari tersebut. Menggunakan alat ini memungkinkan untuk memisahkan berbagai macam aktivitas sesuai dengan denyut jantungnya (Astrand dan Rodalh (1977) dalam Syuaib (2003)). Denyut jantung (Heart Rate / HR) permenit subjek direkam oleh alat Heart Rate Monitor (HRM). HRM adalah metode pengukuran yang paling umum dan paling nyaman digunakan untuk mengukur suatu beban kerja fisiologis (physiological strain). Banyak peneliti ergonomika percaya bahwa meningkatnya tingkat laju denyut jantung dapat menunjukkan beban kerja, baik secara fisik maupun mental, karena terdapat korelasi yang linier terhadap konsumsi energi fisik (physical energy cost).
Oleh karena itu data kontinyu dari laju denyut
jantung pada suatu aktivitas berguna sebagai indikator dari beban kerja psikofisiologis. Nilai denyut jantung umumnya sangat dipengaruhi faktor-faktor personal, psikologis,
dan
lingkungan,
sehingga
untuk
menghindari
subyektifitas
perhitungan nilai denyut jantung harus dinormalisasi agar diperoleh nilai denyut jantung yang lebih obyektif (Syuaib 2003). 2.9.3 Metode Step Test Pengukuran beban kerja fisik di lapangan dengan metode pengukuran denyut jantung memiliki kelemahan, sebab hasil pengukuran tidak hanya dipengaruhi oleh usaha-usaha fisik, melainkan juga oleh kondisi dan tekanan mental. Kelemahan lainnya adalah bervariasinya karakter denyut jantung pada setiap orang, dan dapat pula terjadi penyimpangan lainnya. Menurut Herodian (1997), salah satu metode yang dipergunakan untuk kalibrasi pengukuran denyut jantung ini adalah dengan menggunakan metode step test atau metode langkah. Dengan metode ini dapat diusahakan selang yang
pasti dari beban kerja dengan hanya mengubah tinggi bangku step test dan intensitas langkah. Metode ini juga lebih mudah, karena selalu tersedia dimana saja dan kapan saja, terutama di lapang, sehingga ketidak stabilan denyut jantung seseorang dapat dengan mudah di analisa. Beberapa faktor individual seperti jenis kelamin, umur, berat dan tinggi badan harus diperhatikan sebagai faktor penting untuk menentukan karakteristik individu yang diukur. 2.9.4 Antropometri Istilah Antropometri berasal dari “antro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia . Antropometri merupakan istilah yang digunakan dalam pengukuran sifat fisik tubuh manusia yang mengenai panjang, tebal, berat, atau volume maupun faktor lain yang berkaitan dengan rancangan suatu alat. Pengukuran antropometri dibedakan menjadi 2 tipe yaitu struktural atau statik dan tipe dinamik. Tipe statik menghasilkan data dimensi tubuh dalam keadaan diam, seperti tinggi badan atau tinggi bahu. Sedangkan pada tipe dinamik, pengukuran lebih memperhatikan kemampuan gerak manusia dalam melakukan aktivitas (Sanders dan McCormick 1987). Data antropometri digunakan untuk mengetahui dimensi fisik ruang kerja, alatalat, furnitur, dan pakaian agar terjadi kesesuaian antara manusia dan alat, untuk memastikan terhindarinya ketidak cocokan antara dimensi alat dengan dimensi pengguna.
Perbedaan ukuran tubuh pada masing-masing populasi tidak mengikuti perbandingan yang baku, karena adanya perbedaan spesifik untuk tiap anggota tubuh. Data mengenai ukuran antropometri tergantung pada rata-rata populasi yang diukur karena rata-rata ukuran tubuh manusia. Di Benua Eropa misalnya akan mempunyai perbedaan dengan ukuran rata-rata orang di Benua Asia. Demikian juga perbedaan jenis kelamin akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh. Ukuran-ukuran tubuh sangat diperlukan dalam suatu ruang kerja yang baik sehingga dapat menurunkan beban kerja Secara umum data antropometri yang diterapkan untuk hal-hal yang khusus, cukup diambil dari persentil ke-5, ke-50, ke-95 atau antara persentil ke-5 sampai persentil ke-95. Persentil ke-100 hanya diterapkan pada rancangan yang digunakan oleh semua orang contoh perlengkapan di rumah-rumah sakit. Untuk alat yang dapat diatur sesuai dengan subjeknya, misalnya posisi tempat duduk, posisi pegangan kendali, desain sebaiknya dirancang agar dapat memenuhi selang persentil ke-5 sampai ke-95.
Distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan standar deviasi (Gambar 10).
Sumber : Nurmianto (2004)
Gambar 10 Distribusi normal dan perhitungan persentil Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih dari nilai tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 percentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 percentil. Besarnya nilai percentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal (Nurmianto 2008). 2.9.5 Analisis Gerak (Motion Analysis)
Analisis gerak (motion analysis) adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga gerakan yang kurang efektif dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan sehingga diperoleh penghematan dalam waktu kerja (Sutalaksana dkk 2004). Analisis gerak merupakan analisis dari gerakan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sedangkan menurut Wignjosoebroto (2008),
Analisis gerakan adalah suatu analisis tentang gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Ilmu ini pertama kali dikembangkan oleh Frank dan Lilian Gilberth pada tahun 1885 (Barnes 1980). Tujuan dari analisis gerak adalah untuk menghilangkan atau mengurangi gerakan yang kurang efektif untuk mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif (Niebel 1988).
Dengan studi ini ingin diperoleh gerakan-gerakan standar untuk
penyelesain suatu pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan yang efektif dan efisien.
Aktivitas penyiapan lahan pertanian secara tradisional oleh masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan sangat unik dan berbeda dengan pola umumnya. Penggunaan tajak sebagai alat penyiapan lahan berbeda cara pengoperasiannya dengan cangkul sebagai alat pengolah tanah tradisional yang umum
digunakan.
Bentuk
dan
fungsinya
yang
khas
perlu
dipelajari
pengembangan alat ini. Menurut Openshaw (2006) dalam Rahmawan (2011), tubuh manusia memiliki suatu selang alami gerakan (SAG). Gerakan dalam SAG yang baik memperbaiki sirkulasi darah dan fleksibilitas sehingga dapat mencapai gerakan yang lebih nyaman dan produktivitas yang lebih tinggi. Meskipun syarat untuk mencapai gerakan tersebut pengguna sebaiknya mencoba untuk menghindari gerakan berulang dan ekstrim dalam SAG nya selama periode waktu yang lama. Masih menurut Openshaw (2006), ada 4 zona berbeda yang mungkin dihadapi manusia ketika duduk dan berdiri, yaitu: 1. Zona 0 (Zona Hijau/Green Zone). Zona yang dianjurkan untuk sebagian besar gerakan-gerakan. Terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. 2. Zona 1 (Zona Kuning/Yellow Zone). Zona yang dianjurkan untuk sebagian besar gerakan-gerakan. Terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. 3. Zona 2 (Zona Merah/Red Zone). Banyak posisi yang ekstrim pada anggota-anggota tubuh. Terdapat lebih besar tekanan pada otot dan sendi. 4. Zona 3 (Melewati Zona Merah/Beyond Red Zone). Posisi paling ekstrim pada anggotaanggota tubuh, sebaiknya dihindari jika memungkinkan, terutama ketika mengangkat beban berat atau kegiatan yang berulang-ulang. Zona-zona tersebut merupakan selang-selang dimana anggota-anggota tubuh dapat bergerak secara bebas. Zona 0 dan 1 termasuk dalam gerakan-gerakan sendi terkecil sedangkan Zona 2 dan 3 menunjukkan posisi-posisi yang lebih ekstrim. Untuk lebih rinci, Tabel 1 dan Gambar 11 berikut selang gerakan dari beberapa zona gerakan : Tabel 1 Selang gerakan dari beberapa zona
Fleksi (flexion) Tangan
Pergelangan
Gerakan
Zona 0
Zona 1
Zona 2
Zona 3
0 – 10
11 – 25
26 – 50
51+
Ekstensi (extension)
0–9
10 – 23
24 – 45
46+
Deviasi Radial (radial deviation)
0–3
4–7
8 – 14
15+
Deviasi Ulnar (ulnar deviation)
0–5
6 – 12
13 – 24
25+
0 – 19
20 – 47
48 – 94
95+
Ekstensi (extension)
0–6
7 – 15
16 – 31
32+
Aduksi (adduction)
0–5
6 – 12
13 – 24
25+
Abduksi (abduction)
0 – 13
14 – 34
35 – 67
68+
Fleksi (flexion) Punggung
Selang dari zona gerakan (dalam °)
Tulang Belakang Leher
Fleksi (flexion)
0 – 10
11 – 25
26 – 45
46+
Ekstensi (extension)
0–5
6 – 10
11 – 20
21+
Berputar (rotational)
0 – 10
11 – 25
26 – 45
46+
Menbengkok ke samping (lateral bend)
0–5
6 – 10
11 – 20
21+
Fleksi (flexion)
0–9
10 – 22
23 – 45
46+
Ekstensi (extension)
0–6
7 – 15
16 – 30
31+
Berputar (rotational)
0–8
9 – 20
21 – 40
41+
Menbengkok ke samping (lateral bend)
0–5
6 – 12
13 – 24
25+
Sumber : Openshaw (2006) dalam Rahmawan (2006)
Untuk dapat menggambarkan bagaimana SAG, Gambar 11 memberikan gambaran berbagai posisi tubuh manusia pada berbagai kondisi gerakan. Selanjutnya, dengan mempelajari pola gerakan pada menajak akan dapat diketahui SAG yang terjadi pada aktivitas tersebut.
Sumber : Openshaw (2006) dalam Rahmawan (2011)
Gambar 11 Macam-macam selang gerakan Dari selang-selang gerakan di atas, yang terjadi pada saat melakukan menajak adalah gerakan pada tulang belakang, leher, punggung, dan pergelangan tangan, jika merujuk pada Gambar 11, maka gerakan menajak dapat ditunjukkan seperti pada gambar berikut :
Sumber : Openshaw (2006) dalam Rahmawan (2011)
Gambar 12 Macam-macam selang gerakan pada saat menajak
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan rawa lebak Desa Sungai Rangas Hambuku, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dari bulan Februari – Oktober 2010
meliputi penelitian pendahuluan,
pengambilan data, dan pengolahan data Desa Sungai Rangas Hambuku terletak di kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar. Terletak antara 3°17’39’’-3°21’54’’ Lintang Selatan dan 114°42’44’’-114°48’52’’ Bujur Timur, disebelah utara berbatasan dengan Desa Sungai Rangas Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sungai rangas Ulu, sebelah selatan berbatasan dengan desa Sungai Rangas Tengah, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Pengalaman (Pemerintah Kabupaten Banjar, 2010). 3.2 Peralatan dan Subyek Penelitian
3.2.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tajak Bedandan dan Tajak Surung, Heart Rate Monitor (HRM), Heart Rate Monitor Interface, Digital Metronom, bangku step test, Timbangan, Meteran, Jangka Sorong, Penggaris, Stopwatch, Thermometer, Time study sheet, Handycam, Kaset mini DVD, Software Studio Plus, dan Komputer. 3.2.2 Subyek Penelitian Subyek yang diobservasi untuk dilakukan analisis atas aktivitas penajakan serta respon denyut jantungnya adalah petani pengguna tajak di Desa Sungai Rangas Hambuku. Laki-laki, sehat, berjumlah 4 orang, dan berusia 25-35 tahun.
Disamping itu ada 60 orang petani tradisional pengguna tajak di
Kecamatan Martapura Barat sebagai sampel subjek untuk diukur antropometri dan dimensi tajak yang digunakannya. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Tahapan Penelitian Prosedur
penelitian
dibagi
menjadi
tiga
tahap
yaitu
penelitian
pendahuluan, pengukuran data di lapangan, dan pengolahan data dengan menggunakan komputer. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lokasi penelitian yang representatif, menyesuaikan metode pengambilan data yang tepat sesuai tujuan penelitian, menentukan subjek, jumlah, dan perlakuan, serta luas lahan yang akan digunakan. Pengukuran data di lapang meliputi pengambilan data dimensi tajak dan antropometri, sampel gulma, data kalibrasi step test, serta data serta perekaman pada aktivitas menajak. Selanjutnya pengolahan dan analisis data. 3.3.2 Pengukuran Metabolisme Basal (Basal Metabolic Energy) Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengetahui nilai BME adalah dengan menghitung dimensi tubuh (luas permukaan tubuh), yang kemudian dapat dikonversi ke dalam volume oksigen (VO2). Dalam persamaan oksidasi metabolik, diketahui bahwa setiap konsumsi satu liter oksigen (O2) melalui pernafasan adalah setara dengan pembangkitan 5 kkal energi. Luas
permukaan tubuh dapat dihitung dengan menggunakan persaman Du’Bois (Syuaib, 2003): A h 0.725 w 0.425 0.007246 Dimana : A = Luas permukaan tubuh (m2) H = Tinggi tubuh (cm) W = Berat tubuh (kg) Berdasarkan perhitungan luasan tubuh dengan menggunakan persamaan tersebut, BME (ekuivalen terhadap VO2) bisa ditentukan dengan menggunakan tabel konversi yang ditunjukkan oleh Tabel 2. Tabel 2 Konversi BME ekuivalen dengan VO2 berdasarkan luas permukaan tubuh 1/100 m2 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
136 148 161 173 186 198 210 223 235
137 150 162 174 187 199 212 224 236
138 151 162 176 188 200 213 225 238
140 152 164 177 189 202 215 228 240
141 153 166 178 190 203 215 228 240
142 155 167 179 192 204 217 229 241
143 156 168 181 193 205 218 230 243
145 157 169 182 194 207 219 231 244
146 158 171 183 195 208 220 233 245
147 159 172 184 197 209 221 234 246
(*) untuk perempuan, nilai VO2 harus dikalikan 0.95 (Sumber: Syuaib, 2003)
3.3.3 Pengukuran Beban Kerja Kuantitatif Pengambilan data dimulai dengan memberikan penjelasan prosedur kerja dan latihan menggunakan HRM kepada subjek sehingga cukup familiar dengan alat ukur HRM. Pengambilan data dimulai dengan pengambilan data kalibrasi pengukuran denyut jantung dengan metode Step Test (ST) kalibrasi menggunakan HRM. HRM terdiri dari (1) rubber belted electrode, sebagai sensor dan transmitter, yang diikatkan pada dada subyek, dan (2) digital data receiver and memory, yang dipasang pada pergelangan tangan subyek seperti sebuah jam tangan.
Pemasangan rubber
belted electrode dan digital data receiver and
memory dilakukan pada saat subyek pengukuran sebelum mulai melakukan aktivitas. Ritme kecepatan langkah yang diukur pada frekuensi 20, 25, dan 30 siklus/menit. Step test dilakukan oleh masing-masing subjek dengan prosedur
sebagai berikut: istirahat 1 (awal) selama 10 menit – step test 1 pada frekuensi 20 – istirahat 2 selama 10 menit – step test 2 pada frekuensi 25 – istirahat 3 selama 10 menit – step test 3 pada frekuensi 30 – istirahat 4 (akhir) selama 10 menit. Pergerakan step test mengikuti irama metronom.
Tinggi bangku ST yang
digunakan 30 cm. Denyut jantung direkam secara kontinyu pada interval 5 detik. Kemudian pada tahapan kalibrasi ini dihitung tenaga masing-masing (Work Energy Cost/WEC) subjek yang dibutuhkan pada saat step test, dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
WEC ST n
w g 2 f h 4.2 10 3
Dimana : WECST = Work Energy Cost saat step test (kkal/menit) n = ulangan w = berat badan (kg) g = percepatan gravitasi (9,8 m/detik2) f = frekuensi step test h = tinggi bangku step test (meter) 4,2 = faktor kalibrasi satuan dari Joule menjadi kalori
Gambar 13 Step Test Kalibrasi Pada saat melakukan KST, secara otomatis denyut jantung akan terekam di dalam HRM. Setelah KST selesai dilakukan, data kemudian ditransfer ke media
komputasi dengan menggunakan Interface HRM. Dari data yang didapat, kemudian diplot ke dalam bentuk grafik untuk mempermudah pencarian denyut jantung rata-rata. Adapun ketentuan untuk menentukan nilai denyut jantung ratarata adalah sebagai berikut : a.
Denyut jantung pada saat istirahat adalah denyut jantung rata-rata dari data
stabil terendah, minimal enam data stabil. Data yang diambil adalah denyut jantung yang tidak berada pada menit-menit awal dan akhir. Hal ini dikarenakan pada menit awal dan akhir denyut jantung masih bias. b. Pada saat KST, data yang diambil adalah denyut jantung tertinggi pada menitmenit akhir. Data yang diambil diusahakan data stabil minimal enam data. Subyektifitas nilai denyut jantung (HR) hasil KST harus dinormalisasi agar diperoleh nilai HR yang lebih obyektif. Normalisasi dilakukan dengan cara perbandingan HR relatif saat ST ( HRSTn) terhadap HR saat istirahat. Nilai perbandingan tersebut dinamakan Increase Ratio of Heart Rate (IRHR) dengan persamaan berikut : IRHRsteptest
HRSTn HRrest n
Setelah diperoleh nilai IRHR masing-masing maka nilai tersebut diplotkan untuk dibuat grafik untuk melihat korelasi antara WECST dengan IRHR sehingga dari plot titik- titik nilai tersebut diperoleh persamaan linear yang merupakan bentuk umum untuk masing-masing subyek seperti persamaan yang memiliki persamaan fungsi:
Y = aX + b Dimana : Y = IRHR X = WEC (kkal/menit)
Selanjutnya mencari IRHR pada saat bekerja (menajak) dengan metode yang sama dengan IRHR step test. Yaitu dengan membandingkan IRHR pada saat menajak dengan IRHR saat istirahat awal. IRHRwork
HRwork HRrest
Nilai IRHR pada saat menajak dimasukkan ke persamaan subyek sebagai ‘y’ sehingga didapatkan nilai ‘x’ sebagai konsumsi energi kerja pada saat menajak (WECwork). TEC ( Total Energy Cost) merupakan penjumlahan dari energi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan (Work Energy Cost) dan energi yang dibutuhkan untuk menghidupi fungsi minimal fisiologi (Basal Metabolic Energy), dijelaskan dalam persamaan berikut : TEC = WEC + BME Dimana : TEC = Total Energy Cost (kkal/menit) WEC = Work Energy Cost (kkal/menit) BME = Basal Metabolic Energy (kkal/menit) Dalam terminologi kebutuhan energi kerja, terdapat istilah Total Energy Cost per Weight (TEC’). TEC’ merupakan nilai dari TEC yang dinormalisasi
untuk mengetahui nilai beban kerja objektif yang diterima oleh seseorang saat melakukan kerja. Nilai TEC’ perlu dihitung untuk mengetahui nilai TEC pada masing-masing subjek dengan menghilangkan faktor berat badan. Hal ini dikarenakan berat badan seseorang mempengaruhi beban kerja yang diterima, sehingga pengaruh berat badan harus ditiadakan. Satuan nilai TEC’ yang digunakan adalah kkal/kg.Jam (Soleh, 2011). TEC’ dapat dihitung dengan persamaan : TEC '
TEC w
Dimana : TEC’ = Total Energy Cost per Weight (kal/kg.Jam) WEC = Work Energy Cost (kal/menit) w
= Berat badan (kg)
3.3.4 Pengukuran Beban Kerja Kualitatif Pengukuran beban kerja ini dilakukan dengan melihat tingkat beban kerja seseorang berdasarkan nilai rata-rata perbandingan denyut jantung relatif saat kerja terhadap denyut jantung saat istirahat atau yang disebut Increase Ratio of
Heart Rate (IRHR) yang diperoleh masing-masing subjek. Nilai kategori masingmasing tingkat beban kerja dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kategori pekerjaan berdasarkan IRHR
Kategori Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Sangat berat
Nilai IRHR 1.0 < IRHR < 1.25 1.25 < IRHR < 1.50 1.50 < IRHR < 1.75 1.75 < IRHR < 2.00 IRHR > 2.00
Sumber: Syuaib (2003)
3.3.5 Studi Gerak Aktivitas Menajak di Lahan Rawa Pengambilan video menajak diambil bersamaan dengan pengambilan data beban kerja kuantitatif.
Pola gerak kegiatan menajak dipelajari dengan
menggunakan software Studio Plus, software ini mampu memperlambat gerakan hingga 1/30 detik dan mebuatnya menjadi gambar-gambar, sehingga dapat dipelajari pola gerakan kegiatan menajak.
