Pemetaan Potensi Lahan di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Daratun Nurrahmah1), Nurlina2) dan Simon Sadok Siregar2) Abstract: In this research, SIG is used to analyse potency of land in Kabupaten Tapin, using method of scoring of parameters such us of ground type, rock type, bevel inclination, irrigate surface, and erotion level. Every parameter classified by according to reference, later then analysed with method overlay, and conducted by a calculation make an index to land potency. Map of potency of land yielded from method of scoring of parameter consisted of 5 classes that is very high, high, medium, low, and very low. As according to function from area of divisible land become 5 areas, among other things the covert area, prop area, limited preserve area, preserve area of annual crop and area of season crop. Spasial modeled make an index to land potency give good result, because having as according to plan of regional planology that existed in Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Keywords: SIG, land type, topography, hidrology, Kabupaten Tapin
PENDAHULUAN
penutupan lahan, kemiringan lereng
Lahan merupakan lingkungan
dan arah lereng, serta analisis lebih
fisis dan biotik yang berkaitan dengan
lanjut
daya dukungnya terhadap kehidupan
kemampuan
manusia. Lingkungan fisis meliputi
Tekanan
relief (topografi), iklim, tanah, dan air.
sumber daya alam oleh aktivitas
Sedangkan lingkungan biotik meliputi
manusia,
hewan, tumbuhan, dan manusia.
ditunjukkan
Penggunaan lahan yang tidak sesuai
penutupan lahan dan erosi yang
dengan potensinya akan mengakibat-
begitu cepat (Harjadi, 2007).
kan
menurunnya
untuk
erosi
dan
penggunaan
yang
salah
besar
lahan. terhadap
satunya
adanya
kelas
dapat
perubahan
produktivitas,
Tapin merupakan kabupaten
degradasi kualitas lahan yang tidak
yang ada di provinsi Kalimantan
berkelanjutan, dimana pemanfaatan
Selatan, dimana Kabupaten Tapin
sumber daya lahan harus disesuai-
merupakan daerah utama penghasil
kan
komoditas pangan khususnya beras
dengan
kondisi
lahannya
(Wahyuningrum, 2003). Beberapa
yang
wilayah Kabupaten Tapin, persedia-
Sistem
an lahan yang belum dimanfaatkan
Informasi Geografi (SIG) antara lain
adalah seluas 73.814 Ha, dimana
dapat
dianalisis
sifat
di Kalimantan Selatan. Saat ini di fisik
dengan
1)
Mahasiswa dan 2) Staf Pengajar PS Fisika, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat Jl. A Yani km 35,8 Banjarbaru,
91
92
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (91 – 100)
gambaran fisik lahan memperlihatkan
(bentuk
bahwa potensi lahan di Kabupaten ini
kesesuaian
masih
sangat
dikembangkan produktif,
Kabupaten
menjadi
lahan
Potensi Lahan di Kabupaten Tapin
sektor
Kalimantan Selatan menggunakan
pertambangan,
untuk
dan
lain-lain
(www.dishutkalsel.org/index).
Sistem Informasi Geografis (SIG)”.
Tapin maka
yang lahan
lah
pada
penelitian
ini,
yaitu:
lahan
di
Kabupaten
Tapin
dan
belum
bagaimana proses analisis potensi
tersebut
lahan menggunakan SIG berdasar-
sesuai
kan parameter jenis tanah, jenis
dimanfaatkan
potensinya.
Dirumuskan beberapa masa-
bagaimana proses klasifikasi potensi
Dikarenakan banyak lahan di
dengan
di
Tapin yang diberi judul “Pemetaan
peternakan, pariwisata, perindustrian,
sebaiknya
lahan)
dan
untuk
pertanian, kehutanan, perkebunan,
terpakai,
kemampuan
luas
terutama
Kabupaten
peta
Pemanfaatan
lahan tersebut harus disesuaikan
batuan,
kemiringan
lereng,
air
permukaan dan tingkat erosivitas.
dengan kondisi lahan dimana kondisi
Tujuan
dari
penelitian
ini
fisik lahan secara umum yang ada di
adalah menentukan potensi lahan di
Kabupaten
Kabupaten Tapin dan menyajikan
Tapin
relatif
datar,
sehingga resiko bencana relatif kecil. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah perangkat analisa yang dapat digunakan untuk memadukan
pemodelan lahan berupa pemetaan potensi lahan di Kabupaten Tapin menggunakan SIG. METODOLOGI PENELITIAN Alat
informasi geografis dan atribut bagi
yang
dipergunakan
keperluan perencanaan dan pengelo-
dalam
laan data. Dengan dukungan SIG,
seperangkat
maka perencanaan dapat disusun
ArcView GIS 3.3; software ArcGIS
berdasarkan
suatu
yang
9.2. Bahan penelitian adalah Peta
melibatkan
banyak
parameter,
Jenis Tanah, Peta Litologi, Peta
sehingga akan dapat meningkatkan
Topografi, Peta Hidrologi dan Peta
akurasi penggunaan lahan tersebut
Tingkat Erosivitas Kabupaten Tapin
(www.ilmu computer.com/).
