ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI “MITRA GEMAH RIPAH” DI DESA SITUJAYA KECAMATAN KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT
KHOIRUN NISA
SKRIPSI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
ABSTRAK KHOIRUN NISA (C.44102018). Analisis Ekonomi Usaha Budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut. Dibimbing oleh MOCH. PRIHATNA SOBARI Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah didirikan pada tahun 2001 dan mempunyai unit usaha di bidang budidaya Udang Galah, penjualan pakan dan pemasaran Udang Galah. Anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang berada di Desa Situjaya melakukan peralihan fungsi lahan pertanian dan kolam budidaya ikan campuran untuk kolam usaha Budidaya Udang Galah. Salah satu yang menjadi motivasi para pembudidaya untuk melakukan peralihan fungsi lahan tersebut adalah pendapatan yang diperoleh dari usahatani sawah dan kolam budidaya ikan campuran tidak menguntungkan dan penghasilan yang diperoleh tidak dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ekonomi yang menghitung keuntungan masyarakat secara keseluruhan. Pada analisis ekonomi digunakan kriteria investasi, yaitu NPV dan NET BCR untuk menentukan apakah usaha pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya layak atau tidak untuk dikembangkan. Hasil dari perhitungan secara analisis ekonomi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan proyek dalam penelitian ini adalah NPV sebesar Rp288.149.354,53 dan NET BCR sebesar 1,95 maka dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya Udang Galah yang dilaksanakan di Desa Situjaya layak untuk dilaksanakan. Keberhasilan usaha budidaya Udang Galah di Desa Situjaya tidak lepas dari dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Garut dalam bentuk bantuan modal untuk usaha budidaya Udang Galah dan pendampingan dari STTPL-Bogor dan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut.
Kata Kunci : Analisis Ekonomi, NPV, NET BCR, Budidaya Udang Galah
ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI “MITRA GEMAH RIPAH” DI DESA SITUJAYA KECAMATAN KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT
Oleh KHOIRUN NISA C.44102018
SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
SKRIPSI Judul Skripsi
: Analisis Ekonomi Usaha Budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani “Mitra Gemah Ripah” di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut
Nama Mahasiswa
: Khoirun Nisa
Nomor Pokok
: C.44102018
Program Studi yyyy
: Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan- g y Kelautan
Disetujui, Pembimbing
Ir. Moch.Prihatna Sobari, M.S. NIP. 131578826
Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Dr.Ir.Kadarwan Soewardi, M.Sc. NIP.130805031
Tanggal Lulus : 3 Februari 2006
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
Analisis Ekonomi Usaha Budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.
Bogor, Januari 2006
KHOIRUN NISA C.44102018
KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “ Analisis Ekonomi Usaha Budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani “Mitra Gemah Ripah” di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut “ bisa selesai tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Moch. Prihatna Sobari, M.S., selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan mengarahkan dalam pembuatan skripsi ini, kepada Bapak Daud selaku Ketua Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, kepada seluruh angggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, kepada Bapak Khaidir selaku staf Kantor Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, kepada Bapak Suhartono selaku staf BAPPEKAB Garut dan semua pihak yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Tidak lupa pula kepada ayah, ibu, adik-adikku dan seluruh teman-teman yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini masih sangat diperlukan. Kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh penulis. Semoga penulisan skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkannya.
Bogor, Januari 2006 Khoirun Nisa
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Khoirun Nisa dan biasa dipanggil Nisa. Penulis lahir di Bandung pada tanggal 25 Maret 1985 dari pasangan Adan Djaenudin dan Yeni Daryati. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara, dengan adik pertama bernama Karima Jamilah dan adik kedua bernama Nurul Aini Habibah. Pendidikan formal yang pernah dilalui penulis adalah SLTA N 1 Leles dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor dan mengambil program studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi perikanan-Kelautan. Selama perkuliahan, penulis pernah aktif dalam kegiatan organisasi, diantaranya sebagai anggota Sanggar Kita BEM KM-IPB (tahun 2004), anggota Tim Pemberdayaan Masyarakat Desa pada Program Pengembangan Desa Binaan (P2DB) BEM KMIPB (tahun 2004). Penulis juga, pernah bekerja sabagai asisten pada mata kuliah Ekologi Perairan (tahun ajaran 2004-2005 dan tahun ajaran 2005-2006) dan mata kuliah Penyuluhan perikanan (tahun ajaran 2004-2005). Penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Ekonomi Usaha Budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, dibimbing oleh Ir. Moch. Prihatna Sobari, M.S.
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
x
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................. 1.3.2 Kegunaan Penelitian .............................................................
1 3 4 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
6
2.1 Sawah ................................................................................................ 2.2 Morfologi Udang Galah .................................................................... 2.3 Budidaya Udang Galah ..................................................................... 2.3.1 Pendederan Udang Galah ..................................................... 2.3.2 Pembesaran Udang Galah ..................................................... 2.4 Proyek ............................................................................................... 2.5 Analisis Ekonomi ..............................................................................
6 8 9 9 10 12 13
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI.....................................................
19
IV. METODOLOGI .........................................................................................
21
4.1 4.2 4.3 4.4
Metode Penelitian ............................................................................. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... Pengambilan Sampel ......................................................................... Analisis Data ..................................................................................... 4.4.1 Analisis Manfaat Langsung dan Tidak Langsung ................. 4.4.2 Analisis Ekonomi .................................................................. 4.5 Metode Penentuan Harga Bayangan ................................................. 4.5.1 Penentuan Harga Bayangan Tenaga Kerja ............................ 4.5.2 Penentuan Harga Bayangan Input ......................................... 4.6 Konsep dan Batasan Pengukuran ....................................................... 4.7 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
21 21 22 23 23 25 26 27 27 28 29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
30
5.1 Keadaan Umum Desa Situjaya.......................................................... 5.1.1 Geografis dan Topografi ....................................................... 5.1.2 Kependudukan ...................................................................... 5.2 Gambaran Umum Kelompok Tani ................................................... 5.2.1 Sejarah Berdirinya Kelompok Tani ......................................
30 30 31 32 32
Halaman 5.2.2 Identitas Pembudidaya .......................................................... 5.3 Kegiatan Usaha Sebelum Proyek ...................................................... 5.3.1 Usaha Tani Sawah ................................................................. 5.3.2 Usaha Budidaya Ikan Campuran ........................................... 5.4 Kegiatan Usaha Budidaya Udang Galah ........................................... 5.4.1 Kontruksi Kolam Pendederan dan Pembesaran ................... 5.4.2 Penyediaan dan Pengaturan Air ............................................ 5.4.3 Proses Produksi ..................................................................... 5.4.3.1 Budidaya Pendederan Udang Galah....................... 5.4.3.2 Budidaya Pembesaran Udang Galah ...................... 5.4.4 Tenaga Kerja ......................................................................... 5.4.5 Pasar ...................................................................................... 5.4.6 Modal .................................................................................... 5.5 Identifikasi Biaya dan Manfaat Langsung pada Kondisi Tanpa Proyek .............................................................. 5.5.1 Manfaat ................................................................................. 5.5.2 Biaya ..................................................................................... 5.6 Identifikasi Biaya dan Manfaat Langsung pada Kondisi Dengan Proyek ........................................................... 5.6.1 Manfaat ................................................................................. 5.6.2 Biaya ..................................................................................... 5.7 Analisis Biaya dan Manfaat Langsung pada Kondisi Tanpa Proyek dan Proyek......................................................................................... 5.8 Identifikasi Secara Ekonomi Biaya dan Manfaat Tidak Langsung ... 5.8.1 Identifikasi Secara Ekonomi Biaya dan Manfaat Tidak Langsung pada Kondisi Tanpa Proyek . 5.8.1.1 Usaha Sarana Produksi Pertanian........................... 5.8.1.2 Jasa Penyewaan Traktor ......................................... 5.8.1.3 Usaha Huler............................................................ 5.8.1.4 Usaha Benih Ikan ................................................... 5.8.1.5 Tenaga Kerja Persiapan Lahan Sawah ................... 5.8.1.6 Tenaga Kerja Kontruksi Kolam ............................. 5.8.1.7 Tenaga Kerja Panen ............................................... 5.8.2 Identifikasi Secara Ekonomi Biaya dan Manfaat Tidak Langsung pada Kondisi Proyek .................... 5.8.2.1 Usaha Pupuk kandang ............................................ 5.8.2.2 Usaha kapur............................................................ 5.8.2.3 Usaha Bambu ......................................................... 5.8.2.4 Pedagang Pengumpul Udang ................................. 5.8.2.5 Tenaga Kerja .......................................................... 5.9 Analisis Ekonomi ..............................................................................
33 36 36 38 38 38 40 41 41 44 49 51 52 54 54 55 59 60 61 66 67 68 68 68 68 69 69 69 70 70 70 71 71 71 72 75
Halaman VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
83
6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 6.2 Saran ...................................................................................................
83 84
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
85
LAMPIRAN .....................................................................................................
87
DAFTAR TABEL Halaman 1. Potensi Perikanan Kabupaten Garut, Tahun 2004 ........................................ 2 2. Jumlah Penduduk Desa Situjaya Menurut Tingkat Pendidikan, Tahun 2005 ................................................................................................... 31 3. Mata Pencaharian Penduduk Desa Situjaya, Tahun 2005 ............................. 32 4. Pembudidaya Udang Galah Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Situjaya, Tahun 2005 ....................................................................... 34 5. Pendidikan Pembudidaya, Tahun 2005 ......................................................... 35 6. Pengelompokan Anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah Berdasarkan Status Pekerjaan di Desa Situjaya, Tahun 2005 ....................... 36 7. Penggunaan Tenaga Kerja pada Kegiatan Tanpa Proyek, Tahun 2005 ........ 50 8. Penggunaan Tenaga Kerja pada Kegiatan Proyek, Tahun 2005 .................. 51 9. Biaya dan Manfaat Langsung pada Kondisi Tanpa Proyek di Desa Situjaya, Tahun 2005 ....................................................................... 56 10. Biaya dan Manfaat pada Kondisi Proyek di Desa Situjaya, Tahun 2005 ....................................................................... 62 11. Analisis Ekonomi Cashflow Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya (DF 15%), Tahun 2005 ...................................................... 77
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Siklus Hidup Udang ...................................................................................... 9 2. Manfaat Proyek ............................................................................................. 13 3. Diagram Alir Pendekatan Studi .................................................................... 20 4. Saluran Pemasaran Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 ................................................................................................... 53
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Wilayah Penelitian .....................................................................................
87
2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 ....
88
3. Daftar Anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 ................................................................................................
89
4. Identitas Responden Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Tahun 2005 ...................................................................
90
5. Hasil Kesepakatan Rapat Anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 ..............................................................
91
6. Standar Pemberian Pakan Untuk Kegiatan Pendederan.............................
96
7. Standar Pemberian Pakan Untuk Kegiatan Pembesaran ...........................
97
8. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Sawah) di Desa Situjaya, Tahun 2005 .....
98
9. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Budidaya Ikan Campuran) di Desa Situjaya, Tahun 2005 .................................................................... 104 10. Keadaan Usaha Kegiatan Pendederan Udang Galah Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005 ......... 106 11. Analisis Usaha Kegiatan Pembesaran Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005 ......... 108 12. Keadaan Usaha pada Kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 ................................................................................................ 114 13. Identifikasi Biaya-Manfaat Langsung Kondisi Tanpa Proyek, Tahun 2005 ........................................................................ 117 14. Identifikasi Biaya-Manfaat Langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005 ................................................................................... 119 15. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak Langsung Kondisi Tanpa Proyek, Tahun 2005........................................................... 123 16. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak Langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005 .................................................................... 127 17. Rumah Jaga Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut ............... 133 18. Proses Panen pada Kegiatan Pendederan ................................................... 134 19. Proses Panen pada Kegiatan Pembesaran .................................................. 136 20. Lokasi Kolam Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya......................................................... 137
1
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 22 tahun 1999 mengenai Otonomi Daerah akan merubah kebijakan pembangunan yang semula sentralistik menjadi desentralistik. Adanya Undang-Undang Otonomi Daerah tersebut, maka setiap daerah diberikan kewenangan untuk mengembangkan wilayahnya sesuai dengan potensi sumberdaya yang ada dan setiap daerah dituntut untuk mandiri baik dalam hal mencari sumber pendapatan daerah, pembiayaan pembangunan daerah maupun dalam hal kebijakan perencanaan pembangunan daerah. Dalam rangka mewujudkan kemandirian tersebut, maka setiap daerah akan berusaha mencari sektor-sektor usaha yang mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerahnya. Bagi sektor kelautan dan perikanan di daerah, adanya pemberlakuan undang-undang tersebut mempunyai arti bahwa daerah dituntut kemampuannya untuk mengidentifikasi potensi dan nilai ekonomi sumberdaya kelautan dan perikanannya, serta mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara tepat dengan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Satria A et al. 2002). Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut merupakan salah satu stakeholder yang menentukan arah kebijakan pembangunan di Kabupaten Garut dalam hal pembangunan di sektor perikanan dan bertugas untuk mengidentifikasi potensi sumberdaya perikanan baik di sektor pariwisata, sektor perikanan tangkap, sektor perikanan budidaya, dan pengolahaannya. Budidaya Udang Galah merupakan salah satu kegiatan usaha yang dapat dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Garut. Udang Galah merupakan salah satu komoditas unggulan dari sektor budidaya air tawar yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan komoditas ikan, selain itu Udang Galah mudah untuk dibudidayakan dan sudah memasyarakat tanpa memandang golongan sosial dan agama. Oleh karena itu pemeliharaan Udang Galah diharapkan dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan
2
memelihara ikan, sehingga penghasilan pembudidaya Udang Galah dapat meningkat. Kabupaten Garut memiliki potensi sumberdaya perikanan yang potensial untuk dikembangkan, salah satunya adalah potensi lahan budidaya yang masih belum optimal pemanfaatannya. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa areal tambak yang tersedia untuk Udang dari 1.000 ha lahan, baru 46 ha lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya Udang dengan total produksi sebesar 4.000 ton per tahun dan wilayahnya tersebar di 21 desa yang berada di enam kecamatan. Lahan yang tersedia untuk budidaya Udang dengan tehnik minapadi dari 21.000 ha lahan yang tersedia baru 8.185 ha lahan yang dimanfaatkan dengan total produksi sebesar 31.500 ton per tahun dan wilayahnya tersebar di 285 desa yang berada di 42 kecamatan. Tabel 1. Potensi Perikanan Budidaya Kabupaten Garut, Tahun 2004 Jenis Budidaya
Tersedia
Areal Diusahakan
Lokasi
Produksi
Perikanan Budidaya a.Kolam • Pembesaran • Pembenihan • Kolam Air Deras b. Tambak • Udang • Minapadi a.Danau b.Sungai
3.500 500 700
183 Desa (42 Kec.) ha 2.991,34 ha 183 Desa (42 Kec.) ha 149,58 ha 74 unit 30 Desa (15 Kec.) unit
20.000 ton/th 328.000 ribek/th 3.500 ton/th
21 Desa ( 6 Kec.) 285 Desa (42 Kec.)
4.000 ton/th 31.500 ton/th
Perikanan Tangkap 15 Desa ( 7 Kec.) 285 ha 285 ha 1.290,29 km 1.290,29 km 144 Desa (16 Kec.)
516 ton/th 645 ton/th
1.000 21.000
ha ha
46 8.185
ha ha
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, 2004
Kecamatan Karangpawitan khususnya Desa Situjaya merupakan salah satu kawasan di Kabupaten Garut yang mendapat perhatian besar dalam pengembangan budidaya Udang Galah, karena daerah tersebut merupakan sentra produsen Udang Galah di Kabupaten Garut (Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut 2004). Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut yang
3
bekerjasama dengan BAPPEKAB (Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten) Garut dan STTPL (Sekolah Tinggi Teknik Perikanan dan Kelautan) - Bogor pada tahun 2001 membentuk kelompok tani yang bernama “Mitra Gemah Ripah” untuk mempermudah proses pengembangan dan pembinaan pembudidayaan Udang Galah. Kelompok ini melakukan kegiatan usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah dan melakukan peralihan fungsi lahan pertanian dan kolam budidaya ikan campuran untuk kolam usaha Budidaya Udang Galah. Salah satu yang menjadi motivasi para pembudidaya untuk melakukan peralihan fungsi lahan tersebut adalah pendapatan yang diperoleh dari usahatani sawah dan kolam budidaya ikan campuran tidak menguntungkan dan penghasilan yang diperoleh tidak dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Adanya upaya Pemerintah Kabupaten Garut dalam hal mengembangkan kegiatan usaha budidaya Udang Galah yang dilakukan di Desa Situjaya tersebut sangat menarik untuk dilakukan penelitian dalam hal analisis ekonomi pada peralihan fungsi lahan sawah dan kolam budidaya ikan campuran menjadi kolam budidaya Udang Galah yang dilakukan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, sehingga dapat diperoleh kesimpulan apakah usaha budidaya Udang Galah tersebut layak atau tidak untuk dikembangkan.
1.2 Perumusan Masalah Udang Galah merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga dijadikan salah satu kegiatan usaha yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Garut dengan tujuan untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya perikanan yang ada. Desa Situjaya merupakan wilayah yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan usaha budidaya Udang Galah. Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Perikanan dan Peternakan membentuk Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah untuk mempermudah proses pengembangan dan pembinaan pembudidayaan Udang Galah. Kelompok ini melakukan peralihan fungsi lahan pertanian dan kolam budidaya ikan campuran untuk kolam usaha budidaya Udang Galah dan hal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan para pembudidaya. Kegiatan usaha yang
4
dilakukan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah pendederan dan pembesaran Udang Galah. Peralihan fungsi lahan sawah dan kolam budidaya ikan campuran menjadi lahan budidaya Udang Galah tersebut harus memperhatikan dampak-dampak yang mungkin muncul, seperti dampak terhadap lingkungan dan sosial-ekonomi yang nantinya akan mempengaruhi pembangunan perikanan di Kabupaten Garut. Selain penilaian secara finansial, diperlukan penilaian menyeluruh dengan menggunakan analisis ekonomi. Dengan demikian akan memperoleh gambaran sejauh mana manfaat langsung dan tidak langsung dari peralihan fungsi lahan sawah dan kolam budidaya ikan campuran menjadi lahan budidaya Udang Galah terhadap masyarakat sekitar berdasarkan usaha yang dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang ingin ditelaah : 1) Bagaimana kegiatan usaha budidaya Udang Galah di Desa Situjaya itu dilakukan. 2) Apakah Usaha pembesaran dan pendederan Udang Galah yang dilakukan dengan peralihan fungsi lahan sawah dan kolam budidaya ikan campuran dapat meningkatkan pendapatan bagi anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang bersangkutan secara khusus dan pada umumnya untuk masyarakat sekitarnya.
1.3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui dan mempelajari kegiatan usaha budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah. 2) Menghitung pemanfaatan sumberdaya lahan sawah dan kolam budidaya ikan campuran untuk usaha pembesaran dan pendederan Udang Galah dari segi perolehan manfaat dengan cara melakukan analisis ekonomi.
5
1.3.2
Kegunaan Penelitian
1) Bagi mahasiswa, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2) Bagi Kelompok Tani Mirta Gemah Ripah, sebagai salah satu masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rencana pengelolaan dan pengembangan usahanya. 3) Bagi pemerintah daerah, sebagai bahan masukan dalam melakukan kebijakan perikanan yang tepat untuk pembangunan daerah dan sebagai tambahan pengetahuan dalam peningkatan pembangunan perikanan.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sawah Sawah adalah sebidang lahan pertanian yang kondisinya selalu ada dalam kondisi basah dan kadar air yang dikandungnya selalu diatas kapasitas lapang. Sebidang sawah dicirikan oleh beberapa indikator, yaitu (Rodjak A 2005) (1)
topografi selalu rata
(2)
dibatasi oleh pematang
(3)
diolah selalu pada kondisi berair
(4)
ada sumber air yang kontinyu, kecuali pada sawah tadah hujan
(5)
kesuburan tanahnya relative stabil meslipun diusahakan secara intensif
(6)
tanaman yang utama diusahakan oleh petani adalah padi. Lahan pertanian dalam arti luas mencakup tidak hanya yang dapat
diusahakan (arable land) seperti sawah, tegalan dan ladang, tetapi juga productive non-arable land seperti hutan dan padang pengembalaan. Lahan pertanian dalam arti luas ini merupakan lahan-lahan yang dapat bermanfaat untuk pertanian (Rusli S 1995). Penggunaan lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas penggunaan lahan semusim, tahunan dan permanen. Penggunaan lahan tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam pola tanamnya dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan proses pemanenan biasanya kurang dari 1 tahun. Penggunaan lahan tanaman tahunan merupakan penggunaan tanaman jangka panjang yang penggilirannya dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara ekonomis tidak produktif, seperti pada tanaman perkebuanan. Penggunaan lahan permanen diarahkan pada lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian, seperti hutan, daerah konservasi dan pemukiman (Balai Penelitian Tanah 2003). Sawah berdasarkan sistem pengairannya dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu (Rodjak A 2005) 1) Sawah pengairan teknis, adalah sawah yang bersumber pengairannya berasal dari sungai dan keberadaan air selalu tersedia sepanjang tahun. Pola tanamnya sebagian besar selalu padi-padi, meskipun ada pola tanam lain yang biasanya terbatas di daerah-daerah yang para petaninya sudah mempunyai orientasi ekonomi yang tinggi.
7
2) Sawah pengairan setengah teknis, adalah sawah yang sumber pengairannya berasal dari sungai tetapi ketersediaan airnya biasanya tidak cukup untuk sepanjang tahun. Pola tanah pada sawah ini biasanya padi-palawija. 3) Sawah tadah hujan, adalah sawah yang sumber pengairannya tergantung pada ada atau tidaknya curah hujan. Sawah jenis ini biasanya terdapat di daerahdaerah yang tofografinya tinggi dan berada di lereng-lereng gunung atau bukit yang tidak memungkinkan dibuat saluran irigasi. Pola tanam yang sering digunakan pada tipe sawah ini adalah padi-bera atau padi-palawija. 4) Sawah pengairan pedesaan, adalah sawah yang sumber pengairannya berasal dari sumber-sumber air yang terdapat di lembah-lembah bukit yang ada di sekitar sawah yang bersangkutan. Prasarana irigasi yang digunakan seperti saluran atau bendungan yang dibuat oleh pemerintah setempat. 5) Sawah rawa, adalah sawah yang terdapat di daerah lembah dan cekungan seperti pantai dan kondisi sumber airnya tidak dapat diatur sesuai kebutuhan. Ciri utama sawah rawa adalah diolah atau ditanami pada musim kemarau dan dipanen pada musim hujan. 6) Sawah rawa pasang surut, adalah sawah yang sistem pengairannya dipengaruhi oleh pasang laut. Ciri khas sawah pasang surut ini adalah pengolahan tanah tidak dilakukan intensif, yaitu hanya pembabatan rumput pada musim kemarau pada musim kemarau dan panen dilakukan pada musim hujan. 7) Sawah lebak, adalah sawah yang terletak ditebing sungai dan di delta sungai yang besar. Sumber air berasal dari sungai setempat dan pemasukan air dilakukan dengan memakai alat pengeduk seperti timba atau kincir. Berdasarkan klasifikasi sawah di atas, maka keadaan sawah yang terletak di Desa Situjaya Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut termasuk kepada sawah pengairan pedesaan. Hal ini didasarkan pada sumber air yang digunakan untuk pengairan sawah berasal dari lembah-lembah bukit yang ada di sekitar sawah yang bersangkutan dan pada Desa Situjaya sumber air untuk sawah berasal dari Situ Cibolerang dan Situ Ciburial.
8
2.2 Morfologi Udang Galah Klasifikasi Udang Galah adalah sebagai berikut (Hadie W dan Hadie LE 2004)
Filum : Antropoda Kelas : Crustacea Subkelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Famili : Palaemonidae Genus : Macrobachium Spesies : Macrobachium rosenbergii
Udang Galah memiliki ciri khusus dibandingkan dengan lainnya, yaitu kedua kakinya tumbuh dominan. Udang Galah memiliki badan yang terdiri atas ruas-ruas (segmen) yang diliputi oleh kulit yang keras. Badan Udang dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu kepala dan dada (cephalothorax), badan (abdomen), dan ekor (uropoda). Cephalothorax dibungkus oleh kulit keras yang disebut carapace. Pada bagian kepala terdapat penonjolan carapace yang bergerigi dan disebut rostrum. Bagian badan terdiri atas lima segmen, masing-masing dengan sepasang kaki renang (pleopoda) dan pada udang betina tempat tersebut merupakan tempat pengeraman telur (brood chamber). Bagian ekor merupakan segmen terakhir dari abdomen yang kaki renangnya bermodifikasi menjadi uropoda dan bagian ujungnya diakhiri dengan telson (Hadie W dan Hadie LE 2004). Udang Galah mempunyai dua habitat dalam siklus hidupnya. Udang tersebut tumbuh dan menjadi dewasa di perairan tawar, namun pada fase larva hidup di air payau. Daur hidup Udang Galah relatif cepat yaitu sekitar 5-6 bulan untuk mencapai matang kelamin. Pada fase larva akan mengalami sebelas kali pergantian kulit (molting) yang diikuti dengan perubahan struktur morfologisnya, hingga akhirnya bermetamorfosis menjadi juvenile (Hadie W dan Hadie LE 2004).
9
INDUK
Sumber :
TELUR
LARVA TOKOLAN
UDANG
Prosiding Workshop Hasil Penelitian Budidaya Udang Galah, Koeshendrajana et al. 2000
Gambar 1. Siklus Hidup Udang
2.3 Budidaya Udang Galah Kegiatan Budidaya Udang Galah bisa berupa pembenihan, pendederan dan pembesaran. Kegiatan usaha budidaya yang dilakukan di Desa Situjaya adalah pendederan dan pembesaran. Letak Desa Situjaya berada di daerah dataran tinggi jadi untuk kegiatan pembenihan sangat sulit untuk dilakukan karena pembenihan memerlukan media air payau (Hadie LE et al. 2000). Tehnologi budidaya Udang Galah bisa dilihat dari debit air yang digunakan pada proses produksi. Sistem sederhana menggunakan debit air sekitar 5 liter per detik, sistem semi intensif memnggunakan debit air sekitar 10-20 liter per detik dan sistem intensif memerlukan debit air sekitar 50 liter per detik. Pada budidaya Udang Galah, sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata air dan sumber air tersebut tidak terkena polusi oleh zat-zat beracun yang membahayakan kehidupan Udang Galah (Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat 2005).
2.3.1 Pendederan Udang Galah Kegiatan pendederan adalah suatu usaha penyediaan benih siap tebar berukuran 1-5 gram atau tokolan dan untuk usaha pendederan memerlukan waktu sekitar 40-60 hari. Kegiatan usaha pendederan merupakan salah satu alternatif usaha yang bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembesaran (Hadie LE et al. 2000). Tujuan dari kegiatan pendederan adalah untuk meningkatkan daya hidup pasca larva, mendapatkan benih yang berukuran seragam dan berkualitas baik, dan mempersingkat masa pemakaian kolam pembesaran. Teknik pendederan dalam budidaya Udang Galah merupakan salah satu tahap yang mempunyai
10
banyak keuntungan secara ekonomis. Penggunaan benih berukuran tokolan dari hasil pendederan pada usaha pembesaran lebih menguntungkan, baik dalam pertumbuhan maupun daya kelangsungan hidupnya, karena biomassa yang akan dihasilkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan benih ukuran pasca larva (Hadie W dan Hadie LE 2004). Usaha pendederan dapat dilakukan oleh pembudidaya yang memiliki kolam berukuran kecil atau kolam pekarangan. Luas kolam yang digunakan minimal 400 m2 dengan bentuk kolam umumnya empat persegi panjang dan kedalaman kolam disarankan minimal 1m (Hadie W dan Hadie LE 2004). Kolam pendederan sebelum digunakan sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu selama 3-5 hari agar hama dan penyakit yang berada di kolam bisa hilang. Setelah dikeringkan kolam dipupuk dengan kotoran ayam sebanyak 250-500 gram per m2 , pupuk TSP sebanyak 5-10 gram per m2, pupuk urea sebanyak 5-10 gram per m2, kapur sebanyak 10-20 gram per m2. Pupuk dan kapur ditebarkan secara merata ke seluruh bagian permukaan tanah dasar kolam (Khairuman dan Amri 2004). Tiap kolam pendederan perlu diberi substrat sebagai tempat udang bertengger. Substrat ini dikenal pula dengan istilah shelter atau pelindung. Bahan substrat dapat berupa tanah dasar kolam, daun kelapa, cabang bambu, atau akar tanaman yang disusun sedemikian rupa (Hadie W dan Hadie LE 2004). Larva ditebarkan pada saat pagi atau sore hari agar benih udang tidak stress dan jumlah larva yang ditebarkan yaitu 25-50 ekor per m2. Pemberian pakan buatan minimal kadar protein yang terkandung dalam pakan buatan sebesar 35% dan jumlah pakan diberikan sebesar 5-10% dari berat tubuh Udang Galah per hari dengan frekuensi pemberian pakan adalah 3-4 kali (Hadie W dan Hadie LE 2004).
2.3.2 Pembesaran Udang Galah Kegiatan pembesaran adalah suatu usaha pemeliharaan tokolan sampai ukuran konsumsi (Hadie LE et al. 2001). Pembesaran Udang Galah sebaiknya dilakukan secara monokultur agar hasil panen cukup besar dengan ukuran yang cukup besar (Khairuman dan Amri 2004). Persiapan kolam pemeliharaan sebelum dilakukan penebaran tokolan adalah perbaikan fisik kolam, seperti perbaikan pematang, saluran air, pintu
11
masukan dan keluaran air. Sebelum diisi air, lumpur di dasar kolam diangkat dan kolam dikeringkan selama 15 hari agar mempercepat mineralisasi sisa-sisa bahan organik yang tertinggal, sehingga terbentuknya unsur-unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan pakan alami (Suhartono 1988). Kesuburan tanah kolam bisa ditingkatkan dengan menebarkan pupuk kandang sebanyak 200-500 gram per m2 kemudian diisi air setinggi 70 cm dan 3 hari kemudian kolam dipupuk dengan urea dan TSP yang jumlah masing-masingnya sebanyak 5-10 gram per m2 (Khairuman dan Amri 2004). Penebaran tokolan secara monokultur sebanyak 20-35 ekor per m2. Pakan yang diberikan harus mengandung kadar protein yang cukup dan bermutu bagi pertumbuhannya yaitu pakan dengan kadar protein optimal 35%. Pakan udang perlu mengandung atraktan (zat penarik) yang berupa protein atau bahan lainnya misalnya bungkil kelapa (Suhartono 1988). Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali dalam sehari dan pakan ditempatkan di dalam anco yang kemudian dibenamkan di pinggir kolam (Khairuman dan Amri 2004). Jumlah pakan sekitar 50 gram per 1.000 ekor benih per hari , pakan yang diberikan pada sore dan malam hari lebih besar daripada pagi atau siang hari. Teknik pembesaran Udang galah dapat dilakukan di kolam, sawah, sawah tambak, tambak darat (Hadie LE et al. 2001). a) Teknik pembesaran Udang Galah di kolam Kualitas air dan luasan kolam merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam pembesaran Udang Galah. Luasan minimal kolam bagi aktivitas Udang Galah adalah 1.000m2. Teknik pembesaran di kolam bisa dilakukan secara terpadu dengan pola monokultur dan polikultur. Pola polikultur bisa diterapkan pada pembesaran Udang Galah dengan syarat ikan yang ditanam tidak predator. Teknik pembesaran Udang Galah di kolam juga bisa dipadukan dengan teknik longyam. b) Teknik pembesaran Udang Galah di sawah Pemeliharaan di sawah umumnya singkat dan terbatas. Singkat karena waktu yang tersedia tidak bisa sepanjang musim padi dan terbatas karena harus memperhatikan padi yang merupakan komoditas utama, maka dari itu tidak bisa terlalu fokus pada pembesaran Udang Galah.