3.3.6 Pengukuran Antropometri Petani dan Dimensi Tajak Pengukuran antropometri dilakukan tidak hanya pada empat subjek yang terlibat di dalam penelitian ini. Namun juga melibatkan mengukur antropometri petani pengguna tajak di Kecamatan Martapura Barat. Untuk ukuran sampel, menurut Haitao Hu (2007) dalam Anindita (2003), jumlah sampel diperkirakan berdasarkan persamaan yang tersedia pada gabungan ISO 15535 : 2003 ‘‘Persyaratan Umum dalam Membangun Data Base Antropometri” dengan selang kepercayaan 95% untuk persentil ke-5 dan ke-95:
Dimana : N
= Ukuran sampel
CV = Coefficient of Variation Α
= Percentage of Relative Accuracy Desired
Dengan
Dimana :
CV
= Coefficient of Variation
σ
= Standar Deviasi
µ
= Nilai rata-rata
Ukuran sampel dihitung berdasarkan data dari penelitian terdahulu yaitu pada penelitian Anindita (2003). Data ini digunakan untuk mengatasi keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dalam penelitian, dengan asumsi antropometri petani suku Banjar tidak jauh berbeda atau mendekati antropometri petani suku Jawa. Dipilihnya parameter berat badan pada penelitian sebelumnya karena setelah dilakukan perhitungan diperoleh ukuran sampel minimum yang diambil yang terbesar ada pada parameter tersebut yaitu sebesar 57 sampel, agar data yang diperoleh lebih baik maka dalam penelitian ini diambil 60 sampel di tiap-tiap kecamatan. Dalam perhitungan ukuran sampel, nilai CV, σ, dan µ parameter berat badan sebesar CV = 0.125, σ = 7.444, dan µ = 59.525. Dengan nilai CV = 0.125 dan α dipilih 0.05, sehingga diperoleh ukuran sampel sebesar 57, diambil 60. Hasil perhitungan ukuran sampel dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengalokasian pengambilan sampel dilihat dari persentase populasi di tiap-tiap desa. Rincian pengambilan sampel di tiap-tiap desa dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Pengambilan Sampel Petani Pengguna Tajak
No
Nama Desa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Penggalaman Sungai Batang Telok Selong Ulu Telok Selong Tangkas Sei.Batang Ilir Sei.Rangas Ulu Sei.Rangas Hambuku Sei.Rangas Tengah Sei.Rangas Keliling benteng Ulu Keliling Benteng Tengah Antasan Sutun Total
Σ Penduduk Th. 2010 2169 1777 1018 1252 1075 1545 1720 1763 641 578 1829 1127 482 16976
% Populasi
Σ Sampel
12.78 10.47 6.00 7.38 6.33 9.10 10.13 10.39 3.78 3.40 10.77 6.64 2.84 100
8 6 4 4 4 5 6 6 3 2 6 4 2 60
Diolah dari : BPS Kabupaten Banjar (2010)
Ilustrasikan pengukuran antropometri terhadap petani pengguna tajak dapat dilihat pada Gambar 14-20. Berikut penjelasan bagaimana cara pengukuran dan posisi sampel/orang yang diukur : 1. Pengukuran untuk parameter berat badan. Pengukuran dilakukan dengan timbangan dengan keadaan sampel dalam posisi badan tegap dan dalam posisi seimbang atau tidak bergerak ke kiri, kanan, depan, maupun belakang serta tidak melakukan gerakan loncatan-loncatan. 2. Pengukuran untuk parameter nomor 2 sampai 11. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan sampel pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Berikut ilustrasi pengukurannya :
Gambar 14 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 2 sampai 11 3. Pengukuran untuk parameter nomor 12 sampai 16. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan sampel pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Untuk pengukuran parameter nomor 12 dan 13, tangan harus dipancangkan ke depan secara tegap dan lurus serta parameter 13 menggenggam. Berikut ilustrasinya :
Gambar 15 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 12 sampai 16 4. Pengukuran untuk parameter nomor 17 dan 18. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan sampel pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Untuk parameter nomor 17, posisi lengan ditekuk sehingga siku tangan nampak mengerucut, dan antara lengan kiri dan kanan harus segaris sedangkan parameter nomor 18 lengan tangan direbah hingga lengan tangan kanan dan kiri segaris. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Berikut ilustrasinya :
Gambar 16 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 17 sampai 18 5. Pengukuran untuk parameter nomor 19 sampai 23. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan sampel pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Untuk parameter 19 dan 20, tangan dalam keadaan menggenggam pulpen (mata pulpen sebagai titik ukur). Pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak
depan. Untuk parameter nomor 22 diukur dengan jangka sorong dan dicari ukuran terpanjangnya. Berikut ilustrasinya :
Gambar 17 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 19 sampai 23 6. Pengukuran untuk parameter nomor 24 sampai 31. Pengukuran dilakukan secara duduk, posisi badan tegap, paha lurus, kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°, sudut antara kaki dan paha 90°. Pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Apabila antara kaki tidak terbentuk sudut 90°, maka gunakan bantalan untuk mengganjal kaki kemudian sesuaikan hingga terbentuk sudut 90°. Berikut ilustrasinya :
Gambar 18 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 24 sampai 31 7. Pengukuran untuk parameter nomor 32 sampai 36. Pengukuran dilakukan secara duduk, posisi badan tegap, paha lurus, kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°, sudut antara kaki dan paha 90°. Pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Apabila antara kaki tidak terbentuk
sudut 90°, maka gunakan bantalan untuk mengganjal kaki kemudian sesuaikan hingga terbentuk sudut 90°. Berikut ilustrasinya :
Gambar 19 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 32 sampai 36 Pengukuran untuk parameter 37 sampai 41. Pengukuran dilakukan secara duduk. Untuk parameter nomor 38 sampai 40 menggunakan jangka sorong, sedangkan untuk parameter nomor 41 menggunakan silinder untuk digenggam dan diukur dengan meteran pita. Untuk parameter nomor 37 dilakukan dengan meteran dan dibantu penggaris, serta pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Berikut ilustrasinya :
Gambar 20 Ilustrasi pengukuran parameter nomor 37 sampai 41 Berdasarkan Gambar di atas maka antropometri petani pengguna tajak yang diukur dapat dilihat pada Tabel 5. Pengukuran terhadap antropometri subjek terdiri dari 41 parameter yang terdiri dari 23 parameter ketika duduk dan 18 parameter ketika berdiri. Selain pengukuran antropometri, juga dilakukan pengukuran dimensi dan identifikasi
tajak yang digunakan oleh petani tersebut. Tabel 6 menyajikan data dimensi tajak yang diukur.
Tabel 5 Pengukuran data antropometri
Data yang diukur ketika berdiri No Keterangan
Data yang diukur ketika duduk No Keterangan
1 2 3 4
Berat Badan Tinggi Badan Tinggi Mata Tinggi Bahu
24 25 26 27
Tinggi Dudukan Tinggi Lutut Tinggi Pinggul Tinggi Bahu
5 6 7 8
Tinggi Siku Tangan Tinggi Pergelangan Tangan Tinggi Ujung Tangan Tinggi Siku Kaki
28 29 30 31
Tinggi Mata Tinggi Duduk Tebal Badan Lebar Pantat
9 10 11 12 13
Tinngi Telapak Tangan Tinggi Selangkangan Tinggi Pinggul Jangkauan ke Depan Jangkauan ke Depan (Menggenggam)
32 33 34 35 36
Panjang Siku ke Ujung Jari Panjang Siku ke Pergelangan Tangan Tinggi Siku Tangan Panjang Kedudukan hingga Siku Kaki Panjang Kedudukan hingga Lutut
14 15 16 17 18
Panjang Lengan Atas Panjang Lengan Lebar Bahu Jangkauan Horizontal Siku Tangan Jangkauan Horizontal Tangan
37 38 39 40 41
Panjang Pergelangan Tangan Panjang Telapak Tangan Lebar Telapak Tangan (4 jari) Lebar Telapak Tangan (5 jari) Diameter Genggaman Tangan
19 20 21 22 23
Panjang Siku ke Genggaman Tangan Tinggi Genggaman Tangan Tinggi Sandaran Tangan Lebar Telapak Kaki Panjang Telapak Kaki
Selain pengukuran terhadap antropometri petani pengguna tajak di Kecamatan Martapura Barat juga dilakukan pengukuran terhadap dimensi tajak yang digunakannya. Parameter pengukuran terhadap dimensi tajak dapat dilihat pada Tabel 6, terdiri atas delapan parameter pengukuran dengan catatan panjang tangkai tajak hanya diukur hanya mendekati posisi mata tajak, tanpa mengukur panjang sambungan antara tangkai dan mata. Hasil pengamatan di lapang panjang antara tangkai dan mata mencapai 10 cm, dan ini akan ditambahkan pada desain akhir perhitungan panjang tangkai tajak.
Tabel 6 Pengukuran dimensi tajak
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Bagian Alat yang Diukur Berat total tajak (kg) Diameter hulu/gagang (cm) Panjang hulu/gagang (cm) Panjang tangkai (cm) Panjang tangkai sd gagang (cm) Panjang mata (cm) Lebar mata (cm) Sudut kemiringan tangkai (°)
Hulu
Tangkai
Mata
Gambar 21 Bagian-bagian tajak Setelah didapatkan data di lapangan kemudian diolah. Tahapannya sebagai berikut: a. Menentukan Mean
Menurut Steel dan Torrie (1993), cara menghitung mean adalah dengan menggunakan rumus :
Dimana: ndata
= jumlah data
x
= data ke-i
b. Menentukan Standar Deviasi Menurut Walpole (1992), cara menghitung standar deviasi adalah dengan menggunakan rumus :
Dimana: ndata
= jumlah data
xi
= data ke-i
mean
= nilai rata-rata
b. Menentukan Persentil ke-5, ke-50, dan ke-95 Menurut Pheasant (2003), cara menghitung persentil adalah dengan menggunakan rumus :
Dimana: mean
= nilai rata-rata
s
= standar deviasi
z
= z-score (nilai z dapat dilihat pada Lampiran 2)
Secara umum data antropometri yang diterapkan untuk hal-hal yang khusus, cukup diambil dari persentil ke-5, ke-50, ke-95 atau antara persentil ke-5 sampai persentil ke-95. Persentil ke-100 hanya diterapkan pada rancangan yang digunakan oleh semua orang contoh perlengkapan di rumah-rumah sakit. Untuk alat yang dapat diatur sesuai dengan subjeknya, misalnya posisi tempat duduk, posisi pegangan kendali, desain sebaiknya dirancang agar dapat memenuhi selang persentil ke-5 sampai ke-95.
Menurut Nurmianto (2004), adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi). Sedangkan percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa percentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih dari nilai tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 percentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 percentil. Besarnya nilai percentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal.
Sumber : Nurmianto (2004)
Gambar 22 Distribusi normal dan perhitungan persentil
3.3.7 Pengukuran Efektivitas Tajak terhadap Gulma Pengukuran efektivitas kerja tajak dengan parameter gulma yang terangkat dilakukan dengan menghitung jumlah gulma yang tumbuh setelah satu bulan ditajak dan dibandingkan dengan jumlah gulma awal disetiap petak sample (1mx 1m). Efektivitas menajak terhadap jumlah gulma dihitung sebagai berikut:
Jumlah Gulma Sebelum Ditajak - Jumlah Gulma Setelah Ditajak 100% Jumlah Gulma Sebelum Ditajak
3.3.8 Kesesuaian Antropometri Subjek dengan Dimensi Tajak
Kesesuian dimensi tajak dengan subjek diketahui dengan melakukan pengukuran terhadap antropometri petani pengguna tajak dan dimensi tajak yang digunakan serta melakukan wawancara. Pola gerak kegiatan menajak dipelajari dengan menggunakan software Studio Plus, software ini mampu memperlambat gerakan hingga 1/30 detik dan mebuatnya menjadi gambar-gambar, sehingga dapat dipelajari pola gerakan kegiatan menajak
Petani pengguna tajak di Kalimantan Selatan melakukan penyesuaian dimensi tajak yang dibutuhkan berdasarkan trial and error serta pengalaman. Analisis panjang tangkai penting dilakukan untuk mendapatkan panjang tangkai yang sesuai dengan antropometri tubuh petani serta sehingga aman dan nyaman ketika digunakan.
Penelitian Pendahuluan
Pengambilan Data Karakteristik Subjek
BME
Pengambilan Data Lapang
Analisis Beban Kerja
Kalibrasi Step Test (KST) Denyut Jantung ST (HRST)
WECST
HRRest
Analisis Kesesuaian Alat‐
Denyut Jantung Kerja (HRWork)
HRST(1,2,3)
HRRest
Deskripsi antropometri Data Dimensi Tajak Data Analisis Gerak
Σ Gulma sebelum ditajak Σ Gulma setelah ditajak
HRWork
Parameter Desain
IRHRST
Analisis Efektivitas Kerja Tajak
IRHRWork
BK Kualitatif
Efektivitas Kerja Tajak
Gerak Optimal Dimensi Optimal
Persamaan Kalibrasi
Kapasitas Kerja Tajak (Jam/ha)
BK Kuantitatif
WEC (+) BME TEC
Konsumsi Energi Kerja/ha (kkal/ha)
(/) Weight
TEC’
Gambar 23 Diagram alir penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Beban Kerja
Pengukuran beban kerja meliputi dua hal yaitu beban kerja kuatitatif dan beban kerja kualitatif.
Beban kerja kuantitatif diperlukan untuk mengetahui
berapa besar energi (energy cost) yang diperlukan oleh subjek sebagai operator tajak dalam bekerja. Tahap pengukuran dimulai dengan menghitung metabolisme basal (BME), IRHR, WEC, TEC Kerja dan TEC’. Sedangkan beban kerja kualitatif di perlukan untuk mengetahui tingkat beban kerja (kejerihan) relatif terhadap kondisi fisiologis subjek. 4.1.1 Pengukuran Metabolisme Basal (BME)
Pengukuran BME merupakan langkah pertama dalam menghitung beban kerja, karena akan diketahui konsumsi energi yang diperlukan subjek untuk menjalankan fungsi minimal fisiologisnya. Adapun parameter fisik yang diukur dari subjek dalam hal ini adalah tinggi badan dan berat badan. Dengan pendekatan volume oksigen pada tubuh yang diperoleh dari tabel konversi BME ekivalen VO2 berdasarkan luas permukaan tubuh (Tabel 1). Berikut adalah contoh perhitungan nilai BME subjek dari data antropometri : Contoh perhitungan untuk subjek P1 : H
= 160 cm
W
= 53.1 kg
A
= H0.725 x W 0.425 x 0.007246 = {(160) 0.725 x (53.1) 0.425 x 0.007246} = 1.553 m2
VO2 = 192 [tabel 2] BME = (192 x 5 x 1) / 1000 [konversi nilai BME dari VO2] = 0.96 kkal/menit
Berikut disajikan hasil pengukuran dimensi tubuh dan BME masingmasing subjek: Tabel 7 Karakteristik antropometri dan nilai BME masing-masing subjek Subjek P1 P2 P3 P4
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Usia (tahun) 33 35 35 26
Berat (kg) 53.1 51.8 65 52.5
Tinggi (m2) 160 159 163 156.7
A BME 2 (m ) (kkal/menit) 1.55 0.96 1.53 0.95 1.72 1.07 1.52 0.94
Hasil menunjukkan, terdapat korelasi postif antara dimensi tubuh terhadap BME. Tabel 7 menunjukkan, Subyek P4 memiliki dimensi tubuh 1.52 sehingga BME nya 0.9imensi tubuh yang lebih luas, yaitu 1.72 m2 sehingga BME nya 1.07 kkal/menit . Hal ini menunjukkan, semakin luas dimensi seseorang maka semakin besar energi yang dbutuhkan untuk menjalankan fungsi-fungsi organ tubuh. 4.1.2 Pengukuran IRHRST, WECST, IRHR Kerja dan WEC Kerja
Kalibrasi Step Test (KST) dilakukan untuk mengetahui korelasi antara denyut jantung dengan peningkatan beban kerja. Setiap subjek memiliki karakteristik
yang berbeda (usia, pengalaman) dan kemampuan fisiologis
(kemampuan cardio-vaskuler dan serat otot) yang berbeda-beda. Sehingga setiap grafik pengukuran denyut jantung juga berbeda.
Gambar 24 memberikan
gambaran salah satu hasil pengukuran KST. Hasil pengukuran lainnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
HR KST Subyek P1
R1
Denyut Jantung (Denyut/Menit)
140
ST1
R2
ST2 R3
ST3
120 100 80 60 40 20 0 0
5
10
15
20
25
30
35
Waktu (Menit)
Gambar 24 Hasil pengukuran denyut jantung KST Subjek P1
Hasil pengukuran denyut jantung KST menunjukkan ada pola umum grafik, yaitu terjadi peningkatan denyut jantung sering dengan meningkatnya tingkat beban yang di berikan berupa frekuensi step test. Pada frekuensi 20 siklus/menit menunjukkan grafik denyut jantung terrendah dan frekuensi
30 siklus/menit
grafik denyut jantung tertinggi. Hasil pengukuran KST dapat dilihat pada Tabel 8.
Dari hasil pengukuran tersebut, nilai HR saat step test dibandingkan dengan
nilai HR saat istirahat untuk memperoleh nilai IRHR step test. Tabel 8 IRHR subyek pada KST ST
SUBJEK P1 P2 P3 P4
IRHR
R1
ST1
ST2
ST3
IRHRST1
IRHRST2
IRHRST3
78.25 77.78 87.36 82.35
108.83 107.1 110.75 117.38
115.91 114.73 120.44 126.5
125.14 123.25 131.68 145.41
1.39 1.38 1.27 1.43
1.48 1.48 1.38 1.54
1.60 1.58 1.51 1.77
Nilai WECST, yang merupakan nilai konsumsi energi subjek untuk proses metabolisme tubuh dan melakukan kerja perlu dihitung untuk membuat grafik dan persamaan daya dengan nilai IRHR.
Nilai WECST dapat dihitung dengan
pendekatan prinsip tenaga. Diasumsikan, pada saat melakukan step test subjek sedang berjalan menaiki tangga dengan membawa beban sejumlah berat tubuhnya sendiri. Contoh perhitungan untuk mendapatkan nilai WECST pada Subjek P1 adalah sebagai berikut : w = 53.1 kg
fST1 = 20 siklus/menit
g = 9.81 m/detik2
fST2 = 25 siklus/menit
h = 0.30 m
fST3 = 30 siklus/menit
Faktor Kalibrasi (J kalori) = 4.2 WEC ST n
w g 2 f h 4.2 10 3
= 53.1 x 9.81 x 40 x 0.30 4.2 x 103 WECST1 = 1.49 kkal/menit WECST2 = 1.86 kkal/menit WECST3 = 2.232 kkal/menit
Tabel 9 Nilai IRHR dan WECST subjek pada KST ST1 (20 siklus/menit)
Subjek P1 P2 P3 P4
IRHR 1.39 1.38 1.27 1.43
ST2 (25 siklus/menit)
ST3 (30 siklus/menit)
WECST WECST WECST IRHR IRHR (kkal/min) (kkal/min) (kkal/min) 1.49 1.86 2.23 1.48 1.60 1.45 1.81 2.18 1.48 1.58 2.28 2.28 1.82 1.38 1.51 1.47 1.84 2.21 1.54 1.77
Hubungan antara WECST dan IRHR kemudian diplot dalam grafik. Setiap subjek memiliki kemiringan grafik tersendiri yang merepresentasikan kenaikan IRHR terhadap kenaikan nilai WECST. Gambar 25 menunjukkan grafik hubungan antara WECST dan IRHR setiap subjek. Korelasi WECST dan IRHRST Subjek P2
2.0
2.0
1.5
1.5
IRHRST
IRHRST
Korelasi WECST dan IRHRST Subyek P1
1.0 y = 0.2801x + 0.9694 R2 = 0.9942
0.5
y = 0.86x + 0.598 R2 = 0.999
0.5 0.0
0.0 0.0
0.5
1.0 1.5 WECST
2.0
2.5
0.0
3.0
Korelasi WECST dan IRHRST Subjek P3 2.0
y = 0.263x + 0.7855 R2 = 0.9982
0.5
1.5 2.0 WEC ST
2.5
3.0
1.5 1.0 y = 0.4626x + 0.7249 R2 = 0.9609
0.5
0.0
1.0
Korelasi WECST dan IRHRST Subjek P4
IRHRST
1.0
0.5
2.0
1.5 IRHRST
1.0
0.0
0.0
0.5
1.0
1.5 2.0 WECST
2.5
3.0
0.0
0.5
1.0
1.5 2.0 WEC ST
2.5
3.0
Gambar 25 Grafik korelasi WECST dan IRHRST Subjek Dari grafik , dapat dilihat bahwa semakin curam kemiringan garisnya, maka semakin besar perubahan nilai IRHR terhadap perubahan tingkat beban kerja. Grafik tersebut memiliki batas maksimal untuk nilai IRHR dan WEC. Batas maksimal tersebut tergantung dari kapasitas jantung maksimal masing-masing subjek. Persamaan kalibrasi WECST dan IRHRST dapat dilihat pada Tabel 10.