Kalimantan Selatan diperoleh dari
analisis
Berdasarkan uraian di atas,
penelitian
ini
komputer;
adalah software
BPKH Wilayah V Banjarbaru.
akan dilakukan penelitian mengenai
Prosedur
penelitian
potensi lahan menggunakan SIG
adalah sebagai berikut:
ini
Nurrahmah, D., Nurlina dan Siregar, S. S., Pemetaan Potensi Lahan ..............
(1) Pengumpulan Data
dan Peta Hidrologi dibatasi (clip)
Pengumpulan data dilakukan dengan
cara
studi
93
dengan peta administrasi Kabupaten
pustaka,
Tapin dengan ekstensi Edit Tools,
mengumpulkan laporan, jurnal dan
sehingga
informasi
atau
tersebut dalam batas administrasi
laporan dan peta yang diterbitkan
Kabupaten Tapin. Parameter yang
oleh instansi pemerintah terkait.
untuk analisis Indeks Potensi Lahan
(2) Pengolahan Data
adalah
dari
keputusan
Tahap awal pengolahan data
didapatkan
jenis
tanah,
peta-peta
kemiringan
lereng yang diturunkan dari peta
yaitu mengumpulkan beberapa peta
topografi,
jenis
batuan,
parameter Indeks Potensi Lahan
permukaan, dan tingkat erosivitas.
(IPL). Pada software ArcView GIS
Setelah semua peta dikumpulkan,
3.3 Peta Tanah, Peta Topografi,
dilakukan skoring parameter potensi
Peta Litologi, Peta Tingkat Erosivitas
lahan sebagai berikut .
Tabel 1. Klasifikasi Jenis Tanah. Klas
Jenis Tanah
I
Aluvial
II
Organosol Gley humus
III
Podsolik Merah-Kuning
IV
Komplek Podsoloik merah-kuning
V
Podsolik Merah-kuning
Sumber: BPKH Wilayah V Banjarbaru.
Tabel 2. Klasifikasi Kemiringan Lereng. Klas
Kemiringan Lereng
I
0–8 %
II
8 – 15 %
III
15 – 25 %
IV
25 – 45 %
V
>45 %
Sumber: Tim Fakultas Geografi. UGM.
air
94
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (91 – 100)
Tabel 3. Klasifikasi Jenis Batuan. Klas
Jenis Batuan
I
Batuan Aluvial
II
Batuan organic alluvial
III
Batuan endapan
IV
Batuan Beku
V
Batuan Endapan Metamorf
Sumber : BPKH Wilayah V Banjarbaru. Tabel 4. Klasifikasi Hidrologi Klas
Air Permukaan
I
Potensi kecil/lokal
II
Potensi dan kemungkinan irigasi lokal
III
Potensi dan kemungkinan irigasi besar
IV
Potensi dan kemungkinan irigasi sangat besar
Sumber : Tim Fakultas Geografi. UGM
Tabel 5. Klasifikasi Tingkat Erosivitas Klas
Erosivitas
I
Sangat peka
II
Peka
III
Kurang peka
IV
Tidak Peka
Sumber : BPKH Wilayah V Banjarbaru. Setelah melakukan skoring
skoring
diatas, pada software ArcGis 9.2,
Intersect,
aktifkan
beberapa
Analysis
ArcToolbox Tools,
dengan kemudian
dilakukan analisis overlay. Jenis
yang
dilakukan
yaitu shp
adalah
penggabungan yang
berbeda.
Kemudian dilakukan perhitungan IPL =(R+L+H+T).B
Nurrahmah, D., Nurlina dan Siregar, S. S., Pemetaan Potensi Lahan ..............
Keterangan: IPL = Indeks Potensi Lahan,
95
H
= Harkat faktor hidrologi,
B
= Harkat kerawanan bencana
R
= Harkat faktor relief,
Nilai IPL digolongkan secara
L
= Harkat faktor litologi,
relatif menjadi 5 kelas, seperti Tabel
T
= Harkat faktor tanah,
6.