12
c) Teknik pembesaran Udang Galah di sawah tambak sawah tambak (bono rowo) merupakan suatu lahan spesifik lokasi, misalnya didaerah pasang surut Bengawan Solo yang pengairannya tergantung dari sarana drainase. d) Teknik pembesaran Udang Galah di tambak darat Tambak darat mempunyai kondisi perairan yang berkadar garam 10 ppm dan merupakan daerah yang ideal untuk mengembangkan kegiatan usaha pembesaran Udang Galah bila dilihat dari segi kimiawi dan biologi, karena benih Udang Galah bisa lebih mudah beradaptasi dengan air payau.
Usaha Udang Galah di Desa Situjaya menggunakan teknik kolam yang semula lahan tersebut merupakan lahan sawah dan lahan budidaya ikan campuran. Unit usaha budidaya yang dilakukan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah kegiatan pendederan dan pembesaran secara monokultur.
2.4 Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit (Gittinger 1986). Pada intinya suatu kegiatan proyek merupakan suatu usaha menggunakan dan mengelola sumberdaya dengan harapan untuk memperoleh keuntungan atau manfaat, sedangkan menurut Kadariah et al. (1978) proyek didefinisikan sebagai suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat atau suatu aktivitas yang memerlukan biaya dengan harapan untuk mendapatkan hasil dimasa yang akan datang. Kelompok Tani Mirta Gemah Ripah di Kecamatan Karangpawitan merupakan kelompok yang dibentuk oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut yang bekerjasama dengan STTP-Bogor dan BAPPEKAB Pemerintah Kabupaten Garut dalam melakukan pembinaan terhadap para pembudidaya Udang Galah yang ada di Karangpawitan. Pembentukan Kelompok Tani Mirta Gemah Ripah ini merupakan salah satu upaya dari Dinas Perikanan
13
dan Peternakan Kabupaten Garut untuk mengembangkan budidaya Udang Galah di Kabupaten Garut, sehingga pendapatan para pembudidaya Udang Galah meningkat dan produksi Udang Galah di Kabupaten Garut yang selama ini hasil produksinya terendah jika dibandingkan dengan komoditas perikanan darat lainnya menjadi meningkat dan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan Asli daerah (PAD) Kabupaten Garut.
2.5 Analisis Ekonomi Analisis ekonomi adalah analisis yang digunakan untuk menghitung manfaat dan biaya proyek dari segi pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan sebagai pihak yang berkepentingan dalam proyek. Analisis ekonomi suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian (Husnan S et al. 2000). Perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek diharapkan akan memperoleh manfaat (benefit). Manfaat dari suatu proyek bisa dilihat pada Gambar 2.
Indirect Benefit
Meningkatkan Nilai Produk
Menurunkan Cost Tangible Benefit
Multiplier Effect
Benefit Direct Benefit
Economies of Scale Dynamic Secondary Effect
Intangible Benefit Sumber : Evaluasi Proyek (Suatu Pengantar), Choliq et al. 1999
Gambar 2. Manfaat Proyek
14
Keterangan : (1)
Benefit adalah suatu manfaat yang diperoleh dari suatu proyek baik yang dapat dihitung atau dinilai dengan uang ataupun yang tidak dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung maupun yang tidak langsung.
(2)
Tangible benefit adalah manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek yang dapat dihitung ataupun dinilai dengan uang.
(3)
Intangible benefit adalah manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek yang tidak dapat dihitung atau dinilai dengan uang, seperti perbaikan lingkungan hidup, mengurangi kerawanan dan meningkatkan ketahanan nasional.
(4)
Direct benefit adalah manfaat yang diterima dari kegiatan proyek secara langsung, misalnya a) Kenaikan nilai produk yang dikarenakan beberapa sebab misalnya karena kuantitas, kualitas dan kegunaan dari suatu produk. b) Adanya penurunan biaya (Cost) yang dikarenakan adanya penghematan seperti adanya penggunaan teknologi baru yang dapat menurunkan biaya.
(5)
Indirect benefit adalah manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek secara tidak langsung, dimana biasanya manfaat ini berkenaan dengan pihak lingkungan sekitar proyek. Manfaat itu seperti : a) Adanya multiplier effect, misalnya dengan adanya proyek maka pendapatan pada sektor lain di luar proyek akan meningkat. b) Adanya economies of scale artinya suatu keadaan di mana dengan adanya perluasan skala usaha akan menurunkan biaya rata-rata. c) Adanya dyanamic secondary effect, misalnya adanya peningkatan produktivitas tenaga kerja karena terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat adanya proyek.
Analisis ekonomi dan finansial merupakan dua analisis yang dapat digunakan dalam evaluasi proyek, harga-harga finansial merupakan titik awal dalam analisis ekonomi. Pada analisis finansial melihat dari sudut peserta proyek secara individu, sedangkan analisis ekonomi melihat dari segi masyarakat secara
15
keseluruhan (Gittinger 1986). Pada dasarnya perhitungan dalam analisis finansial dan analisis ekonomi berbeda dalam tiga hal (Gittinger 1986), yaitu : (1) Pajak dan Subsidi Pada analisis ekonomi pajak dan subsidi diperlakukan sebagai pembayaran transfer. Pendapatan baru ditimbulkan oleh suatu proyek termasuk pajak-pajak yang ditanggung selama proses produksi dan pajak penjualan yang dibayar oleh pembeli pada waktu membeli produk hasil proyek. Pajak ini merupakan bagian dari manfaat proyek secara keseluruhan yang ditranfer kepada pemerintah yang bertindak atas nama masyarakat dan pajak tersebut tidak dianggap sebagai biaya. Sebaliknya, subsidi dari pemerintah kepada proyek merupakan biaya bagi masyarakat karena subsidi merupakan pengeluaran dari sumberdaya, sehingga perekonomian harus melakukan pengeluaran untuk menjalankan proyek. Pada analisis finansial, pajak biasanya dianggap sebagai biaya dan subsidi sebagai hasil (Return). (2) Harga Pada analisis finansial, harga yang digunakan adalah harga pasar yang telah memperhitungkan unsur pajak dan subsidi, akan tetapi pada analisis ekonomi harga yang dipergunakan adalah harga yang mencerminkan secara tetap nilai-nilai sosial dan ekonomi karena harga tersebut telah disesuaikan. Harga yang sudah disesuaikan itu disebut dengan harga bayangan (shadow price) atau harga buku (accounting price). (3) Bunga Pada analisis ekonomi, bunga terhadap modal tidak pernah dipisahkan dan dikurangi dari hasil bruto (gross return) karena bunga modal merupakan bagian dari hasil bruto (total return) terhadap modal yang tersedia untuk masyarakat secara keseluruhan dan karena hasil keseluruhan termasuk bunga dan merupakan hal yang diperkirakan dalam analisa ekonomi. Pada analisis finansial, bunga yang dibayar kepada pihak penyedia dana dari luar dapat dikurangkan untuk memperoleh gambaran arus manfaat atau hasil yang tersedia bagi pemilik modal. Bunga yang dibayar kepada entity dipandang sebagai bukan biaya karena bunga merupakan bagian dari hasil keseluruhan terhadap harta (equity) yang dikontribusikan oleh badan usaha. Oleh karena
16
itu, bunga merupakan bagian dari hasil finansial yang diterima oleh badan usaha. Dalam menganalisis proyek perlu dilakukan pembandingan antara biaya dan manfaat proyek tersebut, hal ini dilakukan untuk melihat keefektifan dari proyek tersebut. Metode yang digunakan untuk membandingkan biaya dan manfaat proyek secara analisis finansial dan ekonomi sama saja, baik untuk penghitungan ukuran-ukuaran berdiskonto maupun cara menginterpretasikan serta keterbatasan-keterbatasannya. Perbedaannya hanya terletak pada penentuan harga finansial atau nilai ekonomi yang akan digunakan dalam teknik-teknik perhitungan tersebut yaitu menggunakan harga bayangan (shadow price) (Gittinger 1986). Penentuan harga bayangan menurut (shadow price) adalah sebagai berikut (Gittinger 1986): (1) Penyesuaian pembayaran transfer langsung Penyesuaian harga finansial pada ekonomi ialah menghapuskan pembayaran transfer langsung. Pembayaran transfer langsung adalah pembayaran yang bukan merupakan penggunaan sumber nyata tetapi hanya transfer dari klaim pada sumber nyata seseorang dan transaksi kredit yang mencakup pinjaman, penerimaan, pembayaran kembali modal dan bunga. pembayaran transfer langsung dapat berupa subsidi, pajak, pinjaman, jasa pinjaman. (2) Penyesuaian penyimpangan harga pada barang yang diperdagangkan Penyesuaian penyimpangan harga pasar atas barang yang diperdagangkan merupakan langkah kedua dalam penyesuaian harga finansial pada nilai ekonomi. Barang yang diperdagangkan adalah barang yang apabila ekspor (harga fob lebih besar dari biaya produk domestik) atau barang-barang yang boleh diekspor melalui campur tangan pemerintah dengan menggunakan subsidi ekspor tersebut. Barang yang diperdagangkan adalah barang yang apabila impor maka biaya produksi domestik lebih besar dari harga cif. Harga cif adalah penilaian terhadap harga batas barang impor, sedangkan harga fob adalah penilaian terhadap harga batas barang ekspor. Harga batas kemudian
17
disesuaikan untuk memperhitungkan biaya pengangkutan dalam negeri dan biaya pemasaran antara pelabuhan impor atau ekspor ke lokasi proyek. (3) Penyesuaian Untuk Penyimpangan harga pada barang-barang yang tidak diperdagangkan. Barang-barang yang tidak diperdagangkan adalah barang barang yang harga cif lebih kecil dari biaya domestik dan lebih besar dari harga fob. Penilaian ekonomi untuk barang-barang yang tidak diperdagangkan yaitu dengan menggunakan harga pasar. Harga pasar adalah ukuran kemauan membayar dan biasanya menjadi perkiraan yang baik dari harga oppotunitas.
Ukuran-ukuran nilai yang dipakai untuk menilai apakah kelayakan suatu proyek bila dilihat dari segi Manfaat proyek yang berdiskonto adalah (Gittinger 1986) : 1) Manfaat Sekarang Netto (Net Present Wort atau Net Present Value) Manfaat sekarang netto adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Dalam analisis finansial, nilai itu merupakan nilai sekarang dari arus tambahan pendapatan untuk individu. Dalam analisis ekonomi, ukuran tersebut merupakan nilai sekarang dari tambahan pendapatan nasional yang ditimbulkan oleh investasi. Langkah awal yang harus dilakukan dalam menghitung NPV adalah mencari selisih antara nilai sekarang dari arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang dari arus biaya. Suatu proyek dapat dikategorikan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV tersebut sama atau lebih besar dari nol, dan bila sebaliknya maka proyek tersebut merugikan . 2) Rasio Manfaat-Biaya (Benefit Cost Ratio-BCR) Rasio manfaat-biaya diperoleh dari pembagian dari nilai sekarang arus manfaat dengan nilai sekarang arus biaya. Apabila BCR lebih kecil dari satu, maka manfaat sekarang biaya-biaya pada tingkat diskonto ini akan lebih besar dari nilai sekarang manfaat dan pengeluaran pertama ditambah pengembalian untuk investasi yang ditanamkan pada proyek tidak akan kembali. Keuntungan dari BCR adalah bahwa nilai dari ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat berapa besar tambahan biaya tanpa mengakibatkan proyek secara
18
ekonomis tidak menarik. Semakin tinggi tingkat bunganya maka semakin rendah BCR yang dihasilkan, dan jika tingkat bunga yang dipilih cukup tinggi maka BCR akan lebih besar dari satu . Penelitian mengenai kelayakan usaha budidaya Udang Galah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, misalnya oleh Fitriyani TA yang melakukan analisis ekonomi pemanfaatan sawah untuk usaha pembesaran udang Galah di Desa Muktisari Kabupaten Ciamis. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa NPV dari kegiatan usaha pembesaran Udang Galah di Desa Muktisari adalah Rp(6.577.468,42). Nilai NPV lebih kecil dari nol, berarti kegiatan usaha pembesaran Udang Galah tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan tidak layak untuk dikembangkan. Perolehan nilai negatif pada NPV akan menyebabkan nilai pada BCR kurang dari satu, yang menunjukkan bahwa pengembangan (proyek) dari peralihan lahan sawah padi menjadi kolam pembesaran Udang Galah di Desa Muktisari secara ekonomi tidak layak untuk dikembangkan. Peneliti berikutnya adalah Triwahyuni A mengenai analisis ekonomi Usaha Budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Puspasari di Desa Tambaksari, Kabupaten Ciamis pada tahun 2005. Hasil analisis kelayakan usaha menunjukkan NPV dari kegiatan budidaya Udang Galah yang dilakukan oleh Kelompok Tani Puspasari adalah Rp(535.714.165,20) dengan nilai NPV kurang dari nol, berarti kegiatan budidaya Udang Galah tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan tidak layak untuk dikembangkan. Perolehan nilai negatif pada NPV akan menyebabkan nilai pada BCR kurang dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan dari peralihan usaha pembesaran ikan campuran menjadi usaha budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Puspasari secara ekonomi tidak layak untuk dikembangkan.
19
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah berada di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut. Kelompok tersebut melakukan usaha budidaya Udang Galah pada kegiatan pedederan dan pembesaran. Dahulunya, anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah sebelum mengusahakan budidaya Udang Galah bermatapencaharian sebagai petani sawah dan pembudidaya ikan campuran. Pengalihan lahan ini dilakukan untuk memanfaatkan lahan pertanian agar bisa menghasilkan pendapatan yang lebih besar karena nilai komoditas Udang Galah dipasaran sangat tinggi. Pembentukan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah bertujuan untuk mempermudah pengelolaan dan pembinaan kegiatan budidaya Udang Galah. Kelompok tersebut dibina oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, BAPPEKAB (Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten) Pemerintah Kabupaten Garut dan STTPL Bogor. Pengembangan usaha Udang Galah harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan memperhatikan kepentingan masyarakat, peluang pasar, dan kelestarian lingkungan. Pengembangan Usaha Udang Galah harus dilakukan suatu analisis agar melihat keefektifan dari proyek tersebut dengan cara melakukan analisis ekonomi. Analisis ini diawali dengan mengidentifikasi biaya dan manfaat pada kondisi tanpa proyek dan dengan proyek. Pada usaha ini, usaha tani sawah padi dan budidaya ikan campuran digambarkan sebagai kondisi tanpa proyek, sedangkan usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah digambarkan sebagai kondisi dengan proyek. Identifikasi biaya dan manfaat dilakukan untuk melihat perbandingan keuntungan yang diperoleh pada kondisi tanpa proyek dan dengan proyek. Analisis ekonomi suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian, antara lain dengan mengidentifikasi manfaat langsung dan manfaat tidak langsung dari kegiatan usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah.
20
Kerangka pendekatan studi yang digunakan untuk dapat menggambarkan alur dari analisis ekonomi tersebut bisa dilihat pada Gambar 3.
Proyek
Usaha Sawah dan Budidaya Ikan Campuran
Usaha Pendederan dan Pembesaran Udang Galah
Analisis Direct Benefit
Analisis Indirect Benefit
Analisis Biaya dan Manfaat
Layak
Tidak layak
Gambar 3. Diagram Alir Pendekatan Studi
21
IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit (Arikunto 1998). Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada studi kasus bisa mempelajari secara intensif latar belakangnya serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek (Nazir 1999). Penelitian studi kasus memadukan pengamatan, wawancara dan analisis dokumen. Satuan kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah sebagai pemilik dan penggarap kolam pendederan dan pembesaran Udang Galah yang tinggal di Desa Situjaya, Kabupaten Garut (Lampiran 4).
4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data image. Data text adalah data yang berbentuk alphabet, sedangkan yang dimaksud dengan data image adalah data yang berbentuk foto, dokumentasi, kartun diagram dan sejenisnya yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu (Fauzi 2001). Data text digunakan untuk melihat karakteristik lokasi penelitian, keadaan usaha pembudidaya dan karakteristik pembudidaya Udang Galah. Karakteristik lokasi penelitian seperti keadan geografis dan tofografi, jumlah penduduk, tingkat pendidikan penduduk, matapencaharian penduduk. Karakteristik pembudidaya Udang Galah dapat dilihat dari tingkat pendidikan, pengalaman usaha, jumlah tanggungan keluarga. Keadaan usaha pembudidaya dapat dilihat dari teknik budidaya, luas lahan, pemasaran, peralatan budidaya yang digunakan, tingkat produksi yang digunakan dan yang dihasilkan. Data image yang digunakan berupa peta desa, dan dokumentasi lokasi penelitian.
22
Sumber data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti dan langsung diperoleh dari objek yang diteliti. Pengumpulan data primer diperoleh melalui kuisioner, wawancara responden, dan pengamatan langsung di lapang. Kuisioner digunakan pada saat wawancara dan pengamatan. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan merupakan hasil pengolahannya (Soeratno dan Arsyad L 1993). Data sekunder diperoleh dengan mengkaji bahan pustaka dan dapat diperoleh dari Kantor Dinas Perikanan dan peternakan Kabupaten Garut, Kantor Kecamatan Karangpawitan, internet dan lembaga atau intansi lain.
4.3 Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk mengambil sampel pada penelitian ini, adalah non-random jenis purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel dengan tehnik anggota populasi dipilih sebagai sampel untuk memenuhi tujuan tertentu (Fauzi 2001). Dalam analisis ekonomi dilakukan wawancara responden terhadap masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar lokasi sawah dan kolam pembesaran dan pendederan Udang Galah. Tujuan dilakukannya wawancara responden tersebut adalah untuk memperoleh gambaran terhadap pengaruh aktivitas kegiatan usaha tersebut terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat di Desa Situjaya. Jumlah sampel yang diambil dari masyarakat Desa Situjaya adalah sebanyak 10 orang, hal ini dilakukan untuk melihat manfaat tidak langsung dari kondisi proyek dan tanpa proyek. Pengambilan sampel juga dilakukan pada para penjual saproktan, penjual kapur, penjual pupuk kandang, penjual bambu, penjual benih ikan, penjual Larva Udang Galah, penjual tokolan, penjual bibit padi, jasa penggilingan padi dan penyewaan bajak sawah. Sampel tersebut diambil pada masing-masing penjual yang bertempat tinggal di Desa Situjaya.
23
4.4 Analisis Data 4.4.1 Analisis Manfaat Langsung dan Tidak Langsung (a) Analisis Manfaat Langsung Manfaat langsung adalah manfaat yang langsung dapat diperoleh dari suatu kegiatan proyek. Secara matematis dapat ditulis dengan rumus :
π i,j, k =
n
∑
Ri , j , k −
i , j , k =1
Ci , j , k =
n
∑
n
∑ Ci ,
j , k ………………….(1)
i . j , k =1
FCi , j , k +
i , j , k =1
n
∑ VCi ,
j , k …………...(2)
i . j , k =1
dimana :
π i,j,k = Keuntungan, yaitu selisih antara manfaat dengan jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel pada usaha penggarapan sawah, budidaya ikan campuran dan usaha budidaya Udang Galah. Ri,j,k = Manfaat, yaitu semua barang dan jasa yang dapat meningkatkan pendapatan pembudidaya seperti padi yang dihasilkan pada usaha penggarapan sawah, ikan pada budidaya ikan campuran dan Udang Galah pada usaha budidaya Udang Galah. Ci,j,k = Biaya total, yaitu jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel pada usaha penggarapan sawah, usaha budidaya ikan campuran dan usaha budidaya Udang Galah. FCi,j,k = Biaya tetap, yaitu Biaya tetap adalah biaya yang jumlah pengeluarannya tidak tergantung secara langsung kepada volume produksi dan dinyatakan dalam rupiah. VCi,j,k = Biaya variabel adalah biaya yang jumlah pengeluarannya bergantung kepada volume produksi dan dinyatakan dalam rupiah. i
= Usaha penggarapan sawah.
j
= Usaha budidaya ikan campuran.
k
= Usaha budidaya Udang Galah.
24
(b) Analisis Manfaat Tidak Langsung Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang diperoleh secara tidak langsung sebagai akibat dari kegiatan suatu proyek. Secara matematis dapat ditulis dengan rumus :
=
π i, j, k
n
∑
Ri , j , k −
i , j , k =1
Ci, j, k =
n
∑ Ci ,
j , k …………………(3)
i . j , k =1
n
n
i, j ,k=1
i. j ,k=1
∑FCi, j, k + ∑VCi, j, k …………………..…………..(4)
dimana :
π i,j,k = Keuntungan, yaitu selisih antara manfaat dengan jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel pada usaha penggarapan sawah, budidaya ikan campuran dan usaha budidaya Udang Galah. Ri,j,k
= Pendapatan yang diperoleh dari adanya usaha penjualan benih, Saprotan, sewa tenaga kerja, sewa traktor, jasa penggilingan padi pada kegiatan usaha penggarapan sawah. Pendapatan pada usaha penjualan benih ikan, sewa tenaga kerja untuk budidaya ikan campuran. Pendapatan pada usaha budidaya Udang Galah adalah penjualan pupuk kandang, kapur, bambu, benih udang atau tokolan, sewa tenaga kerja, pedagang pengumpul udang.
Ci,j,k
= Biaya total, yaitu jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel pada usaha penggarapan sawah, usaha budidaya ikan campuran dan usaha budidaya Udang Galah.
FCi,j,k = Biaya tetap, yaitu Biaya tetap adalah biaya yang jumlah pengeluarannya tidak tergantung secara langsung kepada volume produksi dan dinyatakan dalam rupiah. VCi,j,k = Biaya variabel adalah biaya yang jumlah pengeluarannya bergantung kepada volume produksi dan dinyatakan dalam rupiah.
25
i
= Usaha penjualan benih, saprotan, sewa tenaga kerja, sewa traktor, jasa penggilingan padi pada kegiatan usaha penggarapan sawah.
j
= Usaha penjualan benih ikan dan sewa tenaga kerja pada kegiatan budidaya ikan campuran
k
= Usaha pengumpul udang, penjualan pakan, bambu, pupuk kandang, kapur, benih udang atau tokolan, sewa tenaga kerja pada kegiatan budidaya Udang Galah.
4.4.2 Analisis Ekonomi Kegiatan usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut termasuk sebagai proyek yang didiskontokan. Pada proyek yang didiskontokan terjadi proses penentuan nilai dimasa yang akan datang untuk nilai sekarang, umumnya dikenal dengan diskonto. Tingkat bunga yang diperkirakan untuk diskonto ini disebut “ Discount Factor “ (Gittinger 1986). Discount Factor (DF) secara matematis menggunakan rumus persamaan sebagai berikut :
DF =
1 ……………………………………………………..(5) (1 + i ) t
dimana : DF = Discount Factor i
= discount Rate
t
= Periode waktu
Ukuran-ukuran manfaat yang ditentukan dalam kegiatan usaha Pendederan dan pembesaran Udang Galah ini adalah sebagai berikut : (1) NPV (Net Present Value), yaitu selisih antara total present value dari manfaat dengan total net present value dari biaya. Secara matematis menggunakan rumus persamaan sebagai berikut :
26
NVP =
t = 10
∑
t=0
Bt − Ct ……………………………………….(6) (1 + i ) t
Kriteria : NPV > 0, usaha layak dan menguntungkan NPV = 0, usaha tidak untung dan tidak rugi NPV < 0, usaha tidak layak (2) Net BCR (Benefit Cost Ratio) adalah perbandingan antara Present Value positif dengan Present Value negatif. Secara matematis ditulis dengan rumus : t =10
Net B
Bt − Ct
∑ (1 + i)
t
t =0
C
= t =10
Ct − Bt ∑ t t =0 (1 + i )
...............................................................(7)
Kriteria : Net BCR > 1, usaha layak dan diterima Net BCR = 1, usaha tidak untung dan tidak rugi Net BCR < 1, usaha tidak layak dan ditolak
dimana : Bt = Manfaat yang diperoleh tiap tahun. Ct = Biaya yang dikeluarkan tiap tahun. Nt = Manfaat netto tambahan yang diterima tiap tahun setelah arus pendapatan menjadi positif.
4.5
t
= 0, 1, 2,…, 10.
i
= Tingkat bunga sosial.
Metode Penentuan Harga Bayangan Harga bayangan digunakan dalam analisis ekonomi untuk membuat
penyesuaian harga-harga pasar yang dianggap tidak mencerminkan atau mengukur biaya nilai sosial atau opportunity cost. Penentuan harga bayangan dari harga-harga pasar pada analisis ekonomi dilakukan dengan cara melakukan penyesuaian harga dari harga finansial ke harga bayangan.
27
4.5.1
Penentuan Harga Bayangan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam suatu proyek terdiri dari tenaga kerja
kasar, tenaga kerja menengah dan tenaga kerja ahli. Pada analisis ekonomi, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ekonomi keseluruhan maka untuk menghitung biaya tenaga kerja digunakan shadow wages yang merupakan opportunity cost dari upah tenaga kerja yang berlaku. Besarnya opportunity cost tergantung dari keadaan tenaga kerja yang ada. Pada negara berkembang khususnya Indonesia, jumlah tenaga kerja kasar dan menengah cukup banyak dan hal ini menyebabkan penganguran. Pada keadaan tersebut produktivitas kerja relatif rendah, dengan demikian upah yang diberikan tidak sesuai dengan nilai sosial yang sebenarnya. Didalam analisis ekonomi biasanya shadow wage diasumsikan (Choliq et al. 1999), misalkan untuk 1) Tenaga kerja kasar shadow wagenya sebesar 0,5 dari nilai upah yang diterima. 2) Tenaga kerja menengah shadow wagenya sebesar 0,8 dari nilai upah yang diterima. 3) Tenaga kerja ahli shadow wagenya sebesar 1 dari nilai upah yang diterima.
4.5.2
Penentuan Harga Bayangan Input Pada kegiatan proyek, input produksi yang digunakan tidak mengandung
unsur subsidi seperti benur, tokolan, pakan, pupuk kandang. Input yang mengandung unsur subsidi yang digunakan pada kondisi tanpa proyek (kegiatan sawah dan budidaya ikan campuran), yaitu untuk pupuk dan solar. Subsidi merupakan pembayaran transfer dari masyarakat pada proyek dan pada analisis ekonomi harga pasar harus disesuaikan untuk menghilangkan efek dari subsidi. Subsidi pada barang-barang input (pupuk dan solar) yang digunakan pada kondisi proyek akan menurunkan harga barang-barang input. Harga yang dipakai dalam analisis ekonomi adalah harga pasar yang telah ditambahkan besarnya jumlah subsidi pada barang tersebut. Pupuk yang digunakan pada kondisi tanpa proyek adalah ZA, KCL dan urea. Pemerintah memberikan subsidi pada jenis pupuk urea dan Za, jadi harga yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah untuk urea sebesar Rp1.400,00 per kg dari harga pasar di Desa Situjaya sebesar Rp1.250,00 dan ZA sebesar
28
Rp1.540,00 per kg dari harga pasar di Desa Situjaya sebesar Rp1.300,00 per kg. Untuk urea pemerintah memberikan subsidi dari harga pabrik adalah sebesar Rp350,00 per kg dan nilai subsidi ZA adalah sebesar Rp670,00 per kg (www.kompas.com). Harga solar untuk analisis ekonomi adalah harga solar untuk industri yaitu sebesar Rp4.500,00 per liter. Hal tersebut digunakan karena harga solar untuk industri tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah jika dibandingkan dengan harga solar untuk umum yaitu Rp2.100,00 per liter (www.suara pembaharuan.com).
4.6
Konsep dan Batasan Pengukuran
(1)
Analisis ekonomi merupakan analisis terhadap proyek atau suatu pengembangan yang dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan.
(2)
Pendapatan bersih atau net benefit adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total dan dinyatakan dalam satuan rupiah.
(3)
Penerimaan adalah hasil perkalian antara harga jual dan total produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah.
(4)
Produksi adalah berat total Udang Galah yang dihasilkan per musim tanam dan dinyatakan dalam satuan kg.
(5)
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang digunakan untuk kepentingan produksi, terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dinyatakan dalam rupiah.
(6)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah pengeluarannya tidak tergantung secara langsung kepada volume produksi dan dinyatakan dalam rupiah.
(7)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah pengeluarannya bergantung kepada volume produksi dan dinyatakan dalam rupiah.
(8)
NPV (Net Present Value) adalah proyeksi penerimaan bersih yang akan diterima untuk usaha yang akan dilakukan di masa yang akan datang pada tingkat suku bunga tertentu dan dinyatakan dengan NPV ≥ 0.
(9)
Net BCR (Benefit-Cost Ratio) adalah perbandingan dari jumlah nilai kini (total present value) dari keuntungan bersih pada tahun-tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih bernilai negatif dan dinyatakan dengan Net BCR ≥ 1.
29
(10) Harga bayangan adalah harga pasar yang diubah agar dapat lebih menggambarkan biaya opportunitas terhadap masyarakat. (11) Harga yang digunakan merupakan harga yang berlaku pada tahun 2005, dengan asumsi harga konstan selama umur proyek. (12) Tingkat diskonto menurut Bank Dunia pada tingkat suku bunga ekonomi 15%. (13) Manfaat langsung dihitung dari seluruh pendapatan yang didapatkan dari suatu kegiatan. (14) Manfaat tidak langsung dihitung dari pendapatan yang didapatkan dari suatu kegiatan. (15) Lamanya satu musim tanam padi usaha tani sawah padi adalah 4 bulan, sehingga terjadi tiga kali musim tanam dalam satu tahun. (16) Lamanya satu musim tanam ikan campuran adalah 6 bulan, sehingga terjadi 2 kali musim tanam dalam satu tahun. (17) Lamanya satu musim tanam pada usaha pendederan Udang Galah adalah 2 bulan, sehingga dalam satu tahun ada 6 kali musim tanam. (18) Lamanya satu musim tanam pada usaha pembesaran Udang Galah adalah 4 bulan, sehingga dalam satu tahun ada 3 kali musim tanam.