Sedangkan
IRHR kerja diukur dari denyut jantung subjek pada saat
menajak dengan metode perhitungan yang sama dengan IRHR pada saat step test. IRHR kerja digunakan untuk menghitung besarnya Work Energy Cost pada aktivitas menajak dengan memasukkan nilai IRHR kerja ke dalam persamaan kalibrasi (Tabel 10).
Gambar 26 menyajikan grafik pengukuran IRHR kerja
terhadap salah satu subjek. IRHR Kerja Subjek P1 Ulangan Ke-1
R1
ST R2
Work
Denyut Jantung (Denyut/Menit)
200 150 100 50 0 0
10
20
30
40
Waktu (Menit)
Gambar 26 Grafik IRHR Kerja Subjek P1 Ulangan Ke-1 Untuk mengetahui energi kerja yang dikeluarkan subjek (WEC) pada aktivitas penyiapan lahan menggunakan tajak dilakukan dengan menginput nilai IRHR pada aktivitas tersebut ke dalam persamaan korelasi IRHR dan WECST (Tabel 10). Tabel 10 Persamaan kalibrasi dan WEC pada saat menajak WEC Kerja Persamaan Kalibrasi IRHR (kkal/min) Subjek (y = IRHR; x = WEC) Kerja P1 P2 P3 P4
y = 0.2801x + 0.9694 y = 0.1603x + 1.105 y = 0.263x + 0.7855 y = 0.4626x + 0.7249
2.27 1.78 2.04 2.47
4.65 4.21 4.76 3.77
Hasil pengukuran denyut jantung pada saat menajak (IRHR Kerja) adalah 1.78-2.47 denyut/menit, sehingga dengan memasukkan nilai tersebut kedalam persamaan (sebagai y), didapatkan energi yang dikeluarkan subjek pada saat bekerja (menajak) adalah 3.77-4.76 kkal/menit.
4.1.3 Beban Kerja Kualitatif dan Kuantitatif
Analisis beban kerja kualitatif dilakukan untuk melihat tingkat tingkat beban kerja (kejerihan) relatif terhadap kondisi fisiologis subjek.
Sedangkan
beban kerja kuantitatif untuk melihat besarnya energi yang dikeluarkan subjek pada saat bekerja. Tabel 11 menunjukkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap 4 orang subjek pada aktivitas menajak. Tabel 11 Beban kerja kualitatif dan kuantitatif aktivitas menajak Subjek
P1 P2 P3 P4 Rerata
Berat Bdn (kg)
IRHR Kerja (denyut/min)
Beban Kerja
BME (kkal/min)
WEC (kkal/min)
53.1 51.8 65 52.5 55.6
2.27 1.78 2.04 2.47 2.14
Luar Biasa Berat Berat Sangat Berat Luar Biasa Berat Sangat Berat
0.96 0.95 1.07 0.94 0.98
4.65 2.85 4.76 3.77 4.01
TEC TEC’ (kkal/min) (kkal/kg.Jam)
5.61 3.80 5.83 4.71 4.99
Total energi yang harus dikeluarkan subjek (TEC) pada aktivitas menajak merupakan penjumlahan energi yang harus dikeluarkan untuk aktivitas
kerja (menajak) itu sendiri (WEC) dengan energi untuk aktivitas metabolisme tubuh (BME). Sehingga berdasarkan hasil perhitungan didapatkan TEC adalah 3.80-5.83 kkal/menit. Karena berat badan menjadi beban tambahan yang harus dikeluarkan subjek ketika bekerja, maka untuk mengetahui energi sebenarnya (TEC’) yang dikeluarkan setiap subjek pada aktivitas menajak yaitu dengan membagi TEC dengan berat badan. Hasil analisis kualitatif menunjukkan rerata IRHR kerja antara 1,78-2,47 denyut/menit, sehingga dengan mengacu pada Tabel 3, beban kerja pada aktivitas menajak adalah ’Berat’-’Luar Biasa Berat’ dengan rerata kerja ’Sangat Berat’. Sedangkan total energi kerja perberat badan (TEC’) 4.39-6.33 kkal/kg.Jam dan rerata 5.36 kkal/kg.Jam. Jika dibandingkan penelitian Soleh (2011) pada kegiatan pengolahan tanah
sawah menggunakan
traktor tangan memerlukan denyut
jantung 1.57-1.59 denyut/menit dengan tingkat beban kerja ‘Berat’. Subjek P1 dan P4 memiliki tingkat beban kerja kualitatif yang sama (Luar Biasa Berat), namun secara kuantitatif memiliki TEC’ berbeda, dimana subjek P1 memiliki
TEC’
6.33kkal/kg.Jam
sedangkan
P4
lebih
rendah
yaitu
5.37kkal/kg.Jam. Perbedaan ini dapat dijelaskan dengan analisis gerak (motion analysis) pada pembahasan berikutnya.
6.33 4.39 5.37 5.37 5.36
4.2 Analisis Gerak (Motion Analysis) dan Dimensi Tajak
Analisis gerak (motion analysis) dapat membantu menjelaskan pola gerak yang dilakukan setiap subjek terhadap beban kerja yang dikeluarkannya. Pengamatan terhadap
pola gerak pengoperasian tajak dapat dilihat melalui
sequence-sequence gambar hasil perekaman.
Gambar 27 dapat memberikan
informasi karakteristik kerja subjek.
Gambar 27 Karakteristik kerja subjek Umumnya terdapat kesamaan pola gerakan dalam menggunakan tajak dari posisi awal hingga posisi akhir dimana tajak menebas gulma. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan setiap subjek memiliki karakteristik menajak berbeda, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaian tiap petak ulangan, banyaknya ayunan tiap menit, sudut maksimum ayunan, kecepatan ayunan dan tinggi angkat (elevasi) tajak (Tabel 12). Tabel 12 Intensitas ayunan, sudut maksimum, dan tinggi angkat tajak Subjek
Waktu per Ulangan (menit/ulangan)
Σ Ayunan (ayunan/menit)
Sudut Ayunan Max (°)
Kecepatan Ayunan (°/det)
Tinggi Angkat (cm)
IRHR Kerja (denyut/min)
TEC’ (kkal/kg.Jam)
P1 P2 P3 P4 Rerata
7.5 7.19 11.35 10.6 9
27 23 20 22 23
176.75 171.5 154.5 126.5 157.31
79.54 65.74 51.5 46.38 60.79
222.47 215.67 192.35 165.37 198.96
2.27 1.78 2.04 2.47 2.14
6.33 4.39 5.37 5.37 5.36
Tabel 12 menunjukkan Subjek P1 memiliki waktu penyelesaian yang cepat (7.5 menit/ulangan), ayunan tajak terbanyak (27 ayunan/menit), sudut ayunan maksimum tertinggi (176.75°) yang mencapai maksimum jangkauan tangannya, tinggi angkat (elevasi) tajak 222.47 cm, IRHR Kerja 2.27 dan energi kerja 6.33 kkal/kg.Jam. Menurut Sanders dan Mc. Cormicks (1987) diantara variabel yang mempengaruhi besarnya tekanan pada tubuh selama mengangkat beban adalah tinggi dan range angkat. Mengangkat benda dibedakan atas tiga kategori yaitu dari lantai ke genggaman tangan, genggaman tangan ke bahu, dan bahu sampai jangkauan tangan. Range angkat dari bahu sampai jangkauan tangan tidak diinginkan oleh operator. Tinggi angkat yang paling efisien adalah pada range antara 51-152 cm. Sehingga melalui analisis gerak (motion analysis) dapat dijelaskan bahwa intensitas kerja, tinggi serta range angkat yang mencapai jangkauan maksimum tangan, menyebabkan subjek P1 memiliki beban kerja kuantitatif lebih besar dibandingkan dengan subjek P3.
Selain itu tingginya intensitas ayunan dan
elevasi angkat tajak akan berpengaruh terhadap besarnya energi mekanik dan potensial yang terjadi sehingga berpengaruh terhadap denyut jantung (IRHR Kerja) dan besarnya energi (TEC’) yang harus dikeluarkan subjek. Analisis dimensi tajak yang dipergunakan subjek perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan dimensi alat yang digunakan. Hasil pengukuran terhadap dimensi tajak masing-masing subjek dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Dimensi tajak yang dipergunakan subjek Operator Dimensi Tajak P1 P2 P3 Jenis Bedandan Bedandan Bedandan Berat (kg) 2.8 2.1 2.7 Diameter gagang/hulu (cm) 3.46 3.40 3.7 Panjang gagang/hulu (cm) 27.8 28 29 Panjang tangkai (cm) 49.5 44 51.4 Pajang gagang sd tangkai (cm) 77.30 72 80.4 Panjang mata (cm) 56 54 59 Lebar mata (cm) 8.5 6.5 8.5 Sudut kemiringan tangkai (°) 82 82 81
P4 Surung 2.9 3.8 22 50 72 54.6 9 85
Hasil menunjukkan subjek P1-P3 mempergunakan jenis tajak yang sama yaitu tajak bedandan, sedangkan subjek P4 menggunakan tajak surung. Perbedaan mendasar dari kedua jenis tajak ini adalah pada bentuk mata tajak. Tajak surung memiliki mata yang lurus, sedangkan tajak bedandan memiliki mata yang sedikit bengkok. Dengan intensitas ayunan yang sama, mata datar akan menyebabkan luasan tebas yang lebih besar dari pada mata yang bengkok. Namun jika dilihat pada lamanya waktu penyelesaian per ulangan, subjek P4 yang menggunakan tajak surung memiliki waktu penyelesaian lebih lama dibandingkan dengan subjek P1 dan P2, meskipun lebih cepat daripada subjek P3. Sehingga disimpulkan, dengan ukuran dimensi yang relatif sama namun jenis mata tajak yang berbeda tidak mempengaruhi terhadap beban kerja.
4.3 Analisis Antropometri 4.3.1 Analisis Antropometri Petani Pengguna Tajak
Dalam melakukan pekerjaan menajak tentunya petani melakukan gerakangerakan, namun dari gerakan-gerakan tersebut manusia sebenarnya memiliki selang alami gerakan tubuh. Menurut Openshaw (2006), tubuh manusia memiliki suatu selang alami gerakan (SAG). Gerakan dalam SAG yang baik memperbaiki sirkulasi darah dan fleksibilitas sehingga dapat mencapai gerakan yang lebih nyaman dan produktivitas yang lebih tinggi. Meskipun syarat untuk mencapai gerakan tersebut pengguna sebaiknya mencoba untuk menghindari gerakan berulang dan ekstrim dalam SAG nya selama periode waktu yang lama. Analisis gerakan pada aktivitas menajak dapat dipelajari pada Gambar 28, yang diperoleh dari pengolahan data video yang diambil dari lapangan dengan menggunakan software Studio Plus. Dari video yang diambil, tiap detik video mempunyai 30 frame gambar, lalu dari banyaknya frame gambar yang didapat dicari gambar-gambar yang menunjukkan satu siklus gerakan menajak dari seorang petani dan gerakan menajak masih dalam Zona 0 dan 1 SAG. Dari Gambar 28, dengan menggunakan software Autocad 2008 dapat diperoleh sudut-sudut yang diinginkan seperti yang terlihat pada gambar 28.
1
2
3
4
5
Gambar 28 Petani dalam melakukan gerakan menajak Dari Gambar 28, gambar urutan 1 adalah gerakan tinggi angkat tajak, gambar urutan kedua adalah gambar pada saat sedang berlangsung pemukulan tajak ke tanah, gambar urutan ketiga adalah gerakan saat tajak masuk penuh ke dalam tanah, diasumsikan kedalaman tajak setinggi lutut dikurangi dengan 10 cm, gambar urutan keempat adalah gerakan menarik hasil menajak, gambar urutan kelima adalah gerakan membuang/melempar hasil menajak. Dari gambar juga terlihat bahwa semua gerakan menajak menunjukkan terjadinya gerakan membungkuk (dengan menggunakan tulang belakang) dan gerakan punggung masih dalam cakupan SAG Zona 0 dan 1. Begitu juga untuk pergelangan tangan, masih berada pada SAG Zona 0 dan 1. Dari semua gerakan tersebut terdapat beberapa parameter antropometri yang terkait dengan desain tangkai tajak yaitu sebagai berikut : Tabel 14 Parameter antropometri yang terkait dengan gerakan menajak
Keterangan Parameter tinggi siku kaki (cm) Parameter tinggi pinggul (cm) Parameter tinggi bahu (cm) Parameter tinggi badan (cm) Parameter panjang lengan (cm) Parameter panjang lengan atas (cm)
Persentil ke-5 43.86 84.29 119.32 146.14 49.98 21.31
Persentil ke-50 50.26 95.61 132.72 160.37 53.77 24.68
Persentil ke-95 56.65 106.93 146.13 174.61 59.45 28.05
Parameter panjang telapak tangan (cm) Parameter diameter genggaman tangan (cm) 4.3.2
9.07 3.77
10.36 4.75
11.65 5.37
Analisis Panjang Tangkai Tajak
Analisis panjang tangkai tajak penting dilakukan untuk mendapatkan panjang tangkai yang sesuai dengan antropometri tubuh petani serta sehingga aman dan nyaman ketika digunakan. Petani pengguna tajak umumnya hanya membeli mata tajak saja. Sedangkan panjang tangkai, panjang gagang serta diameter gagang diukur kemudian dengan memperhatikan ‘kenyamanan’ yang setiap individu berbeda-beda. Panjang tangkai tajak yang diinginkan petani adalah yang yang tidak terlalu pendek sehingga menyebabkan badan terlalu membungkuk ketika menggunakan, dan tidak terlalu panjang.
Jika memperhatikan slow motion dari gerakan menajak maka dapat terlihat pada Gambar 21 awalan serta akhiran dari gerakan menajak. Dari gambar ini dapat kita lihat bahwa ukuran panjang tajak yang sesuai dengan antropometri penggunanya akan terasa nyaman dan aman, dalam gambar ini dimanifestasikan dengan posisi tajak yang tidak telalu dekat dengan posisi tubuh namun tetap nyaman ketika diayun, serta tulang belakang tidak terlalu membungkuk (zona SAG yang aman). Karena gerakan menajak ini cukup berbahaya, cepat dan terjadi berulang-ulang, maka hulu (gagang) harus nyaman dan aman ketika digenggam serta membantu mendukung dihasilkannya tenaga yang besar. Sehingga parameter diameter genggaman tangan juga berperan untuk menetukan hulu (gagang) yang sesuai. Sehingga berdasarkan hasil analisa ini, parameter yang sangat berperan di dalam menentukan kesesuaian antara antropometri dan dimensi tajak adalah tinggi bahu, panjang lengan, tinggi pinggang, dan diameter genggaman tangan. Untuk menentukan panjang tangkai tajak yang ideal bagi subjek pengguna, dimulai dengan pengamatan terhadap Gambar 28 tepatnya pada urutan gerakan ke-3 terlihat bahwa mata berada pada posisi tepat menebas gulma (masuk penuh ke dalam air) maka dari posisi tersebut dapat dianalisis bahwa panjang tangkai tajak dapat ditentukan. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Gambar 29.
Gambar 29 Posisi mata tajak saat tepat menebas gulma Dengan menggunakan software Autocad 2008 maka dapat diolah gambar yang diambil dari lapangan tersebut sehingga dapat diperoleh sudut lengan bawah tangan terhadap posisi vertikal sebesar 40˚. Selain itu, sudut membungkuknya tulang belakang secara fleksi (flexion) juga dapat diperoleh yaitu sebesar 13° dan tergolong dalam zona selang gerakan Zona 1 (11-25°) yang masih tergolong nyaman. Tidak hanya pada Gambar 15 urutan ke-3, keumuman gerakan membungkuk subjek tersebut secara kasat mata rata-rata membentuk sudut ± 13°. Dari Gambar 16 terlihat pula posisi genggaman tangan kanan berada pada ujung tangkai tajak. Jika Jika digambarkan dengan menggunakan data antropometri yang telah diperoleh dengan software Autocad 2008 yaitu bagaimana posisi petani pada posisi saat berdiri normal dan saat menajak dengan mata tajak yang masuk penuh ke dalam air (Gambar 30 dan 31).
Gambar 30 Subjek saat berdiri normal pada selang persentil berbeda Gambar 30 merupakan gambar subjek berdiri normal yang kemudian diilustrasikan pada selang persentil yang berbeda berdasarkan hasil pengukuran terhadap 60 subjek petani pengguna tajak di Kecamatan Martapura Barat. Selanjutnya dipelajari posisi subjek saat menajak dimana posisi tajak masuk penuh ke dalam air untuk mulai
menebas gulma pada selang persentil yang berbeda. Secara umum terlihat sudut membungkuknya tulang belakang secara fleksi (flexion) sebesar 13° dan sudut antara lengan dan tangkai tajak terhadap garis normal adalah 40°.
Gambar 31 Subjek pada posisi mata tajak tepat menebas gulma
Untuk mengetahui panjang tangkai tajak yaitu dengaan memperhatikan sudut 40° yang terbentuk dari titik sendi lengan tangan (Gambar 32).
Gambar 32 Ilustrasi analisis panjang tangkai tajak Keterangan:
AB
: Panjang lengan bawah
AD
: Panjang lengan
AI
: Panjang telapak tangan
IL
: Panjang tangkai ketika posisi tepat menebas
CL
: Tinggi tangkai ketika posisi tepat menebas terhadap tinggi bahu
JEH
: Tinggi badan
GH
: Tinggi siku kaki (lutut)
EH
: Tinggi pinggul
CDL
: Sudut tangan dan gagang terhadap garis vertikal
JEF
: Sudut kemiringan tulang belakang terhadap garis vertikal
Dari Gambar 31, sudut JEF (sebesar 13°) adalah sudut yang terbentuk ketika petani mencangkul pada saat mata tajak tepat menebas gulma, yaitu sudut membungkuk petani terhadap garis vertikal ke atas dengan pinggul sebagai porosnya. Sedangkan sudut CDL (sebesar 40°) adalah sudut yang terbentuk ketika petani menajak pada saat mata tajak masuk penuh ke dalam tanah yaitu sudut lengan terhadap garis vertikal ke bawah dengan sendi bahu tangan sebagai porosnya. Jika kedua sudut itu diasumsikan terjadi pada tiga jenis postur tubuh manusia yaitu persentil ke-5, persentil ke-50, dan persentil ke-95 maka dapat diketahui panjang tajak tiap persentilnya pada posisi saat tajak masuk tepat menebas gulma. Dari Gambar 32 selanjutnya diidentifikasi ukuran parameter antropometrinya dengan menggunakan data antropometri 60 petani pengguna tajak di Kecamatan martapura Barat. Identifikasi dapat dilihat Tabel 15. Tabel 15 Penjelasan Gambar 32 Keterangan Panjang GH (cm) Panjang EH (cm) Panjang DEH (cm) Panjang JEH (cm) Panjang DE Panjang DBA Panjang DB Panjang AI Panjang BA Sudut JEF (°)
Persentil ke-5 37.37 84.29
Persentil ke-50 51.15 95.61
Persentil ke-95 64.92 106.93
Tinggi bahu
119.32
132.73
146.13
Tinggi badan Panjang DEH dikurangi EH Panjang lengan Panjang lengan atas Panjang telapak tangan Panjang lengan bawah
146.14
160.37
174.61
35.03
37.12
39.2
49.98 21.31 9.07 25.46
53.77 24.68 10.36 30.04 Sudut
59.45 28.05 11.65 34.61
Parameter Tinggi siku kaki Tinggi pinggul
Sudut kemiringan tulang belakang
(13°)
Sudut CDL
terhadap garis vertikal Sudut tangan dan gagang terhadap garis vertikal
(40°)
Untuk mendapatkan nilai panjang tajak dapat diperoleh dari trigonometri sudut DCL dan telah diketahui besar sudutnya yaitu 40° namun belum diketahui panjang DC. Untuk itu, diperlukan tinggi titik D. Tinggi titik D dapat ditentukan dari trigonometri sudut DEF. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: Panjang tangkai tajak = Panjang DL – Panjang DBA Panjang tangkai tajak dirumuskan sebagai berikut:
Panjang DC Panjang DBA Cos DCL Panjang DC = Tinggi titik D – Tinggi titik C Tinggi titik C = Tinggi lutut – 10 cm Untuk mencari titik D dapat dihitung dengan menggunakan trigonometri pada posisi petani membungkuk 13° (Gambar 32).