Tabel 6. Klasifikasi Kelas Potensi Lahan. Klas Lahan
Nilai IPL
I. Sangat Tinggi
49 – 60
II. Tinggi
37 – 48
III. Sedang
25 – 36
IV. Rendah
13 – 24
Keterangan Sangat sesuai untuk semua jenis penggunaan lahan Sesuai untuk semua jenis penggunaan lahan Sesuai untuk semua jenis penggunaan lahan, dengan keadaan tertentu Hanya ada beberapa jenis penggunaan lahan yang sesuai
Kurang sesuai untuk beberapa jenis penggunaan lahan karena ada beberapa faktor yang tidak memungkinkan Sumber : Tim Fakultas Geografi. UGM. V. Sangat Rendah
0 – 12
lereng, potensi air permukaan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dari perhitungan IPL di Kabupaten Tapin dengan aspek penilaian dari parameter jenis tanah,
jenis
batuan,
kemiringan
tingkat
erosivitasnya
didapatkan
hasil berupa kelas lahan dari sangat tinggi, tinggi sampai sangat rendah serta nilai indeks potensi lahannya.
Tabel 7. Luas area dan kelas potensi lahan di Kabupaten Tapin Kelas lahan
Nilai IPL
Luas (Ha)
>64
49.638
Tinggi
48–63
126.347
Sedang
32–47
79
Rendah
16 – 31
28.910
< 15
12.937
Sangat tinggi
Sangat rendah Luas
217.911
Sumber: Hasil analisis perhitungan Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Tapin
96
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (91 – 100)
Tabel 8. Kelas potensi, sifat dan kawasan lahan Klas Lahan
Nilai IPL
Keterangan
Sifat lahan Tingkat kesuburan tinggi, Pengairan baik, mudah diolah, kemampuan menahan air baik, dan respon terhadap pupuk Tingkat kesuburan cukup tinggi, penataan air cukup baik, kemampuan menahan air cukup baik Kemampuan menahan air rendah, tingkat kesuburan cukup tinggi, ada ancaman erosi kecil
I. Sangat Tinggi
>64
Jenis tanah alluvial, bahan induk alluvial, kemiringan lereng 08%, potensi dan kemungkinan irigasi sangat besar, erosivitas tidak peka
II. Tinggi
48–63
III. Sedang
32–47
Jenis tanah organosol gley humus, bahan induk organic alluvial, kemiringan lereng 8-15 %, potensi dan kemungkinan irigasi sangat besar, erosivitas kurang peka Jenis tanah kompleks podsolik merah-kuning & laterik, bahan induk batuan beku, kemiringan lereng 1525 %, potensi dan kemungkinan irigasi besar, erosivitas nya tidak peka
IV. Rendah
16 – 31
V. Sangat Rendah
< 15
Jenis tanah podsolik merah kuning, bahan induk batuan endapan, kemiringan lereng 15-25 %, potensi sedang dan kemungkinan irigasi lokal, erosivitas peka Jenis tanah kompleks podsolik merah kuning lato-lito, bahan induk batuan endapan dan metamorf, kemiringan lereng 25-45 %, potensi irigasi kecil/lokal, erosivitas sangat peka
Kawasan Lahan Kawasan budidaya tanaman semusim
Kawasan budidaya tanaman tahunan
Kawasan budidaya terbatas
Kemampuan menahan air rendah, mudah terkena erosi, lapisan tanah tipis,
Kawasan penyangga
Tanahnya berbatu-batu, mengandung garam natrium yang sangat tinggi, selalu tergenang air
Kawasan lindung
Sumber : Hasil analisis perhitungan Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Tapin Kabupaten Tapin juga mene-
mencoba rnengelompokkan pemba-
tapkan kebijaksanaan perwilayahan
ngunan ke dalam suatu pembagian
atau kebijaksanaan tata ruang yang
wilayah.
Pengelompokan
daerah-
Nurrahmah, D., Nurlina dan Siregar, S. S., Pemetaan Potensi Lahan ..............
97
daerah atau strategi perwilayahan ini
wilayah industri dan pendidikan yang
didasarkan
aliran
meliputi kecamatan Tapin Utara,
sungai, arus barang dan orang,
Lokpaikat, Bungur, Bakarangan, dan
disamping
memperhatikan
Piani. Sedangkan wilayah pemba-
potensi dan ciri khas masing-masing
ngunan III dikembangkan sebagai
wilayah
Dengan
wilayah pemukiman dan kerajinan
Kabupaten
yang meliputi kecamatan Candilaras
Tapin dibagi 3 wilayah pembangun-
Utara, Candilaras selatan, dan Tapin
an, yaitu wilayah pembangunan I
Tengah. Dilihat dari rencana tata
dikembangkan
wilayah
ruang wilayah Kabupaten Tapin,
yang
sebagian besar wilayah lahan yang
meliputi kecamatan Binuang dan
dimanfaatkan sudah hampir sesuai
Tapin
dengan
pada juga
kondisi
pembangunan.
pendekatan
pertanian
tersebut
dan
Selatan.
sebagai pariwisata Wilayah
pemba-
ngunan II dikembangkan sebagai
potensi
lahannya
(http://www.tapinkab.go.id/).