4.7 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap pembudidaya pendederan dan pembesaran Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang terdapat di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut. Waktu pengambilan data berlangsung pada bulan Juli-Agustus 2005. Lebih jelasnya mengenai sketsa wilayah penelitian dapat dilihat dalam Lampiran 1.
30
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Desa Situjaya 5.1.1 Geografis dan Topografi Desa Situjaya merupakan salah satu desa dari 17 desa dan 3 kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Karangpawitan. Desa Situjaya terletak 4 km sebelah timur ibukota kecamatan dan 11 km dari kantor pemerintahan Kabupaten Garut. Batas-batas wilayah berdasarkan administrasi pemerintahan, antara lain : -
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Situsari
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Situsaeur
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Situsaeur
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Situgede Luas wilayah Desa Situjaya sebesar 75.042 ha, yang terdiri atas tanah
sawah sebesar 45.970 ha, tanah kering sebesar 18.771 ha, tanah basah sebesar 6.350 ha dan tanah fasilitas umum sebesar 3.951 ha. Warna tanah di Desa Situjaya sebagian besar berwarna hitam dengan kedalaman 0.30 meter dan tekstur tanah terdiri atas lempung dan pasir. Menurut Schmidt-Ferguson, Desa Situjaya memiliki tipe iklim bulan basah selama 9 bulan, yaitu pada bulan Oktober sampai dengan bulan Juni dan pada bulan Juli sampai dengan September termasuk bulan Kering. Rata-rata curah hujan di Desa Situjaya pada setiap tahunnya adalah 9,9 mm per tahun, hal ini menjadikan Desa Situjaya memiliki pasokan air yang cukup, karena adanya pasokan air dari 2 buah Situ, yaitu Situ Ciburial dan Situ Cibolerang. Pada Desa Situjaya juga memiliki kualitas air yang layak untuk kegiatan perikanan, selain ketersediaan airnya cukup memadai juga ditunjang oleh sedikitnya bahan pencemar yang masuk kewilayah. Hal ini bisa dilihat dari tidak terdapatnya industri yang mengasilkan limbah dan hanya limbah dari aktivitas rumah tangga yang masuk kewilayah perairan yang terdapat di Desa Situjaya. perairan.Suhu udara berkisar antara 26-30°C. Kisaran suhu ini masih berada dalam batas toleransi pemeliharaan Udang Galah, dimana standar suhu yang baik bagi kehidupan Udang Galah berada pada kisaran 26-31°C. Dengan kondisi ini, maka
31
dapat disimpulkan bahwa Desa Situjaya memenuhi kriteria untuk melakukan Usaha Pendederan dan Pembesaran Udang Galah.
5.1.2 Kependudukan Desa Situjaya terdiri atas 7 RW yang terbagi dalam 23 RT dan memiliki jumlah penduduk yang tercatat menurut hasil sensus pada tahun 2004 adalah 3.308 orang yang terdiri atas 1658 laki-laki dan 1.650 perempuan. Jumlah penduduk Desa Situjaya menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Situjaya Menurut Tingkat Pendidikan, Tahun 2005. Jumlah No
Tingkat Pendidikan
Orang
Persentase
1
Belum Sekolah
894
27,03
2
Tidak tamat SD
86
2,60
3
Sekolah Dasar (SD)
1.117
33,77
4
SLTP
666
20,13
5
SLTA
515
15,57
6
Akademi ( D1-D3 )
12
0,36
7
Sarjana (S1)
18
0,54
3.308
100,00
Jumlah Sumber: Data Monografi Desa Situjaya, Tahun 2005
Ditinjau dari segi pendidikan, penduduk Desa Situjaya dapat dikatakan telah memahami pentingnya arti pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari Tabel 2, dimana persentasi penduduk yang tidak tamat SD adalah 2,60% dan mayoritas penduduk Desa Situjaya telah mengenyam bangku sekolah dasar yaitu sekitar 33,77%. Penduduk Desa Situjaya belum banyak yang mampu menyekolahkan anaknya sampai ketingkat perguruan tinggi, hal ini bisa dilihat dari persentase penduduk yang tamat akademi sekitar 0,36% dan tamat perguruan tinggi sekitar 0,54%. Sedikitnya Masyarakat di Desa Situjaya yang tamat perguruan tinggi disebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk membayar biaya pendidikan.
32
Matapencaharian penduduk Desa Ditujaya beragam, yaitu tani, buruh, pegawai negeri, pedagang dan pengrajin. Mayoritas matapencaharian masyarakat di Desa Situjaya adalah sektor pertanian dan buruh. Distribusi matapencaharian penduduk Desa Situjaya secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Matapencaharian Penduduk Desa Situjaya, Tahun 2005 Jumlah NO
Matapencaharian Orang
Persentase
1
Pertanian
311
26.24
2
Industri Kerajinan
202
17.05
3
Dagang
106
8.94
4
Pegawai Negeri Sipil
160
13.50
5
Buruh
315
26.58
6
Lain-lain
91
7.68
1.185
100,00
Jumlah Sumber: Data Monografi Desa Situjaya, Tahun 2005
5.2
Gambaran Umum Kelompok Tani
5.2.1 Sejarah Berdirinya Kelompok Tani Pada Tahun 2001 Sekolah Tinggi Teknik Perikanan dan Kelautan (STTPL) yang berada di Bogor melakukan penelitian tentang pengembangan budidaya Udang Galah di Kabupaten Garut, tepatnya di Kecamatan Karangpawitan dan Kecamatan Cikelet. STTPL dalam pelaksanaannya melakukan koordinasi dengan BAPPEKAB Garut melalui Dinas Perikanan dan Kelautan setempat untuk mempermudah proses pelaksanaan penelitian Budidaya Udang Galah. Pada pelaksanaanya, penelitian tentang pengembangan budidaya Udang Galah tersebut hanya berhasil dilakukan di Kecamatan Karangpawitan yang tepatnya berada di Desa Situjaya. Kegagalan Program Budidaya Udang Galah yang dilaksanakan di Kecamatan Cikelet disebabkan oleh faktor sosial dan ketidaksiapan masyarakat setempat dengan pelaksanaan program tersebut.
33
Dalam rangka program pengembangan budidaya Udang Galah di Desa Situjaya, maka Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut membentuk Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah untuk mempermudah koordinasi dan pembinaan para pembudidaya yang berminat untuk melakukan budidaya Udang Galah. Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah pada awalnya beranggotakan 14 orang, kemudian seiring dengan berkembangnya minat masyarakat terhadap kegiatan budidaya Udang Galah, maka terjadi peningkatan jumlah anggota sampai dengan 26 orang pada tahun 2005. Daftar anggota kelompok bisa dilihat pada Lampiran 3. Pada saat ini kegiatan kelompok ini meliputi 1). Pendederan seluas 1.700m. 2). Pembesaran seluas 9.400m. 3). Pemasaran hasil panen para anggota kelompok. 4). Pengelolaan Saprokan para anggota kelompok. Pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah terdapat kesepakatan jual beli untuk benur, tokolan, udang konsumsi dan pakan yang disusun secara bersamasama oleh para anggota kelompok. Hasil kesepakatan rapat anggota kelompok dapat dilihat pada Lampiran 5. Kepengurusan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah terkoordinir dengan baik, hal tersebut bisa dilihat dari susunan kepengurusan yang terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, seksi sarana dan prasarana, seksi pemasaran. Struktur organisasi Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.2.2 Identitas Pembudidaya Pada umumnya matapencaharian penduduk Desa Situjaya adalah bertani, hal ini bisa dilihat dari potensi wilayah Desa Situjaya yang cocok untuk wilayah pertanian dan jika dilihat dari tingkat pendidikan penduduk Desa Situjaya yang mayoritasnya lulusan Sekolah Dasar. Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan hidup yang semakin meningkat menuntut kreativitas para petani untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi. Kondisi tersebut menuntut para petani untuk memulai bentuk usaha lain, misalnya dengan beralih menjadi pembudidaya Udang Galah. Apalagi setelah melihat keberhasilan penelitian budidaya Udang Galah di desa Situjaya yang dilakukan oleh tim STTPL, membangkitkan
34
keinginan para pembudidaya dan penduduk setempat untuk beralih matapencaharian dari petani sawah-ladang dan pembudidaya ikan campuran (Mas, Nilem, Nila) menjadi pembudidaya Udang Galah.
Tabel 4. Pembudidaya Udang Galah Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Situjaya, Tahun 2005 Jumlah No Kelompok Umur Orang Persentase (%) 1
27 – 35
4
40
2
40 – 50
4
40
3
Diatas 50 Tahun
2
20
10
100
Jumlah Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2005
Umur para anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang berada di Desa Situjaya bervariasi antara 27 – 55 tahun. Berdasarkan Tabel 4 maka dapat dilihat bahwa sebagian besar (40%) anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah berumur antara 27 - 35 tahun dan 40-50 tahun. Berdasarkan pengelompokan umur produktif (10-64), maka pembudidaya Udang Galah di Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah sebagian besar berusia produktif. Pada usia produktif ini para anggota kelompok mempunyai peluang untuk mengembangkan usaha budidaya Udang Galah, karena umur seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan fisik bekerja dan cara berpikir. Tingkat pendidikan berkorelasi positif dengan makin mudahnya seseorang dalam menerima inovasi baru dalam proses suatu adopsi dan pendidikan memegang peran penting dalam membuka wawasan berpikir seseorang. Ditinjau dari segi pendidikan, para anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah mayoritas tingkat pendidikannya adalah SLTA (60%). Diantara anggota kelompok ada juga yang lulusan perguruan tinggi dan akademik, meskipun jumlahnya sangat minim, yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (10%). Jumlah pembudidaya menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5.
35
Tabel 5. Pendidikan Pembudidaya, Tahun 2005 No
Tingkat Pendidikan
Pembudidaya (Orang)
Persentase (%)
1
Tamat SD
2
20
2
Tamat SLTP
-
0
3
Tamat SLTA
6
60
4
Tamat Akademik
1
10
5
Tamat Perguruan Tinggi
1
10
10
100
Jumlah Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2005
Para anggota pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, tidak semua anggota kelompok menggelola sendiri usahanya. Anggota kelompok yang tidak mengelola secara langsung usaha budidaya Udang Galah adalah Bapak Kusnadi, Bapak Haris, Bapak Suhartono. Anggota Kelompok yang tidak bisa mengelola secara langsung usahanya, biasanya memiliki matapencaharian lain selain usaha budidaya Udang Galah. Usaha budidaya Udang Galah hanya dijadikan sebagai usaha sampingan. Para pemilik ini menyerahkan pengelolaan tambaknya kepada pembudidaya Udang Galah lain, sehingga satu orang pembudidaya bisa mengelola lebih dari 2 tambak. Misalnya Bapak Daud salah satu pembudidaya Udang Galah yang memiliki 2 tambak dan juga menjadi pengelola tambak milik Bapak Kusnadi, Bapak Suhartono dan Bapak Haris. Hal ini bisa dilakukan karena mengelola tambak Udang Galah tidak memerlukan terlalu banyak tenaga dan waktu, karena aktivitas yang harus dilakukan per harinya untuk kegiatan budidaya Udang Galah adalah pemberian pakan, mengontrol saluran air dan keadaan fisik kolam. Pada Tabel 6, menunjukkan bahwa 3 anggota kelompok (40%) melakukan usaha budidaya Udang Galah sebagai pekerjaan sampingan dan 7 anggota kelompok (60%) sebagai pekerjaan utama. Para anggota kelompok yang memiliki pekerjaan sambilan tersebut, ada yang bekerja sebagai pedagang dan yang lainnya bekerja sebagai pegawai negeri.
36
Tabel 6.
Pengelompokan Anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah Berdasarkan Status Pekerjaan di Desa Situjaya, Tahun 2005. Jumlah Status Pekerjaan
No
Orang
Persentase
1
Pekerjaan Utama
7
70
2
Pekerjaan Sampingan
3
30
10
100
Jumlah Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2005
5.3 Kegiatan Usaha Sebelum Proyek Pada penelitian ini, yang termasuk kegiatan tanpa proyek adalah kegiatan usaha tani dan budidaya ikan campuran. Kegiatan usaha tersebut dilakukan oleh para masyarakat Desa Situjaya sebelum menjadi pembudidaya Udang Galah. Peralihan matapencaharian tersebut dilakukan oleh masyarakat Desa Situjaya untuk meningkatkan taraf hidupnya, karena kegiatan usaha budidaya Udang Galah lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan kegiatan usaha tani dan budidaya ikan campuran.
5.3.1
Usaha Tani Sawah Usaha tani sawah merupakan matapencaharian yang sudah turun temurun
dilakukan oleh para penduduk di Desa Situjaya. Dilihat dari potensi dasar Desa Situjaya, luas wilayah Desa Situjaya mayoritas digunakan untuk lahan pertanian (45.970 ha). Setiap awal musim tanam baru, petani melakukan persiapan lahan untuk area sawah yang meliputi perbaikan saluran air, pematang dan pengelohan tanah. Pemeriksaan saluran air dilakukan untuk mempermudah pengaturan dan pengendalian air, sehingga pengairan sawah pada proses penanaman tidak mengalami hambatan. Kegiatan perbaikan pematang bertujuan untuk membuat jelas letak dari petak-petak sawah dan akan mempermudah penggelolaan sawah, sedangkan pengelolaan tanah dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah. Pada jaman dahulu, para petani menggunakan alat bajak yang ditarik oleh kerbau, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, maka untuk penggelolaan tanah
37
digunakan traktor sebagai alat bajak. Setelah lahan sawah digemburkan, kemudian didiamkan selama 2-3 hari, lalu lahan tersebut dilumpurkan dengan cara mencangkul dan kemudian digenangi air. Lahan dilumpurkan pada 3-5 hari menjelang mulai musim tanah. Pelumpuran lahan dimaksudkan untuk melunakan tanah dan memudahkan saat proses penanaman benih. Persemaian padi dilakukan selama 21 hari untuk mendapatkan benih yang sudah siap tanam. Saat menyiapkan lahan persemaian, dilakukan juga pemberian pupuk pada lahan yang bertujuan mengoptimalkan kadar unsur hara dalam tanah yang dapat membantu pertumbuhan benih. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk Urea, TSP, KCL dengan takaran 15:5:5 kg per 100 tumbak Satu tumbak tanah sama dengan luas tanah sebesar 14 m2. Benih padi ditanam dengan jarak tanam sekitar 28×28 cm. Setelah benih mencapai usia 7-14 hari, maka dilakukan pemupukan pertama dengan menggunakan pupuk Urea sebanyak 10kg per100 tumbak, pupuk KCL sebanyak 15 kg per 100 tumbak, pupuk ZA sebanyak 10kg per100 tumbak. Pada usia padi mencapai 15 hari, dilakukan proses penyiangan untuk membersihkan gulma yang akan menghambat pertumbuhan padi. Pemupukan kedua dilakukan setelah padi mencapai usia 56 hari dan pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea sebanyak 10kg per 100tumbak. Setelah padi mencapai usia 80 hari dilakukan proses pengeringan lahan, dan untuk mengatasi kekeringan pada padi dilakukan proses penyiraman padi setiap hari. Petani dapat melakukan proses panen apabila bulir-bulir padi telah masak secara merata disetiap rumpun padi. Masa waktu pemeliharaan padi sampai siap untuk dipanen adalah selama 115-120 hari. Proses panen dilakukan dengan cara memotong rumpun padi yang telah masak dan kemudian rumpun padi tersebut dirontokkan dengan menggunakan kayu atau batu, hal ini bertujuan agar bulir padi bisa lepas dari tangkai padi. Setelah kegiatan panen, padi dijemur untuk menurunkan kadar air, sehingga tidak mudah busuk. Para petani di Desa Situjaya biasanya menjual padi dalam bentuk gabah kering pungut dengan harga jual sekitar Rp1.350,00 per kg, meskipun harga jual gabah kering lebih tinggi yaitu Rp1.600,00 per kg. Hal itu dilakukan untuk menghemat waktu agar bisa
38
melakukan proses penanaman selanjutnya dan untuk melakukan proses pengeringan diperlukan lahan yang cukup luas untuk proses pengeringan.
5.3.2
Usaha Budidaya Ikan Campuran Dalam sistem budidaya polikultur ikan yang dipelihara lebih dari satu
jenis. Sistem ini berguna untuk efisiensi penggunaan pakan alami yang ada di dalam kolam. Pada budidaya polikultur biasanya dipelihara jenis ikan yang pola makannya hampir sama, misalnya kombinasi antara ikan mas, nila dan nilem. Mayoritas penduduk Desa Situjaya melakukan budidaya ikan campuran secara tradisional dan pakan yang digunakan berupa pakan alami ataupun bila diberikan pakan tambahan berupa sisa-sisa bahan pangan, seperti nasi dan sayuran ataupun daun talas. Para penduduk Desa Situjaya menjadikan budidaya ikan campuran sebagai pekerjaan sampingan atau hanya sekedar untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah, meskipun ada juga sebagian orang yang menjadikan usaha budidaya ikan sebagai pekerjaan utama. Biasanya para penduduk yang melakukan budidaya ikan campuran, memanen hasil ikannya pada saat bulan ramadhan atau menjelang hari raya Idul Fitri. Hal ini dilakukan karena tingginya permintaan akan ikan air tawar pada saat bulan ramadhan.
5.4
Kegiatan Usaha Budidaya Udang Galah
5.4.1 Kontruksi Kolam Pendederan dan Pembesaran Para dasarnya tidak ada perbedaan kontruksi kolam antara kolam pendederan dan pembesaran Udang Galah. Umumnya kolam berbentuk persegi panjang untuk mempermudah dalam pengelolaan dan proses pemanenan. Biasanya dasar kolam dibuat semakin mendalam sampai tengah kolam yang berfungsi untuk mempermudah penangkapan Udang Galah pada saat panen. Dasar kolam dibuat miring dari pemasukan air kebagian pengeluaran air, dalam hal ini dasar kolam dibagian pengeluaran air dibuat 20 cm lebih dalam dari dasar kolam dibagian pemasukan air. Ditengah dasar kolam dibuat saluran dengan kedalaman sekitar 30-40 cm dan lebar 60-80 cm yang menghubungkan saluran air masuk dengan bagian pengeluaran air dan pada ujung saluran tersebut dibuat
39
lubang dengan kedalaman 30-40 cm dan lebar 70-80 cm yang merupakan tempat berkumpulnya udang pada saat panen. Di sekitar pinggir kolam dibuat pematang untuk melindungi kolam dari luapan air pada saat hujan lebat, sehingga udang tidak hanyut terbawa oleh luapan air. Tinggi pematang harus diperhatikan agar sesuai dengan kedalaman air yang berkisar antara 80-100 cm untuk pembesaran Udang Galah dan 60-80 cm untuk kolam pendederan. Pematang kolam yang dibuat harus kuat dan tidak ada kebocoran, sehingga menghindari berkurangnya debit air dan mencegah udang tokolan maupun udang dewasa untuk lolos keluar kolam. Kebocoran kolam bisa dihindari dengan melapisi plastik antara pematang dan sisi kolam, setelah itu sisi kolam tersebut dipasang bambu sebagai penyangga tanah agar pematang kolam kuat. Tidak semua pembudidaya melapisi kolamnya dengan plastik atau membuat penyangga bambu, hal tersebut didasarkan pada jenis tanah masing-masing kolam. Apabila tanah di daerah tersebut berstruktur tanah liat yang berlempung yang bisa menahan air cukup baik, maka pembudidaya tidak melapisi kolam dengan plastik dan menggunakan bambu sebagai penyangga tanah. Pemasukan air ke kolam pembesaran maupun kolam pendederan menggunakan pipa paralon (PVC) berdiameter 4 atau 5 inci, dimana sumber air berasal dari Situ Ciburial yang berada di Desa Situjaya. Pada pipa pemasukan dan keluaran air dipasang saringan (sosog) yang terbuat dari bilah bambu yang dijalin dengan rapat dan dilapisi kain yang berserat rapat. Pamasangan sosog di pemasukan air bertujuan untuk menahan substrat atau sampah dan mencegah masuknya hewan pemangsa dari luar, sedangkan pemasangan sosog di tempat keluaran air untuk mencegah lolosnya udang dari kolam. Pelindung (shelter) yang digunakan oleh pembudidaya Udang Galah pada kolam pembesaran maupun pendederan di Desa Situjaya tidak selalu sama, tergantung kemampuan finansial dari masing-masing pembudidaya. Pelindung dapat berupa bambu, daun kelapa, maupun ranting pohon kering. Pelindung berfungsi untuk melindungi udang pada saat molting. Pelindung yang terbuat dari susunan bambu memerlukan biaya yang tidak sedikit dan diperlukan waktu pengerjaan yang cukup lama untuk dapat menyelsaikan tiap unit pelindung, tetapi shelter yang terbuat dari kayu lebih tahan lama jika dibandingkan dengan
40
pelindung yang berupa ranting pohon maupun daun kelapa kering. Pelindung yang berupa daun kelapa kering maupun ranting pohon kering sifatnya tidak tahan lama dan hanya bertahan untuk satu kali musim tanam, tetapi para pembudidaya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengadaan pelindung jenis ini.
5.4.2 Penyediaan dan Pengaturan Air Desa Situjaya termasuk daerah yang memiliki ketersediaan air yang cukup karena adanya pasokan air dari dua Situ yang bernama Situ Ciburial dengan debit air sekitar 29 m3 per detik dan Situ Cibolerang dengan debit air sekitar 10 m3 per detik, sehingga kebutuhan untuk kegiatan pertanian dan perikanan dapat terpenuhi dengan baik. Usaha Budidaya Udang Galah menggunakan pasokan air yang bersumber dari Situ Ciburial untuk pengairan kegiatan usaha budidaya Udang Galah. Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, sejauh ini belum mengalami kendala dalam pengadaan air. Hal ini disebabkan dekatnya jarak sumber air, yaitu situ ke wilayah area kolam dan ketersediaan air di situ sejauh ini masih mencukupi untuk pengairan kegiatan budidaya dan pertanian, sehingga pada musim kemarau persediaan air masih memadai. Air yang berasal dari situ tersebut dialirkan melalui saluran air (selokan) ke semua area pertanian dan perikanan. Usaha budidaya Udang Galah di Desa Situjaya menggunakan teknologi sistem semi intensif, karena debit pengairan sekitar 10 m3 per detik. Kegiatan budidaya Udang Galah memerlukan jumlah debit air yang kontinu, sehingga letak kolam dengan saluran air yang berasal dari situ harus diperhatikan. Setiap kolam budidaya dilengkapi dengan pipa PCV untuk pemasukan air dan pipa yang digunakan berdiameter 4 inci atau 5 inci tergantung pada jarak kolam dari saluran air yang berasal dari situ, karena tidak semua lokasi kolam budidaya Udang Galah letaknya dekat dengan saluran air. Kolam yang letaknya jauh menggunakan pipa berdiameter 5 inci dan untuk kolam yang jaraknya dekat ke saluran air menggunakan pipa yang berdiameter 4 inci. Untuk pembuangan air dari dalam kolam, para pembudidaya menggunakan pipa paralon yang berdiameter 1,5 inci atau 2 inci.
41
Modifikasi pipa pada saluran pemasukan dilakukan pada kolam yang letaknya jauh dari saluran air, sehingga tidak terjadi kekurangan kadar oksigen. Pada ujung pipa saluran pemasukan air dipasang pipa paralon secara horizontal dan pipa tersebut sudah dilubangi, sehingga banyak titik air yang memancar dari pipa pemasukan air.
5.4.3 Proses Produksi 5.4.3.1 Budidaya Pendederan Udang Galah Para Pembudidaya Udang Galah yang melakukan usaha pendederan menerapkan pola monokultur untuk menghasilkan tokolan dengan ukuran yang optimal dan untuk mempermudah pengelolaan selama proses produksi. Usaha Pendederan Udang Galah di Desa Situjaya meliputi kegiatan persiapan kolam, penebaran benur, pemberian pakan, pemeliharaan dan pemanenan.
a) Persiapan Kolam Persiapan kolam pendederan sebelum dilakukan penebaran benih adalah perbaikan fisik kolam, seperti perbaikan pematang, penutupan kebocoran, saluran air, perbaikan atau penggantian shelter dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan dan pembuangan air. Sebelum kolam pemeliharaan di isi air, dilakukan pengangkatan lumpur di dasar kolam dan kolam dikeringkan selama 45 hari agar mempercepat proses mineralisasi sisa-sisa bahan organik dan menghilangkan hama penyakit. Setelah proses pengeringan kolam selesai, kemudian dilanjutkan pada proses penebaran pupuk dan kapur ke seluruh permukaan dasar kolam dengan menggunakan pupuk kandang sebanyak 500 gram per m2 dan kapur sebanyak 50 gram per m2 untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pengisiian air ke kolam dilakukan setelah proses pemupukan kolam dan saluran pemasukan air dan pengeluaran air ditutup selama 3 hari untuk penumbuhan pakan alami. Air yang telah didiamkan tersebut dikurangi sebanyak 50% dan saluran pemasukan dan pengeluaran air dibuka, sehingga terjadi sirkulasi air, kemudian kolam didiamkan lagi selama 3 hari sebelum dilakukan proses penebaran benur.
42
b) Penebaran Benur Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada saat pagi atau sore hari agar benur udang tidak mengalami stress, dengan padat tebar sebanyak 25 ekor per m2. Sebelum dilakukan penebaran benur ke kolam, maka dilakukan tahap penyamaan suhu (aklimatisasi) antara air pada media pengemasan benur dengan suhu air kolam agar benur tidak mengalami shock akibat perubahan suhu. Penyamaan suhu tersebut dilakukan dengan cara meletakan kantong penyimpanan benur di air kolam pendederan selama beberapa menit. Kemudian benur yang ada di dalam kantong penyimpanan dipindahkan ke ember, lalu air yang berasal dari kantong penyimpanan tersebut dibuang sebagian dan diganti dengan air kolam sampai kondisi benur bisa beradaptasi dengan air kolam. Setelah itu benur telah siap untuk ditebarkan di kolam pendederan.
c) Pemberian Pakan Jadwal pemberian pakan untuk proses pendederan Udang Galah per hari adalah dua kali, yaitu pada saat pagi dan sore hari dengan persentasi jumlah pakan yang sama. Pemberian pakan dilakukan secara manual, yaitu disebar dengan menggunakan tangan. Pemberian pakan juga harus ditebar kesemua bagian kolam, hal tersebut dilakukan untuk menghindari penumpukan pakan pada daerah tertentu saja. Indikasi pengendapan pakan bisa dilihat dengan meletakan anco di dasar kolam dan pada keesokan harinya anco tersebut diangkat, jika pada anco tersebut terdapat sisa pakan berarti terjadi kelebihan jumlah pemberian pakan. Pemeriksaan terhadap keefektifan pemberian pakan dilakukan untuk menghindari adanya pengendapan sisa pakan yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air kolam. Standar pemberian pakan tokolan bisa dilihat di Lampiran 6. Pakan yang digunakan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah dalam kegiatan pendederan Udang Galah adalah pakan alami dan buatan. Pakan alami yang digunakan, yaitu berupa jasad renik yang tumbuh dari hasil proses pemupukan dan para pembudidaya juga memberikan bungkil kelapa sebagai pakan tambahan. Pakan buatan yang digunakan adalah pelet penter 2 dan penter 3 yang dibeli oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah dari PT Magalindo dengan harga Rp5.825,00 per kg untuk penter 2 dan harga untuk penter 3 adalah
43
Rp5.650,00 per kg. Para anggota Kelompok membeli pakan kepada bagian pengelolaan saprokan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah dengan harga sebesar Rp6.000,00. Pakan penter 2 adalah jenis pakan yang diberikan pada awal perkembangan benih sampai berumur 1 bulan, sedangkan pakan penter 3 diberikan setelah benih mencapai umur 1 bulan sampai ukuran tokolan 1. d) Pemeliharaan Bentuk pemeliharaan kolam pendederan Udang Galah adalah pemantauan kondisi fisik kolam dan pemberian pupuk tambahan. Pemantauan kondisi fisik kolam berupa pemeriksaan dan membersihkan saringan pemasukan dan pengeluaran air dari kotoran atau sampah yang tersangkut disaringan agar sirkulasi air masuk dan keluar kolam tidak terhambat. Pembersihan kolam dari lumut dan tumbuhan air agar tidak menghambat perkembangan benih. Pemberian pupuk tambahan berupa penaburan kapur dolamit sebanyak 1,5 gram per m2 pada setiap minggu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mempercepat proses molting (pengerasan kulit) pada benih Udang Galah. Para Pembudidaya yang tergabung dalam Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah tidak menggunakan obatobatan untuk mencegah maupun mengobati penyakit pada benih Udang Galah, karena selama ini Udang Galah yang dibudidayakan oleh anggota kelompok belum pernah terserang penyakit.
e) Pemanenan Benih Udang Galah dapat dipanen jika sudah memasuki umur pemeliharaan selama dua bulan dan pada saat benih yang dipelihara telah mencapai bobot 1,5-2 gram (biasanya disebut tokolan). Pemanenan dilakukan secara hati-hati untuk mempertahankan daya hidup tokolan dan kualitas tokolan dapat terjaga. Dalam proses pemanenan tokolan lebih sulit dibandingkan dengan proses pemanenan Udang Galah untuk ukuran kosumsi, karena ukuran tokolan sangat kecil, yaitu sekitar 3-5 cm. Pemanenan biasanya dilakukan pada sore hari agar udang tidak stress dan sebelum dilakukan proses pemanenan, maka harus disiapkan terlebih dahulu alatalat yang dibutuhkan dalam proses pemanenan. Alat-alat yang digunakan adalah anco, sirib, ember, jodang dan pemasangan jala di kolam lain untuk penampungan
44
tokolan hasil panen. Pemasangan jala harus diletakan di daerah saluran masukan air untuk menjaga udang tetap sehat, sehingga dapat memperkecil mortalitas tokolan. Langkah awal proses pemanenan adalah melakukan pengeringan kolam pendederan dengan cara menutup saluran pemasukan air, sedangkan saluran keluaran tetap dibuka, tetapi pada saluran keluaran air terlebih dahulu dipasang sosog yang telah terbungkus rapat oleh kain berserat halus. Penyurutan air kolam dilakukan secara perlahan-lahan agar udang tidak lolos dari kolam. Biasanya penyurutan air waktu yang diperlukan dalam proses penyurutan air adalah sekitar 8 jam. Dalam proses penyurutan air kolam, maka secara perlahan-lahan tokolan udang akan bergerak menuju saluran tengah kolam, karena secara alamiah udang akan mencari daerah yang berair. Saluran keluaran air akan ditutup jika udang sudah berkumpul pada saluran tengah dan air yang tersisa hanya pada parit tersebut, kemudian kegiatan pengambilan tokolan dengan menggunakan seser segera dilakukan. Biasanya pemanenan yang dilakukan oleh para pembudidaya di Desa Situjaya adalah pemanenan total, dimana pengeringan kolam dilakukan secara total, sehingga produksi total dapat segera diketahui. Tenaga kerja yang diperlukan dalam proses pemanenan tokolan adalah 3 orang, 2 orang bertugas menangkap tokolan dengan seser dan seorang lagi memindahkan hasil tangkapan tokolan ke jala penampungan. Penyortiran dilakukan setelah proses pemanenan tokolan selesai. Tokolan yang telah sesuai ukuran pasar, yaitu 3-5 cm segera dihitung sesuai pesanan dan dimasukan ke dalam kantong plastik wadah benih untuk segera dipasarkan. Sedangkan tokolan yang tidak memenihi standar pasar maka dikembalikan ke kolam untuk dipelihara lagi sampai ukurannya memenuhi standar pasar. Tokolan tersebut biasanya dipasarkan ke anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang lain.