Gambar 33 Ilustrasi perhitungan tinggi titik D Untuk mendapatkan nilai tinggi D dapat dirumuskan sebagai berikut : EK = DE x Cos DEK KD’ = D’E – EK Tinggi D = Tinggi D’ – KD’ Tinggi D = Tinggi D’ – [D’E x (DE x Cos DEK)] Dengan menggunakan rumus-rumus di atas dan data antropometri 60 petani pengguna tajak, maka dapat dilakukan perhitungan perhitungan panjang tangkai tajak (Tabel 16). Tabel 16 Perhitungan panjang tangkai tajak No.
Keterangan
Persentil ke-5
Persentil Ke-50
Persentil ke-95
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nilai Cos DCL (cos 13°) Panjang DE (dalam cm) Panjang EG (dalam cm) Panjang ED' (dalam cm) Panjang GD' (dalam cm) Tinggi D' (dalam cm) Tinggi D (dalam cm) Tinggi C (dalam cm) Panjang DC (dalam cm) Nilai Cos ABC (cos 40°) Panjang DL (dalam cm) Panjang DBA (dalam cm) Panjang Tangkai tajak (dalam cm)
0.97437 35.02 34.13 35.02 0.90 119.32 118.42 33.86 84.56 0.766 110.39 49.98 60.41
0.97437 37.11 36.16 37.11 0.95 132.72 131.77 40.26 91.51 0.766 119.47 53.77 65.70
0.97437 39.20 38.19 39.20 1.00 146.13 145.12 46.65 98.47 0.766 128.55 59.45 69.10
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan panjang tangkai untuk persentil ke-5, persentil ke-50, dan persentil ke-95 adalah 60.41 cm, 65.7cm dan 69.10 cm. Namun masing-masing harus ditambah 10 cm karena tangkai harus ditambah dengan panjang sudut belokan yang terbentuk antara tangkai dengan mata yang diasumsikan 10 cm. Sehingga, panjang tangkai tajak untuk persentil ke-5, persentil ke-50, dan persentil ke-95 adalah berturut-turut 70.41 cm, 75.70 cm, dan 79.10 cm. Panjang tangkai tajak yang akan didesain menggunakan data antropometri persentil ke-50 yaitu 75.70 cm agar orang yang memiliki lengan atas dan bawah yang panjang ataupun pendek tetap dapat menggunakannya.
4.4 Efektifitas Kerja Tajak 4.4.1 Efektifitas Kerja Tajak terhadap Parameter Terangkatnya Gulma Pengukuran efektifitas tajak dengan parameter gulma yang terangkat perlu dilakukan untuk melihat kinerja alat tajak sebagai alat penyiapan lahan yang selama ini digunakan oleh masyarakat suku Banjar selama turun temurun di lahan rawa. Pengukuran dilakukan terhadap 5 petak pengukuran berukuran 1m x 1m. Sebelum ditajak gulma dipetak pengukuran dicabut, dicuci bersih dan dihitung. Cara yang sama dilakukan untuk menghitung jumlah gulma setelah 1 bulan ditajak. Berdasarkan hasil sampling gulma terdapat beberapa jenis gulma di lahan percobaan.
Berdasarkan hasil identifikasi gulma pada literatur (Soerjadi dkk
1986), gulma dominan yang terdapat pada lahan percobaan adalah purun tikus (Eleocharis dulcis), dan hanya terdapat sedikit genus lain seperti Banta (Leersia
hexandra swartz), rumput liar (Cyperus sp)., Scirpus sp., dan Eriocaulon sp.
Gambar 34 Gulma di lahan percobaan Contoh perhitungan: Efektifitas menajak terhadap jumlah gulma pada petak 1 dihitung
Jumlah Gulma Sebelum Ditajak - Jumlah Gulma Setelah Ditajak 100% Jumlah Gulma Sebelum Ditajak
= 362 – 23 x 100% 362 =
93.65 %
Tabel 17 Efektifitas tajak terhadap pertumbuhan gulma Petak 1 2 3 4 5 Rerata
Jumlah Gulma
Efektititas Tajak
Sebelum Ditajak
Sesudah Ditajak
(%)
362 276 198 275 278 277.8
23 32 28 15 36 26.8
93.65 88.40 85.86 94.54 87.05 89.9
Hasil perhitungan didapatkan efektifitas tajak terhadap gulma yang terangkat cukup tinggi berkisar 87.05% -93.65%.
Hal ini menunjukkan bahwa
tajak sebagai alat penyiapan lahan pertanaman padi di lahan rawa sangat sesuai, karena membersihkan gulma adalah tujuan utama dalam kegiatan pertanian di lahan rawa, yang terkenal dengan pengolahan tanah minimum (minimum tillage)
Berbeda dengan kegiatan penyiapan lahan pertanian di Pulau Jawa, yang bertujuan mengolah tanah.
4.4.2 Kebutuhan JOK pada Penyiapan Lahan Menggunakan Tajak Kebutuhan jam orang kerja (JOK) adalah waktu kerja individu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Nilai JOK tiap individu berbeda bergantung atas kemampuan kerja, pengalaman kerja dan kondisi aktual yang ada. Pada penelitian ini, JOK dihitung dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan menajak, adapun alat ukur yang digunakan adalah stopwatch. Bersamaan dengan pengukuran denyut jantung kerja, JOK diukur dan dicatat ke dalam Time Study Sheet. Pengukuran JOK dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan subjek untuk melakukan pekerjaan untuk tiap ulangan percobaan.
Dengan mengetahui rerata waktu
penyelesaian aktivitas menajak perulangan pada lahan percobaan, maka dapat diketahui JOK/ha masing-masing subjek (Tabel 18). Tabel 18 Kebutuhan jam orang kerja pada aktivitas menajak Subjek Waktu Kerja*(menit/ulangan) Jam Orang Kerja(jam/ha)
Rerata P1 7.5 50.00
Rerata P2 7.19 47.93
Rerata P3 Rerata P4 Rerata 11.35 10.6 9 75.67 70.67 61.07
* Untuk ukuran petak perulangan 5m x 5m Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 18) didapatkan kebutuhan JOK pada aktivitas menajak berkisar antara 47.93 jam/ha-75.67 jam/ha dengan rerata 61.07 jam/ha. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Soleh (2011) pada JOK pengolahan tanah menggunakan traktor tangan dengan implemen bajak singkal pada lahan sawah di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mendapatkan JOK 24.59 jam/ha-30.83jam/ha dengan rerata 28.29 jam/ha, pekerjaan menajak memerlukan waktu kerja 2x lipat lebih lama dari penggunaan tenaga mekanis traktor tangan.
4.4.3 Konsumsi Energi Kerja pada Aktivitas Menajak Konsumsi energi yang dikeluarkan subjek pada aktivitas menajak dihitung dengan mengalikan Total Energi Cost ternormalisasi (TEC’) dengan kebutuhan Jam Orang Kerja (JOK) per hektar (Tabel 19). Tabel 19 Konsumsi energi kerja pada aktivitas menajak
Subjek TEC' (kkal/kg.Jam) JOK (jam/ha) TEC'/ha (kkal/kg.ha)
Rerata P1
Rerata P2
Rerata P3
Rerata P4
Rerata Total
6.33
4.39
5.37
5.37
5.36
50
47.93
75.67
70.67
61.07
316.50
210.43
406.33
379.48
328.18
Berdasarkan hasil perhitungan (Tabel 19) menunjukkan konsumsi energi kerja pada aktivitas menajak di lahan rawa lebak 210.43 kkal/kg.ha-406.33 kkal/kg.ha dengan rerata 328.18 kkal/kg.ha. Jika dibandingkan dengan kegiatan pengolahan tanah menggunakan traktor tangan dengan implemen bajak singkal pada lahan sawah di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang hanya membutuhkan energi 88.09 kkal/kg.ha (Soleh 2011), maka konsumsi energi pada aktivitas menajak di lahan rawa lebak jauh lebih tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas perbandingan JOK dan konsumsi energi pada pengoperasionalan tajak sebagai alat penyiapan lahan pertanamanan padi secara tradisional di lahan rawa lebak Kabupaten Banjar Kalimantan, terhadap penelitian yang dilakukan Soleh (2011) pada kegiatan pengolahan tanah menggunakan traktor tangan dengan implemen bajak singkal pada lahan sawah di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Perbandingan IRHR Kerja, TEC’, JOK dan TEC’/ha Parameter Pengukuran IRHR Kerja TEC' (kkal/kg.Jam) JOK (jam/ha) TEC'/ha (kkal/kg.ha)
Jenis Alat/Mesin Tajak Traktor Tangan 2.14 1.58 5.36 3.11 61.07 28.29 328.18 88.09
Berdasarkan Tabel 20 dapat disimpulkan kegiatan penyiapan lahan menggunakan tajak secara umum membutuhkan kinerja jantung yang lebih tinggi (2.14), waktu penyelesaian yang lebih lama (61.07 jam/ha) dan konsumsi energi yang lebih besar (328.18 kkal/kg.jam) dibandingkan dengan pengolahan tanah menggunakan traktor tangan dengan implemen bajak singkal yaitu IRHR Kerja 1.58, JOK 28.29 jam/ha dan TEC’/ha 88.09 kkal/kg.ha. Dengan operator manusia
yang
memiliki
keterbatasan
fisik,
penyiapan
lahan
secara
tradisional
menggunakan tajak akan menyebabkan terbatasnya luasan lahan yang diolah, lamanya waktu penyelesaian, dan banyaknya kebutuhan tenaga kerja. Disisi lain, minat generasi muda terhadap bidang pertanian semakin menurun, yang berdampak sulitnya mencari tenaga kerja di sektor pertanian. Oleh karena itu, tajak sebagai alat penyiapan lahan yang tepat dan telah digunakan selama ratusan tahun oleh masyarakat suku Banjar, kedepan
perlu terus diteliti dan
dikembangkan lebih lanjut menjadi alat yang modern dan mekanis serta mampu bekerja dilahan rawa, sehingga optimalisasi lahan rawa sebagai alternatif lahan pertanian dapat terwujud.
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Tingkat beban kerja kualitatif dan kuantitatif terhadap empat operator pada pengolahan tanah secara manual menggunakan alat tradisional tajak di lahan rawa Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan adalah ‘Berat’-‘Luar Biasa Berat’ dengan tingkat konsumsi energi perberat badan 4.39-6.33 kkal/kg.Jam 2. Tingkat beban kualitatif dan kuantitatif dipengaruhi oleh intensitas kerja, besarnya sudut, serta tinggi angkat maksimum tajak. 3. Kesesuaian dimensi tajak terhadap antropometri subjek didasarkan pada tinggi bahu, panjang lengan, tinggi pinggang, dan diameter genggaman tangan.
4. Panjang tajak yang direkomendasikan bagi petani pengguna di Kecamatan Martapura Barat untuk Persentil ke-50 adalah 75.70 cm dengan tetap memperhatikan faktor antropometri yang mempengaruhinya. 5. Efektifitas kerja tajak terhadap parameter terangkatmya gulma
85.86%-
94.54% dengan rerata 89.9%. 6. Kebutuhan jam orang kerja pada aktivitas menajak di lahan rawa lebak 61.07 jam/ha dengan konsumsi energi 328.18 kkal/kg.ha.
5.2 Saran 1. Untuk mengurangi besarnya energi yang dikeluarkan petani pengguna tajak perlu mengatur intensitas kerja, sudut angkat, serta tinggi maksimum tajak. 2. Untuk membuat desain tangkai tajak perlu memperhatikan tinggi bahu, panjang lengan, tinggi pinggang, dan diameter genggaman tangan. 3. Karena heterogennya kondisi yang ada, perlu dilakukan pengukuran beban kerja dan efektifitas tajak terhadap berbagai tingkat usia operator, jenis kelamin, jenis lahan dan jenis tajak yang berbeda. 4. Perlu penelitian lanjutan untuk mengembangkan tajak menjadi alat penyiapan lahan yang lebih ergonomis, mekanis dan modern.
DAFTAR PUSTAKA Adimiharja A, Subagyono K, dan Jabri M. 2004. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan Rawa dalam Buku Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya lahan Pertanian Badan. Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Anindita TA. 2003. Tingkat Beban Kerja Operator dan Antropometri Traktor Roda Empat Yanmar Tipe YM 330T. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian IPB Alihamsyah T et al. 1993. Hasil dan Program Penelitian Mekanisasi Pertanian di Lahan Pasang Surut. Risalah Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Biro Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Banjar dalam Angka. 2010. BPS Kabupaten Banjar. Barnes RM 1980. Motion and Time Study Design and Measurement of Work. University of California. California. Davis HL. 1969. Work Physiology in Human Factor, v.11, p.157 Garndjean E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th ed. Taylor and Francis Inc. London. Hardjoso PR dan Darmanto. 1996. Pengalaman dan Kendala Pengembangan serta Pemanfaatan Lahan Basah dan Lahan Gambut di Kalimantan. Makalah Seminar Nasional Peringatan Setengah Abad Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. 25-26 September 1996. Yogyakarta. Hidayat T. 2010. Kontestasi Sains dengan Pengetahuan Lokal Petani dalam Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut Kalimantan Selatan. Disertasi. Program Pascasajana. Institut Pertanian Bogor. Higgins J. 2005. The Correlation Coefficient. [e-book] http://www.biddle.com. [diakses tanggal 22 Desember 2010]. Mackinnon K, Hatta M.Gt, Halim H, Mangalik A. 2000. Ekologi Kalimantan. Prenhallindo. Jakarta. Najiyati S, Muslihat L, dan Suryadiputra, INN. 2005. Panduan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan. Wetland International. Bogor. Noor HD, Noor I, Mamun MY. 1993. Hasil dan Program Penelitian Mekanisasi Pertanian di Balittra Banjarbaru. Risalah Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Noor M. 1996. Padi Lahan Marginal. Penebar Swadaya. Jakarta. Noor M. 2004. Lahan Rawa, Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Noor M. 2007. Rawa Lebak, Ekologi, Pemanfaatan dan Pengembangannya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Nugroho K, Alkasuma, Paidi W, Wahdini, Abdulrachman H. Suhardjo, dan Widjaja Adhi IPG. 1991. Laporan Akhir. Penentuan Areal Potensial Lahan Pasang Surut, Rawa, dan Pantai. Skala 1:500.000. Laporan Teknik No. 1/PSRP/1991/. Proyek Penelitian Sumberdaya Lahan. Puslittanah dan Agroklimat.
Nurmianto, E. 2008. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi. Guna Widya. Surabaya. Pemerintah Kabupaten Banjar. 2010. Gambaran Umum Wilayah. http://banjarkab.go.id/content/view/1653/11/. Diakses tanggal 17 Februari 2010. Pheasant S. 2003. Bodyspace (Anthropometry, Ergonomics and the Design of Work). Philadelphia : Taylor and Francis Inc. Rahmawan D. 2011. Antropometri Petani Pria dan Aplikasinya pada Desain Tangkai Cangkul (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Ramonteu S, Gutierrz ML, Levang P. 2000. Antara Tanah dan Air. Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan. Jakarta. Rifani M. 1998. Karakteristik Ekosistem Pertanian Lahan Basah (dengan Referensi Khusus: Sistem Urang Banjar). Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Rohman A.H. 2008. Studi Gerak dan Waktu dengan Biomekanika pada Proses Panen Tebu di PG. Bunga Mayang, Lampung. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Sanders SM and Mc Cormicks EJ. 1987. Human Factor in Engineering and Design Sixth Edition. McGraww Hill. New Delhi. Shanavas H. 1987. The Role of Ergonomics in Development In : Ergonomics in Development Countries, An International Symposium. ILO. Geneva. Sarwani M. 1994. Aspek Lingkungan Dalam Pengembangan Lahan Pasang Surut. Kasus Penyusutan Kawasan Gambut Di Delta Pulau Petak Kalimantan Selatan dan Tengah. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Banjarbaru. Sjarifuddin dan Wahyudi R. 1992. Koleksi Alat-Alat Pertanian Tradisional. Museum Negeri Proprinsi Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan. Soerjani, Kostarman dan Tjitosoepomo. 1986. Weeds od Rice in Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Soleh C. 2011. Analisis Beban Kerja pada Budidaya Padi Sawah (Studi Komparasi Antara Metode Konvensional dan Organik). Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. SUSENAS. 2010. Badan Pusat Statistik 2010. Jakarta
Sutalaksana dan Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Institut teknologi Bandung. Sutanto R. 2005. Tantangan Global Menghadapi Kerawanan Pangan dan Peranan Pengetahuan Tradisional dalam Pembangunan Pertanian Syuaib MF. 2003. Ergonomic Study on the Process of Mastering Tractor Operation. Disertasi. Tokyo University of Agricultural and Technology. Tokyo. Japan. Team Inventarisasi Pasang Surut Kalimantan Selatan. 1969. Invetarisasi Istilah dan Alat-Alat Pertanian (Handtools) Pasang Surut Kalimantan Selatan. Banjarmasin. Kalimantan Selatan. Widjaja Adhi IPG. 1987. Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak. Jurnal Litbang Pertanian 5. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Wignjosoebroto S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya. Surabaya.