Tabel 9. Kesesuaian hasil IPL dengan RTRW Kabupaten Tapin No 1
RTRW Wilayah pertanian dan pariwisata Wilayah industry dan pendidikan
Nama Kecamatan Kelas Lahan Binuang dan Tapin Tinggi, sedang dan Selatan rendah 2 Tapin Utara, Lokpaikat, Tinggi, rendah dan Bungur, Bakarangan, dan sangat rendah Piani 3 Wilayah pemukiman CandiLaras Utara, Sangat tinggi dan dan kerajinan CandiLaras selatan, dan tinggi Tapin Tengah. Sumber : Hasil analisis perhitungan Indeks Potensi Lahan di Kabupaten Tapin
Gambar 1. Peta jenis tanah
Gambar 2. Peta jenis batuan
98
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (91 – 100)
Gambar 3. Peta kemiringan lereng
Gambar 5. Peta RTRW
Gambar 4. Peta tingkat erosi
Gambar 6. Peta hidrologi
Gambar 7. Peta Potensi Lahan di Kabupaten Tapin
Nurrahmah, D., Nurlina dan Siregar, S. S., Pemetaan Potensi Lahan ..............
KESIMPULAN
dengan
1. Kelas lahan dari perhitungan IPL
meliputi
menghasilkan
5
kelas
di
kelas
kecamatan
sedang,
luas
dan
sangat
rendah. 2. Wilayah
lahan
rendah
kecamatan
Tapin
Selatan dengan luas 5.384 Ha,
antaranya sangat tinggi, tinggi, rendah
99
Lokpaikat
1.049
Ha,
dengan
kecamatan
Bungur dengan luas 4.616 Ha, dengan
sangat
kelas
tinggi
kecamatan dengan
lahan
kecamatan Binuang dengan luas
meliputi
5.710 Ha dan kecamatan Piani
Utara
dengan luas 12.151 Ha. Wilayah
Candilaras luas
32.689
Ha,
dengan
kelas
kecamatan Candilaras Selatan
rendah
meliputi
dengan luas 14.229 Ha dan
Bungur dengan luas 394 Ha,
kecamatan
Tengah
kecamatan Binuang dengan luas
dengan luas 2.720 Ha. Wilayah
5.515 Ha, dan kecamatan Piani
dengan
dengan luas 7.024 Ha.
Tapin
kelas
lahan
tinggi
meliputi kecamatan Candilaras Utara dengan luas 28.820 Ha, kecamatan Candilaras Selatan dengan
luas
kecamatan dengan
13.415 Tapin
luas
Ha,
Tengah
27.594
Ha,
kecamatan Tapin Utara dengan luas 3.041 Ha, kecamatan Tapin Selatan dengan luas 17.870 Ha, kecamatan luas
Lokpaikat
10.162
Ha,
dengan
3. Pemodelan Indeks
lahan
lahan
Potensi
sangat
kecamatan
dari Lahan
hasil di
Kabupaten Tapin sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan yang terbagi dalam 5 kawasan lahan di antaranya kawasan lindung, kawasan penyangga, kawasan budidaya
terbatas,
kawasan
budidaya tanaman tahunan dan kawasan tanaman semusim.
kecamatan
Bungur dengan luas 3.832 Ha, kecamatan Binuang dengan luas 14.448
Ha,
dan
kecamatan
Bekarangan dengan luas 7.169 Ha.. Wilayah dengan kelas lahan sedang
meliputi
Binuang,
dengan
kecamatan luas
yang
hanya sekitar 79 Ha. Wilayah
DAFTAR PUSTAKA Ariyanto. 2009. Pemodelan Lahan Kritis Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis. UGM. Yogyakarta. http://land.ugm.ac.id/23997/I6/251/06.pdf. diakses pada tanggal 17 Januari 2010
100
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (91 – 100)
Harjadi, B. 2007. Analisis Karakteristik Kondisi Fisik Lahan Das dengan
Suharyadi,R. 2002. Laboratorium Sistem Informasi Geografis (SIG). UGM. Yogyakarta.
Penginderaan Jauh dan SIG di Das Benain-Oelmina, NTT. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 7 No.2 (2007) p: 74-79. http://soil.faperta.ugm.ac.id/jitl/ BeniHarjadi.Analisis/Karakteri stik.pdf. Diakses pada tanggal 10 Juni 2009
Wahyuningrum, N. 2003. Klasifikasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan.
Notohadiprawiro, T. 2006 Kemampuan dan Kesesuaian Lahan: Pengertian dan Penetapannya. UGM. Yogyakarta. http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/ 1991/1991/kema.pdf. diakses pada tanggal 26 Maret 2009
Surakarta. INFO DAS Surakarta no 15 tahun 2003. http://www.bpksolo.or.id/hasil_ penelitian/2003/kemampkesla han .pdf diakses pada tanggal 23 Februari 2009