5.4.3.2 Budidaya Pembesaran Udang Galah Pemeliharaan untuk pembesaran Udang Galah yang dilakukan oleh Anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah sama dengan proses pendederan Udang Galah untuk ukuran tokolan, yaitu dilakukan dengan cara monokultur. Usaha Pembesaran Udang Galah yang dilakukan di Desa Situjaya meliputi
45
kegiatan persiapan kolam, penebaran benur, pemberian pakan, pemeliharaan dan pemanenan.
a) Persiapan kolam Persiapan kolam untuk budidaya pembesaran Udang Galah dimulai dengan pengeringan kolam selama 4-5 hari. Selama proses pengeringan dilakukan juga perbaikan fisik kolam, seperti perbaikan pematang, penutupan kebocoran, saluran air, perbaikan atau penggantian shelter dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan dan pembuangan air. Udang Galah tidak menyukai panas sinar matahari secara langsung , untuk itu perlu dipasang pelindung yang disebut shelter. Shelter yang digunakan oleh para pembudidaya Udang Galah berupa shelter alami dan buatan. Shelter alami berupa daun kelapa kering, rumpun bunga kelapa kering, maupun ranting pohon kering. Pemasangan shelter alami ini dilakukan setelah proses persiapan kolam selesai. Shelter buatan berupa bambu yang dibentuk persegi empat seperti pagar. Pembuatan shelter buatan ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, maka dari itu tidak semua anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah menggunakan shelter buatan. Pemasangan shelter buatan ini bisa dilakukan pada saat proses pengeringan kolam. Setelah proses pengeringan kolam selesai, maka dilanjutkan dengan proses pemupukan. Proses pemupukan dimulai dengan penyebaran kapur secara merata dipermukaan dasar kolam dengan dosis 20-40 gram per m2. Pemberian pupuk kandang cukup disimpan dibeberapa tempat dibagian pinggir kolam dengan dosis 200-500 gram per m2. Pengisiian air ke kolam dilakukan setelah proses pemupukan kolam dan saluran pemasukan air dan pengeluaran air ditutup selama 3 hari untuk penumbuhan pakan alami. Air yang telah didiamkan tersebut dikurangi sebanyak 50% dan saluran pemasukan dan pengeluaran air dibuka, sehingga terjadi sirkulasi air, kemudian kolam didiamkan lagi selama 3 hari untuk pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton sebelum dilakukan proses penebaran tokolan.
46
b) Penebaran Tokolan Pada prinsipnya penebaran dilakukan pada saat suhu air kolam sedang rendah, yaitu pada saat pagi hari antara pukul 6.00-9.00 WIB atau pada malam hari, yaitu setelah pukul 20.00 WIB. Apabila penebaran tokolan dilakukan pada waktu terik matahari, kemungkinan besar akan banyak tokolan yang mati karena perbedaan suhu. Penanaman dengan menggunakan tokolan tidak memerlukan teknik penebaran khusus seperti pada penebaran untuk kegiatan pendederan, karena daya adaptasi tokolan sudah lebih baik jika dibandingkan dengan daya adaptasi benih. Padat tebar tokolan pada kolam pembesaran, yaitu 7-10 ekor per m2. Penebaran dilakukan secara merata di setiap bagian kolam. Tokolan dibeli dari anggota kelompok yang melakukan kegiatan usaha pendederan, apabila persediaan tokolan tidak ada di anggota kelompok, maka tokolan dipesan dari luar misalnya dari UPUG (Pamarican) dan Ciamis. Harga tokolan yang dibeli oleh anggota kelompok adalah Rp200,00 per ekor.
c) Pemberian Pakan Pakan yang digunakan oleh anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan Udang Galah yang digunakan diproduksi oleh PT Magalindo yang bertipe panter 3 dengan harga Rp5.650,00 per kg dan panter 4 dengan harga Rp5.400 per kg, tetapi para anggota kelompok ke Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah membeli pakan udang dengan harga Rp6.000,00 per kg untuk tipe panter 3 dan 4. Pakan tambahan untuk pembesaran Udang Galah berupa keong mas atau bungkil kelapa. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Ukuran pakan yang diberikan harus sesuai dengan ukuran udang yang dipelihara, karena makanan yang diambil berdasarkan ukuran yang sesuai dengan mulutnya. Udang Galah yang sudah besar akan menangkap makanannya dengan capit dan mencabik-cabiknya hingga menjadi kecil, sehingga pemberian keong mas dianjurkan diberikan pada udang yang sudah berumur 1 bulan. Pemberian pakan pada 2 bulan pertama harus mengandung kadar protein 40% dan para pembudidaya biasanya menggunakan pakan yang bertipe panter 3.
47
Pemberian pakan pada 2 bulan berikutnya harus mengandung kadar protein sebanyak 35% dan para pembudidaya di Desa Situjaya biasanya menggunakan pakan yang bertipe panter 4. Standar pemberian pakan untuk pembesaran Udang Galah bisa dilihat pada Lampiran 7. Pakan sebaiknya disebarkan secara merata di seluruh petakan kolam. Pemakaian alat bantu anco bisa digunakan untuk pemantauan pemberian pakan. Pakan yang diberikan di anco bisa dilihat sesudah 3 jam, bila pakan di anco habis maka pemberian pakan bisa ditambah. Apabila di anco tersebut ditemukan sisa pakan, maka jumlah pemberian pakan harus dikurangi agar tidak menyebabkan penurunan kualitas air.
d) Pemeliharaan Pemeliharaan Udang Galah mencakup perawatan fisik kolam, pemupukan tambahan, dan menjaga kualitas air . Perawatan selama pemeliharaan pembesaran Udang Galah berguna untuk menjaga pertumbuhan yang optimal. Perawatan fisik kolam selama pemeliharaan adalah dengan mengontrol dan membersihkan saringan pemasukan dan pengeluaran air agar tidak ada kotoran atau sampah yang menghambat jalannya air. Pengontrolan pematang kolam diperlukan juga untuk menghindari kebocoran air, karena kebocoran kolam bisa membuat kestabilan air kolam akan terganggu. Pergantian kulit sangat diperlukan oleh udang, karena kulit luar pada udang bersifat tidak elastis, sehingga sangat membatasi pertumbuhannya. Proses pergantian kulit (molting) dapat dipercepat dengan melakukan pemupukan tambahan. Pupuk yang digunakan adalah kapur Dolamit dengan dosis 1,5 gram per m2 dan penebaran kapur tersebut dilakukan pada setiap satu minggu sekali. Penebaran kapur Dolamit diperlukan untuk mempercepat proses pengerasan kulit pada proses molting pada Udang Galah, sehingga mempercepat proses pertumbuhan udang. Pemantauan kualitas air diperlukan untuk mengontrol pertumbuhan fitoplakton dan lumut. Fitoplankton berguna sebagai pakan alami dari Udang Galah, tetapi pertumbuhan fitoplankton yang berlebihan akan membahayakan kelangsungan hidup dari udang, karena pertumbuhan fitoplankton secara berlebihan merupakan salah satu indikasi dari penurunan kualitas air. Para
48
pembudidaya Udang Galah di Desa Situjaya melakukan pemantauan kepadatan fitoplankton dengan cara memasukan lengan sampai batas siku dan apabila lengan dimasukan dan ujung kuku dengan mudah dapat terlihat, berarti air terlalu jernih dan kolam harus diberikan pupuk untuk memacu pertumbuhan fitoplankton. Apabila pergelangan tangan tidak terlihat berarti air kepadatan fitoplankton tinggi dan harus dilakukan pergantian air kolam sebanyak ¼ dengan air baru atau dengan memperlancar sirkulasi air. Pembersihan kolan dari lumut harus dilakukan setiap hari, karena lumut yang menutupi permukaan air akan menghalangi laju penyebaran pakan dan lumut tersebut mengganggu proses molting pada udang. Udang yang tidak berhasil dalam proses molting akan mengalami kematian, sehingga akan mengurangi produksi dan kualitas udang pada kolam tersebut.
e) Pemanenan Udang Galah Pemanenan pada pembesaran Udang Galah dilakukan apabila udang tersebut telah mencapai ukuran konsumsi minimal 30 ekor per kg. Ukuran tersebut biasanya bisa dicapai dengan masa pemeliharaan udang telah mencapai 4 bulan. Para pembudidaya Udang Galah di Desa Situjaya biasanya melakukan Pemanenan Udang Galah pada malam hari, hal tersebut dilakukan untuk memperkecil kematian udang. Peralatan yang harus dipersiapkan untuk proses pemanenan adalah lampu patromak, sirib, ember, buleng, sosog, jaring hapa. Langkah pertama pada proses pemanenan adalah pemasangan sosog pada saluran pengeluaran air agar udang tidak terbawa keluar kolam apabila saluran pengeluaran air dibuka, kemudian dilakukan proses penyurutan air. Proses penyurutan air memerlukan waktu lama, karena itu proses penyurutan air dilakukan 8 jam sebelum pemanenan dimulai. Pemasangan jaring hapa dilakukan sebelum proses penangkapan udang, jaring tersebut harus dipasang pada kolam lain dengan keadaan air mengalir. Dalam proses penyurutan air kolam, maka secara perlahan-lahan udang akan bergerak menuju saluran tengah kolam dan secara alamiah udang akan mencari daerah yang berair. Saluran keluaran air akan ditutup jika udang sudah berkumpul pada saluran tengah agar air yang tersisa hanya pada parit tersebut, kemudian kegiatan
49
pengkapan udang segera dilakukan Tenaga kerja yang diperlukan untuk proses pemanenan minimal 4 orang, karena proses pengambilan udang harus dilakukan dengan cepat dan hati hati agar udang tidak stress ataupun berloncatan menghindar masuk ke dalam lumpur. Biasanya pemanenan yang dilakukan oleh para pembudidaya di desa Situjaya adalah pemanenan berkesinambungan, dimana pengeringan kolam dilakukan secara total. Pada pemanenan berkesinambungan hasil produksi total dapat segera diketahui, tetapi setelah proses penyortiran dilakukan dan ukuran udang yang tidak memenuhi standar pasar, maka udang tersebut akan dipelihara lagi pada kolam pembesaran dan udang yang memenuhi standar pasar maka akan dijual kepada bagian pemasaran pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah.
5.4.4 Tenaga Kerja Pada kegiatan usaha sawah terdapat 4 kategori tenaga kerja yang dipakai dalam proses kegiatan, yaitu tenaga kerja untuk perbaikan pematang, tenaga kerja untuk penanaman bibit, tenaga kerja untuk menyiangi dan tenaga kerja untuk panen. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari daerah sekitar Desa Situjaya, bahkan tidak jarang para pemilik sawah tersebut menggunakan saudaranya untuk bekerja di lahan pemilik sawah . Pada perbaikan pematang diperlukan 29 pekerja per musim tanam, untuk pananaman bibit diperlukan 43 orang per musim tanam, untuk menyiangi diperlukan 27 orang per musim tanam dan untuk panen diperlukan 125 orang per musim tanam. Semua pekerja tersebut bekerja dengan lama kerja 1 HOK untuk mengolah total lahan seluas 10.600 m2 pada satu kali musim tanam. Pada tenaga kerja penanaman bibit dan menyiangi digunakan tenaga kerja perempuan, karena untuk melakukan pekerjaan tersebut tidak memerlukan banyak tenaga. Penggunaan tenaga kerja pada kegiatan tanpa proyek, bisa dilihat pada Tabel 7. Tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan budidaya ikan campuran terdiri atas tenaga kerja untuk kontruksi kolam sebanyak 10 orang dengan lama kerja 8 HOK dan tenaga kerja untuk panen sebanyak 7 orang dengan lama kerja 1 HOK. Tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan budidaya ikan campuran tidak begitu banyak, jika dibandingkan dengan tenaga kerja pada kegiatan usaha sawah.
50
Kegiatan budidaya ikan campuran yang ada di Desa Situjaya dilakukan secara tradisional dan total lahan yang digunakan seluas 1.400 m2, sehingga tidak membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Tabel 7. Penggunaan Tenaga Kerja pada Kegiatan Tanpa Proyek, Tahun 2005 Upah Kategori Tenaga Kerja
Jumlah orang (per musim tanam)
Waktu Kerja(HOK)
29
1
a) Usaha Sawah - Perbaikan ipematang - Penanaman bibit
Keterangan Finansial (Rp) 15.000,00
Ekonomi (Rp) 7.500,00
43
1
8.000,00
4.000,00
- Menyiangi 27 - Panen 125 b) Usaha Budidaya Ikan campuran - Kontruksi kolam 10 - Panen 7
1 1
8.000,00 10.000,00
4.000,00 5.000,00
8 1
20.000,00 20.000,00
Total Lahan Seluas 10.600m2
10.000,00 Total Lahan 10.000,00 seluas 1.400m2
Sumber : Data Primer, Tahun 2005
Pada kegiatan proyek, yaitu kegiatan pembesaran dan pendederan Udang Galah terdapat 4 kategori tenaga kerja yang dipakai, yaitu tenaga kerja kontruksi kolam, tenaga kerja persiapan kolam, tenaga kerja harian dan tenaga kerja panen. Tenaga kerja yang diperlukan pada kegiatan pendederan, yaitu untuk kontruksi kolam dibutuhkan total tenaga kerja sebanyak 10 orang dengan lama kerja 15 HOK, untuk persiapan kolam dibutuhkan sebanyak 5 orang dengan lama kerja 1 HOK, untuk tenaga kerja harian dibutuhkan 1 orang untuk lama kerja 60 HOK dan tenaga kerja untuk panen dibutuhkan sebanyak 7 orang dengan lama kerja 1 HOK. Pada kegiatan pembesaran Udang Galah diperlukan total tenaga kerja untuk kontruksi kolam sebanyak 22 orang per musim tanam dengan lama kerja 15 HOK, untuk persiapan kolam dibutuhkan 18 orang per musim tanam dengan lama kerja sebanyak 1 HOK, untuk tenaga kerja harian dibutuhkan sebanyak 5 orang per musim tanam dengan lama kerja 90 HOK dan untuk panen dibutuhkan total tenaga kerja sebanyak 36 orang per musim tanam dengan lama kerja 1 HOK. Penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan proyek,bisa dilihat pada Tabel 8.
51
Para penduduk di Desa Situjaya memberlakukan upah untuk tenaga kerja tanpa proyek yaitu kegiatan usaha sawah, pada tenaga kerja wanita upah yang berlaku untuk 1 HOK adalah sebesar Rp8.000,00 dan upah tersebut sudah termasuk makan siang. Pada kegiatan perbaikan pematang upah yang berlaku adalah sebesar Rp15.000,00 per HOK dan sudah termasuk makan siang dan rokok, untuk tenaga kerja panen upah yang berlaku adalah sebesar Rp10.000,00 per HOK. Pada kegiatan Budidaya ikan campuran upah yang berlaku adalah sebesar Rp20.000,00 per HOK. Tabel 8. Penggunaan Tenaga Kerja pada Kegiatan Proyek, Tahun 2005 Kategori Tenaga Kerja
-….Kontruksi akolam -…Persiapan tkolam - Harian
Jumlah orang (per Musim Tanam) Pedederan Pembesaran
Waktu Kerja (HOK)
Upah Ket
Pedederan
Pembesaran
Finansial (Rp)
Ekonomi (Rp)
10
22
15
15
20.000,00
10.000,00
5
18
1
1
20.000,00
10.000,00
1
5
60
90
10.000,00
5.000,00
7
36
1
1
20.000,00
10.000,00
- Panen
Total Luas lahan 12000 m2
Sumber : Data Primer, Tahun 2005
Upah yang berlaku pada kegiatan proyek, yaitu untuk kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah adalah sebesar Rp20.000,00 per HOK. Terdapat perbedaan harga upah untuk tenaga kerja harian yaitu sebesar Rp10.000,00 per HOK, karena tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu banyak untuk mengurus kolam pendederan dan pembesaran. Pada analisis ekonomi harga upah untuk tenaga kerja harus disesuaikan dengan menggunakan shadow wages, karena pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ekonomi keseluruhan maka untuk menghitung biaya tenaga kerja digunakan shadow wages yang merupakan opportunity cost dari upah tenaga kerja yang berlaku. Tenaga kerja yang digunakan pada proyek dan tanpa proyek adalah tenaga kerja kasar, maka upah tenaga kerja yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah 0,5 dikalikan dengan upah yang berlaku di Desa Situjaya.
5.4.5 Pasar Pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah terdapat susunan organisasi yang bertugas untuk memasarkan hasil panen udang para anggota kelompok.
52
Pengurus yang bertanggungjawab dalam mencari pasar untuk hasil panen adalah Bapak Suhartono. Sejauh ini pemasaran dari hasil panen Udang Galah baru sebatas pasar domestik dan beberapa kota, antara lain Bandung dan Yogyakarta. Pada Kegiatan pendederan, sasaran utama untuk penjualan tokolan dalam proses kegiatan tersebut adalah anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang bergerak pada kegiatan pembesaran. Apabila tokolan yang dihasilkan oleh anggota kelompok tidak memenuhi kebutuhan anggota kelompok untuk kegiatan pembesaran, maka tokolan akan dipesan dari UPUG-Pamarican atau dari Ciamis. Tokolan hasil kegiatan pendederan dijual kepada anggota kelompok dengan harga Rp200,00 per ekor untuk ukuran 350 ekor-450 ekor per kg. Hasil panen anggota kelompok untuk kegiatan pembesaran akan dijual ke bagian pemasaran Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah. Udang Galah hasil kegiatan pembesaran akan dijual kepada bagian pemasaran kelompok dengan harga Rp35.000,00 per kg dan pembayaran akan dilakukan pada saat itu juga. Bagian pemasaran tersebut akan menjual ke pedagang pengumpul yang berasal dari Kota Garut atau para pedagang yang berasal dari luar kota yang datang ke bagian pemasaran Kelompok Tani untuk membeli Udang Galah tersebut. Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah akan menjual Udang Galah tersebut ke pedagang pengumpul dengan harga Rp36.000,00 per kg. Pedagang pengumpul akan menjual Udang Galah ke pasar domestik seperti Hotel, Rumah Makan Adirasa, Supermarket Yogja dan ke pedagang pengumpul udang yang berasal dari Bandung. Saluran pemasaran Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah dapat dilihat pada Gambar 4.
5.4.6 Modal Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya dalam melakukan kegiatan usaha pendederan dan pembesaran menggunakan modal pribadi (self financing), dan modal tersebut digunakan untuk menjadi modal investasi dan modal operasional. Modal investasi adalah modal yang dikeluarkan untuk mendirikan usaha, memperluas usaha atau mengganti penggunaan peralatan, sedangkan modal operasional adalah modal yang dikeluarkan dalam membiayai seluruh pengeluaran dalam suatu produksi.
53
Pada kondisi tanpa proyek, yaitu kegiatan usaha sawah dan budidaya ikan campuran menggunakan modal investasi Rp315.109.500,00 untuk lahan total seluas 12.000 m2 . Modal investasi tersebut digunakan untuk menilai ulang pembelian lahan sawah dan kolam, membeli peralatan untuk kegiatan sawah dan budidaya ikan campuran. Modal investasi untuk kondisi proyek, yaitu kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang meliputi kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah menggunakan biaya investasi untuk menilai ulang pembelian lahan, pembuatan kontruksi kolam, pembuatan rumah jaga, peralatan untuk kegiatan kelompok, membeli peralatan untuk menunjang kegiatan pendederan dan pembesaran. Modal investasi yang digunakan untuk kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah sebanyak Rp297.149.750,00.
Hatchery Benur
Kegiatan Pendederan
Kegiatan Pembesaran
Bagian Pemasaran Kelompok Mitra Gemah Ripah
Pedagang Pengumpul
Pasar Domestik
Pasar Regional
Konsumen
Gambar 4. Saluran Pemasaran Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005
54
Modal operasional yang digunakan untuk kegiatan tanpa proyek adalah sebesar Rp13.212.090,00. Modal tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan sawah seperti untuk persiapan lahan, membeli benih, pupuk, obat, membayar upah tenaga kerja. Pada kegiatan budidaya ikan campuran modal operasional digunakan untuk membeli benih ikan dan membayar upah tenaga kerja. Pada kegiatan proyek, yaitu kegiatan pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah menggunakan modal operasional sebesar Rp195.582.500,00. Modal operasional tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan kelompok seperti membeli pakan, benih, mengisi tabung oksigen, biaya telepon, biaya transportasi. Sedangkan untuk kebutuhan kelompok kegiatan pendederan dan pembesaran yang meliputi pembelian pakan, benur, tokolan, kapur, pupuk kandang, membayar upah tenaga kerja dan sewa alat panen.
5.5 Identifikasi Biaya dan Manfaat Langsung pada Kondisi Tanpa Proyek Pada penelitian ini, kondisi tanpa proyek adalah kegiatan usaha sawah dan budidaya ikan campuran. Penentuan nilai ekonomi pada kondisi sawah dengan menggunakan penyusuaiaan terhadap harga finansial yang merupakan nilai total harga pasar dari 10.600 m2 lahan sawah dan 1.400 m2 lahan budidaya ikan campuran. Usaha sawah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Situjaya merupakan pekerjaan yang dilakukan secara turun-temurun dan lahan yang ditanami padi tersebut merupakan tanah warisan leluhur. Pada awalnya budidaya ikan campuran merupakan hobi dari masyarakat setempat atau hanya untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang akhirnya dijadikan salah satu matapencaharian. Struktur biaya dan manfaat dari kondisi tanpa proyek, yaitu kegiatan usaha sawah dan budidaya ikan campuran di Desa Situjaya berdasarkan analisis finansial dan analisis ekonomi dapat dilihat pada Tabel 9.
5.5.1
Manfaat Manfaat dari kegiatan tanpa proyek adalah padi yang dihasilkan dari
usaha sawah dan ikan yang dihasilkan dari budidaya ikan campuran. Padi yang dihasilkan tersebut dijual oleh para petani kepada para pengelola usaha
55
penggilingan padi atau kepada tengkulak yang mendatangi para petani, sedangkan ikan nilem dan nila dijual di pasar tradisional atau dijual langsung kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan. Harga padi dan ikan yang dijual di pasar diasumikan dalam nilai ekonomi adalah sama dengan harga pasarnya, karena harga yang berlaku diperoleh dengan mengikuti mekanisme pasar. Penerimaan total dalam 1 tahun untuk kegiatan tanpa proyek adalah sebesar Rp32.541.400,00, yaitu untuk kegiatan sawah dan budidaya ikan campuran sebesar Rp24.899.400,00 dan Rp7.552.000,00.
5.5.1
Biaya Struktur biaya tidak langsung yang meliputi biaya investasi dan biaya
opersional. Pada kegiatan tanpa proyek, dilakukan penyesuaian secara ekonomi untuk penentuan harga bayangan biaya investasi dan biaya operasional. 1) Biaya Investasi Biaya investasi pada kegiatan tanpa proyek, yaitu untuk kegiatan sawah dan budidaya ikan campuran meliputi biaya penilaian ulang pembelian lahan, pembuatan kontruksi kolam dan pembelian peralatan. a) Lahan Penilaian lahan untuk analisis ekonomi mengunakan harga aktual dari nilai jual lahan tersebut. Nilai total investasi untuk lahan yang digunakan untuk kegiatan tanpa proyek, yaitu sebesar Rp309.000.000,00 untuk lahan seluas 6.200 m2. Nilai investasi tersebut lahan digunakan untuk kegiatan sawah sebesar Rp283.500.000,00 dengan luas lahan sawah sebesar 5.500m2 dan untuk lahan budidaya ikan campuran sebesar Rp25.500.000,00 dengan luas lahan kolam sebesar 700 m2 . b) Peralatan Peralatan yang digunakan pada kegiatan tanpa proyek merupakan barang yang tidak mengandung unsur subsidi dan non-tradeable. Harga yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah harga pasar. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan sawah adalah cangkul, sabit, semprotan. Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan budidaya ikan campuran adalah bambu besar, plastik, paku, pipa paralon,
56
anco, sirib, buleng. Biaya total untuk membeli peralatan pada kegiatan tanpa proyek, yaitu sebesar Rp4.204.500,00. Tabel 9. Biaya dan Manfaat Langsung Pada kondisi Tanpa Proyek di Desa Situjaya, Tahun 2005 Analisis Finansial Analisis Ekonomi (Rp) (Rp) A.Biaya Investasi 1. Lahan 309.000.000,00 309.000.000,00 2. Peralatan 4.204.500,00 4.204.500,00 3. Kontruksi Kolam 2.705.000,00 1.905.000,00 315.909.500,00 315.909.500,00 Total Biaya Investasi B. Biaya Tetap 1. Pajak Bumi dan …Bangunan 1.500.000,00 2.Sewa lahan 5.420.170,00 5.420.170,00 3.Perawatan Peralatan 82.750,00 82.750,00 4.Penyusutan Peralatan 848.900,00 848.900,00 7.851.820,00 6.351.820,00 TFC C. Biaya Variabel a. Kegiatan sawah 1. Persiapan Lahan 7.827.000,00 6.298.500,00 2. Benih 404.250,00 404.250,00 3. Pupuk 2.218.875,00 2.384.340,00 4. Obat-obatan 1.080.000,00 1.080.000,00 5 Buruh panen 3.750.000,00 1.875.000,00 b. Kegiatan Kolam 1. Benih Ikan Nila 400.000,00 400.000,00 2. Benih Ikan Nilem 630.000,00 630.000,00 3. Buruh Panen 280.000,00 140.000,00 16.590.125,00 13.212.090,00 TVC 24.441.945,00 19.563.910,00 TC D. Penerimaan 1. Penjualan Padi 24.899.400,00 24.899.400,00 2.Penjualan Ikan Nila 3.520.000,00 3.520.000,00 3.Penjualan Ikan Nilem 4.032.000,00 4.032.000,00 32.451.400,00 32.451.400,00 TR E. Keuntungan 8.009.455,00 12.887.490,00 TR-TC Sumber : Data Primer, Tahun 2005
57
c) Kontruksi Kolam Kontruksi kolam adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuka lahan menjadi bentuk kolam dan kegiatan tersebut dilakukan sebagai langkah awal dalam kegiatan budidaya ikan campuran. Kegiatan kontruksi kolam di Desa Situjaya, dilakukan dengan cara manual dan tradisional. Kontruksi fisik secara tradisional maksudnya kontruksi kolam tersebut tidak permanen dan kegiatan tersebut menggunakan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat Desa Situjaya. Biaya yang dikeluarkan adalah untuk membuat bak penampungan air dan saluran pembuangan air. Bak penampungan air dan saluran pembuangan air dibuat dari pasir, kapur, semen, batubata dan tenaga kerja untuk membuat bak penampungan dan saluran pembuangan air. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk kontruksi kolam berdasarkan pendekatan analisis ekonomi adalah sebesar Rp1.905.00,00.
2) Biaya Operasional Biaya operasional terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya operasional diperlukan untuk menjalankan kegiatan proses produksi. a) Biaya tetap Biaya tetap secara analisis finansial dari kegiatan tanpa proyek, yaitu sebesar Rp7.851.820,00. Komponen biaya tetap pada kegiatan tanpa proyek, yaitu biaya sewa lahan sebesar Rp5.420.170,00 per tahun, biaya perawatan peralatan sebesar Rp82.750,00 per tahun, biaya penyusutan peralatan sebesar Rp848.900,00 dan untuk pajak bumi dan bangunan sebesar Rp1.500.000,00. Pada analisis ekonomi, pajak tidak dimasukan dalam perhitungan analisis ekonomi, karena pajak merupakan bagian dari manfaat proyek keseluruhan yang ditransfer kepada pemerintah untuk digunakan bagi kepentingan masyarakat (Gittinger 1986). Biaya total secara analisis ekonomi untuk kegiatan tanpa proyek yaitu sebesar Rp 6.351.820,00. b) Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses kegiatan produksi dan besarnya berubah-rubah sesuai dengan kegiatan produksi. Biaya variabel untuk kegiatan tanpa proyek adalah biaya untuk kegiatan sawah dan kegiatan budidaya ikan campuran. Pada kegiatan sawah, biaya variabel meliputi
58
persiapan lahan, pembelian benih, pembelian pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja panen. Biaya variabel pada kegiatan budidaya ikan campuran meliputi pembelian benih dan tenaga kerja panen. (1) Kegiatan sawah a)
Persiapan lahan Persiapan lahan pada kegiatan sawah mencakup perbaikan pematang, sewa
traktor, tenaga kerja penanaman bibit, tenaga kerja menyiangi. Biaya total secara ekonomi yang dikeluarkan untuk persiapan lahan, yaitu sebesar Rp6.298.500,00. Komponen dari biaya total tersebut mencakup harga untuk biaya yang dikeluarkan untuk sewa traktor adalah harga pasar, yaitu sebesar Rp4.770.000,00 untuk 10.600m2, dan untuk biaya tenaga kerja sebesar Rp1.528.500,00. Pada analisis ekonomi, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja persiapan lahan harus disesuaikan dengan menggunakan shadow wage, dimana untuk tenaga kerja tak terdidik bisa diasumsikan sebesar 0,5. b)
Benih padi Harga benih padi yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah harga
pasar, karena benih padi yang digunakan tidak mengandung unsur subsidi dan non-tradeable. Secara ekonomi, nilai total untuk pembelian benih padi yaitu sebesar Rp404.250,00. c) Pupuk dan Obat-obatan Pupuk yang digunakan olek para petani di Desa Situjaya adalah TSP, KCL, ZA, urea. Pemerintah masih mengeluarkan subsidi untuk pupuk jenis urea dan ZA, jadi harus dilakukan penyesuaian untuk transfer langsung tersebut. Harga pupuk urea dan ZA dipasaran adalah Rp1.250,00 per kg dan Rp1.300,00 per kg, setelah dilakukan penyesuaian secara analisis ekonomi, maka nilai pupuk urea dan ZA menjadi sebesar Rp1.400,00 per kg dan Rp1.540,00 per kg. secara ekonomi, nilai total untuk pembelian pupuk adalah sebesar Rp2.384.340,00 per kg. Harga obat-obatan yang digunakan untuk analisis ekonomi adalah harga pasar, karena barang tersebut tidak mengandung subsidi. Secara ekonomi, nilai total untuk obat-obatan adalah sebesar Rp1.080.000,00 per kg.