LAMPIRAN
4
5
22 50 163.4 154 136 101 93.5 45 17 38.5 8.5 23 203 69 58.5 161 124.9 112.6 32.5 20.5 41 48 54 43 11.5 43 53
23 59.5 172 161.7 142 106.3 96.5 49 18.5 40.4 10 25 215.5 74 65 173 129.3 116.9 32 22 41 51 55 48 13.8 45 54
6
7
8
27 58 164 158 138 104 87 49 19.5 42 9.8 24 206 66 57 162 131 121 37 23 42 49 50 43 10.5 41 60
25 76 170 159 145 103 90 46 22 45.5 9 25 215 71 61.8 170 131 119 43 18 46 55 56 45 14 48 61
23 55 168 159 142 106 102 51 18 40 8 25 217 78 61 178 130 122 36 22 46 53 54 45 11 45 58
9 22 55 167.8 155 137.9 104 99 48.4 17 40 11 26.5 211 78 59 177 134 123 32 24 46 52 54 43 12 46 56
10 20 40 158 147 131 104 83 42 18 38 9.5 23 199 69 62 168 128 117.8 31 22 40 45.5 53 48 9 42 53
11 26 56 164.5 152.8 137.8 106 86 45.8 18.6 42.3 9.5 24.5 209 72 61 170 131.2 121 32 22 43 54 52 43 11.5 49 54
12 20 52 169.3 155.8 142 105.7 94 43.7 18.5 41 9 25 215.5 75 61 173 131.7 120.3 32 30 47 54 56 50 13 46 62
13 23 68 166 152.7 138.4 99.6 92.3 43 19.5 43 10 25.5 209 74 57 174 131.8 121 34 25 45 53 51 43 12 46 59
14 23 66 171 159 145 110.5 95 44 18 43 9 25 219.1 77 60 179.6 134 123 31 23 43 48.4 54 45 13 45 54
15 23 57 165.5 154 137.7 105 95.3 44 18.5 41.7 9 25 211.3 74 62 178 127 116.6 29 24.5 43 48.4 54 45 13 45 53.5
Lampiran 1. Data Antropometri Sampel Primer Penelitian Anindita (2003)
Kode 1 2 3 Umur 22 22 21 Berat Badan 63 73.5 64 Tinggi Badan 169.5 170.7 170.8 Tinggi Mata (berdiri) 158 159.4 160 Tinggi Bahu (berdiri) 140.5 142.5 142 Tinggi Siku (berdiri) 105.5 109 111 Tinggi Pinggul (berdiri) 91 97.5 103.3 Tinggi Lutut (berdiri) 45.5 45.5 47 Tebal Dada 19.3 19 19.7 Lebar Bahu 45 46 42 Lebar Telapak Kaki 9.6 9.5 8.6 Panjang Telapak Kaki 24.5 26.5 25 Jangkauan Vertikal 213 215.5 219.4 Jangkauan ke Depan 73 78 76 Jangkauan ke Bawah 63.5 63 60.7 Jangkauan Horizontal 166 178.5 177 Tinggi Kepala (duduk) 126 131 129.7 Tinggi Mata (duduk) 115.5 120.8 117 Panjang Lengan Atas 34 34 34 Panjang Siku Pantat 22 22 24 Tinggi Dudukan 41 40 42 Tinggi Lutut 51 53 50 Panajang Ruas Paha 53 50 52 Panjang Dudukan 42 40 42 Tebal Paha 16.9 15.5 15.2 Panjang Siku Ujung Jari 42 46 49 Panjang Bahu Pantat 56 56 58 Satuan dalam cm (kecuali Berat Badan dalam kg)
22 22 65 169 158 140 108 95.4 45 18.5 43.1 9 23.3 215.5 76 63 176.6 125 113 30 23.1 43 52 51 41 15.1 46 53.1
23 21 63 170 158.5 141 108 95.1 49 17.5 42 10.5 25.3 218.5 77 64 178 132 121.3 30 24.3 46 54.4 54 46 14.3 47 54.3
24 23 66 178.5 166 148.1 110.7 102.7 50 17.5 43 10.1 27.6 228.2 81 66 186.3 134 122.7 30 22.8 46 55.1 53 46 14 47 52.8
25 22 70 176.5 166 146.5 111.5 101.2 49 18.5 44.1 10.2 24.5 229.5 78 67 185 131 119 30 21 47 56.1 56 45 16 48 51
26 22 47 167 156 141 111 98.5 47 17 41.5 9.3 24.5 223 79 60 173 125 115 27 23 45.1 49.3 50 41 13 46 50
27 23 55 158 147 128 97 87.5 44 18 41 9.6 24.3 201 72 58 167 126 115 28 19 45 51.4 51 42 13.4 44 47
28 23 57 165 154 137 103 91 44 18 41 9.5 25 207 68 60 167 123 112 29 23 41 51 50 42 14 39 52
29 23 62 162 150 133.4 105.8 95 44 18.5 44.2 9 24 209.6 69 62 168 120 118 28 26 43 50.5 51 42 13.9 41 54
30 23 62 164.6 153.1 137 102.3 95.3 44 19 42.4 9.5 24.5 215 73 60 170 119 118 27 23.1 44 52.6 55 45 14 46 50.1
31 42 67 162.7 150.7 138.7 100.7 96.9 50.9 19 52 11.5 26.5 210.9 83.7 62.7 170.5 116 104.3 37 23 38 52.3 61 48 13.5 46 60
32 45 59 168 155.9 138.1 101.3 98.7 49.1 18 49 11 26.5 214.9 79.1 57.9 180.9 118.6 105.8 37 20 37.8 52.5 60 48.3 14.5 48 57
33 42 48 153.6 139.5 128.4 92.9 88.5 46.6 18 45 11.5 24 193.5 71.2 55.7 166.4 115.4 100.2 36 19 39.7 48.7 53 43 13 44 55
Lampiran 1. Data Antropometri Sampel Primer Penelitian Anindita (2003) (lanjutan)
16 17 18 19 20 21 23 22 22 22 23 23 65 68 64 58 62 59 162.5 170.5 167.5 168.5 171.5 165 151.3 158.4 154 157.5 164 158 136.3 142 137.2 140 145.5 140.8 104.7 111 105.3 106.5 111 108.8 90 98 92 95.4 97 98.8 46 46 44 45 47 48 19 18.5 18 18 18.5 17.5 47 40.2 41.8 41.5 41 43 9.3 9 9.5 9.3 10.5 9.8 23.5 24.3 26 24 26 25 209.5 213 200.2 220.7 220.6 211.8 72 72 68 76 74 74 68 65 63 60 64 60 170.4 168.7 168.3 172.8 172.7 171.9 132 134 130 129 132 128 122.2 123 120.8 118 121.5 116 29 28 25 30 30 30 24.2 24.2 29 21.4 28 20 45 45 43 45 47 43 50 51.3 45.6 52.3 54.3 52 55.4 53 52 48 49 52 46 45 42 43 45 44 15.3 14.9 15.4 11.6 14.6 14.5 43 44 43 46 44 39 53.2 52.2 54 51.4 58 50 Satuan dalam cm (kecuali Berat Badan dalam kg)
41
35
36
37
35 39 51 51 50 53 60 60 163.4 161.4 159.7 174.4 151 150.7 146.9 162.4 136.9 134.2 132.1 145.9 102.5 100.7 100.4 105.9 100.1 96.4 91.4 107.7 50.4 48.7 44.9 54 18.5 17.5 18 18.5 46 46 47 48 10.5 10 11 12 24 25 26 28.5 210.9 203.9 201.9 217.9 75.6 78.3 77.1 80.5 60.1 61.6 56.6 63.4 172.3 166.9 166.7 180.7 120.6 113.9 115 132.4 106.3 103.1 100.6 118.9 36.2 34.5 35 38 22 19 25 20 36.3 34.9 34.7 43 49.9 51.8 51.8 53 53 56 58 66 41 44.5 46 54 13.3 12 14.4 12.5 48 46.5 44 51 58.2 53.5 60 58 Satuan dalam cm (kecuali Berat Badan, dalam kg)
42
PP
38
39
40
41 51 156.1 144.2 130.4 95.8 93.9 46.2 17 47 11 25 200.9 79.9 58 165.2 116.4 102.4 34 19 36.9 50 55 43 12.5 46 53
29 63 162.1 153.3 136.5 105.9 98.5 47.7 17 35.1 9.7 25 206.9 73.9 64.4 152.7 119.8 109.7 38 23 38 53.4 56 49 13.7 46 61
28 54 164.1 153.3 140.5 106.4 94.3 51.4 18.5 39.5 9.3 25 200.1 72.9 64.9 164.1 114.7 104.1 35 28 35 45.9 56 48 12.7 44 63
STDEV 7.445 5.305 5.658 4.785 4.371 5.069 2.707 0.932 3.258 0.887 1.152 8.043 4.013 2.926 6.715 6.380 6.961 3.791 2.754 3.573 2.554 3.418 2.897 1.599 2.605 3.737
µ
CV 59.525 166.303 155.128 138.833 104.943 95.118 46.770 18.328 42.995 9.790 24.995 211.580 74.630 61.445 171.680 126.335 115.460 32.380 22.853 42.210 51.313 53.810 44.620 13.450 45.113 55.233
0.125 0.032 0.036 0.034 0.042 0.053 0.058 0.051 0.076 0.091 0.046 0.038 0.054 0.048 0.039 0.050 0.060 0.117 0.121 0.085 0.050 0.064 0.065 0.119 0.058 0.068
CV/α 2.501 0.638 0.729 0.689 0.833 1.066 1.158 1.017 1.515 1.812 0.921 0.760 1.075 0.952 0.782 1.010 1.206 2.341 2.410 1.693 0.996 1.270 1.299 2.378 1.155 1.353
n ≥ (3.006 x CV/α)² 56.536 3.678 4.808 4.293 6.269 10.267 12.109 9.353 20.751 29.682 7.672 5.223 10.450 8.198 5.530 9.218 13.137 49.532 52.497 25.903 8.955 14.580 15.239 51.087 12.056 16.544
Lampiran 1. Data Antropometri Sampel Primer Penelitian Anindita (2003) (lanjutan)
34
Lampiran 2 Nilai z (z-score) p
z
p
Z
p
z
p
z
1 2 3 4 5
-2.33 -2.05 -1.88 -1.75 -1.64
26 27 28 29 30
-0.64 -0.61 -0.58 -0.55 -0.52
51 52 53 54 55
0.03 0.05 0.08 0.10 0.13
76 77 78 79 80
0.71 0.74 0.77 0.81 0.84
6 7 8 9 10
-1.55 -1.48 -1.41 -1.34 -1.28
31 32 33 34 35
-0.50 -0.47 -0.44 -0.41 -0.39
56 57 58 59 60
0.15 0.18 0.20 0.23 0.25
81 82 83 84 85
0.88 0.92 0.95 0.99 1.04
11 12 13 14 15
-1.23 -1.18 -1.13 -1.08 -1.04
36 37 38 39 40
-0.36 -0.33 -0.31 -0.28 -0.25
61 62 63 64 65
0.28 0.31 0.33 0.36 0.39
86 87 88 89 90
1.08 1.13 1.18 1.23 1.28
16 17 18 19 20
-0.99 -0.95 -0.92 -0.88 -0.84
41 42 43 44 45
-0.23 -0.20 -0.18 -0.15 -0.13
66 67 68 69 70
0.41 0.44 0.47 0.50 0.52
91 92 93 94 95
1.34 1.41 1.48 1.55 1.64
21 22 23 24
-0.81 -0.77 -0.74 -0.71
46 47 48 49
-0.10 -0.08 -0.05 -0.03
71 72 73 74
0.55 0.58 0.61 0.64
96 97 98 99
1.75 1.88 2.05 2.33
25
-0.67
50
0.00
75
0.67
Sumber : Pheasant (2003)
Lampiran 3 Hasil pengukuran denyut jantung KST Subjek
HR KST Subjek P2 R1 ST1
R2 ST2
R3 ST3
Denyut Jantung (Denyut/Menit)
160 140 120 100 80 60 40 20 0 0
5
10
15
20
25
30
35
R3
ST3
Waktu (Menit)
Denyut Jantung (Denyut/Menit)
HR KST Subjek P3
R1
160 140 120 100 80 60 40 20 0 0
5
ST1
10
R2
15
ST2
20
25
30
35
40
45
Waktu (Menit)
IRHR ST (denyut/min)
HR KST Subjek P4 160 140 120 100 80 60 40 20 0
R1
0
ST1
5
R2
10
ST2
R3
15
20
ST3
25
30
35
Waktu (m enit)
Lampiran 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat Berdiri
Parameter Antropometri
Petani ke1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Duduk 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Berat Badan Tinggi Badan Tinggi Mata Tinggi Bahu Tinggi Siku Tangan Tinggi Pergelangan Tangan Tinggi Ujung Tangan Tinggi Siku Kaki Tinggi Telapak Tangan Tinggi Selangkangan Tinggi Pinggul Jangkauan ke Depan Jangkauan ke Depan (Menggenggam) Panjang Lengan Atas Panjang Lengan Lebar Bahu Jangkauan Horizontal Siku Tangan Jangkauan Horizontal Tangan Panjang Siku ke Genggaman Tangan Tinggi Genggaman Tangan Tinggi Sandaran Tangan Lebar Telapak Kaki Panjang Telapak Kaki
45 158 145 131 102 76 65 46 71 75.5 93.5 77.5
65 169 154 138 112 107 93.5 49 73 88.5 100.5 81
50 163 150.5 137 109 106 93 48 72.5 77.8 95.5 79
50 161 147 132 110 81 61 47.5 73.7 78 96 79
66.5 26 53 42.8 78.5 164 30.6 70.6 96.5 9.5 22
72.5 24 56 46 86.5 174 33 76 102 10 24.5
67 26.5 55.5 44 81.5 167 33 73 99 9.8 23.9
68 25.5 55 44.5 81.5 167.5 33.5 73 99.5 10 24
Tinggi Dudukan Tinggi Lutut Tinggi Pinggul Tinggi Bahu Tinggi Mata Tinggi Duduk Tebal Badan Lebar Dudukan Panjang Siku ke Ujung Jari Panjang Siku ke Pergelangan Tangan Tinggi Siku Tangan Panjang Kedudukan sd Siku Kaki Panjang Kedudukan hingga Lutut Panjang Pergelangan Tangan Panjang Telapak Tangan Lebar Telapak Tangan (4 jari) Lebar Telapak Tangan (5 jari) Diameter Genggaman Tangan
30.9 49.5 54.3 78 104 116.5 15.5 30.9 44 25 60.9 43 51 17 9 8 8.9 3.8
40 53 57.5 97.5 119.4 131 20 40 44 28 63 46 53.5 18.5 10 9 10 4.8
32 50.5 56 90.5 106.5 118 17 32 45.6 26.8 62.5 44.5 53 18.5 9.5 8.5 9.6 4.2
31 52 57 91 106.5 118.4 17.5 31 46 27.5 64 45 53.8 18.5 11 10.5 12 4.5
Lampiran 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) Petani ke5
6 42 145
7 48 152
8 40 153
9 41 151
10 59 168
44 153
11 54 166
12 54 167
133 119 90 69 53 46 59 67 85 64 59.5 21 52 38 75 147 36 60.5 86.5 9 23
138 124.5 109 79 59 45 71 75 93 77 66 27 54 42 79.5 159 31 70 97 9.8 23.5
140 127 111 84 67 59 68 79 96 72 62 21.5 56.5 43 85 158 44.5 68 95 9 20
139 127 108 83 66 58 67 77 96 72.5 61 19 45.5 42 83 157 44.5 68 93 9 19
156 142 113 84 69 54 78 92 117 83 68.5 26 57 60 85 167 32 73 116 11 23
131 123 95 66 56 45 64 76.2 89 74 63 25 52 36 76.5 156 31 63 89 10 22.5
155 134 107 79 61 52 78 84 99 83 71 26 60 47 83 172 37 77 105 11.5 24
156 139 107 78 63 50 72 80 97 80 68 25.5 56 41 84 175 29 73 71 11 22
18 44 48 76 89 99 15.6 18 52 33 47 39 44 18 10.5 8.5 13 4.5
29 50 55 89 104 116 16.5 29 44 24.5 60 43 52 18 10 8.5 10.5 3.8
32 47.5 53 81 97 107 18 32 54 37 56 48 58 18 10 8 11 3.5
32 42 51 78 95 106 17 32 53 36 55 48 57 17 9.5 9 10.5 3.9
38 57 67 103 120 115 19 38 55 27 71 58 46 18 10.5 8 9.5 4.8
36 47 56 88 104 115 17 36 50 27.5 56 40 51 16 9 8.5 9.7 4.6
36 59 62 96 100 122 22 36 50 31 71 46 58 17.5 10.5 9 10.5 5.2
32 49 56 97 117 128 17 32 99 26 54 44 52 11 9 8.5 10.1 4.9
Lampiran 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) Petani ke13 43 152 140 125
14 38 149 137 120
15 45 156 144 132
16 41 150 138 126
17 54 163 151 134
18 54 165 153 136
19 53 161 150 132
20 50 165 153 134
98.5 68 57 45 65 73 89 75 61.5 27 52 37 77 158.5 31 62 88 10 23.5
94.5 63 49 41 60 68 84 72 58 27 48 32 73 155.5 28 58 83 10 21.5
97 69 53 45 58 75 90 78 67 24 54 41 79 158 34 68 93 9.5 25
109 81 64 56 66 78 95 71 60 20.5 58.5 40 82 156 42.5 67 92 9 20.6
105 78 60.7 48 69 78 94 80.5 78 25 57 45 84 165 35.3 74.5 100 10 24
105 78 61 50 76 80 98 81 70 26 57 47 83 168 34 74 102 11 27
100 75 57 47 72 77 95 78 67 26 54 43 80 165 32 72 98 9.8 23.5
102 79 60 48 72 78 99 80 69 26 55 44 82 167 35 74 100 9 22.1
37 48 55 88 103 115 20.5 37 48 26.5 57.5 43 54 18 11.8 9.5 11 5
33 45 52 84 108 110 18.5 33 43 21.5 54.5 41 50 16 9.8 8.5 10.5 4.7
40 49 59 88 106 118 18 40 52 29 58 40 56 17 10.2 8.7 10 4
30 45.5 51 79 94 105 16 30 52 35 53 46 57 16 9.5 8 11 3.8
36 53 59 93 108 120 18 36 46 27 65 46 58 17.8 10.4 9 8.9 4
34 55 61 93 109 120 18 34 48 29 65 48 59 18 11 9.5 10.5 4
30 51 56 90 105 117 16 30 44 26 62 44 53 18.5 11 8.5 10.5 5.6
31 53 57 91 109 120 15 31 44 27 64 45 55 17 10 8.2 10.5 5.4
Lampiran 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) Petani ke21 59 169 157 139 109
22 70 167 155 140.5 112
23 52 163 151 133 104
24 55 169 157 141 109
25 55 168 156 139 107
26 46 157 145 128 99
27 45 160 148 132 98
28 43 150 138 121 93
81 64 49.3 73.8 78.5 100.5 80.5 72 24.2 56 40 87 173.7 32 77.9 102 10.1 24.5
84 72.5 45 74 79 102 79.5 68.5 27.6 58 49 83.6 171 35.7 76.4 104 10.2 25.4
76 57 46 70 78 92 78 66 26 55 45 82 166 32 73 99 10.1 25.3
80 64 51 75 82 99 81 70 27 58 42 86 177 32 75 91 9.4 26
80 63.5 48 72 78 99 79 72 21.5 52.5 41 88 171 31 76 103 9.8 25
71 60 48 66 79 103 79 70 24 55 38 79 158 33.5 67 95 9.1 22
74 57 45 72 78 94 75 65 25 51 41 76 162 30 69 95 9.8 23
64 53 42 69 75 90 73 63 23 48 39 72 158 29 65 88 9.8 22.5
38 52 55.5 96.5 118 130.5 20 38 43.5 27.5 57 47.5 53 17 8.5 7.4 9.5 5.5
40.3 54.8 60 104 110 122 18.8 40.3 49 30.4 66 47.8 56 18.7 12 8.7 11 5.8
34 51 58 92 109 121 21 34 54 28 63 43 57 19 11.5 9 10 4.9
33 52 57 96 119 130 18 33 101 28 57 46 55 10 9.5 8.8 10 4.5
34 52 56 97 118 130 19 34 42 28 56 46 51 17 10 8.2 10.5 4.7
37 49 58 93 108 120 19 37 52 29 61 45 50 17.5 9.5 8.7 9.6 4.6
29 49 54 87 104 116 16 29 42 25 60 44 54 17.5 10 8.1 9.5 4.6
35 46 52 83 99 113 17 35 49 25 57 41 52 17 11 8.2 9.5 4.5
Lampiran 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) Petani ke29 48 164 151 135 101
30 44 167 155 138 107
31 55 162 151 130 102
32 40.7 150 138 124 95.4
33 59 172 160 146 117
34 45 146 134 120 91.8
35
36
60 166 153.5 139.1 109.7
55 164 151.2 136.9 107.7
74 57 46 75 80 87 77 67 26 55 42 76 165 33 65 95 9.1 21.5
78 61 49 70 78 99 77 70 26 56 40 85 174 32 73 100 11.5 24.5
75 56 48 74 80 96 79 68 26.5 56.5 43 79 168 34 73 101 10.5 25.5
68.9 57.9 47.9 65.5 77 92.5 76.4 64.5 24.5 54 40 79 155 33.4 67.2 90.5 9.8 24
90.8 79.8 50 75.8 80.9 103 83 75.4 23.6 56.3 40 90 177.5 34 78.3 109.6 9.9 24
65.3 54.3 44.9 60.3 66.9 86.2 64.3 60.6 21.6 53 40 76.6 149.3 36.5 60.4 83.5 9.4 23.3
83.2 64 46.1 74.7 79.8 97 79.9 70 26.1 54.9 44.6 83.4 170.3 35.2 74.3 103.4 10.1 24.6
81.1 69.6 40.3 73 78 96.5 79.3 68.5 26.3 54.8 44.6 81.6 169.3 33.5 74 100.2 10.2 24
32 50 55 93 101 119 16.5 32 43 26 62 44 54 15 10 8.1 9.6 4.7
39 51 56 94 117 129 16 39 42 28 57 43 50 17 9 9 10 4.6
32 50 57 92 106 118 18 32 46 27 64 43 55 18.5 10 9 11 5.3
40 49 57.5 89.7 105.4 117 20.2 40 52 30.2 39.8 44.7 53 18 11 8.5 10.7 4.7
40.5 54 58.5 99.4 122 132.8 20.3 40.5 47 30.7 59.4 40.5 54 17 10.6 8.3 9.2 5.2
18.4 44.2 48 76.8 86.4 99.7 17.3 18.4 53.2 34.3 47.4 40.6 44.3 17.3 11 8.1 9.3 4.8
33.7 53.6 58 93.3 107.2 120.2 18.3 33.7 46.2 27.5 65 45.7 54.7 18.4 11.2 8.6 9.8 5.3
32.1 51 56.4 91 107 118.5 18 32.1 45.4 27.4 63.5 45.5 54.3 19 12 8.1 9.4 4.7
Lampiran 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) Petani ke37 60 170 157.2 143.2 114.2 87.7 76.7 47.4 75 80 102
38 40 142 128 117 89 68.5 50 45.5 58.4 65.2 84.5
39 45 150 138 124 92 70 53 46 60 67.5 86.5
40 46.4 154.3 142 125 96 68 57 46 64 76 91
41 57.6 168.3 159 145 115 87 71 57 81 95 119
42 58.6 163.7 168 140 110 82 65 50 75 80 102.2
43 48 155 143 128.4 100.5 70.6 60.3 48.5 65 76.3 92.4
44 40.6 147.2 135 124 93 72 55 50 62.5 69 89
82 73 23.5 56.5 45 88.4 176 33.4 77.3 103 10.1 24
63.5 59 20.5 51 38 74.5 146.5 35 59 85 9 22.6
64.5 61 24 50 38 75.5 152.5 36 60.5 83 9.8 23.1
76 64 25 53 39 78 157.5 32.5 65 91 9.1 22.5
86 70 27 59 62 87 169 35 76 119 10.3 25.2
82 73 24 57 60 88 175 33 77 103 9.8 24.1
77.1 64.8 25.5 54 40.4 79.2 160.5 33 66 92.3 9.7 23.5
68.5 57 23 56 43 78 151 38 64 91 10 2.5
38 53 57 98 118 129 19 38 45.5 28.5 60 46 54 18 10.5 8 9.2 5.6
17.5 43.5 47.5 75.5 85.5 98.5 15 17.5 51 32 46.5 39 43.7 17 10.5 8.1 9.4 4.6
18.5 44.5 48.5 77.7 89.5 100 16.5 18.5 52.5 33.5 47.5 40.2 44.3 17 11 7.9 9.1 5.2
37.4 49 57 89 105 116 19 37.4 51 28 58 39 53 14 10 8.5 9.4 4.6
41.6 60 68 105 122 117 20 41.6 58 30 74 62 47 17 10.8 7.8 9.1 4.2
42.6 54 61 98 120.3 132 23 42.6 48 29 58 47 53 18 10 8 9.5 5.6
39.7 50.5 57.5 90.2 105.7 117 20.4 39.7 52.1 28.7 58.5 40.2 54 18.4 11.7 9.6 10.9 4.7
36.8 46 52 79 90 102 15 36.8 54 30 51 41.1 49 17 9 8.1 10.4 5.4
Lampiran 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) Petani ke45 53.1 167.3 155 137 105 79 61.5 47 70 77.4 97 78 71
46 54.6 166.3 153 135 104 77 56.5 46 68 76 95 75 68
47 56.6 168.2 161.1 138 111 80 68 50 74 78 100 80 71
48 51.6 163.2 154.6 135 103 76 65.5 46 68 76 93 81.5 75
49 57.8 168 159.4 141 104 76.5 63 49 73.7 78.5 100.5 80.2 71
50 70 175 162.5 147.9 112 85.5 65.5 50.5 75 81 103 83 73
51 43.8 145.1 138.4 119.8 89.4 67 51 46 59 66 85 64.5 60
52 53.9 161.5 151.9 133 101 76 57.5 47.5 73 77.5 96 78.5 68
27.8 59.3 38.1 87 168 29 75 101 11.2 23.5
27 59 36 85 166 26 74 100 11.1 20.5
23 55 59 86 174 32 77 101 12 22.4
24 55 44 83 166 33 72.5 98 11.3 25.5
24.5 55 44.6 85 172.3 32.4 75 102 9.5 24.1
24.2 57.7 43 90 180 35 79 105 10.2 25
21 52 38.5 75 149 35.5 59.5 85.5 9.6 23.2
26.5 55 44 80 165 32 72 98 9.8 23.4
38.2 51 57 96 116 128 18 38.2 41 25 54 44 52 18.6 10 8.1 9.2 4.9
39.1 48 54 95 114 127 16 39.1 40 23 53 45 51 18.4 10 7.7 9 5.6
41.2 53 60 97 119 131 21.8 41.2 47 28 57 45 51 18 11 7.8 8.5 5.1
37 54 58 94 107 121 17 37 45 26 64 47 56 17.5 10 8.2 9.4 5.6
32.5 51.4 56 94 115 128 18.4 32.5 45 28 63 45 50 17.5 10 8.3 10.5 5.4
36.7 54 58 102 122 133 20.2 36.7 47.5 31 60 50 54 18.5 11 8.1 9.4 4.9
18.9 44 48 76 89 90 17.8 18.9 51.5 32.5 47 39 44 17 10 8.1 8.4 4.9
31.1 52 57 90.8 106 118 17.8 31.1 44 26 62 44 53.2 18.5 11 8.1 9.6 5.8
Lampiran 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) Petani ke53 45.6 145 134.3 118 90 69.5 52 46 58 65.9 84 63.5 59 20.5 51
54 60.2 173.3 164.1 146 118 91 80 49 76 81 103 83 75.4 23.6 56.3
55 45 154 142 125 96 68 57 46 65 77 91.9 77 65 25 53
56
57
58
58 167 154.5 140 108 80 60.5 48.7 73.5 78.5 96.4 79.5 68.5 26.5 55.5
60 170 157.5 140.5 110 82.5 62.5 50 75 80 100 79.5 68.7 26 55
53 162 151.5 133.6 101.9 77 58 47 72.4 77.5 97 79 68 26.5 55
59 45 150 138 124 92 70 53 46 61 68 87 64 50.5 24.7 51.7
60 70 175 162.5 147.9 112 85.5 65.5 50.5 75 81 103 83 73 24.2 59
38 76.5 149.5 35 59 86 9.4 22.5
40 80 178 34 78 109 10.2 24.6
39 79 158 33 66.5 92 9.5 23
44.6 82 172 33.4 73.5 99.7 9.9 24
44.5 89.5 175 33.5 74 99.7 10 24
44 80 165 32 72 98 9.8 23
39.5 75 154 35.5 60 82.5 10 23
43 90 180 35 79 105 10 25
28.2 43 47 75 85 98 17.7 28.2 51 32 46.5 39 44 17 10.5 8 9.2 4.9
39.8 54 58.5 99.4 122.5 132.8 24.4 39.8 47 31 59.5 40 54 17 10.6 9.2 10.4 5.7
39 50 58 90 106 117 20 39 52 28.5 59 39 53.5 17 10 9 10 3.7
34.5 52 57.7 92.5 106.5 119 17.5 34.5 45.5 26.8 63.5 45.5 53.5 18.5 11 8.5 10.5 4
32 50 56.5 94 109 122 17.5 32 46.4 27.7 63.5 44.7 53.2 18.5 11 9 11 4
31.7 52 57 91 105 119 17 31.7 44 26 62 44.5 53 18.5 11 8.5 10.5 3.8
18 44 48 77 89.5 99.8 16 18 51.5 33 48 40 44 17 11 8.5 11 5
36 54 58 102 122 133 20 36 47.5 31 60 50 54 18.5 11 9 10.5 4.3
Lampiran 4 Data antropometri petani di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) Mean 51.27 160.37 148.695 132.72 103.42 77.46 62.01 47.98 69.62 77.16 95.61 76.68 66.91 24.68 54.72 42.83 81.44 164.43
Standar Deviasi 7.92 8.68 9.45 8.17 7.63 8.63 8.96 3.57 5.87 5.63 6.90 5.71 5.28 2.05 2.89 5.69 4.55 8.77
Persentil ke-5 38.28 146.14 133.19 119.32 90.90 63.31 47.31 42.14 59.99 67.93 84.29 67.32 58.25 21.31 49.98 33.50 73.98 150.05
Persentil ke-50
Persentil ke-95
51.27 160.37 146.35 132.72 101.84 75.98 60.60 47.30 68.57 75.87 95.61 75.52 65.90 24.68 54.72 42.16 80.26 161.94
64.25 174.61 164.20 146.13 115.93 91.61 76.70 53.83 79.25 86.39 106.93 86.05 75.58 28.05 59.45 52.15 88.90 178.81
33.57 70.35 96.45 9.97 23.10
3.28 5.97 8.46 0.69 3.10
28.19 60.57 82.58 8.84 18.02
33.15 69.33 95.03 9.82 22.79
38.96 80.14 110.32 11.10 28.18
33.49 50.26 55.91 90.25 106.59 117.77 18.14 33.49 49.68 28.58 58.47 44.25 52.25 17.32 10.35 8.48 10.01 4.75
6.33 3.90 4.24 7.86 10.20 10.25 2.00 6.33 10.35 3.09 6.64 4.12 3.94 1.60 0.79 0.54 0.84 0.60
23.11 37.37 48.96 77.36 89.87 100.97 14.87 23.11 32.71 23.52 47.59 37.49 45.79 14.70 9.05 7.59 8.63 3.77
33.01 51.15 55.09 89.16 105.07 116.04 17.92 33.01 49.18 28.27 57.52 43.67 51.48 17.07 10.23 8.48 9.88 4.75
43.87 64.92 62.87 103.14 123.32 134.58 21.42 43.87 66.66 33.65 69.36 51.02 58.72 19.95 11.65 9.37 11.39 5.73
Lampiran 5 Jenis dan dimensi tajak di Kecamatan Martapura Barat Petani ke-
Parameter Pengukuran 1
2.3 32 3.54
2 surung 2.6 30 4.3
3 bedandan 2.6 36 3.8
4 surung 3 36 4.12
5 bedandan 2.7 38 5.3
6 bedandan 2.5 36 4.3
78.5 46.5 52 8 81
73.2 43.2 52 8 82
76.8 40.8 50 8 81
75.2 39.2 51 8 81
74 36 51 8 81
72.6 36.6 50 8 81
surung
Jenis Tajak Berat total tajak (kg) Panjang hulu/gagang (cm) Diameter hulu/gagang (cm) Panjang tangkai (cm) Panjang tangkai sd gagang (cm) Panjang mata (cm) Lebar mata (cm) Sudut kemiringan tangkai (°)
Lampiran 5 Jenis dan dimensi tajak di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) 7
8
9
10
11
12
13
14
15
bedandan 2.61
bedandan 2.3
bedandan 3
bedandan 2.6
bedandan 2.7
bedandan 2.9
bedandan 2.45
bedandan 2.8
bedandan 2.67
38
36
38
2.7
37
36
38
36
32
4.3 77.2 39.2
4.26 74 38
4.45 71 33
4.3 66.3 63.6
4.3 69.3 32.3
4.2 69.9 33.9
4.1 70.2 32.2
4.2 74.9 38.9
4.4 69 37
52 8 81
52 8 81
52 8 82
52 8 81
50 8 81
52 7 81
50 7 81
51 8 82
51 8.5 85
Lampiran 5 Jenis dan dimensi tajak di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) 16 surung 2.8 30 4.5 71.3
17 bedanda n 2.7 30 4.5 77.9
18 bedanda n 2.7 31 4.35 75.3
19 bedanda n 3 32 4.3 70.1
41.3 49 7.5 85
47.9 50.5 8 80
44.3 50 8 80
38.1 53 8 82
20 surung 2.6 32 4.3 72.4
21 bedanda n 2.7 33 3.9 64.9
22 bedanda n 3 33 4.1 70.8
23 surung 2.8 31 4.33 69.3
24 bedanda n 2.7 30.5 4.15 69.1
40.4 53 8 82
31.9 52 8 61
37.8 52 8.5 81
38.3 50 8 85
38.6 52 8 80
Lampiran 5 Jenis dan dimensi tajak di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) 25
26
27
28
29
30
31
32
33
surung 2.6
surung 2.5
surung 2.4
surung 2.7
surung 2.6
surung 2.3
surung 2.76
bedandan 2.71
31 4.3 77.7 46.7 52.5
32 4.2 77.4 45.4 52
33.5 4.3 75.3 41.8 52.5
28 4.15 76.3 48.3 51
31 3.9 75.7 44.7 53
30 3.95 75.6 45.6 52
surung 2.67 34
33 4.34 77.4 44.4 52
32 4.42 78 46 54
8 80
8 85
8 85
7 82
9 81
8 83
8 80
9 81
4.5 78.6 44.6 53.5 9 80
Lampiran 5 Jenis dan dimensi tajak di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) 34 surung 2.56 32 4.4
35 bedanda n
36 bedanda n
37 bedanda n
38 bedanda n
39 bedanda n
40 bedanda n
41 bedanda n
42 bedanda n
2.65 34 4.9
2.7 32 4.6
2.61 33 5.2
3 32.5 4.6
2.72 33 4.55
2.65 32.5 4.8
2.73 3.3 4.78
2.8 32.5 5
75.6 43.6 52
77.2 43.2 53
74.5 42.5 53
75.6 42.6 52
76.3 43.8 53
75 42 52
75.3 42.8 52
79.3 76 52
77.3 44.8 53
8 82
8 81
9 82
8 81
7 85
8.5 85
8 85
8 85
7.5 85
Lampiran 5 Jenis dan dimensi tajak di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) 43 bedanda n 2.74
44 bedanda n 2.59
45 Bedanda n 2.73
33 4.5 75.3 42.3 53.5
30 4.5 75.8 45.8 52
7.5 85
7.5 85
46 surung 2.81
47 bedanda n 2.34
48 bedanda n 2.7
49 bedanda n 2.66
50 surung 2.7
51 bedanda n 2.7
35 4.45 76 41 50
30 5 75.5 45.5 48
32 5.1 77.8 45.8 52
33 4.6 76.6 43.6 51
29.5 4.6 75.4 45.9 52
37 4.56 75.6 38.6 53
34.5 4.51 76.6 42.1 50
8.5 85
8.5 85
9 82
7 81
7.5 85
9.5 85
9 85
Lampiran 5 Jenis dan dimensi tajak di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) 52
53
54
55
56
57
58
59
60
bedandan 2.66 34 4.4
surung 2.6 35 4.5
bedandan 2.73 35.5 5.2
surung 2.69 35 4.55
surung 2.71 33.4 4.4
surung 2.65 33.6 4.5
surung 2.72 33 4.6
surung 2.68 34
surung 2.73 35.1
4.3
5.2
71.3 37.3 47 9 85
70.9 35.9 50 9 85
78.9 43.4 48 9.5 85
74.3 39.3 53 9 85
76.5 43.1 51 7.5 80
77 43.4 53 7.5 80
75.3 42.3 52 7.5 84.5
71.1 37.1 37.1 8.1 83.5
79.8 44.7 44.7 7.9 84
Lampiran 5 Jenis dan dimensi tajak di Kecamatan Martapura Barat (lanjutan) Jenis Tajak Berat total tajak (kg) Panjang hulu/gagang (cm) Diameter hulu/gagang (cm) Panjang tangkai (cm) Panjang tangkai sd gagang (cm)
Mean 2.68 32.27 4.44 74.52 42.25
Standar Deviasi 0.16 5.98 0.35 3.31 6.67
Persentil ke-5 2.41 22.47 3.87 69.08 31.31
Persentil ke-50 2.64 31.80 4.40 74.52 41.58
Persentil ke-95 2.94 42.07 5.02 79.95 53.19
Panjang mata (cm) Lebar mata (cm) Sudut kemiringan tangkai (°)
51.19 8.09 82.27
2.49 0.60 3.42
47.10 7.11 76.67
50.36 7.97 80.98
Lampiran 6 Hasil pengukuran denyut jantung KST subjek P1 82 82 82 81 82 83 83 86 85 85 85 80 77 77 78 78 79 79 80 81 83 84 89 85 81
82 81 79 79 81 81 81 83 83 82 82 81 81 84 83 83 84 86 83 82 83 81 81 83 81
109 108 109 109 108 108 109 108 108 109 108 108 109 108 108 109 109 109 110 108 109 112 111 110 110
76 76 80 83 86 89 82 80 80 80 81 82 80 81 83 85 86 83 81 84 85 89 88 85 79
85 88 93 96 88 80 80 85 89 88 85 84 84 84 85 84 82 81 82 82 84 84 85 85 86
103 104 107 109 109 110 110 109 109 109 111 112 113 114 114 113 113 113 114 115 115 114 115 116 116
88 83 81 84 87 89 88 86 85 85 87 89 89 86 84 83 83 83 85 85 90 91 87 84 80
84 83 81 77 78 80 90 99 104 104 106 109 111 113 115 116 117 118 119 118 119 120 119 120 121
126 126 126 127 127 124 124 125 125 126 126 126 126 126 125 125 126 124 124 115 107 102 99 92 90
55.27 9.08 87.87
82 80 79 80 81 80 79 79 78 77 77 78 79 79 81
80 79 78 84 93 101 100 100 101 104 104 104 105 107 109
108 106 108 108 104 93 87 85 91 92 91 86 81 79 75
77 80 80 88 90 93 89 85 83 82 83 86 87 84 84
86 85 86 91 93 91 85 80 80 79 80 82 89 98 105
116 114 117 118 115 116 116 116 115 114 118 115 113 108 96
77 77 79 79 80 81 82 82 81 82 83 84 83 84 86
122 121 123 124 123 124 125 125 125 124 124 125 125 125 126
86 85 85 85 84 84 82 81 80 79 79 79 79 80 81
Lampiran 7 Hasil pengukuran denyut jantung KST subjek P2 78 78 81 83 85 85 83 84 84 89 90 90 86 83 81 81 82 81 79 79 80 80 79 80 82 85 88
79 79 79 79 80 80 80 81 80 79 80 83 89 94 93 92 92 91 91 92 95 97 97 99 100 102 103
107 107 107 106 106 107 108 108 108 107 104 103 101 100 100 98 97 98 95 92 92 95 96 93 92 92 91
86 85 85 86 86 85 86 86 86 86 83 85 85 86 85 84 83 82 80 80 80 79 79 78 81 82 80
104 105 106 107 107 108 108 109 110 110 111 112 112 112 113 114 114 115 115 116 116 115 115 114 114 114 113
87 87 87 86 84 85 87 88 87 86 85 85 86 88 88 85 85 84 83 83 84 81 80 81 81 80 80
85 83 81 83 89 93 94 95 96 99 101 104 106 108 109 110 111 112 112 112 113 113 115 116 117 118 119
123 122 120 119 115 113 110 107 106 103 105 104 101 99 99 100 101 98 97 94 94 92 90 89 88 89 90
86 82 81 79 77 78 79 79 77 78 78 76 78
102 102 103 103 104 105 106 107 106 106 105 105 106
92 90 89 88 87 85 87 91 90 90 88 87 86
79 83 86 89 90 92 93 94 96 98 100 102 104
109 108 107 105 105 102 101 98 95 91 89 89 89
82 83 83 83 84 85 85 84 85 85 83 82 82
120 121 121 121 120 121 121 122 123 124 124 124 124
89 87 87 90 89 88 88 88 90 90 87 86 87
Lampiran 8 Hasil pengukuran denyut jantung KST subjek P3 88 88 88 84 81 83 81 83 84 87 90 91 96 94 93 96 93 92 91 88 87 89 89 88 84 85 87 87
102 105 104 101 100 90 85 84 85 86 89 89 90 88 89 88 88 91 93 96 94 91 87 86 87 89 91 86
84 85 91 91 93 92 94 95 90 88 88 91 91 91 93 91 93 92 96 91 90 87 89 89 91 91 91 90
90 89 90 89 91 92 91 98 91 88 88 86 85 88 91 93 93 86 83 85 93 94 98 104 107 105 105 107
113 118 118 117 114 114 115 117 116 115 115 115 112 110 118 116 109 105 109 106 103 102 98 97 98 100 99 97
94 95 95 96 96 96 100 98 95 94 92 92 97 104 107 111 111 99 86 90 95 102 106 108 106 103 98 99
97 93 91 94 96 93 90 84 92 92 94 95 97 94 94 96 97 96 92 93 95 95 96 95 96 98 98 99
107 104 102 96 91 95 100 106 111 115 116 114 118 118 117 116 115 115 115 114 113 114 115 117 118 118 119 119
125 120 117 113 110 110 107 106 104 102 99 97 100 97 96 95 97 97 99 97 98 98 99 98 99 97 99 96
98 98 96 99 102 102 98 95 94 95 97 96 99 98 98 97 94 97 103 102 101 100 99 99 98 97 100 104
107 112 106 101 102 102 101 99 102 102 104 102 105 106 106 110 112 100 84 88 97 102 103 107 109 113 115 116
128 128 129 130 131 131 132 133 134 135 136 136 139 137 134 130 130 130 132 128 126 127 118 115 118 112 114 109
97 102 101 100 100 102 101 102 97 97 98 100 101 100 92 96 102 101 100 100 99 100 102 101 99 101 101 103
101 96 96 98 97 100 97 96 97 97 97 94 95 97 99 100 108 104 102 98 98 100 100 102 99 100 99 95
88 90 91 96 95 91 86 85 90 89 89 87 85 85 90 94 99
90 89 87 91 91 91 91 89 90 88 88 87 88 88 88 87 85
92 95 94 94 90 88 89 96 95 96 93 94 89 90 93 91 91
109 110 110 112 113 114 114 118 122 119 115 113 114 112 112 112 112
98 97 98 99 99 96 100 100 98 95 95 96 95 96 95 101 96
99 98 98 96 97 96 93 96 94 95 97 97 98 97 96 94 97
96 91 92 91 93 93 94 98 97 95 95 93 96 100 104 103 107
118 118 118 120 120 120 121 121 122 122 122 122 122 123 121 121 127
96 96 96 97 98 100 99 97 96 96 96 96 96 94 95 98 98
104 103 101 97 99 96 99 97 95 96 93 95 93 94 94 96 101
120 123 124 124 125 125 125 127 128 126 126 127 128 127 126 127 127
106 109 110 110 107 107 109 109 108 104 106 107 105 100 105 102 97
100 100 97 97 95 94 94 97 97 99 100 101 98 100 102 102 104
Lampiran 9 Hasil pengukuran denyut jantung KST subjek P4 84 82 83 83 82 83 83 81 80 86 86 83 85 83 82 82 83 83 86 86 84 83 83 84 83 83 87 94 101
115 115 117 117 118 116 116 117 117 118 119 118 119 118 116 114 116 115 114 115 111 107 103 100 93 93 94 94 88
91 87 83 83 83 86 85 83 83 82 83 83 81 81 82 79 78 81 83 85 85 87 89 89 89 87 86 87 85
84 84 82 84 86 84 83 87 84 78 81 82 82 82 83 90 96 99 102 106 111 114 117 118 121 122 123 124 124
125 127 126 126 126 128 128 127 125 120 113 110 106 103 99 99 95 92 90 88 90 88 88 86 83 87 87 88 88
87 86 87 87 86 88 88 94 95 92 90 88 90 91 90 91 91 92 91 91 90 89 87 88 90 91 90 90 92
87 87 87 87 88 88 87 88 89 90 91 92 91 90 92 87 88 90 90 91 90 92 91 95 94 92 91 90 89
135 135 136 135 136 136 136 137 136 138 141 142 143 143 143 143 144 145 147 147 148 148 148 147 146 145 145 146 144
92 92 94 93 91 93 91 90 86 85 86 86 84 90 90 90 90 88 89 88 88 86 86 83 85 85 88 88 86
92 93 92 90 87 85 86 90 89 89 89 87 86 86 87 88 91 90 90 88 86 86 89 88 90 91 90 90 87
96 97 97 96 98 96
107 107 108 108 108 108 108 108 109 111 111 110 113 114 114 115
81 81 82 82 82 82 81 80 82 83 85 86 88 89 92 93
86 86 84 82 84 84 82 84 86 85 88 86 85 84 84 86
124 123 124 125 125 125 128 130 130 129 127 126 124 123 123 124
86 86 86 87 91 90 89 87 86 86 88 87 88 87 87 88
89 89 88 89 88 88 86 88 87 89 89 88 88 88 87 89