59
d)
Upah Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja yang digunakan dalam proses panen adalah tenaga kerja tak
terdidik yang berasal dari masyarakat Desa Situjaya. Orang yang menjadi tenaga kerja panen sawah tidak harus selalu sama setiap kali musim panen dan orang yang bekerja tersebut pada umumnya tidak mempunyai pekerjaan tetap. Dalam analisis ekonomi tingkat upah yang berlaku dipasaran harus disesuaikan dengan menggunakan shadow wage. Asumsi untuk nilai shadow wage yang digunakan untuk tenaga kerja yang tak terdidik adalah 0,5 dari upah yang berlaku dipasaran, jadi nilai ekonomi total untuk upah tenaga kerja panen adalah sebesar Rp1.875.000,00. (2) Kegiatan Budidaya Ikan Campuran a) Benih Ikan Jenis ikan yang dibudidayakan dalam kegiatan budidaya campuran adalah ikan Nila dan Nilem. Benih ikan yang digunakan dalam proses budidaya tidak mengandung subsidi dan dijual di pasar dengan menggunakan sistem mekanisme pasar jadi harga yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah harga aktual. Nilai ekonomi total untuk biaya benih adalah sebesar Rp1.030.000,00. b)
Upah tenaga kerja panen Tenaga kerja yang digunakan dalam proses panen adalah penduduk sekitar
lokasi kolam dan biasanya tenaga kerja tersebut termasuk dalam kategori tenaga kerja tidak terdidik. Upah yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah upah yang menunjukkan nilai opportunity cost. Nilai total secara analisis ekonomi untuk upah tenaga kerja panen adalah sebesar Rp140.000,00
5.6 Identifikasi Biaya dan Manfaat Langsung pada Kondisi Dengan Proyek Kegiatan proyek yang dilaksanakan di Desa Situjaya berupa pembentukan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang kegiatannya meliputi usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah. Penentuan nilai ekonomi pada kondisi proyek menggunakan penyesuaian terhadap harga finansial yang merupakan nilai total dari penggunaan lahan seluas 12.000 m2 untuk kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah. Struktur biaya dan manfaat dari kondisi proyek dari
60
kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya berdasarkan analisis finansial dan analisis ekonomi dapat dilihat pada Tabel 10. Pada penelitian ini, total lahan yang digunakan untuk kegiatan pendederan dan pembesaran tersebut, merupakan peralihan fungsi lahan sawah dan kolam budidaya ikan campuran. Total lahan sawah yang beralih fungsi ke kolam pendederan adalah seluas 1.700 m2 dan menjadi kolam pembesaran seluas 9.400 m2, kolam penampungan kelompok seluas 900 m2, sedangkan peralihan fungsi lahan kolam budidaya ikan campuran digunakan untuk kegiatan pembesaran Udang Galah seluas 1.400 m2. Peralihan fungsi lahan tersebut dilakukan untuk meningkatkan keuntungan dari penggunaan lahan dengan melakukan kegiatan usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah. 5.6.1 Manfaat Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah melakukan kegiatan usaha pendederan Udang Galah , pembesaran Udang Galah, pemasaran hasil produksi kelompok dan pengelolaan saprokan. Pengelolaan saprokan (sarana produksi perikanan) meliputi penyediaan pakan Udang Galah , penyewaan alat panen dan penyediaan benur Udang Galah. Pada pembelian pakan dan benur, harga yang diterapkan untuk analisis ekonomi adalah harga pasar karena barang tersebut tidak mengandung subsidi dan non-tradeable. Penerimaan total dari pengelolaan sarprokan selama 1 tahun adalah sebesar Rp78.810.000,00. Pada kegiatan pendederan dihasilkan tokolan yang akan dipasarkan pada para anggota kelompok yang bergerak di pembesaran Udang Galah. Harga jual tokolan pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah sama dengan harga pasar, demikian secara ekonomi harga jual tokolan Udang Galah diasumsikan sama dengan harga pasar. Penerimaan total secara ekonomi dari hasil penjualan tokolan adalah sebesar Rp54.600.000,00 per tahun. Pada kegiatan pembesaran Udang Galah, Udang yang dihasilkan dijual ke pasar domestik (restoran, supermarket, hotel) dan pasar regional (Yogyakarta dan Bandung). Secara analisis ekonomi harga Udang Galah yang berlaku pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah harga pasar, karena area pemasaran yang dimiliki oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah baru menjangkau pasar dalam negeri dan belum mncapai pasar luar negeri. Penerimaan total secara
61
ekonomi dari hasil penjualan Udang Galah adalah sebesar Rp152.880.000,00 per tahun, jadi penerimaan total dari aktivitas Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah selama 1 tahun adalah sebesar Rp286.290.000,00.
5.6.2 Biaya Struktur biaya tidak langsung yang meliputi biaya investasi dan biaya opersional. Pada kegiatan proyek, dilakukan penyesuaian secara ekonomi untuk penentuan harga bayangan biaya investasi dan biaya operasional. 1) Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan usaha (proyek), memperluas usaha atau mengganti penggunaan peralatan. Biaya investasi pada kegiatan proyek ini terdiri atas biaya investasi untuk memfasilitasi aktivitas Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, biaya investasi untuk kegiatan pendederan Udang Galah, biaya investasi untuk kegiatan pembesaran Udang Galah. Total biaya investasi yang harus dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah sebesar Rp304.499.750,00. a) Lahan Lahan yang digunakan untuk aktivitas Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah seluas 12.000 m2. Investasi lahan tersebut dipergunakan untuk kegiatan pendederan seluas 1.700 m2, untuk kegiatan pembesaran seluas 9.400 m2, untuk kolam penampungan kelompok seluas 900 m2. Penilaian ekonomi untuk lahan adalah nilai jual dari dari lahan tersebut, sehingga dengan mengikuti harga pasar yang berlaku di Desa Situjaya, maka biaya total untuk penilaian ulang pembelian lahan adalah sebesar Rp266.500.000,00. b) Rumah jaga Rumah jaga berfungsi sebagai pusat informasi dan tempat pertemuan bagi sesama anggota kelompok atau para anggota kelompok dengan petugas penyuluhan, petugas dinas atau dari pihak-pihak yang berkepentingan. Rumah jaga tersebut dibangun di area tambak milik ketua kelompok dengan alasan area kolam milik ketua kelompok tempatnya memadai dan mudah diakses dari jalan utama. Biaya total untuk membuat rumah jaga tersebut adalah sebesar Rp1.500.000,00.
62
Tabel 10. Biaya dan Manfaat Langsung pada Kondisi Dengan Proyek di Desa Situjaya, Tahun 2005. Analisis Finansial (Rp)
Analisis Ekonomi (Rp)
A.Biaya Investasi 1. Lahan 2. Kontruksi Kolam 3. Rumah jaga 4. Peralatan Total Biaya Investasi
266.500.000,00
266.500.000,00
18.999.000,00
11.649.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
17.500.750,00
17.500.750,00
304.499.750,00
297.149.750,00
B. Biaya Tetap 1. Pajak Bumi dan Bangunan
1.500.000,00
2.Sewa lahan
9.200.000,00
9.200.000,00
469.500,00
469.500,00
4.Penyusutan Peralatan
3.875.020,00
3.875.020,00
5. Gaji Pengurus Kelompok MGR
2.400.000,00
2.400.000,00
17.444.520,00
15.944.520,00
- Pakan
42.660.000,00
42.660.000,00
- Benih udang (benur dan tokolan)
73.980.000,00
73.980.000,00
672.000,00
672.000,00
- Pupuk Kandang
2.670.000,00
2.670.000,00
- Buruh Persiapan Kolam
1.680.000,00
840.000,00
3.Perawatan Peralatan
TFC C. Biaya Variabel . Kegiatan Pendederan dan Pembesaran
- Kapur
3.000.000,00
1.500.000,00
- Buruh Pengelola
17.100.000,00
8.550.000,00
- Sewa alat panen
3.939.000,00
3.939.000,00
- Pakan
39.721.500,00
39.721.500,00
- Benih
20.250.000,00
20.250.000,00
- Isi Tabung Oksigen
100.000,00
100.000,00
Biaya transportasi + kosumsi
100.000,00
100.000,00
600.000,00
600.000,00
TVC
206.472.500,00
195.582.500,00
TC
223.917.020,00
211.527.020,00
1. Kegiatan Pendederan
54.600.000,00
54.600.000,00
2. Kegiatan Pembesaran
152.880.000,00
152.880.000,00
3. Kegiatan Kelompok MGR
78.810.000,00
78.810.000,00
TR
286.290.000,00
286.290.000,00
TR-TC
62.372.980,00
74.762.980,00
- Buruh Panen
2. Kegiatan Kelompok MGR
- Biaya Telepon
D. Pendapatan
E. Keuntungan Sumber : Data Primer, Tahun 2005
63
c) Kontruksi kolam Kontruksi kolam adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuka lahan menjadi bentuk kolam dan kegiatan tersebut dilakukan sebagai langkah awal dalam kegiatan proyek. Biaya untuk kontruksi kolam pada Kelompok Tani Mitra Gemah . Harga untuk kontruksi kolam diambil dari harga pasar kecuali untuk upah tenaga kerja mengunakan shadow wage. Ripah meliputi upah tenaga kerja, pembelian batubata, kapur, semen, pasir. Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan kontruksi kolam termasuk pada kriteria tenaga kerja tak terdidik yang secara ekonomi harga upah dari tenaga kerja tak terdidik adalah 0.5 dari harga pasar. Biaya total secara ekonomi yang dikeluarkan untuk kontruksi kolam adalah sebesar Rp11.649.000,00. d) Peralatan Peralatan yang digunakan untuk kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah meliputi peralatan panen, peralatan kantor, peralatan untuk pendederan dan pembesaran Udang Galah. Secara ekonomi, total dari pembelian peralatan untuk kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah sebesar Rp17.500.750,00. (1) Peralatan panen Peralatan panen yang digunakan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah timbangan, buleng, jala besar, jala kecil, anco, tambang, lambit, jodang, patromak, sepatu boot, selang, paying, tabung oksigen. Peralatan tersebut tidak mengandung unsur subsidi dan non-tradeable, jadi harga yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah harga pasar. Biaya total untuk membeli peralatan panen tersebut adalah Rp2.068.500,00. (2) Peralatan kantor Peralatan kantor yang digunakan pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah whiteboard sedang dan kecil, spidol, penghapus, buku kas, buku polio, bolpoint, tempat arsip, map arsip. Keseluruhan alat-alat kantor yang digunakan tidak mngandung unsur subsidi dan non-tradeable, jadi harga yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah harga pasar. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk peralatan kantor adalah sebesar Rp129.000,00.
64
(3) Peralatan pendederan dan Pembesaran Udang Galah Peralatan yang digunakan pada kegiatan proyek merupakan barang yang tidak mengandung unsur subsidi dan non-tradeable, jadi harga yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah harga pasar. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah adalah bambu besar, bambu kecil, plastik, paku, pipa paralon. Biaya total untuk membeli peralatan pada kegiatan tanpa proyek yaitu sebesar Rp15.303.250,00. 2) Biaya Operasional Biaya operasional terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya operasional diperlukan untuk menjalankan kegiatan proses produksi. A) Biaya Variabel Biaya variabel pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah meliputi pembelian pakan, benur, tokolan, pupuk, sewa alat panen dan upah tenaga kerja. a) Pakan Penyediaan pakan untuk aktivitas kelompok dikelola oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah. Pakan Udang Galah yang digunakan oleh Kelompok tersebut diperoleh dari PT Maggalindo. Harga pakan yang digunakan pada analisis ekonomi adalah harga pasar, karena pakan tersebut tidak mengandung subsidi dan diperjualbelikan di pasar yang relatif bersaing. Biaya yang harus dikeluarkan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah untuk membeli pakan dari PT Maggalindo adalah sebesar Rp39.721.500,00 per tahun, sedangkan total biaya yang harus dikeluarkan oleh para pembudidaya Udang Galah untuk membeli pakan dari Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah adalah sebesar Rp42.660.000,00 per tahun. b) Benih Pada kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah, benih yang digunakan untuk aktivitas produksi adalah benur dan tokolan. Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah membeli untuk udang pasca larva ke UPUG-Pamarican. Dalam analisis ekonomi harga diasumsikan sama dengan harga aktualnya, karena harga udang pasca larvar, benur dan tokolan termasuk barang non-tradeable dan input produksi tersebut diperjualbelikan di pasar domestik dengan harga yang relatif bersaing. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli udang pasca larva
65
adalah sebesar Rp20.250.000,00 per tahun, untuk benur sebesar Rp22.500.000,00 per tahun dan untuk tokolan sebesar Rp51.480.000 per tahun. Biaya total secara ekonomi untuk pembelian udang pasca larva, benur dan tokolan adalah sebesar Rp94.230.000,00 per tahun. c) Pupuk Pupuk yang digunakan dalam kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah adalah pupuk kandang dan kapur Dolamit. Secara ekonomi harga dari pupuk tersebut adalah harga aktualnya, karena harga pasar yang berlaku merupakan ukuran kemampuan membayar dan dapat memperkirakan biaya imbangan. Nilai ekonomi total untuk pupuk adalah sebesar Rp3.342.000,00 per tahun. d) Sewa alat panen Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah telah menyediakan peralatan panen untuk para anggotanya, dan anggota tersebut bisa menggunakan peralatan panen dengan membayar sewa pada kelompok. Uang sewa tersebut digunakan untuk perawatan dan untuk mengganti peralatan panen yang sudah rusak. Biaya yang harus dikeluarkan untuk sewa alat panen adalah sebesara Rp3.939.000,00 per tahun. e) Tenaga kerja Tenaga kerja yang dipakai dalam kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah meliputi tenaga kerja persiapan kolam, tenaga kerja harian, tenaga kerja panen. Tenaga kerja yang dipakai berasal dari masyarakat sekitar desa Situjaya dan biasanya tenaga kerja yang dipakai termasuk kepada kategori tak terdidik. Dalam analisis ekonomi, upah tenaga kerja dipasaran harus dilakukan penyesuaian dengan menggunakan shadow wage. Secara umum tingkat upah yang berlaku dipasaran lebih tinggi dari tingkat upah yang sebenarnya, karena faktor kebijaksanaan sehinnga tidak mencerminkan nilai produktivitas marjinalnya. Asumsi yang dipakai untuk shadow wage dari tenaga kerja tak terdidik adalah 0,5 dari upah tenaga kerja dipasaran. Dalam analisis ekonomi, tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri dimasukan didalam biaya variabel, karena termasuk ke dalam operasional kegiatan produksi. Secara ekonomi, biaya total untuk membayar upah tenaga
66
kerja adalah Rp10.890.000,00 per tahun yang digunakan untuk upah persiapan kolam sebesar Rp840.000,00 per tahun, upah panen sebesar Rp1.500.000,00 per tahun dan upah untuk tenaga kerja harian sebesar Rp8.550.000,00 per tahun. f) Biaya operasional kelompok Biaya operasional kelompok terdiri atas biaya telepon per bulan, biaya isi tabung oksigen, biaya trasportasi dan kosumsi per bulan. Harga yang ditetapkan untuk biaya tersebut adalah harga aktualnya, sehingga nilai total dari biaya tersebut adalah sebesar Rp800.000,00 per tahun.
B) Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap bulannya dan tidak tergantung dari perubahan proses produksi. Biaya tetap pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah mencakup biaya penyusutan perawatan peralatan, penyusutan peralatan, sewa lahan, gaji pengurus kelompok, pajak bumi dan bangunan. Rincian biaya tetap untuk kegiatan proyek terdapat pada Lampiran12. Dalam analisis ekonomi pajak tidak dikeluarkan dari manfaat proyek. Secara analisis ekonomi, nilai total biaya tetap adalah sebesar Rp15.944.520,00 per tahun.
5.7 Analisis Biaya dan Manfaat Langsung pada Kondisi Tanpa Proyek dan Proyek Perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek diharapkan akan memperoleh manfaat (benefit). Pada proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Analisis ekonomi melihat perbandingan kondisi proyek dan tanpa proyek. Berdasarkan analisis ekonomi, penerimaan total dari kondisi tanpa proyek merupakan manfaat yang hilang setelah lahan sawah dan kolam budidaya ikan campuran beralih menjadi kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah. Pada Tabel 9 menunjukkan nilai manfaat tanpa proyek, yaitu sebesar Rp32.451.400,00 per tahun. Biaya total yang hilang akibat peralihan fungsi lahan tersebut dalah sebesar Rp16.545.910,00 per tahun, sehingga keuntungan total yang hilang dari usaha sawah dan budidaya ikan campuran adalah sebesar Rp12.887.490,00 per tahun.
67
Biaya dan manfaat pada kondisi proyek (pembentukan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang bergerak pada bidang usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah) menggantikan biaya dan manfaat tanpa proyek (usaha sawah dan budidaya ikan campuran). Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa secara ekonomi, biaya total adalah sebesar Rp211.527.020,00 per tahun. Manfaat kondisi proyek yang diterima adalah sebesar Rp286.290.000,00 per tahun, sehingga keuntungan total yang diperoleh dari adanya peralihan fungsi lahan tersebut adalah sebesar Rp74.762.980,00 per tahun. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa peralihan fungsi lahan dari lahan sawah dan budidaya ikan campuran menjadi aktivitas pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah dapat memberikan tambahan penghasilan bagi para pembudidaya yang sebelumnya sebagai petani sawah dan pembudidaya ikan campuran. Tambahan penghasilan tersebut merupakan selisih keuntungan pada kondisi proyek dan tanpa proyek. Peningkatan keuntungan tersebut yaitu sebesar Rp61.875.490,48 per tahun, meskipun modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah tidak sedikit.
5.8 Identifikasi Secara Ekonomi Biaya dan Manfaat Tidak Langsung Analisis ekonomi adalah analisis yang digunakan untuk menghitung manfaat dan biaya proyek dari segi pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan sebagai pihak yang berkepentingan dalam proyek. Analisis ekonomi suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian (Husnan S et al. 2000). Usaha yang dijalankan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, yaitu pendederan dan pembesaran Udang Galah tidak hanya memberikan manfaat bagi para pembudidaya Udang Galah saja. Masyarakat yang berada di sekitar lokasi mendapatkan manfaat dari dilaksanakannya kegiatan proyek tersebut. Untuk identifikasi dan analisis biaya manfaat tidak langsung kondisi proyek dan tanpa proyek, bisa dilihat di Lampiran 13 dan Lampiran 14.
68
5.8.1
Identifikasi Secara Ekonomi Biaya dan Manfaat Tidak Langsung Kondisi pada Kondisi Tanpa Proyek
5.8.1.1 Usaha Penjualan Sarana Produksi Pertanian Sarana Produksi Pertanian yang dijual di Desa Situjaya adalah pupuk, obat-obatan dan benih padi. Harga yang dipakai dalam analisis ekonomi adalah harga pasar, karena barang-barang tersebut tidak mengandung unsur subsidi. Harga pupuk urea dan ZA terdapat unsur subsidi jadi harga bayangan yang dipakai untuk urea dan ZA adalah sebesar Rp1.540,00 per kg dan Rp1.400,00 per kg, sedangkan untuk TSP dan KCL tidak mengandung unsur subsidi dan harga yang dipakai adalah harga aktualnya. Nilai total manfaat untuk usaha saprotan adalah sebesar Rp1.686.000,00 dan pada usaha tersebut total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp1.393.500,00.
5.8.1.2 Jasa Penyewaan Traktor Pada proses persiapan lahan sawah harus dilakukan pembalikan tanah untuk menggemburkan tanah dan mematikan penyakit pada tanah dengan cara pembajakan tanah dan alat yang digunakan untuk proses membajak tanah adalah traktor. Total manfaat yang diperoleh dari penyewaan traktor adalah sebesar Rp4.770.000,00 per tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan traktor, yaitu pembelian solar dan harga solar memiliki unsur subsidi, jadi harga solar harus dilakukan penyesuaian secara analisis ekonomi. Biaya total untuk jasa penyewaan traktor adalah sebesar Rp202.500,00 per tahun.
5.8.1.3 Usaha Huler Huler adalah tempat penggilingan padi, sehingga gabah padi berubah menjadi beras yang dipergunakan untuk konsumsi. Nilai total manfaat dari uasaha huler adalah sebesar Rp3.202.650,00 per tahun. Faktor produksi yang digunakan oleh huler salah satunya adalah solar yang terdapat unsur subsidi. Harga solar yang dipakai adalah harga yang telah disesuaikan yaitu sebesar Rp4.500,00 per liter, jadi total biaya yang dikeluarkan untuk usaha huler adalah sebesar Rp1.350.000,00 per tahun.
69
5.8.1.4 Usaha Benih Ikan Benih ikan yang dijual adalah benih ikan Nila dan Nilem. Harga benih ikan yang digunakan untuk analisis ekonomi adalah harga aktualnya, karena benih ikan dijual dipasar yang relatif bersaing dan benih ikan termasuk barang yang non-tradeable. Manfaat total yang dihasilkan dari usaha benih ikan adalah sebesar Rp3.100.000,00 per tahun dan total biaya yang diperlukan untuk usaha benih ikan tersebut adalah sebesar Rp1.026.680,00 per tahun. Total biaya tersebut digunakan untuk sewa lahan dan membayar tenaga kerja.
5.8.1.5 Tenaga Kerja Persiapan Lahan Sawah. Pada persiapan sawah terdapat 3 jenis tenaga kerja, yaitu tenaga kerja perbaikan pematang, tenaga kerja penanaman bibit, tenaga kerja menyiangi padi. Pada perbaikan pematang diperlukan tenaga kerja sebanyak 29 orang dengan lamanya waktu kerja adalah 1 HOK. Pada penanaman bibit dan menyiangi, masing-masing kegiatan memerlukan tenaga kerja sebanyak 43 orang dan 27 orang. Pada kegiatan penanaman bibit dan menyiangi memerlukan waktu kerja sebanyak 1 HOK dan kedua kegiatan tersebut biasanya dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Upah tenaga kerja yang dipakai dalam analisis ekonomi adalah nilai upah yang telah disesuaikan dengan menggunakan shadow wage. Pada umumnya. tenaga kerja yang dipakai dalam kegiatan persiapan lahan adalah tenaga kerja tak terdidik yang shadow wagenya bisa diasumsikan 0.5 dari nilai upah yang aktual. Nilai total manfaat dari kegiatan persiapan lahan adalah sebesar Rp1.492.500,00 per tahun dan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan penyusutan peralatan adalah sebesar Rp449.500,00 per tahun.
5.8.1.6 Tenaga Kerja Kontruksi Kolam Kontruksi kolam dilakukan satu kali selama berjalannya usaha budidaya ikan campuran. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan kontruksi kolam adalah sebanyak 10 orang dengan lamanya waktu kerja adalah 8 HOK. Nilai manfaat yang diperoleh dari kontruksi kolam adalah sebesar Rp800.000,00 dan nilai tersebut telah disesuaikan dengan menggunakan shadow wage. Total biaya
70
yang dikeluarkan oleh tenaga kerja untuk kontruksi kolam adalah sebesar Rp155.000,00.
5.8.1.7 Tenaga Kerja Panen a) Tenaga Kerja Panen pada Kegiatan Sawah Kegiatan panen dilakukan bila waktu pemeliharaan padi telah mencapai umur 115-120 hari. Pada proses panen dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 125 orang dengan lamanya waktu kerja 1 HOK. Nilai manfaat yang diperoleh dari kegiatan panen adalah sebesar Rp1.875.000,00 per tahun, nilai tersebut telah disesuaikan dengan menggunakan shadow wage. Total biaya yang dikeluarkan oleh tenaga kerja untuk kegiatan panen adalah sebesar Rp500.000,00 per tahun dan biaya tersebut digunakan untuk biaya perawatan dan penyusutan peralatan yaitu sabit. b) Tenaga Kerja Panen untuk Kegiatan Budidaya Ikan Campuran Tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan panen ikan campuran adalah 7 orang dengan lamanya waktu kerja sebanyak 1 HOK. Nilai manfaat yang diberikan berupa upah tenaga kerja adalah sebesar Rp140.000,00 per tahun dan nilai tersebut telah disesuaikan dengan menggunakan shadow wage. Pada kegiatan panen, seluruh biaya untuk pengadaan rokok dan peralatan panen ditanggung oleh pemilik kolam. Hal ini menyebabkan para tenaga kerja panen tidak perlu mengeluarkan biaya untuk proses panen pada kegiatan budidaya ikan campuran.
5.8.2
Identifikasi Secara Ekonomi Biaya dan Manfaat Tidak Langsung pada Kondisi Proyek
5.8.2.1 Usaha Pupuk Kandang Pupuk kandang diperlukan pada kegiatan persiapan kolam budidaya Udang Galah yang berfungsi untuk menumbuhkan pakan alami pada kolam budidaya. Nilai manfaat yang diperoleh dari hasil penjualan peralatan adalah sebesar Rp2.670.000,00 per tahun. Pembelian karung, merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan usaha pupuk kandang dan total biaya tersebut adalah sebesar Rp534.000,00 per tahun.
71
5.8.2.2 Usaha Kapur Kapur digunakan untuk menumbuhkan pakan alami pada kolam budidaya dan sebagai bahan campuran, agar struktur tanah pematang menjadi padat. Jenis kapur yang digunakan pada proses pemupukan adalah kapur Dolamit dan jenis kapur yang digunakan sebagai bahan campuran tanah adalah kapur tohor. Total manfaat yang diperoleh dari hasil penjualan kapur adalah sebesar Rp1.000.000,00 dan total biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha kapur adalah sebesar Rp606.000,00.
5.8.2.3 Usaha Bambu Bambu digunakan untuk pembuatan sosog dan shelter pada kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah. Jenis bambu yang digunakan untuk membuat sosog adalah bambu besar dan kecil, sedangkan untuk membuat shelter hanya diperlukan bambu kecil saja. Sosog digunakan untuk penahan tanah petang kolam agar tidak terjadi erosi atau untuk menghindari perembesan air dari dalam kolam ke luar kolam, sedangkan shelter berfungsi sebagai tempat belindung udang pada saat proses molting. Nilai manfaat dari usaha penjualan bambu tersebut adalah sebesar Rp10.840.000,00 dan biaya total yang dikeluarkan oleh penjual bambu tersebut adalah sebesar Rp1.000.000,00 (Lampiran14).
5.8.2.4 Pedagang Pengumpul Udang Galah Ketua Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah bekerja sama dengan pak Suharno (Seksi Pemasaran ) melakukan pekerjaan sampingan sebagai pedagang pengumpul Udang Galah. Pekerjaan sampingan tersebut dilakukan, karena dengan berperan sebagai pedagang pengumpul, selain melaksanakan tugas kelompok, yaitu mencari pasar untuk hasil produksi pendederan dan pembesaran Udang Galah, juga bisa mendapatkan pendapatan tambahan dari penjualan Udang Galah tersebut. Nilai manfaat dari penjualan Udang Galah tersebut adalah sebesar Rp174.720.000,000 dengan biaya total yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp159.043.381,00.
72
5.8.2.5 Tenaga Kerja a) Tenaga Kerja Kontruksi Kolam Total tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat kontruksi kolam pendederan seluas 1.700 m2 adalah sebanyak 10 orang dengan lamanya waktu kerja sebanyak 15 HOK. Secara ekonomi, upah total untuk tenaga kerja konstruksi kolam adalah sebesar Rp1.500.000,00. Biaya untuk pengadaan perlengkapan konstruksi kolam seperti bambu, plastik, pipa paralon, paku disediakan oleh pemilik kolam dan biaya tersebut termasuk ke dalam biaya investasi. Nilai biaya total yang harus dikeluarkan tenaga kerja untuk perawatan dan penyusutan cangkul adalah sebesar Rp141.500,000. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kontruksi kolam pembesaran Udang Galah seluas 9.400 m2 adalah sebanyak 22 orang. Kegiatan kontruksi kolam pembesaran Udang Galah dapat berlangsung selama 25 HOK. Bila dilakukan analisis ekonomi, maka upah tenaga kerja untuk kontruksi kolam pembesaran Udang Galah adalah sebesar Rp5.500.000,00. Biaya yang harus dikeluarkan untuk penyusutan dan perawatan cangkul yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut adalah sebesar Rp341.000,000. Nilai total dari manfaat dari tenaga kerja kontruksi kolam pendederan dan pembesaran Udang Galah adalah sebesar Rp7.000.000,00 dengan total biaya yang harus dikeluarkan oleh tenaga kerja tersebut adalah sebesar Rp496.000,00. Perhitungan lebih lengkap untuk tenaga kerja persiapan kolam ada pada Lampiran 14. b)
Tenaga Kerja Persiapan Kolam Persiapan kolam untuk pemeliharaan yang dilakukan sebelum penebaran
benih adalah perbaikan fisik kolam, seperti perbaikan pematang, penutupan kebocoran, saluran air, perbaikan atau penggantian shelter dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan dan pembuangan air. Sebelum kolam pemeliharaan diisi air, dilakukan pengangkatan Lumpur di dasar kolam. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk persiapan kolam pendederan Udang Galah adalah sebanyak 5 orang, dengan lamanya waktu kerja sebanyak 1 HOK. Secara analisis ekonomi, biaya untuk tenaga kerja persiapan kolam tersebut adalah sebesar Rp300.000,00 per tahun dan biaya yang dikeluarkan oleh para pekerja tersebut
73
adalah sebesar Rp77.500,00 per tahun. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja persiapan kolam pendederan Udang Galah sudah termasuk uang untuk konsumsi dan untuk uang rokok. Pada kegiatan pembesaran Udang Galah, total tenaga kerja yang dibutuhkan untuk proses persiapan kolam adalah sebanyak 18 orang. Kegiatan persiapan kolam tersebut berlangsung selama 1 HOK. Nilai manfaat dari upah tenaga kerja persiapan kolam pembesaran Udang Galah adalah sebesar Rp540.000,00 per tahun dan biaya yang harus dikeluarkan oleh para pekerja tersebut adalah sebesar Rp279.000,00 per tahun. Nilai total untuk manfaat dari upah tenaga kerja untuk persiapan kolam pendederan dan pembesaran Udang Galah adalah sebesar Rp840.000,00 per tahun, sedangkan total biaya yang harus dikeluarkan oleh para tenaga kerja tersebut untuk perawatan dan penyusutan cangkul adalah sebesar Rp356.500,00 per tahun. c) Tenaga Kerja Harian Anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah tidak semuanya yang menjadi pembudidaya Udang Galah, diantara para anggota kelompok ada yang berperan sebagai pemilik dan pengelola. Para pemilik biasanya memiliki matapencaharian lain, selain usaha budidaya Udang Galah dan budidaya udang dijadikan sebagai usaha sampingan (Tabel 6). Para pemilik tambak yang tidak mempunyai waktu untuk mengelola kegiatan harian budidaya Udang Galah, biasanya memperkerjakan orang lain untuk membantu para pembudidaya dalam kegiatan harian selama proses budidaya Udang Galah berlangsung. Pada umumnya, tenaga kerja yang digunakan untuk tenaga kerja harian pada budidaya Udang Galah adalah anggota keluarga dari para pemilik kolam pendederan atau pembesaran Udang Galah. Tenaga kerja harian tersebut bertugas untuk memberi pakan, pemantauan kondisi fisik kolam dan mengontrol kualitas air kolam. Total tenaga kerja harian yang diperlukan pada kegiatan pendederan Udang Galah, yaitu sebanyak 1 orang dengan lama kerja 60 HOK per musim tanam. Secara analisis ekonomi, manfaat berupa upah tenaga kerja harian adalah sebesar Rp1.800.000,00 per tahun. Biaya pengadaan perlengkapan untuk kegiatan proses budidaya telah disediakan oleh pemilik tambak, jadi tidak ada biaya yang
74
harus dikeluarkan oleh tenaga kerja tersebut dalam melakukan aktivitas harian selama proses budidaya Udang Galah berlangsung. Pada kegiatan pembesaran Udang Galah , total tenaga kerja yang diperlukan adalah sebanyak 5 orang. Lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan aktivitas harian dalam kegiatan pembesaran Udang Galah adalah 90 HOK. Manfaat yang diperoleh berupa upah untuk tenaga kerja harian adalah sebesar Rp8.550.000,00 per tahun dan tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh tenaga kerja tersebut untuk kegiatan pembesaran Udang Galah. Biaya seluruh kebutuhan untuk proses produksi pembesaran Udang Galah, ditanggung oleh pemilik kolam. d)
Tenaga Kerja Panen Kegiatan pendederan Udang Galah memerlukan proses pemeliharaan
selama 2 bulan untuk siap dipanen. Pada kegiatan panen diperlukan total tenaga kerja untuk total lahan seluas 1.700m2 adalah sebanyak 7 orang. Kegiatan panen tersebut biasanya memerlukan waktu 1 HOK karena kegiatan panen Udang Galah meliputi pengambilan udang lalu dilanjutkan ke proses penyortiran. Pada umumnya, tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan panen adalah para anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah atau kerabat dari pemilik kolam pendederan. Kegiatan panen memberikan manfaat berupa upah tenaga kerja yaitu sebesar Rp420.000,00 per tahun. Tenaga kerja panen tidak perlu mengeluarkan biaya pada kegiatan panen, karena makanan dan rokok telah disediakan oleh pemilik kolam dan pengadaan seluruh peralatan panen ditanggung oleh pemilik kolam. Proses panen pada kegiatan pembesaran dilakukan setelah 4 bulan pemeliharaan dan pada kegiatan tersebut dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 36 orang. Kegiatan panen tersebut biasanya memerlukan waktu 1 HOK dan nilai manfaat yang diberikan berupa upah tenaga kerja adalah sebesar Rp1.080.000,00 per tahun. Pada kegiatan panen, seluruh biaya untuk pengadaan kosumsi, rokok dan peralatan panen ditanggung oleh pemilik kolam pembesaran. Hal ini menyebabkan para tenaga kerja panen tidak perlu mengeluarkan biaya untuk proses panen pada kegiatan pembesaran.
75
5.9 Analisis Ekonomi Analisis ekonomi adalah analisis yang digunakan untuk menghitung manfaat dan biaya proyek dari segi pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan sebagai pihak yang berkepentingan dalam proyek. Hasil dari analisis ekonomi adalah hasil total atau produktivitas suatu proyek untuk masyarakat. Pada penelitian ini, perhitungan analisis ekonomi dari Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya dilakukan dengan cara diskonto dengan kisaran umur teknis selama 10 tahun untuk total lahan kolam seluas 12.000 m2. Nilai discount rate yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 15%. Nilai tersebut paling tinggi untuk mengukur social opportunity cost of capital yang digunakan sebagai discount rate social yang rasional untuk Negara berkembang (Gittinger 1986). Apabila pada discount rate 15% kegiatan usaha yang dilakukan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah masih layak, maka kegiatan tersebut akan selektif terhadap kemungkinan yang akan terjadi. Pada analisis ekonomi digunakan kriteria investasi sebagai dasar untuk alat ukur yang menentukan apakah suatu proyek layak atau tidak untuk dilaksanakan dan kriteria investasi yang digunakan pada penelitian ini adalah NPV dan NET BCR. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 11, kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah yang bertempat di Desa Situjaya memperoleh manfaat bersih sekarang (NPV) sebesar Rp288.149.354,53 Nilai NPV yang diperoleh pada penelitian ini adalah lebih besar dari nol dan hal tersebut bisa diartikan bahwa Kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah dalam melakukan usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah bisa menghasilkan keuntungan secara ekonomi. Nilai perbandingan antara manfaat dengan biaya yang diskontokan adalah sebesar 1,95 berarti setiap pengeluaran sebesar Rp1,00 berdasarkan nilai sekarang akan menghasilkan manfaat bersih sebanyak Rp1,95 nilai sekarang dan kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah layak secara ekonomi. Hasil perhitungan analisis ekonomi dalam bentuk cashflow Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah dapat dilihat pada Tabel 11. Penelitian mengenai kelayakan usaha budidaya Udang Galah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, misalnya oleh Fitriyani TA yang melakukan analisis ekonomi pemanfaatan sawah untuk usaha pembesaran udang
76
Galah di Desa Muktisari Kabupaten Ciamis. Peneliti berikutnya adalah Triwahyuni A mengenai analisis ekonomi Usaha Budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Puspasari di Desa Tambaksari, Kabupaten Ciamis pada tahun 2005. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa NPV dari kegiatan usaha pembesaran Udang Galah di Desa Muktisari adalah Rp(6.577.468,42) dan kegiatan budidaya Udang Galah yang dilakukan oleh Kelompok Tani Puspasari adalah Rp(535.714.165,20), kedua nilai NPV tersebut kurang dari nol. Perolehan nilai negatif pada NPV akan menyebabkan nilai pada BCR kurang dari satu, yang menunjukkan bahwa pengembangan (proyek) dari kedua penelitian tersebut tidak layak untuk dikembangkan. Faktor dukungan pemerintah untuk pengembangan proyek dapat mendorong keberhasilan suatu proyek. Pada penelitian sebelumnya mengenai kelayakan usaha budidaya Udang Galah, pemerintah kurang begitu berperan pada pengembangan usaha budidaya Udang Galah, sehingga hal ini menjadi salah satu penyebab ketidaklayakan pengembangan usaha tersebut. Keberhasilan usaha budidaya Udang Galah di Desa Situjaya tidak lepas dari dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Garut dalam bentuk bantuan modal untuk usaha budidaya Udang Galah dan pendampingan dari STTPL-Bogor dan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut.
Tabel 11. Analisis Ekonomi Cashflow Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya (DF 15%), Tahun 2005 (Satuan dalam Rupiah) Keterangan Inflow A. Manfaat ….Langsung 1. Penerimaan Penjualan Ikan 2. Penerimaan Penjualan Padi 3. Penerimaan Kelompok MGR B. Manfaat Tidak Langsung
Tanpa Proyek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7.552.000,00 24.899.400,00 286.290.000,00 286.290.000,00
1. Usaha Saprokan 2. Penyewaan Traktor 3. Usaha penggilingan padi
1.686.000,00
4. Usaha benih ikan 5. Usaha pupuk kandang 6. Usaha Kapur
3.100.000,00
7. Usaha Bambu 8. Tenaga kerja persiapan lahan sawah 9. Tenaga kerja Panen sawah 10. Tenaga kerja kontruksi kolam 11.Tenaga kerja Panen kolam 12.Tenaga kerja kontruksi kolam 13.Tenaga kerja persiapan kolam
Proyek 0
286.290.000,00 286.290.000,00 286.290.000,00 286.290.000,00
286.290.000,00 286.290.000,00 286.290.000,00 286.290.000,00
954.000,00 3.202.650,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
10.840.000,00
10.840.000,00
10.840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
10.840.000,00 10.840.000,00
10.840.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
10.840.000,00 10.840.000,00 10.840.000,00 10.840.000,00
1.492.500,00 1.875.000,00 800.000,00 140.000,00 7.000.000,00 840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
77
Lanjutan Tabel 11. Keterangan
Tanpa Proyek
(Satuan dalam Rupiah) Proyek 0
14.Tenaga kerja apanen udang 15.Tenaga kerja uharian 16.Pedagang Pengumpul Udang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
174.720.000,00 174.720.000,00
174.720.000,00 174.720.000,00 174.720.000,00 174.720.000,00
174.720.000,00 174.720.000,00 174.720.000,00 174.720.000,00
C. Nilai Sisa 290.000.000,00
1. Lahan
1.500.299,30
2. Peralatan D. Bantuan dari Pemerintah Total Inflow
20.000.000,00 45.701.550,00
7.000.000,00
486.410.000,00 506.410.000,00
486.410.000,00 486.410.000,00 486.410.000,00 486.410.000,00
486.410.000,00 486.410.000,00 486.410.000,00 777.910.299,30
Outflow A. Biaya Langsung a. Biaya investasi 1. Lahan 2. Kontruksi kolam 3. Rumah jaga
266.500.000,00 11.649.000,00 1.500.000,00
4. Peralatan - Bambu Besar
10.240.000,00
10.240.000,00
- Bambu Kecil
1.520.000,00
1.520.000,00
- Plastik
882.000,00
882.000,00
- Paku
488.250,00
488.250,00
- Paralon 2" - Paralon 5"
288.000,00
288.000,00
1.150.000,00
1.150.000,00
- Paralon 4"
735.000,00
- Patromak - Timbangan - Buleng
40.000,00 125.000,00 160.000,00
735.000,00 40.000,00
40.000,00
40.000,00
160.000,00
125.000,00 160.000,00
160.000,00
78
(Satuan dalam Rupiah)
Lanjutan Tabel 11. Keterangan
Tanpa Proyek
- Jala Besar
Proyek 0
1
2
3
4
5
6
7
8
500.000,00
500.000,00
500.000,00
- Anco
50.000,00
50.000,00
50.000,00
- Tambang
13.500,00
13.500,00
13.500,00
- Lambit
20.000,00
20.000,00
- Sepatu boot
20.000,00
- Payung
20.000,00
- Selang
10.000,00
- Jodang - Jala Kecil - Whiteboard …...Sedang - Whiteboard aaaaKecil
20.000,00
20.000,00 10.000,00
10.000,00
10.000,00 750.000,00
60.000,00
60.000,00
60.000,00
300.000,00
300.000,00
300.000,00
45.000,00
45.000,00
25.000,00
25.000,00
11.100,00
- Spidol
10
20.000,00
750.000,00
- Tabung Oksigen
9
11.100,00
11.100,00
11.100,00
11.100,00
11.100,00
11.100,00
11.100,00
11.100,00
11.100,00
11.100,00
- Penghapus
7.500,00
7.500,00
7.500,00
7.500,00
7.500,00
7.500,00
7.500,00
7.500,00
7.500,00
7.500,00
7.500,00
- Buku Kas
13.000,00
13.000,00
13.000,00
13.000,00
13.000,00
13.000,00
13.000,00
13.000,00
13.000,00
13.000,00
13.000,00
- Buku Folio
16.000,00
16.000,00
16.000,00
16.000,00
16.000,00
16.000,00
16.000,00
16.000,00
16.000,00
16.000,00
16.000,00
- Bolpoin
12.000,00
12.000,00
12.000,00
12.000,00
12.000,00
12.000,00
12.000,00
12.000,00
12.000,00
12.000,00
12.000,00
- Tempat Arsip
20.000,00
20.000,00
6.300,00
6.300,00
9.200.000,00
- Map Arsip b. Biaya Tetap 1. Sewa Lahan 2. Kontruksi Kolam 3. Perawatan aaaaPeralatan 4. Penyusutan Peralatan
16.200.000,00
9.200.000,00
9.200.000,00
9.200.000,00
9.200.000,00
9.200.000,00
9.200.000,00
9.200.000,00
9.200.000,00
9.200.000,00
469.500,00
469.500,00
469.500,00
469.500,00
469.500,00
469.500,00
469.500,00
469.500,00
469.500,00
1.905.000,00 82.750,00 848.900,00
3.875.020,00
3.875.020,00
3.875.020,00
3.875.020,00
3.875.020,00
3.875.020,00
3.875.020,00
3.875.020,00
3.875.020,00
469.500,00 3.875.020,00
79
(Satuan dalam Rupiah)
Lanjutan Tabel 11. Keterangan
Tanpa Proyek
5. Gaji pengurus kelompok MGR
Proyek 0
1
2
3
2.400.000,00
2.400.000,00
2.400.000,00
20.250.000,00
20.250.000,00
- Benur
22.500.000,00
- Tokolan
51.480.000,00
4 2.400.000,00
5
6
7 2.400.000,00
8 2.400.000,00
9 2.400.000,00
10
2.400.000,00
2.400.000,00
2.400.000,00
20.250.000,00
20.250.000,00 20.250.000,00
20.250.000,00
20.250.000,00 20.250.000,00 20.250.000,00 20.250.000,00
22.500.000,00
22.500.000,00
22.500.000,00 22.500.000,00
22.500.000,00
22.500.000,00 22.500.000,00 22.500.000,00 22.500.000,00
51.480.000,00
51.480.000,00
51.480.000,00 51.480.000,00
51.480.000,00
51.480.000,00 51.480.000,00 51.480.000,00 51.480.000,00
42.660.000,00
42.660.000,00
42.660.000,00
42.660.000,00 42.660.000,00
42.660.000,00
42.660.000,00 42.660.000,00 42.660.000,00 42.660.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
2.670.000,00
5. Kapur Dolamit
672.000,00
672.000,00
672.000,00
672.000,00
672.000,00
672.000,00
672.000,00
672.000,00
672.000,00
672.000,00
6. Biaya telepon 7. Biaya Transportasi + kosumsi
600.000,00
600.000,00
600.000,00
600.000,00
600.000,00
600.000,00
600.000,00
600.000,00
600.000,00
600.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
8. Tenaga kerja - Buruh Persiapan qKolam
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
840.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
1.500.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
8.550.000,00
c. Biaya Variabel 1. Benih - Padi - Ikan - Udang Pasca Larva
404.250,00 1.030.000,00
2. Pakan 3. Pupuk
2.384.340,00
- Pupuk Kandang 4. Obat-obatan
1.080.000,00
- Buruh Panen - Buruh Pengelola - Buruh persiapan wlahan
2.015.000,00
1.492.500,00
9. Sewa Traktor
1.752.000,00
80
Lanjutan Tabel 11. Keterangan
Tanpa Proyek
(Satuan dalam Rupiah) Proyek 0
10 . Isi Tabung Oksigen 11. Sewa alat Panen 12. Pembelian pakan odari suplayer B. Biaya Tidak Langsung 1. Usaha Saprotan 2. Penyewaan …Traktor 3. Usaha .penggilingan padi 4. Usaha Benih ikan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00
3.939.000,00
3.939.000,00
3.939.000,00
3.939.000,00
3.939.000,00
3.939.000,00
3.939.000,00
3.939.000,00
3.939.000,00
3.939.000,00
39.721.500,00
39.721.500,00
39.721.500,00
39.721.500,00 39.721.500,00
39.721.500,00
534.000,00
534.000,00
534.000,00
39.721.500,00 39.721.500,00 39.721.500,00 39.721.500,00
1.393.500,00 202.500,00 1.350.000,00 1.026.680,00
5. Usaha pupuk kandang 6. Usaha Kapur 7. Usaha Bambu 8. Tenaga kerja persiapan lahan sawah 9. Tenaga kerja panen padi 10. Tenaga kerja ..kontruksi kolam ..ikan 11. Tenaga kerja ..kontruksi kolam ..udang 12.Tenaga kerja persiapan kolam 13.Biaya pedagang pengumpul udang
1
534.000,00
534.000,00
534.000,00
534.000,00
534.000,00
534.000,00
534.000,00
606.000,00
606.000,00
606.000,00
606.000,00
606.000,00
606.000,00
606.000,00
606.000,00
606.000,00
606.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
356.500,00
356.500,00
356.500,00
356.500,00
356.500,00
356.500,00
356.500,00
356.500,00
356.500,00
356.500,00
449.500,00 500.000,00 155.000,00
496.000,00
159.043.381,00 159.043.381,00
159.043.381,00 159.043.381,00 159.043.381,00 159.043.381,00
159.043.381,00 159.043.381,00 159.043.381,00
159.043.381,00
81
Lanjutan Tabel 11. Total Outflow
33.107.890,00
297.672.650,00
373.126.510,00 373.126.510,00
373.336.501,00 374.070.001,00 373.126.510,00 388.831.051,00
373.196.501,00 374.820.001,00 373.336.501,00 373.126.501,00
Net Benefit
11.429.630,00 (290.672.650,00)
113.283.499,00 113.283.499,00
113.073.499,00 112.339.999,00 113.283.499,00
97.578.949,00
113.213.499,00 111.589.999,00 113.073.499,00 404.783.798,30
(302.102.280,00)
101.853.869,00 121.853.869,00
101.643.869,00 100.910.369,00 101.853.869,00
86.149.319,00
101.783.869,00 100.160.369,00 101.643.869,00 393.354.168,30
Incremental Net Benefit DF 15% PV
1,00
0,87
0,76
0,66
(302.102.280,00)
88.568.581,74
92.139.031,38
66.832.493,79
PV+
590.251.634,53
PV-
(302.102.280,00)
NVP Net B/C
0,50
0,43
57.695.830,99 50.639.374,07
0,57
37.244.727,97
0,38
0,33
0,28
0,25
38.264.326,42 32.742.602,30 28.893.531,37 97.231.134,49
288.149.354,53 1,95
82
84
sumber air yang berasal dari Situ Ciburial digunakan untuk pengairan kegiatan pertanian dan perikanan. 2)
Perlu dibangun hatchery skala rumah tangga untuk mengefektifkan produksi kegiatan pendederan, karena sering kali kegiatan pendederan terhambat yang disebabkan oleh keterlambatan kiriman benih dari UPUG-Pamarican.
3)
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai optimasi faktor-faktor produksi pada usaha budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, sehingga dapat diketahui tingkat optimasi penggunaan input agar keuntungannya maksimum.
4)
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai surplus konsumen pada manfaat langsung dari usaha budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya.
85
DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. 1998. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (Puslitbangtanak) Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Bogor : Puslitbangtanak Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Choliq A et al. 1999. Evaluasi Proyek (Suatu Pengantar). Bandung : PT Pionir Jaya. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut. 2004. Potensi Perikanan Budidaya. Garut : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut 2004. Fauzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi: Panduan Singkat. Bogor : Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 6-7 14-15 . Fitriyani TA. 2004. Analisis Ekonomi Pemanfaatan Lahan Sawah untuk Pembesaran Udang Galah di Desa Muktisari, Kabupaten Ciamis [ Skripi ]. Bogor : Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Sutomo S dan Mangiri K, penerjemah. Jakarta :UI-Press. Terjemahan dari: Economic Analysis Of Agriculture. Hadie LW et al. 2000. Prospek dan Peluang Usaha Budidaya Udang Galah. Di dalam : Hasil Penelitian Budidaya Udang Galah. Prosiding Workshop Hasil Penelitian Budidaya Udang Galah ; Jakarta 26 Juli 2000. Jakarta : Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan; 2001.4344. Hadie W; Hadie LE. 2004. Budidaya Udang Galah GIMacro di Kolam Irigasi, Sawah Tambak, dan Tambak. Jakarta : Penebar Swadaya. Husnan S et al. 1999. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Kadariah et al. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Khairuman; Amri K. 2004. Budidaya Udang Galah secara Intensif. Depok : PT Agromedi Pustaka.
86
Koeshendrajana et al. 2000. Tinjauan Aspek Sosial Ekonomi. Di dalam : Hasil Penelitian Budidaya Udang Galah. Prosiding Workshop Hasil Penelitian Budidaya Udang Galah; Jakarta 26 Juli 2000. Jakarta : Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan; 2001.33. Kompas. 2005. Pemerintah Berikan Subsidi Untuk Beberapa Jenis Pupuk. http://www.kompas.com. [17 Februari 2005]. Nazir M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rodjak A. 2005. Manajemen Usaha Tani.Bandung : PT Pustaka Giratuna. Rusli S. 1995. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES. Satria A et al. 2002. Menuju Desentralisasi Kelautan. Jakarta : PT Pustaka Cisendo. Soeratno; Arsad L. 1993. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : UPP YKPN. Suara Pembaharuan. 2005. Stok BBM Aman Tetapi antrian Makin Panjang. http://www.suarapembaharuan.com.[22 September 2005]. Triwahyuni A. 2005. Analisis Ekonomi Usaha Budidaya Udang Galah Kelompok Tani Puspasari di Desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis [Skripi ]. Bogor : Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
87
Lampiran 1. Wilayah Kabupaten Garut
Lokasi Penelitian
Keterangan Kecamatan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Limbangan Selaawi Malangbong Kersamanah Cibatu Cibiuk Kadungora Leles Leuwigoong Banyuresmi
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Sukawening Karangtengah Pangatikan Wanaraja Sucinaraja Karangpawitan Tarogong Kaler Samarang Tarogong Kidul Garut Kota Cilawu
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Bayongbong Pasirwangi Sukaresmi Cisurupan Cigedug Banjarwangi Singajaya Cihurip Cikajang Pamulihan
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
Bungbulang Cisewu Talegong Caringin Mekarmukti Pakenjeng Cikelet Pamengpeuk Cisompet Cibalong Peundeuy
88
Lampiran 2. Sruktur Organisasi Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005
-
-
PEMBINA BAPPEDA-Garut Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut STTPL-Bogor
KETUA Daud Azizi
BENDAHARA Enden
SEKRETARIS Iwa
SEKSI SAPROKAN Daris
SEKSI PEMASARAN Suhartono
ANGGOTA
89
Lampiran 3. Daftar Anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 NO NAMA 1 Daud Azizi
JABATAN Ketua
2
Kusnadi
Anggota
3
Jajang Bustomi
Anggota
4
Daris Gumilar
Seksi Saprokan
5
Haris
Anggota
6
Iwa Karmila
Sekretaris
7
M. Anang
Anggota
8
Suhartono
Seksi Pemasaran
9
Iip
Anggota
10
Dadang
Anggota
11
Khaidir
Anggota
12
H.Iyan
Anggota
13
Enden Komariah
Anggota
14
H. Nana
Anggota
15
H. Maman
Anggota
16
H. ahmad
Anggota
17
Kurnaedi
Anggota
18
Yamid
Anggota
19
Jajang Saepudin
Anggota
20
Maman suparman
Anggota
21
Aminah
Anggota
22
Sobri
Anggota
23
Amang
Anggota
24
Oman
Anggota
24
Ujang Komar
Anggota
26
P. Rukmana
Anggota
90
Lampiran 4. Identitas Responden Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Tahun 2005 Umur (Tahun)
Pendidikan
Daud Azizi
35
SLTA
Pembudidaya
5
2
Kusnadi
51
STM
Pegawai Negeri
3
3
Jajang
55
SD
Pembudidaya
7
4
Haris
50
SLTA
Wiraswasta
2
5
Iwa
27
SLTA
Pedagang
-
6
Daris
30
SLTA
Pembudidaya
1
7
Anang
40
SLTA
Pembudidaya
2
8
Iip
30
SLTA
Pembudidaya
2
9
Suhartono
40
S2
Pegawai negeri
2
10
Dadang
40
SD
Pembudidaya
3
No
Nama Responden
1
Pekerjaan
Tanggungan Keluarga (orang)
91
Lampiran 5. Hasil-Hasil Kesepakatan Rapat Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 HASIL-HASIL KESEPAKATAN RAPAT ANGGOTA KELOMPOK MITRA GEMAH RIPAH 1. Tanggal/Hari
: 17 Agustus 2004
2. Waktu
: 14.00 – 17.30 WIB
3. Tempat
: Rumah Jaga Kelompok
4. Peserta yang menghadiri Rapat Kelompok a. Pengurus dan Anggota Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah sebanyak 13 Orang. b. Petugas Dinas Peternakan dan perikanan Kabupaten Garut sebanyak 2 orang. c. Petugas KCD Perikanan dan Kelutan Wil. Garut sebanyak 1 orang. d. Petugas Penyuluhan Lapangan sebanyak 1 orang. 5. Hasil-hasil rapat a. Susunan Pengurus Jumlah pengurus Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah sebanyak lima orang, dengan susunan kepengurursan sebagai berikut : Ketua
: Daud Aziji
Sekretaris
: Karmila
Bendahara
: Enden. K
Seksi-Seksi -
Seksi Saprokan: Mas Anang
-
Seksi Pemasaran: Ir. Suhartono
b. Uraian Tugas dan Wewenang Ketua a. Bertindak keluar dan kedalam sebagai wakil dari kelompok. b. Sebagai pengawas umum bidang usaha. c. Mengatur hak dan kewajiban anggota. d. Mengatur atau menjadwal kunjungan kepada anggota secara rutin. e. Membina mental dan kesejahteraan anggota. f. Meningkatkan disiplin kerja anggota dan tertib organisasi.
92
g. Bersama-sama dengan pengurus lain dan anggota membuat perencanaan kegiatan produksi, panen, pemasaran dan anggaran Pendapatan dan Belanja. h. Menjaga agar rencana kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja kelompok dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. i. Bertanggungjawab kepada anggota.
Sekretaris a. Surat-menyurat. b. Menyelanggarakan rapat dan notulen. c. Menyimpan dokumentasi surat-surat. d. Membuat dan menyimpan data pelaksanaan pembudidaya udang didalam dan diluar kelompok (data benur, jumlah benur, asal benur) - kolam
: Pemilik kolam, ukuran kolam dan jumlah kolam.
- Panen
: Pemilik kolam, ukuran udang, jumlah udang, jenis udang,
………………….asal dan nama tempat pembelian dan nama pembeli. - Pakan
: Merk pakan, kualitas pakan, ukuran pakan, jenis pakan,
………………….asal pakan dan jumlah pakan yang digunakan. e. Menangani pelaporan kedalam dan keluar kelompok untuk bulanan dan tahunan. f. Bertanggungjawab kepada ketua.
Bendahara a. Mengelola, mengawasi, mengamankan dan bersama-sama ketua memberikan persetujuan pengeluaran keuangan berdasarkan rencana. b. Menyusun Anggaran Belanja secara periodik, laporan keuangan bulanan dan tahunan. c. Merlaksanakan sistem pembukuan kelompok d. Menjaga keseimbangan antara modal sendiri dan modal luar. e. Mengadakan pemupukan modal sendiri dari anggota. f. Mengadakan, menginventarisir/penelitian/analisa semua hutang piutang anggota, non anggota yang menunggak.
93
g. Bertanggungjawab kepada ketua.
Seksi Sarana produksi Perikanan a. Membuat/menginventarisir kolam anggota (pemilik kolam, luas kolam, jumlah kolam). b. Membuat perencanaan kebutuhan alat, benih, dan pakan. c. Menginventaris/menyimpan dan melaporkan alat-alat perikanan yang masih bisa digunakan dan yang tidak. d. Mempersiapkan dan koordinasi kebituhan alat-alat perikanan untuk proses penanaman benur dan proses pemanenan, bersama-sama dengan pemilik kolam dan anggota lainnya. e. Mengkoordinasi kegiaatan bersama terhadap anggota yang membutuhkan bantuan apabila kolam dan saluran air mengalami kerusakan. f. Bertanggungjawab kepada ketua.
Seksi Pemasaran a. Membuat perencanaan pemasaran secara berkala. b. Mencari Mitra Kerja dan Mitra Usaha yang dapat meningkatkan kegiatan usaha kelompok. c. Mencari dan menciptakan pasar yang lebih luas. d. Berupaya mempertahankan nilai/harga jual udang e. Menata dan meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen. f. Bertanggungjawab kepada ketua.
6. Kesepakatan Jual Beli Benur, Tokolan dan Pakan a. Benur -
Harga jual/ beli ke anggota sebesar Rp50,00 dengan ketentuan Rp10,00 disetor ke kas kelompok.
-
Dalam setiap pemesanan benur dikoordinir oleh seksi Saptokan dengan pesanan paling sedikit ke produsen benur sebanyak 30.000 ekor.
94
b. Tokolan Harga jual beli Tokolan dari dan Untuk anggota dengan ukuran : -
150 ekor-250 ekor per kg adalah sebesar Rp250,00
-
> 250 ekor-350 ekor per kg adalah sebesar Rp200,00
-
>450 ekor-600ekor per kg adalah sebesar Rp175,00
Dalam setiap jual beli Tokolan antara anggota dipotong sebesar Rp5,00 per ekor untuk kas kelompok.
c. Udang Kosumsi Penjualan Udang Konsumsi ini dibagi dalam dua kelas disesuaikan dengan ukuran dan kebutuhan : -
Penjualan Lokal : Ukuran (size) : - 20-30 ekor per kg adalah sebesar Rp35.000,00 - 31-40 ekor per kg adalah sebesar Rp30.000,00 - 41-45 ekor per kg adalah sebesar Rp25.000,00
-
Penjualan Keluar Kabupaten Garut atau Perusahaan Ukuran (size): - 25-30 ekor per kg adalah sebesar Rp35.000,00 - 20 ekor per kg adalah sebesar Rp35.000,00 - 15 ekot per kg adalah sebesar Rp37.000,00
Catatan -
Besaran nilai yang diperuntukan untuk kas Kelompok dari hasil penjualan udang kosumsi belum disepakati.
-
Setiap anggota yang mendapat giliran panen kemudian dikolamnya masih menyisakan udang yang harus dipelihara, maka dalam pertemuan disepakati :
a. Ukuran Udang sisa hasil panen dijual roat dengan harga beli oleh kelompok sebesar Rp22.500,00. b. Apabila sipemilik ingin membeli kembali ke Kelompok maka kelompok akan menjual sebesar Rp25.000,00.
95
Demikian hasil-hasil rapat yang telah disepakati oleh anggota dalam pertemuan Kelompok pada Hari Jum’at, Tanggal 17 September 2004. Hal-hal lain atau ketetapan aturan main lainnya yang belum disepakati akan diatur pada pertemuan berikutnya dan akan dicari waktu yang tepat sehingga semua anggota, petugas lapangan, KCD dan petugas Kabupaten dapat hadir.
96
Lampiran 6. Standar Pemberian Pakan Untuk Kegiatan Pendederan Pemberian Pakan Per Minggu Umur (minggu)
Standar (Kg)
Komulatif (Kg)
1 1,10 2 2,10 3 3,15 4 4,50 5 5,25 6 6,30 7 7,35 8 8,40 Keterangan : Standar pakan untuk 21.000 ekor benur
1,10 3,20 6,35 10,55 15,80 22,10 29,45 37,85
Pemberian Pakan Per Hari (Ons) 1,50 3,00 4,50 6,00 7,50 9,00 10,50 12,00
97
Lampiran 7. Standar Pemberian Pakan Untuk Kegiatan Pembesaran Umur (minggu)
Pemberian Pakan Per Minggu Standar (Kg)
Komulatif (Kg)
1 3,47 3,47 2 5,56 9,03 3 6,71 15,74 4 9,32 25,06 5 11,61 36,67 6 14,16 50,83 7 16,12 66,95 8 16,35 83,3 9 18,93 102,23 10 19,04 121,27 11 18,25 139,52 12 18,91 158,43 13 19,41 177,84 14 20,65 198,49 15 21,89 220,38 16 22,96 243,34 Keterangan : Standar pakan untuk 21.000 ekor benur
Pemberian Pakan Per Hari (ons) 4,96 7,94 9,59 13,31 16,58 20,22 23,02 23,35 27,04 27,20 26,07 27,01 27,72 29,50 31,27 32,80
Lampiran 8. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Sawah) di Desa Situjaya, Tahun 2005 Keteranagan A. Biaya Investasi 1. Lahan 2. Peralatan - Cangkul - sabit - Semprotan B. Biaya tetap 1. PBB 2. Sewa lahan 3. Penyusutan Peralatan - Cangkul - sabit - Semprotan 4. Perawatan Peralatan - Cangkul - sabit - Semprotan
800
400
luas lahan 1400
400
1200
800
Rp14.500.000,00
Rp 86.000.000,00
Rp 43.000.000,00
Rp Rp
70.000,00 15.000,00
Rp Rp
70.000,00 15.000,00
Rp Rp
70.000,00 15.000,00
Rp 70.000,00 Rp 15.000,00 Rp 250.000,00
Rp Rp
70.000,00 15.000,00
Rp Rp Rp
70.000,00 15.000,00 250.000,00
Rp Rp
70.000,00 15.000,00
Rp Rp
100.000,00 693.360,00
Rp Rp
100.000,00 693.360,00
Rp Rp
50.000,00 346.680,00
Rp 175.000,00 Rp 1.213.380,00
Rp
50.000,00
Rp
150.000,00
Rp
100.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp Rp
14.000,00 3.000,00 25.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp Rp
14.000,00 3.000,00 25.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
Rp Rp Rp
1.500,00 1.000,00 5.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
Rp Rp Rp
1.500,00 1.000,00 5.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
Rp
90.000,00
Rp
90.000,00
Rp
45.000,00
Rp 180.000,00
Rp
45.000,00
Rp
180.000,00
Rp
90.000,00
Rp Rp Rp Rp
360.000,00 72.000,00 48.000,00 31.500,00
Rp Rp Rp Rp
360.000,00 72.000,00 48.000,00 31.500,00
Rp Rp Rp Rp
180.000,00 72.000,00 24.000,00 15.750,00
Rp 630.000,00 Rp 120.000,00 Rp 96.000,00 Rp 52.500,00
Rp Rp Rp Rp
180.000,00 48.000,00 24.000,00 15.750,00
Rp Rp Rp Rp
540.000,00 96.000,00 72.000,00 42.000,00
Rp Rp Rp Rp
360.000,00 72.000,00 48.000,00 31.500,00
97
C. Biaya Variabel 1. Persiapan Lahan - Perbaikan pematang - Sewa Traktor - Buruh Tandur - Buruh menyiangi 2. Benih
800
Lanjutan Lampiran 8. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Sawah) di Desa Situjaya, Tahun 2005
Keteranagan 3. Pupuk - TSP - KCL - ZA - Urea 4. Obat-obatan 5. Menggiling Padi 6. Buruh panen D. Penerimaan 1. Penjualan Padi
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
800 38.250,00 43.350,00 33.150,00 52.500,00 60.000,00 162.162,00 300.000,00
Rp 1.879.200,00
800 38.250,00 43.350,00 33.150,00 52.500,00 60.000,00 81.081,00 300.000,00
Rp 1.879.200,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
400 18.000,00 20.400,00 15.600,00 26.250,00 60.000,00 283.500,00 150.000,00
luas lahan 1400 Rp 67.500,00 Rp 76.500,00 Rp 58.500,00 Rp 93.750,00 Rp 120.000,00 Rp 81.081,00 Rp 450.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
400 18.000,00 20.400,00 15.600,00 26.250,00 60.000,00 243.243,00 150.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp
939.600,00
Rp 3.288.600,00
Rp
939.600,00
Rp 2.818.800,00
1200 58.500,00 66.300,00 50.700,00 82.500,00 120.000,00 162.162,00 360.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
800 38.250,00 43.350,00 33.150,00 52.500,00 60.000,00 162.162,00 300.000,00
Rp 1.879.200,00
98
Lanjutan Lampiran 8. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Sawah) di Desa Situjaya, Tahun 2005
Keterangan A. Biaya Investasi 1. Lahan 2. Peralatan - Cangkul - sabit - Semprotan B. Biaya tetap 1. PBB 2. Sewa lahan 3. Penyusutan Peralatan - Cangkul - sabit - Semprotan 4. Perawatan Peralatan - Cangkul - sabit - Semprotan C. Biaya Variabel 1. Persiapan Lahan - Perbaikan pematang - Sewa Traktor - Buruh Tandur
1000
800
luas lahan 500
400
43.000.000,00
Rp 36.000.000,00
Rp Rp
70.000,00 15.000,00
Rp Rp Rp
70.000,00 15.000,00 250.000,00
Rp Rp
Rp
100.000,00
Rp
125.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp Rp
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
Rp Rp Rp
400
600
Rp 18.000.000,00
Rp43.000.000,00
70.000,00 15.000,00
Rp Rp
70.000,00 15.000,00
Rp Rp
70.000,00 15.000,00
Rp Rp Rp
70.000,00 15.000,00 250.000,00
Rp Rp
70.000,00 15.000,00
Rp Rp
50.000,00 346.680,00
Rp
62.500,00
Rp
100.000,00
Rp Rp
50.000,00 346.680,00
Rp Rp
75.000,00 520.020,00
14.000,00 3.000,00 25.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp Rp
14.000,00 3.000,00 25.000,00
Rp Rp
14.000,00 3.000,00
Rp Rp Rp
1.500,00 1.000,00 5.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
Rp Rp Rp
1.500,00 1.000,00 5.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.000,00
90.000,00
Rp
135.000,00
Rp
45.000,00
Rp
45.000,00
Rp
90.000,00
Rp
45.000,00
Rp
90.000,00
360.000,00 72.000,00
Rp Rp
450.000,00 96.000,00
Rp Rp
180.000,00 48.000,00
Rp Rp
225.000,00 48.000,00
Rp Rp
360.000,00 72.000,00
Rp Rp
180.000,00 48.000,00
Rp Rp
270.000,00 72.000,00
99
Rp
800
Lanjutan Lampiran 8. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Sawah) di Desa Situjaya, Tahun 2005 luas lahan Keterangan - Buruh menyiangi 2. Benih 3. Pupuk - TSP - KCL - ZA - Urea 4. Obat-obatan 5. Menggiling Padi 6. Buruh panen D. Penerimaan 1. Penjualan Padi
1000
400
500
800
400
600
800 Rp Rp
48.000,00 31.500,00
Rp Rp
72.000,00 36.750,00
Rp Rp
24.000,00 15.750,00
Rp Rp
48.000,00 21.000,00
Rp Rp
48.000,00 31.500,00
Rp Rp
24.000,00 15.750,00
Rp Rp
48.000,00 21.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
38.250,00 43.350,00 33.150,00 52.500,00 60.000,00 202.702,50 300.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
49.500,00 56.100,00 42.900,00 67.500,00 120.000,00 81.081,00 330.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
18.000,00 20.400,00 15.600,00 26.250,00 60.000,00 101.493,00 150.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
22.500,00 25.500,00 19.500,00 33.750,00 60.000,00 162.162,00 180.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
38.250,00 43.350,00 33.150,00 52.500,00 60.000,00 81.081,00 300.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
18.000,00 20.400,00 15.600,00 26.250,00 60.000,00 121.621,50 150.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
29.250,00 33.150,00 25.350,00 41.250,00 60.000,00 60.952,50 210.000,00
Rp
1.879.200,00
Rp
2.349.000,00
Rp
939.600,00
Rp 1.174.500,00
Rp 1.879.200,00
Rp
939.600,00
Rp
1.409.400,00
100
Lanjutan Lampiran 8. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Sawah) di Desa Situjaya, Tahun 2005 luas lahan
300
A. Biaya Investasi 1. Lahan 2. Peralatan - Cangkul Rp - sabit Rp - Semprotan B. Biaya tetap 1. PBB Rp 2. Sewa lahan Rp 3. Penyusutan Peralatan - Cangkul Rp - sabit Rp - Semprotan 4. Perawatan Peralatan - Cangkul Rp - sabit Rp - Semprotan
Rp Rp Rp Rp Rp
Rata-rata 706,6666667
Rp 283.500.000,00
Rp 40.500.000,00
70.000,00 15.000,00
Rp Rp Rp
1.050.000,00 225.000,00 1.000.000,00
Rp Rp Rp
70.000,00 15.000,00 250.000,00
37.500,00 260.010,00
Rp Rp
1.325.000,00 4.420.170,00
Rp Rp
441.666,67 631.452,86
14.000,00 3.000,00
Rp Rp Rp
210.000,00 45.000,00 100.000,00
Rp Rp Rp
14.000,00 3.000,00 25.000,00
1.500,00 1.000,00
Rp Rp Rp
22.500,00 15.000,00 20.000,00
Rp Rp Rp
1.500,00 1.000,00 5.000,00
45.000,00 135.000,00 48.000,00 24.000,00 10.500,00
Rp Rp Rp Rp Rp
1.305.000,00 4.770.000,00 1.056.000,00 696.000,00 404.250,00
Rp
87.000,00
Rp Rp Rp
70.400,00 46.400,00 26.950,00
101
C. Biaya Variabel 1. Persiapan Lahan - Perbaikan pematang - Sewa Traktor - Buruh Tandur - Buruh menyiangi 2. Benih
Total 10600
Lanjutan Lampiran 8. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Sawah) di Desa Situjaya, Tahun 2005 luas lahan
300
Total 10600
3. Pupuk - TSP - KCL - ZA - Urea 4. Obat-obatan 5. Menggiling Padi 6. Buruh panen
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
13.500,00 15.300,00 11.700,00 20.625,00 60.000,00 31.185,00 120.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
D. Penerimaan 1. Penjualan Padi
Rp
704.700,00
Rp 24.899.400,00
504.000,00 571.200,00 436.800,00 706.875,00 1.080.000,00 2.017.669,50 3.750.000,00
Rata-rata 706,6666667 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
33.600,00 38.080,00 29.120,00 47.125,00 72.000,00 134.511,30 250.000,00
Rp 1.659.960,00
102
Lampiran 9. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Budidaya Ikan Campuran) di Desa Situjaya, Tahun 2005
Keterangan A.Biaya Investasi 1. Lahan 2. Kontruksi Kolam 3. Peralatan - Bambu Besar - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Anco - Sirib - Buleng - Timbangan
Rp Rp
14.500.000,00 702.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total 300
1400
Rata-Rata 466,6666667
Rp Rp
11.000.000,00 398.000,00
Rp Rp
25.500.000,00 2.705.000,00
Rp Rp
12.750.000,00 901.666,67
480.000,00 42.000,00 28.000,00 12.000,00 100.000,00 50.000,00 60.000,00 80.000,00 125.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
240.000,00 21.000,00 10.500,00 12.000,00 50.000,00 50.000,00 30.000,00 80.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.040.000,00 91.000,00 52.500,00 36.000,00 200.000,00 150.000,00 120.000,00 240.000,00 125.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
346.666,67 30.333,33 17.500,00 12.000,00 66.666,67 50.000,00 40.000,00 80.000,00 125.000,00
Rp Rp
87.500,00 1.000.000,00
Rp
37.500,00
Rp Rp
175.000,00 1.000.000,00
Rp Rp
58.333,33 500.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.500,00 1.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 1.000,00 500,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
750,00 1.000,00 1.000,00 2.000,00 2.000,00 1.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3.250,00 3.000,00 4.000,00 6.000,00 6.000,00 3.000,00 500,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.083,33 1.000,00 1.333,33 2.000,00 2.000,00 1.000,00 500,00
Rp
1.605.000,00
320.000,00 28.000,00 14.000,00 12.000,00 50.000,00 50.000,00 30.000,00 80.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp
50.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.000,00 1.000,00 1.000,00 2.000,00 2.000,00 1.000,00
103
B. Biaya Tetap 1. Pajak Bumi dan Bangunan 2. Sewa Lahan 3. Biaya Perawatan - Bambu Besar - Paralon 2" - Paralon 5" - Anco - Sirib - Buleng - Timbangan
400
Luas lahan ( m2) 700
Lanjutan Lampiran 9. Keadaan Usaha Tanpa Proyek (Budidaya Ikan Campuran) di Desa Situjaya, Tahun 2005 Keterangan 4. Biaya Penyusutan - Bambu Besar - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Anco - Sirib - Buleng - Timbangan C. Biaya Variabel 1. Benih Ikan Nila 2. Benih Ikan Nilem 3. Buruh Panen D. Penerimaan 1. Ikan Nila 2. Ikan Nilem
Luas lahan ( m2) 700
400
Total 1400
300
Rata-Rata 466,6666667
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
64.000,00 5.600,00 2.800,00 2.400,00 10.000,00 16.666,67 10.000,00 40.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
96.000,00 8.400,00 5.600,00 2.400,00 20.000,00 16.666,67 20.000,00 40.000,00 25.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
48.000,00 4.200,00 2.100,00 2.400,00 10.000,00 16.666,67 10.000,00 40.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
208.000,00 18.200,00 10.500,00 7.200,00 40.000,00 50.000,00 40.000,00 120.000,00 25.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
69.333,33 6.066,67 3.500,00 2.400,00 13.333,33 16.666,67 13.333,33 40.000,00 25.000,00
Rp Rp Rp
100.000,00 180.000,00 80.000,00
Rp Rp Rp
200.000,00 300.000,00 120.000,00
Rp Rp Rp
100.000,00 150.000,00 80.000,00
Rp Rp Rp
400.000,00 630.000,00 280.000,00
Rp Rp Rp
133.333,33 210.000,00 93.333,33
Rp Rp
880.000,00 1.152.000,00
Rp Rp
1.760.000,00 1.920.000,00
Rp Rp
880.000,00 960.000,00
Rp Rp
3.520.000,00 4.032.000,00
Rp Rp
1.173.333,33 1.344.000,00
104
Lampiran 10. Keadaan Usaha Kegiatan Pendederan Udang Galah Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005
Keterangan A.Biaya Investasi 1. Lahan 2. Kontruksi Kolam 3. Peralatan - Shelter dan Pasak - Bambu Besar - Bambu Kecil - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" B. Biaya Tetap 1. Pajak Bumi dan Bangunan 2. Sewa Lahan 3. Sewa alat panen 4.Perawatan Peralatan - Shelter dan Pasak - Paralon 5" - Paralon 2" - Paralon 4" 5. Penyusutan Peralatan - Bambu Besar
800
luas lahan (m2) 400
500
Total luas lahan 1700
Rata-Rata 566,6666667
Rp 1.392.000,00
Rp
494.000,00
Rp 18.000.000,00 Rp 1.810.000,00
Rp 18.000.000,00 Rp 3.696.000,00
Rp 18.000.000,00 Rp 1.232.000,00
Rp
800.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp
42.000,00 31.500,00 24.000,00 100.000,00 70.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
320.000,00 120.000,00 42.000,00 31.500,00 12.000,00 50.000,00 35.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
320.000,00 40.000,00 42.000,00 31.500,00 12.000,00 100.000,00 35.000,00
Rp 1.440.000,00 Rp 160.000,00 Rp 126.000,00 Rp 94.500,00 Rp 48.000,00 Rp 250.000,00 Rp 140.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
480.000,00 80.000,00 42.000,00 31.500,00 16.000,00 83.333,33 46.666,67
Rp 100.000,00 Rp 1.100.000,00 Rp 195.000,00
Rp Rp Rp
50.000,00 400.000,00 110.000,00
Rp
62.500,00
Rp
150.000,00
Rp 212.500,00 Rp 1.500.000,00 Rp 455.000,00
Rp Rp Rp
70.833,33 750.000,00 151.666,67
Rp Rp Rp Rp
2.500,00 4.000,00 4.000,00 4.000,00
Rp Rp Rp Rp
4.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00
Rp Rp Rp Rp
2.000,00 4.000,00 2.000,00 2.000,00
Rp Rp Rp Rp
8.500,00 10.000,00 8.000,00 8.000,00
Rp Rp Rp Rp
3.500,00 3.333,33 2.666,67 2.666,67
Rp
160.000,00
Rp
64.000,00
Rp
64.000,00
Rp
288.000,00
Rp
96.000,00
105
Lanjutan Lampiran 10. Keadaan Usaha Kegiatan Pendederan Udang Galah Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005 Keterangan - Bambu Kecil - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" C.Biaya variabel 1. Benur 2. Pakan Tipe P2 Pakan Tipe P3 3. Kapur 4.Pupuk Kandang 5.Buruh Persiapan Kolam 6.Buruh Panen 7.Buruh Pengelola 8. Sewa alat panen D. Penerimaan 1. Penjualan Tokolan
800
luas lahan (m2) 400 Rp 24.000,00 Rp 8.400,00 Rp 6.300,00 Rp 2.400,00 Rp 10.000,00 Rp 7.000,00
500 Rp Rp Rp Rp Rp Rp
8.000,00 8.400,00 6.300,00 2.400,00 20.000,00 7.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp
8.400,00 6.300,00 4.800,00 20.000,00 14.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
9.000.000,00 2.880.000,00 1.800.000,00 84.000,00 450.000,00 240.000,00 360.000,00 1.800.000,00 585.000,00
Rp 6.000.000,00 Rp 1.440.000,00 Rp 900.000,00 Rp 42.000,00 Rp 180.000,00 Rp 120.000,00 Rp 240.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7.500.000,00 1.080.000,00 1.080.000,00 84.000,00 180.000,00 240.000,00 240.000,00
Rp
Rp
585.000,00
Rp23.400.000,00
Rp13.200.000,00
585.000,00
Rp 18.000.000,00
Total luas lahan 1700 Rp 32.000,00 Rp 25.200,00 Rp 18.900,00 Rp 9.600,00 Rp 50.000,00 Rp 28.000,00
Rata-Rata 566,6666667 Rp 16.000,00 Rp 8.400,00 Rp 6.300,00 Rp 3.200,00 Rp 16.666,67 Rp 9.333,33
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
22.500.000,00 5.400.000,00 3.780.000,00 210.000,00 810.000,00 600.000,00 840.000,00 1.800.000,00 1.755.000,00
Rp 7.500.000,00 Rp 1.800.000,00 Rp 1.260.000,00 Rp 70.000,00 Rp 270.000,00 Rp 200.000,00 Rp 280.000,00 Rp 600.000,00 Rp 585.000,00
Rp 54.600.000,00
Rp 18.200.000,00
106
Lampiran 11. Analisis Usaha Kegiatan Pembesaran Udang Galah Pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005
Keterangan A.Biaya Investasi 1. Lahan 2. Kontruksi Kolam 3. Peralatan - Shelter dan Pasak - Bambu Besar - Bambu Kecil - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" B. Biaya Tetap 1. Pajak Bumi dan Bangunan 2. Sewa Lahan 3.Perawatan Peralatan - Shelter dan Pasak - Paralon 5" - Paralon 2" - Paralon 4" 4. Penyusutan Peralatan - Bambu Besar - Bambu Kecil - Plastik
1400
Rp 1.522.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
960.000,00 200.000,00 84.000,00 63.000,00 24.000,00 100.000,00 70.000,00
400
Rp
702.000,00
luas lahan (m2) 800
400 Rp 14.500.000,00 Rp 722.000,00
Rp 29.000.000,00 Rp 1.106.000,00
300
700
1200
Rp 11.000.000,00 Rp 1.157.000,00
Rp 1.605.000,00
Rp 86.000.000,00 Rp 1.722.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.920.000,00 240.000,00 84.000,00 47.250,00 24.000,00 100.000,00 70.000,00
Rp
150.000,00
Rp Rp Rp Rp
12.000,00 4.000,00 4.000,00 4.000,00
Rp Rp Rp
384.000,00 48.000,00 16.800,00
Rp
800.000,00 56.000,00 31.500,00 24.000,00 50.000,00 35.000,00
Rp Rp Rp
12.000,00 50.000,00 35.000,00
Rp Rp Rp
Rp 87.500,00 Rp 1.000.000,00
Rp
42.000,00
Rp
42.000,00
Rp Rp Rp
12.000,00 50.000,00 35.000,00
Rp Rp Rp
12.000,00 50.000,00 35.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp 175.000,00 Rp 2.000.000,00
Rp 50.000,00 Rp 1.000.000,00
Rp
50.000,00
Rp
100.000,00
Rp
37.500,00
Rp Rp Rp Rp
8.000,00 4.000,00 4.000,00 4.000,00
Rp Rp Rp
Rp Rp Rp
2.000,00 2.000,00 2.000,00
Rp Rp Rp Rp
2.500,00 2.000,00 4.000,00 2.000,00
Rp Rp Rp
2.000,00 2.000,00 2.000,00
Rp Rp Rp
192.000,00 40.000,00 16.800,00
Rp
160.000,00
Rp
11.200,00
Rp
2.000,00 2.000,00 2.000,00
8.400,00
Rp
8.400,00
Rp Rp Rp
24.000,00 50.000,00 35.000,00
2.000,00 4.000,00 2.000,00
107
Lanjutan Lampiran 11. Analisis Usaha Kegiatan Pembesaran Udang Galah Pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005
Keterangan - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" C.Biaya variabel 1. Tokolan 2. Pakan Tipe P3 Pakan Tipe P4 3. Kapur 4.Pupuk Kandang 5.Buruh Persiapan Kolam 6.Buruh Panen 7.Buruh Pengelola 8.Sewa alat panen D. Penerimaan 1. Penjualan Udang
Rp Rp Rp Rp
1400 12.600,00 4.800,00 20.000,00 14.000,00
400 Rp Rp Rp
2.400,00 10.000,00 7.000,00
400 Rp Rp Rp
2.400,00 10.000,00 7.000,00
luas lahan (m2) 800 Rp 6.300,00 Rp 4.800,00 Rp 10.000,00 Rp 7.000,00
300 Rp Rp Rp
2.400,00 10.000,00 7.000,00
700 Rp Rp Rp
4.800,00 10.000,00 7.000,00
Rp Rp Rp Rp
1200 9.450,00 4.800,00 20.000,00 14.000,00
Rp 6.000.000,00 Rp 1.800.000,00 Rp 1.440.000,00 Rp 42.000,00 Rp 150.000,00 Rp 240.000,00 Rp 240.000,00
Rp 3.600.000,00 Rp 1.350.000,00 Rp 900.000,00 Rp 21.000,00 Rp 150.000,00 Rp 60.000,00 Rp 120.000,00
Rp 3.600.000,00 Rp 1.350.000,00 Rp 1.350.000,00 Rp 63.000,00 Rp 75.000,00
Rp 4.200.000,00 Rp 1.620.000,00 Rp 1.530.000,00 Rp 21.000,00 Rp 150.000,00
Rp 2.100.000,00 Rp 900.000,00 Rp 900.000,00 Rp 21.000,00 Rp 60.000,00
Rp 2.880.000,00 Rp 1.800.000,00 Rp 450.000,00 Rp 42.000,00 Rp 150.000,00
Rp
120.000,00
Rp
180.000,00
Rp
120.000,00
Rp
180.000,00
Rp
Rp
Rp
180.000,00
Rp
195.000,00
Rp
63.000,00
Rp
126.000,00
Rp 7.200.000,00 Rp 2.700.000,00 Rp 1.800.000,00 Rp 42.000,00 Rp 240.000,00 Rp 240.000,00 Rp 240.000,00 Rp 450.000,00 Rp 285.000,00
Rp 8.820.000,00
Rp 19.950.000,00
241.500,00
Rp 16.905.000,00
172.500,00
Rp 12.075.000,00
Rp 12.600.000,00
Rp 13.650.000,00
Rp 4.410.000,00
108
Lanjutan Lampiran 11. Analisis Usaha Kegiatan Pembesaran Udang Galah Pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005
luas lahan (m2) Keterangan A.Biaya Investasi 1. Lahan 2. Kontruksi Kolam 3. Peralatan - Shelter dan Pasak - Bambu Besar - Bambu Kecil - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4"
800
800
400
800
1000
400
Rp 43.000.000,00 Rp 1.106.000,00
Rp 1.367.000,00
Rp 14.500.000,00 Rp 398.000,00
Rp 1.322.000,00
Rp 36.000.000,00 Rp 1.306.000,00
Rp14.500.000,00 Rp 402.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
800.000,00 180.000,00 70.000,00 31.500,00 12.000,00 100.000,00 35.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp 1.280.000,00 Rp 200.000,00 Rp 42.000,00 Rp 31.500,00 Rp 24.000,00 Rp 100.000,00 Rp 70.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
320.000,00 40.000,00 42.000,00 31.500,00 12.000,00 50.000,00 35.000,00
B. Biaya Tetap 1. Pajak Bumi dan Bangunan 2. Sewa Lahan
Rp
100.000,00
Rp 100.000,00 Rp 1.100.000,00
Rp
125.000,00
Rp
50.000,00
4.Perawatan Peralatan - Shelter dan Pasak - Paralon 5" - Paralon 2" - Paralon 4" 5. Penyusutan Peralatan
Rp Rp Rp Rp
7.000,00 4.000,00 2.000,00 2.000,00
Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp
9.000,00 4.000,00 4.000,00 4.000,00
Rp Rp Rp Rp
2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00
800.000,00 180.000,00 84.000,00 63.000,00 12.000,00 50.000,00 35.000,00
Rp
320.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp
42.000,00 31.500,00 12.000,00 50.000,00 35.000,00
Rp 100.000,00 Rp 1.100.000,00
Rp
50.000,00
Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp
1.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00
7.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00
800.000,00 200.000,00 84.000,00 31.500,00 24.000,00 50.000,00 35.000,00
7.500,00 2.000,00 4.000,00 2.000,00
109
Lanjutan Lampiran 11.
Analisis Usaha Kegiatan Pembesaran Udang Galah Pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005 luas lahan (m2)
Keterangan - Bambu Besar - Bambu Kecil - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" C.Biaya variabel 1. Tokolan 2. Pakan Tipe P3 Pakan Tipe P4 3. Kapur 4.Pupuk Kandang 5.Buruh Persiapan Kolam 6.Buruh Panen 7.Buruh Pengelola 8.Sewa alat panen D. Penerimaan 1. Penjualan Udang
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
800 160.000,00 36.000,00 14.000,00 6.300,00 2.400,00 20.000,00 7.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
800 160.000,00 36.000,00 16.800,00 12.600,00 2.400,00 10.000,00 7.000,00
Rp
400 64.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp
8.400,00 6.300,00 2.400,00 10.000,00 7.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
800 160.000,00 40.000,00 16.800,00 6.300,00 4.800,00 10.000,00 7.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1000 256.000,00 40.000,00 8.400,00 6.300,00 4.800,00 20.000,00 14.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
400 64.000,00 8.000,00 8.400,00 6.300,00 2.400,00 10.000,00 7.000,00
Rp 4.800.000,00 Rp 1.350.000,00 Rp 900.000,00 Rp 42.000,00 Rp 150.000,00
Rp 4.800.000,00 Rp 1.350.000,00 Rp 900.000,00 Rp 42.000,00 Rp 180.000,00
Rp 1.800.000,00 Rp 540.000,00 Rp 450.000,00 Rp 42.000,00 Rp 120.000,00
Rp 4.200.000,00 Rp 1.620.000,00 Rp 1.530.000,00 Rp 21.000,00 Rp 120.000,00
Rp 4.200.000,00 Rp 1.620.000,00 Rp 1.530.000,00 Rp 42.000,00 Rp 225.000,00
Rp 2.100.000,00 Rp 900.000,00 Rp 900.000,00 Rp 21.000,00 Rp 90.000,00
Rp Rp Rp Rp
60.000,00 180.000,00 450.000,00 225.000,00
Rp 60.000,00 Rp 180.000,00 Rp 3.150.000,00 Rp 225.000,00
Rp 60.000,00 Rp 120.000,00 Rp 1.260.000,00 Rp 90.000,00
Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
240.000,00 180.000,00
Rp Rp
60.000,00 120.000,00
Rp
150.000,00
Rp
90.000,00
Rp 15.750.000,00
Rp 15.750.000,00
Rp 6.300.000,00
Rp 9.870.000,00
60.000,00 180.000,00 900.000,00 141.000,00
Rp 10.500.000,00
Rp 6.300.000,00
110
Lanjutan lampiran 11. Analisis Usaha Kegiatan Pembesaran Udang Galah Pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005
Keterangan A.Biaya Investasi 1. Lahan 2. Kontruksi Kolam 3. Peralatan - Shelter dan Pasak - Bambu Besar - Bambu Kecil - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" B. Biaya Tetap 1. Pajak Bumi dan Bangunan 2. Sewa Lahan 4.Perawatan Peralatan - Shelter dan Pasak - Paralon 5" - Paralon 2" - Paralon 4" 5. Penyusutan Peralatan - Bambu Besar
luas lahan (m2) 9400
Rata-Rata Lahan 723,0769231
Rp248.500.000,00 Rp 8.536.000,00
Rp 31.062.500,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
8.000.000,00 1.240.000,00 672.000,00 362.250,00 228.000,00 850.000,00 560.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
888.888,89 177.142,86 61.090,91 40.250,00 17.538,46 65.384,62 43.076,92
Rp Rp
650.000,00 4.000.000,00
Rp Rp
216.666,67 800.000,00
Rp Rp Rp Rp
256.000,00 34.000,00 38.000,00 32.000,00
Rp Rp Rp Rp
7.206,35 2.615,38 2.923,08 2.461,54
Rp
1.600.000,00
Rp
177.777,78
111
Lanjutan lampiran 11. Analisis Usaha Kegiatan Pembesaran Udang Galah Pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Tahun 2005
Keterangan - Bambu Kecil - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" C.Biaya variabel 1. Tokolan 2. Pakan Tipe P3 Pakan Tipe P4 3. Kapur 4.Pupuk Kandang 5.Buruh Persiapan Kolam 6.Buruh Panen 7.Buruh Pengelola 8.Sewa alat panen D. Penerimaan 1. Penjualan Udang
luas lahan (m2) 9400 Rp 248.000,00 Rp 134.400,00 Rp 72.450,00 Rp 45.600,00 Rp 170.000,00 Rp 112.000,00
Rata-Rata Lahan 723,0769231 Rp 35.428,57 Rp 12.218,18 Rp 8.050,00 Rp 3.507,69 Rp 13.076,92 Rp 8.615,38
Rp 29.580.000,00 Rp 11.520.000,00 Rp 8.370.000,00 Rp 252.000,00 Rp 975.000,00
Rp 2.275.384,62 Rp 886.153,85 Rp 643.846,15 Rp 19.384,62 Rp 75.000,00
Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp
540.000,00 1.200.000,00 450.000,00 1.263.000,00
Rp 88.410.000,00
41.538,46 92.307,69 34.615,38 97.153,85
Rp 6.800.769,23
112
113
Lampiran 12. Keadaan Usaha Pada Kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 Keterangan Jumlah A. Biaya Investasi 1. Rumah Jaga Rp 1.500.000,00 2. Peralatan Panen a.Patromak Rp 40.000,00 b.Timbangan Rp 125.000,00 c.Buleng Rp 160.000,00 d.Jala Besar Rp 500.000,00 e.Anco Rp 50.000,00 f. Tambang Rp 13.500,00 g.Lambit Rp 20.000,00 h.Sepatu boot Rp 20.000,00 I.Payung Rp 20.000,00 j.Selang Rp 10.000,00 k. Tabung Oksigen Rp 750.000,00 l.Jodang Rp 60.000,00 m.Jala Kecil Rp 300.000,00 3. Peralatan Kantor a.Whiteboard Sedang Rp 45.000,00 b.Whiteboard Kecil Rp 25.000,00 c. Spidol Rp 3.700,00 d. Penghapus Rp 2.500,00 e. Buku Kas Rp 6.500,00 f. Buku Folio Rp 16.000,00 g. Bolpoin Rp 4.000,00 h.Tempat Arsip Rp 20.000,00 i.Map Arsip Rp 6.300,00 4. Peralatan kolam penampungan a. bambu besar Rp 800.000,00 b. Bambu kecil Rp 120.000,00 c. plastik Rp 84.000,00 d. paku Rp 31.500,00 e. paralon 2'' Rp 12.000,00 f. paralon 5'' Rp 50.000,00 g. paralon 4" Rp 35.000,00 5 Kontruksi kolam Rp 866.000,00
114
Lanjutan Lampiran 12. Keadaan Usaha Pada Kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 Keterangan Jumlah B. Biaya Tetap 1. Pembayaran Gaji - Ketua - Bendahara - Sekertaris 2. Sewa lahan 2. Biaya Penyusutan Peralatan *Peralatan Panen a.Patromak b.Timbangan c.Buleng d.Jala Besar e.Anco f. Tambang g.Lambit h.Sepatu boot I.Payung j.Selang k. Tabung Oksigen l.Jodang m.Jala Kecil *Peralatan Kantor a.Whiteboard Sedang b.Whiteboard Kecil c. Spidol d. Penghapus e. Buku Kas f. Buku Folio g. Bolpoin h.Tempat Arsip i.Map Arsip 3. Biaya Perawatan *Peralatan Panen a.Patromak b.Timbangan
Rp Rp Rp Rp
1.200.000,00 600.000,00 600.000,00 1.500.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
20.000,00 25.000,00 80.000,00 166.666,67 16.666,67 4.500,00 6.666,67 4.000,00 4.000,00 5.000,00 107.142,86 20.000,00 100.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7.500,00 4.166,67 14.800,00 10.000,00 13.000,00 16.000,00 16.000,00 4.000,00 1.260,00
Rp Rp
20.000,00 500,00
115
Lanjutan Lampiran 12. Keadaan Usaha Pada Kegiatan Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah, Tahun 2005 Keterangan c.Buleng d.Jala Besar e.Anco f. Tambang g.Lambit h.Sepatu boot I.Payung j.Selang k. Tabung Oksigen l.Jodang m.Jala Kecil *Peralatan Kantor a.Whiteboard Sedang b.Whiteboard Kecil c. Spidol d. Penghapus e. Buku Kas f. Buku Folio g. Bolpoin h.Tempat Arsip i.Map Arsip C. Biaya Variabel 1. Pakan - Panter 2 - Panter 3 - Panter 4 2. Benih 3. Isi Tabung Oksigen 4. Biaya transportasi + kosumsi 5. Pembayaran telepon D. Pendapatan 1. Pakan 2. Benih 3. Tokolan 4. Udang 5. Sewa alat panen
Jumlah Rp 4.000,00 Rp 3.000,00 Rp 2.000,00 Rp
4.000,00
Rp
500,00
Rp Rp Rp
20.000,00 4.000,00 3.000,00
Rp Rp
1.500,00 1.500,00
Rp 5.242.500,00 Rp 21.357.000,00 Rp 13.122.000,00 Rp 20.250.000,00 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 Rp 600.000,00 Rp 42.660.000,00 Rp 22.500.000,00 Rp 1.365.000,00 Rp 4.368.000,00 Rp 7.917.000,00
116
Lampiran 13. Identifikasi Biaya Manfaat Langsung Kondisi Tanpa Proyek, Tahun 2005 Analisis Finansial (Rp) A.Biaya Investasi 1. Lahan - Sawah - Kolam 2. Kontruksi Kolam 3. Peralatan a. Kegiatan Sawah - Cangkul - sabit - Semprotan b. Kegiatan Kolam - Bambu Besar - Plastik - Paku
Analisis ekonomi (Rp)
Umur Ekonomis (Tahun)
Rp Rp
283.500.000,00 25.500.000,00
Rp Rp
283.500.000,00 25.500.000,00
Rp
2.705.000,00
Rp
1.905.000,00
10
Rp Rp Rp
1.050.000,00 225.000,00 1.000.000,00
Rp Rp Rp
1.050.000,00 225.000,00 1.000.000,00
5 5 10
Rp
1.040.000,00
Rp
1.040.000,00
5
Rp Rp
91.000,00 52.500,00
Rp Rp
91.000,00 52.500,00
5 5
- Paralon 2"
Rp
36.000,00
Rp
36.000,00
5
- Paralon 5"
Rp
200.000,00
Rp
200.000,00
5
- Anco - Sirib - Buleng Total Biaya Investasi B. Biaya Tetap 1. PBB 2. Sewa lahan 3. Perawatan Peralatan a. Kegiatan sawah - Cangkul - sabit - Semprotan b. Kegiatan Kolam - Bambu Besar
Rp Rp Rp
150.000,00 120.000,00 240.000,00
Rp Rp Rp
150.000,00 120.000,00 240.000,00
3 3 2
Rp
315.909.500,00
Rp
315.109.500,00
Rp Rp
1.500.000,00 5.420.170,00
Rp Rp
5.420.170,00
Rp Rp Rp
22.500,00 15.000,00 20.000,00
Rp Rp Rp
22.500,00 15.000,00 20.000,00
5 5 10
Rp
3.250,00
Rp
3.250,00
5
- Paralon 2"
Rp
3.000,00
Rp
3.000,00
5
- Paralon 5"
Rp
4.000,00
Rp
4.000,00
5
- Anco - Sirib - Buleng
Rp Rp Rp
6.000,00 6.000,00 3.000,00
Rp Rp Rp
6.000,00 6.000,00 3.000,00
3 3 2
Keterangan
per kg per kg Lente=4 Meter Lente=4 Meter
Lente=4 Meter Lente=4 Meter
117
Lanjutan Lampiran 13. Identifikasi Biaya Manfaat Langsung Kondisi Tanpa Proyek, Tahun 2005 Analisis Finansial (Rp) 4. Penyusutan Peralatan a. Kegiatan sawah - Cangkul - sabit - Semprotan b. Kegiatan .Kolam - Bambu Besar - Plastik - Paku
Analisis ekonomi (Rp)
Rp Rp Rp
210.000,00 45.000,00 100.000,00
Rp Rp Rp
210.000,00 45.000,00 100.000,00
Rp
208.000,00
Rp
208.000,00
Rp Rp
18.200,00 10.500,00
Rp Rp
18.200,00 10.500,00
- Paralon 2"
Rp
7.200,00
Rp
7.200,00
- Paralon 5"
Rp
40.000,00
Rp
40.000,00
- Anco - Sirib - Buleng TFC C. BiayaVariabel a. Kegiatan sawah 1. Persiapan Lahan - Perbaikan pematang - Sewa Traktor - Buruh Tandur - Buruh menyiangi
Rp Rp Rp Rp
50.000,00 40.000,00 120.000,00 7.851.820,00
Rp Rp Rp Rp
50.000,00 40.000,00 120.000,00 6.351.820,00
Rp
1.305.000,00
Rp
652.500,00
Rp
4.770.000,00
Rp
4.770.000,00
Rp
1.056.000,00
Rp
528.000,00
Rp
696.000,00
Rp
348.000,00
Rp
404.250,00
Rp
404.250,00
- TSP
Rp
504.000,00
Rp
504.000,00
- KCL
Rp
571.200,00
Rp
571.200,00
- ZA
Rp
436.800,00
Rp
517.440,00
- Urea
Rp
706.875,00
Rp
791.700,00
4. Obat-obatan
Rp
1.080.000,00
Rp
1.080.000,00
5. Buruh panen b.Kegiatan Kolam 1. Benih Ikan ...Nila
Rp
3.750.000,00
Rp
1.875.000,00
Rp
400.000,00
Rp
400.000,00
2. Benih
Umur Ekonomis (Tahun)
Keterangan
5 5 10
per kg per kg Lente=4 Meter Lente=4 Meter
0,004 kg per m2
3. Pupuk 0,012 kg per m2 0,012 kg per m3 0,012 kg per m4 0,018 kg per m2 50 ml per botol
per kg
118
Lanjutan Lampiran 13. Identifikasi Biaya Manfaat Langsung Kondisi Tanpa Proyek, Tahun 2005 Analisis Finansial (Rp) 2. Benih Ikan ..Nilem 3. Buruh Panen TVC TC D. Penerimaan 1. Penjualan Padi 2. Penjualan Ikan ..Nila 3. Penjualan Ikan ...Nilem TR E. Keuntungan TR-TC
Analisis ekonomi (Rp)
Rp
630.000,00
Rp
630.000,00
Rp Rp Rp
280.000,00 16.590.125,00 24.441.945,00
Rp Rp Rp
140.000,00 13.212.090,00 19.563.910,00
Rp
24.899.400,00
Rp
24.899.400,00
Rp
3.520.000,00
Rp
3.520.000,00
Rp
4.032.000,00
Rp
4.032.000,00
Rp
32.451.400,00
Rp
32.451.400,00
Rp
8.009.455,00
Rp
12.887.490,00
Umur Ekonomis (Tahun)
Keterangan per kg
119
Lampiran 14. Identifikasi Biaya Manfaat Langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005 Analisis Finansial (Rp) A.Biaya Investasi 1. Lahan 2. Kontruksi ...Kolam - Pendederan - Pembesaran - Penampungan 3. Rumah jaga 4. Peralatan - Bambu Besar - Bambu Kecil - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" - Patromak - Timbangan - Buleng - Jala Besar - Anco - Tambang - Lambit - Sepatu boot - Payung - Selang - Tabung Oksigen - Jodang - Jala Kecil - Whiteboard Sedang - Whiteboard Kecil - Spidol - Penghapus - Buku Kas - Buku Folio - Bolpoin - Tempat Arsip - Map Arsip Total Biaya Investasi B. Biaya Tetap 1. PBB 2.Sewa lahan
Rp
266.500.000,00
Analisis ekonomi (Rp)
Rp
Umur Ekonomis (Tahun)
Keterangan
266.500.000,00 10
Rp Rp Rp Rp
3.696.000,00 14.437.000,00 866.000,00 1.500.000,00
Rp Rp Rp Rp
2.196.000,00 8.937.000,00 516.000,00 1.500.000,00
10 10
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
10.240.000,00 1.520.000,00 882.000,00 488.250,00 288.000,00 1.150.000,00 735.000,00 40.000,00 125.000,00 160.000,00 500.000,00 50.000,00 13.500,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 10.000,00 750.000,00 60.000,00 300.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
10.240.000,00 1.520.000,00 882.000,00 488.250,00 288.000,00 1.150.000,00 735.000,00 40.000,00 125.000,00 160.000,00 500.000,00 50.000,00 13.500,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 10.000,00 750.000,00 60.000,00 300.000,00
5 5 5 5 5 5 5 2 5 2 3 3 3 3 5 5 2 7 3 3 6
Rp
45.000,00
Rp
45.000,00
6
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
25.000,00 3.700,00 2.500,00 6.500,00 16.000,00 4.000,00 20.000,00 6.300,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
25.000,00 3.700,00 2.500,00 6.500,00 16.000,00 4.000,00 20.000,00 6.300,00
0,25 0,25 0,5 1 0,25 5 5
Rp
304.499.750,00
Rp
297.149.750,00
Rp Rp
1.500.000,00 9.200.000,00
Rp
9.200.000,00
Per bambu Per bambu Per kg Per kg Lente=4m Lente=4m Lente=4m
Per m
120
Lanjutan Lampiran 14. Identifikasi Biaya Manfaat Langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005 Analisis Finansial (Rp) 3.Perawatan Peralatan - Shelter dan Pasak - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" - Patromak - Timbangan - Buleng - Jala Besar - Anco - Lambit - Payung - Tabung Oksigen - Jodang - Jala Kecil - Spidol - Penghapus 4. Penyusutan Peralatan - Bambu Besar - Bambu Kecil - Plastik - Paku - Paralon 2" - Paralon 5" - Paralon 4" - Patromak - Timbangan - Buleng - Jala Besar - Anco - Tambang - Lambit - Sepatu boot - Payung - Selang - Tabung Oksigen - Jodang - Jala Kecil - Whiteboard Sedang - Whiteboard Kecil - Spidol
Analisis ekonomi (Rp)
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
269.500,00 48.000,00 46.000,00 42.000,00 20.000,00 500,00 4.000,00 3.000,00 2.000,00 4.000,00 500,00 20.000,00 4.000,00 3.000,00 1.500,00 1.500,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
269.500,00 48.000,00 46.000,00 42.000,00 20.000,00 500,00 4.000,00 3.000,00 2.000,00 4.000,00 500,00 20.000,00 4.000,00 3.000,00 1.500,00 1.500,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2.048.000,00 472.000,00 176.400,00 97.650,00 57.600,00 230.000,00 147.000,00 20.000,00 25.000,00 80.000,00 166.666,67 16.666,67 4.500,00 6.666,67 4.000,00 4.000,00 5.000,00 107.142,86 20.000,00 100.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2.048.000,00 472.000,00 176.400,00 97.650,00 57.600,00 230.000,00 147.000,00 20.000,00 25.000,00 80.000,00 166.666,67 16.666,67 4.500,00 6.666,67 4.000,00 4.000,00 5.000,00 107.142,86 20.000,00 100.000,00
Rp
7.500,00
Rp
7.500,00
Rp Rp
4.166,67 14.800,00
Rp Rp
4.166,67 14.800,00
Umur Ekonomis (Tahun)
Keterangan
Lente=4m Lente=4m Lente=4m
Per bambu Per bambu Per kg Per kg Lente=4m Lente=4m Lente=4m
121
Lanjutan Lampiran 14. Identifikasi Biaya Manfaat Langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005 Analisis Finansial (Rp) - Penghapus - Buku Kas - Buku Folio - Bolpoin - Tempat Arsip - Map Arsip 5. Gaji pengurus ..kelompok MGR TFC C. Biaya Variabel 1. Kegiatan ..Pendederan 2. Pakan - Panter 2 - Panter 3 - Benur
Analisis ekonomi (Rp)
Umur Ekonomis (Tahun)
Keterangan
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
10.000,00 13.000,00 16.000,00 16.000,00 4.000,00 1.260,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
10.000,00 13.000,00 16.000,00 16.000,00 4.000,00 1.260,00
Rp
2.400.000,00
Rp
2.400.000,00
Rp
17.444.519,52
Rp
15.944.519,52
Rp Rp Rp
5.400.000,00 3.780.000,00 22.500.000,00
Rp Rp Rp
5.400.000,00 3.780.000,00 22.500.000,00
- Kapur
Rp
210.000,00
Rp
210.000,00
- Pupuk Kandang
Rp
810.000,00
Rp
810.000,00
Rp
600.000,00
Rp
300.000,00
Per HOK
Rp Rp Rp
840.000,00 3.600.000,00 1.755.000,00
Rp Rp Rp
420.000,00 1.800.000,00 1.755.000,00
Per HOK Per HOK
Rp Rp Rp Rp Rp
18.900.000,00 14.580.000,00 51.480.000,00 462.000,00 1.860.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp
18.900.000,00 14.580.000,00 51.480.000,00 462.000,00 1.860.000,00
Rp
1.080.000,00
Rp
540.000,00
Rp Rp Rp
2.160.000,00 13.500.000,00 2.184.000,00
Rp Rp Rp
1.080.000,00 6.750.000,00 2.184.000,00
Rp Rp Rp Rp
5.242.500,00 21.357.000,00 13.122.000,00 20.250.000,00
Rp Rp Rp Rp
5.242.500,00 21.357.000,00 13.122.000,00 20.250.000,00
Rp
100.000,00
Rp
100.000,00
- Buruh Persiapan ..Kolam - Buruh Panen - Buruh Pengelola - Sewa alat panen 3. Kegiatan …Pembesaran - Pakan - Panter 3 - Panter 4 - Tokolan - Kapur - Pupuk Kandang - Buruh Persiapan ..Kolam - Buruh Panen - Buruh Pengelola - Sewa alat panen 4. Kegiatan ..Kelompok MGR 1. Pakan - Panter 2 - Panter 3 - Panter 4 2. Benih 3. Isi Tabung ..Oksigen
Per bulan
Per ekor 1,5 gram per m2 500 gram perm2
122
Lanjutan Lampiran 14. Identifikasi Biaya Manfaat Langsung Kondisi Proyek, ..Tahun 2005 Analisis Finansial (Rp) 4. Biaya ..transportasi + ..kosumsi 5. Biaya Telepon TVC TC D. Pendapatan 1. Kegiatan …Pendederan 2. Kegiatan ...Pembesaran 3. Kegiatan ..Kelompok MGR TR E. Keuntungan TR-TC
Analisis ekonomi (Rp)
Rp
100.000,00
Rp
100.000,00
Rp Rp Rp
600.000,00 206.472.500,00 223.917.019,52
Rp Rp Rp
600.000,00 195.582.500,00 211.527.019,52
Rp
54.600.000,00
Rp
54.600.000,00
Rp
152.880.000,00
Rp
152.880.000,00
Rp
78.810.000,00
Rp
78.810.000,00
Rp
286.290.000,00
Rp
286.290.000,00
Rp
62.372.980,48
Rp
74.762.980,48
Umur Ekonomis (Tahun)
Keterangan
Per ekor Per kg
123
Lampiran 15. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Tanpa Proyek, Tahun 2005 A. Kegiatan Usaha Sawah 1. Usaha penjualan benih, pupuk, dan obat-obatan a. Manfaat = 30 Kg × Rp3500,00/kg × 3 MT
- Benih Padi
= Rp 315.000,00 - Pupuk :
TSP
= 50 Kg × Rp1.500,00 × 3 MT = Rp 225.000,00
KCL
= 50 Kg × Rp1.700,00 × 3 MT = Rp 255.000,00
ZA
= 50 Kg × Rp1.540,00 × 3 MT = Rp 231.000,00
Urea
= 100 Kg × Rp1.400,00 × 3 MT = Rp420.000,00 = 4 Botol × Rp 20.000,00 × 3 MT
- Obat-obatan
= Rp 240.000,00 Nilai Kapitalisasi
= Rp1.686.000,00
b. Biaya - Pembelian benih padi
= 30 Kg × Rp3000,00/kg × 3 MT = Rp270.000,00
- Pupuk :
TSP
= 50 Kg × Rp1.250,00 × 3 MT = Rp187.500,00
KCL
= 50 Kg × Rp1.500,00 × 3 MT = Rp225.000,00
ZA
= 50 Kg × Rp1.200,00 × 3 MT = Rp180.000,00
Urea
= 100 Kg × Rp1.050,00 × 3 MT = Rp315.000,00
- Obat-obatan
= 4 Botol × Rp 18.000,00 × 3 MT = Rp216.000,00
Nilai Kapitalisasi
= Rp 1.393.500,00
124
Lanjutan Lampiran 15. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Tanpa Proyek, Tahun 2005 2. Tenaga kerja persiapan lahan sawah a. Manfaat - Buruh perbaikan pematang = 29 orang × Rp7.500,00/HKP × 1 HKP × 3 MT = Rp652.500,00 - Buruh Penanaman bibit
= 43 orang × Rp4.000,00/HKP × 1 HKP × 3 MT = Rp516.000,00
- Buruh Menyiangi
= 27 orang × Rp4.000,00/HKP × 1 HKP × 3 MT = Rp324.000,00
Nilai Kapitalisasi
= Rp1.492.500,00
b. Biaya - Penyusutan cangkul
= Rp14.000,00 × 29 orang = Rp406.000,00
- Perawatan Cangkul
= Rp1.500,00 × 29 orang = Rp43.500,00
Nilai Kapitalisasi
= Rp449.500,00
3. Penyewaan Traktor a. Manfaat
= 10.600 m2 × Rp150,00/m2 × 1 HKP × 3 MT = Rp4.770.000,00
b. Biaya
= 15 liter × Rp4.500,00 × 3 MT = Rp202.500,00
125
Lanjutan Lampiran 15. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Tanpa Proyek, Tahun 2005
4. Tenaga kerja panen a. Manfaat
= 125 Orang × Rp5000,00/ HKP × 1 HKP × 3 MT = Rp1.875.000,00
b. Biaya - Penyusutan sabit
= 125 Orang × RP3.000,00 = Rp375.000,00
- Perawatan sabit
= 125 Orang × RP1.000,00 = Rp125.000,00
Nilai Kapitalisasi = Rp500.000,00
5. Usaha Penggilingan Padi a. Manfaat
= Rp150,00/Kg × 7117 Kg × 3 MT = Rp3.202.650,00
b. Biaya
= 100 liter × Rp4.500,00 × 3 MT = Rp1.350.000,00
126
Lanjutan Lampiran 15. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Tanpa Proyek, Tahun 2005 B. Kegiatan Usaha Budidaya Ikan Campuran 1. Usaha Benih Ikan A. manfaat - Benih Nila
= 50 Kg × Rp10.000,00/Kg × 2 MT = Rp1.000.000,00
- Benih Nilem
= 70 Kg × Rp15.000,00/Kg × 2 MT = Rp2.100.000,00
Nilai kapitalisasi
= Rp3.100.000,00
b. Biaya - Tenaga kerja
= 1 orang × Rp5.000,00/HKP × 68 HKP × 2 MT = Rp680.000,00
- Sewa lahan
Nilai Kapitalisasi
= Rp346.680,000
= Rp1.026.680,00
2. Tenaga kerja Panen a. Manfaat
= 7 orang × Rp10.000,00/HKP × 1 HKP × 2 MT = Rp140.000,00
b. Biaya
=0
3. Tenaga kerja Kontruksi Kolam a. Manfaat
= 10 Orang × Rp10.000,00/HKP × 8 HKP = Rp800.000,00
b. Biaya - Penyusutan cangkul
= 10 Orang × Rp14.000,00 = Rp140.000,00
- Perawatan cangkul
= 10 Orang × Rp1.500,00 = Rp15.000,00
Nilai Kapitalisasi
= Rp155.000,00
127
Lampiran 16. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005 1. Tenaga kerja Kontruksi kolam A. Manfaat a. Kegiatan pendederan
= 10 orang × Rp10.000,00/HKP × 15 HKP = Rp1.500.000,00
b. Kegiatan Pembesaran
= 22 orang × Rp10.000,00/HKP × 25 HKP = Rp5.500.000,00
Nilai Kapitalisasi
= Rp7.000.000,00
B. Biaya a. Penyusutan Kegiatan Pendederan = 10 orang × Rp14.000,00 = Rp140.000,00 Perawatan Kegiatan Pendederan
= 10 orang × Rp1.500,00 = Rp15.000,00
b. Penyusutan Kegiatan Pembesaran = 22 orang × Rp14.00,00 = Rp308.000,00 Perawatan Kegiatan Pembesaran
= 22 orang × Rp1.500,00 = Rp33.000,00
Nilai Kapitalisasi
= Rp496.000,00
128
Lanjutan Lampiran 16. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005 2. Usaha Pupuk Kandang A. Manfaat : - Kegiatan Pendederan = 27 Karung x Rp5.000,00/karung x 6 MT = Rp 810.000,00 - Kegiatan Pembesaran = 124 Karung x Rp5.000,00/karung x 3 MT = Rp1.860.000,00 Nilai Kapitalisasi
= Rp2.670.000,00
B. Biaya : - Kegiatan Pendederan = 27 Karung x Rp1.000,00/karung x 6 MT = Rp162.000,00 - Kegiatan Pembesaran = 124 Karung x Rp1.000,00/karung x 3 MT = Rp372.000,00 Nilai Kapitalisasi
= Rp534.000,00
129
Lanjutan Lampiran 16. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005 3. Usaha kapur A. Manfaat - Kapur tohor
= 82 Karung × Rp4.000/Karung = Rp328.000
-
Kapur dolamit - Kegiatan Pendederan = 125 Kg x Rp280,00/Kg x 6 MT = Rp210.000,00 - Kegiatan Pembesaran = 550 Kg x Rp280,00/Kg x 3 MT = Rp462.000,00 Nilai Kapitalisasi
= Rp1.000.000,00
B. Biaya - Pembelian Kapur tohor
= 82 Karung × Rp3.000,00/Karung = Rp246.000,00
-
Kapur dolamit - Kegiatan Pendederan = 125 Kg x Rp150,00/Kg x 6 MT = Rp112.500,00 - Kegiatan Pembesaran = 550 Kg x Rp150,00/Kg x 3 MT = Rp247.500,00 Nilai Kapitalisasi
= Rp606.000,00
130
Lanjutan Lampiran 16. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005
4. Usaha Bambu A. Manfaat a. Kegiatan Pembesaran : - Bambu besar
= 500 Batang × Rp16.000,00 = Rp 8.000.000,00
- Bambu Kecil
= 620 Batang × Rp2.000,00 = Rp1.240.000,00
a. Kegiatan Pedederan : - Bambu besar
= 90 Batang × Rp16.000,00 = Rp1.440.000,00
- Bambu Kecil
= 80 Batang × Rp2.000,00 = Rp160.000,00
Nilai Kapitalisasi
= Rp10.840.000,00
B. Biaya = Rp100.000,00 × 10 kali
Transportasi
= Rp1.000.000,00
5. Tenaga Kerja Panen A. Manfaat a. Kegiatan Pendederan = 7 Orang × Rp10.000,00/HKP × 1 HKP × 6 MT = Rp420.000,00 b. Kegiatan Pembesaran = 36 Orang × Rp10.000,00/HKP × 1 HKP×3 MT = Rp1.080.000,00 Nilai kapitalisasi
B. Biaya
= Rp1.500.000,00
=0
131
Lanjutan Lampiran 16. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005
6. Tenaga Kerja Harian A. Manfaat - Kegiatan Pendederan = 1 Orang × Rp5000,00/HKP × 60 HKP × 6 MT = Rp1.800.000,00 - Kegiatan Pembesaran = 5 Orang × Rp5000,00/HKP × 90 HKP × 3 MT = Rp6.750.000,00 Nilai Kapitalisasi B. Biaya
= Rp8.550.000,00 =0
7. Tenaga Kerja Persiapan Kolam A. Manfaat - Kegiatan Pendederan = 5 Orang × Rp10.000,00/HKP × 1 HKP × 6 MT = Rp300.000,00 - Kegiatan Pembesaran = 18 Orang × Rp10.000/HKP × 1 HKP × 3 MT = Rp540.000,00 Nilai Kapitalisasi
= Rp840.000,00
B. Biaya a. Penyusutan Kegiatan Pendederan
= 5 orang × Rp14.000,00 = Rp70.000,00
Perawatan Kegiatan Pendederan
= 5 orang × Rp1.500,00 = Rp7.500,00
b. Penyusutan Kegiatan Pembesaran
= 18 orang × Rp14.000,00 = Rp252.000,00
Perawatan Kegiatan Pembesaran
= 18 orang × Rp1.500,00 = Rp27.000,00
Nilai Kapitalisasi
= Rp356.500,00
132
Lanjutan Lampiran 16. Identifikasi secara Ekonomi Biaya-Manfaat Tidak langsung Kondisi Proyek, Tahun 2005 6. Pedagang pengumpul udang A. Manfaat = 1456 Kg × Rp40.000,00 × 3 MT = Rp174.720.000,00
B. Biaya a. Penyusutan peralatan = Rp1.327.380,951 b. Beli Battrey
= 28 Buah × Rp 2000,00 × 3MT = Rp168.000,00
c. Transportasi
= Rp100.000,00 x 3 MT = Rp300.000,00
d. Pembelian udang
= 1456 Kg × Rp36.000,00 × 3 MT = Rp157.248.000,00
Nilai Kapitalisasi
= Rp159.043.381,00
133
Lampiran 17. Rumah Jaga Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya, Kecamatan karangpawitan, Kabupaten Garut
Rumah Jaga Kelompok
134
Lampiran 18. Proses Panen Pada Kegiatan Pendederan
Proses Penyurutan air
Proses Pengambilan Tokolan
135
Lanjutan Lampiran 18. Proses Panen Pada Kegiatan Pendederan
Proses Sampling Tokolan
136
Lampiran 19. Proses Panen Pada Kegiatan Pembesaran
Proses Pengambilan Udang Pada Kolam Pembesaran
Proses Sampling Hasil Panen Pembesaran Udang Galah
137
Lampiran 20. Lokasi Kolam Udang Galah Pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah di Desa Situjaya
Kolam Pembesaran Udang Galah
Kolam Pendederan Udang Galah
83
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan
1)
Proses produksi pada kegiatan pendederan dan pembesaran Udang Galah di Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah meliputi kegiatan persiapan kolam, penebaran bibit, pemberian pakan, pemeliharaan dan pemanenan.
2)
Sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya Udang Galah pada Kelompok Tani Mitra Gemah Ripah berasal dari Situ Ciburial yang memiliki debit air sebesar 29 m3 per detik.
3)
Berdasarkan pengklasifikasian usaha budidaya Udang Galah sesuai dengan debit air yang digunakan untuk kebutuhan produksi Udang Galah, maka usaha pendederan dan pembesaran Udang Galah yang terdapat di Desa Situjaya termasuk sistem budidaya semi intensif.
4)
Kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok tani Mitra Gemah Ripah dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Situjaya. Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan sawah dan kegiatan budidaya ikan campuran, yaitu sebesar Rp12.887.490,00 per tahun dan keuntungan dari usaha budidaya Udang Galah yaitu sebesar Rp74.762.980,00 per tahun. Nilai Incremental Net Benefit yang diperoleh dari pengalihan fungsi lahan tersebut, yaitu sebesar Rp61.875.490,00 per tahun.
6)
Berdasarkan nilai NPV sebesar Rp288.149.354,53 dan NET BCR sebesar 1,95 maka usaha budidaya Udang Galah yang dilaksanakan di Desa Situjaya adalah layak.
7)
Keberhasilan usaha budidaya Udang Galah di Desa Situjaya tidak lepas dari dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Garut dalam bentuk bantuan modal untuk usaha budidaya Udang Galah dan pendampingan dari STTPL-Bogor dan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut.
6.2 Saran 1)
Perlu dilakukan pengaturan penggunaan air untuk menghindari konflik antara para pembudidaya Udang Galah dengan para petani sawah, karena