87 87 87 87 88 93 95 109 115 119 126 130 132 131 133 134
140 138 129 120 114 112 103 100 98 99 98 97 93 94 91 93
87 88 87 88 91 92 91 89 88 87 88 88 87 88 88 88
86 86 86 85 86 86 86 89 89 89 89 88 88 89 87 88
Lampiran 10 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P1 81 81 79 81 81 81 77 76 78 80 76 76 78 79 81 78 77 77 81 82 80 76 76 77 77 75 76 76 76 83
79 76 71 72 73 78 77 76 75 75 81 81 84 98 103 104 99 100 102 103 105 110 109 108 113 112 111 111 108 112
108 103 99 98 98 102 93 87 84 78 74 74 74 76 78 79 81 80 79 79 78 77 75 75 75 75 75 75 74 74
98 102 104 102 104 108 112 110 110 110 110 110 114 112 114 115 113 114 116 113 114 116 116 116 119 119 118 117 116 116
147 148 148 148 148 149 150 150 150 149 147 149 150 150 152 152 152 153 155 156 156 156 155 155 156 157 157 158 159 159
162 158 156 154 153 156 153 153 151 149 143 140 139 138 134 135 135 135 133 133 131 131 130 131 130 130 127 124 125 122
116 115 108 109 111 111 111 111 111 98 98 98 98 98 96 95 92 93 92 91 88 90 89 90 91 91 91 91 91 98
93 92 92 92 92 92 99 106 106 106 106 106 106 103 103 103 100 98 98 98 98 99 99 99 94 95 95 97 97 102
94 93 93 92 92 91 91 90 90 90 90 99 98 94 92 92 100 105 110 110 109 115 120 120 119 117 118 119 119 119
120 120 120 120 120 121 121 115 113 110 103 101 97 95 91 91 89 89 89 89 89 94 94 94 88 88 88 87 88 88
95 91 91 90 88 88 88 88 85 87 87 90 88 88 88 88 88 87 83 87 86 85 88 85 87 86 84 92 91 88
88 87 89 90 89 93 91 90 89 85 85 85 86 85 85 86 84 84 94 89 87 85 95 104 103 103 103 103 109 105
82 80 77 77 77 88 87 74 74 74 74 77 78 78 77 76 70 71 81 81
113 113 113 110 108 108 110 113 112 111 111 109 109 107 110 109 110 108 110 108
79 83 84 83 85 83 78 79 81 82 80 79 78 76 78 75 74 78 81 87
122 124 125 129 127 134 136 136 139 141 141 141 140 142 142 143 144 144 144 147
159 160 161 162 163 162 162 162 162 162 162 160 160 161 161 161 164 164 163 163
123 125 120 117 120 124 125 124 124 125 126 127 126 126 126 122 118 121 119 117
98 98 104 104 104 93 94 94 94 94 94 94 92 90 90 90 90 94 94 94
102 98 98 96 97 98 100 105 97 97 100 100 100 99 96 96 96 95 95 94
121 118 115 116 115 117 117 119 120 118 116 116 116 116 116 122 122 118 115 115
88 89 87 89 91 91 87 84 87 89 90 90 90 91 91 93 93 92 91 94
85 85 82 84 86 86 84 86 86 89 85 85 83 86 83 84 84 85 87 87
106 106 110 110 114 114 117 115 115 119 122 119 115 113 111 111 110 113 116 120
Lampiran 10 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P1 (lanjutan) 124 120 121 120 121 121 121 124 134 134 134 134 134 138 138 138 139 139 140 144 144 144 144 144 144 144 150 151 146 147 151 151
159 163 164 161 160 160 160 163 163 163 163 162 162 163 164 164 168 168 168 167 167 168 165 165 165 165 165 171 170 167 169 170
149 148 149 147 147 140 141 140 142 140 141 140 140 137 140 140 140 140 133 145 146 147 146 144 145 144 141 137 132 126 120 118
110 110 110 110 105 104 104 104 104 104 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 108 100 103 105 106 106 106 103 102
100 99 98 98 105 103 103 99 99 97 96 95 93 95 93 96 97 99 98 100 100 100 99 100 103 101 104 108 114 114 109 112
125 122 125 124 125 125 123 123 123 124 124 124 125 123 123 121 125 125 124 121 122 122 124 119 113 113 110 106 104 106 106 106
102 105 105 107 104 107 108 108 105 105 105 97 99 102 102 103 106 103 102 101 99 99 101 104 104 103 102 103 100 101 101 100
95 98 99 101 103 109 116 115 118 122 120 123 123 123 124 125 127 126 126 133 134 132 133 131 131 133 128 128 127 126 127 129
155 156 153 153 152 152 155 147 152 156 157 160 160 158 162 162 161 162 162 163 163 163 163 163 163 160 160 165 164 164 164 164
166 166 168 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 171 171 171 171 171 171 171 171 173 173 173 180 180 174 177 177
174 174 174 175 175 176 175 173 173 170 168 166 165 159 156 154 153 151 151 146 147 146 149 144 146 146 145 146 146 143 141 140
146 140 135 135 122 123 126 125 125 122 124 121 121 125 124 125 125 123 127 126 126 123 120 119 119 119 117 118 118 116 119 117
150 153 153 155 156 155 156 154 154 154 158 158 158 158 160 161 159 159
170 170 172 171 170 170 171 175 171 170 168 166 165 163 163 163 160 159
122 114 113 115 109 110 110 108 107 108 106 106 102 102 102 103 101 101
102 105 105 107 107 107 107 107 103 99 99 101 99 102 99 98 98 97
114 109 110 111 113 116 116 119 120 122 123 123 124 123 119 119 126 125
106 103 102 102 102 103 101 101 101 101 101 106 107 107 107 106 106 103
100 104 99 99 99 99 101 101 103 101 101 99 97 96 97 95 93 98
129 129 129 130 131 129 128 128 143 144 145 148 148 148 148 151 151 155
167 166 167 164 164 168 168 168 168 168 166 166 167 167 168 168 167 165
177 177 177 177 177 177 177 177 176 176 176 175 175 175 175 174 174 174
140 137 130 134 133 135 137 141 141 140 142 146 148 149 150 150 148 148
118 117 117 115 116 116 117 117 115 110 120 118 118 110 110 110 110 110
Lampiran 11 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P2 81 81 79 81 81 81 77 76 78 80 76 76 78 79 81 78 77 77 81 82 80 76 76 77 77 75 76 76 76 83 82 80 77 77
79 76 71 72 73 78 77 76 75 75 81 81 84 98 103 104 99 100 102 103 105 110 109 108 113 112 111 111 108 112 113 113 113 110
108 103 99 98 98 102 93 87 84 78 74 74 74 76 78 79 81 80 79 79 78 77 75 75 75 75 75 75 74 74 79 83 84 83
98 102 104 102 104 108 112 110 110 110 110 110 114 112 114 115 113 114 116 113 114 116 116 116 119 119 118 117 116 116 122 124 125 129
147 148 148 148 148 149 150 150 150 149 147 149 150 150 152 152 152 153 155 156 156 156 155 155 156 157 157 158 159 159 159 160 161 162
162 158 156 154 153 156 153 153 151 149 143 140 139 138 134 135 135 135 133 133 131 131 130 131 130 130 127 124 125 122 123 125 120 117
116 115 108 109 111 111 111 111 111 98 98 98 98 98 96 95 92 93 92 91 88 90 89 90 91 91 91 91 91 98 98 98 104 104
93 92 92 92 92 92 99 106 106 106 106 106 106 103 103 103 100 98 98 98 98 99 99 99 94 95 95 97 97 102 102 98 98 96
94 93 93 92 92 91 91 90 90 90 90 99 98 94 92 92 100 105 110 110 109 115 120 120 119 117 118 119 119 119 121 118 115 116
120 120 120 120 120 121 121 115 113 110 103 101 97 95 91 91 89 89 89 89 89 94 94 94 88 88 88 87 88 88 88 89 87 89
95 91 91 90 88 88 88 88 85 87 87 90 88 88 88 88 88 87 83 87 86 85 88 85 87 86 84 92 91 88 85 85 82 84
88 87 89 90 89 93 91 90 89 85 85 85 86 85 85 86 84 84 94 89 87 85 95 104 103 103 103 103 109 105 106 106 110 110
77 88 87 74 73 74 74 77 78 78 77 76 70 71 81 81
108 108 110 113 112 111 111 109 109 107 110 109 110 108 110 108
85 83 78 79 81 82 80 79 78 76 78 75 74 78 81 87
127 134 136 136 139 141 141 141 140 142 142 143 144 144 144 147
163 162 162 162 162 162 162 160 160 161 161 161 164 164 163 163
120 124 125 124 124 125 126 127 126 126 126 122 118 121 119 117
104 93 94 94 94 94 94 94 92 90 90 90 90 94 94 94
97 98 100 105 97 97 100 100 100 99 96 96 96 95 95 94
115 117 117 119 120 118 116 116 116 116 116 122 122 118 115 115
91 91 87 84 87 89 90 90 90 91 91 93 93 92 91 94
86 86 84 86 86 89 85 85 83 86 83 84 84 85 87 87
114 114 117 115 115 119 122 119 115 113 111 111 110 113 116 120
Lampiran 11 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P2 (lanjutan) 124 120 121 120 121 121 121 124 134 134 134 134 134 138 138 138 139 139 140 144 144 144 144 144 144 144 150 151 146 147 151 151 150 153 153 155
159 163 164 161 160 160 160 163 163 163 163 162 162 163 164 164 168 168 168 167 167 168 165 165 165 165 165 171 170 167 169 170 170 170 172 171
149 148 149 147 147 140 141 140 142 140 141 140 140 137 140 140 140 140 133 145 146 147 146 144 145 144 141 137 132 126 120 118 122 114 113 115
110 110 110 110 105 104 104 104 104 104 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 108 100 103 105 106 106 106 103 102 102 105 105 107
100 99 98 98 105 103 103 99 99 97 96 95 93 95 93 96 97 99 98 100 100 100 99 100 103 101 104 108 114 114 109 112 114 109 110 111
125 122 125 124 125 125 123 123 123 124 124 124 125 123 123 121 125 125 124 121 122 122 124 119 113 113 110 106 104 106 106 106 106 103 102 102
102 105 105 107 104 107 108 108 105 105 105 97 99 102 102 103 106 103 102 101 99 99 101 104 104 103 102 103 100 101 101 100 100 104 99 99
95 98 99 101 103 109 116 115 118 122 120 123 123 123 124 125 127 126 126 133 134 132 133 131 131 133 128 128 127 126 127 129 129 129 129 130
155 156 153 153 152 152 155 147 152 156 157 160 160 158 162 162 161 162 162 163 163 163 163 163 163 160 160 165 164 164 164 164 167 166 167 164
166 166 168 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 171 171 171 171 171 171 171 171 173 173 173 180 180 174 177 177 177 177 177 177
174 174 174 175 175 176 175 173 173 170 168 166 165 159 156 154 153 151 151 146 147 146 149 144 146 146 145 146 146 143 141 140 140 137 130 134
146 140 135 135 122 123 126 125 125 122 124 121 121 125 124 125 125 123 127 126 126 123 120 119 119 119 117 118 118 116 119 117 118 117 117 115
156 155 156 154 154 154 158 158 158 158 160 161 159 159
170 170 171 175 171 170 168 166 165 163 163 163 160 159
109 110 110 108 107 108 106 106 102 102 102 103 101 101
107 107 107 107 103 99 99 101 99 102 99 98 98 97
113 116 116 119 120 122 123 123 124 123 119 119 126 125
102 103 101 101 101 101 101 106 107 107 107 106 106 103
99 99 101 101 103 101 101 99 97 96 97 95 93 98
131 129 128 128 143 144 145 148 148 148 148 151 151 155
164 168 168 168 168 168 166 166 167 167 168 168 167 165
177 177 177 177 176 176 176 175 175 175 175 174 174 174
133 135 137 141 141 140 142 146 148 149 150 150 148 148
116 116 117 117 115 110 120 118 118 110 110 110 110 110
Lampiran 11 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P2 (lanjutan) 110 110 110 110 118 116 113 113 113 113 113 113 112 112 109 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 110 110 110 110 110 110 120 120 114 112 110 123 110
108 110 110 110 110 102 103 103 111 110 110 110 110 110 109 109 109 113 113 113 113 113 112 112 112 112 112 109 109 111 109 111 111 111 127 127 129 129
131 132 127 128 127 128 133 132 128 128 131 130 130 132 128 129 129 130 131 129 129 119 117 117 111 114 113 113 113 113 112 106 106 106 111 109 108 108
104 109 108 109 107 108 108 107 110 111 109 107 108 109 111 111 111 113 113 105 105 102 112 106 109 108 110 102 103 101 98 116 113 110 106 107 104 98
122 125 127 128 129 126 128 129 128 121 120 122 127 130 127 124 128 133 133 133 132 131 134 133 133 135 141 144 145 149 150 150 151 154 155 157 157 157
164 165 165 165 162 163 164 165 165 165 166 163 164 165 166 166 164 166 167 168 169 169 169 169 171 170 171 171 172 172 171 172 172 173 174 174 174 175
175 175 175 176 177 177 176 176 176 176 176 176 176 176 176 176 175 177 177 177 176 176 175 176 176 175 175 176 177 176 173 172 171 170 169 168 167 166
146 146 146 142 144 145 145 147 148 148 148 147 147 146 143 143 141 137 134 126 126 127 123 127 132 136 128 119 123 125 128 128 131 129 130 125 126 125
111 112 107 108 109 107 105 106 106 105 105 102 106 105 105 105 105 105 110 110 109 110 103 103 97 107 109 109 109 101 105 107 102 98 99 99 99 101
117 111 114 114 114 114 122 122 113 114 113 108 107 105 108 106 106 108 106 106 106 118 115 115 115 110 111 113 109 112 110 114 116 118 120 121 120 117
121 121 120 119 119 121 121 125 122 121 122 120 123 122 121 119 117 114 111 108 112 106 102 100 100 107 105 105 108 107 102 102 100 97 97 97 97 96
96 93 92 93 93 97 97 97 99 93 97 96 96 96 95 94 96 95 97 96 97 96 100 100 101 101 100 97 96 92 94 95 94 95 95 96 96 98
90 92 92 89 87 88 88 88 89 97 93 96 97 98 94 89 87 88 89 88 91 89 88 89 86 86 88 89 90 88 88 88 86 86 86
120 120 120 120 111 111 111 115 115 114 108 108
133 133 129 130 126 129 133 131 132 130 128 128
108 108 108 108 109 109 111 110 107 105 104 104
101 110 112 112 115 120 121 123 124 119 118 118
159 160 161 162 161 161 158 162 162 163 160 163
174 175 175 175 175 175 175 176 175 175 175 175
164 160 157 157 156 155 154 153 151 149 146 145
121 118 114 112 113 118 118 120 111 111 108 109
101 101 92 96 100 100 100 100 98 100 104 113
119 118 120 119 121 121 122 125 123 124 120 120
97 98 99 99 104 103 101 100 97 97 96 95
96 96 96 96 96 100 98 93 96 96 93 92
Lampiran 12 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P3 79 79 89 96 103 107 100 93 91 89 90 89 87 88 88 89 87 91 85 84 87 88 86 87 91 91 92 91 90 88 82 84 83 87 88 93 97 96 95 93
88 92 94 92 89 83 81 84 90 89 91 89 87 86 87 88 88 87 89 92 92 92 92 93 95 97 92 93 94 94 97 95 92 87 84 85 89 89 89 87
98 102 97 93 92 93 89 87 83 84 82 83 87 85 82 79 81 81 79 78 85 85 88 90 92 94 96 96 98 102 104 103 102 104 106 107 106 104 103 101
104 104 103 102 103 104 106 106 99 97 90 89 90 93 93 92 90 89 95 93 90 84 81 81 81 80 80 81 77 78 88 95 94 99 109 108 107 105 104 106
108 108 104 105 107 108 110 110 109 111 113 120 119 119 117 115 115 119 119 123 125 125 135 135 142 140 140 142 147 147 147 155 159 157 157 155 157 154 157 157
163 161 162 162 162 163 163 163 162 161 162 164 164 164 163 164 165 166 166 165 165 165 165 164 161 159 163 165 169 169 172 173 173 172 172 172 172 172 171 169
171 168 168 168 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 173 173 172
164 164 163 162 162 161 160 159 159 158 157 157 156 156 156 156 149 149 149 149 149 151 151 151 151 139 147 149 129 134 137 131 128 123 126 127 123 121 123 118
118 115 117 118 119 119 121 118 112 110 111 110 109 110 107 108 112 114 113 113 111 111 112 112 110 110 110 110 109 110 108 110 112 121 124 121 117 117 117 119
107 107 112 114 108 106 108 112 114 112 109 108 107 105 106 109 111 108 107 106 108 107 106 106 109 109 107 106 109 110 108 111 110 113 111 114 112 108 105 105
108 108 104 103 103 109 102 100 101 103 107 106 105 102 98 100 103 108 104 103 101 99 100 100 102 106 104 105 108 102 98 98 97 97 100 104 101 101 100 101
100 100 101 102 99 102 101 102 104 104 109 107 105 107 110 106 109 104 105 104 103 106 105 110 108 100 99 97 96 97 97 98 103 97 98 98 97 96 97 95
95 99 103 104 103 102 102 102 101 105 106 103 99 97 102 103 101 102 101 101 100 100 101 104 103 108 106 107 108 110 109 97 94 96 94 93 98 100 105 106
91 91 98 98 94 89 88 86 87 86
86 87 90 93 95 94 91 91 93 95
102 101 102 103 103 104 104 106 106 103
98 96 100 102 102 105 107 109 109 108
156 156 156 156 158 157 162 163 163 164
166 167 169 166 171 172 171 173 169 169
171 171 170 169 168 168 167 166 166 165
122 122 122 122 122 122 114 114 115 119
118 121 116 112 109 108 114 116 114 110
105 110 112 109 106 104 108 106 105 111
104 104 105 104 99 96 95 94 93 99
96 102 98 96 93 93 97 96 97 95
101 95 93 95 97 94 100 100 102 100
Lampiran 12 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P3 (lanjutan) 101 99 96 95 92 92 93 94 95 95 94 93 92 92 91 92 96 98 99 97 97 97 97 94 92 92 93 95 99 101 96 92 91 94 92 96 96 98 98 95 100 104
99 104 107 108 109 107 110 110 109 109 108 108 108 107 109 109 111 112 108 106 108 109 109 111 110 109 111 117 115 106 98 93 94 97 99 96 101 102 100 100 103 102
97 94 94 95 100 96 93 95 94 92 92 95 93 93 93 96 96 97 97 100 101 103 105 95 89 87 94 90 87 86 85 89 88 92 99 99 100 97 93 94 89 89
86 90 92 93 99 99 93 95 91 92 95 98 92 87 90 94 96 97 93 92 93 91 93 98 95 91 93 96 89 90 90 91 89 87 85 85 85 87 88 87 84 84
91 87 89 93 94 93 102 109 108 111 109 109 110 111 114 114 117 118 115 113 115 116 120 123 123 125 123 120 121 122 120 120 132 132 132 136 137 138 140 139 140 140
146 149 151 151 150 148 146 146 146 147 150 149 149 146 148 148 154 154 154 153 157 156 155 154 153 151 154 155 154 156 156 151 156 157 157 156 157 157 156 155 156 156
156 157 161 160 159 157 154 153 153 156 158 157 157 158 157 156 157 158 158 158 157 155 155 154 161 160 161 161 162 161 159 158 158 159 161 163 164 163 162 161 160 160
164 162 163 162 163 164 164 162 162 162 162 163 163 161 162 162 161 160 159 160 160 157 152 151 144 144 143 142 141 145 147 148 150 147 147 150 147 144 143 142 140 136
125 129 133 124 123 126 128 128 129 130 131 130 129 129 128 129 131 132 132 129 129 129 127 122 121 126 127 128 133 129 124 117 122 130 130 127 124 118 113 109 111 114
107 108 105 108 107 106 105 103 106 112 108 103 101 101 101 102 102 100 100 100 101 107 108 109 112 110 106 104 103 102 101 100 102 99 100 101 102 102 106 109 107 105
105 106 105 105 109 102 98 94 94 95 96 98 101 100 100 99 99 99 99 99 99 99 100 101 100 99 100 101 105 105 105 101 98 98 99 100 101 99 99 107 105 111
111 112 113 114 117 117 118 118 115 113 112 112 111 111 110 111 113 115 118 117 114 117 115 112 113 116 115 115 118 116 119 119 114 113 111 114 107 107 107 108 107 101
99 97 96 95 91 94 98 98 100 100 99 99 98 97 97 102 99 97 96 97 95 96 97 102 101 99 96 98 98 98 95 98 100 101 98 98 99 99 99 99 106 97
109 111 108 101 101 96 100 97
98 94 95 96 100 101 103 101
90 89 94 92 91 87 88 88
86 87 89 91 92 96 99 93
143 140 141 144 145 142 140 146
158 161 159 159 155 153 152 157
161 161 161 174 167 167 166 165
133 130 133 135 134 137 137 131
111 109 106 105 105 106 109 109
101 102 101 100 101 99 99 103
112 109 106 105 107 104 106 109
101 105 102 99 99 99 102 101
95 94 98 98 98 100 102 98
Lampiran 12 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P3 (lanjutan) 99 99 100 99 97 97 101 101 101 98 98 100 106 102 99 103 100 98 96 96 95 95 95 97 95 94 93 93 95 94 94 94 94 94 96 95 95 96 97 105 105 110 111 94
96 94 100 102 106 110 111 110 110 110 112 115 115 116 116 116 118 121 123 122 121 120 124 130 131 127 125 129 131 135 138 139 139 141 143 150 148 147 144 143 146 148 148 149
150 149 149 148 147 149 150 152 152 151 147 146 150 152 149 146 149 150 150 154 155 155 156 156 155 157 156 156 156 155 155 154 156 155 155 155 155 156 155 155 158 159 154 151
152 154 152 151 154 154 155 155 156 157 157 157 158 159 160 159 157 155 157 159 159 157 152 149 151 151 152 154 152 151 151 153 153 154 157 158 158 160 162 161 160 161 161 160
161 161 161 161 160 160 160 164 163 161 161 167 168 167 166 166 166 165 158 153 149 145 142 142 141 143 139 138 138 134 136 135 136 139 136 133 134 134 135 136 136 137 136 137
134 135 135 135 135 138 135 132 125 123 120 116 114 111 111 108 106 107 107 114 113 112 111 111 112 114 117 113 112 109 108 109 109 109 105 109 117 113 115 121 120 118 117 121
110 109 107 106 111 112 113 112 112 108 109 106 111 111 109 110 108 106 100 101 109 108 106 107 105 104 103 102 107 108 105 104 106 106 109 108 105 104 103 102 101 99 100 101
103 103 103 105 105 104 106 111 108 106 107 110 106 106 104 103 102 103 105 104 103 104 104 104 104 105 109 109 107 106 107 108 111 114 117 115 117 119 119 118 118 117 117 118
115 118 117 116 115 116 120 119 115 114 115 117 121 122 119 118 116 113 116 115 116 120 116 116 112 107 107 108 105 105 108 107 102 99 101 103 106 106 102 101 100 101 100 95
102 108 106 103 101 101 102 103 100 100 101 102 102 106 104 103 100 100 101 100 98 97 100 101 104 100 99 98 98 100 102 103 100 99 99 99 101 100 103 103 102 100 100 100
103 99 96 97 96 96 95 97 102 103 99 101 102 102 104 101 102 98 97 100 102 100 99 99 103 101 101 98 100 103 107 110 110 106 105 109 107 106 108 111 114 117 114 113
118 117 120 123 122 124 126 125 125 129 123 127 127 130 132 137 144 144 144 146 150 152 151 151 152 151 150 149 151 155 158 159 158 158 159 161 162 162 160 159 158 157 154 157
157 154 155 155 154 157 158 158 158 158 157 158 160 159 159 160 160 158 160 161 161 160 159 161 161 160 160 159 163 164 163 163 164 162 162 164 164 163 164 163 162 161 158 154
89 93 96 96 97 97
150 148 148 150 151 150
149 150 150 151 154 153
158 158 159 159 158 159
136 138 136 135 136 136
117 117 111 113 111 108
100 98 98 101 103 103
119 121 121 120 117 114
95 96 97 101 99 98
102 106 102 99 98 104
116 115 116 119 121 119
159 159 157 154 157 159
Lampiran 12 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P3 (lanjutan) 167 166 166 167 168 169 171 170 169 166 164 161 158 159 162 163 164 165 164 164 168 168 169 168 165 164 163 164 165 165 164 164 164 163 164 167 166 165 165 164 163 162 163 165 164 164
162 163 164 167 167 167 168 168 167 166 164 163 161 162 162 161 159 157 157 154 150 150 151 151 152 151 151 147 148 149 146 142 143 139 133 132 132 133 135 132 131 129 127 126 129 132
139 140 139 135 133 127 124 124 124 129 129 126 130 127 122 122 124 126 131 129 127 129 130 128 127 128 129 132 133 133 133 136 139 140 142 142 139 139 139 138 137 136 133 134 137 135
128 128 128 128 130 127 125 127 126 124 123 124 125 127 127 130 132 132 130 127 124 122 119 119 119 118 116 116 119 116 115 116 121 123 119 116 114 117 119 117 115 113 110 112 110 107
108 109 109 109 109 112 111 111 109 107 110 112 111 109 109 112 110 115 118 116 116 117 113 109 108 113 115 116 113 115 113 111 111 109 106 107 110 112 112 112 110 108 106 107 108 109
112 113 111 111 114 116 117 116 116 117 113 109 108 113 115 116 113 115 113 111 111 109 106 107 110 112 112 112 110 108 106 107 108 109 110 110 108 110 112 113 111 111 114 116 117 117
114 113 112 108 107 111 107 109 112 110 109 107 109 107 109 108 109 110 111 108 105 108 111 107 106 109 111 112 114 111 109 111 117 115 116 117 120 117 118 119 119 121 124 125 124 125
122 124 123 125 124 123 122 124 124 127 125 124 123 122 119 119 120 122 118 119 111 107 105 105 105 105 104 104 104 103 102 103 102 100 103 104 104 102 102 103 106 103 100 99 93 93
106 103 100 100 102 101 100 101 101 101 100 100 100 103 102 102 100 100 98 99 99 100 103 103 103 101 97 95 97 101 104 102 98 98 97 96 96 97 102 99 98 98 101 97 94 99
99 98 97 99 99 101 102 103 103 104 102 100 99 98 97 94 94 93 93 96 97 97 99 94 93 92 92 94 94 94
156 158 155 155 157 166
165 163 163 163
138 142 141 141
131 127 126 127
107 111 111 109
110 110 108 110
115 116 113 114
123 122 122 122
97 103 102 103
99 97 97 97
Lampiran 13 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P4 74 73 73 73 81 80 76 72 74 72 73 73 75 75 72 73 73 75 75 77 79 79 79 82 83 82 79 79 78 76 77 77 78 79 77 75 77 76 76 78 79 76 74 79 81 81 80 81
76 76 82 85 88 83 81 77 81 78 79 80 89 94 100 105 110 110 111 114 118 118 119 120 121 120 120 122 123 123 123 123 122 121 119 119 119 119 120 121 122 122 122 124 126 126 124 123
114 108 101 100 104 99 96 91 87 86 85 83 83 80 80 78 78 77 76 77 76 78 82 82 81 82 81 79 79 79 80 80 81 81 82 81 82 83 86 87 87 85 85 90 89 87 86 83
89 88 86 83 82 82 82 82 82 80 79 79 79 77 79 80 81 83 82 82 81 80 83 88 91 83 81 81 79 78 79 78 79 79 79 79 79 79 80 81 79 78 81 79 81 83 84 83
81 85 84 84 86 86 83 81 79 81 81 84 82 82 81 83 82 83 94 104 117 122 117 114 111 109 110 109 109 110 109 112 112 112 114 116 116 117 120 121 116 115 115 115 113 111 112 112
111 112 112 114 115 116 118 120 119 120 128 137 143 145 147 150 153 156 158 159 160 162 162 163 164 166 167 167 168 167 168 168 168 169 170 171 171 170 171 171 171 171 172 172 173 173 174 174
175 175 175 175 174 173 174 174 174 174 176 177 176 176 175 175 176 177 179 179 179 179 180 179 179 179 180 180 181 181 181 181 181 182 183 184 184 184 184 185 186 186 188 187 188 188 188 187
189 185 186 186 186 184 184 182 181 176 173 171 170 167 164 159 156 154 154 152 148 147 146 143 141 141 138 139 139 140 141 141 141 142 143 144 141 139 138 137 140 139 137 136 136 134 132 131
133 131 128 127 124 122 119 120 119 117 118 116 115 114 114 113 112 112 115 118 116 116 113 113 115 114 111 112 111 112 110 110 109 111 110 107 107 105 103 103 103 104 105 103 103 103 104 104
106 106 104 104 105 106 105 104 103 101 100 102 103 103 103 103 105 105 102 101 103 102 103 102 99 98 98 98 99 99 99 101 102 102 102 103 101 105 104 102 101 101 101 101 101 100 99 98
99 99 100 100 99 100 100 98 99 100 99 98 99 98 99 100 99 99 102 101 102 101 101 100 100 100 98 98 98 97 99 98 99 103 109 113 115 118 123 125 128 129 129 129 129 130 131 131
132 130 130 131 132 133 134 134 133 134 132 131 133 134 134 134 133 133 134 133 134 133 131 133 135 134 127 120 115 111 110 109 106 104 107 104 103 101 100 99 97 98 97 98 99 98 97 99
100 102 101 101 98 98 98 100 100 101 99 102 101 101 102 99 99 99 100 98 99 100 99 97 97 98 97 99 98 97 97 97 97 98 97 98 96 95 95 95 95 96 97 97 97 96 96 96
77 75
120 116
82 84
84 83
110 110
174 173
188 189
133 133
105 106
100 99
132 134
99 99
95 100
Lampiran 13 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P4 (lanjutan) 96 94 94 94 94 94 93 93 97 95 94 94 93 92 94 92 94 96 93 93 94 94 94 95 95 95 96 95 96 96 94 95 97 101 107 114 116 109 112 112 112 112 112 112 111 112 114 116 119 120
119 121 120 120 121 124 125 123 123 124 123 124 124 125 125 124 125 127 126 126 128 126 125 124 126 129 135 142 145 149 151 153 156 158 160 161 161 164 165 165 166 167 166 168 168 168 169 168 168 168
168 168 167 167 166 164 160 157 149 146 144 140 136 135 130 125 124 121 121 116 118 118 127 133 140 143 146 150 155 159 161 163 163 161 159 155 150 147 139 135 134 128 125 125 122 120 125 131 138 144
146 150 155 158 162 166 168 171 173 175 176 177 177 178 179 179 179 179 179 179 180 179 179 179 179 179 179 180 181 181 180 180 180 179 181 181 182 183 184 183 183 184 184 184 184 185 184 184 183 182
184 185 185 187 187 187 187 185 187 187 188 189 190 190 190 192 191 192 191 191 190 192 191 190 190 190 190 191 191 191 192 192 192 192 193 193 194 195 194 193 190 188 187 186 183 179 177 174 171 168
165 161 159 158 158 157 156 156 155 154 153 153 153 152 152 153 152 152 151 150 149 148 148 148 148 148 148 148 150 148 144 145 144 141 138 133 129 126 125 125 124 125 125 124 123 122 124 122 121 120
119 118 119 119 120 120 120 120 119 119 119 120 120 120 119 118 120 121 122 121 119 117 114 114 114 113 114 114 115 114 113 114 116 118 117 115 112 113 112 112 112 114 110 113 111 112 110 110 109 108
106 106 106 107 108 110 110 109 109 108 110 109 109 108 108 109 111 113 113 113 111 108 108 108 108 108 107 106 105 107 109 109 109 108 108 109 108 108 107 107 106 106 105 105 104 104 103 103 102 103
103 104 104 105 105 104 104 105 104 103 104 103 103 103 106 108 109 108 106 104 103 106 111 115 119 122 126 128 131 131 130 131 132 132 132 131 131 133 133 133 134 132 132 132 133 133 135 137 135 136
135 134 134 132 134 134 133 134 133 130 131 128 124 121 118 115 111 112 110 110 110 105 105 105 104 104 102 101 101 103 102 102 102 105 106 104 101 102 100 100 100 100 101 101 101 101 105 103 103 102
103 99 99 102 100 101 101 99 100 99 99 98 99 99 99 99 102 103 104 102 102 101 101 102 102 102 102 101 103 102 102 102 101 100 100 99 99 100 100 101 100 100 100 100 99 98 98 97 96 97
99 98 98 98 99 98 100 99 100 101 100 100 99 98 97 100 98 100 101 98 95 94 95 96 96 97 97 96 97 97 99 106 114 119 122 124 126 124 125 125 124 123 124 126 128 129 130 131 132 136
137 137 137 136 134 131 131 130 128 130 129 132 134 138 140 138 137 137 136 138 137 136 134 138 138 137 137 145 151 148 148 164 164 164 164 169 174 170 170 175 175 177 175 178 178 175 174 173 172 171
Lampiran 13 Denyut jantung aktivitas menajak subjek P4 (lanjutan) 171 171 171 173 175 173 177 176 174 172 169 169 171 171 171 179 179 180 177 178 178 181 185 181 182 183 184 186 186 185 186 186 186 187 187 186 189 188 190 191 191 189 190 191 191 193 192 191 190 191
191 190 190 190 189 190 193 192 192 191 191 191 190 191 191 190 189 189 191 191 191 191 195 194 193 192 195 194 194 195 194 194 193 194 194 194 194 195 195 195 196 191 197 196 197 193 193 194 194 198
194 193 191 191 191 192 193 194 193 192 193 193 193 193 193 193 193 194 195 194 193 194 193 193 194 194 195 194 194 195 196 196 197 197 196 196 198 194 196 194 194 195 198 195 198 196 194 194 193 191
190 189 188 183 179 175 173 171 171 172 174 176 178 180 182 183 184 185 186 187 188 190 191 192 192 191 189 185 182 178 175 173 171 169 166 163 160 156 155 154 152 151 150 149 150 151 152 152 150 149
148 147 148 149 148 149 149 148 147 146 147 147 145 144 145 144 140 141 145 150 147 141 135 132 130 128 128 127 126 125 124 124 124 123 120 119 121 119 120 119 118 119 119 119 118 118 118 119 122 118
114 114 114 114 113 113 114 114 114 114 113 113 112 111 112 112 113 114 113 113 112 114 116 115 114 115 115 115 115 115 116 116 116 116 114 114 114 114 115 114 115 115 116 115 115 115 113 113 113 113
112 111 113 116 116 117 114 116 115 114 113 111 112 111 110 111 111 113 114 115 114 113 112 112 114 114 112 116 120 125 127 129 132 134 136 138 138 138 137 137 138 137 137 138 138 138 137 136 136 136
135 136 136 137 139 139 138 138 138 139 138 139 137 137 136 133 128 126 122 123 121 116 117 115 113 113 112 113 109 110 114 113 112 110 110 112 112 110 110 110 110 112 110 111 112 110 111 110 109 108
108 108 109 108 107 107 106 107 106 107 107 107 107 106 106 107 107 107 107 107 107 108 106 107 106 106 105 104 103 104 105 105 105 108 109 107 108 107 106 101 103 103 103 101 101 101 102 101 101 101
102 101 103 102 102 102 103 104 104 103 104 103 103 102 103 104 102 102 100 101 99 99 99 99 99 99 100 100 102 105 109 114 118 118 120 119 118 117 118 119 119 119 120 123 124 124 126 125 124 124
Lampiran 14 Time Study Sheet Kegiatan Operator
127 128 130 131 133 134 133 132 131 128 127 126 125 125 126 126 126 129 130 130 130 131 134 140 145 148 151 154 157 159 162 163 163 164 166 166 166 167 167 167 167 168 168 170 173 172 172 170 171 172
173 173 173 173 174 173 174 174 174 175 176 175 174 173 174 175 174 175 175 175 174 174 176 176 177 176 177 178 178 179 180 179 179 179 179 179 180 181 179 179 179 180 181 181 183 183 182 183 182 183
182 181 182 183 183 183 181 183 183 185 186 187 186 184 181 179 175 171 168 165 161 155 152 149 148 147 148 146 145 144 144 145 145 146 145 143 142 144 144 142 143 144 142 141 137 134 133 132 132 128
112 110 111 110 111 109 109 110 111 113 109 111 110 110 110 110 111 113 112 111 109 110 109 109 109 109 108 109 110 112 109 107 108 108 108 109 109 113 111 111 107 107 108 110 107 107 108 110 111 111
111 108 108 107 110 106 106 106 105 106 107 107 106 105 105 103 102 103 104 102 103 103 104 104 105 105 103 105 107 104 102 102 103 104 103 103 105 103 104 103 105 103 103 103 103 102 102 103 103 105
100 100 101 101 101 101 99 100 101 98
Nama operator Jenis kelamin Tinggi / Berat Usia Hari/Tanggal Lokasi lahan Work methode Cuaca Kegiatan
Catatan :
: : : : : : : : :
Code ......... cm
suhu :
/
..........
kg
RH :
: